studi komparasi pengontrolan arus masukan pada

advertisement
STUDI KOMPARASI PENGONTROLAN ARUS MASUKAN PADA
PENYEARAH PWM TIGA-FASA
DENGAN TIGA SAKLAR DAN DUA SAKLAR
Een Taryana1dan Slamet Riyadi2
1
Departemen Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI)
Jl. Trs. Jenderal Sudirman PO. BOX 148 Cimahi
e-mail : [email protected]
2
Mahasiswa S3 Teknik Elektro ITB
e-mail : [email protected]
Abstract
A comparative study of input phase currents waveshaping on three phase PWM rectifier is described in this paper.
These two schemes for controlling input phase currents are, the first scheme, using two switches in the same leg
operated to track two reference sinusoidal input current and the other, using three switches of three legs to do the
same function. Based on the principal operation of three phase PWM rectifier, two scheme control blocks are made.
Simulation is done to verify the analysis.
Key Words: comparative, input current, pwm rectifier, three switches, two switches.
Abstrak
Pada paper ini, suatu studi komparasi pengontrolan arus masukan pada penyearah PWM tiga-fasa diusulkan. Dua
skema pengontrolan arus input diusulkan. Metoda pertama akan menggunakan dua buah saklar yang terletak pada
satu lengan untuk mengendalikan arus masukan mengikuti arus referensi. Kemudian metoda yang kedua
menggunakan tiga buah saklar (masing-masing terletak pada lengan yang berbeda) untuk melakukan pengendalian
arus fasa masukan. Suatu simulasi dilakukan untuk mengetahui akurasi analisis.
Kata Kunci : arus input, dua lengan, penyearah pwm, perbandingan,tiga lengan.
1. Pendahuluan
Penyearah dioda dan penyearah thyristor yang
dikendalikan sudut fasanya masih banyak
digunakan dalam aplikasi tertentu karena faktor
kesederhanaan dan biaya yang rendah, tetapi
penyearah jenis ini akan mengurangi kualitas
daya pada sisi ac masukan yang disebabkan
adanya kandungan harmonisa yang masih besar
serta faktor daya yang relatif rendah. Teknik
modulasi lebar pulsa (PWM = pulse width
modulation) banyak diterapkan pada aplikasi
penyearah. Dengan teknik ini, penyearah akan
memiliki unjuk kerja yang lebih baik, di
antaranya adalah
distorsi arus masukan yang rendah
faktor daya yang tinggi
filter masukan relatif lebih kecil
Untuk aplikasi daya yang relatif besar,
penyearah PWM tiga fasa lebih cocok untuk
digunakan. Banyak sekali skema rangkaian
penyearah PWM tiga fasa [1]-[4], mulai dari
yang mengimplementasikan satu saklar, tiga
saklar maupun yang menggunakana saklar dua
arah sebagai tambahan. Masing-masing skema
akan memiliki cara kerja yang berbeda, sehingga
teknik pengontrolannya juga akan berbeda. Pada
paper [5], [6] digunakan metoda one cycle
control untuk pengontrolan dalam aplikasi.
Pada paper ini, dua metoda pengontrolan arus
fasa masukan dari penyearah PWM tiga fasa
dengan enam buah saklar dan satu dioda boost
akan dianalisis. Metoda pertama akan
menggunakan dua buah saklar yang terletak
pada satu lengan untuk mengendalikan arus
masukan mengikuti arus referensi. Kemudian
metoda yang kedua menggunakan tiga buah
saklar (masing-masing terletak pada lengan yang
_____________________________________________________________________________
12
Studi Komparatif Pengontrolan Arus Masukan Pada Penyearah
PWM Tiga Fasa Dengan Tiga Saklar dan Dua Saklar
(Een Taryana, Slamet Riyadi)
Epsilon : Journal of Electrical Engineering and Information Technology
Vol. 1, No. 1, July 2003
berbeda) untuk melakukan pengendalian arus
fasa masukan. Suatu simulasi akan dilakukan
untuk mengetahui akurasi analisis.
mengoperasikan saklarnya dipengaruhi oleh
interval waktu.
