BAB II SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN

advertisement
BAB II
SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI
MINYAK LEPAS PANTAI
Lokasi pada lepas pantai yang teridentifikasi memiliki potensi kandungan minyak
bumi perlu dieksplorasi lebih lanjut supaya potensi minyak bumi tersebut dapat
dieksploitasi. Untuk mengeksplorasi kandungan minyak bumi, dibutuhkan suatu
anjungan eksplorasi (rigg).
Rigg adalah bentuk platform di lepas pantai yang digunakan sebagai tempat aktifitas
eksplorasi maupun eksploitasi sumber daya alam (minyak dan gas). Jenis rigg untuk
pengeboran dibedakan berdasarkan konstruksi platformya yang disesuaikan dengan
kedalaman laut tempat rigg tersebut diletakkan seperti divisualisasikan gambar 2.1.
Gambar 2.1 Jenis-jenis anjungan eksplorasi (www.naturalgas.org)
Supaya proses eksplorasi berjalan dengan lancar dan tepat sesuai dengan sasaran
yang diharapkan, rigg harus ditempatkan secara tepat dan aman di lokasi yang akan
dieksplorasi tersebut. Untuk menjamin ketepatan dan keselamatan dalam peletakan
rigg serta kesuksesan proses eksplorasi, informasi mengenai kondisi lokasi eksplorasi
perlu diketahui terlebih dahulu. Data-data yang dibutuhkan untuk peletakan rigg
tersebut meliputi :
ƒ
Data posisi geografis.
4
ƒ
Data karakteristik dasar perairan, meliputi informasi mengenai topografi dan
morfologi dasar laut.
ƒ
Data karakteristik bawah permukaan dasar laut, meliputi informasi mengenai
struktur lapisan tanah dan batuan dasar laut.
ƒ
Data karakteristik badan air, meliputi informasi mengenai dinamika air laut
dan sifat fisik air laut.
ƒ
Data meteorologi, meliputi informasi mengenai keadaan iklim dan cuaca di
daerah survei.
Data-data tersebut diperoleh melalui kegiatan yang dinamakan survei lokasi. Survei
lokasi yang dimaksud dalam tulisan ini adalah survei yang dilakukan di lepas pantai,
yaitu suatu kegiatan pengukuran/pengamatan untuk mendapatkan parameterparameter yang diperlukan untuk menjelaskan dan memberikan gambaran mengenai
keadaan dan konfigurasi dasar laut serta hubungan geografisnya dengan daratan, juga
meliputi pengukuran untuk memperoleh parameter-parameter meteorologi dan
oseanografi di daerah yang akan dijadikan lokasi eksplorasi.
Tujuan dari survei lokasi adalah untuk menentukan kondisi perairan dan dasar
perairan di seluruh daerah yang akan dieksplorasi. Kondisi perairan dan dasar
perairan perlu diketahui untuk menentukan apakah terdapat bahaya atau resiko yang
dapat mempengaruhi peletakan rigg dan proses eksplorasi yang telah direncanakan.
Ruang lingkup pekerjaan survei lokasi untuk peletakan rigg adalah :
1. Pengukuran Kerangka Dasar Geodetik
2. Survei Hidrografi
3. Survei Geofisika
4. Survei Meteorologi dan Oseanografi
2.1 Pengukuran Kerangka Dasar Geodetik
Pengukuran kerangka dasar geodetik adalah kegiatan penentuan titik-titik kerangka
dasar yang akan dijadikan referensi untuk mendefinisikan koordinat geodetik posisi
titik-titik di lokasi survei. Dalam survei lokasi di lepas pantai referensi geodetik
5
digunakan untuk orientasi dan rekontuksi posisi obyek yang berada di lepas pantai
(titik-titik fiks perum dan titik-titik lainnya di lokasi surve)i. Referensi geodetik yang
dimaksud adalah referensi posisi horisontal dan posisi vertikal.
a. Kerangka Dasar Horisontal
Posisi planimetris suatu obyek di permukaan bumi dinyatakan secara relatif terhadap
titik lainnya, titik-titik yang dijadikan referensi bagi titik yang lainnya dinamakan
titik kerangka dasar. Penentuan kerangka dasar horisontal dimaksudkan untuk
menyatukan sistem koordinat, dengan adanya kerangka dasar horisontal setiap titik
yang diukur posisi planimetrisnya dapat dikonversi ke dalam sistem yang sama.
