HUBUNGAN HUKUM ANTARA PASIEN DAN TENAGA MEDIS SERTA RUMAH SAKIT NADYA SAID / D 101 09 693 (Abstrak) Hubungan Hukum antara Pasien dan Tenaga medis serta Rumah sakit memiiki 2 (dua) Rumusan Masalah yaitu, Bagaimanakah hubungan hukum antara Pasien dengan Tenaga Medis dalam memberikan pelayan kesehatan ? dan Seberapa besar tanggung jawab hukum pelayanan publik rumah sakit ? Adapun Tujuan Penelitian yaitu, Untuk mengetahui dan mempelajari hubungan hukum antara Pasien dengan Tenaga medis dalam memberikan pelayanan kesehatan dan Untuk mengetahui dan mempelajari batas tanggung jawab hukum pelayanan publik rumah sakit. Kegunaan Penulisan, Secara Teoritis yaitu, tulisannnya ini, diharapkan dapat menambah bahan bacaan di Perpustakaan, khususnya yang berkaitan dengan materi Hukum Kesehatan, Hukum Perjanjian atau Kontrak atau hukum perlindungan konsumen Kesehatan; Secara Praktis yaitu, tulisan ini, di harapkan dapat menjadi bahan acuan para praktisi hukum, Masyarakat, lembaga atau Organisasi yang konsent dengan kesehatan masyarakat (Pelayanan Kesehatan) misalnya Tenaga Medis (Dokter, Suter dan Pihak Rumah Sakit), agar mengetahui hak dan Kewajibannya dalam rangka memberikan bantuan kesehatan kepada masyarakat. Medode Pnelitian yaitu, Penulis melakukan pendekatan-pendekatan Penelitian Hukum Normatif yaitu, mengkaji berbagai norma-norma atau peraturan perundang-undangan yang terkait dengan objek penulis tentang Hubungan Hukum antara Pasien, Rumah Sakit dan penerapan informed consent. Kata Kunci : Pasien, Tenaga Medis dan Rumah Sakit. serta I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah tindakan diambil berkenaan penyakitnya, Masyarakat menyadari semakin hak-haknya sebagai konsumen kesehatan. Seringkali mereka kritis mempertanyakan tentang pemeriksaan, secara penyakit, yang jarang pendapat akan dengan bahkan tidak mereka mencari kedua. Hak-hak konsumen kesehatan masih cenderung sering dikalahkan oleh kekuasaan pelayanan pemberi kesehatan, pengobatan, 1 kekalahan tersebut bisa berupa sendiri, keluarga, orang lain, kerugian moral dan material maupun makhluk hidup lain yang cukup besar. Jenis-jenis dan tidak untuk masalah diperdagangkan, sedangkan perlindungan konsumen sejak berlakunya produk UU Nomor 8 Tahun 1999 misalnya, tentang suplemen Perlindungan Konsumen berupa barang, obat-obatan, makanan, alat kesehatan, dan produk berupa Undang-Undang jasa, misalnya: jasa Nomor 8 Tahun 1999 Tentang pelayanan Perlindungan Konsumen diberikan oleh dokter, dokter (UUPK) mempunyai 2 sasaran gigi, jasa asuransi kesehatan pokok, yaitu : Untuk mengetahui, apakah 1. Memberdayakan konsumen dalam hubungannya dengan pelaku usaha (publik atau privat) barang dan atau jasa; 2. Mengembangkan sikap pelaku usaha yang jujur dan bertanggung jawab Lalu pertanyaannya, apakah pasien dapat disebut sebagai konsumen, dan pemberi pelayanan kesehatan (dokter) sebagai pelaku usaha. Pengertian konsumen dan pelaku usaha berdasarkan UUPK yaitu, Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri kesehatan yang profesi pemberi pelayanan kesehatan (dokter) merupakan pelaku usaha atau bukan maka kita harus melihat UU Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan bidang diri dalam kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan pendidikan di melalui bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya Kesehatan, sebagaimana diatur dalam 2 Undang-Undang Nomor 36 pelaku Tahun bahwa konsumen