8 BAB II TELAAH LITERARTUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA

advertisement
8
BAB II
TELAAH LITERARTUR
DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA
2.1.
Pengertian Pasar Modal
Pasar modal adalah suatu ajang yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat
untuk memobilisasi dana, baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang
berasal luar negeri. Kehadiran pasar modal memperbanyak pilihan sumber
dana (terutama dana jangka panjang) untuk perusahaan. Bagi investor, pasar
modal merupakan wahana yang dapat dimanfaatkan untuk menginvestasikan
dananya (dalam asset financial).
Menurut Agus Sartono, (1998:27) pasar modal adalah suatu pasar (tempat,
berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham, obligasi, dan
jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang
efek.
Menurut aliran baru, pasar modal adalah wahana untuk menghimpun dana
guna pembiayaan pembangunan yang merupakan wujud nyata peran serta
masyarakat.
Menurut UU No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, pasar modal adalah
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
9
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Secara formal pasar modal
dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau
sekuritas) jangka panjang yang diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang
ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, maupun
perusahaan swasta. Namun secara lebih sederhana, pasar modal adalah
tempat untuk menerbitkan atau memperdagangkan surat-surat berharga
jangka panjang, khususnya saham dan obligasi.
Berdasarkan pengertian diatas, pasar modal dapat dibedakan menjadi :
1. Pasar Primer (primery market).
Pasar primer adalah pasar tempat penerbitan perdana surat-surat berharga.
2. Pasar Sekunder (secondary market).
pasar sekunder adalah pasar tempat surat-surat berharga yang sudah
beredar atau bukan emisi baru diperdagangkan.
3. Pasar Ketiga (third market).
Pasar ketiga adalah pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar
kedua ditutup. Pasar ketiga biasanya dijalankan oleh wali amanat atau
pialang yang mempertemukan pembeli dan penjual setelah pasar kedua
ditutup.
4.
Pasar Keempat (fourth market).
Pasar keempat adalah pasar modal yang dilakukan antara institusi
berkapasitas besar, untuk menghindari komisi untuk para wali amanat
dengan melakukan transfer langsung blok saham antara lembaga investasi
tanpa melalui wali amanat. Pasar keempat biasanya menggunakan
10
jaringan komunikasi untuk memperdagangkan saham dalam jumlah blok
besar.
Secara umum pasar modal adalah pasar abstrak yang memperjualbelikan dana
jangka panjang lebih dari satu tahun dalam bentuk surat berharga yaitu
obligasi dan saham.
Adapun manfaat pasar modal adalah :
1. Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha
dan memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
2. Sebagai wahana investasi bagi investor sekaligus rnemungkinkan
upaya diversifikasi.
3. Merupakan leading indicator bagi trend ekonomi Negara.
4. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat
menengah dan menciptakan iklim berusaha yang sehat.
5. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan
mempunyai prospek.
6. Membina iklim keterbukaan dan profesionalisme serta memberikan
akses kontrol sosial.
7. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan
resiko yang dapat diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas,
dan diversivikasi investasi.
11
Jenis perdagangan di pasar modal dibagi ke dalam tiga segmen pasar, yaitu :
1. Reguler Trading, yang dipilih oleh investor untuk memperoleh harga yang
terbaik karena harga pada pasar regular dibentuk sesuai dengan
mekanisme pasar (continuous action market).
2. Non Reguler Trading, dipilih oleh investor yang ingin membeli dan
menjual efek dalam jumlah dan harga sesuai dengan keinginan mereka.
Jenis perdagangan ini tidak melakukan tawar menawar seperti regular
trading, tetapi perdagangan dilaksanakan pada papan dan harga yang
terpisah dan ditentukan sesuai dengan harga terakhir perdagangan reguler.
Yang termasuk dalam non regular trading antara lain:
a. Block Trading, perdagangan dalam jumlah besar antara anggota
bursa dalam jumlah minimum 200.000 saham.
b. Crossing/perdagangan tutup sendiri, dilaksakan oleh anggota
bursa yang memiliki order jual dan order beli pada harga dan
jumlah yang sama dengan cara melampirkan copy bukti pesanan
dari nasabahnya.
c. Foreign Board, perdagangan antara pemodal asing Untuk
saham-saham yang porsi asingnya mcncapai 49% dari saham
yang tercatat, dapat dilakukan oleh pemodal asing dengan
negosiasi langsung.
d. Add Lot, yaitu perdagangan untuk saham yang dibawah standar
lot (kurang dari 500 saham).
e. Cash Trading, adalah perdagangan dengan maksud negosiasi
langsung untuk persyaratan tunai dan penyerahan segera.
12
Jenis perdagangan ini hanya dilakukan oleh anggota bursa yang
gagal melaksanakan penyerahan efek pada hari ke-5 (t+1).
Penyerahan efek yang telah terjual seharusnya dilakukan
selambat-lambatnya 4 hari bursa setelah transaksi terjadi.
Pasar modal memiliki daya tarik tersendiri bagi para investor diantaranya :
1.
