PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN AKTIVITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010 - 2014 Henny Anita Siallagan dan Catur Fatchu Ukhriyawati Prodi Manajemen Universitas Riau Kepulauan Batam ABSTRACT This study aims to determine the effect of Liquidity, Solvency, Activities of financial performance on a cigarette company listed on the Indonesian stock exchange. This study uses a quantitative approach. Data collection techniques used in this research is the method of documentation that is by collecting and recording the financial statements. Source data used are secondary data from financial statements tobacco companies listed on the Stock Exchange the period 2010- 2014 which can be obtained through the website www.idx.co.id. The sampling technique used was purposive sampling with the number of respondents 3 companies. Data analysis method used is multiple regression linear regression analysis with menggunakaan SPSS 20 for Windows. The study states that (1) partially Liquidity significant effect on financial performance, (2) Solvency no significant effect on financial performance (3) Activities significant effect on financial performance, (4) simultaneous Liquidity, Solvency, Activities significant effect on performance non financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2010-2014. Keyword : liquidity , solvency , activity , financial performance I PENDAHULUAN Indonesia adalah salah satu negara yang menjadi konsumen dan produsen terbesar didunia, Dan menjadi produsen yang cukup besar di dunia yang bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan pilar ekonomi yang dianggap mampu menopang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata. Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat. Dalam kajian ini penulis mempertimbangkan perusahaan rokok menjadi sampel karena karakteristik rokok yang menjadi komoditi unggulan diindonesia. Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu 1 perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Cara untuk mengetahui baik buruknya kinerja keuangan dalam suatu perusahaan dapat diketahui dengan cara menganilisis hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan. Adapun alat analisis kinerja keuangan pada perusahaan yang digunakan meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas. Untuk menilai kinerja disini menggunakan pusat investasi karena merupakan pusat pertanggungjawaban yang paling luas jika dibandingkan dengan pusat pertanggungjawaban yang lain dimana pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang kinerja manajemen dinilai atas dasar pendapatan, biaya, dan sekaligus aktiva atau modal atau investasi dalam pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya (Supriyono, 2001: 26). II KAJIAN TEORI Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia No.1(2004:2) dinyatakan bahwa Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. a. Analisis Rasio Likuiditas Menurut Riyanto (dalam fahmi 2014) menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Munawir (2010) dalam jurnal bunga asri novita dan sofie (2015) mengemukakan likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya saat ditagih. Adapun jenis-jenis Rasio Likuiditas diantaranya sebagai berikut: 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Sawir (2003:8), menerangkan bahwa “Current ratio merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek, karena rasio ini menunjukan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang”. 2 Menurut Riyanto (2001:26), menerangkan bahwa “Current ratio merupakan ukuran yang berharga untuk mengukur kesanggupan suatu perusahaan untuk memenuhi current obligation –nya”. Rasio Lancar b. Rasio Solvabilitas Menurut Kasmir (2008 : 151) rasio solvabilitas atau leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiaya dengan hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Adapun jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain : 1. Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rumus untuk mencari debt to equity ratio dapat digunakan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas sebagai berikut : c. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam mengelola aktivanya. Jika perusahaan memiliki terlalu banyak aktiva maka perusahaan akan membutuhkan biaya modal yang tinggi pula, hingga akhirnya menyebabkan laba menurut Brigham dan Houston (dalam Fahmi 2014). Adapun jenis rasio yang ada dalam rasio aktivitas sebagai berikut : 1. Total Asset Turn Over (TAT) Rasio ini digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva perusahaan. Dalam penelitian ini rasio aktivitas diproksikan dengan Total Asset Turnover (TAT), karena menurut peneliti sebelumnya, rasio ini yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. 3 d. Teori Kinerja Keuangan Menurut Horne dan Wachowicz dalam sri (2014) mengemukakan agar dapat mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya, analis keuangan perlu melakukan pemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan keuangan perusahaan. Kinerja keuangan dapat diformulasikan dengan menggunakan rumus berikut : 1. Return On Asset (ROA) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktifitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka dibangun kerangka pemikiran dalam gambar berikut: CR DER TAT ROA AA Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran Keterangan : X1 : Current Ratio (CR) X2 : Debt to Equity Ratio (DER) X3 : Total Asset Turn Over (TAT) Y : Return On Asset (ROA) Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berfikir yang telah ditentukan maka hipotesis penelitian sebagai berikut: Hipotesis 1: Diduga Likuiditas berpengaruh terhadap Kinerja keuangan pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 4 Hipotesis 2: Hipotesis 3: Hipotesis 4: Diduga Solvabilitas berpengaruh terhadap Kinerja keuangan pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 Diduga Aktivitas berpengaruh terhadap Kinerja keuangan pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 Diduga Likuiditas, Solvabilitas, dan Aktivitas berpengaruh signifikan terhadap Kinerja keuangan pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 III METODE PENELITIAN a. Uji Regresi Linier Berganda Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Menurut Priyatno (2008:73), analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih variabel independen/bebas yaitu struktur modal (X1, X2, dan X3) terhadap variabel dependen/terikat yaitu kinerja keuangan (Y) digunakan metode analisis regresi berganda. Sehingga model tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+...+bnXn Keterangan : Y : Variabel terikat (dependent) X (1,2,3,...) : Variabel bebas (Independen) a : nilai konstanta Penggunaan nilai konstanta secara statistik dilakukan jika satuan – satuan variabel X (independen) dan variabel Y (dependen) tidak sama. Sedangkan, bila variabel berganda. Memiliki satuan yang sama maka nilai konstanta diabaikan dengan asumsi perubahan variabel Y (dependen) akan propesinya dengan nilai perubahan variabel X (Independen). b. Uji Asumsi Klasik Pada penelitian juga akan dilakukan pengujian penyimpangan asumsi klasik terhadap model regresi yang telah diolah yang meliputi : 1. Uji Normalitas Pengujian normalitas, untuk mendeteksi normalitas data perlu dilakukan uji normalitas baik menggunakan kurva persebaran data berupa curve normal dan normal plot atau menggunakan uji kolmogorov-smirnov 2. Uji Autokorelasi Menurut Imam Ghozali uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan problem autokorelasi. 3. Uji Heteroskedastisitas 5 Heterokedastisitas dapat dilihat dengan melakukan pengujian terhadap semua sampel yang ada, kemudian dilakukan dengan uji grafik scatterplo (Priyatno, 2010). Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat jarak kuadrat titik-titik sebaran terhadap garis regresi. 4. Uji Multikolinieritas Multikolinearitas untuk mendeteksi apakah terdapat gejala korelasi antara variabel independen yang satu dengan variabel yang lain. Pengujian dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). c. Uji Hipotesis Hipotesis yang sudah dirumuskan kemudian harus diuji. Dalam penelitian ini akan dilakukan uji hipotesis diantaranya : 1. Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersamasama (simultan) terhadap variabel terikat. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. 2. Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig (significance). IV HASIL DAN PEMBAHASAN a. Uji Regresi Linier Berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independen) yaitu (CR) Likuidutas (X1), (DER) Solvabilitas (X2), dan (TAT) Aktivitas (X3). Model 1 B Std. Error (Constant) -52,740 14,457 LIKUIDITAS ,140 ,062 SOLVABILITAS ,412 ,875 AKTIVITAS 4,510 23,998 Sumber: Data Sekunder yang Diolah Melalui SPSS 20.0, 2014 Berdasarkan tabel maka persamaan regresi linier berganda dengan 3 variabel bebas (independen) sebagai berikut: Y = -52,740 + 0,140+0,412+23,998 6 Uji Koefisien Determinasi (R²) Model Summaryb Model R R Adjusted R Square Square ,861a ,741 1 ,670 a. Predictors: (Constant), AKTIVITAS, SOLVABILITAS, LIKUIDITAS b. Dependent Variable: KINERJA_KEUANGAN Tabel diatas pada model 1 menjelaskan besarnya nilai korelasi atau pengaruh (R) dari variabel likuiditas (X1) dengan kinerja keuangan (Y) yaitu sebesar = 0.861 dan penjelasan besarnya persentase pengaruh variabel likuiditas terhadap kinerja keuangan yang disebut koefisien determinasi yang merupakan hasil pengukuran dari R. Dari output tersebut diperoleh hasil koefisien determinasi (R2) sebesar 0.741 yang berarti bahwa pengaruh variabel bebas terhadap kinerja keuangan adalah sebesar 74,1 %. Berarti terdapat 25,9% faktor lain yang mempengaruhi kinerja keuangan. Hubungan ini mengindikasikan ada pengaruh yang kuat antara variabel bebas dan variabel terikat. b. Uji Normalitas Grafik normal probability plot diatas terlihat bahwa titik-titik penyebarannya mengikuti garis diagonal yang berarti data tersebut berdistribusi normal, dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa model regresi pada penelitian ini memenuhi asumsi normalitas. c. Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R 1 R Square Durbin-Watson ,861a ,741 1,049 a. Predictors: (Constant), AKTIVITAS, SOLVABILITAS, LIKUIDITAS 7 b. Dependent Variable: KINERJA_KEUANGAN Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa nilai dari DW = 1,049, nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel signifikansi 5%, jumlah sampel 15 (n) dengan jumlah variabel independen 3 (k=3) = dl = 0.82 dan du = 1.75 maka d= 1.049 terdapat diantara du = 1.75 dan (4- du) = 4-1.75 = 2.25 maka keputusannya tidak terdapat autokorelasi. d. Uji Heteroskedastisitas Jadi dari gambar diatas jelas terlihat titik yang menyebar dan pola yang tidak jelas sehingga kesimpulannya adalah tidak terjadi hetrokedasitas. e. Uji multikolinearitas a. Dependent Variable: KINERJA_KEUANGAN Model Sig. (Constant) ,004 LIKUIDITAS ,046 1 SOLVABILITAS ,647 AKTIVITAS ,000 Collinearity Statistics Tolerance VIF ,985 ,999 ,986 1,015 1,001 1,014 Dari tabel diatas dapat kita ketahui nilai dari toleransi = 0.985, 0.999, 0.986 yang lebih besar dari 0.10 artinya tidak terdapat multikolinearitas. Untuk nilai VIF = 1.012, 1.001, 1.014 yang berarti lebih kecil dari 10.00 ini menandakan tidak terjadi multikolinearitas. f. Uji F ANOVAa Model F Regression 10,468 Sig. ,001b 1 Residual Total 8 Dari output pada model yang 1 terlihat bahwa fhitung = 10,468 dengan tingkat signifikansi atau perbabilitas 0.000<0.05, sehingga terlihat bahwa nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa likuiditas, solvabilitas, aktivitas secara simultan berpengaruh positif terhadap perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010- 2014. g. Uji T Coefficientsa Model 1 t Sig. (Constant) -3,648 ,004 LIKUIDITAS 2,253 ,046 SOLVABILITAS ,471 ,647 AKTIVITAS ,000 5,321 a. Dependent Variable: KINERJA_KEUANGAN Pada tabel coefficients, pada kolom b model 1 pada constant adalah -52,740 skor likuiditas (b1) adalah 0,140, skor solvabilitas (b2) adalah 0,412, skor aktivitas (b3) adalah 23,998. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa konstanta adalah 52,740 dan koefisien regresi likuiditas (X1) adalah 0,140, koefisien regresi solvabilitas (X2) adalah 0.412 dan koefisien aktivitas (X3) adalah 23,998. Skor likuiditas nilai t hitung adalah 2,253 dengan kinerja keuangan 0.000<0.05 maka likuiditas ada pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan. Skor solvabilitas nilai thitung adalah 0,471 dengan kinerja keuangan 0.647>0.05 maka tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan. Skor aktivitas nilai t hitung adalah 5,321 dengan kinerja keuangan 0.000<0.05 maka ada pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan. Pengaruh