uji khasiat dan keamanan kombinasi ekstrak rimpang jahe merah

advertisement
UJI KHASIAT DAN KEAMANAN
KOMBINASI EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH
DAN BUAH MENGKUDU PADA PENGOBATAN TUBERKULOSIS
FASE INTENSIF DAN LANJUTAN
TESIS
Karya tulis sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar magister dari
Institut Teknologi Bandung
ELLIN FEBRINA
20705012
Program Studi Farmasi
Jalur Pilihan Farmakologi-Toksikologi
SEKOLAH FARMASI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2007
UJI KHASIAT DAN KEAMANAN
KOMBINASI EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH
DAN BUAH MENGKUDU PADA PENGOBATAN TUBERKULOSIS
FASE INTENSIF DAN LANJUTAN
ELLIN FEBRINA
20705012
Program Studi Farmasi
Jalur Pilihan Farmakologi-Toksikologi
Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung
September 2007
Prof. Dr. Elin Yulinah Sukandar
Pembimbing Utama
dr. Primal Sudjana, Sp.PD-KPTI
Pembimbing Serta
Hidup itu atas kehendak yang Maha Menghidupkan
Hidup itu tiada hidup tanpa menghidupi
kehendak yang Maha Menghidupkan
Hiduplah dalam kehidupan para penghidup
kehendak yang Maha Menghidupkan
Hidupilah hidupmu demi kehidupan
di hari yang akan dihidupkan
oleh yang Maha Menghidupkan
Untuk yang Maha Menghidupkan,
dan para penghidup kehendak-Nya...
ABSTRAK
UJI KHASIAT DAN KEAMANAN
KOMBINASI EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH
DAN BUAH MENGKUDU PADA PENGOBATAN TUBERKULOSIS
FASE INTENSIF DAN LANJUTAN
Ellin Febrina - 20705012
Pengobatan tuberkulosis (TB) paru memerlukan waktu yang lama minimal selama
enam bulan. Uji klinis sebelumnya terhadap penderita TB paru kasus baru Basil
Tahan Asam (BTA) positif dengan penambahan kombinasi ekstrak rimpang jahe
merah dan buah mengkudu sebagai obat penunjang menunjukkan bahwa
penggunaan kombinasi ekstrak (1:1) dosis 1 g perhari selama fase intensif dapat
mempercepat konversi dahak BTA positif secara bermakna dibandingkan dengan
kombinasi ekstrak (1:1) dosis 0,5 g perhari dan plasebo. Untuk itu perlu dilakukan
penelitian guna mengetahui khasiat dan keamanan kombinasi ekstrak tersebut
selama pengobatan TB yang meliputi fase intensif dan lanjutan.
Penelitian dilakukan dengan pengelompokan subjek secara acak, pengamatan
tersamar ganda dan placebo controlled. Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu
penderita TB paru kategori I kasus baru BTA positif, laki-laki atau perempuan
berusia 18-55 tahun, tidak menderita penyakit lain, dan bersedia ikut serta dalam
penelitian. Penderita yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 92 orang dibagi
menjadi tiga kelompok dan semuanya mendapat obat antituberkulosis (OAT).
Kelompok I diberi tambahan kombinasi ekstrak (1:1) dosis 1 g perhari, kelompok
II diberi kombinasi ekstrak (1:1) dosis 0,5 g perhari dan kelompok III diberi
plasebo. Parameter yang diamati yaitu berat badan, keadaan umum, gejala klinis,
kadar hemoglobin (Hb), jumlah leukosit dan trombosit, laju endap darah (LED),
apus dahak BTA, SGOT, SGPT, kadar gula darah dan kreatinin, Prothrombin
Time (PT), serta Activated Partial Thromboplastin Time (APTT). Pengamatan
dilakukan setiap dua minggu selama fase intensif (dua bulan pertama) dan setiap
bulan selama fase lanjutan (minimal empat bulan).