Pasar modal merupakan alternatif dari perhimpunan dana selain sistem
perbankan, pasar modal memungkinkan perusahaan menerbitkan
sekuritas yang merupakan surat tanda hutang (obligasi) ataupun surat
tanda kepemilikan (saham) sehingga perusahaan dapat menghindarkan
diri dari debt to equity ratio yang terlalu tinggi.
2.
Pasar modal memungkinkan para investor memiliki beberapa pilihan
sesuai dengan prefensi resiko mereka, disamping itu investasi pada
tingkat sekuritas memiliki daya tarik yang lain yaitu pada likuiditasnya.
Investor dapat melakukan investasi pada suatu perusahaan dan
menggantinya beberapa waktu kemudian pada perusahaan yang lainnya.
Salah satu jenis efek yang paling banyak diperdagangkan dan diketahui oleh
masyarakat adalah saham, dan untuk menganalisa suatu saham investor perlu
memperhatikan laporan keuangan suatu perusahaan.
Adapun prinsip dasar dalam pasar modal adalah keterbukaan pengungkapan
informasi bagi semua pelaku pasar modal untuk selalu mengedepankan
kerangka dasar dalam penyusunan laporan keuangan, yaitu dapat dipahami
(understandibility), relevan (relevance), dapat diandalkan (reability) dan
dapat diperbandingkan (camparrability).
13
2.2.
Laporan Keuangan
2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002) dalam Standar Akuntansi
Keuangan menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari
proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan (yang
dapat disajikan dengan berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau
laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan
dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan
geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Dengan demikian, laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan
hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.
Adapun jenis laporan keuangan adalah neraca, laporan rugi laba atau hasil
usaha, laporan arus kas, dan laporan posisi keuangan.
Menurut Belkaoui (1999) laporan keuangan merupakan salah satu sumber
utama informasi keuangan yang sangat penting bagi sejumlah pemakai
laporan keuangan dalam mengambil keputusan ekonomi. Laporan keuangan
merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan oleh
manajer atas sumber daya pemilik.
Menurut Rahardjo (2001) laporan keuangan adalah laporan pertanggung
jawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan
14
yang dipercayakan kepada pihak-pihak diluar perusahaan, yaitu pemilik
perusahaan (pemegang saham), pemerintah (instansi pajak), kreditor (Bank
atau Lembaga Keuangan), dan pihak lainnya yang berkepentingan.
2.2.2. Tujuan Laporan Keuangan
Di dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) Nomor 1
(satu) dinyatakan bahwa laporan keuangan bertujuan untuk :
1. Menyajikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur yang ada
dan yang potensial dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk
investasi, pemberiaan kredit, dan keputusan lainnya.
2. Membantu investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan
pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari
penerimaan uang dimasa yang akan datang yang berasal dari deviden atau
bunga dan dari penerimaan uang yang berasal dari penjualan, pelunasan,
atau jatuh temponya surat-surat berharga atas pinjaman-pinjaman.
3. Menunjukan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas
sumber-sumber tersebut (kewajiban perusahaan untuk mentransfer
sumber-sumber ke perusahaan lain dan ke pemilik perusahaan), dan
pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan
yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber-sumber
tersebut.
Ikatan Akuntansi Indonesia (2002) menjelaskan bahwa tujuan umum laporan
keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan,
kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar
15
kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan
ekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban (stewardship) menajemen
atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Sedangkan The International Accounting Standards Committee (IASC dalam
IAI, 2002) menjelaskan bahwa : The Objective of Financial Statements is to
provide information about the financial position, ferformance, an changes in
financial position of an enterprise that is useful to a wide range of users in
making economic decisions.
Dari tujuan yang telah dikemukakan, laporan keuangan merupakan salah satu
informasi yang dapat membantu pengguna laporan keuangan dalam
pengambilan keputusan, termasuk untuk menilai kinerja perusahaan, maka
informasi keuangan akan bermanfaat bila memenuhi ketujuh kualitas berikut :
a. Relevan.
Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud
penggunaannya. Informasi yang relevan adalah informasi yang
berhubungan dengan tindakan yang direncanakan untuk dicapai.
b. Dapat Dimengerti.
Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya dan dinyatakan dalam
bentuk dan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para
pemakai. Dalam hal ini dari pihak pemakai yang diharapkan adanya
pengertian atau pengetahuan mengenai aktivitas-aktivitas ekonomi
perusahaan, proses akuntansi keuangan, serta istilah-istilah teknis yang
digunakan dalam laporan keuangan.
16
c. Daya Uji.
Untuk meningkatkan manfaatnya, informasi harus dapat diuji
kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan
metode pengukur yang sama.
d. Netral.
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu. Tidak
boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan
beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak-pihak lain
yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.
e. Tepat Waktu.
Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan
sebagai dasar untuk membantu pengambilan keputusan dan untuk
menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.
f.
Daya Banding.
Informasi dalam laporan keuangan lebih berguna bila dapat dibandingkan
dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama
maupun dengan laporan keunagan perusahaan-perusahaan lainnya pada
periode yang sama.
g. Lengkap.
Informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua data keuangan yang
dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitatif di atas. Dapat juga
diartikan sebagai pemenuhan standar pengungkapan yang memadai dalam
pelaporan keuangan.