merupakan 2009 Kesehatan Tentang (sebelumnya raja usaha, tidak anggapan berlaku lagi diatur dalam UU Nomor 23 mengingat antara konsumen Tahun tentang dan pelaku usaha tidak hanya Kesehatan), dan lebih anjut mempunyai hak namun juga PERMENKES memiiki kewajiban.1 1992 Nomor 585/MENKES/PER/IX/1989 Pasien sebenarnya tentang persetujuan tindakan merupkan faktor liveware. medis sebelum melakukan Pasien suatu tindakan yang didahului sebagai oleh penjelasan-penjelasan memiliki pengaruh besar atas yang menyangkut tindakan, hasil akhir layanan bukan resiko, yang akan dilakukan sekedar obyek. Hak-hak pada pasien. Pasien maupun pasien harus dipenuhi keluarganya mencari mengingat kepuasan pasien pertolongan kepada petugas menjadi salah satu barometer kesehatan. mutu akan Adanya Menteri Keputusan layanan yang sedangkan ketidakpuasan pasien dapat menjadi No.756/MENKES/SK/VI/200 hukum.2 tentang dipandang subyek RI 4 Kesehatan harus Persiapan pangkal tuntutan Penandatanganan Liberalisasi Perdagangan dan formulir Jasa di Bidang Kesehatan, persetujuan tindakan medis berarti UU Nomor 8 Tahun mempunyai 1999 Tentang Perlindungan telah Konsumen juga dapat diberlakukan pada bidang kesehatan Dengan berlakunya UUPK diharapkan konsumen sejajar posisi dengan atau tercapai lembar konsekuensi apa yang 1 C.S.T. Kansil. 1991. Pengantar Hukum Kesehatan Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 15-17. 2 Jusuf Hanafiah dan Amri Amir. 1989. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, EGC, Jakarta 3 dinamakan “sepakat para antara rumah sakit dan pasien pihak yang mengikatkan bahwa pihak rumah sakit diri, menyediakan terjadi untuk perjanjian perawatan dan adanya tenaga melaksanakan tindakan medis”. kamar 3 perawat yang akan Pesetujuan ini mempunyai melakukan kekuatan mengikat dalam arti perawatan; dan mempunyai kekuatan hukum, pelayanan medis yaitu, berarti kesepakatan antara rumah sakit pasien bahwa dokter menjalankan meberikan kewajibannya informasi memberikan dokter hak untuk tindakan boleh dan Perjanjian dan tenaga medis pada rumah kepada sakit akan berupaya secara melakukan medis. Terdapat pasal-pasal tindakan dalam KUHP maksimal untuk menyembuhkan pasien melalui tindakan medis. yang relevan dengan masalah tanggung hukum jawab pidana secara dan B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah atau hukum Perdata4 Hubungan Hukum 5 hukum antara Pasien dengan Tenaga Medis dalam memberikan pelayan antara Pasien dan Rumah Sakit yaitu : hubungan kesehatan ? Perjanjian 2. Seberapa besar tanggung perawatan yaitu, kesepakatan jawab hukum pelayanan publik rumah sakit ? 3 Veronica Komalawati. 1989. Hukum Dan Etika Dalam Praktek Dokter, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta; Sudikno Mertokusumo; Malpraktek dan Pelayanan Kesehatan serta Tantangannya Dalam Era Globalisasi.hlm4-5. Hendrojono Soewono. 2007.Batas Pertanggungjawaban Hukum Malpraktek Dokter dalam Transaksi Terapeutik, Jakarta, Hlm.9-11. II. PEMBAHASAN A. Hubungan hukum antara Pasien dengan Tenaga Medis dalam memberikan pelayan kesehatan. 4 Hubungan hukum berawal dari pola hubungan antara dokter dengan pasien vertikal telah antara bapak dengan anak yang terjadi sejak dahulu paternalistik seperti (zaman Yunani kuno), dokter bertolak sebagai knows best” yang melahirkan seorang memberikan terhadap yang pengobatan orang membutuhkannya. dari prinsip “father hubungan yang yang bersifat paternalistik. Hubungan hukum Hubungan timbul bila pasien ini merupakan hubungan yang menghubungi dokter karena ia sangat merasa pribadi karena ada sesuatu yang didasarkan atas kepercayaan dirasakannya dari pasien terhadap dokter kesehatannya. yang disebut dengan transaksi psikobiologisnya memberikan terapeutik. 