1 BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan dunia komputer dan internet yang begitu pesat, teknologi informasi dan komunikasi manusia pun menjadi begitu ringkas dan cepat. Jika dahulu kita berkomunikasi jarak jauh dengan menggunakan surat pos, sekarang kita menggunakan telefon, internet, atau e-mail. Teknologi informasi elektronik yang seperti ini, mampu menghubungkan hampir setiap wilayah di dunia. Bentuk informasinya pun bermacam-macam, bisa berupa teks, gambar, audio, maupun video. Bersamaan dengan kemajuan perekonomian dunia, teknologi elektronik menjadi suatu kelaziman untuk beberapa kalangan tertentu. Akan tetapi sebagai suatu jaringan publik, informasi elektronik seperti ini mempunyai kelemahan untuk ruang lingkup data pribadi atau rahasia. Pesatnya perkembangan komunikasi elektronik tersebut dan penggunaannya untuk lingkup pribadi atau rahasia membuka kesempatan besar untuk berkomunikasi dengan kode rahasia (sandi) atau kode tersembunyi. Teknik untuk membuat pesan rahasia disebut Kriptografi, sedangkan untuk membuat pesan tersembunyi disebut Steganografi. Sebagaimana dikemukakan oleh Marvel, Boncelet Jr., dan Retter (1999:1) bahwa “Steganography where the occurance of communication is concealed, differs from cryptography in which communication is evident but the content of that communication is camouflaged” [6]. Meskipun, ada juga beberapa teknik steganografi yang memiliki pesan dengan pengkodean melalui proses kriptografi. 2 1.1 LATAR BELAKANG Teknik penyembunyian data/pesan pada media citra digital atau yang biasa disebut Image Steganografi bukanlah hal yang baru di dunia komunikasi digital. Ada banyak software yang menyajikan berbagai metode dalam penyembunyian pesan, dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. Salah satu metode penyembunyian pesan pada citra digital adalah dengan penyebaran spektrum pesan yang telah dikode menjadi suatu deret bilangan dengan distribusi tertentu. Pengkodean pesan tersebut memberikan tingkat keamanan yang tinggi pada pesan. Metode penyembunyian pesan pada citra digital dengan konsep penyebaran spektrum atau yang lebih dikenal dengan nama Spread Spectrum Image Steganography (SSIS) diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh Lisa M. Marvel, Charles G. Boncelet Jr., dan Charles T. Retter dalam The 2nd International Workshop on Information Hiding, pada April 1998. Konsep dasar SSIS bisa diumpamakan pada sistem fotoelektronik (kamera digital). Wideband Thermal noise dihasilkan ketika mengambil gambar, untuk kemudian melekat pada scene secara alamiah. Sebagaimana dikemukakan oleh Marvel, Boncelet Jr., dan Retter (1998:4) bahwa “Since Wideband Thermal noise, inherent to imagery of natural scenes captured by photoelectronic systems, can be modeled as additive white Gaussian noise (AWGN)…” [7]. Fenomena Wideband Thermal noise bisa dimodelkan sebagai penambahan sinyal acak berdistribusi Gauss secara merata atau yang biasa disebut Additive White Gaussian noise (AWGN). Dikarenakan hal tersebut, maka AWGN digunakan dalam SSIS untuk penyembunyian informasi pada citra digital. Sampel acak berdistribusi Gauss bisa dibangkitkan melalui berbagai cara, salah satu teknik yang paling dasar adalah dengan inversi fungsi distribusi Gauss kumulatif. 3 Hanya saja, komputerisasi fungsi invers distribusi Gauss kumulatif atau yang juga disebut fungsi Probit Φ) merupakan hal yang kompleks [1]. Algoritma Aproksimasi Rasional yang dikembangkan oleh Peter J. Acklam pada tahun 2004 memberikan solusi yang sangat baik dalam permasalahan kompleksitas perhitungan fungsi Probit [1]. Dalam Tugas Akhir ini, algoritma Aproksimasi Rasional digunakan untuk membangkitkan sampel acak berdistribusi Gauss yang diperlukan SSIS. Sampel acak berdistribusi Gauss yang dihasilkan algoritma Aproksimasi Rasional bisa di jadikan sebagai referensi kualitas SSIS. 1.2 RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan sebelumnya, dalam penulisan ini diajukan permasalahan sebagai berikut: a. Bagaimana membangkitkan AWGN dengan penghitungan fungsi Probit? b. Bagaimana membuat model SSIS dengan AWGN yang dihasilkan dari algoritma Aproksimasi Rasional? SSIS menggunakan berbagai metode dan algoritma yang masih harus dikembangkan agar kesalahan seperti; galat pembulatan, Bit Error Rate (BER), Mean Square Error (MSE), bisa di minimalisir. Supaya pembahasan lebih sederhana, maka penelitian ini hanya menganalisis dan mensimulasikan SSIS sebagai steganografi takbuta (non-blind steganography). 1.3 TUJUAN PENULISAN Atas dasar masalah di atas, maka penulisan ini bertujuan untuk: a. Membuat model SSIS dengan sampel acak berdistribusi Gauss yang dihasilkan dari algoritma Aproksimasi Rasional; 4 b. Meneliti dampak penggantian algoritma pembangkit sampel acak berdistribusi Gauss pada SSIS. 1.4 MANFAAT PENULISAN Adapun manfaat dari penulisan ini adalah: a. Memberikan pengetahuan tentang aplikasi dari fungsi probit; b. Untuk para peneliti lainnya dalam bidang yang serupa, tulisan ini bisa dijadikan bahan perbandingan untuk tingkat kecepatan, kesalahan dan keamanan dalam SSIS; c. Untuk penulis, semoga Tugas Akhir ini bermanfaat di masa kini dan masa depan. 1.5 SISTEMATIKA PENULISAN Gambaran tentang isi penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang gambaran awal mengenai permasalahan yang akan diangkat dalam Tugas Akhir ini. BAB II LANDASAN TEORI Berisi tentang landasan teoritis dari permasalahan, beserta teori-teori yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah. BAB III METODOLOGI SSIS Isinya tentang metode yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan, merancang script yang sesuai dengan metode yang telah dibahas sebelumnya. BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS Berisi tentang panduan singkat menjalankan program dan menganalisis tujuan awal dengan hasil yang diperoleh. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berisi tentang kesimpulan akhir dari perbandingan tujuan dan hasil. Juga dibahas kemungkinan pengembangan berikutnya untuk meminimalisir kesalahan. 5