Saat ini Indonesia sedang mengalami keterpurukan dalam

advertisement
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
1
ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP SAHAM
PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI
NENY RUSVITA
[email protected]
Sri Utiyati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the influence of current ratio, return on investment, return
on equity, price earnings ratio, debt to equity ratio, earnings per share and dividend payout ratio
either simultaneously or partially to the stock price. Meanwhile, the multiple regressions analysis
which is meant to estimate the number of regression coefficient in order to show the influence of
current ratio, return on investment, return on equity, price earnings ratio, debt to equity ratio,
earnings per share and dividend payout ratio both simultaneously and partially to the stock price at
cigarette companies which are listed in Indonesia Stock Exchange. The result of simultaneous test
shows that the variable which is simultaneously used in this research has significant influence to the
stock price. This result indicates that the fluctuation of stock prices on the cigarette’s companies which
are listed in the Indonesia Stock Exchange depend on the fluctuation of current ratio, price earnings
ratio, debt to equity ratio, and dividend payout ratio level which is owned by those companies.
Keywords: Financial Ratio, Stock Price, Simultaneous Influence, Partial Influence.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh current ratio, return on investment, return
on equity, price earnings ratio, debt to equity ratio, earnings per share dan dividend payout ratio baik
secara simultan maupun parsial terhadap harga saham. Sedangkan, teknik analisa yang
digunakan adalah analisa regresi berganda yang bertujuannya untuk menduga besarnya
koefisien regresi guna menunjukkan besarnya pengaruh current ratio, return on investment,
return on equity, price earnings ratio, debt to equity ratio, earnings per share dan dividend payout
ratio baik secara simultan maupun parsial terhadap harga saham pada perusahaan rokok
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil pengujian simultan menunjukkan model yang
digunakan dalam penelitian secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga
saham. Hasil ini mengindikasikan bahwa naik turunnya harga saham pada perusahaan
rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tergantung oleh naik turunnya tingkat current
ratio, price earnings ratio, debt to equity ratio, dan dividend payout ratio yang dimiliki oleh
perusahaan-perusahaan tersebut.
Kata Kunci
Rasio Keuangan, Harga Saham, Pengaruh Simultan, Pengaruh Parsial.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
2
PENDAHULUAN
Mekanisme pasar modal yang teratur, tertib dan terbuka menciptakan lingkungan
yang lebih kondusif bagi para investor untuk mengambil keputusan yang realistis.
Keterbukaan pasar modal dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh investor
akan memperkecil ketidakpastian yang dihadapinya dalam mengambil keputusan investasi,
sehingga kemungkinan terdistrorsinya proses alokasi sumberdaya berupa dana dari
investor juga akan semakin kecil. Pasar modal memiliki peranan penting dalam kegiatan
ekonomi. Di banyak negara terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi
pasar. Pasar modal telah menjadi sumber dan alternatif bagi perusahaan disamping bank.
Keunggulan pasar modal dibanding bank adalah untuk mendapatkan dana suatu
perusahaan tidak perlu menyediakan agunan seperti yang disyaratkan oleh bank,
melainkan menunjukkan prospek yang baik maka surat berharga akan laku terjual di pasar
modal.
Bagi dunia usaha, sektor perbankan atau lembaga keuangan lain merupakan sumber
pembiayaan jangka pendek, sedangkan pasar modal lebih dilihat sebagai sumber
pembiayaan jangka panjang. Sehingga dalam perkembangan pasar modal selain berfungsi
untuk kegiatan jangka panjang perusahaan yang membutuhkannya juga dapat merupakan
tambahan alternatif bagi investasi yang selama ini dirasakan sangat terbatas di Indonesia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan harga saham dipasar modal banyak
macamnya, dimana faktor-faktor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung
harga dari perusahaan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga saham dibagi
menjadi 3 kategori yaitu faktor yang bersifat fundamental, faktor yang bersifat teknis serta
faktor sosial, ekonomi dan politik. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi penawaran
dan permintaan masyarakat atas saham yang diperdagangkan di pasar modal. Sehingga
juga mempengaruhi harga saham atau sebaliknya.
Harga saham sebagai salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan
pengelolaan perusahaan, dimana kekuatan pasar di bursa saham ditunjukkan dengan
adanya transaksi jual beli saham perusahaan tersebut di pasar modal. Terjadi syarat
investasi tersebut didasarkan pada pengamatan para investor terhadap prestasi perusahaan
dalam meningkatkan keuntungan. Pemegang saham yang tidak puas terhadap kinerja
manajemen dapat menjual saham yang dimiliki dan menginvestasikan uangnya ke
perusahaan lain. Jika hal ini dilakukan maka akan menurunkan harga pasar saham suatu
perusahaan.
Untuk dapat unggul dalam persaingan setiap perusahaan harus memiliki kinerja
perusahaan yang baik dan sumber daya pembiayaan yang besar untuk investasi. Keputusan
yang diambil oleh seorang investor yang rasional selalu dipengaruhi oleh tingkat risiko
(risk) dan kembalian yang diharapkan (expected return) investor yang rasional akan berusaha
mendapatkan expected return maksimum dengan tingkat resiko yang minimum.
