PENGARUH UKURAN PULI DAN PENAMBAHAN JUMLAH LILITAN

advertisement
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015
PENGARUH UKURAN PULI DAN PENAMBAHAN JUMLAH LILITAN SPOEL
PADA ALTERNATOR KONVENSIONAL TERHADAP VOLTAGE YANG
DIHASILKAN
Rohmad Subodro, S.Pd, M.Pd
UNU Surakarta
[email protected]
Penelitian sistem pengisian difokuskan pada alternator guna mengatasi kekurangan
suplay pengisian yang diakibatkan terlalu banyak beban kelistrikan. Eksperimen ini
mencari pengaruh yang ditimbulkan yang diakibatkan dengan menggunakan beberapa
variasi, dengan mengganti ukuran puli yang lebih kecil dan menambahkan jumlah lilitan
pada alternator. Pengambilan data dengan cara membandingkan hasil Voltage pengisian
pada kendaraan standart sebelum dipasang dengan bahan eksperimen. Berikutnya
diperoleh data hasil eksperimen. Hasil yang diperoleh ketika puli diganti yang lebih kecil
adalah putaran pada kondisi stasioner mendapatkan putaran yang cukup cepat. Hal ini
dapat mengatasi ketika kendaraan terjebak macet dan membutuhkan arus pengisian yang
besar. Namun akan mengalami kendala pada putaran tinggi arus yang dihasilkan terlalu
besar yang dapat mengakibatkan overcharge. Eksperimen selanjutnya adalah dengan
menggulung lilitan dari kondisi standart ditambahkan 2 kali lilitan. Eksperimen ini
menghasilkan voltage sama namun ampere yang lebih besar sehingga sangant cocok jika
kendaraan menanggung beban kelistrikan yang besar akibat penambahan bermacam
macam asesories, seperti AC lampu dan audio video. Pada kendaraan standart hal ini tidak
perlu dilakukan karena standart pabrik telah cukup mampu mensuplai seluruh kebutuhan
kelistrikan. Namun keyataan pada masyarakat kita yang gemar menambahkan asesoris
berlebihan menjadikan kondisi sistem pengisian menjadi berat dan perlu dilakukan
penambahan tegangan.
Kata kunci
: beban kelistrikan, modifikasi penambahan lilitan alternator
Kata kunci : Ionizer, bahan bakar, gas buang.
berbagai asesoris mobil seperti audio video,
sistem pendingin ruangan dan lampu-lampu
variasi. Para pemakai kendaraan tidak
menyadari bahwa kapasitas baterai sangat
terbatas, sehingga tidak akan dapat mensuplai
tenaga listrik secara terus menerus.
Kurangnya perhatian dan perawatan
terhadap komponen sistem pengisian baterai
akan menyebabkan kerja dari komponen
sistem baterai menjadi tidak optimal.
Misalnya,
kurangnya
perawatan
dan
pemeriksaan pada alternator, regulator akan
mempengaruhi tegangan pada baterai, maka
baterai akan mengeluarkan arus yang kecil
dan tegangannya tidak stabil. Apabila arus di
dalam baterai ini kecil, maka tidak mencukupi
pada saat digunakan untuk menghidupkan
komponen kelistrikan lainnya dan baterai
akan cepat rusak karena tegangan yang tidak
1. PENDAHULUAN
Perkembangan
sistem
pendukung
kendaraan bermotor semakin canggih. Hal
tersebut dimaksudkan agar efisiensi motor
bakar tercapai sesempurna mungkin dan
mengurangi faktor kerugian yang ditimbulkan
dan biaya perbaikan yang mahal. Diantara
sistem pendukung motor bakar yang
berhubungan dengan sistem kelistrikan adalah
sistem pengisian.
Sistem pengisian berfungsi untuk
mengisi kembali baterai dan memberikan arus
listrik ke komponen motor
bakar yang
memerlukannya dan sistem pengisian ini
bekerja sangat dipengaruhi oleh
cepat
lambatnya putaran mesin. Adapun sistem
yang memerlukan suplai arus seperti, motor
stater, sistem penerangan dan wiper waser.
Selain itu sekarang ini banyak penambahan
16
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015
stabil. Di tambah dengan alternator yang tidak
mampu membantu mensuplay arus pada saat
putaran rendah. Untuk mengatasi hal tersebut
di atas, penulis tertarik untuk mencari dan
menemukan masalah pada sistem pengisian
sebagai sumber arus pada saat kendaraan
berjalan.
sistem kelistrikan otomotif merupakan
konversi energi listrik menjadi energi yang
dikehendaki.
c.
