panduan pengisian formulir permohonan pendaftaran obat alami

advertisement
PANDUAN
PENGISIAN FORMULIR PERMOHONAN
PENDAFTARAN OBAT ALAMI UNTUK HEWAN
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI
PETERNAKAN
Nomor : 54/ TN.260/Kpts/DJP/Deptan/2001
TENTANG
FORMULIR PERMOHONAN PENDAFTARAN OBAT ALAMI UNTUK
HEWAN
DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKI PETERNAKAN,
Menimbang : a. bahwa obat alami untuk hewan yang akan diedarkan di
dalam wilayah Republik Indonesia terlebih dahulu harus
didaftarkna untuk memperoleh Nomor Pendaftaran ;
b. bahwa atas dasar hal tersebut diatas dan sebagai
pelaksanaan pasal 15 ayat (2) dan pasal 16 Keputusan
Menteri Pertanian dan Kehutanan Nomor 453/Kpts/
TN.260/9/2000 tentang Obat Alami Untuk Hewan perlu
ditetapkan model Formulir Permohonan Pendaftaran
Obat Alami Untuk Hewan dalam Keputusan Direktur
Jenderal Bina Produksi Peternakan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 6 tahun
1967 ;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78
Tahun 1992 ;
3. Keputusan Menteri
TN.260/8/1996 ;
4. Keputusan Menteri Pertanian dan Kehutanan Nomor
453/Kpts/TN.260/9/2000.
5. Keputusan Menteri
OT.210/1/2001.
Pertanian
Pertanian
Nomor
Nomor
695/Kpts/
01/Kpts/
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
PERTAMA
: Menetapkan Formulir Permohonan Pendaftaran
Obat Alami Untuk Hewan sebagaimana tersebut
pada lampiran Surat Keputusan ini ;
KEDUA
: Surat Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 8 Mei 2001
DIREKTUR JENDERAL
BINA PRODUKSI PETERNAKAN
DR. Drh. SOFJAN SUDARDJAT.MS.
NIP. 080.027.915
SALINAN Surat Keputusan ini disampaikan kepada Yth :
1. Menteri Pertanian RI ;
2. Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI ;
3. Para Pimpinan Unit Kerja Eselon I di Lingkungan Departemen
Pertanian ;
4. Kepala Dinas Peternakan Propinsi di seluruh Indonesia ;
5. Kepala Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan.
PANDUAN PENGISIAN FORMULIR
PERMOHONAN PENDAFTARAN OBAT ALAMI UNTUK HEWAN
Ketentuan Umum :
Obat Alami untuk hewan yang wajib daftar yang selanjutnya disebut
obat alami adalah bahan atau ramuan bahan alami yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran
dari bahan-bahan tersebut yang digunakan sebagai obat hewan atau
campuran dari bahan-bahan tersebut yang diolah secara industri.
A. Informasi Perusahaan :
1. Nama perusahaan pemohon : Cantumkan nama perusahaan
sesuai dengan yang tercantum
pada
Izin
Usaha
yang
diperoleh.
2. Alamat lengkap pemohon dan
Nomor telepon/fax
: Cantumkan alamat lengkap
perusahaan meliputi nama
jalan, nomor, kota, kode pos dan
propinsi serta nomor telepon/
fax/email/home page jika ada
sesuai dengan yang tercantum
pada Izin usaha.
3. Untuk obat alami untuk hewan lisensi :
- Nama perusahaan pemberi
Lisensi
: Cantumkan nama perusahaan
sesuai dengan surat keterangan
lisensi.
- Alamat lengkap pemberi
Lisensi
: Cantumkan alamat lengkap
yang meliputi nama jalan,
nomor, kota, kode pos, negara.
B. Data Obat Alami :
1.
Nama Obat Alami : Cantumkan nama obat alami.
a. Apabila menggunakan nama dagang
cantumkan dalam kurung nama yang
menyatakan khasiat/kegunaan atau
maksudnya.
Contoh : Dokoh (Penambahan nafsu
makan)
b. Untuk obat alami yang menggunakan
nama asing yang artinya tidak
dimengerti harus disertai dengan
nama umum jamu (nama Indonesia)
dalam huruf latin.
2.
