STI'DI TRANSIENT SURJA PETIR PADA GARDU I]\'DUK TEGANGAN EKSTRA TINGGI DENGAI\ PEMROGRAMAN EMTP - Sapto Nisworo' tProgan Studi Teknik Elekrro FT WM g No. 39 56116 INDONESIA L4ageL Jl. Kapten S. Pamalt tKtryasiswa Progra'n Doktorul Jutusan Teknik Elekto UGM 'saotonisrvoroadsmail com . Abslract obtqina4 ial coordination befireen the isolation of qn lransrrrition liaes vith equipmehts sub-stotion, weded To .ippropriate uoy ,nore stress in Pridicting that harye ' done with case studi in lhe tower by sifiulating lishtninq eave are 10 kA, 1-2/50 pS QEC standard). Sub-station modeled by udit:t form, thst qll conection *ith the 'tigiwl representation of eqaipmenls i4 sub-station ln simulation yofile obsened mote sfi'ess relnesentated in msior equipment to cwail{tble in sub-station, qnd also req,onse ine, trsn-sformet an.l surge Qrrester. The stnulatirg resxh of sttch program can be know that peak low generaled tighhtituS 20 kA, -2/50 ps is 3.7008 kA in trdns ition tower on lhe effect of changes in voltage waves of power line is peak morc on phasa wire 418.81 kY. llhile an another phose ofthe value of sach litle morc. Keywofi lightning sltrge, tansient, EMTP 18 Yol36 Na2, 15 .4. sqrdta 20Il : 1E - 2E Pendahuluan Transient pada sistem lenaga disebabkaa karena perubaban arus dan tegatgan mendadak pada konfigurasi sistem saat kondisi kerja. Tegangatr{egangan lebth transient pada suatu sistem tenaga dapt disebebkan oleh faktor ekstemal (misalnya peti.) Eaupun iaternal, misaln}? proses switchhg. Petir adalah suatu fenomena alam, yang pembenhrkannya berasal dari terpisahnya muatan di dalam awan cumulunimbus (yang terbertuk akibat adanya pergerakkan adara ke atas akibat pa[as permukaaa laut dan karem udara yang lernbab) Jika-muaian listrik cukup besar dan huat medan listrik di udara dilampaui, maka tedadilah pelepasaa muatan berupa petir atau sambamn petir yang b€rgemk dengan kecepalan cahaya dengao efek merusak yang sangat besar terhadap sistem. Saq$arao petir yang mengenai kawat lanah alau p€ighantar daya meqebabkal suatu injeksi arus yang terbagi du4 setengahnya mengali kesatu amh dan setengah ke amh lain. Nilai prmcak ards pada penghaAar yang terkena petir b€rva.isai sesuai dengan inteositas sambaran tersebut- Nilai yang sedag digunakan uniuk menganalisis iansient dalam sistem tenag4 ialah I 0 kA atau lebib- B. Studi f.azristlt pada gardu induk Pada sudi ini akan dipelajari masalah tegangan lebih pada gardu induk 500 kV akibat sarnbaran petir pada menara traosmisi dan penilarulmya teftadap saluran, transfomator maupun arester dengad WjJ',|ogtfin.dt Electrctkagnetic Trcnsieht program @MTp) sebagai peralgkat ludak simulasi, Studi k6us ;dalah gardu induk j00 kV, dengan permodelan digunakan data aktual saluran anatar lain nilai hambatat kaki, menara rarsmisi. dimensi kondukror, dan lainJail. Pengkajian dilakukan 'dengan bentuk gelombang arus petir t9 studi f@ient s/i' Pdit ... (sqto N'w) yaitu sttndar IEC 1.2:/50 Fs dengan waktu muka yang curam. Pada si$ulasi akan diamati profil gelombang sarnbaran petit pada menara transmisi, tradormatd dan arester. Dip€rhatikan pula respors saluran dan peralatan Foteksi terhadap sarnbaran petir te$€but. 1- 2. 3. 4. 