Tegangan Listrik
Tabung A dan B berisi air, dimana
permukaan air tabung A lebih tinggi dari
permukaan air tabung B, dihubungkan melalui
sebuah pipa maka air akan mengalir dari
tabung A ke tabung B (gambar a). Besarnya
aliran air ditentukan oleh perbedaan tinggi
permukaan air kedua tabung, ini disebut
dengan tekanan air.
Hal yang sama juga akan terjadi bila
kutub listrik A yang mempunyai muatan
positip dihubungkan dengan kutub B yang
bermuatan negatif oleh kabel C (gambar b),
maka arus listrik akan mengalir dari kutub A
ke kutub B melalui kabel C. Hal ini terjadi
karena adanya kelebihan muatan positip pada
kutub A dan kelebihan muatan negatif pada B
yang menyebabkan terjadinya beda potensial
(tegangan listrik). Perbedaan ini menyebabkan
tekanan/tegangan menyebabkan arus listrik
mengalir. Beda tegangan ini biasa disebut
Voltage.
II. LANDASAN TEORI
a. Dasar Listrik
Semua benda yang mengisi dan
membentuk dunia ini yang dapat dilihat
dengan pancaindra disebut materi atau zat.
Secara umum materi dikelompokkan menjadi
tiga yaitu padat, cair dan gas.
Adanya perubahan zat baik dari padat ke
cair cair ke padat cair ke gas dan sebaliknya
adalah
dipengaruh
beberapa
sebab
diantaranya adalah perubahan suhu
Suatu benda bila kita pecah tanpa
meningggalkan sifat aslinya akan kita
dapatkan partikel yang disebut molekul.
Molekul kalau kita pecah lagi akan kita
dapatkan beberapa atom. Jadi atom adalah
bagian terkecil dari suatu partikel/benda.
Atom terdiri dari inti (nucleus) yang
dikelilingi oleh elektron yang berputar
mengelilingi inti pada orbitnya masingmasing seperti susunan tata surya. Inti atom
sendiri terdiri dari proton dan netron. Proton
dan netron ternyata memiliki muatan listrik,
dimana proton memiliki muatan (+) dan
elektron memiliki muatan ( - ), sedangkan
neutron tidak memiliki muatan atau netral.
Atom yang memiliki jumlah proton dan
elektron yang sama, dikatakan bermuatan
netral. Sesuai dengan hukum alam, atom akan
terjadi tarik menarik antara nucleus sehingga
elektron akan tetap berada dalam orbitnya
masing-masing.
Gambar 2.10 Konsep Tegangan 1
b.
LISTRIK
Listrik merupakan salah satu energi yang
banyak digunakan untuk menggerakkan
berbagai peralatan atau mesin. Energi listrik
tidak dapat dilihat secara langsung, namun
dampak atau akibat dari energi listrik dapat
dilihat seperti sinar atau cahaya bola lampu,
dirasakan seperti saat orang tersengat listrik,
dibauh seperti bauh dari kabel yang terbakar
akibat hubung singkat, didengar seperti suara
bel atau radio.
Listrik merupakan sumber energi yang
paling mudah dikonversi menjadi energi yang
lain, sehingga sebagian besar komponen
Satuan tegangan listrik dinyatakan
dengan Volt dengan simbol V.
1 Volt
adalah tegangan listrik yang mampu
mengalirkan arus
listrik 1
A pada
konduktor dengan hambatan 1 ohm. Tabel
1
Hal 2-5
17
New Step 1 Training Munual. Toyota
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015
Rasio pulley alternator
pulley crankshaft 1,8 – 2,2 : 1
dibawah menunjukkan satuan tegangan
listrik yang sangat besar dan kecil.
III.
D. Baterai
Baterai berfungsi untuk menyimpan
arus listrik dan juga sebagai sumber arus
listrik pada saat mesin kendaraan belum
hidup.
A.
terhadap
METODOLOGI PENELITIAN
Diagram Alur Penelitian
Gambar 2.24 Baterai2
1. Besar Gaya Gerak Listrik
Bila perubahan medan magnet
berlangsung sangat cepat, maka gaya gerak
listrik yang dibangkitkan akan semakin besar.
3
E. Alternator
Sebagai sumber energi untuk
seluruh kebutuhan energi listrik dalam
mobil pada saat mobil hidup.dan pengisi
baterai agar siap pakai.
