TANGGUNG JAWAB PT. SAGATRADE MURNI

advertisement
TANGGUNG JAWAB PT. SAGATRADE MURNI KOTA SAMARINDA TERHADAP
TENAGA KERJA YANG MENGALAMI KECELAKAAN KERJA
(Studi Kasus Kecelakaan Kerja Atas Nama Nurrohim
Karyawan PT. Sagatrade Murni)
Rina Fernanda Handayani
[email protected]
Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
Abstrak
Peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat dengan
disertai berbagai tantangan dan risiko yang dihadapinya, maka tenaga kerja perlu diberikan
perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraannya. Penyelenggaraan
perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan merupakan salah satu tanggung
jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada
masyarakat.
Permasalahan yang diteliti adalah tentang tanggung jawab PT. Sagatrade Murni Kota
Samarinda terhadap karyawan atas nama Nurrohim yang mengalami kecelakaan kerja
ditinjau dari Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan
kendala yang dihadapi oleh tenaga kerja atas nama Nurrohim untuk mendapatkan jaminan
sosial tenaga kerja akibat dari kecelakaan kerja.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis empiris dengan pendekatan
kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian lapangan yaitu melakukan
wawancara kepada pihak-pihak yang bersangkutan dan penelitian kepustakaan. Data-data
yang terkumpul kemudian akan dianalisis dalam bentuk deskripsi kalimat yang terartur,
sistematis dan logis.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja, Saudara Nurrohim berhak untuk mendapatkan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK). PT.
Sagatrade Murni Kota Samarinda telah melakukan tanggung jawabnya walaupun tidak
sepenuhnya. Kendala yang dihadapi oleh Saudara Nurrohim dalam mendapatkan haknya
adalah penerapan Pasal 9 huruf c Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan
Sosial Tenaga Kerja dan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, serta
kebijakan dari perusahaan yang tidak mau mengajukan klaim biaya rehabilitasi kepada PT.
Jamsostek Cabang Samarinda.
Perusahaan harusnya lebih memperhatikan dan mengurus hak-hak dari tenaga
kerjanya serta tidak membuat kebijakan yang dapat merugikan tenaga kerja untuk
mendapatkan hak-haknya sebagaimana telah diatur dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun
1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Serta pihak perusahaan dan tenaga kerja dapat
mengambil jalan tengah yaitu dengan cara bernegosiasi dalam mengatasi hal ini sehingga
tidak ada salah satu pihak yang dirugikan.
Kata Kunci : Kecelakaan Kerja, Biaya Rehabilitasi, PT. Sagatrade Murni Kota Samarinda
Pendahuluan
Pentingnya tanggung jawab perusahaan terhadap penanganan kecelakaan kerja
yang dialami oleh tenaga kerja merupakan hal yang sangat penting dan wajib dilaksanakan,
karena hal ini menyangkut keselamatan jiwa dan kesehatan dari tenaga kerja tersebut.
Bukan saja hanya sekedar tanggung jawab tetapi juga sebagai bentuk kepedulian
perusahaan terhadap kepentingan dan hak dari tenaga kerja. Dengan adanya Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK), tenaga kerja bisa mendapatkan haknya, yaitu dapat memberikan
kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai
berangkat bekerja sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan
kerja.
Penanganan kecelakaan kerja terhadap tenaga kerja oleh perusahaan kadang tidak
berjalan sebagaimana mestinya, dalam artian perusahaan tersebut terlambat atau lalai
dalam mengajukan klaim, bahkan ada yang tidak sama sekali mengajukan klaim ke PT.
Jamsostek, masih banyak ditemui perusahaan-perusahaan yang lalai menangani hal ini
sehingga mengakibatkan hilangnya hak dari tenaga kerja untuk mendapatkan jaminan sosial
tenaga kerja. Kendala yang sering dihadapi oleh tenaga kerja untuk mendapatkan haknya
biasanya adalah rendahnya pengetahuan dan tergantung dari kebijakan perusahaan itu
sendiri dalam melaporkan serta mengajukan klaim untuk memproses hak dari tenaga kerja
agar mendapatkan sebuah jaminan sosial. Ketika sebuah perusahaan tidak menjalankan
kewajiban sebagaimana mestinya seperti yang diamanatkan dalam undang-undang dan
tenaga kerja juga kehilangan haknya sebagaimana yang telah diatur dalam undang-undang,
maka hal ini menciptakan suatu problematika hukum karena tidak adanya hubungan
harmonisasi antara pengusaha dan tenaga kerja.