b. Kerangka Dasar Vertikal
Ketinggian suatu obyek di darat atau kedalaman suatu titik di laut ditentukan secara
relatif terhadap suatu bidang yang disepakati sebagai referensi tinggi atau datum
vertikal. Pengukuran kerangka dasar vertikal dimaksudkan untuk mendapatkan
ketinggian titik-titik kerangka dasar horisontal yang akan digunakan untuk
mengikatkan kedudukan MSL (Mean Sea Level) dan CD (Chart Datum) dari hasil
pengamatan pasut, sehingga kedudukan atau ketinggian relatif MSL dan CD terhadap
titik-titik tetap di darat dapat diketahui.
2.2 Survei Hidrografi
Survei hidrografi adalah kegiatan pengukuran untuk mendapatkan parameterparameter yang dibutuhkan dalam menggambarkan dan menjelaskan keadaan dan
konfigurasi dasar laut. Survei hidrografi harus dilakukan sebelum menetapkan suatu
lokasi di pantai atau di lepas pantai dijadikan tempat proyek kerekayasaan.
Tujuan dilakukannya survei hidrografi adalah untuk memperoleh informasi tentang
batimetri (kedalaman laut), kondisi topografi dasar laut, serta informasi tentang
morfologi dasar laut (detil dan bentuk obyek yang berada di dasar laut).
Di masa lalu survei hidrografi dilakukan untuk keperluan pembuatan peta navigasi
bagi keselamatan pelayaran, seiring berkembangnya eksplorasi sumber daya alam di
6
lepas pantai, aplikasi survei hidrografi berkembang tidak hanya untuk kebutuhan
keselamatan pelayaran. Survei hidrografi tidak hanya sebatas pemeruman untuk
mengetahui topografi dasar laut, tapi juga meliputi teknik pencitraan dasar laut untuk
mengetahui kondisi morfologi dasar laut. Lingkup pekerjaan survei hidrografi untuk
keperluan peletakan rigg meliputi :
a. Survei Batimetri
Survei batimetri atau pemeruman adalah kegiatan pengukuran kedalaman untuk
mendapatkan gambaran bentuk permukaan dasar laut. Tujuan dari survei batimetri
adalah untuk mendapatkan peta batimetri perairan yang akan dijadikan lokasi
peletakan anjungan eksplorasi. Informasi kedalaman serta gambaran mengenai
bentuk permukaan dasar laut tersebut diperlukan untuk merencanakan desain
anjungan yang terbaik, peletakan anjungan, dan untuk proses eksplorasi.
b. Pencitraan Dasar Laut
Pencitraan dasar laut adalah kegiatan pengambilan data morfologi permukaan dasar
laut secara menyeluruh terutama yang berada di antara dua lajur perum yang tidak
terdeteksi pada proses pemeruman. Tujuan dari pencitraan dasar laut adalah untuk
mendapatkan citra permukaan dasar laut yang memberikan informasi kualitatif dari
morfologi dasar laut berupa obyek-obyak atau fitur-fitur yang terdapat di permukaan
dasar laut seperti anomali kedalaman, reruntuhan kapal karam, karang, kawah, jalur
pipa dan lain sebagainya.
2.3 Survei Geofisika
Survei geofisika adalah kegiatan pengukuran struktur lapisan bumi yang berada di
bawah dasar laut. Tujuan dari survei geofisika adalah untuk mendeskripsikan litologi
dasar laut (sedimen dan struktur lapisan batuan). Lingkup pekerjaan survei geofisika
untuk keperluan peletakan rigg meliputi :
7
a. Survei Seismik
Survei seismik adalah kegiatan pengukuran struktur lapisan bumi di bawah dasar laut
dengan menggunakan gelombang seismik. Tujuan dari survei seismik adalah untuk
mengidentifikasikan struktur lapisan tanah yang berada di bawah dasar laut.