Alternator pertama kali dibuat
pada tahun 1967 karena dapat diproduksi
dioda penyearah berdaya besar
B. Metode Penelitian
Pengujian dan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dalam bahasan ini,
adalah sistem pengisian baterai pada mesin
Toyota kijang. Dengan melakukan perubahan
ukuran puli dirubah menjadi lebih kecil dari
ukuran standart guna mendapatkan putaran
yang lebih cepat dan melakukan perubahan
lilitan pada startor coil
1. Alat dan bahan yang digunakan
1. Pulley
Berfungsi untuk menerima tenaga mekanis
dari mesin untuk memutar rotor
2
New Step 1 Training Munual. Toyota
Hal 6-2
3
New Step 2. Training Manual vol 16
Charging system 4
18
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015
Alat-alat yang digunakan untuk
mendapatkan data dalam penelitian ini adalah
:
1) Tool set
Gambar :3.4 Ampere meter
Ampere meter digunakan untuk mengukur
arus pengisian pada waktu pengambilan data.
Gambar 3.1 Tool Set
Tool set Metric 8 – 24 mm ini
digunakan untuk membongkar dan memasang
regulator, alternator serta memasang bagianbagian yang diperlukan untuk sistem
pengisian baterai.
2) Tachometer
5)
Bahan
1. Alternator
Gambar :3.2 Tacho meter
Tachometer 9999rpm range 0.05%Acurancy
digunakan untuk mengukur putaran motor
sesuai kebutuhan yang diinginkan, saat
pengambilan data yang diperlukan.
3) Multimeter
2. Regulator
Gambar :3.3 Multimeter
Multimeter
Digital
digunakan
untuk
mengukur tegangan baterai pada waktu
pengambilan data.
4) Ampere meter
1. Puli
19
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015
n
= 11.612 rpm
Perubahan ukuran puli alternator dari ukuran
awal 68 mm diganti dengan ukuran 62 mm
pada putaran maksimum diperoleh perbedaan
putaran alternator mencapai 1024 putaran
Langkah penelitian
Adapun langkah yang dilakukan
dalam penelitian komponen sistem pengisian
dengan menggunakan regulator konvensional
pada mesin Toyota Kijang meliputi : Arus
yang dihasilkan pada masing masing variasi
percobaan, dan dibandingkan pada putaran
putaran tertentu.
a. Menyalakan mesin motor.
b. Memasang tachometer pada motor.
c. Memasang voltmeter.
d. Memasang varian percobaan tersebut
diatas
e. Memberikan putaran motor low
medium hight
f. Melakukan pengamatan akibat dan
catat pada lembar observasi.
g. Melakukan pengujian sebanyak 3 kali
terhadap arus yang dihasilkan
2. Stator coil
Gambar :3.5 Bahan Pengujian
Bahan yang digunakan untuk melakukan
pengujian dan penelitian ini adalah sistem
pengisian pada mesin toyota kijang. Puli, dan
alernator yang sudah dilakukan perubahan
jumlah lilitan.
a. Langkah-langkah penelitian
penelitian dilakukan dengan langkah langkah
berikut :
1) Menyiapkan varian percobaan secara
bergantian meliputi :
a) Menganti pully standart dengan pully
berdiameter lebih kecil, tanpa
menambah jumlah lilitan alternator
Jika pada kendaraan Toyota kijang
rpm maksimum 5000 rpm maka
dengan data Diameter puli mesin
144 mm
1. Diameter puli alternator 68 mm
kondisi standart
2. Maka jumlah putaran alternator
Dengan menggunakan rumus
keliling
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian pada system pengisian
baterai Toyota Kijang dengan melakukan
modifikasi pulley dan alternator untuk
mendapatkan arus yang lebih besar dan stabil
utamanya pada putaran stasioner. Hal ini
bertujuan untuk mengatasi drop pada baterai
jika semua system kelistrikan dinyalakan.
Data yang diperoleh setelah melakukan
penelitian dapat disimpulkan bahwa pada
kendaraan
standart
yang
kemudian
ditambahkan beberapa variasi audio maupun
air conditioner akan mengakibatkan drop pada
baterai, dimana baterai tersebut berfungsi
sebagai penyimpan arus dan penyuplai arus
yang dibantu oleh system pengisian.
Oleh karena itu penulis melakukan
percobaan dengan merubah ukuran pulley dan
menambah jumlah lilitan pada startor.
