MAKNA PROGRAM KELUARGA BERENCANA BAGI MASYARAKAT SIDODADI DI KIJANG Skripsi Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Sosiologi NASKAH PUBLIKASI Oleh: MELISA FERONICA 100569201002 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2014 SURAT PERNYATAAN Yang bertandatangan dibawah ini : 1. Nama : Melisa Feronica 2. NIM : 100569201002 3. Program Studi : Sosiologi 4. Judul Skripsi : Makna Program Keluarga Berencana Bagi Masyarakat Sidodadi Di Kijang Dengan ini menyatakan: 1. Judul skripsi sebagaimana tersebut diatas bukan merupakan dan tidak menujukkan adanya indikasi persamaan judul dan lokasi/tempat penelitian terdahulu. 2. Skripsi ini merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan hasil karya orang lain (plagiat) 3. Bersedia dilakukan pembatalan hasil ujian dan dikenakan sanksi yang ditetapkan oleh pihak fakuktas/universitas apabila ketentuan pada bulir 1,2 diatas tidak dapat dipenuhi. Demikianlah surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Tanjungpinang 23 Desember2015 Yang menyatakan, MELISA FERONICA ABSTRAK Masyarakat merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dalam masyarakat akan terbentuk struktur sosial yang terbentuk dalam kelompok-kelompok masyarakat. Struktur Sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompokkelompok social dalam suatu masyarakat. Struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk. KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana yang dapat diartikan sebagai gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan memberikan jarak kelahiran. Kebijakan ini dikeluarkan pemerintah bermaksud untuk mensejahterakan masyarakatnya dengan opini dua anak lebih baik. Namun jumlah anak yang lebih dari dua dianggap tidak masalah jika anak-anak tersebut berkualitas. Maksudnya adalah terpenuhi sandang, pangan, papan, pendidikan dan kebutuhan lainnya yang dianggap penting untuk masa depan anak. Pemerintah sudah banyak melakukan banyak usaha untuk meratakan atau menyeimbangi angka kelahiran dan kematian di Indonesia dengan bermacam cara. Namun kenyataannya masih banyak masyarakat yang tidak mengerti apa itu Keluarga Berencana. Bahkan ada yang sudah mengerti namun tidak mengikuti dengan berbagai alasan. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menarik kesimpulan untuk mengadakan penelitian dengan judul “Makna Program Keluarga Berencana Bagi Masyarakat Sidodadi Di Kijang “ . Kerangka konsep yang akan dioperasionalkan mengacu pada konsep Fakta social dan kebudayaan dari struktur masyarakat. Dengan menggunakan pendapat Setiadi mengenai warisan budaya. Penelitian Makna program keluarga berencana bagi Masyarakat Sidodadi di kijang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apa yang selama ini menjadi faktor penghambat masyarakat dalam menjalankan program Keluarga Berencana. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan format desain bersifat deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi dan berbagai fenomena realita sosial yang ada di masyarakat. Data yang dijadikan sebagai bahan penelitian dikumpulkan melalui wawancara terhadap informan sebanyak duabelas informan. Dan semuanya adalah perempuan yang memiliki jumlah anak lebuh dari dua. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sangat bertentangan antara kebudayaan dan Keluarga Berencana. Ada perbedaan pendapat dan aturan di dalamnya. Banyak masyarakat yang tidak paham namun terus mengikuti dan ada juga masyarakat yang paham namun samasekali tidak mau mengikuti. Ada pengaruh dari luar yang mempengaruhi masyarakat untuk mengikuti program Keluarga Berencana dan ada juga pengaruh yang membuat masyarakat enggan untuk mengikuti program Keluarga Berencana. Kata Kunci: Sistem Sosial Budaya ABSTRACT Society is a creature that has a desire to merge with each other and the natural environment. In the community will form a social structure that is formed in the community groups. Social structure is a social order or arrangement to form social groups within a society. structure can defined as the arrangement or form. KB stands for family planning which can be interpreted as a movement to establish a healthy and prosperous family by giving birth spacing. This policy is issued by the government intends to welfare society with two children a better opinion. However, the number of children more than two considered not matter if the children qualified. That is fulfilled clothing, food, shelter, education and other needs that are considered important to the future of the child. The government has a lot do a lot of effort to flatten or balance the numbers of births and deaths in Indonesia in various ways. But in reality there are still many people who do not understand what the family planning. In fact there are already understood, but did not follow a variety of reasons. Based on these descriptions, the researchers draw conclusions to conduct research under the title "The Meaning of Family Planning for People Sidodadi In Kijang". Framework will be operationalized concept refers to the concept of social and cultural fact of the structure of society. By using Setiadi opinion regarding cultural heritage. Research Meaning of the family planning program for Community Sidodadi in deer was conducted in order to find out what has been the limiting factor in the running community family planning program. This is a qualitative study with a qualitative descriptive design format, which aims to describe, summarize a variety of conditions, a variety of situations and various phenomena