58 ANALISIS DAMPAK RASIO KEUANGAN TERHADAP - E

advertisement
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013
ISSN : 2086 - 5031
ANALISIS DAMPAK RASIO KEUANGAN TERHADAP LIKUIDITAS
SAHAM PADA INDUSTRI OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh: Variyetmi Wira, SE, MM
Dosen Program Studi Administrasi Bisnis
Politeknik Universitas Andalas, Padang
ABSTRACT
This study aims to obtain empirical evidence that financial ratio have a
significant effect on the level of liquidity in the Automotive industry in capital
market. The data would be conducted annually for each company during the
years 2002 to 2005. This study uses six independent variables and one dependent
variable. The independent variable are Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio
(DER), Return On Equity (ROE), Return On Investment (ROI), Earning Per
Share (EPS) and Price Equity Ratio (PER). While dependent variable is stock
liquidity that is measured by frequency of trading of shares of each company.
From the data, we obtained, partially only ROI and EPS have significant
influence on stock liquidity. While the other does not affect significantly.
Simultaneously, independent variables have a significant influence on the
dependent variable with a sig value 0.000. And independent variable able to
explain the dependent variable at 38%, and 62% can explained by other factors
that do not fit in the research model.
Keywords
:
financial ratio, stock liquidity, trading frequency
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembelian saham merupakan salah satu alternatif investasi yang menarik
bagi investor, karena ada dua return yang akan diharapkan. Pertama dividen,
merupakan keuntungan yang dibagikan oleh manajemen terhadap pemegang
saham. Kedua Capital Gain, merupakan selisih antara harga pada saat jual dan
beli saham.
Aspek yang paling menarik bagi investor adalah saham yang likuid.
Likuiditas merupakan kemampuan suatu aktiva atau instrumen untuk berubah
bentuk menjadi kas atau setara kas. Dengan kata lain jika investor ingin menjual
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
58
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013
ISSN : 2086 - 5031
saham, maka ada investor lain yang siap untuk membeli dan jika investor ingin
membeli saham, maka ada investor yang bersedia untuk menjual sahamnya.
Tingkat likuiditas suatu saham didorong oleh transaksi-transaksi yang
dilakukan terhadap saham, yang tercermin dari banyaknya transaksi yang
dilakukan perhari. Semakin sering suatu saham ditransaksikan menunjukkan
tingkat
mobilitas
yang
tinggi
dan
semakin
mudah
saham
tersebut
diperdagangkan. Dalam memutuskan suatu transaksi saham, seorang investor
harus mempertimbangkan beberapa faktor dengan teliti, diantaranya faktor
kondisi fundamental perusahaan, faktor teknis dan faktor sentimen pasar.
Kondisi fundamental perusahaan mengacu pada informasi tentang kinerja
perusahaan, resiko, ukuran prospek perusahaan maupun masalah kepemilikan
perusahaan tersebut. Faktor teknis merupakan faktor yang menggambarkan
perkembangan perdagangan saham di lantai bursa seperti harga perdana,
fluktuasi saham, jumlah harga saham, dan lain-lain. Sedangkan sentimen pasar
merupakan faktor-faktor lain yang tidak dapat diukur secara kuantitatif seperti
situasi politik, prilaku investor, kejadian luar biasa misalnya bencana alam dan
lain-lain.
Dalam menilai kinerja suatu perusahaan, investor harus melakukan
analisis terhadap laporan keuangan perusahaan emiten, sehingga terlihat saham
perusahaan layak atau tidak untuk dibeli. Salah satu cara dalam menganalisa
kinerja perusahaan adalah dengan analisa rasio keuangan perusahaan. Melalui
rasio keuangan investor dapat melihat kelemahan dan kekuatan perusahaan dan
dapat membuat perbandingan dalam dua hal. Pertama, investor dapat membuat
perbandingan rasio keuangan perusahaan dari waktu ke waktu untuk mengamati
trend (kecenderungan) yang sedang terjadi. Kedua, investor dapat membuat
perbandingan rasio keuangan perusahaan dengan perusahaan lain yang masih
bergerak dalam industri yang relatif sama pada periode tertentu.
Purnomo (1998) menyatakan bahwa penggunaan rasio keuangan
biasanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penting mengenai prestasi
operasional perusahaan. Pertanyaan ini dikelompokkan ke dalam empat kategori.
Pertama, bagaimana likuiditas perusahaan, yaitu membahas sejauh mana
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
59
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013
ISSN : 2086 - 5031
perusahaan mampu memenuhi tanggung jawabnya pada saat jatuh tempo.
