EL-VIVO Vol.1, No.1, hal 24 – 31, September 2013 ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT TERHADAP KANDUNGAN VITAMIN C DAN ZAT ANTIOKSIDAN PADA BUAH Carica pubescens DI DATARAN TINGGI DIENG Fatchurrozak1, Suranto2, dan Sugiyarto3 1 2 3 Mahasiswa Prodi Biosain Pascasarjana UNS Dosen Pembimbing I Program Studi Biosain Pascasarjana UNS Dosen Pembimbing II Program Studi Biosain Pascasarjana UNS ( e-mail: [email protected] ) ABSTRAK - Carica pubescens merupakan tanaman yang tumbuh di dataran tinggi Dieng. Morfologinya mirip dengan tanaman pepaya dengan ukuran buah yang jauh lebih kecil serta beraroma harum menyengat. C. pubescens merupakan spesies yang tumbuh dengan baik di tempat dengan ketinggian 2400 meter di atas permukaan laut (dpl), temperatur rendah, dan curah hujan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh ketinggian tempat terhadap kandungan vitamin C dan zat antioksidan pada buah Carica pubescens di Dataran Tinggi Dieng. Pengambilan sampel buah karika dilakukan di Desa Kejajar (1400 meter dpl), Patak Banteng (1900 meter dpl), dan Sembungan (2400 meter dpl). Sampel yang diambil adalah buah yang menempel pada batang bagian atas, tengah, dan bawah. Bagian buah yang dianalisa kandungan vitamin C dan antioksidannya adalah bagian daging buah dan salut biji (sarkotesta). Analisis kandungan vitamin C dilaksanakan dengan metode titrasi iodimetri dan analisis kandungan antioksidan dengan metode DPPH. Analisis kandungan vitamin C dan antioksidan dilaksanakan di Laboratorium Pangan dan Gizi Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kandungan vitamin C dan antioksidan Carica pubescens dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan vitamin C yang paling tinggi pada buah C. pubescens adalah bagian daging buah pada buah atas di ketinggian 2400 m dpl (89,25 mg/100 g), sedangkan kandungan antioksidan yang paling tinggi adalah bagian daging buah pada buah tengah di ketinggian 2400 m dpl (4,52 % per gram). Kata kunci: Carica pubescens, vitamin C, antioksidan, ketinggian tempat, dataran tinggi Dieng. PENDAHULUAN meter di atas permukaan laut (dpl), Di dataran tinggi Dieng tumbuh tanaman temperatur rendah, dan curah hujan semacam tinggi. pepaya yang morfologinya Genus Carica dari Familia mirip dengan tanaman pepaya dengan Caricaceae memiliki lebih kurang 40 buah yang jauh lebih kecil dari buah spesies, akan tetapi hanya tujuh spesies pepaya harum yang dapat dikonsumsi (Budiyanti et al, menyengat. Tanaman tersebut di daerah 2005). Di Indonesia, salah satu spesies Dieng disebut karika karena memang yang dapat dikonsumsi tersebut adalah termasuk genus Carica. C. pubescens Carica pubescens Lenne & K. Koch yang merupakan spesies yang tumbuh dengan dijumpai baik di tempat dengan ketinggian 2400 Wonosobo, Jawa Tengah. serta beraroma 24 di Dataran Tinggi Dieng, EL-VIVO Vol.1, No.1, hal 24 – 31, September 2013 Tidak Tinggi semua Dieng pubescens. tempat cocok Tanaman di ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id Dataran ditumbuhi tersebut informasi C. kurang subur di kawasan lembah Dieng yang penting lingkungan yang tumbuhan optimal tentang kondisi mendukung tanaman per- tersebut, salah satunya adalah ketinggian tempat. berketinggian ± 1400 meter dpl seperti di Desa Kejajar akan tetapi tumbuh subur di METODE PENELITIAN kawasan Waktu dan Tempat Penelitian puncak Dieng yang ber- ketinggian ± 2400 meter dpl, seperti di Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desa Januari 2012 sampai dengan Juni 