disetiap variabel bebas dengan variabel terikat secara parsial dan simultan sebagai berikut: a. Pengaruh Variabel Likuditas terhadap kinerja keuangan Berdasarkan analisa data dan pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa faktor likuiditas yang diproyeksikan dengan CR berpengaruh positif dan terbukti berhubungan signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproyeksikan dengan ROA. Hubungan yang positif antara CR dengan ROA mempunyai arti bahwa kenaikan likuiditas akan diikuti oleh kenaikan kinerja keuangan perusahaan. Rasio Likuiditas merupakan rasio keuangan yang mencerminkan kemampuan perusahaan memenuhi untang jangka pendek dengan aktiva lancar. Dalam penelitian ini rasio likuiditas diproksikan dengan CR. CR merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar. Angka dari rasio ini dangat tergantung dari jenis dan sifat industrinya, sehingga dalam melakukan interpretasi terhadap likuiditas suatu perusahaan harus berhati-hati. Semakin tinggi CR 9 perusahaan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibankewajiban jangka pendeknya dan pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan kreditur kepada perusahaan, sehingga sumber dana jangka pendek tercukupi dan return saham dapat ditingkatkan. b. Pengaruh Variabel Solvabilitas terhadap Kinerja Keuangan Berdasarkan analisa data dan pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa faktor solvabilitas yang diproyeksikan dengan DER berpengaruh positif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproyeksikan dengan ROA. Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka panjang dengan modal sendiri. Dalam penelitian ini rasio solvabilitas diproksikan dengan DER. DER merupakan rasio atau perbandingan antara modal sendiri dan modal yang diperoleh dari luar perusahaan atau kreditur. Hutang yang diperhitungkan terdiri dari hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. DER yang semakin besar menunjukkan bahwa struktur modal yang berasal dari utang semakin besar digunakan untuk mendanai ekuitas yang ada. Semakin besar DER akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. c. Pengaruh Variabel Aktivitas terhadap Kinerja Keuangan Berdasarkan analisa data dan pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa faktor aktivitas yang diproyeksikan dengan TAT berpengaruh positif dan terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproyeksikan dengan ROA sehingga hipotesis ketiga diterima. Rasio Aktivitas adalah rasio yang mengukur kemampuan aktiva perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. Total Asset Turnover merupakan rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya yang berupa aset. Semakin tinggi rasio ini semakin efisien penggunaan aset dan semakin cepat pengembalian dana dalam bentuk kas. TAT sendiri merupakan rasio antara penjualan dengan total aktiva yang mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan. Apabila rasio TAT rendah, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan tidak beroperasi pada volume yang memadai bagi kapasitas investasinya. Jadi jika TAT mengalami peningkatan, maka return saham juga mengalami peningkatan, sehingga TAT berpengaruh positif terhadap return saham. d. Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas terhadap kinerja keuangan secara simultan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh likuiditas, solvabilitas, aktivitas secara simultan. Berdasarkan uji simultan di atas, menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 10,468. Apabila dibandingkan dengan tingkat signifikansi yang diharapkan yaitu 0,05, berarti tingkat signifikansi F hitung lebih kecil daripada 10 tingkat signifikansi yang diharapkan (0,001<0,05) yang berarti bahwa current ratio, debt to equity ratio, dan total asset turnover secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan rokok. V KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data tentang pengaruh rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio aktivitas yang masing-masing diproyeksikan oleh current ratio, debt to equity ratio, dan total asset turnover terhadap kinerja keuangan pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014, dapat disimpulkan bahwa: 1. Rasio Likuiditas yang di proyeksikan oleh