BAB III

advertisement
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Kerangka Pikir
Analisis Industri
Analisis SWOT
- Perpektif Finansial
- Perspektif Pelanggan
- Perspektif Proses
Bisnis Internal
- Perspektif Pembelajaran
dan Pertumbuhan
Pengambilan
Keputusan
Penerapan BSC sebagai
Sistem Pengukuran Kinerja
Penentuan
Kebijakan
Action Plan
(Program Kerja)
Gambar 3.1 Kerangka Pikir Penerapan Balanced Scorecard sebagai Sistem Pengukuran
Kinerja
Penelitian akan difokuskan pada pentingnya keempat perspektif yang
terintegrasi pada Balanced Scorecard (BSC) sebagai sistem pengukuran kinerja
divisi Manufacturing pada PT. XYZ. Penelitian akan dilakukan dengan
menganalisis lingkungan makro dan lingkungan industri, faktor internal (kekuatan
dan kelemahan), fakor eksternal ( peluang dan ancaman), serta menganalisis faktor
kunci keberhasilan divisi manufacturing. Penerapan BSC dengan menggunakan
keempat perspektif yang terintegrasi akan membantu pihak manajemen dalam
proses pengambilan keputusan, penentuan kebijakan dan action plan (program
kinerja) sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
3.2
Tahapan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, langkah-langkah yang dilakukan antara
lain :
1.
Penjelasan umum mengenai Balanced Scorecard
Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah memberikan penjelasan
umum mengenai Balaced Scorecard
kepada pihak top manajemen. Penjelasan
tersebut berupa bahwa Balanced Scorecard merupakan suatu sistem pengukuran
kinerja yang ditinjau dari empat perspektif (finansial, pelanggan, proses bisnis
internal serta pertumbuhan dan pembelajaran) yang terintegrasi untuk membantu
manajemen di dalam menentukan strategi jangka panjang yang diterjemahkan dari
visi, misi dan strategi perusahaan.
2.
Situasi di divisi Manufacturing saat ini
Untuk mendapatkan gambaran mengenai situasi yang ada saat ini di divisi
Manufacturing, maka dilakukan hal hal sebagai berikut :
! Wawancara langsung dengan top manajemen
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab
sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan
penelitian. Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai
situasi yang ada sekarang di divisi Manufacturing. Gambaran yang ingin diperoleh
yaitu bagaimana sistem pengukuran kinerja yang terdapat di masing-masing
departemen di divisi Manufacturing. Wawancara juga dimaksudkan untuk
mengetahui apakah para top manajemen menyadari perlunya suatu sistem
pengukuran kinerja yang lebih komprehensif.
! Penyebaran kuesioner
Kuesioner disebarkan di setiap departemen di divisi Manufacturing dan
ditujukan kepada Manager dan supervisor di masing-masing departemen. Isi
kuesioner difokuskan pada pentingnya empat perspektif BSC di dalam sistem
pengukuran kinerja. Setiap pertanyaan akan dikaitkan dengan keempat perspektif
tersebut. Daftar setiap butir pertanyaan ditunjukkan pada Lampiran I.
! Pengamatan langsung
Untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap, peneliti juga melakukan
pengamatan langsung ke lapangan. Pengamatan langsung ini dimaksudkan untuk
mengetahui bagaimana proses kerja yang berlangsung di setiap departemen.
Dengan demikian, akan diketahui strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan)
yang dimiliki setiap departemen. Dengan pengamatan langsung, juga akan
mempermudah penentuan tolok ukur atau ukuran kerja untuk masing-masing
departemen.
3.
Perumusan strategi divisi Manufacturing
Untuk merumuskan strategi, termasuk visi dan misi maka perlu dilakukan
antara lain analisis lingkungan industri farmasi, analisis SWOT dan memetakan
situasi divisi Manufacturing saat ini terutama yang terkait dengan pengukuran
kinerja. Dari perumusan strategi tersebut, maka ditentukan ukuran – ukuran kerja
yang sesuai untuk setiap departemen dengan mengaitkan setiap perspektif BSC.
3.3
Metode Analisis
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut
Travers, metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang
tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan untuk memeriksa sebab-sebab
dari suatu gejala tertentu. Jenis metode deskriptif yang digunakan adalah studi
kasus dengan menganalisis penerapan Balanced Scorecard sebagai sistem
pengukuran kinerja di PT. XYZ dengan ruang lingkup pada divisi Manufacturing.
