Buletin Sariputra, Februari 2015 Vol. 5 (1) HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RSU BETHESDA TOMOHON RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE TO THE MOTHER OF ACTION IN GRANTING COLOSTRUM CHILDBED IN NEW BORN CROSS SECTIONAL RESEARCH IN ROOM MARIA BETHESDA RSU TOMOHON Frian Panungkelan**,Nova Wulur *, Moudy Lombogia*, *Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon **Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon ABSTRACT Low maternal childbirth understanding of colostrum do not use it much. Therefore, colostrum should be given as early as possible after the baby is born, The Importance of colostrum for the baby's health, especially to optimize provide Protection against infectious diseases. This study aims to determine the relationship of knowledge and attitudes with action in giving childbirth mother colostrum to the newborn in Bethesda Tomohon RSU. This research method is Cross sectional, population in this study were women, amounting to childbirth and 29 people 27 people total sample, by using research instruments in the form of questionnaires and observation sheets The results of this study demonstrate the greatest knowledge of the action day-1 is a total of 11 (40.74%), knowledge with action on the 2 good has 9 (33.33) and knowledge with day-to-action 3 good and sufficient amount to 9 people (33.33%). Positive attitude to the act of the day-1 sufficient amount to 8 people (29.63), a positive attitude to the act of day-to-2 either numbering 11 (40.70%), positive attitude with action-3 days to either numbered 13 men (48.15). Spearman's Rho test statistics show the correlation coefficient (r) = 0849, = 0764, = 0651, = 0725, = 0581, = 0474 with the strong relationships and being with the significance of the relations between the two variables are (p) = 0000, = 0001, = 0012 indicates the value α < 0.05 so there is a relationship of knowledge and attitudes with action in the provision of childbirth mother colostrum to the newborn Conclusion that the can in this research is the mother of knowledge largely childbed, childbirth and maternal attitudes, and actions Keywords: Knowledge, Attitude, Action, colostrums ABSTRAK Masih rendahnya pemahaman ibu nifas terhadap kolostrum masih banyak tidak memanfaatkannya. Oleh karena itu Kolostrum sebaiknya diberikan sedini mungkin setelah bayi lahir, Pentingnya kolostrum bagi kesehatan bayi terutama untuk mengoptimalkan memberikan perlindungan terhadap penyakit infeksi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan ibu nifas dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di RSU Bethesda Tomohon. Metode penelitian ini adalah Cross sectional, populasi dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang berjumlah 29 orang dan sampel berjumlah 27 orang, dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dan lembar observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan paling besar pengetahuan dengan tindakan hari ke-1 cukup berjumlah 11 orang (40.74%), pengetahuan dengan tindakan hari ke-2 baik berjumlah 9 orang (33.33) dan pengetahuan dengan tindakan hari ke-3 baik dan cukup berjumlah 9 orang (33.33%). Sikap positif dengan tindakan hari-1 cukup berjumlah 8 orang (29.63), sikap positif dengan tindakan hari ke-2 baik berjumlah 11 (40.70%), sikap positif dengan tindakan hari ke-3 baik berjumlah 13 orang (48.15). Uji statistik Spearman Rho menunjukkan koefisien korelasi (r)=0.849,=0.764,=0.651,=0.725,=0.581,=0.474 dengan tingkat hubungan kuat dan sedang