Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015 PENGARUH UKURAN PULI DAN PENAMBAHAN JUMLAH LILITAN SPOEL PADA ALTERNATOR KONVENSIONAL TERHADAP VOLTAGE YANG DIHASILKAN Rohmad Subodro, S.Pd, M.Pd UNU Surakarta [email protected] Penelitian sistem pengisian difokuskan pada alternator guna mengatasi kekurangan suplay pengisian yang diakibatkan terlalu banyak beban kelistrikan. Eksperimen ini mencari pengaruh yang ditimbulkan yang diakibatkan dengan menggunakan beberapa variasi, dengan mengganti ukuran puli yang lebih kecil dan menambahkan jumlah lilitan pada alternator. Pengambilan data dengan cara membandingkan hasil Voltage pengisian pada kendaraan standart sebelum dipasang dengan bahan eksperimen. Berikutnya diperoleh data hasil eksperimen. Hasil yang diperoleh ketika puli diganti yang lebih kecil adalah putaran pada kondisi stasioner mendapatkan putaran yang cukup cepat. Hal ini dapat mengatasi ketika kendaraan terjebak macet dan membutuhkan arus pengisian yang besar. Namun akan mengalami kendala pada putaran tinggi arus yang dihasilkan terlalu besar yang dapat mengakibatkan overcharge. Eksperimen selanjutnya adalah dengan menggulung lilitan dari kondisi standart ditambahkan 2 kali lilitan. Eksperimen ini menghasilkan voltage sama namun ampere yang lebih besar sehingga sangant cocok jika kendaraan menanggung beban kelistrikan yang besar akibat penambahan bermacam macam asesories, seperti AC lampu dan audio video. Pada kendaraan standart hal ini tidak perlu dilakukan karena standart pabrik telah cukup mampu mensuplai seluruh kebutuhan kelistrikan. Namun keyataan pada masyarakat kita yang gemar menambahkan asesoris berlebihan menjadikan kondisi sistem pengisian menjadi berat dan perlu dilakukan penambahan tegangan. Kata kunci : beban kelistrikan, modifikasi penambahan lilitan alternator Kata kunci : Ionizer, bahan bakar, gas buang. berbagai asesoris mobil seperti audio video, sistem pendingin ruangan dan lampu-lampu variasi. Para pemakai kendaraan tidak menyadari bahwa kapasitas baterai sangat terbatas, sehingga tidak akan dapat mensuplai tenaga listrik secara terus menerus. Kurangnya perhatian dan perawatan terhadap komponen sistem pengisian baterai akan menyebabkan kerja dari komponen sistem baterai menjadi tidak optimal. Misalnya, kurangnya perawatan dan pemeriksaan pada alternator, regulator akan mempengaruhi tegangan pada baterai, maka baterai akan mengeluarkan arus yang kecil dan tegangannya tidak stabil. Apabila arus di dalam baterai ini kecil, maka tidak mencukupi pada saat digunakan untuk menghidupkan komponen kelistrikan lainnya dan baterai akan cepat rusak karena tegangan yang tidak 1. PENDAHULUAN Perkembangan sistem pendukung kendaraan bermotor semakin canggih. Hal tersebut dimaksudkan agar efisiensi motor bakar tercapai sesempurna mungkin dan mengurangi faktor kerugian yang ditimbulkan dan biaya perbaikan yang mahal. Diantara sistem pendukung motor bakar yang berhubungan dengan sistem kelistrikan adalah sistem pengisian. Sistem pengisian berfungsi untuk mengisi kembali baterai dan memberikan arus listrik ke komponen motor bakar yang memerlukannya dan sistem pengisian ini bekerja sangat dipengaruhi oleh cepat lambatnya putaran mesin. Adapun sistem yang memerlukan suplai arus seperti, motor stater, sistem penerangan dan wiper waser. Selain itu sekarang ini banyak penambahan 16 Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015 stabil. Di tambah dengan alternator yang tidak mampu membantu mensuplay arus pada saat putaran rendah. Untuk mengatasi hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mencari dan menemukan masalah pada sistem pengisian sebagai sumber arus pada saat kendaraan