HUBUNGAN ANTARA KEPEDULIAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN REMAJA PADA KELUARGA TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI DESA KRANDON LOR KEC. SURUH KAB. SEMARANG TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah Oleh SUGIYANTI NIM : 11108082 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012 KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected] PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 3 (Tiga) Naskah Hal : Pengajuan Skripsi Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum. Wr. Wb Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswi: Nama : SUGIYANTI NIM : 11108082 Jrusan/Progdi : Tarbiyah/ PAI Judul : HUBUNGAN KELUARGA ANTARA TERHADAP KEPEDULIAN PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN REMAJA PADA KELUARGA TKI DESA KRANDON LOR KEC. SURUH SEMARANG TAHUN 2012 Untuk diajukan dalam sidang munaqasyah. Demikian untuk menjadi periksa. Wassalamu’alaikum.Wr. Wb. Salatiga, 12 Juli 2012 Pembimbing Dra. Siti Asdiqoh, M. Si. NIP. 19680812 199403 003 KAB. SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEPEDULIAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN REMAJA PADA KELUARGA TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI DESA KRANDON LOR KEC.SURUH KAB. SEMARANG TAHUN 2012 DISUSUN OLEH SUGIYANTI NIM : 11108082 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Kependidikan Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 01 Agustus 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam Panitia Penguji Ketua Penguji Sekretaris Penguji Penguji I Penguji II Penguji III : Suwardi, M.Pd. : Muh. Hafidz, M.Ag. : Hj. Maslikhah, S.Ag , M.Si. : Dra. Maryatin : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si Salatiga, 09 Agustus 2012 Ketua STAIN Salatiga Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP.19580827 198303 1002 KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected] PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang betanda tangan dibawah ini: Nama : Sugiyanti NIM :11108082 Jurusan :Tarbiyah Progam studi :Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 12 Juli 2012 Penulis SUGIYANTI NIM. 11108082 KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected] MOTTO ﻓﺎن ﻣﻊ اﻟﻌﺴﺮﯾﺴﺮاٳن ﻣﻊ ﻟﻌﺴﺮﯾﺴﺮ “Sesungguhnya dibalik kesulitan terdapat kemudahan” “Perubahan itu berasal dari diri kita sendiri, sekuat apapun orang lain merubah tidak akan berhasil jika dalam diri kita tidak ada niat untuk melakukan perubahan tersebut” KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected] PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, karya skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Ayahku Bpk. Muh Soleh tercinta Dan Ibuku Ibu Suwarti tersayang yang selalu mendo’akan dan memberikan banyak kasih sayang dan banyak berkorban untukku hingga aku seperti sekarang. 2. Saudara-saudaraku (Dex Watik, dan Dek Unah) yang telah mendukungku dalam segala hal. 3. Mas Agus yang selalu memberiku semangat dan dukungan penuh untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si yang telah sabar dalam mengarahkan dan memberikan masukan-masukan dalam menyusun skripsi ini. 5. Semua teman-temanku PAI C yang telah melukis begitu banyak kenangan. 6. Para dosen yang telah memberikan begitu banyak ilmu kepadaku. 7. Semua teman angkatan 2008. ABSTRAK Sugiyantu. 2012. 11108082. Hubungan antara kepedulian keluarga terhadap perilaku sosial keagamaan remaja pada keluarga tenaga kerja indonesia (TKI) di Desa Krandon lor Kec. Suru Kab. Semarang Tahun 2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Kata Kunci: Kepedulian Keluarga Dan Perilaku Sosial keagamaan Remaja Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Adakah Hubungan antara kepedulian keluarga terhadan perilaku sosial keagamaaan remaja pada keluarga TKI di Desa Krandon Lor Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode angket. Subyek penelitian sebanyak 32 responden, menggunakan teknik Proportional Startified Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen angket untuk menjaring data Kepedulian keluarga terhadap perilaku sosial keagamaan remaja di Desa Krandon lor Tahun 2012. Dalam penelitian ini pendekatan yang diterapkan oleh peneliti adalah pendekatan korelasional kuantitatif. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik (pendahuluan dan lanjut). Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepedulian keluarga terhadap remaja di Desa Krandon lor Tahun 2012 berada pada kategori rendah, hal ini dapat dilihat dari data 15 responden dengan persentase 47%, dan pada kategori tinggi mencapai angka frekuensi sedang yakni 10 responden dengan persentase 31%, sedangkan kategori tinggi hanya terjadi pada 7 pesponden dengan persentase 22%. Sedangkan perilaku sosial keagamaan remaja di Desa Krandon lor tahun 2012 berada pada kategori buruk, yakni mencapai angka frekuensi 12 responden dengan persentase 37,5%, kategori sedang mencapai angka frekuensi 11 responden dengan persentase 34,4%. Sedangkan kategori tinggi hanya terjadi pada 9 responden dengan persentase 28,1%. Uji hipotesis menunjukkan adanya huungan antara kepedulian keluarga terhadap perilaku sosial keagamaan remaja di Desa Krandon lor tahun 2012, hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi (rhitung ) sebesar 0,509 lebih besar dari rtabel pada taraf signifikan 1% (0,449) dan taraf signifikansi 5% (0,349). Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepedulian keluarga terhadap perilaku sosial keagamaan remaja di Desa Krandon lor Kec. Suruh Kab. Semarang tahun 2012. KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected] KATA PENGANTAR ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﯿﻢ Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmad dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Kepedulian Keluarga Terhadap Perilaku Sosial Keagamaan Remaja Pada Keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Desa Krandon Lor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2012 “. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan Islam di Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negri (STAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bimbigan dan pengaraha dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis megucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr.Imam Sutomo,M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga 2. Ibu Dra.Siti Asdiqoh, M.Si, selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 3. Bapak dan ibu dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepada penulis. 4. Bapak Drs. H. Dasuki selaku Kepala Dusun Krandon Lor yang telah memberikan ijin penelitian sehingga penelitian ini dapat selesai. 5. Kedua orang tuaku, adik-adikku, semua saudaraku serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukunga moral dan materi dalam penyusunan skripsi ini. 6. Sahabat-sahabat seperjuangan yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 7. Seluruh masyarakat Desa Krandon lor pada umumnya dan seluruh remaja Desa Kramdon lor pada khususnya yang telah bekerja sama dalam penelitian ini. 8. Semua pihak yang terkait dengan ihlas telah memberikan bantuan baik materiil maupun spiritual dalam penulisan skripsi ini. Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan. Penulis hanya bias berdo’a semoga bantuan dan bimbingan dari semua pihak dapat diterima oleh Allah SWT sebagai amal ibadah. Akhirnaya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untk kesempurnaan skripsi ini. Salatiga, 12 Juli 2012 Penulis SUGIYANTI NIM 11108082 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ……………………………………………………........ PERSETUJUAN PEMBIMBING i ………………………………………….. ii PERNYATAAN KEASLIAN ……………………………………………....... iii MOTTO v …………………………………………………………………....... PERSEMBAHAN ABSTRAK ………………………………………………………….... vi ...................................................................................................... KATA PENGANTAR DAFTAR ISI …………………………………………………......... ……………………………………………………………….... DAFTAR TABEL vii viii x ………………………………………………………….... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………….......... 1 B. Rumusan Masalah ………………………………………………….. 6 C. Tujuan Penelitian ………………………………………………….. 7 D. Hipotesis Penelitian ………………………………………………….. 7 E. Manfaat Penelitian ………………………………………………….. 8 F. Defisi Operasional ………………………………………………….. 8 G. Metode Penelitian ………………………………………………….. 10 H. Sistematika Penulisan Skripsi ………………………………………. 14 BAB II LANDASAN TEORI A. Kepedulian Keluarga ……………………………………………….. 16 1. Pengertian Keluarga ……………………………….…………... 16 2. Kepedulian Keluarga ………………………………………….. 17 ……………………………………………….. 19 3. Fungsi Keluarga 4. Bentuk-bentuk Kepedulian Keluarga …………………………. 24 5. Faktor-Faktor yang Mendorong Kepedulian Keluarga Terhadap Perilaku Sosial Keagamaan Remaja B. Perilaku Sosial Keagamaan ……………….. 28 ……………………………………….. 31 1. Pengertian Perilaku Sosial Keagamaan ………………………. 2. Bentuk-Bentuk Perilaku Sosial Keagamaan …………………. 31 37 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial keagamaan remaja ……………………………………… 40 C. Pengaruh Kepedulian Keluarga Terhadap Perilaku Sosial Keagamaan Remaja ……………………………………….. 41 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Sabjek Penelitian …………………….. 45 …………………………………………… 45 2. Monografis …………………………………………………… 46 B. Penyajian Data ……………………………………………………. 53 1. Keadaan Geografis 1. Nama Responden …………………………………………….. 53 2. Data Kepedulian Keluarga Dan perilaku Sosial Keagamaan Remaja ………………………………….. 55 3. Data Hasil Angket ……………………………………………. 61 BAB IV ANALISA DATA A. Analisis Deskriptif (Tiap-tiap variabel) …………………………. 71 ……………………………………………… 76 ……………………………………………………… 80 ……………………………………………………… 81 …………………………………………………………….. 82 B. Pengujian Hipotesis C. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR TABEL I. TABEL JUMLAH PENDUDUK DESA KRANDON LOR KECAMATAN SURUH II. …………………………………………. …………….. 49 …………….. 50 …………….. 52 …………….. 53 ……………………………………… 55 TEBEL KONDISI AGAMA PENDUDUK DESA KRANDON LOR KECAMATAN SURUH V. STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA KRANDON LOR KECAMATAN SURUH VI. DAFTAR NAMA RESPONDEN REMAJA DESA KRANDON LOR KECAMATAN SURUH VII. DATA KEPEDULIAN KELUARGA DESA KARANDON LOR VIII. DATA PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN REMAJA DESA KRANDON LOR IX. ………………………………………… XI. XII. 58 TABEL HASIL ANGKET TENTANG KEPEDULIAN KELUARGA DESA KRANDON LOR X. 48 TABEL MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DESA KRANDON LOR KECAMATAN SURUH IV. 47 TABEL TINGKAT PENDIDIKAN DESA KRANDON LOR KECAMATAN SURUH III. ………………………………………… ……….. TABEL LEBAR INTERVAL KEPEDULIAN KELUARGA TABEL KATEGORI KEPEDULIAN KELUARGA 62 …... 65 ……………. 65 TABEL HASIL ANGKET TENTANG PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN REMAJA DESA KRANDON LOR ……………. 66 XIII. LEBAR INTERVAL PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN XIV. TABEL KATEGORI PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN REMAJA XV. ……. 