5. Studi dilakukan dengan batasan-batasan sebagai berikut : konligurasi menara di sepanjdng saiuan dianggap identik, rcsistivitas tanah adalah sama di sepanjang salulai! penganrh korona tidak diperhitungkan, pengaruh pengotoran isolator saluran di sepanjang salurar tidak dipertimbangkan dalam simulasi, dan simulasi sambfran petir tedadi di menara transmisi yang terdekat gardu indul. Prosedur Simulasi dengan EMTP dilakukao dengan wutan rincian sebagai belikut : Prosedur pensimulasian pada studi tegangan lebih surja petir diringkaskan dengan tahapan-tahapan sepedi di baw'ah ini : membuat mngkaian peigganti (gambar l), peoentuan titik (node) din pemilihan komponen, mernasullan data, dan memilih peubah laag ditampilkan. l. 2. 3. 4. 5. t/ol36 No !,I5 Sqrs*e201t :4- 28 Gambar I . Simulasi sambamn petir pada rnenara transmisi .: C. Analisis dan hasil Dari simulasi yang telah dilalc*atr dapat ditunjukkan untuk sirnulasi tentarg sambarao petir yang meogenai merara transmisi. Nilai arus petii yang diinjeksikan yaitu sebesar 20 kA dengan gelombang standar 1,2150 ps (IEC). Tegangan pelepasad arester sebesa.1050 kV. Profil tegargan yang terjadi di saluran akibat sambaran Ianjsung padd menara berimbas sampai t$nsformator dan arester. Sanbamn tersebut mengenai salah satu fasa yaitu fasa A yang kemudiao berimbas pada iasa B dan C. 21 Srad Gambar 2. Profil Tmr'ni^t rt,ja P.4t .. (so4.t wa) petir 70 KA dengm muka gelombang gelombang 1.2/50 lls Dari profil pada gamb at 2- jika *xtt probe diletakan saluran 0 ps arus = l5l'71 setelah D€rir rnaka dihasilkan arus. Pada saat A. Pada puncak $at ' 1.0800eb ps arus 1.7008 kA Pada saal t 50.M0e'us arus - 1.0122 kA. t t Gambar 3. Profil tegangan hasil $imulasi pada kawat fasa sebelum menara ak;bat sambaran pelir pada menara uansmisi. 22 Dari pofil pada gambar 3. jika s.rattt probe diletakal pada saluran sebelum menara yang tersambar maka diiasilkan tegangan. Pada saat t = 0 ps tegangan untuk fasa A = 6.0686 kV, fasa B 43.374 kV, dan fasa C = -17.050 kV. Pada pr.rncak saar t:2.7600ej ps tegargan untuk fasa A = 644.49 kV, fasa B = 191-83 kV, dan fasa C 75.215 kV- Pada saat t 50.100e5 ps tegangan untuk fasa A = 304-82 kV, B 1i1.88 kV, dan fasa C 130.42kV. : - fasa : : : Gambar 4. Profil tegang?m hasil simulasi pada kawat fasa setelah menara akjbat sambaran pelirpada menaia transmisi. Dari profil4'jika suatu probe diletakkat pada saluran setelah menara yaog tersambar dihasilkan. pada saat t = 0 ]rs tegangan untuk fasa kV. A = 6.330kV, fasa - B=43.254kV,danlasaC=-17.152 : Pada puncak saat t 3,4200e-6 ps tegarrgan unhrk fasa A 414.18 kV, fasa B 111.99 kV, dan fasa C :40.220 kV. pada saat : 21 sa.t TrMie,'t stria Petu t = 5.0160e-5 tls tegangan lmtuk fasa A = 133.88 kV, dau fasa C 55-057 kV. : kv, -.. (st8arwo) fasa B = 78'714 pada arester akibat dari @i sambaran petir pada menara tiansmisi. Ddri profit -5. jika suatu ptobe diletakkan pada arester dihasilkan tegangao : Pada saat t = 0 ps tegangan untr:k lasa A:6-3301 ky. fasa B 43 254 kV, dan fasa C '-17 153 kV Pada puncal saat r '7.0200e{ Us legangan unruk fasa e' = 766'21 kV: : '166.85 kV, dan fasa C =.86.241 kV. Pada saat t 50'100e' : ps tegangan rmtuk fasa A.