Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 1, Januari 2016 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT PADA KEGIATAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN Isnayah SMK Negeri 6 Jember, Jawa Timur Abstrak Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil layanan layanan penguasaan konten dapat meningkatkan keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat pada kegiatan bimbingan klasikal. Subyek penelitian berjumlah 36 siswa kelas X PM 1 dengan metode pengumpulan datanya menggunakan wawancara, angket, dan observasi yang selanjutnya akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil pelaksanaan layanan penguasaan konten dapat meningkatkan keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat pada kegiatan bimbingan klasikal. ©2016 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Kata Kunci: Bimbingan Klasikal; Berpendapat; Layanan Penguasaan Konten PENDAHULUAN Menurut Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional 2007 mengemukakan pendapat Layanan bimbingan klasikal adalah salah satu pelayanan dasar bimbingan yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta didik di kelas secara terjadwal, konselor memberikan pelayanan bimbingan ini kepada peserta didik. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau curah pendapat, tujuan layanan bimbingan klasikal rumusan tentang tujuan dan manfaat bimbingan klasikal dalam kajian literatur belum banyak ditemukan, oleh karena itu untuk merumuskan tujuan dan manfaat bimbingan klasikal mempergunakan rumusan tujuan bimbingan dan konseling yang dikaitkan dengan kegiatan di kelas. Dalam kurikulum SMA tahun 1975 Buku III C dinyatakan bahwa tujuan bimbingan di sekolah adalah membantu siswa (1) Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh prestasi belajar yang tinggi, (2) Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukannya pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan dalam hubungan sosial , (3) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kesehatan jasmani, (4) Mengatasi kesulitankesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi, (5) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat. Menurut Ribowo, B. (2006) pentingnya penggunaan keterampilan bertanya secara tepat adalah untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam suatu proses belajar mengajar di kelas, yaitu membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan, memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep, mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus 60 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 2, No. 1, Januari 2016 yang menghambat siswa belajar, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkritisi suatu informasi yang ia dapatkan, mendorong siswa mengemukakan pendapatnya dalam diskusi, menguji dan mengukur hasil belajar siswa. Pentingnya siswa bertanya di kelas juga untuk mendorong terjadinya interaksi antar siswa agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan lebih bertanggung jawab terhadap pertanyaan yang diajukan. Dalam hal ini bertujuan agar menciptakan sistem pembelajaran Student Centre Learning, dimana siswa yang aktif di dalam kelas sedangkan guru menjadi fasilitator, bukan pemegang kekuasaan penuh atas kelas. Sementara siswa yang tidak banyak mengajukan pertanyaan-pertanyaan, kurang berkeinginan untuk mengikuti jawabannya, siswa yang kurang berinisiati f untuk mengajukan pertanyaan yang belum dipahaminya, atau pertanyaan yang mengandung masalah. Cenderung merupakan siswa yang lamban belajar. Siswa yang lamban belajar sangat sulit mengikuti pelajaran yang disampaikan gurunya, apalagi mencerna dan mengkajinya seperti yang diharapkan kurikulum sekolah. Jika didorong oleh keberaniannya untuk mengajukan suatu pertanyaan, ia sangat gugup untuk menyampaikannya. Siswa seperti ini harus selalu dimotivasi oleh gurunya agar selalu bertanya sehingga keberanian dan kepercayaan diri serta semangat belajarnya bangkit, yang pada akhirnya prestasi belajarnya baik. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti pada guru mata pelajaran, guru mata pelajaran di sekolah tersebut telah melaksanakan berbagai metode pembelajaran. Meskipun demikian masih banyak permasalahan yang dihadapi siswa berkenaan dengan kebiasaan belajarnya yang tergolong masih belum efektif khususnya di kelas X PM1 misalnya pasif dalam kegiatan kelas, baru belajar pada saat akan ujian atau ulangan saja. Selain itu ada juga siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran serta tidak mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. Hal ini ditunjukkan oleh perbedaan nilai hasil belajar masing-masing siswa, ada yang di atas rata-rata kelas, di bawah rata-rata kelas dan ada pula yang berada tepat pada garis rata-rata kelas. Bidang bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan melalui berbagai jenis layanan. Layanan bimbingan dan konseling meliputi layanan orientasi, layanan penguasaan konten, layanan penempatan dan penyaluran, layanan konseling individu, layanan konseling kelompok, layanan bimbingan