i
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konversi dahak BTA pada kelompok yang
diberi tambahan kombinasi ekstrak (1:1) dosis 1 g dan 0,5 g perhari sebagai obat
penunjang sejak minggu ke-2 lebih cepat dibandingkan dengan kelompok plasebo
walaupun secara statistik tidak bermakna. Perbedaan yang bermakna terjadi pada
minggu ke-8 (masing-masing dengan p<0,01). Secara klinis, berat badan dan
gejala antara kelompok yang diberi kombinasi ekstrak (1:1) dosis 1 g dan 0,5 g
perhari serta plasebo mengalami perbaikan sejak minggu ke-2 tetapi tidak
menunjukkan perbedaan yang bermakna (p>0,05). Keadaan umum penderita
berdasarkan skor Karnofsky menunjukkan perbaikan yang lebih besar pada
kelompok yang diberi
kombinasi ekstrak (1:1) dosis 1 g dan 0,5 g perhari
dibandingkan dengan kelompok plasebo pada minggu ke-2 hingga minggu ke-8
(p<0,05). Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa beberapa
parameter pemeriksaan pada semua kelompok pada akhir setiap fase pengobatan
berada pada batas normal kecuali LED yang sedikit masih di atas normal pada
kelompok dosis 0,5 g perhari dan plasebo. Pemberian kombinasi ekstrak tidak
mempengaruhi secara bermakna parameter pemeriksaan laboratorium, fungsi hati,
fungsi ginjal, dan waktu pembekuan darah. Angka kejadian yang tidak diinginkan
selama pengobatan yang paling banyak pada setiap kelompok berupa
gatal/beruntusan di kulit yaitu sebanyak sembilan orang pada kelompok yang
diberi kombinasi ekstrak dosis 1 g perhari, tujuh orang pada kelompok yang diberi
kombinasi ekstrak dosis 0,5 g perhari, dan delapan orang pada kelompok plasebo.
Angka kejadian yang tidak diinginkan pada kelompok yang diberi kombinasi
ekstrak rimpang jahe merah dan buah mengkudu tidak berbeda secara bermakna
dibandingkan dengan kelompok plasebo.
Kata kunci: uji klinis, penderita tuberkulosis paru, konversi dahak, ekstrak
rimpang jahe merah, ekstrak buah mengkudu.
ii
ABSTRACT
EFFICACY AND SAFETY TESTS
OF COMBINATION OF RED GINGER RHIZOME
AND NONI EXTRACTS IN TUBERCULOSIS TREATMENT
INTENSIVE AND ADVANCED PHASES
Ellin Febrina - 20705012
Pulmonary tuberculosis (TB) treatment takes a long periode, at least six months.
A previous clinical trial on new pulmonary tuberculosis patients of Acid Fast
Bacilli (AFB)-positive with an addition to the standard treatment combination of
red ginger rhizome and noni extracts showed that a combination of extracts at a
ratio of 1:1 in the daily dose of 1 g at intensive phase could fasten the conversion
of microbial sputum significantly than those of the daily dose of 0.5 g as well as
the control. Therefore, this study was aimed to evaluate the efficacy and safety of
those combination of extracts in tuberculosis treatment at intensive and advanced
phases.
The design of the study was randomized, double blind and placebo controlled
method. The inclusion criteria in this study were new pulmonary tuberculosis of
first category with AFB-positive, male or female of age of 18-55 years, no other
disease, and willing to participate in the study. Those who only met inclusion
criteria were 92 patients, divided into three groups: the group I
received a
combination of extracts at a ratio of 1:1 in the daily dose of 1 g, the group II
received a combination of extract at a ratio of 1:1 in the daily dose of 0.5 g and
the group III as control group received placebo. All patients receiving a standard
antituberculosis regimen therapy for the tuberculosis patient of first category. The
observed parameters consisted of body weight, Karnofsky score (general
appearance), score of certain symptoms, score of microbial sputum, hematological
parameters (haemoglobin, leucocytes, thrombocytes, erythrocyte sedimentation
rate (ESR), blood glucose, SGOT, SGPT, creatinin, Prothrombin Time (PT), and
Activated Partial Thromboplastin Time (APTT)). Observation was performed
iii
every two weeks for two months (intensive phase) and every month for four
months (advanced phase).
