ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI (Studi pada Perusahaan Badan Usaha Milik Negara di Jayapura) Gia Dwi Permatasari, Muthmainnah Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua Alamat : Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 11 Dok V Atas, Jayapura Papua, Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh keefektifan pengendalian Internal, kesesuaian kompensasi, asimetri Informasi, ketaatan aturan akuntansi, dan perilaku tidak etis terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Populasi dalam penelitian ini perusahaan BUMN di Kota JAYAPURA. Teknik pengambilan sampel mengunakan kuesioner. Data penelitian ini diperoleh dari pimpinan dan staf akuntansi. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Metode pengumpulan data adalah menggunakan kuesioner. Alat analisis menggunakan regresi linear berganda,asumsi klasik, deskripsi variabel penelitian, uji hipotesis dan uji instrument penelitian. Analisis statistik menemukan bahwa: 1) keefektifan pengendalian internal berpengaruh signifikan positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, dimana nilaii signifikansi 0,303<α0,05 dan β-0,179 , 2) kesesuaian kompensasi berpengaruh signifikan positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, dimana nilaii signifikansi 0,176<α0,05 dan β-0,208, 3) asimetri Informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, dimana nilaii signifikansi 0,496<α0,05 dan β-0,102, 4) ketaatan aturan akuntansi signifikan positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi dimana nilai signifikansii 0,204<α0,05 dan β-0,187, 5) perilaku tidak etis berpengaruh signifikan positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, dimana nilai signifikansi 0,027<α0,05 dan β 0,324. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keefektifan pengendalian internal dan ketaatan aturan akuntansi signifikan positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, sedangkan perilaku tidak etis signifikan positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Kata Kunci: Pengendalian Internal, Kesesuaian Kompensasi, Asimetri Informasi, Ketaatan Aturan Akuntansi, Kecurangan Akuntansi PENDAHULUAN Kecurangan akuntansi telah mendapat banyak perhatian publik sebagai dinamika yang menjadi pusat perhatian para pelaku bisnis di dunia. Bahkan di Indonesia, kecurangan akuntansi sudah menjadi kebiasan dari tahun ke tahun. Kecurangan merupakan bentuk penipuan yang 64 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE sengaja dilakukan sehingga dapat menimbulkan kerugian. Indonesia termasuk negara yang memiliki tingkat korupsi tertinggi di dunia yaitu peringkat 118 dari 182 negara (transparency international, 2012), sedangkan hasil Failed State Index, (2012), Indonesia berada di urutan 100 dari 182 negara.Kondisi ini 65 menunjukkan bahwa korupsi di Indonesia belum banyak berubah. Pengendalian internal yang baik memungkinkan manajemen siap menghadapi perubahan ekonomi yang cepat, persaingan, pergeseran permintaan pelanggan serta restrukturasi untuk kemajuan yang akan datang (Ruslan, 2009) dalam Hermiyetti (2007). Jika pengendalian internal suatu perusahaan lemah maka kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan semakin besar. Sebaliknya, jika pengendalian internalnya kuat, maka kemungkinan terjadinya kecurangan dapat diperkecil. Keefektifan pengendalian internal mempunyai pengaruh yang besar dalam upaya pencegahan kecenderungan kecurangan akuntansi, dengan adanya pengendalian internal maka pengecekan akan terjadi secara otomatis terhadap pekerjaan seseorang oleh orang lain. Perilau tidak etis juga disebabkan oleh hal yang substansial yaitu sikap dan tanggung jawab moral perusahaan. Perilaku tidak etis muncul karena karyawan merasa tidak puas dan kecewa dengan hasil yang di dapat dari perusahaan serta lemahnya pengawasan manajemen yang dapat membuka keleluasaan karyawan untuk melakukan tindakan yang dapat merugikan perusahaan.Untuk meminimalisir tendensi kecurangan tersebut, perusahaan dituntut untuk mampu mendorong terbentuknya perilaku etis pada karyawannya. Banyaknya kasus kecurangan akuntansi yang terjadi menunjukkan bahwa kecurangan akuntansi masih tinggi baik di pemerintah maupun di perusahaan swasta termasuk BUMN 65 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian adalah apakah keefektifan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, asimetri informasi, ketaatan aturan akuntansi, perilaku tidak dan secara simultan berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi ? Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penenelitian adalah Memberikan bukti empiris pengaruh keefektifan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, asimetri informasi, ketaatan aturan akuntansi, perilaku tidak dan secara simultan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. TINJAUAN PUSTAKA Wilopo (2006) dalam Kusumastuti (2012) yang meneliti pengaruh pengendalian internal dan perilaku tidak etis terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Hasil penelitian Wilopo (2006) menunjukkan bahwa efektifitas pengendalian internal dan ketaatan aturan akuntansi berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Namun penelitian ini menemukan hal yang bertentangan dengan hipotesis serta teori dan hasil penelitian sebelumnya, bahwa kompensasi yang sesuai yang diberikan perusahaan ternyata tidak menurunkan perilaku tidak etis dan kecenderungan kecurangan akuntansi. Hal ini disebabkan kompensasi yang diberikan perusahaan ternyata tidak sesuai dengan keinginan manajemen perusahaan, serta hasil yang diperoleh dari perilaku tidak etis dan kecurangan akuntansi lebih besar 66 dibanding kompensasi yang diterimanya. Penelitian Siti Thoyibatun (2009) dalam Vani (2013) berfokus pada studi keperilakuan dengan unit analisis pejabat dan semua yang mendapat delegasi wewenang sebagai pengguna anggaran, penyelenggara akuntansi, dan pembuat laporan akuntabilitas. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa, kesesuaian sistem pengendalian intern,sistem kompensasi dan ketaatan aturan akuntansi berpengaruh terhadap perilaku tidak etis. Vani Adelin (2013) meneliti tentang pengaruh internal, ketaatan aturan akuntansi dan perilaku tidak etis terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Hasil dari penelitian ini memberi masukan bahwa pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi, dan perilaku tidak etis tidak berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada BUMN di Kota Padang. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah objek penelitian. Penelitian ini memilih perusahaan BUMN di Jayapura sebagai objek penelitian. Alasan pemilihan objek penelitian di perusahaan BUMN di Jayapura dikarenakan saya bertempat tinggal di Jayapura. Peneliti sebelumnya juga meneliti di daerah tempat tinggalnya masing-masing. Adapun yang meneliti ke seluruh Indonesia. (1) Keefektifan Pengendalian Internal merupakan suatu tindakan atau aktivitas yang dilakukan manajemen untuk memastikan (secara memadai, 66 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE bukan mutlak) tercapainya tujuan dan sasaran organisasi. (2) Kesesuaian Kompensasi penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya kompensasi mencerminkan ukuran karya mereka diantara para karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Kompensasi seringkali juga disebut penghargaan dan dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi (Dito, 2010). (3) Ketaatan Aturan Akuntansi salah satu aturan dalam suatu perusahaan atau organisasi adalah aturan akutansi. Aturan akuntansi mengatur tentang pelaporan keuangan yang berpedoman pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dikeluarkan oleh IAI.Informasi yang tersedia dalam laporan keuangan sangat penting bagi investor dan manajemen sehingga harus dapat diandalkan. (4) Asimetri Informasi manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik. Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Laporan keuangan 67 dimaksudkan untuk digunakan oleh berbagai pihak, termasuk manajemen perusahaan itu sendiri. (5) Perilaku Tidak Etis adalah terdiri dari perilaku yang menyalahgunakan kedudukan atau posisi, perilaku yang menyalahgunakan kekuasaan, perilaku yang menyalahgunakan sumber daya organisasi, serta perilaku yang tidak berbuat apaapa. ketaatan aturan akuntansi, asimetri informasi dan perilaku tidak etis. KERANGKA KONSEPTUAL Variabel dependen pada penelitian ini adalah kecenderungan kecurangan akuntansi. Menurut tunggal (2010) dalam Vani (2013) pelaku kecurangan diklasifikasikan ke dalam dua kelompok yaitu manajemen dan karyawan atau pegawai. Variabel independen pada penelitian ini adalah keefektifan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, asimetri informasi, METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan BUMN di Jayapura a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevali dan atau kesahihan suatu instrumen. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Keterangan : rxy = Korelasi product moment N = Jumlah responden X = Nilai total variabel bebas Y = Nilai total variabel terikat b. Uji Realibitas Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistic Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika 67 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE HIPOTESIS Hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian adalah: keefektifan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, asimetri informasi, ketaatan aturan akuntansi, perilaku tidak etis dan berpengaruh secara simultan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. 