ABDTTNSANT UNEVER$TTAS hTATARAM 1,'lttOVASl IPE[{CEMASANIGULA-AREN DAN PEMAI*FAATAN |IMBAH BUNGA AREN SEBAGAI. PAKAN LEBAH MADU UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI NiMd laksmi Ernawati, dan Erwan Bambang Supeno, Sudarmadji Rahardjo, L-7 2. APLIKASI TEKNIK MIKROBIAL DALAM PEMBUATAN KOMPOS MENGGUNAKAN LIMBAH PADA 3' 8-13 SrilPuli Astutil, ratunshmanl, Erin Ryafltl Gunawanl, dan Sari Novida INTRODUKSI ALAT TANGKAP BAGAN APUNG UNTUK PEMENUHAN PAKAN IKAN fiUCAH 8A6I 4. t4-Ll lliniarti, Nunik,Cokrowati. dan Dewi Hur'aeni Setyowati l PENGEIOTAAN USAHA GARAM BERIOD-IUM PAOA KETOMPOK PETANI GARAM DI .LOMBOI( PEMBUDIDAYA KERAPU Nanda TENGAH Mulimih sui'yatni,.Santi Nuruily, dan lntan Ra*hmawati 18-25 APIIKASI TEKNOLOGI PEMUPUMN BERSASIS ASAM HUMAT TERIMOBILISASI DALAM RUMPUT LAUT PADA TANAMAN JAGUNG DI LAHAN KERING . 26-31 Dhony Hermanto, Siti Raudhatul Kamali, Rina Kurnianingsih, dan Nurul lsmillayli DI MNDANG KUMPUT DESA KETUJUR .tl FENE'RAPAN SINKRONISASI ESTRUS PADA SAPI BALI KABUPATEN LOMBOK TENGAH NUSA TENGGARA BARAT EnnyYuliani, Lukman HY, I Wayan Lanus Sumadiasa, dan 1 EndangAstuti 32-38 PENERAPAN MESIN PEMISAH BUI DAN SARI BUAH PADA KELOMPOK PERAJIN DODOL MARKISA DI MALINO SULAWESI SELATAN ' {lazarirddin ,r-0, Ansar, St. Rohani, dan PENERAPAN MODEL USAIIA TANI TERPADU TANPA LIMEAH Dl KECAMATAN PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR NTB Joko Priyoflo dan Mastur 46-50 APLIKASI MESIN PENGHISAP DEBU UNTUK MENINGKATI(AN PRODUKTIVITAS PENRAJIN.OPENG KHAS LOMBOK Nlade Wiiana dan l Wayan Loniarta 10. APL1KASI TEKNOLOGI KEPITING SOKA 51-55 {sOFT SHELL CRABS) RAMAH LINGKUNGAN UNTUK MEMSERDAYAKAN MASYARAKAT PASCA BENCANA BAISJIR, DI S,ULAWESI SETATAN Hadiratul Kudsiah, Syamsu Alam Ali, Suwarni, M. Ah$in Rifa'i, dan Sri Rahim Lt, Wahyuni : 55-62 PENINGKATAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI BAHASA ING6R}S BAGI PEMUDA KELOMPOKi SADAR WISATA DI BANYUMULEK KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT Arafiq, M. Amin, L, Thohir, dan Atri Dewi fuis 12: PENINGKATAN PRODUKTIVITAS, KUALITAS, 53-66 DAN KESEHATAN TERNAK KAMBING MELALUI SINKRONISASI BIRAHI DAN TEKNIK INSEMINASI BUATAN Made Sriasih, lNyoman.Ssdia, dan Sulaiman Ngongu Depamede 13, USAHA PEMBENIIIAN IKAN NltA JANTAN UNGGUL Dl PERAH 67:7! SENTRA ,PER(OLAMAN, RAKYAT KABUPAT,EN BANJAR KALIMANTAN SELATAN M.AhsinRifa'ilSitiAisyah; HadiratulKqdsiah, Fahmi Ansyari, dan Nita Rukminasari L4, PENGANGKUTAN HIDUP IKAN NILA UKURAN KONSUMSI ZaenalA!,idin, Bagus Ewi Hari 9etyono; Ayu Adhita Damayanti, dan Nurliqh Buhari. 74-80 81-87 THKNOLOG{ .ABRA StV E WATER ) ET CUTT ING Dl IN DUSTRI PERAJ IN: PERHIASAN PERAK Sufrta ATAMAT REDAKSI LEMBAGA PE.NGABDIAN KE.PADAIMASYARAKAT UNRAM Jl. Majapahit No. 52 Mataram Jurnal Abdi lnsani Unram Volume 2 Nomor 2 September 2015 Jurnal Al - USAFIA PEMBENII{AN IKAN NILA JANTAN UNGGUL melakt mengg hingga DI SENTRA PERKOLAMAN RAKYAT KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN yang M. Ahsin Rifa'!l, SitiAisyahl, Hadiratul Kudsiah2, FahmiAnsyaril, dan Nlta Rukminasaril 'Fakultas Perikanan dan Kelautan UNLAM Banjarmasin 'Faku'ltas llmu Kelautan dan Perikanan UNHAS Makassar s menin menin biaya bersul diberi Korespondensi : m.ahsinrifai @u nram.ac.id Diterima 5 