Df
D1
2. PWM Rectifier Tiga-Fasa
vr
Lr
ir
Ls
is
Lt
it
vs
Pada Gb-1 diperlihatkan suatu penyearah PWM
tiga-fasa yang menggunakan enam buah saklar
semikonduktor dan masing-masing dipasang
dioda antiparalel. Penyearah tersebut memiliki
tiga buah lengan, masing-masing adalah lengan
R dengan dua saklar T1 - T2, lengan S dengan
saklar T3 – T4 dan lengan T dengan saklar T5 –
T6. Pada sisi masukan terdapat tiga buah
induktor L yang dipasang pada masing-masing
fasa. Sumber tegangan masukan yang digunakan
merupakan sumber tegangan ac sinusoidal tiga
fasa seimbang dengan persamaan
vr Vm sinùi
(1)
o
Vm sin(ùi 120 )
o
Vm sin(ùi 120 )
vs
vt
(2)
(3)
Df
T1
vr
Lr
ir
Ls
is
Lt
it
vs
vt
D1
T3
D3
T5
D5
+
R
C
S
T
T2
D2
T4
D4
T6
E
R
D6
Gb-1 : PWM rectifier tiga fasa
1
0.5
0
0
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
-0.5
-1
-1.5
Gb. 2.Gelombang tegangan masukan tiga fasa
seimbang
3. Skema Pengontrolan
Pada skema pengontrolan menggunakan dua
saklar yang terletak pada satu lengan, dasar yang
digunakan adalah arus pada fasa yang paling
positif dan paling negatif akan dikendalikan.
Sehingga dalam kasus ini, hanya ada dua saklar
yang beroperasi. Setiap lengan yang akan
D3
+
R
C
S
E
T
T4
D4
D6
Gb-3 : Saklar pada lengan S digunakan untuk
mengendalikan arus fasa r dan fasa t
Untuk memahami bagaimana pengontrolan arus
terjadi, maka pada Gb-3 ditunjukkan saklar pada
lengan S (saklar T3 dan T4) dari penyearah
PWM tiga fasa yang akan digunakan untuk
mengendalikan arus masukan fasa r dan fasa t.
Kondisi ini terjadi saat fasa r lebih positif dari
fasa s dan fasa t lebih negatif dari fasa s (interval
90 t 150) dan arus referensi yang digunakan
berasal dari fasa r dan fasa t. Pengendalian arus
fasa r dilakukan dengan mengoperasikan saklar
T3. Pada saat saklar T3 konduksi, maka akan
mengalir arus dari tegangan vr , induktor Lr ,
dioda D1 , saklar T3 , induktor Ls dan tegangan
vs . Pada kondisi ini arus fasa r akan naik dan
persamaan yang dapat diturunkan pada loop ini
adalah
di r
dt
1.5
-30
vt
T3
vr
vs
2L
(4)
Sedangkan saat saklar T3 tidak konduksi, maka
akan mengalir arus dari tegangan vr , induktor Lr
, dioda D1 , dioda Df , tegangan E, dioda D4 ,
induktor Ls dan tegangan vs , sehingga arus fasa
r akan turun dan persamaan yang dapat
diturunkan pada loop ini adalah
di r
dt
vr
vs E
2L
(5)
Sedangkan pengendalian arus fasa t dilakukan
dengan mengoperasikan saklar T4. Pada saat
saklar T4 konduksi, maka akan mengalir arus
dari tegangan vs , induktor Ls , saklar T4 , dioda
D6 , induktor Lt dan tegangan vt . Pada kondisi
ini arus fasa t akan naik (polaritas negatif) dan
persamaan yang dapat diturunkan pada loop ini
adalah
di t
dt
vs
vt
2L
(6)
13
Sedangkan saat saklar T4 tidak konduksi, maka
akan mengalir arus dari tegangan vs , induktor Ls
, dioda D3 , dioda Df , tegangan E, dioda D6 ,
induktor Lt dan tegangan vt , sehingga arus fasa t
akan turun (polaritas negatif) dan persamaan
yang dapat diturunkan pada loop ini adalah
di t
dt
vs
vt E
2L
Fasa(+)
t
r
r
s
s
t
Fasa(-)
s
s
t
t
r
r
aktif
T1 T 2
T5 T 6
T3 T 4
T1 T 2
T5 T 6
T3 T 4
Gambar 4 memperlihatkan blok pengontrolan
arus dengan dua lengan.