Current Ratio (CR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal ini dibuktikan dengan nilai t CR bernilai positif sebesar 2,253. Hasil statistik uji t untuk variabel CR diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,046, lebih kecil dari toleransi kesalahan α=0,05(Ha diterima). Sehingga CR dapat digunakan untuk memprediksi kinerja keuangan pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 2. Rasio Solvabilitas yang di proksikan oleh Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal ini dibuktikan dengan nilai t DER sebesar 0,471. Hasil statistik uji t untuk variabel DER diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,647 lebih besar dari toleransi kesalahan α= 0,05(Ha diterima). Sehingga DER tidak dapat digunakan untuk memprediksi kinerja keuangan pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 3. Rasio Aktivitas yang di proksikan oleh Total Asset Turnover (TAT) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal ini dibuktikan dengan nilai t TAT bernilai positif sebesar 5,321. Hasil statistik uji t untuk variabel TAT diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000, lebih kecil dari toleransi kesalahan α= 0,05 (Ha diterima). Sehingga TAT dapat digunakan untuk memprediksi kinerja keuangan pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 4. Hasil analisis dengan menggunakan uji F dalam penelitian ini menunjukkan bahwa CR, DER, dan TAT secara simultan berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hal ini terbukti dengan nilai F hitung sebesar 10,468 dan signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. 5. Hasil uji Adjusted R2 pada penelitian ini diperoleh sebesar 0,670. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan dipengaruhi oleh CR, DER, dan TAT sebesar 67%, sedangkan sisanya sebesar 33% dipengaruhi oleh variabel lain. 11 DAFTAR PUSTAKA Danny dan Muhammad Nuryanto (2014) Pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan modal pada 55 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) tahun 2008 – 2011. Vol.1, No.1 Endang, Afriyeni. (2008). Penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan analisis rasio. Jurnal ekonomi dan bisnis. Vol. 3, No.2:109-118 Fahmi, Irham. (2014). Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal. Jakarta : Mitra Wacana Media Faizal, Cholid. (2014). Pengaruh Likuiditas, Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio Nilai Pasar Terhadap Return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta IDX.(2016). Laporan Keuangan dan Tahunan .www.idx.co.id Junita, Silvi (2013). Analisis Kinerja Perusahaan dengan Menggunakan Analisa Rasio Keuangan pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Palembang : STIE MDP. Kurniawan, Fadli (2008). Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. Fakultas Ekonomi. Depok : Universitas Gunadarma Nilasari, Fita (2008), Analisis Rasio Keuangan Sebagai Alat Penilaian Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Unilever Indonesia Tbk. Fakultas Ekonomi. Malang : Universitas Islam Negeri Novita, Bunga Asri dan Sofie. (2015). Pengaruh Struktur Modal dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas. Jakarta : Trisakti Rusmilawati.(2006). Pengaruh Penawaran terbatas terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Go Public. Jurnal Ekonomi.Vol.9, No.2 : 17-28 Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta Sunardi, Harjono. 2010. Pengaruh penilaian kinerja dengan ROI dan EVA terhadap return saham pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi.Vol.2, No.1, Mei: 70-92 Syam,Azlan.(2013). Analisis Pengaruh Efesiensi Modal Kerja, Likuiditas Dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas (Pada Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Makasar : Universitas Hasanudin Ukhriyawati, Catur Fatchu. "Analysis Performance Of Equity Mutual Funds At Indonesians Capital Market According To Sharpe, Treynor And Jensen Methods." DIMENSI 1.2 (2016). Weston, J.Fred dan Copeland, Thomas E.(2010). Manajemen Keuangan, Jilid 2,Terjemahan: Jaka Wasana dan Kibrandoko. Tangerang: Binarupa Aksara www.idx.co.id Akses Online Bursa Efek Indonesia Wikipedia. (2016). Daftar Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. www.wikipedia.com(Diakses 5 Maret 2016 12 13