September 20L5 / Disetujui 3 November 20L5 ABSTRAK lkan nila jantan yang dipelihara secara monasex mampu menghasilkan pertumbuhan lebih cepat dibandingkan nila populasi campuran. Persentase ikan nila jantan pada populasi ikan monosex mencapai 87% lebih tinggi dibandingkan pada nila populasi campuran yaitu 48%. ttlamun hingga sekarang petani pembenih di Kalimantan Selatan belum mamp!,I menrproduksi benih nila jantan berkualitas dan sepenuhnya masih mendatangkan dari pulau Jawa. Peluang ini tentunya sangat potensial menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Ole_h karena itu, usaha pembenihan ikan nila di sentra ini perlu ditingkatkan kembali dengan melakukan upaya perbaikan teknologi yang mampu memproduksi benih berkualltas dan memiliki pertumhuhan yang tinggi. Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah usaha pembenihan ikan nila pada UMKM Patarahan dan Sungai Gadung di setra perkolaman lrigasiTeknis Riam Kanan Kalimantan Selatan dengan rnemproduksi benih nila jantan menggunakan teknologi sex reverssl. Hasil kegiatan ini menunjukkan UMKM mitra telah berhasil memproduksi benih ikan nila jantan dengan teknologi sex reversol dan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi benih ikan nila jantan. Teknologi pembenihan ikan nila jantan unggul telah diintroduksikan kepada UMKM mitra: Kelompok Tani Patarahan Desa Karang lntan Kabupaten Ban.jar Propinsi Kalimantan Selatan. UMKM mitra mampu meningkat kualitas dan kuantitas produksi ikan nila jantan unggul. Kata kunci: ikan nila, monosex, jantan, dan kolam waktu pemeliharaan yang cukup lama. Hasil penelitian menunjukkan menurunnya perturnbuhan ikan nila pada saat ini di lndonesia disebabkan oleh penggunaan benih nila berkualitas rendah. Sebagian besar benih yang digunakan berasal dari hasil pembenihan rakyat yang dilakukan oleh petani pembenih tanpa memper- PENDAHULUAN Pada awal kedatangannya yaitu sekitar tahun 1990-an, ikan nila ras memiliki pertumbuhan yang sangat eepat. Sebagai contoh, ikan nila gift yang dipelihara dalam 3-4 bulan mampu tumbuh lebih dari 500 gram/ekor. Namun saat ini untuk mencapai ukuran tersebut membutuhkan KJA selarna hatikan aspek-aspek genetis. 74 Mereka tahun lndon jantat yang (tung jukka secar pertt popu janta menl pad? Selai pem dan men 3001 men tebil Fert mas rnal berl darl per der tarn dal Sel sel ter tal bu Jurnal Abdi lnsani Unram Volume 2 Nomor 2 September 2015 melakukan perkawinan terus menerus menggunakan induk-induk sekerabat, sehingga terjadi in breeding (silang dalam) total nilai mencapal Rp.142.095"880.000,-. Total produksi pada tahun 2010 ini, dipasok dari 6.248 buah RTP yang tersebar di beberapa Kabupaten di Kalimantan Selatan. Tingginya produksi budidaya ikanikan air tawar ini tentunya membutuhkan benih yang besar dan kontinyu untuk memasok usaha pembesaran dalam karamba, jaring apung, dan kolam. Pada tahun 20L0 pernrintaan benih khususrrya benlh ikan nila, untuk wilayah Kalirnantan Selatan mencapai 17.450.00G-22.500.000 ekor, Kalimantan Tengah mericapai L5.000.0C0-17.500.000 ekor, Kalimanan Timur mencapai 12.800.00C-14.700.000 ekor. Namun hingga sekarang petani pembenih di Kalimantan Selatan belum mampu memproduksi benih nila jantan yang sangat merugikan. Permasalahan iain meningkatnya