2012. Sembungan. Dengan demikian, semakin tinggi tempat di Dataran Tinggi Pengambilan Dieng C. lapangan terhadap karakter morfologi C. pubescens pubescens dilakukan di Dataran Tinggi memiliki daerah persebaran yang sempit Dieng, yaitu di Desa Kejajar (1400 ± 50 (Laily, A .N. et al, 2011) meter dpl), Patak Banteng (1900 ± 50 semakin pubescens. banyak Karenanya, dijumpai C. Penambahan ketinggian menyebab- sampel dan penelitian meter dpl), dan Sembungan (2400 ± 50 kan suhu udara semakin turun. Laju meter penurunan suhu umumnya sekitar 0,6°C morfologi dilakukan di lapangan dan di setiap penambahan ketinggian sebesar laboratorium. Analisa kandungan vitamin 100m dpl. Namun hal ini berbeda-beda C tergantung pada tempat, musim, waktu, pubescens baik pada bagian daging buah kandungan uap air dalam udara, dan maupun faktor lingkungan lain (Whitten et al., laksanakan di Laboratorium Pangan dan 1984). Perbedaan suhu setiap rentang Gizi ketinggian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas menyebabkan proses metabolisme pada suatu tanaman ber- dpl). dan Pengamatan antioksidan salut biji Jurusan pada karakter buah (sarkotesta) Teknologi C. di- Pertanian, Maret Surakarta. beda, sehingga produksi metabolisme sekunderpun berbeda. Alat dan Bahan. Tanaman C. pubescens memproduksi Alat yang digunakan dalam pengukuran vitamin C yang merupakan senyawa yang ketinggian tempat adalah: altimeter. Alat bersifat asam dan bermanfaat sebagai yang sumber sampel antioksidan. Penelitian ini digunakan buah dalam karika pengambilan adalah: pisau, penting dilakukan karena tanaman C. kantong plastik, kertas label, kantong pubescens besar (karung), alat tulis. Alat yang ini di Indonesia diketahui hanya ada di dataran tinggi Dieng serta digunakan persebaran populasinya sempit sehingga vitamin C adalah sebagai berikut: neraca perlu dilakukan konservasi. Konservasi digital, pipet tetes, botol gelap 1 l, buret yang dilakukan memerlukan beberapa kaca 50 ml, buret mikro 5 ml, gelas beker 25 dalam analisa kandungan EL-VIVO Vol.1, No.1, hal 24 – 31, September 2013 ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id 100 ml, gelas ukur 10 ml, gelas ukur 25 antioksidan berupa buah C. pubescens, ml, ball, yang diambil dari tiga ketinggian yang Erlenmeyer 250 ml, Erlenmeyer 50 ml, berbeda yaitu 1400 ± 50 m dpl (desa pipet volume 5 ml, dan pipet volume 10 Kejajar), 1900 ± 50 m dpl (desa Patak ml. Alat yang digunakan dalam analisa Banteng), dan 2400 ± 50 m dpl (desa kandungan antioksidan adalah sebagai Sembungan). Buah yang diambil berupa berikut: pisau, penumbuk, botol kaca buah yang terdapat pada urutan atas, berukuran 10 ml, erlenmeyer, pengaduk, tengah, dan bawah. Sedangkan bagian gelas ukur, pipet mikro 100-1000 l, buah dari masing-masing ketinggian yang pipet dibutuhkan untuk analisis adalah bagian gelas ukur tip, 100 ml, mangkuk drag ekstrak, toples maserat, oven, inkubator, neraca analitik, daging rotary sarkotesta. vacum evaporator, dan buah dan salut biji atau spektrofotometer. Analisa kandungan vitamin C. Bahan yang digunakan dalam analisa kandungan vitamin C dan antioksidan Kandungan vitamin C pada buah C. adalah buah C. pubescens yang diambil pubescens dari metode tiga tempat dengan ketinggian ini titrasi dilaksanakan iodimetri. dengan Dasar dari berbeda yaitu dari desa Kejajar (1400 ± metode ini adalah sifat mereduksi dari 50 meter dpl), Patak Banteng (1900 ± 50 vitamin C dan titrasi dengan larutan baku meter dpl), dan Sembungan (2400 ± 50 iodium meter dpl). Adapun