BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 1990-an mulai dikenal satu istilah baru yang disebut internet. Internet
sendiri adalah singkatan dari interconnection networking, yang merupakan suatu sistem global
dari jaringan komputer yang saling terhubung satu sama lain menggunakan standard Internet
Protocol Suite (Transmission Control Protocol / Internet Protocol) untuk bisa melayani
milyaran lebih pengguna di seluruh dunia. Sejarahnya internet telah ada sejak tahun 1969, tapi
penggunaannya secara komersial baru mulai dilakukan pada tahun 1990-an.
Wynants dan Cornelis (2005: 13) mengemukakan bahwa Internet membuka sebuah
dunia baru yang penuh keterbukaan, hal apapun dapat dimasukkan ke dalam internet dan
siapapun bebas mengaksesnya tanpa perlu mengeluarkan biaya tambahan atau dibatasi oleh
hak cipta dan hak paten. Internet bahkan dianggap sebagai sebuah bentuk media baru yang
akan menggantikan media konvensional, media baru dengan dasar open source.
Sebagai media baru dengan basis open source, internet dapat digunakan dalam
beragam bidang, seperti politik, bisnis, dan pemasaran. Pemanfaatan internet dalam bidang
bisnis dan pemasaran dapat dilihat dari banyaknya bisnis online atau yang lebih dikenal
dengan istilah online shopping, dan tingkat penjualan serta pembelian dalam bisnis online
merupakan pasar yang berpeluang besar. Para pelaku ekonomi mulai dari perusahaan besar
sampai dengan perorangan melakukan berbagai kegiatan pemasaran melalui internet, hanya
dengan bermodalkan website ataupun social media untuk menarik lebih banyak konsumen
yang tidak dapat dicapai dengan media konvensional.
Di Indonesia pemanfaatan internet sebagai media baru, terbatas pada wilayah –
wilayah tertentu yang umumnya adalah wilayah perkotaan yang memiliki sumber daya yang
memadai dan masyarakatnya memiliki pengetahuan tentang teknologi internet. Sedangkan
wilayah pedesaan atau perkampungan belum memiliki akses terhadap internet sehingga
pemanfaatannya sendiri sebagai media bisnis dan pemasaran untuk meningkatkan ekonomi
masyarakat kurang dapat terlihat.
Penelitan ini menjadi penting dikarenakan bagaimana suatu perkampungan yang
biasanya masih terisolasi dari teknologi dan jauh dari modernitas, kemudian hadir dan
menamakan dirinya sebagai “kampung cyber” yang memanfaatkan internet sebagai media
baru untuk meningkatkan dan memberdayakan UKM (Usaha Kemandirian Masyarakat) yang
ada di kampung tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Setelah melihat latar belakang permasalahan, maka diperoleh pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1.
Bagaimana pelaku UKM memanfaatkan new media, khususnya internet dalam
menjalankan usahanya?
2.
Bagaimana peran internet dalam memberdayakan UKM (Usaha Kemandirian
Masyarakat) yang ada di “Kampung Cyber”?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui bagaimana cara para pelaku UKM di “Kampung Cyber”
menggunakan new media sebagai bagian dari kegiatan usaha bisnisnya.
2.
Untuk mengetahui bagaimana peranan media baru, internet dalam memajukan dan
memberdayakan para pelaku UKM (Usaha Kemandirian Masyarakat) di
“Kampung Cyber”.
1.4 Manfaat Penelitian
Berikut adalah manfaat penelitian:
1. Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat di “Kampung Cyber”, Yogyakarta. Diharapkan dengan adanya
penelitian ini kemampuan dan pemahaman masyarakat atau para pelaku UKM
semakin maju mengenai teknologi new media, sehingga adanya new media ini
dapat semakin dimanfaatkan.
2. Akademis

Penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya di
bidang ilmu komunikasi mengenai komunikasi massa melalui pengembangan
teknologi new media.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi pihak lain yang
terkait, seperti institusi pendidikan dan mahasiswa yang akan melakukan penelitian
dengan tema serupa.
1.5 Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari:
BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
KERANGKA TEORI
Kerangka teori berisi tentang teori yang digunakan untuk menjelaskan konsepkonsep yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian ini menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam
penelitian seperti, pendekatan penelitian, metode penelitia, subjek penelitian,
metode pengumpulan data, dan dll.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA
Bab ini berisikan tentang sejarah Kampung Cyber, serta menjelaskan tentang
data hasil penelitian. Kemudian data hasil penelitian tersebut akan dianalisa
berdasarkan metode analisa yang telah ditentukan pada bab sebelumnya.
BAB V
PENUTUP
Bab penutup ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ini
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Komunikasi
Pada Bab ini akan dikemukakan tentang teori yang dipakai guna menganalisis
permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini. Teori utama yang menjadi landasan dalam
penelitian ini adalah teori komunikasi.
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa latin,
yaitu kata communis yang berarti “sama” dan kata communico, communicatio, atau
communicare yang berarti “membuat sama”. Kata communis lebih sering digunakan sebagai
asal kata dari komunikasi. Dengan demikian, kata komunikasi merujuk pada tindakan untuk
membuat suatu pikiran, makna, atau pesan dianut secara sama.
Ada banyak definisi tentang komunikasi yang telah dikemukakan oleh para ahli.
Beragamnya definisi tersebut harus dilihat dari kemanfaatan untuk menjelaskan berbagai
fenomena yang diteliti masing – masing ahli. Selain itu, banyaknya definisi tersebut juga
dikarenakan oleh adanya perbedaan persepsi yang dianut oleh para ahli.
Tokoh akademik di bidang komunikasi Dance dan Larson, dalam Mulyana (2007: 60)
telah mengumpulkan sebanyak 126 definisi komunikasi yang berlainan pada tahun 1976.
