POLA ISI INFORMASI PADA “CATATAN HARIAN” DIVISI QUALITY

advertisement
POLA ISI INFORMASI
PADA “CATATAN HARIAN” DIVISI QUALITY CONTROL (QC)
DI PT. POLY PACKAGING INDUSTRY
Disusun untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun oleh:
Nama
NIM
Jurusan
:
:
:
Junny Kumala
4420412-039
Hubungan Masyarakat
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2007
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Mercu Buana
Jakarta
PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama
NIM
Fakultas
Jurusan
Judul
:
:
:
:
:
Junny Kumala
4420412-039
Ilmu Komunikasi
Hubungan Masyarakat
Pola Isi Informasi Pada “Catatan Harian” Divisi
Quality Control (QC) di PT. Poly Packaging
Industry Tangerang
Jakarta, 7 September 2007
Disetujui dan Diterima oleh:
Pembimbing
Irmulan Sati, S.H., M.Si.
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Ketua Bidang Studi Humas
Dra. Diah Wardhani, M.Si.
Irmulan Sati, S.H., M.Si.
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Mercu Buana
Jakarta
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama
NIM
Fakultas
Jurusan
Judul
:
:
:
:
:
Junny Kumala
4420412-039
Ilmu Komunikasi
Hubungan Masyarakat
Pola Isi Informasi Pada “Catatan Harian” Divisi
Quality Control (QC) di PT. Poly Packaging
Industry Tangerang
Jakarta, 20 Juli 2007
Mengetahui:
Pembimbing
Irmulan Sati, S.H., M.Si.
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Mercu Buana
Jakarta
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
NIM
Fakultas
Jurusan
Judul
:
:
:
:
:
Junny Kumala
4420412-039
Ilmu Komunikasi
Hubungan Masyarakat
Pola Isi Informasi Pada “Catatan Harian” Divisi
Quality Control (QC) di PT. Poly Packaging
Industry Tangerang
Jakarta, 28 Agustus 2007
1. Ketua Sidang
Drs. Riswandi M.Si
(…...........................……….)
2. Penguji Ahli
Ponco Budi Sulistyo S.Sos M.Comm
(…………………………….)
3. Pembimbing
Irmulan Sati, S.H., M.Si.
(…………………………….)
UNIVERSITAS MERCUBUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN HUBUNGAN MASYARAKAT
Junny Kumala (4420412-039)
POLA ISI INFORMASI 7 C’s COMMUNICATIONS PADA “CATATAN HARIAN”
DIVISI QUALITY CONTROL DI PT. POLY PACKAGING INDUSTRY
TANGERANG
Jumlah halaman: xvi + 150 Halaman + 133 Halaman Lampiran + 37 Grafik + 46 Tabel
+ 32 Bibliography (1971-2006) + 3 Halaman Curriculum Vitae
ABSTRAKSI
Komunikasi tidak terjadi dengan sendirinya, ada proses penciptaan, penyampaian dan
intepretasi informasi hingga penerimaan informasi. Dalam sebuah organisasi tentunya ada
Komunikasi Organisasi, dimana komunikasi adalah sebuah proses dinamik; dalam proses inilah
informasi-informasi diciptakan, dimunculkan, dan ditafsirkan.
Kerangka pemikiran tulisan ini berdasarkan pada.keinginan penulis untuk meneliti pola
informasi dalam komunikasi organisasi, berdasarkan rekaman yang tertulis dan dibuat setiap hari
oleh staf di divisi Quality Control di PT. Poly Packaging Industry; media komunikasi tertulis
antara rekan sekerja dan antara bawahan kepada atasan ini adalah “Catatan Harian”. Proses
analisa “Catatan Harian” ini menggunakan teknik analisa isi, dan menggunakan strategi
komunikasi 7 C’s Communications sebagai acuan atau tool analysis untuk memperoleh gambaran
pola isi media tertulis ini. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Adapun
“Catatan Harian” divisi Quality Control ini baru dimulai Oktober 2003. Jumlah formulir yang
tercatat dari 1 Oktober 2003 hingga 30 September 2006 berjumlah 3000 lembar. Untuk melihat
secara keseluhan penulis mempergunakan Sistematic Random Sampling sebanyak 12% atau 360
lembar untuk mewakili total populasi.
Dari hasil analisa, diketahui bahwa pola informasi yang terutama adalah berbentuk
laporan / temuan, kemudian informasi, keluhan dan saran. Media tertulis ini oleh karyawan di
divisi Quality Control terutama dipergunakan untuk melaporkan temuan yang terjadi kepada
atasan, dan rekan kerja di shift lainnya, selanjutnya untuk menginformasikan hal-hal yang perlu
menjadi perhatian, kemudian keluhan atau hal-hal yang perlu dikomplain, terakhir adalah saransaran untuk memperbaiki suatu hal untuk memperlancar pekerjaan.
Untuk memperkuat nilai keterandalan dalam analisa isi ini, maka dilakukan Uji
Reliabilitas dan hasilnya menunjukkan kecocokan antar pelaku koding, dan nilai Intercoder
Reliabilitynya masuk dalam kategori tingkat korelasi kesepakatan yang tinggi atau kuat.
Selain itu di dalam kaitannya dengan 7C’s of communications. Isi Catatan Harian ini bisa
dipercaya atau memiliki Credibility, karena berdasarkan fakta atau kejadiaan yang terjadi saat
bekerja. Isinya selalu ada hubungannya dengan proses kerja atau Contextnya adalah hal yang
terjadi dalam proses kerja. Contentnya atau isi memiliki arti bagi penerimanya, berupa laporan
masalah atau temuan yang perlu diketahui rekan kerja shift berikutnya serta atasan. Mengenai
Clarity atau kejelasan dari Isi informasi, umumnya jelas namun masih ada yang kurang jelas.
Continuity dan Consistency muncul jika ada masalah yang tidak ditanggapi, informasi
disampaikan terus menerus atau berulang, dan semua informasi konsisten dengan peristiwa yang
terjadi. Menurut seluruh Key Informan media Catatan Harian ini merupakan saluran komunikasi
atau Channel yang tepat. Terakhir mengenai Capability of the Audience, pada umumnya
penerima mampu membaca isi pesan.
KATA PENGANTAR
Berbahagia dan selalu bersyukur dalam menjalani hidup, membuat kita selalu
menikmati setiap detik indahnya hari-hari yang diberikan Tuhan. Penulis bersyukur
kepada Tuhan atas segala Curahan RahmatNya, berterima kasih atas TuntunanNya,
hingga dapat menyelesaikan perkuliahan jenjang S1 Fakultas Ilmu Komunikasi jurusan
Hubungan Masyarakat di Universitas Mercu Buana ini dengan baik.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini :
1.
keluarga tercinta: Papa, Kakak dan Adik. Terima kasih atas doa kalian
semua, tentunya semangat dan doa inilah yang telah mendukung penulis
untuk melanjutkan sekolah dan menyelesaikan jenjang S1 ini.
2.
Ibu Irmulan Sati, S.H., M.Si. selaku Ketua Bidang Studi Humas dan
selaku pembimbing akademis yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan dan pengarahan dengan kesabaran dan
pengertiannya.
3.
Segenap civitas akademika Universitas Mercu Buana, terutama untuk
seluruh staf pengajar di Fakultas Ilmu Komunikasi PKSM Universitas
Mercu Buana. Terima kasih telah memberi kesempatan kepada penulis
untuk menimba ilmu, yang tentunya sangat bermanfaat untuk penulis.
Tak lupa kepada Mas Mawi, Mba Lila, dan Mas Hary, BAA Fakultas
Ilmu Komunikasi.
4.
Kepada PT. Poly Packaging Industry, Tangerang, terutama kepada
Bapak Fransiscus Fredi Frandi; General Manager dan Bapak Jusdi
Suryadi; Production Manager, serta Bapak Oetama Yanuar; Personalia
& GA Manager, atas segala dukungannya dan terutama karena telah
memberikan akses kepada penulis untuk mengadakan penelitian di
pabrik ini.
5.
Heri Witrio, Jumhana, Suwandi, dan Darlin, staf Quality Control di PT.
Poly Packaging Industry, Tangerang yang telah menjadi nara sumber
dalam penelitian ini.
6.
Saut Irianto Manik, teman seperjuangan selama perkuliahan D3 di
Institut Kesenian Jakarta, yang telah memberi informasi tentang PKSM
Universitas Mercu Buana ini, dan atas usahanya yang tak bosan-bosan
agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini. Juga Christianty,
Nunung, Anita, Sujanti, Sri Sumarni, Budi Martanto, Bapak Hendry
Yap yang telah mendorong dan memberi dukungan doanya. Juga untuk
TS, terima kasih telah menjadi teman terbaik dan memberi solusi ketika
penulis mengalami kesulitan dalam skripsi ini.
7.
Tak lupa untuk seluruh teman-teman seperjuangan di Fakultas Ilmu
Komunikasi jurusan Hubungan Masyarakat angkatan 6 (Meruya)
Angeline D, Diesa E, Melissa, Dian Febriarini dan Emi Tri Baktiah,
Ratna Melati, Karolina Novi, Irawan S, Verdania Puri S, Irawan,
Slamet Waldi, Fitriah, dan Wida Mustika.
Tangerang, Agustus 2007
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAKSI ………………………………………………………….........
iv
KATA PENGANTAR …………………………………………………….
v
DAFTAR ISI ……………………………………………………...………..
vii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………
xi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………
xii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………
xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah ……………………………………….........
1
1.2.
Rumusan Masalah …………………………………………..............
7
1.3.
Tujuan Penelitian ………………………………………………........
7
1.4.
Manfaat Penelitian ………………………………………………......
7
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1.
2.2.
Pengertian dan Ruang Lingkup Komunikasi ………………………..
9
2.1.1.
Proses Komunikasi ………………..………………………
10
Komunikasi Organisasi ……………………………………………..
11
2.2.1.
Pengertian Komunikasi Organisasi ………………..…..…
12
2.2.2.
Tujuan Komunikasi Organisasi ………...............................
12
2.2.3.
Bentuk Komunikasi Organisasi ………...............................
12
2.3.
Hubungan Internal (Internal Relations) ……………………………
14
2.4.
Hubungan Antar Karyawan (Employee Relations) …………………
17
2.5.
Pola Informasi ………………………………………………………
20
2.5.1.
Sifat Aliran Informasi ………………………………..........
21
2.5.2.
Pola Aliran Informasi ………………………………...........
22
2.5.3.
Arah Aliran Informasi ………………………………..........
23
Penyampaian atau Penyebaran Informasi…………………………....
27
2.6.1.
Strategi Penyampain Informasi ………………………….
28
2.6.2.
Prinsip Dasar Proses Penyebaran Informasi………………
28
2.6.3.
Tekhnik Penyampaian Informasi ………….........................
30
Informasi atau Pesan (Message) …………………………………….
32
2.7.1.
Bentuk Tindakan Informasi ………………………………
33
2.7.2.
Organisasi Informasi ………………………………............
34
2.7.3.
Bentuk Informasi ……………………………….................
36
2.7.4.
Isi Informasi ……………………………….................
37
2.7.5.
Nilai Informasi ……………………………….................
38
2.6.
2.7.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Tipe Penelitian ....................................................................................
40
3.2.
Metode Penelitian ……………………………………………….......
40
3.3.
Teknik Pengumpulan Data ………………………………………….
41
3.3.1.
Data Primer ……………………………………………..…
41
3.3.2.
Data Sekunder ………………………………......................
42
3.4.
Kategorisasi ………………………………………………………...
43
3.5.
Unit Analisis …………………………………………………........
45
3.6.
Sampel dan Populasi ………………………………….………........
45
3.7.
Uji Reliabilitas ……………………………………………………..
48
3.8.
Analisa Data ………………………………………………………..
50
3.9.
Definisi Konsep ………..…………………………………………..
52
3.10. Fokus Penelitian ………..…………………………………………..
52
3.11. Key Informan ………..………….…………………………………..
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................................
55
4.1.1
Sejarah Perusahaan ………………………………………..
55
4.1.1.1
Sejarah Charoen Pokphand …………………..….
55
4.1.1.2
Sejarah Charoen Pokphand Indonesia ………..…
56
4.1.1.3
Sejarah PT. Poly Packaging Industry ……………
58
4.1.2
Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ……………………...…
60
4.1.3
Struktur Perusahaan ……………………………………….
61
4.1.4
Gambaran proses dan output Product di PT. Poly
Packaging Industry ……………………………………….
62
4.1.4.1
Identifikasi pekerjaan ……………………….
62
4.1.4.2
Identifikasi bahan baku (Raw Material) ……
62
4.1.4.3
Identifikasi output product (Produk karung
plastik) ……………………….......................
Identifikasi customer (Pengguna karung
plastik) …………………………............……
Identifikasi kebutuhan pelanggan atau standar
mutu …………………………………………
Identifikasi langkah-langkah kerja saat
produksi………………………………
Identifikasi pengukuran yang dijalankan staf
Quality Control ……………………………
63
4.1.4.4
4.1.4.5
4.1.4.6
4.1.4.7
4.2.
64
64
68
Hasil Penelitian ……………………………………………………
72
4.2.1
72
Hasil Uji Reliabilitas ............................................................
4.2.1.1
4.2.2
Hasil dari penelitian antar pelaku koding
terhadap 4 kategori isi informasi periode I …..
4.2.1.2
Hasil dari penelitian antar pelaku koding
terhadap 4 kategori isi informasi periode II …
4.2.1.3
Hasil dari penelitian antar pelaku koding
terhadap 4 kategori isi informasi periode III ..
Hasil Penelitian Pola Isi Informasi ………………………
4.2.2.1
4.3.
63
Pola Isi Informasi periode tahun I (Oktober
2003–September 2004) ...................................
4.2.2.2
Pola Isi Informasi periode tahun II (Oktober
2004–September 2005) ...................................
4.2.2.3
Pola Isi Informasi periode tahun II (Oktober
2004–September 2005) ...................................
Pembahasan dan Hasil Analisa Data Penelitian .................................
72
74
76
77
78
92
108
126
4.3.1
Pembahasan dan Hasil Uji Reliabilitas ................................
126
4.3.2
Pembahasan dan Hasil Penelitian Mengenai Pola Isi
Informasi dari Catatan Harian divisi Quality Control .........
Pembahasan dan Hasil Penelitian Mengenai 7 C’s
Communications pada Catatan Hasial divisi QC .................
127
4.3.3
132
BAB V. KESIMPULAN
5.1.
Kesimpulan …………………………………………………………
141
5.2.
Saran ………………………………………………………………
144
5.2.1
5.2.2
144
145
Saran Praktis
Saran Akademis
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
WAWANCARA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
Gambar 1
Model Komunikasi Harold D. Laswell ………………..
10
Gambar 2
Suatu Unit Komunikasi ………......................................
34
DAFTAR DIAGRAM DAN TABEL
Diagram / Tabel
Tabel 1.A
Halaman
72
Diagram 1
Keterangan
Uji Reliabilitas Catatan Harian Periode Tahun I
(Oktober 2003 – September 2004) ..............................
Perhitungan Chi Square Catatan Harian Periode
Tahun I (Oktober 2003 – September 2004) ...............
Uji Reliabilitas Chi Square Catatan Harian Periode
Tahun II (Oktober 2004 – September 2005) ...............
Perhitungan Chi Square Catatan Harian Periode
Tahun II (Oktober 2004 – September 2005) ...............
Uji Reliabilitas Chi Square Catatan Harian Periode
Tahun III (Oktober 2005 – September 2006) ..............
Perhitungan Chi Square Catatan Harian Periode
Tahun III (Oktober 2005 – September 2006) ..............
Pola Isi Informasi Periode Oktober 2003 ....................
Tabel 1
Pola Isi Informasi Periode Oktober 2003 ....................
78
Diagram 2
Pola Isi Informasi Periode November 2003 ................
79
Tabel 2
Pola Isi Informasi Periode November 2003 ................
79
Diagram 3
Pola Isi Informasi Periode Desember 2003 .................
80
Tabel 3
Pola Isi Informasi Periode Desember 2003 .................
80
Diagram 4
Pola Isi Informasi Periode Januari 2004 .....................
81
Tabel 4
Pola Isi Informasi Periode Januari 2004 .....................
81
Diagram 5
Pola Isi Informasi Periode Februari 2004 ...................
82
Tabel 5
Pola Isi Informasi Periode Februari 2004 ...................
83
Diagram 6
Pola Isi Informasi Periode Maret 2004 .......................
84
Tabel 6
Pola Isi Informasi Periode Maret 2004 .......................
84
Diagram 7
Pola Isi Informasi Periode April 2004 .........................
85
Tabel 7
Pola Isi Informasi Periode April 2004 .........................
85
Diagram 8
Pola Isi Informasi Periode Mei 2004 ...........................
86
Tabel 1.B
Tabel 2.A
Tabel 2.B
Tabel 3.A
Tabel 3.B
73
74
75
76
73
78
Tabel 8
Pola Isi Informasi Periode Mei 2004 ...........................
86
Diagram 9
Pola Isi Informasi Periode Juni 2004 ..........................
87
Tabel 9
Pola Isi Informasi Periode Juni 2004 ..........................
88
Diagram 10
Pola Isi Informasi Periode Juli 2004 ..........................
89
Tabel 10
Pola Isi Informasi Periode Juli 2004 ..........................
89
Diagram 11
Pola Isi Informasi Periode Agustus 2004 ....................
90
Tabel 11
Pola Isi Informasi Periode Agustus 2004 ....................
90
Diagram 12
Pola Isi Informasi Periode September 2004 ................
91
Tabel 12
Pola Isi Informasi Periode September 2004 ................
91
Diagram 13
Pola Isi Informasi Periode Oktober 2004 ....................
92
Tabel 13
Pola Isi Informasi Periode Oktober 2004 ....................
92
Diagram 14
Pola Isi Informasi Periode November 2004 ................
93
Tabel 14
Pola Isi Informasi Periode November 2004 ................
94
Diagram 15
Pola Isi Informasi Periode Desember 2004 .................
95
Tabel 15
Pola Isi Informasi Periode Desember 2004 .................
95
Diagram 16
Pola Isi Informasi Periode Januari 2005 .....................
96
Tabel 16
Pola Isi Informasi Periode Januari 2005 .....................
96
Diagram 17
Pola Isi Informasi Periode Februari 2005 ...................
97
Tabel 17
Pola Isi Informasi Periode Februari 2005 ...................
97
Diagram 18
Pola Isi Informasi Periode Maret 2005 .......................
99
Tabel 18
Pola Isi Informasi Periode Maret 2005 .......................
99
Diagram 19
Pola Isi Informasi Periode April 2005 .........................
100
Tabel 19
Pola Isi Informasi Periode April 2005 .........................
100
Diagram 20
Pola Isi Informasi Periode Mei 2005 ...........................
101
Tabel 20
Pola Isi Informasi Periode Mei 2005 ...........................
102
Diagram 21
Pola Isi Informasi Periode Juni 2005 ..........................
103
Tabel 21
Pola Isi Informasi Periode Juni 2005 ..........................
103
Diagram 22
Pola Isi Informasi Periode Juli 2005 ..........................
104
Tabel 22
Pola Isi Informasi Periode Juli 2005 ..........................
104
Diagram 23
Pola Isi Informasi Periode Agustus 2005 ....................
105
Tabel 23
Pola Isi Informasi Periode Agustus 2005 ....................
106
Diagram 24
Pola Isi Informasi Periode September 2005.................
107
Tabel 24
Pola Isi Informasi Periode September 2005 ................
107
Diagram 25
Pola Isi Informasi Periode Oktober 2005.....................
108
Tabel 25
Pola Isi Informasi Periode Oktober 2005 ....................
109
Diagram 26
Pola Isi Informasi Periode November 2005 ................
110
Tabel 26
Pola Isi Informasi Periode November 2005 ................
110
Diagram 27
Pola Isi Informasi Periode Desember 2005 .................
112
Tabel 27
Pola Isi Informasi Periode Desember 2005 .................
112
Diagram 28
Pola Isi Informasi Periode Januari 2006 .....................
113
Tabel 28
Pola Isi Informasi Periode Januari 2006 .....................
113
Diagram 29
Pola Isi Informasi Periode Februari 2006 ...................
115
Tabel 29
Pola Isi Informasi Periode Februari 2006 ...................
115
Diagram 30
Pola Isi Informasi Periode Maret 2006 .......................
116
Tabel 30
Pola Isi Informasi Periode Maret 2006 .......................
116
Diagram 31
Pola Isi Informasi Periode April 2006 .........................
118
Tabel 31
Pola Isi Informasi Periode April 2006 .........................
118
Diagram 32
Pola Isi Informasi Periode Mei 2006 ...........................
119
Tabel 32
Pola Isi Informasi Periode Mei 2006 ...........................
119
Diagram 33
Pola Isi Informasi Periode Juni 2006 ..........................
120
Tabel 33
Pola Isi Informasi Periode Juni 2006 ..........................
120
Diagram 34
Pola Isi Informasi Periode Juli 2006 ..........................
122
Tabel 34
Pola Isi Informasi Periode Juli 2006 ..........................
122
Diagram 35
Pola Isi Informasi Periode Agustus 2006 ....................
123
Tabel 35
Pola Isi Informasi Periode Agustus 2006 ....................
123
Diagram 36
Pola Isi Informasi Periode September 2006 ................
124
Tabel 36
Pola Isi Informasi Periode September 2006 ................
125
Diagram 37
Pola Isi Informasi Periode Oktober 2003 - September
2006 .............................................................................
Pola Isi Informasi Periode Oktober 2003 - September
2004 .............................................................................
Pola Isi Informasi Periode Oktober 2004 - September
2005 .............................................................................
Pola Isi Informasi Periode Oktober 2005 - September
2006 .............................................................................
Pola Isi Informasi Periode Oktober 2003 - September
2006 .............................................................................
128
Tabel 37
Tabel 38
Tabel 39
Tabel 40
128
128
129
129
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Lampiran 1
Gambaran utuh pola isi informasi Catatan Harian divisi
Quality Control PT. Poly Packaging Industry Tangerang
Lampiran 2
Tabel penghitungan frekuensi pesan periode Oktober 2003 –
September 2006
Lampiran 3
Diagram pola isi informasi Catatan Harian periode I - III
(Oktober 2003 – September 2006)
Lampiran 4
Tabel pola isi informasi 7 C’s Communications
Lampiran 5
Foto-foto
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi tidak mengalir sendiri, aliran komunikasi terjadi ketika ada proses
penciptaan, penyampaian dan intepretasi informasi hingga penerimaan informasi dari dan
untuk seluruh bagian atau anggota yang terlibat di dalamnya. Aliran informasi terjadi
secara tetap dan berkesinambungan, proses ini berlangsung terus dan terjadi sepanjang
waktu dalam berbagai peristiwa dan terjadi akibat terjalinnya hubungan yang dinamis.
Komunikasi adalah salah satu aktifitas yang dominan dalam organisasi karena
komunikasi dalam organisasi adalah tulang punggung untuk koordinasi, kerjasama, saling
koreksi, saling melengkapi di antara berbagai unit kerja maupun di antara para anggota
dari berbagai divisi. 1
Menurut sifatnya komunikasi dalam organisasi dapat berupa komunikasi formal
dan informal. Komunikasi formal ialah proses penyampaian informasi dengan
memanfaatkan saluran-saluran formal yang tersedia di dalam organisasi. Pada umumnya
komunikasi formal memiliki tujuan untuk kepentingan pekerjaan, dan cara penyampaian
informasi dalam komunikasi formal lebih banyak tertulis daripada lisan. Komunikasi
informal adalah proses penyampaian informasi secara tidak resmi, tidak terikat secara
kaku dengan pertimbangan birokrasi. 2
1
Suranto AW. Komunikasi Perkantoran. Prinsip Komunikasi untuk Meningkatkan Kinerja Perkantoran.
Yogyakarta. Media Wacana. 2005. Hal 37.
2
Suranto AW. Komunikasi Perkantoran. Prinsip Komunikasi untuk Meningkatkan Kinerja Perkantoran.
Yogyakarta. Media Wacana. 2005. Hal 38.
Komunikasi adalah proses dan sarana yang digunakan untuk mencapai sasaran
public relations, termasuk human relations, employee relations atau employee
communications atau hubungan antar karyawan. Sasaran proses komunikasi adalah
menginformasikan informasi, membujuk, mendidik, dan memotivasi orang. Untuk
menjadi seorang komunikator efektif, seorang harus memiliki pengetahuan mengenai apa
yang membentuk komunikasi dan bagaimana orang menerima informasi.3
Pola informasi dalam komunikasi organisasi adalah suatu proses dinamik; dalam
proses inilah informasi-informasi diciptakan, dimunculkan, dan ditafsirkan. Sifat, pola,
dan arah aliran informasi berdampak pada efisiensi, iklim, penyesuaian dan inovasi
organisasi, dan hal ini dapat ditinjau dari sudut pandang hubungan posisional,
antarpesona, atau berurutan. Pada gilirannya, pola informasi dan peranan komunikasi
dapat memperlancar atau menghambat penyampaian informasi. 4
Dalam penyampaian informasi perlu strategi untuk mencapai efektifitas
komunikasi organisasi, yang lebih dikenal dengan 7 C’s Communications atau 7 faktor
yang terdiri dari keterpercayaan, hubungan atau pertalian, isi, kejelasan, kesinambungan
dan konsistensi, saluran pengirim berita, dan kemampuan pihak penerima berita. 5
Penyampaian informasi dalam setiap kegiatan organisasi sangat penting.
Umumnya sebuah organisasi (perusahaan) menerapkan 8 jam kerja setiap harinya, yakni
09:00 – 17:00 (9 to 5) penyampaian informasi berjalan hanya sepanjang waktu tersebut,
3
Willcox, Ault, and Agee. Public Relations (Strategi dan Taktik). Batam. Interaksara. 2006.
Hal 229.
4
Pace, Wayne and Faules, Don. Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan.
Bandung. Remaja Rosdakarya. 2001. Hal 215.
5
Cutlip, Scott M, Allen H. Center, Glen M. Broom. Effective Public Relations : Merancang dan
Melaksanakan Kegiatan kehumasan dengan Sukses. Edisi Kedelapan. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta.
Indeks Kelompok Gramedia. 2005.Hal 199.
namun ada perbedaan dengan aktifitas pabrik, umumnya pabrik berjalan selama 24 jam,
pembagian jam kerjanya dibagi menjadi 3 shift, untuk itu perlu sekali ada komunikasi
antar rekan sekerja tentu saja isi informasi harus jelas, mudah dimengerti, cepat dan dapat
diterima dengan tepat atau tanpa distorsi oleh seluruh anggota tim kerja.
Hal yang biasa terjadi adalah saat pergantian shift, antar pekerja hanya bertemu
dalam waktu yang sangat singkat, jarang sekali ada pertukaran informasi, komunikasi
terbatas karena pertemuan yang singkat dan tidak intens, dan kebanyakan pekerja kurang
menaruh perhatian terhadap mata rantai sebuah informasi. Dampak masalah komunikasi
ini ada banyak mata rantai pekerjaan yang putus dikarenakan kurangnya komunikasi 2
arah dan tidak adanya budaya sharing informasi, disertai kurangnya rasa tanggung jawab
dan kurangnya inisiatif dari karyawan. Padahal perlu sekali penyampaian informasi,
untuk itu perlu penanganan masalah komunikasi yang tepat, agar tidak terjadi
kesalahpahaman, ataupun kesalahan fatal berupa keterlambatan penanganan masalah.
Penanganan masalah adalah hal vital yang harus segera dilakukan dalam rutinitas
pabrik terutama di divisi produksi, mengingat apabila timbul masalah di bagian produksi
langsung berakibat terhadap banyak sektor, seperti keterlambatan pengiriman, cacat
produk, penolakan produk, dan sebagainya. Selain divisi produksi, ada divisi yang
bertanggung jawab terhadap kualitas produk dan proses produksi, divisi ini dinamakan
Quality Control (QC), tugas utamanya adalah melakukan pemeriksaan (checking) baik
proses produksi hingga produk akhir (finish good). Divisi ini menjadi ujung tombak
kepercayaan customer terhadap produk yang diterimanya. Adapun divisi QC ini awalnya
menyatu dengan divisi produksi, namun sejak Oktober 2003 divisi ini menjadi divisi
tersendiri.
Aliran informasi yang cepat dan akurat menjadi tuntutan dalam kinerja divisi QC.
Dalam mengelola divisi ini, Manager QC merancang media komunikasi tertulis dari
bawahan berbentuk Catatan Harian, sebagai upaya untuk mengoptimalkan karyawan
untuk memberikan informasi, biasa menulis dan membaca informasi. Catatan Harian ini
menjadi media perantara atau penghubung informasi antar shift, dapat menjadi sumber
informasi antar karyawan dan sekaligus atasan dapat memperoleh informasi yang akurat
tentang kegiatan ataupun proses kerja dalam rutinitas sehari-hari, selain itu informasiinformasi ini dapat dipergunakan untuk memberi keputusan.
Adapun isi Catatan Harian divisi Quality Control ini adalah rekaman peristiwa
yang beragam, mulai dari masalah yang timbul saat proses produksi, masalah kualitas
hasil produksi yang tidak sesuai, dan masalah penting lainnya yang muncul. Isi informasi
berupa informasi substantif dan informasi fasilitatif.
Bentuk informasi dalam Catatan Harian divisi Quality Control adalah informasi
uraian dan informasi formulir. Sifat isi informasi berupa informasi atau laporan temuan,
saran atau masukkan, serta keluhan yang membutuhkan tanggapan dari atasan. Selain itu
dilihat dari nilai informasi yang ditentukan oleh ketelitian, ketepatan, kelengkapan,
kesesuaian, dan keringkasan dari isi.
Tujuan dari Catatan Harian divisi Quality Control adalah menyampaikan
informasi yang perlu diketahui oleh shift berikutnya atau mengkomunikasikan setiap
masalah kualitas yang timbul saat produksi dan sekaligus informasi ini menjadi sumber
informasi kepada atasan mengenai problem yang terjadi, yang sudah diatasi maupun yang
perlu ditindak lanjuti oleh atasan.
Objek penelitian adalah PT. Poly Packaging Industry (PT. PPI) sebuah pabrik
karung plastik yang berlokasi di Kawasan Industri Jatake, Tangerang. Pabrik karung
plastik ini didirikan tahun 1991 dengan menyandang nama PT. Charoen Pokphand
Indonesia (PT. CPI), pabrik ini awalnya hanya mensupply karung untuk kemasan pakan
ternak (feedmill) PT. Charoen Pokphand Indonesia (internal user only).6
Sejak tahun 2003 terjadi perubahan dalam pabrik ini yakni perubahan nama dari
PT. CPI menjadi PT. PPI. Saat terjadi perubahan tersebut ditandai dengan ekspansi
market dalam upaya menjaring external user yang membutuhkan kemasan wovenbag
seperti produsen beras, semen, tepung, pupuk dan lain-lain. Perubahan ini membawa
pada peningkatan kualitas yang menjadi tuntutan untuk bersaing dalam meraih pasar
yang baru. 7
Sejak berdiri hingga tahun 2003 atau selama 12 tahun orientasi kerja karyawan
terhadap hasil produksi masih rendah karena saat itu seluruh hasil produksi diterima
langsung tanpa ada komplain dari customer atau pemakai (user) yang merupakan satu
group perusahaan. Orientasi kerja hanya sebatas produksi tanpa memperhatikan kualitas
hasil.
Namun diawali dengan adanya akuisisi dengan perusahaan Charoen Pokphand
(CP Poly) Thailand di bulan Oktober 2003, ditandai dengan perubahan nama, visi
barunya, diikuti dengan penambahan divisi baru yakni divisi Quality Control untuk
menangani seluruh kualitas produk yang dihasilkan, dan divisi marketing yang khusus
menangani customer baru (external user). Akuisisi ini membawa perubahan yang cukup
6
7
Company Profile PT. POLY PACKAGING INDUSTRY. 2004
Ibid
signifikan dan terjadi perubahan orientasi dalam pabrik wovenbag ini. Kualitas hasil atau
mutu menjadi prioritas yang sangat diperhitungkan, perbaikan produk ke arah kualitas
menuntut perubahan orientasi kerja karyawan. Salah satu wujud nyata yang disadari
sangat dibutuhkan dalam kerangka menjaga mutu produksi adalah peningkatan kinerja di
divisi Quality Control (QC).8
Untuk mencapai visi dan misi yang baru sangat diperlukan banyak perubahan, dan
semuanya itu membutuhkan koordinasi, kerjasama tim, dan peningkatan kinerja di semua
sektor. Dan komunikasi adalah hal terpenting yang tanpa disadari menjadi sumber
keberhasilan sebuah organisasi dalam memperbaiki aliran informasi dan sebagai media
untuk menjalin harmonisasi hubungan karyawan baik horisontal, vertikal, maupun
diagonal. Keberhasilan komunikasi dalam organisasi dapat meningkatkan produktifitas
dan kinerja perusahaan.
Ketertarikan peneliti terhadap PT. PPI karena penulis melihat adanya fenomena
komunikasi menarik yang terjadi di pabrik seperti dikemukakan di atas. Selain itu peneliti
merasa tertarik untuk melihat fenomena komunikasi yang terjadi selama kurun waktu 3
tahun terakhir, karena pabrik ini mengalami perubahan sejak tahun 2003, dan perubahan
komunikasi yang terjadi menjadi perlu untuk diteliti untuk mengetahui apakah ada
perubahan ke arah yang lebih baik seturut dengan peningkatan organisasi ke arah yang
lebih prospektif.
Periodisasi penelitian dimulai bulan Juli 2006 hingga September 2006, sedangkan
untuk melihat pola isi Catatan Harian divisi Quality Control akan diambil dari rekaman
data mulai bulan Oktober 2003 hingga September 2006. Periode penelitian penulis
8
Ibid
anggap tepat karena pada saat itu penulis dapat memantau secara langsung proses
komunikasi yang dilakukan selama 3 bulan di PT. PPI, dimana bulan September 2006
adalah batas akhir masa catatan harian yang ingin diteliti oleh penulis.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pola isi informasi 7 C’s Communications pada Catatan Harian divisi
Quality Control PT. Poly Packaging Industry di Tangerang?
1.3 Tujuan Penelitian
Ingin mengetahui pola isi informasi 7 C’s Communications pada catatan harian
divisi Quality Control yang dibuat dalam upaya untuk penyampaian informasi antar shift
di divisi Quality Contro PT. Poly Packaging Industry di Tangerang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1
Signifikansi Akademis :
Penelitan yang dilakukan ini akan memberi manfaat akademis, terutama terhadap
pengembangan ilmu komunikasi terutama dapat diketahui pola isi informasi dalam
komunikasi internal organisasi melalui media tertulis (formal). Selain itu dengan
mengetahui pola isi informasi, dapat diperoleh gambaran yang lebih komprehensif
mengenai keberhasilan media komunikasi tertulis ini dilihat dari strategi komunikasi 7
C’s Communications
1.4.2
Signifikansi Praktis :
Menjadi masukan penting bagi PT. POLY PACKAGING INDUSTRY; pabrik
karung plastik di Tangerang untuk :
1.
Mengetahui pola isi informasi Catatan Harian divisi Quality Control. Dengan
mengetahui pola komunikasi Catatan Harian ini diharapkan dapat memberi
manfaat tambahan kepada perusahaan, agar semua pihak lebih menyadari nilai
tambah dari adanya komunikasi tertulis antar karyawan dan komunikasi
tertulis antar karyawan dan atasan.
2.