Bentuk sediaan : adalah bentuk produk jadi yang akan
diterima pemakai misalnya serbuk, pil, boli,
tablet, kapsul, cairan, salep krim, plester
atau bentuk lain.
3.
Lampiran dan lampiran tambahan :
Lampiran adalah blanko resmi dari formulir
permohonan pendaftaran yang terdiri dari
lampiran A, B, C, D, E, F, G dan H masingmasing 1 (satu lembar). Lampiran tambahan
adalah lembaran tambahan dari pemohon
yang dipergunakan jika lembaran lampiran
tidak cukup untuk memuat keterangan
atau data pendaftaran yang diajukan.
Apabila dipergunakan, cantumkan jumlah
lembaran lampiran tambahan dari masingmasing lampiran tersebut.
4. Formulir permohonan pendaftaran obat alami ditanda tangani
oleh pimpinan perusahaan dan Apoteker/Dokter Hewan
penanggung jawab teknis disertai nama lengkap. Cantumkan
tempat, tanggal dan tahun pengajuan permohonan pendaftaran
serta stempel perusahaan.
C. Pengisian lampiran
LAMPIRAN A : KOMPOSISI OBAT ALAMI
Maksud dari pencantuman “Komposisi” adalah agar obat alami tersebut
dapat diketahui aman dan bermanfaat secara empirik serta juga
dapat merupakan identitas dari obat alami tersebut untuk menghindari
pemalsuan.
a. Tuliskan nama semua bahan yang digunakan menurut tata nama
tertentu, yang berkhasiat maupun bahan pembantu/tambahan
lengkap dengan jumlah masing-masing bahan yang terdapat dalam
persatuan bentuk, bungkus, biji (tablet/kapsul/pil dan sebagainya)
dinyatakan dalam bobot berat atau volume ataupun persen (%)
dihitung terhadap bobot keseluruhan.
- Tata nama : Untuk menghindarkan salah pengertian terhadap satu
tanaman atau bagian tanaman, perlu penyeragaman tata nama,
yaitu dengan menggunakan nama latin. Nama bahan berasal
dari tanaman, hewan dan mineral dituliskan dengan nama latin
menurut Farmakope Indonesia, Ekstra Farmakope Indonesia atau
Materi Medika Indonesia disertai dengan nama Indonesia/daerah.
Untuk bahan baku impor, dituliskan pula nama lainnya sesuai
Farmakope atau buku resmi negara asal.
- Bahan tambahan yang bukan berasal dari tanaman, hewan
dan mineral, ditulis sesuai dengan nama yang tercantum dalam
Farmakope Indonesia dan Ekstra Farmakope Indonesia atau
sesuai dengan judul dalam Merek Index. Bahan tambahan yang
digunakan, termasuk bahan tambahan yang digunakan bila
cara pembuatan melalui proses ekstraksi, harus sesuai dengan
ketentuan Menteri Kesehatan tentang bahan tambahan yang
diizinkan.
- Bila menggunakan zat warna, zat warna digunakan harus esuai
dengan katentuan Mentri Kesehatan dan kesejahteraan Sosial
tentang bahan tambahan yang diizinkan. Zat warna dituliskan
dengan nama sederhana yang umum dan nomor index warnanya
(No. C1).
a. Maksud dari keterangan “ asal usul komposisi “ adalah agar komposisi
obat alami yang belum dikenal secara umum, baik dalam literatur
maupun dalam laporan ilmiah resmi dapat diketahui latar belakang
penggunaannya dalam pengobatan. Hal ini dapat digunakan
sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam melakukan penilaian
pendaftaran obat alami.
- Berikan riwayat komposisi ini sehingga dapat digunakan sebagai
obat alami, misalnya :
• Dari pengetahuan turun temurun dengan mencantumkan nama
dan alamat asal atau informasi obat tradisional tersebut
• Dari pustaka dengan menyebutkan nama pustaka, pengarang
dan edisi
• Dari hasil penelitian-penelitian resmi dengan menyebutkan
sumber publikasinya
LAMPIRAN B : CARA PEMBUATAN
Adalah seluruh rangkaian kegiatan yang meliputi pengadaan bahan
(termasuk penyiapan bahan baku), pengolahan, pengemasan,
pengawasan mutu sampai diperoleh produk jadi yang siap untuk di
distribusikan atau dipasarkan.