= 264.15 kV, fasa B 38.970 kV, dar fasa c : 8.7350 kv. i'asa B= 24 t'o136 Ne2, t5 S.rtettba 2UI : IE- 28 Gambar 6. Profil tegangan hasil simulasi pada transformator akibat sambaran petir pada menam trarsmisi. Dari profiJ 6. jika suatu pt'obe diletak-kan pada transformator maka dihasilkan tegangan : Pada saat t = 0 Is tegangan uotuk fasa A = -6.3301 kV, fasa B = 43.254 kV, dan fasa C = -17.153 kV. Pada punbak saat t = 7.2600e{ ps tegangan untuk fasa A = 757.03 kV, fasa B : 176.68 kV, dan fasa C: 96.537 kV. Pada saai t = 50.0040e-5 ps legargan untuk fasa A = 269.28 kV, fasa B = 40.890 kV, dan fasa C = I1.127 kV D. KESIMPT ,AN Dari hasil skipsi analisis tegangan trawient di gardu induk tegangan ekstra tegargan tinggi akibat sambaian peti pada menara aarsmisi sebesar l0 kA, 1.2/50 ps dapat disimpulkan : 25 Studi l. 2. 3. 4. 5_ 6. 7. 8. 9. hMieir Strjd Pe& -.- (Satto l{6tM) besamya arus petir 20 kA menimbulkan tegangan lebih purcak pada kawal fasa setresar 414.81 kV- Sedangkan pada fasa lain lebih kecil dari nilai tersebd, arus puncak yaang dihasilkan ptir 20 kA, 1.2/50ps adalah sebesar 3 .7008 kA, tegangar puncak sebelurn menara yang te$ambar petir adalah setresar 644.49 kV, sedangkan pada fasa lain lebih kecil dari nilai tersebut, tegangatr purcak pada fasa arcster akibat sambaran petir di menara seb€sar 766-21 kV, sedangkan pada fasa lain lebih kecil dari nilai te6ebut, tegangan plrncat pada fasa s€belum masuk trafo akibat sambamn petir di meoara adalah sebesar 757.03 kV, sedangkan pada fasa lain lebih kecil dari nilai tersebut, tegangan pantul banyak yatrg terjadi saat t dibawah 50 ps timbutnya baakflashover pada fasa, tansformator, arester tedadi akibat kegagalan perisaian karena proses pemmbatao, p€ngotoran dan pantulan muka gelombaag petir. tingkat isolasi arester beipengaruh dalam meoahan besamya gelombang melewati trafo. besamya tegangan akibat sambaran pada menara transmisi tidak merusak peralatan gardu irduk kareoa masih dibawah dilai BIL dari tegargan sistem, 26 Yol36 N^2, l 5 Sqr. tet m1| : 18 - 28 DA}'TAR PUSTAKA II Fl [2] Arismunandar, 19'12, Teknik Tenaga Listrih Jilid Gatulu Induk, h &Ly a P af.ar.it4 I akart,', Arismunaodar, 1990, Teknik Tegangan Tinggi, Prrdrnya Paramita" Jakarta [3] Chowdhui, 1996, Electrcmagnetic Transient in Power Systens, Research Studies Press Ltd, Jhon Willey & Sons Inc, England. [4] Donmel, Herman. . W, Agustus 1996, FJectromagneric Trahsient Prcgram R efe r e n c e mant:d 1EM'l P THEORY BOOK) Vancouver, CanadaHffauiuk, T.S., 1991, Gelombang Berjalan dan Proteksi SurjaErlangga, Jakarta. Hutauruk, T.S., 1985, Transmisi Daya Listrik. F,rlutgga, Jalada. Kadir A, Jdi 1989, Trc$formator, Elek Media Komputindo, Jakarta. Naidq Karnaraju, 1995, High Vohage Engineering.2*, Tata Mccrdw-Hill Pi$lishing Company Limited, New Delhi. Prikler, Hans Kr, 1998, ATP Drav, for win lotys3.lx/95/NT tersion 1.0 . l rondheim. Norwey t10l Pabla, A.S, 1986, Sistem Distribusi Daya Lishik, Edal:tg1a^ Jakarta Stevensoq W.D., 1994, Power System Anab'sit,Mcctaw-tli!1, D Inc, New York [12J Wesdy, 8.M., 1978, Siste Tbnqga Zritri,t Akara Persada Indonesia. L131 Zoto, R. 1984, Masalah Tegangan Tinggi, Badan Pelaksana PelaksaDa Piokena Pendidikan Sarjana Elektrotekoik ITB, Bandung. [5] [5] [7] [8] [9] . ll PLN ITB sa'd T,MnAn laia P.ttr ... (sapto fistu) Sapto Niswom, lahir di semamng tahun 1959, s€jat tahln l99l sebagai dosen kopertis wilayah Vl Jawa Tengah dip€kerjakan di Pmgran Sbrdi Toknik Elektso Unive itas Tidar Magclang lulus Sl Junsan Tekdk Elekfo Unive6ita.! Tidat Magelang" 52 Ju.usan Teknik Elel(tso Univenitas Gadjah MadA dan sejak tahun 2009 meDempuh studi 53 JFusan Tekfk Eleldo Universilas Gadjah Mad4 derEan konsentrasi penelitian bidang mitigasi hannonik pada sistem tenaga Iistrik 28.