PERILAKU KOMUNIKASI DALAM PERJUDIAN SEPAK BOLA (Studi Pada Masyarakat Di Desa Lagundi Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara) *Endi Pamaran **La Tarifu ***Sirajuddin Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Halu Oleo, Kampus Bumi Thridharma Anduonohu, Kendari. Email: [email protected] ABSTRACT The problems in this research are: (1) How is the communication behavior of society in doing soccer gambling in Lagundi Village, Kambowa Sub-district, North Buton Regency. (2) what factors influence the community's gambling behavior in Lagundi Village Kambowa Sub-district of North Buton Regency. The purpose of this research is to know: (1) to know the communication behavior of society in doing soccer gambling in Lagundi Village, Kambowa Sub-district, North Buton Regency, (2) to know what factors influence the community's gambling behavior in Lagundi Village Kambowa Sub-district of North Buton Regency. The benefits of research (1) may contribute to the development of communication science especially related to communication behavior, (2) become input for society not to do soccer gambling, (3) as comparison and reference for next researcher. This research was conducted at Lagundi Village, Kambowa Sub-district, North Buton Regency. Informants in this study consists of 9 people, namely residents who have a population in the village Lagundi. Data collection was done by interview and observation. Data analysis used qualitative descriptive analysis. The results showed that: 1) the soccer gambling behavior in Lagundi Village Kambowa Sub-district of North Buton Regency refers to the desire within each performer to do the ball gambling each week and the habit of them to do the soccer gambling in order to get a big advantage 2) the behavior of soccer Influenced by social factors, economics, situational, learning factors, perceptions about the chances of victory and perceptual factors of skills. Keywords: Perilaku Komunikasi, Masyarakat, Perjudian Sepakbola. PENDAHULUAN Tingkah laku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung, dalam hal ini suatu tingkah laku dapat diartikan suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subyek tersebut . Intensitas atau lamanya perilaku dalam hal ini yaitu peran individu dalam masyarakat kaitannya dengan penyimpangan yang dilakukan. Kehidupan sosial banyak kita jumpai seperti penyimpangan yang dilakukan oleh setiap individu dalam perilaku sehari-hari, namun ada satu kesalahan sosial yang luput dari perhatian kita yaitu, perilaku judi. Merupakan perilaku yang beraneka ragam mulai dari yang tradisional seperti perjudian dadu, sabung ayam, permainan ketangkasan tebak lagu sampai pada penggunaan teknologi canggih judi melalui telepon genggam atau internet. Namun, yang perlu di lihat disini yaitu perjudian sepak bola yang ramai terjadi di tengah masyarakat termasuk salah satunya di desa lagundi kecamatan kambowa kabupaten buton utara. Perjudian sepak bola di Sulawesi Tenggara khususnya di Buton Utara sudah ada sejak pertengahan 90-an, sampai sekarang penyimpangan masih bermunculan bahkan mulai berkembang di tengah masyarakat. Kegiatan perjudian sepak bola ini berkembang dengan banyaknya golongan yang memiliki modal besar dengan tujuan memperoleh keuntungan yang lebih banyak lagi. Golongan ini biasa disebut “Bandar”, namun beberapa jaringan tersebut tidak diketahui oleh masyarakat setempat dan cenderung secara tertutup. Antusiasme masyarakat di Desa Lagundi Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara dalam melakukan perjudian sepak bola hanya membawa perubahan negatif, namun masyarakat masih saja melakukannya. Olehnya itu penulis merasa tertarik untuk membuat penelitian berbentuk skripsi dengan judul: Perilaku komunikasi dalam perjudian sepak bola (Studi pada masyarakat di Desa Lagundi Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perilaku komunikasi dalam perjudian sepak bola pada masyarakat di Desa Lagundi Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara? 2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku komunikasi dalam perjudian sepak bola pada masyarakat di Desa Lagundi Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara? Adapun