Sistem Pemberian Upah - Official Site of KLARA INNATA

advertisement
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS PSIKOLOGI
SISTEM PEMBERIAN UPAH BERDASARKAN JOB ORDER
PADA PT. BINTANG PRATAMA UTAMA
Oleh :
NAMA
: KLARA INNATA ARISHANTI
NIDN
: 0324048202
DEPOK
2009
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................... i
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Pengertian dan Maksud Penelitian ....................................... 1
B. Tujuan Penelitian .................................................................. 2
C. Manfaat Penelitian ................................................................ 2
BAB II
IDENTITAS PERUSAHAAN
A. Identitas Perusahaan .............................................................. 4
1. Sejarah dan Status Perusahaan ........................................... 4
2. Bidang Usaha ..................................................................... 5
3. Struktur Organisasi ............................................................ 6
B. Tugas dan Tanggung Jawab .................................................... 6
1. Sistem penggajian (payroll) ............................................... 6
2. Tugas dan tanggungjawab payroll ..................................... 7
BAB III
PERMASALAHAN ................................................................. 9
BAB IV
PENGAMBILAN DATA .......................................................... 10
A. Wawancara ........................................................................... 10
B. Observasi ............................................................................... 11
C. Dokumentasi .......................................................................... 12
BAB V
PEMBAHASAN ........................................................................ 13
A. Teori-teori Kompensasi ......................................................... 13
1. Definisi Kompensasi ......................................................... 13
2. Jenis-jenis Kompensasi ..................................................... 13
3. Tujuan Kompensasi ........................................................... 14
4. Sistem Upah Insentif ......................................................... 15
5. Upah Insentif untuk Seluruh Karyawan ............................ 16
B. Pembahasan dengan Menggunakan Teori-teori
dalam Psikologi Industri dan Organisasi ............................... 17
BAB VI
PENUTUP ................................................................................. 20
A. Kesimpulan ............................................................................ 19
B. Saran ...................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian dan Maksud Penelitian
Psikologi Industri dan Organisasi berkembang menjadi ilmu mandiri sejak
perang dunia ke dua. Psikologi Industri dan Organisasi melaksanakan penelitian
ilmiah dalam, upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar tentang manusia dalam
organisasi juga mengenai organisasi itu sendiri. Psikologi Industri dan Organisasi
mulai mengembangkan teori-teori dan menguji kebenarannya juga menerapkan apa
yang telah ditemukan (Howell dalam Munandar, 2001).
Psikologi khususnya Psikologi Industri dan Organisasi merupakan satu
keseluruhan pengertahuhan yang berisi fakta, aturan dan prinsip-prinsip tentang
perilaku manusia path pekerjaan, mempelajari hal-hal yang berkaitan dalam Lingkup
dan organisasi. Penggunaan Psikologi Industri dan Organisasi harus ditujukan untuk
kepentingan dan kemanfaatan pihak-pihak yang terlibat baik perusahaan maupun
karyawannya. Psikologi Industri dan Organisasi menurut Munandar (2001) adalah
ilmu yang mempelajari perilaku manusia,_dalam perannya sebagai tenaga kerja dan
sebagai konsumen baik secara perorangan maupun secara kelompok, dengan maksud
agar temuannya dapat diterapkan dalam industri dan organisas harus ditujukan untuk
kepentingan dan kemanfaatan manusia dan organisasinya.
Peran Psikologi Industri dan Organisasi dewasa ini, banyak dibutuhkan oleh
perusahaan dalam kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas suatu industri dan
organisasi. Terlebih lagi dihadapkan oleh kondisi di Indonesia yang sedang
mengalami krisis ekonomi, tentunya membuat beban perusahaan semakin berat.
3
Kecermatan dan ketelitian dalam pengaturan financial dapat menentukan
apakah perusahaan tersebut dapat terus melanjutkan usahanya atau berhenti dan
menutup usahanya.