17
2.2.3. Analisa Laporan Keuangan dan Penilaian Investasi
2.2.3.1.Analisa Laporan Keuangan
Menurut Rahardjo (2001:85-86) tujuan dari analisa laporan keuangan adalah
untuk membantu pemakai dalam memperkirakan masa depan dengan cara
membandingkan, mengevaluasi, dan menganalisa kecenderungan. Pemakai
laporan keuangan bukan saja tertarik dengan informasi saat ini, namun
mereka juga ingin mengerti kecenderungan selama jangka waktu tertentu.
Oleh karena itu analisa laporan keuangan yang ditujukan untuk suatu proses
tertentu saja manfaatnya akan terbatas atau kurang bernilai.
Hasil dari analisa laporan keuangan untuk suatu periode waktu tertentu akan
lebih bernilai bila dibandingkan dengan hasil dari periode sebelumnya atau
sesudahnya, atau apabila dibandingkan dengan hasil atas analisa laporan
keuangan perusahaan lain yang sejenis (dalam industri yang sama).
Menurut Rahardjo (2001:88) ada tiga teknik laporan keuangan yang sering
digunakan, yaitu:
a. Perubahan nilai rupiah dan persentase (indeks) pada laporan keuangan,
atau sering disebut sebagai analisis horizontal. Analisis ini akan sangat
membantu karena menyajikan perubahan antar tahun baik dalam bentuk
nilai rupiah maupun presentase.
b. Laporan ukuran umum (commonsize statements), atau sering dikenal
sebagai analisis vertikal. Suatu laporan ukuran umum adalah suatu
laporan yang menunjukan item-item yang berlainan ditampilkan dalam
bentuk persentase daripada dalam bentuk nilai rupiah.
18
c. Rasio keuangan atau dikenal sebagai analisis rasio. Perbandingan rasio
dapat dilakukan untuk dan antar pos baik dalam neraca maupun
perhitungan laba rugi.
2.2.3.2.Penilaian Investasi
Secara umum banyak teknik analisis dalam melakukan penilaian investasi.
Ahmad (1996:75) mengemukakan dua jenis analisis, yaitu analisis teknikal
yang memusatkan perhatian pada indeks saham, harga, atau statistik pasar
lainnya untuk menemukan pola yang mungkin dapat digunakan untuk
memprediksi nilai suatu investasi dan analisis fundamental yang mempelajari
hubungan harga saham dengan kondisi perusahaan.
Anoraga dan Pakarti (2001:103) menyatakan bahwa teknik analisis yang
paling banyak dipakai dalam melakukan penilaian investasi adalah analisis
fundamental, analisis teknikal, analisis ekonomi, analisis rasio keuangan :
a. Analisis Fundamental.
Analisa ini sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan,
karena biasanya nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari
perusahaan yang bersangkutan. Data yang dipakai adalah data-data
historis kegiatan operasional perusahaan
b. Analisis Teknikal.
Teknik analisis ini menggunakan data berupa grafik atau program
komputer untuk mengetahui kecenderungan pasar, sekuritas, atau future
komoditas yang akan dipilih dalam berinvestasi. Teknik ini mengabaikan
hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan
19
c. Analisis Ekonomi.
Analisis ini menggunakan berbagai indikator yang biasanya juga
digunakan oleh pengambil kebijakan di bidang perekonomian. Dalah satu
indikator yang banyak digunakan adalah tingkat Gross Domestic Product
(GDP). Pertumbuhan ekonomi yang baik secara umum menunjukan
tingkat perbaikan kesejahteraan masyarakat dan biasanya diikuti dengan
kegiatan pasa modal yang semakin bergairah. Analisis ekonomi cukup
penting karena sering kali sangat berpengaruh terhadap analisis efek
secara keseluruhan.
d. Analisis Rasio Keuangan.
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari
satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).
Munawir (1995:37) mendefenisikan analisis rasio adalah suatu metode
analisa untuk mengetahui hubungan dari pokok-pokok tertentu dalam
neraca atau laporan laba rugi secara individual atau kombinasi dari kedua
laporan tersebut.
Rasio keuangan adalah pembanding antara pos-pos tertentu dan pos lain
yang memiliki hubungan yang berarti. Rasio keuangan ini hanya
menyederhanakan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya.
Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan
antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan resiko lain sehingga
kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian.
20
Menurut Helfert (1997:86) bahwa daya tarik utama bagi pemegang saham
dalam suatu perseroaan adalah laba (profitabilitas). Oleh karena itu,
investor akan menganalisa prospek dari perusahaan tersebut melalui
kinerjanya yang tercermin melalui laba yang tercantum dalam laporan
keuangan yang dipublikasikan.
2.3.
Laba
2.3.1. Pengertian Laba
Menurut Harahap (2001) Laba (gains) ialah naiknya nilai equity dari
transaksi yang bersifat insidentil dan dari transaksi atau kejadian lainnya yang
mempengaruhi entity selama 1 (satu) periode tertentu kecuali yang berasal
dari hasil atau investasi pemilik.