Permasalahan yang diteliti adalah tentang tanggung jawab PT. Sagatrade Murni Kota
Samarinda terhadap karyawan atas nama Nurrohim yang mengalami kecelakaan kerja
ditinjau dari Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan
kendala yang dihadapi oleh tenaga kerja atas nama Nurrohim untuk mendapatkan jaminan
sosial tenaga kerja akibat dari kecelakaan kerja.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan tanggung
jawab PT. Sagatrade Murni Kota Samarinda terhadap tenaga kerja atas nama Nurrohim
yang mengalami kecelakaan kerja dan untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh tenaga
kerja atas nama Nurrohim dalam mendapatkan jaminan sosial tenaga kerja akibat dari
kecelakaan kerja.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum empiris dengan menggunakan
dua pendekatan penelitian yaitu pendekatan undang-undang dan pendekatan konseptual.
Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian lapangan yaitu melakukan wawancara
kepada pihak-pihak yang bersangkutan dan penelitian kepustakaan. Data-data yang
terkumpul kemudian akan dianalisis dalam bentuk deskripsi kalimat yang teratur, sistematis
dan logis.
Pembahasan
PT. Sagatrade Murni Kota Samarinda telah melaksanakan tanggung jawab hukumnya
kepada Saudara Nurrohim sesuai dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 agar
Saudara Nurrohim mendapatkan Jaminan Kecelakaan Kerja yang sudah menjadi haknya dari
PT. Jamsostek, yaitu a) Biaya pengangkutan; Biaya pengangkutan merupakan biaya
transportasi yang harus dikeluarkan untuk melakukan proses pengangkutan tenaga kerja
yang mengalami kecelakaan kerja menuju rumah sakit dan atau rumahnya agar mendapat
penanganan segera, termasuk biaya pertolongan pertama pada kecelakaan. Kecelakaan
yang dialami oleh Saudara Nurrohim terjadi pada saat perjalanan pulang dari kantor sehabis
bekerja menuju rumahnya, oleh karena itu kecelakaan berada di luar jam kerja dan yang
menolong Saudara Nurrohim pada saat itu adalah pengendara-pengendara motor dan mobil
yang berada pada saat kejadian kecelakaan terjadi, lalu pengendara mobil tersebut segera
membawa Saudara Nurrohim ke Rumah Sakit Islam Samarinda untuk segera mendapatkan
pertolongan. Pada keesokan harinya PT. Sagatrade Murni Kota Samarinda segera
melaporkan dan mengklaim kecelakaan yang terjadi pada Saudara Nurrohim tersebut
kepada PT. Jamsostek Cabang Samarinda sehingga Saudara Nurrohim mendapatkan
penggantian biaya pengangkutan. b) Biaya pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan;
Biaya pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan merupakan biaya check up , obatobatan, serta perawatan akomodasi (rawat inap dan rawat jalan) pada tenaga kerja yang
mengalami kecelakaan. Menurut surat keterangan dokter Rumah Sakit Islam Samarinda,
Saudara Nurrohim memerlukan istirahat sakit/bebas dari kerja selama 14 hari terhitung dari
tanggal 2 April 2011 sampai dengan 15 April 2011, dan PT. Sagatrade Murni Kota Samarinda
menanggung terlebih dahulu segala biaya pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan
Saudara Nurrohim, setelah itu lalu PT. Sagatrade Murni Kota Samarinda segera mengklaim
kepada PT. Jamsostek Cabang Samarinda. c) Santunan berupa uang yang meliputi santunan
sementara tidak mampu bekerja; Santunan berupa uang yang meliputi santunan sementara
tidak mampu bekerja merupakan santunan berupa uang yang diberikan kepada tenaga kerja
yang untuk sementara waktu tidak dapat bekerja dikarenakan kondisi fisiknya tidak mampu
untuk melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya yang mana hal tersebut diakibatkan oleh
kecelakaan kerja yang dialaminya. Pembayaran santunan ini pada prinsipnya diberikan
secara berkala dengan maksud agar tenaga kerja atau keluarganya dapat memenuhi
sebagian kebutuhan hidupnya sampai tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja
tersebut dapat bekerja kembali seperti biasanya. Selain pembayaran santunan secara
berkala, dapat juga diberikan sekaligus, hal ini dimaksudkan untuk mendorong ke arah
kegiatan yang bersifat produktif dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya. Dalam hal ini
Saudara Nurrohim juga mendapatkan santunan berupa uang karena untuk sementara waktu
Saudara Nurrohim tidak mampu bekerja dikarenakan akibat dari kecelakaan yang dialaminya
menyebabkan patah tulang pada kaki sebelah kiri dan harus segera dioperasi untuk
