pengaruh likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas terhadap kinerja

advertisement
PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN AKTIVITAS TERHADAP
KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010 - 2014
Henny Anita Siallagan dan Catur Fatchu Ukhriyawati
Prodi Manajemen Universitas Riau Kepulauan Batam
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of Liquidity, Solvency, Activities of
financial performance on a cigarette company listed on the Indonesian stock
exchange. This study uses a quantitative approach. Data collection techniques used
in this research is the method of documentation that is by collecting and recording
the financial statements.
Source data used are secondary data from financial statements tobacco
companies listed on the Stock Exchange the period 2010- 2014 which can be
obtained through the website www.idx.co.id. The sampling technique used was
purposive sampling with the number of respondents 3 companies. Data analysis
method used is multiple regression linear regression analysis with menggunakaan
SPSS 20 for Windows.
The study states that (1) partially Liquidity significant effect on financial
performance, (2) Solvency no significant effect on financial performance (3)
Activities significant effect on financial performance, (4) simultaneous Liquidity,
Solvency, Activities significant effect on performance non financial companies listed
on the Indonesia Stock Exchange in 2010-2014.
Keyword : liquidity , solvency , activity , financial performance
I PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu negara yang menjadi konsumen dan produsen
terbesar didunia, Dan menjadi produsen yang cukup besar di dunia yang bisa
meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan pilar
ekonomi yang dianggap mampu menopang dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat secara adil dan merata. Rokok merupakan benda yang sudah tak asing
lagi bagi kita. Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di
masyarakat. Dalam kajian ini penulis mempertimbangkan perusahaan rokok menjadi
sampel karena karakteristik rokok yang menjadi komoditi unggulan diindonesia.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi
keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan,
sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu
1
perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat
penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan
lingkungan. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para
penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Cara untuk mengetahui baik buruknya kinerja keuangan dalam suatu
perusahaan dapat diketahui dengan cara menganilisis hubungan dari berbagai pos
dalam suatu laporan keuangan.
Adapun alat analisis kinerja keuangan pada perusahaan yang digunakan meliputi
rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas. Untuk menilai kinerja disini
menggunakan pusat investasi karena merupakan pusat pertanggungjawaban yang
paling luas jika dibandingkan dengan pusat pertanggungjawaban yang lain dimana
pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang
kinerja manajemen dinilai atas dasar pendapatan, biaya, dan sekaligus aktiva atau
modal atau investasi dalam pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya (Supriyono,
2001: 26).
II KAJIAN TEORI
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia No.1(2004:2) dinyatakan bahwa Laporan
Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus
kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
a.
Analisis Rasio Likuiditas
Menurut Riyanto (dalam fahmi 2014) menyatakan bahwa likuiditas adalah
masalah yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi.
Munawir (2010) dalam jurnal bunga asri novita dan sofie (2015) mengemukakan
likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi keuangannya yang
harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya saat
ditagih.
Adapun jenis-jenis Rasio Likuiditas diantaranya sebagai berikut:
1.
Rasio Lancar (Current Ratio)
Menurut Sawir (2003:8), menerangkan bahwa “Current ratio merupakan ukuran
yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban
jangka pendek, karena rasio ini menunjukan seberapa jauh tuntutan dari kreditor
jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam
periode yang sama dengan jatuh tempo utang”.
2
Menurut Riyanto (2001:26), menerangkan bahwa “Current ratio merupakan
ukuran yang berharga untuk mengukur kesanggupan suatu perusahaan untuk
memenuhi current obligation –nya”.
Rasio Lancar
b. Rasio Solvabilitas
Menurut Kasmir (2008 : 151) rasio solvabilitas atau leverage merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiaya dengan
hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan
dengan aktivanya.
Adapun jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain :
1. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang
dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang,
termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rumus untuk mencari debt to equity
ratio dapat digunakan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas sebagai
berikut :
c.
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif
perusahaan dalam mengelola aktivanya. Jika perusahaan memiliki terlalu banyak
aktiva maka perusahaan akan membutuhkan biaya modal yang tinggi pula, hingga
akhirnya menyebabkan laba menurut Brigham dan Houston (dalam Fahmi 2014).
Adapun jenis rasio yang ada dalam rasio aktivitas sebagai berikut :
1. Total Asset Turn Over (TAT)
Rasio ini digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva perusahaan. Dalam
penelitian ini rasio aktivitas diproksikan dengan Total Asset Turnover (TAT), karena
menurut peneliti sebelumnya, rasio ini yang paling berpengaruh terhadap
pertumbuhan laba.