6 membahayakan Keadaan peringatan bahwa ia merasa Transaksi terapeutik sakit, dan dalam hal ini adalah perjanjian antara dokter dokterlah yang dianggapnya dan pasien berupa hubungan mampu hukum yang melahirkan hak memberikan dan kewajiban kedua belah pertolongan. Jadi, kedudukan Pihak. Objek dari perjanjian dokter dianggap lebih tinggi ini adalah berupa upaya atau oleh pasien dan peranannya terapi lebih penting daripada pasien. untuk menyembukna pasien. a. Hubungan menolongnya Hak-hak dan bantuan pasien dalam hukum pelayanan kesehatan, secara antara dokter dengan pasien ini umum hak pasien tersebut dapat 6 Endang Kusumah Astuti, 2003, Hubungan Hukum Antara Dokter Dan Pasien Dalam Upaya Pelayanan Medis, Semarang, hlm.3; Lebih lanjut : Chrisdiono M. Achadiat.. 2004. Hukum Medik, Balai Penerbit FKUI, Ctk. Pertama, Jakarta dirinci sebagai berikut: 7 1. Hak pasien atas perawatan, 7 Bahder Johan Nasution, Op.Cit., hlm. 33. 5 2. Kewajiban melaksanakan nasihat dokter atau tenaga kesehatan, 3. Kewajiban memenuhi aturan-aturan pada kesehatan 4. Kewajiban untuk berterus terang apabila timbul masalah dalam hubungannya dengan dokter atau tenaga kesehatan 5. Kewajiban memberikan imbalan jasa 6. Menyimpan rahasia pribadi dokter yang diketahuinya Berdasarkan pada perjanjian terapeutik yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak, dokter juga mempunyai hak dan kewajiban sebagai pengemban profesi. 7. Hak-hak dokter sebagai pengemban profesi dapat dirumuskan sebagai berikut: 8 a. Hak memperoleh informasi yang selengkaplengkapnya dan sejujurjujurnya dari pasien yang akan digunakannya bagi kepentingan diagnosis maupun terapeutik. b. Hak atas imbalan jasa atau honorarium terhadap pelayanan yang diberikannya kepada pasien. c. Hak atas itikad baik dari pasien atau keluarganya dalam melaksanakan transaksi terapeutik. d. Hak membela diri terhadap tuntutan atau gugatan pasien atas pelayanan kesehatan yang diberikannya. e. Hak untuk memperoleh persetujuan tindakan medic dari pasien atau keluarganya. Hak-hak tersebut di atas, dokter juga mempunyai kewajiban yang harus dilaksanakan yaitu sebagai berikut : 9 1. kewajiban untuk memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi, yaitu dengan cara melakukan tindakan medis dalam suatu kasus yang konkret menurut ukuran tertentu yang didasarkan pada ilmu medis dan pengalaman. 2. Kewajiban untuk menghormati hak-hak pasien, antara lain rahasia atas kesehatan pasien bahkan setelah pasien meninggal dunia. 3. Kewajiban untuk memberikan informasi pada pasien dan/atau keluarganya tentang tindakan medis yang dilakukannya dan risiko 8 Bahder Johan Nasution ,Op.Cit., hal. 35. Lebih lanjur : Nasruddin Andi Mappaware, dkk. 2010. Pengantar Bioetika, Hukum Kedokteran dan Hak Asasi Manusia, Jakarta; 9 Y.A Triana Ohoiwutun, 2007, bunga rampai hukum kedoteran, Malang:Bayu Media Publishing, hlm. 17. 6 yang mungkin terjadi akibat tindakan medis tersebut. 