Definisi laba menurut The FASB (35) adalah : kenaikan modal pemilik
(aktiva neto) dari transaksi insidentil atau transaksi sampingan sebuah
perusahaan dan dana dari seluruh transaksi lain, kejadian lain, dan keadaan
lain yang mempengaruhi perusahaan selama suatu periode.
Sedangkan pengertian laba menurut Badriawan (1992) adalah kenaikan
modal yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang
terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain
yang mempengaruhi badan usaha selama 1 (satu) periode kecuali yang timbul
dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik.
Berdasarkan pengertian laba yang telah di ungkapkan dapat disimpulkan
bahwa laba adalah selisih dari pendapatan terhadap beban atau pendapatan
21
yang diterima setelah break event point (BEP), yang disebabkan oleh
transaksi atau kejadian lainnya selama 1 (satu) periode.
2.3.2. Klasifikasi Laba
Dalam penyajian laporan laba/rugi, laba diklasifikasikan menjadi beberapa
jenis antara lain :
1. Laba kotor atas penjualan, merupakan selisih dari penjualan bersih dan
harga pokok penjualan, laba ini dinamakan laba kotor hasil penjualan
bersih sebelum dikurangi dengan beban operasi lainnya untuk periode
tertentu.
2. Laba bersih operasi perusahaan yaitu laba kotor dikurangi dengan
sejumlah biaya penjualan, biaya administrasi dan umum.
3. Laba bersih sebelum potongan pajak, merupakan pendapatan perusahaan
secara keseluruhan sebelum potongan pajak perseroan, yaitu apabila laba
operasi dikurangi atau ditambah dengan selisih pendapatan dan biaya
4. Laba kotor sesudah potongan pajak yaitu laba bersih setelah ditambah
atau dikurangi dengan pendapatan dan biaya non operasi dan dikurangi
pajak perseroan.
2.3.3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi laba
Faktor – faktor yang mempengaruhi laba antara lain :
1. Biaya.
Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk akan
mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.
22
2. Harga jual.
Harga jual produk yang akan mempengaruhi besarnya volume penjualan
produk yang bersangkutan.
3. Volume penjulan dan produksi.
Besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi
produk tersebut, selanjutnya volume produksi akan mempengaruhi besar
atau kecilnya biaya produksi.
2.3.4. Konsep laba
Menurut Hendriksen (1994) makna laba dapat diinterprestasikan melalui tiga
konsep, yaitu :
1. Konsep Laba Sintaksis.
Interprestasi laba yang dikaitkan dengan ketentuan-ketentuan yang
mengaturnya, yang perhitungannya dengan menggunakan prinsip realisasi,
matching, dan lain-lain.
Ada dua pendekatan pengukuran laba tingkat sintaksis ini, yaitu :
a. Pendekatan transaksi.
Menurut pendekatan ini pencatatan terhadap perubahan nilai asset dan
liabilities merupakan akibat dari transaksi, baik transaksi internal maupun
eksternal.
b. Pendekatan kegiatan.
Pendekatan ini berfokus pada deskripsi kegiatan perusahaan dari pada
pelaporan transaksi, artinya laba dianggap timbul bila peristiwa tertentu
terjadi bukan sekadar pada saat terjadinya suatu transaksi.
23
2. Konsep Laba Semantik.
Interprestasi laba yang dikaitkan dengan realita ekonomi. Interprestasi laba
pada tingkat ini sering kali merujuk pada dua konsep ekonomi, yaitu :
a. Konsep pemeliharaan modal.
Menurut konsep ini laba didefenisikan sebagai jumlah yang dapat
diberikan perusahaan kepada pemegang saham sehingga tingkat
kesejahteraan atau kekayaan mereka pada akhir periode minimal sama
dengan awal periode.
b. Laba sebagai alat ukur efisiensi.
Informasi tentang efisiensi suatu perusahaan dapat diukur dari laba yang
diperoleh, dimana investor dan calon investor memerlukan informasi
tentang efisiensi perusahaan sebagai dasar untuk mengambil keputusan
ekonomi.
3. Konsep Laba Pragmatis.
Interprestasi laba dikaitkan dengan kegunaannya bagi para pemakai. Konsep
ini menyangkut pengambilan keputusan oleh investor, kreditur, manajemen,
dan lain-lain.
a. Laba sebagai alat prediktif bagi investor dan kreditur.
Investor dan kreditur ingin menafsir arus kas masuk perusahaan,
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan resiko investasi
atau pinjaman kepada perusahaan di masa mendatang.
b. Laba sebagai bahan pengambilan keputusan manajemen.
Manajemen juga perlu memperhatikan perilaku para investor dan kreditur
terhadap laba yang dilaporkan.
24
2.3.5. Informasi Laba
Untuk menilai suatu saham hal yang paling mendasar yang harus dikuasai
adalah akses informasi (Widoatmojo, 1996). Semakin cepat dan semakin
banyak informasi yang diserap, maka pelaku pasar modal akan semakin
mempunyai kesempatan memperoleh keuntungan.
Teguh (2002) mendefenisikan informasi sebagai berikut :
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi yang menerimanya serta menggambarkan kejadian (event)
dan kesatuan nyata (fact and entity) yang digunakan untuk pengambilan
keputusan.