Tentunya, sekarang ini jumlah definisi tersebut terus bertambah seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan. Dance mengemukakan ada tiga dimensi konseptual
penting yang mendasari definisi – definisi komunikasi. Dimensi pertama adalah tingkat
observasi (level of observation), atau derajat keabstrakannya, yang menilai apakah suatu
definisi komunikasi terlalu umum atau terlalu khusus. Dimensi kedua adalah kesengajaan
(intentionality). Sebagaian definisi mencakup hanya pengiriman dan penerimaan pesan yang
disengaja, sedangkan sebagaian definisi lainnya tidak menuntut syarat tersebut. Dimensi
ketiga adalah penilaian normatif, dimana suatu definisi komunikasi dinilai berdasarkan adanya
unsur keberhasilan atau kecermatan.
Kesimpulannya komunikasi adalah suatu proses pemindahan dan pengertian dari suatu
makna. Maksud dari kata pemindahan makna adalah jika informasi atau ide tidak
disampaikan, maka komunikasi tidak ada. Komunikasi juga menyangkut pengertian dari
makna yang akan dikomunikasikan, bila sasaran komunikasi tidak mengerti makna yang
dikomunikasikan maka komunikasi tidak akan terjadi.
Ada banyak definisi yang diberikan oleh berbagai ahli mengenai definisi dari
komunikasi. Salah satunya adalah pendapat Carl I.Hovland dalam buku Deddy Mulyana yang
mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang memungkinkan seseorang atau
sekelompok orang, yang disebut komunikator, menyampaikan rangsangan biasanya berupa
lambang lambang verbal guna merubah prilaku orang lain (Mulyana, 2007:68).
Komunikasi baru mungkin terjadi apabila elemen elemen komunikasi terpenuhi
semuanya. Seperti ada yang berbicara, ada ide yang disampaikan, ada media yang digunakan
dan ada lawan bicara. Onong Uchyana Effendy merumuskan bahwa elemen elemen dalam
berkomunikasi itu adalah sender, encoding, message, media ,decoding, message, media,
decoding receiver, response, feedback dan noise (2007:18-19).
Komunikasi menyediakan banyak fungsi dan mengambil tempat dalam keberagaman
dari pengaturan. Ketika sudah mengetahui bahwa komunikasi menyajikan beragam tujuan dan
fungsi, ini akan membantu untuk lebih memahami situasi komunikasi lebih baik lagi. Menurut
Verderber dan Verderber (2008: 10) ada beberapa fungsi penting dari komunikasi, yaitu :

Komunikasi merupakan alat untuk memenuhi kebutuhan sosial. Seperti halnya manusia
membutuhkan makanan, minuman, dan tempat tinggal, maka manusia sebagai makhluk
sosial juga membutuhkan hubungan dengan orang lain.

Komunikasi merupakan alat untuk mengembangkan dan menjaga kesadaran diri manusia.
Melalui interaksi manusia belajar untuk mengetahui siapa dirinya, dimana letak
kelebihannya, dan apa reaksi orang terhadap tindakannya.

Komunikasi merupakan alat untuk membangun hubungan. Komunikasi berfungsi tidak
hanya untuk mengenal orang lain, tetapi juga berfungsi untuk menjalin hubungan dengan
orang lain.

Komunikasi sebagai alat pertukaran informasi. Informasi dapat diperoleh dengan cara
observasi, membaca, melalui media, dan tentunya dengan komunikasi secara langsung
dengan orang lain, baik secara tatap muka maupun online.

Komunikasi sebagai alat untuk mempengaruhi pihak lain. Dalam kehidupan sosialnya
manusia, baik secara sadar maupun tidak akan berusaha untuk mempengaruhi orang lain
agar sesuai dengan pendapatnya masing – masing melalui komunikasi. Kegiatan
mempengaruhi dalam komunikasi ini dapat dimulai dari hal kecil, seperti mempengaruhi
orang lain untuk pergi ke restoran favorit.
Berikutnya adalah teori tentang tujuan komunikasi. Pada umumnya komunikasi
bertujuan agar idea atau gagasan yang disampaikan dapat dimengerti. Oleh karena itu
komunikator harus mampu menjelaskan isi pesan dengan baik sehingga komunikan dapat
mengerti isi pesan tersebut. Hal ini diperkuat oleh Widjaya yang mengatakan bahwa
komunikator harus mampu melakukan pendekatan persuasif dan tidak memaksakan
kehendak dalam menggerakan komunikan untuk melakukan hal yang diinginkan
komunikator (Widjaja,2000:66-67)
2.2New Media
Guna memenuhi kebutuhan hidup manusia maka komunikasi menjadi hal yang sangat
penting untuk dilakukan. Karena dengan berkomunikasi maka semua aturan sosial yang
mengatur berbagai aspek antar manusia dapat dilakukan. Hal ini selaras dengan pendapat
yang dikemukakan oleh Jalalludin Rakhmat yang mengatakan bahwa manusia primitif
maupun modern mempertahankan persetujuan mengenai beraneka peraturan sosial melalui
komunikasi. Karena menurutnya, dengan kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu
lainnya maka manusia dapat mencapai persetujuan tersebut.