Untuk menilai investasi saham digunakan beberapa analisis yaitu analisis tentang
kondisi politik, kondisi pasar global yang mempengaruhi aliran dana investasi yaitu analisis
fundamental dan analisis teknikal. Analisis teknikal berusaha menilai prospek harga saham
dari waktu ke waktu. Pada analasis teknikal ini menggunakan data mengenai pasar yang
bersangkutan sebagai upaya untuk dapat mengakses permintaan dan penawaran suatu
saham secara keseluruhan. Sedangkan analisis fundamental berusaha menilai suatu saham
berdasarkan riset data yang meliputi riset tentang kondisi ekonomi yang meliputi inflasi,
suku bunga, pertumbuhan ekonomi nasional, pengangguran, kurs valas dan riset tentang
investasi yaitu analisis tentang data-data laporan keuangan perusahaan dan rasio-rasio
keuangan perusahaan yang meliputi total penghasilan, laba operasional total penjualan,
prospek pemasaran.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
3
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan pokok permasalahan yang
akan dibahas adalah “Apakah faktor fundamental yang terdiri dari current ratio, return on
investmen, return on equity, price earning ratio, debt to equity ratio, earning per share dan dividen
pay out ratio secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan rokok
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?”, “Apakah faktor fundamental yang terdiri dari
current ratio, return on investmen, return on equity, price earning ratio, debt to equity ratio, earning
per share dan dividen pay out ratio secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?”, “Manakah diantara faktor
fundamental yang terdiri dari current ratio, return on investmen, return on equity, price earning
ratio, debt to equity ratio, earning per share dan dividen pay out ratio yang memiliki pengaruh
dominan terhadap harga saham pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia ?” Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui signifikansi pengaruh faktor fundamental
yang terdiri dari current ratio, return on investmen, return on equity, price earning ratio, debt to
equity ratio, earning per share dan dividen pay out ratio secara simultan terhadap harga saham
pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”, “Untuk mengetahui
signifikansi pengaruh faktor fundamental yang terdiri dari current ratio, return on investmen,
return on equity, price earning ratio, debt to equity ratio, earning per share dan dividen pay out ratio
secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.”, “Untuk mengetahui pengaruh paling dominan diantara faktor fundamental
yang terdiri dari current ratio, return on investmen, return on equity, price earning ratio, debt to
equity ratio, earning per share dan dividen pay out ratio yang memiliki terhadap harga saham
pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
Tinjauan Teoritis
Pasar Modal
Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang
terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga
perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga ynag beredar
(Sunariyah, 2006:4), Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana
bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrument keuangan jangka panjang
yang umumya lebih dari 1 (satu) tahun. Berdasarkan definisi di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pasar modal merupakan pasar yang sangat terorganisir karena terdapat
serangkaian peraturan yang mengikat pihak-pihak yang terkait di dalamnya dan komoditi
yang diperdagangkan adalah surat-surat berharga jangka pendek.
Jenis Pasar Modal
Menurut Samsul (2006:46) Jenis Pasar Modal dapat dikategorikan menjadi 4 pasar, yaitu:
(a). Pasar Pertama / perdana adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang pertama kali
menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum. (b). Pasar Kedua (sekunder) adalah
tempat atau sarana transaksi jual-beli efek antar investor dan harga dibentuk oleh investor
melalui perantara efek. (c). Pasar Ketiga adalah sarana transaksi jual-beli efek antar market
maker (anggota bursa) serta investor dan harga dibentuk oleh market maker. (d). Pasar
Keempat adalah sarana transaksi jual-beli antara investor jual dan investor beli tanpa
melakukan perantara efek.
Instrumen di Pasar Modal
Menurut Samsul (2006:45) bentuk instrumen di pasar modal disebut efek, yaitu surat
berharga yang berupa : (a). Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana
pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder). Adapun
jenis-jenis saham menurut manfaatnya: (1). Saham Biasa (common stock) Adalah jenis saham
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
4
yang akan menerima laba setelah laba bagian preferen dibayarkan. Apabila perusahaan
bankrut, maka pemegang saham biasa yang menderita terlebih dahulu. Perhitungan indeks
harga saham didasarkan pada harga saham biasa. (2). Saham Preferen (preferred stock) adalah
jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba
kumulatif. Hak kumulatif adalah hak untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada
suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayarkan pada tahun yang mengalami
keuntungan, sehingga saham preferen akan menerima laba dua kali. (b). Obligasi (bonds)
adalah tanda bukti perusahaan memiliki utang jangka panjang kepada masyarakat yaitu di
atas 3 tahun. Pihak yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) dan
pemegang obligasi akan menerima kupon sebagai pendapatan dari obligasi yang
dibayarkan setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali. (c). Bukti right adalah hak untuk membeli
saham pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Hak membeli dimiliki oleh
pemegang saham lama. Harga tertentu di sini berarti harganya sudah ditetapkan di muka
dan biasa disebut harga pelaksanaan atau harga tembusan (strike price atau exercise price).
(d). Bukti waran adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu
tertentu. Waran tidak saja dapat diberikan kepada pemegang saham lama, tetapi juga
sering diberikan kepada pemegang obligasi sebagai pemanis (sweetener) pada saat
perusahaan menerbitkan obligasi. Jangka waktu tertentu berarti setelah 6 bulan, atau dapat
setelah 3 tahun, 5 tahun, atau 10 tahun. (e). Produk turunan atau biasa disebut derivative
adalah indeks harga saham dan indeks kurs obligasi. Indeks saham dan indeks obligasi
adalah angka indeks yang diperdagangkan untuk tujuan spekulasi dan lindung nilai
(hedging). Perdagangan yang dilakukan tidak memerlukan penyerahan barang secara fisik,
melainkan hanya perhitungan untung rugi dari selisih antara harga beli harga jual.
Saham
Salah satu surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal adalah saham.
Menurut Samsul (2006:46) saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana
pemiliknya juga disebut sebagai pemegang saham (shareholder/stockholder). (1). Harga saham
suatu perusahaan dapat berubah-ubah,perubahan harga saham ini dapat terjadi karena
beberapa hal, perubahan harga saham pada dasarnya disebabkan oleh adanya interaksi dari
permintaan dan penawaran di pasar modal. Harga saham yang cenderung naik mempunyai
dampak adanya capital gain, atau dapat menggambarkan kondisi perusahaan yang
cenderung cukup baik atau mempunyai prospek jangka panjang yang menjanjikan.