harga pakan komersial seiring meningkatnya harga BBM, padahal 6A-7A% biaya produksi pembesaran ikan bersumber dari pakan komersiai nila yang diberikan. Untuk mengatasi rnasalah ini pada tahun 2003, para ahli budidaya ikan di lndonesia mulai mengembangkan.benih nila jantan unggul dengan teknologi sex reversal yang selanjutnya dipelihara secara monosex (tunggal kelamin). Hasil penelitian menunjukkan ikan nila jantan yang dipelihara secara rnonasex mampu menghasilkan pertumbuhan lebih cepat dibandingkan nila populasi campuran. Persentase ikan nila jantan pada populasi ikan monasex nnencapai 87% iebih tinggi dibandingkan pada nila populasi campuran yaitu 48%. Selain !tu, dikernbangkan pula rekayasa pemijahan nila denga teknik tukar wadah dan tukar pasangan yang rnampu berkualrtas Kabupaten Banjar.Sentra ini potensiai untuk dikembangkan ini ternyata mampu memberikan kecepatan dan mernerlukan iebih sedikit pakan yang digunakan. Perrnasalahan yang mucui sekarang adalah n:asih sedikitnya petani pembenih yang rylarnpL! memproduksi ikan nila jantan berkualitas, padahaI perrnintaan benih ini daritahun ke tahun terus meningkat. Kalirnantan Selatan merniliki wilayah perairan darat mencapai gOYo, dengan demikian usaha budidaya ikan-ikan air tawar berkembang sangat pesat. Menurut data Dinas Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2010, produksi perikanan dari sektor budidaya terus selama lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Pada tahun }ALA hasil produksi dari budidaya mencapai 4.2L8,6 ton sepenuhnya masih Perkolaman Rakyat lrigasi Teknis Riam Kanan yang terletak di Desa Karang lntan meningkatkan bilangan pemijah hingga 300%. Teknologi dan mendatangkan dari pr:lau Jawa. Peluang ini tentunya sangat potensial menjadi peluang bisnis yang menguntungkan Salah satu sentra pernbenihan ikan nila di Kalimantan Selatan adalah Usaha sangat karena yang memiliki sumber tersedia sepanjang tahun dan potensi lahan yang masih sangat luas. Kelompok tani pembenih di sentra ini telah mampu memasok 40% kebutuhan benih ikan nila di Kalimantan Selatan, Tengah, dan Timur dengan total produksi 8.500.000 ekorlbulan. Namun produksi n'rereka selarna beberapa tahun terakhir turut mengalami penurunan secara signifikan. Oleh karena itu, usaha pemperlu benihan ikan nila sentra ditingkatkan kembali dengan melakukan upaya perbaikan teknologi yang rnampu memproduksi benih berkualitas dan memiliki perturnbuhan yang tinggi. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan mem- air di usaha dengan 75 ini Volume 2 Nomor 2 September 2015 Jurnal Abdi lnsani Unram Jurna -5. St 200 gram pertumbuhannya semakin lambat sedangkan yang jantan tetap tumbuh dengan pesat. Untuk merealisasikan kegiatan ini, maka masing-masing UMKM telah memijahkan 600 ekor induk nila dengan perbandingan 200 ekor nila jantan dan 400 ekor nila betina (perbandingan 1:3). lnduk yang digunakan merupakan induk unggul produksi benih ikan nila yang berbeda dari benih sebelumnya yaitu benih nila jantan (monosex) dengan teknologi sex reversal. Teknologi jantanisasi ini telah didemonstrasikan oleh Rifa'i dan Ansyari pada tahun 2002 dan 2003 dan oleh Wiwik dkk., tahun 2003 pada kelompok tani pembenih di sentra 'budididaya ini. Teknologi ini telah