berjalan. sistem kelistrikan otomotif merupakan konversi energi listrik menjadi energi yang dikehendaki. c. Tegangan Listrik Tabung A dan B berisi air, dimana permukaan air tabung A lebih tinggi dari permukaan air tabung B, dihubungkan melalui sebuah pipa maka air akan mengalir dari tabung A ke tabung B (gambar a). Besarnya aliran air ditentukan oleh perbedaan tinggi permukaan air kedua tabung, ini disebut dengan tekanan air. Hal yang sama juga akan terjadi bila kutub listrik A yang mempunyai muatan positip dihubungkan dengan kutub B yang bermuatan negatif oleh kabel C (gambar b), maka arus listrik akan mengalir dari kutub A ke kutub B melalui kabel C. Hal ini terjadi karena adanya kelebihan muatan positip pada kutub A dan kelebihan muatan negatif pada B yang menyebabkan terjadinya beda potensial (tegangan listrik). Perbedaan ini menyebabkan tekanan/tegangan menyebabkan arus listrik mengalir. Beda tegangan ini biasa disebut Voltage. II. LANDASAN TEORI a. Dasar Listrik Semua benda yang mengisi dan membentuk dunia ini yang dapat dilihat dengan pancaindra disebut materi atau zat. Secara umum materi dikelompokkan menjadi tiga yaitu padat, cair dan gas. Adanya perubahan zat baik dari padat ke cair cair ke padat cair ke gas dan sebaliknya adalah dipengaruh beberapa sebab diantaranya adalah perubahan suhu Suatu benda bila kita pecah tanpa meningggalkan sifat aslinya akan kita dapatkan partikel yang disebut molekul. Molekul kalau kita pecah lagi akan kita dapatkan beberapa atom. Jadi atom adalah bagian terkecil dari suatu partikel/benda. Atom terdiri dari inti (nucleus) yang dikelilingi oleh elektron yang berputar mengelilingi inti pada orbitnya masingmasing seperti susunan tata surya. Inti atom sendiri terdiri dari proton dan netron. Proton dan netron ternyata memiliki muatan listrik, dimana proton memiliki muatan (+) dan elektron memiliki muatan ( - ), sedangkan neutron tidak memiliki muatan atau netral. Atom yang memiliki jumlah proton dan elektron yang sama, dikatakan bermuatan netral. Sesuai dengan hukum alam, atom akan terjadi tarik menarik antara nucleus sehingga elektron akan tetap berada dalam orbitnya masing-masing. Gambar 2.10 Konsep Tegangan 1 b. LISTRIK Listrik merupakan salah satu energi yang banyak digunakan untuk menggerakkan berbagai peralatan atau mesin. Energi listrik tidak dapat dilihat secara langsung, namun dampak atau akibat dari energi listrik dapat dilihat seperti sinar atau cahaya bola lampu, dirasakan seperti saat orang tersengat listrik, dibauh seperti bauh dari kabel yang terbakar akibat hubung singkat, didengar seperti suara bel atau radio. Listrik merupakan sumber energi yang paling mudah dikonversi menjadi energi yang lain, sehingga sebagian besar komponen Satuan tegangan listrik dinyatakan dengan Volt dengan simbol V. 1 Volt adalah tegangan listrik yang mampu mengalirkan arus listrik 1 A pada konduktor dengan hambatan 1 ohm. Tabel 1 Hal 2-5 17 New Step 1 Training Munual. Toyota Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015 Rasio pulley alternator pulley crankshaft 1,8 – 2,2 : 1 dibawah menunjukkan satuan tegangan listrik yang sangat besar dan kecil. III. D. Baterai Baterai berfungsi untuk menyimpan arus listrik dan juga sebagai sumber arus listrik pada saat mesin kendaraan belum hidup. A. terhadap METODOLOGI PENELITIAN Diagram Alur Penelitian Gambar 2.24 Baterai2 1. Besar Gaya Gerak Listrik Bila perubahan medan magnet berlangsung sangat cepat, maka gaya gerak listrik yang dibangkitkan akan semakin besar. 