4. Kewajiban merujuk pasien untuk berobat ke dokter lain yang mempunyai keahlian/kemampuan yang lebih baik. 5. Kewajiban untuk memberikan pertolongan dalam keadaan darurat sebagai tugas perikemanusiaan. dari tindakan dokter. Menurut Pasal 1426 KUH Perdata ganti rugi yang dibebankan jika dapat terjadi Wanprestasi adalah, Kerugian yang nyata-nyata diderita kreditur yang disebut dengan Damnun Emergens; Keuntungan yang seharusnya b. Tanggung Jawab Hukum Dokter Terhadap Pasien yang disebut Lucrum Cegans.Pada asasnya Dokter sebagai tenaga professional diperoleh bertanggung bentuk dari ganti rugi yang lazim dipergunakan ialah jawab dalam setiap tindakan uang, oleh karena menurut medis ahli-ahli yang terhadap dilakukan pasaien. hukum perdata Dalam maupun yurisprudensi, uang tugas merupakan alat yang paling didasarkan praktis, yang paling sedikit pada niat baik yaitu berupaya menimbulkan selisih dalam dengan menyelesaikan menjalankan profesionalnya sungguh-sungguh suatu berdasarkan pengetahuannya sengketa. Selain uang masih yang ada bentuk-bentuk lain yang dilandasi dengan sumpah dokter, kode etik diperlukan kedokteran standar ganti rugi yaitu pemulihan untuk keeadaan semula (innatura) dan profesinya menyembuhkan atau dan sebagai larangan bentuk untuk menolong pasien. Antara lain mengulangi. Keduanya ini adalah: kalau tidak ditepati dapat Tanggung Jawab Etis : diperkuat dengan uang paksa. terjadinya Wanprestasi atau Jadi harus diingat bahwa perbuatan melawan hukum uang paksa bukan merupakan 7 bentuk rugi. atau wujud ganti 10 untuk memberikan bantuan sedapat-dapatnya, Gugatan sesuai untuk dengan ilmu dan ketrampilan membayar ganti rugi atas yang dikuasainya. Artinya, dasar atau dia berjanji akan berda ya perjanjian yang terjadi hanya upaya sekuat-kuatnya untuk dapat dilakukan bila memang menyembuhkan ada perjanjian dokter dengan pasien.Tanggung pasien. Perdata persetujuan Perjanjian tersebut Jawab Dokter Karena dapat digolongkan sebagai Perbuatan Melanggar Hukum persetujuan untuk melakukan (onrechtmatige atau Berdasarkan Pasal 1365 KUH berbuat sesuatu. daad). Perjanjian itu terjadi bila Perdata 11 pasien memanggil dokter atau 1) Adanya tindakan atau perbuatan Unsur-unsur yang tersimpul dari perumusan Pasal 1365 adalah: 2) Perbuatan itu harus melawan hukum (onrecht matigedaad) 3) Pelakunya mempunyai unsur salah 4) Tindakan atau perbuatan itu menimbulkan kerugian. pergi ke dokter, dan dokter memenuhi permintaan pasien untuk mengobatinya. Dalam hal ini pasien akan membayar sejumlah honorarium. Sedangkan dokter sebenarnya harus melakukan prestasi menyembuhkan pasien dari penyakitnya. penyembuhan itu tidak pasti selalu sehingga dapat seorang Berdasarkan Pasal 1366 Tetapi dilakukan dokter hanya mengikatkan dirinya KUH Perdata, Seorang dokter selain dapat dituntut atas dasar wanprestasi melanggar hukum dan seperti tersebut di atas, dapat pula dituntut Mariam Darus Dadrulzaman, 1983, KUHPerdata Buku III Hukum Perikatan Dengan Penjelasan, Bandung:Penerbit Alumni, hlm. 29. atas dasar lalai, 11 J.Satrio, 1993, Hukum Perikatan, Bandung:PT Citra Aditya Bakti, hlm. 139 8 sehingga menimbulkan mengakibatkan kerugian. Gugatan atas dasar cacat badan12. kelalaian ini diatur dalam Pasal 1366 KUH Perdata, menyatakan : “Setiap orang c. Hubungan Hukum Dokter Dengan Pasien Hubungan bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian disebabkan perbuatannya, untuk tetapi kerugian yang dokter-pasien karena menempatkan hukum akan dokter berada juga pasien yang kesejajaran, sehingga setiap disebabkan karena kelalaian apa atau dokter terhadap Berdasarkan Pasal 1367 KUH tersebut harus Perdata, pasien