Sebaliknya, harga saham cenderung turun, dapat mengakibatkan capital loss dan permintaan
akan saham juga akan turun, selain hal ini mennjukkan kekurangpercayaan para investor
terhadap kemampuan atau prospek jangka panjang dari perusahaan. (2). Jenis Saham
menurut Jogiyanto (2003:67) saham dapat dibagi menjadi 3 yaitu: (a). Saham
Preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham
biasa. Seperti obligasi yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga
memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen. Dibandingkan saham biasa, saham
preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak pembayaran
terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, saham preferen dianggap mempunyai
karakteristik di tengah-tengah antara obligasi dan saham biasa. (b). Saham Biasa jika
perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam
bentuk saham biasa (common stock). Menurut Jogiyanto (2003:70) sebagai pemilik
perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak antara lain: (1).Hak
kontrol. (2). Hak menerima Pembagian Keuntungan. (3). Hak Preemptive.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
5
Kelebihan dan kelemahan saham
Kelebihan saham biasa: (1). Saham biasa tidak mendapat deviden secara tetap, tetapi sangat
bergantung pada kemampuan korporasi menciptakan keuntungan (earning power). (2).
Saham biasa tidak memiliki tanggal jatuh tempo. (3). Saham biasa dapat dipergunakan
sebagai surat kredit. (4). Saham biasa memiliki expected return, tidak seperti saham
preferen. (5). Saham biasa mengikuti tingkat inflasi, tidak seperti saham preferen. (6). Return
dari saham biasa pajak perorangan rendah, sedangkan saham preferen tidak. Kelemahan
saham biasa: (1). Bila kebutuhan dana dipenuhi dengan penerbitan saham atau emisi, berarti
akan menambah jumlah stockholders baru. (2). Biaya untuk go public sangat tinggi pada saat
penjualan perdana (primary market). (3). Apabila kekurangan dana dengan penerbitan saham
biasa, hanya menjadi salah satu alternatif dibanding pendanaan lainnya. (4). Deviden saham
biasa menjadi subjek pajak perorangan sedangkan bond tidak.
Nilai Saham
Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih (net asset) yang dimiliki oleh
pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. karena aktiva bersih adalah sama
dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai per lembar saham adlah total ekuitas
dibagi dengan jumlah saham yang beredar. (a). Nilai Pasar (Market Value) (b).Nilai Intrinsik
(Fundamental Value).
Analisis dan Penilaian Investasi Saham
Ada dua macam pendekatan analisis yang dapat digunakan untuk menentukan nilai
intrinsik dari saham yaitu : (a). Analisis fundamental untuk menghitung nilai intrinsik dari
suatu saham dengan menggunakan data fundamental yaitu data yang berasal dari
keuangan perusahaan (seperti : laba, dividen, penjualan dan sebagainya), sehingga disebut
juga analisis perusahaan (Husnan, 2001:315). Menurut Tandelilin (2001:184), dalam
penentuan nilai intrinsik analisis fundamental dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu
pendekatan nilai sekarang (present value approach) dan pendekatan Price Earning Ratio (PER).
(b). Analisis Teknikal menurut Tandelilin (2001:248) menyatakan bahwa analisis teknikal
mendasarkan diri pada data-data pasar masa lalu sebagai dasar untuk mengestimasi harga
saham di masa yang akan datang. Asumsi-asumsi yang mendasari analisis teknikal yaitu :
(1). Nilai pasar barang dan jasa, ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran. (2).
Interaksi permintaan dan penawaran, ditentukan oleh berbagai faktor, baik faktor rasional
maupun faktor yang tidak rasional. (3). Harga-harga sekuritas secara individual dan nilai
pasar secara keseluruhan cenderung bergerak mengikuti suatu trend selama jangka waktu
yang relatif panjang. (4). Trend perubahan harga dan nilai pasar dapat berubah karena
perubahan hubungan permintaan dan penawaran.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Harga saham yang terbentuk di Bursa Efek dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat
dibedakan menjadi faktor fundamental mikro (internal), faktor fundamental makro
(eksternal) dan faktor teknis. Faktor fundamental mikro (internal) merupakan faktor yang
bersal dari dalam perusahaan, faktor fundamental makro (eksternal) adalah faktor yang
menyangkut kondisi ekonomi makro di luar perusahaan. Secara keseluruhan faktor-faktor
yang mempengaruhi harga saham sebagai berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
6
Gambar 1
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan peneliti sebelumnya tentang faktor fundamental
mikro yang mempengarihi harga saham yang dapat digunakan untuk penelitian ini adalah :
(a). Current Ratio (CR). (b). Return On Investment (ROI). (c). Return on Equity (ROE). (d).
Price Earning Ratio (PER). (e). Debt Equity Ratio (DER). (f). Earning Per Share (EPS) (g).
Dividen Pay Out Ratio (DPR)
Rasio Keuangan
Untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, seorang analisis membutuhkan tolak ukur dan
yang paling sering digunakan adalah rasio. Analisis rasio dalam menjelaskan kepada
seorang analisis tentang baik buruknya keadaan atau keuangan suatu perusahaan. Seperti
yang dikemukakan (Weston dan Coepeland, 2001:233-234). “Analisis rasio keuangan adalah
hubungan-hubungan kuantitas yang dapat digunakan untuk mendiagnosa kekuatan dan
kelemahan dalam kinerja suatu perusahaan. Analisis keuangan harus juga mencakup
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
7
pertimbangan tentang perkembangan strategi dan ekonomis yang harus diikuti perusahaan
demi keberhasilan jangka panjangnya.”
Menurut Harahap (2005:298) menjelaskan beberapa keunggulan yang diperoleh bila
menggunakan analisis rasio keuangan, antara lain : (1). Rasio merupakan angka-angka
atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. (2). Merupakan
pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan yang sangat rinci dan rumit. (3). Mengetahui posisi perusahaan di tengah
industri lain. (4). Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dari model prediksi. (5). Lebih mudah melihat trend
perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Sedangkan keterbatasan yang harus disadari dan dipakai pada keuangan antara lain:
(1). Kesulitan dalam memilih rasio mana yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainnya. (2). Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan
keuangan. (3). Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan
kesulitan mengjhitung rasio. (4). Jika data yang tersedia tidak sinkron.