3 E. Alternator Sebagai sumber energi untuk seluruh kebutuhan energi listrik dalam mobil pada saat mobil hidup.dan pengisi baterai agar siap pakai. Alternator pertama kali dibuat pada tahun 1967 karena dapat diproduksi dioda penyearah berdaya besar B. Metode Penelitian Pengujian dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam bahasan ini, adalah sistem pengisian baterai pada mesin Toyota kijang. Dengan melakukan perubahan ukuran puli dirubah menjadi lebih kecil dari ukuran standart guna mendapatkan putaran yang lebih cepat dan melakukan perubahan lilitan pada startor coil 1. Alat dan bahan yang digunakan 1. Pulley Berfungsi untuk menerima tenaga mekanis dari mesin untuk memutar rotor 2 New Step 1 Training Munual. Toyota Hal 6-2 3 New Step 2. Training Manual vol 16 Charging system 4 18 Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015 Alat-alat yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah : 1) Tool set Gambar :3.4 Ampere meter Ampere meter digunakan untuk mengukur arus pengisian pada waktu pengambilan data. Gambar 3.1 Tool Set Tool set Metric 8 – 24 mm ini digunakan untuk membongkar dan memasang regulator, alternator serta memasang bagianbagian yang diperlukan untuk sistem pengisian baterai. 2) Tachometer 5) Bahan 1. Alternator Gambar :3.2 Tacho meter Tachometer 9999rpm range 0.05%Acurancy digunakan untuk mengukur putaran motor sesuai kebutuhan yang diinginkan, saat pengambilan data yang diperlukan. 3) Multimeter 2. Regulator Gambar :3.3 Multimeter Multimeter Digital digunakan untuk mengukur tegangan baterai pada waktu pengambilan data. 4) Ampere meter 1. Puli 19 Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015 n = 11.612 rpm Perubahan ukuran puli alternator dari ukuran awal 68 mm diganti dengan ukuran 62 mm pada putaran maksimum diperoleh perbedaan putaran alternator mencapai 1024 putaran Langkah penelitian Adapun langkah yang dilakukan dalam penelitian komponen sistem pengisian dengan menggunakan regulator konvensional pada mesin Toyota Kijang meliputi : Arus yang dihasilkan pada masing masing variasi percobaan, dan dibandingkan pada putaran putaran tertentu. a. Menyalakan mesin motor. b. Memasang tachometer pada motor. c. Memasang voltmeter. d. Memasang varian percobaan tersebut diatas e. Memberikan putaran motor low medium hight f. Melakukan pengamatan akibat dan catat pada lembar observasi. g. Melakukan pengujian sebanyak 3 kali terhadap arus yang dihasilkan 2. Stator coil Gambar :3.5 Bahan Pengujian Bahan yang digunakan untuk melakukan pengujian dan penelitian ini adalah sistem pengisian pada mesin toyota kijang. Puli, dan alernator yang sudah dilakukan perubahan jumlah lilitan. a. Langkah-langkah penelitian penelitian dilakukan dengan langkah langkah berikut : 1) Menyiapkan varian percobaan secara bergantian meliputi : a) Menganti pully standart dengan pully berdiameter lebih kecil, tanpa menambah jumlah lilitan alternator Jika pada kendaraan Toyota kijang rpm maksimum 5000 rpm maka dengan data Diameter puli mesin 144 mm 1. Diameter puli alternator 68 mm kondisi standart 2. Maka jumlah putaran alternator Dengan menggunakan rumus keliling IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian pada system pengisian baterai Toyota Kijang dengan melakukan modifikasi pulley dan alternator untuk mendapatkan arus yang lebih besar dan stabil utamanya pada putaran stasioner. Hal ini bertujuan untuk mengatasi drop pada baterai jika semua system kelistrikan dinyalakan. Data yang diperoleh setelah melakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa pada kendaraan standart yang kemudian ditambahkan beberapa variasi audio maupun air conditioner akan mengakibatkan drop pada baterai, dimana baterai tersebut berfungsi sebagai penyimpan arus dan penyuplai arus yang dibantu oleh system pengisian. Oleh karena itu penulis melakukan percobaan dengan merubah ukuran pulley dan menambah jumlah lilitan pada startor. VAlternator = V Puli Alternator Puli Alternator 68.n = 144 . 