newsletter revisi INDONESIA 6-7

advertisement
FEATURE
Tugu Peringatan
MENGABADIKAN
INGAT(!)AN
Seburuk apapun, ingatan adalah bagian dari hidup. Apa yang telah
terjadi pada Desember 2004 silam di Aceh dan daerah sekitar,
membuat Pemerintah Jepang bersama dengan JICA memanfaatkan
situasi ini untuk membangun sesuatu yang dapat selalu diingat
oleh rakyat Aceh dan generasi mendatang. Memorial Pole adalah
perwujudan dari situasi ini. Memorial Pole adalah tugu peringatan
atas kejadian tsunami yang telah meluluhlantakkan Aceh 15 bulan
silam. Ide pembuatan tugu ini datang dari seorang profesor Jepang
bernama Hirokaze Iemura dari Kyoto University. Adapun fungsi
dari tugu ini adalah sebagai lambang peringatan sekaligus menjadi
nilai edukasi bagi rakyat Aceh akan peristiwa gempa bumi dan
tsunami, baik yang telah terjadi maupun di masa yang akan datang.
Selain itu, monumen ini diharapkan dapat menjadi tolok ukur
tingginya gelombang yang akan terjadi.
Pembangunan tugu ini terbagi menjadi tiga tipe sesuai dengan tingginya gelombang
tsunami yang telah menimpa Aceh;
Tipe pertama adalah Low Poles, tingginya mencapai 1-2,5 M (Lihat. Gb.1).
Tugu ini adalah tugu terendah dan akan dibangun sebanyak 40 buah di
daerah dimana ketinggian gelombang pada saat itu mencapai 1-2.5 M.
Tipe kedua adalah Medium Poles dimana tingginya mencapai 2.5- 5 M
(Lihat Gb.2). Tugu ini adalah tugu dengan tinggi sedang dan akan dibangun
sebanyak 30 buah di daerah dimana ketinggian gelombang tsunami
mencapai 2,5- 5 M.
Tipe ketiga adalah High Poles yang tingginya mencapai lebih dari 5 M.
(Lihat. Gbr. 3). Tipe High Poles ini akan dibangun sebanyak 15 buah.
Jadi, total pembangunan tugu di Aceh ini adalah sebanyak 85 tugu.
Pemerintah Jepang bersama masyarakat Aceh juga telah membuat tugu yang
serupa dengan tugu yang akan dibangun di Aceh ini sebagai tugu peringatan atas
gempa bumi dan tsunami yang pernah terjadi di Jepang. Kesepakatan akan
pembangunan Memorial Pole ini telah dilakukan oleh Pemerintah Jepang dan
Yayasan Umi Abasiah pada Desember 2005 lalu, bertepatan dengan satu tahun
peristiwa tsunami di Aceh. Proyek pembangunan ini akan dimulai pada bulan Januari
2006. Adapun pihak-pihak yang turut membantu dalam proyek ini adalah Universitas
Syiah Kuala, dimana didalamnya turut andil Dr. Agussalim dalam mendesain
rancangan memorial pole ini. Keterangan terakhir dari proyek ini, kini telah dibangun
sebanyak 4 Memorial Pole di beberapa tempat di Banda Aceh sebagai proyek
percontohan seperti di Sekolah Menengah Kejuruan 2, Madrasah Aliyah Negeri 1,
Masjid Landingin dan Masjid Lambarusket. Munawir, salah satu mahasiswa teknik
sipil di Universitas Syiah Kuala mengatakan, “Tanggapan masyarakat Aceh atas
proyek ini sangat baik. Dengan Memorial Poles, kami dapat selalu mengingat gempa
bumi dan tsunami yang telah meluluhlantakkan kampung halaman kami.”
7
Download