bagian buah yang Sudarmadji et al., 1989). dianalisa kandungan antioksidannya vitamin adalah bagian C (Ramful bagian laksanakan merupakan 2011 dan Analisa kandungan antioksidan daging Analisa ini al., dan buah dan salut biji (sarkotesta). Dua buah et bagian kandungan antioksidan dengan metode diDPPH (Diphenylpikryl hidrazil) penting dari karika, karena daging buah adalah bagian buah yang dikonsumsi, sedangkan salut biji (sarkotesta) adalah Analisa Data. bagian Data buah yang beraroma sangat kandungan vitamin C dan harum dan berasa manis, sehingga selalu kandungan antioksidan pada sampel C. disertakan dalam setiap memproses buah pubescens karika kuatitatif. Cara Kerja. Pengambilan sampel Sampel yang dibutuhkan untuk keperluan analisis kandungan vitamin C dan 26 dianalisis secara deskriptif EL-VIVO Vol.1, No.1, hal 24 – 31, September 2013 ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id HASIL DAN PEMBAHASAN berbeda, Kandungan Vitamin C. tampak bahwa kandungan vitamin C Hasil analisa kandungan vitamin C yang yang tertinggi adalah pada daging buah dilaksanakan menggunakan untuk buah atas yang terdapat pada metode titrasi iodimetri pada daging ketinggian tempat 2400 ± 50 m dpl (desa buah dan salut biji C. pubescens yang Sembungan), yang kandungannya men- tumbuh di berbagai ketinggian tempat di capai 89,25 mg/100g. Jika dicermati dataran hanya pada kelompok buah yang biasa dengan tinggi Dieng adalah sebagai namun pada tabel tersebut berikut (tabel 1 dan grafik 1): dikonsumsi yaitu buah yang matang yang Tabel 1. Kandungan vitamin C pada daging buah dan salut biji C. Pubescens di berbagai ketinggian tempat di dataran tinggi Dieng biasanya terdapat pada kelompok buah bawah, maka tabel 1 dan grafik gambar 1 menunjukkan bahwa kandungan vitamin Kandungan Vitamin C (dalam mg/100g) Buah Atas Daging Buah Buah Buah TeBangah wah Buah Atas C Salut Biji Buah Tengah Buah Bawah 36,67 58,52 1900 ± 50 m dpl (Kejajar) 11,94 1900 ± 50 m dpl (Patak Banteng) 13,41 53,42 55,06 17,92 30,16 58,00 2400 ± 50 m dpl (Sembungan) 14,77 14,70 89,25 28,42 32,20 69,30 26,29 27,98 20,01 pada daging buah C. pubescens semakin bertambah tinggi seiring dengan naiknya ketinggian tempat (pada ketinggian 1400 ± 50 m dpl= 27,98 mg/100g, pada ketinggian 1900 ± 50 m dpl= 55,06 mg/100g, pada ketinggian 2400 ± 50 m dpl = 89,25 mg/100g). Tabel 1 serta grafik gambar 1 juga menunjukkan bahwa kandungan vitamin C pada salut biji buah C. pubescens yang tertinggi ada pada kelompok buah bawah di ketinggian 2400 ± 50 m dpl (desa Sembungan), yakni mencapai 69,30 mg/100g. Dan bila diamati hanya pada kelompok buah yang biasa dikonsumsi Gambar 1. Grafik kandungan vitamin C pada daging buah dan salut biji C. Pubescens di berbagai ketinggian tempat di dataran tinggi Dieng yaitu buah yang matang yang biasanya terdapat pada kelompok buah bawah, Dari tabel 1 serta grafik gambar 1 maka tabel 1 dan grafik gambar 1 tampak bahwa kandungan vitamin C menunjukkan bahwa kandungan vitamin yang terdapat pada daging buah pada C pada salut biji buah C. pubescens kelompok buah bagian atas dan bawah menunjukkan mulai dari ketinggian tempat 1400 ± 50 bertambah tinggi seiring dengan naiknya m dpl, 1900 ± 50 m dpl, dan 2400 ± 50 m ketinggian tempat (dari 58,52 mg/100g dpl semakin tinggi. Meskipun kelompok pada ketinggian 1400 ± 50 m dpl menuju buah bagian tengah menampakkan data 27 kecenderungan semakin EL-VIVO Vol.1, No.1, hal 24 – 31, September 2013 ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id ke 69,30 