(Pocock 1929) dengan Panthera tigris altaica

advertisement
TINJAUAN PUSTAKA
Harimau berada di bawah subfamili Pantherinae, bersama dengan singa,
panther, dan jaguar. Seluruh subspesies harimau berada di bawah spesies
Panthera tigris. Di dalam bukunya, Mongillo dan Zierdt-Warshaw (2000) menulis
bahwa harimau dapat dikenali dari rambutnya, yang biasanya berwarna kuningoranye dengan garis hitam vertikal.
Klasifikasi Harimau
Taksonomi harimau dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mammalia
Ordo
: Carnivora
Famili
: Felidae
Subfamili
: Pantherinae
Genus
: Panthera
Spesies
: P.tigris
Subspesies
:
P. t. tigris
P. t. corbetti
P. t. jacksoni
P. t. sumatrae
P. t. altaica
P. t. amoyensis
P. t. virgata (punah)
P. t. balica (punah)
P. t. sondaica (punah)
Harimau yang diteliti kali ini berasal dari subspesies Panthera tigris
sumatrae (harimau Sumatera) dan Panthera tigris altaica (harimau Siberia).
5
Biologi Harimau
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae, Pocock 1929) merupakan
salah satu subspesies Panthera tigris (Linnaeus, 1758) yang ditemukan di pulau
Sumatera. Di dalam Krech, McNeill, dan Merchant (2004), harimau Sumatera
hidup di daerah dataran rendah dan hutan pegunungan. Selain itu harimau
Sumatera juga ditemukan di daerah rerumputan alang-alang tinggi dan juga rawarawa air tawar. Harimau Sumatera merupakan harimau yang relatif lebih kecil,
memiliki kaki yang lebih pendek daripada harimau-harimau bumi bagian utara.
Umumnya berwarna oranye gelap dengan garis hitam yang rapat, dan rambut
dagu yang panjang dan meruncing. Berat badan harimau Sumatera berkisar antara
100 sampai 104 kg, dengan panjang badan antara 220-255 cm. Di dalam Prynn
(2004) disebutkan bahwa mangsa utama dari harimau Sumatera adalah babi liar
dan sambar (Cervus unicolor). Di dalam CITES (2010) harimau Sumatera
dimasukkan ke dalam appendix I. Sedangkan di dalam IUCN red list (2010),
harimau Sumatera termasuk dalam critically endangered sejak tahun 2008.
Gambar 1. Harimau Sumatera (Wikipedia 2010a)
Harimau Siberia (Panthera tigris altaica)
Harimau Siberia (Panthera tigris altaica) merupakan subspesies harimau
terbesar, sekaligus kucing terbesar yang ada di muka bumi. Harimau Siberia juga
termasuk ke dalam appendix I CITES (2010). Harimau Siberia hidup di hutan
konifer, oak, dan birch yang tidak berada di Siberia, tetapi di daerah timur jauh
Rusia (misalnya di provinsi Ussuri dan Khabarovsk), dan beberapa hidup di
6
wilayah timur laut Cina. Karena rambutnya yang lebih tebal, harimau Siberia
terlihat lebih besar dari ras yang ada di India dan Asia Tenggara. Harimau Siberia
membutuhkan hewan buruan yang besar, seperti babi hutan dan rusa merah. Ada
satu kasus dimana harimau Siberia menyerang beruang coklat dewasa. Spesimen
terbesar yang pernah dilaporkan adalah seekor harimau jantan yang ditembak di
cekungan sungai Sungari di Manchuria pada tahun 1943. Di dalam Ellis (2005)
disebutkan, spesimen ini memiliki panjang 3,507 m, dihitung dari kepala sampai
ke ujung ekor.