Maksud dari ketersediaan informasi “ Cara pembuatan “ adalah agar
produk yang dihasilkan bermutu dan benar.
a. Maksud dari “Jumlah yang direncanakan untuk satu kali pembuatan“
adalah agar jumlah yang akan diproduksi disesuaikan dengan
kapasitas alat atau mesin yang digunakan sehingga produk yang
dihasilkan selalu seragam.
Jumlah produk jadi untuk satu kali produksi dinyatakan dalam satuan
tertentu, misal :
• serbuk : 1.000 bungkus @ 7 gram
• pil
: 10.000 pil @ 300 mg
• kapsul : 10.000 kapsul @ 300 mg
• granul : Kantung 100 g
b. Maksud dari “Jumlah masing-masing bahan yang digunakan untuk
satu kali pembuatan” adalah agar jumlah masing-masing bahan baku
yang digunakan pasti jumlahnya sesuai dengan komposisi dasar
dalam satuan berat atau volume.
Jumlah dinyatakan dalam satuan berat atau volume (kg atau liter)
masing-masing bahan yang digunakan.
c. Maksud dari “Semua tahap pekerjaan…” adalah agar setiap
pelaksanaan pekerjaan mulai dari penyiapan bahan baku sampai
diperolehnya produk jadi sama dan tetap, sehingga terhindar dari
kesalahan-kesalahan yang tidak diinginkan dan disadari. Dengan
perkataan lain agar dimiliki Prosedur Operasional yang Standar
(POS). Semua tahap pekerjaan yang dilakukan harus diterangkan
dengan jelas dan rinci.
Beberapa pekerjaan yang dianggap perlu mendapat perhatian,
misalnya :
- Cara sortasi bahan baku
- Cara pencucian bahan baku :
• Bahan pencuci
• Bila digunakan bahan pembersih (misal detergent, atau bahan
lainnya), cantumkan nama bahan dan konsentrasi yang
digunakan.
- Cara pengeringan bahan baku misal dengan sinar matahari atau
ruang pengering atau oven atau di angin angin dalam ruangan
dengan mencantumkan suhu dan lama pengeringan.
- Cara pembuatan serbuk dan derajat kehalusan serbuk
Sebutkan penyerbukan dilakukan dalam bentuk campuran atau
terhadap masing-masing bahan baku/simplisia.
- Cara pembuatan lebih lanjut sesuai dengan bentuk sediaan yang
dikehendaki
• Penyarian :
Sebutkan penyarian dilakukan dalam bentuk campuran atau
terhadap masing-masing bahan baku/simplisia.
Cara dan larutan penyari yang digunakan, lama penyarian serta
cara pengeringan hasil penyarian. Apabila menggunakan bahan
pengering, sebutkan lengkap dengan jumlahnya.
Sebutkan pula jumlah/bobot ekstrak total yang dihasilkan dari
penyarian.
• Pencampuran/pengadukan
• Pencetakan pil/tablet atau pengisian kapsul atau larutan
• Pengemasan
- Pengawasan mutu yang dihasilkan selama proses pembuatan
(misal kadar air, homogenitas, keseragaman bobot, kandungan
mikroba, logam berat dan sebagainya)
d. Maksud “Alat atau mesin yang digunakan” adalah agar pemilihan
alat disesuaikan dengan sifat fisik dan kimia serta jumlah produk
yang akan dihasilkan, kecuali alat yang digunakan dalam pengujian
laboratorium.
Berikan nama alat, merek, bahan dasar alat (misal dari aluminium,
tanah liat dan sebagainya) serta kapasitas alat yang digunakan.
LAMPIRAN C : PEMERIKSAAN MUTU BAHAN BAKU
1. Sumber Perolehan Bahan Baku
Maksud dari pencantuman penulisan “Sumber perolehan bahan
baku” adalah untuk menjaga keseragaman mutu dan kesinambungan
bahan baku yang dipakai, hendaknya bahan baku diperoleh dari
sumber wilayah yang sama.