diaplikasikan oleh beberapa anggota dari kelompok tani Patarahan dan Sungai Gadung di Desa Karang lntan Kalimantan Selatan, namun masih dalam skala kecil dan teknologi bersertifikat seperti induk NiS (si GESIT) yang telah dirilis oleh Departemen Kelautan dan Perikanan melalui Keputusan Menteri perkolaman yang sangat sederhana. Hingga tahun 2008 UMKM ini hanya mampu memproduksi nila jantan sebanyak 500.000 ekor/tahun. Jumlah ini masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan kebutuhan benih nila jantan untuk wilayah Kalimantan saat ini. Berdasarkan latar belakang tersebut 2006. lnduk-induk tersebut dipijahkan seCsr? alami dengan teknologi tukar wadah dan tukar pasangan pada kol4m pemijahan seluas 500 m2. Setelah 2 minggu peme- liharaan di kolam pemijahan induk nila mulai beranak dan menghasilkan larva. Selanjutnya larva-larva dikumpulkan meng- usaha-usaha pernbenihan ikan nila jantan unggul. gunakan serok kemudian dimasukkan dalam happa ukuran 1 x 1 x L m sebanyak 20 buah untuk dilakukan proses penjantanan (sex reversal). Ke dalam happa diisi larva ikan METODE KEGIATAN ekor larva. Tempat dan Waktu Kegiatan dilaksanakan di Desa Sungai Gadung, Kecamantan Karang lntan, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Waktu pelaksanaan FebruariDesember 201,4. sebanyak 2.500 Deskripsi Kegiatan mencapai rata-rata 1,25 gram (ukuran 3-5 cm) dan benih nila jantan siap untuk dipanen. 7. Ti c{ Cara 1.3 d S] 2.N 1 3. 1 s r 4. 1 5 5.i I 6. I ( ber prc 1_S. Larva selanjutnya diberi pakan berbentuk tepung yang telah dicampur dengan hormon 17 methyl testosteron sampai masa pemeliharaan 17 hari. Setelah itu larva dipelihara di kolam pendederan berukuran 10002 selama 21. hari hinggan bobot benih Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah usaha pembenihan ikan nila pada UMKM Patarahan dan Sungai Gadung di setra perkolaman lrigasi Teknis Riam Kanan Kalimantan Selatan dengan memproduksi benih nila jantan menggunakan teknologi sex reversal. Benih nila jantan ini memiliki pertumbuhan jauh lebih cepat hingga 4O% nila betina Pr Nomor 44/MEN/2A06 Tanggal 14 Desember maka perlu dikembangkan dibandingkan 6. Tal ho D ) L-' l:t-l: l- t__ r I Bahan-bahan yang digunakan: 1. Pakan larva berbentuktepung I i*- 2. HormonlT -methyl testosteron berbentuk serbuk 4. Bak plastik bundar volume 30 tempat pengaduk I tI L-i (PA) penggunaan pakan lebih efisien. Selain itu, nila betina apabila telah mencapai ukuran iI 3. Alkohol teknis 7oa/o dan alkohol murni sehingga I ltr sebagai l,,l-_ I r I : 76 Jurnal Abdi lnsani Unram Volume 2 Nomor 2 September 20L5 5. Semprotan volume 1 liter 6. Pengaduk dari kayu atau sendok adukan 7. Tabung suntikan (Syringe) volume L cc, 5 cc, 10 cc. 14 1.4 11"5 15 15 LZL 1.6 16 127 L7 t7 133 iumlah 1.565 sram Cara mencampur: 1. 3 gram hormon 17 -methyl testosteron diencerkan dengan 50 cc alkohol PA Adapun tata cara jantanisasi adalah sebagai beikut: Happa dengan ukuran L x 1 x 1 m3 ditempatkan dalam kolam dengan luas kurang lebih 1000 m2 dan kecialaman air minimal 1 m. Ke dalam happa diisi larva sampai larut. 