ENERGI i2 Bisnis Indonesia, Rabu, 10 November 2010 BP migas tawarkan 24 blok migas KUPANG: Sebanyak 64 dari sekitar 242 blok minyak dan gas bumi di Indonesia hingga Oktober 2010 telah berproduksi di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Kalimantan dan sebagian besarnya di Pulau Jawa. Staf Ahli Deputi Umum Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Migas Agus Suryono mengatakan sisa dari total tersebut sedang dalam proses survei dan pengerjaan, sementara lainnya dalam proses tender dan penawaran pemilihan langsung. "Saat ini pemerintahmenawarkan 24 blok minyak dan gas bumi dalam tender tahap kedua 2010 yang akan digelar akhir 2010 dan diumumkan pula sebelum akhir tahun ini juga," katanya seusai diterima Wakil Gubernur Nusa Tengara Timur Esthon Foenay kemarin. Ke-24 blok migas itu terdiri dari 19 blok migas yang ditawarkan melalui tender reguler dan lima lainnya dengan penawaran langsung. 24 Blok migas yang ditawarkan Penawaran langsung (5 blok) Gurita South Betung Sumbagsel Damar Arafura Sea II Tender reguler (19 blok) East Asahan North Kuantan Indragiri Hilir East Jabung South West Sumatra I South West Sumatra II South West Sumatra III North Merak West Kangean East Bangkanai Sumber: BP Migas West Sebuku SE Mandar Gorontalo Basin I Gorontalo Basin II Gorontalo Basin III Gorontalo Basin IV SW Bird`s Head Arguni I Arguni II ANTARA/AGUS TAUFIK EKSPLORASI Pengawas tambang dibutuhkan KOTABARU: Pemerintah Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, memerlukan inspektur pengawasan tambang dan migas untuk mendukung pemerintah setempat dalam penertiban pertambangan di daerah itu. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kotabaru Akhmad Rivai menyatakan hingga saat ini dinas yang dipimpinnya belum memiliki inspektur tambang dan migas. “Tenaga fungsional bidang pengawasan itu sangat diperlukan, seiring perkembangan industri pertambangan batu bara, bijih besi, minyak dan gas,” katanya kemarin. Menurut Rivai, untuk meminimalkan kesalahan perusahaan pertambangan dalam melakukan aktivitas serta dalam pengelolaan lingkungan, Kotabaru sangat memerlukan inspektur. (ANTARA) PASUKAN KHUSUS: Dirut PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Dahlan Iskan (kanan) dipasangkan beberapa perlengkapan khusus oleh Kepala Pusdiklat Haryo Soetendro (kiri) dan Koordinator Peragaan Pekerjaan Dalam Kondisi Bertegangan Dwi Budi Martadi seusai gladi bersih di Parkir Timur Senayan Jakarta, kemarin. PLN akan mengadakan Gelar Pasukan Khusus PLN berjumlah 642 personel yang merupakan orang-orang pilihan bermental tangguh, fisik prima, disiplin tinggi dan berani. ANTARA/AGUS TRI Pertamina usul split minyak diubah Blok Mahakam jadi incaran sebelum kontrak berakhir OLEH NURBAITI Bisnis Indonesia JAKARTA: PT Pertamina (Persero) meminta dana bagi hasil (split) produksi minyak dengan pola 40:60 untuk bekas wilayah kerja atau yang dimiliki perseroan maupun blok baru. Vice President Corporate Communication Pertamina Mochamad Harun menilai pembagian split produksi minyak dengan pola 40% untuk BUMN migas itu dan sisanya 60% bagi pemerintah, akan mendorong perkembangan Pertamina sebagai perusahaan nasional. “Split minyak untuk wilayah kerja baru itu masih 85:15, yakni pemerintah 85% dan Pertamina 15%. Karena itu, pertumbuhannya menjadi tidak optimal,” tutur dia di sela-sela seminar bertema Quo Vadis Revisi UU Migas? kemarin. Menurut dia, perubahan split produksi minyak bagi perseroan itu bisa dimasukkan dalam revisi Undang-Undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Ini operasikan, dan memprodukmengingat Pertamina sebaKontrak bagi hasil minyak (%) si, termasuk hak untuk gai perusahaan minyak Net operating income mengalokasikan hasil pronasional memiliki potensi Bagian Bagian duksi. cukup besar untuk terus Indonesia kontraktor Bahkan, Pertamina sebagai tumbuh dan berkembang. perusahaan minyak nasional Dia yakin dengan per71,15 juga dibentuk dengan prinsip ubahan pola split produksi 28,85 memperoleh pendapatan minyak Pertamina, risiko yang besar dari kegiatan miyang ditanggung pemerinnyak dan gas bumi. tah akan menjadi kecil dan Pajak: Pada bagian lain, Harun dapat memberikan efek poPajak Penerimaan kontraktor mengungkapkan keinginan sitif bagi perkembangan pajak PPh 35%+PPh ps Pertamina masuk ke Blok usaha di sektor hulu. “Kalau 26 (e) 20% Mahakam, Kalimantan Tisplit-nya itu 40:60, artinya 13,85 mur, sebelum masa kontrak risiko di Pertamina juga le13,85 operatorship (Production bih besar dibandingkan deSharing Contract/PSC) Total ngan 85:15. Tentunya kita EP Indonesie dan Inpex Corsemakin tertantang.” poration berakhir pada 2017 Terkait dengan revisi UU Bagian bersih Bagian bersih kontraktor diyakini akan menyelamatMigas, Harun menegaskan Indonesia kan pendapatan negara yang bahwa Pertamina sebagai diperoleh dari blok migas BUMN migas menginginkan tersebut. agar