Keunggulan serta Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Keunggulan Analisis Rasio
Analisis rasio mempunyai keunggulan dibandingkan teknik analisis lainnya, diantaranya
(Harahap, 2005 : 298 ): (a). Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih
mudah dibaca dan ditafsirkan. (b). Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari
informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. (c). Mengetahui
posisis perusahaan ditengah industri lain. (d). Sangat bermanfaat untuk bahan dalam
mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi. (e). Lebih mudah
memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan
perusahaan secara periodik. (f). Lebih mudah terlihat trend perusahaan serta melakukan
prediksi dimasa yang akan datang.
Kelemahan analisis rasio
Disamping keunggulan diatas analisis rasio keuangan juga memiliki kelemahan. Kelemahan
tersebut diantaranya (Harahap, 2001: 299): (a). Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat
yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. (b). Keterbatasan yang dimiliki
akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan tehnik ini, seperti: (1). Bahan
perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran atau judgement
yang dapat dinilai bias atau subyektif. (2). Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan
dan rasio oleh nilai perolehan ( cost ) bukan harga pasar. (3). Klasifikasi dalam laporan
keuangan bisa berdampak pada angka rasio. (4). Metode pencatatan yang tergambar dalam
standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda. (b). Jika data
untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung
rasio. (c). Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron. (d). Jika dua perusahaan dibandingkan
bisa saja tehnik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karena itu jika
dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
Hipotesis
Dari perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mengajukan
hipotesis yaitu sebagai berikut : (1). Current ratio, return on investmen, return on equity, price
earning ratio, debt to equity ratio, earning per share dan dividen pay out ratio secara simultan
berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. (2). Current ratio, return on investmen, return on equity, price earning ratio, debt to
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
8
equity ratio, earning per share dan dividen pay out ratio secara parsial berpengaruh terhadap
harga saham pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (3). Earning per
share merupakan variabel yang memiliki pengaruh dominan terhadap harga saham pada
perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian
Jenis penelitian ini di adalah penelitian Kausal Komparatif yaitu merupakan tipe penelitian
dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih.
Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian expost faktor, yaitu penelitian terhadap
data yang dikumpulkan setelah terjadinya fakta.
Gambaran Populasi
Menurut Hadafi (2000:8) populasi adalah keseluruhan objek yang akan diselidiki. Hal ini
sejalan dengan pendapat Arikunto, (2001:115) yang menyatakan bahwa populasi adalah
keseluruhan objek penelitian. Selanjutnya Sugiyono, (2007:89) menjelaskan yang dimaksud
dengan populasi adalah Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi objek penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri
dari 3 perusahaan yaitu : PT Bentoel International Investama Tbk, PT Gudang Garam, Tbk dan PT
Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk yang terdaftar di BEI serta memiliki saham aktif selama tahun
2008 sampai tahun 2012.
Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian dari elemen-elemen populasi, yang mempunyai ciri dan
karakteristik yang sama dengan populasi (Indriantoro, 2002:115). Sedangkan pengambilan
sampel adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga
terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan dapat membuat
kita menggeneralisasikan sifat atau karakteristik pada elemen populasi. Metode
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu tehnik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2007:68). Sampel
penelitian ini diambil dari semua perusahaan rokok yang terdaftar di BEI serta memiliki
saham aktif yaitu : PT Bentoel International Investama Tbk, PT Gudang Garam, Tbk dan PT
Hanjaya mandala Sampoerna Tbk selama tahun 2008 sampai tahun 2012.
Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variable bebas
(veriabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen). Dan variabel yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : (a). Variabel bebas (X), merupakan variabel
yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. (b). Variabel terikat
(Y) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang sifatnya tidak
dapat berdiri sendiri.
Definisi Operasional Variabel
Variabel Bebas (Rasio Fundamental / X), dalam hal ini variabel bebas yang diukur adalah
sebagai berikut: (1). X1 = Current Ratio (CR) (2). X2 = Return On Investment (ROI)(3).
X3 = Return on Equity (ROE)
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
9
ROE dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara laba bersih setelah pajak
dengan modal sendiri yang digunakan dalam perusahaan. ROE dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Laba Bersih Setelah Pajak
ROE = –––––––––––––––––––––
Total Ekuitas
1) X4 = Price Earning Ratio (PER)
PER merupakan perbandingan antara harga pasar dari setiap lembar saham
terhadap pendapatan perlembar saham (Earning per Share). PER dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
Harga Saham Per Lembar
PER = –––––––––––––––––––––
Laba Per Lembar Saham
2) X5 = Debt Equity Ratio (DER)
Debt To Equity Ratio merupakan rasio untuk mengukur kinerja perusahaan
berdasarkan hutang yang dimiliki oleh perusahaan dengan cara menghitung
perbandingan antara total hutang dengan total modal. DER dapat dihitung
dengan menggunakan :
Total Hutang
DER = ––––––––––––––––
Total Ekuitas
3) X6 = Earning Per Share (EPS)
Earning per share merupakan rasio yang mengukur berapa besar laba bersih yang
dihasilkan perusahaan untuk setiap lembar saham yang beredar. Secara
sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
Laba Bersih Setelah bunga dan Pajak
EPS= ––––––––––––––––––––––––––––––––
Jumlah sahan beredar
4) X7 = Dividen Pay Out Ratio (DPR)
Dividen Pay Out Ratio merupakan rasio yang menunjukkan persentase dari laba
per lembar saham yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai
dividen dalam bentuk cash dividen. DPR dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
Dividen Per Share
DPR= –––––––––––––––––––––
Earning Per Share
Variabel Terikat (Harga Saham / Y).