kurang hati-hatinya”. apabila dan kita pada yang dilakukan oleh pasien melibatkan dalam menentukan simpulkan maka dari segi apakah sesuatu tersebut dapat hukum atau tidak dapat dilakukan jawab perdata, tanggung tersebut dapat atas dirinya. mengandung beberapa aspek bentuk yaitu hubugan dapat ditimbulkan Salah satu kesejajaran dalam hukum dokter- karena “wanprestasi” (tidak pasien memenuhi prestasi), karena informed perbuatan melanggar hukum persetujuan tindakan medik. (onrecht matigedaad), dapat Pasien berhak memutuskan juga apakah karena kurang hati- hatinya mengakibatkan matinya orang menolak adalah consent melalui atau menerima atau sebagian atau seluruhnya rencana tindakan (moedwillige/onrecht da pengobatan yang akan matigedoodslag) dilakukan dan juga oleh dokter karena kurang hati-hatinya 12 Hermien Hadiati Koeswadji, 1984, Hukum dan Medik, Surabaya:Airlangga University Press, hlm. 36. 9 terhadap dirinya. UU Nomor 29 Tahun RI 1. Pelaku perjanjian harus 2004 dapat bertindak sebagai Tentang Praktik Kedokteran, subjek hukum khusunya mengatur tentang 2. Perjanjian antara subjek Hak dan Kewajiban Dokter hukum tersebut harus atas atau tenaga medis, doktcr dasar sukarela dan tanpa mempunyai hak: paksaan, 1. memperoleh perlindungan hukum 3. Perjanjian sepanjang memperjanjikan sesuatu di melaksanakan tugas sesuai bidang dengan standar profesi dan kesehatan, standar prosedur atas sebab yang halal dan 2. memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar 3. memperoleh informasi yang iengkap dan jujur pasien tidak bertentangan dengan hukum. d. prosedur operasional; atau Hak dan Kewajiban Rumah Sakit Menurut UndangUndang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Rumah sakit sebagai keluarganya; 4. menerima imbahan jasa. Hubungan hukum dokter pasien mengacu pada Pasal 1320 KUHPerdata yang mengatur sahnya syarat-syarat sebuah perjajiajan atau perikatan hukum Syaratsyarat tersebut yaitu antara lain : pelayanan 4. Perjanjian tersebut harus operasional; dan tersebut penyelenggara pelayanan kesehatan mempunyai hakhak dan kewajiban-kewajban dalam hubungan hukum perjanjian terapeutik dengan pasien sebagaimana diatur dalalam yang Undang- Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah sakit, yaitu dalam Pasal 30 10 menyatakan Hak-Hak Rumah Sakit, yaitu : melaksanakan pelayanan kesehatan; 1. Menentukan jumlah, jenis dan dalam 13 7. Mempromosikan layanan kualifikasi sumber kesehatan yang ada di manusia sesuai rumah sakit sesuai dengan daya dengan kualifikasi rumah ketentuan sakit; undangan; 2. Menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan renumerasi,insentif dan penghargaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; 8. Mendapatkan insentif pajak bagi rumah sakit publik dan rumah sakit yang ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan. Kewajiban kerja Tahun 2009, yaitu : sama 4. Menerima dari dan pihak yang pelayanan yang aman, efektif dengan mengutamakan mengakibatkan kerugian; kepentingan 6. Mendapatkan sesuai hukum pasien dengan standar pelayanan rumah sakit; 3. Eman Suparman. 2005. Tanggung Jawab Hukum dan Etika Profesi Tenaga Kesehatan, Malang, Hlm21-25; Lebih lanjut : H. Amy Isfandyarie. 2006. Tanggung Jawab Umum dan Sanksi bagi Dokter, Buku I tentang bermutu, antidiskriminasi ketentuan; perlindungan Memberikan kesehatan pihak lain sesuai dengan 5. Menggugat benar kepada masyarakat. 