Bahan baku dapat berasal dari :
a. Dalam negeri :
Bila dari distributor, sebutkan nama dan alamat distributor serta
sumber wilayah bahan tersebut diperoleh.
b. Impor :
Sebutkan nama dan alamat importer serta nomor pendaftaran
bahan baku (simplisia atau ekstrak) tersebut.
1. Pemeriksaan Mutu Bahan Baku
Maksud dari “Pemeriksaan mutu bahan baku” adalah untuk menjamin
bahwa setiap pembuatan obat alami, semua bahan baku yang
digunakan dalam produksinya sama dan sesuai dengan komposisi
yang disebutkan, maka harus diketahui tanda-tanda umum dan
khuus dari bahan baku tersebut.
Tuliskan tanda-tanda umum dan khusus yang digunakan pada
penilaian mutu bahan baku :
a. Jika bahan baku berupa simplisia, tanda-tanda umum dan khusus :
- Nama latin tanaman dan familia
- Pemerian (Organoleptik) :
Pemeriksaan dengan indra meliputi bau, rasa dan warna
- Tanda-tanda makroskopik :
Uraikan tentang bentuk dan ukuran
Jika simplisia berupa batang, akar, rimpang atau kulit, uraikan
pula tentang sifat patahan dan ciri-ciri khas lainnya
- Tanda-tanda mikroskopik serbuk bahan yang ditunjukkan
melalui gambarnya meliputi fragmen umum dan spesifik.
- Tanda-tanda hasil pengujian secara fisika-kimia antara lain
reaksi warna
b. Jika bahan baku berupa sediaan olahan (Ekstrak, tintur)
Untuk sediaan olahan yang tidak dibuat sendiri, tanda-tanda
umum dan khusus :
- Pemerian
- Tanda-tanda hasil pengujian fisika-kimia yang menunjukkan zat
penanda/zat aktif
- Penetapan kadar zat penanda atau zat aktif lengkap dengan
prosedur pengujian
- Dilampirkan sertifikat analia dari perusahaan pembuat.
c. Tanda-tanda umum dan khusus yang diperoleh merupakan
persyaratan mengacu pada buku standard (Farmakope Indonesia,
Ekstra F.I., MMI). Sebutkan buku standard yang digunakan
d. Untuk bahan baku yang persyaratannya tidak terdapat dalam
buku standard, industri dapat menetapkan sendiri persyaratan
mutu bahan bakunya.
e. Untuk bahan baku yang persyaratannya mengacu pada buku
standard dari negara lain, berikan monografinya dan cantumkan
nama buku, edisi dan tahun penerbitannya.
Lampiran D : PEMERIKSAAN MUTU PRODUK JADI
1. Maksud dari pencantuman “Pemeriksaan mutu produk jadi” adalah
untuk menjamin produk obat alami yang dihasilkan sesuai dengan
yang dipersyaratkan : benar dan bersih, dilakukan penilaian dengan
cara yang tepat dan sesuai.
Cara penilaian disesuaikan dengan bentuk sediaan dan dilakukan
menurut cara yang tercantum dalam Farmakope Indonesia atau
buku resmi lainnya.
Hasil pemeriksaan meliputi :
a. Pemerian (Organoleptik)
Pemeriksaan dengan indra meliputi bau, rasa, bentuk dan
warna.
b. Identifikasi komposisi :
- Untuk produk jadi dengan komposisi terdiri dari serbuk implisia :
Sebutkan tanda spesifikasi mikroskopik (fragmen pengenal)
yang dapat digunakan sebagai identitas komposisi tersebut.
- Untuk produk jadi dengan komposisi terdiri dari Sediaan olahan
(ekstrak, tintur) :
Sebutkan zat spesifik yang dapat digunakan sebagai identitas
komposisi tersebut (hasil KLT atau dinamolisa ataupun cara
lainnya)
c. Penetapan keseragaman bobot
d. Penetapan kadar air
e. Penetapan mikrobiologi (ALT, bakteri patogen, jamur dan
kapang)
d. Penetapan waktu hancur untuk produk
e. Untuk sediaan cair : dilengkapi dengan pengujian fisika )pH, berat
jenis)
Untuk butir c,d,e,f,g : sebutkan cara, spesifikasi alat, hasil
pengamatan dan kesimpulan.