tujuan penelitian yang diharapkan sesuai dengan rumusan masalah yaitu: 1. Untuk mengetahui perilaku komunikasi dalam perjudian sepak bola pada masyarakat di Desa Lagundi Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku komunikasi dalam perjudian sepak bola pada masyarakat di Desa Lagundi Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara. KAJIAN TEORI Pengertian Perilaku Komunikasi Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon. Menurut Pitield (Moekidjat, 1993) pada dasarnya perilaku komuikasi merupakan suatu peroses dua arah, dimana seseorang yang terlibat didalamnya berusaha menciptakan dan menyampaikan informasi kepada penerima. Dalam hal ini sumber dan penerima harus memformulasikan, meyampaikan serta menanggapi pesan tersebut secara jelas, lengkap dan benar. Dengan demikian perilaku komunikasi tidak lain dari bagaimana cara berkomunikasi dan sejauh mana hasil yang diperoleh dengan cara tersebut. Pengertian Masyarakat Menurut Koenjaraningrat (2012: 122) “masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan sistem adat-istiadat tertentu yang sifatnya berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama”. Menurut Parsons (2011: 264) mendefinisikan “masyarakat sebagai suatu jenis sistem sosial yang dicirikan oleh tingkat kecukupan diri yang relatif bagi lingkungannya, termasuk sistem sosial yang lain”. Menurut Comte dalam Syani (2012: 31) “masyarakat merupakan kelompok kelompok mahkluk hidup dengan realitas-realitas baru yang berkembang menurut hukum-hukumnya sendiri dengan berkembang menurut pola perkembangannya tersendiri”. Pengertian Perjudian Sepakbola Pengertian perjudian menurut Dali Mutiara, dalam tafsiran KUHP yang dikutip oleh Dr. Kartini Kartono dalam bukunya Patologi Sosial menyatakan sebagai berikut : Permainan judi ini harus diartikan dengan arti yang luas, juga termasuk segala pertaruhan tentang kalah menangnya suatu pacuan kuda atau lain-lain pertandingan, atau segala pertaruhan dalam perlombaan-perlombaan itu, misalnya totalisator dan lainsebagainya. Sedangkan menurut R.M. Suharto adalah Tiap-tiap permainan yang pengharapan untuk menang bergantung pada hal yang kebetulan, nasib, peruntungan yang tidak dapat direncanakan serta diperhitungkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia yaitu faktor biologis dan faktor psikologis. a. Faktor biologis Manusia adalah makhluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan yang lain. Ia membutuhkan lawan jenis untuk kegiatan produksinya. Faktor biologis terlibat dari seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktorfaktor psikoanalisis bahwa warisan biologis manusia menentukan perilakunya, dapat diawali sampai struktur DNA yang menjumpai seluruh memori warisan biologis yang diterima dari kedua orang tuanya. Disini kita akan memperhatikan pengaruh biologis terhadap perilaku manusia seperti tampak dalam dua hal berikut: 1. Telah diakui secara meluas adanya perilku tertentu yang merupakan bawaan manusia, bukan pengaruh lingkungan atau situasi. 2. Diakui pula adanya faktor-faktor biologis yang mendorong perilaku manusia yang lazim disebut sebagai motif biologis. b. Faktor Psikoanalisis Manusia sebagai makhluk sosial yang memperoleh karakteristik yang mempengaruhi perilakunya dalam proses sosial dibagi tiga komponen antara lain: (1) Komponen efektif yang merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikoanalisis. (2) Komponen kognitif, yang merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. (3) Komponen konatif yang merupakan aspek volisional yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauwan bertindak. Komponen afektif yang terdiri dari motif sosiogenis yang merupakan motif sekunder sebagai lawan motif primer.adapun klasifikasi motif sosiogeni sebagai berikut: Keinginan untuk memperoleh pengalaman baru. Keinginan untuk mendapatkan respon. Keinginan akan pengakuan. Keinginan akan rasa aman. Menurut Davied Mc Clelland: Kebutuhan berprestasi (neet for achevemenf); Kebutuhan akan kasih sayang (neet for affilation); Kebutuhan kekuasaan (neet for power). Menurut maslow : Kebutuhan akan rasa aman (safety needs); Kebutuhan akan keterikatan