mg/100g pada ketinggian 2400 askorbat oksidase, sinar,dan temperatur ± 50 m dpl). tinggi. Larutan encer Vitamin C pada pH Tabel 1 dan grafik gambar 1 kurang dari 7.5 masih stabil apabila tidak menunjukkan bahwa kandungan vitamin ada katalisator seperti diatas. Oksidasi C buah C. pubescens yang tertinggi ada vitamin pada buah bawah, dan data dari tabel 1 dehidroaskorbat dan grafik gambar 1 menunjukkan bahwa 1989). kandungan vitamin C buah C. pubescens tempat, intensitas sinar matahari dan baik pada daging buah maupun salut biji temperature menunjukkan semakin vitamin C semakin mudah teroksidasi, tinggi seiring dengan naiknya ketinggian sehingga kadar vitamin C di ketinggian tempat. Hasil tersebut sesuai dengan 1400 m dpl lebih rendah disbanding pada pendapat ketinggian kecenderungan yang menyatakan bahwa C akan terbentuk (Sudarmaji, Semakin rendah semakin 1900 asam Slamet, ketinggian tinggi, dan 2400 maka m dpl. pengaruh ketinggian tempat terutama Menurut Raharjo dan Darwati, 2000, berkaitan dengan proses metabolisme faktor lingkungan seperti cekaman defisit tanaman (Karamoy, 2009), seperti proses air biokimia dan sintesis senyawa metabolit sekunder pada tanaman obat. Respon sekunder. tanaman terhadap cekaman defisit air Hal pengaruhi tersebut akan pertumbuhan, mem- karakter dapat selain meningkatkan menurunkan metabolit produktivitas, morfologi, maupun kandungan senyawa meningkatkan kadar K dan asam amino aktif pada suatu tanaman. prolin, juga dapat meningkatkan produk Semakin tinggi ketinggian tempatnya, maka semakin lingkungan, rendah, tinggi misalnya kelembaban pula suhu metabolit sekunder. Kadar flavanoid stress daun tempuyung tertinggi apabila men- semakin dapat cekaman defisit air 60 % KL semakin tinggi, (kapasitas lapang). intensitas cahaya matahari semakin kecil, Pada lama penyinaran semakin singkat. Stres memiliki suhu, cahaya, kelembaban, dan lain-lain langsungnya metabolisme. Begitu juga dapat mempengaruhi produksi metabolit tanaman C. pubescens memiliki suhu sekunder tanaman. mengalami stress, dasarnya suhu maka produksi masuk metabolisme vitamin C. Dari data bahwa merupakan pubescens Vitamin stress C tanaman lingkungan mudah untuk tersebut. teroksidasi, di suhu metabolismenya, ber- optimum vitamin C mengalami peningkatan. Ini untuk untuk tanaman penelitian melawan optimum tanaman Ketika metabolit sekunder termasuk produksi upaya setiap atas dapat optimum untuk ter- disebutkan tanaman C. berlangsungnya metabolisme vitamin C adalah suhu pada lebih ketinggian 2400 m dpl (desa Sembungan). apabila terdapat katalisator Fe, Cu, enzim Suhu rata-rata di desa Sembungan dapat 28 EL-VIVO Vol.1, No.1, hal 24 – 31, September 2013 ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id mencapai 15 oC, bahkan di waktu tertentu berbeda, sekitar bulan Juli sampai Agustus pada tampak bahwa kandungan antioksidan musim kemarau suhu dapat mencapai 0 yang tertinggi adalah pada daging buah C pada pagi hari. namun pada tabel tersebut yang terdapat pada ketinggian tempat o 2400 ± 50 m dpl (desa Sembungan), yang Kandungan Antioksidan Hasil analisa kandungannya kandungan antioksidan gram. mencapai Berbeda 4,52 dengan % per kandungan pada daging buah dan salut C. pubescens vitamin C, Untuk kandungan antioksidan yang pada buah bawah (matang) malah lebih tumbuh di berbagai ketinggian tempat di dataran tinggi Dieng adalah rendah sebagai kurang/belum berikut (tabel 2 dan grafik gambar 2). 