The results showed that the score of the microbial sputum of the group receiving
an addition of combination of extracts at a ratio of 1:1 in the daily dose of 1 g and
0.5 g was different to that of the placebo group since second week but
unsignificant. The significant different to the placebo group was happen at eighth
week of observation (p<0,01 dan p<0,01). Clinically, body weight and score of
certain symptoms of all groups underwent improvement since second week but
unsignificant (p>0,05). The Karnofsky score of the group of the daily dose of 1 g
and 0.5 g were significantly different to that of the placebo group at second week
until eighth weeek (p<0,05). The combination of extracts have no influence on
laboratory parameters, liver function, renal function and blood coagulation time.
The most adverse event observed in all groups was itching; nine patients in the
group of the daily dose of 1 g, seven patients in the group of the daily dose of
0.5 g, and eight patients in the group of placebo. Adverse events observed in the
groups with a combination of extracts unsignificantly different than that of
placebo group.
Keywords: clinical trial, pulmonary tuberculosis patient, microbial sputum
conversion, red ginger rhizome extract, noni extract.
iv
PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS
Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di perpustakaan Institut
Teknologi Bandung adalah terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak
cipta ada pada pengarang. Tesis ini dapat digunakan sebagai referensi, tetapi
pengutipan atau ringkasan harus seijin pengarang dengan mengikuti kebiasaan
ilmiah dengan menyebutkan sumbernya.
Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis harus seizin
pembimbing tesis atau Dekan Sekolah Pascasarjana Institut Teknologi Bandung.
Perpustakaan yang meminjamkan tesis ini untuk keperluan anggotanya
diharapkan mengisi nama, tanda tangan peminjam dan tanggal peminjaman.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya tesis ini dapat diselesaikan. Tesis yang berjudul ”Uji
Khasiat dan Keamanan Kombinasi Ekstrak Rimpang Jahe Merah dan Buah
Mengkudu pada Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif dan Lanjutan” ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar magister dari Institut
Teknologi Bandung.
Rasa terimakasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya dihaturkan kepada:
1. Prof. Dr. Elin Yulinah Sukandar dan dr. Primal Sudjana, Sp.PD-KPTI, selaku
pembimbing utama dan pembimbing serta, atas segala bimbingannya selama
penelitian dan penyusunan tesis ini.
2. Kepala Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) dan Kepala Rumah Sakit
Paru dr. H. Rotinsulu beserta para dokter, perawat, dan karyawan, atas
kesempatan yang diberikan sehingga penelitian ini dapat terlaksana.
3. dr. Bachti Alisjahbana, Sp.PD beserta para staf, khususnya dr. Lika Apriani
dan Wiwin, atas segala bantuannya selama pelaksanaan penelitian ini.
4. Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Rektor
Universitas Padjadjaran, Dekan dan Staf Fakultas Farmasi, Universitas
Padjadjaran, serta pihak terkait lainnya yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, atas kesempatan dan dukungannya untuk mengikuti program
pascasarjana.
5. Semua subjek uji yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu,
terimakasih atas kesediaannya untuk turut serta dalam penelitian ini.
6. dr. Evi Sovia, M.Si. dan dr. Samsudin Surialaga, M.Si. atas segala
bantuannya.
7. Kedua orangtua, keluarga besar, dan teman-teman sejati atas pengertian,
dorongan semangat dan do’anya.
Saran dan masukan untuk perbaikan buku ini sangat diharapkan. Meskipun tidak
luput dari kekurangan, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang farmasi.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .....................................................................................................
i
ABSTRACT ...................................................................................................
iii
PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS ...........................................................
v
KATA PENGANTAR ...................................................................................
vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xii
PENDAHULUAN . .......................................................................................
1
BAB
1
2
3
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................
6
1.1
Definisi Tuberkulosis .................................................................
6
1.2
Etiologi Tuberkulosis .................................................................
7
1.3
Penularan dan Patogenesis Tuberkulosis ...................................
7
1.4
Manifestasi Klinis Tuberkulosis .................................................
7
1.5
Diagnosis Tuberkulosis ..............................................................
8
1.6 Pengobatan Tuberkulosis ...........................................................
8
1.7
Tinjauan OAT ............................................................................
10
1.8
Tinjauan Tanaman Obat .............................................................
15
1.9
Tinjauan Studi Praklinis dan Klinis Sebelumnya .....................
18
BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN .........................