Salah satu hal yang berkaitan dengan kompensasi adalah pemberian upah
kepada karyawan, karena pemberian upah atau gaji kepada karyawan merupan salah
satu fasilitas yang diberikan perusahaan untuk kesejahteraan karyawannya yang
meliputi antara lain tunjangan kesehatan dan kesejahteraan, uang makan dan
transport, bonus, insentif serta tunjangan hari tua. Dengan adanya kesejahteraan
karyawan menyebabkan lancarnya pelaksanaan operasional perusahaan dan
produktivitas yang tinggi diiringi juga dengan tingginya motivasi dan kepuasan kerja
karyawan.
Untuk itu perlu ad.anya sisteni pengajian yang baik dalam suatu perusahaan
supaya dapat membantu kelancaran jalannya perusahaan. Sistem penggajian dapat
juga ditangani oleh perusahaan itu sendiri maupun menggunakan biro jasa yang
menangani penggajian karyawan. Pengaturan gaji bagi karyawan tentunya ditentukan
oleh kualitas karyawan itu sendini juga meliputi kinerjanya termasuk didalamnya
kehadiran karyawan. (jsystems, 2000)
Adanya hal-hal yang berkaitan dengan sistem pengajian (payroll) seperti tugas
dan tanggung jawab, hambatan atau masalah yang dihadapi dalam sistem penggajian
(payroll) maka diadakan penelitian ini agar dapat menerapkan teori-teori yang ada
dalam Psikologi Industri dan Organisasi guna memecahkan permasalahan tersebut
sehingga dapat diterapkan dan dipergunakan untuk kepentingan industri dan
organisasi.
4
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan
sistem penggajian (payroll) dan pemecahan masalah yang dihadapi dalam sistem
penggajian (payroll) kepada perusahaan yang bersangkutan juga untuk mahasiswa
psikologi yang tertarik terhadap Psikologi Industri dan Organisasi sehingga dapat
menerapkan atau mengembangkan teori-teori yang terdapat dalam Psikologi Industri
dan Organisasi menjadi lebih baik.
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat yaitu :
1. Manfaat Praktis
Membantu memberikan informasi mengenai sistem penggajian (payroll) bagi
perusahaari agar dapat memhuat sistem penggajian (payroll) yang baik dan sesuai
dengan kinerja karyawannya.
2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat
bagi perkembangan ilmu Psikologi Industri dan Organisasi dan Psikologi Manajemen.
5
BAB II
IDENTITAS PERUSAHAAN
A. Identitas Perusahaan
1. Sejarah dan Status Perusahaan
Adanya gejala penurunan perekonomian Negara yang kemudian disusul
dengan adanya krisis ekonomi, membuat banyak perusahaan gulung tikar atau
melakukan efisiensi perusahaan. Salah satu perusahaan yang melakukan efisiensi
tersebut adalah PT. Electrolux dengan melepaskan cabang-cabang perusahaan.
Melalui kesempatan tersebut, PT. Bintang Pratama Utama berusaha
memanfaatkan situasi tersebut dengan menjalankan usaha pembuatan peralatan
pendingin dan stainless steel yang tidak lagi dijalankan oleh salah satu cabang PT.
Electrolux, walaupun terlihat tidak kompeten namun usaha ini cukup inovatif dan
memiliki keuntungan yang cukup besar. Melalui kondisi inilah berdirilah PT. Bintang
Pratama Utama.
PT. Bintang Pratama Utama merupakan suatu perusahaan keluarga yang
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dan memajukan industri dalam negeri juga
untuk membuka lapangan kerja baru yang diprakarsai oleh Drs. Sudarsono
selanjutnya dirintis dan dilanjutkan oleh Dwijanto, S.E pada awal tahun 1995.
Perusahaan ini merupakan Perusahaan Perseroan Terbatas yang tertutup
dengan beberapa pemegang saham, yang beralamat di Tugu Permai, Tanjung Priok,
Jakarta dan didirikan dengan Akta Pendirian No. 25 oleh notaris Frans Elsius
Muliawan, S.H.