Mempelajari isi Catatan Harian divisi Quality Control. Dengan mempelajari
isi Catatan harian ini diharapkan perusahaan dapat melihat keberhasilan media
komunikasi tertulis ini dilihat dari strategi komunikasi 7 C’s Communications.
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Komunikasi
Menurut Wilbur Schramm, komunikasi adalah sesuatu yang dilakukan orang.
Komunikasi tidak mempunyai kehidupannya sendiri. Tidak ada yang ajaib mengenainya
kecuali bahwa apa yang dimasukkan orang ke dalam komunikasi. Tidak ada arti dalam
informasi kecuali yang dimasukkan orang ke dalamnya. Oleh karena itu, ketika seseorang
mempelajari komunikasi, ia meneliti orang-orang yang berhubungan satu sama lain dan
dengan kelompok-kelompok mereka, organisasi, dan masyarakat dengan mempengaruhi
satu sama lain, menginformasikan dan diinformasikan, mengajar dan diajar, menghibur
dan dihibur dengan cara memakai tanda-tanda tertentu yang terpisah dari setiap tandatanda tertentu yang terpisah dari setiap tanda yang lain. Untuk memahami proses
komunikasi manusia, harus ada pemahaman bagaimana orang-orang saling berkaitan.9
Schramm juga mengatakan ”Komunikasi merupakan tindakan melaksanakan kontak
antara pengirim dan penerima, dengan bantuan pesan; pengirim dan penerima memiliki
beberapa pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan yang dikirim oleh pengirim,
dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.” “Communication as an act of establishing
contact between a sender and receiver, with the help of message; the sender and receiver
has some common experience which meaning to the message incode and sent by the
sender; and receiver and decoded by the receiver”.10
9
Cutlip, Opcit, Hal 199.
Suranto, Opcit Hal 14
10
Konsep Schramm tentang komunikasi menghendaki model proses dua arah dengan
pengirim dan penerima yang beroperasi dalam konteks kerangka acuan, hubungan, dan
situasi soasial masing-masing. Proses memberi informai memerlukan empat langkah,
yaitu:
1. Menarik perhatian pada komunikasi
2. Mencapai penerimaan informasi
3. Ditafsirkan sebagaimana dimaksudkan
4. Menyimpan informasi untuk digunakan nanti.11
2.1.1
Proses Komunikasi
Gambar 1. Model proses komunikasi
Dalam gambar diatas diperlihatkan rangkaian model proses komunikasi, melalui
tahap-tahap sebagai berikut:
Tahap 1.
Dimulai dengan penetapan gagasan atau ide-ide (ideation) yang dilakukan
oleh pihak pengirim berita (communicator, sender)
11
Cutlip, Opcit. Hal 199-200
Tahap 2
Pengiriman informasi, gagasan yang merupakan message yang telah
disusun (encoding) dalam bentuk simbol, sandi, kode-kode, dengan
melalui saluran media komunikasi baik secara lisan maupun tertulis,
vertikal maupun horisontal, formal maupun informal
Tahap 3
Penerimaan berita oleh pihak penerima berita (komunikan). Pihak
komunikan kemudian mengadakan interpretasi (decoding) terhadap berita
yang diterima, yang dilanjutkan dengan suatu tindakan. Tindakan yang
dilakukan oleh pihak komunikan merupakan respon yang sekaligus
merupakan umpan balik dari komunikan kepada komunikator.12
2.2 Komunikasi Organisasi
Organisasi terdiri dari kumpulan orang yang bersama-sama menyelenggarakan
kegiatan baik produksi maupun jasa, organisasi juga merupakan tempat para anggotanya
berkumpul untuk merundingkan segala sesuatu guna kepentingan organisasi, dan tempat
para anggota organisasi menyelesaikan pekerjaan. Organisasi tidak mungkin berada tanpa
komunikasi. Apabila tidak ada komunikasi, para pegawai tidak dapat mengetahui apa
yang dilakukan rekan sekerjanya, pimpinan tidak dapat menerima masukan informasi,
dan para penyelia tidak dapat memberikan instruksi.13
12
13
Wursanto. Opcit. Hal 75-76
Davis, Keith and John Newstrom. Perilaku dalam Organisasi Edisi Ketujuh. Jakarta. Erlangga. Hal 151.
2.2.1
Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi menurut definisi Wayne adalah suatu pertunjukan dan
penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu
organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubunganhubungan hierarkis antara yang satu dan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.14
2.2.2
Tujuan Komunikasi Organisasi
Setiap orang dalam organisasi dapat berkomunikasi secara efektif bersama dengan
semua anggota lainnya baik secara horisontal maupun vertikal atau secara diagonal.
Aliran informasi terjadi ketika ada penyampaian dan penerimaan berita, aliran dapat
berjalan dengan baik bila dalam organisasi terdapat komunikasi yang efektif. Komunikasi
yang efektif akan menciptakan iklim kerja yang sehat dan terbuka. Hal ini sangat penting
untuk meningkatkan kreatifitas dan dedikasi seluruh anggota organisasi, mendorong
timbulnya prestasi lebih baik dan kepuasan kerja.
Berdasarkan hasil suatu penelitian, diketahui bahwa antara 75% sampai 90% dari
waktu kerja, kita pergunakan untuk berkomunikasi.
5% dipergunakan untuk menulis
10% untuk membaca
35% untuk berbicara
50% untuk mendengarkan 15
14
Husein Umar, Metode Riset Komunikasi Organisasi : Sebuah Pendekatan Kuantitatif Dilengkapi dengan
Contoh Proposal Hasil Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama, 2002, Hal 8-9
15
Wursanto, Ig. Etika Komunikasi Kantor.Yogyakarta. Kanisius.1987. Hal 29
Seperti yang telah dikemukan sebelumnya, komunikasi dalam organisasi sangat
penting, banyak hal yang dapat dicapai dengan adanya komunikasi dalam organisasi,
diantaranya adalah :
1. Menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyalitas antara :
-
Para bawahan dengan atasan/pimpinan
-
Bawahan dengan bawahan.
-
Atasan dengan atasan
-
Anggota organisasi dengan organisasi
2. Dengan mengadakan komunikasi semua jajaran pimpinan dapat mengetahui keadaan
bidang yang menjadi tugasnya, sehingga akan berlangsung pengendalian operasional
yang efisien.
3. Dengan komunikasi, semua informasi, keterangan-keterangan yang dibutuhkan dapat
dengan cepat diperoleh.
4. Komunikasi merupakan suatu cara untuk memperoleh keterangan yang diperlukan
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan.
5. Komunikasi adalah suatu cara untuk menjelaskan persepsi-persepsi/penglihatanpenglihatan dan hal-hal yang diharapkan dari suatu tanggung jawab.
6. Komunikasi penting bagi organisasi sebab merupakan salah satu alat yang utama
untuk bekerja sama.
7. Komunikasi penting bagi keputusan. Jika tidak ada informasi yang dikomunikasikan
dari bawahan kepada atasan, keputusan seorang pemimpin tidak mempunyai nilai,
dan mempunyai potensi tidak tepat sasaran.
8. Arus informasi atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, penting dalam
memungkinkan pemimpin untuk mengetahui apakah komunikasi telah dilaksanakan 16
2.2.3
Bentuk Komunikasi Organisasi
Konsep Komunikasi Organisasi dapat dilihat dari variabel dan komponenkomponennya.Wayne Pace dan Don Faules menjabarkan informasi dalam delapan
variabel komunikasi, yakni :17
Variabel
1. Kepuasan organisasi
2. Iklim komunikasi
Komponen
Kepuasan karyawan tentang:
-
Pekerjaan
-
Supervisi
-
Gaji dan tunjangan
-
Promosi karyawan
- Hubungan dengan teman sekerja
Pengalaman dan persepsi karyawan
tentang:
-
Saling percaya (trust)
-
Partisipasi dalam pengambilan
keputusan
16
17
Ibid. Hal 29-31
Pace. Opcit. Hal 497-499
-
Pemberian dukungan
-
Keterbukaan komunikasi
-
Kerelaan menerima komunikasi
3. Kualitas Media
Persepsi karyawan tentang dokumen
tertulis (mis.: buletin, laporan, pedoman
kerja dll):
4.
Kemudahan
-
Daya tarik untuk dibaca
-
Cocok atau sesuai
-
Efesiensi
- Dapat diandalkan
Mendapatkan Persepsi karyawan tentang perolehan
Informasi
5. Penyebaran Informasi
informasi dari berbagai sumber:
-
Atasan langsung
-
Atasan lebih tinggi
-
Kelompok
-
Bawahan
-
Dokumen penerbitan
-
Obrolan lisan (grapevine)
Persepsi karyawan tentang:
-
Penyebaran informasi dalam struktur
organisasi
-
Penyebaran informasi yang
penting/khusus
-
Penyebaran informasi terkini
6. Muatan Informasi
Pengalaman dan persepsi karyawan
tentang:
7. Kemurnian Informasi
-
Kecukupan informasi
-
Kekurangan informasi
-
Kelebihan informasi
- Kelewatan informasi/terisolasi
Pengalaman dan persepsi karyawan
tentang:
-
Perbedaan antara informasi yang
dimengerti dan yang sebenarnya ada
8. Budaya Organisasi
Distorsi: kesalahan dan omisi
(penghapusan)
Pengalaman dan persepsi karyawan
tentang:
-
Relasi, seperti pengertian, perhatian,
mau mendengar, komunikatif,
membantu dan mendoron
-
Nilai (kualitas, baik, jasa,
pertumbuhan prima)
-
Lingkungan (bersih, rapi, teratur,
aman)
2.3 Hubungan Internal (Internal Relations)
Salah satu faktor penting yang ikut menentukan tercapai tidaknya tujuan
organisasi adalah faktor manusia yang terlibat di dalamnya, meliputi unsur pimpinan
hingga seluruh staf. Setiap orang yang terlibat di dalamnya memiliki harapan dan tujuan
tertentu yang berakibat pada perbedaan tingkah laku dan kinerja yang mereka tunjukkan,
yang disebabkan oleh perbedaan faktor internal masing-masing individu dan lingkungan
yang dihadapi. Faktor internal terkait dengan persepsi, sikap, nilai, motivasi, dan
kepribadian masing-masing.18
Pelaksanaan komunikasi internal pada hakekatnya mempunyai arti penting yakni :
1. Melalui komunikasi internal, karyawan memperoleh kesempatan untuk menyatakan
pendapatnya tentang berbagai hal yang berhubungan dengan pekerjaan dan tanggung
jawabnya
2. Komunikasi internal yang dilakukan secara intensif akan mampu mendorong motivasi
dan semangat kerja karyawan
3. Komunikasi internal menjadi sarana terbentuknya rasa saling percaya antara
karyawan dan manajemen 19
Variabel komunikasi internal relations dapat meningkatkan kinerja karyawan,
secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kepercayaan terhadap komunikator (dalam hal ini orang yang ingin mengubah sikap
yaitu pemimpin organisasi perkantoran). Artinya kepercayaan dan kedekatan
18
19
Suranto, Opcit, Hal 169
Wursanto, Opcit. Hal 49
hubungan antara pimpinan dengan karyawan akan mengatarkan kepada sikap positif
para karyawan.
2. Komunikasi internal lebih mengutamakan penyampaian isi pesan atau muatan
stimulus yang berorientasi untuk meningkatkan kinerja karyawan.
3. Keteladanan pemimpin untuk perubahan sikap positif karyawan. Pesan yang
disampaikan akan lebih besar kemungkinannya untuk berhasil apabila isi pesan
tersebut cukup beralasan. (dalam hal ini pesan yang disampaikan berasal dari
pimpinan).
4. Komunikasi internal merupakan sarana tepat untuk membina nilai-nilai positif bagi
karyawan. Dalam sebuah organisasi, nilai yang dianut seorang anggota akan
mempengaruhi tingkahlakunya dalam berinteraksi dengan anggota lain dalam
melaksanakan tugasnya. Berdasarkan asumsi bahwa penguasaan nilai positif akan
sangat mendukung kinerja karyawan, maka dalam program komunikasi internal
hendaknya pihak manajemen senantiasa menanamkan nilai yang dianut sesuai dengan
budaya kerja, motto, visi dan misi.
5. Komunikasi internal efektif untuk pembentukan kepribadian karyawan. Keterlibatan
dalam berkomunikasi dengan karyawan lain dalam aktifitas sehari-hari dapat ikut
mempengaruhi kepribadian seseorang.
6. Melalui komunikasi internal pihak manajemen lebih leluasa untuk meningkatkan
motivasi kerja karyawan.20
Pelaksanaan komunikasi internal untuk meningkatkan kinerja karyawan perlu
dilengkapi dengan sebuah strategi komunikasi yang relevan dengan situasi dan kondisi.
20
Suranto, Opcit, Hal 175-177
Proses komunikasi ditekankan dengan menggunakan pola partisipatori dengan lebih
banyak melibatkan karyawan. Artinya karyawan diberikan kesempatan untuk secara aktif
terlibat dalam program komunikasi intenal, dengan maksud agar mereka memahami
bahwa program komunikasi internal adalah dari karyawan, oleh karyawan dan untuk
karyawan.21
2.4 Hubungan Karyawan (Employee Relations)
Hubungan yang paling penting dalam suatu organisasi adalah dengan para
karyawan di segala tingkat. Karyawan adalah salah satu publik internal, yang mewakili
sumber daya terbesar suatu organisasi.
Koodinasi, komunikasi, dan mediasi diperlukan untuk menjalin hubungan dengan
karyawan. Komunikasi karyawan yang efektif mengembangkan suatu iklim kepercayaan.
Idealnya hubungan-hubungan kerja dicirikan oleh setidaknya 7 kondisi:
1. Keyakinan dan kepercayaan
2. Informasi yang terus terang, mengalir secara bebas ke atas, ke bawah, ke samping
3. Status dan partisipasi yang memuaskan bagi setiap pribadi
4. Berlanjutnya / kontinuitas pekerjaan
5. Lingkungan yang sehat
6. Sukses untuk perusahaan
7. Optimisme mengenai masa depan.22
21
22
Wursanto, Opcit, Hal 178
Cutlip. Opcit. Hal 225-226
Adapun tujuan komunikasi antara pihak manajemen dengan karyawan adalah
untuk :
1. Mendapatkan umpan balik dari karyawan
2. Menjalin hubungan baik manajemen dengan karyawan
3. Meningkatkan peran dan kinerja karyawan secara optimal
4. Mengindentifikasi masalah-masalah
5. Menampung usulan dan aspirasi dari karyawan
6. Memantapkan koordinasi
7. Internalisasi kebijakan.23
Sedangkan tujuan komunikasi antar anggota organisasi atau karyawan adalah
untuk :
1. untuk berbagi pengalaman dan perasaan
2. solidaritas dan kerjasama
3. menserasikan pelaksaan kerja
4. menghindari pengerjaan tugas yang sama (berganda)
5. menggalang kerukunan
6. membahas cara-cara menanggulangi kendala yang timbul
7. saling koreksi untuk menghindari kekeliruan
8. membina hubungan harmonis dan kemitraan.24
23
Wursanto. Opcit. Hal 47
24
Ibid. Hal 48
2.5 Pola Informasi
Salah satu tantangan terbesar dalam komunikasi organisasi atau komunikasi internal
adalah bagaimana menyampaikan informasi ke seluruh bagian organisasi dan bagamanai
menerima informasi dari seluruh bagian organisasi. Proses ini berhubungan dengan aliran
informasi.25
Aliran informasi adalah proses penyampaian suatu informasi, interpretasi
penyampaian, dan penciptaan penyampaian informasi atau informasi. Proses aliran
informasi ini berlangsung secara tetap dan berkesinambungan, mulai dari diciptakan,
ditampilkan dan hingga informasi tersebut diinterpretasikan. Proses ini berlangsung terus
dan berubah secara konstan namun berlangsung sepanjang waktu.
2.5.1
Sifat Aliran Informasi
Ada 2 cara penyebaran informasi dalam organisasi, yakni: penyebaran
secara serentak, berurutan, atau kombinasi dari kedua cara ini.
1. Penyebaran secara serentak
Proses ini terjadi bila semua anggota organisasi walaupun berada di tempat
yang berbeda, menerima suatu informasi dalam waktu bersamaan.
2. Penyebaran secara berurutan
Penyampaian informasi berurutan adalah rangkaian penyebaran dari beberapa
orang
yang berjalan secara berurutan. Misalnya sebuah informasi
disampaikan kepada si A, kemudian si A menyampaikan informasi kepada si
B, si B melanjutkan kepada si C, dan seterusnya.
25
Cutlip. Opcit. Hal 170
Proses ini berlangsung dalam waktu tidak beraturan, orang yang
menerima informasi cenderung menyadari adanya informasi pada waktu yang
berlainan, hal ini dapat menimbulkan masalah dalam koordinasi. Adanya
keterlambatan dalam menyebarkan informasi menyebabkan informasi itu
tidak berguna, selain ada kemungkinan kebenaran dan kecermatan informasi
akan terganggu dalam proses penyebaran yang berlangsung secara berurutan.
2.5.2
Pola Aliran Informasi
Pola aliran informasi ada 2, yaitu pola lingkaran dan pola roda. Pola
lingkaran memungkinkan semua anggota berkomunikasi dengan anggota lainnya
melalui sejenis sistem pengulangan informasi. Pola roda adalah pola yang
mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral.
Orang yang dalam posisi sentral menerima kontak dan informasi yang disediakan
oleh anggota organisasi lainnya dan memecahkan masalah dengan saran dan
persetujuan anggota lainnya. Pola lingkaran memungkinkan semua anggota
berkomunikasi satu dengan yang lainnya hanya melalui sejenis sistem
pengulangan informasi.26
Pengaruh pola roda dan lingkaran dibuat atas sepuluh variabel komunikasi
organisasi dapat digambarkan sebagai berikut :27
26
27
Ibid. Hal 174-175.
Ibid.
VARIABEL KOMUNIKASI ORGANISASI Pola Roda Pola Lingkaran
--------------------------------------------------------------------------------------Aksesibilitas para anggota satu dengan lainnya Rendah
Tinggi
Pengawasan aliran informasi
Tinggi
Rendah
Moral atau kepuasaan
Sangat rendah Tinggi
Kemunculan kepemimpinan
Tinggi
Sangat Rendah
Kecermatan solusi
Baik
Buruk
Kecepatan kinerja
Cepat
Lambat
Jumalah informasi yang dikirimkan
Rendah
Tinggi
Kemunculan organisasi yang stabil
Cepat
Sangat Lambat
Penyesuaian dengan perubahan kerja
Lambat
Cepat
Kecenderungan beban berlebih
Tinggi
Rendah
2.5.3
Arah Aliran Informasi
Dalam komunikasi organisasi kita berbicara tentang informasi yang
berpindah secara formal atau arah aliran informasi yang terbagi 3, yakni :
1. Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal adalah proses komunikasi dengan melibatkan pihakpihak yang secara hierarkis memiliki jenjang kedudukan struktural yang
berbeda. Komunikasi vertikal dapat dibedakan menjadi dua arah aliran, yakni:
a. Komunikasi ke bawah
Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi
mengalir dari jabatan berotoritas tinggi (atasan) kepada mereka yang
berotoritas lebih rendah (bawahan).
Komunikasi
ke
bawah
bertujuan
untuk
memberikan
informasi,
pengendalian dan pengawasan kerja, serta berbagai pengarahan agar staf
dapat memahami apa yang harus dikerjakan, bagaimana metode kerjanya,
dan sebagainya.28
b. Komunikasi ke atas
Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi
mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih
tinggi (penyelia).
Komunikasi ke atas penting karena beberapa alasan :
1.
Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk
pembuatan
keputusan
oleh
mereka
yang
mengarahkan
organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya.
2.
Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan
bawahan mereka siap menerima informasi dari mereka dan
seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan kepada
mereka.
Komunikasi ke atas memungkinkan – bahkan mendorong – omelan
dan keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa
28
Ibid. Hal 184-185
yang mengganggu mereka yang paling dekat dengan operasi-operasi
sebenarnya.
3.
Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas
kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai
untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta
saran-saran mengenai operasi organisasi.
4.
Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan
apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran
informasi ke bawah.
5.
Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah
pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dalam
pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut.29
Wujud komunikasi ke atas antara lain :
1. Menyampaikan usulan
2. Reaksi atas kebijaksanaan pimpinan
3. Laporan pertanggung jawaban
4. Kritik
5. Meminta pertimbangan
6. Menyampaikan keluhan.30
29
Ibid. hal 189-190
Suranto. Komunikasi Perkantoran : Prinsip Komunikasi untuk Meningkatkan Kinerja Perkantoran.
Yogyakarta. Media Wacana. 2005. Hal 94.
30
Salah satu wujud komunikasi ke atas yang utama ialah penyampaian
laporan. Beberapa alasan mengapa bawahan perlu menyampaikan laporan,
antara lain:
1. Terdapat peristiwa yang menurut bawahan perlu diketahui atasannya
2. Terdapat masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan
3. Terdapat keraguan atas ketepatan langkah penanganan masalah oleh
bawahan
4. Bawahan telah menyelesaikan suatu tugas yang diperintahkan oleh
atasan.31
2. Komunikasi Horisontal
Komunikasi horisontal adalah proses komunikasi dengan melibatkan pihakpihak yang secara hierarkis memiliki jenjang kedudukan struktural yang sama.
Unit kerja meliputi individu-individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang
sama dalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama.
Ada 6 alasan terjadinya komunikasi horisontal, yakni :
1. Untuk mengkoordinasikan penugasan kerja
2. Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan
3. Untuk memecahkan masalah
4. Untuk memperoleh pemahaman bersama
5. Untuk mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan
6. Untuk menumbuhkan dukungan antarpersonal.
31
Ibid.
Bentuk komunikasi horisontal yang paling umum mencakup semua jenis
kontak antarpersona. Bahkan bentuk komunikasi horisontal tertulis cenderung
menjadi lebih banyak dipergunakan. Komunikasi horisontal terjadi dalam rapat
komisi, interaksi pribadi, selama waktu istirahat, obrolan di telepon, memo,
catatan, dan lain-lain. 32
Wujud komunikasi horisontal antara lain :
1. Rapat terpadu untuk menetapkan kebijaksanaan
2. Bersama-sama merumuskan tujuan
3. Meningkatkan kerjasama lintas unit kerja
4. Melakukan koordinasi
5. Menyampaikan dan menerima pertimbangan
6. Konsultasi pekerjaan
7. Tukar-menukar informasi
8. Menghindarkan tumpang tindih pelaksanaan pekerjaan.33
3. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal adalah proses komunikasi dengan melibatkan pihakpihak yang secara hierarkis memiliki jenjang kedudukan struktural yang berbeda,
memiliki tugas atau fungsi yang berbeda, dan satu sama lainnya tidak mempunyai
wewenang langsung.
32
33
Pace. Opcit. Hal 195-197
Suranto. Opcit. Hal 96
Alur informasi diagonal dapat terjadi dalam dua arah, yakni komunikasi
diagonal ke bawah dan ke atas.
Wujud komunikasi komunikasi diagonal ke bawah antara lain :
1. Meminta pendapat
2. Meminjam dokumen
3. Menyampaikan informasi
4. Mengundang pertemuan
5. Cek silang kebenaran informasi
6. Klarifikasi.
Wujud komunikasi diagonal ke atas, antara lain :
1. Menyampaikan pendapat
2. Menanyakan kepastian pertemuan
3. Mengkonsultasikan gagasan
4. Konfirmasi jadwal.34
2.6 Penyampaian atau Penyebaran Informasi
Penyebaran informasi berkenaan dengan seberapa jauh anggota organisasi
melaporkan bahwa mereka mengetahui suatu informasi tertentu.
34
Ibid. Hal 97-98
2.6.1
Stategi Penyampaian Informasi
Agar pelaksanaan komunikasi dan penyampaian informasi menjadi efektif, dan
dapat mencapai hasil seperti yang diharapkan, maka ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan yakni ada 7 faktor yang dikemukakan oleh Scott M. Cutlip dan Allen H.
Center serta Glen M. Broom, dalam bukunya Effective Public Relations, menyebut 7
faktor tersebut dengan the 7 C’s Communication :
1. Credibility (keterpercayaan)
Komunikasi dimulai dengan iklim kepercayaan. Iklim ini dibangun dengan kinerja pihak lembaga, yang
mencerminkan hasrat sungguh-sungguh untuk melayani stakeholder atau publik. Penerima harus memiliki kepercayaan pada
pengirim dan pandangan yang tinggi terhadap kompetensi sumber atas subyeknya.
2. Context (hubungan atau pertalian)
Program komunikasi harus sesuai dengan kenyataan lingkungan. Hubungan atau
pertalian ini harus menyediakan partisipasi lingkungan. Program komunikasi juga
harus menegaskan informasi. Komunikasi yang efektif memerlukan lingkungan sosial
yang mendukung.
3. Content (isi)
Informasi harus memiliki arti bagi penerimanya, dan sesuai dengan sistem nilainya.
Harus ada hubungannya dengan situasi penerima. Secara umum orang memilih butir
informasi yang menjanjikan imbalan besar baginya. Isi informasi menentukan
khalayak.
4. Clarity (kejelasan)
Informasi harus berbentuk istilah sederhana. Kata harus sama artinya bagi penerima
dan pengirim. Isu yang kompleks harus diringkas dalm bentuk yang sederhana dan
jelas.
5. Continuity dan Consistency (kesinambungan dan konsistensi)
Komunikasi merupakan proses tanpa akhir. Komunikasi memerlukan pengulangan
untuk mencapai penetrasi. Pengulangan dengan variasi memberi kontribusi bagi
pembelajaran maupun persuasi. Isi informasi juga harus konsisten.
6. Channel (saluran pengirim berita)
Saluran komunikasi yang sudah ada sebaiknya digunakan, yaitu saluran yang
digunakan dan dihargai penerima. Menciptakan saluran baru mungkin sulit, buth
banyak waktu dan mahal. Saluran yang berbeda-beda memiliki efek yang berlainan
dan melayani tahap proses difusi yang berbeda. Saluran yang selektif diperlukan
untuk mencapai publik sasaran.
7. Capability of the Audience (kemampuan pihak penerima berita)
Komunikasi harus memperhitungkan kesanggupan khalayak. Komunikasi yang paling
efektif adalah yang hanya memerlukan paling sedikit usaha di pihak penerima. Ini
melibatkan faktor ketersediaan, kebiasaan, kemampuan membaca, dan pengetahuan
awal. 35
2.6.2
Prinsip Dasar Proses Penyampaian Informasi
Ada beberapa prinsip yang perlu mendapat perhatian dalam proses penyampaian
informasi, prinsip itu adalah:
1. Prinsip mempergunakan cara penyampaian informasi yang paling mudah.
2. Prinsip berusaha, agar informasi menimbulkan makna sama bagi penerima yang
berlainan
35
Cutlip. Opcit. Hal 335-336
3. Prinsip menggunakan alat komunikasi yang sederhana
4. Prinsip memilih yang paling menguntungkan, baik isi, alat, maupun cara
penyampaian informasi.
Keempat prinsip ini pada dasarnya menghendaki efisiensi dan efektifitas dalam
komunikasi baik dalam isi informasi yang disampaikan, alat informasi maupun cara
penyampaiannya. Isi informasi hendaknya berupa peristiwa yang aktual, penting, objektif
kebenarannya, serta terkini atau up to date. Sarana informasi; yang dipergunakan
hendaknya
disesuaikan
dengan
kebutuhan.
Penyampaian
informasi
hendaknya
disampaikan tepat pada waktunya.36
2.6.3
Tekhik Penyampaian Informasi
Untuk dapat mempengaruhi komunikan secara efektif, penyampaian informasi
perlu memperhatikan langkah-langkah:
-
Attention (perhatian) artinya bahwa informasi harus dirancang dan disampaikan
sedemikan rupa sehingga dapat menumbuhkan perhatian dari komunikan.
-
Need (kebutuhan) artinya bahwa komunikator kemudain berusaha meyakinkan
komunikan bahwa informasi yang disampaikan itu penting bagi komunikan
-
Satisfaction (pemuasan), dalam hal ini komunikator memberikan bukti bahwa yang
disampaikan adalah benar
-
Visualization (visualisasi) komunikator memberikan bukti-bukti lebih konkret
sehingga komunikan bisa turut menyaksikan visualnya atau bentuk konkretnya.
36
Wursanto. Opcit. Hal 78-80
-
Action (tindakan), komunikator mendorong agar komunikan bertindak positif yaitu
melaksanakan informasi dari komunikator.37
Untuk memperoleh pengertian yang sama terhadap berita yang dikirim, maka antara
komunikator dengan pihak komunikan harus mempunyai pengalaman yang sama,
artinya harus mempunyai tafsiran yang sama terhadap berita tersebut. Apabila setiap
informasi, berita, yang dikirim oleh pihak komunikator mendapat respon dari pihak
penerima berita, maka dikatakan komunikasi berlangsung secara efektif.
Agar informasi yang dikirim dapat dengan mudah dimengerti pihak komunikan,
ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi, yaitu:
1.
Informasi harus direncanakan, dan disampaikan sedemikian rupa sehingga
informasi itu dapat menarik perhatian pihak komunikan
2.
Informasi harus menggunakan tanda-tanda yang didasarkan pada pengalaman
yang sama antara pihak komunikator dengan pihak komunikan dan
menggunakan bahasa yang dipahami oleh kedua belah pihak
3.
Informasi-informasi tersebut merupakan suatu kepentingan bersama antara
komunikator dan
komunikan.
Dengan demikian kedua
belah
pihak
berkepentingan langsung dengan informasi tersebut.
4.
Informasi harus menyarankan dan memberi dorongan kepada pihak komunikan
untuk memberikan respon
5.
Informasi-informasi tersebut disampaikan secara jelas dan sesuai dengan
kondisi maupun situasi setempat.38
Agar
supaya
informasi
yang
dihasilkan
sungguh-sungguh
penanganan informasi dibutuhkan karena:
1. Informasi dikembangkan untuk mempermudah tercapainya tujuan
37
38
Suranto. Opcit. Hal 111-112
Wursanto. Opcit. Hal 77
bermanfaat,
2. Informasi dikembangakan untuk mempertinggi kemampuan organisasi mengemban
misinya
3. Informasi akan digunakan untuk mengambil keputusan
4. Organisasi membutuhkan informasi.39
2.7 Informasi atau Pesan (message)
Karakter informasi tentunya berdampak terhadap proses komunikasi, tetapi
banyak ilmuwan komunikasi setuju bahwa ”adalah makna yang ada dalam orang
bukanlah kata-kata”. Pengamatan ini tentu saja menggiring pada kesimpulan bahwa
orang berlainan yang menerima informasi sama mungkin menafsirkannya secara
berbeda-beda, dan bereaksi dengan cara berlainan. Demikian pula karakter informasi
dapat mempunyai efek yang sangat kuat meskipun tidak memenuhi penjelasan sebab
akibat yang sederhana dan langsung.40
Banyak model komunikasi, salah satunya Shannon-Weaver melibatkan 7
komponen komunikasi. Ketujuh komponen komunikasi tersebut adalah information
source (sumber informasi), message (pesan), transmitter (alat/saluran penyampaian),
signal (tanda, sinyal), receive (penerima), destination (sasaran atau tujuan), noise source
(sumber gangguan). Yang dimaksud dengan pesan adalah data, fakta, kata, simbol dan
isyarat yang dikirim dan diterima dalam proses komunikasi.41
Informasi merupakan seperangkat simbol verbal dan/atau nonverbal yang
mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Informasi mempunyai tiga
39
Siagian, Sondang P. Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan. Jakarta. Gunung Agung. Hal. 139
Cutlip. Opcit. Hal 201
41
Sendjaja, Sasa Djuarsa. Pengantar Komunikasi. Jakarta. 1999. Hal 91
40
komponen : makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk
atau organisasi informasi. Simbol terpenting adalah kata-kata (bahasa), yang dapat
merepresentasikan objek (benda), gagasan dan perasaan, baik ucapan (percakapan,
wawancara, diskusi, ceramah) ataupun tulisan (surat, esai, artikel, novel, puisi, pamflet).42
2.7.1
Bentuk tindakan informasi
Ada berbagai medium untuk menyampaikan informasi, diantaranya dapat
berbentuk kertas, layar komputer, dan suara.
Bila kita melihat apa yang terjadi ketika seseorang terlibat dalam komunikasi,
terdapat dua bentuk umum tindakan yang terjadi :
1. Penciptaan informasi atau lebih tepatnya penciptaan pertunjukan (display)
Ketika seseorang menciptakan suatu pertunjukan-informasi, orang tersebut
terlibat dalam suatu aspek komunikasi – mengundang perhatian atas sesuatu.
Banyak bentuk pertunjukan informasi, contohnya memo, pidato, gambar,
surat kabar. Semua contoh tersebut termasuk pertunjukan informasi karena
merepresentasikan gagasan-gagasan yang dinyatakan.
2. Penafsiran informasi atau penafsiran pertunjukan.
Bentuk kedua perilaku yang terjadi ketika seseorang terlibat dalam komunikasi adalah
menafsirkan
pertunjukan
informasi.
Menafsirkan
berarti
menguraikan
memahami sesuatu dengan cara tertentu.43
42
43
Mulyana, Deddy. Komunikasi Efektif : Suatu Pendekatan Lintasbudaya. Bandung. 2004. Hal 63
Pace. Opcit. Hal 26-28
atau
Gambar 2. Suatu unit komunikasi
2.7.2
Organisasi informasi
Agar supaya komunikasi efektif, maka cara penyampaian informasi atau
informasi perlu dirancang secara cermat. Komunikasi akan berhasil apabila informasi
yang disampaikan tepat, dapat dimengerti, dan dapat diterima komunikan. Jalaluddin
Rakhmat mengatakan bahwa keberhasilan komunikasi sebagian ditentukan oleh kekuatan
informasi. Agar proses komunikasi terlaksana secara efektif, maka perlu dipertimbangkan
berbagai tekhnik sebagaimana diuraikan berikut ini :
1.
Informasi satu sisi (one sided) atau dua sisi (two sided). Hal ini berkaitan
dengan cara mengorganisasikan informasi. Organisasi informasi satu sisi, ialah
suatu cara berkomunikasi dimana komunikator hanya menyampaikan
informasi-informasi yang
mendukung tujuan komunikasi saja. Sedangkan
informasi dua sisi, berarti selain informasi yang bersifat mendukung,
disampaikan pula counter argument (argumen yang menentang), sehingga
komunikan diharapkan menganalisis sendiri atas informasi tersebut. Dalam
menyampaikan informasi tentulah harus disesuaikan dengan karakteristik
komunikan yang dihadapi.
i. Informasi bersisi satu cenderung lebih efektif apabila:
1. komunikan pada umumnya bersahabat terhadap komunikator
2. tingkat pendidikan komunikator lebih rendah
3. penyajian informasi dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan
4. komunikan tidak mengharapkan mendengar argumen yang menentang
ii. Informasi dua sisi, secara teoritis lebih efektif dikenakan pada karakteristik pola
komunikasi sebagai berikut:
1. Pada awalnya komunikan tidak sepakat dengan komunikator
2. Komunikan menyadari argument yang berlawanan sebelum penyajiaan
informasi, atau sewaktu informasi disampaikan
3. Komunikan memiliki latar pendidikan yang tinggi
4. Komunikator menginginkan kejujuran, keterbukaan, serta objektif dalam
informasinya dan tidak terlalu menghiraukan hasil komunikasi.
2.