21
2.1 Bahan ..........................................................................................
21
2.2
Subjek Uji ...................................................................................
21
2.3 Disain Penelitian.........................................................................
22
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................
29
3.1
Subjek Uji ...................................................................................
29
3.2
Hasil Pemeriksaan Klinis ...........................................................
31
3.3
Hasil Pemeriksaan Laboratorium ...............................................
39
3.4
Hasil Pemeriksaan Apus Dahak BTA ........................................
43
vii
Halaman
3.5
Kejadian yang Tidak Diinginkan Selama Pengobatan ...............
49
SIMPULAN DAN SARAN ................................................................
51
4.1
Simpulan .....................................................................................
51
4.2 Saran ...........................................................................................
51
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
52
LAMPIRAN ...................................................................................................
54
4
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
A
Halaman
MORFOLOGI
RIMPANG
JAHE
MERAH
(ZINGIBER
OFFICINALE ROSC. VAR. SUNTI VAL.) DAN BUAH
MENGKUDU (MORINDA CITRIFOLIA LINN.) ..............................
55
B
PENETAPAN KARAKTERISTIK SIMPLISIA DAN EKSTRAK ...
56
C
PENAPISAN FITOKIMIA SIMPLISIA DAN EKSTRAK ...............
57
D
PENETAPAN KARAKTERISTIK KAPSUL ...................................
58
E
SURAT KEPUTUSAN PENILAIAN DAN REKOMENDASI
KELAYAKAN ETIK PENELITIAN (ETHICAL CLEARANCE).......
59
SURAT PENYATAAN PERSETUJUAN DARI SUBJEK UJI
(INFORMED CONSENT) ...................................................................
61
CONTOH FOTO THORAKS SUBJEK UJI SEBELUM DAN
SETELAH PENGOBATAN FASE INTENSIF .................................
62
F
G
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1
Pemeriksaan Subjek Uji Selama Fase Intensif dan Lanjutan ..............
25
3.1
Karakteristik Subjek Uji yang Telah Menjalani Pengobatan Fase
Intensif Berdasarkan Jenis Kelamin ....................................................
30
Karakteristik Subjek Uji yang Telah Menjalani Pengobatan Fase
Intensif dan Lanjutan Berdasarkan Jenis Kelamin ..............................
30
Karakteristik Subjek Uji yang Telah Menjalani Pengobatan Fase
Intensif Berdasarkan Umur .................................................................
31
Karakteristik Subjek Uji yang Telah Menjalani Pengobatan Fase
Intensif dan Lanjutan Berdasarkan Umur ...........................................
31
Hasil Pemeriksaan Berat Badan Setiap Kelompok Sebelum dan
Setelah Pengobatan .............................................................................
32
Perbandingan Berat Badan Setiap Kelompok antara Sebelum dan
Setelah Pengobatan .............................................................................
32
Pertambahan Berat Badan Setiap Kelompok pada Setiap Akhir Fase
Pengobatan ..........................................................................................
33
Hasil Pemeriksaan Keadaan Umum Setiap Kelompok Sebelum dan
Setelah Pengobatan .............................................................................
35
Skor Gejala Klinis Setiap Kelompok Sebelum dan Setelah
Pengobatan ..........................................................................................
37
3.10 Hasil Pemeriksaan Gejala Klinis Setiap Kelompok pada Fase
Intensif Berdasarkan Jumlah Penderita ...............................................
38
3.11 Hasil Pemeriksaan Gejala Klinis Setiap Kelompok pada Fase
Lanjutan Berdasarkan Jumlah Penderita ............................................
39
3.12 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Setiap Kelompok Sebelum dan
Selama Pengobatan ............................................................................
42
3.13 Perbandingan Hasil Pemeriksaan Laboratorium Setiap Kelompok
antara Sebelum dan Setelah Pengobatan .............................................
43
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.14 Hasil Pemeriksaan Apus Dahak BTA Setiap Kelompok Sebelum
x
dan Selama Pengobatan .......................................................................
Tabel
44
Halaman
3.15 Hasil Pembacaan Apus Dahak BTA Selama Pengobatan
Berdasarkan Terjadinya Konversi Dahak BTA ..................................
