JAGA KETAHANAN ENERGI, HOLDING BUMN MIGAS

advertisement
JAGA KETAHANAN ENERGI, HOLDING BUMN MIGAS
AKAN INVESTASI RP 1.500 TRILIUN
Twitter.com
Holdingi Badan Usaha Milik Negara (BUMN)ii migas berencana menginvestasikan
dana hingga 115 miliar dollar AS atau sekitar Rp1.500 triliun guna menjaga ketahanan energi
nasional. Dana sebesar itu akan dialokasikan hingga tahun 2025, untuk mengembangkan
bisnis di hulu dan hilir. Dengan investasi sebesar itu, perusahaan migas BUMN diharapkan
mampu menggenjot produksi migas hingga 2 juta barel per hari.
Corporate Secretary Pertamina Syahrial Mochtar menjelaskan dana akan digunakan
untuk mengembangkan blok migas serta kilang. "Selain mengembangkan hulu, holding migas
juga akan mengembangkan sektor hilir dengan membangun kilang. Kilang yang sudah ada
akan dikembangkan serta membangun kilang-kilang baru," ujarnya.
Menurut Syahrial, untuk memenuhi kebutuhan dana investasi itu, Pertamina selaku
holding BUMN migas akan mengandalkan dana dari eksternal. Dana tersebut bisa berbentuk
pinjaman bank kepada Pertamina maupun project financing atau pembiayaan proyek. "Selain
itu, agar kedaulatan energi bisa tercapai dan sumber daya bisa dimanfaatkan maksimal,
cadangan-cadangan migas milik pemerintah bisa dikelola oleh BUMN sebagaimana yang
dilakukan oleh Petronas," lanjut Syahrial.
Sementara itu, pakar manajemen dari Universitas Indonesia Rhenald Kasali
mengungkapkan pembentukan holding BUMN sektor migas bisa menjadi model bisnis baru
untuk menjaga ketahanan energi di Indonesia, di tengah gencarnya negara lain mengamankan
pasokan energinya.
Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum
2017
Sebagaimana diketahui, masing-masing negara besar sekarang tak lagi bergantung
pada pasokan minyak dari negara-negara pengekspor minyak/Organization of the Petroleum
Exporting Countries (OPEC).iii Amerika Serikat (AS) berhasil mengamankan pasokan
minyaknya dengan mengembangkan shale oil atau minyak serpih. Dengan cara itu, AS tak
lagi tergantung pada suplai dari negara-negara OPEC. Sementara itu China mengamankan
suplai minyak dengan menggandeng negara-negara di Afrika. Sebagai kompensasi, China
membangun infrastruktur kepada negara-negara di Afrika yang bersedia menyerahkan ladang
minyaknya. Adapun Rusia memilih keluar dari OPEC dan terus memproduksi minyak dari
ladangnya sendiri. Dengan cara tersebut, negara ini bisa memenuhi kebutuhan minyaknya.
"Untuk Indonesia, perlu dipikirkan bagaimana model bisnis yang akan dikembangkan.
Pembentukan holding migas ini akan menjadi model bisnis baru dalam pengelolaan migas di
Indonesia," kata Rhenald.
Deputi BUMN bidang Energi, Logistik dan Kawasan Edwin Hidayat mengatakan,
secara hukum pembentukan holding BUMN migas sudah siap. Namun secara konsep, Edwin
mengakui, masih belum ada penyatuan antara konsep holding pemerintah dengan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). "Saya harap sih semester satu ini (selesai). Tapi paling lambat ya
tahun ini selesai,"tuturnya.
Sumber Berita:
1. Kompas.com, Jaga Ketahanan Energi, Holding BUMN Migas Akan Investasi Rp 1.500
Triliun, Minggu, 21 Mei 2017.
2. Okezone.com, Siap-Siap! Holding BUMN Migas Rampung Semester I-2017, Kamis,
27 April 2017.
Catatan:
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
(migas), kegiatan migas dibagi dua, yaitu kegiatan usaha hulu dan hilir. Kegiatan usaha hulu
adalah kegiatan usaha yang berintikan atau bertumpu pada kegiatan usaha eksplorasi dan
Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum
2017
eksploitasi. Kegiatan usaha hilir adalah kegiatan usaha yang berintikan atau bertumpu pada
kegiatan usaha pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, dan/atau niaga.
Integrasi kegiatan hulu dan hilir migas pernah dilakukan pada awal kemerdekaan.
Berdasarkan laman www.pertamina.com, diketahui bahwa pada tahun 1960, PT PERMINA
direstrukturisasi menjadi PN PERMINA sebagai tindak lanjut dari kebijakan Pemerintah,
bahwa pihak yang berhak melakukan eksplorasi minyak dan gas di Indonesia adalah negara.
Melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 1968, PN PERMINA yang
bergerak di bidang produksi digabung dengan PN PERTAMINA yang bergerak di bidang
pemasaran guna menyatukan tenaga, modal dan sumber daya yang kala itu sangat terbatas.
Perusahaan gabungan tersebut dinamakan PN Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional
(Pertamina). PP tersebut kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1971
tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara. Dengan berlakunya
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1971 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
i
holding company adalah perusahaan yang menjadi perusahaan utama yang membawahi beberapa perusahaan
yang tergabung ke dalam satu grup perusahaan (wikipedia).
ii
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, BUMN adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung
yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
iii
OPEC adalah organisasi yang bertujuan menegosiasikan masalah-masalah mengenai produksi, harga dan
hak konsesi minyak bumi dengan perusahaan-perusahaan minyak (wikipedia).
Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum
2017
Download