Kedua, apakah manajemen menghasilkan laba yang memadai dari penggunaan
aset-aset
perusahaan,
yaitu
membahas
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan keuntungan. Ketiga, bagaimana perusahaan mendanai asetasetnya, yaitu membahas proporsi besarnya sumber-sumber pendanaan jangka
pendek atau panjang terhadap pemakaian aset perusahaan. Terakhir, apakah
pemegang saham menerima penghasilan yang memadai dari investasi yang telah
dilakukan.
Dalam penelitian ini penulis memilih industri otomotif yang terdaftar di
BEJ sebagai sampel penelitian dari tahun 2002 sampai tahun 2005. Industri
otomotif merupakan perusahaan yang sangat sensitif dengan keadaan ekonomi
secara makro dikenal dengan cyclical industries. Secara umum, saham
perusahaan cyclical akan menunjukkan hasil yang terbaik, ketika informasi
ekonomi dalam kondisi positif dan sebaliknya. Jika kondisi ekonomi dalam
keadaan kurang baik, maka perusahaan otomotif akan menghasilkan hasil yang
kurang baik juga (Bodie, Kane dan Marcus, 1999).
Hasil analisa rasio keuangan, akan memberikan penilaian terhadap
perusahaan oleh investor, sehingga akan mempengaruhi investor dalam
melakukan transaksi saham dan akhirnya akan berpengaruh terhadap tingkat
likuiditas saham. Berdasarkan hal di atas, penulis mencoba menuangkan dan
membahasnya dalam bentuk penelitian dengan judul: “Analisis Dampak Rasio
Keuangan terhadap Likuiditas pada Industri Otomotif di Bursa Efek Indonesia”.
Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang, maka permasalahan dapat dirumuskan:
bagaimana dampak rasio keuangan perusahaan yang dilihat dari Current Ratio
(CR), Debt Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Return On Investment
(ROI), Earning Per Share (EPS) dan Price Equity Ratio (PER) terhadap
likuiditas saham pada Industri Otomotif di Bursa Efek Indonesia.
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
60
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013
ISSN : 2086 - 5031
Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dilakukannya penelitian adalah menganalisis dampak rasio
keuangan terhadap likuditas saham. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk memperoleh bukti empiris bahwa rasio keuangan mempunyai dampak
yang signifikan terhadap tingkat likuiditas saham industri otomotif di pasar
modal Indonesia.
Tinjauan Kepustakaan
Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas
suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 2002). Dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya, manajemen akan melakukan berbagai aktivitas berkaitan
dengan
evaluasi
terhadap
kinerja
perusahaan,
merencanakan
aktivitas
perusahaan dimasa yang akan datang serta mendapatkan gambaran apakah
tujuan perusahaan sudah dapat dicapai (Niki Lukviarman, 2006). Analisis
keuangan, terutama analisis rasio keuangan adalah alat yang paling bermanfaat
intuk menentukan bagaimana aktivitas usaha dijalankan. Dengan pengamatan
dan analisis yang memadai atas hasil analisis rasio keuangan dapat membantu
manajemen untuk menemukan keuanggulan dan kelemahan perusahaan.
Penggunaan analisis rasio keuangan sangat bervariasi dan akan sangat
ditentukan oleh pihak yang menggunakannya. Disamping itu, analisis rasio
keuangan hanya memberi gambaran pada satu sisi saja, sehingga memerlukan
informasi tambahan agar dapat lebih bermanfaat dalam mengambil keputusan.
Oleh karena itu, analisis rasio hanya akan bermanfaat jika dibandingkan dengan
suatu standar tertentu yang jelas sesuai dengan tujuan manajemen.
Untuk analisis rasio keuangan, hanya diperlukan dua jenis laporan
keuangan yaitu laporan Neraca dan laporan Laba Rugi. Menurut Martono
(2001), terdapat empat kategori dasar analisis rasio keuangan:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios), merupakan rasio yang menunjukan
hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancer lainnya dengan hutang
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
61
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013
ISSN : 2086 - 5031
lancar. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansial perusahaan
yang harus segera dibayar atau kewajiban jangka pendek.
2. Rasio Aktivitas (Activity Ratios), dikenal dengan rasio efesiensi, yaitu
rasio yang mengukur efesiensi perusahaan dalam menggunakan assetasetnya.
3. Rasio Leverege Finansial (Financial Leverege Ratios), yaitu rasio yang
mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang
(pinjaman).
4. Rasio Keuntungan (Profitability Ratios) atau rentabilitas yaitu rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan
dari penggunaan modalnya.
Likuiditas Saham
Likuiditas yang dimaksud menurut Gitman & Joehnk (1996), “liquidity is
ability to convert an investment into cash quickly and with little or no loss
value”. Artinya likuiditas sebagai kemampuan untuk merealisasikan nilai ke
dalam bentuk uang sebagai aktiva yang paling lancar. Lebih jalas di terangkan
oleh Van Horne & Wachowicz (1998) menyebutkan likuiditas saham dengan
“marketability is the ability ti sell a significant volume of securities in short
period of time in the secondary market without significant price concession”.