2. Cara mengetahui ketahanan mutu produk jadi :
Maksud dari pencantuman “cara mengetahui keawetan/stabilitas
produk jadi” adalah untuk memperkirakan batas waktu produk jadi
tersebut masih benar dan bersih yang memenuhi persyaratan, perlu
diketahui ketahanan mutu produk tersebut melalui pengujian tertentu,
sekaligus untuk menetapkan batas kadaluwarsa sehingga mutu dan
keamanannya masih dapat dipertanggungjawabkan.
Hasil Pengujian :
a. a.1.Pemeriksaan yang dilakukan secara periodic (tiap 1 bulan,
2 bulan, 3 bulan, dst). Jenis pemeriksaan sebaiknya sesuai
dengan pemeriksaan mutu produk jadi antara lain :
organoleptik, keseragaman bobot, kadar air, waktu hancur,
kandungan mikroba.
Hasil pengamatan yang dilakukan minimal 6 bulan dan
diberikan dalam bentuk table
a.2.Kesimpulan keawetan berdasarkan hasil pengamatan dan
pengujian di atas.
b. Laporkan kembali kelanjutan hasil pengamatan per-bulan yang
dilakukan pada butir a selama 2 (dua) tahun.
Hasil pengamatan diberikan dalam bentuk tabel
c. Sebutkan batas kadaluwarsa
LAMPIRAN E : KHASIAT/KEGUNAAN DAN CARA PEMAKAIAN
1. Khasiat Kegunaan
Maksud dari penyampaian informasi “Khasiat/Kegunaan” adalah
karena obat alami sangat tergantung dari khasiat/kegunaan masingmasing bahan baku.
a. Berikan khasiat/kegunaan masing-masing bahan baku yang
terkandung dalam komposisi yang didukung oleh minimal 2 (dua)
pustaka dengan mencantumkan judul, nama pengarang dan
tahun penerbitan.
b. Khasiat/kegunaan obat alami yang dicantumkan harus didukung
oleh khasiat/kegunaan bahan baku yang terkandung.
- Khasiat dapat dinyatakan dengan kata “mengobati” dan tidak
dengan kata “menyembuhkan” atau “menghilangkan”
- Khasiat/kegunaan harus sederhana, searah dan mudah
dimengerti.
- Tidak menggunakan istilah medis, kecuali bila telah diuji
khasiat melalui Sentra P3T.
- Tidak menggunakan kata-kata yang tidak tepat dan atau tidak
umum serta tidak etis.
2. Cara Pemakaian
Maksud dari pencantuman “Cara pemakaian” adalah untuk mencegah
kesalahan pemakaian, perlu dijelaskan cara pemakaian termasuk
takaran sesuai dengan maksud penggunaannya.
a. Berikan secara terperinci cara pemakaian dan takaran/dosis obat
alami tersebut.
b. Berikan pula peringatan, perhatian, pantangan/anjuran, lama
pemakaian yang harus diperhatikan.
3. Nomor Kode Produksi
Maksud dari penyampaian “Nomor kode produksi” adalah agar
produsen dapat menelusuri kembali segala sesuatu mengenai
produk tersebut.
Berikan contoh kode produksi yang digunakan dan jelaskan artinya.
LAMPIRAN F : KETERANGAN TENTANG TUTUP, WADAH DAN
PEMBUNGKUS
a. Tutup Wadah :
• Sistim segel (seal)
b. Wadah : Jika menggunakan segel, misalnya
melapisi
tutup
dengan
bahan
pengaman yang apabila tuutp dibuka,
bahan pengaman akan rusak, a.1. :
lilin, kaleng pengikat tutup botol.
: adalah tempat yang dipergunakan untuk
mewadahi dan berhubungan langsung
dengan isi, termasuk penutupnya.
• Bentuk wadah
: misalnya
kantong,
botol
dan
sebagainya.
• Bahan/Material wadah: mialnya kertas, plastik aluminium dan
sebagainya.
c. Satuan kemasan
: adalah kemasan terkecil dengan
penandaan yang lengkap sesuai
peraturan yang berlaku tentang
pembungkus, wadah dan penandaan.