46
3.16 Hasil Pembacaan Apus Dahak BTA Selama Fase Intensif
Berdasarkan Angka Konversi Dahak BTA .........................................
47
3.17 Hasil Pembacaan Apus Dahak BTA Selama Fase Lanjutan
Berdasarkan Angka Konversi Dahak BTA .........................................
49
3.18 Jumlah Subjek Uji pada Setiap Kelompok yang Mengalami
Kejadian yang Tidak Diinginkan Selama Pengobatan Fase Intensif
dan Lanjutan ........................................................................................
50
3.19 Angka Kejadian yang Tidak Diinginkan pada Setiap Kelompok
Selama Pengobatan Fase Intensif dan Lanjutan .................................
50
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
3.1
Halaman
Grafik pertambahan berat badan setiap kelompok selama
pengobatan .........................................................................................
33
3.2
Diagram batang berat badan setiap kelompok selama pengobatan .....
34
3.3
Grafik peningkatan keadaan umum setiap kelompok selama
pengobatan berdasarkan skor Karnofsky ............................................
36
Grafik penurunan gejala klinis setiap kelompok selama
pengobatan ..........................................................................................
37
3.5
Grafik skor BTA setiap kelompok selama pengobatan ......................
45
3.6
Persentase konversi dahak BTA pada subjek uji pada pengamatan
tiap dua minggu selama pengobatan ...................................................
46
3.4
xii
G
JADWAL PELAKSANAAN UJI KLINIS ........................................
xiii
61
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi bakteri kronik yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Penyakit ini dapat menyerang
hampir semua organ mulai dari kulit, tulang hingga otak. Namun yang paling
sering terinfeksi adalah paru-paru (Zeind, 2000).
Pada tahun 1993, World Health Organization (WHO) mencanangkan kedaruratan
global penyakit TB karena penyakit ini tidak dapat dikendalikan di sebagian besar
negara di dunia. Hal ini disebabkan karena banyak penderita yang tidak berhasil
disembuhkan terutama penderita dengan BTA positif. Pada tahun 1995, WHO
memperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 9 juta penderita baru TB dengan
kematian 3 juta orang, sebanyak 95% penderita TB berada di negara berkembang
dan 75% penderita TB adalah kelompok usia produktif (15-50 tahun). Dengan
munculnya epidemi HIV/AIDS di dunia diperkirakan penderita TB akan
meningkat (Depkes R.I., 2002).
Di Indonesia penyakit TB merupakan masalah kesehatan utama masyarakat.
Indonesia menempati urutan ketiga terbanyak populasi TB di dunia setelah India
dan Cina. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 menunjukkan
bahwa penyakit TB merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit
kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan pada semua kelompok usia, dan
nomor satu dari golongan penyakit infeksi. Pada tahun 1999, WHO
memperkirakan setiap tahun terjadi 583.000 kasus baru TB dengan kematian
karena TB sekitar 140.000. Secara kasar diperkirakan pada setiap 100.000
penduduk Indonesia terdapat 130 penderita baru TB paru BTA positif (Depkes
R.I., 2002; Albar, 2002).
Pada tahun 1995, WHO merekomendasikan program pemberantasan TB paru
dengan
strategi
DOTS
(Directly
Observed
Treatment,
Shortcourse
chemotherapy). Seiring dengan pembentukan Gerakan Terpadu Nasional
Penanggulangan TB (Gerdunas TB) pada tahun 1999, program Pemberantasan
Penyakit
Tuberkulosis
Paru
berubah
menjadi
Program
Penanggulangan
2
Tuberkulosis. Penanggulangan dengan strategi DOTS dapat memberikan angka
kesembuhan yang tinggi dan merupakan strategi kesehatan yang paling costeffective (Depkes R.I., 2002).
Berdasarkan Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis (2002) pengobatan
TB bertujuan untuk menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mencegah
kekambuhan, dan menurunkan tingkat penularan. Pengobatan TB memerlukan
paduan obat antituberkulosis (OAT) yang adekuat yaitu dalam jenis, dosis dan
jangka waktu pengobatan. Umumnya diperlukan waktu 6-8 bulan hingga semua
M. tuberculosis (termasuk yang persisten) dapat dieradikasi. Lamanya waktu
pengobatan menyebabkan banyaknya penderita TB yang putus obat
selama
pengobatan. Oleh karena itu, perlu dicari obat alternatif yang dapat mempercepat
waktu pengobatan penderita sehingga dapat meningkatkan angka kesembuhan
(Depkes R.I., 2002).