of social realities that exist in society. The data were used as research material was collected through interviews with informants twelve informants. And all of them are women who have a number of children take more than two. From the results it can be concluded that it is contrary to the culture and family planning. There are differences of opinion and the rules in it. Many people who do not understand, but continue to follow and there are also people who are aware but completely unwilling to follow. There are outside influences that affect the public to follow the family planning program, and there are also influences that make people reluctant to follow the family planning program. Keywords: Socio-Cultural System 1 masyarakat BAB I tentang hak-hak reproduksi, serta masih tingginya laju PENDAHULUAN pertumbuhan penduduk, yang tidak A. Latar Belakang Masalah sebanding yang dihadapi beberapa negara berkembang dewasa ini adalah kemiskinan mengurangi dengan jumlah menggunakan dengan daya dukung lingkungan. Banyak teori dikemukakan oleh para ahli yang menaruh perhatian terhadap perkembangan penduduk. melalui Usaha pengendalian jumlah kelahiran peningkatkan infrastruktur ekonomi ini di Indonesia terlaksana melalui seperti membangun jalan, jembatan, program Keluarga Berencana yang pasar, serta sarana lain, maupun telah mulai dicanangkan pemerintah membangun derajat dan partisipasi sejak akhir 1970. Keluarga Berencana masyarakat peningkatan merupakan salah satu bagian dalam pendidikan maupun kesehatan. Namun paket pelayanan kesehatan reproduksi demikian kendala utama yang dihadapi esensial, maksudnya adalah ada hal- hampir semuanya sama, umumnya hal yang bersumber reproduksi yang perlu mendapatkan berbagai cara kependudukan. baik melalui pada Mulai permasalahan dari masih perhatian, mendasar pada kesehatan karena dengan mutu tingginya angka kematian bayi, dan pelayanan Keluarga Berencana yang ibu melahirkan, rendahnya kesadaran berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan kesehatan dan 2 kesejahteraan. Ruang lingkup Keluarga Berencana harus menjadi Keluarga Berencana antara lain adalah lebih berkualitas serta memperhatikan program hak-hak Keluarga Berencana, kesehatan reproduksi ketahanan dan keluarga, dari KB dalam remaja, memilih metode kontrasepsi yang pemberdayaan diinginkan. Namun pada kenyataannya penguatan pelembagaan paradigma baru juga belum bisa keluarga kecil berkualitas, keserasian menstabilkan kebijakan kependudukan, pengelolaan kematian. sdm peserta aparatur, pimpinan penyelenggaran kenegaraan kepemerintahan, dan peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara. angka kelahiran dan Keluarga Berencana diartikan sebagai gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Tujuan dari program Keluarga Berencana Masyarakat yang memiliki adalah mewujudkan masyarakat paradigma yaitu banyak anak banyak Indonesia yang sejahtera. Berencana rezeki pada beralih pada paradigma frasa keluarga berencana pemerintah yaitu dengan program dua maksudnya adalah berencana dalam anak memiliki keturunan. merupakan jumlah yang ideal dalam tersebut diikuti pengelolaan masalah kependudukan membatasi angka kelahiran. dan lebih baik dan pembangunan. dianggap pelayanan Perencanaan dengan upaya 3 Begitu pula dengan sistem penghasilan yang tidak mencukupi, Keluarga Berencana yang diterapkan sehingga membuat keluarga tersebut pada masyarakat Kijang khususnya menolak dengan alasan masih banyak warga kampung Sidodadi. Masyarakat kebutuhan lain yang harus di penuhi yang program selain KB, budaya mereka yang hidup berencana tidak harus datang ke rumah berdasarkan peraturan dari leluhur atau sakit orang tua sudah menjadi panutan ingin melakukan untuk melakukan proses KB, warga yang khususnya ibu-ibu bisa dalam datang ke praktek bidan terdekat untuk kurangnya ilmu pengetahuan terhadap melakukan Keluarga program Keluarga Berencana. berkehidupan merupakan dan Berencana. tabel mata juga Berikut pencarian masyarakat kampung Sidodadi yang Dikampung Sidodadi ada diambil dari data monografi Kelurahan beberapa keluarga yang memiliki anak Kijang Kota Kecamatan Bintan Timur. yang berjumlah lebih dari tiga bahkan ada keluarga yang usia suami dan Mayoritas kegiatan perempuan istrinya masih sangat muda namun di Kampung Sododadi hanya sebagai sudah memiliki empat anak. Hal ini ibu dilatar belakangi tekanan ekonomi perempuan sehingga keluarga tersebut menepikan membantu suaminya. Mereka memilih program Keluarga Berencana, seperti pekerjaan seperti tukang cuci dan suami yang tidak bekerja maupun setrika. Sedangkan suaminya bekerja rumah tangga yang hanya sedikit bekerja untuk 4 sebagai karyawan PT, tukang ojek, bidan nelayan dan tukang bangunan. Jika Keluarga dilihat dari segi kesejahteraannya, Mereka juga menyatakan anak sudah masyarakat Kampung Sidodadi masih banyak jadi tidak perlu mengikuti belum faktor program Keluarga Berencana, biar saja penghasilan dari suami mereka yang anak tetap lahir. Dan ada juga yang tidak Kurangnya menyatakan bahwa orang tua mereka membuat menyarankan untuk memiliki banyak masyarakat kampung Sidodadi bekerja anak tanpa memberikan alasan yang seadanya. Yang penting bisa makan cukup jelas dikarenakan tradisi turun pada setiap harinya. Ada beban yang temurun keluarga. Namun banyak ditanggung masyarakat yang menjadikan ekonomi sejahtera karena mencukupi. lapangan pekerjaan kurangnya keluarga, gaji suami, karena para istri sebagai juga menjadi penghambat Berencana bagi mereka. alasan utama membantu mencari pekerjaan dengan