Dalam penelitian yang dimaksud harga saham adalah harga saham biasa yang diterbitkan
oleh perusahaan, dimana harga saham tersebut adalah harga pasar. Dalam penelitian ini
harga pasar yang digunakan dalam pengujian statistik adalah harga pasar pada akhir tahun
pada saat closing price (per 31 Desember periode 2008-2012). Teknik pengukuran variabel
menggunakan satuan rupiah.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data laporan
keuangan yang ada di Bursa Efek Indonesia. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah metode dokumentasi yaitu dengan cara mencatat data di dapat dalam Annual
Report dan laporan keuangan didapat dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
Sedangkan data yang digunakan di dalam rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas, dan harga
saham yang di dapat dari data laporan keuangan tahun 2008-2012.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
10
Teknik Analisis Data
Dalam rangka mencapai tujuan penelitian, peneliti menggunakan analisis regresi linier
berganda. Analisis regresi linier berganda yaitu analisis regresi yang menjelaskan hubungan
antara variabel–variabel terikat dengan variabel bebas. Analisis regresi linier berganda ini
digunakan untuk menguji pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham, kemampuan
prediksi rasio fundamental terhadap harga saham perusahaan rokok.
Langkah-langkah yang diambil untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : (1). Menghitung variabel-variabel yang di regresikan. (a). Menghitung besarnya
variabel dependen (harga saham) dari masing-masing dari 3 perusahaan rokok
selama 5 tahun mulai dari tahun 2007-2012. (b). Menghitung besarnya variabel
independen (factor Fundamental mikro) yang terdiri Current Ratio (CR), Return On
Investmen (ROI), Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity
Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Dividen Pay Out Ratio (DPR). (2). Uji Asumsi
Klasik (a). Uji Normalitas tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah
variabel independen dan variabel dependen dalam model regresi memiliki distribusi
normal atau tidak. Sifat distribusi normal, bahwa setiap fungsi linear dari variabelvariabel yang didistribusikan secara normal (Ghozali, 2006:67). (b). Uji
Multikolinearitas untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas, maka dilakukan
dengan membandingkan nilai R2 dengan nilai t-test untuk masing-masing variabel
independen. Kolinearitas sering kali diduga jika R2 tinggi (antara 0,7 dan 1) dan
ketika korelasi derajat nol juga tinggi, tetapi tidak satu pun atau sangat sedikit
koefisien regresi parsial yang secara individual penting secara statistik atas dasar
pengujian t-test yang konvensial (Ghozali, 2006:67). (c). Uji Heteroskedastisitas
menurut Santoso (2006:210), jika sebaran titik-titik berada diatas dan dibawah angka
nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. (d). Uji Autokorelasi
Menurut Gujarati (2005:216) secara umum kurva D-W (Durbin-Watson) untuk mendeteksi
autokorelasi:
Daerah
inconclusif
Daerah
inconclusif
Autokorela
sipositif
0
NonAutokorelasi
‘dL
‘dU
D 4–‘dU
W
Autokorela
si negatif
4–‘dL
Gambar 2
Kurva Distribusi Nilai Durbin Watson
4
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
11
Melakukan analisis regresi berganda
Model ini digunakan karena penelitian ini mengemukakan variabel bebas lebih dari satu,
maka analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap
variabel terikat. Adapun Persamaan Regresi Linier Berganda adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + ei
Keterangan :
Y
= Harga Saham
a
= Konstanta
b1 – b7
= Koefisien Regresi dari masing-masing variabel bebas
X1
= Current Ratio
X2
= Return On Investmen
X3
= Return On Equity
X4
= Price Earning Ratio
X5
= Debt to Equity Ratio
X6
= Earning Per Share
X7
= Dividen Pay Out Ratio
ei`
= Standar Error
Koefisien Determinasi (R Square)
Semakin besar R2 berarti semakin tepat persamaan perkiraan regresi linear tersebut dipakai
sebagai alat prediksi, karena variasi perubahan variabel terikat dapat dijelaskan oleh
perubahan variabel bebas. Apabila nilai R2 semakin dekat dengan satu, maka perhitungan
yang dilakukan sudah dianggap cukup kuat dalam menjelaskan variabel bebas dengan
variabel terikat.
Uji hipotesis t (Uji pengaruh parsial) (a). Formulasi Hipotesis (1). Ho; β1, β2, … β7 = 0
Berarti variabel bebas tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat. (2). Ho;
β1, β2, … β7 ≠ 0 Berarti variabel bebas berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat..
(b). Menetapkan kriteria pengujian hipotesa. (1). Jika nilai signifikansi Uji t > 0.05, maka H0
diterima dan H1 ditolak, yang berarti variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat. (2). Jika nilai signifikansi Uji t < 0,05, maka H0 ditolak
dan H1 diterima, yang berarti variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat. yang dilakukan. (c). Uji hipotesis F (Uji pengaruh simultan). (1). Formulasi
Hipotesis. (2). Menetapkan kriteria pengujian hipotesa. (3). Menarik kesimpulan
berdasarkan uji statistik yang dilakukan
Data Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Data Hasil Penelitian.
Perusahaan Sampel
Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama tahun 2008-2012 sebagai berikut :
Tabel : 1
Nama Perusahaan Rokok yang go public di BEI
No
Nama Perusahaan
1
PT. Bentoel International Investama Tbk
2
PT. Gudang Garam Tbk
3
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Kode Perusahaan
RMBA
GGRM
HMSP
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
12
Tingkat Rasio Perusahaan
Current Ratio
Current ratio dapat dirumuskan sebagai berikut :
Current Ratio =
Aktiva Lancar
x 100 %
Hutang Lancar
Dengan menggunakan rumus current ratio diatas, maka tingkat current ratio dari
perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa efek Indonesia selama tahun 2008-2012
adalah sebagai berikut :
Tabel 2
Tingkat Current Ratio Perusahaan Rokok
Tahun 2008-2012
Sumber Data : Lampiran 1-3 Diolah
(1). Return On Investment
Return On Investment merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahan dari
modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan
bersih. Tingkat Return On Investment dapat dihitung dengan :
Return On Investment = Laba Bersih Setelah Pajak x 100 %
Total Aktiva
(2). Return On Equity
Semakin besar ROE menandakan bahwa semakin baik perusahaan dalam
mensejahterakan para pemegang sahamnya.