dan cinta; Kebutuhan akan penghargaan. Kebutuhan untuk pemenuhan diri. Kerangka Pikir Komunikasi adalah suatu aspek kehidupan manusia yang paling mendasar, penting dan kompleks. Kehidupan sehari-hari kita sangat dipengaruhi oleh komunikasi kita sendiri dengan orang lain, bahkan oleh pesan yang berasal dari orang yang kita tidak tahu. Dalam proses komunikasi, terdapat lima elemen dasar diantaranya adalah sumber atau komunikator, pesan, saluran, penerima dan efek atau dampak. Berhasil atau tidaknya suatu komunikasi tergantung dari elemen dasar tersebut. Dalam ilmu komunikasi, kita mengenal adanya komunikasi persuasif yaitu komunikasi yang bersifat mempengaruhi audience atau komunikannya. Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi seperti ini sering kita jumpai, salah satunya adalah dalam promosi kesehatan. Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan secara lebih lengkap mengenai definisi dari komunikasi persuasif, teori-teori komunikasi persuasif, landasan konsep komunikasi persuasif, prinsip-prinsip komunikasi persuasif serta komunikasi persuasif dalam promosi kesehatan. Perilaku komunikasi masyarakat melakukan perjudian sepak bola dalam perspektif psikologi komunikasi menggunakan teori psikologi komunikasi. Banyak teori dan ilmu komunikasi dilatarbelakangi konsepsi psikologi tentang manusia.Teori-teori persuasi sudah lama menggunakan konsepsi psiko analisis yang melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakan oleh keinginankeinginan terpendam.Masyarakat yang melakukan perjudian berada dalam suatu lingkungan dilandasi konsepsi behaviorime yang memandang manusia sebagai makhluk yang digerakan oleh lingkungan (Homo Mechanicus). Berangkat dari fenomena dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan pendekatan psikoanalisis. Bagan Kerangka Pikir Perilaku komunikasi dalam perjudian sepak bola di Masyarakat Desa Lagundi Teori psikoanalisis Rakmad (2007) Perilaku masyarakat melakukan perjudian sepak bola: - Afektif : menganalisi perilaku komuniakasi masyarakat dari sisi emosionalnya - Kognitif : menganalisis perilaku komunikasi masyarakat dari sisi pengetahuannya tetang judi sepak bola - Konatif : menganalisis perilaku komunikasi masyarakat dari sisi kebiasannya (William Mc Dougall:1908) - Faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dari motif biologisnya: - Mencari keuntungan - Nilai kesenangan - Pemenuhan diri - Fanatisme - Hiburan (Maslow:1999) Implikasi Perjudian: Tidak mematuhi pranata sosial, norma, nilai dan hukum Indiksi (Komplikatif, gangguan kejiwaan) Mengalami kemiskinan Objek penelitian ini adalah Perilaku Komunikasi Dalam Perjudian Sepak Bola pada Desa Lagundi Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara, Kendari, Sulawesi Tenggara dengan pertimbangan bahwa desa tersebut representatif, karena sebagian warga dilokasi tersebut gemar melakukan perjudian sepak bola serta antusias dengan tanyangan sepak bola. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Adapun metode analisis data yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif dengan menggunakan teknik interview, observasi dan dokumentasi. HASIL PENELITIAN Deskripsi Jawaban informan atas Perilaku Komunikasi Masyarakat Melakukan Perjudian Sepakbola 1. Perilaku efektif (emosional) Perjudian terkadang memiliki perbedaan pendapat antara masingmasing penjudi, namun hal ini sudah biasa di kalangan mereka. Sebagian dari mereka juga memiliki karakter yang berbeda ada yang marah dan kecewa ketika kalah, namun ada juga yang menerima kekalahan dengan lapang dada, hal ini tentu sangat wajar karena dalam pertandingan pasti ada menang dan ada juga yang kalah. perilaku emosionalnya penjudi bola itu sama yaitu dimana pelaku judi bola melakukan taruhan bila memang mereka sangat senang dan jika kalah mereka sangat susah namun ada sedikit perbedaan dari senang dan susah tersebut yaitu dari segi efektivitasnya. 