Dalam proses komunikasi diperlukan media sebagai saluran penyampaian pesan. Oleh
karena itu kemudian berkembang konsep mengenai komunikasi massa.Gagasan awal
mengenai komunikasi massa terjadi ketika sebuah sumber, yang biasanya adalah sebuah
organisasi menggunakan sebuah teknologi sebagai medium untuk berkomunikasi dengan
banyak audience (Baran&Davis, 2009: 5). Perlu diperhatikan bahwa lingkungan awal
komunikasi massa mengalami perubahan. Komunikasi massa sekarang ini tidak harus
dilakukan oleh sebuah organisasi, seorang individu dapat menjadi sumber komunikasi massa
dengan menggunakan teknologi. Saat seseorang menerima sebuah email, itu menunjukkan
bahwa hanya ada satu audience bukan banyak audience, seperti yang dikemukakan dalam
gagasan lama mengenai komunikasi massa.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan komunikasi
massa maka media merupakan salah satu unsur penting yang mampu mempengaruhi
hubungan dan kegiatan manusia. Menurut Starubhaar,LaRose dan Davenport, dalam konteks
tempo dulu, media selalu dikaitkan dengan radio, televisi, film dan koran maka perkembangan
teknologi saat ini media berarti sebagai media baru yang terkait dengan penggunaan teknologi
media interaktif seperti internet (Straubhaar et al, 2010:21). Pendapat yang hampir sama
dikatakan pula oleh Marshall Mc Luhan dalam buku Apriadi Tamburaka yang mengatakan
bahwa teknologi komunikasi memainkan peran penting dalam membawa perubahan dari
penggunaan media tradisional ke media elektronik (Tamburaka,2013:71).
Tidak dapat disangkal bahwa perkembangan internet membawa perubahan yang amat
dahsyat. Hal tersebut diungkapkan oleh Cutlip,Center dan Broom yang mengatakan bahwa
perubahan komunikasi yang sangat luas dan mendalam disebabkan kehadiran internet (Cutlip
et al,2009:287). Rob Brown ditempat lain mengatakan bahwa internet telah membawa
manusia modern kedalam suatu proses komunikasi yang lebih berarti dibandingkan dengan
media lainnya (Brown, 2009:1). Padahal penggunaan internet saat ini hampir mendominasi
hampir seluruh kegiatan manusia. Manusia tidak hanya mencari informasi dari internet akan
tetapi juga juga memperlakukannya sebagai sebuah media komunikasi. Hal tersebut
menguatkan pendapat McLuhan tentang Global Village, yang akan dibahas secara lebih jelas
pada bagian berikutnya, yaitu setiap manusia di dunia ini dapat terhubung dan berkomunikasi
tanpa halangan waktu maupun jarak karena tergabung dalam suatu komunitas maya
(Tamburaka, 2013:75).
Menurut Nancy K.Baym dalam bukunya yang berjudul Personal Connections in the
Digital Age terbitan Polity Press, mengatakan salah satu hal yang paling mencolok dalam
dunia digital ini adalah transformasi yang cepat dalam bentuk media teknologi sehingga
manusia dapat bertemu dengan manusia lainnya (Baym,2010:1-5). Komunikasi tatap muka,
percakapan melalui telepon, dan berkirim surat, sekarang dilengkapi dengan email, bertelepon
melalui telepon genggam, mengirim SMS, instant message, chatting, media sosial, photo
sharing, video sharing, games multiplayers dan banyak lagi.
Masih menurut Baym, ada tujuh konsep yang dapat membedakan media satu dengan
yang lain yaitu (1), interactivity, artinya adalah kemampuan dari satu media untuk
memungkinkan seseorang berinteraksi dengan kelompok maupun secara individual. Kedua
adalahtemporal structureyang merupakan komunikasi yang tersinkronisasi seperti komunikasi
antar persona, bercakap melalui telepon atau instant message semua terjadi pada waktu yang
sama. Konsep ketiga adalah media menyiapkan kunci yang penuh sementara media lain
menyiapkannya sedikit. Apabila komunikasi antar persona orang dapat sumber komunikasi
yang kaya karena mereka saling berbagi pengaruh lingkungan yang sama dan gangguan yang
terjadi. Sementara digital media hanya menyediakan sedikit kunci yang kontekstual, maupun
visual dan yang bersifat auditori.
Konsep selanjutnya adalah “storage” (penyimpanan) dan replika. Kalau seseorang
tidak membuat rekaman audio maupun video lewat telepon dan komunikasi anatar persona,
maka semua percakapan yang dilakukan hilang lenyap. Selanjutnya konsep “reach”.
Komunikasi antar persona hanya mampu menjangkau orang dalam ruang yang sama. Dan
terakhir konsep mobilitas yaitu sampai berapa jauh seseorang dapat mengirim dan menerima
pesan berdasarkan lokasinya berada.
Setelah memahami perbedaan antara media satu dengan media lainnya, berikutnya
akan dibahas mengenai media baru. McQuail (2010: 136) mengemukakan bahwa “media
baru” sangat berbeda dan tidak mudah dijelaskan. Ketertarikan mengenai media baru ini
berhubungan erat dengan komunikasi massa yang secara langsung ataupun tidak langsung
mempunyai pengaruh untuk media massa tradisional. Perhatian mengenai “media baru” ini
terutama berpusat pada keseluruhan aktivitas yang dihasilkan oleh internet. Internet
menyatukan radio, film, dan televisi, serta mendistribusikan kesemua media tersebut melalui
alat bantu teknologi. Media baru melebihi batas media cetak dan broadcasting melalui: (1)
memungkinkan percakapan many-to-many; (2) memungkinkan penerimaan, perubahan, dan
redistribusi dari objek kebudayaan secara bersama-sama; (3) menyediakan keterhubungan
secara global dengan segera; (4) memasukkan unsur subjek modernitas atau pasca modernitas
kedalam sebuah mesin yang disebut jaringan (networked).
Rice (1999) seperti yang dikutip dalam (McQuail, 2010: 143) mengidentifikasikan
lima kategori dari “media baru”, yang memiliki kesamaan saluran tertentu dan dibedakan
hanya berdasarkan jenis kegunaan, konten, dan konteks :
 Media komunikasi interpersonal
Media dalam hal ini mencakup telepon dan email, yang secara umum kontennya
bersifat pribadi dan mudah hilang dan hubungan yang tercipta lebih penting
dibandingkan dengan informasi yang disampaikan.