VAlternator = V Puli
Alternator
Puli
Alternator
68.n = 144 . 5000
n
= 10588 rpm
Jika pada puli alternator diganti dengan
diameter lebih kecil yaitu 62 mm. Maka
didapat
VAlternator = V Puli
A. Hasil dan pembahasan
1. Pengaruh Perubahan Ukuran pully
Sebagai pembanding data maka kami lakukan
pendataan pendataan pada kendaraan dalam
kondisi standart. Adapun hasilnya sebagai
berikut :
Alternator
Puli
Alternator
62.n = 144 . 5000
20
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015
Tabel 4.1 Penelitian kendaraan dalam
kondisi standart
1
Tabel 4.2 Penelitian kendaraan dengan
mengganti ukuran puly yang lebih kecil
Komponen Alternator
Perlakuan




Komponen Alternator
Perlakuan  Mengganti pully
standart dengan
diameter lebih kecil
 Menghidupkan
seluruh lampu
penerangan luar
 Acceories (audio)
Menghidupkan AC
Akibat yang
timbul
Putaran idle 1. - Terjadi pengisian.
(750 rpm)
- Voltase baterai 12,5
V.
2. - Terjadi pengisian.
- Voltase baterai 12,5
V.
3. - Terjadi pengisian.
- Voltase baterai 12,5
V.
Putaran
1. - Terjadi over charge.
sedang
- Voltase baterai 14,1
(2500 rpm)
V
2. - Terjadi over charge.
- Voltase baterai 14,1
V
3. - Terjadi over charge.
- Voltase baterai 14,1
V
Putaran
1 - Terjadi over charge.
tinggi (5000
- Voltase baterai 15 V
rpm)
2. - Terjadi over charge.
- Voltase baterai 15 V
3. - Terjadi over charge.
- Voltase baterai 15 V
Sistem pengisian
standar pada
kendaraan Toyota
kijang
Menghidupkan
seluruh lampu
penerangan luar
Acceories (audio)
Menghidupkan AC
Hasil data
Putaran idle 1. - Terjadi pengisian.
(750 rpm)
- Voltase baterai 12,5
V.
2. - Terjadi pengisian.
- Voltase baterai 12,5
V.
3. - Terjadi pengisian.
- Voltase baterai 12,5
V.
Putaran
1. - Terjadi pengisian.
sedang
- Voltase baterai 12,7
(2500 rpm) V.
2. - Terjadi pengisian.
- Voltase baterai 12,7
V.
3. - Terjadi pengisian.
- Voltase baterai 12,7
V.
Putaran
1. - Terjadi pengisian.
tinggi (5000
- Voltase baterai 13.4
rpm)
V.
2. - Terjadi pengisian.
- Voltase baterai 13.5
V.
3. - Terjadi pengisian.
- Voltase baterai 13.5
V.
Pengambilan data yang diperoleh
pada kendaraan standart dengan memberikan
perlakuan menghidupkan ac, penerangan luar
dalam dan audio video menunjukkan bahwa
arus out put pada putaran idle cukup rendah
dan jika kondisi tersebut terjadi pada kondisi
perjalanan macet dalam waktu yang lama
maka batrai akan mengalami drop karena
pengisian kurang. Terkadang konsumen tidak
memperhatikan beban kelistrikan yang harus
ditanggung oleh batrai. Dalam kondisi
standart kendaraan sudah di desain
sedemikian rupa agar semuan kebutuhan
system kelistrikan dapat di kerjakan oleh
batarai dan alternator pada system pengisian,
Sedangkan dapat pada perlakuan
mengganti puly dengan diameter lebih kecil
adalah sebagai berikut ;
21
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015
hal ini sangat wajar karena telah melalui
berbagai ujicoba. Namun konsumen sering
menambahkan
berbagai
accessories
kelistrikan
lain
seperti
lampu
fog
lamp,bohlam lampu dengan watt lebih besar,
lampu variasi, air conditioner yang dengan
kemampuan yang lebih besar, audio, video
dan lain sebagainya. Pada hal kondisi semua
kelistrikan dinyalakan sangat membutuhkna
suplai arus yang banyak. Sedangkan pada
alternator sangat di pengaruhi dengan adanya
putaran mesin. Jika terjadi kondisi perjalanan
jauh pada malam hari kelistrikan semua
menyala baik audio video (mobil travel) dan
kondisi perjalanan yang lambat atau macet
maka putran mesin akan terasa kurang cukup
untuk memutar alternator untuk mendapat
hasil out put yang besar. Maka dari itu penulis
mengganti puli dengan ukuran yang lebih
kecil dengan tujuan untuk mendapatkan
putaran yang lebih cepat.
pada kendaraan Toyota kijang rpm maksimum
5000 rpm, dengan data
3. Diameter puli alternator 68 mm kondisi
standart
4. Maka jumlah putaran alternator
Dengan menggunakan rumus keliling
Dari hasil perhitungan tersebut didapat
perbandingan yang cukup signifikan pada
putaran stasioner sehingga menghasilkan
putaran yang lebih cepat.