2. bantuan informasi pelayanan rumah sakit mengembangkan pelayanan; Memberikan yang dengan pihak lain dalam rangka Rumah Sakit,Pasal 29 UU Nomor 44 1. 3. Melakukan perundang- Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan pelayanannya; 11 4. Berperan aktif memberikan 5. dalam pelayanan parker, ruang sesuai tunggu, sarana untuk dengan kemampuan orang pelayanannya; menyusui,anak-anak, Menyediakan sarana dan usai lanjut; pelayanan bagi masyarakat tidak Melaksanakan wanita 10. Melaksanakan sistem rujukan; keinginan fungsi pasien yang bertentangan sosial antara lain dengan dengan standar profesi memberikan dan etika serta peraturan fasilitas perundang-undangan; 12. Memberikan informasi gawat darurat tanpa uang yang muka,ambulance jujur mengenai hak dan gratis,pelayanan bencana luar dan korban kejadian biasa,atau sosial bagi mutu 13. Menghormati misi pasien; dan hak-hak 14. Melaksanakan menjaga standar pelayanan 15. Memiliki sebagai bencana; melayani pasien; sistem pencegahan dan dalam etika rumah sakit; kesehatan di rumah sakit acuan dan kewajiban pasien. melindungi Membuat, melaksanakan dan benar,jelas bakti kemanusiaan; 9. cacat, 11. Menolak mampu/miskin,pelayanan 8. layak antara lain sarana ibadah, pelayanan pasien tidak 7. yang kesehatan pada bencana mampu/ miskin; 6. prasarana umum kecelakaan penanggulangan 16. Melaksanakan program Menyelenggarakan pemerintah di bidang rekam medik; kesehatan baik secara Menyediakan sarana dan regional maupun 12 nasional; rumah sakit yaitu 17. Membuat daftar tenaga menyelenggarakan pelayanan medis yang melakukan kesehatan yang bermutu dan praktek kedokteran atau terjangkau kedokteran dan prinsip aman, menyeluruh, tenaga kesehatan lainnya; non diskriminatif, partisipatif gigi 18. Menyusun dan berdasarkan dan memberikan melaksanakan peraturan perlindungan internal masyarakat sebagai pengguna rumah sakit/hospital Laws jasa 19. Melindungi dan memberikan bantuan semua bagi pelayanan juga bagi kesehatan, penyelenggara pelayanan kesehatan hukum bagi untuk petugas rumah sakit kesehatan dalam melaksanakan tingginya. tugas; mewujukan yang demi derajat setinggi- Hubungan hukum 20. Memberlakukan seluruh rumah sakit-pasien adalah lingkungan rumah sakit, sebuah hubungan perdata kawasan tanpa rokok. yang menekankan pelaksanaan B . Tanggung Jawab Hukum Pelayanan Publik Rumah Sakit organisasi pelayanan sakit adalah penyelenggara publik. yang mempunyai tanggung jawab publik atas setiap pelayanan jasa publik kesehatan yang diselenggarakannya. Tanggung jawab dan kewajiban-kewajiban masingmasing pihak secara timbal balik. Rumah hak-hak Rumah sakit berkewajiban untuk memenuhi pasien dan hak-hak sebaliknya pasien berkewajiban memenuhi hakhak rumah sakit. Kegagalan salah satu pihak memenuhi hak-hak pihak lain, apakah publik karena wanprestasi atau 13 kelalaian akan berakibat pada secara gugatan atau tuntutan perdata adanya yang berupa ganti rugi atas pelayanan kerugian yang dialami oleh terutama dalam kaitan pasien. hubungan dokter dengan Dalam hubungan antara dokter dan pasien timbul masalah adanya dugaan otomatis menuntut transparansi pasien kesehatan, dan menyangkut sering keluhan yang dialami pasien dengan serta terapi, pengobatan yang terjadinya dilakukan oleh dokter kelalaian medis, hal itu dapat terhadap pasien. Hal yang juga sangat disebabkan karena mendasar dalam kurangnya pemahaman atau pelayanan kesehatan persepsi yang sama atas hak selalu dipermasalahkan dan kewajiban