3
d. Teori Kinerja Keuangan
Menurut Horne dan Wachowicz dalam sri (2014) mengemukakan agar dapat
mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya, analis keuangan perlu
melakukan pemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan keuangan perusahaan.
Kinerja keuangan dapat diformulasikan dengan menggunakan rumus berikut :
1. Return On Asset (ROA)
ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh
dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain semakin tinggi rasio ini maka semakin baik
produktifitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih.
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka dibangun kerangka
pemikiran dalam gambar berikut:
CR
DER
TAT
ROA
AA
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran
Keterangan :
X1
: Current Ratio (CR)
X2
: Debt to Equity Ratio (DER)
X3
: Total Asset Turn Over (TAT)
Y
: Return On Asset (ROA)
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berfikir yang telah
ditentukan maka hipotesis penelitian sebagai berikut:
Hipotesis 1:
Diduga Likuiditas berpengaruh terhadap Kinerja keuangan pada
perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2010-2014
4
Hipotesis 2:
Hipotesis 3:
Hipotesis 4:
Diduga Solvabilitas berpengaruh terhadap Kinerja keuangan pada
perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2010-2014
Diduga Aktivitas berpengaruh terhadap Kinerja keuangan pada
perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2010-2014
Diduga Likuiditas, Solvabilitas, dan Aktivitas berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja keuangan pada perusahaan rokok yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014
III METODE PENELITIAN
a. Uji Regresi Linier Berganda
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Menurut
Priyatno (2008:73), analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan dua variabel
atau lebih variabel independen/bebas yaitu struktur modal (X1, X2, dan X3) terhadap
variabel dependen/terikat yaitu kinerja keuangan (Y) digunakan metode analisis
regresi berganda. Sehingga model tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+...+bnXn
Keterangan :
Y
: Variabel terikat (dependent)
X (1,2,3,...) : Variabel bebas (Independen)
a
: nilai konstanta
Penggunaan nilai konstanta secara statistik dilakukan jika satuan – satuan
variabel X (independen) dan variabel Y (dependen) tidak sama. Sedangkan, bila
variabel berganda. Memiliki satuan yang sama maka nilai konstanta diabaikan dengan
asumsi perubahan variabel Y (dependen) akan propesinya dengan nilai perubahan
variabel X (Independen).
b. Uji Asumsi Klasik
Pada penelitian juga akan dilakukan pengujian penyimpangan asumsi klasik terhadap
model regresi yang telah diolah yang meliputi :
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas, untuk mendeteksi normalitas data perlu dilakukan uji
normalitas baik menggunakan kurva persebaran data berupa curve normal dan
normal plot atau menggunakan uji kolmogorov-smirnov
2. Uji Autokorelasi
Menurut Imam Ghozali uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan problem autokorelasi.
3. Uji Heteroskedastisitas
5
Heterokedastisitas dapat dilihat dengan melakukan pengujian terhadap semua sampel
yang ada, kemudian dilakukan dengan uji grafik scatterplo (Priyatno, 2010).
Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat jarak kuadrat titik-titik sebaran
terhadap garis regresi.
4. Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas untuk mendeteksi apakah terdapat gejala korelasi antara variabel
independen yang satu dengan variabel yang lain. Pengujian dapat dilakukan dengan
melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF).
c. Uji Hipotesis
Hipotesis yang sudah dirumuskan kemudian harus diuji. Dalam penelitian ini akan
dilakukan uji hipotesis diantaranya :
1. Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersamasama (simultan) terhadap variabel terikat. Signifikan berarti hubungan yang terjadi
dapat berlaku untuk populasi.
2. Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Hasil uji t
dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig (significance).
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Uji Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
(independen) yaitu (CR) Likuidutas (X1), (DER) Solvabilitas (X2), dan (TAT)
Aktivitas (X3).
Model
1
B
Std.