Namun ternyata penggantian puly ini terdapat
kelemahan pada putaran tinggi diatas 4000
rpm, yaitu dengan putaran tersebut hasil out
telah mencapai batas maksimal untuk
pengisian batarai 14.8 volt. Sehingga pada
regulator kontak point voltage regulator
bekerja dan mengurangi arus yang masuk ke
rotor coil mengakibatkan kemabgnetan
berkurang dan arus yang dihasilkan keciljika
kendaraan melaju pada jalan tol dengan
kecepatan tinggi maka akan berpengaruh pada
pengisian yang berkurang.
2. Pengaruh Penambahan Jumlah Lilitan
Pada lilitan startor dari ukuran standart dari
masing masing lilitan dari awalnya adalah 7 x
lilitan tiap kolom maka diganti menjadi 9
lilitan tiap kolom sehingga jumlahnya lilitan
bertambah, panjang kawat bertambah dan
diameter bertambah. Dengan penambahan
tersebut diperoleh data sebagai berikut ;stator
yang ditambahkahasil pengukuran amper
meter menghasilkan amper yang lebih tinggi,
artinya jika pada kendaraan ditambahkan
berbagai accessories maka system pengisian
akan mampu mensuplainya.
VAlternator = V Puli
Alternator
Puli
Data tersebut dapat dibuat dalam bentuk tabel
dan grafik sebagai berikut
Alternator
68.n = 144 . 5000
n
Table 4.4 Hasil Pengamatan
= 10588 rpm
Jika pada puli alternator diganti dengan
diameter lebih kecil yaitu 62 mm. Maka
didapat
VAlternator = V Puli
Alternator
Puli
Alternator
62.n = 144 . 5000
n
= 11.612 rpm
Perubahan ukuran puli alternator dari ukuran
awal 68 mm diganti dengan ukuran 62 mm
pada putaran maksimum diperoleh perbedaan
putaran alternator mencapai 1024 putaran
22
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015
Table
4.4 Hasil Pengamatan
Diameter
Puli Std
(volt)
(A)
Diameter
Puli
Diperkecil
(volt)
(B)
perubahan
Jumlah
lilitan
(volt)
(C)
12,5
12,5
13,7
Perubahan
diameter
puli dan
jumlah
lilitan
(volt)
(D)
13,8
12,5
12,5
13,8
13,8
12,5
12,5
13,8
13,8
12,7
14,1
14,5
14
12,7
14,1
14,5
14
12,7
14,1
14,5
14
13,4
15
14,8
15,2
13,5
15
14,8
15,2
13,5
15
15,2
15
Perlakuan
Putaran
Mesin
750
2500
5000
3.
sehingga
cocok
digunakan
pada
kendaraan yang dilengkapi berbagai
asesories kelistrikan melebihi standart
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian dan pembahasan data
hasil
pengujian terhadap sistem pengisian
konvensional dengan merubah ukuran
pulley dan melakukan perubahan pada
jumlah lilitan startor Toyota Kijang,
maka didapatkan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Perubahan yang dilakukan dengan cara
memperkecil ukuran pulley memiliki
kelebihan yang cukup signifikan yaitu
a. Arus yang dihasilkan lebih stabil
terbukti dengan hasil out put yang
maksimal
b. Putaran pulley lebih cepat pada putaran
idle
Namun ternyata pada putaran tinggi diatas
3000 Rpm system pengisian sudah Mendekati
maksimal sehingga pada putaran tersebut
suplay arus menurun diakibatkan pada
regulator telah bekerja memutus arus listrik
yang menuju ke startor coil, akibatnya
kemagnetan berkurang arus yang ditimbulkan
oleh startor menurun.
Hal ini dapat disimpulkan dari
penelitian tersebut bahwa dengan merubah
ukuran pulley menjadi lebih kecil dapat
menghasilkan arus out put yang besar pada
putaran rendah, kondisi ini hanya cocok pada
saat kendaraan terjebak macet saja, sedangkan
pada kecepatan sedang ke tinggi cenderung
pengisian tidak maksimal.