1. Jika obat alami yang diajukan hanya
satu kemasan, cara penulisannya
adalah sebagai berikut :
• Serbuk : Jika serbuk dibungkus,
cara penulisan :
Bungkus @ 7 gram
• Granul : Jika granul dibungkus,
cara penulisan :
Bungkus @ 100 g
• Pil
: Jika pil dikemas dalam
botol dan disimpan
dala m d o s,
c a ra
penulisan :
Dos, botol, 30 pil @
300 mg
• Kapsul : Jika kapsul dikemas
dalam
strip
dan
disimpan dalam dos,
cara penulisan :
Dos, 10 strip x 10
kapsul @ 500 mg
2. Jika obat alami diproduksi lebih
dari satu kemasan, maka pemohon
mengisi Formulir Permohonan
Tambahan Kemasan.
LAMPIRAN G : KETERANGAN TENTANG PENANDAAN
1. Penandaan harus
menyesatkan
berisi
keterangan
yang
benar
dan
tidak
a. Tulisan pada penandaan harus jelas, mudah dibaca dan tidak
dikaburkan oleh latar belakang, baik berupa gambar, tulisan atau
warna yang tidak kontras.
b.Penjelasan pada penandaan obat tradisional harus ditulis dalam
bahasa Indonesia dengan huruf latin. Disamping itu dapat pula
ditambahkan pernyataan atau keterangan dalam bahasa dan huruf
latin, dengan syarat arti dan maksudnya sama dengan pernyataan
atau keterangan yang ditulis dalam bahasa Indonesia.
2. Etiket
Pada etiket harus dicantumkan
a. Kata “OBAT ALAMI HEWAN” dalam lingkaran
Kata “OBAT ALAMI HEWAN” dalam lingkaran harus dicantumkan
untuk obat alami produksi dalam negeri dan ditempatkan pada
bagian atas sebelah kiri. Kata “OBAT ALAMI HEWAN” harus jelas
dan mudah dibaca serta harus dituli dengan menggunakan bentuk
huruf yang sama, dengan ukuran sekurang-kurangnya tinggi 5
(lima) mm dan tebal 1/2 (setengah) mm, dicetak dengan warna
hitam diatas dasar putih atau warna lyang menyolok.
b. Nama obat alami
Nama obat alami dapat berupa :
- Nama umum (nama generik) :
• nama sesuai dengan khasiat dan kegunaan obat alami
yang telah digunakan secara turun-temurun.
• nama sesuai dengan simplisia penyusun obat tradisional
tersebut seperti Beras kencur, Temulawak, Pasak bumi.
-
Nama dagang :
Nama dagang tidak boleh sama dengan nama obat “kimia”
atau nama obat alami lainnya yang telah terdaftar pada
Departemen Pertanian.
Nama obat alami haru :
-
Sopan
-
Tidak menggunakan kata “anti” dan kata sejenis yang
dihubungkan dengan nama penyakit
-
Tidak mendompleng nama-nama terkenal kecuali mendapat
persetujuan dari yang bersangkutan
-
Tidak menggunakan istilah medis dan atau nama penyakit
yang hanya dapat diagnosa oleh dokter hewan, kecuali bila
telah diuji khasiatnya melalui BPMSOH.
-
Ukuran huruf nama obat alami harus lebih besar dari ukuran
huruf lain.
c. Ukuran Kemasan
Ukuran setiap kemasan dapat dinyatakan berupa bobot/berat
bersih, isi bersih maupun jumlah.
-
Bobot/Berat bersih dinyatakan dalam (g)
-
Isi bersih dinyatakan dalam militer (ml)
-
Jumlah tiap satuan untuk bentuk padat antara lain pil, kapsul,
tablet, parem, pilis dan lain-lain dinyatakan dengan angka,
misal : 30 Pil @ 300 mg.
d. Nomor pendaftaran
Nomor pendaftaran haru dicantumkan dengan cara dicetak,
Ukuran huruf dan angka sekurang-kurangnya tinggi 5 (lima) mm
dan tebal 1/2 (setengah) mm.