Kejadian-kejadian (event) itu sendiri adalah kesatuan yang terjadi pada saat
tertentu yang dalam dunia bisnis disebut transaksi. Sedangkan kesatuan nyata
(fact and entity) merupakan obyek nyata seperti tempat, benda, dan orang
yang betul-betul ada dan terjadi. Sedangkan yang dimaksud dengan data
adalah kelompok simbol-simbol teratur yang mewakili kuantitas, tindakan,
beban, dan sebagainya. Data terbentuk dari karakter yang berupa alphabet
numeric atau simbol khusus (Anoraga dan Pakarti 2001:92).
Sedangkan pengertian laba adalah kenaikan modal pemilik (aktiva neto) dari
transaksi insidentil atau transaksi sampingan sebuah perusahaan dan dana dari
seluruh transaksi lain, kejadian lain, dan keadaan lain yang mempengaruhi
perusahaan selama suatu periode.
25
Jadi, informasi laba dapat diartikan sebagai data laba yang diolah sehingga
menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat untuk
pengambilan keputusan.
2.4.
Rasio - Rasio Keuangan
Rasio keuangan dikelompokan menjadi lima jenis berdasarkan ruang
lingkupnya, yaitu :
1.
Rasio likuiditas.
yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dihitung
dari sumber informasi tentang modal kerja yaitu pada pos aktiva lancar
dan hutang lancar. Rasio ini terbagi menjadi Current Ratio, Quick Ratio,
dan Net Working Capital.
2.
Rasio Solvabilitas.
Yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban
apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dihitung dari pos-pos yang
sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang.
Rasio ini terbagi menjadi Debt Ratio, Debt Equity Ratio, Long Term
Debt to Equity Ratio, Long-Term Debt to Capitalization Ratio, Time
Interest Earned, Cash Flow Interest Coverage, Cash Flow to Net
Income, dan Cash Return on Sales.
3.
Rasio Aktivitas.
Yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan harta yang dimilikinya. Rasio ini terbagi menjadi Total
26
Asset Turnover, Fixed Asset Turnover, Account Recevble Turnover,
Invetory Turnover, Average Collection Paid, dan Day’s Sales in
Inventory.
4.
Rasio Profitabilitas.
Yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada.
Rasio ini terbagi menjadi Gross Profit Margin, Net Profit Margin,
Return on Asset, Return on Equity, dan Operating Ratio.
5.
Rasio Pasar.
Yaitu rasio yang mengukur pasar saham perusahaan dibanding dengan
nilai bukunya. Rasio ini khususnya digunakan di pasar modal yang
menggambarkan situasi dan keadaan prestasi perusahaan di pasar modal,
rasio ini hanya berlaku pada perusahaan yang telah go publik. Rasio ini
terbagi menjadi Devidend Yeld, Devidend per Share, Earning per Share,
Devidend Payaout Ratio, Price Earning Ratio, Book Value per Share,
dan Price to Book Value.
2.4.1. Rasio Profitabilitas
Penyajian informasi laba melalui laporan keuangan merupakan pengukur
kinerja perusahaan yang penting dibanding dengan pengukuran kinerja yang
mendasarkan pada gambaran lainnya. Karena biasanya investor
menggunakan informasi laba untuk memberikan bukti pendukung tentang
keefektifan pengelolaan perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba. Besar kecilnya laba dapat dilihat pada rasio profitabilitas
perusahaan.
27
Menurut Helfert : Rasio profitabilitas yang digunakan untuk menilai kondisi
kinerja perusahaan (1997:83) adalah Return on Asset (ROA), Return on
Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS).
Sedangkan menurut Hin (2001:63), rasio profitabilitas yang digunakan para
investor dalam menilai harga saham adalah Return on Asset (ROA), Return
on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Operating Profit Margin
(OPM).
Dalam penelitian ini digunakan Return on Asset (ROA) sebagai proxy dari
laba (profitabilitas). Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang mengukur
sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan harta yang
dimilikinya. Untuk menghitung Return on Asset (ROA) di gunakan rumus :
ROA
Laba Bersih
Total Aktiva
2.4.2. Rasio Pasar
Analisis mengenai harga saham juga dilakukan dengan membandingkan nilai
intrinsik (intrisic value) suatu saham dengan harga pasar saat ini (current
market value) saham tersebut. Oleh karena itu, bagi investor juga penting
untuk mengetahui nilai-nilai tersebut. Nilai intrinsik merupakan nilai
sebenarnya dari saham atau nilai yang terkandung dalam saham tersebut.
Sedangkan nilai pasar suatu saham merupakan nilai saham tersebut di pasar
saham saat ini.
Menurut Sutrisno (2001:247), rasio yang mengukur kemampuan menciptakan
nilai pasar agar tidak melebihi biaya modalnya adalah Price Earning Ratio
28
(PER) dan Price to Book Value (PBV), maka rasio pasar yang dijadikan
proxy dalam penelitian ini adalah Price to Book Value (PBV) atau rasio nilai
pasar terhadap nilai buku yaitu rasio untuk membandingkan harga pasar suatu
saham dengan nilai buku (Book Value) sebenarnya. Untuk menghitung Price
to Book Value (PBV) di gunakan rumus :
PBV
2.5.