kelompok dan layanan informasi. Salah satu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan siswa mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan kegiatan belajar lainnya adalah layanan penguasaan konten. Prayitno & Amti (2004) menjelaskan layanan penguasaan konten merupakan layanan bantuan kepada individu (sendiri-sendiri ataupun kelompok) untuk menguasai kemampuan ataupun kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Kemampuan atau kompetensi yang dipelajari itu merupakan satu unit konten yang didalamnya terkandung fakta dan data, konsep, proses, hukum dan aturan, nilai, persepsi, afeksi, sikap dan tindakan yang terkait didalamnya. Layanan penguasaan konten membantu individu menguasai aspek-aspek konten tersebut secara tersinergikan. Dengan penguasaan konten, individu diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalahmasalah yang dialaminya. Tujuan umum layanan penguasaan konten ialah dikuasainya suatu konten tertentu, penguasaan ini perlu bagi peserta didik untuk menambah wawasan dan pemahaman, mengarahkan penilaian dan sikap, menguasai cara-cara atau kebiasaan tertentu, untuk memenuhi kebutuhannya dan mengatasi masalah-masalahnya. Dengan penguasaaan konten yang dimaksud itu peserta didik yang bersangkutan lebih mampu menjalani kehidupanya secara efektif. Tujuan Khusus layanan penguasaan konten dapat dilihat pertama dari kepentingan peserta didik mempelajarinya, dan kedua isi konten itu sendiri. Rumusan penelitian ini yaitu Apakah melalui layanan penguasaan konten dapat meningkatkan keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat pada kegiatan 61 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 2, No. 1, Januari 2016 bimbingan klasikal? Sedangkan tujuan dalam penelitian ini mengetahui hasil layanan layanan penguasaan konten dapat meningkatkan keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat pada kegiatan bimbingan klasikal. METODE PENELITIAN Jenis penelitian pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun langkah penelitiannya bersifat refleksi tindakan dengan pola proses pengkajian berdaur siklus. Langkah ini berlangsung berulang-ulang yang meliputi tahapan Perencanaan – Tindakan – Observasi – Refleksi. Pelaksanaan tindakan minimal dua siklus dan tahapan penelitian menggunakan model Kemmis – Taggart (1988). Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 6 Jember, Jalan PB. Sudirman No.114 Tanggul Jember Jawa Timur, di kelas X PM 1 dengan jumlah siswa 36 orang, yang terdiri dari 15 siswa lakilaki dan 21 siswa perempuan. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu dari minggu pertama bulan September 2014 sampai dengan minggu pertama bulan Nopember tahun 2014. Metode pengumpulan datanya dengan observasi, wawancara dan angket. Analisis data pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif terhadap data yang didapat dari hasil observasi dan rekapitulasi jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan maupun pendapat pada proses penyampaian materi layanan bimbingan klasikal. Sedangkan analisis data kuantitatif berwujud angka-angka dari data yang diperoleh dari hasil rekapitulasi siswa yang mengajukan pertanyaan atau pendapat dan observasi. HASIL DAN PEMB AHASAN Siklus I 1. Perencanaan Meliputi pemilihan materi layanan bimbingan klasikal dalam hal ini di siapkan materi landasan hidup religius, penyusunan perangkat layanan dan persiapan instrument yang akan di gunakan dalam penelitian ini dan instrument observasi. Masing-masing pertemuan di siapkan waktu satu jam pelajaran 45 menit. 2. Tindakan Meliputi penyajian layanan klasikal, baik pemberian materi maupun pelaksanaan materi layanan bimbingan klasikal dalam hal ini membahas materi landasan hidup religius, pertemuan I hari kamis tanggal 4 September 2014 diawali dengan menjelaskan pengertian layanan penguasaan konten serta pelaksanaan layanan penguasaan konten di lanjutkan penyampaian materi landasan hidup religius dan pemberian tugas membuat makalah tentang saling menghormati antar umat beragama, pertemuan ke II hari kamis tanggal 11 september 2014 Siswa melalui kegiatan kelompok mendiskusikan makalah yang sudah di kerjakan di rumah, masih pada materi landasan hidup religius, Pertemuan ke III hari kamis tanggal 25 september 2014 siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di kelas di wakili oleh ketua kelompoknya di depan kelas. 3. Observasi Pelaksanaan observasi dilakukan oleh peneliti sendiri yang dimaksudkan pegamatan yaitu pengamatan tentang keaktifan siswa dan keberanian siswa mengajukan pertanyaan atau pendapat. Kegiatan ini di laksanakan pada hari kamis tanggal 25 September 2014. Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh data 2 siswa Aktif, 12 siswa cukup aktif dan 22 siswa tidak aktif. Atau dapat dikatakan dari 36 siswa, mendengarkan dan menanggapi, mencatat di buku catatan, mengemukakan pendapat benar, jelas dan urut, merespon pendapat teman dengan pendapat lain adalah yang aktif 5,56%, cukup aktif 33,33% sedang sisa yang tidak aktif 6 1,11%. 