5000 n = 10588 rpm Jika pada puli alternator diganti dengan diameter lebih kecil yaitu 62 mm. Maka didapat VAlternator = V Puli A. Hasil dan pembahasan 1. Pengaruh Perubahan Ukuran pully Sebagai pembanding data maka kami lakukan pendataan pendataan pada kendaraan dalam kondisi standart. Adapun hasilnya sebagai berikut : Alternator Puli Alternator 62.n = 144 . 5000 20 Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015 Tabel 4.1 Penelitian kendaraan dalam kondisi standart 1 Tabel 4.2 Penelitian kendaraan dengan mengganti ukuran puly yang lebih kecil Komponen Alternator Perlakuan Komponen Alternator Perlakuan Mengganti pully standart dengan diameter lebih kecil Menghidupkan seluruh lampu penerangan luar Acceories (audio) Menghidupkan AC Akibat yang timbul Putaran idle 1. - Terjadi pengisian. (750 rpm) - Voltase baterai 12,5 V. 2. - Terjadi pengisian. - Voltase baterai 12,5 V. 3. - Terjadi pengisian. - Voltase baterai 12,5 V. Putaran 1. - Terjadi over charge. sedang - Voltase baterai 14,1 (2500 rpm) V 2. - Terjadi over charge. - Voltase baterai 14,1 V 3. - Terjadi over charge. - Voltase baterai 14,1 V Putaran 1 - Terjadi over charge. tinggi (5000 - Voltase baterai 15 V rpm) 2. - Terjadi over charge. - Voltase baterai 15 V 3. - Terjadi over charge. - Voltase baterai 15 V Sistem pengisian standar pada kendaraan Toyota kijang Menghidupkan seluruh lampu penerangan luar Acceories (audio) Menghidupkan AC Hasil data Putaran idle 1. - Terjadi pengisian. (750 rpm) - Voltase baterai 12,5 V. 2. - Terjadi pengisian. - Voltase baterai 12,5 V. 3. - Terjadi pengisian. - Voltase baterai 12,5 V. Putaran 1. - Terjadi pengisian. sedang - Voltase baterai 12,7 (2500 rpm) V. 2. - Terjadi pengisian. - Voltase baterai 12,7 V. 3. - Terjadi pengisian. - Voltase baterai 12,7 V. Putaran 1. - Terjadi pengisian. tinggi (5000 - Voltase baterai 13.4 rpm) V. 2. - Terjadi pengisian. - Voltase baterai 13.5 V. 3. - Terjadi pengisian. - Voltase baterai 13.5 V. Pengambilan data yang diperoleh pada kendaraan standart dengan memberikan perlakuan menghidupkan ac, penerangan luar dalam dan audio video menunjukkan bahwa arus out put pada putaran idle cukup rendah dan jika kondisi tersebut terjadi pada kondisi perjalanan macet dalam waktu yang lama maka batrai akan mengalami drop karena pengisian kurang. Terkadang konsumen tidak memperhatikan beban kelistrikan yang harus ditanggung oleh batrai. Dalam kondisi standart kendaraan sudah di desain sedemikian rupa agar semuan kebutuhan system kelistrikan dapat di kerjakan oleh batarai dan alternator pada system pengisian, Sedangkan dapat pada perlakuan mengganti puly dengan diameter lebih kecil adalah sebagai berikut ; 21 Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015 hal ini sangat wajar karena telah melalui berbagai ujicoba. Namun konsumen sering menambahkan berbagai accessories kelistrikan lain seperti lampu fog lamp,bohlam lampu dengan watt lebih besar, lampu variasi, air conditioner yang dengan kemampuan yang lebih besar, audio, video dan lain sebagainya. Pada hal kondisi semua kelistrikan dinyalakan sangat membutuhkna suplai arus yang banyak. Sedangkan pada alternator sangat di pengaruhi dengan adanya putaran mesin. Jika terjadi kondisi perjalanan jauh pada malam hari kelistrikan semua menyala baik audio video (mobil travel) dan kondisi perjalanan yang lambat atau macet maka putran mesin akan terasa kurang cukup untuk memutar alternator untuk mendapat hasil out put yang besar. Maka dari itu penulis mengganti puli dengan ukuran yang lebih kecil dengan tujuan untuk mendapatkan