Penelitian Sugihartina (2004) menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang jahe
(Zingiber officinale Rosc.) dan buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) mampu
menghambat pertumbuhan M. tuberculosis yang sensitif maupun yang resisten
terhadap
OAT
secara in vitro pada konsentrasi 10 µg/mL. Hasil tersebut
diperoleh setelah menguji aktivitas ekstrak etanol sebelas tanaman yang sering
digunakan oleh masyarakat untuk mengobati batuk berdarah ataupun batuk
menahun terhadap M. tuberculosis yang sensitif dan resisten. Kesebelas tanaman
tersebut yaitu bulbus bawang putih (Allium sativum Linn.), bulbus bawang
merah (Allium cepa Linn.), lendir-daun lidah buaya (Aloe vera L. Webb.),
rimpang kunyit (Curcuma longa Linn.), rimpang temu putih (C. zedoaria (Berg.)
Rosc.), rimpang jahe (Zingiber officinale Rosc.), rimpang lempuyang wangi (Z.
aromaticum Val.), antanan (Centela asiatica (L.) Urb.), bunga kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis Linn.), biji selasih (Ocimum basilicum L.), dan buah
mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) (Sugihartina, 2004).
Penelitian Surya (2005) menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang jahe merah
(Zingiber officinale Rosc. var. sunti Val.) memiliki aktivitas menghambat
pertumbuhan M. tuberculosis galur H37Rv dan galur 552 yang paling kuat dengan
3
konsentrasi hambat minimum (KHM) 5 µg/mL dibandingkan dengan varietas jahe
lainnya yaitu jahe gajah dan jahe emprit (Surya, 2005).
Agusta (2005) mengamati bahwa kombinasi ekstrak etanol jahe merah dan
mengkudu pada perbandingan 2,5 : 2,5 µg/mL, 250 : 250 µg/mL, dan 500 : 500
µg/mL berturut-turut menghambat pertumbuhan M. tuberculosis galur H37Rv,
galur 552, dan galur 223 (Agusta, 2005).
Uji toksisitas subkronis ekstrak etanol rimpang jahe merah (Zingiber officinale
Rosc. var. sunti Val.), ekstrak etanol buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn.),
dan kombinasinya yang dilakukan Qowiyyah (2006) menunjukkan bahwa
penggunaan berulang ekstrak jahe merah dosis 50 mg/kg bb, ekstrak mengkudu
dosis 50 mg/kg bb, dan kombinasi ekstrak jahe merah dan mengkudu (1:1) dosis
50, 400, dan 1.000 mg/kg bb tidak mempengaruhi perilaku dan aktivitas motorik,
parameter hematologi, parameter urin, dan indeks tukak. Penggunaan berulang
ekstrak jahe merah dosis 50 mg/kg bb, ekstrak mengkudu dosis 50 mg/kg bb, dan
kombinasi ekstrak jahe merah dan mengkudu (1:1) dosis 50, 400, dan 1.000
mg/kg bb dapat meningkatkan bobot badan tikus jantan bermakna terhadap
kontrol (p<0,05). Aktivitas imunomodulator diperlihatkan oleh kelompok ekstrak
jahe merah dosis 50 mg/kg bb, ekstrak mengkudu dosis 50 mg/kg bb, dan
kombinasi ekstrak jahe merah dan mengkudu (1:1) dosis 50, 400, dan 1.000
mg/kg bb. Penggunaan berulang ekstrak jahe merah dosis 50 mg/kg bb, ekstrak
mengkudu dosis 50 mg/kg bb, dan kombinasi ekstrak jahe merah dan mengkudu
(1:1) dosis 50, 400, dan 1.000 mg/kg bb tidak memberikan efek toksik sedangkan
kombinasi ekstrak jahe merah dan mengkudu dosis 1.000 mg/kg bb bersifat
hepatotoksik ringan dan nefrotoksik yang dapat pulih (Qowiyyah, 2006).