Alat yang digunakan untuk pengukuran tingkat likuiditas saham suatu
perusahaan, ada beberapa metode yaitu:
1. Bid-ask Spread saham, yaitu selisih dari harga ask dengan harga Bid
dibandingkan dengan harga Ask (Saputra, et al;2002)
2. Trading Turnover atau lebih dikenal dengan TVA yaitu total volume
perdagangan yang diukur dengan jumlah saham yang diperdagangkan
dibandingkan dengan jumlah saham yang dikeluarkan oleh perusahaan
(Pham, et al;(2001))
3. Frekuensi Perdagangan, yaitu banyak kali transaksi terjadi di pasar
modal.
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
62
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013
ISSN : 2086 - 5031
Hubungan Teoritis Kinerja Keuangan dengan Tingkat Likuiditas Saham
Tingkat likuiditas saham dipengaruhi oleh kondisi fundamental
perusahaan. Salah satu faktor fundamental adalah kinerja perusahaan. Dalam
melakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan digunakan rasio keuangan
perusahaan. Diantaranya Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Return
On Equity (ROE), Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), Price
Equity Ratio (PER).
Secara teori pengaruh dari masing-masing rasio dengan likuiditas saham
adalah sebagai berikut:
a. Current Ratio (CR), merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya (current liability) dengan menggunakan aktiva
lancarnya. Rasio lancar yang rendah menunjukkan resiko likuiditas yang
tinggi, sedangkan rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan
aktiva lancar.
b. Debt Equity Ratio (DER), merupakan perbandingan antara total hutang
dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendanaan
perusahaan. Semakin besar DER menandakan struktur permodalan
perusahaan lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap
ekuitas. Semakin rendah DER menandakan semakin tinggi tingkat
pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham.
c. Return On Equity (ROE), merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan
antara laba setelah pajak dengan modal sendiri. Modal bisa terdiri dari modal
dengan sumber hutang. Sehingga semakin besar kewajiban terhadap hutang
maka akan semakin besar peningkatan pengembalian terhadap ekuitas,
dengan asumsi hasil investasi perusahaan lebih besar dari pada biaya hutang.
Semakin tinggi pengembalian terhadap modal menandakan perusahaan dapat
beroperasi dengan efisien yang akan menarik minat investor untuk
berinvestasi.
d. Return On Investment (ROI), merupakan rasio yang menunjukkan tingkat
profit yang diperoleh terhadap setiap penginvestasian yang dilakukan pada
asset. ROI diperoleh dengan membandingkan net income dengan total aktiva.
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
63
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013
ISSN : 2086 - 5031
ROI yang tinggi menggambarkan kinerja perusahaan yang bagus dan
kemampuan menghasilkan laba yang besar. Hal ini akan sangat menarik bagi
investor, sehingga saham perusahaan akan diperdagangakan secara aktif
(frekuensi perdagangan meningkat).
e. Earning Per Share (EPS), merupakan angka yang paling sering digunakan
dalam publikasi mengenai performance perusahaan yang menjual sahamnya
ke publik. EPS menggambarkan jumlah keuntungan yang bisa diperoleh
untuk setiap lembar saham biasa. Semakin tinggi EPS, menggambarkan
perusahaan mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik
kepada
pemegang
menggambarkan
saham
perusahaan
dan
sebaliknya.
tidak
mampu
Semakin
rendah
memberikan
EPS,
manfaat
sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.
f. Price Equity Ratio (PER), menunjukkan potensi pertumbuhan suatu
perusahaan dan evaluasi pasar terhadap penerimaan perusahaan. PER
diperoleh dengan membandingkan harga pasar perlembar saham biasa
dengan laba perlembar saham biasa. Semakin besar PER, menggambarkan
harga pasar dari setiap lembar saham biasa akan semakin baik. PER yang
terlalu tinggi mencerminkan nilai saham yang tang tinggi, dibandingkan
kemampuan perusahaan dalam membagikan deviden kepada pemegang
saham. Nilai saham akan mempengaruhi nilai transaksi perdagangan saham,
yang akhirnya akan mempengaruhi likuiditas saham itu sendiri.
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Rose (2002) menguji hubungan beberapa rasio keuangan dengan
perkembangan harga saham. Dihasilkan bahwa ROI dan NPM kurang memiliki
pengaruh terhadap harga saham, sebaliknya kenaikan ROE dan EPS dapat
menaikkan harga saham. Dengan kata lain ROE dan EPS memiliki hubungan
searah dengan perkembangan harga saham.