6
2. Bidang Usaha
PT. Bintang Pratama Utama pada mulanya bergerak di bidang Stainless Steel
Fabrication, Kithcen and Refrigeration, Laundry and cleaning Equipment sebagai
sipplier, dalam arti PT. Bintang Pratama Utama bertindak sebagai agen penjualan dan
beberapa distributor atau importir dan beberapa pabrik lokal. .Adapun para pemakai
produk dan PT. Bintang Pratama Utama yaitu supermarket, hote, rumah sakit,
restoran, cafe dan lain-lain.
Tetapi seiring dengan waktu maka perusahaan inl semakin berkembang, maka
dari itu PT. Bintang Pratama Utama pada tahun 1997 mengubah usahanya dan
supplier atau agen penjualan menjadi pabrik. Hal ini berarti PT. Bintang Pratama
Utama memprioritaskan menjual hasih produksinya sendiri seperti peralatan
pendingin dan peralatan stainless steel untuk supermarket, hotel, rumah sakit dan
sebagainya.
PT. Bintang.Pratama Utama berproduksi dengan sistem Job Order, yaitu
bekerja atau berproduksi berdasarkàn pesanan khusus, dimana ukuran dan kapasitas
produk dapat disesuaikan dengan kondisi lokasi atau keinginan dan pembeli itu
sendiri dengan tetap menggunakan sistem yang standar.
7
3. Struktur Organisasi PT. Bintang Pratama Utama
RUPS
DIREKTUR
MANAJER
PRODUKSI TEKNIK
MANAJER KEUANGAN
KABAG
KEUANGAN
KABAG
ADMINISTRASI
KEUANGAN
KABAG
KABAG
PERAWATAN PERENCANAAN
MESIN
&
PERAWATAN
MANAJER
OPERASIONAL
KABAG
SUMBER
DAYA
KABAG
LOGISTIK
KA.SEKSI
PEMBELIAN
KABAG
PERSONALIA
KA.SEKSI
GUDANG
B. Tugas dan Tanggung Jawab
1. Sistem Penggajian (Payroll)
Sistem penggajian adalah upaya mengevaluasi. nilai pekerjaan secara relatif
dan kemudian menetapkan harga pekerjaan dengan menggunakan garis upah dan
kelas gaji (Dessler, 1984). Dalam perusahaan khususnya perusahaan besar, payroll
ditangani oleh bagian accounting dan HRD. Dalam perusahaan kecil, sistem
penggajian biasanya di pegang oleh bagian administrasi yang bekerja rankap sebagai
accounting juga mengurusi surat-surat dalam perusahaan.
Dalam sistem penggajian mencakup pembayaran uang secara. langsung dalam
bentuk upah, gaji, komisi, dan bonus; pembayaran tidak langsung dalam bentuk
tunjangan sepeti asuransi dan liburan atas dana perusahaan; dan dengan ganjaran non
8
KABAG
TENDER
financial seperti pekerjaan yang lebih menantang jam kerja yang lebih luas dan kantor
yang lebih bergengsi (Dessler, 1984).
Penentuan penggajian dalam sistem penggajian berdasarkan tambahan waktu
dan volume produksi. Karyawan yang digaji atas dasar waktu pelaksanaan pekerjaan
dilihat melalui periode waktu (minggu, bulan atau tahun) dan melalui jam atau harian
(kerja harian). Karyawan yang digaji atas dasar volume pekerjaan rneliputi
kompensasi secara langsung dengan jumlah produksi yang dihasilkan karyawan lebih
sering disebut pembayaran insentif.
Dalam perhitungan penggajian berkala, bagian sistem penggajian memiliki
fasilitas untuk memeriksa dan mengimplementasikan pada perubahan-perubahan
untuk setiap pendapatan dan pemotongan penghasilan dan setiap karyawan. Laporanlaporan yang biasa digunakan dalam penggajian meliputi slip gaji bulanan laporan
gaji, laporan perbandingan atau mutasi gaji dan laporan gaji tahunan (jsystem, 2000).