dengan Signifikansi dari hubungan kedua variabel tersebut adalah (p)= 0.000, =0.001, =0.012 menunjukkan nilai tersebut < α= 0.05 dengan demikian ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan ibu nifas dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir Kesimpulan yang di dapat dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu nifas sebagian besar, dan sikap ibu nifas, serta tindakan Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tindakan, kolostrum 60 Buletin Sariputra, Februari 2015 Vol. 5 (1) PENDAHULUAN Kolostrum (Susu awal) adalah air susu ibu yang keluar pada hari-hari pertama setelah bayi lahir. Berwarna kekuning-kuningan, dan lebih kental karena banyak mengandung protein dan vitamin A, serta zat kekebalan tubuh yang penting untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi (Departemen kesehatan RI, 2003).Rendahnya pemberian ASI sesuai anjuran adalah kesalahan massal, dalam lingkungan keluarga, minimnya pengetahuan dan budaya masyarakat bisa menjadi penghambat terhadap pola menyusui bayi. Sebut saja ASI yang masih berwarna kekuningan (kolostrum) justru dianggap kotor sehingga kebanyakan dibuang. Bagi masyarakat dengan pemahaman yang cukup, tentu saja ASI yang keluar sampai hari keempat tersebut diberikan karena mengandung zat kekebalan yang tinggi. Di sisi lain, perilaku tenaga kesehatan yang pertama kali kontak dengan ibu melahirkan kerap kali bertolak belakang dengan apa yang diprogramkan oleh pemerintah untuk meningkatkan penggunaan ASI. Peran tersebut terkadang bertentangan dengan nurani sebagai tenaga profesional. Ketidakseimbangan antara pengetahuan dengan derasnya arus globalisasi, informasi dan teknologi sudah tentu banyak ibu yang tidak lulus menjalani kewajibannya (Suharto, 2008). menjadi 27%. Kenyataan ini menjadi keperihatinan kita bersama betapa dampak positif menyusui disiasiakan begitu saja akibat ketidakpeduliannya kita (Suharto, 2008 ). Ibu mempunyai peran utama dalam menjalankan tugasnya. Ibu membutuhkan informasi yang biasanya terkait erat dengan budaya masyarakat setempat sebagai contoh, penelitian tentang perilaku pengasuhan yang telah menjadi tradisi masyarakat salah satu desa terpencil dalam memberikan pengasuhan, 46,9% Ibu tidak memberikan Kolostrum. Dalam penelitian ini jika dibandingkan dengan penelitian lain, 80% bayi baru lahir di Asia tidak lagi menyusu selama 24 jam pertama dan kolostrum dibuang dengan alasan Kolostrum merupakan ASI yang basi dan kotor (Irwandy, 2007). Pendidikan seorang ibu yang rendah, memungkinkan ibu lambat dalam mengadopsi pengetahuan baru, khususnya tentang hal-hal yang berhubungan dengan pola pemberian ASI khususnya kolostrum (Suharto, 2008). Tingginya angka kematian bayi di Indonesia di sebabkan oleh berbagai faktor di antaranya adalah faktor penyakit infeksi dan kekurangan gizi. Beberapa penyakit yang saat ini masih menjadi penyebab kematian terbesar dari bayi, di antaranya penyakit diare, tetanus, gangguan perianal dan radang saluran napas bagian bawah (Hapsari, 2000). Sebuah Data hasil survei Demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997 dan 2002-2003, dapat ditarik kesimpulan bahwa menyusui dalam satu jam pertama pasca persalinan menurun dari 8% menjadi 4%, sementara menyusui pada hari pertama dari 52,7% Menyusui merupakan aspek yang sangat penting untuk kelangsungan hidup bayi yang optimal sekaligus mempertahankan kesehatan ibu setelah melahirkan, nutrisi yang baik pada masa bayi memungkinkan kesehatan yang baik, pertumbuhan dan 61 Buletin Sariputra, Februari 