ketidakikutsertaan mereka menjadi tukang cuci, setrika dan juga Keluarga Berencana. tukang masak. Masalah terhadap terhadap ekonomi Struktur sosial dalam merupakan masalah umum masyarakat masyarakat selalu berkembang dan dalam berkehidupan. dapat Alasan tidak memiliki berubah, struktur sosial merupakan tahapan perubahan dan kendaraan untuk menempuh jarak perkembangan masyarakat yang rumah sakit puskesmas atau praktek mengandung dua pengertian, yaitu 5 dalam struktur sosial terdapat peranan telah mereka yakini sejak zaman orang yang bersifat empiris dalam proses tua perubahan dan perkembangan, serta kampung dalam dan masyarakat yang majemuk. Terdiri perkembangan tersebut terdapat tahap dari beberapa macam suku diantaranya perhentian stabilitas, keteraturan, dan adalah suku Jawa, Padang, Bawean, integrasi yang Tionghoa, Sunda, Melayu, dan lain berkesinambungan, sebelum terancam sebagainya. Namun suku yang paling proses ketidakpuasan dalam tubuh dominan masyarakat. adalah Jawa, Bawean, Padang dan setiap perubahan sosial mereka dulu. Masyarakat Sidodadi merupakan dikampung Sidodadi ini Tionghoa. Hal ini dapat dilihat dari Salah satu pelopor adanya klompok-kelompok suku yang terbentuknya struktur sosial dalam satu ada di sidodadi, seperti paguyuban lingkungan adalah budaya. Banyak suku Jawa, Bawean, Padang atau aspek budaya turut menentukan komunikatif. Unsur-unsur Minang dan juga Tionghoa. perilaku sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan Warga kampung sosial Pada masyarakat suku manusia. Tionghoa, dalam hidup berkeluarga adalah mereka memang diharuskan untuk masyarakat yang hidup berkelompok memiliki banyak anak karena menurut dengan stuktur sosial yang telah kepercayaan budaya dan tradisi suku terbentuk dari budaya dan tradisi yang mereka, banyak anak akan membawa Sidodadi 6 kebaikan dan keberuntungan bagi dipegang oleh keluarga mereka. Khususnya keluarga (matrilineal). perempuan besar suku Tionghoa. Dalam suku Inti dari kepemilikan banyak sunda, banyak anak akan membuat anak merupakan trasidi dari orang tua. mereka tertolong dalam kehidupannya, Mereka meyakini bahwa perkataan maksudnya adalah kelak jika anak orang tua mereka jauh lebih baik jika sudah besar dan sudah bekerja akan dibandingkan dengan ajakan memberikan keuntungan dalam hidup pemerintah yaitu mengenai program orang tuanya. Pada suku jawa dan Keluarga Berencana. Di sini ada nilaibawean memang menyenangi banyak nilai budaya dan tradisi yang masih anak. Baik mereka dalam kehidupan kental. Padahal ajakan pemerintah kaya maupun miskin. Karena menurut untuk mengikuti program Keluarga tradisi jawa banyak anak bisa terus Berencana merupakan salah satu cara menjaga budaya dan tradisi suku untuk mereka. Sedangkan suku mensejahterakan masyarakat padang Indonesia, namun mereka masih tetap alasan mereka memiki anak banyak bertahan pada pendapat leluhur dan adalah untuk status sosial. Masyarakat orang tua mereka. akan terus melahirkan anak-anak mereka jika belum melahirkan seorang Tabel.3 anak perempuan. Karena status sosial Daftar Nama Perempuan dan Jumlah Anak. tertinggi dalam masyarakat padang N Nama o Ju mla U si Pendi dikan Pekerj aan 7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 Rini Winta rsih Soma nia Wahi dah Jamal iah Tiara Hanik e Nurle li Jumia ti Juaria h Phan g Tjoen Fa Mami k Masla khah Marin ce Siant uri Tini h An ak 3 5 4 5 4 7 3 3 6 a Dari Uraian di atas maka Terak hir penulis 40 SLTP th 44 th 38 th 38 th 22 th untuk melakukan SLTP IRT/T ukang Cuci IRT SD IRT dihadapi SD IRT mengambil judul “Makna Program SD IRT Keluarga Berencana Bagi Masyarakat 37 SD th 49 SLTP th 48 SD th 36 TS th penelitian 38 SD th guna mengetahui lebih lanjut tentang masalah-masalah yang masyarakat dengan Sidodadi di Kijang ” IRT IRT/ Tukan g Cuci IRT IRT Pemerintah IRT menganjurkan masyarakat untuk memberikan jarak kelahiran anak dengan selogan dua anak lebih bailk. Namun yang terjadi di 4 tertarik lapangan, program Keluarga Berencana sudah diperkenalkan tetapi masyarakat Sidodadi tetap memiliki 6 39 TS th IRT 1 4 37 SMP IRT 2 th *Sumber data dari kartu keluarga RW 020 Kelurahan Kijang Kota dengan jumlah 317 warga jumlah anak yang banyak. Dari permasalahan yang ada serta gejala masalah yang di uraikan tersebut maka perumusan masalah yang dapat di tarik adalah: Bagaimana Makna Program 8 Keluarga Berencana Bagi Masyarakat Sidodadi di Kijang. A. Fakta Sosial menurut Peter Blau Menurut Peter Blau ada dua tipe B. Kerangka Teoritik dasar dari fakta sosial: Fakta sosial adalah berupa a. Nilai-nilai bahasa sistem moneter, normanorma profesional, cara bertindak, berpikir dan berperasaan umum (common values) b. Norma yang terwujud dalam yang kebudayaan atau sub kultur memperlihatkan sifat patut dilihat Warisan Budaya Menurut Setiadi: sebagai sesuatu yang berada di luar kesadaran individu. 1. Sistem pengetahuan Kareteristik fakta sosial itu dipaksa, dibimbing, Sistem pengetahuan merupakan diyakini, didorong atau dengan cara suatu tertentu yang dipengaruhi oleh fakta hidupnya sosial dalam lingkungan sosialnya. memahami. Sistem pengetahuan yang Fakta sosial memiliki kekuatan dimiliki manusia bisa bersumber dari memaksa yang karenanya mereka pendidikan formal dan non formal. akumulasi dalam dari pelajaran hal berusaha memaksa individu terlepas dari 2. Nilai kemauan individu (Johnson yy:177) itu sendiri. Nilai adalah mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk yang berguna bagi 9 kehidupan manusia. Nilai ialah sesuatu tersusun dari seperangkat kata-kata yang baik yang selalu diinginkan, yang digunakan untuk memahami dicita-citakan dan dianggap penting kejadian atau gejala dalam kehidupan. oleh seluruh manusia sebagai anggota 6. Etos kebudayaan masyarakat. Etos budaya merupakan watak 3. Pandangan hidup khas yang sering tampak pada gaya Pandangan hidup merupakan perilaku warga misalnya, kegemaran- pedoman bagi suatu bangsa atau kegemaran warga masyarakatnya, serta masyarakat dalam menjawab atau berbagai benda budaya hasil karya mengatasi mereka, dilihat dari luar oleh orang berbagai masalah yang dihadapinya. asing. 