putaran yang lebih cepat. pada kendaraan Toyota kijang rpm maksimum 5000 rpm, dengan data 3. Diameter puli alternator 68 mm kondisi standart 4. Maka jumlah putaran alternator Dengan menggunakan rumus keliling Dari hasil perhitungan tersebut didapat perbandingan yang cukup signifikan pada putaran stasioner sehingga menghasilkan putaran yang lebih cepat. Namun ternyata penggantian puly ini terdapat kelemahan pada putaran tinggi diatas 4000 rpm, yaitu dengan putaran tersebut hasil out telah mencapai batas maksimal untuk pengisian batarai 14.8 volt. Sehingga pada regulator kontak point voltage regulator bekerja dan mengurangi arus yang masuk ke rotor coil mengakibatkan kemabgnetan berkurang dan arus yang dihasilkan keciljika kendaraan melaju pada jalan tol dengan kecepatan tinggi maka akan berpengaruh pada pengisian yang berkurang. 2. Pengaruh Penambahan Jumlah Lilitan Pada lilitan startor dari ukuran standart dari masing masing lilitan dari awalnya adalah 7 x lilitan tiap kolom maka diganti menjadi 9 lilitan tiap kolom sehingga jumlahnya lilitan bertambah, panjang kawat bertambah dan diameter bertambah. Dengan penambahan tersebut diperoleh data sebagai berikut ;stator yang ditambahkahasil pengukuran amper meter menghasilkan amper yang lebih tinggi, artinya jika pada kendaraan ditambahkan berbagai accessories maka system pengisian akan mampu mensuplainya. VAlternator = V Puli Alternator Puli Data tersebut dapat dibuat dalam bentuk tabel dan grafik sebagai berikut Alternator 68.n = 144 . 5000 n Table 4.4 Hasil Pengamatan = 10588 rpm Jika pada puli alternator diganti dengan diameter lebih kecil yaitu 62 mm. Maka didapat VAlternator = V Puli Alternator Puli Alternator 62.n = 144 . 5000 n = 11.612 rpm Perubahan ukuran puli alternator dari ukuran awal 68 mm diganti dengan ukuran 62 mm pada putaran maksimum diperoleh perbedaan putaran alternator mencapai 1024 putaran 22 Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015 Table 4.4 Hasil Pengamatan Diameter Puli Std (volt) (A) Diameter Puli Diperkecil (volt) (B) perubahan Jumlah lilitan (volt) (C) 12,5 12,5 13,7 Perubahan diameter puli dan jumlah lilitan (volt) (D) 13,8 12,5 12,5 13,8 13,8 12,5 12,5 13,8 13,8 12,7 14,1 14,5 14 12,7 14,1 14,5 14 12,7 14,1 14,5 14 13,4 15 14,8 15,2 13,5 15 14,8 15,2 13,5 15 15,2 15 Perlakuan Putaran Mesin 750 2500 5000 3. sehingga cocok digunakan pada kendaraan yang dilengkapi berbagai asesories kelistrikan melebihi standart A. Kesimpulan Berdasarkan pengujian dan pembahasan data hasil pengujian terhadap sistem pengisian konvensional dengan merubah ukuran pulley dan melakukan perubahan pada jumlah lilitan startor Toyota Kijang, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Perubahan yang dilakukan dengan cara memperkecil ukuran pulley memiliki kelebihan yang cukup signifikan yaitu a. Arus yang dihasilkan lebih stabil terbukti dengan hasil out put yang maksimal b. Putaran pulley lebih cepat pada putaran idle Namun ternyata pada putaran tinggi diatas 3000 Rpm system pengisian sudah Mendekati maksimal sehingga pada putaran tersebut suplay arus menurun diakibatkan pada regulator telah bekerja memutus arus listrik yang menuju ke startor coil, akibatnya kemagnetan berkurang arus yang ditimbulkan oleh startor menurun. Hal ini dapat disimpulkan dari penelitian tersebut bahwa dengan merubah ukuran pulley menjadi lebih kecil dapat menghasilkan arus out put yang besar pada putaran rendah, kondisi ini hanya cocok pada saat kendaraan terjebak macet saja, sedangkan pada kecepatan sedang ke tinggi cenderung pengisian tidak maksimal. Maka : a. Melakukan perubahan ukura pulley lebih kecil tidak lebih baik dari kondisi standart. b. Pada kondisi standar terdapat kelemahan jika kendaraan terjadi kondisi terjebak macet pada malam hari sehingga Rpm dalam posisi idle, lmpu semua menyala, accessories seperti AC, audio video dan penambahan penerangan. 