2. Hormon yg sudah diencerkan diambil 5 cc & dimasukkan dlm pompa semprotan L liter, 3. Tambahkan alkohol 70% hingga semprotan penuh dan diaduk sampai ikan sebanyak 2.500 ekor larva. selanjutnya diberi pakan berbentuk tepung yang telah dicampur dengan hormon L7 methyl testosteron sampai masa pemeliharaan 17 hari. rata. 4. Pakan dalam bentuk tepung dituangkan sebanyak 5 kg ke dalam bak plastik 5. Larutan hormon disemprotkan ke dalam pakan samb,il diaduk hingga rata. 6. Ditiriskan selama 24 jam, dan pakan siap Jumlah UMKM yang Dilibatkan dan Alasannya UMKM yang akan dilibatkan dalam kegiatan adalah Kelompok tani PATARAHAN. Kelompok tani ini berlokasi di sentra perkolaman rakyat lrigasi Teknis Riam Kanan di Kecamantan Karang lntan Kalimantan Selatan. Pelibatan UMKM didasarkan pertimbangan pengalaman dan semangat mereka dalam nnelakukan produksi benih jantan selama 5 tahun pasea demonstrasi yang dilakukan oleh iirn pengusul proposal ini pada tahun 2AA2. Namun usaha yang dilakukan UMKM ini masih memiliki banyak diberikan kepada larva ikan, Fedoman pemberian Larva ini pakan berhormon kepada larva ikan nila dalam proses jantanisasi selama L7 hari untuk 10.000 ekor larva sepertiTabel L: ini Tabel 1, Pedoman pemberian pakan berhormon pada larva ikan NO WAKTU {HAR| KE) PAKAN (GRAM) 1 1 60 2 2 63 3 J 66 4 4 69 kelemahan seperti perrnodalan dan teknologi pemijahan yang masih sangat 5 5 73 sederhana. 6 6 77 7 I 81 B 85 I t,lMKM yang dilibatkan 89 1n IU 10 94 lL 11 99 L2 t2 104 13 13 109 Kelompok Tani Patarahan memiliki anggota 27 orang dengan luas usaha mencapai 30 ha yang berdiri sejak tahun 1985. Hampir seluruh anggota kelompok ini melakukan usaha pembenihan ikan nila dan I I Profil UMKM yang Dilibatkan adalah tani 77 Volume 2 Nomor 2 September 2015 Jurnal Abdi lnsani Unram mas yang produksinya dipasarkan hingga ke Kalirnantan Tengah dan Timur. Selain itu diusahakan pula pembesaran ikan patin secara sambilan. Namun yang baru mengusahakan pembenihan ikan nila jantan pasca demonstrasi percontohan yang dilakukan oleh tim pengusul tahun 2002 hanya Muh. Adnan dari Kelompok 'Tani Patarahan. Jurnal Setiap induk betina (ukuran t 300 gram) dapat menghasilkan larva 250-300 ekor Iarva pada tahap awal. Jumlah ini akan meningkat sempai mencapai 900 ekor larva sesuai pertambahan bobot induk betina. -70c Setelah 2 minggu masa pemeliharaan di kolam pemijahan, induk-induk dima pupu sebal Setel 7ha m.2 mulai ada yang beranak dan menghasilkan larva. Larva-larva tersebut dikumpulkan dengan serok yang terbuat dari kain halus dan selanjutnya ditampung dalam happa ukuran 1 x L x 1 m3. Pengumpulan larva dilakukan beberapa kali dari pagi hingga UMKM ini hanya mampu memproduksi 500.000 ekon/tahun karena keterbatasan modal dan kelemahan teknologi pemijahan yang diaplikasikan. Hingga saat ini UMKM mitra masih menggunakan modal sendiri dengan investasi yang terbatas dan belum pernah mengajukan bantuan kredit ke pihak perbankan. Untuk kelangsungan produksimodal kerja yang dimiliki UMKM mitra sekitar Rp 65.000.000. Meskipun demikian perputaran dana pada UKM mitra mencapai ratusan juta per bulan. sore. Larva yang terkumpul satu hari ditampung dalam satu happa. Setelah seiesai masa pemijahan dalam satu siklus (45 hari), induk-induk betina diisterahatkan dan dipisahkan dari induk jantan selama 3-4 minggu dan diberi pakan dengan kandungan protein di atas 35%. Selanjutnya dapat kembali dipijahkan dengan melakukan rekayasa