69 ………………………………………… 69 TABEL REKAPITULASI KEPEDULIAN KELUARGA TERHADAP REMAJA DESA KARANDON LOR KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG ………….. 73 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perhatian dan kepedulian keluarga itu sangatlah penting untuk membentuk watak, sifat, karakter, tingkah laku, moral, budi pakerti, dan ahlak seseorang, khususnya pada usia remaja, dimana pada usia ini seseorang akan mudah terpengaruh oleh segala sesuatu baik dari dari teman sebaya. Maka dari itu pendidikan pada Dalam Al-qur’an Surat At-tahrim ayat 6 lingkungan maupun keluarga itu sangat penting. dijelaskan sebagai berikut: ﯾٰﺎاَﯾﱡﮭَﺎاﻟﱠﺬِﯾْﻦَ اَﻣَﻨُﻮْاﻗُﻮْاَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢْ وَاَھْﻠِﯿْﻜُﻢْ ﻧَﺎرًاوَﻗُﻮْدُھَﺎاﻟﻨﱠﺎسُ وَﻟْﺤِﺠَﺎرَةُﻋَﻠَﯿْﮭَﺎ (٦:ﻣَﺎﯾُﺆْﻣَﺮُوْن )اﺗﺤﺮﯾﻢ َﻣَﻼٰءِﻛَﺔۥﻏِﻼَﺿٌﺎﺷِﺪَادٌﻻَﯾَﻌْﺼُﻮْنَ اﷲَ ﻣَﺎٲَﻣْﺮَھُﻢْ وَﯾَﻔْﻌَﻠُﻮْن Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. “(Q.S.At-Tahrim : 6) Dari ayat tersebut telah jelas bahwa Allah memerintahkan manusia untuk menjaga diri dan keluarganya dari hal-hal buruk yang akan merugikan mereka sendiri. Perintah ini dapat dilakukan dengan cara memperdulikan keluarganya baik dari segi pendidikan maupun perilaku. Keluarga merupakan lingkungan yang terdekat untuk membesarkan, mendewasakan dan didalamya anak mendapatkan pendidikan yang pertama kali. Keluarga merupakan kelompok masyarakat terkecil, akan tetapi merupakan lingkungan paling kuat dalam membesarkan anak, oleh karena itu keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan anak, keluarga yang baik akan berpengaruh positif bagi perkembangan anak, sedangkan keluarga yang buruk akan berpengaruh negatif. Keluarga menurut para pendidik merupakan lapangan pendidikan yang pertama dan pendidiknya adalah kedua orang tua. Mereka pendidik bagi anakanaknya karena secara kodrat ibu dan bapak diberikan anugrah oleh Tuhan Pencipta berupa naluri orang tua. Dengan naluri ini timbul rasa kasih sayang para orang tua kapada anak-anak mereka, hingga secara moral keduanya merasa terbebani tanggung jawab untuk memelihara, mengawasi, melindungi, serta membimbing keturunan mereka. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan dasar bagi pembentukan jiwa keagamaan. Perkembangan agama menurut W.H Clark yaitu: Berjalin dengan unsur-unsur kejiwaan sehingga sulit untuk diidentifikasi secara jelas, karena masalah yang menyangkut kejiwaan, manusia demikian rumit dan kompleksnya. Namun demikian, melalui fungsi-fungsi jiwa yang masih sangat sederhana tersebut, agama terjalin dan terlibat didalamnya. Melalui jalinan unsur-unsur dan tenaga kejiwaan inilah agama itu berkembang (W.H Clark, 1964:4). Dalam kaitan itu pulalah terlihat peran pendidikan keluarga dalam penanaman jiwa keagamaan pada anak. (Jalaluddin, 2010:294) Peran ibu sangat penting untuk membentuk karakter keluarga, Karena ibulah yang paling memiliki hubungan erat dengan anak, akan tetapi bagaimana sikap dan karakter keluarga bisa terbentuk dengan baik jika peran orang tua dalam mendidik keluarga tidak lagi terlibat, khususnya pada keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Kepedulian dan perhatian keluarga itu sangat berpengaruh terhadap perilaku sosial keagamaan remaja. Dimana keluarga adalah unit sosial terkecil, dan dari sinilah proses pewarisan aspek-aspek sosial terjadi, dan peran keluarga menjadi sangat penting. Masa remaja itu adalah masa yang belum stabil dimana remaja itu masih mudah terpengaruh oleh lingkungan yang ia tempati, kalau lingkungan yang dia tempati itu mengajarkan budi pakerti dan moral yang baik tentunya remaja akan perperilaku sesuai apa yang dia lihat, akan tetapi sebaliknya jika lingkungan yang dia tempati menunjukan perilaku moral yang kurang baik maka remaja juga akan tertanam sikap-sikap yang demikian seperti yang dia lihat.Remaja yang memiliki sikap dan perilaku yang kurang baik banyak terjadi pada keluarga yang kurang memperhatikan perkembangan keluarganya terutama pada anak-anak mereka, kurangnya perhatian dari orang tua, pendidikan pada keluarga, terutama pendidikan agama, tidak tertanam pada jiwa seseorang, sehingga banyak pelanggaran norma yang mereka lakukan, membuat mereka menjadi berperilaku sesuka kehendak mereka, bahkan berperilaku yang menyimpang, Tanggung jawab mendidik anak itu adalah kedua orang tua yaitu bapak dan ibu, akan tetapi yang banyak terjadi pada saaat ini orang tua lebih mementingkan materi untuk mencukupi keluarga sehingga pendidikan pada anak tidak lagi diperhatikan, memang secara materi keluarga tercukupi, akan tetapi pendidikan terutama pendidikan agama, budi pakerti, ahlak, perilaku, moral, dan lain sebagainya yang seharusnya diperoleh dari lingkungan keluarga tidak ia dapatkan. Pergaulan hidup bersama didalam keluarga akan memberi andil yang besar bagi pembentukan kepribadian seseorang, apakah seseorang akan memiliki kepribadian yang kuat dan menghargai diri pribadinya atau menjadi seseorang yang berkepribadian lemah. Hal ini tergantung dari latar belakang pengalamanya dilingkungan keluarga. (Ahid, 2010:112) Menurut W. Starbuck corak keagamaan pada remaja juga ditandai denga adanya pertimbangan sosial. Dalam kehidupan keagamaan mereka timbul konflik antara pertimbangan moral dan material. Remaja sangat bingung menentukan pilihan itu. Karena kehidupan duniawi lebih dipengaruhi oleh kepentingan akan materi, maka para remaja lebih cenderung jiwanya untuk bersikap materialis. Hasil penyelidikan Ernest Herms terhadap 1.789 reaja amerika antara usia 18-29 tahun menunjukan, bahwa 70% pemikiran remaja ditunjukan bagi kepentigan: Keuangan, kesejahteraan, kebahagiaan. Kehormatan diri, dan masalah kesenangan pribadi lainya. Sedangkan masalah ahirat dan keagamaan hanya sekitar 3,6%, masalah sosial 5,8%. Sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan boleh dikatakan sangat kecil dan hal ini tergantung dari kebiasaan masa kecil serta lingkungan agama yang mempengaruhi mereka (Jalaluddin, 2010:76) Menurut Drs. Bimo Walgito dalam buku sosiologi pendidikan masyarakat modern ini sering pula terjadi adanya suatu gejala kenakalan remaja ialah kedua orang tuanya masih utuh, tetapi karena masing-masing anggota keluarganya (ayah dan ibu) mempunyai kesibukan masing-masing sehingga orang tua tidak sempat memberikan perhatian terhadap pendidikan anak-anaknya. Sedangkan dalam kenyataaan menunjukan bahwa anak-anak remaja yag melakukan tindakan menyimpang dari norma-norma agama dikarenakan didalam keluarga terjadi disintegarsi. Mereka terdiri dari : 1. Anak yatim piatu 2. Anak yag tidak jelas asal usul keturunanya 3. Karena perceraian kedua orang tuanya. Anak yang ditinggal ayah tanpa perceraian yang sah 4. Anak yang sering ditinggal kedua orang tuanya karena mencari nafkah (Sudarsono, 1991:126) Di desa Krandon lor mayoritas penduduknya bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI), dan sebagian besar dari TKI tersebut adalah sorang ibu, sehingga seorang anak kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya, terutama ibu, anak remaja disini hanya tinggal bersama ayah itupun jarang bertatap muka dengan anak karena kesibukanya sendiri, remaja melakukan segala aktifitasnya tanpa pantauan dari orang tua, dan keluarga lainya, Sehingga banyak remaja yang perilakunya kurang baik, melanggar norma agama dan berperilkau menyimpang. Hal inilah yang menjadi masalah bagi remaja dan pebentukan kepribadian remaja. Dari uraian diatas faktor-faktor yang memengaruhi perilaku sosial keagamaan remaja adalah pendidikan pada keluarga itu sendiri, perhatian dan kepedulian terhadap remaja. Remaja yang mendapatkan perhatian penuh dari keluarga dia akan memiliki kepribadian dan perilakau yang baik sesuai dengan norma-norma pada masyarakat, akan tetapi remaja yang kurang mendapatkan perhatian dari keluarga dia akan berkembang sesuai dengan perkembangan lingkungan dimana tempat remaja itu tinggal, kalau lingkunganya baik maka akan berkembang dengan baik, begitu juga sebaliknya kalau lingkunganya cenderung kurang baik maka dia akan berkembang menjadi pribadi yang kurang baik. Maka perhatian dan pendidikan pada keluarga itu sangat penting bagi kepribadian dan perkembangan remaja. Bertolak dari latar belakang diatas maka penulis mengangkat judul sebagai berikut: “HUBUNGAN ANTARA KEPEDULIAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN REMAJA PADA KELUARGA TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI DESA KRANDON LOR KEC. SURUH KAB. SEMARANG TAHUN 2012 ” B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka ada beberapa hal yang menjadi permasalahan dan akan dikaji melalui penelitian ini. Beberapa permasalahan itu adalah : 1. Bagaimana kepedulian keluarga TKI terhadap remaja di Desa Krandon lor Kec. Suruh Kab. Semarang Tahun 2012? 2. Bagaimana perilaku sosial keagamaan remaja pada keluarga TKI di Desa Krandon lor Kec. Suruh Kab. Semarang Tahun 2012? 3. Adakah hubungan antara kepedulian keluarga terhadap perilaku sosial keagamaan remaja pada keluarga TKI di Desa Krandon lor Kec. Suruh Kab. Semarang Tahun 2012? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang dikaji, maka peneliti ini memiliki tujuan antara lain untuk mengetahui: 1. Kepedulian keluarga TKI terhadap remaja di Desa Krandon lor Kec. Suruh Kab. Semarang Tahun 2012 2. Perilaku sosial keagamaan remaja pada keluarga TKI di Desa Krandon lor Kec. Suruh Kab. Semarang Tahun 2012 3. Hubungan kepedulian keluarga terhadap perilaku sosial keagamaan remaja pada keluarga TKI di Desa Krandon lor Kec. Suruh Kab. Semarang Tahun 2012 D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti. Tetapi masih harus dibuktikan, atau ditegaskan, atau diuji kebenaranya. (Arikunto, 2003:20) Dengan melihat fenomena yang ada di lokasi (obyek) penelitian, maka penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut : “Ada hubungan antara kepedulian keluarga terhadap perilaku sosial keagamaan remaja pada keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Desa Krandon lor Kec. Suruh Kab. Semarang Tahun 2012” E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan adanya manfaat yang bisa diambil, yaitu: 1. Manfaat teoritik Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini dapat sebagai sumbangsih pemikiran dalam pengembangan ilmu sosial dan keagamaan dalam rangka mencetak insan yang berbudi luhur dan berakhlak mulia. 