Hasil Penelitian Gordon (dikutip dari Syahib Natarsyah, 2000)
menunjukkan bahwa deviden, pertumbuhan pendapatan, tingkat likuiditas dan
ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang positif, sedangkan debt ratio dan
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
64
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013
ISSN : 2086 - 5031
standar deviasi dari pertumbuhan pendapatan mempunyai pengaruh yang negatif
terhadap harga saham.
Machfoedz (1994) melakukan penelitian tentang manfaat analisis laporan
keuangan dalam bentuk rasio keuangan untuk memprediksi laba tahun-tahun
sesudah laporan keuangan diterbitkan. Dengan menggunakan 89 sampel
perusahaan yang go public di BEJ dari yahun 1989 – 1993, Machfoedz
menemukan bahwa rasio keuangan tertentu bisa digunakan untuk memprediksi
earning satu tahun kedepan.
Hipotesis
Berdasarkan kerangka teori di atas, maka dapat dibuatkan hipotesa
sebagai berikut:
Ho : Rasio keuangan yang dilihat dari CR, DER, ROE, ROI, EPS dan PER
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat likuiditas saham
perusahaan
Ha : Rasio keuangan yang dilihat dari CR, DER, ROE, ROI, EPS dan PER
berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat likuiditas saham
perusahaan.
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis regresi berganda
untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y). Dengan model penelitian sebagai berikut (Firdaus,
2004):
Y = a +b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5+ b6X6 + e
Dimana : Y = Tingkat likuiditas saham (Frekuensi)
X1 = Current Ratio (CR)
X4 = Return On Investment (ROI)
X2 = Debt Equity Ratio (DER)
X5 = Earning Per Share (EPS)
X3 = Return On Equity (ROE)
X6 = Price Equity Ratio (PER)
a = Konstanta
b = koefisien dari variabel
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
65
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013
ISSN : 2086 - 5031
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian adalah perusahaan yang listing di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Pengambilan sampel menggunakan purposif sampling yaitu
perusahaan yang temasuk pada industri otomotif dari tahun 2002 sampai tahun
2005.
Teknik Pengumpulan Data dan Analisa Data
Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari aktiva lancar,
hutang lancar, total hutang, total modal sendiri, laba setelah pajak, laba operasi,
penyusutan, harga saham dan jumlah saham beredar. Data ini dikumpulkan
untuk periode empat tahun dari tahun 2002 sampai tahun 2005. Data ini
diperoleh dengan lengkap dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
dan JSX Statistic Monthly. Selain itu juga diperoleh dari situs resmi BEJ:
www.idx.co.id.
Tabel 1. Daftar Perusahaan
No
Nama Perusahaan
1 ACAP Andhi Chandra Automotive Products Tbk
2 ADMG GT Petrochem Industries Tbk
3 ASII Astra International Tbk
4 AUTO Astra Otoparts Tbk
5 BRAM Branta Mulia Tbk
6 GDYR Goodyear Indonesia Tbk
7 HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk
8 GJTL Gajah Tunggal Tbk
9 IMAS Indomobil Sukses International Tbk
10 INDS Indospring Tbk
11 INTA Intraco Penta Tbk
12 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk
13 NIPS Nipress Tbk
14 PRAS Prima Alloy Steel Tbk
15 SUGI Sugi Samapersada
16 SMSM Selamat Sempurna Tbk
17 TURI Tunas Ridean Tbk
18 UNTR United Tractors Tbk
Sumber : Indonesian Capital Market Directory 2002 – 2005
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
66
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013
ISSN : 2086 - 5031
Definisi dan Pengukuran Variabel
Tabel 2. Pengukuran Variabel
Rasio keuangan
Pengukuran
1. Current Ratio (CR)
Aktiva lancar
CR =
Hu tan glancar
2. Debt Equity Ratio (DER)
Total Hu tan g
DER =
x100%
Total Modal Sendiri
3. Return On Equity (ROE)
Laba setelah pajak
ROE =
x 100%
mod al sendiri
4. Return On Investment (ROI)
EBIT + Penyusu tan
ROI =
x 100%
Total aktiva
5. Earning Per Share (EPS)
Earning AfterTax
EPS =
Jumlah saham beredar
6. Price Equity Ratio (PER)
H arg a per lembar saham biasa
PER =
Laba per lembar saham
7. Likuiditas
−
∑ frekuensi bulanan
F=
12
ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Tabel 3. Statistik Deskriptif Sampel
Variabel
Mean
Standar Deviasi
Frekuensi
1401,9768517
2666,83822003
CR
1,9330490
1,16572190
DER
2,5424169
5,37302954
ROE
0,2561446
1,16878892
ROI
6,6900000
8,39149251
EPS
245,1007290
387,96742303
PER
10,0009211
26,17580387
Sumber: Data diolah
N
72
72
72
72
72
72
72
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa dari seluruh sampel diperoleh sebanyak
72 observasi. Secara keseluruhan rata-rata frekuensi perdagangan saham adalah
1401,98 kali dengan standar deviasi 2666,84. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Return On
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
67
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013
ISSN : 2086 - 5031
Equity (ROE), Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS) dan Price
Equity Ratio (PER).