1400 ± 50 m dpl (Kejajar) 1900 ± 50 m dpl (Patak Banteng) 2400 ± 50 m dpl (Sembungan) buah matang. tengah Jika yang dicermati kelompok buah yang belum matang, yaitu kelompok buah bawah dan tengah, Tabel 2. Kandungan antioksidan pada daging buah dan salut biji C. Pubescens di berbagai ketinggian tempat di dataran tinggi Dieng. Ketinggian Tempat dibanding Buah Atas Daging Buah Buah Tengah Kandungan Antioksidan ( dalam % per gram ) Salut Biji Buah Buah Buah Bawah Atas Tengah menunjukkan antioksidan Buah Bawah 1,86 2,85 1,12 2,34 2,85 2,04 4,23 3, 83 2,53 2,81 2,92 2,37 4,52 2,65 3,08 3,65 3,42 3, 06 maka tabel 2 dan grafik gambar 2 pubescens seiring bahwa pada daging semakin dengan kandungan buah bertambah naiknya C. tinggi ketinggian tempat. Untuk kelompok buah atas, pada ketinggian 1400 ± 50 m dpl= 1,86 % per gram, pada ketinggian 1900 ± 50 m dpl= 2,04 % per gram, pada ketinggian 2400 ± 50 m dpl= 2,37 % per gram. Untuk kelompok buah tengah, pada ketinggian 1400 ± 50 m dpl= 2,85 % per gram, pada ketinggian 1900 ± 50 m dpl= 4,23 % per gram, pada ketinggian 2400 ± 50 m dpl= Gambar 2. Grafik kandungan antioksidan pada daging buah dan salut biji C. Pubescens di berbagai ketinggian tempat di dataran tinggi Dieng. 4,52 % per gram. Dari tabel 2 serta grafik gambar 2 juga Dari tabel 2 serta grafik gambar 2 tampak bahwa kandungan tampak bahwa kandungan antioksidan antioksidan yang terdapat pada salut biji yang terdapat pada daging buah pada pada kelompok buah bagian atas, tengah, kelompok buah bagian atas dan tengah dan bawah mulai dari ketinggian tempat mulai dari ketinggian tempat 1400 ± 50 1400 ± 50 m dpl, 1900 ± 50 m dpl, dan m dpl, 1900 ± 50 m dpl, dan 2400 ± 50 m 2400 ± 50 m dpl semakin tinggi. Untuk dpl semakin tinggi. Meskipun kelompok kelompok buah atas, pada ketinggian buah bagian bawah menampakkan data 1400 ± 50 m dpl= 1,12 % per gram, pada 29 EL-VIVO Vol.1, No.1, hal 24 – 31, September 2013 ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id ketinggian 1900 ± 50 m dpl= 2,53 % per tergantung pada gram, pada ketinggian 2400 ± 50 m dpl= permukaan tanah. 3,08 % per gram. Untuk kelompok buah sebagai akibat faktor lingkungan terlihat tengah, pada ketinggian 1400 ± 50 m pada penampilan morfologi tanaman dan dpl= 2,34 % per gram, pada ketinggian fisiologi tanaman. Tanaman yang biasa 1900 ± 50 m dpl= 2,81 % per gram, pada hidup di daerah elevasi tinggi adalah ketinggian 2400 ± 50 m dpl= 3,65 % per jenis yang mampu menyesuaikan diri gram. Untuk kelompok buah bawah, pada dengan kondisi iklim yang temperaturnya ketinggian 1400 ± 50 m dpl= 2,85 % per rendah, kelembaban tinggi dan intensitas gram, pada ketinggian 1900 ± 50 m dpl= matahari kurang. Faktor-faktor ini ber- 2,92 % per gram, pada ketinggian 2400 ± pengaruh 50 m dpl= 3,42 % per gram. Dari data kegiatan fisiologi lainnya. C. pubescens keseluruhan pada tabel 2 menunjukkan yang tumbuh pada berbagai ketinggian di bahwa kandungan antioksidan tertinggi Dataran Tinggi Dieng memiliki kandung- adalah pada salut biji buah tengah di an antioksidan yang berbeda dikarenakan ketinggian 2400 (desa pengaruh cahaya terhadap fotosintesis tinggi sebagian besar sangat bergantung kepada Sembungan). ketinggian ± 50 m dpl Jadi tempat antioksidannya semakin maka semakin kandungan tinggi. yang tumbuhan. di Respons terhadap intensitas Hasil ketinggian tanaman fotosintesis mempengaruhi Hal ini atas dan per- sebagaimana tersebut sesuai dengan pendapat yang dijelaskan oleh Polunin (1990) bahwa menyatakan bahwa pengaruh ketinggian iklim tempat tergantung terutama berkaitan dengan