pemasangan berupa alat bantu (orthese) yaitu pen. PT. Sagatrade Murni Kota Samarinda
telah mengurusnya kepada PT. Jamsostek Cabang Samarinda sehingga Saudara Nurrohim
mendapatkan haknya yaitu santunan berupa uang yang meliputi santunan sementara tidak
mampu bekerja. d) Biaya rehabilitasi; Biaya rehabilitasi merupakan biaya berupa alat bantu
(orthese) dan atau alat ganti (prothese) bagi tenaga kerja yang anggota tubuhnya hilang
atau tidak berfungsi akibat kecelakaan kerja. Kecelakaan yang menimpa Saudara Nurrohim
mengakibatkan patah tulang kaki sebelah kiri dan harus segera diambil tindakan operasi
pemasangan alat bantu (orthese) yaitu pen untuk menyambung tulang kaki kirinya yang
patah akibat dari kecelakaan, dan PT. Sagatrade Murni telah melaksanakan tanggung
jawabnya yaitu
dengan mengklaim kepada PT. Jamsostek Cabang Samarinda sehingga
Saudara Nurrohim mendapatkan haknya atas biaya pemasangan alat bantu (orthese) pen
pada kaki kirinya. Setelah 15 bulan kemudian Saudara Nurrohim diharuskan untuk operasi
melepas alat bantu (orthese) yaitu pen, yang mana biaya operasi tersebut tidak ditanggung
oleh PT. Jamsostek Cabang Samarinda karena perusahaan tidak mengajukan klaim biaya
rehabilitasi sehingga mengakibatkan Saudara Nurrohim harus membayar sendiri biaya
operasinya yaitu sebesar Rp 7.000.000,00 (tujuh juta rupiah). Namun terdapat tanggung
jawab hukum lainnya yang tidak dilaksanakan oleh perusahaan, yaitu dalam melaksanakan
kewajibannya melaporkan kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan PT. Jamsostek
pada saat Saudara Nurrohin telah dinyatakan sembuh oleh dokter yang merawatnya.
Kendala yang dihadapi oleh tenaga kerja atas nama Nurrohim untuk mendapatkan
jaminan sosial tenaga kerja akibat dari kecelakaan kerja adalah penerapan Pasal 9 huruf c
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Pasal 12
ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1993 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Penerapan pasal dalam suatu
regulasi yang mengatur merupakan kendala utama bagi Saudara Nurrohim untuk
mendapatkan haknya sebagai tenaga kerja dalam Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
sebagaimana terdapat dalam Pasal 9 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992. Dimana dalam
penerapan Pasal 9 huruf c tersebut tidak sesuai dengan aturan yang mengatur, biaya
rehabilitasi yang semestinya didapat oleh Saudara Nurrohim ternyata tidak ia dapatkan
dikarenakan PT. Sagatrade Murni yang tidak menjalankan tanggung jawab hukumnya yaitu
perusahaan tidak mengklaim kepada PT. Jamsostek Cabang Samarinda mengenai biaya
operasi pelepasan alat bantu (orthese) pen. Seharusnya perusahaan lebih memperhatikan
hak-hak dari tenaga kerjanya agar tidak menimbulkan kerugian seperti yang diderita
Saudara Nurrohim yang harus menanggung sendiri biaya operasi pelepasan alat bantu
(orthese) pen pada tulang kaki kirinya yang patah akibat kecelakaan yang dialaminya. Lebih
lanjutnya lagi regulasi yang mengatur secara teknis mengenai hak-hak dari tenaga kerja
peserta Jamsostek dalam Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) adalah pada Pasal 12 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Dalam pasal tersebut pada poin c juga disebutkan
mengenai hak dari tenaga kerja peserta Jamsostek yang anggota badannya tidak berfungsi
akibat kecelakaan kerja untuk mendapatkan biaya rehabilitasi berupa alat bantu (orthese),
yang mana biaya rehabilitasi ini merupakan hak dari Saudara Nurrohim yang tidak
diperhatikan oleh PT. Sagatrade Murni. Sehingga hal inilah yang menjadi kendala utama
bagi Saudara Nurrohim untuk mendapatkan haknya, walaupun telah disebutkan mengenai
kewajiban perusahaan dalam Pasal 10 ayat (3) Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992
tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang menyebutkan bahwa “Pengusaha wajib
mengurus hak tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja kepada Badan Penyelenggara
sampai memperoleh hak-haknya”. Kendala kedua yang dihadapi oleh Saudara Nurrohim
adalah kebijakan perusahaan yang tidak mau mengajukan klaim biaya rehabilitasi kepada
PT. Jamsostek Cabang Samarinda. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan
Saudara Nurrohim, Saudara Nurrohim mengatakan kendala yang dialaminya adalah
kebijakan perusahaan yang tidak mau mengajukan klaim biaya rehabilitasi kepada PT.