ROE dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Return On Equity = Laba Bersih Seteleh Pajak x 100 %
Total Ekuitas
(3).Price Earning Ratio
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
13
Price Earning Ratio merupakan perbandingan antara harga pasar dari setiap lembar
saham terhadap pendapatan perlembar saham. Price Earning Ratio akan memberikan
indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada
tingkat harga saham dan keuntungan pada periode tertentu. Price Earning Ratio dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
Price Earning Ratio = Harga Saham Per Lembar
Laba Per Lembar Saham
(4). Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio merupakan rasio yang menggambarkan perbandingan antara total
hutang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendanaan
usaha. Semakin besar debt to equity ratio menandakan struktur pemodalan usaha lebih
banyak memanfaatkan hutang dari pada modal sendiri.
Debt to equity ratio dapat dihitung dengan menggunakan :
Debt to Equity Ratio = Total Hutang X 100%
Total Ekuitas
(5). Earning Per Share
Earning per share merupakan rasio yang mengukur berapa besar laba bersih yang
dihasilkan perusahaan untuk setiap lembar saham yang beredar. Dalam pengertian yang
tidak jauh berbeda.
Earning Per Share dapat dihitung dengan menggunakan :
Earning Per Share = Laba Bersih Setelah Bunga dan Pajak
Jumlah Saham Beredar
(6). Dividend Payout Ratio
Dividen payout ratio merupakan rasio yang menunjukkan persentase dari laba per
lembar saham yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen dalam
bentuk cash dividen. Semakin besar DPR maka akan semakin tinggi harga saham
tersebut.
Dividen payout ratio dapat dihitung dengan menggunakan :
Dividen payout ratio =
Dividen Per Share
X 100%
Earning Per Share
(7). Harga Saham
Merupakan harga perlembar saham dari saham-saham perusahaan rokok dan
komponennya dalam periode 2008-2012. Variabel ini diukur dengan menggunakan
harga saham penutupan (closing price) di akhir tahun pada saat tutup buku, dengan
periode waku penelitian dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012
Pembahasaan
Uji Asumsi Klasik
Dalam suatu persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya
pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan
keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi beberapa asumsi dasar (Klasik), yaitu apakah
hasil estimasi yang dilakukan betul-betul terbebas dari adanya gejala multikolinieritas,
gejala autokorelasi dan gejala heterokedastisitas.
Berdasarkan hasil Uji Asumsi Klasik dengan alat bantu komputer yang menggunakan
Program SPSS. 12.0. diperoleh hasil, yaitu sebagai berikut : (1). Pengujian Normalitas Data
untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode
Kolmogorov Smirnov maupun pendekatan grafik. (a). Pendekatan Kolmogorov Smirnov,
menurut Santoso, (2001 : 214) dasar pengambilan keputusan, yaitu sebagai beikut : (a). Nilai
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
14
Probabilitas > 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut berdistribusi normal. (b). Nilai
Probabilitas < 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut tidak berdistribusi normal.
Uji Asumsi Klasik Dalam Bentuk Log Natural Tanpa ROE
Pengujian Normalitas Data
Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode
Kolmogorov Smirnov maupun pendekatan grafik. (a). Pendekatan Kolmogorov Smirnov
(b). Pendekatan Grafik Pendekatan kedua yang dipakai untuk menilai normalitas data
dengan pendekatan grafik, yaitu grafik Normal P-P Plot of regresion standard, dengan
pengujian ini disyaratkan bahwa distribusi data penelitian harus mengikuti garis diagonal
antara 0 dan pertemuan sumbu X dan Y.
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa distribusi data mengikuti garis diagonal antara 0
(nol) dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum. Prob.) dengan sumbu X (Observed Cum
Prob.) Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
Pengujian Multikolinieritas
Cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya gejala multikolinieritas dilakukan dengan
melihat pada nilai varian inflation faktor dan toleransi dari variabel independen dalam
penelitian.
Pengujian Autokorelasi
Uji autokorelasi Durbin Watson dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi linier ada korelasi kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka diidentifikasi terjadi masalah
autokorelasi. Regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi autokorelasi didalamnya.
Pengujian Heteroskedaktisitas
Pendeteksian adanya heteroskedaktisitas menurut Santoso (2001:210), jika sebaran titik-titik
berada diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Hasil pengujian klasik setelah merubah model analisis menunjukkan bahwa secara eksplisit
asumsi yang paling serius terlanggar adalah adanya gejala multikolinieritas pada variabel
dari Return On Investment, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share dan
gangguan autokorelasi.
Uji Asumsi Klasik Dalam Bentuk Log Natural Tanpa ROI Dan ROE
Pengujian Normalitas Data
(a). Pendekatan Kolmogorov Smirnov (b). Pendekatan Grafik
Pengujian Multikolinieritas
Cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya gejala multikolinieritas dilakukan dengan
melihat pada nilai varian inflation faktor dan toleransi dari variabel independen dalam
penelitian.
Pengujian Autokorelasi
Asumsi klasik berikutnya yang diuji adalah ada tidaknya auto korelasi yang dilihat dari
besarnya nilai Durbin Watson. Uji autokorelasi Durbin Watson dimaksudkan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi linier ada korelasi kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
diidentifikasi terjadi masalah autokorelasi. Regresi yang baik adalah regresi yang tidak
terjadi autokorelasi didalamnya.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
15
Adapun kriteria pengujiannya adalah nampak dalam tabel berikut: (a). Jika DW > batas atas
(dU) maka tidak ada gangguan otokorelasi. (b). Jika DW < batas bawah (dL), maka terjadi
gangguan otokorelasi. (c). Jika dL < DW < dU, tidak dapat diketahui terjadi otokorelasi atau
tidak.