Disampaikan secara eksplisit (tersurat) atau implisit (tersirat). Penyampaian
informasi secata eksplisit berarti makna informasi sama dengan bunyi
informasi yang disampaikan komunikator. Sementara penyampaian informasi
implisit makna informasi hanya disamarkan di balik bunyi informasi itu.44
44
Suranto. Opcit. Hal 109-111
2.7.3
Bentuk informasi
Berdasarkan pada bentuknya makan informasi dapat dibedakan dalam 8 bentuk
informasi, yaitu :
1. Informasi Uraian
Informasi uraian adalah informasi yang disajikan dalam bentuk uraian cerita
yang panjang atau singkat yang berisi kalimat yang ringkas dan jelas. Informasi ini
bisa dalam bentuk laporan, notulen, surat, atau memo
2. Informasi Rekapitulasi
Informasi rekapitulasi adalah informasi ringkas dengan hasil akhir dari suatu
perhitungan (kalkulasi) atau gabungan perhitungan yang berisikan angka-angka yang
disajikan dalam bentuk neraca, rekening, daftar, kalkulasi, dan sebagainya,
3. Informasi Gambar
Informasi gambar (bagan) adalah informasi yang dibuat dalam bentuk gambar
seperti gambar konstruksi, gambar struktur organisasi.
4. Informasi Model
Informasi model adalah informasi dalam bentuk formulir dengan modelmodel yang dapat memberikan nilai ramalan atau prediksi.
5. Informasi Statistik
Informasi statistik adalah informasi yang disajikan dalam bentuk angka yang
ditunjukkan dalam bentuk grafik atau tabel. Dari pengolahan statistik dapat
disediakan informasi dalam bentuk nilai tabel dan grafik.
6. Informasi Formulir
Informasi formulir adalah informasi yang dibuat dalam bentuk formulir
dengan format (kolom) isisan yang sudah ditentukan dan yang disesuaikan dengan
keperluan kegiatan masing-masing.
7. Informasi Animasi
Informasi animasi adalah informasi dalam bentuk gambar animasi dengan
suara dan video.
8. Informasi Simulasi
Informasi simulasi adalah informasi mengenai suatu kegiatan nyata pada situasi atau
peralatan yang dibuat dalam bentuk serupa tetapi dengan ukuran kecil atau dengan
layar komputer dengan skala sesuai dengan ukuran sebenarnya. 45
2.7.4
Isi informasi
Isi informasi dikelompokkan menjadi dua jenis berdasarkan kegiatan dalam
organisasi, yakni :
1. Informasi substantif
Informasi yang berkaitan dengan kegiatan substantif atau kegiatan pokok dari suatu
organisasi. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan atau bidang utama organisasi.
2. formasi fasilitatif
Informasi yang berkaitan dengan kegiataan fasilitatif atau kegiatan pendukung dari
suatu organisasi.46
45
46
Amsyah, Zulkifli. Manajemen Sistem Informasi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. 2003. Hal 296-298.
Amsyah, Opcit. Hal 294.
Pada organisasi, isi informasi umumnya diterjemahkan ke dalam bentuk
organisasi atau dalam divisinya. Dan isi informasi dapat dikelompokkan lebih kecil
sesuai dengan keperluan organsiasi.
2.7.5
Nilai informasi
Nilai informasi ditentukan oleh lima karakteristik, yakni :
1. Accuracy (ketelitian)
Ketelitian dapat didefinisikan sebagai perbandingan dari informasi yang benar
dengan jumlah seluruh informasi yang dihasilkan pada suatu proses pengolahan data
tertentu.
2. Timeliness (ketepatan waktu)
Ketepatan waktu merupakan karakteristik informasi lainnya yang penting,
Bukan hanya bernilai baru atau lama, tetapi tepat waktu saat informasi dibutuhkan.
Ketepatan waktu ini berkaitan dengan periodisasi laporan. Laporan Harian misalnya
harus sudah diterima pimpinan pada akhir jam kerja, kalau diterimanya pada
keesokan harinya berarti sudah tidak tepat waktu atau terlambat.
3. Complete (kelengkapan)
Informasi harus disajikan selengkap-lengkapnya.
4. Conciseness (ringkas)
Informasi terlalu rinci karena informasi harus disajikan lengkap, sering membuat
penerima informasi menjadi bingung. Karena itu informasi selain lengkap harus
ringkas dan langsung mengenai sasaran yang diperlukan (to the point). Laporan yang
diberikan hendaklah ringkas dan jelas, tidak bertele-tele dan berlebihan, baik dalam
isi maupun bahasanya.
5. Relevancy (kesesuaian)
Informasi yang bernilai tinggi tentu saja mensyaratkan pula unsur kesesuaian dengan
keperluan pekerjaan atau keperluan manajemen, dan informasi hendaknya sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai.47
47
Ibid. Hal 316-318
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Tipe penelitian
Dalam melakukan penelitian yang akan dilakukan oleh penelitian adalah
deskriptif kuantitatif dan kualitatif, yakni peneliti melihat melalui pendekatan kuantitatif
dan kualitatif.
Penelitian deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci
yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan
praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi, menentukan apa
yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari
pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan
datang. 48
3.2
Metode penelitian
Metode atau format penelitian adalah analisa isi. Metode analisa isi dilakukan
dengan mengumpulkan data dan informasi melalui pengujian arsip dan dokumen untuk
menilai pola isi informasi.49
Menurut Klaus Krippendorf Analisis isi adalah sebuah tekhnik riset untuk
membuat inferensi-inferensi yang dapat dilakukan ulang dan sah dari data kepada
konteks data tersebut. ”Content analysis is a research technique for making replicable
48
Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi dengan Contoh Analisis Statistik, Bandung, 1999,
Hal 24-25
49
Hussein,Opcit, Hal 44
and valid inferences from data to their context.” Tekhnik ini melibatkan pemilihan
komunikasi-komunikasi tertulis atau dokumen yang hendak dipelajari; membuat
kategori-kategori pengukuran berdasarkan sampling atau keseluruhan dokumen;
mengukur frekuensi pemunculan kategori-kategori menurut aturan coding yang
ditentukan; menggunakan uji statistik tertentu atas data-data dalam penelitian; dan
menarik kesimpulan dari data-data tersebut.50
Holsti dalam kutipannya mengemukakan ”Metode tekhnik analisis isi merupakan
metode penelitian yang berhubungan dengan komunikasi serta isi komunikasi. Isi/pesan
komunikasi yang diteliti dianalisis dengan cara pengkategorisasian, jadi dilakukan secara
objektif
dan
sistematik,
setelah
itu
keseluruhan
data
yang
terkumpul
siap
diinterpretasikan dan dibandingkan.51
Awalnya penulis akan melakukan penelitian dengan metode analisa isi untuk
melihat pola informasi yang ditulis oleh staf di divisi Quality Control yang dituangkan
dalam Catatan Harian divisi Quality Control. Selanjutnya penulis melakukan wawancara
dengan staf QC yang membuat catatan harian ini untuk mengukur tingkat keberhasilan 7
C’s Communications pada isi informasi Catatan Harian divisi Quality Control.
3.3
Tekhnik Pengumpulan Data Penelitian
Data-data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 yakni
data primer dan data sekunder.
50
Hardjana, Andre, Audit Komunikasi : Teori dan Praktek, Jakarta, PT. Grasindo, 2000, Hal 76-77
Holsti, O’KS, Content Analysis for The Science, Massachusets, Addison Westley Publishing Comp,
1969, Hal 3
51
3.3.1
Data Primer
Data primer adalah rekaman data berupa Catatan Harian divisi Quality
Control selama 3 tahun (periode Oktober 2003 – September 2006)
3.3.2
Data Sekunder
Data sekunder adalah hasil wawancara tak terstruktur atau in depth
interview dengan key informan dari staf di divisi QC yang membuat isi informasi
Catatan Harian divisi Quality Control.
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan
seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.52 Wawancara
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab, sambil bertatap muka antara si pewawancara dengan key informan
dengan menggunakan panduan wawancara.53
Wawancara mendalam adalah metode yang memungkinkan pihak yang
diwawancarai mendefinisikan dirinya sendiri dan lingkungannya, untuk
menggunakan istilah-istilah mereka sendiri mengenai fenomena yang diteliti,
tidak sekadar menjawab pertanyaan, lengkap dan terjabarkan.54 In depth
interview dengan key informan dari divisi Quality Control atau QC staf ini
menjadi data sekunder penulis dalam mendeskripsikan gambaran atau pola
52
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung Rosdakarya 2002 Hal 180
53
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia. 2003. Hal 193-194
54
Ibid. Hal 183
program komunikasi ditinjau dari sudut pandang karyawan mengenai pola isi
informasi pada Catatan Harian divisi Quality Control.
3.4
Kategorisasi
1. Pola isi informasi dibagi berdasarkan kategori :
1. Informasi
Informasi adalah uraian kalimat yang memiliki sifat dan nilai
informasi. Untuk kategori ini, setiap uraian yang memiliki makna ”informasi”
masuk dalam kategori ini. Isi pesan ini memberi informasi peristiwa yang
perlu diketahui oleh orang lain. Untuk kategori Informasi akan terdiri dari :
1. Informasi mengenai pemakaian bahan baku,
2. Informasi hasil produksi,
3. Informasi mengenai mesin,
4. informasi hasil pemantauan,
2. Laporan temuan
Laporan temuan adalah pola informasi yang memiliki sifat pelaporan
atau catatan hasil temuan QC staf saat proses produksi. Uraian kalimat
memiliki ciri kata atau makna ”laporan, dilaporkan, temuan, dan
ditemukan”. Isi pesan memiliki makna memberi informasi atas hasil
sebuah temuan atas masalah apapun, baik yang sudah ditangani
maupun yang belum ditangani. Untuk kategori Laporan atau temuan
akan terdiri dari :
1. Laporan atau temuan masalah pada mesin
2. Laporan atau temuan produk yang cacat
3. Saran atau masukkan
Saran atau masukkan adalah pola isi yang menyatakan penulis ingin
menyampaikan saran atau masukkan kepada berbagai pihak. Uraian
kalimat di dalam uraian kalimatnya ada unsur ”ide, saran, atau
masukkan”. Isi pesan memiliki makna memberikan saran kepada
orang lain. Untuk kategori saran atau masukkan terdiri dari:
1. Saran atau masukkan yang terkait peningkatan kualitas hasil
produksi.
2. Saran atau masukkan yang terkait peningkatan kinerja pekerja.
4. Keluhan
Keluhan adalah pola yang menggambarkan adanya hal-hal yang
bersifat keluhan. Ciri khusus isi informasi ini di dalam uraian kalimatnya
ada unsur ”keluhan, komplain”. Isi pesan memiliki makna adanya hal-hal
yang perlu diperbaiki, dikomplain, dan keluhan akan hal-hal yang belum
diselesaikan. Untuk kategori keluhan akan dibagi menjadi sub kategori :
1. Keluhan atas masalah yang tidak mendapat tanggapan dari
produksi
2. Keluhan atas kesalahan yang dilakukan oleh produksi
3. Keluhan atas cacat produksi yang perlu dikomplain kepada pihak
lain.
3.5
Unit Analisis
Kebanyakan analisis menggunakan lima atau lebih cara yang berbeda-beda untuk
menggambarkan dan mengidentifikasinya:
1. Unit fisik
2. Unit sintaksis
3. Unit referensial
4. Unit proposional
5. Unit tematik55
Dalam penelitian ini penulis hendak menggunakan unit fisik berupa formulir
Catatan Harian divisi Quality Control selama 3 tahun (Oktober 2003 – September 2006).
Informasi formulir adalah informasi yang dibuat dalam bentuk formulir dengan format
(kolom) isisan yang sudah ditentukan dan yang disesuaikan dengan keperluan kegiatan
masing-masing.
3.6
Sampel dan Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh Catatan Harian divisi Quality
Control di PT. Poly Packaging Industry Tangerang, mulai Oktober 2003 – September
2006 adalah 3000 lembar formulir catatan harian. Dengan penghitungan sebagai berikut :
Keterangan :
55
Hardjana, Opcit, Hal 82
Total hari kerja karyawan dalam 1 tahun adalah 300 hari.
Jumlah lembar formulir berdasarkan banyaknya karyawan yang menulis. Catatan
Harian divisi Quality Control :
1. di tahun I dan II adalah 3 orang = 3 lembar formulir
2. di tahun III adalah 4 orang = 4 lembar formulir
Total jumlah formulir dari Oktober 2003 – September 2006 adalah:
Tahun I (Oktober 2003 - September 2004) = 300 hari x 3 lembar = 900 lembar
Tahun II (Oktober 2004 - September 2005) = 300 hari x 3 formulir = 900 lembar
Tahun III (Oktober 2004 - September 2005) = 300 hari x 4 lembar = 1200 lembar
Total 3 tahun = 900 lembar + 900 lembar + 1200 lembar = 3000 lembar formulir.
Adapun teknik penarikan sample berdasarkan sistematik random sampling
(systematic random sampling), dengan pertimbangan :
1.
Sistematik random sampling lebih mudah dilakukan dan dapat
mengurangi subyektifitas dari si pengamat
2.
Sistematik random sampling memberikan informasi lebih banyak,
sampel yang terambil seringkali tersebar secara merata dalam
keseluruhan populasi sehingga lebih banyak memberikan informasi
3.
Proses pemilihan sampel dapat lebih cepat dilakukan dan juga
menghemat biaya
4.
Sistematik random sampling dapat lebih jelas memperlihatkan sumber
bias atau kesalahahan.
5.
Sistematik random sampling lebih leluasa digunakan untuk populasi
dengan ukuran yang tidak diketahui besarnya.56
Sistematik random sampling dalam penelitian ini berdasarkan penarikan dengan
keteraturan pengambilan sample dibagi sebagai berikut :
1. Oktober 2003 – September 2004
a. 1 bulan diambil 9 lembar formulir,
i. jumlah karyawan adalah 3 orang (shift A, B, C)
ii. dari masing-masing orang diambil 3 lembar formulir secara
acak.
b. Total penarikan sample dalam 1 tahun = 9 x 12 bulan = 108 lembar
formulir
2. Oktober 2004 – September 2005
a. 1 bulan diambil 9 lembar formulir,
i. jumlah karyawan adalah 3 orang (shift A, B, C)
ii. dari masing-masing orang diambil 3 lembar formulir secara
acak.
b. Total penarikan sample dalam 1 tahun = 9 x 12 bulan = 108 lembar
formulir
3. Oktober 2005 – September 2006
a. 1 bulan diambil 8 lembar formulir
i. jumlah karyawan adalah 4 orang (shift A, B, C, dan tambahan
1 orang karyawan non shift)
56
Sugiarto, Siagian, Sunaryanto, Oetomo, Tekhnik Sampling, Jakarta, PT. Raja Grafindo. 1999. hal 67
ii. dari masing-masing orang diambil 3 lembar formulir secara
acak.
b. Total penarikan sample dalam 1 tahun = 12 x 12 bulan = 144 lembar
formulir
Grand total penarikan sample selama 3 tahun adalah
Tahun I =
108 lembar
Tahun II=
108 lembar
Tahun III=
144 lembar +
360 lembar
Jumlah sample untuk penelitian ini adalah 12% dari populasi, dengan
penghitungan 360 formulir dari 3000 formulir = 12%.
3.7
Uji Reliabilitas
Sebagai perhitungan reliabilitas dan validitas penelitian ini, maka penulis merujuk
teknik intersubyetifitas dengan menggunakan tiga pengkoding. Kedua pengkoding lain
dipilih dari orang yang memiliki latar belakang di bidang pekerjaan yang ditekuni selama
ini di PT. Poly Packaging Industry, sehingga lebih memahami topik, isi komunikasi dari
penelitian ini. Kedua pengkoding tersebut adalah :
1.
Nama : Jusdi Suryadi, ST.
Jabatan : Production Manager
PT. Poly Packaging Industry, Tangerang.
Lama bekerja : 26 tahun.
2.
Nama : Oetama Yanuar Elia, SH.
Jabatan : Personalia & General Affair Manager
PT. Poly Packaging Industry Tangerang.
Lama bekerja : 16 tahun.
Peneliti sebelumnya akan memberikan informasi dan deskripsi detail tentang
semua aspek penelitian yang penting, termasuk pula pemahaman tentang kategorisasi dan
sub kategorisasi, sehingga pemahaman terhadap hasil koding dapat lebih baik.
Uji reliabilitas mutlak dilakukan oleh karena dalam metode penelitian yang
didasarkan pada metode analisis isi, untuk memperoleh objektifitas data yang reliabel
perlu dilaksanakan uji reliabilitas antarpelaku koding melalui suatu langkah uji statistik.
Perhitungan uji reliabilitas yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah melalui uji
statistik Chi Square.
Uji Chi Square ini digunakan untuk mencari kecocokan antarpelaku koding,
digunakan untuk menguji apakah distribusi frekuensi yang diamati terdapat kecocokan
atau tidak terdapat kecocokan. 57 Rumus Chi Square tersebut adalah sebagai berikut :
(fo –fh)2
χ² = ∑
_____________
fh
Keterangan :
fo = frekuensi pengamatan, ke –i
fh = frekuensi yang diharapkan, ke –h (nilai baris x nilai kolom : jumlah n)
n = jumlah
Rumusan yang diajukan adalah :
H0 : Terdapat kecocokan
H1 : Tidak terdapat kecocokan.
57
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia. 1999. Hal 475
Untuk menguji hipotesis tersebut, maka ditetapkan kaidah keputusan statistik
yaitu dengan membandingkan hasil uji dengan nilai kritik pada tabel chi square.
Kaidah keputusan adalah :
Jika χ² > χ² tabel maka H0 ditolak, H1 diterima
Jika χ² < χ² tabel maka H0 diterima, H1 ditolak
χ² tabel diperoleh dari tabel chi-square untuk melihat derajat kepercayaan yang
telah ditentukan (dalam penelitian sosial biasanya digunakan derajat kepercayaan 95%
dengan derajat kebebasan (b-1) (k-1), dimana b = jumlah baris, dan k = jumlah kolom.
Selanjutnya untuk melihat tingkat kecocokan, digunakan koefisien kontingensi
Pearson (C), yaitu :
χ²
C =
__________
n + χ²
Sementara Indeks Reliabilitasnya (IR) = (1 - C) x 100 %
Angka baku untuk standar reliabilitas menurut Holsti belum ada yang mutlak.
Namun demikian angka penerimaan yang secara luas dipakai adalah 60%. Jika
kesesuaian antara koder 1 dan koder lain tidak mencapai 60% maka definisi operasional
harus dibuat lebih spesifik.
Setelah diperoleh indeks reliabilitas tersebut di atas tahap berikutnya tingkat
kesepakatan dari para koder tersebut perlu dikonfirmasikan dengan ketentuan besaran
koefisien korelasinya. Penafsiran akan besarnya koefisien korelasi ini umumnya
digunakan indeks Guilford, yaitu :
0% - 20%
: korelasi kesepakatan yang rendah sekali / sangat lemah
3.8
21% - 40%
: korelasi kesepakatan yang rendah tetapi ada / lemah
40% - 70%
: korelasi kesepakatan yang sedang / cukup kuat
70% - 90%
: korelasi kesepakatan yang tinggi/ kuat
90% - 100%
: korelasi kesepakatan yang tinggi sekali / sangat kuat 58
Analisa Data
Adapun analisa data untuk catatan harian divisi Quality Control, dilakukan
melalui tahapan :
1.
Membaca / mempelajari isi atau rekaman data, menandai kata-kata kunci dan
gagasan yang ada dalam data,
2.
Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang
berasal dari data itu,
3.
Menuliskan model yang ditemukan,
4.
Koding59
Adapun kode itu dapat diberikan atau dituliskan pada bagian tepi catatan. Dan orang yang
memberikan kode pada setiap kejadian dari data catatan harian komunikasi ke dalam
kategorisasi tersebut diatas disebut pelaku koding.
Untuk menggambarkan isi informasi akan dijabarkan dalam bentuk deskriptif
mengenai kecenderungan yang ada pada sifat isi informasi, disertai tabel frekuensi,
proporsi dan modus (mode). Proporsi adalah perhitungan kategori tertentu dibandingkan
keseluruhan (proporsi/persentasenya). Modus adalah nilai kategori tertentu yang
memiliki frekuensi tertinggi atau paling sering muncul.
58
59
Rahmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung. Remaja Rosdakarya. 1991. Hal 29
Moleong, Lexy, J., Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, Rosdakarya, 2001. Hal 248
Hasil analisa data dipergunakan untuk mengungkapkan frekuensi yang muncul
dalam teks, dengan mencari bentuk dan struktur serta pola yang beraturan dalam teks dan
membuat kesimpulan atas dasar keteraturan yang ditemukan itu. 60
Selanjutnya dipergunakan analisa data untuk wawancara bersifat deskriptif
digunakan untuk menggambarkan pendapat dari subjek penelitian tentang isi informasi
dan kaitannya dengan kategori 7 C’s Communications. Makna yang diintepretasikan
antara peneliti dan subjek penelitian adalah rekontruksi peneliti terhadap kontruksi
realitas yang diungkapkan oleh subjek yang diteliti (manusia).61
3.9
Definisi Konsep
Pengertian pola informasi adalah : pola penyampaian informasi ke seluruh bagian
organisasi dan pola penerimaan informasi dari seluruh bagian organisasi.
7 C’s Communications adalah : implementasi atau strategi penyampaian informasi
dari sudut Public Relations berupa 7 faktor yaitu keterpercayaan, hubungan atau
pertalian, isi, kejelasan, kesinambungan dan konsistensi, saluran pengirim berita, dan
kemampuan pihak penerima.
Isi informasi adalah : data, fakta, kata, simbol dan isyarat yang dikirim dan diterima
dalam proses komunikasi. Informasi mengandung seperangkat simbol verbal dan atau
nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi.
60
61
Ibid. Hal 278-279
Mulyana. Opcit. Hal 160
Catatan Harian adalah : catatan tentang semua kegiatan pekerjaan atau tugas yang
dibuat setiap hari, merupakan komunikasi antar individu, kelompok dan organisasi secara
keseluruhan dengan menggunakan saluran komunikasi berbentuk formulir.
3.10
Fokus Penelitian
Adapun untuk data primer menggunakan analysis tool atau fokus penelitian yang
didasarkan kepada 7 C’s Communications yakni :
1. Credibility (keterpercayaan)
Penerima memiliki kepercayaan pada pengirim.
2. Context (hubungan / pertalian)
Sesuai dengan kenyataan lingkungan. dan menyediakan partisipasi
lingkungan. Program komunikasi juga harus menegaskan informasi.
3. Content (isi)
Informasi yang memiliki arti bagi penerimanya, sesuai, ada hubungannya
dengan situasi penerima.
4. Clarity (kejelasan)
Informasi harus berbentuk istilah sederhana dan jelas. Kata harus sama
artinya bagi penerima dan pengirim.
5. Continuity and consistency (kesinambungan dan konsistensi)
Komunikasi dengan pengulangan, terus menerus, dapat pula berbentuk
persuasi. Isi informasi juga harus konsisten.
6. Channels (saluran pengirim berita)
Saluran komunikasi yang digunakan dan dihargai penerima.
7. Capability of the audience (kemampuan pihak penerima berita)
Hanya memerlukan paling sedikit usaha di pihak penerima. Ini melibatkan
faktor ketersediaan, kebiasaan, kemampuan membaca, dan pengetahuan
awal.
3.11
Key Informan
Konsep dasar penentuan key informan yang akan penulis kumpulkan berdasar
pertimbangan tertentu, yakni berdasarkan kepentingan informasi yang diperlukan dan
sesuai dengan sasaran dalam penelitian ini yakni 4 orang staf di divisi Quality Control di
PT. Poly Packaging Industry, Tangerang selaku pembuat informasi tertulis ini.
Key Informan yang akan diwawancarai :
1. Heri Witrio, QC Staf PT. Poly Packaging Industry
2. Jumhana, QC Staf PT. Poly Packaging Industry
3. Suwandi, QC Staf PT. Poly Packaging Industry
4. Darlin, QC Staf PT. Poly Packaging Industry
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Object Penelitian
4.1.1
Sejarah Perusahaan
4.1.1.1 Sejarah Charoen Pokphand
Charoen Pokphand (CP) adalah sebuah perusahaan multinasional Thailand yang
awalnya didirikan oleh 2 bersaudara Ek Chord an Siew Whooy, 85 tahun silam, tepatnya
tahun 1921. Awalnya 2 bersaudara ini mempunyai toko bibit yang mengimpor bibit dan
sayuran dari China, kemudian mengekspor babi peliharaan dan telur ke Hong Kong.
Bisnis ini berkembang dan di tahun 1951 bisnis ini dikelola oleh keluarga
Chearavanont, hingga kini di tangan keluarga ini bisnis CP berkembang ke berbagai
bisnis lain. Alasan utama berkembangnya bisnis CP hingga saat ini diawali ketepatan
mereka dalam melihat peluang bisnis saat melihat bibit yang mereka jual kepada petani,
ternyata dapat dijadikan bahan baku untuk pakan ternak.
Di tahun 1954 keluarga Chearavanont mendirikan Charoen Pokphand pabrik
feedmill yang memproduksi pakan ternak. Selanjutnya bisnis dikembangkan mengarah
pada bidang peternakan (livestock), mulai dari poultry (pembibitan anak ayam) hingga
integrasi bisnis makanan ayam olahan (frozen food).
Satu dekade kemudian CP menjadi salah satu produsen pakan ternak (Feedmill)
terbesar di dunia dan menjadi pioneer di bidang pakan ternak. Dan di tahun 1980, lewat
kepemimpinan Dhanin Chearavanont, CP menjadi satu bisnis besar yang terintegrasi,
mulai dari produsen pakan ternak, pengolahan daging dan produk ayam untuk pasar local
dan internasional, bisnis trading (import & export), supermarket, hingga franchise untuk
makanan siap saji (frozen food). Selain bisnis agribisnis, CP Group merambah bisnis
telekomunikasi, marketing, distribusi dan logistik, petrochemical, properti, otomotif,
hingga makanan hewan peliharaan seperti anjing, kucing, dan ikan (pet foods).
Dan saat ini, CP Group tersebar di Cambodia, China, India, Indonesia, Malaysia,
Myanmar, Singapore, Turkey, Taiwan, USA dan Vietnam. 62
4.1.1.2 Sejarah Charoen Pokphand Indonesia
Di Indonesia, Charoen Pokphand Indonesia (CPI) berdiri tahun 1970, berkantor
pusat di Ancol, Jakarta. Saat ini, di bawah kepemimpinan Sumet Chearavanont, CPI telah
menguasai bisnis line feedmill (industri pakan ternak) di Indonesia, selain itu ada
livestock (peternakan), budidaya ayam, industri pembibitan ayam (DOC), shrimp
Farming (budidaya udang), dan Integrated Broiler Business.
Beberapa pabrik feedmill tersebar di Balaraja, Surabaya, Bandar Lampung, dan
Medan. Selain feedmill, ada pula pabrik pakan untuk aquaculture di Lampung dan
Cikampek. Juga ada pabrik yang mengolah daging ayam beku, dengan nama “Fiesta”,
dahulu terkenal dengan nama “Five Star”. Selain itu banyak bisnis pendukung lainnya,
antara lain pabrik karung plastik untuk pakan ternak (woven bag), pabrik plastik untuk
perlengkapan peternak ayam (poultry equiptment), pabrik obat-obatan untuk kesehatan
hewan (animal health product dan aqua health product), dan di tahun 2004, didirikan
pabrik snack di Tangerang.
62
http://www.ciptapangan.com
Sejak didirikan 31 tahun lalu, PT. Charoen Pokphand Indonesia (CPI)Tbk., sudah
berhasil melebarkan sayap usahanya, meskipun harus menghadapi pasang surut industri
peternakan dan perikanan di Indonesia. Munculnya berbagai permasalahan pelik
tampaknya tak dianggap sebagai kendala. Tetapi justru merupakan tantangan yang harus
dihadapi dan dicari jalan keluarnya. Dari sana terlihat betapa kuatnya komitmen CPI
terhadap pembangunan pertanian, peternakan, dan perikanan di Indonesia.
Sikap seperti itu tercermin pada langkah yang ditempuh CPI saat Indonesia
diterpa krismon pada pertengahan 1997 yang berlanjut dengan munculnya krisis ekonomi
yang sempat meporakporandakan industri. Pada saat itu CPI justru membangun ekonomi
pemotongan dan pengolahan ayam modern dikawasan Cikande, Banten. Kerja keras
tersebut bahkan membuat CPI mampu menyabet sertifikat ISO 9002 dalam kategori
manufacture of animal feed dari PT. SGS International Sertification Services. Ini
membuktikan bahwa produk CPI memiliki keunggulan dalam hal kualitas, biaya, waktu,
keamanan dan pelayanan. Hal tersebut jelas selaras dengan motto CPI yakni "A Tradition
of Quality".
Di sektor pertanian, sejak tahun 80-an CPI telah merintis perusahaan benih.
Produk yang dihasilkan berupa benih jagung hibrida dan holtikultura. Dan di subsektor
peternakan, kini CPI telah berhasil mengoperasikan 7 pabrik pakan yang tersebar
dibeberapa provinsi di Indonesia. Pengembangan Industri ini didukung pula melalui
pengembangan beberapa breeding farm dengan kapasitas produksi DOC hingga jutaan
ekor perminggu. Perusahaan publik yang berkantor pusat di bilangan Ancol ini juga telah
mampu mengembangkan usaha kemitraan di bidang budidaya ternak unggas yang
melibatkan 6.000 peternak plasma. Melalui kemitraan itu pula CPI berperan dalam
menyiapkan dan mendidik peternak guna memahami cara beternak ayam yang benar. Hal
itu terbukti, peternak plasma yang bergabung cengan CPI mampu bertahan dari hantaman
krisis moneter. Tak berlebihan bila CPI memberi andil besar dalam melindungi peternak
kecil.
Kontribusi CPI dalam pengembangan perikanan terbilang besar. Beberapa benih
unggul perikanan air tawar seperti Nila GIFT dan Nila merah diadopsi CPI dari Thailand
untuk dikembangkan di tanah air. Peran di sektor udang pun CPI tak ketinggalan. Guna
mengangkat harkat dan kehidupan masyarakat pembudidaya, CPI mengembangkan pola
kemitraan, hingga saat sekarang tercatat 3.500 petambak yang mengembangkan udang
bersama CPI. Padahal sebelumnya petambak tersebut merupakan para perambah hutan.
Tak hanya sebatas itu, Sejak 1984 divisi Humas CPI telah berhasil
mengembangkan kegiatan sosial melalui Gerakan Orang Tua Asuh (GNOTA) maupun
program sosial lainnya sebagai kontribusi dalam Corporate Social Responsible (CSR).
Dewasa ini tak kurang dari 2.200 siswa anak asuh di 200 desa dibantu perusahaan ini.
Dari berbagai usaha yang dilakukan, kini CPI mampu menampung tenaga kerja
tetap sebanyak sekitar 20.000 orang. Jumlah ini membengkak bila ditambah tenaga
borongan dan harian. Sehingga, secara langsung CPI berperan positif dalam memperkecil
angka pengangguran. 63
4.1.1.3 Sejarah PT. Poly Packaging Industry
PT Poly Packaging Industry didirikan tahun 1991 dengan nama PT. Charoen
Pokphand Indonesia (woven bag). Di tahun 2003 PT. CPI diakuisisi oleh PT. CP Poly
63
http://www.ciptapangan.com
Thailand, dan nama pabrik ini diganti menjadi PT. Poly Packaging Industry. 64 Pabrik ini
berlokasi di Jl. Industri Raya III Block AC/88, Kawasan Industri Jatake, Tangerang –
Banten.
PT. Poly Packaging Industry (PPI) adalah pabrik karung plastik (wovenbag)
berlokasi di Tangerang. Produk karung plastik yang dihasilkan biasa dipergunakan untuk
kemasan pupuk, beras, pakan ternak ayam, pakan ternak ikan, udang, tepung; terbuat dari
bahan biji plastik (Poly Propelene / PP Resin). Pabrik ini memiliki kapasitas produksi
karung sebesar 50.000.000 pertahun. Adapun sebagian besar produksi ini disupply untuk
pakan ternak yang diproduksi oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia (internal user).
Sejak berganti nama menjadi PPI, market diperluas dengan menerima customer
dari luar group CPI (external user) misalnya dari pabrik pembuat pakan ternak lain.
Selain itu karung plastik ini dapat dipergunakan untuk karung beras, untuk semen,
gypsum, pupuk, gula, tepung tapioka, dan sebagainya.
Sebagai bagian dari perkembangan produk, PT. PPI terus mengembangkan
produk karung plastik, misalnya dengan melapis permukaan karung dengan bahan kertas,
BOPP Film (salah satu jenis plastik sintetik), yang permukaannya dapat dicetak dengan
gambar berkualitas foto. Produk semacam ini dinamakan Laminated Bag, karung ini
biasa digunakan untuk pakan hewan peliharaan seperti pakan untuk hewan kucing dan
anjing.
Saat ini pabrik mempekerjakan 20 orang staf, 150 orang pekerja tetap dan 160
orang pekerja kontrak (outsourcing SDM). Kegiatan pabrik berjalan 24 jam dari Senin
64
http://www.cppolybag.com/cpcomp.htm
hingga Sabtu, dengan pembagian jam kerjanya dibagi menjadi 3 shift, mulai pukul 07:00
– 15:00, 15:00 – 23:00, 23:00 – 07:00. 65
4.1.2
Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Visi Perusahaan :
Komitmen terhadap profesionalisme (Profesionalism), terus menjaga kepuasaan
customer (Customer satisfaction), memberikan kualitas produk yang terbaik dengan
harga termurah (Best Quality products with lowest prices), selalu melakukan inovasi
Produk (Product Innovation), selalu menjaga dedikasi dan loyalitas dalam lingkungan
kerja (Dedication and loyalty of the workforce), piawai dan mudah beradaptasi
(Versatility and adaptability).
Misi Perusahaan :
1. Memberi kontribusi dalam mengembangkan bisnis utama.
2. Memanfaatkan inovasi yang maju dalam tekhnologi maupun management
3. Fokus
pada kualitas produk, dengan menggunakan bahan baku dengan
kualitas terbaik
4. Memberikan pelayanan terbaik kepada customer
5. Secara terus menerus mengembangkan produk untuk memenuhi kebutuhan
customer.
65
Company Profile Perusahaan PT. PPI
Tujuan Perusahaan :
1. Memperluas dan mengembangkan pasar dengan komitmen utuh dari seluruh
level karyawan dalam mempertahankan mutu dan pelayanan terbaik kepada
customer.
2. Untuk mencapai tujuan pertama, perusahaan berusaha untuk membina SDM
agar memiliki tanggung jawab tinggi, cakap, inovatif, sehingga dapat
berguna untuk customer dan juga lingkungan sosial secara keseluruhan. 66
4.1.3
Struktur Perusahaan
Struktur perusahaan terdiri dar 6 Level, yakni:
1. Top Management :
a. President
b. Senior Vice President (SVP)
c. Executive Vice President (EVP)
d. Vice President (VP)
e. Assistant Vice President (AVP)
2. Middle Management
a. General Manager
3. Low Management
a. Production Manager
b. Marketing Manager
c. Design & QC Assistance Manager
66
Ibid
d. P&GA Assistance Manager.
4. Section Head (Kepala bagian) dan Supervisor (penyelia)
5. Staff / foreman (mandor)
6. Worker / Operator. 67
4.1.4
Gambaran proses dan output produk di PT. Poly Packaging Industry
4.1.4.1. Identifikasi pekerjaan
Jenis pekerjaan di pabrik terbagi dalam 3 bagian, yakni :
1. Extruder
Proses mengolah biji plastik menjadi pita.