2. Manfaat praktis Bagi keluarga agar lebih memperhatikan aktifitas kegiatan remaja, serta mampu mendidik anak sesuai dengan perkembangan fisik dan pemikiranya. Untuk remaja agar dapat berperilaku yang baik sesuai dngan ajaran-ajaran islam yang dicontohkan oleh Rosulullah Muhammad SAW. dan diharapkan juga bagi peneliti sebagai media untuk mendapatkan pengalaman langsung dari meneliti sehingga dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan dalam keadaan yang sebenarnya dalam lapangan. F. Definisi Operasional Untuk memudahkan atau menjaga agar tidak terjadi kesalahfahman serta sebagai langkah awal penyatuan persepsi terhadap pembahasan ini, maka perlu diberikan batasan dan penegasan dari judul sebagai berikut : 1. Kepedulian Keluarga Penulis membatasi pengertian kepedulian keluarga sebagai berikut Kepedulian keluarga adalah sikap keluarga dalam mengasuh, mengawasi, memelihara, membimbing, dan mengarahkan segala sikap dan perbuatan yang dilakukan remaja baik dalam rumah maupun diluar rumah agar menjadi remaja yang sholih- sholikhah. Adapun yang menjadi indikator dari “sikap kepedulian keluarga “ menurut Zakiah Daradjat dalam buku Pendidikan dalam keluarga dan sekolah, sebagai berikut : 1) Mengawasi dalam beribadah. 2) Mengarahkan dalam memilih sekolah. 3) Memantau dalam pergaulan remaja. 4) Membimbing dalam berperilaku sosial. 5) Menasehati untuk selalu berpakaian yang rapi. (Daradjat, 1995:62-65) 2. Perilaku Sosial Keagamaan Perilaku adalah pengertian umum dari akhlak istilah bahasa arab dari kata khuluk yang berarti perilaku, perilaku itu sesungguhnya merupakan aktifitas dari prinsip, nilai, atau keyakinan dari seseorang. Sebuah perilaku tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai ajaran yang dianut oleh seseorang. (Ahmadi, 2004:16). Menurut penulis perilaku sosial keagamaan adalah perbuatan dan tingkah laku individu (Remaja) yang muncul dalam keidupan sehari-hari yang mencerminkan sikap keagamaan baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Adapun yang menjadi indikator dari perilaku sosial keagamaan menurut Jalaluddin dan Walgito adalah sebagai berikut: 1) Aktif dalam organisasi keagamaan 2) Berahlak mulia (Jalaluddin, 2019:229) 3) Menghargai terhadap sesama 4) Ikut serta dalam kegiatan keagamaan di masyarakat (Walgito, 1990:32) G. Metode penelitian 1. Pendekatan dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan menggunakan rancangan penelitian studi korelasional. Hal ini disebabkan karena peneliti ini meneliti tentang pengaruh atau hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu kepedulian keluarga sebagai variabel yang pertama dan perilaku sosial keagamaan remaja sebagai variabel yang lain. 2. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di desa Krandon lor Kec. Suruh Kab. Semarang Tahun 2012. 3. Populasi penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada didalam populasi (Arikunto, 1998:115). Populasi Remaja di Desa Krandon lor Kec. Suruh Kab. Semarang Tahun 2012 sebanyak 160, oleh karena itu peneliti mengambil sampel 20% dari populasi yaitu sebanyak 32 responden. 4. Pengumpulan data Langkah-langkah yang dugunakan penulis dalam mengumpulkan data adalah dengan menggunakan metode angket, dan Metode dokumentasi. a. Metode angket Merupakan metode pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan kepada responden guna mendapatkan data yang baik. Metode ini digunakan untuk mengungkap dua data yaitu data tentang kepedulian keluarga dan perilaku sosial keagamaan remaja. b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya. (Arikunto, 1987:188) Metode ini digunakan untuk melengkapi data tentang kondisi dan keadaan objek penelitian serta memberikan gambaran umum tentang objek penelitian. 5. Instrumen penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan yang terangkum dalam angket. Angket terdiri dari dua yaitu yang pertama kepedulian keluarga dan yang kedua yaitu perilaku sosial keagamaan. 6. Analisis data Untuk mengetahui data dengan menggunakan rumus prosentase dan rumus statistik korelasi produk moment. a. Untuk mengetahui kepedulian keluarga terhadap remaja dan perilaku sosial keagamaan remaja, Sujdana (1994:40) memberikan teknik analisis prosentase dengan rumus sebagai berikut: p= × 100% Keterangan : P : prosentase F : Frekuensi N : Jumlah responden b. Tujuan penelitian yang selanjutnya untuk menganalisis tentang hubungan atau pengaruh kepedulian keluarga terhadap perilaku sosial keagamaan remaja di Desa Krandon lor Kec. Suruh Kab. Semarang Tahun 2012, Arikunto (2006:274) memberikan teknik analisis prosentase statistik produk moment dengan rumus sebagai berikut: (∑ )(∑ ) ∑ rxy = (∑ ) (∑ ) (∑ ) (∑ ) Keterangan rxy : Koofesien korelasi antara X dan Y XY :Produk dari X dikali Y X :Variabel skor 1 Y :Variabel skor 2 N :Jumlah responden H. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam penelitian ini penulis membagi dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut: Pada bab 1, dikemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Pada bab II, dikemukakan tentang kepedulian keluarga yang berisi pengertian, bentuk-bentuk kepedulian keluarga dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, perilaku sosial keagaman yang berisi tentang pengertian, bentuk-bentuk perilaku sosial keagamaan, dan fator-faktor yang mempengaruhi perilaku keagamaan tersebut, serta perilaku sosial keagamaan remaja yang kaitanya dengan kepedulian keluarga. Pada bab III, dikemukakan tentang gambaran umum desa Krandon lor (batas wilayah, luas wilayah, jumlah penduduk, pendidikan, mata pencaharian, kondisi agama, keadaan sosial, keadaan objek responden) serta data tentang pengaruh kepedulian keluarga terhadap perilaku sosial keagamaa remaja dari data jawaban angket. Pada bab IV, dikemukakan adanya pengelolaan data yang telah diperoleh dari penelitian lapangan untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan statistik melalui analisis pendahuluan dan analisis lanjut. Pada bab V, dikemukakan tentang kesimpulan dan saran. BAB II LANDASAN TEORI A. Kepedulian Keluarga 1. Pengertian Keluarga Menurut Agus Sujanto keluarga adalah lingkungan yang terdekat untuk membesarkan, mendewasakan, dan didalamnya anak merupakan pendidik yang pertama kali. Keluarga merupakan kelompok masyarakat terkecil, akan tetapi merupakan lingkungan paling kuat dalam membesarkan anak. Oleh karena itu keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan anak. Keluarga yang baik akan berpengaruh positif dalam perkembangan anak, sedangkan keluarga yang buruk akan perpengaruh negatif (Sudarsono, 2004:125). Keluarga menurut para pendidik merupakan lapangan pendidikan yang pertama dan pendidiknya adalah kedua orang tua. Mereka pendidik bagi anakanaknya karena secara kodrat ibu dan bapak diberikan anugrah oleh Tuhan Pencipta berupa naluri orang tua. Dengan naluri ini timbul rasa kasih sayang para orang tua kapada anakanak mereka, hingga secara moral keduanya merasa bertanggung jawab untuk memelihara, mengawasi, melindungi, serta membimbing keturunan mereka. (Jalaluddin, 2010:294) Keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu dan group, dan merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya. (Ahmadi, 1991:108) Keluarga adalah lingkungan pertama bagi proses pertumbuhan sikap sosial dan kemampuan hubungan sosial anak. Dalam keluarga berlangsung pengembangan sikap sosial awal yang akan menompang sikap sosial selanjutnya. Kemampuan bergaul yang diperoleh di lingkngan keluarga akan mendasari kemampuan bergaul yang lebih luas. (Ahid, 2010:107) Jadi keluarga merupakan lembaga utama dan paling utama yang bertanggung jawab atas terjaminya kesejahteraan sosial, kelestarian biologis dan terbentuknya kepribadian anak dalam lingkunga sosial, ditengah keluargalah anak dilahirkan dan dididik hingga menjadi dewasa. 2. Kepedulian Keluarga Kepedulian berasal dari kata dasar “peduli“ yang artinya, (akan dengan); “memperhatikan“,“menghiraukan“ (Purwodarminto, 2006:885) Jadi kepedulian artinya tinggi rendahnya sikap akan memperhatikan, menghiraukan akan sesuatu. Kepedulian keluarga yang penulis maksudkan di sini adalah dalam hal mengasuh, mengawasi, membimbing dan mengarahkan segala sikap, perilaku dan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang (remaja). Kepribadian seseorang (remaja) sangat tergantung pada tingkat tinggi rendahnya tanggungjawab keluarga dalam mengasuh, memelihara, membimbing, dan mengarahkan anaknya, sebab banyak orangtua di zaman sekarang beranggapan bahwa perhatian orangtua kepada anaknya cukup dengan mencukupi kebutuhan jasmani, (materi); yaitu makanan, pakaian, tempat tinggal, dan uang jajan yang cukup tanpa memperdulikan kebutuhan rohani yang berupa perhatian, kasing sayang, perlindungan, bergaul akrab dengan keluarga dan memberikan didikan agama pada anak dengan alasan orangtua banyak kesibukan mengurus pekerjaan untuk mengejar materi dengan dalih demi mencukupi kebutuhan keluarga. Pendidikan anak pada dasarnya adalah tanggungjawab orang tua, hanya karena keterbatasan kemampuan orang tua maka perlu adanya bantuan dari orang yang mampu dan mampu membantu orang tua dalam pendidikan anakanaknya terutama dalam mengajarkan ilmu dan keterampilan yang selalu berkembang dan dituntut pengembanganya bagi kepentingan manusia. Piaget dan Kholberg juga berpendapat bahwa orang tua dan keluarga mempunyai peran besar bagi pembentukan dan perkembangan moral seorang anak. Tnggung jawab orang tua untuk menanamkan nilainilai moral, etika, budi pakerti, bahkan nilai religiusitas sejak dini kepada anak-anaknya aka membekas didalam hati sanubarinya. Jhon locke mengibaratkan bahwa hati dan otak pada diri seseorang anak masih berupa lembaran kertas putih yang kosong (tabula rasa). Lembaran itu masih bersifat murni, sehingga apapun yang terisi diatas lembaran itu sangat terganrung dari orang tua bagaimana ia menulis, mencoret, menggambar, atau mewarnainya. Sementara itu mendidikan membimbing anak pun merupakan sebuah seni tersendiri.Tergantung bagaimana tipe pola asuh yang dipergunakan oleh orang tua dalam membimbing anak-anaknya, apakah ia menggunakan pola asuh otoriter, permisif, demokratis, atau situasional (Dariyo, 2004:65). Demikian pula, pendidikan yang telah diterima sejak masa anak-anak mempengaruhi pola pikir dan perilaku dalam diri remaja. Karena itu tidak bisa peran dan tanggung jawab orang tua, yang kemudian mendapat pengaruh dari lingkungan pendidikan,media masa, maupun situasi sosial. (Dariyo, 2004:65) 3. Fungsi Keluarga Menurut Oqbum, keluarga memiiki fungsi sebagai berikut : a. Fungsi kasih sayang Dalam keluarga seorang anak membutuhka kasih sayang dari orangtuanya, Seorang anak yang mendapatkan kasih sayang yang cukup dari orang tuanya akan memiliki kepribadian yang baik pula. Saling menyayangi dan saling mengasihi satu sama lain akan menumbuhkan kerukunan dan keharmonisan dalam kehidupan keluarga. Penumpahan kasih sayang lebih ditekankan pada pihak ibu, karena dalam segi memberi kasih sayang pada keluarga seorang wanita berbeda dengan laki-laki, seorang Ibu lebih lembut dan halus dalam hal perasaan. b. Fungsi ekonomi Dalam kehidupan keluarga faktor ekonomi sangat berpengaruh didalamnya, dimana kebutuhan hidup dalam keluarga semuanya bergantung pada ekonomi keluarga tersebut. Akan tetapi walaupun ekonomi sangat perpengaruh didalamya ekonomi bukanlah satu-satunya faktor kesejahteraan dalam rumah tangga, karena kaya atau miskin bukanlah indikator untuk menilai kesejahteraan atau tidaknya suatu keluarga. Buktinya cukup banyak ditemukan keluarga yang kaya secara ekonomi, ditengah kehidupan masyarakat, tetapi belum mendapatkan kebahagiaan, tetapi tidak mustahil dalam keluarga yang miskin secara ekonomi ditemukan kebahagiaan. (Djamarah, 2004:19). Walaupun begitu faktor ekonomi itu sangat penting untuk menunjang kehidupan dalam keluarga. c. Fungsi pendidikan Keluarga juga memiliki fungsi pendidikan dalam kehidupan seseorang, karena keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak, di lingkungan keluarga pertama mendapatkan pengaruh, karena itu keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua yang bersifat informal. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat penting membentuk pola kepribadian anak, karena di dalam keluarga anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma. (Ahid, 2010:99) Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar, agama, dan kepercayaan, nilai-nilai moral, norma sosial dan pandangan hidup. Karena seorang anak lahir dalam keadaan yang tidak berdaya, dalam keluargalah seorang anak mendapatkan pendidikan yang pertama, dan dari situlah kebiasaan orang tua dan kepedulianya akan berpengaruh dalam kehidupan seseoang dimasa yang akan datang. Pendidikan dalam kelurga dinilai memiliki peran penting dalam upaya penanaman rasa keagamaan pada seorang anak, kemudian melalui pendidikan pula dilakukan pembentukan sikap sosial keagamaan tersebut. d. Fungsi perlindungan/penjagaan Keluarga juga berfungsi sebagai perlindungan bagi anggotanya, terutama bagi anak karena seorang anak itu perlu mendapatkan perlindungan dan penjagaan dari pihak keluarga, , apabila seorang anak kurang rasa aman ditemukan kasus-kasus kecemasan yang tak beralasan: kurang terpenuhi harga diri bisa mengakibatkan rendah diri, tidak berani bertindak dan lekas tersinggung serta lekas marah (Ahid, 2010:116). Hal tersebut menunjikan bahwa begitu pentingnya perlindungan dan penjagaan bagi keluarga dan anggotanya terutama pada anak. e. Fungsi rekreasi Setiap individu pasti membutuhkan kebebasan, kesenangan ditengan-tengah kesibukanya, maka dari itu keluarga juga memiliki fungsi rekreasi, ditengah keluarga lah orang merasa bahagia, dan bersendau gurau, keluarga yang utuh akan menimbulkan rasa bahagia tersendiri pada anggotanya terutama anak, berbeda dengan keluarga yang tidah utuh anak akan merasa kurang bahagia karena tidak lengkapnya anggota keluarga. f. Fungsi agama Fungsi keluarga yang terahir yaitu keluarga sebagai fungsi agama dalam kehidupan manusia, Karena keluarga adalah ladang terbaik dalam penyemaian nilai-nilai agama. Orang tua memiliki peranan yang strategis dalam mentradisikan ritual keagamaan sehingga nilai-nilai agama dapat ditanamka kedalam jiwa anak. Kebiasaan orang tua dalam melsaksanakan ibadah , misalnya seperti shalat, puasa, infaq, dan shodaqoh, menjadi suri tauladan bagi anak untuk mengikutinya. Di sinilah nilai-nilai agama dapat bersemi dengan suburnya didalam jiwa anak. Kepribadian yang luhur agamis yang ada pada jiwa anak menjadinya insan-insan yang penuh iman dan takwa kepada Allah. (Djamarah, 2004:20). Keluarga merupakan unit pergaulan hidup yang terkecil dalam masyarakat, Soerjono Suekanto dalam bukunya Sosiologi Keluarga (2004:23) juga mengemukakan bahwa keluarga memiliki peranan-peranan sebagai berikut: a. Keluarga berperan sebagai pelindung bagi pribadi-pribadi yang menjadi anggota, dimana ketentraman dan ketertiban diperoleh dalam wadah tersebut. b. Keluarga merupakan unit sosial-ekonomis yang secara materiil memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggotanya. c. Keluarga menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan hidup. d. Keluarga merupakan wadah dimana manusia mengalami proses sosialisasi awal, yakni suatu proses dimana manusia mempelajari dan mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Dari penyajian beberapa peranan tersebut diatas, nyatalah betapa pentingnya keluarga terutama bagi perkembangan kepribadian seseorang. Gangguan pada pertumbuhan pribadi seseorang mungkin disebabkan pecahnya kehidupan kealuarga secara fisik maupun mental. 4. Bentuk-bentuk Kepedulian Keluarga Adapun Bentuk-bentuk kepedulian keluarga yang menjadi perhatian penulis dalam penelitian ini adalah: a) Kepedulian keluarga yang berkaitan dengan aktifitas keagamaan Keluarga juga harus memperhatikan dan memperdulikan aktifitas keagamaan remaja dalam kehidupan sehari-hari, baik aktifitas keagamaan yang berupa ibadah mahdhoh maupun ghoiru mahdhoh. Pembinaan ketaatan beribadah pada seseorang juga dimulai dari dalam keluarga, dalam Al-Qur’an surat Luqman dijelaskan sebagai berikut: َۗﯾٰﺒُﻨَﻰﱠ اَﻗِﻢِ ااﺻﱠﻠٰﻮةَوَٲْﻣُﺮْﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُوْفِ وَاﻧْﮫَ ﻋَﻦِ اﻟْﻤُﻨْﻜَﺮِوَاﺻْﺒِﺮْﻋَﻠٰﻰ ﻣَﺎاَﺻَﺎﺑَﻚ (١٧ )ﻟﻘﻤﺎن ِِانﱠ ذٰﻟِﻚَ ﻣِﻦْ ﻋَﺰْمِ اْﻻُﻣُﻮْر “ Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu halhal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS.Luqman:17) Maka pelaksanaan perintah tersebut adalah dengan persuasi, mengajak, dan membimbing mereka untuk melakukan shalat. Jika seseorang anak telah biasa shalat dalam keluarga maka kebiasaan tersebut akan membawa sampai ia dewasa, bahkan tua di kemudian hari. (Daradjat, 1995:62) b) Kepedulian keluarga yang berkaitan dengan pendidikan Keluarga juga bertanggungjawab untuk mengarahkan anggota keluarganya dalam memilih pendidikan, Agar anak-anaknya memiliki pendidikan yang baik sesuai yang diharapkan. Pendidikan itu memiliki peranan yang tinggi dalam kehidupan manusia untuk membentuk watak, karakter, dan kepribadian dalam diri manusia, terutama remaja yang sedang mengalami perubahan cepat dalam tubuhnya agar mampu menyesuaikan diri dalam keadaan perubahan tersebut, maka sebagai usaha baik dari pihak orang tua, keluarga, guru, maupun orang dewasa lainya, amat diperlukan, maka dari itu dalam memilih pendidikan pun keluarga harus berperan dalam mengarahkan dan membimbing keluarganya agar mereka (remaja) tidak salah dan keliru dalam memilih pendidikan. Melalui pendidikan di sekolah itulah seseorang dapat terarah spikologi perkembanganya, pendidikan sangat diperlukan karena begitu minimya pendidikan yang ia dapatkan dirumah. Pendidikan agama juga sangat diperlukan dalam diri remaja, karena pendidikan agama setidaknya bisa mengontrol periaku remaja dalam kehidupan sehari-hari, Pendidikan agama yang diperoleh remaja pada tahap awal dapat membantunya dalam mengatasi berbagai masalah dan gejolak kejiwaan yang timbul akibat pertumbuhan dan perkembangan cepat yang terjadi pada dirinya. (Daradjat, 1995:81) Pendidikan agama di lembaga pendidika bagaimanapun akan memberi pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan pada seseorang, namun demikian besar kecilnya pengaruh tersebut sangat bergantung pada berbagai faktor yang dapat memotivasi seseorang untuk memahami nilainilai agama. Karena pendidikan agama merupakan pendidikan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, oleh karena itu, pendidikan agama lebih dititikberatkan pada bagaimana membentuk kebiasaan yang diajarkan oleh agama pada manusia. (Jalaluddin, 2010:296) c) Kepedulian keluarga yang berkaitan dengan perilaku sosial dan kesopanan Manusia adalah mahluk sosial, tidak ada seorangpun yang mampu hidup tanpa bergantung pada masyarakat disekitarnya, manusia hidup mulai dari dalam kandungan, kemudian melaluai tahapan-tahapan kanakkanak, remaja, dewasa dan tua, selalu membutuhkan atau bergantung pada lingkungan sosialnya. Bayi, bahkan sejak dari janin dalam kandungan membutuhkan pemeliharaan orangtua, atau lebih tepat ibunya. Bila kanakkanak sangat membutuhkan perhatian, pendidikan, dan kaasih sayang dari kedua orang tuanya, maka remaja membutuhkan bimbingan dan tauladan, agar mereka dapat melaluai masa-masa remajanya dengan sukses. Oleh karena itu orang tua dan keluarga sangat berpengaruh juga dalam pembentukan perilaku sosial seseorang (remaja), (Daradjat, 1995:20) Dalam Al-Qur’an Surat Luqman disebutkan sebagai berikut: ﯾٰﺒُﻨَﻲﱠ اِﻧﱠﮭَﺎاِنْ ﺗَﻚُ ﻣِﺜْﻘَﺎ لَ ﺣَﺒﱠﺔٍ ﻣِﻦْ ﺧَﺮْدَلٍ ﻓَﺘَﻜُﻦْ ﻓِﻲْ ﺻَﺨْﺮَةٍاَوْﻓِﻰ (١٦ ﺧَﺒِﯿْﺮٌ)ﻟﻘﻤﺎن ٌاﻟﺴﱠﻤٰﻮٰتِ اَوْﻓِﻰ اْﻻَرْضِ ﯾَ ْتِ ﺑِﮭَﺎاﷲ ۗ اِنﱠﷲ ﻟَﻄِﯿْﻒ “ Hai anaku, sesungguhnya jika ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi,berada didalam batu, atau dilangit, atau didalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkanya (membalasnya). Sesungguhnya Allah maha halus (ilmu Allah meliputi segala sesuatu betapapun kecilnya) lagi maha mengetahui”. (QS.Luqman:16) Dari ayat Al-qur’an tersebut dapat kita lihat bahwa bagaimana luqman mendidik anak dan keluarganya dengan nilai-nilai agama, dan mendidik anak-anaknya untuk beriman kepada Allah, berahlak mulia, sopan santun terhadapa sesama manusia serta taat beribadah. Hal tersebut menganjarkan kepada manusia untuk mendidik anak-anaknya berperilaku sosial dan bermasyarakat dengan baik. 5. Faktor-Faktor yang Mendorong Kepedulian Keluarga Terhadap Perilaku Sosial Keagamaan Remaja Adapun faktor-faktor yang mendorong kepedulian keluarga terhadap perilaku sosial keagamaan remaja yaitu: a. Keluarga merasa bertanggungjawab Faktor yang mendorong keluarga untuk mempedulikan perilaku remaja diantaranya yaitu keluarga memeliki rasa tanggung jawab untuk mendidik, mengarahkan, mengawasi, dan mempedulikan anggota keluarganya yaitu remaja, dalam berbagai hal baik pendidikanya, kehidupanya, tingkah lakunya, ekonominya dan perilaku sosial keagamaanya. Karena remaja tidak akan terarah tanpa bimbingan dan arahan dari keluarga, banyak keluarga yang kurang memperhatikan kepribadian anggota keluarganya, mereka hanya memperhatikan kehidupan jasmani saja, hingga kebutuhan rohani diabaikan. Melihat dari kondisi tersebut sebagian keluarga merasa terdorong untuk mempedulikan kebutuhan remaja yang nantinya bisa membentuk kepribadian yang baik untuk remaja dengan cara mengawasi, membimbing, mengarahkan, dan sikap peduli terhadap kepribadian da perilaku remaja dalam berbagai bentuk diantaranya; mengarahkan untuk berorganisasi, memilih pendidikan yang pantas bagi remaja, mengawasi dalam pergaulan, dan lain sebagainya. b. Mudahnya akses pertemanan pada remaja Dizaman yang semakin maju dan berkembang dalam berbagai faktor, diantaranya semakin cangginya teknologi saat ini mengakibatkan berbagai macam massalah yang timbul, diantaranya rusaknya moral pada remaja saaat ini akibat mudahnya situs internet yang mereka akses, situs pertemanan dalam internet yang begitu meraja lela saat ini akan begitu mudah mempengaruhi kepribadian dan pola tingkah laku yang kurang baik pada remaja. Karena masa remaja adalah masa yang belum stabil sehingga mereka hanya memikirkan kesenangan belaka tanpa membedakan mana sisi yang positif dan mana sisi yang negatif, dengan berbagai macam kecanggihan teknologi tersebut dan dengan adanya fasilitas dari orang tua maka remaja lebih senang dengan apa yang ia miliki dan melalaikan tanggung jawabnya sebagai seorang anak dan remaja. Hal ini mendorong keluarga untuk mempedulikan