Dalam perhitungan penggajian meliputi komponen-komponen gaji seperti
kehadiran, cuti, lembur, insentif dan transportasi. Dalam memasukkan data kehadiran,
bagian sistem penggajian (payroll) melakukan perhitungan total bulanan atau
mingguan yaitu berapa hari karyawan sakit, lembur.
2. Tugas dan Tanggung Jawab Payroll
Tugas Payroll :
a. Memeriksa dan membuat laporan pembayaran upah (baik lembur, upah harian
maupun upah bulanan) serta menjaga segala kerahasiaannya.
b. Membuat laporan gaji untuk perusahaandan Bank (jika menggunakan jasa
Bank)
9
c. Memeriksa dan mengontrol pengumpulan data yang akan diperhitungkan
sebagai komponen gaji karyawan yang makan, (uang hadir, uang lembur.
pinjaman, insentif).
d. Membagikan slip gaji kepada setiap karyawan pada setiap akhir bulannya.
e. Memperhitumgkan THR disesuaikan dengan agama.
f. Mengatur dan mengurus persiapan dan pembayaran pajak.
Tanggung Jawab Payroll:
a. Menjaga kerahasiaan data gaji dan kompensasi lain karyawan.
b. Bertanggung jawab atas bayaran dan pembagian slip gaji karyawan tepat
waktu.
c. Membuat laporan rekapitulasi gaji bulanan karyawan kepada atasan.
Wewenang adalah:
a. Melakukai kerjasama dengan bagian keuangan dalam pengadaan uang secara
tunai untuk keperluan penggajian .
b. Meminta data payroll karyawan kepada atasan masing-masing karyawan.
c. Menggunakan informasi data untuk keperluan kerja pembayaran gaji dan
kompensasi lain.
10
BAB III
PERMASALAHAN
Hambatan atau masalah yang dialami dalam perusahaan ini tidaklah berat,
hanya berupa kasus kecil. Hambatan yang dialami bagian sistem penggajian adalah
jika pada suatu saat pemberian gaji bertepatan dengan hari libur Bank maka terjadi
penundaan sehingga gaji diberikan sehari sesudahnya. Masalah lain yang dialami
dalam penggajian adalah adanya korupsi yang dilakukan oleh seorang karyawan,
namun hal ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan karena pelaku mengakui
perbuatan dan mengundurkan diri.
Dilihat dari sistem penggajian maka besarnya insentif dalam perusahaan
sangat bervariasi. Hal in dikarenakan perusahaan menggunakan metode job order,
yaitu bekerja atau berproduksi berdasarkan pesanan khusus, dimana ukuran dan
kapasitas produk dapat disesuaikan dengan kondisi lokasi atau keinginan dari pembeli
atau konsumen itu sendiri dengan tetap menggunakan sistem yang standar.
Insentif diberikan pada karyawan apabila karyawan mencapai target produksi
barang yang digunakan sesuai batas waktu yang ditentukan. Kegagalan target
produksi dan keterlambatan waktu akan mempengaruhi pemberian insentf pada
karyawan.
11
BAB IV
PENGAMBILAN DATA
Metode yang kami gunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara,
observasi dan dokumentasi. Metode utama yang kami gunakan adalah wawancara.
1. Wawancara
Wawancara menurut Moleong (2000) adalah percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab
dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola
media yang melengkapi kata-kata secara verbal.
Menurut Ali (dalam Gulo 2001) keunggulan wawancara sebagai alat penelitian
adalah:
a. Wawancara dapat dilaksanakan kepada setiap individu tanpa dibatasi oleh
faktor usia maupun kemampuan membaca.
b. Data yang diperoleh dapat langsung diketahui objektivitasnya karena
dilaksanakan secara tatap muka.
c. Wawancara dapat dilaksanakan langsung kepada responden yang diduga
sebagal sumber data.
d. Wawancara dapat dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki basil yang
diperoleh baik melalui observasi terhadap objek maupun bukan manusia, juga
basil yang diperoleh melalui angket.