2015 Vol. 5 (1) HASIL PENELITAN perkembangan yang optimal selama beberapa bulan pertama kehidupan juga membiasakan agar memiliki kebiasaan makan yang baik pada masa selanjutnya (Departemen kesehatan RI, 2005). Dengan adanya masalah di atas peneliti akan melakukan penelitian di RSU Bethesda Tomohon di ruangan Maria, di mana peneliti akan meningkatkan pemahaman para ibu nifas mengenai pentingnya kolostrum di tinjau dari tingkat pengetahuan dan sikap dengan tindakan. Hasil penelitian yang meliputi karakteristik demografi responden. Data-data tersebut diperoleh dengan menyebarkan kuesioner dan mengobservasi responden yang berjumlah 27 responden. Hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan ibu nifas dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di RSU Bethesda Tomohon dengan menggunakan uji statistik Correlations Spearman Rho. - Data Khusus Karakteristik Responden Berdasarkan Umur DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional di mana jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2008). PELAKSANAAN PENELITIAN Alur kegiatan penelitian yang dimulai dari identifikasi populasi dalam hal ini ibu nifas yang berada di RSU Bethesda Tomohon, selanjutnya dari populasi ini akan ditentukan besaran sampel sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Pada sampel ini selanjutnya dilakukan indentifikasi data dengan menggunakan lembar pengumpulan data berupa kuesioner dan observasi. Dari Kedua kelompok data ini selanjutnya akan dianalisis sesuai dengan Uji Statistik yang akan digunakan mengacu pada skala penelitian yang akan digunakan untuk membuktikan hipotesis adalah uji spearman rho dengan kemaknaan α<0.05. Setelah dilakukan uji statistik, akan dilakukan interpretasi data yang dari interpretasi ini akan dilakukan pembahasan sampai pada kesimpulan hasil penelitian. Gambar 1. Diagram karakteristik responden berdasarkan umur di RSU Bethesda Tomohan Februari 2010. Dari gambar 1 menunjukkan bahwa dari 27 responden dalam penelitian ini, menunjukkan sebagian besar responden berumur 20-35 berjumlah 18 orang (67 %). Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Gambar 2. 62 Diagram karakteristik responden berdasarkan pendidikan di RSU Bethesda Tomohon Februari 2010 Buletin Sariputra, Februari 2015 Vol. 5 (1) Karakteristik responden berdasarkan sikap Dari gambar .2 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan pendidikan dari 27 responden sebagian besar berpendidikan SMA yaitu sebanyak 18 orang (67%). Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Gambar 5. Diagram karakteristik berdasarkan sikap responden di RSU Bethesda Tomohon Februari 2010 Gambar 5 menunjukkan bahwa dari 27 responden dalam penelitian ini, sebagian besar Sikap dengan Positif berjumlah 15 orang (56%). Gambar 3. Diagram karakteristik berdasarkan pekerjaan responden di RSU Bethesda Tomohon Februari 2010 Karakteristik Berdasarkan Tindakan Ibu nifas dalam pemberian kolostrum Dari gambar 3 menunjukkan bahwa dari 27 responden dalam penelitian ini, responden sebagian besar Tidak bekerja berjumlah 17 orang (63 %) - Analisis Univariate \Karakteristik responden Berdasarkan Pengetahuan Gambar 6. Diagram karakteristik berdasarkan tindakan Ibu nifas dalam pemberian kolostrum pada hari pertama di RSU Bethesda Tomohon Febuari 2010 Dari gambar 6 menunjukkan bahwa dari 27 responden dalam penelitian ini, Tindakan Ibu nifas pada hari pertama sebagian besar pada kriteria cukup berjumlah 13 orang (48 %). Gambar 4. Diagram karakteristik berdasarkan pengetahuan responden