2. Weaving
Proses menenun (menganyam) pita menjadi bag (karung), hasil produksi disebut
cloth (karung dalam bentuk gulungan (rol)).
3. Finishing
a. Proses mencetak permukaan karung (printing)
b. Proses memotong cloth (cutting)
c. Proses menjahit karung (sewing)
d. Proses menyisipkan inner bag (plastic transparent)
e. Proses membungkus karung dalam bal (balling). 68
4.1.4.2. Identifikasi bahan baku (Raw Material)
67
68
Ibid
Ibid
Ada beberapa bahan baku yang dipergunakan :
1. PP = Poly Prophylene (plastic resin) berbentuk pellet warna natural atau putih
2. Additive / tambahan pencampuran:
Calsium Carbonate adalah tepung batu yang telah berbentuk pellet, berwarna
putih susu.
3. Pewarna (pigment warna) adalah biang warna berbentuk pellet. 69
4.1.4.3. Identifikasi output product (Produk Karung Plastik)
Adapun output atau produk dari PT. PPI dibedakan menjadi 2, yakni :
1. Karung plastic Produksi PPI (internal cloth)
2. Karung plastik dari luar PPI (external cloth)
4.1.4.4. Identifikasi customer (Pengguna Karung Plastik)
Ada 2 jenis customer, yakni :
1. Internal group CPI (internal customer) :
1. PT. Charoen Pokphand Indonesia (Balaraja)
2. PT. Charoen Pokphand Indonesia (Jakarta - Ancol)
3. PT. Charoen Pokphand Indonesia (Medan)
4. PT. Charoen Pokphand Indonesia (Surabaya)
5. PT. Central Pangan Pertiwi (Cikampek-Karawang)
6. PT. Vista Grain (Lampung)
7. PT. Central Pertiwi Bahari (Lampung)
69
Ibid
8. PT. Charoen Pokphand Indonesia - Cikande
9. PT. Charoen Pokphand Indonesia - Premix
2. External group CPI (external customer):
1. Ady Saputra
2. CV. Darma Mulya Jaya Abadi
3. PT. Alam Makmur Sembada
4. PT. A Plus Pacific
5. PT. Archipelago Multi Plastindo
6. PT. Cargill Indonesia
7. PT. Cheil Jedang
8. PT. Grobest Indomakmur
9. Joby Marany
10. PT. Kailo Sumber Kasih
11. PT. Tritunggal
12. PT. Silicaindo Makmur Sentosa
13. PT. Sierad Produce
14. PT. Wonokoyo Jayakusuma.70
4.1.4.5. Identifikasi kebutuhan pelanggan atau standar mutu
Yang menjadi perhatian customer adalah karung sesuai dengan spesifikasi saat
order, yakni mencakup :
70
Ibid
1. Ukuran (panjang dan lebar)
2. Berat karung
3. Hasil printing (teks dan warna sesuai, tinta tidak luntur)
4. Warna karung
5. Anyaman karung
6. Jahitan karung. 71
4.1.4.6. Identifikasi langkah-langkah kerja saat produksi
Ada 8 langkah dari awal proses hingga pengiriman produk, yakni
1. Extrude (proses membuat pita atau mengextrude lembaran film (plastik) menjadi
lembaran pita).
Adapun mesin untuk extrude ini disebut mesin extruder. Jumlah mesin extruder
ada 4 unit.
Spesifikasi output / hasil dari mesin extruder ini adalah :
(1)
Dinier = berat pita (idealnya dalam 1 mesin extruder hasil potongan pita
sama atau merata).
Standard Quality:
D750 berat min 700-max 750;
D800 berat min 750-max 800;
D850 berat min 800-max 850;
D900 berat min 850 max 900
71
Ibid
(2)
Tape Width = lebar pita
Standard Quality:
2,1 mm untuk density 12 X 12
2,3 mm untuk density 11 X 11
2,5 mm untuk density 10 X 10
(3) Tensile Strenght = Daya tarik sampai pick up (pita terputus)
Standard Quality = 3,5-4 kg f/mm
(4) Elongation = Titik melar / faktor kelenturan
Standard Quality = 15-22%
Kalau elongation rendah, resiko karung robek lebih besar
(5).
Tenocity = Tensile Strenght : dinier
Standard Quality = 4,5 (minimal 4)
(6.)Stretching ratio = ratio daya tarikR2 : R1 = 6 (maksimal 6,4)
R1 = Roll 1 dari cooling kage, speed pelan
R2 = Roll 2 speed lebih tinggi, melewati panas
R3 = Roll 3 melewati panas mengalami (schring kage) proses
pembentukan agar pita sempurna dan rata.
Dinier
800
850
900
1000
Tensile Strenght
3,5 - 4 kg f/mm
3,7 - 4 kg f/mm
4 - 4,5 kg f/mm
4,5 - 5 kg f/mm
Elongation
16 - 18%
17 - 19%
18 - 20%
20 - 22%
Tenocity
3,5 - 4 gr/dinier
3,5 - 4 gr/dinier
4 - 4,5 gr/dinier
4 - 5 gr/dinier
2. Weaving & Cloth Winder (proses merajut atau menganyam pita menjadi karung dalam
bentuk gulungan (cloth roll)
Untuk proses weaving ini, dipergunakan mesin weaving (mesin rajut) jumlah
mesin weaving ada 66 unit, dan peletakannya disusun menjadi 4 line atau 4 baris.
Spesifikasi output / hasil weaving adalah berbentuk karung yang digulung (dalam
1 gulungan panjang karung mencapai 2000 meter). Pembuatan karung tergantung dari
permintaan customer untuk ketiga spesifikasi tersebut di bawah ini
(1)
Dinier = berat pita
contoh : Dinier 700, 750, 800, 850, 900, 950, 1000.
(2)
Density = anyaman pita
contoh : 10X10, 11X11, 12X12
(3)
Lebar karung
contoh : 45 cm, 50 cm, 56 cm, 60 cm, 65 cm.
Ketiga hal tersebut diatas mempengaruhi berat karung perlembar.
3. Printing (proses cetak karung)
Untuk proses cetak menggunakan 3 unit mesin printing, dengan spesifikasi mesin
yang berbeda, yakni :
1. Mesin Printing I
a. Mampu mencetak hingga 4 warna
b. Mesin ini mencetak dari gulungan karung (roll to roll)
2. Mesin Printing II
a. Mampu mencetak hingga 2 warna
b. Mesin ini mencetak dari gulungan karung (roll to roll)
3. Mesin Printing III
a. Mampu mencetak hingga 2 warna.
b. Mesin ini mencetak lembar per lembar (sheet by sheet).
Standar Quality Printing :
a. Warna sesuai dengan permintaan customer
b. Warna tidak luntur.
4. Cutting (proses memotong gulungan karung menjadi lembaran karung)
Adapun jumlah mesin cutting ada 4 unit. Proses cutting disesuaikan dengan
permintaan panjang karung dari customer. Umumnya panjang karung adalah 100 cm
untuk berat isi 50 kg, namun panjang karung sangat tergantung dari masing-masing
customer, karena bahan isi untuk karung sangat bervariasi.
5. Sewing (proses menjahit bagian bawah dari lembaran karung)
Adapun jumlah mesin sewing ada 7 unit. Proses menjahit ini memerlukan
spesifikasi yang harus sesuai standar yakni jarak jahitan. Adapun satuan yang
dipergunakan untuk jarak jahitan ini disebut Theet/inch dengan standard quality 3,5
theet/inch ( jarak satu jahitan adalah 7 mm).
Selain itu di kedua ujung jahitan diberi jarak sekitar 3 hingga 5 cm, di kedua
ujung ini dibuat jarak agar jahitan tidak mudah terbuka.
6. Cutting - Sewing (proses memotong gulungan karung menjadi lembaran dan sekaligus
menjahit bagian bawah dari lembaran karung).
Adapun jumlah mesin cutting-sewing hanya 1 unit. Proses di mesin ini cukup
efisien karena dalam satu proses yakni setelah selesai printing, cloth (dalam bentuk
gulungan) langsung dipotong kemudian langsung dijahit.
7. Balling (proses packing (membuat kemasan) untuk pengiriman karung)
Adapun jumlah mesin balling ada 2 unit.
8. Delivery (proses pengiriman karung)
Proses pengiriman karung dalam kota (Jabodetabek) dengan 2 kendaraan truk dan
untuk pengiriman ke luar kota melalui perusahaan jasa angkutan. 72
4.1.4.7. Identifikasi pengukuran yang dijalankan staf Quality Control
untuk memastikan standar mutu atau kualitas produk
Berdasarkan proses produksi tersebut diatas dilakukan pengecekan di tiap bagian
produksi.
1. Extruder – Winder (pita)
Cek dinier, tape width, tensile strength, elongation, tenocity
Proses pengecekan dilakukan 9 kali panen, istilah panen memiliki arti bahwa jika pita
telah berbentuk gulungan sebesar maksimal diameter 8 cm, maka pita dapat dipanen.
Adapun 1 mesin extruder dapat menghasilkan panen sebanyak 9 kali dalam 1 shift.
Dalam 1 kali panen dapat memproduksi sekitar 110 gulungan pita, yang kemudian
disupply ke bagian weaving.
2. Weaving & Cloth Winder
Cek lebar karung dan density.
Dilakukan setiap 1 jam sekali start jam 7.10, cek mesin no. 1- mesin no. 66
Yang harus diperhatikan :
•
Jika standar 65 cm, toleransi 64,5-67 cm, ketika dicek tidak sesuai, lapor ke
mekanik untuk segera di adjust (disesuaikan) lebar karungnya.
(-0,5 hingga + 2 dari permintaan lebar karung).
72
Ibid
3. Printing
Cek kode, logo, warna, ukuran panjang karung.
Dilakukan setiap 1 jam sekali, start jam 7.40, cek mesin 1-3
Yang harus diperhatikan :
•
Mencocokkan kode, logo, warna, teks sesuai dengan desain yang sudah disetujui
customer.
•
Memastikan ukuran dan spesifikasi karung.
•
Printing awal di atas karung bekas, dilakukan hingga warna sama dengan standar
QC, baru dilanjutkan printing dengan gulungan karung yang sesuai dengan
permintaan customer.
•
Hasil printing harus bersih, bagus.
•
Cat tidak luntur saat digosok, dan karung bersih dari oli yang dapat
mengakibatkan cat luntur.
4. Cutting
Cek kode, logo, panjang karung.
Dilakukan setiap 1 jam sekali start jam 7.30, cek mesin 1-4
Yang harus diperhatikan :
a. Ukuran harus sesuai permintaan.
b. Hasil potongan mesin harus lurus.
c. Open bag harus berfungsi (2 mesin tidak auto open bag), yang dimaksud
dengan open bag adalah, saat gulungan karung dipotong menjadi lembaran,
bagian bawah karung otomatis tertutup dan bagian atas karung otomatis
terbuka.
5. Sewing dan Cutting Sewing
Cek kode, logo, size after sewing (sesuai jarak jahitan (theet/inch))
Dilakukan setiap 1 jam sekali start jam 7.50, cek mesin 1-7
Yang harus diperhatikan:
•
Hasil jahitan harus lurus
•
Jarak jahit sesuai
•
Sisa benang pada ujung-ujung karung minimal 1 inch maximal 2 inch
(Kalau lebih terlihat jelek, pemborosan, ketika dipacking kemungkinan kusut.
Kalau kurang kemungkinan jahitan terbuka lebih cepat)
•
Warna benang jahit harus sesuai dengan permintaan customer.
6. Balling
Cek kode dan jumlah dalam 1 bal = 500 lembar.
Yang harus diperhatikan:
•
Jumlah karung dalam bal harus tepat.
•
Kode harus sesuai dengan isi dalam bal.
•
Tali packing harus kencang.
7. Double check sample winder
Foreman extruder memberikan 10 sample hasil panen beserta laporan, untuk di check
ulang ketepatannya.
8. Drop test karung (proses menjatuhkan karung dari ketinggian untuk memastikan
kekuatan karung).
Cara drop test adalah operator mengisi karung dengan beban sesuai isi yang akan
dimuat ke dalamnya, kemudian dijatuhkan dari ketinggian 3 meter. Adapun drop test
dilakukan oleh QC staf setiap hari, sample diambil acak / random dari hasil finish
good yang ada di mesin cutting, mesin sewing atau di mesin cutting sewing. Tujuan
drop test adalah untuk mengetahui kekuatan karung, dan memastikan karung tidak
pecah, yang dapat mengakibatkan isi karung keluar.
Laporan yang dibuat oleh Quality Control staf untuk semua proses produksi
tersebut dibuat setiap hari atau disebut laporan harian yakni :
1. Laporan Checking Cloth Width (LCCW)
2. Laporan Harian QC Printing (LHQCP)
3. Laporan Harian QC Cutting (LHQCC)
4. Laporan Harian QC Sewing (LHQCS)
5. Laporan Berat Pita (Extruder Control Weight Chart)
6. Lapora Harian Berat Karung (LHBK)
7. Drop test karung
8. Catatan Harian QC
9. Laporan Harian Inspeksi Berat Karung
10. Laporan Harian Reject Printing (ditemukan di cutting)
11. Laporan Harian Inspeksi Berat Cloth (Internal dan Ekternal)
12. Laporan Inspeksi Panjang Cloth dari External Supplier.73
73
Ibid
4.2 Hasil Penelitian
Dalam bab ini penulis akan menyajikan data hasil uji reliabilitas antar pengkoder
dan selanjutnya hasil analisis isi dari Catatan Harian divisi Quality Control selama 3
tahun yang diambil secara random. Adapun total sample yang diteliti berjumlah 360
lembar formulir atau 12% dari 3000 lembar formulir.
Untuk menggambarkan pola informasi pada Catatan Harian divisi Quality
Control. Penulis secara deskriptif kuantitatif menguraikan hasil penelitian dengan tabel
frekuensi atau kemunculan pesan, proporsi dan modus (mode) pada tiap-tiap periode
penelitian. Dan penulis memilih beberapa contoh informasi untuk menggambarkan isi
komunikasinya.
Selanjutnya hasil penelitian melalui wawancara dengan key informan dengan
fokus penelitan 7 C’s Communications akan dibahas secara deskriptif kualitatif.
4.2.1. Hasil uji reliabilitas
Adapun hasil uji reliabilitas penulis uraikan sesuai dengan periode pertahun
penelitian.
4.2.1.1 Hasil dari penelitian antar pelaku koding terhadap 4 kategori isi informasi
periode tahun I (Oktober 2003 – September 2004) adalah sebagai berikut :
Pola Isi /
Kategorisasi
Informasi
Oktober 2003 - September 2004
Pelaku Koding
Junny
Jusdi
Oetama
44
55
41
n
140
Laporan /
Temuan
224
188
195
607
Saran /
Masukkan
22
36
36
94
Keluhan
18
25
26
69
Total Pesan
308
304
298
910
Tabel 1.A. Uji Reliabilitas Catatan Harian Periode Tahun I (Oktober 2003 - September 2004)
Berdasarkan tabel uji reliabilitas untuk periode tahun pertama, maka kemudian
dilakukan perhitungan chi square (χ²) dan hasil pengolahan data adalah sebagai berikut :
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
f0
44
55
41
224
188
195
22
36
36
18
25
26
fh
47,385
46,769
45,846
205,446
202,778
198,776
31,815
31,402
30,782
23,354
23,051
22,596
f0-fh
-3,385
8,231
-4,846
18,554
-14,778
-3,776
-9,815
4,598
5,218
-5,354
1,949
3,404
(f0-fh)2 / fh
0,242
1,449
0,512
1,676
1,077
0,072
3,028
0,673
0,884
1,227
0,165
0,513
χ²
11,518
Tabel 1.B. Perhitungan Chi Square Catatan Harian Periode Tahun I (Oktober 2003 - September 2004)
Hasil perhitungan chi square (χ²) sesuai dengan rumus adalah 11,518. Jika angka
ini dikonsultasikan pada tabel chi square dengan degreess of freedom (k-1) (b-1) atau df
(4-1) (3-1) = 6, dan nilai probabilitas (p) = 0,05 (5%), nilai kriktiknya angka
menunjukkan angka 12,592 (tabel distribusi χ²).
Jadi kaidah keputusannya dapat disimpulkan bahwa χ² < χ²1, sehingga berarti Ho
diterima, yaitu terdapat kecocokan antar pelaku koding. Selanjutnya hasil perhitungan
koefisien kontingensinya dengan menggunakan rumus C = rumus dan n = 910, maka
hasilnya adalah C = 0,1117.
Nilai koefisien kontingensi ini kemudian digunakan untuk menghitung reliabilitas
antar pelaku koding atau Intercoder Reliability (IR) sesuai dengan rumus IR = (1-C) x
100 % adalah :
IR = (1-0,1117)x100%
IR = 0,8883 atau 88,83 %
Apabila merujuk pendapat Holsti hasil tersebut menunjukkan kesepakatan
penerimaan yang baik antar pelaku kodingnya, karena diatas ambang batas 60%. Maka
dapat dikatakan bahwa reliabilitasnya dapat diterima. Sementara jika merujuk pada
kaidah korelasi Guildford angka tersebut masuk dalam kategori tingkat korelasi
kesepakatan yang tinggi atau kuat.
4.2.1.2 Hasil dari penelitian antar pelaku koding terhadap 4 kategori isi informasi
periode tahun II (Oktober 2004 – September 2005) adalah sebagai berikut :
Pola Isi /
Kategorisasi
Oktober 2004 - September 2005
Pelaku Koding
Junny
Jusdi
Oetama
n
Informasi
41
46
41
128
Laporan /
Temuan
167
139
138
444
Saran /
Masukkan
22
35
30
87
Keluhan
27
29
37
93
Total Pesan
257
249
246
752
Tabel 2.A. Uji Reliabilitas Catatan Harian Periode Tahun II (Oktober 2004 - September 2005)
Berdasarkan tabel uji reliabilitas untuk periode tahun pertama, maka kemudian
dilakukan perhitungan chi square (χ²) dan hasil pengolahan data adalah sebagai berikut :
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
f0
41
46
41
167
139
138
22
35
30
27
29
37
fh
43,745
42,383
41,872
151,739
147,016
145,245
29,733
28,807
28,460
31,783
30,794
30,423
f0-fh
-2,745
3,617
-0,872
15,261
-8,016
-7,245
-7,733
6,193
1,540
-4,783
-1,794
6,577
(f0-fh)2 / fh
0,172
0,309
0,018
1,535
0,437
0,361
2,011
1,331
0,083
0,720
0,105
1,422
χ²
8,504
Tabel 2.B. Uji Reliabilitas Catatan Harian Periode Tahun I (Oktober 2003 - September 2004)
Hasil perhitungan chi square (χ²) sesuai dengan rumus adalah 8,504. Jika angka
ini dikonsultasikan pada tabel chi square dengan degreess of freedom (k-1) (b-1) atau df
(4-1) (3-1) = 6, dan nilai probabilitas (p) = 0,05 (5%), nilai kriktiknya angka
menunjukkan angka 12,592 (tabel distribusi χ²).
Jadi kaidah keputusannya dapat disimpulkan bahwa χ² < χ²1, sehingga berarti Ho
diterima, yaitu terdapat kecocokan antar pelaku koding. Selanjutnya hasil perhitungan
koefisien kontingensinya dengan menggunakan rumus C = rumus dan n = 752, maka
hasilnya adalah C = 0,1057.
Nilai koefisien kontingensi ini kemudian digunakan untuk menghitung reliabilitas
antar pelaku koding atau Intercoder Reliability (IR) sesuai dengan rumus IR = (1-C) x
100 % adalah :
IR = (1-0,1057)x100%
IR = 0,8943 atau 89,43%
Apabila merujuk pendapat Holsti hasil tersebut menunjukkan kesepakatan
penerimaan yang baik antar pelaku kodingnya, karena diatas ambang batas 60%. Maka
dapat dikatakan bahwa reliabilitasnya dapat diterima. Sementara jika merujuk pada
kaidah korelasi Guildford angka tersebut masuk dalam kategori tingkat korelasi
kesepakatan yang tinggi atau kuat.
4.2.1.3 Hasil dari penelitian antar pelaku koding terhadap 4 kategori isi informasi
periode tahun III (Oktober 2005 – September 2006) adalah :
Oktober 2004 - September 2005
Pelaku Koding
Junny
Jusdi
Oetama
Pola Isi /
Kategorisasi
n
Informasi
58
51
49
158
Laporan /
Temuan
177
173
162
512
Saran /
Masukkan
18
29
31
78
Keluhan
52
40
45
137
Total Pesan
305
293
287
885
Tabel 3.A. Uji Reliabilitas Catatan Harian Periode Tahun III (Oktober 2005 - September 2006)
Berdasarkan tabel uji reliabilitas untuk periode tahun pertama, maka kemudian
dilakukan perhitungan chi square (χ²) dan hasil pengolahan data adalah sebagai berikut :
No.
1
2
3
4
5
6
7
f0
58
51
49
177
173
162
18
fh
54,452
52,310
51,238
176,452
169,510
166,038
26,881
f0-fh
3,548
-1,310
-2,238
0,548
3,490
-4,038
-8,881
(f0-fh)2 / fh
0,231
0,033
0,098
0,002
0,072
0,098
2,934
8
9
10
11
12
29
31
52
40
45
25,824
25,295
47,215
45,357
44,428
3,176
5,705
4,785
-5,357
0,572
0,391
1,287
0,485
0,633
0,007
χ²
6,270
Tabel 3.B. Perhitungan Chi Square Catatan Harian Periode Tahun III (Oktober 2005 - September 2006)
Hasil perhitungan chi square (χ²) sesuai dengan rumus adalah 6,270. Jika angka
ini dikonsultasikan pada tabel chi square dengan degreess of freedom (k-1) (b-1) atau df
(4-1) (3-1) = 6, dan nilai probabilitas (p) = 0,05 (5%), nilai kriktiknya angka
menunjukkan angka 12,592 (tabel distribusi χ²).
Jadi kaidah keputusannya dapat disimpulkan bahwa χ² < χ²1, sehingga berarti Ho
diterima, yaitu terdapat kecocokan antar pelaku koding. Selanjutnya hasil perhitungan
koefisien kontingensinya dengan menggunakan rumus C = rumus dan n = 885, maka
hasilnya adalah C = 0,0838.
Nilai koefisien kontingensi ini kemudian digunakan untuk menghitung reliabilitas
antar pelaku koding atau Intercoder Reliability (IR) sesuai dengan rumus IR = (1-C) x
100 % adalah :
IR = (1-0,0838)x100%
IR = 0,9162 atau 91,62%
Apabila merujuk pendapat Holsti hasil tersebut menunjukkan kesepakatan
penerimaan yang baik antar pelaku kodingnya, karena diatas ambang batas 60%. Maka
dapat dikatakan bahwa reliabilitasnya dapat diterima. Sementara jika merujuk pada
kaidah korelasi Guildford angka tersebut masuk dalam kategori tingkat korelasi
kesepakatan yang tinggi sekali atau sangat kuat.
4.2.2. Hasil Penelitan Pola Isi Informasi
Adapun hasil penelitian pola isi informasi Catatan Harian ini diuraikan setiap
bulan, namun dikelompokkan dalam periode pertahun.
4.2.2.1 Pola Isi Informasi periode tahun I (Oktober 2003–September 2004)
4.2.2.1.1
Pola isi informasi periode Oktober 2003
Diagram 1. Pola Isi Informasi Periode Oktober 2003
80%
71%
67%
70%
60%
50%
Informasi
38% 38%
Laporan / Temuan
40%
Saran / Masukkan
25%
30%
14% 14%
20%
10%
Keluhan
22%
11%
0%
0%
0%
0%
'24/10/2003
'25/10/2003
24/10/2003
'27/10/2003
25/10/2003
27/10/2003
Oktober 2003
Pola Isi
Jumlah
pesan
(%)
Jumlah
pesan
(%)
Jumlah
pesan
(%)
Jumlah
pesan
(%)
Informasi
0
0
0
0
1
11
1
4
Laporan /
Temuan
5
71
3
38
6
67
14
58
Saran /
Masukkan
1
14
3
38
0
0
4
17
Keluhan
1
14
2
25
2
22
5
21
Total Pesan
7
100
8
100
9
100
24
100
Tabel 1. Pola Isi Informasi Periode Oktober 2003
Pada periode Oktober 2003, jumlah pesan yang diperoleh dari 9 formulir adalah
24 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk persentase), terlihat
pola komunikasi berupa 1 pesan (4%) berbentuk informasi, 14 pesan (58%) berbentuk
laporan/temuan, dan 4 pesan (17%) berbentuk saran/masukkan, dan 5 pesan (21%)
berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Oktober 2003 adalah modus berbentuk
laporan / temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 58% (14 pesan dari total pesan sebanyak 24 pesan).
Dari hasil rekaman data bulan Oktober, salah satu contoh isi pesan berbentuk
saran adalah :
Untuk rekan-rekan QC, jangan lupa mengontrol kualitas jahitan / roda pengait
pada mesin sewing khususnya bila menggunakan benang mambo, kalau tidak dikontrol
jahitan akan kendur. Walaupun benang sudah terkait semua pada roda pengait tetap
kendur di mesin sewing 1 tolong lapor pada mekanik. 74
4.2.2.1.2
Pola isi informasi periode November 2003
Diagram 2. Pola Isi Informasi Periode November 2003
88%
86%
90%
80%
70%
63%
60%
Informasi
50%
Laporan / Temuan
40%
30%
20%
Saran / Masukkan
25%
Keluhan
13%
10%
14%
13%
0%
0% 0%
0% 0%
0%
'12/11/2003
'16/11/2003
12/11/2003
74
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
2
'20/11/2003
16/11/2003
(%)
Jumlah
pesan
25
1
Catatan Harian Heri Witrio, 24 Oktober 2003
20/11/2003
(%)
Jumlah
pesan
13
1
November 2003
(%)
Jumlah
pesan
(%)
14
4
17
Laporan /
Temuan
5
63
7
88
6
86
18
78
Saran /
Masukkan
1
13
0
0
0
0
1
4
Keluhan
0
0
0
0
0
0
0
0
Total Pesan
8
100
8
100
7
100
23
100
Tabel 2. Pola Isi Informasi Periode November 2003
Pada periode November 2003, jumlah pesan yang diambil datanya dari 9 formulir
adalah 23 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk persentase),
terlihat pola komunikasi berupa 4 pesan (17%) berbentuk informasi, 18 pesan (78%)
berbentuk laporan/temuan, dan 1 pesan (4%) berbentuk saran/masukkan, dan 0 pesan
(0%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan November 2003 adalah modus berbentuk
laporan / temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 78% (18 pesan dari total pesan sebanyak 23 pesan).
Di bulan ini persentase keluhan tidak ada, masukkan / saran pun sedikit, namun
pesan berbentuk informasi dan laporan temuan bertambah.
Catatan berbentuk informasi isinya antara lain adalah :
Mesin cutting sewing yang baru telah diuji coba untuk dioperasikan dan
menghasilkan produksi jahit yang bagus yakni jarak jahit tepat 7 mm. Sementara ini
kapasitas 30 lembar / menit atau 1800 lembar / jam. Kelemahannya tidak mampu
mengontrol BS secara maksimal karena hanya sekali proses / satu sisi yang terkontrol.75
75
Catatan Harian Heri Witrio, 20 November 2003
4.2.2.1.3
Pola isi informasi periode Desember 2003
Diagram 3. Pola Isi Informasi Periode Desember 2003
100%
92%
86%
90%
80%
64%
70%
60%
Informasi
50%
Laporan / Temuan
Saran / Masukkan
40%
30%
20%
Keluhan
21%
14%
8%
10%
0%
0%
7% 7%
0%
0%
0%
'09/12/2003
'19/12/2003
09/12/2003
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
'29/12/2003
19/12/2003
29/12/2003
Desember 2003
(%)
Jumlah
pesan
(%)
0
0
3
7
92
12
86
33
80
0
0
1
7
3
7
0
1
8
1
7
2
5
100
13
100
14
100
41
100
(%)
Jumlah
pesan
0
0
64
12
2
14
Keluhan
0
Total Pesan
14
(%)
Jumlah
pesan
3
21
Laporan /
Temuan
9
Saran /
Masukkan
Tabel 3. Pola Isi Informasi Periode Desember 2003
Selanjutnya pada periode Desember 2003, jumlah pesan yang datanya diambil
dari 9 formulir adalah 41 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam
bentuk persentase), terlihat pola komunikasi berupa 3 pesan (8%) berbentuk informasi,
33 pesan (80%) berbentuk laporan/temuan, dan 3 pesan (7%) berbentuk saran/masukkan,
dan 2 pesan (5%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Desember 2003 adalah modus berbentuk
laporan / temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 80% (33 pesan dari total pesan sebanyak 41 pesan).
Contoh catatan di bulan ini yang berbentuk saran / masukkan adalah :
Kode TBR-0 Balaraja cetakannya tidak bersih block sudah pada bolong.
Operator diminta mengganjal sementara. Block perlu ditinjau ulang. 76
4.2.2.1.4
Pola isi informasi periode Januari 2004
Diagram 4. Pola Isi Informasi Periode Januari 2004
75%
80%
70%
64%
60%
60%
50%
Informasi
Laporan / Temuan
40%
30%
Saran / Masukkan
25%
30%
18%
Keluhan
18%
20%
10%
10%
0%
0%
0%
0%
0%
'06/01/2004
'14/04/2004
06/01/2004
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
'22/01/2004
14/01/2004
Januari 2004
(%)
Jumlah
pesan
(%)
0
0
5
17
60
6
75
19
66
1
10
0
0
3
10
0
0
0
2
25
2
7
100
10
100
8
100
29
100
(%)
3
30
64
6
2
18
Keluhan
0
Total Pesan
11
(%)
2
18
Laporan /
Temuan
7
Saran /
Masukkan
Tabel 4. Pola Isi Informasi Periode Januari 2004
76
22/01/2004
Jumlah
pesan
Jumlah
pesan
Catatan Harian Suwandi, 29 Desember 2003
Pada periode Januari 2004, jumlah pesan yang diambil datanya dari 9 formulir
adalah 29 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk persentase),
terlihat pola komunikasi berupa 5 pesan (17%) berbentuk informasi, 19 pesan (66%)
berbentuk laporan/temuan, dan 3 pesan (10%) berbentuk saran/masukkan, dan 2 pesan
(7%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Januari 2004 adalah modus berbentuk
laporan / temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 66% (19 pesan dari total pesan sebanyak 29 pesan).
Contoh catatan berbentuk informasi adalah :
Kode 8003 tidak jadi cetak. Warna cat tidak standar. Kurang orange / kuningnya
terlalu muda. 77
4.2.2.1.5
Pola isi informasi periode Februari 2004
Diagram 5. Pola Isi Informasi Periode Februari 2004
90%
89%
88%
90%
80%
70%
60%
Informasi
50%
Laporan / Temuan
40%
Saran / Masukkan
30%
Keluhan
20%
10%
13%
10%
0%
0%
0%
11%
0%
0% 0%
0%
'04/02/2004
'10/02/2004
04/02/2004
77
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
Laporan /
Temuan
'26/02/2004
10/02/2004
(%)
Jumlah
pesan
0
0
9
90
26/02/2004
(%)
Jumlah
pesan
0
0
7
88
Catatan Harian Jumhana, 14 Januari 2004
Februari 2004
(%)
Jumlah
pesan
(%)
1
11
1
4
8
89
24
89
Saran /
Masukkan
1
10
0
0
0
0
1
4
Keluhan
0
0
1
13
0
0
1
4
Total Pesan
10
100
8
100
9
100
27
100
Tabel 5. Pola Isi Informasi Periode Februari 2004
Pada periode Februari 2004, jumlah pesan yang datanya diambil dari 9 formulir
adalah 27 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk persentase),
terlihat pola komunikasi berupa 1 pesan (4%) berbentuk informasi, 24 pesan (89%)
berbentuk laporan/temuan, dan 1 kali (4%) berbentuk saran/masukkan, dan 1 kali (4%)
berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Februari 2004 adalah modus berbentuk
laporan / temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 89% (24 pesan dari total pesan sebanyak 27 pesan). Di bulan ini terlihat bahwa
hampir semua pesan berbentuk laporan / temuan yakni 89%, sedangkan untuk 3 kategori
lainnya persentasenya 4%.
Contoh laporan / temuan di bulan ini adalah :
Mesin printing no. 3 cetak 157 namun hasil cetakan warnanya tebal, tipis tidak
merata. Produksi stop kasih tahu foreman / mekanik. Sudah diperbaiki / ganti rol. Hasil
cetaknya masih belum merata warnanya. Masih perbaikan. 78
4.2.2.1.6
Pola isi informasi periode Maret 2004
Diagram 6. Pola Isi Informasi Periode Maret 2004
100%
100%
90%
78%
73%
80%
70%
60%
Informasi
50%
Laporan / Temuan
Saran / Masukkan
40%
78
27%
Catatan Harian
Suwandi, 10 Februari 2004
22%
Keluhan
30%
20%
10%
0%
0%
0%
0% 0%
0% 0%
0%
'01/03/2004
'17/03/2004
'30/03/2004
01/03/2004
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
17/03/2004
(%)
Jumlah
pesan
0
0
Laporan /
Temuan
8
Saran /
Masukkan
30/03/2004
(%)
Jumlah
pesan
0
0
73
9
3
27
Keluhan
0
Total Pesan
11
Maret 2004
(%)
Jumlah
pesan
(%)
2
22
2
7
100
7
78
24
83
0
0
0
0
3
10
0
0
0
0
0
0
0
100
9
100
9
100
29
100
Tabel 6. Pola Isi Informasi Periode Maret 2004
Pada periode Maret 2004, jumlah pesan yang diambil datanya dari 9 lembar
formulir adalah 29 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 2 pesan (7%) berbentuk informasi, 24 pesan
(83%) berbentuk laporan/temuan, dan 3 pesan (10%) berbentuk saran/masukkan, dan 0
pesan (0%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Maret 2004 adalah modus berbentuk
laporan / temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 83% (24 pesan dari total pesan sebanyak 29 pesan).
Di bulan ini jumlah pesan sama dengan bulan lalu, jumlah laporan / temuan
hampir sama dengan bulan lalu, jumlah informasi dan saran sedikit bertambah, namun
tidak ada keluhan.
Contoh catatan berbentuk saran / masukkan adalah :
Mesin weaving 59 karung banyak oli, kasih tahu mekanik dan operator supaya
lebih teliti agar oli jangan sampai banjir. Disarankan dicari solusi agar tidak terjadi
banjir oli lagi. 79
79
Catatan Harian Jumhana, 01 Maret 2004
4.2.2.1.7
Pola isi informasi periode April 2004
Diagram 7. Pola Isi Informasi Periode April 2004
100%
100%
90%
80%
78%
80%
70%
Informasi
60%
Laporan / Temuan
50%
Saran / Masukkan
40%
30%
Keluhan
22%
20%
20%
10%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
'07/04/2004
12/04/2004
07/04/2004
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
'23/04/2004
12/04/2004
23/04/2004
April 2004
(%)
Jumlah
pesan
(%)
0
0
4
15
78
7
100
22
85
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
100
9
100
7
100
26
100
(%)
Jumlah
pesan
2
22
80
7
0
0
Keluhan
0
Total Pesan
10
(%)
Jumlah
pesan
2
20
Laporan /
Temuan
8
Saran /
Masukkan
Tabel 7. Pola Isi Informasi Periode April 2004
Pada periode April 2004, jumlah pesan yang diambil datanya dari 9 lembar
formulir adalah 26 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 4 pesan (15%) berbentuk informasi, 22
pesan (85%) berbentuk laporan/temuan, dan 0 pesan (10%) berbentuk saran/masukkan,
dan 0 pesan (0%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan April 2004 adalah modus berbentuk
laporan / temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 85% (22 pesan dari total pesan sebanyak 26 pesan). Di bulan ini cenderung pesan
yang disampaikan berbentuk informasi dan laporan temuan.