Meskipun wawancara mempunyai banyak manfaat, namun terdapat pula
berapa kelemahan, diantaranya:
12
a. Dalam pelaksanaannya menuntut banyak waktu, tenaga dan biaya bila ukuran
sampel cukup besar.
b. Wawancara menuntut kerelaan dan kesediaan responden untuk menerima
secara baik dan bekerja sama dengan pewawancara.
c. Hasil wawancara banyak tergantung kepada kemampuan pewawancara dalam
menggali, mencatat dan menafsirkan setiap jawaban.
d. Wawancara menuntut penyesuaian diri secara emosional antara pewawancara
dan responden.
Wawancara kami lakukan dengan Direktur PT. Bintang Pratama Utama, Bapak
Antomus Dwijanto, SE yang mempunyai tugas dan tanggung jawab seperti
penanggung jawab utama dalam jalannya perusahaan dalam mengarahkan semua
bagian yang ada dalam perusahaan untuk dapat saling bekerja sama dengan baik
dalam tujuan perusahaan, mengenai sejarah, status perusahaan dan struktur oganisasi
yang ada pada PT. Bintang Pratama Utama.
2. Observasi
Observasi menurut Gulo (2001) adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan secara sistematis dan sengaja, melalui pengamatan dan pencatatan terhadap
gejala-gejala yang diselidiki. Dalam arti yang sempit observasi bcrarti secara langsung
terhadap gejala yang ingin diselidiki. Dalam arti yang observasi berarti mengamati
secara langsung dan tidak langsung terhadap gejala-geja1a yang diselidiki. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa observasi adalah proses mengamati tingkah laku
dalam suatu situasi tertentu.
Hal-hal yang diobservasi berupa kantor kepala bagian administrasi serta
kondisi dan aktivitas kerja PT. Bantang Pratama Utama.
13
3. Dokumentasi
Dokumentasi terbagi atas dua yaitu :
a. Foto
Foto menghasilkan data deskripsi yang cukup berharga dan sering digunakan
untuk menelaah segi-segi. subjektif dan hasilnya sering secara induktif.
Ada dua kategoni foto yang dimanfaatkan dalam penelitian ini yaitu foto yang
dihasilkan oleh orang dan elemen peneliti sendiri (Bogdan dan Biklen Moleong
2000). Dalam penelitian ini menggunakan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri
yang berupa kondisi dan aktivitas PT. Bintang Pratama Utama. Pengambilan foto
dilakukan pada keadan sebenarnya bukan dalam keadaan yang dibuat. Foto pada
penelitian ini digunakan sebagai data tambahan.
b. Dokumen resmi
Dokumen resmi terbagi atas dokumen internal dan eksternal. Dokumen
internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat
tertentu, yang digunakan dalam lembaga itu sendiri, termasuk didalamnya laporan
rapat, kcputusan pemimpin kantor dan semacamnya.
Dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu
lembaga sosial, misalnya majalah, buletin, pernyataan dan berita yang disiarkan dalam
media massa (Moleong 2000).
Dalam penelitian ini diperoleh dokumen resmi internal dan PT. Bintang
Pratama Utama yaitu Akta pendirian PT. Bintang Pratarna Utama, Persetujuan akta
perubahan Anggaran Dasar PT. Bintang Pratama Utama, slip gaji karyawan PT.
Bintang Pratama Utama dan Struktur Organisasi.
14
BAB V
PEMBAHASAN
A. Teori-teori Kompensasi
1. Definisi Kompensasi
Kompensasi menurut Hasibuan (1991) adalah semua pendapatan yang
berbentuk uang atau barang, langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan
sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.
2. Jenis-jenis Kompensasi
Menurut Hasibuan (1991) kompensasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Kompensasi Langsung (Direct Compensation)
1) Gaji
Gaji adalah balas jasa yang harus dibayar secara periodik kepada karyawan tetap
serta mempunyai jaminan yang pasti.
2) Upah
Upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada pekerja harian dengan
berpedoman pada perjanjian yang telah disepakati.