di RSU Bethesda Tomohon Februari 2010 Dari gambar 4 menunjukkan bahwa dari 27 responden dalam penelitian ini, Responden sebagian besar pengetahuan cukup berjumlah 14 orang (52%) Gambar 63 7. Diagram karakteristik berdasarkan tindakan Ibu nifas hari ke-2 dalam pemberian kolostrum di RSU Bethesda Tomohon Febuari 2010 Buletin Sariputra, Februari 2015 Vol. 5 (1) Tabel 2. Tabulasi silang pengetahuan responden dengan tindakan hari ke-2 dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di RSU Bethesda Tomohon Februari 2010 Dari gamba 7 menunjukkan bahwa dari 27 responden dalam penelitian ini, Tindakan Ibu nifas pada hari Ke-2 sebagian besar dengan Kriteria Baik berjumlah 14 orang (52%). Pengetahuan Tindakan hari ke-2 Baik % Cukup % Kurang Total % 0 - 9 33.33 Baik 9 33.33 0 Cukup 5 18.52 8 29.63 1 3.70 14 51.85 Kurang 0 0 1 3.70 3 11.12 4 14.82 4 14.82 27 100 Total 14 51.85 - % 9 33.33 Signifikansi (p) = 0, 000 Koefisien Korelasi Spearman Rho (r) = 0,764 Gambar 8. Diagram karakteristik berdasarkan tindakan Ibu nifas hari ke-3 dalam pemberian kolostrum di RSU Bethesda Tomohon Febuari 2010 3.Hubungan pengetahuan dengan tindakan hari ke-3ibu nifas dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir Dari gambar 8 menunjukkan bahwa dari 27 responden dalam penelitian ini, Tindakan Ibu nifas pada hari Ke-3 sebagian besar pada Kriteria Baik berjumlah 18 orang (67%). Tabel 3. Tabulasi silang pengetahuan responden dengan tindakan hari ke-3 dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di RSU Bethesda Tomohon Februari 2010 Pengetahuan Analisis Bivariate Baik 1. Hubungan pengetahuan dengan tindakan hari ke-1 ibu nifas dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir februari 2010 33.33 0 Cukup 9 33.33 5 Kurang 0 - 4 18 66.67 9 Kurang % Total - 9 33.33 7 25.92 2 7.41 0 Cukup 0 - 11 40.74 3 11.11 14 51.86 Kurang 0 4 14.81 4 14.81 7 25.93 27 100 Total 7 25.92 0 13 48.15 - % Total - 9 33.33 0 18.52 % 0 - 14 51.85 14.81 3 - 4 14.82 33.33 0 - 27 100 4. Hubungan sikap responden dengan tindakan hari ke-1 dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir februari 2010 % Baik - Kurang Koefisien Korelasi Spearman Rho (r) = 0,651 Pengetahuan % % Signifikansi (p) = 0, 000 Tindakan hari ke-1 Cukup Cukup 9 Total % % Baik Tabel 1. Tabulasi silang pengetahuan responden dengan tindakan hari ke-1 Ibu nifas dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di RSU Bethasda Tomohon Februari 2010 Baik Tindakan hari ke-3 Tabel 4. Tabulasi silang sikap responden dengan tindakan hari ke-1 dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di RSU Bethesda Tomohon Februari 2010 Sikap Tindakan hari ke-1 Baik Signifikansi (p) = 0, 000 % Cukup % Kuran g % Total % 0 15 55.56 Koefisien Korelasi Spearman Rho (r) = 0,849 2. Hubungan pengetahuan dengan tindakan hari ke-2 ibu nifas dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir februari 2010 Positif 7 Negatif 0 Total 7 25.93 25.93 8 29.63 - 5 18.51 7 25.93 12 44.44 13 48.14 7 25.93 27 100 Signifikansi (p) = 0, 000 Koefisien Korelasi Spearman Rho (r) = 0,725 64 Buletin Sariputra, Februari 2015 Vol. 5 (1) 5. Hubungan sikap responden dengan tindakan hari ke-2 dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir februari 2010 Tabel 5. Tabulasi silang sikap responden dengan tindakan hari ke-2 dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di RSU Bethesda Tomohon Februari 2010 Sikap Tindakan hari ke-2 Baik % Cukup % Kuran g % Total % 0 15 55.56 Positif 11 40.74 4 14. 