Analisis penerapan BSC sebagai suatu sistem pengukuran kinerja ini dilakukan
dengan meneliti pentingnya suatu sistem pengukuran kinerja yang terintegrasi dan
komprehensif dengan memperhatikan empat perspektif dalam BSC. Oleh karena
itu, indikator-indikator yang akan diukur akan dikaitkan dengan keempat
perspektif tersebut.
Jenis data yang dikumpulkan berupa data yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif serta terdiri dari data primer dan skunder.
Data primer diambil langsung dari perusahaan terdiri atas :
#
Gambaran umum perusahaan
#
Gambaran umum proses di divisi Manufacturing
#
Hasil wawancara dan penyebaran kuesioner
#
Hasil observasi langsung
Data sekunder diambil dari hasil membaca buku dan literatur lainnya, yaitu
:
#
Buku – buku teks mengenai Balanced Scorecard dan sistem
pengukuran kinerja bagi perusahaan
#
3.4
Browsing internet yang berhubungan dengan Balanced Scorecard
Uji Reliabilitas dan Validitas
Uji Validitas dan reliabilitas dilakukan guna menguji variabel yang terdapat
dalam pertanyaan – pertanyaan yang telah disusun di kuesioner. Setiap butir
pertanyaan memiliki dua macam skor, yaitu skor tiap butir pertanyaan dan skor
total tiap butir pertanyaan.
Menurut Sugiyono (2003,124), pengujian validitas tiap butir pertanyaan
digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total
yang merupakan jumlah tiap skor butir pertanyaan. Item yang mempunyai korelasi
positif dengan skor total serta korelasi yang tinggi menunjukkan bahwa item
tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.
Untuk menguji reliabilitas digunakan teknik analisis Alpha Cronbach.
Pertanyaan dinyatakan valid apabila besaran koefisien alpha (α) diatas 0.6
Hasil Kuesioner tersebut diolah secara komputerisasi dengan menggunakan
software SPSS versi 12.00 untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil
pengujian lengkap dilampirkan pada Lampiran II.
3.5
Langkah-Langkah Dalam Penerapan Balanced Scorecard
Untuk menerapkan sistem pengukuran Balanced Scorecard, PT. XYZ perlu
mengikuti tahapan-tahapan tertentu. Kaplan dan Norton merumuskan 10 tahapan
penerapan sistem manajemen Balanced Scorecard, seperti yang ditunjukkan berikut
ini :
Tabel 3.1 Tahapan Penerapan Balanced Scorecard
(Sumber : Vincent Gaspersz, “ Sistem Manajemen Terintegrasi : Balanced Scorecard
dengan Six Siqma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah, Gramedia Pustaka Utama
(2002))
Tahap Deskripsi
1.
2A
2B
3A
3B
Penanggung
jawab
Periode
Waktu
(sejak
/
sampai)
Mengklarifikasikan visi, misi, nilai –nilai Tim Eksekutif – Bulan 1 –
Bulan 3
organisasi. Pada tahap ini Balanced Manajemen
Scorecard
dikembangkan
untuk puncak
menerjemahkan visi, misi, dan nilai –
nilai organisasi ke dalam strategi agar
dapat
dipahami
dan
dapat
dikomunikasikan. Proses ini membantu
membangun konsensus dan komitmen
terhadap strategi yang ditetapkan.
Mengkomunikasikan strategi organisasi Tim Manajemen Bulan 4 –
Bulan 5
ke manajemen menengah. Manajer – Puncak,
manajer menengah dan menajer puncak Menengah dan
– jika memungkinkan melibatkan Bawah
supervisor-supervisor – melakukan
proses pembelajaran dan diskusi tentang
strategi organisasi yang baru tersebut.
Pada tahap ini, Balanced Scorecard
digunakan sebagai alat komunikasi yang
terfokus.
Mengembangkan
Business
Unit Tim Manajemen Bulan 6 –
Bulan 9
Scorecard.
Dengan
menggunakan Unit Bisnis
Corporate Scorecard sebagai suatu
template, setiap unit bisnis yang ada
dalam korporat itu menerjemahkan
strategi ke dalam tujuan-tujuan spesifik
yang terkait dan membangun Business
Unit Scorecard
Menghilangkan investasi-investasi non Tim Manajemen Bulan 6
Puncak,
strategis.
Menggunakan
Corporate –
Scorecard dan melalui klarifikasi Menenngah,
prioritas
strategis,
manajemen Bawah
mengidentifikasikan semua program
yang ada dalam perusahaan yang tidak
berkontribusi secara signifikan terhadap
tujuan-tujuan strategis yang ditetapkan
Mengumumkan
program–program Tim Manajemen Bulan 6
4
5
6A
6B
7
perubahan
korporat.