3) Upah Insentif
Upah insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada yang tertentu
yang prestasinya diatas prestasi standar.
b. Tidak Langsung (Indirect Compensation)
1) Benefit and Service
Benefit and Service adalah kompensasi tambahan (financial atau non financial)
yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan terhadap karyawan dalam
usaha meningkatkan kerja sama mereka, seperti : tunjangan hari raya, uang
15
pensiun, pakaian dinas, kafetaria, Mudholls, olah raga, darmawisata, dan
sebagainya.
3. Tujuan Kompensasi
Menurut Hasibuan (1991) tujuan pemberian kompensasi, yaitu:
a. Ikatan Kerjasama
Dengan pemberian Kompensasi maka terjadilah ikatan kerjasama formal
antara majikan dengan karyawan dimana karyawan harus mcngerjakan tugastugasnya dengan baik, sedang pengusaha atau majikan wajib membayar
kompensasi itu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
b. Kepuasan Kerja
Dengan balas jasa karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik,
status sosial dan egoistiknya sehinggà Ia memperoleh kepuasan kerja dan
jabatannya itu.
c. Pengadaan Efektif
Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, maka pengadaan karyawan
yang qualified akan perusahaan itu akan lebih mudah.
d. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi
bawahannya.
e. Stabilitas Karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta ekstemal
kompensatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turn over relative
kecil.
16
f. Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar, maka disiplin karyawan
semakin baik. Mereka akan menyadari dan mentaati peraturan-peraturan yang
berlaku.
g. Pengaruh Serikat Buruh
Dengan program kompensasi yang baik, pengaruh serikat buruh dapat
dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
h. Pengaruh Pemerintah
Jika program kompensasi itu sesuai dengan undang-undang perburuhan yang
berlaku (seperti batas upah minimum) maka intervensi pemerintah dapat
dihindarkan.
4. Sistem Upah Insentif
Menurut Ranupandojo dan Husnan (1994), sistem upah insentif dibagi jadi
dua, yaitu:
a. Sistem Upah Insentif Untuk Karyawan Produksi (Blue Collars Workers)
Untuk karyawan produksi dimana hasil produksinya mudah diukur, maka
berbagai system pengupahan yang biasa digunakan adalah berdasarkan atas
piece rate (unit yang dihasilkan) atau time bonuses (premi berdasarkan waktu)
b. Sistem Upah Insentif untuk Karyawan Non-Produksi (White Collars
Workers)
Pada umumnya para marketing atau salesman digaji dalam jumlah tertentu
pada periode waktu tertentu, misalnya bulanan atau berdasarkan hasil penjualan
atau kombinasi dan kedua cara itu, yaitu ada gaji tetapnya dan ada gaji
variabelnya yaitu yang berupa komisi.
17
Insentif pada tenaga pimpinan haruslah dirancang untuk mendorong
antusiasme, loyalitas kepada perusahaan dan mampu mendorong pemanfaatan
tenaga dan kemampuan mereka dalam perusahaan. Diantara tujuan yang khusus
yang ingin dicapai adalah peningkatan keuntungan, penurunan biaya produksi,
perbaikan kerja sama teman, dan merealisir tingkat pertumbuhan uusahan yang
memuaskan. Insentif finansial untuk tenaga pimpinan juga harus bisa
menyediakan calon-calon tenaga pimpinan dikemudian hari, untuk menjamin
pertumbuhan perusahaan.
5. Upah Insentif untuk Seluruh Karyawan
Menurut Ranupandojo dan Husnan (1994) perusahaan selain sebagai pembuat
sistem upah insentif untuk kelompok-kelompok karyawan tertentu juga sistem
pengupahan insentif yang berlaku untuk seluruh karyawan, antara lain :
a. Pemilikan Saham Bersama (Stock Ownership Plan)
Pada cara ini setiap karyawan diberi kesempatan untuk memiliki saham
perusahaan, sehingga kemajuan perusahaan akan menjadi kemajuan bagi mereka
pula atau mereka juga ikut memiliki perusahaan. Dengan demikian diharapkan
mereka lebih antusias dalam bekerja.
b. Pembagian Laba (Profit Sharing)
Dalam profit sharing karyawan akan menerima bagian keuntungan dari
keuntungan perusahaan. Premi, yang berupa bagian keuntungan, bisa dibayarkan
tunai pada akhir tahun, atau juga bisa ditunda pcrnbayarannya sampai dengan
karyawan pensiun.