dan lebih memperhatikan kehidupan remaja agar tidak mudah mengikuti arus zaman yang begitu membahayakan tersebut, dengan berbagai arahan dan bimbingan dari keluarga maka diharapkan remaja akan lebih berhati-hati dalam berbagai hal terutama dalam pergaulan, memiliki kepribadian dan perilaku yang baik yaitu yang mencerminkan sikap keagamaan yang diharapkan baik masyarakat maupun agama. c. Perubahan-perubahan sosial. Perubahan-perubahan sosial kadang merupakan proses dari sosial itu sendiri, proses sosial sebenarnya merupakan inti dinamika lingkungan sosial, proses sosial itu sendiri mencakup hubungan atara berbagai bidang kehidupan manusia, misalnya, bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, dan hukum (Soekanto, 2004:81). Dimana proses tersebut kadang mengalami perubahan, remaja adalah masa yang sulit untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial, sekali dia masuk pada lingkungan sosial yang sudah ia jalani, dan kemudian proses tersebut mengalami perubahan maka akan sulit bagi remaja untuk berinteraksi kembali. Agar remaja tidak mudah meninggalkan interaksi sosial tersebut dan bisa mengikutinya kembali maka harus dengan bimbingan, arahan, dan kepedulain dari pihak keluarga yang harus ditekankan pada keluarga itu sendiri. d. Dis organsasi Berorganisasi sangatlah penting bagi seseorang untuk melatih bagaimana cara berinteraksi dan bersosial dengan orang lain. Karena manusia hidup membutuhkan bantuan dari orang lain manusia tidak bisa hidup sendiri. Akan tetapi generasi pemuda sekarang lebih mementingkan kegiatanya sendiri daripada sibuk berorganisasi, hal ini terlihat pada organisasi-organisasi yang ada didaerah hanya sebagian kecil dari remaja yang mengikutinya, terutama organisasi keagamaan.Maka dari itu orang tua dan keluarga harus lebih memperhatikan kegiatan-kegiatan remaja dan mengarahkanya dalam kegiatankegiatan yang positif. Hal ini menjadi tanggung jawab keluarga bersama agar remaja menjadi generasi yang diharapkan bangsa dan agama. Dari berbagai berbagai faktor di atas jelas bahwa remaja sangat membutuhkan perhatian dan kepedulian dari keluarga agar mereka menjadi pemuda yang berkepribadian yang baik dan memiliki ahlak yang mulia. B. Perilaku Sosial Keagamaan 1. Pengertian Perilaku Sosial Keagamaan Perilaku adalah pengertian umum dari akhlak istilah bahasa arab dari kata khuluk yang berarti perilaku, perilaku itu sesungguhnya merupakan aktifitas dari prinsip, nilai, atau keyakinan dari seseorang. Sebuah perilaku tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai ajaran yang dianut oleh seseorang. (Ahmadi, 2004:2) Ada ahli yang memadang bahwa perilaku sebagai respons terhadap stimulus, akan sangat ditentukan oleh keadaan stimulusnya, dan individu atau organisme seakan-akan tidak mempunyai kemampuan untuk menentukan perilakunya. Pandangan semacam ini pada umumnya merupakan padangan yang bersifat behaviorisme. Pandangan dari aliran kognitif yaitu memandang bahwa perilaku individu merupakan respons dari stimulus, namun dalam diri individu itu ada kemampuan untuk menentukan perilaku yang diambilnya. Ini berarti individu dalam keadaan aktif dalam menentukan perilaku yang diambilnya. (Walgito, 1990:15) Perilaku manusia (Remaja) sebagian besar ialah berupa perilaku yang dibentuk, perilaku yang dipelajari. Berkaitan dengan hal tersebut maka salah satu persoalan ialah bagaimana cara membentuk perialaku itu sesuai yang diharapkan. (Walgito, 1990:18) Perilaku sosial adalah aktifitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya dalam rangka memenuhi kebutuhan diri atau orang lain yang sesuai dengan tuntutan sosial. (Hurloc, 1999:362) Adapun pengertian perilaku sosial menurut Kamus besar bahasa indonesia adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat ( Depdiknas, 2007:1085) Adapun perilaku sosial menurut harttley adalah Social psychology is that branch of the social sciences whitch seeks to understand individual behavior in the context of social interaction yang artinya adalah (Psikologi sosial merupakan cabang ilmu yang menyangkut ilmu-ilmu sosial untuk memahami perilaku individu dalam konteks interaksi sosial) Sejalan dengan pendapat Hartley, Sherif juga memberi pengertian tentang perilaku sosial yaitu social psychology is the scientific study of the experience and behavior of the individual in relation to social stimulus situation yang artinya (psikologi sosial menjadi studi ilmiah dari perilaku dan pengalaman yang menyangkut individu dalam hubungan dengan situasi stimulus sosial). (Walgito, 1990:7) Manusia adalah mahluk sosial, tidak ada seorang ,manusiapun yang sanggup hidup tanpa bergantung pada masyarakat disekitarnya.Manusia hidup mulai dari dalam kandungan kemudian mulai dari tahapan-tahapan: kanak-kanak, remaja, dewasa, dan tua, selalu membutuhkan atau bergantung kepada lingkungan sosialnya. Bayi, bahkan sejak dari janin dalam kandungan membutuhkan pemeliharaan orang tua, atau lebih tepat ibunya.Bila kanak-kanak sangat membutuhkan perhatian, pendidikan, dan kasih sayang dari kedua orang tuanya, maka remaja membutuhkan bimbingan dan tauladan,agar merekadapat melalui masa-masa goncangan dengan sukses Hal tersebut diatas menunjukan bahwa setiap mausia pada tahap-tahap perkembanganya selalu membutuhkan atau tergantung pada manusia lain. (Darajat, 1995:62) Menurut penulis perilaku sosial adalah perbuatan dan tingkah laku individu yang muncul dalam keidupan sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Perilaku keagamaan Menurut G.W Alport adalah suatu kecenderungan yang relatif stabil dan berlagsung terus menerus untuk bertingkah laku atau mereaksi dengan cara tertentu terhadap pribadi lain, objek lembaga atu persoalan tertentu. ( Islamiyah, 1997:74) Perilaku sosal keagamaan adalah perilaku yang berhubungan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat sekitarnya. Sedangkan saebani berpendapat: perilaku sosial keagamaan ialah mendidik anak sejak kecil agar terbiasa menjalankan perilaku sosial yang utama, dasar-dasar kejiwaan yang mulai dan bersumber pada aqidah islamiyyah yang kekal dan kesadaran iman yang mendalam agar ditengah-tengah masyarakat nanti ia mampu bergaul dan berperilaku sosial yag baik, memiliki keseimbangan akal yang matang dan tindakan yang bijaksana (Hamid, 2009:26) Perilaku sosial keagamaan didefinisikan sebagai perilaku individu dalam lingkungan sosial dan alamnya supaya bebas dan bertanggungjawab menjadi pendorong kearah perubaha dan kemajuan. Dari pengertian yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial keagamaan ialah sikap-sikap dan perilaku sosial dengan baik dan mulia dalam lingkungan masyarakat sesuai dengan hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga Negara. Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak yang baik dan kuat.Dari pengertian diatas, perilaku sosial keagamaan engimplementasikan hak dan bertujuan kewajibandalam agar individu mampu kehidupan bermasyarakat, berbangsadan bernegara yang dilandasi dengan nilai-nilai agama Islam.Dalam Islam, kesadaran menghayati dan melakukan hak dan kewajibanbagi para pemeluknya, baik perilaku, sikap, perkataan, perbuatan, maupun pemikiran merupakan bentuk perilaku sosial (Hamid, 2009:28). Membahas mengenai remaja tentu memiliki banyak pengertian, masa remaja menurut Stanley Hall seorang bapak pelopor psikologi perkembangan remaja dianggap sebagai masa topan badai dan stres, karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentuknan nasib diri sendiri. Kalau terarah dengan baik maka ia akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggung jawab, akan tetapi kalu ia tidak terbimbing, maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan yang baik. Santrock mendefinisikan pubertas atau remaja sebagai masa pertumbuhan tulang-tulang dan kematangan seksual. Menurut Stanley Hall usia remaja berkisar antara 12 sampai usia 23 tahun. Jadi remaja adalah masa transisi / peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis dan psikososial. Secara kronologis yang tergolong remaja ini berkisar antara usia 12/13-21 tahun Penggolongan remaja menurut Thorburg terbagi 3 tahap, yaitu (a) remaja awal (usia 13-14 tahun), (b) remaja tengah (usia 15-17 tahun), remaja ahir (usia 18-21 tahun). Masa remaja awal umumnya individu telah memasuki pendidikan di bangku sekolah menengah tingkat pertama ( SLTP ), Sedangkan masa remaja tengah, individu sudah duduk di sekolah menengah atas (SLTA). Kemudian mereka yang tergolong remaja ahir, umumnya sudah memasuki dunia perguruan tinggi atau lulus (SMU), Dan mungkin sudah bekerja.(Dariyo, 2004:13) 1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja Sejak didalam kandungan hingga lahir, seorang individu tumbuh menjadi anak, remaja, atau dewasa. Hal ini berarti menjadi proses perubahan pada diri individu. Aspek-aspek yang perubahan yang dialami oleh setiap individu meliputi fisik, kognitif, maupun psikososialnya. Menurut pandangan Gunarsa bahwa secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan individu (remaja), yaitu: a. Faktor endogen (nature). Dalam pandangan ini bahwa perubahan-perubahan fisik maupun psikis dipengaruhi oleh faktor interen yang bersifat herediter, yaitu yang diturunkan oleh orang tuanya, misalnya: postur tubuh, bakat-minat, kecerdasan, kepribadian dan sebagainya. b. Faktor exogen (nurture). Pandangan faktor exogen menyatakan bahwa perubahan dan perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh faktor –faktor yang berasal dari luar dari individu itu sendiri. Faktor ini diantaranya berupa lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik berupa tersedianya sarana dan fasilitas, letak geografis, cuaca, iklim, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial ialah lungkungan dimana seseorang mengadakan relasi / interaksi dengan individu atau kelompok indivdu didalamya. Lingkungan sosial ini dapat berupa: Keluarga, tetangga, teman, lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, dan sebagainya. c. Interaksi antara endogen dan exogen Dalam kenyataan, masing-masing faktor tersebut tidak dapat dipisahkan. Kedua faktor itu sangat berpengaruh, sehingga terjadi interaksi antara faktor internal maupun eksternal, yang kemudian mempengaruhi pekembangan individu. (Dariyo, 2004:14) 2. Bentuk-bentuk Perilaku Sosial Keagamaan Adapun bentuk-bentuk perilaku sosial keagamaan yang menjadi perhatian penulis dalam penelitian ini adalah: a. Aktif dalam organisasi keagamaan Bentuk-bentuk perilaku sosial keagamaan diantaranya yaitu aktif dalam organisasi keagamaan, dimana pada pembahasan dalam penelitian ini mengenai tentang remaja. Remaja yag memiliki perilaku sosial yang baik diantaranya ditandai dengan seorang tersebut aktif dalam organisasi keagamaan dimana ia tinggal, karena suatu organisasi itu sangat penting bagi pembentukan sosal seseorang, dengan berorganisasi seseorang dapat berlatih bagaimana cara brinteraksi dengan orang lain dengan cara yang baik, bersosial, dan berlatih untuk dapat menghargai sesama. b. Berahlak mulia Bentuk perilaku sosial keagamaan yang lain yaitu berahlak mulia. Seorang yang berahlak baik, suka memberi, menolong, mudah memaafkan kesalahan orang lain, bisa menghargai sesama, menunjukan bahwa seorang tersebut memiliki rasa sosial keagmaaan yang tinggi, dalam Al-qur’an surat Luqman dijelaskan yang artinya sebagai berikut: “ Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia( karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tudak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri ”.