Analisa Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Likuiditas Saham
Secara ringkas pengujian uji t hasil regresi rasio keuangan perusahaan
terhadap frekuensi perdagangan saham dapat dilihat pada tabel berikut:
Model
Tabel 6. Hasil Regresi
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
1078,922
677,168
CR
-187,547
239,938
DER
-1,820
76,178
ROE
-22,603
384,281
ROI
-112,620
49,337
EPS
5,557
0,982
PER
8,737
10,257
a Dependent Variable: Frekuensi
Sumber : Data diolah
t
Sig.
Beta
1
-0,082
-0,004
-0,010
-0,354
0,808
0,086
1,593
-0,782
-0,024
-0,059
-2,283
5,660
0,852
0,116
0,437
0,981
0,953
0,026
0,000
0,397
Dari hasil pengolahan data tersebut dapat diperoleh suatu persamaan
regresi sebagai berikut:
Y = 1078,922 – 187,547X1 – 1,820X2 – 22,603X3 – 112,620X4 +
5,557X5 + 8,737X6
Pengaruh Current Rasio (CR) terhadap Likuiditas Saham
Tabel 7. Hasil Statistik Variabel CR
R
R square Koefisien regresi
T tabel
T hitung
0,169
0,029
-387,310
2,000
-1,437
Sumber : Data diolah
Sig
0,155
Dari hasil statistik uji t pada tabel 7, diperoleh t hitung untuk CR sebesar
1,437 dan t tabel 2,000. Dengan demikian nilai t-hitung lebih kecil dari nilai ttabel dan tingkat signifikansi sebesar 0,155 lebih besar dari taraf signifikansi
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
68
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013
ISSN : 2086 - 5031
0,05. Sehingga secara parsial dapat dikatakan bahwa CR tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas saham.
Besarnya koefisien korelasi CR terhadap likuiditas saham adalah 0,169.
Korelasi ini tergolong lemah karena nilai mendekati 0 dan terjadi hubungan
linear yang negatif. Artinya semakin besar CR, maka frekuensi perdagangan
cenderung mengalami penurunan dan sebaliknya. Dengan koefisien regresi 387,310, menunjukkan bahwa jika CR naik 1 (satu) akan menyebabkan
penurunan likuiditas sebesar 387,310 kali.
Besarnya koefisien determinasi adalah sebesar 0.029 atau 2,9%. Hal ini
berarti bahwa 2,9% perubahan likuiditas dipengaruhi oleh perubahan CR,
sedangkan 97,1% dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Pengaruh Debt Equity Ratio (DER) terhadap Likuiditas Saham
Tabel 8. Hasil Statistik Variabel DER
R
R square Koefisien regresi T tabel
T hitung
0,038
0,001
18,762
2,000
0,316
Sumber : Data diolah
Sig
0,753
Dari hasil statistik uji t pada tabel 8, diperoleh t-hitung untuk DER
sebesar 0,316 dan t-tabel 2,000. Dengan demikian nilai t-hitung lebih kecil dari
nilai t-tabel dan tingkat signifikansi sebesar 0,753 lebih besar dari taraf
signifikansi 0,05. Sehingga secara parsial dapat dikatakan bahwa DER tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas saham.
Besarnya koefisien korelasi DER terhadap likuiditas saham adalah 0,038.
Korelasi ini tergolong lemah karena nilai mendekati 0 dan terjadi hubungan
linear yang positif. Artinya semakin besar DER, maka frekuensi perdagangan
cenderung mengalami peningkatan dan sebaliknya. Dengan koefisien regresi
18,762, menunjukkan bahwa jika DER naik 1 (satu) akan menyebabkan
peningkatan likuiditas sebesar 18,762 kali.
Besarnya koefisien determinasi adalah sebesar 0,001 atau 0,1%. Hal ini
berarti bahwa 0,1% perubahan likuiditas dipengaruhi oleh perubahan DER,
sedangkan 99,9% dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
69
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013
ISSN : 2086 - 5031
Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Likuiditas Saham
Tabel 9. Hasil Statistik Variabel ROE
R
R square Koefisien regresi
T tabel
T hitung
0,135
0,018
308,368
2,000
1,141
Sumber : Data diolah
Sig
0,258
Dari hasil statistik uji t pada tabel 9, diperoleh t-hitung untuk ROE
sebesar 1,141 dan t-tabel 2,000. Dengan demikian nilai t-hitung lebih kecil dari
nilai t-tabel dan tingkat signifikansi sebesar 0,258 lebih besar dari taraf
signifikansi 0,05. Sehingga secara parsial dapat dikatakan bahwa ROE tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas saham.