Jamsostek Cabang Samarinda. Saudara Nurrohim telah meminta kepada pihak perusahaan
untuk mengajukan klaim biaya rehabilitasi kepada PT. Jamsostek Cabang Samarinda, namun
perusahaan tidak mau mengajukan klaim yang menurut staf HRD PT. Sagatrade Murni
dalam wawancara yang dilakukan mengatakan bahwa alasan perusahaan tidak sepenuhnya
mengajukan klaim pada biaya rehabilitasi kepada PT. Jamsostek adalah karena perusahaan
telah mengurus biaya rehabilitasi berupa biaya operasi pemasangan alat bantu (orthese)
yaitu pen pada tulang kaki kiri Saudara Nurrohim yang patah, dan juga perusahaan telah
memberikan bantuan dana lain di luar biaya tanggungan PT. Jamsostek yaitu sebesar Rp
8.000.000,00. (delapan juta rupiah) Biaya operasi pelepasan alat bantu (orthese) pen pada
Saudara Nurrohim adalah sebesar Rp 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah) dan
perusahaan telah memberikan bantuan dana lain di luar biaya tanggungan PT. Jamsostek
yaitu sebesar Rp 8.000.000,00 (delapan juta rupiah) jadi Saudara Nurrohim harus
menanggung sendiri sisanya biaya tersebut sebesar Rp 7.000.000,00 (tujuh juta rupiah).
Penutup
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pada kasus kecelakaan kerja yang dialami oleh
Saudara Nurrohim, PT. Sagatrade Murni Kota Samarinda telah melaksanakan tanggung
jawab hukumnya yaitu dengan segera mengklaim kepada PT. Jamsostek Cabang Samarinda
atas kecelakaan tersebut sehingga Saudara Nurrohim mendapatkan Jaminan Kecelakaan
Kerja (JKK) berupa biaya pengangkutan, biaya pemeriksaan, pengobatan dan/atau
perawatan, biaya rehabilitasi dan santunan berupa uang yaitu santunan sementara tidak
mampu bekerja sesuai dengan hak dari tenaga kerja yang disebutkan dalam Pasal 9
Undang-undang Nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Akan tetapi
pada saat operasi pelepasan alat bantu (orthese)
pen pada tulang kaki kiri Saudara
Nurrohim yang patah, perusahaan tidak melaksanakan tanggung jawabnya yaitu dengan
tidak mengajukan klaim atas biaya tersebut, yang mana operasi pelepasan alat bantu
(orthese) pen ini termasuk dalam biaya rehabilitasi, dan juga perusahaan yang tidak segera
melaporkan kepada PT. Jamsostek Cabang Samarinda mengenai keadaan Saudara Nurrohim
yang setelah operasi pemasangan alat bantu (orthese) pen dan menjalani perawatan di
Rumah Sakit dinyatakan sembuh oleh dokter yang merawatnya. Kendala yang dihadapi oleh
Saudara Nurrohim untuk mendapatkan jaminan sosial tenaga kerja akibat dari kecelakaan
kerja adalah penerapan Pasal 9 huruf c Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga
Kerja yang tidak diperhatikan oleh PT. Sagatrade Muni, dimana perusahaan tidak
melaksanakan tanggung jawabnya yaitu tidak mengklaim kepada PT. Jamsostek Cabang
Samarinda mengenai biaya operasi pelepasan alat bantu (orthese) pen Saudara Nurrohim
yang tulang kaki kirinya patah akibat kecelakaan, yang mana hal ini juga termasuk dalam
biaya rehabilitasi. Lalu kendala yang kedua adalah kebijakan perusahaan yang tidak mau
mengajukan klaim biaya rehabilitasi kepada PT. Jamsostek Cabang Samarinda, Saudara
Nurrohim telah meminta kepada pihak perusahaan untuk mengajukan klaim biaya
rehabilitasi kepada PT. Jamsostek Cabang Samarinda, namun perusahaan tidak mau
mengajukan klaim yang menurut staf HRD PT. Sagatrade Murni Kota Samarinda
mengatakan bahwa alasan perusahaan tidak sepenuhnya mengajukan klaim pada biaya
rehabilitasi kepada PT. Jamsostek adalah karena perusahaan telah mengurus biaya
rehabilitasi berupa biaya operasi pemasangan alat bantu (orthese) yaitu pen pada tulang
kaki kiri Saudara Nurrohim yang patah, dan juga perusahaan telah memberikan bantuan
dana lain di luar biaya tanggungan PT. Jamsostek. Sehingga dari kebijakan perusahaan yang
tidak mau mengajukan klaim ini mengakibatkan Saudara Nurrohim harus membayar sendiri
operasi pelepasan alat bantu (orthese) pen pada kaki kirinya.