(QS.Luq-man:18) Dalam Al-qur’an tersebut mengajarkan kepada manusia untuk berahlak yang baik, dan berperilaku santun terhadap sesama manusia, kita dianjurkan untuk tidak sombong dan tidak angkuh, karena segala sesuatu itu hanya milik Allah, tidaklah sepatutnya kita sombong lagi membanggakan diri, karena Allah tidak menyukai yang demikian itu. c. Menghargai terhadap sesama dan tidak angkuh Kiranya sudah tidak asing lagi, bahwa manusia dilahirkan di dunia dengan satu naluri untuk senang biasa hidup dengan sesamanya. Hal itu terutama disebabkan, oleh karena secara mental dan fisik, manusia tidak dilengkapi dengan sarana-sarana yang memungkinkan dia untuk hidup sendiri. (Soekanto, 2004:113) Manusia hidup di muka bumi ini tidaklah hidup sendiri, melainka selalu membutuhkan orang lain, maka dari itu dalam berinteraksi sosial kita harus saling menghargai terhadap sesama, tidak mudah menyakiti orang lain. Kita diciptakan oleh Allah dalam keadaan yang bermacam-macam, berbeda antara satu dengan yang lainya, karena dengan perbedaan itulah manusia bisa saling melengkapi, maka dari itu kita harus bisa saling menghargai terhadaporang lain yang mungkin kadang tidak sama dengan kita. d. Ikut serta dalam kegiatan keagamaan di masyarakat Dalam hidup di mansyarakat kita dituntut untuk bisa berinteraksi dengan sesama, dan ikut serta dalam kegiatan di masyarakat untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan menunjukan bahwa kita memang benar-benar hidup dalam lingkungan masyarakat. Masa remaja adalah masa-masa yang paling baik untuk mengikuti berbagai kegiatan. Seorang remaja harus bisa menggunakan masa remajanya dengan baik sebelum dating masa tua, yaitu dengan hal yang bermanfaat, diantaranya ikut serta dalam berbagai kegiatan, baik kegiatan disekolah maupun kegiatan di masyarkat, kaarena dengan mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut dapat menambah wawasan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial keagamaan remaja Perilaku sosial keagamaan manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: a. Faktor dari dalam (internal) Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor-faktor tersebut dapat berupa insting, motif dari dalam dirinya, sikap serta nafsu. Faktor internal yang bermacam- macam yang berada dalam diri seseorang akan menimbulkan bentuk perilaku sosial keagamaan yang bermacam-macam. b. Faktor dari luar (eksternal) Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seeorang atau individu. masyarakatakan Faktor yang mempengaruhi timbul dari perilaku keluarga, sosial sekolah keagamaan dan seorang individu. Faktor eksternal ini dapat berupa pengaruh lingkungan sekitar tempat dimana individu tersebut hidup dan ditambah dengan adanya hukuman dan hadiah yang ada dalam komunitas tersebut. c. Faktor kekuatan dasar dari lingkungan 1. Faktor taraf kepatuhan yang rendah akan agama 2. Faktor taraf gangguan kehidupan keluarga 3. Faktor disorganisasi sosial keagamaan 4. Faktor normalitas yang rendah 5. Faktor kesempatan Seseorang yang terpengaruh oleh segala macam kekuatan tersebut diatas, akan mempunyai sikap-sikap tertentu.Sikap tersebut akan sangat berpengaruh terhadap tingkah laku sosial keagamaanya. (Soekanto, 2004:115) Faktor-faktor tersebut diatas akan mempengaruhi perilaku keagamaan sesorang. Baik dan buruknya perilaku keagamaan seeorang tergantung dari faktor tersebut, baik faktor dari dalam, luar maupun dari lingkngan. Seseorang melakukan tindakan keagamaan disebabkan dari berbagai hal, pengaruh yang paling kuat untuk membentuk perilaku keagamaan seseorang yaitu pengaruh dari dalam keluarga, bisa dikatakan yaitu faktor eksternal atau faktor dari luar individu, karena seseorang hidup dalam keluarga, baik dan buruknya perilaku seseorang tergantung baik buruknya pendidikan pada keluarga dan kebiasaankebiasaan yang ada dalam keluarga tersebut. C. Pengaruh Kepedulian Keluarga Terhadap Perilaku Sosial Keagamaan Remaja Masa sekarang ini merupakan masa dimana banyak sekali tantangan dan gangguan yang dihadapi manusia. Sudah tidak terhitung lagi berapa jumlahnya manusia yang melakukan kerusakan dimuka bumi.Tugas utama manusia sebagai kholifah tidak lagi menjadi tujuan utama manusia hidup. Mereka sibuk dengan kehidupan dunia yang hanya bersifat fana ini.Hal ini menunjukan bahwa manusia sudah tidak memiliki pegangan dalm hidupnya.Agama yang seharusnya dijadikan pegangan hidup tidak lagi dihiraukan. Kerusakan, bencana, datang melanda bumi ini, semua itu akibat dari perbuatan manusia yang tidak terkendali.Tidak ada lagi kasih sayang, saling menghormati antara sesama yang ada hanyalah saling mengungguli antara satu dengan yang lainya. Sekarang yang jadi masalah adalah bagaimana manusia memperbaiki keadaan dunia yang teah hancur.Usaha apa yang harus dilakukan agar kerusakan-kerusakan itu tidak merajalela. Usaha untuk memperbaiki dan menyadarkan manusia yang kehilagan kendali itu mungkin sulit.Kerusakan itu telah mendarah daging pada diri manusia. Yang perlu dilakukan sekarang adalah bagaimana menyiapkan dan membentuk manusia-manusia baru yang akan memperbaiki keadaan dunia dan mengembalikan fitrah manusia sebagai kholifah. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan melakukan dan melaksanakan pendidikan agama pada generasi baru dan memberikan bekal agama bagi mereka. Sebagaiman dikemukakan Aly dan Munzier (2005:154) Bahwa pendidikan islam merupakan pendidikan tingkah laku praktis: tidak cukup dengan kata-kata, tetapi memperhatikan aspek perbuatan. Jadi,”pemahaman terhadap dasar-dasar agama Islam adalah suatu proses kehidupan masa kini dan sekaligus memeprsiapkan maa yang akan datang dengan dilandasi dasar-dasar keyakinan agama Islam” (Daradjat, 1975:10). Pada dasarnya seorang anakterlahir sebagai lembaran kosong dan putih. Warna yang aka nada didalamnya bergantungpada bagaiman dan dengan apa orang tua mengisi lemabran tersebut. Karena itu orang tua mempunyai tugas yang berat dalam menentukan kepribadian , tingkah laku, dan perialku seorang anak. Orang tua dan keluarga mempunyai tanggung jawab yang besar dalam menanamkan nilai-nilai moral, etika, budi pekerti, bahkan menanamkan nilai-nilai agama pada seorang anak. Pendidikan dan kepedualian keluarga menjadi hal yag sangat penting dan dibutuhkan pada kehidupan sekarang ini. Perkembangan teknologi yang begitu pesat membawa perubahan yang signifikan dalam kehidupa manusia.Perubahan yang tidk hanya positif namun juga negative. Manusia yang tidak mempunyai proteksi atau kendali akan dengan mudah terbawa arus tersebut. Maka dari itu kepedulian dan perhatian dari keluarga sangatlah dibutuhkan bagi perkembangan remaja, karena keluarga merupakan tempat pertama dalam sosialisasi seseorang. Dlam keluarga seorang remaja akan meniru dan mencontoh apa yang ia lihat dalam kehidupan sehari-harinya.Dalam keluarga juga seorang akan mendapatkan pengalaman-pengalaman yang akan membekas kuat dalam ingatanya.Pengalaman itu akan mempengaruhi pola fikir dan perilakunya. Dari sini dapat diketahui bahwa keluarga mempunyai peranan yang besar bagi pembentukan pribadi serta pola perilaku seseorang. Apa yang diajarkan dalam keluarga itulah yang akan membentuk dasar perialku seseorang. Seseorang yang telah mendapat didikan agama dan mendapat kepedulian yang tinggi dari kelaurga maka selanjutnya anak akan mengalami perkembangan perilaku sosial yang baik pula.Dengan catatan apa yang diberiakn pada anak bukan hanya bersifat normaif saja tetapi lebih dari itu adalah keteladanan yang diberiakn oleh keluarga Pendidikan dan kepedulian dalam kelyaraga merupakan dasar atau pondasi bag Kepribadian seseorang yang akan dikembangakan ketika anak mulai hidup bersosial dimasyarakat.Ketika pondasi yang dibangun oleh keluarga kuat maka kepribadian anak selanjutnya juga akan kuat sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan zaman yang begitu pesat.Dan ketika pondasi yang dibangun lemah, maka kepribadian anak selanjutnya juga akan lemah sehingga anak tidak punya pendirian dan anak akan dngan mudah terpengaruh perkembangan zaman yang todak terkendali. Kepedulian dan pendidikan keluarga sangat penting dilakukan sebagai usaha memperbaiki perilaku-perilaku manusia dimasa yang akan datang. Dengan melaksanakan pendidikan keluarga dan pempedulikan keluarga tersebut diharapkan dapat memberikan dampak yang baik dalam perkembangan perilaku manusia dimasa yang akan datang. Dengan mempedulikan keluarga dan melaksanakan pendidikan agama pada keluarga denagn baik, setidaknya kita menyiapkan kholifah-kholifah yang tangguh dan kuat yang kelak mampu memperbaiki keadaan dunia dimasa yang akan datang. BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Desa Krandon lor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang 1. Keadaan Greogafis Desa Krandon lor Desa krandon lor merupakan sebuah Desa yang terletak di Kecamatan Suruh, Jarak dengan kecamatan ±3.5 Km, Jarak dengan Kabupaten ±41 Km jarak dari pemerintah propinsi ±61 Km (Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintahan Desa Krandon lor) a. Batas Wilayah Desa Krandon lor Desa Krandon lor berbatasan dengan Dusun dan Desa lainya: BATAS WILAYAH Sebelah Utara Desa Terban Sebelah Selatan Desa Suruh Sebelah Barat Desa Sumberejo Sebelah Timur Desa Reksosari dan cukilan b. Luas wilayah Luas wilayah Desa Krandon lor ±1148 Ha yang terdiri atas: 1. Jalan : 20 ha 2. Sawah dan ladang : 304 ha 3. Pemukiman/perumahan : 247 ha 4. Pemakaman :7 5. Persawahan : 266 ha 6. Pekarangan dan tegalan : 300 ha 7. Lain lain :4 ha ha (Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintahan Desa Krandon lor) 2. Monografis Desa Krandon lor Jumlah penduduk Desa Krandon lor ±4.714 jiwa, yang terdiri atas 2.223 laki-laki dan 2.491 perempuan terbagi dalam 1.453 Kepala Keluarga (Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintahan Desa Krandon lor) a. Jumlah Penduduk Menurut Usia TABEL I TABEL JUMLAH PENDUDUK MENURUT USIA NO USIA JUMLAH 1 00-03 Th 187 Orang 2 04-06 Th 185 Orang 3 07-10 Th 415 Orang 4 10-12 Th 110 Orang 5 13-15 Th 204 Orang 6 16-19 Th 277 Orang 7 20-26 Th 474 Orang 8 27-40 Th 803 Orang 9 41-56 Th 908 Orang 10 57 Keatas 1151 Orang 4714 Orang JUMLAH (Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintahan Desa Krandon lor) b. Tingkat Pendidikan TABEL II TABEL TINGKAT PENDIDIKAN NO JUMLAH PENDIDIKAN 1 Taman Kanak-kanak 52 Orang 2 Sekolah Dasar 1079 Orang 3 SMP 958 Orang 4 SMA 581 Orang 