Besarnya koefisien korelasi ROE terhadap likuiditas saham adalah 0,135.
Korelasi ini tergolong lemah karena nilai mendekati 0 (nol) dan terjadi hubungan
linear yang positif. Artinya semakin besar ROE, maka frekuensi perdagangan
cenderung mengalami peningkatan dan sebaliknya. Dengan koefisien regresi
308,368, menunjukkan bahwa jika ROE naik 1 (satu) persen akan menyebabkan
peningkatan likuiditas sebesar 308,368 kali.
Besarnya koefisien determinasi adalah sebesar 0,018 atau 1,8%. Hal ini
berarti bahwa 1,8% perubahan likuiditas dipengaruhi oleh perubahan ROE,
sedangkan 98,2% dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Pengaruh Return On Investment (ROI) terhadap Likuiditas Saham
Tabel 10. Hasil Statistik Variabel ROI
R
R square
Koefisien regresi
T tabel
T hitung
0,234
0,055
74,384
2,000
2,014
Sumber : Data diolah
Sig
0,048
Dari hasil statistik uji t pada tabel 10, diperoleh t-hitung untuk ROI
sebesar 2,014 dan t-tabel 2,000. Dengan demikian nilai t-hitung lebih besar dari
nilai t-tabel dan tingkat signifikansi sebesar 0,048 lebih kecil dari taraf
signifikansi 0,05. Sehingga secara parsial dapat dikatakan bahwa ROI
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas saham.
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
70
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013
ISSN : 2086 - 5031
Besarnya koefisien korelasi ROI terhadap likuiditas saham adalah 0,235.
Korelasi ini tergolong agak kuat karena nilai mendekati 0,5 dan terjadi hubungan
linear yang positif. Artinya semakin besar ROI, maka frekuensi perdagangan
cenderung mengalami peningkatan dan sebaliknya. Dengan koefisien regresi
74,384, menunjukkan bahwa jika ROI naik 1 (satu) persen akan menyebabkan
peningkatan likuiditas sebesar 74,384 kali.
Besarnya koefisien determinasi adalah sebesar 0,055 atau 5,5%. Hal ini
berarti bahwa 5,5% perubahan likuiditas dipengaruhi oleh perubahan ROI,
sedangkan 94,5% dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Likuiditas Saham
Tabel 11. Hasil Statistik Variabel EPS
R
R square Koefisien regresi
T tabel
T hitung
0,558
0,311
3,836
2,000
5,627
Sumber : Data diolah
Sig
0,000
Dari hasil statistik uji t pada tabel 11, diperoleh t-hitung untuk EPS
sebesar 5,627 dan t-tabel 2,000. Dengan demikian nilai t-hitung lebih besar dari
nilai t-tabel dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf
signifikansi 0,05. Sehingga secara parsial dapat dikatakan bahwa EPS
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas saham.
Besarnya koefisien korelasi EPS terhadap likuiditas saham adalah 0,558.
Korelasi ini tergolong kuat karena nilainya mendekati 1 dan terjadi hubungan
linear yang positif. Artinya semakin besar EPS, maka frekuensi perdagangan
cenderung mengalami peningkatan dan sebaliknya. Dengan koefisien regresi
3,836, menunjukkan bahwa jika EPS naik 1 (satu) rupiah akan menyebabkan
peningkatan likuiditas sebesar 3,836 kali.
Besarnya koefisien determinasi adalah sebesar 0,311 atau 31,1%. Hal ini
berarti bahwa 31,1% perubahan likuiditas dipengaruhi oleh perubahan ROI,
sedangkan 68,9% dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
71
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013
ISSN : 2086 - 5031
Secara teoritis EPS berpengaruh positif terhadap likuiditas saham yaitu
frekuensi perdagangan sahamnya. Jadi semakin tinggi EPS maka semakin
meningkat frekuensi perdagangan saham. Hal ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ross (2002) yang menguji hubungan beberapa rasio
keuangan dengan perkembangan harga saham. Didaptkan hasil bahwa ROI dan
NPM kurang memiliki pengaruh terhadap perkembangan harga saham, namun
sebaliknya kenaikan harga ROE dan EPS dapat menaikkan harga saham, dengan
kata lain ROE dan EPS memiliki hubungan yang searah dengan perkembangan
harga saham.