Gambar 2. Harimau Siberia (Wikipedia 2010b)
Harimau memiliki ukuran yang bervariasi. Tetapi variasi antar subspesies
ini lebih bersifat gradual daripada diskrit (Kitchener dan Dugmore 2000). Ukuran
tubuh harimau yang hidup di lebih ke selatan lebih kecil, kemungkinan karena
adaptasi terhadap suhu yang lebih hangat yang mengharuskan pelepasan panas
tubuh yang lebih efisien, dan juga untuk mengurangi kebutuhan energi di
lingkungan yang tidak selalu terdapat mangsa berupa ungulata besar (McNab
2005). Pola garis hitam dengan dasar berwarna oranye-emas dari harimau terlihat
mencolok di dalam kandang. Akan tetapi di alam, walaupun di habitat semi
terbuka, pola garis tersebut membuyarkan outline tubuh, dan membuat harimau
tidak mudah terlihat (Sunquist 2010). Secara fisik harimau merupakan hewan
yang kuat dan dapat menjatuhkan mangsa yang berukuran lima kali berat
tubuhnya. Tengkorak harimau besar dan pendek, sehingga meningkatkan
kekuatan gigitan dari taring (Valkenburgh dan Ruff 1987). Harimau bukan
termasuk pelari jarak jauh. Harimau sangat jarang mengejar mangsanya lebih dari
150 meter, dan mengandalkan akselerasi yang tinggi. Seperti kucing lainnya,
harimau termasuk digitigradi, yang berarti berjalan dengan jari. Bantalan telapak
7
yang lembut mendistribusikan bobot tubuh harimau, yang tidak hanya menjadikan
gerakan harimau menjadi luwes, tapi juga tidak terdengar.
Habitat Harimau
Harimau merupakan jenis kucing yang habitat utamanya berada di dalam
hutan. Ada tiga persyaratan yang dibutuhkan suatu tempat agar cocok menjadi
habitat harimau. Pertama, daerah tersebut harus memiliki banyak vegetasi rimbun
agar harimau dapat bersembunyi dan mengendap-endap mengintai mangsanya.
Kedua, di daerah tersebut harus terdapat banyak kolam dan sungai, karena
terkadang mereka mendinginkan badannya dengan berendam di dalam air.
Kebiasaan berendam ini menyebabkan harimau menjadi perenang yang baik.
Populasi harimau sebagian besar hidup di daerah rawa-rawa di India dan Asia
tenggara. Syarat terakhir adalah tersedianya suplai makanan yang cukup. Harimau
membunuh dan memakan hewan besar, seperti ternak, rusa, dan babi.
Harimau hidup soliter, dan tiap ekor memiliki wilayah hutan yang luas
untuk dirinya sendiri. Daerah tersebut cukup besar untuk menjamin suplai mangsa
yang cukup untuk makanan harimau. Hal ini menyebabkan harimau tersebar luas.
Harimau Siberia adalah yang paling menyebar, dengan individu yang terpisah
ratusan mil jauhnya dari individu lainnya. Hal ini karena hutan Siberia di Rusia
sangat dingin dan mangsa untuk harimau Siberia juga hidup menyebar, seperti
yang disebutkan dalam Beer et al (2007).
Harimau membutuhkan wilayah jelajah yang cukup luas. Menurut
Hamaide (2007), harimau memiliki daerah jelajah seluas 100 km2. tetapi wilayah
jelajah ini dapat bervariasi, tergantung ketersediaan makanan di suatu wilayah.
Wilayah jelajah akan mengecil jika mangsa harimau tersedia lebih dari cukup.
8
Gambar 3. Distribusi Harimau di Habitat In-Situ (Beer et al 2007)
Contohnya di Chitwan, di dalam MacDonald dan Loveridge (2010), luas
wilayah jelajah harimau rata-rata 20 km2.
Di wilayah dengan mangsa yang
sedikit, wilayah jelajah harimau akan lebih luas. Di dalam MacDonald dan
Loveridge (2010), pada harimau Siberia yang tinggal di habitat dengan mangsa
yang tersebar, wilayah jelajah tiap individu bisa mencapai 400 km2. Wilayah
jelajah harimau akan berbanding terbalik dengan kepadatan mangsa (Karanth et al
2004). Sebagai tambahan, untuk harimau Sumatera di Taman Nasional Way
Kambas, jarak jelajah minimum dari harimau betina adalah 49 km2 dan harimau
jantan dewasa memiliki wilayah jelajah mencapai 116 km2 (Franklin et al 1999).