Hasil penelitian Sovia (2006) menunjukkan bahwa konversi dahak BTA positif
menjadi BTA negatif pada minggu keenam setelah pemberian ekstrak buah
mengkudu dosis 0,5 g perhari disamping OAT lebih cepat daripada setelah
pemberian ekstrak rimpang jahe merah dosis 0,5 g perhari maupun plasebo. Selain
itu, ekstrak rimpang jahe merah dan ekstrak buah mengkudu tidak mempengaruhi
fungsi hati dan fungsi ginjal. Angka kejadian yang tidak diinginkan pada
penderita yang diberi ekstrak rimpang jahe merah dosis 0,5 g perhari dan buah
mengkudu dosis 0,5 g perhari lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok
plasebo (Sovia, 2006).
4
Penelitian Surialaga (2006) tentang penggunaan kombinasi ekstrak rimpang jahe
merah dan buah mengkudu sebagai obat komplementer pada penanganan TB
selama fase intensif (dua bulan pertama pengobatan) menunjukkan bahwa
konversi dahak BTA positif menjadi BTA negatif pada minggu kedua setelah
pemberian kombinasi ekstrak rimpang jahe merah dan buah mengkudu (1:1) dosis
1 g perhari berbeda secara bermakna dengan kelompok plasebo sedangkan dosis
0,5 g perhari tidak berbeda secara bermakna dengan kelompok plasebo. Selain itu,
kecenderungan penambahan berat badan pada kelompok yang menerima
kombinasi ekstrak rimpang jahe merah dan buah mengkudu (1:1) dosis 1 g perhari
lebih besar dibandingkan dengan kelompok dosis 0,5 g perhari dan kelompok
plasebo (Surialaga, 2006).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
untuk mengetahui khasiat dan keamanan kombinasi ekstrak rimpang jahe merah
(Zingiber officinale Rosc. var. sunti Val.) dan buah mengkudu (Morinda citrifolia
Linn.) sebagai obat penunjang dalam pengobatan TB pada fase intensif dan
lanjutan.
Identifikasi Masalah
1. Apakah pemberian kombinasi ekstrak rimpang jahe merah dan buah
mengkudu sebagai obat penunjang dalam pengobatan TB paru BTA positif
pada fase intensif dan lanjutan akan mempercepat perbaikan penderita TB
berupa:
a. Perbaikan klinis yaitu perbaikan keadaan umum penderita yang nampak
dengan peningkatan skor Karnofsky; gejala-gejala batuk, dahak, dan
sesak nafas berkurang; batuk darah dan demam hilang; nafsu makan
bertambah; dan berat badan meningkat.
b. Perbaikan hasil laboratorium seperti peningkatan kadar hemoglobin (Hb),
penurunan laju endap darah (LED), dan konversi dahak menjadi BTA
negatif.
2. Apakah pemberian kombinasi ekstrak rimpang jahe merah dan buah
mengkudu sebagai obat penunjang dalam pengobatan TB paru BTA positif
pada fase intensif dan lanjutan akan mempengaruhi fungsi hati, fungsi ginjal
dan parameter waktu pembekuan darah.
5
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui khasiat dan keamanan kombinasi
ekstrak rimpang jahe merah dan buah mengkudu sebagai obat penunjang dalam
pengobatan TB paru BTA positif pada fase intensif dan lanjutan.
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan pengelompokan subjek secara acak, pengamatan
tersamar ganda dan placebo controlled. Penderita yang memenuhi kriteria inklusi
dibagi menjadi tiga kelompok, semuanya mendapat obat antituberkulosis (OAT).
Kelompok I diberi tambahan kombinasi ekstrak rimpang jahe merah dan buah
mengkudu (1:1) dosis 1 g perhari, kelompok II diberi kombinasi ekstrak dosis
0,5 g perhari dan kelompok III diberi plasebo. Parameter yang diamati yaitu berat
badan, keadaan umum, gejala klinis, kadar hemoglobin (Hb), jumlah leukosit dan
trombosit, laju endap darah (LED), apus dahak BTA, SGOT, SGPT, kadar gula
darah dan kreatinin, PT, serta APTT.
Download