Corporate
Scorecard mengidentifikasi kebutuhan
untuk program-program perubahan
lintas – bisnis (antar unit bisnis).
Pengumuman ini bersamaan dengan
pengembangan Business Unit Scorecard.
Meninjau ulang Business Unit Scorecard.
Tim Manajemen eksekutif meninjau
ulang setiap Balanced Scorecard unit –
unit bisnis. Peninjauan ulang ini
memungkinkan manajemen puncak
memahami scorecard dari setiap unit
bisnis untuk memverifikasi bahwa setiap
scorecard telah sesuai dengan tujuan
strategis korporat, dan jika mungkin
dapat memberikan saran – saran kritis
untuk mempertajam strategi unit-unit
bisnis tersebut.
Memperbaharui Corporate Scorecard.
Berdasarkan peninjauan ulang terhadap
business unit scorecard, terdapat
kemungkinan beberapa isu strateis
lintas unit bisnis yang semula tidak
terdapat dalam strategi korporat. Tahap
ini memberikan kesempatan
untuk
melakukan pembaharuan Corporate
Scorecard.
Mengkomunikasikan
Balanced
Scorecard ke seluruh organisasi. Pada
akhir tahun pertama, setelah tim
manajemen merasa yakin tentang
pendekatan strategis yang dirumuskan,
Balanced Scorecard itu disebarluaskan
ke seluruh organisasi.
Menetapkan tujuan kinerja tim atau
individual. Semua tim manajemen
mengaitkan tujuan kinerja tim atau
individual dengan sistem kompensasi
insentif yang transparan dalam setiap
team/ individual scorecard
Memperbaharui
Rencana-rencana
jangka panjang dan Manajemen
Program.
Rencana-rencana
jangka
panjang lima tahunan ditetapkan untuk
setiap ukuran kinerja. Dana investasi
dibutuhkan untuk mencapai sasaran
–
Manajemen
Puncak
dan
Manajemen Unit
Bisnis
Tim Eksekutif, Bulan 9 –
Bulan 11
Manajemen
Puncak
dan
Manajemen Unit
Bisnis
Tim Eksekutif – Bulan 12
Manajemen
Puncak
Tim Manajemen Bulan 12 –
seterusnya
Puncak,
Menengah,
Bawah
Tim Manajemen Bulan 13 –
Bulan 14
Puncak,
Menengah,
Bawah
Tim Manajemen Bulan 15 –
Bulan 17
Puncak,
Menengah,
Bawah,
Tim/Individu
8
9
10
jangka panjang ini. Anggaran tahunan
ditetapkan untuk membiayai rencanarencana tahunan dalam lingkup rencana
jangka panjang lima tahunan.
Melakukan peninjauan ulang setiap
bulan dan tiga bulan. Setelah Business
Unit Scorecard disetujui oleh manajemen
puncak, proses peninjauan ulang
bulanan (setiap bulan) dilakukan
sebagai
tambahan
bagi
proses
peninjauan ulang tiga bulanan yang
berfokus pada isu-isu strategis.
Melakukan peninjauan ulang setiap
tahun. Pada awal tahun ketiga, strategstrategi awal yang telah dicapai dan
strategi
korporat
memerlukan
peninjauan ulang dan pembaharuan.
Tim eksekutif mendaftarkan isu-isu
strategsi kemudian menanyakan kepada
setiap unit-unit bisnis tentang posisi
mereka
serta meminta mereka
memperbaharui dan mengembangkan
isu-isu strategis ke dalam Business Unit
Scorecards.
Mengaitkan kinerja tim/individu dengan
Balanced Scorecard. Semua tim dan
karyawan diminta untuk mengaitkan
tujuan kinerja tim dan individu dengan
team/individual scorecards. Setiap tim
dan individu dalam organisasi harus
memiliki
team/individual
scorecard.
Sistem kompensasi dikatikan langsung
dengan team/individual scorecard itu.
Tim Manajemen Bulan 18 –
Puncak,
seterusnya
Menengah,
Bawah,
Tim/Individu
Tim
Eksekutif
(Manajemen
Puncak)
dan
Manajemen Unit
Bisnis
Bulan 25 –
Bulan
26
(Awal tahun
ketiga)
Tim Manajemen
–
Manajemen
Puncak,
Menengah,
Bawah,
Tim/Individu
Bulan 25 –
Bulan
26
(Awal tahun
ketiga)
Download