 Media interaktif
Media jenis ini biasanya didasarkan pada komputer dan video games. Inovasi utama
yang terletak dalam media ini ada pada interaktifitasnya dan dominasi proses.
 Media pencari informasi
Contoh paling mudah dalam media kategori ini adalah internet, yang dipandang
sebagai perpustakaan dan sumber data, yang aktual dan mudah diakses. Mesin pencari
berada dalam posisi memegang kendali sebagai alat bagi para pengguna sebagaimana
juga menjadi sumber pendapatan dari internet.
 Collective participatory media
Kategori ini meliputi khususnya penggunaan internet untuk tujuan berbagi dan
menukar informasi, ide, pengalaman, dan pembangunan hubungan personal. Jejaring
sosial berada dibawah kategori ini.
 Substitution of broadcast media
Referensi utama adalah untuk menggunakan media untuk menerima atau mengunduh
konten yang telah disiarkan atau didistribusikan oleh media lain. Contohnya seperti
menonton program televisi yang telah disiarkan.
Perbedaan
yang diindikasikan dalam tipologi diatas membuat sulit untuk
menggambarkan karakteristik medium dari new media. Fortunate (2005) seperti yang dikutip
dalam McQuail (2010: 144) menegaskan bahwa kecenderungan pararel atas mediatisasi dari
internet dan internetisasi dari media massa, sebagai sebuah cara untuk memahami proses
konvergensi yang saling menguntungkan.
Pembahasan lebih lanjut mengenai new media sesuai dengan thesis yang dikemukakan
oleh Marshall McLuhan yang menyebutkan bahwa manusia sekarang hidup ditempat yang
disebutnya sebagai “global village”, dimana media komunikasi modern memungkinkan
jutaan orang di dunia untuk saling terhubung dimanapun dalam waktu singkat. McLuhan
menjelaskan bahwa
media, terpisah dari
konten apapun
yang ditransmisikannya
mempengaruhi individu dan masyarakat. Gagasan awal McLuhan ini, kemudian
diformulasikan menjadi sebuah teori yang disebut dengan teori medium. (Littlejohn, 2002:
303)
Teori medium menjelaskan media sebagai perpanjangan dari pikiran manusia,
sehingga perhatian utama dari semua periode historikal mengalami pembiasan oleh media
utama yang digunakan saat itu. Dengan kata lain apa yang terjadi dan apa yang terlihat
penting dalam periode waktu historikal ditententukan oleh media. McLuhan menyimpulkan
bahwa manusia beradaptasi terhadap lingkungannya melalui sebuah rasio kesadaran tertentu,
dan medium utama pada masa itu membawa keluar kesadaran tertentu dari rasio tersebut, dan
kemudian mempengaruhi persepsi. McLuhan melihat setiap medium sebagai sebuah
perpanjangan dari kemampuan manusia, melebihkan kesadaran.
Sebelum mesin cetak ditemukan, komunikasi utama manusia berdasarkan sesuatu yang
didengar, mendengar berarti percaya. Setalah ditemukannya mesin cetak, penglihatan
merupakan unsur utama yang mendominasi yang mendorong manusia memiliki persepsi
linear, logikal, dan kategorikal. Teknologi elektronik membawa kembali unsur pendengaran
menjadi utama. Media cetak menciptakan sebuah ledakan dalam masyarakat, memisahkan dan
membagi individu dari individu lainnya, tetapi media masa elektronik (radio dan televisi)
menciptakan sebuah ledakan yang membawa kembali dunia ke dalam “global village”.
Sebagai hasilnya, hal ini mendorong manusia untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi
kembali setiap pikiran, tindakan, dan institusi.
Gagasan McLuhan mengenai medium teori kemudian dituangkan kedalam ungkapan
terkenal, “the medium is the message”, yang menyatakan bentuk baru dari tranformasi media
yang mengubah pengalaman individu tentang dirinya dan masyarakat, dan pengaruh yang
ditimbulkan lebih penting daripada isi atau konten yang dikirimkan dalam bentuk pesan
tertentu. Atau dengan kata lain, teknologi menentukan pengalaman.
Pada penelitian ini yang menjadi subjek pembahasan adalah internet yang menjadi new
media menggantikan media elektronik. New media tetap membuat manusia berada di tempat
yang oleh McLuhan disebut sebagai “global village”, teknologi komunikasi internet bahkan
membuat jarak dan waktu antar manusia diseluruh dunia menjadi lebih tidak ada bila
dibandingkan pada masa media elektronik. New media ini membawa pengaruh besar kedalam
kehidupan setiap masyarakat, ketidakadaan jarak menjadikan perbedaan semakin terlihat dan
tidak dapat dibendung. McLuhan (1967) berpendapat bahwa semakin kondisi “global village”
tercipta, maka semakin tercipta keterpisahan, pembagian, dan perbedaan.
Berdasarkan penjelasan di atas perlu ditambahakan pula bahwa perkembangan
teknologi internet dan mobile phone diiringi pula dengan pertumbuhan media sosial yang
semakin pesat. Dengan munculnya beragam media sosial maka para pengguna internet
semakin dimudahkan untuk saling berkomunikasi.
Pada tahun 2004, media sosial facebook yang muncul langsung diikuti fenomena
bergabungnya berjuta juta orang dari berbagai belahan bumi ke dalam jejaring sosial tersebut.
Besarnya minat orang untuk menggunakan facebook member peluang bagi penyedia layanan
situs internet untuk mengembangkan media sosial lainnya, masing masing memiliki
keunggulannya masing masing yang menarik perhatian pengguna internet. Salah satu media
sosial tersebut adalah twitter.