Pengaruh Price Equity Ratio (PER) terhadap Likuiditas Saham
Tabel 12. Hasil Statistik Variabel PER
R
R square
Koefisien regresi T tabel
T hitung
0,008
0,000
-0,779
2,000
-0,064
Sumber : Data diolah
Sig
0,949
Dari hasil statistik uji t pada tabel 12, diperoleh t-hitung untuk PER
sebesar 1,437 dan t tabel 2,000. Dengan demikian nilai t-hitung lebih kecil dari
nilai t-tabel dan tingkat signifikansi sebesar 0,949 lebih besar dari taraf
signifikansi 0,05. Sehingga secara parsial dapat dikatakan bahwa PER tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas saham.
Besarnya koefisien korelasi PER terhadap likuiditas saham adalah 0,008.
Korelasi ini tergolong lemah karena nilai mendekati 0 dan terjadi hubungan
linear yang negatif. Artinya semakin besar PER, maka frekuensi perdagangan
cenderung mengalami penurunan dan sebaliknya. Dengan koefisien regresi 0,779, menunjukkan bahwa jika PER naik 1 (satu) akan menyebabkan
penurunan likuiditas sebesar 0,779 kali.
Besarnya koefisien determinasi adalah sebesar 0,000 atau 0%. Hal ini
berarti bahwa 0% perubahan likuiditas dipengaruhi oleh perubahan PER.
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
72
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013
ISSN : 2086 - 5031
Analisa Secara Bersama Dampak Rasio Keuangan terhadap Likuiditas
Saham
Untuk menguji variabel independen (CR, DER, ROE, ROI, EPS dan PER)
berpengaruh secara serentak terhadap variabel dependen (frekuensi perdagangan
saham), dapat dilakukan dengan uji F.
Tabel 13. Hasil Uji F (ANOVA)
R
R Square
F-tabel
F hitung
0,616
0,380
2,25
6,639
Sumber : Data diolah
Sig
0,000
Dari tabel 13 diketahui bahwa angka koefisien korelasi berganda adalah
0,616. Ini berarti besarnya perubahan variabel independen secara bersama-sama
terhadap dependen adalah 0,616. Korelasi ini tergolong kuat, karena nilai R
berada di atas 0,5.
Besarnya koefisien determinasi (R square) adalah 0,380 atau 38%. Hal
ini menunjukkan bahwa hanya 38% perubahan variabel independent mampu
menjelaskan perubahan variabel dependen (frekuensi perdagangan saham).
Sedangkan sisanya sebesar 62% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak masuk
dalam model regresi. Rendahnya nilai R square, memberikan petunjuk bahwa
variasi tingkat likuiditas saham bersifat acak, tidak dipengaruhi sepenuhnya
dengan hanya mengendalikan kienrja perusahaan melalui rasio keuangan
perusahaan. Hal ini disebabkan oleh karena orientasi investor sudah beralih dari
dividen oriented menjadi capital gain oriented.
Kemungkinan faktor lain tersebut adalah faktor fundamental lainnya
serta variabel makro ekonomi seperti tingkat bunga, kurs, neraca pembayaran
dan kondisi ekonomi lainnya serta variabel non ekonomi. Variabel-variabel
diluar kondisi perusahaan tersebut sangat mungkin mempengaruhi kinerja
perusahaan sekaligus rasio keuangan perusahaan yang tercermin dalam frekuensi
perdagangan.
Dari tabel 13 diperoleh nilai F-hitung adalah 6,639 dan F-tabel adalah
2,25. Terlihat nilai F-hitung lebih besar dari nilai dari nilai F-tabel. Dan tingkat
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
73
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013
ISSN : 2086 - 5031
signifikansi menghasilkan nilai 0,000 yang berarti nilai tersebut lebih kecil dari
taraf signifikansi sebesar 0,05. Ini berarti tolak Ho dan terima Ha. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pengaruh variabel independen yang terdiri dari rasio
keuangan perusahaan (CR, DER, ROE, ROI, EPS dan PER) terhadap variabel
dependen yaitu frekuensi perdagangan saham adalah signifikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini menggunakan industri otomotif sebagai objek penelitian
dengan data yang diambil secara tahunan selama tahun 2002 sampai tahun 2005.
Penelitian ini menggunakan enam variabel independen dan satu variabel
dependen. Keenam variabel tersebut adalah Current Ratio (CR), Debt Equity
Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Return On Investment (ROI), Earning
Per Share (EPS) dan Price Equity Ratio (PER). Sedangkan variabel
dependennya adalah tingkat likuiditas saham yang diukur dengan melihat
frekuensi perdagangan saham dari masing-masing perusahaan.