Data seismik digunakan untuk melihat/memeriksa kemungkinan-kemungkinan yang
ada di dasar laut atau area di bawahnya seperti batu karang yang terkubur, saluransaluran, serta kehadiran akumulasi gas dangkal atau rintangan lain yang bisa
menimbulkan efek yang merugikan pada pelaksanaan peletakan anjungan maupun
proses eksplorasi
b. Survei Magnetik
Survei magnetik adalah kegiatan pengukuran intensitas magnetik yang berasal dari
obyek-obyek yang berada di dasar laut. Tujuan dari survei magnetik adalah untuk
mengidentifikasi obyek-obyek yang mengandung material logam.
Data intensitas magnetik digunakan mengetahui kemungkinan bahaya-bahaya yang
terjadi akibat gesekan dan benturan yang bisa mengakibatkan terganggunya proses
pemasangan anjungan dan proses pengeboran, bahaya-bahaya ini biasanya
disebabkan oleh logam-logam lain yang terdapat di dasar laut seperti jangkar kapal,
bangkai kapal, ranjau laut, pipa migas, kabel bawah laut, dan material logam lainnya.
c. Survei Geoteknik
Survei geoteknik adalah kegiatan pengambilan sampel lapisan tanah dan batuan
pembentuk morfologi dasar laut. Tujuan dari pengamatan sedimen dan batuan adalah
untuk mendapatkan parameter-parameter sedimen dan batuan seperti berat jenis,
ukuran butir sedimen, komposisi, bentuk, porositas, dan sebagainya.
Data parameter sedimen dan batuan digunakan untuk membantu mendeskripsikan
rekaman hasil survei seismik dan survei magnetik.
8
2.4 Survei Meteorologi dan Oseanografi
Survei meteorologi dan oseanografi adalah kegiatan pengukuran untuk mendapatkan
parameter oseanografi dan meteorologi di daerah survei. Parameter-parameter
tersebut dibutuhkan untuk mendapatkan gambaran tentang karakteristik oseanografi
dan meteorologi daerah survei untuk keperluan pada saat survei maupun untuk
keperluan ketika peletakan anjungan dan proses eksplorasi. Data yang dikumpulkan
dalam kegiatan ini adalah :
ƒ
Cuaca
ƒ
Dinamika air laut
ƒ
Sifat fisik air laut
Data-data tersebut dikumpulkan dan dibandingkan dengan data sekunder 10 tahunan
yang telah ada (data yang berasal dari pengamatan atau penelitian sebelumnya baik
yng berasal dari badan pemerintah maupun swasta), untuk kemudian dapat
memprediksi kondisi meteorologi dan oseanografi daerah tersebut untuk jangka
waktu tertentu, biasanya untuk masa selama survei berlangsung atau lebih lanjut lagi
untuk masa 1,10, sampai dengan 100 tahun yang akan datang.
a. Pengamatan Meteorologi
Pengamatan meteorologi adalah kegiatan pengukuran keadaan udara atau atmosfer
dengan
berbagai
fenomenanya.
Fenomena
tersebut
diketahui
berdasarkan
pengukuran unsur-unsur cuaca antara lain temperatur udara, tekanan udara,
kelembaban udara, serta angin. Tujuan dilakukannya pengukuran unsur-unsur cuaca
adalah untuk mendeskripsikan keadaan cuaca pada daerah survei.
Data meteorologi digunakan untuk kelancaran kegiatan selama survei serta untuk
mengetahui pengaruhnya pada parameter-parameter lainnya terutama arus dan
gelombang.
9
b. Survei Oseanografi
Survei oseanografi adalah kegiatan pengamatan dinamika air laut dan pengukuran
sifat fisik air laut. Dinamika air laut meliputi perubahan atau pergerakan air laut
seperti pasut, arus, dan gelombang.
ƒ
Pasut
Pasut adalah perubahan ketinggian permukaan air laut yang terjadi secara periodik
pada tempat tertentu.yang disebabkan oleh pengaruh gravitasi benda-benda langit
terutama bulan dan matahari. Bumi dengan dinamikanya : rotasi, revolusi, gravitasi,
gaya tarik benda-benda angkasa terutama bulan dan matahari terhadap bumi
merupakan pembangkit terbesar terjadinya pasut laut, perubahan iklim dan suhu juga
membantu terjadinya pasut. Fenomena pembangkitan pasut menyebabkan terjadinya
perbedaan tinggi permukaan air laut pada kondisi kedudukan-kedudukan tertentu dari
bumi, bulan, dan matahari. Perputaran bumi pada sumbunya serta perputaran bumi
mengelilingi matahari dapat menimbulkan pergeseran air laut, salah satu akibat yang
ditimbulkan adalah terjadinya pasut laut. Fenomena alam tersebut merupakan
gerakan periodik, sehingga pasut yang ditimbulkan dapat dihitung dan diprediksikan.