Sejak facebook muncul di tahun 2004 maka ia menjadi media sosial kesayangan
pengguna internet, maka kemunculan twitter memunculkan fakta bahwa saat ini twitter lebih
disukai daripada facebook. Data terbaru penggunaan twitter hingga saat ini penggunannya
adalah 218,3 juta diseluruh dunia (okezone.com,14 Oktober 2013). Hal inilah yang menjadi
salah satu alasan mengapa twitter dipilih sebagai bahan penelitian.
2.3 UKM (Usaha Kecil Mikro)
Usaha Kecil Mikro (UKM) merupakan sumber kehidupan ekonomi terbesar bagi
masyarakat Indonesia. UKM merupakan menopang perekonomian bangsa telah terbukti,
karena sektor ini mampu bertahan hidup dan bersaing di tengah krisis ekonomi. Menurut
Panjaitan (dalam Lumbanjara, 2011: 88) mengatakan ketua umum DPP Himpunan Pengusaha
Mikro dan Kecil Indonesia (HIPMIKINDO), keunggulan usaha mikro ini, dibuktikan pasca
kerusuhan Mei 1998, mereka mampu bertahan sampai sekarang sebagai penyelamat
perekonomian nasional. Sementara bidang usaha lain justru tiarap dan porak-poranda. Usaha
kecil-mikro merupakan jenis usaha yang menyerap banyak tenaga kerja dan memiliki daya
tahan dan fleksibilitas yang lebih baik dalam mengha dapi dinamika kehidupan ekonomi suatu
negara. Perkembangan usaha kecil-mikro terus meningkat.
Secara sektoral, sekitar 60% dari total usaha kecil-mikro adalah usaha yang bergerak
dibidang pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, kemudian sekitar 23% bergerak di
sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sekitar 7% bergerak dibidang industri pengolahan
dan komunikasi dan sisanya tersebar di sektor pertambangan dan penggalian, jasa keuangan,
bangunan, listrik, gas dan air bersih. Mengingat pentingnya peranan sektor usaha kecil-mikro,
khususnya dalam penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, maka
sudah sewajarnya sektor ini mendapat perhatian untuk lebih dikembangkan sehingga
benarbenar bisa menjadi penyangga utama perekonomian nasional. Bahkan di era globalisasi
saat ini, sektor usaha kecilmikro memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi kompetitif
dan berintegrasi dengan perekonomian modern.
Menjelang pergantian tahun 2003, dua tahun yang lalu ILO (International Labor
Organization) memprediksikan jumlah pemuda pengangguran pada tahun 2003 cukup
mencengangkan. Jumlah pengangguran muda di seluruh dunia diperkirakan 74 juta orang atau
41 persen dari jumlah pengangguran pada tahun 2002. Di Indonesia angka ini melonjak dari
8.6 juta orang tahun lalu (tahun 2003), menjadi 10,3 juta orang dan pengangguran terbuka di
Indonesia pada tahun yang sama mencapai 45 juta orang (Sumber Bappenas dan Kompas 29
Mei 2004). 70 Dari catatan itu sekitar 15 persen di pedesaan dan 25 persen di perkotaan.
Pengangguran muda yang sebagian termasuk kategori terdidik, haruslah menjadi perhatian.
Usaha kecil Menengah (UKM) menurut worldbank merupakan salah satu kekuatan
pendorong terdepan dan pembangunan ekonomi. Gerak sektor UKM amat vital untuk
menciptakan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan. UKM cukup fleksibel dan dapat dengan
mudah beradaptasi dengan pasang surut dan arah permintaan pasar. UKM juga menciptakan
lapangan pekerjaan lebih cepat dibandingkan sektor usaha lainnya, dan UKM juga cukup
terdiversifikasi dan memberikan kontribusi penting dalam ekspor dan perdagangan. Karena itu
UKM merupakan aspek penting dalam pembangunan ekonomi yang kompetitif. Di Indonesia,
sumber penghidupan amat bergantung pada sektor UKM. Kebanyakan usaha kecil ini
terkonsentrasi pada sektor perdagangan, pangan, olahan pangan, tekstil dan garmen, kayu dan
produk kayu, serta produksi mineral non-logam. Mereka bergerak dalam kondisi yang amat
kompetitif dan ketidakpastian; juga amat dipengaruhi oleh situasi ekonomi makro.
Lingkungan usaha yang buruk lebih banyak merugikan UKM daripada usaha besar. Secara
keseluruhan, sektor UKM diperkirakan menyumbang sekitar lebih dari 50% PDB
(kebanyakan berada di sektor perdagangan dan pertanian) dan sekitar 10 % dari ekspor. Meski
tidak tersedia data yang terpercaya, ada indikasi bahwa pekerja industri skala menengah telah
menurun secara relatif dari sebesar 10% dari keseluruhan pekerja pada pertengahan tahun
1980an menjadi sekitar 5% di akhir tahun 1990an. Dibandingkan dengan negara maju,
Indonesia kehilangan kelompok industri menengah dalam struktur industrinya. Akibatnya
disatu sisi terdapat sejumlah kecil perusahaan besar dan di sisi lain melimpahnya usaha kecil
yang berorientasi pasar domestik.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif ini dipilih karena peneliti menganggap bahwa pendekatan kualitatif
merupakan pendekatan paling sesuai untuk menggambarkan tujuan penelitian ini, yaitu untuk
mengetahui cara para pelaku UKM dalam menggunakan internet dan untuk mengetahui
peranan new media dalam memajukan dan memberdayakan pelaku UKM di Kampung Cyber.
Definisi penelitian kualitatif menurut Creswell (2008), seperti yang dikutip oleh Raco
(2010:7) adalah suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami
suatu gejela sentral. Untuk memahami gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai perserta
penelitian atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan umum dan agak luas. Informasi
yang disampaikan kemudian dikumpulkan. Informasi tersebut biasanya berupa kata atau teks.