diberikan hak untuk mengambil wilayah kerja yang telah habis masa kon- Sumber: PSC generasi III Penerimaan negara BISNIS/AGUS TAUFIK traknya dan wilayah kerja Ket: Pertamina termasuk kontraktor kontrak kerja Dia menilai pengelolaan sama terbuka baru. Blok Mahakam oleh PertaPasalnya, kata dia, saat ini Per- tamina sebagai perusahaan mi- mina merupakan solusi tepat bagi tamina hanya dapat mengusul- nyak nasional itu juga memiliki pemerintah untuk bisa mempertakan untuk memperoleh wilayah hak atas penguasaan cadangan hankan penerimaan negara dari kerja yang telah habis kontrak- minyak dan gas,” ujarnya. blok migas tersebut. Pasalnya, seSelain itu, tambahnya, perusa- lama ini negara sering kali disannya dan wilayah kerja baru, yang diatur dalam Peraturan Pemerin- haan minyak nasional itu diben- dera dengan pernyataan beberapa tuk dengan prinsip memiliki hak kontraktor kontrak kerja sama tah No. 35/2004. “Prinsipnya pembentukan Per- ekonomi untuk mengatur, meng- (KKKS) yang menyatakan tidak 85 15 akan berinvestasi lagi, bila tidak ada kejelasan perpanjangan kontrak pengelolaan dari pemerintah. “Kalau kita [Pertamina] bisa masuk lebih awal di Blok Mahakam, kita bisa mengamankan pendapatan negara dari blok tersebut,” katanya. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Evita Herawati Legowo sebelumnya mengatakan pemerintah sepenuhnya akan mendukung BUMN migas itu untuk bisa mendapatkan hak pengelolaan Blok Mahakam. “Pemerintah dukung itu, tetapi kalau Pertamina mau minta kerja sama dengan orang, tetap harus minta swap supaya memperkaya Pertamina juga, walaupun itu bto-b,” ungkap Evita, baru-baru ini. Harun menyebutkan beberapa pertimbangan yang mendasari keinginan kuat Pertamina masuk ke Blok Mahakam sebelum masa kontraknya habis pada 2017, a.l. mengamankan operasi dan produksi tetap berjalan dengan baik di blok migas tersebut hingga 2017. Dengan adanya Pertamina di blok migas itu, pemerintah tetap bisa mendapatkan pajak, bagi hasil, dan dividen. (10) (ibeth.nurbaiti @bisnis.co.id) Revisi UU Migas fokus pada 4 pilar OLEH NURBAITI Bisnis Indonesia RUPA-RUPA SEMINAR & WORKSHOP PROPERTI JAKARTA: Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) merekomendasikan empat pilar dalam revisi Undang-Undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi sehingga investasi di sektor tersebut tidak terganggu. Penasihat Hukum Utama Kelompok Kerja Kontrak-Kontrak Komersial BP Migas Didi Setiarto mengemukakan pada dasarnya posisi BP Migas ada dalam keputusan politik yang menginginkan perlunya revisi UU Migas. “Ibarat dalam pengobatan China, UU No. 22/ 2011 itu yang sakitnya, tetapi jangan ditusuk [jarum] semua, hanya very selected items. Kalau dibongkar semua, mungkin kita tidak tahu akan menjadi apa,” tuturnya, kemarin. Keempat pilar yang bisa dijadikan sebagai acuan dalam revisi UU Migas tersebut, pertama, sinergi antara kepentingan nasional dengan masih dibutuhkannya investasi internasional. Dia menilai peran perusahaan nasional masih belum jelas dalam UU No. 22/2001. Kedua, tata kelola kegiatan usaha, baik di hulu maupun hilir sehingga memperjelas pembagian peran, tugas, dan tanggung jawab dari masingmasing pihak. Ketiga, penciptaan iklim usaha kondusif dengan sinergitas antarsektor serta memberikan insentif fiskal, berupa keringanan pajak, pembebasan bea masuk, cost recovery, dan lainnya. “Kesahihan kontrak itu juga penting dan sedapat mungkin kontrak yang sudah diberikan kepada kontraktor tetap dihormati.” Keempat, revisi tidak mengesampingkan peran daerah dalam pengelolaan migas. Tata ulang Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto menilai tata ulang kebijakan migas yang tertuang dalam UU No. 22 /2001 memang harus disegerakan. Ini mengingat banyaknya kelemahan dari regulasi tersebut di hulu maupun hilir. Dia mencontohkan lemahnya aspek penguasaan wilayah migas oleh negara di sektor hulu akibat adanya Pasal 12 ayat 3. Pasal itu menyatakan bahwa menteri menetapkan badan usaha atau bentuk usaha tetap yang diberi wewenang melakukan usaha eksplorasi dan eksploitasi pada wilayah kerja. “Akses penguasaan sumber daya itu harus tetap dipegang negara.” Menurut dia, yang perlu dilakukan saat ini adalah mengembalikan peran utama Kementerian ESDM melalui Ditjen Migas untuk mengatur pengelolaan migas. Selain itu, UU Migas harus dapat memberikan kewenangan usaha pertambangan, eksplorasi, dan produksi migas nasional kepada BUMN. Di sisi lain dia menilai keberadaan BP Migas di sisi hulu tidak memiliki kewenangan usaha pertambangan, eksplorasi, dan produksi migas nasional. Sementara itu, fungsi serta tugas dalam pengawasan dan pengaturan hilir yang selama ini dijalankan BPH Migas juga seharusnya dikembalikan kepada Kementerian ESDM. Pada bagian lain, Indonesian Petroleum Association menilai UU Migas No.22/2001 tidak perlu direvisi selama kontrak yang tidak terganggu. (10)