Harga Pasar per Lembar Saham
BVS
Saham
2.5.1. Pengertian Saham
Saham adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti
pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi
perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagian
pendapatan tetap (deviden) dari perusahaan serta kewajiban menanggung
resiko kerugian yang diderita perusahaan.
Menurut Darmadji dan Fakhruddin, (2001:5), saham dapat didefinisikan
tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas
yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan
yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh
seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
29
2.5.2. Jenis - Jenis Saham
1. Jenis Saham ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim,
antara lain:
a. Saham Biasa (Common Stock
Yaitu saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi terakhir
terhadap pembagian deviden dan hak atas harta kekayaan perusahaan
jika perusahaan dilikuidasi. Hak yang diberikan kepada pemegang
saham adalah :
1. Hak Kontrol.
Yaitu hak pemegang saham memilih dewan direksi.
2. Hak Menerima Pembagian Keuntungan.
Yaitu hak pemegang saham untuk mendapatkan bagian dari
keuntungan perusahaan.
3. Hak Prempative.
Yaitu hak pemegang saham untuk mendapatkan persentase
kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan
lembar saham untuk tujuan melindungi hak kontrol dari
pemegang saham lama dan melindungi harga saham lama dari
kemerosotan nilai.
b. Saham Preferen (Preferend Stock).
Yaitu merupakan saham yang memilliki karakteristik gabungan antara
obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap
tetapi juga bisa mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.
30
Karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut :
1. Preferen terhadap deviden
 Pemegang saham preferen memiliki hak untuk menerima
deviden terlebih dibandingkan dengan pemegang saham
biasa.
 Pemegang saham preferen memiliki hak untuk menerima
deviden tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan
sebelum pemegang saham biasa menerima devidennya.
2. Preferen pada waktu likuidasi
Pemegang saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas
aktiva perusahaan dibandingkan dengan yang dimiliki oleh
saham biasa pada saat terjadi likuidasi.
2. Jenis saham dilihat dari cara peralihannya, antara lain :
a. Saham atas unjuk (bearer stock).
Yaitu saham yang tidak tertulis nama pemiliknya, dengan tujuan agar
saham dapat dialihkan dengan mudah dan cepat dari investor satu ke
investor lainnya.
b. Saham atas nama (registred stock).
Yaitu saham yang tertulis nama pemiliknya, sehingga dalam proses
pengalihannyaya diperlukan prosedur-prosedur tertentu.
31
3. Jenis saham dilihat dari kinerja perdagangan, antara lain :
a. Blue chip stock.
Yaitu saham biasa dari suatu emiten yang memiliki reputasi tinggi,
sebagai leader dari industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil
dan konsisten dalam membayar deviden.
b. Income stock.
Yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar
deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden tahun sebelumnya.
c. Growth stock
Yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki pertumbuhan
pendapatan yang tinggi, sebagai leader dari industri sejenis yang
memiliki reputasi tinggi.
d. Speculative stock.
Yaitu saham suatu emiten yang tidak konsisten memperoleh
penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki potensi
pendapatan yang tinggi dimasa mendatang, meskipun belum pasti.
e. Counter cyclical stock.
Yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro
maupun situasi bisnis secara umum.
2.5.3. Manfaat Pemilikan Saham
Dengan memiliki saham, investor mendapatkan beberapa keuntungan, yaitu :
a. Deviden, adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan
kepada pemilik sebelum sebanding dengan lembar yang dimiliki.
32
b. Capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih antara harga
jual dengan harga beli suatu saham.
c. Manfaat non-finansial, yaitu memiliki hak suara dalam pengambilan
keputusan di perusahaan.
2.5.4. Resiko Investasi Saham
Resiko investasi saham antara lain :
a. Perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika perusahaan tersebut
mengalami kerugian.
b. Pemilik saham atau pemodal ada kalanya harus menjual saham miliknya
dengan harga yang lebih murah dibanding harga belinya, selisih ini
disebut capital loss.
c. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, jika perusahaan bangkrut atau
dilikuidasi maka secara otomatis perusahaan tersebut akan dikeluarkan
dari bursa efek. Saham yang dimiliki hanya dapat diperjual belikan di luar
bursa efek dengan kosekuensi tidak adanya patokan harga, sehingga
kemungkinan besar harga saham akan jatuh.
d. Saham diberhentikan perdagangannya oleh otoritas bursa efek (saham
disuspend).
2.5.5. Nilai Saham
Ada tiga macam nilai saham, yaitu :
a. Nilai buku.
yaitu nilai yang dicatat pada saat saham dijual oleh perusahaan.
33
b. Nilai pasar.
Yaitu nilai yang tercantum pada kurs resmi jika saham tersebut
diperdagangkan di bursa. Nilai ini ditentukan oleh permintaan dan
penawaran saham tersebut di bursa.
c. Nilai intrinsik.
Yaitu nilai saham pada saat likuidasi.
2.5.6. Istilah Dalam Saham
Open (pembukaan) : harga yang terjadi pada transaksi pertama suatu saham.
High (tertinggi)
: harga tertinggi transaksi yang tercapai pada suatu
saham.