Saran dari penelitian ini adalah seharusnya perusahaan lebih aktif dalam melaporkan
kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggara yaitu PT. Jamsostek
setelah tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja oleh dokter yang merawatnya
dinyatakan sembuh, cacat atau meninggal dunia, dan juga perusahaan harus lebih
memperhatikan dan mengurus hak-hak dari tenaga kerjanya agar tidak merugikan tenaga
kerja tersebut. Dan juga seharusnya perusahaan tidak membuat kebijakan yang dapat
merugikan tenaga kerja untuk mendapatkan hak-haknya sebagaimana telah diatur dalam
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Tenaga Kerja
yang tidak mendapatkan hak-haknya juga dapat meminta bantuan kepada Serikat Kerja
karena peran Serikat Kerja adalah bertanggung jawab untuk memperjuangkan, membela
serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja
dan keluarganya. Lalu diperlukan juga adanya sosialisasi dari Dinas Tenaga Kerja mengenai
tempat pengaduan bagi tenaga kerja yang merasa haknya tidak dipenuhi oleh perusahaan.
Serta pihak perusahaan dan tenaga kerja dapat mengambil jalan tengah yaitu dengan cara
bernegosiasi dalam mengatasi hal ini sehingga tidak ada salah satu pihak yang dirugikan.
Daftar Pustaka
A. Buku
Amiruddin, Zainal Asikin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Asikin, Zainal, Agusfian Wahab, Lalu Husni, Zaeni Asyhadie, 2006, Dasar-Dasar Hukum
Perburuhan, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Dirdjosisworo, Soedjono, 1983, Pengantar Ilmu Hukum, Rajawali, Jakarta.
Djumialdji, F.X, 1997, Perjanjian Kerja, Bumi Aksara, Jakarta.
G., Kartasapoetra, Rience Indraningsih, 1982, Pokok-Pokok Hukum Perburuhan, Cet. 1,
Armico, Bandung.
Husni, Lalu, 2007, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia,
Persada, Cetakan Keempat, Jakarta.
PT. Raja Grafindo
Kertonegoro, Sentanoe, 1999, Hubungan Industrial, Hubungan Antara Pengusaha dan
Pekerja (Bipartid) dan Pemerintah (Tripartid), YKTKI, Jakarta.
Khakim, Abdul, 2003, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Berdasarkan
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Marzuki, Peter Mahmud, 2010, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta.
Muhammad, Abdulkadir, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Cet.1, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung.
Prinst, Darwin, 1994, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (Buku Pegangan Pekerja Untuk
Mempertahankan hak-haknya), Citra Aditya Bakti, Bandung.
Sapoetra, G. Karta, RG. Widianingsih. 1982, Pokok-Pokok Hukum Perburuhan, Armico,
Bandung.
Sastrohadiwiryo, B. Siswanto, 2003, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Pendekatan
Administrasi Dan Operasional, Bumi Aksara, Jakarta.
Sutedi, Adrian, 2009, Hukum Perburuhan, Sinar Grafika, Jakarta.
Soekanto, Soerjono, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, UI Pres, Jakarta.
Soekanto, Soerjono, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI-PREES, Jakarta.
Soepomo, Iman, 1985, Pengantar Hukum Perburuhan, Djambatan, Jakarta.
Syarifin, Pipin, 1999, Pengantar Ilmu Hukum, CV. Pustaka Setia, Bandung.
Toha, Haili, Pramono, 1987, Hubungan Kerja Antara Majikan Dan Buruh, Cet. 1, Bina
Aksara, Jakarta.
Wahab, Agisfian, Zainal Asikin, Lalu Husni, Zaeni Asyhadie, 1993, Dasar-Dasar Hukum
Perburuhan, Cet. 5, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Wijayati, Asri, 2009, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Sinar Grafika, Jakarta.