baik pemberi masyarakat, dan menyangkut penerima pelayanan pasien yang adalah keterbukaan, kesehatan. transparansi, mutu pelayanan, Masalah hukum yang timbul penerapan tersebut kedisiplinan waktu, sehingga dapat diakibatkan aturan, kesalahan atau kelalaian para sering petugas di Rumah Sakit atau kelalaian medis atau musibah diakibatkan kesalahan dalam klinis. menerapkan atas kebijaksanaan peraturan diakibatkan pengetahuan dan diduga melakukan Dalam hal ini, rumah juga sakit harus dapat memberikan kekurangan perlindungan dan kepastian para petugas hukum bagi seluruh tenaga tentang Hukum Kesehatan kesehatan yang memberikan atau pelayanan peraturan undangan kesehatan. perundangdibidang Perkembangan rumah kesehatan sakit pembentukan di melalui berbagai saat ini masyarakat semakin perangkat aturan di rumah sadar atas hak-haknya yang sakit meliputi, peraturan 14 internal staf medis, standar maupun prosedur dan pekerja sosial dan rumah berbagai pedoman pelayanan sakit, di mana mereka secara kesehatan pribadi atau bersama-sama operasional serta penyediaan melalui SDM yang terikat non oleh perawatan, kaidah-kaidah memiliki kompetensi dalam tertentu, baik kaidah-kaidah bidang medikolegal. Hal lain hukum maupun kaidah sosial yang lainnya. Sistem kesehatan, perlu perhatian mendapat bersama oleh yang menonjol adalah profesi seluruh pihak di rumah sakit kedokteran, karena menurut adalah menyangkut anggapan umum, seseorang pelaksanaan etika profesi dan yang mempunyai profesi ini etika rumah sakit sehingga adalah menyenangkan, yaitu penyelenggaraan Pelayanan dianggap merupakan profesi secara beretika akan sangat yang mulia. Oleh karena itu mempermudah seluruh pihak perlunya di tinjau kembali dalam menegakkan aturan- Perangkat aturan hukum. mengatur Permasalahan hukum yang penyelenggaraan Hukum praktik kedokteran dirasakan Yang Dihadapi Tenaga Medis belum memadai, selama ini atau Dokter dan Rumah Sakit masih Dalam kebutuhan Medis. oleh formal dan Adapun dalam suatu sistem kepentingan kesehatan, pemerintah,sedangkan porsi nampak Pelayanan didominasi interaksi menonjol yang adalah profesi masih interaksi antara dokter dan kurang.Dokter pasien yang mungkin juga perangkat melibatkan dimilkinya lainnya. unsur-unsur Unsur-unsur lain karakteristik sangat dengan keilmuan yang mempuyai yang khas. tersebut mungkin para medis Kekhasannya ini terlihat dari baik pembenaran yang diberikan bagian perawatan 15 oleh hokum yaitu mungkin terjadi. Adapun di diperkenankannya melakukan Indonesia tindakan terhadap dalam pelayanan kesehatan, tubuh manusia dalam upaya telah memperoleh pembenaran memelihara secara medik dan meningkatkan derajat kesehatan. informed yuridis melalui Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia 585/Menkes/1989. Nomor Hubungan tersebut lahir dan memnuhi III. PENUTUP syarat A. KESIMPULAN 1. Hubungan Hukum Antara Pasien Dengan Tenaga Medis Dalam Memberikan Pelayanan Kesehtans yaitu, Hubungan hukum ini bersumber pada kepercayaan pasien terhadap Tenag Medis (dokter atau Perawat) sehingga pasien bersedia memberikan persetujuan tindakan medis (informed consent), yaitu suatu persetujuan pasien untuk menerima upaya medis yang akan dilakukan terhadapnya. Hal ini dilakukan setelah ia mendapat informasi dari dokter mengenai upaya medis yang dapat consent dilakukan untuk menolong dirinya, termasuk memperoleh informasi sahnya terapeutik 1320 didasarkan KUH Syarat transaksi Perdata Subyek Pasal Yaitu, an Syarat Obyek. 