Data yang berupa kata atau teks tersebut kemudian dianalisis. Hasil analisis itu dapat berupa
penggambaran atau deskripsi atau dapat pula dalam bentuk tema-tema. Dari data-data itu
peneliti membuat interpretasi untuk menangkap arti terdalam. Sesudahnya peneliti membuat
perenungan pribadi (self-reflection) dan menjabarkannya dengan penelitian-penelitian
ilmuwan lain yang dibuat sebelumnya. Hasil akhir dari penelitian kualitatif dituangkan dalam
bentuk laporan tertulis, yang fleksibel karena tidak ada ketentuan baku tentang struktur dan
bentuk laporan hasil penelitian kualitatif.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh sukjek
penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah, yang kemudian
disusun menjadi sebuah laporan tertulis. Pada intinya penelitian dengan menggunakan metode
kualitatif memiliki keuntungan bila ingin mencari tahu sesuatu secara mendalam. Bila gejala
kurang diketahui dan kurang jelas. Tambahan pula bila penelitian tidak dapat dilakukan di
dalam laboratorium.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian studi kasus deskriptif
agar hasil penelitian dapat menggambarkan dan mendeskripsikan studi kasus berurutan dari
objek penelitian. Peneliti disini harus dapat menggambarkan dan mendeskripsikan definisi
kasus yang akan diselidiki, menentukan data yang akan dikumpulkan itu relevan dan apa yang
seharusnya dikerjakan sehubungan dengan data yang telah terkumpul (Yin, 2008: 2).
Untuk membedah fenomena tersebut, dibutuhkan metode yang tepat untuk mengupas
permasalahan tersebut. oleh sebab itu metode yang tepat digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kualitatif studi kasus deskriptif. Menutut
Yin studi kasus adalah sebuah
metode penelitian di mana pertanyaan how (bagaimana) dan why (mengapa) diajukan dalam
sebuah penelitian, saat peneliti memiliki sedikit kontrol atas sebuah kejadian dan berfokus
pada fenomena kontemporer yang memiliki konteks dengan kehidupan nyata dari individu,
kelompok, komunitas, maupun organisasional. Lebih lanjut Yin membagi model studi kasus
ke dalam tiga bagian. Pertama, descriptive, yaitu merupakan metode penelitian studi kasus
yang fokus pada penguraian kasus yang sedang diteliti. Kedua, exploratory, yaitu
penyelidikan secara mendalam misalnya peneliti yang terlibat langsung dengan obyek yang
sedang diteliti. Ketiga, explanatory, yaitu peneliti memberikan keterangan-keterangan yang
rinci dan penjelasan terhadap kasus yang diteliti.
Studi kasus menurut Robert K. Yin adalah suatu penelitian sistematis yang menyelidiki
fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan
konteks tidak tampak dengan tegas, dan di mana multisumber bukti dimanfaatkan (2011: 5).
Studi kasus digunakan untuk mendekati sumber penelitian dengan cara (observasi, artefak,
arsip, dokumen, wawancara, sumber-sumber majemuk) secara sistematik terhadap individu,
kelompok, organisasi atau kegiatan.Studi kasus dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan
pengertian atau penjelasan dari sebuah fenomena secara menyeluruh. Suatu kasus dapat
terdiri atas hubungan antar bagian-bagian yang harus dipahami dalam kontek keseluruhan,
sedangkan jika hubungan antar bagian dianggap hubungan kausalitas, maka yang lebih
penting adalah mengapa dan bagaimana itu terjadi. Oprasional yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Peneliti menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan digunakan untuk
memperoleh data primer dengan landasan teori yang relevan.
2. Peneliti akan mengumpulakan data primer berupa data observasi dan
wawancara dari pihak Kampung Cyber diwakili oleh Bapak A. Heri Sutanto
sebagai ketuaRT 36 Kampung Cyber, Bapak Soedarmodjo selaku pengrajin
batik yang usahanya dipasarkan melalui internet, Mbak Dije Titik selaku
pembuat makanan ringan yang juga usahanya dipasarkan melalui internet.
3. Peneliti akan mengamati hasil temuan yang didapat dari data primer tersebut.
4. Peneliti akan menganalisis hasil temuan tersebut ke dalam kategori-kategori
dalam penelitian ini.
5. Kemudian peneliti akan menyajikan hasil temuan dan analisis penelitian ini ke
dalam bentuk laporan penelitian.
3.3 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah kegiatan UKM yang dilakukan di Kampung Cyber,
serta bagaimana para pelaku UKM ini mengembangkan usahanya melalui internet. Kemudian
bagaimana penggunaan internet ini berdampak pada kehidupan masyakarat di Kampung
Cyber secara menyeluruh.
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian
Peneliti akan mengumpulkan data wawancara dari pihak Kampung Cyber yang
diwakili oleh Bapak Heri sebagai kepala desa dan Bapak Sasongko sebagai koordinator, dan
wawancara dilakukan di Yogyakarta tepatnya di rumah kepala desa. Wawancara dilakukan
pada waktu kunjungan ke Kampung Cyber pada bulan Desember.
3.5 Narasumber
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam dengan beberapa
sumber yang terpercaya dan diyakini dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam
menjawab pertanyan penelitian. Berikut adalah narasumber dalam penelitian ini :
1. Kepala Desa Kampung Cyber
Bapak Heri Sutanto merupakan Kepala Desa di Kampung Cyber sejak tahun 2005 dan
akan menjabat sampai tahun 2015 nanti. Bapak Heri Sutanto merupakan salah satu
pelopor yang menggagas penggunaan internet di kampung ini dan beliau paham sekali
mengenai perkembangan dan kendala yang dihadapi dalam mengembangkan
Kampung Cyber sampai sekarang.
2. Koordinator Pengurus Penggunaan Media Internet
Jabatan ini merupakan salah satu jabatan yang tertera dalam cabinet perangkat desa,
dimana yang dipercaya untuk bertanggung jawab dalam posisi ini adalah Bapak Koko.