18
B. Pembahasan Dengan Menggunakan Teori-Teori dalam Psikologi Industri dan
Organisasi
PT. Bintang Pratama Utama memberikan kompensasi langsung (direct
compensation) pada karyawannya berupa gaji, upah dan upah insentif. Elemenelemen penghasilan yang diterima oleh karyawan-karyawan PT. Bintang Pratama
Utama, meliputi:
1. Gaji setiap bulan berdasarkan kemampuan (skill) karyawan
2. Tunjangan karyawan yang diberikan setiap bulan berdasarkan jarak rumah ke
kantor
3. Insentif, diberikan setiap bulan berdasarkan target penjualan
4. Uang makan, diberikan satu kali perhari berdasarkan waktu kerja. Apabila
karyawan lembur maka diberi tambahan uang makan.
Dilihat dari sistem penggajian maka besarnya insentif dalam perusahaan
bervaniasi. Hal ini dikarenakan perusahaan menggunakan metode job order, yaitu
bekerja atau berproduksi berdasarkan pesanan khusus, dimana ukuran dan kapasitas
produk dapat disesuaikan dengan kondisi lokasi atau keinginan dari pembeli atau
konsumen itu sendiri dengan tetap menggunakan sistem yang standar.
insentif diberikan kepada karyawan apabila karyawan mencapai target
produksi barang yang digunakan sesuai batas waktu yang ditetapkan. Kegagalan
target produksi dan keterlambatan waktu akan mempengaruhi pemberian insentif pada
karyawan.
Berdasarkan sistem penggajian pada PT. Bintang Pratama Utama, maka
pemberian insentif diberikan kepada karyawan produksi (Blue Collars Workers)
dimana untuk karyawan produksi pengupahan atau penggajian biasanya yang
digunakan adalah berdasarkan atas piece rate atau unit yang dihasilkan dan time
19
bonuses atau premi yang dibayarkan berdasarkan waktu penyelesaian unit barang
(Ranupandojo dan Husnan 1994).
Sistern upah insentif untuk karyawan bukan produksi (While Collars Workcr)
diberikan pada tenaga pimpinan, yaitu Direktur, Manajer, Kepala Bagian dan Kepala
Seksi.
Untuk seluruh katyawan PT. Bintang Pratama Utama diadakan sistem
pengupahan insetlif dengan cara pembagian laba (profit sharing). Pembagian laba
diberikan kepada karyawan berdasarkan atas besar atau kecilnya job order yang
diterima oleh karyawan apabila job order yang diterima perusahaan cukup banyak,
maka inscntif yang diterma oleh karyawan pun cukup besar.
Upah dasar atau standard yang diterirna oleh PT. Bintang Pratama Utama dan
upah perangsang yaitu insentif dinilai karyawan cukup adil. Karyawan melihat upah
yang diterirna didasarkan pada produktivitas kerja yang dihasilkan, dimana
produktivitas kayawan yang tinggi akan dinilai dengan pembayaran upah yang tinggi
(Ranupandojo dan Husnan 1994).
Dengan sistem upah yang dibcrikan oleh PT. Bintang Pratama Utama,
karyawan dapat mendorong dirinya untuk bekerja lebih keras dan meningkatkan
dirinya untuk berproduksi lebih banyak (As’ad 1984).
Melalui sistem upah yang diberikan PT. Bintang Pratama Utama semangat dan
kegairahan kerja karyawan semakin meningkat. Hal ini menguntungkan kedua belah
pihak. Keuntungan yang diperoleh karyawan adalah meningkatnya pendapatan atau
upah scdangkan keuntungan yang diperoleh perusahaan, yaitu menahan tenaga kerja
yang kompeten dan meningkatkan job order yang diterima perusahaan (Nitisemito
1980).