Konservasi Ex-situ
Habitat ex-situ merupakan tempat tinggal satwa yang berada di luar habitat
aslinya. Habitat ex-situ dibuat semirip mungkin dengan aslinya agar hewan
merasa nyaman. Konservasi ex-situ didefinisikan dalam Convention on Biological
Diversity sebagai “pengawetan komponen-komponen keragaman plasma nutfah di
luar habitat aslinya. Ini melibatkan pengambilan sampel, transfer, dan
penyimpanan dari suatu taxa target dari daerah koleksi dan biasanya dilakukan
untuk menjamin suatu spesies atau populasi yang pada saat itu atau memiliki
potensi kehancuran fisik, tergerus dan tergantikan oleh spesies lain, atau
kemerosotan genetik” (UNCED 1992).
9
Studbook
Studbook adalah kronologi populasi harimau yang ada di dalam
penangkaran. Untuk setiap harimau yang terdaftar, di dalam Studbook terdapat
informasi mengenai tanggal lahir harimau, tanggal kematian, induk jantan dan
betina, lokasi keberadaan dan perpindahan harimau, serta nomor identifikasi
institusi yang memiliki harimau dan nomor identifikasi Studbook yang
terstandarisasi (Seifert dan Muller 1984).
Litter size
Litter size adalah suatu ukuran kuantitatif dari suatu hewan. Di dalam
Kaps dan Lamberson (2009) disebutkan bahwa litter size sendiri adalah suatu
variable diskrit. Untuk harimau, rata-rata litter size adalah 3-4 seperti yang
disebutkan dalam Triefeldt (2007). Di dalam The American Heritage® Medical
Dictionary (2007), litter adalah keturunan yang dihasilkan dalam sekali kelahiran
pada mamalia multipara. Litter size dipengaruhi oleh bentuk uterus. Uterus
harimau memiliki bentuk bipartitus. Dalam Hyman (1992) ada bentuk bipartitus,
kedua cabang uterus bersatu di bagian posterior dan menuju ke vagina melalui
cervix yang sama. Bentuk uterus seperti ini memungkinkan harimau memiliki
litter size lebih dari satu.
Gambar 4. Berbagai macam tipe uterus. (A)Duplex. (B)Bipartitus.
(C)Bicornuatus. (D)Simplex. (Feldhamer et al 2007)
Di dalam Senger (1999) berdasarkan litter size, hewan dapat dibagi
menjadi monotocous (hanya melahirkan satu keturunan tiap kelahiran) dan
polytocous (melahirkan lebih dari satu keturunan tiap kelahiran). Perbedaannya
10
terdapat pada fase folikular. Pada spesies monotocous terdapat beberapa folikel
yang terpilih, tetapi pada akhirnya hanya satu yang akan menjadi folikel dominan.
Sedangkan pada spesies polytocous terdapat beberapa folikel dominan. Kondisi
dominansi ini ditandai oleh adanya satu atau lebih folikel preovulasi yang
memberikan efek inhibitori yang besar kepada folikel antral lainnya yang berada
pada kohort terekrut dan terpilih. Pengaruh inhibitori ini diperkirakan karena
kombinasi produksi inhibin oleh folikel dominan dan pengurangan suplai darah ke
beberapa folikel. Penurunan konsentrasi FSH di dalam darah yang disertai
penurunan suplai darah ke beberapa folikel menyebabkan folikel-folikel tersebut
atresia. Hanya folikel yang menerima suplai darah yang lebih banyak (yang juga
berarti menerima lebih banyak gonadotropin) yang akan terus tumbuh dan
menjadi dominan. Perbedaan jumlah folikel dominan inilah salah satu penyebab
terjadinya perbedaan litter size.
Download