Error
(Constant)
-52,740
14,457
LIKUIDITAS
,140
,062
SOLVABILITAS ,412
,875
AKTIVITAS
4,510
23,998
Sumber: Data Sekunder yang Diolah Melalui SPSS 20.0, 2014
Berdasarkan tabel maka persamaan regresi linier berganda dengan 3 variabel bebas
(independen) sebagai berikut:
Y = -52,740 + 0,140+0,412+23,998
6
Uji Koefisien Determinasi (R²)
Model Summaryb
Model R
R
Adjusted R
Square Square
,861a ,741
1
,670
a. Predictors: (Constant), AKTIVITAS, SOLVABILITAS, LIKUIDITAS
b. Dependent Variable: KINERJA_KEUANGAN
Tabel diatas pada model 1 menjelaskan besarnya nilai korelasi atau pengaruh (R)
dari variabel likuiditas (X1) dengan kinerja keuangan (Y) yaitu sebesar = 0.861 dan
penjelasan besarnya persentase pengaruh variabel likuiditas terhadap kinerja
keuangan yang disebut koefisien determinasi yang merupakan hasil pengukuran dari
R. Dari output tersebut diperoleh hasil koefisien determinasi (R2) sebesar 0.741 yang
berarti bahwa pengaruh variabel bebas terhadap kinerja keuangan adalah sebesar 74,1
%. Berarti terdapat 25,9% faktor lain yang mempengaruhi kinerja keuangan.
Hubungan ini mengindikasikan ada pengaruh yang kuat antara variabel bebas dan
variabel terikat.
b. Uji Normalitas
Grafik normal probability plot diatas terlihat bahwa titik-titik penyebarannya
mengikuti garis diagonal yang berarti data tersebut berdistribusi normal, dengan
demikian maka dapat dinyatakan bahwa model regresi pada penelitian ini memenuhi
asumsi normalitas.
c.
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R
1
R Square Durbin-Watson
,861a ,741
1,049
a. Predictors: (Constant), AKTIVITAS, SOLVABILITAS, LIKUIDITAS
7
b. Dependent Variable: KINERJA_KEUANGAN
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa nilai dari DW = 1,049, nilai ini akan
kita bandingkan dengan nilai tabel signifikansi 5%, jumlah sampel 15 (n) dengan
jumlah variabel independen 3 (k=3) = dl = 0.82 dan du = 1.75 maka d= 1.049
terdapat diantara du = 1.75 dan (4- du) = 4-1.75 = 2.25 maka keputusannya tidak
terdapat autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Jadi dari gambar diatas jelas terlihat titik yang menyebar dan pola yang tidak jelas
sehingga kesimpulannya adalah tidak terjadi hetrokedasitas.
e.
Uji multikolinearitas
a.
Dependent Variable: KINERJA_KEUANGAN
Model
Sig.
(Constant)
,004
LIKUIDITAS
,046
1 SOLVABILITAS ,647
AKTIVITAS
,000
Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
,985
,999
,986
1,015
1,001
1,014
Dari tabel diatas dapat kita ketahui nilai dari toleransi = 0.985, 0.999, 0.986 yang
lebih besar dari 0.10 artinya tidak terdapat multikolinearitas. Untuk nilai VIF = 1.012,
1.001, 1.014 yang berarti lebih kecil dari 10.00 ini menandakan tidak terjadi
multikolinearitas.
f.
Uji F
ANOVAa
Model
F
Regression 10,468
Sig.
,001b
1 Residual
Total
8
Dari output pada model yang 1 terlihat bahwa fhitung = 10,468 dengan tingkat
signifikansi atau perbabilitas 0.000<0.05, sehingga terlihat bahwa nilai signifikansi
tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa likuiditas, solvabilitas,
aktivitas secara simultan berpengaruh positif terhadap perusahaan rokok yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010- 2014.
g.
Uji T
Coefficientsa
Model
1
t
Sig.
(Constant)
-3,648
,004
LIKUIDITAS
2,253
,046
SOLVABILITAS ,471
,647
AKTIVITAS
,000
5,321
a. Dependent Variable: KINERJA_KEUANGAN
Pada tabel coefficients, pada kolom b model 1 pada constant adalah -52,740 skor
likuiditas (b1) adalah 0,140, skor solvabilitas (b2) adalah 0,412, skor aktivitas (b3)
adalah 23,998. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa konstanta adalah 52,740 dan koefisien regresi likuiditas (X1) adalah 0,140, koefisien regresi
solvabilitas (X2) adalah 0.412 dan koefisien aktivitas (X3) adalah 23,998.
Skor likuiditas nilai t hitung adalah 2,253 dengan kinerja keuangan 0.000<0.05
maka likuiditas ada pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan. Skor
solvabilitas nilai thitung adalah 0,471 dengan kinerja keuangan 0.647>0.05 maka
tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan. Skor aktivitas nilai t
hitung adalah 5,321 dengan kinerja keuangan 0.000<0.05 maka ada pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja keuangan.