4. Kepercayaan Kepercayaan C. Metode Penelitian yang mengandung arti yang lebih luas dari 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat pada agama dan kepercayaan terhadap deskriptif kualitatif. Penelitian Tuhan Yang Maha Esa. kualitatif mengkaji perspektif 5. Persepsi partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Persepsi atau sudut pandang Penelitian kualitatif ditujukan untuk ialah suatu titik tolak pemikiran yang memahami fenomena-fenomena sosial 10 dari sudut pandang partisipan. (Sugiyono, 2006). menjadi dua golongan yaitu Data primer dan data sekunder . 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah Kijang Kampung Sidodadi RW 020 Kelurahan Kijang Kota Kecamatan Bintan Timur. Alasan dipilihnya daerah ini karena masyarakatnya memiliki jumlah anak yang banyak walaupun dari segi finansial tidak mencukupi, sehingga masih membutuhkan mengenai yang di peroleh akan dikelompokkan Program pengetahuan Keluarga Berencana yang telah di tetapkan oleh a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan daftar pertanyaan yang tersusun. Yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah dua puluh orang ibu rumah tangga yang memiliki anak lebih dari dua. Data primer ini diperoleh langsung dari informan dengan melalukan wawancara. pemerintah. b. Data Sekunder 3. Jenis dan Sumber Data Data sekunder adalah data yang Untuk memperoleh data dan informasi terhadap program keluarga berencana, maka dalam pelaksanaannya data dan informasi didapat dari catatan-catatan, bukubuku catatan di posyandu, catatan monografi dari kantor lurah Kijang Kota Kecamatan Bintan Timur dan 11 buku-buku pedoman atau petunjuk dari Wawancara dilakukan melalui arsip maupun file-file dari Rukun tanya Warga narasumber yaitu duapuluh orang ibu dan Rukun Tetangga di Kampung Sidodadi. jawab langsung kepada rumah tangga yang memiliki anak lebih dari dua yang dapat dipercaya kebenarannya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan program Keluarga 4. Teknik dan Alat Berencana. c. Dokumentasi Pengumpulan Data Metode dokumentasi Untuk mengumpulkan data-data yang merupakan suatu metode pengumpulan dibutuhkan dalam penelitian ini, di data yang dilakukan dengan cara pergunakan teknik: mengadakan a. Observasi atau pengamatan Teknik pengumpulan data yang pencatatan atau pengutipan data dari dokumen yang ada dalam lokasi peneliti. dilakukan dengan pengamatan secara Dokementasi yang peneliti butuhkan langsung agar dapat data yang lebih yaitu berupa gambar atau foto, seperti lengkap dan tajam mengenai fenomena foto-foto saat wawancara dan keadaan yang terjadi di lapangan. Seperti survei rumah informan, dan catatan lainnya lingkungan sekitar informan. yang berkenaan dengan judul peneliti b. Metode Wawancara yaitu mengenai program Keluarga Berencana. 12 Keluarga Berencana adalah sebatas pil dan suntik, dan itupun tidak di pahami D. Hasil Penelitian Makna Program Keluarga Berencana Bagi Masyarakat fungsi dan efeknya. Program Keluarga Berencana yang dikeluarkan pemerintah tidak serta merta bisa Sidodadi di Kijang berjalan dengan baik. Walaupun telah Ruang lingkup Keluarga Berencana adalah program Keluarga Berencana, kesehatan reproduksi remaja, ketahanan dan pemberdayaan keluarga, penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas, keserasian kebijakan kependudukan, pengelolaan sumber daya manusia banyak usaha dari pemerintah untuk merealisasikannya. Mulai dari sosialisasi dan juga penayangan iklan ditelevisi sudah menjadi bentuk dorongan dan anjuran dari pemerintah untuk mengikuti program Keluarga Berencana. aparatur, penyelenggaraan pimpinan kenegaraan Fakta sosial adalah cara bertindak, peningkatan berfikir, dan merasa yang ada diluar pengawasan dan akuntabilitas aparatur individu dan yang memiliki daya Negara. program paksa dan terbentuk karena adanya Keluarga Berencana sudah sampai pola di dalam masyarakat. Artinya pada masyarakat kampung Sidodadi adalah sejak manusia tersebut lahir sejak maka dan kepemerintahan, Walaupun lama namun, masyarakat kampung Sidodadi hanya mengetahui ia telah diharuskan untuk bertindak sesuai dengan lingkungan 13 sosial dimana ia dididik dan sangat pelaksanaan sukar baginya untuk melepaskan diri Berencana tidak bisa dengan mudah dari aturan tersebut. Jika ia berbuat masuk ke dalam sebuah keluarga. lain daripada yang diharapkan maka ia Masyarakat lebih memilih mengikuti akan mendapatkan tindakan koreksi, peraturan dari orang tua dan juga ejekan budaya mereka, dari pada anjuran dan celaan dan sebuah hukuman. program Keluarga untuk mengikuti program Keluarga Berencana. Menurut Peter Blau ada dua tipe dasar dari fakta sosial yaitu Nilai-nilai Ada enam faktor yang menyebabkan umum (common value) dan norma masyarakat sidodadi yang terujud dalam kebudayaan atau mengenyampingkan Keluarga dalam sub kultur. Ternyata didalam Berencana, diantaranya adalah: fakta sosial terdapat nilai-nilai dan 1. Sistem Pengetahuan norma-norma yang memang diakui Sistem pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat kampung sidodadi. manusia Sehingga program sebagai makhluk sosial Keluarga merupakan suatu akumulasi dari Berencana tidak berjalan dengan baik. pelajaran hidupnya dalam hal berusaha Dari berbagai macam faktor, warisan budaya merupakan faktor yang paling krusial dalam masyarakat kampung Sidodadi sehingga memahami. pengetahuan Untuk maka memperoleh manusia akan 14 melakukan tiga cara diantaranya adalah: makhluk yang berbudaya, melalui akalnya a. Melalui pengalaman dalam kehidupan pengalaman melalui langsung ini dapat mengembangkan kebudayaan. sosial. Pengetahuan manusia Beberapa cara pemerintah untuk mengajak masyarakat dalam pengenalan program Keluarga akan membentuk kerangka Berencana ada cara yang salah dalam pikir individu untuk bersikap pengajakannya. dan bertindak sesuai dengan masyarakat yang masih awam atau aturan bersifat yang dijadikan pedomannya. Pengalaman dalam kehidupan dialami seseorang dalam kehidupan Dimana dari pengalaman tersebut akan terbentuk suatu kerangka pikir bersikap dan bertindak sesuai aturan yang dijadikan pedomannya. Semua hal ini tidak terlepas masyarakat. dari tradisi dan kepada irasional. Pemahaman medis mengenai dampak sosial adalah sesuatu yang pernah bermasyarakat. Terutama sistem Manusia budaya merupakan dari Keluarga Berencana hanya akan dipandang ketika ada yang memberi tahu mereka dan sesuai dengan pandangan dan pola pikir mereka. Namun ketika pemahaman medis mengenai Keluarga Berencana tidak sesuai dengan pemahaman mereka, mereka akan pemahaman memilih meninggal tersebut, pemahaman kan dan lebih budaya dan 15 tradisi mereka dengan pedoman banyak anak banyak rezeki. masyarakat sedemikian rupa, sehingga sistem pengetahuan mereka lebih kepada menjalankan tradisi yang sudah Fakta sosial yang terjadi dalam ada. Daripada mencari tahu kebenaran masyarakat Sidodadi adalah dari program Keluarga Berencana. menjujung tinggi tradisi budaya. Fenomena yang terjadi saat ini adalah Kurangnya informasi masyarakat begitu menyakini bahwa masyarakat kepemilikan anak yang banyak akan Keluarga berpengaruh masyarakat tidak memahami secara pada perekonomian mereka. Dengan kata lain banyak luas anak, Berencana. banyak rezeki. Ketika Sidodadi terhadap Berencana membuat mengenai program Selain Keluarga minimnya pemerintah masuk dengan membawa pendidikan formal yang mereka miliki, sebuah mengajak seperti tidak bersekolah. Pendidikan mengikuti non formal seperti pengetahuan dari Keluarga Berencana, dengan tujuan lingkungan sekitar pun juga tidak mensejahterakan masyarakat dengan mereka temukan. Jadi pemahaman dua anak cukup. Ternyata masyarakat tentang Keluarga Berencana tidak bisa sebelum memiliki begitu saja dipercayai masyarakat pengetahuan yang bertolak belakang Sidodadi kebenarannya. Masyarakat dengan pemerintah. Budaya dan tradisi yang telah pengetahuan yang menjadi landasan program masyarakatnya itu yang untuk sudah membentuk pola pikir berbudaya, diwariskan satu 16 hidup mereka. jalankan Diyakini serta diwariskan dan di kepada pendidikan formal/resmi (di sekolah) maupun dari keturunan mereka, yaitu banyak anak pendidikan non formal (tidak banyak rezeki. resmi),seperti kursus-kursus, penataran-penataran, dan Ada nilai-nilai dari budaya ceramah. mereka yang masih mereka yakini sebagi sesuatu yang mereka anggap Pendidikan dan pengetahuan benar. Irasional merupakan gambaran adalah hal utama bagi masyarakat serta fenomena yang terjadi pada untuk mengetahui program Keluarga masyarakat Sidodadi. Zaman modern Berencana. Tanpa pengetahuan dan seharusnya pendidikan pola pikir masyarakat masyarakat tidak akan harus semakin berkembang. Tidak mengerti apa itu program Keluarga stagnasi atau berhenti di tempat dan Berencana. Pendidikan yang minim hanya percaya tradisi dan mitos. Hal dan rasa ini juga berkaitan dengan pendidikan. membuat Jika masyarakat berpendidikan dan Berencana tidak berjalan lancar. Akan memiliki ilmu pengetahuan tentu pola ada hal-hal melenceng yang dianggap pikir lama yang masih mempercayai benar dan begitu pula sebaliknya. tradisi dan mitos sudah diketepikan. Keadaan ini terjadi ketika budaya yang ingin tahu yang kecil program Keluarga dijunjung tinggi dan ilmu pengetahuan b. Berdasarkan pengalaman yang dimiliki tidak berjalan seimbang. yang diperoleh melalui 17 Namum pemerintah tetap terus bergabung. Yang ada hanya membuat mengajak masyarakat untuk mengikuti masyarakat menantikan hal-hal program Keluaga berencana dengan disamping dari sosialisasi. Contohnya cara sosialisasi, penayangan iklan di seperti figur artis dan juga dorprize. televisi dan juga petunjuk-petunjuk Sosialisasi yang dibuat megah yang yang bersifat simbolik seperti baliho bertujuan agar masyarakat bisa datang dll. ke acara sosialisasi tersebut memang berhasil. Masyarakat pasti datang, Berbagai macam cara apalagi dengan iming-iming. Namun pemerintah untuk menarik perhatian yang menjadi masalahnya adalah. masyarakat untuk mengikuti program Masyarakat tidak memahami inti dari Keluarga Berencana. Seperti sosialisasi tersebut. Sosialisasi yang sosialisasi, penayangan iklan di menghimbau masyarakat untuk televisi dan juga pemasangan baliho di mengikuti program Keluarga jalan. Namun tak membuat semua Berencana. masyarakat tertarik mengikutinya. Berencana mengajak untuk Sosialisasi Keluarga yang seharusnya dan bisa menghimbau masyarakat untuk mengikuti program Keluarga Berencana nyatanya tidak bisa mengajak masyarakat untuk c. Melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbolis yang sering disebut