Contoh isi informasi yang disampaikan adalah :
Mesin printing 1 cetak PC 100 4 warna, lanjutan shift 2 pertama start 23.30
distop, urutan warna tidak pas, yaitu 1. Hijau, 2. Kuning, 3. Orange. 4. Hitam. Akibatnya
cetakan warna kuning membekas warna hijau / cetakan kotor. Diberitahukan pada
supervisor / operator. dan block dibongkar. Setting ulang. Urutan warna dibetulkan. 1.
Kuning 2. Hijau 3. Orange 4. Hitam. Mesin start jam 02.00 dan hasil cetakan sudah
bagus. (agar jadi perhatian). 80
4.2.2.1.8
Pola isi informasi periode Mei 2004
Diagram 8. Pola Isi Informasi Periode Mei 2004
86%
90%
80%
70%
70%
56%
60%
Informasi
50%
Laporan / Temuan
33%
40%
20%
Saran / Masukkan
Keluhan
30%
20%
14%
10%
10%
0%
0%
11%
0%
0%
0%
'07/05/2004
'14/05/2004
07/05/2004
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
'26/05/2004
14/05/2004
(%)
Jumlah
pesan
1
10
Laporan /
Temuan
7
Saran /
Masukkan
(%)
0
0
70
6
2
20
Keluhan
0
Total Pesan
10
Mei 2004
(%)
Jumlah
pesan
(%)
3
33
4
15
86
5
56
18
69
0
0
0
0
2
8
0
1
14
1
11
2
8
100
7
100
9
100
26
100
Tabel 8. Pola Isi Informasi Periode Mei 2004
80
26/05/2004
Jumlah
pesan
Catatan Harian Heri Witrio, 07 April 2004
Pada periode Mei 2004, jumlah pesan yang diambil datanya dari 9 lembar
formulir adalah 26 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 4 pesan (15%) berbentuk informasi, 18
pesan (69%) berbentuk laporan/temuan, dan 2 pesan (8%) berbentuk saran/masukkan,
dan 2 pesan (8%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Mei 2004 adalah modus berbentuk laporan
/ temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi sebesar
69% (18 pesan dari total pesan sebanyak 26 pesan). Di bulan ini cenderung pesan yang
disampaikan proporsinya lebih rata di setiap kategorinya.
Contoh isi saran yang disampaikan adalah :
Mesin printing 2 cetak 324-2 Medan warna merah. Warna merah tersebut
catanyha kurang halus / agak kasar. Hasil cetaknya kadang kurang bersih. Disarankan
agar operator printing sering membersihkan block. 81
4.2.2.1.9
Pola isi informasi periode Juni 2004
Diagram 9. Pola Isi Informasi Periode Juni 2004
57%
60%
50%
44% 44%
43%
40%
33% 33%
33%
Informasi
Laporan / Temuan
30%
Saran / Masukkan
Keluhan
20%
11%
10%
0%
0%
0% 0%
0%
'10/6/2004
81
'14/06/2004
Catatan Harian Suwandi, 07 Mei 2004
'21/06/2004
10/06/2004
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
14/06/2004
(%)
Jumlah
pesan
4
44
Laporan /
Temuan
4
Saran /
Masukkan
21/06/2004
(%)
Jumlah
pesan
2
33
44
2
1
11
Keluhan
0
Total Pesan
9
Juni 2004
(%)
Jumlah
pesan
(%)
3
43
9
41
33
4
57
10
45
1
0
0
0
2
9
0
1
33
0
0
1
5
100
6
100
7
100
22
100
Tabel 9. Pola Isi Informasi Periode Juni 2004
Pada periode Juni 2004, jumlah pesan yang diambil datanya dari 9 lembar
formulir adalah 22 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 9 pesan (41%) berbentuk informasi, 10
pesan (45%) berbentuk laporan/temuan, dan 1 pesan (5%) berbentuk saran/masukkan,
dan 2 pesan (9%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Juni 2004 adalah modus berbentuk laporan
/ temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi sebesar
45% (10 pesan dari total pesan sebanyak 22 pesan). Namun di bulan ini modus informasi
juga tinggi, mencapai 41% (9 pesan dari total pesan).
Dari grafik terlihat bahwa di bulan ini pola informasi hampir rata di semua
bentuk, terlihat di pola informasi dan pola laporan / temuan hanya selisih 4%.
Contoh isi saran yang disampaikan adalah :
Cat warna hijau akhir-akhir ini hasilnya kurang bersih. Artinya cetakan bagus
namun setelah dibuka gulungan kebanyakan membekas / lengket pada karung
dibawahnya, sehingga seolah-olah cetakan kurang bersih. Perlu kiranya disurvei apakah
pencampuran / tinnernya ataukah catnya. 82
4.2.2.1.10 Pola isi informasi periode Juli 2004
Diagram 10. Pola Isi Informasi Periode Juli 2004
100%
100%
90%
80%
71%
70%
60%
Informasi
50%
Laporan / Temuan
50%
40%
Saran / Masukkan
33%
Keluhan
30%
17%
14%
20%
10%
0%
0%
0% 0%
14%
0%
0%
'01/07/2004
'14/07/2004
'15/07/2004
01/07/2004
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
14/07/2004
15/07/2004
Juli 2004
(%)
Jumlah
pesan
(%)
1
14
3
17
100
5
71
13
72
0
0
0
0
1
6
0
0
0
1
14
1
6
100
5
100
7
100
18
100
(%)
Jumlah
pesan
0
0
50
5
1
17
Keluhan
0
Total Pesan
6
(%)
Jumlah
pesan
2
33
Laporan /
Temuan
3
Saran /
Masukkan
Tabel 10. Pola Isi Informasi Periode Juli 2004
Pada periode Juli 2004, jumlah pesan yang diambil datanya dari 9 lembar formulir
adalah 18 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk persentase),
terlihat pola komunikasi berupa 3 pesan (17%) berbentuk informasi, 13 pesan (72%)
berbentuk laporan/temuan, dan 1 pesan (6%) berbentuk saran/masukkan, dan 1 pesan
(6%) berbentuk keluhan.
82
Catatan Harian Suwandi, 14 Juni 2004
Modus informasi yang terjadi di bulan Juli 2004 adalah modus berbentuk laporan
/ temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi sebesar
72% (13 pesan dari total pesan sebanyak 18 pesan).
Contoh isi informasi yang disampaikan adalah :
Mesin weaving line I & II tiap-tiap operator hanya jalan 2 mesin, sementara 1
mesin stop. Hal ini disebabkan oleh karena kekurangan benang. Akibat Extruder I belum
proses (diservice). 83
4.2.2.1.11 Pola isi informasi periode Agustus 2004
Diagram 11. Pola Isi Informasi Periode Agustus 2004
80%
71%
67%
70%
60%
60%
50%
Informasi
40%
Laporan / Temuan
40%
Saran / Masukkan
30%
20%
Keluhan
22%
14%
14%
11%
10%
0%
0%
0%
0%
0%
'06/08/2004
'18/08/2004
06/08/2004
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
'23/08/2004
18/08/2004
(%)
Jumlah
pesan
1
14
Laporan /
Temuan
5
Saran /
Masukkan
23/08/2004
(%)
Jumlah
pesan
2
22
71
6
0
0
Keluhan
1
Total Pesan
7
(%)
(%)
2
40
5
24
67
3
60
14
67
0
0
0
0
0
0
14
1
11
0
0
2
10
100
9
100
5
100
21
100
Tabel 11. Pola Isi Informasi Periode Agustus 2004
83
Agustus 2004
Jumlah
pesan
Catatan Harian Heri Witrio, 01 Juli 2004
Pada periode Agustus 2004, jumlah pesan yang diambil datanya dari 9 lembar
formulir adalah 21 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 5 pesan (24%) berbentuk informasi, 14
pesan (67%) berbentuk laporan/temuan, dan 0 pesan (0%) berbentuk saran/masukkan,
dan 2 pesan (10%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Agustus 2004 adalah modus berbentuk
laporan / temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 67% (14 pesan dari total pesan sebanyak 21 pesan).
Contoh isi informasi yang disampaikan adalah :
K-204 S Sierad Feed, berat karung paling ringan yaitu 66x105 -> 117,9 gr
paling berat 67 x 105 -> 143,3 gr. Berat karung rata-rata di atas 120 gr. 84
4.2.2.1.12 Pola isi informasi periode September 2004
Diagram 12. Pola Isi Informasi Periode September 2004
89%
90%
80%
67%
70%
60%
50%
Informasi
43%
Laporan / Temuan
Saran / Masukkan
40%
29%
29%
Keluhan
30%
17%
17%
20%
11%
10%
0%
0%
0%
0%
0%
'06/09/2004
'21/09/2004
06/09/2004
84
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
2
'30/09/2004
21/09/2004
(%)
Jumlah
pesan
29
1
Catatan Harian Jumhana, 23 Agustus 2004
30/09/2004
(%)
Jumlah
pesan
17
0
September 2004
(%)
Jumlah
pesan
(%)
0
3
14
Laporan /
Temuan
3
43
4
67
8
89
15
68
Saran /
Masukkan
0
0
1
17
1
11
2
9
Keluhan
2
29
0
0
0
0
2
9
Total Pesan
7
100
6
100
9
100
22
100
Tabel 12. Pola Isi Informasi Periode September 2004
Pada periode September 2004, jumlah pesan yang diambil datanya dari 9 lembar
formulir adalah 22 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 3 pesan (14%) berbentuk informasi, 15
pesan (68%) berbentuk laporan/temuan, dan 2 pesan (9%) berbentuk saran/masukkan,
dan 2 pesan (9%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan September 2004 adalah modus berbentuk
laporan / temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 68% (15 pesan dari total pesan sebanyak 22 pesan). Secara pola komunikasi
hampir sama antara periode September ini dan periode bulan Agustus.
Contoh isi saran yang disampaikan adalah :
Mesin printing I kondisi roll cat sudah tipis dan hasil cetak tidak stabil (rol no. 4)
sering gambar tidak tampak atau melebar, cetak PC 200. Agar gambar stabil roll cat
dibalut dengan lakban supaya roll rata dan gambarpun stabil. Oleh karenanya roll no. 4
printing 1 hendaknya ada perhatian (perbaikan). 85
85
Catatan Harian Heri Witrio, 21 September 2004
4.2.2.2 Pola isi informasi periode tahun II (Oktober 2004–September 2005)
4.2.2.2.1
Pola isi informasi periode Oktober 2004
Diagram 13. Pola Isi Informasi Periode Oktober 2004
75%
80%
70%
56%
60%
50%
50%
Informasi
40%
Laporan / Temuan
33%
Saran / Masukkan
30%
25%
22%
Keluhan
17%
20%
11%
11%
10%
0%
0% 0%
0%
'07/10/2004
'11/10/2004
07/10/2004
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
'25/10/2004
11/10/2004
25/10/2004
Oktober 2004
(%)
Jumlah
pesan
(%)
2
25
3
13
56
6
75
14
61
2
22
0
0
4
17
17
1
11
0
0
2
9
100
9
100
8
100
23
100
(%)
Jumlah
pesan
1
11
50
5
2
33
Keluhan
1
Total Pesan
6
(%)
Jumlah
pesan
0
0
Laporan /
Temuan
3
Saran /
Masukkan
Tabel 13. Pola Isi Informasi Periode Oktober 2004
Pada periode Oktober 2004, jumlah pesan yang diambil datanya dari 9 lembar
formulir adalah 23 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 3 pesan (13%) berbentuk informasi, 14
pesan (61%) berbentuk laporan/temuan, dan 4 pesan (17%) berbentuk saran/masukkan,
dan 2 pesan (9%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Oktober 2004 adalah modus berbentuk
laporan / temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 61% (14 pesan dari total pesan sebanyak 23 pesan).
Contoh isi laporan / temuan yang disampaikan adalah :
Ukuran karung kurang panjang / di bawah standar kode M-12 Bandar Lampung,
cetak samping, standar 65x107, ditemukan 65x104, panggil foreman supaya dicek dan
minta foreman untuk tegur operator, supaya lebih teliti kalau cetak samping. 86
4.2.2.2.2
Pola isi informasi periode November 2004
Diagram 14. Pola Isi Informasi Periode November 2004
86%
90%
80%
67%
70%
60%
60%
Informasi
50%
40%
Laporan / Temuan
33%
40%
Saran / Masukkan
Keluhan
30%
14%
20%
10%
0%
0%
0%
0%
0% 0%
0%
'04/11/2004
'09/11/2004
04/11/2004
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
'19/11/2004
09/11/2004
(%)
Jumlah
pesan
0
0
Laporan /
Temuan
6
Saran /
Masukkan
19/11/2004
(%)
Jumlah
pesan
0
0
86
3
1
14
Keluhan
0
Total Pesan
7
(%)
(%)
1
33
1
7
60
2
67
11
73
2
40
0
0
3
20
0
0
0
0
0
0
0
100
5
100
3
100
15
100
Tabel 14. Pola Isi Informasi Periode November 2004
86
November 2004
Jumlah
pesan
Catatan Harian Jumhana, 11 Oktober 2004
Pada periode November 2004, jumlah pesan yang diambil datanya dari 9 lembar
formulir adalah 15 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 1 pesan (7%) berbentuk informasi, 11 pesan
(73%) berbentuk laporan/temuan, dan 3 pesan (20%) berbentuk saran/masukkan, dan 0
pesan (0%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan November 2004 adalah modus berbentuk
laporan / temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 73% (11 pesan dari total pesan sebanyak 15 pesan). Di bulan ini pola yang
dominan selain laporan / temuan adalah saran/masukkan.
Contoh isi saran yang disampaikan adalah :
Mesin printing 2 pada roll kecil no. 2 setelah bobin block kalau bisa posisi rol
no. 2 diubah tidak diatas cetak tapi dibawah cetakan. Sebab roll tsb berada sebelum
cetakan masuk open, jadi kondisi cetak belum kering dan cat akan nempel di roll tsb
karena terus menerus, maka cat yang nempel di rol tidak bisa mengering (basah).
Akibatnya membekas pada karung hasil cetak, dan cetakan akan kotor atau membayang,
apalagi bila qualitas catnya jelek (lengket). Disarankan perlu koordinasi dengan bagian
supervisor mekanik. 87
4.2.2.2.3
Pola isi informasi periode Desember 2004
Diagram 15. Pola Isi Informasi Periode Desember 2004
100%
100%
90%
78%
80%
67%
70%
60%
Informasi
50%
Laporan / Temuan
Saran / Masukkan
40%
Keluhan
30%
22%
17%
17%
20%
10%
0%
0%
0%
0%
0% 0%
0%
'10/12/2004
87
'11/12/2004
Catatan Harian Heri Witrio, 09 November 2004
'30/12/2004
10/12/2004
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
11/12/2004
(%)
Jumlah
pesan
1
17
Laporan /
Temuan
4
Saran /
Masukkan
30/12/2004
(%)
Jumlah
pesan
0
0
67
7
1
17
Keluhan
0
Total Pesan
6
Desember 2004
(%)
Jumlah
pesan
(%)
0
0
1
4
78
10
100
21
84
0
0
0
0
1
4
0
2
22
0
0
2
8
100
9
100
10
100
25
100
Tabel 15. Pola Isi Informasi Periode Desember 2004
Pada periode Desember 2004, jumlah pesan yang diambil datanya dari 9 lembar
formulir adalah 25 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 1 pesan (4%) berbentuk informasi, 21 pesan
(84%) berbentuk laporan/temuan, dan 1 pesan (4%) berbentuk saran/masukkan, dan 2
pesan (8%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Desember 2004 adalah modus berbentuk
laporan / temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 84% (21 pesan dari total pesan sebanyak 25 pesan).
Contoh isi laporan / temuan yang disampaikan adalah :
Mesin cutting sewing, ditemukan cetakan luntur kena oli kode 324-1 Balaraja
sebanyak 350 lembar. Hasil potongan shift IA (lolos tidak terkontrol). Dipisahkan buat
cetak cross. Operator shift A kurang kontrol. 88
Contoh isi keluhan yang disampaikan adalah :
88
Catatan Harian Jumhana, 30 Desember 2004
Mesin printing III, cat Printcolor 752FPPI Orange no. 04L09 terlalu kental bila
ditambah thinner warna berubah muda. Tidak bisa pakai. Komplain. 89
4.2.2.2.4
Pola isi informasi periode Januari 2005
Diagram 16. Pola Isi Informasi Periode Januari 2005
88%
90%
80%
70%
60%
60%
Informasi
44%
50%
Laporan / Temuan
Keluhan
30%
20% 20%
13%
20%
10%
Saran / Masukkan
33%
40%
0%
11%
11%
0% 0%
0%
'06/01/2005
'18/01/2005
06/01/2005
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
'25/01/2005
18/01/2005
25/01/2005
Januari 2005
(%)
Jumlah
pesan
(%)
1
11
2
9
88
4
44
14
64
0
0
1
11
2
9
20
0
0
3
33
4
18
100
8
100
9
100
22
100
(%)
Jumlah
pesan
1
13
60
7
1
20
Keluhan
1
Total Pesan
5
(%)
Jumlah
pesan
0
0
Laporan /
Temuan
3
Saran /
Masukkan
Tabel 16. Pola Isi Informasi Periode Januari 2005
Pada periode Januari 2005, jumlah pesan yang diambil datanya dari 9 lembar
formulir adalah 22 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 2 pesan (9%) berbentuk informasi, 14 pesan
89
Catatan Harian Jumhana, 17 Desember 2004
(64%) berbentuk laporan/temuan, dan 2 pesan (9%) berbentuk saran/masukkan, dan 4
pesan (18%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Januari 2005 adalah modus berbentuk
laporan / temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 64% (14 pesan dari total pesan sebanyak 22 pesan).
Pada bulan ini pola komunikasi atau proporsi untuk setiap bentuknya cukup rata,
umumnya pola laporan / temuan paling dominan dan proporsinya tinggi, namun tampak
dari grafik bulan ini lebih rata untuk setiap pola.
Contoh isi keluhan yang disampaikan adalah :
Untuk standar QC mesin cutting 3 dan 4 belum memenuhi syarat karena masih
selalu ada selisih 1/2 - 1 cm. QC sering komplain ke mekanik dan produksi, tapi
nyatanya tidak ada tanggapan. 90
4.2.2.2.5
Pola isi informasi periode Februari 2005
Diagram 17. Pola Isi Informasi Periode Februari 2005
88%
90%
80%
70%
60%
60%
Informasi
44%
50%
Laporan / Temuan
33%
40%
20% 20%
20%
10%
Saran / Masukkan
Keluhan
30%
13%
0%
11%
11%
0% 0%
0%
'06/01/2005
'18/01/2005
01/02/2005
90
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
2
'25/01/2005
18/02/2005
(%)
Jumlah
pesan
29
0
Catatan Harian Suwandi, 25 Januari 2005
28/02/2005
(%)
Jumlah
pesan
0
3
Februari 2005
(%)
Jumlah
pesan
(%)
27
5
19
Laporan /
Temuan
2
29
4
50
7
64
13
50
Saran /
Masukkan
2
29
0
0
1
9
3
12
Keluhan
1
14
4
50
0
0
5
19
Total Pesan
7
100
8
100
11
100
26
100
Tabel 17. Pola Isi Informasi Periode Februari 2005
Pada periode Februari 2005, jumlah pesan yang diambil datanya dari 9 lembar
formulir adalah 26 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 5 pesan (19%) berbentuk informasi, 13
pesan (50%) berbentuk laporan/temuan, dan 3 pesan (12%) berbentuk saran/masukkan,
dan 5 pesan (19%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Februari 2005 adalah modus berbentuk
laporan / temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 50% (13 pesan dari total pesan sebanyak 26 pesan).
Pada bulan ini pola komunikasi atau proporsi untuk setiap bentuknya cukup rata
dan hampir sama dengan bulan Januari lalu, bahkan di bulan dominasi laporan / temuan
hanya 50%, sebaliknya banyak isi pesan yang bersifat informasi dan keluhan yang
masing-masing mencapai proporsi 19%.
Contoh isi informasi yang disampaikan adalah :
Mesin printing I cetak S-12G cat Printcolor warna ok kekentalan ok, hasil tape
test (terlampir). 91
Contoh isi laporan / temuan yang disampaikan adalah :
91
Catatan Harian Heri Witrio, 28 Februari 2005
Mesin cutting sewing, lipatan jahitan tidak lurus sehingga jahitan pun terbawa
tidak lurus, dan open bagnya rapat (tidak membuka), lapor mekanik, diservice, lipatan
serta jahitan sudah lurus, dan open bagnya sudah membuka. 92
4.2.2.2.6
Pola isi informasi periode Maret 2005
Diagram 18. Pola Isi Informasi Periode Maret 2005
86%
90%
80%
70%
60%
56%
60%
Informasi
44%
50%
Laporan / Temuan
Saran / Masukkan
40%
Keluhan
30%
20%
14%
20%
10%
20%
0%
0%
0%
0% 0%
0%
'02/03/2005
'16/03/2005
02/03/2005
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
'23/03/2005
16/03/2005
23/03/2005
Maret 2005
(%)
Jumlah
pesan
(%)
5
56
6
29
60
4
44
13
62
1
20
0
0
1
5
14
0
0
0
0
1
5
100
5
100
9
100
21
100
(%)
Jumlah
pesan
1
20
86
3
0
0
Keluhan
1
Total Pesan
7
(%)
Jumlah
pesan
0
0
Laporan /
Temuan
6
Saran /
Masukkan
Tabel 18. Pola Isi Informasi Periode Maret 2005
Pada periode Maret 2005, jumlah pesan yang diambil datanya dari 9 lembar
formulir adalah 21 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 6 pesan (29%) berbentuk informasi, 13
92
Catatan Harian Suwandi, 28 Februari 2005
pesan (62%) berbentuk laporan/temuan, dan 1 pesan (5%) berbentuk saran/masukkan,
dan 1 pesan (5%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Maret 2005 adalah modus berbentuk
laporan / temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 62% (13 pesan dari total pesan sebanyak 21 pesan). Pada bulan ini pola
komunikasi yang dominan selain laporan / temuan, adalah yang bersifat informasi dengan
proporsi mencapai 29%.
Contoh isi informasi yang disampaikan adalah :
Mesin printing 1 cetak 324-2 kadang-kadang tidak merata, pada sebelah
samping, langsung informasikan foreman dan supervisor. Sementara stop, rol karet tinta
sudah jelek dan langsung diganti yang baru. 93
Contoh isi saran yang disampaikan adalah :
Untuk cetak dalam jumlah kecil / sedikit (500 - 1500 lembar) sebaiknya
pemakaian tinta langsung di atas bak cat, untuk menghemat pemakaian tidak perlu pakai
mixer, karena kalau pakai mixer memerlukan paling tidak 1 kaleng agar tinta dapat
tersedot. 94
4.2.2.2.7
Pola isi informasi periode April 2005
Diagram 19. Pola Isi Informasi Periode April 2005
100%
100%
83%
90%
80%
70%
57%
60%
Informasi
50%
Laporan / Temuan
Saran / Masukkan
40%
Keluhan
30%
17%
20%
10%
0%
0% 0%
0%
14%
14% 14%
0%
0%
'01/04/2005
93
94
'14/04/2005
Catatan Harian Suwandi, 23 Maret 2005
Catatan Harian Heri Witrio, 16 Maret 2005
'23/04/2005
01/04/2005
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
14/04/2005
(%)
Jumlah
pesan
0
0
Laporan /
Temuan
9
Saran /
Masukkan
23/04/2005
(%)
Jumlah
pesan
0
0
100
5
0
0
Keluhan
0
Total Pesan
9
April 2005
(%)
Jumlah
pesan
(%)
1
14
1
5
83
4
57
18
82
0
0
1
14
1
5
0
1
17
1
14
2
9
100
6
100
7
100
22
100
Tabel 19. Pola Isi Informasi Periode April 2005
Pada periode April 2005, jumlah pesan yang diambil datanya dari 9 lembar
formulir adalah 22 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 1 pesan (5%) berbentuk informasi, 18 pesan
(82%) berbentuk laporan/temuan, dan 1 pesan (5%) berbentuk saran/masukkan, dan 2
pesan (9%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan April 2005 adalah modus berbentuk
laporan / temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 82% (18 pesan dari total pesan sebanyak 22 pesan).
Contoh isi laporan / temuan yang disampaikan adalah :
Mesin weaving 40-45, banyak ditemukan benang warna, check jam 15.00 alasan
tidak ada benang, dilaporkan pada mandor, supaya supply ngasih benang putih. 95
Contoh isi keluhan yang disampaikan adalah :
Karung dari luar (BT) luntur karena oli sebanyak 120 lembar, sudah dipisahkan
untuk dicross, dan komplain PT. BT. 96
95
96
Catan Harian Jumhana, 14 April 2005
Catatan Harian Suwandi, 14 April 2005
4.2.2.2.8
Pola isi informasi periode Mei 2005
Diagram 20. Pola Isi Informasi Periode Mei 2005
86%
90%
80%
70%
60%
60%
60%
Informasi
50%
40%
Laporan / Temuan
Saran / Masukkan
40%
Keluhan
30%
20% 20%
14%
20%
10%
0%
0%
0%
0% 0%
0%
'05/05/2005
'18/05/2005
05/05/2005
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
'27/05/2005
18/05/2005
27/05/2005
Mei 2005
(%)
Jumlah
pesan
(%)
2
40
2
12
60
3
60
12
71
1
20
0
0
2
12
0
1
20
0
0
1
6
100
5
100
5
100
17
100
(%)
Jumlah
pesan
0
0
86
3
1
14
Keluhan
0
Total Pesan
7
(%)
Jumlah
pesan
0
0
Laporan /
Temuan
6
Saran /
Masukkan
Tabel 20. Pola Isi Informasi Periode Mei 2005
Pada periode Mei 2005, jumlah pesan yang diambil datanya dari 9 lembar
formulir adalah 17 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 2 pesan (12%) berbentuk informasi, 12
pesan (71%) berbentuk laporan/temuan, dan 2 pesan (12%) berbentuk saran/masukkan,
dan 1 pesan (6%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Mei 2005 adalah modus berbentuk laporan
/ temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi sebesar
71% (12 pesan dari total pesan sebanyak 17 pesan). Di bulan ini jumlah pesan paling
sedikit, umumnya dalam dari 9 formulir tercatat lebih dari 20 pesan. Adapun banyaknya
informasi atau catatan pesan tidak dapat dipastikan dari masing-masing QC staf,
tergantung dengan situasi dan kondisi pekerjaan saat itu.
Contoh isi saran/masukkan yang disampaikan adalah :
Mesin printing 2 cetak 324-2 warna tinta merah cukup bagus dan standar namun
di block cepat kotor sehingga merepotkan operator. Perlu kiranya diminta kepada
supplier agar ditingkatkan kualitas tintanya. (Tinta berasal dari Printcolor). 97
4.2.2.2.9
Pola isi informasi periode Juni 2005
Diagram 21. Pola Isi Informasi
Periode Juni 2005
100%
100%
100%
90%
80%
70%
60%
50%
Informasi
Laporan / Temuan
40% 40%
Saran / Masukkan
40%
Keluhan
30%
20%
10% 10%
10%
0%
0% 0%
0%
0% 0%
0%
'08/06/2005
'20/06/2005
08/06/2005
97
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
'29/06/2005
20/06/2005
(%)
Jumlah
pesan
4
40
Laporan /
Temuan
4
Saran /
Masukkan
Keluhan
29/06/2005
(%)
Jumlah
pesan
0
0
40
5
1
10
1
10
Catatan Harian Suwandi, 18 Mei 2005
Juni 2005
(%)
Jumlah
pesan
(%)
0
0
4
18
100
7
100
16
73
0
0
0
0
1
5
0
0
0
0
1
5
Total Pesan
10
100
5
100
7
100
22
100
Tabel 21. Pola Isi Informasi Periode Juni 2005
Pada periode Juni 2005, jumlah pesan yang diambil datanya dari 9 lembar
formulir adalah 22 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 4 pesan (18%) berbentuk informasi, 16
pesan (73%) berbentuk laporan/temuan, dan 1 pesan (5%) berbentuk saran/masukkan,
dan 1 pesan (5%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Juni 2005 adalah modus berbentuk laporan
/ temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi sebesar
73% (16 pesan dari total pesan sebanyak 22 pesan). Di bulan ini proporsi informasi
sedikit meningkat yakni mencapai 18%.
Contoh isi informasi yang disampaikan adalah :
Berat karung Cargill ditimbang 10 lembar rata-rata 132 gram. Per bal 66 Kg. 98
Contoh isi laporan/temuan yang disampaikan adalah :
Mesin cutting sewing, check jam 23.30 ditemukan lipatan jahit terlalu lebar 3 cm,
Lapor mekanik (Hari P), mesin distop dan lipatan dibuat 2,5 cm, standar.99
Contoh isi laporan/temuan yang disampaikan adalah :
No. 83 BT VI 05 panjang 1500 m / berat 127,54, cetak S-12G Medan, hasil potong total
1346 lembar, ukuran 103. Cloth ini berat/100 sudah sesuai 89,6 -91,2 yang jelas
panjangnya kurang, perlu kiranya dikomplain ke PT. BT. 100
98
Catatan Harian Jumhana, 08 Juni 2005
Catatan Harian Heri Witrio, 20 Juni 2005
100
Catatan Harian Heri Witrio, 08 Juni 2005
99
4.2.2.2.10 Pola isi informasi periode Juli 2005
Diagram 22. Pola Isi Informasi Periode Juli 2005
67%
70%
56%
60%
50%
44%
40%
33%
Informasi
33%
Laporan / Temuan
Saran / Masukkan
30%
22%
22%
22%
Keluhan
20%
10%
0%
0%
0%
0%
0%
'06/07/2005
'13/07/2005
06/07/2005
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
'30/07/2005
13/07/2005
30/07/2005
Juli 2005
(%)
Jumlah
pesan
(%)
2
22
6
29
67
5
56
10
48
1
33
0
0
1
5
22
0
0
2
22
4
19
100
3
100
9
100
21
100
(%)
Jumlah
pesan
0
0
33
2
0
0
Keluhan
2
Total Pesan
9
(%)
Jumlah
pesan
4
44
Laporan /
Temuan
3
Saran /
Masukkan
Tabel 22. Pola Isi Informasi Periode Juli 2005
Pada periode Juli 2005, jumlah pesan yang diambil datanya dari 9 lembar formulir
adalah 21 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk persentase),
terlihat pola komunikasi berupa 6 pesan (29%) berbentuk informasi, 10 pesan (48%)
berbentuk laporan/temuan, dan 1 pesan (5%) berbentuk saran/masukkan, dan 4 pesan
(19%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Juli 2005 adalah modus berbentuk laporan
/ temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi sebesar
48% (10 pesan dari total pesan sebanyak 22 pesan). Di bulan ini proporsi laporan temuan
walaupun paling tinggi tapi proporsinya paling kecil dibandingkan bulan-bulan lalu, hal
ini disebabkan adanya peningkatan pesan bersifat informasi mencapai 29%, dan keluhan
mencapai 19%.
Contoh isi keluhan yang disampaikan adalah :
Mesin weaving 9 selesai overhoule, di beberapa titik densing masih ditemukan
jarang-jarang, posisi pita sudah benar. Komplain ke mekanik yang melakukan overhoule
agar memperbaiki. 101
4.2.2.2.11 Pola isi informasi periode Agustus 2005
Diagram 23. Pola Isi Informasi Periode Agustus 2005
67%
70%
60%
50%
50%
36%
40%
30%
Informasi
33%
Laporan / Temuan
27%
Saran / Masukkan
18% 18%
17%
20%
Keluhan
17% 17%
10%
0% 0%
0%
'02/08/2005
'13/08/2005
02/08/2005
101
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
'27/08/2005
13/08/2005
(%)
Jumlah
pesan
3
27
Laporan /
Temuan
4
Saran /
Masukkan
2
27/08/2005
(%)
Jumlah
pesan
2
33
36
4
18
0
Catatan Harian Heri Witrio, 30 Juli 2005
Agustus 2005
(%)
Jumlah
pesan
(%)
1
17
6
26
67
3
50
11
48
0
1
17
3
13
Keluhan
2
18
0
0
1
17
3
13
Total Pesan
11
100
6
100
6
100
23
100
Tabel 23. Pola Isi Informasi Periode Agustus 2005
Pada periode Agustus 2005, jumlah pesan yang diambil datanya dari 9 lembar
formulir adalah 23 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 6 pesan (26%) berbentuk informasi, 11
pesan (48%) berbentuk laporan/temuan, dan 3 pesan (13%) berbentuk saran/masukkan,
dan 3 pesan (13%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Agustus 2005 adalah modus berbentuk
laporan / temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 48% (11 pesan dari total pesan sebanyak 23 pesan). Di bulan ini proporsi laporan
temuan walaupun paling tinggi tapi proporsinya juga kecil sama dengan bulan Juli, hal ini
disebabkan adanya peningkatan pesan bersifat informasi mencapai 26%, saran/masukkan
juga meningkatkan menjadi 13% dan keluhan juga 13%. Jadi proporsi pesan untuk setiap
kategori cukup rata.
Contoh isi informasi yang disampaikan adalah :
Mesin weaving 36,37,34 berat karung dalam 1 cloth banyak yang over, dan
banyak pula yang masuk standar berat. D 800 10x10, yang over rata-rata 4-5 gram
dalam 1 cloth. 102
Contoh isi saran/masukkan yang disampaikan adalah :
Mesin printing 2 cetak PC 100, 1 warna, stop katanya ganti desain. Untuk
menghindari kesalahan, kalau ada ganti desain maupun yang lain, mohon ada
pemberitahuan kepada QC. 103
102
103
Catatan Harian Heri Witrio, 02 Agustus 2005
Catatan Harian Suwandi, 02 Agustus 2005
Contoh isi keluhan yang disampaikan adalah :
Mesin weaving 47, 50, karung agak jarang, komplain ke mekanik, ganti gear
karung sudah rapat. 104
4.2.2.2.12 Pola isi informasi periode September 2005
Diagram 24. Pola Isi Informasi Periode September 2005
86%
90%
80%
71%
70%
60%
50% 50%
Informasi
50%
Laporan / Temuan
40%
Saran / Masukkan
29%
Keluhan
30%
14%
20%
10%
0% 0%
0%
0%
0% 0%
0%
'01/09/2005
'17/09/2005
01/09/2005
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
'29/09/2005
17/09/2005
29/09/2005
September 2005
(%)
Jumlah
pesan
(%)
1
14
4
20
71
6
86
14
70
0
0
0
0
0
0
0
2
29
0
0
2
10
100
7
100
7
100
20
100
(%)
Jumlah
pesan
0
0
50
5
0
0
Keluhan
0
Total Pesan
6
(%)
Jumlah
pesan
3
50
Laporan /
Temuan
3
Saran /
Masukkan
Tabel 24. Pola Isi Informasi Periode September 2005
Pada periode September 2005, jumlah pesan yang diambil datanya dari 9 lembar
formulir adalah 20 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 4 pesan (20%) berbentuk informasi, 14
104
Catatan Harian Jumhana, 27 Agustus 2005
pesan (70%) berbentuk laporan/temuan, dan 0 pesan (0%) berbentuk saran/masukkan,
dan 2 pesan (10%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan September 2005 adalah modus berbentuk
laporan / temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 70% (14 pesan dari total pesan sebanyak 20 pesan). Di bulan ini pesan
didominasi oleh bentuk informasi dan laporan/temuan.