62 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 2, No. 1, Januari 2016 4. Refleksi Pada tahap ini diadakan penemuan keberhasilan kegiatan. Indikator keberhasilan dalam kegiatan ini adalah meningkatnya keterlibatan siswa dalam proses layanan klasikal pada materi yang di sampaikan untuk berani bertanya atau menyampaikan pendapatnya dalam mengikuti penyampaian materi layanan, dan diukur dengan menggunakan instrumen observasi serta rekapitulasi jumlah siswa yang menyampaikan pertanyaan dan pendapat. Siklus II 1. Perencanaan Rencana tindakan pada siklus II ini didasarkan dari hasil pada tahap Refleksi I. Adapun tahapan layanan klasikal meliputi pemilihan materi layanan bimbingan klasikal dalam hal ini di siapkan materi cara belajar yang menyenangkan, penyusunan perangkat layanan dan persiapan instrument yang akan di gunakan dalam penelitian ini dan instrument observasi dalam penyampaian materi cara belajar yang menyenangkan. Masing-masing pertemuan disiapkan waktu satu jam pelajaran 45 menit. 2. Tindakan Meliputi penyajian layanan klasikal, baik pemberian materi maupun pelaksanaan materi layanan bimbingan klasikal dalam hal ini membahas materi cara belajar yang menyenangkan, pertemuan I hari kamis tanggal 2 Oktober 2014 diawali dengan menjelaskan pengertian cara belajar yang menyenangkan dilanjutkan mengisi quesioner study habit, pertemuan ke II hari kamis tanggal 9 Oktober 2014 memberikan layanan di kelas dengan materi cara belajar yang menyenangkan (menjelaskan, tanya jawab) tugas kelompok di rumah mencari artikel di internet tentang metode belajar yang menyenangkan, pertemuan ke III hari kamis tanggal 16 Oktober 2014 memberikan layanan di kelas dengan materi cara belajar yang menyenangkan tugas kelompok mencari artikel di internet tentang metode belajar yang menyenangkan. Diskusi kelompok dan presentasi awal, pertemuan ke IV hari kamis tanggal 30 Oktober 2014 melanjutkan presentasi untuk kelompok yang belum presentasi. 3. Observasi Pelaksanaan observasi dilakukan oleh peneliti sendiri yang dimaksudkan pengamatan, yaitu pengamatan tentang keaktifan siswa dan keberanian siswa mengajukan pertanyaan atau pendapat. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 30 Oktober 2014. Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh data 22 siswa yang aktif dan 9 siswa cukup aktif sedangkan 5 sisa masih belum aktif, atau dapat dikatakan dari 36 siswa yang aktif mendengarkan dan menanggapi, mencatat di buku catatan, mengemukakan pendapat benar, jelas dan urut, merespon pendapat teman dengan pendapat lain adalah 61,11% sedang, cukup aktif 25%, tidak aktif 13,89%. 4. Refleksi Indikator keberhasilan dari keseluruhan tindakan dapat dilihat pada tahap ini, karena peningkatan keterlibatan siswa dalam mengikuti proses layanan klasikal dalam hal ini seberapa banyak peningkatan siswa yang mengajukan pertanyaan atau pendapat pada saat proses layanan klasikal tersebut. Adapun hasil pelaksanaan layanan penguasaan konten untuk meningkatkan kemampuan bertanya dan berpendepat pada siklus I dan siklus II dapat dilihat Tabel 1 sebagai berikut: 63 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 2, No. 1, Januari 2016 Tabel 1. Hasil Keaktifan Bertanya dan Berpendapat (Siklus I dan Siklus II) Siklus I Frekuensi Kategori Aktif Cukup Aktif Tidak Aktif 2 12 22 Siklus II Frekuensi % % 5,56 33,33 61,11 22 9 5 61,11 25 13,89 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut: Keaktifan Bertanya dan Berpendapat 70 60 50 40 30 20 10 0 61,11 61,11 33,33 22 12 2 25 22 9 5,56 Frekuensi Siklus I % Aktif Frekuensi Siklus II Cukup Aktif 13,89 5 % Tidak Aktif Gambar 1. Grafik Keaktifan Bertanya dan Berpendapat (Siklus I dan Siklus II) SIMPULAN Pelaksanaan layanan penguasaan konten dapat meningkatkan kemampuan bertanya dan mengemukakan pendapat pada pelaksanaan layanan bimbingan klasikal. Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh data 2 siswa Aktif, 12 siswa cukup aktif dan 22 siswa tidak aktif. Sedangkan dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh data 22 siswa yang aktif dan 9 siswa cukup aktif sedangkan 5 sisa masih belum aktif. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. H. Suhardjono, Dipl.HE., M.Pd Guru besar Metode Penelitian yang telah merevisi dan memberikan masukan untuk kesempurnaan karya tulis ini, Drs. H. Suprayitno, M.Pd selaku Kepala SMK Negeri 6 Jember, Seluruh Dewan Guru SMK Negeri 6 Jember, Rekan-rekan Guru BK SMK Negeri 6 Jember. DAFTAR PUSTAKA Dirjen Diknas. 2007. Bimbingan dan Konseling : Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1975. Kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA) 1975, Buku: III C Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kemmis, Mc Taggart. 1988. The Action Research Planner. University Geelong: Victoria Prayitno dan Amti, Erman. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Ribowo , B. 2006. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II A SMP Negeri 2 Bajarharjo Brebes dalam Pokok Bahasan Segi empat Melalui Model Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Kelompok Kecil Tahun Pembelajaran 2005/2006. Skripsi. FMIPA Universitas Negeri Semarang. Semarang. 64