sebagai komunikasi simboliks. Kurangnya pendidikan pemahaman dan mengenai Keluarga 18 Berencana kampung sebelah membuat masyarakat Sidodadi mata memahami memandang dan enggan lebih jauh mengenai mengerti apa dampak saat mereka melakukan pengecekan alat kontrasepsi yang mereka gunakan ke bidan atau rumah sakit terdekat. Dalam hal ini harus ada campur tangan dari pemerintah dan kesehatan dalam pendidikan juga institusi memberikan tentang Keluarga Berencana terhadap masyarakat. Setidaknya sosialisasi harus bisa membuat masyarakat tertarik untuk datang. Namun masyarakat mencari simpati hadir dalam untuk sosialisasi bukanlah hal yang mudah. Harus ada sesuatu yang membuat masyarakat tertarik untuk sosialisasi adalah hadiah. untuk Keluarga Berencana. Mereka tidak tidak membuat masyarakat hadir dalam datang. Contoh hal yang paling biasa yang Namun kenyataannya dilapangan ibu-ibu hanya menantikan sebuah acara sosialisasi dan sesuatu yang berbeda dan tidak monoton. Bubur kacang hijau merupakan salah satu sogokan tim kesehatan untuk mengundang para ibu-ibu agar bisa hadir dalam sosialisasi mengenai Keluarga Berencana dan juga kegiatan di posyandu. Penayangan iklan di televisi tidak saja cukup untuk membuat masyarakat paham terhadap Keluarga Berencana. Pemerintah dan unit yang terkait harus turun langsung ke lapangan pendidikan umtuk tentang member Keluarga Berencana. Agar jumlah penduduk, angka kelahiran kematian dan migrasi seimbang. 19 Budaya erat kaitannya dengan 2. Nilai Nilai adalah sesuatu yang baik yang selaku diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Karena itu, sesuatu dikatakan memiliki nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai-moral atau etis), religius (nilai agama). Dengan adanya nilai-nilai kepercayaan yang dianut dari masing-masing budaya mengakibatkan Keluarga Berencana juga tidak bisa berjalan dengan baik. Nilai yang mereka yakini akan nilai dan norma. Nilai adalah ide umum tentang tujuan yang baik dan yang buruk. Dari alur norma atau aturan yang menjelaskan tentang yang benar atau yang salah, yang bisa diterima dan yang tidak. Beberapa norma Masyarakat mempercayai sebagai enacted norms, di mana maksud dari norma tersebut terlihat secara eksplisit, benar dan salah. Namun, banyak norma lain yang lebih halus, ini adalah crescive norm yang telah tertanam dalam budaya dan hanya bisa terlihat melalui interaksi antaranggota dalam budaya. berbanding terbalik dengan keadaan modern. dikatakan Namun fakta sosialnya anak mempunyai nilai ekonomi dalam nilai leluhur mereka, sedangkan itu keluarga. Masyarakat merupakan bentuk dari penghambat bahwa seorang anak sudah ditetapkan berjalannya Keluarga Berencana. rezekinya, mereka tidak akan menjadi miskin karena mempercayai mempunyai anak 20 banyak. Karena menurut pendapat mengatasi budaya yang berbagai masalah yang mereka jalani dihadapinya. Di dalamnya terkandung demikian. Bagi konsep nilai kehidupan yang dicita- masyarakat Sidodadi, anak memiliki citakan oleh suatu masyarakat. Oleh nilai, terutama nilai ekonomi. Ada karena nilai merupakan nilai-nilai yang dianut oleh mengakatan yang Maksudnya mereka cita-citakan. pandangan hidup sebuah suatu masyarakat dengan dipilih secara keluarga memiliki banyak anak, ketika selektif oleh individu, kelompon atau anak mereka dewasa dan bekerja maka bangsa. cita-cita adalah, ketika itu, mereka untuk memiliki Budaya yang dijalankan tidak kehidupan lebih dari cukup bisa maksimal akan mengakibatkan pesantercapai. Begitulah fenomena yang pesan dari budaya tersebut tidak terjadi pada masyarakat kampung tersalurkan dan tidak dijalankan Sidodadi. Disatu sisi mereka hidup dengan baik dan sempurna. Leluhur dengan berlandaskan budaya orang tua atau orang tua akan memberikan atau leluhur mereka. wejangan-wejanagan atau pesan-pesan baik berupa mitos maupun cara dalam 3. Pandangan Hidup Pandangan hidup merupakan berkehidupan kepada anak-anak mereka. Namun pada saat ini zaman pedoman bagi suatu bangsa atau sudah masyarakat dalam menjawab atau Masyarakat semakin berkembang. sudah ada dizaman 21 modern, mitos atau budaya asli mulai menjawab atau mengatasi berbagai luntur. masalah yang dihadapinya. Di dalamnya terkandung konsep nilai Dapat dilihat budaya sudah kehidupan yang dicita-citakan oleh mulai luntur ketika manusia benarsuatu masyarakat. Namun faktanya benar telah berpikir rasional tentang nilai yang dicita-citakan individu kehidupan dan masa depannya. Dan tidak bisa berkembang dalam hanya akan dijalankan apabila itu tidak masyarakat. Karena didalam budaya memberatkan dan membebankan individu menjadi tertutup dengan manusia zaman modern. Fenomena adanya yang terjadi dilapangan, tradisi dan yang terlihat ternyata hanyalah masyarakat budaya dan lingkungan juga dapat mempengaruhi tradisinya. pola pikir manusia. Seperti jawaban dari Wahidah yang mengakui telah meninggalkan tradisinya akibat tetangganya. Pola pikir yang mulai berkembang dan lingkungan bisa merubah individu menjadi rasional. Masyarakat memiliki pandangan 4. Kepercayaan Kepercayaan yang mengandung arti yang lebih luas dari pada agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada dasarnya, manusia yang memiliki naluri untuk hidup berupa pedoman bagi suatu menghambakan bangsa Mahatinggi, yaitu dimensi lain diluar atau masyarakat dalam diri kepada yang 22 diri dan lingkungannya, yang dianggap itu mampu mengendalikan hidup manusia. Pemerintah Dari terkait pengakuan dengan masyarakat kepercayaan yang mereka yakini, kepercaraan mereka menganjurkan untuk tidak KB, karena hal