Contoh isi informasi yang disampaikan adalah :
BBG Hasil tapetest ok (2 warna), Hasil cetak 6200, pemakaian tinta 25 kg. Sisa
tinta 12,5 kg dikembalikan ke storeroom. 105
Contoh isi laporan/temuan yang disampaikan adalah :
Di mesin balling, ditemukan kode FB 100 Sierad berat per ball di bawah standar
55 kg, dibongkar, dihitung ulang 50 lembar, ditimbang per 10 lembar rata-rata 107
gram, karung dikasih tanda, hasil cetak shift IIA, D900. 106
4.2.2.3.
Pola Isi Informasi periode tahun III (Oktober 2005–September
2006)
4.2.2.3.1.
Pola isi informasi periode Oktober 2005
Diagram 25. Pola Isi Informasi Periode Oktober 2005
75%
80%
67%
70%
60%
50%
50%
Informasi
38%
40%
Laporan / Temuan
33%
Saran / Masukkan
Keluhan
30%
105
20%
13%
13%
Catatan Harian Heri Witrio, 01 September 2005
106 10%
Catatan Harian Jumhana,
01 September
0%
0% 2005
0%
13%
0%
0%
'03/10/2005
'11/10/2005
'14/10/2005
03/10/2005
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
11/10/2005
(%)
Jumlah
pesan
1
13
Laporan /
Temuan
6
Saran /
Masukkan
14/10/2005
(%)
Jumlah
pesan
3
33
75
6
0
0
Keluhan
1
Total Pesan
8
Oktober 2005
(%)
Jumlah
pesan
(%)
4
50
8
32
67
3
38
15
60
0
0
0
0
0
0
13
0
0
1
13
2
8
100
9
100
8
100
25
100
Tabel 25. Pola Isi Informasi Periode Oktober 2005
Pada periode Oktober 2005, jumlah pesan yang diambil datanya dari 12 lembar
formulir adalah 25 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 8 pesan (32%) berbentuk informasi, 15
pesan (60%) berbentuk laporan/temuan, dan 0 pesan (0%) berbentuk saran/masukkan,
dan 2 pesan (8%) berbentuk keluhan. Di bulan ini formulir yang diambil bertambah 3
formulir, karena mulai bulan ini ada tambahan 1 orang staf QC.
Modus informasi yang terjadi di bulan Oktober 2005 adalah modus berbentuk
laporan / temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 60% (15 pesan dari total pesan sebanyak 25 pesan). Namun selain
laporan/temuan, bulan ini pesan didominasi juga oleh bentuk informasi yakni mencapai
32%, paling tinggi dari bulan-bulan sebelumnya.
Contoh isi informasi yang disampaikan adalah :
Mesin weaving 47 = 116 gr, mesin weaving 54 = 119 gr, mesin 56 = 116 gr, D
900 berat over. Mesin weaving 23 = 113 gr D 850 berat over, mesin weaving 30 = 93 gr
D850 under, mesin weaving 39 = 87 gr D800 under, mesin weaving 4 = 101 gr D800
berat over. Dicek semua cloth yang sudah dipotong kebanyakan berar cloth standar
dengan deniernya. 107
Contoh isi laporan / temuan yang disampaikan adalah :
Printing block Optimal kode cetak OB-11 / 12, ditemukan lingkaran tengah
dengan tulisan teksnya terlalu rapat, tidak sesuai dengan gambar yang ada (dengan
desainnya), informasikan PPB untuk setting ulang. 108
Contoh isi keluhan yang disampaikan adalah :
Mesin weaving 49, tenunan jarang-jarang akibat posisi pita kurang pas pada
tempatnya, komplain ke operator, mesin distop, pita disusun pada posisinya. Hasilnya
sudah bagus (ok). 109
4.2.2.3.2.
Pola isi informasi periode November 2005
Diagram 26. Pola Isi Informasi Periode November 2005
80%
73%
67%
70%
60%
50%
40%
43%
Informasi
Laporan / Temuan
33%
Saran / Masukkan
29% 29%
30%
Keluhan
18%
20%
9%
10%
0% 0%
0%
0%
0%
'12/11/2005
'25/11/2005
12/11/2005
107
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
Laporan /
Temuan
'28/11/2005
25/11/2005
(%)
Jumlah
pesan
2
33
4
67
(%)
2
18
8
73
Catatan Harian Jumhana, 11 Oktober 2005
Catatan Harian Darlin, 03 Oktober 2005
109
Catatan Harian Jumhana, 03 Oktober 2005
108
28/11/2005
Jumlah
pesan
November 2005
(%)
Jumlah
pesan
(%)
2
29
6
25
2
29
14
58
Saran /
Masukkan
0
0
0
0
0
0
0
0
Keluhan
0
0
1
9
3
43
4
17
Total Pesan
6
100
11
100
7
100
24
100
Tabel 26. Pola Isi Informasi Periode November 2005
Pada periode November 2005, jumlah pesan yang diambil datanya dari 12 lembar
formulir adalah 24 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 6 pesan (25%) berbentuk informasi, 14
pesan (58%) berbentuk laporan/temuan, dan 0 pesan (0%) berbentuk saran/masukkan,
dan 4 pesan (17%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan November 2005 adalah modus berbentuk
laporan / temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 58% (14 pesan dari total pesan sebanyak 24 pesan). Namun selain
laporan/temuan, bulan ini pesan didominasi juga oleh bentuk informasi dan keluhan.
Contoh isi informasi yang disampaikan adalah :
Untuk BBS belum bisa dilakukan penyortiran, karena barangnya masih
tertumpuk ditengah-tengah bal2 an karung lain, (belum dibongkar). 110
Contoh isi laporan/temuan yang disampaikan adalah :
Mesin weaving 63, 66, 61, ditemukan karung jarang-jarang, masalah tiang
transfer bautnya kendur, putaran tiang tidak stabil, sudah diservice, hasil rajutan ok. 111
Contoh isi keluhan yang disampaikan adalah :
Mesin printing 1 cetak kode Extra M, ditemukan BS start awal 100 lbr, melipat
150 lbr, menepi 50 lbr, karung hasil sortiran QC dianggap BS, karung setelah di rol
ulang tapi masih tetap ada yang melipat. Karung BS dipisah buat cetak cross, karung
110
111
Catatan Harian Heri Witrio, 12 November 2005
Catatan Harian Darlin, 25 November 2005
melipat kemungkinan dari proses weaving, sudah dikomplain, tapi belum ditemukan
masalahnya. 112
4.2.2.3.3.
Pola isi informasi periode Desember 2005
Diagram 27. Pola Isi Informasi Periode Desember 2005
90%
83%
73%
80%
70%
60%
Informasi
50%
40%
Laporan / Temuan
40%
30%
30%
10%
Keluhan
20%
17%
20%
Saran / Masukkan
27%
10%
0%
0%
0% 0%
0%
'05/12/2005
'12/12/2005
05/12/2005
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
'16/12/2005
12/12/2005
16/12/2005
Desember 2005
(%)
Jumlah
pesan
(%)
3
27
5
19
40
8
73
17
63
1
10
0
0
2
7
0
3
30
0
0
3
11
100
10
100
11
100
27
100
(%)
Jumlah
pesan
2
20
83
4
1
17
Keluhan
0
Total Pesan
6
(%)
Jumlah
pesan
0
0
Laporan /
Temuan
5
Saran /
Masukkan
Tabel 27. Pola Isi Informasi Periode Desember 2005
Pada periode Desember 2005, jumlah pesan yang diambil datanya dari 12 lembar
formulir adalah 27 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 5 pesan (19%) berbentuk informasi, 17
112
Catatan Harian Jumhana, 28 November 2005
pesan (63%) berbentuk laporan/temuan, dan 2 pesan (7%) berbentuk saran/masukkan,
dan 3 pesan (11%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Desember 2005 adalah modus berbentuk
laporan / temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 63% (17 pesan dari total pesan sebanyak 27 pesan). Namun selain
laporan/temuan, bulan ini pesan semua bentuk ada, jadi proporsi masing-masing kategori
cukup rata.
Contoh isi informasi yang disampaikan adalah :
Untuk kode GR-1 meragukan, cetakan lama, stock karung masih ada kgnya 45
sedangkan di master kg 35, cetak ditunda. 113
Contoh isi keluhan yang disampaikan adalah :
Komplain cloth dari weaving 47,48,49,61, setelah kita buktikan dengan diambil 1
meter dari setiap cloth, tenyata memang benar over / di atas standar dengan data
menurut berat per meternya. Dengan perbandingan karung yang over dan yang tidak,
terlihat di rajutannya. karung over rajutan (terutama pada shuttle) rapat. karung yang
masuk standar berat, rajutan terlihat rapi tidak rapat pada bagian shuttlenya. 114
4.2.2.3.4.
Pola isi informasi periode Januari 2006
Diagram 28. Pola Isi Informasi Periode Januari 2006
50%
50%
50%
42% 42%
45%
38%
40%
35%
30%
25%
Informasi
25%
Laporan / Temuan
25%
Saran / Masukkan
20%
Keluhan
13%
15%
8% 8%
10%
5%
0%
0%
0%
'03/01/2006
113
114
'18/01/2006
Catatan Harian Jumhana, 12 Desember 2005
Catatan Harian Darlin, 12 Desember 2005
'25/01/2006
03/01/2006
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
18/01/2006
(%)
Jumlah
pesan
4
50
Laporan /
Temuan
2
Saran /
Masukkan
25/01/2006
(%)
Jumlah
pesan
1
13
25
5
0
0
Keluhan
2
Total Pesan
8
Januari 2006
(%)
Jumlah
pesan
(%)
5
42
10
36
63
5
42
12
43
1
13
1
8
2
7
25
1
13
1
8
4
14
100
8
100
12
100
28
100
Tabel 28. Pola Isi Informasi Periode Januari 2006
Pada periode Januari 2006, jumlah pesan yang diambil datanya dari 12 lembar
formulir adalah 28 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 10 pesan (36%) berbentuk informasi, 12
pesan (43%) berbentuk laporan/temuan, dan 2 pesan (7%) berbentuk saran/masukkan,
dan 4 pesan (14%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Januari 2006 adalah modus berbentuk
laporan/temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 43% (12 pesan dari total pesan sebanyak 28 pesan). Modus informasi dalam
bulan ini meningkat tinggi mencapai proporsi 36%. Jadi di bulan ini kedua bentuk ini
yang paling dominan.
Contoh isi informasi yang disampaikan adalah :
Mesin printing II cetak 324-K Hasil cetak, warna lebih bagus rata dan stabil
karena pengisian thinner secara otomatis. 115
Contoh isi saran/masukkan yang disampaikan adalah :
115
Catatan Harian Heri Witrio, 25 Januari 2006
Untuk meningkatkan hasil printing, akan lebih bagus bila semua mesin print
mengisi thinner secara otomatis. 116
Contoh isi keluhan yang disampaikan adalah :
Untuk mandor sakura tolong diinformasikan untuk kerjasamanya memantau
operator weaving karena dilihat kesehariaannya tidak ada pemantauan operator
khususnya weaving shift A. 117
4.2.2.3.5.
Pola isi informasi periode Februari 2006
Diagram 29. Pola Isi Informasi Periode Februari 2006
80%
73%
70%
62%
60%
50%
43%
Informasi
Laporan / Temuan
40%
29%
Saran / Masukkan
29%
30%
Keluhan
18%
15%
20%
9%
10%
0%
15%
8%
0%
0%
'09/02/2006
'15/02/2006
09/02/2006
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
'27/02/2006
15/02/2006
27/02/2006
(%)
(%)
2
15
6
19
73
8
62
19
61
0
0
1
8
1
3
29
1
9
2
15
5
16
100
11
100
13
100
31
100
(%)
2
18
43
8
0
0
Keluhan
2
Total Pesan
7
(%)
2
29
Laporan /
Temuan
3
Saran /
Masukkan
Tabel 29. Pola Isi Informasi Periode Februari 2006
116
117
Februari 2006
Jumlah
pesan
Jumlah
pesan
Jumlah
pesan
Catatan Harian Heri Witrio, 25 Januari 2006
Catatan Harian Darlin, 25 Januari 2006
Pada periode Februari 2006, jumlah pesan yang diambil datanya dari 12 lembar
formulir adalah 31 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 6 pesan (19%) berbentuk informasi, 19
pesan (61%) berbentuk laporan/temuan, dan 1 pesan (3%) berbentuk saran/masukkan,
dan 5 pesan (16%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Februari 2006 adalah modus berbentuk
laporan/temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 61% (19 pesan dari total pesan sebanyak 31 pesan). Di bulan ini proporsi
informasi dan keluhan juga cukup tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya.
Contoh isi informasi yang disampaikan adalah :
Mesin printing I cetak kode T-78-2 T-78-3 karawang 60x96. Ada instruksi di
schedule produksi harus pakai bobin 102 (98cm). Cat warna kuning pakai yellow 05
hasilnya agak muda dengan warna kuning di sample asli. Sudah didiskusikan sama
foreman dan supervisor. (Urgent). 118
Contoh isi saran yang disampaikan adalah :
Gypsum, dalam 1 shift hasil jahit finish hanya dapat 500 lbr. Untuk jahit daun,
hanya dapat 650 lbr. Perlu cari solusi agar hasil jahitan bisa lebih banyak. 119
Contoh isi keluhan yang disampaikan adalah :
Karung kode Gypsum, ditemukan ada yang salah cara menempel karung
sambungan (lidah karung), komplain ke mandor, pasang ulang. 120
118
Catatan Harian Jumhana, 15 Februari 2006
Catatan Harian Heri Witrio, 27 Februari 2006
120
Catatan Harian Jumhana, 27 Februari 2006
119
4.2.2.3.6.
Pola isi informasi periode Maret 2006
Diagram 30. Pola Isi Informasi Periode Maret 2006
80%
71%
69%
70%
56%
60%
50%
40%
Informasi
Laporan / Temuan
31%
Saran / Masukkan
30%
Keluhan
22%
14%
20%
7%
10%
0%
11%
11%
7%
0%
0%
'07/03/2006
'20/03/2006
07/03/2006
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
'30/03/2006
20/03/2006
30/03/2006
Maret 2006
(%)
Jumlah
pesan
(%)
1
11
6
17
71
5
56
24
67
1
7
1
11
2
6
0
2
14
2
22
4
11
100
14
100
9
100
36
100
(%)
Jumlah
pesan
1
7
69
10
0
0
Keluhan
0
Total Pesan
13
(%)
Jumlah
pesan
4
31
Laporan /
Temuan
9
Saran /
Masukkan
Tabel 30. Pola Isi Informasi Periode Maret 2006
Pada periode Maret 2006, jumlah pesan yang diambil datanya dari 12 lembar
formulir adalah 36 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 6 pesan (17%) berbentuk informasi, 24
pesan (67%) berbentuk laporan/temuan, dan 2 pesan (6%) berbentuk saran/masukkan,
dan 4 pesan (11%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Maret 2006 adalah modus berbentuk
laporan/temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 67% (24 pesan dari total pesan sebanyak 36 pesan).
Contoh isi informasi yang disampaikan adalah :
Dari hasil sortir 3 bal Silica, sebanyak 935 lbr, ukuran standar, sisanya 565 lbr
ukuran dibawah standar, karung dipisah. Sebagai informasi, Silica keseluruhan sudah
disortir. 121
Contoh isi laporan / temuan yang disampaikan adalah :
Weaving line IV no. 55/57 operator kurang teliti, pita putus tidak cepat
disambung akibatnya rajutan rusak karena pita double (minor). Dibuat pelaporan
masalah dan informasikan ke supervisor dan mandor sakura, operator ditegur dan diberi
pengarahan. 122
Contoh isi keluhan yang disampaikan adalah :
Cloth dari BT no. 43, karung banyak oli +/- 250 mtr. Karung dipotong, tidak jadi
cetak. Dikomplain ke BT. 123
4.2.2.3.7.
Pola isi informasi periode April 2006
Diagram 31. Pola Isi Informasi Periode April 2006
90%
83%
80%
73%
80%
70%
60%
Informasi
50%
Laporan / Temuan
Saran / Masukkan
40%
Keluhan
30%
18%
20%
10%
17%
10% 10%
9%
0%
0%
0% 0%
0%
'06/04/2006
121
'20/04/2006
Catatan Harian Suwandi, 07 Maret 2006
Catatan Harian Darlin, 07 Maret 2006
123
Catatan Harian Jumhana, 20 Maret 2006
122
'22/04/2006
06/04/2006
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
20/04/2006
(%)
Jumlah
pesan
0
0
Laporan /
Temuan
8
Saran /
Masukkan
22/04/2006
(%)
Jumlah
pesan
0
0
73
8
1
9
Keluhan
2
Total Pesan
11
April 2006
(%)
Jumlah
pesan
(%)
1
17
1
4
80
5
83
21
78
1
10
0
0
2
7
18
1
10
0
0
3
11
100
10
100
6
100
27
100
Tabel 31. Pola Isi Informasi Periode April 2006
Pada periode April 2006, jumlah pesan yang diambil datanya dari 12 lembar
formulir adalah 27 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 1 pesan (4%) berbentuk informasi, 21 pesan
(78%) berbentuk laporan/temuan, dan 2 pesan (7%) berbentuk saran/masukkan, dan 3
pesan (11%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan April 2006 adalah modus berbentuk
laporan/temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 74% (20 pesan dari total pesan sebanyak 27 pesan).
Contoh isi laporan / temuan yang disampaikan adalah :
Mesin weaving 10, checking jam 08.25, rajutan pecah-pecah sekitar 3 meter
(mayor), diganti pita yang bagus, diambil dari Creelstand. Rajutan ok. 124
Contoh isi keluhan yang disampaikan adalah :
Mesin weaving 16, produksi karung kuning, banyak terselip benang hijau,
komplain, operator disuruh ganti pita, karung sudah bagus. 125
124
125
Catatan Harian Darlin, 20 April 2006
Catatan Harian Jumhana, 06 April 2006
4.2.2.3.8.
Pola isi informasi periode Mei 2006
Diagram 32. Pola Isi Informasi Periode Mei 2006
86%
90%
80%
71%
70%
60%
Informasi
50%
Laporan / Temuan
38% 38%
Saran / Masukkan
40%
Keluhan
30%
14% 14%
20%
10%
14%
0%
0%
13% 13%
0%
0%
'04/05/2006
'08/05/2006
04/05/2006
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
'09/05/2006
08/05/2006
09/05/2006
Mei 2006
(%)
Jumlah
pesan
(%)
3
38
3
14
86
3
38
14
64
1
14
1
13
3
14
14
0
0
1
13
2
9
100
7
100
8
100
22
100
(%)
Jumlah
pesan
0
0
71
6
1
14
Keluhan
1
Total Pesan
7
(%)
Jumlah
pesan
0
0
Laporan /
Temuan
5
Saran /
Masukkan
Tabel 32. Pola Isi Informasi Periode Mei 2006
Pada periode Mei 2006, jumlah pesan yang diambil datanya dari 12 lembar
formulir adalah 22 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 3 pesan (14%) berbentuk informasi, 14
pesan (64%) berbentuk laporan/temuan, dan 3 pesan (14%) berbentuk saran/masukkan,
dan 2 pesan (9%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Mei 2006 adalah modus berbentuk
laporan/temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 64% (14 pesan dari total pesan sebanyak 22 pesan).
Contoh isi informasi yang disampaikan adalah :
Kode Gypsum Aplus, menurut POP, berat bal berkisar 40-41 kg, setelah
dipacking berat rata-rata 44-45 kg, over 3-4 kg per bal, sudah informasikan ke foreman
extruder. 126
Contoh isi saran / masukkan yang disampaikan adalah :
Usul untuk di bal press, perlu diberi keterangan penulisan no. seri packing pada
tiap-tiap kode Cargill, agar operator lebih mudah dan jelas dalam penulisan kode dan
no. seri packing. 127
4.2.2.3.9.
Pola isi informasi periode Juni 2006
Diagram 33. Pola Isi Informasi Periode Juni 2006
86%
90%
80%
70%
60%
50%
Informasi
50%
38%
Laporan / Temuan
38%
40%
30%
Saran / Masukkan
33%
Keluhan
25%
17%
14%
20%
10%
0%
0%
0%
0%
0%
'16/06/2006
'21/06/2006
16/06/2006
126
127
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
'23/06/2006
21/06/2006
23/06/2006
(%)
Jumlah
pesan
2
33
38
1
0
0
3
38
Juni 2006
(%)
Jumlah
pesan
(%)
0
0
4
19
17
6
86
10
48
0
0
0
0
0
0
3
50
1
14
7
33
(%)
Jumlah
pesan
2
25
Laporan /
Temuan
3
Saran /
Masukkan
Keluhan
Catatan Harian Suwandi, 09 Mei 2006
Catatan Harian Heri Witrio, 04 Mei 2006
Total Pesan
8
100
6
100
7
100
21
100
Tabel 33. Pola Isi Informasi Periode Juni 2006
Pada periode Juni 2006, jumlah pesan yang diambil datanya dari 12 lembar
formulir adalah 21 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 4 pesan (19%) berbentuk informasi, 10
pesan (48%) berbentuk laporan/temuan, dan 0 pesan (0%) berbentuk saran/masukkan,
dan 7 pesan (33%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Juni 2006 adalah modus berbentuk
laporan/temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 48% (10 pesan dari total pesan sebanyak 21 pesan). Proporsi untuk keluhan di
bulan ini meningkat sangat tinggi mencapai 33%.
Contoh isi laporan / temuan yang disampaikan adalah :
Weaving line I s/d IV dari semua shift, sering ditemukan karung kotor, karena
operator pada saat menyemprot mesin atau cleaning operator tidak memberhentikan
mesin, yang mengakibatkan kotoran menempel pada karung, apalagi kalau kotoran oli
sampai menempel pada rol take up yang atas, selama kotoran oli masih menempel,
karung akan terlihat kotor (berwarna hitam) dan akan berpengaruh pada cetakan, dan
printing block akan kotor, sudah dibuatkan pelaporan masalah kepada supervisor IIIB
dan foreman weaving. 128
Contoh isi keluhan yang disampaikan adalah :
Unigro Cargill, jika dipress di mesin lama dalam 1 ball dipastikan ada yang
cacat di bagian ujung paling bawah (bagian benang jahit), cacat diperkirakan sekitar 510 lembar, akibat gencetan press, karena yang ada benang jahit posisi lebih menonjol.
Contoh yang cacat bisa dilihat, dikirim melalui Jumhana. Komplain agar mesin
diperbaiki dahulu. 129
128
129
Catatan Harian Darlin, 23 Juni 2006
Catatan Harian Heri Witrio, 16 Juni 2006
4.2.2.3.10.
Pola isi informasi periode Juli 2006
Diagram 34. Pola Isi Informasi Periode Juli 2006
80%
71%
70%
60%
57%
60%
50%
Informasi
40%
Laporan / Temuan
40%
Saran / Masukkan
29%
30%
Keluhan
14% 14%
20%
14%
10%
0%
0%
0%
0%
0%
'12/07/2006
'22/07/2007
'27/07/2006
12/07/2006
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
22/07/2006
27/07/2006
Juli 2006
(%)
Jumlah
pesan
(%)
1
14
1
4
71
4
57
15
63
1
14
0
0
1
4
40
1
14
2
29
7
29
100
7
100
7
100
24
100
(%)
Jumlah
pesan
0
0
60
5
0
0
Keluhan
4
Total Pesan
10
(%)
Jumlah
pesan
0
0
Laporan /
Temuan
6
Saran /
Masukkan
Tabel 34. Pola Isi Informasi Periode Juli 2006
Pada periode Juli 2006, jumlah pesan yang diambil datanya dari 12 lembar
formulir adalah 24 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 1 pesan (4%) berbentuk informasi, 15 pesan
(63%) berbentuk laporan/temuan, dan 1 pesan (4%) berbentuk saran/masukkan, dan 7
pesan (29%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Juli 2006 adalah modus berbentuk
laporan/temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 63% (15 pesan dari total pesan sebanyak 24 pesan). Proporsi untuk keluhan di
bulan ini juga sangat tinggi mencapai 29%.
Contoh isi laporan / temuan yang disampaikan adalah :
Karung dari BT ditemukan 1 rol tidak pakai bobbin, dirol ulang. 130
Contoh isi keluhan yang disampaikan adalah :
Clothing DPP/VII/06 no. 355, 65 800 11x11, sudah naik cetak 1 meter, kondisi
karung melipat, sudah dipisahkan di belakang printing III, komplain ke DPP. 131
4.2.2.3.11.
Pola isi informasi periode Agustus 2006
Diagram 35. Pola Isi Informasi Periode Agustus 2006
67%
70%
60%
50%
44%
44%
Informasi
40%
33%
33%
33%
Laporan / Temuan
Saran / Masukkan
30%
Keluhan
17% 17%
20%
11%
10%
0%
0% 0%
0%
'02/08/2006
'05/08/2006
02/08/2006
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
'25/08/2006
05/08/2006
25/08/2006
(%)
(%)
2
33
5
24
67
1
17
9
43
0
0
1
17
1
5
44
0
0
2
33
6
29
100
6
100
6
100
21
100
(%)
2
33
44
4
0
0
Keluhan
4
Total Pesan
9
(%)
1
11
Laporan /
Temuan
4
Saran /
Masukkan
Tabel 35. Pola Isi Informasi Periode Agustus 2006
130
131
Agustus 2006
Jumlah
pesan
Jumlah
pesan
Jumlah
pesan
Catatan Harian, 27 Juli 2006
Catatan Harian, 22 Juli 2006
Pada periode Agustus 2006, jumlah pesan yang diambil datanya dari 12 lembar
formulir adalah 21 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 5 pesan (24%) berbentuk informasi, 9 pesan
(43%) berbentuk laporan/temuan, dan 1 pesan (5%) berbentuk saran/masukkan, dan 6
pesan (29%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan Agustus 2006 adalah modus berbentuk
laporan/temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 43% (9 pesan dari total pesan sebanyak 21 pesan). Proporsi untuk keluhan di
bulan ini juga sangat tinggi mencapai 29%, selain itu proporsi untuk informasi juga
mencapai 24%, oleh karena itu proporsi tertinggi yakni laporan / temuan menjadi agak
turun atau dibawah 50%.
Contoh isi informasi yang disampaikan adalah :
Untuk warna hijau (green 02) akhir-akhir ini warna cenderung agak tua,
walaupun pemberian thinner sudah cukup banyak (set = 150), biasanya Green 02 set
thinner antara 250 - 300 sec. Sebenarnya warna ok, cuma agak sedikit beda dari yang
biasa. 132
Contoh isi keluhan yang disampaikan adalah :
Mesin weaving 54, checking jam 02.10 operator Retno (shift IIIA) hasil rajutan /
karung banyak tercampur pita warna kuning +/- 8 s/d 10 m, pita dari Creelstand.
Informasi dan komplain ke foreman, pita cepat diganti, operator diberi teguran lisan
oleh foreman agar tetap kontrol dengan hasil kerjanya. 133
132
133
Catatan Harian Heri Witrio, 02 Agustus 2006
Catatan Harian Darlin, 25 Agustus 2006
4.2.2.3.12.
Pola isi informasi periode September 2006
Diagram 36. Pola Isi Informasi Periode September 2006
57%
60%
57%
50%
40%
40%
29%
Informasi
29%
Laporan / Temuan
30%
20%
20%
Saran / Masukkan
20% 20%
Keluhan
14%
14%
10%
0%
0%
0%
'15/09/2006
'19/09/2006
15/09/2006
Pola Isi
Jumlah
pesan
Informasi
'20/09/2006
19/09/2006
20/09/2006
September 2006
(%)
Jumlah
pesan
(%)
2
29
3
16
40
4
57
7
37
1
20
1
14
4
21
57
1
20
0
0
5
26
100
5
100
7
100
19
100
(%)
Jumlah
pesan
1
20
14
2
2
29
Keluhan
4
Total Pesan
7
(%)
Jumlah
pesan
0
0
Laporan /
Temuan
1
Saran /
Masukkan
Tabel 36. Pola Isi Informasi Periode September 2006
Pada periode September 2006, jumlah pesan yang diambil datanya dari 12 lembar
formulir adalah 19 pesan, dari jumlah munculnya pesan dan proporsi (dalam bentuk
persentase), terlihat pola komunikasi berupa 3 pesan (16%) berbentuk informasi, 7 pesan
(37%) berbentuk laporan/temuan, dan 4 pesan (21%) berbentuk saran/masukkan, dan 5
pesan (26%) berbentuk keluhan.
Modus informasi yang terjadi di bulan September 2006 adalah modus berbentuk
laporan/temuan, bentuk ini paling dominan muncul yakni mencapai proporsi tertinggi
sebesar 37% (7 pesan dari total pesan sebanyak 19 pesan). Proporsi untuk saran /
masukkan di bulan ini juga sangat tinggi mencapai 21%, selain itu proporsi untuk
keluhan juga mencapai 26%, oleh karena itu proporsi tertinggi yakni laporan / temuan di
bulan menjadi turun, dibawah 50%.
Contoh isi informasi yang disampaikan adalah :
Tinta Toyoink / sample warna Yellow 04 sudah dipakai di mesin no. II order 8003
van, warna lumayan bagus (standar) dan di tape test tidak ngangkat. 134
Contoh isi laporan / temuan yang disampaikan adalah :
Karung A Plus banyak ditemukan plastik inner tidak terjahit full, hanya separo,
yaitu di bagian lidah saja yang terjahit, ujung banyak yang tidak terjahit, akibat
operator kurang teliti, 1000 lembar dibongkar + 200 lembar jahitan ok, termasuk yang
sudah dipacking 1 ball banyak yang plastik tidak terjahit, yang 1 bal diperkirakan
jahitan shift sebelumnya (IIIA). 135
Contoh isi saran / masukkan yang disampaikan adalah :
Mesin printing 2, cetak 611 Lampung, pakai bobbin baru standar 104 / 105 cm,
tetapi hasilnya 106 - 107 cm. Cetak sementara ditunda, mohon saran dan perbaikan. 136
Contoh isi keluhan yang disampaikan adalah :
Ditemukan BS jarang-jarang sebanyak 200 lembar, kode 8003 van lampung
50x91 D 800 di area sewing, karung dipisah, dibungkus untuk dikomplain. 137
4.3 Pembahasan dan Hasil Analisa Data Penelitia
4.3.1
Pembahasan dan Hasil Uji Reliabilitas
Hasil dari penelitian antar pelaku koding terhadap Isi Informasi Catatan Harian
divisi Quality Control selama 3 tahun (periode Oktober 2003 – September 2006)
134
Catatan Harian Suwandi, 20 September 2006
Catatan Harian Heri Witrio, 20 September 2006
136
Catatan Harian Suwandi, 15 September 2006
137
Catatan Harian Jumhana, 15 September 2006
135
menunjukkan bahwa nilai χ² < χ²1, sehingga berarti Ho diterima, yaitu terdapat
kecocokan antar pelaku koding.
Dan hasil perhitungan koefisien kontingensinya yang dihitung dengan rumus C
Pearson, yang kemudian nilai koefisien kontingensi ini digunakan untuk perhitungan
realibilitas antar pelaku koding (Intercoder Reliability atau IR) adalah 86,96%. Nilai ini
masuk dalam kategori tingkat korelasi kesepakatan yang tinggi atau kuat.
Dengan demikian dapat dikatakan hasil analisis isi dalam penelitian ini dapat
dianggap memiliki tingkat keterandalan yang tinggi atau kuat.
4.3.2
Pembahasan dan hasil penelitian mengenai Pola Isi Informasi dari
Catatan Harian divisi Quality Control selama 3 tahun (Periode Oktober
2003–September 2006)
Dari hasil penelitian dengan melihat frekuensi yang muncul dalam teks,
ditemukan bentuk dan struktur serta pola isi informasi Catatan Harian divisi Quality
Control selama 3 tahun (Oktober 2003 – September 2006), penulis dapat menggambarkan
hasil analisa sebagai berikut :
Total hasil penelitian Catatan Harian divisi Quality Control selama periode
Oktober 2003 – September 2006 adalah sebanyak 360 lembar formulir atau 12% dari
total formulir. Ditemukan pola informasi sebagai berikut, terdapat 143 catatan berbentuk
informasi, 568 catatan berbentuk laporan/temuan, dan 61 catatan berbentuk
saran/masukkan, dan 98 catatan berbentuk keluhan.
Proporsi masing-masing pola yakni 16,4% untuk catatan berbentuk informasi,
65,3% berbentuk laporan/temuan, 7,1% berbentuk saran/masukkan, dan 11,1% berbentuk
keluhan.
Modus informasi yang terjadi selama 3 tahun periode penelitian adalah modus
laporan / temuan, dengan proporsi tertinggi yakni 65,3% (568 pesan dari total pesan
sebanyak 870 pesan).
Diagram 37. Pola Isi Informasi Periode Oktober 2003 - September 2006
73%
80%
65%
70%
58%
60%
50%
Informasi
Laporan / Temuan
40%
Saran / Masukkan
30%
20%
16%
14%
7%
10%
Keluhan
19%
9%
6%
17%
11%
6%
0%
Oktober 2003 - September 2004
Pola Isi /
Kategorisasi
Oktober 2004 - September 2005
Junny
Oktober 2005 - September 2006
Oktober 2003 - September 2004
Pelaku Koding
Jusdi
Oetama
Jumlah
pesan
(%)
Jumlah
pesan
(%)
Jumlah
pesan
(%)
Informasi
44
14,3
55
18,1
41
13,8
Laporan /
Temuan
224
72,7
188
61,8
195
65,4
Saran /
Masukkan
22
7,1
36
11,8
36
12,1
Keluhan
18
5,8
25
8,2
26
8,7
Total Pesan
308
100
304
100
298
100
Tabel 37. Pola Isi Informasi Periode Oktober 2003 - September 2004
Pola Isi /
Kategorisasi
Junny
Oktober 2004 - September 2005
Pelaku Koding
Jusdi
Oetama
Jumlah
pesan
(%)
Jumlah
pesan
(%)
Jumlah
pesan
(%)
Informasi
41
16,0
46
18,5
41
16,7
Laporan /
Temuan
167
65,0
139
55,8
138
56,1
Saran /
Masukkan
22
8,6
35
14,1
30
12,2
Keluhan
27
10,5
29
11,6
37
15,0
Total Pesan
257
100
249
100
246
100
Tabel 38. Pola Isi Informasi Periode Oktober 2004 - September 2005
Pola Isi /
Kategorisasi
Junny
Oktober 2005 - September 2006
Pelaku Koding
Jusdi
Oetama
Jumlah
pesan
(%)
Jumlah
pesan
(%)
Jumlah
pesan
(%)
Informasi
58
19,0
51
19,0
49
19,0
Laporan /
Temuan
177
58,0
173
58,0
162
58,0
Saran /
Masukkan
18
5,9
29
5,9
31
5,9
Keluhan
52
17,0
40
17,0
45
17,0
Total Pesan
305
100
293
100
287
100
Tabel 39. Pola Isi Informasi Periode Oktober 2005 - September 2006
Pola Isi /
Kategorisasi
Junny
Oktober 2003 - September 2006
Pelaku Koding
Jusdi
Oetama
Jumlah
pesan
(%)
Jumlah
pesan
(%)
Jumlah
pesan
(%)
Informasi
143
16,4
152
18,0
131
15,8
Laporan /
Temuan
568
65,3
500
59,1
495
59,6
Saran /
Masukkan
62
7,1
100
11,8
97
11,7
Keluhan
97
11,1
94
11,1
108
13,0
Total Pesan
870
100
846
100
831
100
Tabel 40. Pola Isi Informasi Periode Oktober 2003 - September 2006
Dari hasil analisis isi informasi Catatan Harian divisi Quality Control PT. Poly
Packaging Industry di Tangerang selama 3 tahun atau periode Oktober 2003 – September
2006, ditemukan bahwa karyawan menggunakan media tertulis Catatan Harian ini
terutama untuk mencatat laporan ataupun temuan yang terjadi saat bekerja.