Pengaruh disetiap variabel bebas dengan variabel terikat secara parsial dan
simultan sebagai berikut:
a.
Pengaruh Variabel Likuditas terhadap kinerja keuangan
Berdasarkan analisa data dan pengujian hipotesis yang dilakukan dalam
penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa faktor likuiditas yang diproyeksikan
dengan CR berpengaruh positif dan terbukti berhubungan signifikan terhadap kinerja
keuangan yang diproyeksikan dengan ROA. Hubungan yang positif antara CR
dengan ROA mempunyai arti bahwa kenaikan likuiditas akan diikuti oleh kenaikan
kinerja keuangan perusahaan. Rasio Likuiditas merupakan rasio keuangan yang
mencerminkan kemampuan perusahaan memenuhi untang jangka pendek dengan
aktiva lancar.
Dalam penelitian ini rasio likuiditas diproksikan dengan CR. CR merupakan
perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar. Angka dari rasio ini dangat
tergantung dari jenis dan sifat industrinya, sehingga dalam melakukan interpretasi
terhadap likuiditas suatu perusahaan harus berhati-hati. Semakin tinggi CR
9
perusahaan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibankewajiban jangka pendeknya dan pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan
kreditur kepada perusahaan, sehingga sumber dana jangka pendek tercukupi dan
return saham dapat ditingkatkan.
b.
Pengaruh Variabel Solvabilitas terhadap Kinerja Keuangan
Berdasarkan analisa data dan pengujian hipotesis yang dilakukan dalam
penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa faktor solvabilitas yang diproyeksikan
dengan DER berpengaruh positif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja keuangan yang diproyeksikan dengan ROA. Rasio solvabilitas
menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka panjang dengan
modal sendiri.
Dalam penelitian ini rasio solvabilitas diproksikan dengan DER. DER
merupakan rasio atau perbandingan antara modal sendiri dan modal yang diperoleh
dari luar perusahaan atau kreditur. Hutang yang diperhitungkan terdiri dari hutang
jangka pendek dan hutang jangka panjang. DER yang semakin besar menunjukkan
bahwa struktur modal yang berasal dari utang semakin besar digunakan untuk
mendanai ekuitas yang ada. Semakin besar DER akan semakin tidak menguntungkan
karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin
terjadi di perusahaan.
c.
Pengaruh Variabel Aktivitas terhadap Kinerja Keuangan
Berdasarkan analisa data dan pengujian hipotesis yang dilakukan dalam
penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa faktor aktivitas yang diproyeksikan
dengan TAT berpengaruh positif dan terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja keuangan yang diproyeksikan dengan ROA sehingga hipotesis ketiga
diterima. Rasio Aktivitas adalah rasio yang mengukur kemampuan aktiva perusahaan
dalam menghasilkan pendapatan. Total Asset Turnover merupakan rasio aktivitas
yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam
menggunakan sumber dayanya yang berupa aset.
Semakin tinggi rasio ini semakin efisien penggunaan aset dan semakin cepat
pengembalian dana dalam bentuk kas. TAT sendiri merupakan rasio antara penjualan
dengan total aktiva yang mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan.
Apabila rasio TAT rendah, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan tidak
beroperasi pada volume yang memadai bagi kapasitas investasinya. Jadi jika TAT
mengalami peningkatan, maka return saham juga mengalami peningkatan, sehingga
TAT berpengaruh positif terhadap return saham.
d. Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas terhadap kinerja keuangan
secara simultan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh likuiditas, solvabilitas,
aktivitas secara simultan. Berdasarkan uji simultan di atas, menunjukkan bahwa nilai
F hitung sebesar 10,468. Apabila dibandingkan dengan tingkat signifikansi yang
diharapkan yaitu 0,05, berarti tingkat signifikansi F hitung lebih kecil daripada
10
tingkat signifikansi yang diharapkan (0,001<0,05) yang berarti bahwa current ratio,
debt to equity ratio, dan total asset turnover secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan pada perusahaan rokok.
V KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data tentang pengaruh rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, dan rasio aktivitas yang masing-masing diproyeksikan oleh current ratio,
debt to equity ratio, dan total asset turnover terhadap kinerja keuangan pada
perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Rasio Likuiditas yang di proyeksikan oleh Current Ratio (CR) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal ini dibuktikan dengan nilai
t CR bernilai positif sebesar 2,253. Hasil statistik uji t untuk variabel CR
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,046, lebih kecil dari toleransi kesalahan
α=0,05(Ha diterima). Sehingga CR dapat digunakan untuk memprediksi kinerja
keuangan pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2014.