2. Perilaku Kognitif (pengetahuan) Para pelaku judi mengetahui bahwa perjudian melanggar aturan di masyarakat dan agama akan tetapi mereka tetap melakukannya karena mereka berpikir bahwa penegak hukum di desa masih lemah, apalagi mereka melakukan judi bola dengan sembunyi-sembunyi dan terkesan tidak nampak sedang melakukan perjudian. Para pelaku judi bola sangat tahu tentang tindakan yang mereka lakukan. Mereka tahu itu urusan diri masingmasing dengan tuhan. Dalam hal ini judi bola merupakan sebuah kesalahan dan dosa bila ditinjau secara agama. Akan tetapi para penjudi bola mengembalikan semua itu pada diri masing-masing. Mereka hanya bertujuan bagaimana mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa peduli tindakan judi bola itu salah dan berdosa, meskipun mereka sadar dan mengetahuinya. 3. Perilaku Konatif (Kebiasaan) Perilaku beberapa penjudi bola telah terbiasa dengan kegiatan mereka setiap minggunya jika mereka mencoba untuk berhenti mereka akan merasa bingung dan terasa berbeda di hari-hari sebelumnya. Terkadang ketika mereka sedang menonton bola mereka selalu mendapatkan ajakan-ajakan kepada teman mereka tanpa ada kesepakan terlebih dahulu sebelum pertandingan dimulai. Sehingga hal ini mampu mendorong mereka untuk mengikuti ajakan dalam melakukan perjudian bola, apalagi tampilnya klub yang difavoritkan pada liga champions. Deskripsi Jawaban informan atas Faktor-Faktor Masyarakat Melakukan Perjudian Sepak Bola 1. Mencari keuntungan Kegiatan perjudian sepakbola memiliki motif utama dalam melakukan judi yaitu memperoleh keuntungan dengan tampilnya klub-klub Liga Champions yang ternama didunia sehingga mereka mau mengeluarkan uang dengan jumlah yang besar untuk berjudi, sehingga mereka mendapat keuntungan banyak dan sebagian dari mereka mengkhawatirkan kekalahan terhadap mereka kerena jumlah taruhan yang cukup banyak. 2. Nilai kesenangan Pelaku judi bola merasakan kesenangan ketika berkumpul bersama para pelaku judi yang lain dan merasa senang ikut didalamnya. Kebanyakan dari mereka sangat antusias dalam menyaksikan sepak bola. Apalagi jika hasil akhir mereka memperoleh kemenanangan maka kesenangan itu selalu nampak karena berhasil memperoleh uang yang banyak dalam taruhan, sebab kesenangan yang mereka rasakan sangat berbeda dengan kesenangan yang lain kemudian mereka hobi nonton sepak bola menjadi bahan interaksi sosial ditengah masyarakat dengan menceritakan hasil petandingan dan jumlah uang yang mereka menangkan. 3. Pemenuhan diri Para pelaku judi menjadikan hasil judi untuk memenuhi sebagian kebutuhan hidupnya, ketika hasilnya banyak maka mereka terkadang berbagi kepada teman yang lain. Hasil judi ini mampu mereka gunakan agar mengurangi beban orang tua mereka dalam memenuhi kebutuhan ekonominya. Perjudian yang mereka lakukan, akan memberikan manfaat dan mampu memenuhi kebutuhan pribadinya berdasarkan keberuntungan yang mereka dapatkan. Hal ini jika diantara mereka menang dalam pertaruhan maka akan mendapatkan hasil yang banyak dan mampu memenuhi kebutuhan sosialnya seperti membeli pulsa untuk digunakan dalam menelpon temannya agar melakukan bermain judi lagi, membeli rokok, dan makanan namun berbeda bagi mereka yang kalah dalam pertaruhan, maka tidak memperoleh apa-apa dan tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Ketika mereka kalah dengan hasil judi sebagian mereka selalu melakukan tindakan marah kepada teman-teman judi, seperti tidak saling menyapa satu sama lain. 4. Fanatisme Para pelaku judi bola ini tertarik berjudi karena adanya rasa cinta terhadap salah satu klub favorit mereka dengan dasar mengetahui pemainpemain klub tersebut dan merasa yakin bisa meraih kemenangan. Pertandingan bola yang ditayangkan pada Liga Champions membuat pemain judi selalu melakukan judi dikarenakan selalu senang dan yakin bahwa klub yang mereka cintai akan menang sehingga mereka selalu menunggu akhir pertandingan walaupun larut malam. Sebagian dari para pelaku judi melakukan judi bola ini bila mana klub kesayangan mereka bermain. 