Adapun pola informasi Catatan Harian ini di awal periode tahun I (Oktober 2003
– September 2004) didominasi oleh pola laporan temuan dengan proporsi terendah 45%
dan proporsi tertinggi 89%, ini menunjukkan bahwa sebagian besar isi informasi adalah
laporan temuan, sementara pola informasi dimulai dari proporsi 4% hingga 41%,
selanjutnya pola keluhan proporsi tertinggi mencapai 21% dan pola saran proporsi
tertingginya hanya 17%.
Terjadi pergeseran pola informasi Catatan Harian ini di periode berikutnya atau
tahun II (Oktober 2004 – September 2005) ini masih didominasi oleh pola laporan
temuan dengan proporsi terendah 48% dan proporsi tertinggi 84%, ini menunjukkan
bahwa pada tahun berikutnya sebagian besar isi informasi masih berbentuk laporan
temuan, sementara pola informasi dimulai dari proporsi 4% hingga 29% yang artinya
sedikit lebih rendah dibanding tahun I, dan selanjutnya pola keluhan proporsi tertingginya
meningkat mencapai 29% dan juga pola saran proporsi tertingginya menjadi 20%.
Melihat pola di tahun kedua ini terlihat antara pola informasi, saran, dan keluhan hampir
rata persentasenya, hal ini menunjukkan adanya lebih banyak masukkan kepada atasan
untuk dapat ditindak lanjuti.
Terjadi pergeseran yang lebih signifikan pada pola informasi Catatan Harian ini di
periode atau tahun III (Oktober 2005 – September 2006), walaupun isi informasi masih
didominasi oleh pola laporan temuan namun ada perubahan berarti yakni dengan proporsi
terendah turun menjadi 33% dan proporsi tertinggi 78%, sementara pola informasi
proporsi tertinggi meningkat lagi menjadi 36%, dan selanjutnya pola keluhan proporsi
tertingginya meningkat tajam mencapai 33% dan sementara pola saran proporsi
tertingginya naik sedikit menjadi 21%. Melihat pola di tahun ketiga ini terlihat antara
pola informasi dan keluhan hampir rata persentasenya, dan peningkatan keluhan
menunjukkan meningkatnya hal-hal yang perlu dibenahi oleh semua pihak, yang tentunya
jika semua dapat ditanggapi maka akan terjadi peningkatan mutu produksi.
Bentuk informasi dari Catatan Harian ini adalah informasi formulir, yakni
informasi yang dibuat dalam bentuk formulir dengan format (kolom) isian yang sudah
ditentukan dan yang disesuaikan dengan keperluan kegiatan masing-masing.
Dari nilai informasi, Catatan Harian ini tidak dilihat dari nilai ketelitiannya,
karena Catatan Harian ini adalah merupakan saluran untuk staff mencatat semua kegiatan
yang terjadi dan perlu diketahui oleh rekan kerja lain dan atasan. Selanjutnya penulis
menilai Catatan Harian ini tepat waktu saat informasi dibutuhkan, dan karena Catatan
Harian ini dibuat setiap staff dalam
setiap shift (7 jam kerja), dapat dibaca oleh staff di shift berikutnya, kemudian diserahkan
kepada atasan pada pagi harinya, berarti setiap informasi yang disampaikan dan
dibutuhkan dapat diperoleh secara tepat waktu. Jadi Catatan Harian ini memiliki atau
memenuhi nilai informasi ketepatan waktu (timeliness). Penulis juga mendapatkan
Catatan Harian ini memiliki nilai informasi yang cukup lengkap dan ringkas, serta
langsung mengenai sasaran (to the point), hal ini dimungkinkan karena Catatan Harian ini
berbentuk formulir yang memiliki kolom untuk diisi oleh penulisnya. Jadi Catatan Harian
ini lengkap (complete) dan ringkas (conciseness). Dan karena isi informasi adalah
informasi keperluan kerja, terntu saja memiliki kesesuain (relevancy).
4.3.3
Pembahasan dan hasil penelitian mengenai 7 C’s Communications pada
Catatan Harian divisi Quality Contro
Analisa data sekunder diperoleh peneliti dari hasil wawancara dengan key
informan, untuk mengetahui secara deskriptif menggambarkan pendapat dari subjek
penelitian tentang pola isi informasi dan kaitannya dengan kategori 7 C’s
Communications.
1. Credibility (keterpercayaan) : Penerima memiliki kepercayaan pada pengirim.
Menurut key informan pertama, ”Isi pesan yang saya tulis di Catatan Harian bisa
dipercaya, untuk isi pesan rekan sekerja akan saya check ulang jika informasi itu
meragukan.” 138
Key informan kedua mengatakan, ”Isi informasi saya bisa dipercaya, dan saya
bisa percaya dengan isi Catatan Harian dari rekan kerja lain. Pernah juga ragu, yah
kita tanyakan langsung. Jika ada informasi yang sulit dimengerti kita baca ulang atau
tanyakan kembali.” 139
Selanjutnya key informan berikutnya menuturkan, ”Saya kira cukup bisa
dipercaya. Sebaliknya selama ini saya percaya dengan informasi dari rekan kerja lain
yang ada di Catatan Harian QC.” 140
Hal yang hampir sama dengan jawaban key informan pertama diungkapkan oleh
key informan keempat, ”Apapun yang saya informasikan sesuai fakta atau apa yang
ditemukan. Sedangkan untuk informasi dari rekan kerja lain, tergantung informasinya,
biasanya dianalisa dulu, jika ragu kita minta informasi lagi untuk meluruskan
permasalahan, sehingga tidak menimbulkan kesalahan fatal akibat salah pengertian
dalam informasi.” 141
Dari apa yang diungkapkan oleh seluruh responden, 3 orang responden jika ragu
akan melakukan pengecekan ulang atas informasi dari pengirim, atau menganalisa dulu
isi informasi, jika ragu akan minta informasi lagi. Sedangkan 1 orang merasa memiliki
kepercayaan kepada pengirim informasi.
2. Context (hubungan / pertalian)
Sesuai dengan kenyataan lingkungan. dan menyediakan partisipasi lingkungan.
Program komunikasi juga harus menegaskan informasi.
Jawaban dari key informan pertama adalah ”Isinya selalu ada hubungan dengan
proses kerja, contohnya laporan temuan masalah mesin, informasi cat yang bermasalah,
dan lain-lain.” 142
138
Wawancara dengan Key Informan 1, Heri Witrio tanggal 29 Juni 2006 di PT. Poly Packaging Industry
Wawancara dengan Key Informan 2, Jumhana tanggal 8 Juni 2006 di PT. Poly Packaging Industry
140
Wawancara dengan Key Informan 3, Suwandi tanggal 27 April 2007 di PT. Poly Packaging Industry
141
Wawancara dengan Key Informan 4, Darlin tanggal 31 Mei 2007 di PT. Poly Packaging Industry
142
Wawancara dengan Key Informan 1, Heri Witrio tanggal 29 Juni 2006 di PT. Poly Packaging Industry
139
Key informan kedua pun menyampaikan, ”Isi informasi jelas ada hubungannya
dengan pekerjaan”. 143
Hal yang sama disampaikan oleh key informan berikutnya, ”Isi pesan saya pasti
ada hubungan dengan masalah kerja.” 144
Demikian pula isi jawaban key informan berikutnya, ”Segala informasi
berhubungan dengan apa yang ada di lapangan.” 145
Menurut seluruh responden isi informasi sesuai dan punya hubungan dengan
kenyataan dengan apa yang ada di tempat kerja.
3. Content (isi)
Informasi yang memiliki arti bagi penerimanya, sesuai, ada hubungannya dengan
situasi penerima.
Key informan pertama menjelaskan”Isi informasi saya kira dibutuhkan oleh
atasan dan rekan kerja lain, contohnya laporan apa saja yang ditemukan saat proses
produksi, masalah yang timbul, informasi perubahan atau pergantian spec, komplain
karena produk cacat, usul yang dapat menjadi pertimbangan atasan.” 146
Key informan kedua menyatakan, ”Isi informasinya adalah laporan temuan, dan
pesan dari atasan. Menurut saya informasi semacam ini perlu sekali bagi penerima
pesan.” 147
Berikutnya Key Informan ketiga juga menyatakan, “Ya, memiliki arti, karena isi
pesan saya berupa masalah yang timbul baik yang sudah ditangani maupun belum
ditangani.” 148
Terakhir key informan keempat menjelaskan, ”Ya, memiliki arti, misalnya : untuk
mengisi form laporan perlu dibuat keseragaman, Contoh informasinya : untuk lebar
karung yang dibawah standar diberi tanda lingkaran, untuk mempermudah pengecekan,
dan yang membaca laporan. Pesan seperti ini diperuntukan rekan sekerja agar ada
sistem kerja yang sama.” 149
143
Wawancara dengan Key Informan 2, Jumhana tanggal 8 Juni 2007 di PT. Poly Packaging Industry
Wawancara dengan Key Informan 3, Suwandi tanggal 27 April 2007 di PT. Poly Packaging Industry
145
Wawancara dengan Key Informan 4, Darlin tanggal 31 Mei 2007 di PT. Poly Packaging Industry
146
Wawancara dengan Key Informan 1, Heri Witrio tanggal 29 Juni 2006 di PT. Poly Packaging Industry
147
Wawancara dengan Key Informan 2, Jumhana tanggal 8 Juni 2007 di PT. Poly Packaging Industry
148
Wawancara dengan Key Informan 3, Suwandi tanggal 27 April 2007 di PT. Poly Packaging Industry
149
Wawancara dengan Key Informan 4, Darlin tanggal 31 Mei 2007 di PT. Poly Packaging Industry
144
Menurut seluruh responden isi informasi isinya mayoritas adalah laporan temuan,
masalah yang tentunya perlu diketahui penerima, dan jawaban dari informan keempat
dijelaskan dengan contoh sebuah informasi yang memiliki arti untuk penerimanya.
4. Clarity (kejelasan)
Informasi harus berbentuk istilah sederhana dan jelas. Kata harus sama artinya
bagi penerima dan pengirim.
Hal yang dikemukakan oleh key informan pertama adalah ”Informasi yang saya
tulis sangat jelas, namun isi informasi rekan sekerja ada yang jelas, ada yang kurang
jelas.” 150
Sedangkan menurut key informan kedua, ”80% jelas, biasanya saya tambahkan
dengan menjelaskan secara lisan kepada rekan shift berikutnya. Sedangkan isi informasi
rekan lain umunya jelas. Kadang-kadang ada juga yang kurang jelas, biasanya saya
langsung menanyakan kepada yang menulis.” 151
Key informan ketiga lebih gamblang menjelaskan, ”Menurut saya jelas, namun
apa yang saya tulis lebih tepat jika dinilai oleh orang lain apakah jelas atau tidak. Dan
menurut saya informasi rekan sekerja pada umumnya jelas, tapi tiap-tiap orang punya
gaya dan strategi penulisan yang berbeda, namun maksudnya jelas. Tapi ya ada juga
yang kurang jelas, kemungkinan jika orang yang menulis pesan terburu-buru, kadang
jadi kurang jelas.” 152
Selanjutnya Key Informan keempat, Menurut saya jika kita ingin menuliskan
sebuah pesan, kita baca berulang kali agar yang menerima dapat menanggapi, jangan
sebuah informasi hanya kita tulis tanpa kita tahu apakah pesan bisa dimengerti atau
ditanggapi. Sedangkan jika ada informasi dari rekan kerja yang kurang jelas, biasanya
saya pending dulu, kemudian saya tanyakan dulu dengan rekan kerja dalam 1 team,
menurut saya sebuah informasi kadang tidak kita baca sendiri tapi bisa bersama rekan
kerja. Namun pada umumnya jelas. Tapi saya bisa menjelaskan kurang jelasnya sebuah
pesan, contohnya : ditemukan ada mesin di line I yang bermasalah. Informasi ini kurang
detail, terutama kalau informasi ini dalam bentuk tulisan, kalau bertemu langsung bisa
ditanyakan mesin nomor berapa, siapa operatornya. 153
150
Wawancara dengan Key Informan 1, Heri Witrio tanggal 29 Juni 2006 di PT. Poly Packaging Industry
Wawancara dengan Key Informan 2, Jumhana tanggal 8 Juni 2007 di PT. Poly Packaging Industry
152
Wawancara dengan Key Informan 3, Suwandi tanggal 27 April 2007 di PT. Poly Packaging Industry
153
Wawancara dengan Key Informan 4, Darlin tanggal 31 Mei 2007 di PT. Poly Packaging Industry
151
Dari jawaban seluruh key informan dapat disimpulkan, semua responden merasa
apa yang dituliskan sudah jelas, dan jika membaca informasi dari orang lain ada yang
kurang jelas karena kurang lengkap, atau jika ada informasi yang menjadi tidak jelas
kemungkinan karena orang yang menulis terburu-buru. Tapi pada umumnya semua dapat
menangkap jelas makna dari informasi yang ada dalam Catatan Harian itu.
5. Continuity and consistency (kesinambungan dan konsistensi)
Komunikasi dengan pengulangan, terus menerus, dapat pula berbentuk persuasi.
Isi informasi juga harus konsisten.
Menurut Key Informan pertama, ”Ya. Pesan-pesan yang disampaikan biasanya
berkesinambungan dan menuntut kelanjutan, dan konsisten dengan peristiwa yang
terjadi.” 154
Ditambahkan oleh Key Informan kedua, ”Ya. Terutama jika masalah tidak
ditanggapi, maka perlu informasi yang berulang, harus disampaikan terus agar cepat
dapat tanggapan. Dan pasti konsisten dengan kejadiannya.” 155
Menurut Key Informan ketiga pun sama, ”Kadang ada pesan yang perlu
disampaikan berturut-turut, dan menurut saya, apa yang saya tulis adalah sesuai dengan
keadaan yang terjadi dan selalu konsisten dikemukakan atau dituliskan.” 156
Demikian juga dengan pendapat Key Informan keempat, ”Ya. Dengan informasi
yang ada di lapangan kita sampaikan lagi ke shift berikutnya dan berurutan serta tidak
acak-acakan, jika belum belum ada tanggapan disampaikan kembali. Selain itu konsisten
dalam penyampaian sampai suatu masalah, terutama jika perlu penyelesaian, dapat
dituntaskan.” 157
Kesimpulan yang diperoleh penulis, Isi informasi yang ada di Catatan Harian QC
jika belum diselesaikan disampaikan kembali, disampaikan berurutan, berturut-turut,
154
Wawancara dengan Key Informan 1, Heri Witrio tanggal 29 Juni 2006 di PT. Poly Packaging Industry
Wawancara dengan Key Informan 2, Jumhana tanggal 8 Juni 2007 di PT. Poly Packaging Industry
156
Wawancara dengan Key Informan 3, Suwandi tanggal 27 April 2007 di PT. Poly Packaging Industry
157
Wawancara dengan Key Informan 4, Darlin tanggal 31 Mei 2007 di PT. Poly Packaging Industry
155
terus menenerus agar mendapat tanggapan, dan konsisten dengan keadaan atau masalah
yang terjadi.
6. Channels (saluran pengirim berita)
Saluran komunikasi yang digunakan dan dihargai penerima.
Key Informan pertama mengemukakan ”Saya merasa sangat cocok sekali, sangat
enak dengan media ini, untuk menyampaikan informasi jika ditemukan masalah di
produksi. Dengan adanya media ini kita jadi lebih mudah untuk menulis pesan.
Sebaliknya dengan membaca informasi dari rekan lain kita dapat mengetahui
permasalahan di shift lain” 158
Key Informan kedua memberi pernyataan, ”Sangat tepat sekali dan sangat cocok,
kalau dulu tidak ada yang tanggung jawab, kita biasanya kita perlu perbaikan biasanya
tidak ditanggapi, sekarang ada atasan dan ada media tertulis ini, jadi kalau terjadi
masalah pertama-tama kita beritahu foreman atau supervisor secara lisan kalau tidak
ditanggapi kita catat agar dapat dibaca atasan, untuk kemudian dapat menindak
lanjuti.” 159
Demikian pula pendapat Key Informan ketiga, ”Sangat Tepat dan menurut saya
bukan cocok, tapi media ini efektif dan cara terbaik berkomunikasi dengan atasan dan
rekan sekerja”. 160
Terakhir Key Informan keempat mengungkapkan, ”Sangat tepat sekali. Dengan
catatan harian kita bisa menginformasikan sesuatu walaupun kita sedang shift 3, dan di
pagi hari ketika kita sedang dirumah, orang lain dan atasan dapat membaca informasi
itu. Saya merasa sangat cocok, karena dengan kesibukan kerja dan adanya rotasi dalam
kerja (shift), tidak bisa setiap saat bertemu dengan atasan, misalnya kita shift 3 (malam)
akan lama menunggu kita pindah ke shift 2 untuk menyampaikan satu informasi, ada
baiknya dengan catatan harian ini kita bisa menginformasikan langsung, sehingga pada
pagi harinya atasan dapat membaca langsung, demikian juga informasi yang diperlukan
untuk rekan kerja. 161
Jadi baik bagi penerima maupun yang menulis informasi merasa Catatan Harian
ini menjadi saluran yang tepat untuk berkomunikasi, walaupun tidak bertemu muka
158
Wawancara dengan Key Informan 1, Heri Witrio tanggal 29 Juni 2006 di PT. Poly Packaging Industry
Wawancara dengan Key Informan 2, Jumhana tanggal 8 Juni 2007 di PT. Poly Packaging Industry
160
Wawancara dengan Key Informan 3, Suwandi tanggal 27 April 2007 di PT. Poly Packaging Industry
161
Wawancara dengan Key Informan 4, Darlin tanggal 31 Mei 2007 di PT. Poly Packaging Industry
159
langsung dengan orang lain, namun apa yang ingin disampaikan dapat diterima pada
waktu yang singkat karena dibuat setiap hari.
7. Capability of the audience (kemampuan pihak penerima berita)
Hanya memerlukan paling sedikit usaha di pihak penerima. Ini melibatkan faktor
ketersediaan, kebiasaan, kemampuan membaca, dan pengetahuan awal.
Menurut Key Informan pertama, ”Saya rasa rekan sekerja baca Catatan Harian
tersebut, namun mengenai kemampuan orang yang menerima berita saya rasa biasa
saja. Biasanya Catatan Harian diserahkan di shift pertama kepada atasan, dan jika ada
masalah biasanya ada tanggapan dari atasan, kalau tanggapan dari rekan sekerja
jarang sekali, terutama kalau menerima komplain kadang tidak ada respon. Saya
mengharapkan kalau ada komplain untuk rekan sekerja, dapat juga ditanggapi oleh
mereka.” 162
Sedangkan Key Informan kedua menjawab dengan singkat, ”Saya kira yang
membaca pesan mampu memahami isinya”. 163
Sama dengan Key Informan kedua, Key Informan ketiga pun mengatakan, ”Saya
kira mampu memahami.” 164
Lain dengan jawaban Ketiga Key Informan sebelumnya, Key Informan keempat
yang karena memiliki job deskription yang berbeda dengan Key Informan lain, maka ia
menjawab, ”Tergantung, kalau sama-sama rekan kerja QC weaving, saya kira pasti
mengerti, namun kalau rekan kerja QC finishing, mungkin saja hanya mengerti 50%
saja. Karena keseharian kerjanya tidak sama dengan yang kita kerjakan di weaving.” 165
Dari ungkapan Key Informan, penulis mendapatkan bahwa pada umumnya isi
informasi Catatan Harian mampu dibaca oleh penerimanya, namun ada informasiinformasi tertentu yang tidak selalu dimengerti seutuhnya oleh yang membaca karena
keseharian kerjanya tidak sama, dan ada juga yang merasa pesannya kurang tanggapan
terutama dari rekan sekerjanya.
162
Wawancara dengan Key Informan 1, Heri Witrio tanggal 29 Juni 2006 di PT. Poly Packaging Industry
Wawancara dengan Key Informan 2, Jumhana tanggal 8 Juni 2007 di PT. Poly Packaging Industry
164
Wawancara dengan Key Informan 3, Suwandi tanggal 27 April 2007 di PT. Poly Packaging Industry
165
Wawancara dengan Key Informan 4, Darlin tanggal 31 Mei 2007 di PT. Poly Packaging Industry
163
Mengacu pada buku Effective Public Relations, yang dikemukakan oleh Scott M.
Cutlip dan Allen H. Center serta Glen M. Broom mengenai 7 faktor agar pelaksanaan
komunikasi dan penyampaian informasi menjadi efektif atau yang dikenal dengan 7 C’s
Communications, pertama-pertama peneliti mendapatkan bahwa penerima isi informasi
Catatan Harian ini belum sepenuhnya memiliki keterpercayaan (Credibility), jika
menemukan isi informasi yang meragukan penerima akan melakukan pengecekan
terlebih dahulu ataupun meminta penjelasan dari penulisnya.
Kedua, isi informasi dalam Catatan Harian ini selalu ada hubungan dengan
pekerjaan atau sesuai dengan konteksnya. Selanjutnya isi informasi selalu memiliki arti
bagi penerimanya. Keempat, orang yang menulis informasi merasa sudah jelas dalam
menuliskan isi informasinya, namun masih ada perbedaan dalam menafsirkan isi pesan.
Maka penting untuk dibahas bersama-sama antara penulis dan penerima informasi untuk
menyamakan arti dengan kata-kata dimengerti oleh semua pihak.
Mengenai faktor yang kelima, isi informasi Catatan Harian ini sudah memenuhi
kesinambungan dan konsistensi (continuity and consistency) karena ditemukan ada
pengulangan informasi terutama karena ada hal-hal yang belum mendapat tanggapan, dan
konsistensi dapat terlihat dari keteraturan dalam isi informasi Catatan Harian ini.
Keenam, saluran komunikasi ini sangat dihargai oleh penulis dan penerima isi
informasi. Karena dengan adanya media ini, penyelesaian dari permasalahan yang
diinformasikan dapat langsung ditangani dengan lebih cepat, dan isi informasi dapat
sampai kepada penerima, walaupun penulis pesan tidak bertemu langsung dengan
penerimanya.
Terakhir, atau faktor ketujuh pada umumnya isi informasi dapat dipahami oleh
penerima, namun karena di divisi Quality Control ini dibagi dalam 2 jenis pekerjaan,
sehingga ada informasi tertentu yang lebih dipahami oleh masing-masing QC staff yang
menangani bidang yang sama dibandingkan dengan QC staff di bidang pekerjaan yang
berbeda.
Selain itu menurut Scott M. Cutlip, dalam hubungan antar karyawan (employee
relations) idealnya hubungan-hubungan kerja dicirikan oleh setidaknya 7 kondisi.
Adapun dari hasil analisa data didapatkan dengan media tertulis berupa Catatan Harian
ini ada 4 kondisi yang sudah ada, yakni nilai keyakinan atau kepercayaan dari QC staff
satu sama lain, dan dengan informasi yang mengalir secara bebas ke atas dan ke bawah,
memungkinkan komunikasi yang tidak terputus, kepuasan bagi setiap QC staff tercermin
dari apa yang disampaikan dan merasa tidak perlu takut menyampaikan informasi yang
sesuai dengan fakta, dan dengan informasi yang rutin disampaikan berlanjutnya
pekerjaan tidak terhalang dan dapat berlangsung 24 jam dengan baik.
Sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm bahwa komunikasi
merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima, dengan
bantuan pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang
memberi arti pada pesan yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh
penerima, peneliti menemukan bahwa dengan bantuan pesan yang ditulis dalam Catatan
Harian ini, jelas terlihat bahwa proses komunikasi dua arah yang ada lewat media
komunikasi tertulis di divisi Quality Control PT. Poly Packaging Industry di Tangerang
ini sesuai dengan apa yang pernah dikemukakan oleh Schramm.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dalam menjalankan roda komunikasi dalam organisasi seperti pabrik ini, selain
lewat komunikasi lisan, perlu kiranya ada media tertulis. Manfaat dari rekaman data
berisi informasi berupa “Catatan Harian” divisi Quality Control ini dapat dipergunakan
oleh penerima pesan untuk memahami sebuah peristiwa, apabila ada hal-hal yang
perlu diselesaikan dapat segera ditangani, atas saran atau input yang diberikan oleh
penulis penerima pesan dapat memperbaiki ataupun mengikuti saran yang positif, dan
jika ada keluhan-keluhan yang disampaikan, penerima pesan dapat segera menanggapi.
“Catatan Harian” divisi Quality Control di PT. Poly Packaging Industry, sebagai
media komunikasi tertulis yang dimulai bulan Oktober 2003 hingga September 2006,
setelah diteliti dengan tekhnik analis isi memiliki pola sebagai berikut :
Informasi
= 143 pesan (16,4%)
Laporan / temuan
= 568 pesan (65,3%)
Saran / masukkan
= 61 pesan (7%)
Keluhan
= 98 pesan (11,3%)
Untuk memperkuat hasil penelitian ini, telah dilakukan uji reliabilitas yang
merujuk teknik intersubyektifitas dengan menggunakan 2 orang pengkoding lain selain
dari penulis. Adapun hasil dari uji reliabilitas ini dapat disimpulkan terdapat kecocokan
antar 3 pelaku koding, dimana diperoleh hasil Intercoder Reliability atau Irnya adalah
89,96 %. Nilai ini masuk dalam kategori tingkat korelasi kesepakatan yang tinggi atau
kuat.
Dari hasil wawancara dapat disimpulkan 7 C’s Communications pada Catatan
Harian divisi Quality Control di PT. Poly Packaging Industry sebagai berikut :
1. Perima tidak selalu langsung percaya kepada pengirim. Jika ragu penerima
akan menanyakan langsung kepada pengirim. Dengan demikian Isi Catatan
Harian ini belum sepenuhnya memiliki keterpercayaan atau Credibility.
2. Isi informasi selalu ada hubungan dengan pekerjaan, atau yang terjadi saat
bekerja. Dengan demikian progam komunikasi tertulis ini sudah sesuai
Contextnya.proses kerja.
3. Isi Informasi selalu memiliki arti bagi penerimanya. Dengan demikian
Content dari Isi Catatan Harian ini sudah sesuai dengan 7 C’s
Communications.
4. Pengirim merasa sudah jelas dalam menulis informasi, namun kadang ada
juga informasi yang mereka terima atau baca yang kurang jelas. Dengan
demikian masih ada perbedaan arti dalam kata maupun istilah dalam
membaca serta menuliskan informasi, untuk itu perlu dibahas bersama-sama
untuk menyamakan arti dengan kata-kata yang lebih sederhana dan jelas, atau
mempergunakan kata-kata yang memiliki arti yang dimengerti oleh semua
pihak.
5. Penulis merasa sudah menyampaikan informasi secara terus menerus,
terutama untuk masalah yang belum mendapat tanggapan. Dengan demikian
penulis menyadari ada informasi yang perlu Continuity dan Consistency.
6. Saluran komunikasi tertulis ini dihargai oleh penerima, dan pengirim pun
merasa dapat menyampaikan inforamsi secara efektif dan cepat. Karena
dengan cara ini ada penyelesaian dari permasalahan yang diinformasikan
dalam waktu yang relatif lebih cepat, karena bisa langsung ditanggapi
walaupun penulis pesan tidak bertemu langsung dengan penerimanya. Dengan
demikian Catatan Harian ini dapat dikatakan Channel yang tepat untuk
berkomunikasi antar karyawan, dan antar karyawan dengan atasan, di divisi
Quality Control di PT. Poly Packaging Industry.
7. Pada umumnya Isi Catatan Harian mampu dipahami oleh penerimanya,
namun masih ada pengirim yang merasa penerima tidak sepenuhnya
memahami informasi yang dituliskan. Selain karena di divisi Quality Control
ini dibagi 2 jenis pekerjaan, sehingga ada informasi tertentu yang mungkin
tidak dipahami oleh rekan kerja yang berbeda keseharian kerjanya, tapi secara
umum masih perlu peningkatan baik dari sisi pengirim dan penerima karena
Capabilty of the Audience tidak sama.
5.2. Saran
Tidak dapat dipungkiri, setiap informasi memiliki makna dan tujuan dari orang
yang menyampaikan, apabila tepat dan dapat dipahami oleh penerima pesan, informasi
pasti bisa berguna namun bisa jadi tidak berguna, jika tidak adanya dukungan, oleh
karena itu perlu kiranya semua pihak menghargai pentingnya informasi, dan saling
berkomunikasi.
5.2.1. Saran Praktis
Untuk sebuah organisasi berbentuk pabrik, PT. Poly Packaging Industry (pabrik
karung plastik) di Tangerang yang roda kerjanya 24 jam, penting sekali memperhatikan
komunikasi, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah :
1. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa dengan adanya komunikasi tertulis
komunikasi antar karyawan dapat berjalan dengan lancar walaupun karyawan tidak
selalu bertemu langsung satu sama lain.
2. Untuk menyampai pesan lewat tulisan, harus jelas, mempergunakan kata-kata
yang lebih sederhana, atau mempergunakan kata-kata yang memiliki arti yang
dimengerti oleh semua pihak.
3. Isi informasi harus memiliki nilai keterpecayaan agar dapat dipercaya
penerima, untuk itu penulis harus menulis sesuai fakta dan penerima jika kurang yakin
dapat bertanya langsung, hingga akhirnya seluruh informasi memiliki nilai
keterpecayaan yang diyakini kedua belah pihak.
4. Perlu peningkatan usaha dalam menulis, jadi perlu terus dilatih dan butuh
perbaikan dari yang menulis, misalnya dengan menulis tanda yang jelas informasi ini
untuk siapa, dan dituliskan mohon tanggapan jika memang dibutuhkan. Dan perlu juga
dibuat sederhana, jelas, mudah terbaca oleh semua orang. Sebaiknya setelah menulis
informasi penulis membaca kembali apa yang ditulis, dengan demikian dapat lebih
yakin bahwa apa yang ditulis dapat mengerti oleh orang lain.
5. Karena kemampuan penerima dan pengirim informasi tidak sama perlu
tanda-tanda atau kata-kata yang dimengerti bersama.
6. Memberi tanggapan atau feedback setelah membaca adalah penting karena
sebuah informasi menjadi memiliki nilai dan tercapai tujuan komunikasi dua arah antar
karyawan, dan komunikasi bawahan dan atasan.
5.2.2. Saran Akademis
Setelah meneliti pola isi informasi 7 C’s Communications pada Catatan Harian
divisi Quality Control di sebuah organisasi berbentuk pabrik, sebagai saran bagi
akademis adalah :
1.
Bidang studi Ilmu Komunikasi sangat luas, penelitian yang dilakukan
penulis yang bersumber dari rekaman data komunikasi tertulis ini
hanyalah sebagian kecil kontribusi yang dapat disumbangkan kepada
akademis. Melakukan penelitian isi informasi dari sebuah rekaman hasil
komunikasi menarik, diharapkan kelak civitas akademis Universitas
Mercu Buana dan ada mahasiswa lain yang tertantang untuk meneliti
lebih dalam mengenai isi dari sebuah komunikasi baik tertulis maupun
tidak tertulis seperti rekaman pidato, dan sebagianya.
2.
Komunikasi dua arah dalam media tertulis menuntut kemampuan
menulis dan kemampuan memahami isi tulisan. Selama perkuliahan
penulis mendapat ilmu tentang Penulisan Humas, dimana diajarkan
dengan banyak atau sering menulis dapat melatih ketajaman dalam
berbahasa, dan berkomunikasi. Namun untuk menganalisa isi informasi
penulis harapkan ada materi perkuliahan khusus, karena teknik analisa
isi hanya disinggung sedikit dalam perkuliahan Metode Penelitian
Humas. Hal ini penting karena tidak semua orang memiliki kemampuan
membaca yang sama, dengan sering membaca dan dipelajarinya teknis
menganalisa isi dapat meningkatkan kemampuan memahami isi sebuah
bentuk komunikasi.
I. Transkrip wawancara tidak berstruktur:
Tanggal : 29 Juni 2006
Pukul : 15:00 – 15:15 WIB
Tempat : Ruang meeting PT. Poly Packaging Industry di Tangerang
1. Bagaimana Anda menjalankan pekerjaan Anda? coba gambarkan dengan rinci.
Menjaga kualitas hasil produksi karung plastik, dari segi cetak, dan kualitas
karung
2. Apakah ada metode kerja yang Anda terapkan dalam kegiatan sehari-hari?
Untuk proses cetak, sebelum produksi control atau cek order cetak, kemudian
mengambil sample cetak, dilanjutkan dengan mengecek kesesuaian cetak.
3. Apakah Anda tahu kapan harus mulai mengerjakan tiap bagian pekerjaan secara
spesifik?
Ya, biasanya kita mendahulukan yang penting dahulu dari beberapa bagian
yang harus dikontrol.
4. Ada berapa bidang? Bisa dijelaskan?
Ada 5 bagian, yakni:
i. Weaving (tenunan karung)
ii. Printing (cetak)
iii. Cutting (potong)
iv. Sewing (jahit)
v. Balling (packing)
Dulu kita check ke 5 bagian tersebut, namun sejak 2005 hanya 3 bagian saja,
sedang 2 bagian lain diserahkan kepada QC Weaving.
5. Bagaimana cara Anda mengontrol seluruh bagian tersebut, apakah perjam atau
atau ada pembagian waktu?
Pertama kita dahulukan yang penting dulu, untuk pengecekan rutin ada sistem
checking perjam.
6. Apakah Anda berkomunikasi dengan rekan kerja Anda?
Ada
7. Bagaimana cara Anda berkomunikasi dengan rekan kerja Anda?
Kalau ada masalah saat bertemu langsung dengan rekan kerja di shift
berikutnya, langsung berkomunikasi lisan.
8. Kapan Anda bertemu langsung dengan rekan sekerja?
Setiap pergantian shift.
9. Berapa lama Anda dapat berbicara langsung dengan rekan sekerja?
Sekitar 5 menit.
10. Apa yang Anda sampaikan atau informasikan?
Kalau ada yang perlu diketahui atau yang terjadi di shift sebelumnya.
11. Kebanyakan bentuk komunikasi apa yang Anda lakukan? Komunikasi lisan atau
komunikasi tertulis?
Kebanyakan lisan, dan sewaktu-waktu jika dirasa perlu dibuat memo tertulis.
12. Media apa yang Anda gunakan untuk komunikasi tertulis? Formatnya apa saja?
Catatan Harian divisi Quality Control untuk informasi masalah.
13. Sejak kapan Anda menggunakan komunikasi tertulis?
Sejak akhir tahun 2003. Sebelumnya belum pernah ada komunikasi semacam
ini.