2. Tanggung Jawab Hukum Pelayanan Publik Rumah Sakit yaitu, Tanggung jawab publik rumah sakit menyelenggarakan yaitu pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau berdasarkan prinsip aman, menyeluruh, non diskriminatif, partisipatif dan memberikan perlindungan bagi masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan (health receiver), juga bagi penyelenggara pelayanan kesehatan receiver) (health demi untuk mengenai segala risiko yang 16 mewujukan derajat kesehatan hukum, dituntut yang setinggi-tingginya. profesionalisme, memberikan pelayanan B. SARAN Adapun permasalahan sebuah medik adalah perbuatan hukum. di atas, maka disarankan agar Dalam benak para teman segala sesuatu yang dilaukan sejawat tiada lain hanyalah oleh melakukan dokter pasiennya dalam terhadap upaya tindakan profesional kedokteran harus peyembuhan penyakit pasien sesuai dengan adalah merupakan perbuatan profesional hukum yang kepadanya dapat jabatan dan kode etik sumpah dokter. dimintai petanggug jawaban 17 DAFTAR PUSTAKA A. Buku : Bahder Johan Nasution, 2005, Hukum Kesehatan Pertanggung Jawaban Dokter, Jakarta:Rineka Cipta, C.S.T. Kansil. 1991. Pengantar Hukum Kesehatan Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta Eman Suparman. 2005. Tanggung Jawab Hukum dan Etika Profesi Tenaga Kesehatan, Malang Endang Kusumah Astuti, 2003, Hubungan Hukum Antara Dokter Dan Pasien Dalam Upaya Pelayanan Medis, Semarang, Hendrojono Soewono. 2007. Batas Pertanggungjawaban Hukum Malpraktek Dokter dalam Transaksi Terapeutik, Jakarta H. Amy Isfandyarie. 2006. Tanggung Jawab Umum dan Sanksi bagi Dokter, Buku I Hermien Hadiati Koeswadji, 1984, Hukum dan Medik, Surabaya:Airlangga University Press, Jusuf Hanafiah dan Amri Amir. 1989. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, EGC, Jakarta J.Satrio, 1993, Hukum Perikatan, Bandung:PT Citra Aditya Bakti, J. Guwandi. 1991. Dokter Dan Hukum, Monella, Jakarta -------------,1995,Persetujuan tindakan medis(informed consent),Jakarta:FK UI -------------.1994. Kelalaian Medik, Fakultas Kedokteran Univ Indonesia, Jakarta -------------. 2004. Hukum Medik, Balai Penerbit FKUI, Ctk. Pertama, Jakarta -------------.2005. Informed Consent, dan Rahasia Medis, Jakarta Munir Fuady, Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktek, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, Bandung, 2005, Nasruddin Andi Mappaware, dkk. 2010. Pengantar Bioetika, Hukum Kedokteran dan Hak Asasi Manusia, Jakarta; Ratna Suprapti S. 2001. Etika Kedokteran Indonesia, Jakarta Syafitri Haryani, 2005, Sengketa Medik: Alternatif Penyelesaian Antara Dokter Dengan Pasien, Jakarta:Diadit Media, Sudikno Mertokusumo; Malpraktek dan Pelayanan Kesehatan serta Tantangannya Dalam Era Globalisasi Y.A Triana Ohoiwutun, 2007, bunga rampai hukum kedoteran, Malang:Bayu Media Publishing, Veronica Komalawati. 1989. Hukum Dan Etika Dalam Praktek Dokter, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta; Veronika Komalawati, Informed Consent dalam Pelayanan Medis, 1989, B. Internet : http://sudiknoartikel.blogspot.com/2008/07/malpraktek-dan-pelayanankesehatan 18 BIODATA I. IDENTITAS PRIBADI Nama : Nadya Said Tempat Tanggal Lahir : Palu,31 Maret 1990 Jenis Kelamin : Perempuan Anak Ke : 4(empat)Dari 5(lima) Bersaudara Agama : Islam Pekerjaan : Mahasiswi Alamat : Jln. Gunung Loli No 32 Palu Status : Belum Kawin E-mail : [email protected] 19