Low (terendah)
: harga terendah transaksi yang tercapai pada suatu
saham.
Close (penutupan) : harga yang terjadi pada transaski terakhir suatu saham.
Bid (minat beli)
: harga yang diminati pembeli untuk melakukan
transaksi.
Ask (minat jual)
: harga yang diminati penjual untuk melakukan transaksi.
2.5.7. Indeks Harga Saham di Indonesia
Indeks harga saham merupakan indikator perdagangan saham yang dibuat
berdasarkan rumusan tertentu untuk mencerminkan tingkat aktivitas dan
fluktuasi sebuah bursa efek. Indeks diharapkan memiliki fungsi :
a. Sebagai indikator trend pasar.
b. Sebagai indikator tingkat keuntungan.
c. Sebagai tolak ukur kinerja suatu portofolio.
d. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif.
34
e. Memfasilitasi berkembangnya produk derivative.
Pada Bursa Efek Indonesia terdapat lima jenis indeks, yaitu :
a. Indeks Individual.
Indeks ini menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap harga
dasarnya. Perhitungan indeks harga saham individual ini menggunakan
prinsip yang sama dengan Indeks Harga Saham Gabungan, yaitu :
IHSI
Harga Saham
x100
Harga Dasar
Bursa Efek Indonesia memberikan angka dasar IHSI 100 ketika saham
dilincurkan pada pasar perdana dan berubah sesuai dengan perubahan pasar.
Semakin tinggi nilai IHSI berarti tingkat saham tersebut semakin meningkat
dibandingkan harga perdananya dan sebaliknya.
b. Indeks Harga Saham Sektoral.
Indeks ini menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing
sektor. Di BEI indeks sektoral terbagi atas 9 sektor, yaitu :
1. Sektor Primer.
 Pertanian.
 Pertambangan.
2. Sektor Sekunder (industri manufaktur).
 Industri dasar dan kimia.
 Aneka industri.
 Industri barang konsumsi.
3. Sektor Tersier (jasa).
 Properti dan real estate.
35
 Tranformasi dan infrastruktur.
 Keuangan.
 Perdagangan, jasa dan investasi.
c. Indeks LQ 45.
Indeks LQ-45 diberlakukan mulai tanggal 14 Juli 1994. Dibentuknya indeks
LQ-45 dilatarbelakangi oleh keinginan otoritas bursa untuk membuat indeks
yang isinya saham-saham benchmark di bursa. Indeks LQ-45 terdiri dari 45
saham dengan likuiditas dan kapasitas tinggi. Saham-saham pada indeks LQ45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut :
1. Masuk dalam 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar reguler (ratarata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
2. Rangking berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar
selama 12 bulan terakhir).
3. Telah tercatat keungan perusahaan di BEI minimal selama 3 bulan.
4. Keadaan keuangan perusahaan dan proses pertumbuhan.
5. Frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.
Saham-saham yang termasuk dalam LQ-45 tersebut dipantau dan setiap bulan
mengalami review (Februari dan Agustus). Jika terdapat saham yang sudah
tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi
syarat. Pihak BEI mempunyai komite penasehat yang terdiri dari para ahli di
Bappepam, Universitas, dan profesional di bidang pasar modal untuk
menentukan saham-saham yang termasuk dalam golongan ini.
36
d. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Indeks Harga Saham Gabungan atau commpossite Index merupakan hasil
perhitungan dari seluruh harga saham yang ada dengan dipengaruhi oleh
faktor besarnya kapitalisasi pasar suatu saham. Saham dengan kapitalisasi
besar mempunyai pengaruh terhadap indeks lebih besar dibandingkan dengan
saham kapitalisasi kecil. Nilai kapitalisasi pasar adalah nilai seluruh saham
yang dihitung berdasarkan harga perdana dari masing-masing saham atau
berdasarkan harga yang telah dikoreksi jika perusahaan telah melakukan right
issue, stock split, atau pemberian saham bonus. Tanggal 10 Agustus 1982
ditetapkan sebagai hari dasar. Cara perhitungan IHSG adalah sebagai berikut:
IHSG
Nilai Kapitalisa si Pasar
x100
Nilai Pasar
Saham-saham dengan kapitalisasi besar sering digunakan untuk
meningkatkan dan menurunkan IHSG. Selain itu IHSG sering menjadi
pedoman umum bagi para investor mengambil posisi jual atau beli.
f.
Indeks Syariah.
Indeks ini mulai dikenal tanggal 3 Juli 2000 yang merupakan hasil kerjasama
dengan PT. Danareksa Investment Management. Indeks ini menggunakan
tanggal awal perhitungan 1 Januari 1995 dengan nilai awal 100 dimana,
metode perhitungan indeks sesuai dengan yang diterapkan BEI. Indeks
Syariah merupakan tolak ukur kinerja suatu investasi saham berbasis syariah.
Syarat pemilik saham pada umumnya sama dengan LQ-45, namun lebih
ditekankan pada jenis usaha emiten yang tidak boleh bertentangan dengan
syariah Islam, diantaranya :
37
1. Bukan usaha yang tergolong judi.
2. Bukan lembaga keungan konvensional.
3. Bukan usaha yang memproduksi, mendistribusikan, dan
memperdagangkan makanan atau minuman yang tergolong haram.