5. Hiburan Para pelaku judi bola selalu melakukan judi bola karena melihat klub kesukaannya tampil dalam Liga Champion, hal ini mampu membuat mereka terhibur karena sangat menyukai klub favorit mereka apalagi jika menang pada akhir pertandingan maka mereka merasa bahagia. Sebagian dari mereka sangat menyukai dan terhibur ketika menyaksikan pertandingan Liga Champions dengan hadirnya klub-klub ternama diberbagai benua tekhusus klub kesukaan mereka. Namun ada di antara mereka yang ketika malas melakukan judi maka ia memilih untuk mencari kegiatan yang lain. PEMBAHASAN a. Perilaku Komunikasi Masyarakat Dalam Perjudian Sepak Bola Seperti yang diungkapkan dalam teori psikoanalisis dalam buku psikologi komunikasi yang mana faktor psikoanalisis manusia sebagai mahluk sosial memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya. Kita dapat mengklarifikasinya kedalam tiga komponen yaitu afektif, kognitif, dan konatif : 1. Komponen afektif yaitu aspek emosional dari faktor sosiopsikoanalisis dalam kaitan dengan perilaku judi merujuk pada situasi emosional para pelaku judi bola. Para pelaku judi bola menunjukkan beberapa eskpresi dari kegiatan ini. mereka terlihat sering sekali dan terlihat sering kecewa dengaan hasil pertandingan yang mereka taruhkan saat melakukan judi bola tersebut. Situasi emosional ini juga tidak lepas dari pertandingan yang mereka saksikan. Pertandingan tersebut memberikan reaksi saat pelaku melakukan judi yaitu dengan adanya semangat dari mereka saat menyaksikan tim dijadikan jagoaan saat taruahan tersebut dilakukan. 2. Komponen kognitif yaitu aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia dalam hal masyarakat desa lagundi mengetahui tindakan yang mereka lakukan itu salah dan melanggar aturan yang berlaku dimasyarakat bahkan beragama sekalipun. Akan tetapi perilaku judi bola ini sudah menjadi trend dimasyarakat tanpa memikirkan salah tindaknya yang menjadi tujuan dari mereka adalah mendapatkan keuntungan yang besar sebesarnya dan memenuhi kebutuhannya sebagai pecinta sepak bola. 3. Komponen konatif yaitu aspek yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak masyarakat di desa Lagundi ini begitu antusias dengan kegiatan judi bola ini yang mana kebiasaan mereka adalah menonton sepak bola dan dari situ mereka untuk berjudi semakin besar, yang mana mereka ingin berperan dalam pertandingan yang mereka tonton itu. Masyarakat telah menjadikan kegiatan judi bola ini sebagai suatu kebiasaan setiap minggunya. Seiring dengan banyaknya tanyakan bola menarik seperti liga campions, yang mereka tonton dan ini menjadikan kebiasaan yang sulit untuk dihentikan. Dalam kehidupan masyarakat semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun demikian ditengah tindakan yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku di masyarakat yaitu maraknya perjudian sepak bola. Perilaku merupakan tindakan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan perilaku juga merupakan hasil interaksi antara faktor personal berupa instink dalam lingkungan psikologis (Rakhmat, 2001) perilaku yang dimaksud erat kaitanya dengan perilaku masyarakat dalam melakukan perjudian sepak bola yang didasari oleh perilaku personal seseorang. Perilaku judi merupakan ketidak mampuan seseorang menahan dorongan untuk berjudi yang dapat mengakibatkan konsekuensi pribadi atau sosial yang sangat berat. Perilaku judi bola dimasyarakat desa Lagundi berada pada usia 17 sampai 29 tahun ini melibatkan bola yang rutin hampir setiap minggunya. Perilaku judi bola ini mengalami kesulitan menolak atau mengendalikan dorongan untuk berjudi. Judi bola ini mengarah kepada kebiasaan. Kebiasaan ini akan diperburuk dengan situasi stres yang dialami pelakunya. Para pelaku judi bola sering merasa malu dan menutupi masalah mereka bila mengalami kekalahan dalam berjudi. 1. Malas berktifitas dan focus kepada judi bola tersebut. 2. Rela berutuang demi kelangsungannya bermain judi bola. 3. Jauh dari agama. 4. Stress berkepanjangan Perilaku judi bola akan berlangsung cukup lama seiring perkembangan zamam dunia sepak bola. Yang mana dari tontonan sepak bola masyarakat atusias untuk melakukan perjudian.Dari pertandingan yang di sajikan itu merasa ingin menjadi bagian dari pertandingan tersebuit dengan melakukan perjudian bersama sekelompok orang yang ada di sekitar Desa Lagundi . Modus permainan sepak bola yang berkembang di masyarakat ini adalah penentuan skor dari tiap pertandingan jika para pelaku judi kalah tebak maka uang taruhan akan disetor pada salah satu dari mereka yang berperang sebagai Bandar kegiatan ini berlangsung sembuyi-sembunyi