68 memberikan nilai Alpha > 0,60. c. Cronbach Asumsi Klasik Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten. d. Analisis Regresi Berganda Teknik analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal (X1), Kesesuaian Kompensasi (X2), Asimetri Informasi(X3), Ketaatan Aturan Akuntansi(X4), Perilaku Tidak Etis (X5), dan terhadap Kecenderungan Kecurangan akuntansi (Y). Rumus regresi yang digunakan adalah: Υ = b0 +b1Χ1 +b2Χ2 + e. Dalam hal ini adalah: b0 = Konstanta X1 = Keefektifan Pengendalian Internal X2 = Kesesuaian Kompensasi X3 = Asimetri Infromasi X4 = Ketaatan Aturan Informasi X5 = Perilaku Tidak Etis b1,b2 = Koefisien regresi untuk X1 dan X5 e = error term e. Uji Hipotesis Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendirisendiri terhadap variabel terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung 68 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE dengan t tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing – masing t hitung. Uji F dikenal dengan uji serentak, yaitu uji untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel terikatnya. Atau untuk menguji apakah model regresi yang kita buat baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan. Uji F dapat dilakukan dengan membandigkan F. HASIL PENELITIAN Analisis regresi berganda hasil pengujian regresi linier berganda dengan bantu SPSS 21 pada varaiabel Keefektifan Pengendalian Internal, Kesesuaian Kompensasi, Ketaatan Aturan Akuntansi, Asimetri Informasi, Perilaku Tidak Etis memperhatikan hasil regresi linier berganda maka didapat model regresi linier berganda sebagai beriikut: Y = 15.787 + 0,179(X1) 0,170(Χ2) - 0,075 (Χ3) - 0,522(Χ4) + 0,314(X5) + e Berdasarkan nilai F hitung > F tabel (F hitung sebesar 2.747 > F tabel sebesar 0,279), maka dapat disimpulkan bahwa keefektifan pengdendalian internal (X1), kesesuaian kompensasi (X2), ketaatan aturan informasi (X3), asimetri informasi (X4), perilaku tidak etis (X5) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap strategi pemasaran pada kecenderungan kecurangan akuntansi (menolak H0 dan menerima H1), sehingga hipotesis pertama terbukti kebenarannya. 69 PEMBAHASAN Kesesuaian kompensasi hanya memiliki pengaruh 1,76 persen saja sementara sisanya dipengaruhi oleh factor-faktor lain di luar penelitian. Artinya, kecenderungan kecurangan akuntansi di BUMN terjadi bukan karena kesesuaian kompensasi yang tinggi. Kecenderungan kecurangan akuntansi terjadi karena kondisi tertentu yang tidak di uji dalam penelitian ini. Asimetri informasi hanya memiliki pengaruh 4,69 yang tidak di pengaruhi oleh kecenderungan kecurangan akuntansi. Asimetri informasi dipengaruhi oleh faktorfaktor lain di luar penelitian. Artinya, kecenderungan kecurangan akuntansi terjadi bukan karena tingkat asimetri informasi yang tinggi. Ketaatan aturan akuntansi hanya memiliki pengaruh 2,04 yang tidak di pengaruhi oleh kecenderungan kecurangan akuntansi. Ketaatan aturan akuntansi dipengaruhi oleh faktorfaktor lain di luar penelitian. Artinya, kecenderungan kecurangan akuntansi terjadi bukan karena tingkat Ketaatan aturan akuntansi yang tinggi. Perilaku tidak etis hanya memiliki pengaruh 0,27 yang di pengaruhi oleh kecenderungan kecurangan akuntansi. PENUTUP Kesimpulan Persaman regresi berganda menunjukkan bahwa keefektifan pengendalian internal mempunyai pengaruh negative dan tidak signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi sebesar 0,179. Kesesuaian kompensasi 69 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE menunjukkan adanya pengaruh yang negative dan tidak signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi sebesar -0,170. Asimetri informasi mempunyai pengaruh nrgative dan tidak signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi sebesar 0,075. Ketaatan aturan akuntansi menunjukkan adanya pengaruh negative dan tidak signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi sebesar -0,522. Perilaku tidak etis mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi sebesar 0,314. Hasil uji t variabel keefektifan pengendalian internal menunjukkan perusahaan berpengaruh negatif terhadap kecendrungan kecurangan akuntansi sebesar 1,042. Maka hipotesis pertama ditolak. Hasil uji t variabel kesesuaian kompensasi menunjukkan perusahaan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi sebesar 0,176. Maka hipotesis pertama ditolak. Hasil uji t variabel asimetri informasi menunjukkan perusahaan berpengaruh negatif terhadap kecendrungan kecurangan akuntansi sebesar -0,687. Maka hipotesis pertama ditolak. Hasil uji t variabel ketaatan aturan akuntansi menunjukkan perusahaan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi sebesar -1,290. Maka hipotesis pertama ditolak. Hasil uji t variabel perilaku tidak etis berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi sebesar 2,293. Maka Hipotesis kelima ini telah diterima. 