Pengujian Heteroskedaktisitas
Pendeteksian adanya heteroskedaktisitas menurut Santoso (2001:210), jika sebaran titik-titik
berada diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Hasil pengujian klasik setelah merubah model analisis dan mengeluarkan return on
investment dan return on equity dari model analisis menunjukkan bahwa secara eksplisit
masih terdapat gangguan pada multikolinieritas dan autokorelasi, sehingga model analisis
belum layak untuk dilakukan analisa regresi
Uji Asumsi Klasik Dalam Bentuk Log Natural Tanpa ROI, ROE dan EPS
Pengujian Normalitas Data
(a). Pendekatan Kolmogorov Smirnov (b). Pendekatan Grafik
Pengujian Multikolinieritas
Cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya gejala multikolinieritas dilakukan dengan
melihat pada nilai varian inflation faktor dan toleransi dari variabel independen dalam
penelitian. Dengan pendekatan ini disyaratkan bahwa nilai VIF tidak boleh melebihi 10 dan
nilai toleransi harus berkisar mendekati 1.
Pengujian Autokorelasi
Asumsi klasik berikutnya yang diuji adalah ada tidaknya auto korelasi yang dilihat dari
besarnya nilai Durbin Watson. Uji autokorelasi Durbin Watson dimaksudkan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi linier ada korelasi kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
diidentifikasi terjadi masalah autokorelasi. Regresi yang baik adalah regresi yang tidak
terjadi autokorelasi didalamnya.
Pengujian Heteroskedaktisitas
Pendeteksian adanya heteroskedaktisitas menurut Santoso (2001:210), jika sebaran titik-titik
berada diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Hasil pengujian klasik setelah merubah model analisis dan mengeluarkan return on
investment, return on equity dan earning per share dari model analisis menunjukkan bahwa
secara eksplisit tidak terdapat, sehingga model analisis belum layak untuk dilakukan analisa
regresi
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu mengenai variabel current ratio, price
earning ratio, debt to equity ratio, dan dividend payout ratio terhadap harga saham pada
perusahaan rokok di Bursa Efek Indonesia secara linier.
Dari persamaan regresi dapat diuraikan sebagai berikut: (a). Konstanta (α) (b). Koefisien
Regresi Current Ratio. (c). Koefisien Regresi Price Earning Ratio. (d). Koefisien Regresi Debt to
Equity Ratio. (e). Koefisien Regresi Dividend Payout Ratio
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
16
Pengujian Secara Simultan
Koefisien Korelasi dan Determinasi
Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara
simultan antara variabel bebas yang terdiri atas current ratio, price earning ratio, debt to equity
ratio, dan dividen payout ratio secara bersama-sama terhadap harga saham. Koefisien korelasi
berganda ditunjukkan dengan (R).
Pengujian Hipotesis Uji F / Model F
Uji hipotesis yang pertama adalah uji F, yaitu digunakan untuk menguji pengaruh variabel
bebas yang terdiri dari current ratio, price earning ratio, debt to equity ratio, dan dividen payout
ratio secara bersama-sama terhadap harga saham dengan taraf signifikan 5%
Adapun prosedur pengujian yang digunakan, sebagai berikut : (a).. Jika Sig F > 0,05, maka
H0 diterima dan H1 ditolak menunjukkan variabel current ratio, price earning ratio, debt to
equity ratio, dan dividen payout ratio secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. (b). Jika Sig F < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima menunjukkan
variabel current ratio, price earning ratio, debt to equity ratio, dan dividen payout ratio secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Dari hasil output analisa dengan software SPSS di atas didapat tingkat signifikan uji F =
0,010 < 0.05 (level of signifikan), maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti pengaruh
variabel bebas yang terdiri dari current ratio, price earning ratio, debt to equity ratio, dan dividen
payout ratio secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap harga saham.
Pengujian Secara Partial
Analisis Pengujian Hipotesis Uji t
Adapun prosedur pengujian yang digunakan, sebagai berikut : (a). Jika nilai signifikansi Uji
t > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti variabel bebas yang terdiri dari
current ratio, price earning ratio, debt to equity ratio, dan dividen payout ratio secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. (b) Jika nilai signifikansi Uji t < 0.05, maka H0
ditolak dan H1 diterima, yang berarti variabel bebas yang terdiri dari current ratio, price
earning ratio, debt to equity ratio, dan dividen payout ratio secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap harga saham (c). Uji Parsial Pengaruh Variabel Current Ratio Terhadap Harga
Saham, Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka
pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Current Ratio yang rendah
menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi, sedangkan Current Ratio yang tinggi
menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar, yang akan mempunyai pengaruh
yang buruk terhadap profitabilitas perusahaan. (d). Uji Parsial Pengaruh Variabel Price
Earning Ratio Terhadap Harga Saham, hasil analisis diperoleh tingkat signifikan variabel
price earning ratio = 0,029 <  = 0,050 (level of signifikan). Hasil ini menunjukkan H0 ditolak
dan H1 diterima. Dengan demikian pengaruh price earning ratio terhadap harga saham secara
parsial adalah signifikan. (e). Uji Parsial Pengaruh Variabel Debt to Equity Ratio Terhadap
Harga Saham, hasil analisis diperoleh tingkat signifikan variabel debt to equity ratio = 0,016 <
 = 0,050 (level of signifikan). Hasil ini menunjukkan H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan
demikian pengaruh debt to equity ratio terhadap harga saham secara parsial adalah
signifikan.(f). Uji Parsial Pengaruh Variabel Dividend Payout Ratio Terhadap Harga Saham,
hasil analisis diperoleh tingkat signifikan variabel dividend payout ratio = 0,626 >  = 0,050
(level of signifikan). Hasil ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian
pengaruh dividend payout ratio terhadap harga saham secara parsial adalah tidak signifikan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
17
Koefisien Determinasi Partial
Koefisien determinasi parsial ini digunakan untuk mengetahui faktor manakah yang paling
berpengaruh dari variabel bebas yang terdiri atas dari current ratio, price earning ratio, debt to
equity ratio, dan dividen payout ratio terhadap harga saham.