mnelakukan SMS dalam transaksinya setiap minggu. Berdasarkan peninjauan dilapangan melalui wawancara mendalam dan observasi di lingkungan masyarakat di desa lagundi, terdapat berbagai hal yang mendorong mengapa melaukan perjudian. Ada yang hanya sekedar iseng, menambah uang saku, bahkan untuk mata pencarian. Ada yang melakukan dengan intensitas yang jarang, sering, bahkan ada yang melakukan hampir setiap ada pertandingan jika dibandingakan dengan pemasukan dan pengeluaran yang mereka perjanjikan sangat timpang. Pengeluaran berjudi cenderung lebih besar dari pada pemasukannya. Tetapi hal itu tidak menghalang bagi pelaku masyarakat desa lagundi. Faktanya ketagihan untuk mendapat keuntungan dalam perjudian menjadi faktor utama dalam perjudian sepak bola b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Dalam Judi Bola Dari Sudut Pandang Psikologi Komunikasi Berkembang perjudian sepak bola dimasyarakat membuat sebagian orang resah dengan perkembangannya. Perjudian sama halnya dengan pelacuran. Hal ini telah ada dimuka bumi sejak dahulu dan merajalela. Keanekaragaman permainan judi bola dan tehniknya yang sangat muda membuat perjudian sepak bola ini dengan cepat menyebar keseluruh penjuru masyarakat. Karena hokum yang berlaku tidak mengizinkan adanya perjudian maka kegiatan tersebut dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Perilaku berjudi bola memiliki banyak efek samping yang merugikan bagi si penjudi maupun keluargannya, mungkin sudah sangat banyak disadari oleh para penjudi, anenya tetap saja mereka menjudi sulit meninggalkan perilaku berjudi bila telanjur mencobanya, dari hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti menemukan 5 faktor yang amat berpengaruh dalam berjudi sepak bola. Kelima faktor tersebut adalah : a. Faktor sosial dan ekonomi Bagi masyarakat dengan status social dan ekonomi yang rendah perjudian seringkali dianggap sebagai salah satu sarana untuk mengikatkan taraf hidup mereka peminat judi bola di masyarakat desa lagundi banyak dari ka;angan ekonomi rendah seperti perkebun, dan pedagang kecil-kecilan. Selain itu kondisi social masyarakat yang menerima perilaku berjudi juga berperan besar terhadap tumbunya perilaku tersebut dalam masyarakat. b. Faktor situasional Situasi yang bisa dikategorikan sebagai pemicu berjudi bola diantaranya adalah tekanan dari teman-teman, kelompok, dan lingkungaan untuk ikut serta dalam perjudian dan cara-cara pemasaran yang dilakukan pengelola perjudian. Tekanan kelompok membuat sang calon judi merasa tidak enak jika tidak meneruti apa yang diinginkaan kelompoknya. Sementara metode pemasangan yang dilakukan pengelola perjudian dengan selalu mengekspose para penjudi yang berhasil menang memberikan kesan kepada calon penjudi bahwa kemenangan dalam perjudian sepak bola besar sehingga penjudi semakin bersemangat. Padalah kenyataannya untuk menang sangat kecil. c. Faktor belajar Sangat masuk akal jika faktor belajar memiliki efek yang besar terhadap perilaku berjudi, terutama menyangkut keinginan untuk terus berjudi bola, apa yang pernah dipelajari dan menghasilkan sesuatu yang menyenangkan akan tersimpan dalam pikiran seseorang dan sewaktu-waktu ingin diulangi lagi perilaku tersebut cenderung untuk diulangi dikuti Sesuatu yang menyenangkan berupa keuntungan. d. Faktor persepsi tentang peluang kemenangan Persepsi yang dimaksud disini adalah persepsi perilaku membuat evaluasi terhadap peluang menang yang akan diperoleh jika ia melakukan perjudian. Para penjudi yang sulit meninggalkan perjudian biasanya cenderung memliki persepsi yang keliru tetang kemungkian untuk menang. Mereka pada umumnya sangat yakin akan kemenangan yang akan diperolehnya, dalam benak mereka selalu tertanam kalau sekarang tidak menang pasti kesempatan berikutnya akan menang dan seterusnya. e. Faktor persepsi terhadap keterampilan Penjudi yang merasa dirinya sangat terampil dalam melakukan perjudian sepak bola adalah karena keterampilan uang deimikinya daalam memilih pasangan dala berjudi. Mereka menilai keterampilan yang dimiliki akan membuat mereka mampu mengendalikan berbagai situasi untuk mencapai kemenangan. Mereka sering kali tidak dapat membedakan mana kemenangan yang diperoleh, kerena keterampilan dan mana yang hanya kebutuhan semata. Bagi mereka kekalahan daam perjudian tidak pernah dihitung sebagai kekalahan tetapi duanggao sebagai hampir menang sehingga mereka terus memburu kemenangan yang menurut mereka pasti didapatnya. PENUTUP a. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat disimpulakan bahwa perilaku komunikasi masyarakat dalam mekukan perjudian sepak bola dalam perspektif psikologi komunikasi di Desa Lagundi Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton utara : 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku judi bola di Desa Lagundi ini merujuk pada keinginan dalam diri tiap pelaku untuk melakukan judi bola tiap minggunya dan adanya kebiasaan dari mereka untuk melakukan hal tersebut juga mendapatkan yang besar dari judi bola tersebut. 2. Masyarakat Desa Lagundi melakukan perjudian sepak bola dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor social, faktor ekonomi, faktor situasional, faktor belajar faktor persepsi tentang peluang kemenangan, dan faktor persepsi terhadap keterampilan, namun yang menjadi alasan utama mereka adalah mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. b. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran : 1. Sebaiknya masyarakat tidak usah menjadikan perjudian sepak bola sebagai sarana untuk mendapatkan keuntungan yang besar sehingga masyarakat bisa lebih mandiri dalam kesehariannya dengan demikian tercipta masyarakat yang aman dan damai. 2. Sebaiknya pemerintah dan penegak hukum lebih mengawasi segala praktek perjudian yang terjadi di masyarakat. 3. Dengan demikian diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar lebih mengkaji tentang perjudian sepakbola dari sisi yang lainnya. DAFTAR PUSTAKA Alimandan. 2013. Perilaku social dan perubahan masyarakat. Bumi Aksara Jakarta Ahmadi, Dkk. 2012. Mengembangkan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal Dalam KTSP.Jakarta: Prestasi Pustaka Burgon & Huffner. 2002. Human Communication London: Sage Publication Cangara, Hafied. 2009. Pengantar ilmu komunikasi. Raja Grafindo persada. Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia, Kuliah Dasar Edisi Kelima.Professional Books. Jakarta. Effendy, Onong Uchjana. 1989. KAMUS KOMUNIKASI. Bandung : PT.Mandar Maju.Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Effendi Onongvahjana. 2007. Dinamika kominikasi. PT.Rosda Karya. Bandung. Jalaludin, Kartini, 2004. Psikologi komunikasi. Remaja Karya. Bandung. Jalaluddin Rakhmat. 2001. Psikologi komunikasi edisi revisi.bandung: PT remaja rosdakarya Koentjaraningrat. 1985. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Aksara Baru. Kartono, Kartini 2004. Psikologi wanita. Mandar Maju. Bandung Moedkidjaranigrat.2012, Teori Komunikasi, CV. Mawa rMaju. Bandung. Moekijat. (1993). Evaluasi Pelatihan Dalam Rangka Peningkatan Produktivitas. Mandar Maju. Bandung. Moekijat. (1993). Teori Komunikasi. Bandung: Penerbit Mandar Maju. Mulyana Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar . Bandung: PT RemajaRosdakarya Ma’at. 2006. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta. Ghalia. Parson, et. Al, 1994. The Integration Of Social Work Practice, California Wardworth.inc. Partikino, Riyono. 2008 Lingkaran Lingkaran Komunikasi. Alumi Bandung. Parson, et. Al, 1994. The Integration Of Social Work Practice, California Wardworth.inc. Rahkmat, J. 2011. Psikologi Komunikasi. Penerbit : PT. Rosda karya Bandung. Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. RemajaRosda arya. Soekanto, Soerjono. (2012).Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. Sarwaono, 2012 .Psikologi Sosial, Individu dan Teori-Teori Psikologi Social. Balai Pustaka. Jakarta. Soetarlinah, Soekadji Modifikasi, perilaku :2011. Penerapan sehari-hari Penerepan professional. Penerbit : Liberty Yogyakarta. Syani, A.2009. Pengaruh Disiplin Kerja Aparat Pemerintah Terhadap efektivitas Pelayanan Publik di Kecamatan Kotamadya Surakarta. Skripsi (tidak diterbitkan).Surakarta: Sebelas Maret. Toha, Miftah. 2008. Perilaku organisasi. Jakarta Tubbs, SL, Moss. 2 Human communication, kontes komuniksi. Bandung. Remaja Rosdakarta.