pertukaran wadah ifan pasangan induk. I.IASIL DAN PEMBAHASAN Gar der pur An: b. Teknologi Jantanisasi Teknologi yang Diintroduksikan Teknologi yang telah diintroduksikan diawali dengan dalam kegiatan pelaksanaan pemijahan, dilanjutkan proses jantanisasi dan pendederan larva untuk ' Teknologi jantanisasi diterapkan dalam kegiatan ini ini yang adalah pembalikan kelamin {sex reversol) dengan pemberian hormon 17 -methyltestosteron yang dicampurkan ke dalam makanan larva nila sampai masa pemeliharaan L7 hari. menghasilkan benih jantan yang siap dipasarkan. c. Teknologi Pendederan a. Teknologi pemiiahan Gambaran teknologi pendederan Teknologi pemijahan yang akan diterapkan adalah sebagai berikut: Luas kolam yang digunakan adalah 500 m' (Gambar 1).lnduk nila yang digunakan dalam pemijahan ini memiliki bobot ratarata 300 gram/ekor, Perbandingan betina dan jantan adalah 3:1 denga padat tebar 3 larva setelah proses jantanisasi selama 21 hari adalah sebagai berikut: Larva ikan hasil jantanisasi dipelihara dalam kolam Gi pendederan berukuran 1000 m2. Kolam ini sebelumnya harus dikeringkan, lumpurnya diaduk, diberi kapur sebanyak 50 gram/m2' te At diberi pupuk kotoran ayam sebanyak 250 ekor/m2. Pemberian pakan berbentuk pellet sebanyak 2% dari bobot biomassa per hari dan diberikan 3 kali dalam sehari. lnduk nila betina dapat matang telur setiap 45 hari. 1). Setelah pengapuran dan pemupukan, kolam diisi secara dl perlahan-lahan sampai ketinggian air sekitar u gramfmz (Gambar 78 yi iurnal Abdi lnsani Unram 7A cffi, digenangi selarna pupuk urea dan TSP Volume 2 Nomor 2 September 3 hari, diberi 201_5 seminggu sekali dengan takaran masingmasing 2,5 gramfmz dan L,25 gram/m2 dan diberikan selama peeliharaan ikan. Setelah pemeliharaan 2t hari ikan dengan bobot rata-rata L,25 gram (ukuran 3-5 cm) ikan dipanen (Gambar 2). Produk benih ikan nila jantan periode bulan Februari-30 Juni Z0t4 disajikan pada Tabel 2, periode Juli-30 Oktober 2014 disajikan pada Tabel 3, dan periode L Nopember-20 Desember 2014 masing-masing sebanyak 2,5 gramfm' dan L,25 gramfm2. Setelah kolam pendederan terisi air selama 7 hari, benih ikan hasil proses jantanisasi dimasukkan dengan kepadatan 250 ekor/ m'. disajikan pada Tabel 4. Tabel 2. Produksi Benih bulan Feb-Juni 2014 Eulen Februari 67.000 6.700.000. 145.000 140.000 Maret 65.000 6.500.000, 35.000 t.500.oo0 - Mei 10.000 mo onn - Jumlah L. Persiapan kolam pendederan pengerlngan; dengan pencangku!an, pengapuran dan pemupukan {Sumber: Rifa'i dan Ansyari, 2002) lumlah (ekorl April Juni Gambar Benih Ukuran 1-3 cm J!mlah fekor! lumhh fRnl 600 nno - 6.000 183.000 18,300.000,. Benih ljkuEn 5-7 Jumlah 75.000 25.000 , 15.000 3.000.000,- 400.000 Tabel 3. Produksi Benih bulan Juli-Okt 2014 Bulan .iuli Berih Ukuran Jumlah {ekor} 1-3cm lumlah lRol Bef,lhUkuErS-7cm Jumlah{ekor} Jumlah "12.000 25.0C0 1.200.000.- 19.000 3.800.000 2.500.000,- 24.N0 4.800.000 Sept 24.000 7.400.000 - 32.000 Oktober 42.440 4.200.000.- 87.000 Asustus I umlah 103.000 10.300.000, 162.000 5.400.000 77 32.400.000 Tabel4. Produksi Benih bulan Nov-Des 2014 Bular Benih Ukuran 1-3 cm Jumlah lekor! lumlah [Rr] Benih Ukuratr 5-7 cm Jumlah {ekor} Nov 65.000 6.500.000.- 54.000 10.800.000 Des 64.000 6.400.000.