cahaya proses metabolism tanaman (Karamoy, intensitas, 2009), diterima, seperti proses biokimia dan pada suatu lamanya dan kualitas meskipun tempat penyinaran, cahaya sejauh ini yang bagi sintesis senyawa metabolit sekunder. Hal tumbuhan yang bersangkutan masa yang tersebut akan mempengaruhi pertumbuh- efektif an, kekeringan karakter morfologi, maupun dapat dimodifikasikan atau kedinginan. oleh Dapat kandungan senyawa aktif pada suatu dipahami perbedaan respons dalam hal tanaman. ini Buah C. pubescens yang tumbuh pada ketinggian berbeda memberikan hasil terletak pada lingkungan yang Fitter Hay dan perbedaan diperoleh (1991) stress tanaman. menerangkan kandungan antioksidan yang berbeda. bahwa respons karakteristik pertumbuh- Hal ini sejalan dengan Fitter dan Hay an tanaman terhadap temperatur muncul (1990) karena yang menyatakan tumbuhan dan bahwa metabolisme per- tanaman tingginya pengaruhi proses temperatur biokimia. naiknya lingkungan, kecepatan pergerakan (vibrasi, rotasi, dan lingkungan 30 sel Dengan dipengaruhi oleh perubahan temperatur temperatur temperatur mem- tanaman, EL-VIVO Vol.1, No.1, hal 24 – 31, September 2013 translasi bereaksi dari molekul-molekul bertambah), ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id yang Fitter, A. H. & R. K. M. Hay, 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Karamoy, L. 2009. Hubungan Antara Iklim dengan pertumbuhan Kedelai (Glicine max L. Merrill). Soil Environment. 7(1): 65-68. Laily, A.N. Suranto. Sugiyarto. 2012. Characterization of Carica pubescens in Dieng Plateau, Central Java based on morphological characters, antioxidant capacity, and protein banding pattern. Jurnal Nusantara Bioscience. 4(1): 16-21. Polunin, N. 1990. Pengantar Geografi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Raharjo, M. dan I. Darwati. 2000. Pengaruh Cekaman Air Terhadap Produksi dan Mutu Simplisia Tempuyung (Sonchus arvensis L.). Jurnal Littri. 6: 73-79. Ramful, D., E. Tarnus, O.I. Aruoma, E. Bourdon, and T. Bahorun. 2011. Polyphenol Composition, Vitamin C Content and Antioksidant Capacity of Mauritian Citrus Fruit Pulps. Food Research international. 3646: 1-15. Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty. Whitten, A.J.,SJ Damanik, J. Anwar and Hisyam. 1984. The Ecology of Sumatra. Gadjahmada University Press, Yogyakarta. menyebabkan tabrakan antar molekul yang semakin sering, dan laju reaksi yang semakin cepat. Semua reaksi yang terjadi di dalam sel dipercepat oleh enzim yang aktivitasnya tergantung kepada pemeliharaan yang tepat dari struktur tersier dimana reagen harus dapat melekat tepat agar bereaksi. Dengan naiknya temperatur, peningkatan rangsangan molekuler cenderung merusak struktur, yang diikuti oleh penurunan aktivitas enzim dan laju reaksi. KESIMPULAN Ketinggian tempat berpengaruh pada kandungan vitamin C dan antioksidan pada buah C. pubescens di Dataran Tinggi Dieng. Kandungan vitamin C terbesar ada pada daging buah untuk buah bawah di ketinggian 2400 mg/100gram). m Kandungan dpl (89,25 Antioksidan terbesar ada pada daging buah untuk buah tengah di ketinggian 2400 m dpl (4,52 % per gram). Kandungan vitamin C dan antioksidan yang terbesar hingga yang terkecil adalah sebagai berikut: karika pada ketinggian 2400 meter dpl > karika pada ketinggian 1900 m dpl > karika pada ketinggian 1400 m dpl. DAFTAR PUSTAKA Budiyanti, T. Purnomo, S. Karsinah. Wahyudi, A. 2005. Karakterisasi 88 Aksesi Pepaya Koleksi Balai Penelitian Tanaman Buah. Buletin Plasma Nutfah. 11 (1): 21-27. 31