82 - Negatif 3 11.12 5 18.51 4 14.81 12 44.44 14 51.86 9 33.33 4 14.81 27 100 Total Signifikansi (p) = 0, 001 Koefisien Korelasi Spearman Rho (r) = 0,581 6. Hubungan sikap responden dengan tindakan hari ke-3 dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir februari 2010 Tabel 6. Tabulasi silang sikap responden dengan tindakan hari ke-3 dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di RSU Bethesda Tomohon Februari 2010 Sikap Tindakan hari ke-3 Baik % Cukup % Kurang % Total % Positif 13 48.15 2 7.40 - 0 15 55.56 Negatif 5 18.51 7 25.93 - 0 12 44.44 18 66.67 9 33.33 - 0 27 100 Total Signifikansi (p) = 0, 012 Koefisien Korelasi Spearman Rho (r) = 0.474 1. Hubungan pengetahuan dengan tindakan ibu nifas dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir Hasil penelitian di dapatkan penge tahuan ibu nifas sebagian besar pada tingkat cukup yaitu 14 orang (52%), sedangkan pengetahuan baik 9 orang (33%), dan pengetahuan kurang 4 orang (15%). Pada tabulasi silang pengetahuan dengan tindakan hari ke-1 cukup 11 orang (40.74%), 65 pengetahuan dengan tindakan hari ke-2 baik 9 orang (33,33%) dan Pengetahuan dengan tindakan hari ke-3 baik sama dengan cukup 9 orang (33,33%). Pada ilmu pengetahuan mengenai menyusui menunjukkan bahwa sangatlah penting bagi semua bayi menyusui untuk mendapatkan Kolostrum dari ibunya. Dalam 48 jam pertama kehidupan bayi menyusui tidak membutuhkan air susu terlalu banyak, Kolostrum melapisi saluran pencernaan bayi dan menghentikan masuknya bakteri ke dalam darah yang menimbulkan infeksi pada bayi. (Suecox, 2006) Demikian juga hasil yang di dapat pada penelitian ini di mana pengetahuan ibu nifas dengan tindakan dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir adalah pengetahuan dengan tindakan hari ke-1 cukup, pengetahuan dengan tindakan hari ke-2 baik, dan pengetahuan dengan tindakan ke-3 baik, sehingga hasil analisa hubungan kedua variabel tersebut dengan menggunakan uji statistik Spearmen Rho menunjukkan koefisien korelasi (r)=0.849, (r)=0.764, dan (r) =0.651 menunjukkan tingkat hubungan yang kuat antara variabel bebas dan terikat. Sedangkan signifikansi dari hubungan ke dua variabel tersebut adalah (p)=0.000 yang menunjukkan nilai tersebut α<0.05 dengan demikian Ha diterima atau ada hubungan pengetahuan dengan tindakan hari ke-1,2,3 ibu nifas dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di RSU Bethesda Tomohon. Menurut Notoatmodjo (2003) dengan memberikan informasiinformasi tentang cara-cara mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan kesehatan, cara menghindari penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan ibu nifas tentang hal tersebut, kemudian akan Buletin Sariputra, Februari 2015 Vol. 5 (1) menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya berperilaku sesuai pengetahuan yang dimilikinya. Supari (2009) terdapat beberapa masalah dalam upaya meningkatkan pemberian kolostrum antara lain kurang memadainya pengetahuan ibu nifas, sehingga ibu nifas tidak dapat memilih makanan yang terbaik yang harus diberikan pada bayi dan anaknya. Menurut peneliti adanya hubungan pengetahuan dengan tindakan ibu nifas di dukung adanya salah satu faktor yaitu pendidikan ibu nifas sebagian besar dengan tingkat pendidikan yang cukup dan sebagian besar tidak bekerja tidak memberikan kolostrum dengan tepat dan tidak sesuai dengan praktek pemberian, ibu nifas sebagian besar dengan berpengetahuan cukup dapat menunjukkan bahwa ibu nifas masih belum mengetahui secara keseluruhan manfaat dari kolostrum, masih adanya keraguan untuk memberikan kolostrum, ada juga ibu nifas tidak memberikan kolostrum karena menganggap bayi belum dapat menghisap dan ASI belum cukup sehingga kolostrum tidak keluar dan kebiasaan ibu setelah melahirkan memberikan susu formula sehingga kolostrum tidak di manfaatkan secara maksimal. Pengalaman menyusui ibu yang mempunyai anak satu akan berbeda dengan ibu yang mempunyai dua dalam hal menyusui. Oleh karena Pentingnya pengetahuan tentang pemberian kolostrum dapat bertambah oleh karena informasiinformasi baru yang di dapat ibu nifas. (44%). Dari tabulasi silang sikap dengan tindakan ibu nifas dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di RSU Bethesda Tomohon adalah sikap positif dengan tindakan hari ke-1 cukup 8 orang (29.63%) menunjukkan yang paling besar presentasinya, sikap positif dengan tindakan hari ke-2 baik 11 orang (40.74%) menunjukkan paling besar presentasinya, dan sikap positif dengan tindakan hari ke-3 baik 13 orang (48.15%) menunjukkan paling besar presentasinya. Hasil penelitian yang di dapat dari sikap dengan tindakan ibu nifas dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di RSU Bethesda Tomohon adalah sikap positif dengan tindakan hari ke-1 cukup, sikap positif dengan tindakan hari ke-2 baik, dan sikap positif dengan tindakan hari ke-3 baik. Dari hasil analisa kedua variabel tersebut dengan menggunakan uji statistik Spearman Rho menunjukkan koefisien korelasi hari ke-1 yaitu (r)=0.725, hari ke-2 (r)=0.581, dan hari ke-3 (r)=0.474, menunjukkan tingkat hubungan yang kuat antara variabel bebas dan terikat. Sedangkan signifikansi dari hubungan ke dua variabel tersebut adalah (p)=0.000, (p)=0.001, (p)=0.012 yang menunjukkan nilai tersebut α<0.05 dengan demikian Ha diterima atau ada sikap dengan tindakan ibu nifas dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di RSU Bethesda Tomohon. Menurut peneliti dari hasil penelitian di dapat menunjukkan semakin tinggi sikap positif ibu nifas tentang pemberian kolostrum oleh karena adanya faktor yang mendukung seperti faktor Budaya, pengalaman pribadi dan orang lain mempengaruhi pembentukan sikap dari ibu nifas tersebut. Dari kuesioner yang di sebarkan sebagian besar berpendidikan SMA berjumlah 18 orang (67%) yang sebagian sudah bekerja dari hasil 2. Hubungan sikap dengan tindakan ibu nifas dalam pemberian kolostrum ada bayi baru lahir Pengumpulan dan analisis data menunjukkan bahwa sikap responden paling banyak adalah positif 15 orang (56%) sedangkan sisanya adalah negatif 12 orang 66 Buletin Sariputra, Februari 2015 Vol. 5 (1) yang didapat ibu berpengetahuan baik dan paling besar cukup, ada juga ibu nifas dengan berpendidikan perguruan tinggi berjumlah 4 orang (15%) dengan 3 orang sudah bekerja 1 orang tidak bekerja dan dari hasil observasi banyak ibu nifas masih di dampingi oleh orang tua yang memungkinkan pengalaman positif ibu diturunkan kepada anaknya dengan memberikan informasi untuk bersikap positif dalam memberikan kolostrum sehingga hasil yang di dapat sebagian besar baik. 3. Dari hasil yang didapat hendaknya bagi ibu nifas yang belum mengetahui pentingnya kolostrum bagi bayi baru lahir bahwa pentingnya pengetahuan dan sikap dengan tindakan akan dapat bermanfaat untuk kelangsungan pertumbuhan bayi itu sendiri. 4. Dan hendaknya hasil penelitian ini dapat di pertimbangkan dan dimanfaatkan untuk penelitian selanjutnya guna pengembangan proses keperawatan di masa mendatang serta dapat di terapkan pada ibu nifas. KESIMPULAN UCAPAN TERIMAKASIH 1. Pengetahuan ibu nifas tentang pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di RSU Bethesda Tomohon sebagian besar dengan kriteria cukup. 