5 Akademi 24 Orang 6 Sarjana 9 Orang 7 Pondok Pesantren 20 Orang 8 Madrasah 70 Orang 9 Pendidikan Keagamaan 45 Orang 10 Sekolah Luar Biasa 0 Orang 11 Kursus/Ketrampilan 25 Orang c. Mata Pencaharian Mata Pencaharian warga masyarakat Desa Krandon lor adalah sebagian besar petani disamping petani mereka bermata pencaharian sebagai Pegawai Negri Sipil, TNI, Pensiunan, Swasta, Wiraswasta, Pedagang dan Buruh Industri. Berdasarkan data Desa Krandon lor diperoleh perincian mata pencaharian penduduk sebagai berikut: TABEL III TABEL MATA PENCAHARIAN PENDUDUK NO PEKERJAAN 1 Petani JUMLAH PENDUDUK 821 orang 2 Buruh tani 1569 orang 3 Pedagang 128 orang 4 Buruh bangunan 63 5 Buruh industry 127 orang 6 PNS/TNI/Polri 18 7 8 Tenaga Kerja (TKI) Pensiun 9 Pengusaha Indonesia orang orang 203 orang 22 orang 227 orang 10 Peternak 6 orang 11 Lain-lain - orang (Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintahan Desa Krandon lor) d. Kondisi Agama Mayoritas penduduk desa Krandon lor menganut Agama Islam. Berdasarkan data desa krandon lor diperoleh perincian kondisi keagamaan sebagai berikut: TABEL IV TABEL KONDISI KEAGAMAAN PENDUDUK NO 1 2 3 4 4 KELOMPOK AGAMA Islam JUMLAH PENDUDUK 4.714 Orang Katolik Kristen Hindu Budha JUMLAH 4.714 Orang Orang Orang Orang Orang (Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintahan Desa Krandon lor) e. Keadaan Sosial 1) Adat istiadat Adat gotong royong masih berjalan dengan baik, selametan dalam hari-hari besar islam atau nasional juga masih berlaku. Peringatan hari besar keagamaan seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra’ mi’raj, nuzulil Qur’an, serta pengumpulan dan pembagian zakat. Selain peringatan hari besar keagamaan, kegiatan keagamaan juga berjalan dengan baik di Desa Krandon lor. Setiap satu minggu sekali kegiatan yasinan berjalan denagan baik. Masing-masing RT mempunyai jadwal tersendiri dan berjalan dengan baik. 2) Struktur Organisasi Desa Krandon lor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Desa Krandon lor dipimpin oleh Seorang Kepala Desa dibantu oleh Aparatnya dengan struktur organisasi sebagai berikut: TABEL V BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA KRANDON LOR KECAMATAN SURUH Kepala Desa Drs. H. Dasuki Sekertaris Desa Mudlofir Kepala Seksi Keuangan Kepala Seksi Umum Abdul Wahab Suyono Kepala Urusan Pemerintah Kepala Urusan Pembangunan Kepala Urusan Kemasyarakat Supartin Nur Hamidi M. Yusuf Kep. Dusun Jengglong Kep. Dusun Tuksongo Kep. Dusun Krajan Kep. Dusun Ngemplak Muh Safrudin Muh Romadlon M. Irfani Slamet Riyadi Kep. Dusun Miri doyong Kep. Dusun Gondan g Kep. Dusun Watu setugel Kep. Dusun Plantung an N.Siswanto Mungin Ambar Utomo M. Budiono B. Penyajian Data 1. Data Nama Responden Nama-nama responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: TABEL VI DAFTAR NAMA RESPONDEN REMAJA DESA KRANDON LOR ORANG TUA NAMA NO YANG MENJADI RESPONDEN KODE RESPONDEN TKI 1 Agus Iriyanto Ibu 1 2 Agus Irawan Ibu 2 3 Chandra Ibu 3 4 Daminto Ibu 4 5 Dedi Maulana Ibu 5 6 Efa Efionita Ibu 6 7 Eka Adi Saputra Ibu 7 8 Hanafi Agus R Ibu 8 9 Harun D. Sy Ibu dan Ayah 9 10 Heru Susanto Ibu 10 11 Indrata Elvanuw Ibu 11 12 Habibi D. Sy Ibu dan Ayah 12 13 Irinefidya Sita Ibu 13 14 Leni Irlia Ningrum Ibu 14 15 Muhammad Arif Ibu 15 16 M. Lukman Ibu 16 17 Muh Mustaqim Ibu 17 18 M. Rizka Agustian Ayah 18 19 M. Sarifudin Ibu 19 20 Miftakhul Muttaqin Ibu 20 21 Nala D. N Ibu 21 22 Nia Rahmawati Ibu 22 23 Puji Ariyati Ibu 23 24 Riko Bahari Ibu dan Ayah 24 25 Rohmatul Anissa Ibu 25 26 Shifa Latifatul A Ibu 26 27 Siswati Ibu 27 28 Sigit Pamungkas Ibu 28 29 Sigit Setia Budi Ibu 29 30 Siti Fatonah Ibu 30 31 Suroyatul Isniah Ibu 31 32 Yusuf Muarif Ibu 32 2. Data tentang kepedulian keluarga dan Data tentang perilaku sosial keagamaan remaja di Desa Krandon lor Kecamatan Suruh 1. Data tentang kepedulian keluarga di Desa krandon lor sebagai berikut TABEL VII DATA KEPEDULIAN KELUARGA DESA KRANDON LOR PERSENTASE FREKUENSI NO ITEM SOAL 1 Bagaimana sikap keluarga ketika anda tidak melaksanakan shalat? a. Menasehati dan mengajak untuk shalat b. Menegur c. Membiarkan saja A B C A 9 19 4 28,1 B 59,4 C 12,5 2 Siapakah yang membimbing anda untuk melaksanakan puasa dibulan Ramadhan? a. Orang tua b. Guru c. Teman 24 8 - 75 25 - 3 Apakah keluarga membimbing anda untuk biasa membaca Alqur’an? a. Membimbing b. Membimbing bila diminta c. Tidak pernah membimbing sama sekali Dalam memilih sekolah siapakah yang mengarahkan anda? a. Keluarga b. Saudara c. Teman-teman Apakah keluarga memantau anda dalam kegiatan yang berhubunga dengan sekolah? a. Memantau b. Memantau jika ada waktu c. Memantau jika mendapat teguran dari guru Bagaimana sikap keluarga jika mengetahui anda tidak masuk sekolah? a. Menegur dan menasehati b. Memarahi c. Bersikap acuh dan tidak peduli 14 8 10 43,75 25 31,25 18 10 4 56,25 31,25 12,5 14 10 8 43,75 31,25 25 4 26 2 12,5 81,25 6,25 Dari siapa anda mengetahui etika dalam bergaul terhadap 15 12 5 46,87 5 37,5 15,62 5 4 5 6 7 sesama? a. Keluarga b. Guru c. Teman-teman 8 Apakah keluarga menasehati ketika anda bermain hingga larut malam? a. Menasehati b. Menasehati bila ketahuan c. Cuek dan tidak peduli 14 15 3 43,75 46,875 9,375 9 Bagaimana sikap keluarga ketika anda berteman dengan orang yang kurang baik? a. Menasehati b. Hanya menegur c. Membiarka saja 14 9 9 43,75 28,125 28,12 5 10 Dalam kehidupan sehari-hari kita diajarkan untuk berperilaku baik terhadap sesama, siapakah yang membimbing anda dalam hal tersebut a. Keluarga b. Guru c. Teman-teman 20 10 2 62,25 31,25 6,25 11 Dalam berperilaku sosial kita diajarkan untuk saling tolong menolong terhadap sesama, bagaimana sikap keluarga terhadap anda mengenai hal tersebut? a. Selalu mengajarkan dan member contoh mengenai hal tersebut b. Bersikap biasa saja mengenai hal tersebut c. Tidak peduli sama sekali 16 14 2 50 43,75 6,25 12 Bila ada gotong royong dikampung apakah keluarga menasehati anda agar mengikuti kegiatan tersebut? a. Menasehati dan member contoh b. Menasehati bila perlu c. Hanya memerintah saja 13 14 5 40,62 5 43,75 15,62 5 13 Dari siapakah anda mengetahuai etika dalam berpakaian? a. Orang tua b. Guru c. Teman-teman Dalam syari’at Islam kita diajarkan untuk berpakain yang menutup aurat, bagaiman sikap keluarga anda mengenai hal tersebut? a. Selalu menasehati mengenai hal tersebut b. Memberi tahu bila sempat c. Tidak peduli dan bersikap biasa saja Bagaimana sikap keluarga jika anda berpakaian tidak rapi? a. Peduli dan menasehati b. Menegur c. Bersikap biasa saja 20 10 2 62,25 31,25 6,25 16 15 1 50 46,875 3,125 4 21 7 12,5 65,625 21,87 5 14 15 2. Data tentang perilaku sosial keagamaan remaja di Desa Krandon lor sebagai berikut: TABEL VIII DATA PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN REMAJA DESA KRANDON LOR PERSENTASE FREKUENSI NO ITEM SOAL A 1 2 3 4 5 Apakah anda mengikuti organisasi Remaja Masjid ditempat anda tinggal? a. Aktif mengikuti b. Mengikuti bila sempat c. Sibuk dengan urusan pribadi Saat Organisasi Remaja Masjid mengadakan pengajian dalam rangka memperingati maulid Nabi bagaimana sikap Anda? a. Menghadiri dan ikut berpartisipasi b. Bersikap biasa saja c. Bersikap acuh dan tidak peduli Disekolah terdapat organisasi Seni Kerohanian Islam, apa alasan anda mengikutinya? a. Mengikuti atas kemauan sendiri b. Mengikuti, karena banyak teman yang mengikuti c. Mengikuti, karena paksaan dari orang tua Apakah yang anda lakukan ketika berjalan didepan orang yang lebih tua? a. Berjalan sambil mebungkukan badan b. Berjalan biasa c. Lewat sambil berlari Ketika ada anggota keluarga yang sakit apa yang anda lakukan? a. Memperhatikan dan merawat dengan baik b. Bersikap biasa saja c. Cuek atau tidak eduli B C A C B 15 12 5 46,875 37,5 15,62 5 20 12 - 62,25 37,5 - 9 20 3 28,125 62,25 9,375 15 16 1 46,875 50 3,125 20 8 4 62,25 25 12,5 6 7 8 9 10 Bagaimana sikap anda dalam bergaul dengan masyarakat? a. Bersikap baik dan turut andil secara aktif dalam memajukan masyarakat b. Bersikap biasa saja dan membantu ketika ada imbalan c. Tidk peduli karena bukan urusan anda Ketika ada teman yang melakukan kesalahan kepada anda kemudian dia meminta maaf, sikap anda? a. Memaafkan dengan ihlas b. Memaafkan dengan syarat c. Tidak memaafkan karena msih marah Bgaimana sikap anda ketika ada pengemis datang ketempat anda? a. Memberi dengan ihlas b. Memberi dengan memaki-maki c. Cuek atau tidak peduli Jika dalam musyawarah ada teman yang tidak sependapat dengan ada, bagaimana sikap anda? a. Tetap menghargai pendapat teman b. Bersikap biasa saja c. Marah-marah denagn teman karena tidak sependapat Ada tetagga anda yang berbeda agama, bagaimana sikap anda? a. Bersikap sopan dan tetap menghargai b. Bersikap biasa saja c. Bersikap acuh tak acuh 18 12 2 56,25 37,5 6,25 24 8 - 75 25 - 23 6 3 71,875 18,75 9,375 14 14 4 43,75 43,75 12,5 16 14 2 50 43,75 6,25 11 12 13 14 15 karena merasa tidak sama Apa yang anda lakukan ketika 17 ada pengajian rutin ditempaat anda tinggal? a. Menghadiri dan ikut berpartisipasi b. Bersikap biasa saja c. Bersikap acuh dan tidak peduli Apa yang anda lakukan ketika 12 ada sholawat berjanji di masjid? a. Menghadiri dan ikut berpartisipasi b. Bersikap biasa saja c. Bersikap acuh dan tidak peduli Pada bulan ramdhan dimasjid 10 diadakan tadarus bersam, sikap anda? a. Menghadiri dan mengikutinya b. Menghadiri bila mau c. Bersikap biasa saja Pada malam hari raya Idul fitri 25 didesa mengadakan takbir keliling, bagaimana sikap anda? a. Ikut berpartisipasi dan memeriahkanya b. Hanya menonton saja c. Bersikap biasa saja Ditempat orang meninggal 5 biasanya diadakan yasin dan tahlil hingga hari ke tujuh, sikap anda? a. Rutin menghadiri dan mengikutinya b. Kadang hadir dan kadang tiddak c. Tidak pernah menghadiri sama sekali 9 6 53,125 28,125 18,75 16 4 37,5 50 12,5 12 10 31,25 37,5 31,25 3 4 78,125 9,375 12,5 11 16 15,625 34,375 50 3. Data Hasil Angket a. Data Hasil Angket Tentang Kepedulian Keluarga Untuk mengetahui kepedulian keluarga terhadap remaja di Desa Krandon lor Penulis memperoleh data dari hasil angket yang telah diberikan kepada responden. Angket tentang kepedulian keluarga berisi 15 item pertanyaan yang setiap item pertanyaan terdapat 3 alternatif jawaban yaitu A, B, Dan C dengan bobot penilaian sebagai berikut: 1) Alternatif jawaban A denga nilai 3 2) Alternatif jawaban B dengan nilai 2 3) Alternatif jawaban C dengan nilai 1 Adapun hasil angket yang diberikan kepada responden dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini: TABEL IX TABEL HASIL ANGKET TENTANG KEPEDULIAN KELUARGA TERHADAP REMAJA DESA KRANDON LOR Jawaban B C 8 3 No Responden 1 A 4 2 5 7 3 5 4 5 Nilai Nominasi 31 C 3 32 C 8 2 33 B 11 4 - 41 A 4 9 2 32 C 6 1 11 3 28 C 7 4 7 4 30 C 8 6 9 - 36 B 9 5 7 3 32 C 10 5 5 5 30 C 11 5 6 4 31 C 12 1 11 3 28 C 13 9 5 1 38 B 14 11 3 1 40 A 15 12 3 - 42 A 16 5 6 4 31 C 17 8 5 2 41 A 18 7 7 1 36 B 19 10 5 - 40 A 20 4 8 3 31 C 21 3 9 3 30 C 22 7 7 1 36 B 23 10 5 - 40 A 24 - 12 3 27 C 25 14 1 - 44 