Beliau merupakan warga asli dari Kampung Cyber, yang sejak awal turut terlibat
dalam membangun kampung untuk menggunakan media internet sampai menjadi
seperti sekarang ini.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian kualitatif sumber data utamanya adalah kata-kata dan tindakan, maka
data dalam bentuk angka-angka ataupun ukuran yang pasti akan sulit untuk didapatkan. Oleh
karena itu, cara yang paling tepat untuk mendapatkan data atau informasi dalam penelitian
kualitatif adalah melalui kegiatan mendengar, melihat, dan bertanya untuk hal-hal yang
membutuhkan penjelasan lebih mendalam. Pada intinya teknik utama yang digunakan dalam
pengumpulkan data dalam penelitian adalah menggunakan teknik wawancara mendalam.
Berikut adalah pendapat beberapa ahli mengenai definisi wawancara untuk lebih
memahami lagi tentang apa itu wawancara: (1) menurut Baxter dan Babbie, wawancara adalah
sebuah interaksi antara pewawancara dan partisipan, dimana pewawancara mempunyai sebuah
daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada partisipan; (2) menurut Moleong, wawancara
adalah percakapan dengan maksud tertentu, dimana percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,
yaitu
pewawancara
(interviewer)
yang mengajukan
pertanyaan
dan
terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Berdasarkan penjelasan diatas
dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah sebuah percakapan antara dua pihak, yaitu
pewawancara (peneliti) dan terwawancara (partisipan), dimana pewawancara mengajukan
sejumlah pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu.
Raco (2010: 117) mengemukakan bahwa dalam wawancara peneliti bukan hanya
mengajukan pertanyaan, tetapi mendapatkan pengertian tentang pengalaman hidup orang lain.
Dan hal ini hanya dapat diperoleh dengan indepth interview (wawancara mendalam). Dengan
wawancara yang mendalam peneliti akan menangkap arti yang diberikan partisipan pada
pengalamannya. Pengalaman dan pendapat inilah yang menjadi bahan dasar data yang
nantinya dianalisis.Berdasarkan penjelasan diatas peneliti memutuskan untuk menggunakan
wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini
dimulai dari wawancara terstruktur yang kemudian menjadi wawancara mendalam untuk
menggali lebih jauh lagi mengenai informasi yang dimiliki partisipan.
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif menurut Moleong (2009: 248) adalah upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang
lain.
Setiap studi kualitatif adalah unik, pendekatan analisisnya juga unik, yaitu mengubah
data menjadi temuan (findings). Analisis data kualitatif sangat tergantung pada keahlian,
insight, training, dan kemampuan peneliti. Faktor kemampuan manusia dari peneliti sangat
besar, karena pengalaman dan pengetahuan luas yang dimiliki oleh peneliti.
Analisis data kualitatif berarti mengatur secara sistematis bahan hasil wawancara dan
observasi, manafsirkannya dan menghasilkan suatu pemikiran, pendapat, teori atau gagasan
yang baru. Inilah yang disebut hasil temuan atau findings. Findings dalam analisis kualitatif
berarti mencari dan menemukan tema, pola, konsep, insight, dan pengertian. Semuanya
diringkas dengan istilah’penegasan yang memiliki arti’ (statement of meanings). (Raco, 2010:
121)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
4.1 Kampung Cyber
Kampung Cyber adalah sebuah kampung yang penuh potensi dan ingin selalu
berkembang, yang terutama berkembang melalui teknologi informasi. Kampung Cyber yang
penuh dinamika ini selalu ingin bergerak maju mengikuti perkembangan jaman. Semua
berdasar karena kesadaran untuk berkembang dan dengan semangat gotong royong
membangun diri.
Kampoeng Cyber RT 36 Taman adalah sebuah perkampungan padat penduduk terletak
di tengah kota Yogyakarta, berdampingan dengan obyek wisata pemandian Taman Sari.
Penduduk mayoritas bekerja di sektor informal dan berlatar belakang pendidikan menengah,
dengan jumlah penduduk 142 jiwa, terdiri dari 43 Kepala Keluarga. Secara mandiri
membangun wawasan pengembangan wilayah dan sumber daya manusia melalui teknologi
informasi.
Gambar 4.1 Peta Kampung Cyber
Mengikuti perkembangan teknologi informasi menjadi dasar keinginan bagi para
pengurus Kampung Cyber untuk maju sebagai ujung tombak dalam memimpin sebuah
masyarakat kecil di wilayahnya. Dengan teknologi informasi para pengurus Kampung Cyber
berkeyakinan untuk dapat maju mengejar ketertinggalan dan menjembatani keterbatasan akan
kekurangan kami. Selaku pengurus RT 36 RW 09 Taman Kelurahan Patehan, Kecamatan
Kraton, Yogyakarta memberanikan diri untuk mencanangkan program "Kampung Cyber
(Internet)", sebuah proses panjang dan penuh tantangan.
4.1.1 Sejarah Kampung Cyber
Berawal pada bulan Agustus 2008 pencanangan program Kampung Cyber ini, mulai
dari penggunaan media blog (www.rt36taman.multiply.com) untuk pengenalan program ke
warga dan sebagai publikasi kegiatan RT yang senantiasa terjaga keberlangsungannya dengan
semangat kebersamaannya bahkan sebagai ikatan silahturahmi dengan warga yang ada
diperantauan.
Dari semangat inilah para pengurus kampung kemudian ingin menghadirkan media
internet di tengah-tengah warga tentunya dengan harga yang terjangkau. Dengan modal
kebersamaan dan kegotong-royonganlah usaha ini dapat terwujud sekitar bulan Juni 2009.