Df
T1
Lr
ir
Ls
is
Lt
it
vs
vt
hysteresis
controller
operasi
gerbang logika
hysteresis
controller
operasi
gerbang logika
hysteresis
controller
operasi
gerbang logika
Lr
ir
Ls
is
Lt
it
vs
vt
D1
T3
D3 T5
D5
+
R
C
S
T
T2
Tabel 1 : Kondisi saklar aktif
vr
T1
vr
D1
T3
D3
T5
D5
T4
D4 T6
D6
Gb-5 : Saklar pada lengan S mengendalikan arus
fasa s
Pada saat arus fasa s berada di setengah siklus
positif, maka untuk menaikkan arus fasa s ini,
saklar T4 akan konduksi dan arus akan mengalir
pada loop yang terbentuk dari tegangan vs ,
induktor Ls , saklar T4 , melalui dioda D2 atau
D6, induktor Lr atau Lt dan tegangan fasa vr atau
vt (bergantung fasa mana yang lebih negatif).
Sedangkan saat saklar T4 tidak konduksi, maka
loop arus akan terbentuk dari tegangan vs ,
induktor Ls , dioda D3 , dioda Df , tegangan E,
melalui dioda D2 atau D6, induktor Lr atau Lt dan
tegangan fasa vr atau vt (bergantung fasa mana
yang lebih negatif), dan arus fasa s akan turun
+
R
C
S
T
T2
D2
E
-
(7)
Untuk melihat kondisi saklar yang aktif, dapat
dilihat pada table 1 dibawah ini.
interval
-30 30
30 90
90 150
150 210
210 270
270 330
Df
D2
T4
D4 T6
E
R
D6
detektor
fasa-interval
Gb-4 : Blok kontrol pengontrolan arus dengan
dua saklar
Sedangkan pada skema pengontrolan arus fasa
dengan menggunakan tiga saklar, setiap saat
arus fasa referensi akan digunakan untuk
menggerakkan saklar-saklar yang terletak pada
ketiga lengan (setiap lengan hanya terdapat satu
saklar yang akan konduksi). Pada skema ini,
saklar yang berada pada lengan R akan
mengendalikan arus fasa r, , saklar yang berada
pada lengan S akan mengendalikan arus fasa s
begitu pula dengan , saklar yang berada pada
lengan T akan mengendalikan arus fasa t .
Sedangkan pada saat arus fasa s berada di
setengah siklus negatif, maka untuk menaikkan
amplitudo arus fasa s ini, saklar T3 akan
konduksi dan arus akan mengalir pada loop yang
terbentuk dari tegangan vr atau vt , induktor Lr
atau Lt ,melalui dioda D1 atau D5 (bergantung
fasa mana yang lebih positif), saklar T3 ,
induktor Ls dan tegangan fasa vs. Dengan
membuat T3 tidak konduksi, maka arus akan
mengalir dari tegangan vr atau vt , induktor Lr
atau Lt ,melalui dioda D1 atau D5 (bergantung
fasa mana yang lebih positif), dioda Df ,
tegangan E, dioda D4 , induktor Ls dan tegangan
fasa vs. Arus pada kondisi ini akan berkurang
amplitudonya.
Pada skema ini, arus fasa sesaat akan
dibandingkan dengan arus referensi dan
keluarannya akan dimasukkan ke hysteresis
controller. Keluaran dari hysteresis controller
akan digunakan untuk menghidupkan atau
mematikan
saklar-saklar.
Atau
dapat
disederhanakan menjadi
_____________________________________________________________________________
14
Studi Komparatif Pengontrolan Arus Masukan Pada Penyearah
PWM Tiga Fasa Dengan Tiga Saklar dan Dua Saklar
(Een Taryana, Slamet Riyadi)
Epsilon : Journal of Electrical Engineering and Information Technology
Vol. 1, No. 1, July 2003
if Ir(ref) Ir(act)
ON
if Is(ref) Is(act)
ON
if It(ref) It(act)
ON
then T1 ON unless T2
then T3 ON unless T4
then T5 ON unless T6
Gb-7c : Arus fasa referensi dan arus fasa sesaat
Df
T1
vr
Lr
ir
Ls
is
Lt
it
vs
vt
D1
D3
T5
D5
+
R
C
S
T
hysteresis
controller
hysteresis
controller
T3
T2
D2
T4
D4 T6
E
R
D6
Gb-8a : Arus fasa sesaat
hysteresis
controller
Gb-6 : Blok kontrol pengontrolan arus dengan
tiga saklar
Gb-8b :Tegangan masukan dan arus fasa sesaat
4. Simulasi dan Analisa
Untuk mengetahui komparasi dari kedua skema
pengontrolan arus fasa masukan, maka penulis
melakukan simulasi. Pada Gb-7 disajikan hasil
simulasi untuk skema pengontrolan arus fasa
masukan dengan mengoperasikan dua saklar
pada lengan yang sama dan pada Gb-8 untuk
skema pengontrolan arus fasa masukan dengan
mengoperasikan saklar pada ketiga lengan.