B. Peraturan Perundang-undangan
Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
1993
Tentang
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : PER12/MEN/VI/2007 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan,
Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan, Dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga
Kerja.
C. Dokumen Hukum, Hasil Penelitian, Skripsi dan Tesis
Arabia, 2012, Analisis Terhadap Pembayaran Klaim Jaminan Kecelakaan Kerja Pada PT.
Jamsostek (Persero) Cabang Samarinda (Studi Kasus Kecelakaan Kerja Atas Nama
Mustangin Arifin Karyawan PT. Kharisma Rancangadi Pratama), Skripsi, Fakultas
Kukum, Universitas Mulawarman, Samarinda.
Geafrianza, 2011, Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Melalui
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) pada PT. Anugrah Bara Kaltim di Kutai
Kartanegara, Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas Mulawarman, Samarinda.
Jupenris Sidauruk, 2009, Kajian Hukum Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas
Kecelakaan Kerja Di PT. Indonesia Asahan Aluminium (Studi pada PT. Indonesia
Asahan Aluminium, Kuala Tanjung, Batubara), Skripsi, Fakultas Hukum,
Universitas Sumatera Utara, Medan.
D. Artikel Jurnal Ilmiah, Artikel Koran, Artikel Internet, dan Makalah Seminar
Artikel berjudul “Prospek Dan Tantangan Terhadap Peran Jamsostek Dalam Melindungi
Dan Meningkatkan Kesejahteraan Pekerja”, www.Hukum online.com, diakses
tanggal 20 Desember 2012.
Artikel
berjudul
“Sekilas
Mengenal
Kecelakaan
Kerja”,
http://www.smallcrab.com/kesehatan/667-sekilas-mengenal-kecelakaan-kerja,
diakses tanggal 6 Februari 2013.
Artikel
berjudul
“Pengertian
Hukum
Menurut
Para
http://statushukum.com/pengertian-hukum-menurut-para-ahli.html,
tanggal 20 Desember 2012.
Artikel
berjudul “Pengertian, Unsur, Ciri, Sifat, Fungsi dan Tujuan Hukum”,
http://bahankuliahnyaryo.blogspot.com/2010/01/pengertian-unsur-ciri-sifatfungsi-dan.html, diakses tanggal 23 Desember 2012.
Ahli”,
diakses
Artikel berjudul “Definisi Hukum Perburuhan Menurut Pendapat Para Ahli Hukum”,
http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/04/definisi-hukum-perburuhanmenurut.html, diakses tanggal 22 Desember 2012.
Artikel
berjudul
“Materi
Hukum
Tenaga
Kerja”,
http://situsaku.blogspot.com/2012/01/materi-hukum-tenaga-kerja.html, diakses tanggal 22
Desember 2012.
Artikel berjudul “Konsep Dasar Hubungan Industrial”, http://id.shvoong.com/socialsciences/2005328-kosep-dasar-hubungan-industrial/,
diakses
tanggal
24
Desember 2012.
Artikel
berjudul
“Pengertian
Tanggung
Jawab”,
http://zaysscremeemo.blogspot.com/2012/06/pengertian-tanggungjawab.html,
diakses tanggal 15 Januari 2013.
Artikel
berjudul
“Pengertian
Dan
Definisi
Perusahaan”,
http://carapedia.com/pengertian_definisi_perusahaan_info2035.html,
diakses
tanggal 15 Januari 2013.
Artikel berjudul “Perusahaan”, http://sandiagam.blogspot.com/2012/05/perusahaan.html,
diakses tanggal 15 Januari 2013.
Artikel berjudul “Perusahaan”, http://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan, diakses tanggal
15 Januari 2013 Pukul 08.31 Wita.
Artikel
berjudul
“Mengenal
Ilmu
Rehabilitasi
Medik”,
http://redboxmedicalplus.wordpress.com/2012/09/24/mengenal-ilmu-rehabilitasimedik/, diakses tanggal 24 Januari 2013 Pukul 19.30 Wita.
Artikel berjudul “Rehabilitasi Medik”, http://rssm.iwarp.com/rehab.htm, diakses tanggal
24 Januari 2013 Pukul 19.31 Wita.
Artikel
berjudul
“Pengertian
Tanggung
Jawab
Hukum”,
http://criminalist.multiply.com/journal/item/5?&show_interstitial=1&u=%2Fjourna
l%2Fitem, diakses tanggal 8 Februari 2013 Pukul 01.45 Wita.
Download