- 50.000 LO 12.9.4)00 12.900.000,- i04.000 Jumlah Tabel 2 menunjukkan, pada periode Juli-Oktober20L4 telah berhasil memproduksi sebanyak 42.000 ekor benih ukuran L3 cm dengan total nilai Rp. 4.200.000,- dan 87.000 benih ukuran 5-7 cm dengan total nilai Rp. 17.400.000,-. Tabel 3 menunjukkan telah terjadi peningkatan produksi benih kembali setelah adanya penurunan pada bulan Maret hingga Juni 2014. Penyebabnya adalah adanya kematian massal induk pada bulan Februari yang mencapai 83% dari induk yang dimiliki yang disebabkan adanya pengeringan total air irigasi tahunan untuk kegiatan pem- Gambar 2. Benih nila jantan siap panen hasil teknologi jantanisasi (Sumber: Rifa'i dan Ansyari, 2002) Pernberian pakan tambahan dapat dilakukan dengan pakan berbentuk tepung yang khusus untuk benih ikan. pemupukan ulang dengan urea dan TSP dilakukan 79 Volume 2 Nomor 2 September 2015 lurnal Abdi lnsani Unram bersihan. Dengan adanya pembelian induk bari maka produksi benih dapat ditingkatkan kembali. Tabel 4 menunjukkan Rahardi, F. Kristiawati, Regina. Nazaruddin, 1993. Agribisnis Perikanan, Penerbit Jurna I - Swadaya, Jakarta, produksi benih sudah mulai stabil dan hingga 20 Desember produksi benih telah rnencapai total nilai Rp. 33.700.000,-. Hasil kegiatan ini menunjukkan UMKM mitra telah berhasil memproduksi Sugiarto lr, i.988, Teknik Pembenihan lkan Mujair dan Nila. Penerbit CV. Simplex. Jakarta. 317 hal. Rachmatun, S. 2009. Nila. Penebar Swadaya, J a ka rta. benih ikan nila jantan denlan teknologi sex reversal dan mampu rneningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. SNI No, 01-6141-1999, Produksi Benih lkan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar, BSN. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Teknologi pembenihan ikan Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. UMKM mitra mampu meningkatkan kualitas Kegi Fry Kab (Oreochromus niloticus) For Saltwater Culture. lnternational'Center For yanl Living Aquatic Resources Manage- uji ment, Maniia. Philippines. tekr rearing of nile Tilapia nila jantan unggul telah diinti"oduksikan kepada UMKIVI mitra: Kelompok Tani Patarahan Desa Karang lntan Kabupaten Watanabe. W. O, Kuo Ching Ming, and Huang Mei Chan. 1984. Experimental Watanabe. dan W. O, Kuo Ching Ming Mei Chan, 1985. And SolainitY kuantitas produksi ikan nila jantan unggul. Huang Saran of the Tilapio Oreochromis Aureus, O. Nilaticus ond O. Mossombicus X O. Niloticus Hybrid. Toleronce Model pemberdayaan petani kolam di Kalirnantan Selatan yang dapat dimanfaatkan oleh pemeritah daerah, lembaga lnternational Center For Living Aquatic Resources Management, Manila. Philippines. swadaya masyarakat, dan pihak perbankan. Watanabe, 2003. Buku Latihan bas dap sen 5en dib ba: set W.O., Losordo, in Hussain, M. G, 2004. Farming of Tilopio" Breeding plons, msss seed production ond oquaculture technique. L49 p. S. Seb T.M., Fitzsimmons, K. & Hanley, F. 2002. the Tilopio production systems DAFTAR PUSTAKA Santoso, ukut Americas: technicol odvonces, trends, ond challenges. Reviews in Fisheries Sciences 10(3) :465-498. SPSS ke US Zonneveld, H, Huisman,E, A, dan Boon, J, H. 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya lkan. Gramedia. Jakarta. Statistik Nlon Paramerik. Cetakan ke-2. de ik; p( bt ot dr ul d 80