badan koordinasi penanaman modal

advertisement
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Siaran Pers
BKPM Mendukung Swasembada Gula dan Sapi
Jakarta, 17 Juni 2015 --- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian
Pertanian menyepakati kerjasama untuk mewujudkan swasembada gula dan sapi.
Kesepakatan tersebut dihasilkan dalam pertemuan antara Kepala BKPM Franky Sibarani dan
Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Jakarta hari ini (17/6). Menurut Franky Sibarani,
BKPM akan memasarkan potensi investasi sekaligus memfasilitasi minat investor serius di
kedua bidang tersebut. Dia menambahkan Kementerian Pertanian akan mendukung
penyediaan lahan yang dibutuhkan oleh investor di kedua sektor.
“Tugas menciptakan swasembada pangan, termasuk gula dan sapi bukan hanya tugas
Menteri Pertanian saja. Tapi sudah menjadi tugas nasional. Sesuai tugas BKPM, porsi kami
adalah untuk memasarkan potensi investasi di kedua sektor dan memfasilitasi minat
investasi yang serius,”jelas Franky.
Franky menambahkan, BKPM sudah melakukan beberapa hal untuk mendorong
peningkatan investasi di sektor gula dan sapi. BKPM telah mengirimkan surat kepada
investor gula rafinasi untuk segera mengirimkan rencana kerja terkait dengan
pengembangan kebun sebagai amanat dari UU Nomor 39 Tahun 2014 tentang perkebunan.
BKPM juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian terkait penyiapan lahan
yang dibutuhkan oleh industri gula rafinasi.
“Sebelum diterbitkannya ketentuan industri gula harus terpadu dengan perkebunan tebu,
BKPM sebelumnya sudah pernah mengeluarkan perizinan di bidang industri gula sebanyak
11 perusahaan, dengan kapasitas total produksi gula rafinasi 4,92 juta ton per tahun.
Mereka inilah yang kita harapkan segera mengintegrasikan industri gula terpadu dengan
perkebunan sehingga swasembada gula dapat terwujud,”tambah Franky.
Sementara itu, terkait pengembangan investasi sapi, BKPM beberapa waktu yang lalu
memfasilitasi penandatangan kerjasama investasi antara investor Australia dan dua
perusahaan dalam negeri untuk mengembangkan peternakan sapi yang terintegrasi dengan
rumah potong hewan dan fasilitas pengolahannya.
Berdasarkan data BKPM dalam kurun waktu 2010 hingga kwartal pertama (Q1) 2015, realisasi
investasi peternakan sapi dan industri pengolahan didominasi oleh PMA (70%) sebesar US$ 3,1
milyar, di mana Singapura berada di peringkat pertama (19%), Swiss (13%), Malaysia (8%), dan
Inggris (7%). Sedangkan realisasi investasi peternakan sapi dan industri pengolahan PMDN yang
izinnya diterbitkan dari tahun 2010 sampai dengan Maret 2015, baru mencapai Rp. 13,4 triliun. Nilai
realisasi investasi PMA dan PMDN tersebut baru mencapai 70,5% dari rencana investasi PMA yang
tercatat di BKPM sebesar US$ 4,4 Milyar dan PMDN sebesar Rp. 19 triliun. Adapun realisasi investasi
peternakan sapi dan industri pengolahan baik PMA dan PMDN terkonsentrasi di luar Jawa dengan
porsi masing-masing 55% dan 66%.
----Selesai---
Untuk keterangan lebih lanjut :
Ariesta Riendrias Puspasari
Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan, Hubungan Masyarakat
dan Tata Usaha Pimpinan
Jl. Jend. Gatot Subroto No.44 Jakarta 12190
Telepon : 021-5269874
HP : 08161946825
E-mail : [email protected]
Download