14. Apakah Anda merasa media ini cocok untuk Anda berkomunikasi?
Saya merasa sangat cocok sekali, sangat enak dengan media ini, untuk
menyampaikan informasi jika ditemukan masalah di produksi. Dengan adanya
media ini kita jadi lebih mudah untuk menulis pesan.
15. Apakah Anda merasa dapat menuliskan apa saja pesan yang ingin Anda
sampaikan?
Ya saya merasa bebas sekali menuliskan apa pun.
16. Pesan apa saja yang Anda sampaikan dalam Catatan Harian tersebut?
a. Biasanya menyangkut permasalahan produksi yang tidak dapat diatasi
langsung.
b. Yang bisa langsung diatasi tidak ditulis.
Contohnya di weaving, saya jarang menuliskan laporan yang ada di
weaving, karena biasanya masalah di bagian itu sudah diatasi langsung,
karena lebih mudah dan harus langsung dikerjakan.
c. Lebih banyak masalah di bagian finishing. Jadi isi pesan saya lebih banyak
mengenai permasalahan di finishing
17. Apakah Anda merasa apa yang Anda tuliskan sudah jelas?
Sangat jelas
18. Apakah Anda mengganggap isi informasi rekan sekerja Anda cukup jelas?
Ada yang jelas, ada yang kurang jelas.
19. Adakah informasi yang kurang jelas? Mohon jelaskan secara lebih detail.
Ya. Ada yang kurang jelas.
20. Apakah isi informasi Anda dapat dipercaya oleh orang lain?
Bisa dipercaya.
21. Apakah Anda menganggap informasi rekan kerja Anda dapat dipercaya?
Ada yang bisa dipercaya, ada yang ragu juga.
Yah kalau ragu biasanya saya check ulang.
22. Apakah isi informasi Anda ada pertalian atau hubungan dengan pekerjaan Anda?
Isinya ada hubungan dengan proses kerja.
23. Berkesinambungan dan konsisten?
Ya. Pesan-pesan yang disampaikan biasanya berkesinambungan dan menuntut
kelanjutan, dan konsisten dengan peristiwa yang terjadi.
24. Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah adanya proses komunikasi dengan
catatan harian divisi Quality Control?
Ada sekali perbedaan. Kalau dahulu banyak keluhan kita tidak ada tanggapan,
kalau sekarang sangat cepat sekali ada respon, dengan adanya catatan seperti
ini
25. Apa saja isi pesan yang Anda ingin sampaikan kepada rekan sekerja Anda, dan
apakah isi pesan tersebut memiliki arti bagi penerimanya?
Saya kira isi informasi dibutuhkan oleh atasan dan rekan kerja lain, contohnya
laporan apa saja yang ditemukan saat proses produksi, masalah yang timbul,
informasi perubahan atau pergantian spec, komplain karena produk cacat, usul
yang dapat menjadi pertimbangan atasan.
26. Apakah Anda merasa sudah mengkomunikasikan apa saja yang ingin Anda
sampaikan?
Masih banyak belum dikomunikasikan.
27. Apakah Anda merasa media catatan harian divisi Quality Control dapat menjadi
media atau saluran pengirim informasi atau saluran yang tepat untuk Anda
berkomunikasi?
Sangat tepat untuk menuliskan pesan dan sebaliknya dengan membaca
informasi dari rekan lain, kita dapat mengetahui permasalahan di shift lain.
28. Apakah isi pesan yang Anda tulis dalam catatan harian QC? Dapatkah Anda
menjelaskan sifat pesan apa yang paling banyak Anda tuliskan? Informasi,
komplain, input, pertanyaan, atau laporan.
Informasi dan input.
29. Apa yang Anda harapkan setelah mengkomunikasikan sebuah informasi?
Penyelesaian dari permasalahan yang diinformasikan.
30. Apakah Anda merasa pesan yang Anda sampaikan dibaca oleh orang lain?
Kayaknya ada yang dibaca.
31. Apakah Anda menyadari rekan kerja Anda mampu menerima berita atau
informasi Anda?
Saya rasa biasa saja.
32. Apakah Anda mendapat tanggapan setelah menuliskan informasi dalam Catatan
Harian divisi Quality Control?
Ada tanggapan.
33. Bisakah Anda jelaskan seberapa sering Anda mendapat tanggapan?
Lebih banyak mendapat tanggapan.
34. Siapa yang paling sering memberi tanggapan terhadap pesan Anda?
Atasan.
Kalau rekan sekerja, jarang sekali, terutama kalau menerima komplain kadang
tidak ada respon. Saya mengharapkan kalau ada komplain untuk rekan
sekerja, dapat juga ditanggapi oleh mereka.
Data responden :
Nama
:
Heri Witrio
Umur
:
28 tahun
Kota kelahiran :
Lampung
Pendidikan
:
SMU
Jabatan
:
QC Staf
Lama bekerja
:
9 tahun
I. Transkrip wawancara tidak berstruktur:
Tanggal : 27 April 2007
Pukul : 14:45 – 15:00 WIB
Tempat : Ruang meeting PT. Poly Packaging Industry di Tangerang
1. Bagaimana Anda menjalankan pekerjaan Anda? coba gambarkan dengan rinci.
Pekerjaan saya sebagai QC adalah melakukan cek proses printing, seperti
ukuran printing dan warna, kemudian cek proses cutting yakni cek panjang
dan lebar, selanjutnya cek proses sewing yakni cek jahitan untuk kode apa,
lebar jahitan, posisi panjang dari jahitan.
2. Apakah ada metode kerja yang Anda terapkan dalam kegiatan sehari-hari?
Untuk proses cetak, metode yang dilakukan ada setiap kali mau cetak, QC
mengambil sample atau desain, kemudian mengecek cat dan cloth yang akan
dipergunakan, menyesuaikan schedule cetak, order cetak dan list produksi,
selanjutnya memastikan warna saat cetak sesuai dengan standar. Setelah
selesai proses cetak, dilakukan pengukuran kembali, dan pengecekan cetakan
sesuai dengan desain atau tidak, dan cetakan harus lurus / tidak miring.
Untuk proses cutting, yang dicek adalah panjang potongan, metode nya adalah
random check / mengambil beberapa lembar hasil cutting untuk kemudian
diukur. Proses cek di cutting dilakukan tiap jam, namun kadang lebih sering,
tergantung dengan kebutuhan, terutama kalau cutting karung polos, biasanya
saya lebih sering melakukan cek.
Selanjutnya proses sewing, di bagian ini juga dilakukan random check, dan
setiap jam sekali. Yang dicek adalah kode untuk order apa, warna benang jahit
sesuai dengan permintaan customer, panjang setelah dijahit, lebar jahitan
sesuai standar.
3. Apakah Anda tahu kapan harus mulai mengerjakan tiap bagian pekerjaan secara
spesifik?
Ya, biasanya saya langsung mengecek di bagian printing terlebih dahulu,
memastikan item-item yang akan dicetak, baru kemudian dilanjutkan setiap 1
jam sekali melakukan cek di bagian cutting, dan di bagian sewing.
4. Ada berapa bidang / bagian ? Bisa dijelaskan?
Untuk proses yang perlu dicek ada 3 bidang / bagian. Sebelumnya QC
menangani cek di 5 bagian, yakni Weaving, Printing, Cutting, Sewing,
Balling, namun mulai pertengahan 2006, ada tambahan QC staf yang
menangani QC proses weaving dan balling.
5. Bagaimana cara Anda mengontrol seluruh bagian tersebut, apakah perjam atau
atau ada pembagian waktu?
Untuk mengontrol semua bagian biasanya ada pembagian waktu nya, namun
biasanya saya usahakan untuk terus berkeliling memastikan tidak terjadi
proses produksi yang tidak sesuai standar.
6. Apakah Anda berkomunikasi dengan rekan kerja Anda?
Ya. Setiap hari.
7. Bagaimana cara Anda berkomunikasi dengan rekan kerja Anda?
Biasanya jika ada informasi yang perlu diketahui saya langsung sampaikan ke
shift berikutnya.
8. Kapan Anda bertemu langsung dengan rekan sekerja?
Setiap pergantian shift biasanya bertemu dengan rekan kerja shift berikutnya,
saat itu dimanfaatkan untuk menyampai beberapa hal yang perlu diketahui.
9. Berapa lama Anda dapat berbicara langsung dengan rekan sekerja?
Waktu pembicaraan sekitar 5 menit hingga 10 menit tergantung situasi
pekerjaan.
10. Apa yang Anda sampaikan atau informasikan?
Hal-hal yang terjadi saat mengawasi proses produksi, terutama temuantemuan masalah-masalah yang belum terselesaikan di shift saya.
11. Kebanyakan bentuk komunikasi apa yang Anda lakukan? Komunikasi lisan atau
komunikasi tertulis?
Lisan dan ada juga tertulis.
12. Media apa yang Anda gunakan untuk komunikasi tertulis? Formatnya apa saja?
Untuk tertulis saat ini saya mengisi Catatan Harian divisi QC
13. Sejak kapan Anda menggunakan komunikasi tertulis?
Sebenarnya dulu pernah ada media tertulis, namun isinya adalah untuk
melaporkan waste.
14. Apakah Anda merasa media ini cocok untuk Anda berkomunikasi?
Menurut saya bukan cocok, tapi media ini efektif dan cara terbaik
berkomunikasi dengan atasan dan rekan sekerja.
15. Apakah Anda merasa dapat menuliskan apa saja pesan yang ingin Anda
sampaikan?
Ya. Paling tidak ada masalah apa pun bisa dituliskan.
16. Pesan apa saja yang Anda sampaikan dalam Catatan Harian tersebut?
Informasi temuan, masalah, dan sebagainya.
17. Apakah Anda merasa apa yang Anda tuliskan sudah jelas?
Menurut saya jelas, namun apa yang saya tulis lebih tepat jika dinilai oleh
orang lain apakah jelas atau tidak.
18. Apakah Anda mengganggap isi informasi rekan sekerja Anda cukup jelas?
Menurut saya informasi rekan sekerja pada umumnya jelas, tapi tiap-tiap
orang punya gaya dan strategi penulisan yang berbeda, namun maksudnya
jelas.
19. Adakah informasi yang kurang jelas? Mohon jelaskan secara lebih detail.
Ya ada juga yang kurang jelas, kemungkinan jika orang yang menulis pesan
terburu-buru, kadang jadi kurang jelas.
20. Apakah isi informasi Anda dapat dipercaya oleh orang lain?
Saya kira cukup bisa dipercaya.
21. Apakah Anda menganggap informasi rekan kerja Anda dapat dipercaya?
Selama ini saya percaya.
22. Apakah isi informasi Anda ada pertalian atau hubungan dengan pekerjaan Anda?
Isi pesan saya pasti ada hubungan dengan masalah kerja.
23. Berkesinambungan dan konsisten?
Kadang ada pesan yang perlu disampaikan berturut-turut, dan menurut saya,
apa yang saya tulis adalah sesuai dengan keadaan yang terjadi dan selalu
konsisten dikemukakan atau dituliskan.
24. Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah adanya proses komunikasi dengan
catatan harian divisi Quality Control?
Sekarang masalah dapat lebih cepat dipecahkan.
25. Apa saja isi pesan yang Anda ingin sampaikan kepada rekan sekerja Anda dan
apakah isi pesan tersebut memiliki arti bagi penerimanya?
Ya, memiliki arti, karena isi pesan saya berupa masalah yang timbul baik yang
sudah ditangani maupun belum ditangani.
26. Apakah Anda merasa sudah mengkomunikasikan apa saja yang ingin Anda
sampaikan?
Masih belum semuanya.
27. Apakah Anda merasa media catatan harian divisi Quality Control dapat menjadi
media atau saluran pengirim informasi atau saluran yang tepat untuk Anda
berkomunikasi?
Tepat dan efektif.
28. Apakah isi pesan yang Anda tulis dalam catatan harian QC? Dapatkah Anda
menjelaskan sifat pesan apa yang paling banyak Anda tuliskan? Informasi,
komplain, input, pertanyaan, atau laporan.
Paling banyak laporan temuan.
29. Apa yang Anda harapkan setelah mengkomunikasikan sebuah informasi?
Masalah dapat terpecahkan.
30. Apakah Anda merasa pesan yang Anda sampaikan dibaca oleh orang lain?
Ada.
31. Apakah Anda menyadari rekan kerja Anda mampu memahami berita atau
informasi Anda?
Saya kira mampu memahami.
32. Apakah Anda mendapat tanggapan setelah menuliskan informasi dalam Catatan
Harian divisi Quality Control?
Biasanya ada.
33. Bisakah Anda jelaskan seberapa sering Anda mendapat tanggapan?
Sering, namun kadang ada masalah yang belum bisa langsung diselesaikan.
34. Siapa yang paling sering memberi tanggapan terhadap pesan Anda?
Foreman, Supervisor, dan Atasan.
Data responden :
Nama
:
Suwandi
Umur
:
30 tahun
Kota kelahiran :
Pendidikan
:
SMU
Jabatan
:
QC Staf
Lama bekerja
:
15 tahun
I. Transkrip wawancara tidak berstruktur:
Tanggal : 31 Mei 2007
Pukul : 15:00 – 15:15 WIB
Tempat : Ruang meeting PT. Poly Packaging Industry di Tangerang
1. Bagaimana Anda menjalankan pekerjaan Anda? coba gambarkan dengan rinci.
Pekerjaan saya sebagai QC motonya memperhatikan kualitas yang ada di PPI,
dengan adanya sistem kerja yang baik akan ada hasil yang bagus, tentunya
untuk itu dibutuhkan kerjasama dengan bagian produksi yakni dengan
foreman, supervisor dan operator.
2. Apakah ada metode kerja yang Anda terapkan dalam kegiatan sehari-hari?
Sesuai dengan yang ditugaskan atasan. Di bagian weaving saya harus
mengecek lebar karung, mengecek padat atau jarangnya tenunan, oli dan lain
sebagainya yang tujuan utamanya adalah untuk kualitas hasil tenunan.
3. Apakah Anda tahu kapan harus mulai mengerjakan tiap bagian pekerjaan secara
spesifik?
Ya, mengikuti aturan, seperti jam kerja atau batas-batas jam pengecekan.
Untuk tahap awal pengecekan dilakukan 1 jam sekali, setelah beberapa bulan,
tepatnya di tahun 2007 saya diberi tugas oleh atasan untuk melakukan
pengecekan 2 kali dalam 1 jam. Caranya jam pertama pengecekan lebar
karung dilakukan di atas mesin (karung masih dalam proses weaving (tenun),
kemudian bergantian setengah jam berikutnya cek hasil weaving atau karung
yang sudah jadi dan sudah dalam bentuk gulungan (posisi gulungan di bawah /
di bagian akhir mesin).
4. Ada berapa bidang? Bisa dijelaskan?
Ada 5 bagian, yakni:
(1.) Weaving (tenunan karung)
(2.) Printing (cetak)
(3.) Cutting (potong)
(4.) Sewing (jahit)
(5.) Balling (packing)
5. Bagaimana cara Anda mengontrol seluruh bagian tersebut, apakah perjam atau
atau ada pembagian waktu?
Saya hanya bertugas di bagian weaving. Namun diperbantukan juga untuk
random check hasil sewing, dan random check berat packing (di bagian
balling) tugasnya juga mengecek kebenaran penulisan kode di pembungkus
karung.
6. Apakah Anda berkomunikasi dengan rekan kerja Anda?
Ya. Itu pasti, tanpa kita berkomunikasi, sesuatu yang kita inginkan mungkin
menurut kita bagus, menurut orang lain belum tentu bagus. Namun dengan
komunikasi akan bisa terwujud.
7. Bagaimana cara Anda berkomunikasi dengan rekan kerja Anda?
Kita memberi informasi ke shift berikutnya, misalnya jika ada temuan
dikomunikasikan apakah ini bisa dianggap satu masalah yang harus
diselesaikan, atau temuan ini hanya temuan biasa. Biasanya jika dirasakan
dengan lisan atau bertemu langsung tidak jelas, maka dibuat juga tulisan atau
catatan.
8. Kapan Anda bertemu langsung dengan rekan sekerja?
Setiap pergantian shift.
9. Berapa lama Anda dapat berbicara langsung dengan rekan sekerja?
Tergantung dengan apa atau masalah apa yang kita sampaikan, kira-kira
sekitar 5 – 10 menit.
10. Apa yang Anda sampaikan atau informasikan?
Problem di saat saya bekerja, kemudian apa yang kita temukan, yang harus
orang lain ketahui juga, selain itu jika ada ide baru dalam pekerjaan kita, kita
informasikan juga ke rekan kerja. Tujuan kita memberi informasi, agar kita
tidak mengerti secara individu tapi orang lain juga sama.
11. Kebanyakan bentuk komunikasi apa yang Anda lakukan? Komunikasi lisan atau
komunikasi tertulis?
Kedua-duanya, tertulis dan tidak tertulis.
12. Media apa yang Anda gunakan untuk komunikasi tertulis? Formatnya apa saja?
Catatan Harian divisi Quality Control untuk informasi masalah. Catatan
pengecekan lebar weaving.
13. Sejak kapan Anda menggunakan komunikasi tertulis?
Sejak Oktober tahun 2005 saya baru bergabung di bagian QC ini.
14. Apakah Anda merasa media ini cocok untuk Anda berkomunikasi?
Saya merasa sangat cocok, karena dengan kesibukan kerja dan adanya rotasi
dalam kerja (shift), tidak bisa setiap saat bertemu dengan atasan, misalnya kita
shift 3 (malam) akan lama menunggu kita pindah ke shift 2 untuk
menyampaikan satu informasi, ada baiknya dengan catatan harian ini kita bisa
menginformasikan langsung, sehingga pada pagi harinya atasan dapat
membaca langsung, demikian juga informasi yang diperlukan untuk rekan
kerja.
15. Pesan apa saja yang Anda sampaikan dalam Catatan Harian tersebut?
Apapun yang ditemukan di lapangan, saya merasa tidak punya batasan untuk
menyampaikan apapun atau tidak perlu takut, karena ini sifatnya harus
disampaikan, terutama kalau menyangkut kualitas ataupun sesuatu yang dapat
mengakibatkan produksi tidak bagus. Sifat pesan bisa berupa informasi atau
pemberitahuan, pertanyaan, minta penyelesaian, laporan atau temuan, keluhan
jika menyangkut SDM dalam bekerja di saat shift kita. Saran dan Masukkan
juga ada.
16. Apakah Anda merasa apa yang Anda tuliskan sudah jelas?
Menurut saya jika kita ingin menuliskan sebuah pesan, kita baca berulang kali
agar yang menerima dapat menanggapi, jangan sebuah informasi hanya kita
tulis tanpa kita tahu apakah pesan bisa dimengerti atau ditanggapi.
17. Apakah Anda mengganggap isi informasi rekan sekerja Anda cukup jelas?
Tergantung, menurut saya pribadi, informasi dari rekan kerja yang kurang
jelas, biasanya saya pending dulu, kemudian saya tanyakan dulu dengan rekan
kerja, menurut saya sebuah informasi kadang tidak kita baca sendiri tapi
bersama rekan kerja. Namun pada umumnya jelas.
18. Adakah informasi yang kurang jelas? Mohon jelaskan secara lebih detail.
Ada. Kurang jelasnya sebuah pesan, contohnya : ditemukan ada mesin di line
I yang bermasalah. Informasi ini kurang detail, terutama kalau informasi ini
dalam bentuk tulisan, kalau bertemu langsung bisa ditanyakan mesin nomor
berapa, siapa operatornya.
19. Apakah isi informasi Anda dapat dipercaya oleh orang lain?
Bisa dipercaya. Apapun yang saya informasikan sesuai fakta atau apa yang
ditemukan.
20. Apakah Anda menganggap informasi rekan kerja Anda dapat dipercaya?
Tergantung informasi, biasanya dianalisa dulu, jika ragu kita minta informasi
lagi untuk meluruskan permasalahan, sehingga tidak menimbulkan kesalahan
fatal akibat salah pengertian dalam informasi.
21. Apakah isi informasi Anda ada pertalian atau hubungan dengan pekerjaan Anda?
Segala informasi berhubungan dengan apa yang ada di lapangan.
22. Berkesinambungan dan konsisten?
Ya. Dengan informasi yang ada di lapangan kita sampaikan lagi ke shift
berikutnya dan berurutan serta tidak acak-acakan, jika belum belum ada
tanggapan disampaikan kembali. Selain itu konsisten dalam penyampaian
sampai suatu masalah, terutama jika perlu penyelesaian, dapat dituntaskan.
23. Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah adanya proses komunikasi dengan
catatan harian divisi Quality Control?
Dengan adanya catatan harian, jika ada masalah biasanya ada tanggapan
ataupun penyelesaian.
24. Apa saja isi pesan yang Anda ingin sampaikan kepada rekan sekerja Anda dan
apakah isi pesan tersebut memiliki arti bagi penerimanya?
Ya. Misalnya : untuk mengisi form laporan perlu dibuat keseragaman, Contoh
informasi : untuk lebar karung yang dibawah standar diberi tanda lingkaran,
untuk mempermudah pengecekan, dan yang membaca laporan. Pesan seperti
ini diperuntukan kepada rekan sekerja agar ada sistem kerja yang sama.
25. Apakah Anda merasa sudah mengkomunikasikan apa saja yang ingin Anda
sampaikan?
Kadang-kadang dengan rekan kerja, sepintas apakah rekan kerja kita sudah
atau dapat menerima informasi kita, kadang saya kurang mengerti, sepertinya
sepintas dia menerima informasi, tapi
26. Apakah Anda merasa media catatan harian divisi Quality Control dapat menjadi
media atau saluran pengirim informasi atau saluran yang tepat untuk Anda
berkomunikasi?
Sangat tepat sekali. Dengan catatan harian kita bisa menginformasikan sesuatu
walaupun kita sedang shift 3, dan di pagi hari ketika kita sedang dirumah,
orang lain dan atasan dapat membaca informasi itu.
27. Apakah isi pesan yang Anda tulis dalam catatan harian QC? Dapatkah Anda
menjelaskan sifat pesan apa yang paling banyak Anda tuliskan? Informasi,
komplain, input, pertanyaan, atau laporan.
Informasi dan laporan masalah kerja yang paling banyak.
28. Apa yang Anda harapkan setelah mengkomunikasikan sebuah informasi?
Yang saya harapkan dengan informasi yang saya berikan, masalah itu dapat
diselesaikan terutama jika di shift saya belum diselesaikan dapat diselesaikan
oleh shift berikutnya.
29. Apakah Anda merasa pesan yang Anda sampaikan dibaca oleh orang lain?
Kalau informasi penting diletakkan di halaman pertama, jadi pasti akan dapat
terbaca oleh rekan kerja lain.
30. Apakah Anda menyadari rekan kerja Anda mampu menerima berita atau
informasi Anda?
Tergantung, kalau sama-sama rekan kerja QC weaving, saya kira pasti
mengerti, namun kalau rekan kerja QC finishing, mungkin saja hanya
mengerti 50% saja. Karena keseharian kerjanya tidak sama dengan yang kita
kerjakan di weaving.
31. Apakah Anda mendapat tanggapan setelah menuliskan informasi dalam Catatan
Harian divisi Quality Control?
Ada tanggapan, dan jika tidak dimengerti biasanya ada pertanyaan.
32. Bisakah Anda jelaskan seberapa sering Anda mendapat tanggapan?
Lebih banyak mendapat tanggapan.
33. Siapa yang paling sering memberi tanggapan terhadap pesan Anda? Apakah
atasan Anda atau rekan sekerja Anda?
Kedua-duanya. Jika sifatnya informasi yang harus ditanggapi.
Data responden :
Nama
:
Darlin
Umur
:
37 tahun
Kota kelahiran :
Lampung
Pendidikan
:
SMU
Jabatan
:
QC Staf
Lama bekerja
:
15 tahun
Transkrip wawancara tidak berstruktur:
Tanggal : 8 Juni 2007
Pukul : 15:45 – 16:05 WIB
Tempat : Ruang meeting PT. Poly Packaging Industry di Tangerang
1. Bagaimana Anda menjalankan pekerjaan Anda? coba gambarkan dengan rinci.
Sebelum masuk kerja, saya menemui rekan kerja shift sebelumnya, untuk
tanya ada masalah atau tidak di shift sebelumnya. Setelah itu langsung ke
bagian printing, melihat order atau apa saja yang akan dicetak, dan apa yang
perlu disiapkan, jika printing masih melanjutkan dari shift sebelumnya, saya
ke bagian lain, ke bagian cutting, melihat potongan lurus atau tidak, terus ke
bagian sewing, melihat jarak jahit dan penggunaan warna benang jahit betul
atau tidak, setelah itu ke balling, mengecek penulisan kode di bungkus karung
betul atau tidak, kemudian mengecek timbangan balling, sesuai dengan
standar berat atau tidak.
2. Apakah ada metode kerja yang Anda terapkan dalam kegiatan sehari-hari?
Metode kerja di printing :
1. cek apa yang mau dicetak
2. cek desain
3. cek cat sesuai atau tidak
4. cek kondisi karung yang akan dicetak, lebar, dan berat sesuai atau tidak,
denier benar atau tidak, density dihitung apakah sesuai dengan order atau
tidak.
5. setelah mesin printing jalan, cek kualitas hasil cetakannya, bagus atau
tidak, jika ada yang kurang bagus, langsung kasih tahu operator printing
atau foreman untuk memperbaiki, namun jika penyebab cetakan tidak
bagus karena printing block, maka kita beritahu pembuat printing block
untuk memperbaiki block. Jika masalah karena mesin, kita komunikasi
dengan foreman dan sarankan untuk diperbaiki dulu mesinnya, jika
memang bermasalah.
Metode kerja di cutting :
b. cek ukuran yang yang perlu dipotong
c. cek hasil potong lurus atau tidak
d. cek open bagnya, atau cek apakah karung terbuka atau tidak
Metode kerja di sewing :
1. cek jahitan bagus atau tidak
2. jarak jahit standar atau tidak 7mm
3. warna benang jahit sesuai dengan permintaan customer, misalnya :
Jakarta - benang biru, Lampung – benang merah, Medan – benang
kuning, dan customer luar CPI – benang putih.
4. lipatan jahitan sesuai standar atau tidak 1 inch dan jarak jahitan dari
lipatan tepat tidak 1 cm – 1,2 cm.
Metode kerja di balling :
1. kalau ada kode yang hampir sama, kita kasih tahu ke helper balling,
dan ke operator balling agar tidak tercampur
2. berat per bal standar atau tidak, jika tidak kita minta operator segera
memberi tahu QC, agar kemudian isi bal dibongkar dan dihitung ulang
jumlahnya apakah sesuai 500 lembar, jika kurang harus ditambah, dan
jika lebih harus dikembalikan.
3. Apakah Anda tahu kapan harus mulai mengerjakan tiap bagian pekerjaan secara
spesifik?
Ya, biasanya saya mulai dari printing, jika hasil sudah bagus baru saya
tinggal, dan cek di bagian lain. Untuk rutinitas, tiap jam cek di semua bagian,
tapi jika salah satu bagian bermasalah, saya utamakan di tempat itu.
4. Ada berapa bidang? Bisa dijelaskan?
Ada 5 bagian, yakni:
(1.) Weaving (tenunan karung)
(2.) Printing (cetak)
(3.) Cutting (potong)
(4.) Sewing (jahit) dan Cutting sewing (potong dan jahit)
(5.) Balling (packing)
5. Bagaimana cara Anda mengontrol ke 5 bagian tersebut, apakah perjam atau atau
ada pembagian waktu?
Sejak akhir tahun 2005, ada tambahan rekan kerja untuk pengecekan di weaving
dan balling, jadi sekarang kami tetap tiap jam ada pengecekan, namun hanya cek
di printing cutting, dan sewing, tapi yang utama di printing, di printing ada
pengecekan untuk setiap mesin, cetak kode apa, customernya, lebar dan
panjangnya, tulisan atau keterangan gambarnya dicocokkan dengan master
desainnya, setelah selesai di printing ke bagian sewing, karena di bagain ini juga
sering bermasalah, misalnya jahitan pecah atau loncat-loncat. Seterusnya
bergantian ke bagian cutting, untuk mengecek panjang hasil potong disesuaikan
dengan ukuran yang diorder. Sementara untuk balling dan weaving biasanya saya
minta informasi dari rekan kerja atau QC weaving.
6. Apakah Anda berkomunikasi dengan rekan kerja Anda?
Berkomunikasi itu sangat perlu.
7. Bagaimana cara Anda berkomunikasi dengan rekan kerja Anda?
Kalau sebelum masuk kerja kita tanya dahulu dengan sesama QC ada masalah
tidak di shift sebelumnya, jika perlu minta laporan di mana letak kesalahannya
untuk mempermudah pengecekan, sebalikanya jika kita menemukan masalah
kita laporkan juga kepada QC shift berikutnya. Untuk rekan sekerja dalam
shift yang sama, misalnya dengan pembuat printing block, kita langsung
komunikasi, kalau ada printing block yang bermasalah, apakah perlu
diperbaiki atau tidak. Kalau dengan QC weaving, jika kita juga komunikasi
langsung, misalnya kalau di cutting kita temukan lebar karung tidak standar,
kadang-kadang kita masih menemukan yang lebarnya kurang, kita catat
nomor mesin weavingnya kemudian kita informasikan kepada QC weaving,
kedua masalah oli, kadang-kadang masih saja ditemukan, dan baru ketahuan
setelah dicetak, dan jadi BS (waste), maka perlu sekali kita segera
komunikasikan ke QC weaving agar tidak terjadi lagi dan dapat langsung
dicek apakah ada masalah di mesin atau karena operator menuangkan terlalu
banyak oli.
8. Kapan Anda bertemu langsung dengan rekan sekerja?
Setiap pergantian shift.
9. Berapa lama Anda dapat berbicara langsung dengan rekan sekerja?
Kurang lebih 5 menit, kalau masalahnya ringan.
10. Apa yang Anda sampaikan atau informasikan?
Terutama ya masalah, dan jika ada informasi dari atasan pasti disampaikan.
11. Kebanyakan bentuk komunikasi apa yang Anda lakukan? Komunikasi lisan atau
komunikasi tertulis?
Komunikasi kebanyakan secara lisan, sewaktu-waktu baru dibuat tertulis.
Kalo tertulis laporan printing untuk memperjelas laporan, Misalnya kita shift
1 kita perlu kasih informasi ke shift berikutnya, ke shift 2 dan shift 3, agar
tidak lupa informasi dicatat agar rekan kerja lain juga mengetahui informasi
tersebut.
12. Media apa yang Anda gunakan untuk komunikasi tertulis? Formatnya apa saja?
Catatan Harian divisi Quality Control.
13. Sejak kapan Anda menggunakan komunikasi tertulis?
Sejak Oktober tahun 2003. Sebelumnya belum pernah ada media tertulis
semacam ini.
14. Apakah Anda merasa media ini cocok untuk Anda berkomunikasi?
Sangat cocok, kalau dulu tidak ada yang tanggung jawab, kita biasanya kita
perlu perbaikan biasanya tidak ditanggapi, sekarang ada atasan dan ada media
tertulis ini, jadi kalau terjadi masalah pertama-tama kita beritahu foreman atau
supervisor secara lisan kalau tidak ditanggapi kita catat agar dapat dibaca
atasan, untuk kemudian dapat menindak lanjuti.
15. Apakah Anda merasa media ini cocok untuk Anda berkomunikasi?
Saya merasa sangat cocok dan merasa bebas tidak ada keraguan, karena pesan
yang disampaikan untuk perbaikan kerja, dan mutu kerja atau kualitas.
16. Pesan apa saja yang Anda sampaikan dalam Catatan Harian tersebut?
Isinya pertama masalah, kedua pelaporan temuan, kemudian ada juga
masukkan misalnya yang sering terjadi di printing, biasanya ditemukan ada
beda tulisan, atau beda ukuran.
17. Apakah Anda merasa apa yang Anda tuliskan sudah jelas?
80 % jelas, biasanya saya tambahkan dengan lisan
18. Apakah Anda mengganggap isi informasi rekan sekerja Anda cukup jelas?
Jelas.
19. Adakah informasi yang kurang jelas? Mohon jelaskan secara lebih detail.
Kadang-kadang ada juga yang kurang jelas, biasanya saya langsung
menanyakan kepada yang menulis.
20. Apakah isi informasi Anda dapat dipercaya oleh orang lain?
Bisa dipercaya.
21. Apakah Anda menganggap informasi rekan kerja Anda dapat dipercaya?
Bisa dipercaya. Pernah juga ragu, yah kita tanyakan langsung. Jika ada
informasi yang sulit dimengerti, kita
22. Apakah isi informasi Anda ada pertalian atau hubungan dengan pekerjaan Anda?
Jelas ada hubungannya dengan pekerjaan.
23. Berkesinambungan dan konsisten?
Ya. Terutama jika masalah tidak ditanggapi, maka perlu informasi yang
berulang, harus disampaikan terus agar cepat dapat tanggapan. Dan pasti
konsisten dengan kejadiannya.
24. Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah adanya proses komunikasi dengan
catatan harian divisi Quality Control?
Ada, dulu tidak ada yang bertanggung jawab, sekarang ada komunikasi
semacam ini, masalah dapat ditulis, dan atasan dapat menindak lanjuti.
25. Apa saja isi pesan yang Anda ingin sampaikan kepada rekan sekerja Anda dan
apakah isi pesan tersebut memiliki arti bagi penerimanya??
Laporan temuan, dan pesan dari atasan. Menurut saya informasi semacam ini
perlu sekali bagi penerima pesan.
26. Apakah Anda merasa sudah mengkomunikasikan apa saja yang ingin Anda
sampaikan?
Sudah.
27. Apakah Anda merasa media catatan harian divisi Quality Control dapat menjadi
media atau saluran pengirim informasi atau saluran yang tepat untuk Anda
berkomunikasi?
Sangat tepat sekali.
28. Apakah isi pesan yang Anda tulis dalam catatan harian QC? Dapatkah Anda
menjelaskan sifat pesan apa yang paling banyak Anda tuliskan? Informasi,
komplain, input, pertanyaan, atau laporan.
Laporan masalah, misalahnya kesalahan, kemudian masalah mesin.
29. Apa yang Anda harapkan setelah mengkomunikasikan sebuah informasi?
Yang saya harapkan kualitas kerja meningkat, kualitas hasil lebih bagus, tidak
ada komplain, tidak terjadi kesalahan yang sama.
30. Apakah Anda merasa pesan yang Anda sampaikan dibaca oleh orang lain?
Dibaca.
31. Apakah Anda menyadari rekan kerja Anda mampu menerima berita atau
informasi Anda?
Mampu. Saya kira yang membaca pesan mampu memahami isinya.
32. Apakah Anda mendapat tanggapan setelah menuliskan informasi dalam Catatan
Harian divisi Quality Control?
Jika masalah ringan disampaikan ke foreman, supervisor, mekanik, jika
langsung ditanggapi dan diselesaikan dengan baik, kita tidak tulis di catatan
harian. Namun jika ada masalah yang tidak ditanggapi oleh produksi, baru
kita buat catatan tertulis
33. Bisakah Anda jelaskan seberapa sering Anda mendapat tanggapan?
Sering.
34. Siapa yang paling sering memberi tanggapan terhadap pesan Anda? Apakah
atasan Anda atau rekan sekerja Anda?
Atasan.
Data responden :
Nama
:
Jumhana
Umur
:
37 tahun
Kota kelahiran :
Lampung
Pendidikan
:
SMU
Jabatan
:
QC Staf
Lama bekerja
:
15 tahun
Download