A 26 11 3 1 40 A 27 6 7 2 34 B 28 2 10 3 29 C 29 6 4 5 31 C 30 13 1 1 42 A 31 13 2 - 43 A 32 8 6 1 37 B Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori tinggi , sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut: i= i= ( ) ( ) i= i= i=6 Setelah doketahui lebar interval , maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori sebagai berikut: TABEL X LEBAR INTERVAL KEPEDULIAN KELUARGA NO KATEGORI INTERVAL NOMINASI 1 Tinggi 39-44 A 2 Sedang 33-38 B 3 Rendah 27-32 C Dari data tersebut diatas kepedulian keluarga dapat dikategorikan menjadi 3, sesuai dengan intervalnya: TABEL XI KATEGORI KEPEDULIAN KELUARGA NO KATEGORI JUMLAH 1 Tinggi 10 2 Sedang 7 3 Rendah 15 TOTAL 32 b. Data hasil angket perilaku sosial keagamaan remaja Untuk mengetahui perilaku sosial keagamaaan remaja, penulis memperoleh data dari hasil angket yang telah diberikan kepada responden yang terdiri atas 15 item pertanyaan yang setiap item pertanyaan terdapat 3 alternatif jawaban yaitu A, B, dan C dengan bobot penilaian sebagai berikut: 1) Alternatif jawaban A dengan nilai 3 2) Alternatif jawaban B dengan nilai 2 3) Alternatif jawaban C dengan nilai 1 Adapun hasil angket tentang perilaku sosial keagamaan remaja dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini: TABEL XII TABEL HASIL ANGKET TENTANG PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN REMAJA DESA KRANDON LOR Jawaban B C 4 5 No Responden 1 A 6 2 8 7 3 6 4 Nilai Nominasi 31 C - 38 B 5 4 32 C 14 1 - 44 A 5 8 6 1 37 B 6 3 9 3 30 C 7 6 4 5 31 C 8 4 9 2 32 C 9 6 7 2 34 B 10 9 5 1 38 B 11 6 6 3 33 B 12 5 9 1 34 B 13 4 9 2 32 C 14 13 1 1 42 A 15 11 3 1 40 A 16 6 6 3 33 B 17 6 5 4 32 C 18 8 7 - 38 B 19 4 8 3 31 C 20 6 5 4 32 C 21 4 9 2 32 C 22 8 5 2 36 B 23 11 4 - 41 A 24 4 6 5 39 A 25 13 2 - 43 A 26 4 7 4 30 C 27 9 6 - 39 A 28 2 8 5 27 C 29 9 4 2 37 B 30 10 5 - 40 A 31 13 2 - 43 A 32 8 7 - 38 B i= i= ( ) ( ) i= i= i=6 Setelah diketahui lebar interval 6, maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori sebagai berikut: TABEL XIII LEBAR INTERVAL PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN NO KATEGORI INTERVAL NOMINASI 1 Baik 39-44 A 2 Sedang 33-38 B 3 Buruk 27-32 C Dari data tersebut diatas perilaku sosial keagamaan remaja dapat dikategorikan sebagai berikut: TABEL XIV KATEGORI PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN REMAJA NO KATEGORI JUMLAH 1 Baik 9 2 Sedang 11 3 Buruk 12 TOTAL 32 BAB IV ANALISA DATA A. Analisis Deskriptif (Tiap-tiap variabel) Analisis pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui kepedulian keluarga terhadap remaja dan perilaku sosial keagamaan remaja, Sudjana (1994:40) memberikan teknik analisis dengan menggunakan rumus prosentase sebagai berikut: P= × 100% Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah responden 1. Kepedulian keluarga Berdasarkan data dari hasil penelitian pada bab III, diketahui rekapitulasi kepedulian keluarga adalah sebagai berikut: a. Untuk kategori tinggi tentang kepedulian keluarga ada 10 responden : P= × 100% P= × 100% P = 0,3125 × 100% P=31,25 P=31% b. Untuk kategori sedang tentang kepedulian keluarga ada 7 responden: P= × 100% P= × 100% P = 0,21875 × 100 P = 21,875 P = 22% c. Untuk kategori rendah tentang kepedulian keluarga ada 15 responden: P= P= × 100% × 100% P = 0,46875 × 100 P = 46,875 P = 47% Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tentang kepedulian keluarga. TABEL XV REKAPITULASI KEPEDULIAN KELUARGA TERHADAP REMAJA DESA KRANDON LOR KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG NO KATEGORI 1 Tinggi INTERVAL FREKUENSI 39-44 10 PERSENTASE 31% 2 Sedang 33-38 7 22% 3 Rendah 27-32 15 47% 32 100% Jumlah Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa kepedulian keluarga terhadap remaja pada taraf tinggi mencapai 31%, pada taraf sedang mencapai 22% dan pada taraf rendah mencapai 47%. Dengan demikian, kepedulian keluarga terhadap remaja di Desa Krandon lor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang paling banyak pada kategori rendah 47% sebanyak 15 orang. 2. Perilaku sosial keagamaan remaja Berdasarkan hasil penelitian pada bab III, diketahui rekapitulasi perilaku sosial keagamaan remaja sebagai berikut: a. Untuk kategori tinggi tentang perilaku sosial keagamaan remaja ada 9 responden: P= P= × 100% × 100% P = 0,28215 × 100 P = 28,125 P = 28,1% b. Untuk kategori sedang tentang perilaku sosial keagamaan remaja ada 11 responden: P= × 100% P= × 100% P = 0,34375 × 100 P = 34,375 P = 34,4% c. Untuk kategori rendah tentang perilaku sosial keagamaan remaja ada 12 responden: P= P= × 100% × 100% P = 0,375 × 100 P= 37,5% Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tentang perilaku sosial keagamaan remaja. TABEL XVI REKAPITULASI PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN REMAJA DESA KRANDON LOR KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG NO KATEGORI INTERVAL FREKUENSI PERSENTASE 1 Baik 39-44 9 28,1% 2 Sedang 33-38 11 34,4% 3 Buruk 27-32 12 37,5% 32 100% JUMLAH Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial keagamaan remaja yang baik yaitu 28,1% sebanyak 9 orang, perilaku sosial keagamaan remaja yang sedang yaitu 34,4% sebayak 11 dan perilaku sosial keagamaa remaja yang buruk 37,5% sebanyak 12 orang. Sehingga dengan demikian , perilaku sosial keagamaan remaja di desa Krandon lor Kecamatan Suruh kabupaten Semarang yang paling banyak pada kategori buruk yaitu sebesar 37,5% atau 12 orang. B. Pengujian Hipotesis Analisis uji hipotesis digunakan untuk menganalisis tentang pengaruh kepedulian keluarga terhadap perilaku sosial keagamaan remaja di Desa Krandon lor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Adapun teknik yang digunakan untuk menganalisis data yang terkumpul adalah teknik statistik, yaitu produk moment dengan rumus (∑ )(∑ ) ∑ rxy = (∑ ) (∑ ) (∑ ) (∑ ) Berikut tabel persiapan untuk mencapai adakah pengaruh kepedulian keluarga (variabel X) terhadap perilaku sosial keagamaan remaja (variabel Y). TABEL XVII TABEL KERJA KOEFISIEN KORELASI ANTARA KEPEDULIAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN REMAJA NO X Y X2 Y2 XY 1 31 31 961 961 961 2 32 38 1024 1444 1216 3 33 32 1089 1024 1056 4 41 44 1681 1936 1804 5 32 37 1024 1369 1184 6 28 30 784 900 840 7 30 31 900 961 930 8 36 32 1296 1024 1152 9 32 34 1024 1156 1088 10 30 38 900 1444 1140 11 31 33 961 1089 1023 12 28 34 784 1156 952 13 38 32 1444 1024 1216 14 40 42 1600 1764 1680 15 42 40 1764 1600 1680 16 31 33 961 1089 1023 17 41 32 1681 1024 1312 18 36 38 1296 1444 1368 19 40 31 1600 961 1240 20 31 32 961 1024 992 21 30 32 900 1024 960 22 36 36 1296 1296 1296 23 40 41 1600 1681 1640 24 27 39 729 1521 1053 25 44 43 1936 1849 1892 26 40 30 1600 900 1200 27 34 39 1156 1521 1326 28 29 27 841 729 783 29 31 37 961 1369 1147 30 42 40 1764 1600 1680 31 43 43 1849 1849 1849 32 37 38 1369 1444 1406 1116 1139 39736 41177 40089 Total Dari tabel tersebut dapat diketahui N = 32 ∑X = 1116 ∑Y = 1139 ∑X2 = 39736 ∑Y2 =41177 ∑XY = 40089 Setelah diketahui data yang diperlukan, kemudian data dimasukan dalam rumus produk moment sebagai berikut: (∑ )(∑ ) ∑ rxy = (∑ (∑ ) ) (∑ ( rxy = ( { ) , }{ )( ( ) ) ( ) , , } , rxy = rxy = ( – rxy = rxy = ) (∑ ) ) { , }{ , } , , √ , , rxy =0,509 C. Pembahasan Setelah data berhasil di uji dengan menggunakan teknik product momen dan diperoleh rxy sebesar 0,509, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan r tabel dengan jumlah 32 responden remaja dengan taraf signifikasi 5% diperoleh nilai = 0,349% dan pada taraf signifikasi 1% diperoleh nilai = 0,449%. Maka jika dibandingkan dengan nilai rxy hitung (0,509) lebih besar dari nilai r table = (0,349) dan (0,449) atau dapat dikatakan 0,345 <0,509> 0,449. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepedulian keluarga terhadap perilaku sosial keagamaan remaja pada keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Desa Krandon lor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2012. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah dijabarkan pada babbab sebelumnya peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kepedulian keluarga pada kategori tinggi mencapai 31% kategori sedang mencapai 22% dan kategori rendah mencapai 47%. 2. Perilaku sosial keagamaan remaja pada kategori baik mencapai 28,1%, kategori sedang 34,4% dan kategori buruk sebesar 37,5%. 3. Ada hubungan antara kepedulian keluarga terhadap perilaku sosial keagamaan remaja. Hal ini terbukti dengan koefisien korelasi product moment dari hasil rxy hitung sebesar 0,509 dan selanjutnya dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan N=32, pada taraf signifikasi 1% diperoleh nilai = 0,449 dan pada taraf signifikasi 5% diperoleh nilai = 0,349 Setelah data dianalisis dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment diperoleh nilai rxy lebih besar daripada nilai r tabel atau (0,349/0,449 < 0,509) Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima, berarti kepedulian keluarga berpengaruh terhadap perilaku sosial keagamaan remaja pada keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI). B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut: Kepada masyarakat khususnya masyarakat Desa Krandon lor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang hendaknya benar-benar mempedulikan keluarganya khususnya remaja,dalam mempersiapkan generasi yang baik dan berakhlak mulia. Dengan memperhatikan dan mempedulikan keluarga khususnya remaja para orang tua telah memberikan bekal yang baik kepada anak-anak dan keluarga mereka dalam menghadapi perkembangan zaman. Dengan bekal yang baik para generasi muda tidak akan mudah terpengaruh halhal buruk yang datang. DAFTAR PUSTAKA Ahid, Nur. 2010. Pendidikan keluarga dalam perspektif Islam. Yokyakarta: Rineka Cipta Aly, Haey Noer & S, Munzier.2003. Watak Pendidikan Islam. Jakarta: Friska Agung Insani Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Ahmadi Wahid. 2004. Risalah Akhlak Panduan Perilaku Modern. Solo: Inter media. Arikunto Suharsimi.1997. Prosedur Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta . 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta. Daradjat, Zakiah. 1975. Pembinaan Remaja. Jakarta: Bulan bintang . 1993. Remaja Harapan Dan Tantanga. Jakarta: CV Ruhama. . 1995. Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta: CV Ruhama. Dariyo, Agues. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia. Djamarah, Syaiful Bahri. 2004. Pola komunikasi orang tua dan anak dalam keluarga. Jakarta: Rineka Cipta Hamid, Abdul.2009.Ilmu Akhla. Bandung: Pustaka Cipta Jalaluddin. 2010. Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Purwodarminto, WJS. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia: PN. Balai Pustaka. Soekanto, Soerjono. 2004. Sosiologi Keluraga ( Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja, Dan anak. Jakarta: Rineka Cipta. Sudarsono. 2004. Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka cipta Walgito, Bimo. 1990. Psikologi Sosial.Yogyakarta: Andi Offset.