Maka :
a. Melakukan perubahan ukura pulley lebih
kecil tidak lebih baik dari kondisi
standart.
b. Pada kondisi standar terdapat kelemahan
jika kendaraan terjadi kondisi terjebak
macet pada malam hari sehingga Rpm
dalam posisi idle, lmpu semua menyala,
accessories seperti AC, audio video dan
penambahan penerangan.
2. Melakukan penambahan lilitan pada startor
Penambahan lilitan startor dengan
tampa melakukan perubahan pada ukuran
pulley dan komponen system pengisian
lainnya hasilnya dapat menghasilkan arus
yang lebih besar dan stabil pada putaran
rendah maupun sedang. Kondisi ini dapat
diaplikasikan pada kendaraan utamanya
1. Table 4.5 grafik hasil tegangan
yang dihasilkan
16
15,5
15
14,5
ARUS
14
13,5
13
12,5
12
11,5
11
10,5
10
750
2500
5000
Putaran Mesin
Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa
1.penggantian puly hanya menghasilka arus
baik pada putaran rendah saja sedangkan
pada putaran menengah ke tinggi
mengalami penurunan tegangan karena
kecepatan alternator terlalu cepat
2. pada penambahan lilitan menghasilkan
voltage baik dengan amper yang lebih
tinggi
23
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015
kendaraan yang harus menghidupkan semua
asesoris. Sperti contoh kendaraan travel,
berjaln jauh dengan selalu menghidupkan ac
siang maupun malam hari. Ditambah dengan
banyakknya fasilitas audio video variasi
lampu untuk menarik konsumen maupun
untuk kenyamanan pelanggan.
Kelemahan penambahan lilitan
terdapat pada komponen alternator yang
membutuhkan ukuran lebih besar ruang yang
lebih luas sehingga cukup memakan tempat.
Dari uraian di atas dapat digunakan
untuk mengatasi permasalahan pada system
pengisian yang kurang maksimal akibat
terlalu banyakknya beban dan fasilitas
tambahan pada kendaraan, serta menambah
pengetahuan tentang cara kerja komponen
sistem
pengisian
baterai,
sehingga
permasalahan dapat teratasi tanpa harus
mengganti komponen secara keseluruhan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan uraian di
atas, maka penulis memberikan beberapa
saran antara lain adalah :
1. Sebaiknya pemilik kendaraan tidak
melakukan penambahan accessories yang
berlebihan, seperti audio video dengan
watt yang besar, penambahan lampu
lampu,
penambahan
blower
Air
conditioner
dan
system
system
kelistrikan lain yang membuat beban
baterai dan system pengisian menjadi
berat.
2. Dalam melakukan penyetelan sabuk dan
voltase regulator sebaiknya sesuai
dengan petunjuk dan spesifikasi, agar
tidak merusak komponen yang lain,
seperti baterai dan alternator.
3.
Pada
alternator
perlu
dilakukan
pemeriksaan
secara
teratur,
agar
komponen yang berada di dalamnya tetap
terjaga dari kotoran dan debu yang, bisa
menghambat kerja dari alternator.
Diantaranya brush perkaitan antar socket.
Karena brush yang sudah aus akan
menghambat suplai arus yang menuju
rotor sehingga mengurangi kemagnetan
yang ditimbulkan akibat berikutnya
menurunnya arus yang dihasilkan
DAFTAR PUSTAKA
Anomim “New Step 1”. PT Toyota Astra,
Jakarta : 1995.
Anonim “New Step 2. PT Toyota Astra.
Training manual Electrical Group; 1998
Boentarto. Cara Pemeriksaan, Penyetelan dan
Perawatan Kelistrikan Mobil. Andi
Offset, Yogyakarta : 1993.
Boentarto. Mengatasi Kerusakan Listrik
Mobil. Puspa Swara, Yogyakarta : 2000.
Dwi widjarnako. 2007. Jurnal Studi tingkat
penguasaan rangkaian system pengisian
(charging system)
Team Penyusun. Dasar Listrik dan Baterai.
PPPGT, VEDC, Malang : 2003.
Team penyusun. Memperbaiki kerusakan
pada
sistem
pengisian
baterai,
PPPGT,VEDC,Malang : 2005
Team penyusun. Charging sistem. Astra
International. Jakarta.2005
Team
penyusun.
Electrical
charging
sistem.Astra international. Jakarta. 2007
----------------, Materi Pelatihan Berbasis
Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor
Kendaraan Ringan. Departemen Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi R.I. Jakarta
Selatan. 2006
24
Download