itu sama saja dengan membunuh anak. Sedangkan menganjurkan Keluarga pererintah Berencana agar masyarakatnya bisa terbebas dari hidup miskin dan memiliki keluarga yang sejahtera. Kedua hal ini sangat bertentangan, namun kembali lagi bagaimana masyarakat yang demi kebaikan manusianya. juga menganjurkan masyarakat untuk mengikuti program Keluarga Berencana agar terciptanya masyarakat yang sejahtera. Dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada kepercayaan melarang untuk yang memang KB sedangkan pemerintah menganjurkan Keluarga Berencana sejahtera. agar Kedua masyarakatnya peraturan yang dihadapkan oleh masyarakat Kampung Sidodadi membuat mereka merasa kebingungan. Namun semua itu tidak bisa dilakukan karena masih belum menyikapinya. meratanya Beberapa pendapat masyarakt kesejahteraan sosial masyarakat yang ada di negeri ini. Sidodadi mengatakan bahwa dalam Maka suatu Keluarga Berencana lah yang dipilih kepercayaan Keluarga tidak Berencana itu dilarang, namun ada demi juga yang mengatakan bahwa dalam negera ini. kepercayaan membolehkannya selagi heran jika mensejahterakan program masyarakat 23 Rasa percaya yang besar terhadap kepercayaan yang membuat Berencana masyarakat mereka pemerintah mengeluarkan program yakini, Keluarga Berencana dengan dua anak program Keluarga cukup, dua anak lebih baik dan saat ini terpinggirkan. Faktanya menjadi keluarga berkualitas. Pendapat sidodadi lebih dulu ini bertentangan dengat mengenal kepercayaan di bandingkan sebagian program Keluarga Berencana. Dan hal Sidodadi. itu di akui masyarakat secara turun kebijakan pemerintah tentang Program temurun. Ada hal yang lebih fatal yang Keluarga Berencana telah merubah harus mereka ikuti, namun tidak pola mereka bahwa Sidodadi, mereka menganggap bahwa ajakan pemerintah untuk mengikuti pemerintah melarang masyarakatnya Keluarga Berencana itu adalah baik. untuk memiliki anak banyak. tidak memungkiri pikir masyarakat persepsi Secara masyarakat Berkaitan 5. tidak dengan kampung langsung kampung Keluarga Persepsi Berencana, Persepsi masyarakat tidak atau sudut pandang mempermasalahkan jumlah anak yang ialah suatu ititk tolak pemikiran yang lahir. Mereka justru senang jika jumlah tersusun dari seperangkat kata-kata anak dalam keluarga mereka semakin yang digunakan untuk memahami bertambah. Namun pada tahun 1970 kejadian atau gejala dalam kehidupan. pemerintah mengalami krisis ekonomi. Masyarakat Sidodadi meyakini bahwa Dari berbagai macam pertimbangan banyak anak banyak rezeki Sedangkan keluarlah kebijakan program Keluarga 24 Berencana dengan slogan awal dua anak cukup. Etos atau jiwa kebudayaan (dalam antropolog) berasal dari bahasa Perbedaan persepsi antara inggris yang berarti watak khas. Etos masyarakat dan pemerintah sudah pasti sering tampak pada gaya prilaku warga memiliki misalnya, tujuan yang berbeda. kegemaran-kegemaran Persepsi masyarakat memiliki banyak warga masyarakatnya, serta berbagai anak ialah bertujuan untuk memiliki benda budaya hasil karya mereka, banyak rezeki. Sedangkan persepsi dilihat dari luar oleh orang asing. pemerintah mengeluarkan Contohnya kebudayaan Batak dilihat program Keluarga Berencana yaitu oleh orang jawa, sebagai orang yang bertujuan agar terciptanya masyarakat agresif, kasar, kurang soapan, tegas, yang yang konsekuen, dan berbicara apa adanya. dimaksud adalah terjaminnya sandang, Sebaliknya kebudayaan Jawa dilihat pangan dan masa depan anak. Ketika oleh orang Batak, bahwa watak orang masyarakat memiliki banyak anak, Jawa pemerintah mengkhawatirkan masa kesuraman, depan anak tidak terjamin. Apa lagi berlebihan, lamban, tingkah laku yang jika dilihat dari lapangan pekerjaan sukar ditebak, gagasan yang berbelit- yang tidak memadai. belit, dengan sejahtera. Sejahtera 6. Etos Kebudayaan memancarkan ketenangan foedal, serta terhadap tingkatan sosial. keselarasan, yang diskriminasi 25 Budaya begitu tidak saja, akan walaupun luntur seiring Budaya yang terbentuk dalam masyarakat Sidodadi merupakan berkembangnya zaman akan mulai budaya campuran, karena sebagian memudar. Ada hal-hal yang akan masyarakat yang tinggal di Sidodadi diwariskan leluhur untuk anak cucu, merupakan orang rantauan, namun ada yang dianggap penting dan patut untuk juga penduduk asli yang memang dijalankan. Tidak semua pesan dari sejak dulu tinggal di Sidodadi. Budaya suatu budaya bisa terus dijalankan dan yang dikembangkan oleh manusia dilestarikan. Akan ada masa-masa akan berimplikasi pada lingkungan manusia mulai berpikir secara rasional tempat kebudayaan itu berkembang. dan modern. Namun budaya atau Suatu kebudayaan memancarkan suatu tradisi tidak ditinggalkan begitu saja. cirri khas dari masyarakatnya yang Ada hal-hal yang dianggap mudah dan tampak dari luar. Dengan menganalisis gampang pengaruh untuk budaya terhadap lingkungan seseorang dapat Namun ketika tradisi tersebut dianggap mengetahui, mengapa suatu rumit maka akan ditinggalkan dan lingkungan tidak dengan masyarakat akan dijalkan maka menjalankannya. dijalankan sebagaimana akibat tertentu lingkungan mestinya. Namun semua kembali lagi menghasilkan terhadap berbeda individu dalam pelaksanaannya. masing-masing pula. akan lainnya kebudayaan Hal berbeda inilah dan yang yang memungkinkan terjadinya subbudaya. 