Nomor pendaftaran yang boleh dicantumkan dalam penandaan
hanyalah nomor pendaftaran yang masih berlaku.
e. Nama dan alamat perusahaan
Nama perusahaan harus sesuai dengan nama perusahaan yang
tercantum pada Izin usahanya. Alamat perusahaan sekurangkurangnya harus menyebutkan nama kota dan negara. Untuk
obat alami lisensi harus dicantumkan juga nama dan alamat
perusahaan pemberi lisensi.
f. Komposisi
Komposisi yang dicantumkan adalah yang disetujui pada
pendaftaran dengan mendahulukan bahan baku yang berkhasiat
lengkap dengan kadarnya. Bahan baku lain tidak lebih dari 10%
dapat diganti dengan kata-kata “dan bahan-bahan lain sampai
100% atau … mg/g atau ml/1 “pada urutan terakhir.
Nama bahan baku harus ditulis dengan nama latin menurut
Farmakope Indonesia, Ekstra Farmakope Indonesia, Materia
Medika Indonesia atau ketentuan lain yang berlaku.
g. Khasiat/kegunaan
Khasiat/kegunaan yang dicantumkan pada penandaan hanyalah
khasiat/kegunaan yang disetujui pada pendaftaran sesuai dengan
isian formulir.
h. Cara pemakaian dan dosis
Cara pemakaian harus jelas untuk obat dalam atau obat luar. Dosi
haru diuraikan dengan jelas dan terperinci, dosis untuk 1 (satu) kali
pemakaian dan dosis untuk sehari serta jangka waktu pemakaian
bila ada.
i. Tanda Peringatan
Cantumkan tanda peringatan apabila obat yang didaftar
mengandung bahan baku/simplisia yang sudah pasti diketahui
mempunyai khasiat yang lain dari khasiat yang dinyatakan
pada obat yang didaftarkan. Misal : didaftar sebagai “Pegal
Linu” mengandung simplisia yang bersifat abortif, maka haru
dicantumkan :
Perhatian : Dilarang diberikan pada ternak bunting.
j. Kontra indikasi Cantumkan bila ada
k. Cara penyimpanan
Bagi obat alami yang memerlukan penyimpanan khusus harus
dicantumkan cara penyimpanan tersebut.
l. Kadaluarsa
Cantumkan sesuai dengan hasil uji stabilitas yang ditulis pada
pendaftaran.
m. Kode produksi
Cantumkan kode produksi yang dapat dipakai untuk menelusuri
kembali segala sesuatu mengenai produk tersebut.
1. Brosur
Uraian pada brosur dapat lebih terperinci dibanding dengan uraian
penandaan pada etiket.
Uraian tersebut harus wajar dan tidak menyesatkan.
Pada brosur paling sedikit harus dicantumkan :
a. Kata OBAT ALAMI UNTUK HEWAN dalam lingkaran
b. Nama obat alami
c. Bobot/Berat bersih, isi bersih atau jumlah tiap wadah
d. Nomor pendaftaran
e. Nama dan alamat industri
f. Komposisi
g. Khasiat/kegunaan
h. Cara pemakaian, dosis dan jangka waktu pemakaian
i. Tanda peringatan (bila ada)
j. Kontra indikasi (bila ada)
k. Kadaluarsa (bila ada)
4. Diluar ketentuan tentang penandaan yang tercantum di atas harus
mendapat izin khusus dari Direktorat Jenderal Bina Produksi
Peternakan.
LAMPIRAN H : KETERANGAN
Maksud dari pencantuman “keterangan lain” adalah untuk sediaan obat
alami impor yang didaftarkan harus berasal dari negara produsen obat
alami yang bersangkutan dan dinyatakan dengan Surat Keterangan Asal
Produksi (Certificate of Origin) serta dilengkapi pula dengan sertifikat
yang menyatakan bahwa obat alami dimaksud telah beredar dinegara
asalnya (Certificate of Free Sale) serta Surat Kuasa/Surat Penunjukan
dari produsennya dan keterangan bahwa obat alami tersebut dibuat
menurut Cara pembuatan Obat Alami Yang Baik (Certificate of GMP).
Certificate of origin, Certificate of Free Sale dan Certificate of GMP
dimaksud diterbitkan oleh instansi pemerintah yang berwenang dinegara
asal obat alami yang disyahkan oleh KBRI atau Konsulat Perdagangan
Indonesia di negara setempat.
Download