2. Rasio Solvabilitas yang di proksikan oleh Debt to Equity Ratio (DER)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal ini dibuktikan
dengan nilai t DER sebesar 0,471. Hasil statistik uji t untuk variabel DER
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,647 lebih besar dari toleransi kesalahan α=
0,05(Ha diterima). Sehingga DER tidak dapat digunakan untuk memprediksi
kinerja keuangan pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2010-2014.
3. Rasio Aktivitas yang di proksikan oleh Total Asset Turnover (TAT) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal ini dibuktikan dengan nilai
t TAT bernilai positif sebesar 5,321. Hasil statistik uji t untuk variabel TAT
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000, lebih kecil dari toleransi kesalahan α=
0,05 (Ha diterima). Sehingga TAT dapat digunakan untuk memprediksi kinerja
keuangan pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2014.
4. Hasil analisis dengan menggunakan uji F dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa CR, DER, dan TAT secara simultan berpengaruh terhadap kinerja
keuangan. Hal ini terbukti dengan nilai F hitung sebesar 10,468 dan signifikansi
sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05.
5. Hasil uji Adjusted R2 pada penelitian ini diperoleh sebesar 0,670. Hal ini
menunjukkan bahwa kinerja keuangan dipengaruhi oleh CR, DER, dan TAT
sebesar 67%, sedangkan sisanya sebesar 33% dipengaruhi oleh variabel lain.
11
DAFTAR PUSTAKA
Danny dan Muhammad Nuryanto (2014) Pengaruh rasio keuangan terhadap
perubahan modal pada 55 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa
efek indonesia (BEI) tahun 2008 – 2011. Vol.1, No.1
Endang, Afriyeni. (2008). Penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan analisis
rasio. Jurnal ekonomi dan bisnis. Vol. 3, No.2:109-118
Fahmi, Irham. (2014). Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal. Jakarta :
Mitra Wacana Media
Faizal, Cholid. (2014). Pengaruh Likuiditas, Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas,
Rasio Solvabilitas, dan Rasio Nilai Pasar Terhadap Return saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Yogyakarta :
Universitas Negeri Yogyakarta
IDX.(2016). Laporan Keuangan dan Tahunan .www.idx.co.id
Junita, Silvi (2013). Analisis Kinerja Perusahaan dengan Menggunakan Analisa
Rasio Keuangan pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Palembang : STIE MDP.
Kurniawan, Fadli (2008). Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja
Perusahaan Pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. Fakultas Ekonomi.
Depok : Universitas Gunadarma
Nilasari, Fita (2008), Analisis Rasio Keuangan Sebagai Alat Penilaian Untuk
Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Unilever Indonesia Tbk. Fakultas
Ekonomi. Malang : Universitas Islam Negeri
Novita, Bunga Asri dan Sofie. (2015). Pengaruh Struktur Modal dan Likuiditas
Terhadap Profitabilitas. Jakarta : Trisakti
Rusmilawati.(2006). Pengaruh Penawaran terbatas terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan Go Public. Jurnal Ekonomi.Vol.9, No.2 : 17-28
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta
Sunardi, Harjono. 2010. Pengaruh penilaian kinerja dengan ROI dan EVA
terhadap return saham pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45
di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi.Vol.2, No.1, Mei: 70-92
Syam,Azlan.(2013). Analisis Pengaruh Efesiensi Modal Kerja, Likuiditas Dan
Solvabilitas Terhadap Profitabilitas (Pada Industri Barang Konsumsi Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Makasar :
Universitas Hasanudin
Ukhriyawati, Catur Fatchu. "Analysis Performance Of Equity Mutual Funds At
Indonesians Capital Market According To Sharpe, Treynor And Jensen
Methods." DIMENSI 1.2 (2016).
Weston, J.Fred dan Copeland, Thomas E.(2010). Manajemen Keuangan, Jilid
2,Terjemahan: Jaka Wasana dan Kibrandoko. Tangerang: Binarupa Aksara
www.idx.co.id Akses Online Bursa Efek Indonesia
Wikipedia. (2016). Daftar Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
www.wikipedia.com(Diakses 5 Maret 2016
12
13
Download