26 Cara lain dari sosialisasi yaitu yang berbeda. Pemerintah penayangan iklan di televisi dan menganjurkan pemasangan baliho juga sudah di mengikuti berlakukan pada masyarakt Sidodadi. Berencana agar masyarakat bisa hidup Masyarakat sejahtera mengakui tahu dan masyarakat program dengan untuk Keluarga mengatur jarak melihat iklan juga baliho program kelahiran anak. Namun ketika program keluarga berencana, namun mereka Keluarga Berencana berada di tengah- mengakui hanya sebatas tahu dan tengah masyarakat Sidodadi, makna melihat tetapi tidak paham apa masud program Keluarga Berencana menjadi dan tujuannya. Faktanya dilapangan berbeda. Program Keluarga Berencana masyarakat hanya mengambil hal-hal memiliki makna pembatasan. yang mereka perlukan. Seperti hiburannya, hadiahnya dan lainnya, tetapi tidak mengikuti sungguh-sungguh anjuran dan ajakan E. Penutup 1. Kesimpulan pemerintah. Budaya dan tradisi jauh lebih penting dan lebih utama bagi kehidupan masyarakat sidodadi. Keluarga Berencana Berdasarkan analisa penelitian yang telah dilakukan, maka selanjutnya hasil penelitian ini dapat akan disimpulkan bahwa pengertian menjadi berbeda maknanya ketika Keluarga Berencana yang begitu luas berada dalam suku dan kepercayaan hanya dipandang sebagai alat 27 kontrasepsi saja. Masyarakat Budaya menjadi faktor masyarakat untuk berpikiran bahwa Keluarga Berencana keterlambatan itu adalah pil, suntik, susuk, spiral dan memahami lebih jauh apa itu Keluarga kondom. Padahal dalam pengertian Berencana. Hal ini dilatarbelakangai kesehatan ruang lingkup Keluarga oleh nilai, norma, sistem pengetahuan, Berencana itu tidak hanya kontrasepsi pandangan melainkan program Keluarga kepercayaan dan etos budaya Berencana, kesehatan reproduksi hidup, persepsi, yang dibuat atau diwariskan secara turun remaja, ketahanan dan pemberdayaan menurun keluarha, pelembagaan dijalankan bersama. Namun dalam keluarga kecil berkualitas, keserasian kehidupan modern hal seperti ini lah kebijakan kependudukan, pengelolaan yang menjadi penghambat. Apa lagi sdm jika budaya yang diwariskan hanya penguatan aparatur, pimpinan penyelenggaraan kenegaraan kepemerintahan, dan peningkatan negara. aslinya. yang terangkum dalam Keluarga Berencana namun masyarakat sidodadi hanya memahami sebatas alat kontrasepsi. untuk Masyarakat menjadi tidak mengarti karena hanya mengetahui hal-hal disepakati setengah-setengah. pengawasan dan akuntabilitas aparatur Banyak dan setengah Pendidikan terhadap pemahaman dari budaya berpengaruh masyarakat mengenai Keluarga Berencana. Makna Keluarga Berencana menurut 28 pemerintah adalah pemberian jarak masyarakat. Namun sosislisasi terhadap pengenalan program Keluarga juga harus kelahiran anak. Namun makna Keluarga Berencana menjadi Berencana berbeda dalam masyarakat Sidodadi. mempertimbangkan hal-hal yang ada Berdasarkan faktor tradisi dan budaya di seperti nilai, pengetahuan, dalam masyarakat. Sehingga norma, sistem maksud pengenalan program Keluarga andangan hidup, Berencana kepercayaan, persepsi kebudayaan, makna dan etos bisa sampai masyarakat.Masyarakat kepada Sidodadi Keluarga butuh pengenalan program Keluarga masyarakat Berencana yang tidak monoton, yang Sidodadi menjadi suatu pembatasan tidak membuat mereka menganggap dalam anak. program Keluarga Berencana adalah Masyarakat menganggap, pemerintah pembatasan dalam memiliki jumlah membatasi mereka untuk memiliki anak. Berencana menurut memiliki jumlah anak yang banyak. Hal ini sangat berbeda dengan makna dan tujuan dari progra Keluarga Berencana yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sosialisasi satu bentuk Keluarga merupakan salah pengenalan Berencana program dalam Daftar Pustaka Bachtiar, Wardi, 2006, Sosiologi Klasik Dari Comte Hinga Prasons, Bandung : PT Remaja Rosdakarya Jhonson, Doyle Paul, tt, Sosiologi Klasik dan Modern, Robert M. Z. Lawang, Jakarta: PT. Gramedia Ihromi, T.O, (Ed.), 2004, Bunga Rampai Sosiologi Kekuarga, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia Irwan, Prasetya, 2006, Penelitian Kualitatif & Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta : Departemen Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Johnson, Doyle Paul, yy, Teori Sosioloh Klasik Dan Modern, Jakarta: Pt. Gramedia Jakarta Jones,pip, 2010, Pengantar Teori-teori Sosial dari Teori Fungsionalisme hingga Post-Modern, Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia Khairruddin,H.SS, Yogyakarta 2008, Sosiologi Keluarga, Yogyakarta: Liberty, Kuntowijoyo, 2006, Budaya dan Masyarakat, Yogyakarta: Tiara Wacana Koentjananingrat, 2005, Pengantar Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta Maran, Rafaerl Raga, 2000, Manusia dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar, Jakarta, PT Rineka Cipta Moleong. Lexy JJ, 2007, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Nazirullah, 2008, Struktur Sosial dan Struktur Fungsional, Bndung, Widya Padjadjaran Ollenburger,Jane, dkk., 2002, Sosiologi Wanita, Jakarta : Rineka Cipta Ritzer, George, 2011, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Beparadigma Ganda, Jakatra, PT RajaGrafindo Persada Setiadi, Elly,dkk, 2007, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta, Kencana Prenada Media Grup SP, Varma, 2003, Teori Politik Modern, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada Shadily, Hassan, 1993, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, Jakarta : Rineka Cipta Sugiono, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : CV Alfabeta Susilo, Rachmad k.dwi, 2008, 20 Tokoh Sosiologi Modern, Jogjakarta, AR-RUZZ MEDIA Wulansari, Dewi, 2009, Sosiologi Konsep dan Teori, Bandung : Refika Aditama Portal kesehatan terbesar Indonesia/ Dokter Sehat, 2012 “Pengertian dan tujuan Keluarga Berencana (KB)” Sumber: (id.wikipedia.org&ilmukeperawatan.info, diakses 30 september 2013, 18.43 Wib)