20
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
PT. Bintang Pratama Utama merupakan perusahaan swasta nasional berupa
perseroan tertutup yang bergerak dibidang perakitan sistem peralatan pendingin dan
stainless steel. Dalam struktur organisasi PT. Bintang Pratama Utama, sistem
penggajian ditangani oleh Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan.
Sistem pciiggajian dalam PT. Bintang Pratama berupa evaluasi nilai pekerjaan
terhadap penetapan gaji yang meliputi komponen-komponen gaji seperti data
kehadiran, insentif, uang makan dan transportasi.
Adapun permasalahan yang dihadapi oleh PT Bintang Pratama Utama adalah
besarnya insentif yang diberikan bervariasi berdasarkan job order, yaitu bekerja atau
berproduksi berdasarkan pesanan khusus, dimana ukuran dan kapasitas produk dapat
disesuaikan dengan kondisi lokasi atau keinginan dan pembeli atau konsumen itu
sendini dengan tetap rnenggunakan metode yang standard.
Metode pengambilan data yang kami gunakan adalah wawancara sebagai
metode utama, observasi dan dokumentasi yang terdiri dari foto dan dokumen resmi.
Berdasarkan sistem penggajian pada PT. Bintang Pratama Utama maka
pemberian insentif diberikan pada karyawan produksi (Blue Collars Workers) dimana
untuk karyawan produksi pcngupahan alau penggajian yang biasa digunakan adalah
berdasarkan atas piece role atau unit yang dihasilkan dan time bonuses atau premi
berdasarkan waktu penyelesaian unit barang.
21
Sistem upah insentif untuk karyawan bukan produksi (White collarsWorker)
diberikan pada tenaga pimpinan, yaitu Direktur, Manajer, Kepala Bagian dan Kepala
Seksi.
Untuk seluruh karyawan PT. Bintang Pratama Utama diadakan sistem
pengupahan insentif dengan cara penibagian laba (profit sharing). Pembagian laba
dibcrikan kcpada karyawan berdasarkan atas bcsar atau kccilnya job order yang
diterima oleh karyawan apabila job order yang diterima perusahaan cukup banyak,
maka insentif yang diterima oeh karyawan pun cnkup besar.
Berdasarkan sistem upah yang diberikan PT. Bintang Pratama Utama maka
dapat meningkatkan produktivitas, scmangat dan kegairahan kcrja karyawan sehingga
dapat menguntungkan pihak perusahaan dan karyawan.
B. Saran
Adapun saran yang peneliti berikan untuk PT. Bintang Pratama Utama, yaitu :
1. Selain upah dasar dan insentif perlu juga disediakan tunjangan lain sebagai
imbalan tenaga yang dikeluarkan oleh karyawan, seperti jaminan kesehatan,
jaminan keselamatan dan tunjangan hari tua.
2. PT. Bintang Pratama Utama sebaiknya menyediakan Divisi Marketing untuk
memasarkan produknya agar karyawan bisa lebih produktif dan tidak
tergantung pada job order.
22
DAFTAR PUSTAKA
As’ad, M. 1984 Psikologi Industri: Seri llmu Sumber Daya Manusia (edisi revisi).
Yogyakarta: Erlangga
Dessler, G. 1997. Manajernen Personalia: Teknik dan Konsep Modern. (edisi ketiga).
Jakarta: Erlangga
Gulo, W. 2001. Metodologi Penelitian Jakarta: Grasindo
Hasibuan, M.S.P. 1991. Manajemen Sumber Daya Manusia: Dasar dan Kunci
Keberhasilan. Jakarta: CV. Haji Masagung
http: //www. Jssysterns. com/hrd. hmt. Payroll
Moleong, L.J 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Munandar, AS. 2001. Psikologi Industi dan Organisasi. Jakarta: UI Press
Nitisemito, AS. 1980. Manajemen Personalia: Manajemni Sumber Daya Manusia.
Jakarta : Sasmita Bross
Ranupandojo, H dan Husnan, S, 1994. Manajemen Personalia (edisi keempat).
Yogyakarta: PT. BPFE
23
24
Download