1. Fanny Runtuwene, SE, selaku Ketua Yayasan Dharma Bakti Indonesia Tomohon yang telah memberi fasilitas sarana dan prasarana selama mengikuti kegiatan perkuliahan. 2. Sikap ibu nifas tentang pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di RSU Bethesda Tomohon sebagian besar dengan kriteria positif. 2. DR.Bhikku.Dharma Surya Maha Stavira, MA.Msi, selaku rektor UNSRIT 3. Moudy Lombogia S.Kep.Ns. selaku dekan Fakultas Keperawatan UNSRIT dan sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 3. Tindakan ibu nifas tentang pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di RSU Bethasda Tomohon sebagian besar pada hari ke 1 cukup, hari ke-2 dan ke-3 baik. SARAN 4. Dr. Nova Wulur, Sp.OG. sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini 5. Dr. Hans Tambajong M.Kes Selaku Direktur utama RSU Bethesda GMIM Tomohan yang telah memberikan kesempatan dalam melakukan penelitian. 1. Agar hasil dari penelitian ini telah menambah ilmu pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir 2. Hendaknya hasil dari penelitian ini dapat mengoptimalkan petugas kesehatan untuk meningkatkan pemahaman ibu terhadap manfaat kolostrum dengan memberikan konseling bahwa pentingnya kolostrum bagi bayi baru lahir 67 Buletin Sariputra, Februari 2015 Vol. 5 (1) DAFTAR PUSTAKA Maulana (2009). Promosi Kesehatan ; Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta. Admin(2009).Kolostrum pada ASI untuk Bayi Anda. http://www.sehatgroup.web.id Notoatmodjo (2005). Metodologi Penulisan Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi rineka cipta, Jakarta. Azwar (2005). Sikap (attitude). www.geogle.com. Bobak, dkk (2004). Keperawatan Maternitas, Edisi 4, ECG, Jakarta. Nurlaela (2009).Faktor-faktor yang berhubungan dengan perseps ibu nifas terhadap pemberian kolostrum pada BBL Cunningham (1995).Konsep Dasar Masa Nifas.http://www.lusa.w eb.id Nursalam (2003). Konsep dan metodologi penelitian ilmu keperawatan, Salemba medika, edisi 1, Jakarta. http://www.akbit.blogspot.cm. Departemen kesehatanRI.(2003).Ibu Rumah Tangga Selalu Memberikan Air Susu Ibu (ASI). Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta. (2008). Konsep dan metodologi penelitian ilmu keperawatan, Salemba medika, edisi 2, Jakarta. (2005) Manajemen laktasi. Derektorat Jendral Bina kesehatan Masyarakat, Jakarta Rahayu (1998). Hubungan Tingkat Pengetahuan ibu menyusui Tentang ASI Dengan Pemberian Kolostrum Di RS X http;//www,akbidkti.blogspot.com Hapsari (2000) Berbagai Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Pertama (Kolostrum), Center for Research and Development of Health Ecology, digilib.litbang.depkes.go.id. Raihan (2009 Kenali Perubahan Pada Masa Nifas. http://roihan.wordpress.com. Hendrayani (2009). Masa nifas.http://situs-wanita.com. Setiadi (2007). Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan . Edisi Pertama, Graha Ilmu. Yokyakarta Hidayat A.A.A (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, edisi 2, salemba medika, Jakarta Irwandy (2007). Sulawesi Selatan Daerah Penghasil Pangan Dan Gizi Buruk. Program Studi Kesehatan Masyarakat.Universitas Hasanuddin, http:/geogle.com Suharto (2008). Catatan Pekan ASI se Dunia. http://www.kr.co.id. Weller Manuaba (1998). Ilmu Kebadanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.EGC.Jakarta. (2005). Kamus Saku Perawat. Edisi 22. Penerbit buku kedokteran, EGC, Jakarta Yunitasari (2009).Asuh Keperawatan Post Partum.http://www.ners. unair.ac.id 68