2. Melakukan penambahan lilitan pada startor Penambahan lilitan startor dengan tampa melakukan perubahan pada ukuran pulley dan komponen system pengisian lainnya hasilnya dapat menghasilkan arus yang lebih besar dan stabil pada putaran rendah maupun sedang. Kondisi ini dapat diaplikasikan pada kendaraan utamanya 1. Table 4.5 grafik hasil tegangan yang dihasilkan 16 15,5 15 14,5 ARUS 14 13,5 13 12,5 12 11,5 11 10,5 10 750 2500 5000 Putaran Mesin Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa 1.penggantian puly hanya menghasilka arus baik pada putaran rendah saja sedangkan pada putaran menengah ke tinggi mengalami penurunan tegangan karena kecepatan alternator terlalu cepat 2. pada penambahan lilitan menghasilkan voltage baik dengan amper yang lebih tinggi 23 Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015 kendaraan yang harus menghidupkan semua asesoris. Sperti contoh kendaraan travel, berjaln jauh dengan selalu menghidupkan ac siang maupun malam hari. Ditambah dengan banyakknya fasilitas audio video variasi lampu untuk menarik konsumen maupun untuk kenyamanan pelanggan. Kelemahan penambahan lilitan terdapat pada komponen alternator yang membutuhkan ukuran lebih besar ruang yang lebih luas sehingga cukup memakan tempat. Dari uraian di atas dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan pada system pengisian yang kurang maksimal akibat terlalu banyakknya beban dan fasilitas tambahan pada kendaraan, serta menambah pengetahuan tentang cara kerja komponen sistem pengisian baterai, sehingga permasalahan dapat teratasi tanpa harus mengganti komponen secara keseluruhan. B. Saran Berdasarkan kesimpulan dan uraian di atas, maka penulis memberikan beberapa saran antara lain adalah : 1. Sebaiknya pemilik kendaraan tidak melakukan penambahan accessories yang berlebihan, seperti audio video dengan watt yang besar, penambahan lampu lampu, penambahan blower Air conditioner dan system system kelistrikan lain yang membuat beban baterai dan system pengisian menjadi berat. 2. Dalam melakukan penyetelan sabuk dan voltase regulator sebaiknya sesuai dengan petunjuk dan spesifikasi, agar tidak merusak komponen yang lain, seperti baterai dan alternator. 3. Pada alternator perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur, agar komponen yang berada di dalamnya tetap terjaga dari kotoran dan debu yang, bisa menghambat kerja dari alternator. Diantaranya brush perkaitan antar socket. Karena brush yang sudah aus akan menghambat suplai arus yang menuju rotor sehingga mengurangi kemagnetan yang ditimbulkan akibat berikutnya menurunnya arus yang dihasilkan DAFTAR PUSTAKA Anomim “New Step 1”. PT Toyota Astra, Jakarta : 1995. Anonim “New Step 2. PT Toyota Astra. Training manual Electrical Group; 1998 Boentarto. Cara Pemeriksaan, Penyetelan dan Perawatan Kelistrikan Mobil. Andi Offset, Yogyakarta : 1993. Boentarto. Mengatasi Kerusakan Listrik Mobil. Puspa Swara, Yogyakarta : 2000. Dwi widjarnako. 2007. Jurnal Studi tingkat penguasaan rangkaian system pengisian (charging system) Team Penyusun. Dasar Listrik dan Baterai. PPPGT, VEDC, Malang : 2003. Team penyusun. Memperbaiki kerusakan pada sistem pengisian baterai, PPPGT,VEDC,Malang : 2005 Team penyusun. Charging sistem. Astra International. Jakarta.2005 Team penyusun. Electrical charging sistem.Astra international. Jakarta. 2007 ----------------, Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan. Departemen Tenaga Kerja Dan Transmigrasi R.I. Jakarta Selatan. 2006 24