Dari korelasi parsial diatas maka dapat diperoleh koefisien determinasi parsial dan
pengertiannya sebagai berikut: (a) Koefisien determinasi parsial variabel current ratio =
0,0049 yang menunjukkan sekitar 0,49 % yang besarnya kontribusi variabel current ratio
terhadap perubahan harga saham. (b). Koefisien determinasi parsial variabel price earning
ratio = 0,2727 yang menunjukkan sekitar 27,27 % yang besarnya kontribusi variabel price
earning ratio terhadap perubahan harga saham. (c). Koefisien determinasi parsial variabel
debt to equity ratio = 0,4958 yang menunjukkan sekitar 49,58 % yang besarnya kontribusi
variabel debt to equity ratio terhadap perubahan harga saham. (d). Koefisien determinasi
parsial variabel dividen payout ratio = 0,0275 yang menunjukkan sekitar 2,75% yang besarnya
kontribusi variabel dividen payout ratio terhadap perubahan harga saham.
PENUTUP
Simpulan
(1). Hasil pengujian simultan menunjukkan variabel bebas yang terdiri dari current ratio,
price earning ratio, debt to equity ratio, dan dividen payout ratio secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil ini mengindikasikan bahwa naik
turunnya harga saham pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tergantung oleh naik turunnya tingkat current ratio, price earning ratio, debt to equity ratio, dan
dividen payout ratio yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan tersebut. (2). Hasil pengujian
parsial dengan menggunakan uji t menunjukkan dari 4 variabel yang digunakan model
penelitian yaitu dari current ratio, price earning ratio, debt to equity ratio, dan dividen payout
ratio yang menunjukkan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham
hanya variabel price earning ratio, dan debt to equity ratio Hal ini diindikasikan dengan nilai
signifikansi yang dihasilkan variabel tersebut lebih kecil dari tingkat α = 5%. (3). Melihat
dari hasil koefisien determinasi parsial dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai
pengaruh yang dominan adalah debt to equity ratio karena mempunyai koefisien determinasi
partialnya paling besar.
Saran
Dari hasil analisis tersebut di atas dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran-saran yang
dapat dikemukakan sebagai berikut : (1). Bagi investor atau calon investor hendaknya
mempertimbangkan informasi keuangan yang lain seperti debt to equity, karena rasio
tersebut merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham atau calon
investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
panjangnya dengan menggunakan modal perusahaan serta keadaan perekonomian dalam
wilayah tersebut dikaitkan dengan pembayaran dividen. (2). Bagi perusahaan hendaknya
dipertimbangkan untuk memanfaatkan dan mengolah segala sumber daya yang dimiliki
dan dipercayakan kepadanya untuk meningkatkan pertumbuhan usahanya, sehingga para
investor lebih percaya lagi untuk menanamkan investasinya kedalam perusahaan, serta
perusahaan juga memperhatikan tingkat leverage perusahaan, yaitu dengan lebih
mengoptimalkan penggunaan dana yang diperoleh dari hutang baik jangka pendek
maupun jangka panjang untuk operasi perusahaan sehingga beban yang ditanggung
perusahaan tidak terlalu berat. (3). Bagi peneliti berikutnya hendaknya lebih diperbanyak
jumlah sampel, periode serta pengamatan untuk lebih diperpanjang, serta
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
18
memperhitungkan kondisi ekonomi makro, internal non finansial, situasi politik dan
kondisi umum regional serta internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. S, 2001, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Artatik. S. 2007. Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap
Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Universitas
Negeri Bandung. Semarang.
Eugene F. B, dan J. Houston, 2001, Manajemen Keuangan, Jilid 1 dan 2. Terjemahan Dodo
Suharto dan Herman Wibowo, Penerbit: Erlangga, Jakarta.
Ghozali. I, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Kedua, Penerbit
Universitas Diponegoro, Yogyakarta.
Gujarati. D. 2005, Ekonometrika Dasar, Edisi Pertama. Terjemahan: Sumarno Zain, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Hadafi, 2000. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Satu. Cetakan Keempat. Rajagrafindo, Jakarta.
Hanafi, M. M, dan A. Halim, 2005, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua, Cetakan Pertama,
Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Harahap, S. S. 2005, Analisis Kritis Atas laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Husnan, S. 2006. Dasar-Dasar Teori Portofilo dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. UPP-AMP
YKPN. Yogyakarta.
Indriantoro, N, 2002, Metodologi Penelitian untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi I, BPFE,
Yogyakarta.
Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Ketiga. YKPN. Yogyakarta
Prastowo, D. 2002, Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama, Cetakan
Pertama, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Samsul, M. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio: Penerbit Erlangga. Surabaya.
Santoso, S. 2006. SPSS Statistik Parametrik. Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Sholehudin, 2010. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Mikro Terhadap Harga Saham
Perusahaan Otomotif Dan Komponenya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya, Tidak dipublikasikan .
Sugiyono, 2007. Metodologi penelitian Bisnis, Edisi Revisi, Cetakan kesebelas. Penerbit
Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Kesebelas. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Ketiga. UPP AMP YKPN.
Yogyakarta.
Tendelilin, E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. BPFE.
Yogyakarta.
Weston J. F dan T. E. Copeland, 2001. Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan (Edisi Revisi)
Jilid Kedua, Bina Rupa Aksara, Jakarta.
Download