4. Bukan usaha yang mernproduksi, mendistribusikan, atau menyediakan
barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat.
Selain itu berdasarkan laporan tahunan atau tengah tahunan terakhir, rasio
hutang terhadap asset maksimum sebesar 90%. Evaluasi yang termasuk
dalam perhitungan Indeks Syariah dilakukan setiap 6 bulan sekali yaitu
setiap awal bulan Januari dan Juli.
2.5.8. Faktor-Faktor Pemicu Berfluktuasinya Harga Saham
Faktor-faktor pemicu berfluktuasinya harga saham, antara lain :
1. Kondisi Fundamental Emiten.
Faktor fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja
emiten, maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga
saham. Begitu juga sebaliknya, semakin menurun kinerja emiten, maka
semakin besar kemungkinan merosotnya harga saham yang diterbitkan
dan diperdagangkan, untuk memastikan apakah kondisi emiten dalam
posisi baik atau buruk, dapat dilakukan pendekatan analisis rasio yang
menggunakan data dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
2. Hukum Permintaan dan Penawaran.
Faktor hukum permintaan dan penawaran berada di urutan kedua setelah
faktor fundamental karena begitu investor mengetahui kondisi
fundamental perusahaan, tentunya mereka akan melakukan transaksi, baik
38
jual maupun beli. transaksi-transaksi inilah yang akan mempengaruhi
fluktuasi harga saham.
3. Tingkat Suku Bunga.
Faktor suku bunga ini penting untuk diperhatikan karena rata-rata semua
orang, termasuk investor saham, selalu mengharapkan hasil investasi
yang lebih besar. Dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat
pengembalian hasil berbagai sarana investasi akan mengalami perubahan.
Ada yang cenderung naik, ada pula yang cenderung turun. Yang
mengalami kecenderungan naik, misalnya investasi di pasar uang, seperti
tabungan dan deposito.
4. Dana Asing di Bursa.
Dana asing di bursa perlu diketahui karena memiliki dampak yang sangat
besar. Jika sebuah bursa dikuasai oleh investor asing, maka ada
kecenderungan transaksi saham sedikit banyak tergantung pada investor
asing tersebut. Investor lokal pun akan banyak yang menjadi pengikut
investor asing. Jika ada aksi, baik jual maupun beli, yang dilakukan
investor asing, maka investor lokal akan melakukan hal yang sama.
Alasan yang mendasarinya adalah bahwa investor asing lebih
berpengalaman dalam trik dan strategi dalam bursa. Jadi, besar kecilnya
investasi dana asing di bursa akan berpengaruh pada kenaikan atau
penurunan harga saham.
5. News dan Rumors.
Yang dimaksud news dan rumors di sini adalah semua berita yang beredar
di tengah masyarakat, yang menyangkut berbagai hal, baik itu masalah
39
ekonomi, sosial, politik, maupun keamanan. Dengan adanya berita
tersebut, para investor bisa memprediksi seberapa kondusif keadaan
negara Indonesia ini sehingga kegiatan investasi bisa dilaksanakan. Ini
akan berpengaruh pada pergerakan harga saham di bursa.
6. Kebijakan Pemerintah.
Kebijakan pemerintah yang berkaitan langsung dengan bidang bisnis
perusahaan emiten sangat berpengaruh terhadap harga saham. Misalnya
kebijakan swastanisasi perusahaan negara, pembukaan keran bagi
investor asing di sektor-sektor tertentu, dan sebagainya.
2.6.
Kerangka Pemikiran
Gambar 1
Bagan kerangka pemikiran
Pasar Modal
Perusahaan Automotive and Allied Product
Go Publik Pada Bursa Efek Indonesia
Laporan Keuangan
Perubahan laba
(Rasio Profitabilitas)
Perubahan Nilai Pasar
(Rasio Pasar)
Analisis Data Regresi Linier Berganda
Y = a + b1X1 +bX2+ e
Harga Saham
Hasil
Kesimpulan
nn
40
Dari kerangka pemikiran maka, dapat dijelaskan secara singkat bahwa penelitian
ini mengambil perusahaan Automotive and allied product go public pada Bursa
Efek Indonesia (BEI) sebagai sampel penelitian. Pengukuran informasi
perubahan laba (rasio profitabilitas) dan nilai pasar investasi (rasio pasar),
dilakukan dengan cara melakukan evaluasi terhadap laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh perusahaan selama periode 2004-2007. Dari hasil
pengukuran tersebut dapat diketahui persentase perubahan laba (rasio
profitabilitas) dan nilai pasar investasi (rasio pasar). Untuk melihat pengaruh
perubahan laba (rasio profitabilitas) dan nilai pasar investasi (rasio pasar)
terhadap harga saham perusahaan, penelitian ini menggunakan uji regresi linier
berganda sebagai alat uji stastistiknya.
2.7.
Hipotesis
Berdasarkan hal-hal yang telah diungkapkan maka, hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah :
Ha : Perubahan rasio profitabilitas dan Perubahan rasio pasar
berpengaruh positif terhadap perubahan harga saham.
Download