Sebuah jaringan internet (kabel) dari rumah ke rumah. Bahkan cita-cita para pengurus
sekaligus para pelopor Kampung Cyberuntuk menghadirkan akses internet secara gratis di
ruang publik (Pos Kamling) dapat terlaksana juga. Hingga saat ini akses internet sudah
tersambung ke rumah penduduk sejumlah 25 rumah.
Semua itu berjalan sesuai dengan tahap-tahap yang telah direncanakan. Media internet
tersebut hanyalah sebuah sarana, sedangkan muatannya juga sudah berjalan seiring, mulai dari
pembekalan dengan pelatihan, pendampingan dan pemberdayaan untuk berbagai macam
kepentingan baik itu pribadi maupun bersama.
4.1.2 Profil Kampung Cyber
Berikut akan dijelaskan tentang susunan kepengurusan di Kampung Cyber, serta visi
dan misi yang dimilikinya.
Pengurus Kampoeng Cyber RT 36 Taman
Ketua RT 36
: A. Heri Sutanto
Koordinator KC
: A. Sasongko WK.
Sekretaris I
: Bunar Usanto
Sekretaris II
: Rujito
Bendahara I
: St. Iwan Setiawan
Bendahara II
: Sri Kadarwati
Seksi Pembangunan
: Saryadi
Seksi Budaya n Wisata : Edi Wahyanto
Seksi Lingkungan
: Syahrudi
Seksi Keamanan
: Agung Purnomo
Visi
Secara mandiri membangun masyarakat sadar informasi dan teknologi yang diharapkan
mampu meningkatkan kemajuan di bidang sosial, pendidikan, ekonomi, seni dan budaya di
wilayah RT 36 Taman.
Misi

Menghadirkan teknologi informasi kepada warga dengan akses yang merata, termasuk
di ruang publik RT 36 Taman.

Membuka wawasan pengetahuan dan peningkatan komunikasi warga dengan
pendekatan teknologi informasi.

Mendorong warga untuk mengembangkan potensinya masing-masing agar dapat
memanfaatkan teknologi informasi secara optimal dan diharapkan ada peningkatan
dari segi kesejahteraan.

Pengenalan potensi-potensi wilayah di antaranya potensi sosial, seni budaya, ekonomi
dan potensi wisata diintegrasikan dan dikembangkan melalui teknologi informasi.

Membuka ruang kepada publik untuk mengenal lebih dekat wilayah RT 36 Taman
beserta potensinya dan diharapkan membawa dampak yang positif kepada warga.

Menjadi laboratorium dan leader dalam hal pemberdayaan masyarakat berbasis
teknologi informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
4.1.3 UKM di Kampung Cyber
UKM yang berada di Kampung Cyber terdiri dari sektor barang dan jasa. Dari sektor
barang, Kampung Cyber memiliki UKM sebagai berikut: (1) batik tulis milik Bapak
Soedharmojo dan Bapak Saryadi, serta terdapat pula batik tulis dengan nuansa Ubud; (2)
penjualan makanan pastel milik Ibu Dije, ayam goring Larisqy, serta Omah pancing.
Sedangkan dalam sektor jasa, terdapat UKM sebagai berikut: (1) Bonar Production
yang bergerak di bidang percetakan dan sablon; (2) Tour Guide milik Bapak Supri dan
Indarto; (3) KOKO Grafic Design; (4) Persewaan WA-Sound System; (5) Konveksi Musiyati;
(6) pijat bayi tradisional milik Mbah Kam.
4.2 Analisis dan Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
Baran,Stanlay J.,Davis, Dennis K.2009. Mass Communication Theory: Foundation, Ferment,
and Future 5th Edition. USA: Wadsworth Cengage Learning.
Effendy, Onong Uchjana.2007. Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek). Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Littlejohn,Stephen W. 2002. Theories of Human Communication, 7th Edition. USA: Wadsworth
Thomson Learning.
Lumbanraja, Prihatin. 2011. Bersama UKM Membangan Ekonomu Rakyat dan Lingkungan
Hidup. Jurnal Fakultas Ilmu Ekonomi: Universitas Sumatra Utara.
McQuail,Denis.2010.Mass Communication Theory,6th Edition. London: Sage Publication Ltd.
Mulyana,Deddy.2007.Ilmu komunikasi suatu pengantar.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Raco,J.R.(2010).Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya.Jakarta:
Grasindo.
Sihono, Teguh. 2005. Usaha kecil menengah (Ukm) Dan Upaya mengatasi Pengangguran. Jurnal
Ekonomika: Universitas Megri Yogyakarta.
Verderber,Rudolph.F.,Verderber,Kathleen.S.2008.
Communicate,12th
Edition.Belmont:
Thompson Higher Education.
Widjaja.2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Wynants,Marleen.,Cornelis,Jan.2008. How Open Is the Future?: Economic, Social & Cultural
Scenarios Inspired by Free & Open-Source Software. USA: Crosstalks.
Yin, K. Robert. 2006. Studi Kasus; Desain dan Metode. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
“Sejarah dan Perkembangan Internet” Diakses pada 25 Juni 2014. Data terarsip di:
http://ilmupengetahuan.org/sejarah-perkembangan-internet/
“Sejarah Perkembangan Internet Dunia dan Indonesia” Diakses pada 25 Juni 2014. Data terarsip
di:
http://www.jaringankomputer.org/sejarah-perkembangan-internet-dunia-indonesia/
“Pemanfaata Internet Sebagai New Media Dalam Bidang Politik, Bisnis, Pendidikan, dan Sosial
Budaya” Diakses pada 25 Juni 2014. Data terarsip di:
http://journal.unpar.ac.id/index.php/JABCebis/article/view/658/591
“Mendukung Usaha Kecil dan Menengah” Data diakses pada 1 Desember 20014. Data terarsib
di:
http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/2800161106130305439/617331-1110769011447/810296-1110769073153/SME.pdf
Download