Tujuan dari pengamatan pasut adalah untuk memperoleh koreksi pasut, menentukan
bidang referensi kedalaman, yang akan digunakan pada pengolahan data kedalaman
sehingga kedalaman yang diperoleh adalah kedalaman terhadap bidang referensi
kedalaman.
ƒ
Arus
Arus laut adalah perpindahan massa air laut baik secara horisontal maupun vertikal.
Menurut penyebabnya arus terdiri atas :
− Arus karena angin, terjadi oleh adanya dorongan atau tekanan dari angain
yang bertiup di permukaan air laut.
− Arus karena perbedaan densitas air laut, terjadi karena perbedaan kadar
garam atau pun karena perbedaan suhu suhu air laut.
− Arus karena pasut, terjadi karena perbedaan ketinggian antara pasang naik
dan pasang surut.
10
Menurut letaknya arus terdiri atas :
− Arus atas, yaitu arus laut yang terjadi di permukaan laut.
− Arus bawah, yaitu arus laut yang terjadi di bagian bawah permukaan laut.
Menurut arahnya arus laut dibedakan menjadi :
− Arus horisontal, yaitu arus yang arahnya sejajar dengan permukaan air.
− Arus vertikal, yaitu arus yang arahnya tegak lurus dengan permukaan laut.
Kecepatan arus tidak sama, umumnya berkurang menurut kedalaman laut sehingga
arus laut di permukaan dapat berbeda arahnya dengan arus laut di bagian bawahnya.
Tujuan dilakukannya pengukuran arus adalah untuk mengetahui pola pergerakan arus
yang terdapat di daerah survei. Pola pergerakan arus ini digunakan untuk kelancaran
selama survei maupun untuk pendesainan dan peletakan anjungan.
ƒ
Gelombang
Pengamatan gelombang adalah kegiatan pengukuran gerakan naik turunnya
permukaan laut. Gelombang atau ombak ialah gerak naik turunnya permukaan laut,
massa air tidak berpindah ke tempat lain tetapi hanya bergerak naik turun,
disebabkan oleh angin yang bertiup terus maka gelombang tersebut akan terdorong
dan menimbulkan arus. Gelombang laut dibangkitkan oleh angin, gelombang terjadi
bukan karena perpindahan air laut, tetapi karena perpindahan gerak malalui air.
Angin yang berhembus pada permukaan laut mendesak air sehingga terbentuk
gelombang.
Gelombang ditinjau sebagai deretan pulsa-pulsa yang berurutan yang terlihat sebagai
perubahan ketinggian permukaan air laut, yaitu dari suatu elevasi maksimum
(puncak) ke elevasi minimum (lembah). Tujuan dilakukannya pengukuran
gelombang adalah untuk memperoleh gambaran kondisi gelombang di daerah survei.
ƒ
Sifat Fisik Air Laut
Pengamatan sifat fisik air laut adalah kegiatan pengukuran untuk mendapatkan
parameter-parameter air laut. Parameter yang dimaksud adalah temperatur, salinitas,
konduktivitas dan densitas. Suhu atau temperatur adalah banyaknya energi panas
yang terkandung dalam suatu zat, konduktivitas adalah kemampuan suatu zat untuk
mengalirkan arus listrik, salinitas adalah berat total garam terlarut (dalam satuan
11
gram) pada setiap satu kilogram air laut, sedangkan densitas adalah besarnya massa
pada setiap 1 satuan volume suatu zat.
Tujuan dilakukannya pengamatan sifat fisik air laut adalah untuk mendapatkan nilai
koreksi pada pengukuran-pengukuran yang menggunakan gelombang akustik, serta
untuk menentukan pengaruh sifat fisik air laut terutama salinitas dan densitas pada
jenis material logam yang akan dijadikan bahan konstruksi anjungan.
12
Download