Gb-7a : Arus fasa sesaat
Gb-7b :Tegangan masukan dan arus fasa sesaat
Gb-8c : Arus fasa referensi dan arus fasa sesaat
Pada pengontrolan arus masukan yang
menggunakan saklar-saklar yang terletak pada
satu lengan, maka setiap interval perioda
switching hanya ada dua buah saklar yang
beroperasi. Hal ini akan mengurangi rugi-rugi
daya total pada saklar semikonduktor.
Sedangkan pada pengontrolan arus dengan
menggunakan tiga buah saklar (terletak pada
lengan yang berbeda), setiap interval switching
akan mengoperasikan tiga buah saklar sehingga
rugi-rugi daya total akan lebih besar sehingga
akan
menurunkan
efisiensinya.
Dengan
membandingkan kurva pada Gb-7a dan Gb-8a
akan tampak bahwa pengontrolan arus dengan
dua buah saklar pada satu lengan akan
memberikan arus masukan lebih mendekati arus
referensi. Pada metoda pengontrolan arus
dengan mengoperasikan tiga saklar, arus
masukan memiliki fluktuasi yang lebih besar.
15
5. Kesimpulan
Suatu studi perbandingan teknik pengontrolan
pada PWM boost rectifier tiga fasa telah
dilakukan.
Metoda
pengontrolan
yang
digunakan berbasis pada pengoperasian saklarsaklar pada satu lengan dan pengontrolan setiap
saklar pada ketiga lengan. Hasil simulasi
menunjukkan kelebihan pada pengontrolan
berbasis pada pengoperasian saklar-saklar pada
satu lengan.
Daftar Pustaka
Slamet Riyadi, Penulis lahir di Semarang pada
tahun 1967, menyelesaikan S-1 bidang elektro
FT. UNDIP tahun 1991. Kemudian bergabung
dengan Perusahaan Asing sebagai Senior
Technical Expert. Tahun 1997 menyelesaikan S2 bidang elektro (elektronika daya) ITB. Tahun
2003 ini tercatat sebagai mahasiswa S3 di
Jurusan Teknik Elektro ITB.
1. J. C. Salmon, “Circuit Topology for Single
Phase Voltage-Doubler Boost Rectifier”,
IEEE Trans. Power Electronics, vol-8 no-4,
pp. 521-529, Oct 1993
2. J. C. Salmon, “Operating a Three Phase
Diode Rectifier with a Low Input Current
Distortion Using a Series-Connected Dual
Boost Converter ”, IEEE Trans. Power
Electronics, vol-11 no-4, pp. 592-603, Jul
1996
3. J. C. Salmon, “Reliable Three Phase PWM
Boost Rectifier Employing a Stacked Dual
Boost Converter Subtopology”, IEEE Trans.
Industry Applications, vol-32 no-3, pp. 542551, May/Jun 1996
4. C. Qiao, K. M. Smedley, “A General Three
Phase PFC Controller for Rectifiers with a
Series-Connected Dual Boost Topology”,
IEEE Trans. Industry Applications, vol-38
no-1, pp. 137-148, Jan/Feb 2002
5. C. Qiao, K. M. Smedley, “Three Phase
Bipolar Mode Active Power Filter”, IEEE
Trans. Industry Applications, vol-38 no-1,
pp. 149-158, Jan/Feb 2002
Een Taryana, menyelesaikan S-1
di Universitas Jenderal Achmad
Yani bidang studi Teknik
Tenaga Listrik,
S2 di Institut
Teknologi
Bandung
(ITB)
Jurusan Teknik Elektro bidang
khusus Mesin-Mesin Listrik dan Elektronika
daya. Pada saat ini disamping sebagai dosen di
Jurusan Teknik Elektro, juga menjabat sebagai
Ketua Program D3 Elektro Unjani.
_____________________________________________________________________________
16
Studi Komparatif Pengontrolan Arus Masukan Pada Penyearah
PWM Tiga Fasa Dengan Tiga Saklar dan Dua Saklar
(Een Taryana, Slamet Riyadi)
Download