Berdasarkan hasil analisa regresi, secara umum dapat disimpulkan
bahwa :
1. Dari keenam variabel dalam model regresi hanya variabel ROI dan EPS
yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap likuditas saham
pada industri otomotif. Korelasinya tergolong kuat dan mempunyai
hubungan linear positif.
2. Empat variabel lainnya yaitu CR, DER, ROE dan PER tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas saham pada industri
otomotif.
Hal
ini
mengindikasikan
bahwa
investor
kurang
memperhatikan variabel ini dan lebih mempertimbangkan variabel
lainnya.
3. Dari hasil Uji F (ANOVA) bisa dilihat dari nilai signifikansi sebesar
0,000, dimana lebih kecil dari nilai taraf signifikansi 0,05. Sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
secara
serentak
variabel
independen
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
74
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013
ISSN : 2086 - 5031
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, yang
berarti Ho di tolak dan terima Ha.
Implikasi dari penelitian ini adalah dalam industri otomotif, investor
lebih memperhatikan aspek fundamental perusahaan, karena sifat dari industri
ini yang cyclical (cepat terpengaruh oleh faktor eksternal), terutama ROI dan
EPS. Sehingga investor cenderung melihat dan mendapatkan keuntungan jangka
pendek.
Saran
1. Dari hasil penelitian hanya variabel ROI dan EPS saja yang signifikan
terhadap likuiditas saham pada industri otomotif. Jadi disarankankan
pada para investor agar melihat rasio ini sebelum membeli saham
perusahaan sebagai faktor utama dalam pengambilan keputusan di
samping juga rasio lainnya.
2. Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, maka disarankan
kepada peneliti selanjutnya untuk memperluas objek penelitian dan
menambah periode waktu penelitian agar hasil yang diperoleh lebih baik
lagi.
3. Peneliti selanjutnya sebaiknya juga menambahkan faktor-faktor lainnya
yang mempengaruhi tingkat likuiditas saham, selain aspek keuangan
yang termasuk dalam faktor fumdamental perusahaan, tapi juga melihat
kepada aspek teknikal serta pengaruh ekonomi makro dan juga
mempertimbangkan efek industri.
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
75
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013
ISSN : 2086 - 5031
DAFTAR PUSTAKA
Bodie, Zvi, Alex Kane, Alan J. Marcus. 1999, Investments Fourth Edition,
McGraw-Hill, Singapore
Ekaputra, Irwan dan Oka Zuraini. 2006, Stock Split, Fraksi Perdagangan dan
likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta, Majalah Usahawan no.12 TH
XXXV Desember 2006
Firdaus, Muhammad. 2004, Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif, Bumi
Aksara. Jakarta
Gitman, Lawrence and Joehnk, Michael. 1996, Fundamental of Investing,
Harper Collins
Hanafi, Mamduh M. 2004. Manajemen Keuangan Edisi 2004/2005. BPFE.
Yogyakarta
Helfert, A. Erich. 1999, Analisa Laporan Keuangan Edisi ketujuh, Erlangga,
Jakarta
Horne, Van & Wachowicz. 1998, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan Buku
II, Salemba Empat, Jakarta
Husnan, Suad. 2001, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi
ke-3, UPP AMP YKPN, Yogyakarta
Keown, Arthur J, et al. 1999, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Terjemahan
Chairul D, Djakman, SE.Ak, MBA, Jilid 1, Salemba Empat, Jakarta
Lukviarman, Niki. 2006, Dasar Dasar Manajemen Keuangan, Andalas
University Press, Padang
Martono, dan Harjito, Agus. 2001, Manajemen Keuangan Edisi Pertama,
Ekonisia, Yogyakarta
Munawir, S. 1998, Analisa Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta
Natarsyah, Syahib. 2000, Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan
Resiko Sistematis Terhadap harga saham pada industri Barang
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
76
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013
ISSN : 2086 - 5031
Konsumsi yang go Public di pasar Modal, Jurnal Ekonomi dan Bisnis,
Vol 15, No 3, pp 294-312
Nugroho, Agung. 2004, Strategi Jitu Memilih Strategi Statistik Penelitian
dengan SPSS, Andi, Yogyakarta
Purnomo, Yogo. 1998, Keterkaitan Kinerja Keuangan dengan Harga Saham,
Usahawan No.12 TH XXVII Desember 1998
Ross, Stephen, et al. 1991, Corporate Finance, Toppan Co. Ltd, Tokyo Japan
Tandelilin, E. 2001, Analisa Investasi dan Manajemen Portofolio, BPFEYogyakarta
Wira, Variyetmi dan Afriyeni, Endang. 2007. Pengaruh Insider Ownership
terhadap Likuiditas Saham Pada Perusahaan Yang listing di bursa Efek
Jakarta (BEJ). Politeknik Negeri Padang. Padang
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
77
Download