70 Hasil uji F variabel keefektifan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, asimetri informasi dan ketaatan aturan akuntansi menunjukkan secara bersama-sama berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Sedangkan hasil uji F variabel perilaku tidak etis berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi Maka hipotesis kelima diterima. Hasil Penelitian ini sama dengan penelitian terdahulu menurut Vani (2009). Bahwa X5 berpengaruh simultan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah disampaikan oleh penulis, maka maksud dari penelitian bagi pihakpihak yang mempunyai kegiatan, bagi penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan teknik pengumpulan data tambahan seperti wawancara dengan pihak perusahaan dengan tujuan memperoleh informasi yang lebih lengkap dan penelitian selanjutnya hendaknya memeperluas objek penelitian, tidak pada perusahaan BUMN di satu kota saja misalnya BUMN di pulau Bali serta menambahkan jumlah responden di setiap perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Adelin, Vani. 2013. Pengendalian internal, Ketaatan Aturan Akuntansi, dan Perilaku Tidak Etis Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Skripsi: Universitas Negeri Padang. 70 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE Arens A. Alvin. Ellder j. Ronald & Beasley Mark s. 2008. Auditing. Jakarta: Erlangga. Wilopo, 2006. Albrecht, W. S., and Chad Albrecht, 2004. Fraud Examination & Prevention. Australia: Thomson, SouthWestren. Thoyibatun, Siti. 2009. Auditors’ Responsibility for Fraud Detection”. Journal of Accountnacy Online. www.aicpa.org/PUBS/JOFA. 22 Maret 2008. Jensen and Mecking, 1976. Teori Keagenan : Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang. Wilopo@yahho,com. Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Standar Auditing Seksi 316. Pertimbangan Atas Kecurangan dalam Audit Laporan Keuangan. Fauzi, M. Glifandi Hari 2001. Analisis Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Persepsi kesesuaian Kompensasi, Moralitas Manajamen Terhadap Perilaku Tidak Etis dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan Ekonomi. Aisah, Siti. 2010. Pengaruh Pengendalian Internal dan Integritas Manajemen terhadap Perilaku Etis Karyawan dalam Sistem Penggajian. Skripsi: Universitas Pembangunan Nasional Veteran. Kusumastuti., Nur Ratri. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi dengan Perilaku Tidak Etis sebagai 71 Variabel Intervening. Skripsi Universitas Diponegoro. Rahmawati, Ardiana Peni. 2012. Analisis Faktor Internal dan Moralitas Manajemen terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Skripsi: Universitas Diponegoro. Thoyibatun, Siti. 2009. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap 71 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE Perilaku Tidak Etis dan Kecenderungan kecurangan Akuntansi. Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Wilopo. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Padang : Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Cindy Cinthia Saputri, Abdul Rasyid Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua Alamat : Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 11 Dok V Atas, Jayapura Papua, Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji variabel leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Seluruh data yang diteliti bersumber dari bursa efek Indonesia periode 2009 hingga 2013 pada perusahaan food and beverages dengan sampel sebanyak 12 perusahaan. Metode pengujian yang digunakan adalah debt ratio, return on equity, total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dan price book value dengan alat analisa menggunakan bantuan program SPSS Statistic 21. Hasil analisis yang diperoleh debt ratio memiliki nilai rata-rata 150,85%, return on equity 71,67%, total asset 468,192 juta rupiah dan price book value 414,56% selama periode 2009 hingga 2013. Dari hasil data yang diolah, diperoleh model regresi LnPBV = 4,294 + 0,089 LnDR + 0.422 LnROE - 0,236 LnTA + e dan hasil uji t menunjukan bahwa debt ratio berpengaruh tidak signifikan dengan nilai sig 0,604 dan thitung -0,521, return on equity berpengaruh signifikan dengan nilai sig 0,000 dan thitung 4,735, total asset berpengaruh tidak signifikan dengan nilai sig 0,363 dan thitung -0,917. Leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan secara simultan dengan nilai signifikansi 0,000 dengan nilai Fhitung 10,336. Besarnya nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah sebesar 0,322 atau 32,2%. Kata kunci : Debt Ratio, Return On Equity, Jumlah Aset dan Price Book Value PENDAHULUAN Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai perusahaan sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham and Houston, 2006). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan antara lain leverage. Dalam kegiatan bisnis, perusahaan sering dihadapkan dengan 72 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE pengeluaran biaya yang bersifat tetap, yang tentu saja mengandung resiko. Berkaitan dengan itu pihak manajemen harus tahu mengenai leverage. Yang mana leverage mengandung biaya tetap dalam usaha yang menghasilkan keuntungan (Briliyan, 2013). Hidayat (2013) dalam penelitiannya mengatakan bahwa leverage berpengaruh positif dan dapat meningkatkan nilai perusahaan, hal ini bertolak belakang dengan penelitian Mardiyati, dkk (2012) yang mengatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan. Coplend dan Weston (1992) mendefinisikan probibalitas sejauh mana perusahaan menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Apabila profitabilitas perusahaan baik maka para stakeholder yang terdiri dari kreditur, supplier, dan juga investor akan melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Dalam penelitian Mardiyati, Dkk (2012) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dan bertolak belakang dengan penelitian Sambora, dkk (2013). Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan karena semakin besar ukuran suatu perusahaan maka akan semakin mudah perusahaan tersebut memperoleh sumber pendanaan, yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh pihak manajeman untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan (Maryam, 2014). Wongso (2012) dalam penelitiannya menggatakan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dan bertentangan dengan hasil penelitian Dewi (2012). Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang hasilnya tidak konsisten maka penulis ingin menguji kembali apakah leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan tetap konsisten berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Purwanti (2011) yang berjudul pengaruh kebijakan dividen dan leverage terhadap nilai perusahaan. 73 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE Periode penelitian tahun 2006-2009 pada industri manfaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan sampel sebanyak 41 perusahaan. Perbedaan pada penelitian sekarang penulis menggunakan populasi dari perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20092013 dengan alasan perusahaan Food and Beverages akan survive sebab dalam kebutuhan masyarakat akan produk makanan dan minuman akan selalu ada karena merupakan salah satu kebutuhan pokok serta bahan baku yang digunakan untuk membuat produk makanan dan minuman mudah diperoleh sehingga menjadi sektor pilihan sebagai tujuan investasi. Variabel dependen dalam penelitiannya adalah nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s-Q, sedangkan variabel independen dalam penelitiannya adalah kebijakan dividen diukur menggunakan dividen payout ratio dan leverage yang diukur menggunakan debt to equity ratio. pada penelitian sekarang Variabel dependen nilai perusahaan diukur menggunakan price book value, sedangkan variabel independen leverage diukur mengunakaan debt ratio, penulis mengganti variabel kebijakan dividen dengan variabel profitabilitas dengan mengukur menggunakan return on equity dan menambah variabel ukuran perusahaan yang diukur menggunakan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. TINJAUAN PUSTAKA Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang terkait erat dengan harga sahamnya (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi, dan meningkatkan kepercayaan pasar tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa mendatang. Harga saham yang digunakan umumnya mengacu pada harga penutupan (clossing price), dan merupakan harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar (Fakhruddin dan Hadianto, 2001). = ℎ Nilai perusahaan diukur menggunakan price book value (PBV). PBV merupakan perbandingan dari harga suatu saham dengan nilai buku. PBV menunjukkan seberapa jauh sebuah perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relative dengan jumlah modal yang diinvestasikan, sehingga semakin tinggi rasio PBV menunjukkan semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham (Ang, 1997). ℎ ℎ Sumber : Brigham dan Houston (2006) Leverage Pengertian menurut PSAK No. 1 revisi (2009) mendefinisikan hutang (kewajiban) sebagai berikut : “Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu. Penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus kas keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi”. Dengan tingginya rasio leverage menunjukkan bahwa perusahaan tidak solvable artinya total hutangnya lebih besar dibandingkan dengan total asetnya (Horne,1997), karena leverage merupakan rasio yang menghitung seberapa jauh dana yang disediakan ( )= Sumber : Syamsuddin (2011) Profitabilitas 74 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE oleh kreditur, juga sebagai rasio yang membandingkan total hutang terhadap keseluruhan aktiva suatu perusahaan (Hasan, 1995). Leverage diukur menggunakan debt ratio (DR). Menurut Kasmir (2008) debt ratio (DR) merupakan “rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva”. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Menurut Darsono dan Ashari (2005). Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Laba merupakan ringkasan hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah keuangan. Laba ditugaskan untuk menyediakan baik pengukuran perubahan kekayaan pemegang saham selama periode maupun mengestimasi laba usaha sekarang, yaitu sampai sejauh mana perusahaan dapat menutupi biaya operasi dan menghasilkan pengembalian kepada pemegang saham sehingga laba dikatakan sebagai indikator profitabilitas perusahaan. Laba merupakan satu-satunya faktor penentu perubahan nilai saham yang menunjukan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. (Fandini, 2013). Profitabilitas yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan = ℎ ℎ Sumber : Kasmir (2008) Ukuran Perusahaan Menurut Maryam (2014) Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan karena semakin besar ukuran sutau perusahaan maka akan semakin mudah perusahaan tersebut memperoleh sumber pendanaan, yang kemudian dimanfaatkan oleh pihak manajeman unntuk meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Sujoko dan Soebiantoro (2007) Perusahaan besar dapat dengan mudah mengakses ke pasar modal. Kemudahan untuk mengakses ke pasar 75 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Profitabilitas diukur menggunakan return on equity. Menurut Kasmir (2008) Return On Equity yaitu rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri secara keseluruhan menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri. Rumus rasio profitabilitas melalui return on equity (ROE) atau hasil pengembalian ekuitas. Naiknya rasio ROE dari tahun ke tahun pada perusahaan berarti terjadi adanya kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Naiknya laba bersih dapat dijadikan salah satu indikasi bahwa nilai perusahaan juga naik karena naiknya laba bersih sebuah perusahaan yang bersangkutan akan menyebabkan harga saham yang berarti juga kenaikan dalam nilai perusahaan (Analisa, 2011). 100 modal berarti perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana, karena kemudahan aksebilitas ke pasar modal dan kemapuannya untuk memunculkan dana lebih besar. Adanya kemudahan tersebut ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dan prospek yang baik sehingga size bisa memberikan pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total aktiva perusahaan pada neraca akhir tahun. Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap nilai suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dilihat dari total asset yang dimiliki oleh perusahaan dan dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan (Analisa, 2011). Ukuran perusahaan diukur menggunakan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan karena nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan penjualan (Sudarmadji dan Sularto, 2007). Ukuran Perusahaan = Total Asset Sumber : Sudarmadji dan Sularto (2007) METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan rancangan model teknik analisis regresi linier berganda. Penelitian dirancang dengan menggunakan hubungan kausal komparatif, yaitu penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih dengan menggunakan bantuan program SPSS statistic 21 tingkat signifikan pada confidence level 95% dgn α 0,05. Lokasi penelitian dilakukan dengan mengakses melalui website www.idx.co.id yang dilaksanakan mulai bulan oktober hingga desember tahun 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2013. Sedangkan sampel. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik purposive sampling yaitu sebanyak 12 perusahaan. Variabel independent dalam penelitian ini adalah leverage (X1), profitabilitas (X2), ukuran perusahaan (X3) dan variabel dependent nilai perusahaan (Y). HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Variabel Penelitian Berikut debt ratio, return on equity, total aset dan price book value pada perusahaan Food and Beverage pada tahun 2009-2013 disajikan pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Data Variabel Perusahaan Food and Beverages periode 2009-2013 Variabel Min Max Mean Satuan DR 16,26 713,69 150,85 % ROE 3,29 323,71 71,67 % Total 102,769 935,111 468,192 Rp Aset PBV 45.16 4599,17 414,56 % Sumber : Indonesia Capital Market Directory, 2014 (Data Diolah) Berdasarkan Tabel 1 diatas maka perusahaan sebesar 713,69%, hal ini dapat dilihat bahwa rasio DR tertinggi menunjukkan bahwa perusahaan 76 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE tersebut lebih banyak menggunakan hutang untuk membiayai asset perusahaan. Sedangkan rasio terendah sebesar 16,26%, sehingga dapat dikatakan perusahaan tersebut lebih sedikit menggunakan hutang untuk mebiayai asset perusahaan. Rata-rata rasio leverage pada 12 perusahaan sampel tahun 2009 hingga 2013 adalah sebesar 150,85%. ROE memiliki rasio tertinggi sebesar 323,71%, hal ini menunjukkan bahwa perusahan tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam menghasilkan laba berdasarkan modal saham. Sedangkan rasio terendah sebesar 3,29%, Sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut tidak memiliki kemampuan yang baik dalam menghasilkan laba. Rata-rata ROE dengan 12 perusahaan sampel selama tahun 2009 hingga 2013 adalah sebesar 71,67%. Total asset perusahaan tertinggi sebesar 935,111. Hal ini menunjukkan bahwa asset perusahaan meningkat. Sedangkan aset terendah sebesar 102,769. Sehingga dapat dikatakan perusahaan tersebut memperoleh asset yang sedikit. Rata-rata aset pada 12 perusahaan sampel tahun 2009 hingga 2013 adalah sebesar 468,192. Rasio tertinggi PBV sebesar 4599,17. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki nilai perusahaan yang tinggi dan kemakmuran pemegang saham akan meningkat karena harga saham perusahaan meningkat. Sedangkan rasio terendah sebesar 45.16%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki nilai perusahaan yang rendah. Rata-rata nilai perusahaan dengan 12 perusahaan sampel tahun 2009 hingga 2013 adalah sebesar 414,56%. Hasil Analisis Data dan Pembahasan Pengaruh leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan tingkat signifikansi α 0,05 diuji dengan menggunakan model regresi linear berganda. Pada table 2 disajikan hasil analisis regresi linear berganda. Tabel 2 Hasil Analisa Persamaan Regresi Variabel Koefisien thitung Penelitian Regresi (Constant) 4,294 1,229 LnDR 0,089 -0,521 LnROE 0,422 4,735 LnTotalAsset -0,236 -0,917 Adjusted R b Sig = 0,000 Square = 0,322 Fhitung = 10,336 SPSS 21 (data diolah, 2014) 77 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE Sig. 0,199 0,604 0,000 0,363 Sumber : Hasil Output Persamaan regresi linier berganda berdasarkan hasil analisis pada tabel 2 adalah sebagai berikut: LnPBV = 4,294 + 0,089 LnDR + 0.422 LnROE - 0,236 LnTA + e Interprestasi dari model diatas adalah sebagai berikut : a. = 4,294 bahwa jika Menunjukkan variabel independen dianggap konstan, ma ka nilai perusahan sebesar 4. 4,29 b. Koefisien regresi leverage/ LnDR ( 1) = 0,089 Berdasarkan nilai koefisien regresi menunjukan bahwa apabila leverage mengalami kenaikan satu satuan maka nilai perusahaan mengalami kenaikan sebesar 0,089 begitu pula sebaliknya, dengan asumsi variabel in dependen lain konstan. c. Koefisie resi profitabilitas/ n reg LnROE ( = 0.422 Berdasar 2) nilai koefisien kan regresi menunjukkan bahwa apabila profitabilitas mengalami kenaikan satu satuan maka nilai perusahaan mengalami kenaikan sebesar 0.422 begitu pula sebaliknya, dengan asumsi variabel inde penden lain konstan. d. Koefisien resi ukuran reg perusahaan ( = -0,236 3) Berdasarkan lai koefisien ni regresi menunjukkan bahwa apabila ukuran perusahaan mengalami kenaikan satu satuan maka nilai perusahaan mengalami penurunan sebesar 0,236 begitu pula sebaliknya, dengan asumsi variabel independen lain konstan. 78 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE e. Adjusment R Square = 0,322 Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi menunjukan bahwa variabel independen yang terdiri dari leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel dependen yaitu nilai perusahaan sebesar 32,2% sedangkan sisanya yaitu sebesar (100% − 32,2% = 67,8%) dijelaskan oleh model lain diluar penelitian ini. Pengaruh Leverage (DR) terhadap nilai perusahaan Hasil penelitian untuk leverage (DR) dimana thitung -0,521 < ttabel 2,002 dengan nilai signifikansi 0,604 > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Ini berarti bahwa leverage (DR) berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitan mendukung penelitian Mardiyati, dkk (2012) yang mengungkapkan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena pada perusahaan yang diteliti memiliki nilai rasio leverage tinggi dari tahun ke tahun. Semakin tinggi rasio leverage menunjukan bahwa perusahaan tidak solvable artinya total hutang lebih besar dibandingkan dengan total asetnya (Horne, 1997). Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan (ROE) Hasil penelitian untuk profitabilitas (ROE) dimana thitung 4,735 > ttabel 2,002 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian mendukung dengan penelitian Mardiyati, dkk (2012) bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena rasio profitabilitas pada perusahaan yang diteliti memiliki kemampuan yang baik dalam memperoleh laba berdasarkan modal saham, sehingga mempengaruhi nilai perusahaan. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian untuk ukuran perusahaan dimana thitung -0,917 < ttabel 2,002 dengan nilai signifikansi 0,363 > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Ini berarti bahwa ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian mendukung hasil penelitian yang dilakukan Dewi (2012) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena perusahaan Food and Beverage memiliki nilai ratarata Jumlah aset yang besar akan menurunkan nilai perusahaan jika dinilai dari sisi pemilik perusahaan (Hardiyanti, 2012). Ukuran perusahaan yang besar belum tentu dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya karena perusahaan besar belum tentu memiliki kemampuan menghasilkan laba yang baik dan tidak memiliki hutang yang besar. Pengaruh leverage (DR), profitabilitas (ROE) dan ukuran 79 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE perusahaan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian untuk leverage (DR), profitabilitas (ROE) dan ukuran perusahaan dengan nilai Fhitung 10,336 > Ftabel 2,758 dengan nilai signifikansi 0,00 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan dengan tingkat signifikansi 0,000 terhadap nilai perusahaan. Artinya jika leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan perusahaan secara bersamasama meningkat, maka nilai perusahaan juga akan meningkat dengan demikian maka, apabila perusahaan dapat meningkatkan laba perusahaan maka kewajiban perusahaan berkurang dan ukuran perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi nilai perusahaan. PENUTUP Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis dan pembahasan adalah Leverage berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2013. Semakin tinggi rasio leverage berarti aktiva yang dimiliki oleh perusahaan berasal dari hutang. Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2013. Hal ini disebabkan karena perusahaan dalam sampel penelitian ini memiliki kemampuan yang baik dalam memperoleh laba bersih yang tinggi sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan dan nilai perusahaan. Ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan Food and Beverages. Ukuran perusahaan yang besar belum tentu dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya karena perusahaan besar belum tentu menghasilkan laba yang baik dan tidak memiliki hutang yang besar. Saran Saran yang dapat diberikan adalah meningkatkan nilai perusahaan dapat dilakukan dengan penyesuaian dalam penggunaan utang, perusahaan harus menjaga agar rasio leverage perusahaan tidak bertambah tinggi dengan cara meminimalkan penggunanaan hutang sebagai pembiayaan produksi maupun aset-aset perusahaan sehingga laba yang dihasilkan perusahaan lebih maksimal dan dapat menambah nilai perusahaan dan menciptakan citra yang baik dimata investor yang akan menanamkan modal diperusahaan. DAFTAR PUSTAKA Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2006. Dasar-dasar Manjemen Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Briliyan, Okta Pria. 2013. Pengaruh Financial Leverage Terhadap Earning Per Share (EPS)(Studi pada Perusahaan Industri Otomotif dan Komponen yang Listing di BEI). Jurnal. Fakultas Ilmu Administrasi. Hidayat, Azhari. 2013. Pengaruh Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai perusahaan. Skripsi. Universitas Negeri Padang. Padang. Mardiyati, Umi, Dkk. 2012. Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. 80 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE Jurnal Riset Manajeman Sains Indonesia. Copeland dan Weston. 1992. Financial Theory And Corporate Policy (5thED). Addison-Wesley Publishing Company, Inc. USA. Sambora, Mareta Nurjin, dkk. 2013. Pengaruh Leverage dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal. Universitas Brawijaya. Malang Maryam, Siti 2014. Analisis Pengaruh Firm Size, Growt, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Univesitas Hasanudin. Makassar. Wongso, Amanda. 2012. Pengaruh Kebijakan Dividen, Struktur Kepemilikan dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilimiah Mahasiswa Manajeman Vol. 1 No. 5. Dewi, Ayu Sri Mahatma. 2012. Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas dan Ukuran perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. E-jurnal Akuntansi. Universitas Udayana. Bali. Fandini, Fanny Rosa. 2013. Pengaruh Profitabilitas Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan Dan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi (Suatu Studi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ). Skripsi. Universitas Pasundan. Bandung. Analisa, Yangs. 2011. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi). tahun 2006-2008). Skripsi. Salemba Empat. Jakarta. Universitas Diponegoro. Horne, James C Van dan John M. Semarang. Wachowicz, Jr, 2005. Prinsip – Purwanti, Yeti. 2011. Pengaruh Prinsip Manajemen Keuangan. Kebijakan Dividend dan Leverage Buku Satu, Edisi Kedua Belas, Terhadap Nilai Perusahaan. Alih Bahasa oleh Dewi Fitriasari Skripsi. Universitas Perbanas. dan Deny Arnos Kwary. Salemba Surabaya. Empat. Jakarta Sujoko dan Soebiantoro, Ugy. 2007. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Pengaruh Struktur Kepemilikan Keuangan. Rajawali Pers. Jakarta. Saham, Leverage, Faktor Intern Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Praktis Memahami laporan Perusahaan. Jurnal Manajemen Keuangan. Andi. Yogyakarta. dan Kewirausahaan, Vol 9, 47. Syamsuddin. 2011. Manajeman Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Keuangan Perusahaan. PT. Raja Modal Indonesia. Media Soft Grafindo Persada. Jakarta Indonesia. Jakarta. Sudarmadji, Ardi Murdoko dan Fakhruddin dan Hadianto. 2001. Sularto, Lana. 2007. Pengaruh Perangkat dan Model Analisis Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Investasi di Pasar Modal. PT. Elex leverage, dan Tipe Kepemilikan Media Komputindo. Jakarta. Perusahaan Terhadap Luas Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Voluntary Disclosure Laporan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Tahunan, Proceeding PESAT Volume 2. 81 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE