peran auditor internal, dan etika bisnis terhadap prinsip

advertisement
PERAN AUDITOR INTERNAL, DAN ETIKA BISNIS
TERHADAP PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(Studi Empiris Pada Kantor Cabang Bank Pemrintah dan Swasta di Kota Padang)
JURNAL ILMIAH
Disusun Oleh :
Haryadi Putra
0710011311036
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BUNG HATTA
PADANG 2013
LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL
Artikel Jurnal Dengan Judul
PERAN AUDITOR INTERNAL, DAN ETIKA BISNIS TERHADAP
PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(Studi Empiris Pada Kantor Cabang Bank Pemrintah dan Swasta di Kota Padang)
Yang disusun oleh:
Nama
: Haryadi Putra
NPM
: 0710011311036
Fakultas
: Ekonomi
Jurusan
: Akuntansi
Bahwa artikel jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan
di depan dewan penguji pada tanggal 26 Juli 2013
Padang, 25 Agustus 2013
Dosen Pembimbing 1
Dosen Pembimbing 2
Dr. Dwi Fitri Puspa S.E, M.Si, AK
Fivi Anggraini S.E, M.Si, AK
EFFECT THE ROLE OF INTERNAL AUDITORS, AND BUSINESS
ETHICS TO THE IMPLEMENTATION OF THE PRINCIPLES OF
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(Empirical Study of the Office of Government And Private Bank Branch In
Padang City)
Haryadi Putra
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta
E-mail: [email protected]
Dwi Fitri Puspa1, Fivi Anggraini1
Abstract
This study aims to determine: 1) Effect of the role of the internal auditor of the
implementation of the principles of good corporate governance, 2) influence of business
ethics on the implementation of Principles of good corporate governance. Data collection
methods used in this study a total sampling. Data were collected through questionnaires.
While the sample is obtained from the Branch Manager and Internal Auditor who works in
the Office of Government and Private Bank branch in the city of Padang. Questionnaires
were distributed by 40 copies and can be analyzed as many as 32 copies (83.33%). Data
were analyzed using Multiple Linear Regression and t test using SPSS. These results indicate
that the Internal Auditor significantly influence the implementation of the principles of good
corporate governance, business ethics otherwise significantly influence the implementation of
the principles of good corporate governance.
Keywords: Role of the Internal Auditor, Business Ethics, Good Corporate
Governance
A. Latar Belakang
dalam mencapai tujuan perusahaan. Tujuan
Good Corporate Governance sendiri
yang ingin dicapai dari pelaksanaan Good
diartikan
sebagai
suatu
sistem
atau
Corporate
Governance
adalah
(a)
mengatur
tercapainya sasaran yang telah ditetapkan,
hubungan antara berbagai pihak yang
(b) aktiva perusahaan dijaga dengan baik,
berkepentingan terutama pemegang saham,
(c) perusahaan menjalankan praktik-praktik
dewan komisaris, dan direksi agar dapat
bisnis yang sehat, (d) agar kegiatan-
seperangkat
aturan
yang
mencegah terjadinya kesalahan signifikan
kegiatan
perusahaan
dilakukan
secara
transparan.
internal bertanggung jawab memeriksa
apakah ada perbuatan yang merugikan
Untuk mewujudkan Good Corporate
perseroan, kecurangan yang dilakukan oleh
Governance tidak terlepas dari prinsip-
karyawannya
prinsip dasar pelaksanaan Good Corporate
pegawai perseroan dengan cara yang
Governance. Adapun prinsip-prinsip dasar
melanggar hukum, serta memonitor proses
tersebut yaitu Pertama, transparansi yaitu
pengadilan yang sedang terjadi ataupun
keterbukaan dalam melaksanakan proses
yang ditunda serta yang menyangkut
pengambilan keputusan dan keterbukaan
masalah corporate governance dalam hal
dalam mengemukakan informasi material
mana perseroan menjadi salah satu pihak
dan relevan mengenai perusahaan. Kedua,
yang terkait didalamnya secara kontiniu. Ini
kemandirian yaitu suatu keadaan dimana
terkait dengan penerapan Good Corporate
perusahaan dikelola secara profesional
Governance yaitu untuk memaksimalkan
tanpa
dan
nilai perusahaan dengan meningkatkan
pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang
prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas
tidak sesuai dengan peraturan perundang-
dan
undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
profesional, transparan dan adil.
benturan
kepentingan
korporasi yang sehat. Ketiga, akuntabilitas
yaitu
kejelasan
fungsi
pertanggungjawaban
pelaksanaandan
mendorong
manipulasi
pengelolaan
terhadap
secara
Selain itu, etika bisnis juga mempunyai
peran penting dalam pelaksanaan prinsip-
sehingga
prinsip Good Corporate Governance. Etika
pengelolaan perusahaan terlaksana secara
bisnis merupakan roh dan jiwa Good
efektif.
Corporate
yaitu
organ
dan
Keempat,
kesesuaian
pertanggungjawaban
didalam
Governance,
karena
dalam
pengelolaan
menjalankan bisnis tanpa didasari moral
perusahaan terhadap peraturan perundang-
dan etika yang baik dari para pelaku bisnis,
undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
tata kelola perusahaan yang baik akan sulit
korporasi.
yaitu
diwujudkan (Tjager, 2003:155).Etika bisnis
keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi
merupakan tata cara yang ideal dalam
hak-hak
timbul
pengaturan dan pengelolaan bisnis yang
dan
peraturan
memperhatikan norma dan moralitas yang
yang
berlaku
berlaku secara ekonomi/sosial, dimana
(Organization for Economic Cooperation
penerapan norma dan moralitas ini dapat
and Development) (dalam Tjager, 2003)
menunjang maksud dan tujuan kegiatan
Kelima,
stakeholder
berdasarkan
perjanjian
perundang-undangan
kewajaran
yang
Dalam kaitannya dengan penerapan
Good
Corporate
Governance,
auditor
bisnis (Muslich, 1998).
Berdasarkan latar belakang yang telah
menguraikan
prinsip-prinsip
Struktur
Organisasi
Perusahaan
yang
corporate governance dalam hubungannya
bertujuan
untuk
mendorong
dan
dengan auditor internal, dan etika bisnis di
mendukung
pengembangan
atas,
pengelolaan sumber daya dan risiko secara
dengan
demikian
good
Nilai, Sistem, Proses Bisnis, Kebijakan dan
perlu
untuk
perusahaan,
melakukan penelitian mengenai “Peran
lebih
Auditor Internal, Dan Etika Bisnis
pertanggungjawaban perusahaan kepada
Terhadap
pemegang saham dan stakeholders lainnya.
Prinsip-Prinsip
Good
efisien,
efektif
dan
Corporate Governance”.
Dari
latar
belakang
diatas,
maka
rumusan masalah yang dibahas dalam
Prinsip-prinsip
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Governance (Wahyudin Zakarsyi)
terhadap
Prinsip-Prinsip
Good
Pelaksanaan
lembaga kepercayaan, dalam melaksanakan
Corporate
kegiatan usahanya bank harus menganut
prinsip
Governance?
b. Seberapa
Bisnis
besar
pengaruh
terhadap
Prinsip-Prinsip
Etika
Pelaksanaan
Good
Corporate
keterbukaan
bank
berdasarkan
dan
Menurut Sir Adrian Cadbury (1992)
good
corporate
governance adalah upaya mengarahkan dan
mengndalikan
perusahaan
agar
terjadi
keseimbngan kekuatan kewenagan diantara
para pengelola perusahaan.
Good
Corporate
Governance
adalah suatu hal yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan yang efektif yang
bersumber dari Budaya Perusahaan, Etika,
yang
strategi
bank
sebagai
akuntabilitas
bank
(accountability), berpegang pada prudential
banking
Good Corporate Governance
ukuran-ukuran
konsisten dengan corporate values, sasaran
pencerminan
B. TINJAUAN PUSTAKA
(transparency),
memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran
usaha
Governance?
mendefenisikan
Corporate
Sebagai lembaga intermediasi dan
a. Seberapa besar pengaruh Auditor
Internal
Good
practices
dan
menjamin
dilaksanakannya ketentuan yang berlaku
sebagai
wujud
tanggung
jawab
bank
(responsibility), objektif dan bebas dari
tekanan pihak manapun dalam pengambilan
keputusan
senantiasa
seluruh
(indenpendency),
memperhatikan
stakeholders
serta
kepentingan
berdasarkan
kesetaraan dan kewajaran (fairness).
azas
Peran
Auditor
Internal
tenaga professional yang disebut
(Wahyudin
agen yang lebih mengerti dalam
Zakarsyi)
yang
Auditor internal memegang peranan
menjalankan
penting
menurut
organisasi
dalam
aktivitas-aktivitas
perusahaan.
Aktivitas
audit
internal dilakukan dalam kondisi dan
budaya yang beragam. Dalam organisasi-
bisnis
sehari-hari,
Wahyudin
Zaskarsyi
(2006).
c. Bantuan Audit Internal dalam Audit
Independen
organisasi bervariasi baik dalam tujuan
Komite Audit mendapatka bantuan
maupun struktur, dan oleh orang didalam
Audit
atau diluar organisasi.
menurut
etik merupakan hal yang sangat
terutama
internal
audit
menurut
Institute of Internal Auditor yang dikutip
professional
oleh Boynton (2001), dapat diterjemahkan
menyangkut
sebagai berikut: Internal Audit adalah
pengendalian
kegiatan konsultasi dan dan assurance yang
yang
dan proses tata kelola
independen
b. Keterkaitan Audit Internal dengan GCG
Dalam
Definisi
dalam
tugas
manajemen resiko,
Zakarsyi
c. Bantuan
Bagi profsi audit internal, kode
pelaksanakan
Wahyudin
b. Bantuan pelaporan keuangan
a. Kode Etik Auditor Internal
diperlukan
bentuk,
a. Bantuan umum
menurut Wahyudin Zakarsyi (2006)
dan
dalam
(2006).
Berikut ini adalah peran auditor internal
penting
Internal
kaitannya
dengan
yang
dirancang
untuk
meningkatkan nilai dan kegiatan operasi
perusahaan.
Internal
membantu
mencapai
tujuannya
implementasi GCG dapat dijelaskan
organisasi
implementasi GCG itu sendiri yang
dengan cara melakukan pendekatan yang
terait pula dengan Agency Theory.
sistematis
Dalam
modern,
mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
pengelolaan
dari manajemen risiko, pengendalian, dan
perusahaan banyak dipisahkan dari
proses tata kelola (governance process).
kepemilikan perusahaan. Hal ini
H1:
sejalan dengan Teori Agensi yang
positif terhadap pelaksanaan prinsip-
menekankan
prinsip Good Corporate Governance.
perekonomian
manajemen
perusahaan
pengelolaan
dan
pentingnya
pemilik
menyerahkan
perusahaan
kepada
untuk
audit
dan
Auditor
berdisiplin
Internal
dalam
berpengaruh
Etika Bisnis
Menurut
guna
Muslich
(1998)
Etika
bisnis merupakan mengenai tata cara yang
ideal dalam pengaturan dan pengelolaan
bisnis yang memperhatikan norma dan
moralitas yang berlaku secara ekonomi /
social
dimana
penetapan
norma
dan
moralitas ini dapat menunjang maksud dan
tujuan kegiatan binis.
Dengan
memberikan
pembekalan
kepada
pemimpin
perusahaan
ketika
setiap
mempertimbangkan
untuk
mengambil
keputusan strategis yang terkait dengan
masalah moral yang kompleks. Lebih jauh
ia mengatakan, “Most of us already have a
good sense of what is right and what is
wrong. We already know that is wrong to
take action that put the lives other risk”
demikian
dapat
disimpulkan bahwa etika bisnis merupakan
tata cara bisnis yang sopan dan santun
sehingga kehidupan bisnis menyenangkan
dan saling menghormati, dengan kata lain
("Sebagian besar dari kita sudah memiliki
rasa yang baik dari apa yang benar dan apa
yang salah. Kita sudah tahu bahwa salah
satu untuk mengambil tindakan yang
menempatkan risiko kehidupan yang lain.")
memelihara suasana yang menyenangkan,
menimbulkan rasa saling menghargai, dan
H2: Etika Bisnis berpengaruh positif
perusahaan yang meyangkut moral, kontal
terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip
social, hak-hak dan kewajiban, prinsip-
Good Corporate Governance
prinsip dan aturan
C. METODOLOGI PENELITIAN
Prinsip Etika Bisnis (Bertens)
Prinsip Etika Bisnis yang harus
diperhatikan
pelaku-pelaku
bisnis
di
Metode
Pengumpulan
Data
dan
pnelitian
ini
Pengolahan Data
Indonesia
Data
untuk
 Prinsip Otonomi
dikumpulkan dengan cara menyebarkan
 Prinsip Kejujuran
kuisioner pada Pimpinan Cabang dan
 Prinsip Keadilan
Auditor
 Prinsip saling menguntungkan
Kuisioner diberikan secara langsung ke
 Prinsip Integritas Moral
alamat responden (Bank). Pengambilan
 Prinsip No Harm
kuisioner dijemput secara langsung ke
Bank
Hill dan Jones (1998) Menyatakan
bahwa etika bisnis merupakan suatu ajaran
untuk membedakan antara salah dan benar
Internal
sesuai
pengembalian.
yang
dengan
Dan
menggunakan SPSS 11.
bersangkutan.
kesepakatan
pengolahan
data
Metode Analisi dan Prosedur Pengujian
Uji pendahuluan dilakukan pada 10 BUMN
Statistik
yang berada di kota padang.Untuk uji
Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh Auditor Internal, dan Etika Bisnis
sebagai
variabel
mempengaruhi
Independen
Prinsip-prinsip
validitas ini digunakan bantuan Software
SPSS versi 11.0.
yang
Good
Uji Reliabilitas
Corporate Governance sebagai variael
Uji
reliabilitas
adalah
suatu
dependen dapat dinyatakan dalam fungsi
pengujian untuk mengetahui sejauh mana
sebagai
f(X1,
hasil suatu pengukuran tetap konsisten,
X2)…………………………………………
apabila dilakukan pengukuran lebih dari
…………………………………
satu terhadap gejala yang sama dengan
berikut
Y
=
Dengan metode statistic deskriptif,
menggunakan
alat
ukur
yang
sama.
selanjutnya fungsi diatas secara linear dapat
Instrumen dikatakan reliabel (andal) jika
dibentuk kepersamaan regresi, sehingga
jawaban seseorang terhadap pernyataan
fungsi
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
diatas
dapat
dituliskan
persamaannya sebagai beriku:
waktu. Untuk uji reliabilitas digunakan
GCG = α + βAI+ βEB + e
bantuan software SPSS versi 11.0. jika nilai
Dimana:
Cronbach Alpha lebih dari 0,60 maka
GCG = Pelaksanaan prinsip-prinsip Good
instrumen dikatakan reliabel (Sekaran,
Corporate Governance (GCG)
2003).
AI
= Auditor Internal
EB
= Etika Bisnis
α
= Konstanta
β
= Koefisien regresi
adalah model regresi berganda.Menurut
e
= Standar error
Sekaran (2006) analisis regresi berganda
Uji Asumsi Klasik
Teknik analisis data yang digunakan
dilakukan untuk menguji pengaruh dari
beberapa variabel bebas terhadap satu
Uji Instrumen
Uji Validitas
variabel
Uji validitas ini menggambarkan
dengan model regresi berganda maka harus
bahwa pernyataan yang digunakan mampu
dilakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
agar perameter astimasi tidak biasa.
diukur
(valid).
kuisioner
Sebelum
kepada
dibagikannya
responden,
peneliti
terlebih dahulu melakukan uji pendahuluan.
terikat.Sebelum
dilakukan
uji
Uji yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Uji Multikolinearitas
Sebelum dilakukan analisis data
Uji Normalitas
Menurut Idris (2006), uji normalitas
dengan menggunakan regresi berganda
residual digunakan untuk menguji apakah
maka
dilakukan
uji
multikolinearitas.
distribusi data mengikuti atau mendekati
Multikolinearitas adalah kejadian yang
distribusi normal. Data yang baik adalah
menginformasikan
data yang pola distribusinya normal. Uji
antara variabel bebas (X). Jika tidak terjadi
normalitas dapat dilakukan dengan metode
korelasi dari variabel bebas maka tidak
kolmogrov smirnov, dengan melihat nilai
terdapat masalah pada multikolinearitas.
signifikan pada 0,05. jika nilai signifikan
Untuk
yang dihasilkan > 0,05 maka berdistribusi
multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai
normal.
variance inflation factor (VIF) < 10 dan
terjadinya
hubungan
mendetekdsi
adanya
tolerance>0.10.
Uji Heterokedastisitas
Model regresi yang baik adalah
tidak
terjadi
heterokedasitisitas.Untuk
mendeteksi
adanya
Prosedur Pengujian Statistik
Uji Koefisien Regresi (t-test)
gejala
Pemhujian
ini
dilakukan
untuk
heterokedasitisitas dengan melihat ada
menguji pengaruh secara parsial antara
tidaknya pola tertentu pada grafik partial
variabel bebas terhadap variabel tidak
regression
bebas
plot
(scatter
plot).
Dasar
pengambilan keputusannya adalah:
dengan
variabel
lain
dianggap
konstan, dengan asumsi jika signifikan nilai
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-
t hitung yang dapat dilihat dari hasil analisa
titik yang ada membentuk suatu
regresi menunjukkan kecil dari α = 5%
pola
berarti terdapat pengaruh antara variabel
tertentu
yang
teratur
(bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka telah terjadi
heterokedasitisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta
titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y,
maka
tidak
heterokedasitisitas.
terjadi
dependen terhadap variabel independen.
Kriteria
pengujiannya
adalah
sebagai
berikut:
a. t hitung < t table
Hipotesa nol (Ho) diterima dan
hipotesa alternative (Ha) ditolak,
artinya tidak ada hubungan yang
berarti antara variabel bebas dengan
variabel terikat.
b. t hitung > t table
Hipotesa nol (Ho) diterima dan
Hipotesa nol (Ho) ditolak dan
hipotesa alternative (Ha) ditolak,
hipotesa alternative (Ha) diterima,
artinya tidak ada hubungan yang
artinya terdapat hubungan yang
berate
berarti
dengan variabel terikat.
anatara
variabel
bebas
dengan variabel terikat.
anatara
variabel
bebas
b. F hitung > F table
Hipotesa nol (Ho) ditolak dan
Koefisien Determinasi (R2)
jipotesa alternative (Ha) diterima,
Koefisien determinasi (R2) pada
intinya
mengukur
seberapa
artinya terdapat hubungan yang
jauh
berarti antara variabel bebas dengan
kemampuan model dalam menerangkan
variabel terikat.
variasi variabel. AdjustedR2 berati R2 sudah
disesuaikan dengan derajat bebas dari
masing-masing
jumlah
kuadrat
Uji Asumsi Klasik
yang
2
tercakup di dalam perhitungan AdjusteR .
2
Teknik analisis data yang digunakan
adalah model regresi berganda. Regresi
Untuk membandingkan dua R maka harus
berganda
dilakukan
untuk
menguji
mempertimbangkan banyaknya variabel X
pengaruh dari beberapa variabel bebas
yang ada dalam model.
terhadap satu variabel terikat, menurut
Sekaran (2006).
Pengujian F (F-test)
Pengujian
ini
dilakukan
untuk
Multikolinearitas
menguji pengaruh secara parsial antara
Sebelum dilakukan analisis data
variabel bebas terhadap variabel tidak
dengan menggunakan regresi berganda
bebas
maka
dengan
variabel
lain
dianggap
dilakukan
uji
multikolinearitas.
konstan, dengan asumsi jika signifikan nilai
Multikolinearitas adalah kejadian yang
t hitung yang dapat dilihat dari hasil analisa
menginformasikan
regresi menunjukkan kecil dari α = 5%
antara variabel bebas (X). Jika tidak terjadi
berate terdapat pengaruh antara variabel
korelasi dari variabel bebas maka tidak
dependen terhadap variabel independen.
terdapat masalah pada multikolinearitas.
terjadinya
hubungan
Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas
Kriteria pengujiannya adalah sebagai
dapat
dilihat
melalui
nilai
variance
berikut:
inflation factor (VIF) < 10 dan tolerance >
a. F hitung < F table
0.10
Untuk membandingkan dua R2 maka harus
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
mempertimbangkan banyaknya variabel X
yang ada pada model.
Hasil Estimasi Data
Berdasarkan hasil analisis regresi,
Nilai
AsjustedR2
0,144.
Sequare
maka dapat dilihat pengaruh Auditor
menunjukkan
Hal
ini
Internal, dan Etika Bisnis terhadap Prinsip-
mengidentifikasikan bahwa peran auditor
prinsip Good Corporate Governance.
internal, dan etika bisnis berpengaruh
terhadap GCG sebesar 14,4%, sedangkan
85,6% ditentukan oleh factor lain yang
Tabel 8 Koefisien Regresi Berganda
tidak terdeteksi dalam penelitian ini.
Unstandardize
Model
d
Collinearity
T
Sig
Statistic
Uji Parsial (Uji t-test)
Coefficients
B
1
Std.
Toler
Error
ance
menguji pengaruh secara parsial anatara
variabel bebas terhadap variabel tidak
21.264 6.598 3.223 .003
(Constant)
X1
.258
X2
.093
Pada pengujian ini dilakukan untuk
VIF
.097 2.659 .013 .943 1.060
.092 1.010 .321 .943 1.060
bebas
dengan
variabel
lain
dianggap
konstan, dengan asumsi jika signifikan nilai
t hitung yang dapat dilihat dari hasil analisa
Berdasarkan table diatas dapat dianalisis
regresi menunjukkan kecil α = 5% berate
model estimasi sebagai berikut:
terdapat pengaruh antara variabel dependen
Y=21,264+0,258x1+0,093x2
terhadap variabel independen.
Dimana:
Y = Pelaksanaan Prinsip-prinsip GCG
Pengaruh Auditor Internal terhadap
X1 = Auditor Internal
Prinsip-Prinsip
X2 = Etika Bisnis
Governance
Uji Koefisien Determinasi pada
mengukur
seberapa
Corporate
Berdasarkan hasil regresi diperoleh
Uji Koefisien Determinasi (R2)
intinya
Good
jauh
kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel terikat. AdjustedR2 berati
R2 sudah disesuaikan dengan derajat bebas
dari masing-masing jumlah kuadrat yang
tercakup di dalam perhitungan AdjustedR2..
nilai t-hitung untuk Auditor Internal adalah
sebesar 2,659 dan nilai signifikan untuk
variabel auditor internal sebesar 0,013,
dimana nilai sig kecil dari α (0,013 < 0,05).
Maka hipotesis pertama (H1) diterima yaitu
auditor internal berpengaruh signifikan
terhdap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG.
Pengaruh Etika Bisnis terhadap Prinsipprinsip Good Corporate Governance
sebesar
3,610 pada tingkat
signifikan 0,040. Sedangkan nilai
Berdasarkan hasil regresi diperoleh
nilai t-hitung untuk etika bisnis adalah
pada tingkat signifikan 0,05 adalah 1,410.
Hasil
pengolahan
sebesar 1,010 dan nilai signifikan untuk
>
data
menunjukkan
(Sig 0,040 < 0,05). Hal ini
variabel etika bisnis sebesar 0,321, dimana
menunjukkan bahwa persamaan regresi
nilai sig besar dari α (0,0321 > 0,05). Maka
yang diperoleh dapat diandalkan atau
hipotesis kedua (H2) ditolak yaitu etika
model yang digunakan sudah fix.
bisnis
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG.
Uji Asumsi Klasik
Multikolinearitas
Uji Model (Uji F-test)
Untuk mendeteksi terjadi / tidaknya
Uji F dilakukan untuk menguji
multikolinearitas dapat dilihat dari nilai
apakah secara serentak varibel independen
Varince
mampu menjelaskan variabel dependen
Multikolinearitas tidak terjadi jika nilai VIF
secara baik atau menguji apakah model
< 10 dan nilai tolerance > 0,1. Hasil
yang digunakan telah fix atau tidak.
pengujian asumsi multikolinearitas untuk
Patokan
varibel dapat dilihat berdasarkan nilai VIF
yang
digunakan
dengan
membandingkan nilai sig yang didapat
Uji
Collinearity
MultikolinearitasModel
Statistic
Tolerance
signifikan maka persamaan regresi yang
1.
diperoleh dapat diandalkan.
Tabel Uji F
(VIF).
Tabel Uji Multikolinearitas
dengan Ftabel.
Apabila nilai sig lebih kecil dari derajat
Factor
dan Tolerance pada table berikut:
dengan derajat signifikan α =0,005 dengan
membandingkan Fhitung
Infilation
VIF
X1
.943
1.060
X2
.943
1.060
Berdasarkan Tabel 4 diatas dapat
Sum of
Model
Squres
Df
Mean
1.
295.314
2
147.657
Regression
1186.186
29
40.903
Residual
1481.500
31
F
Sig
Squre
dilihat hasil perhitungan nilai VIF dan
Tolerance. Nilai VIF untuk variable peran
3.610
auditor internal (X1) sebesar 1,060 dengan
nilai tolerance sebesar 0,943, variable etika
Total
bisnis (X2) sebesar 1,060 dengan nilai
Dari hasil pengolahan data dengan
bantuan program SPSS diperoleh nilai
tolerance sebesar 0,943. Masing-masing
variable bebas tersebut memiliki nilai VIF
< 10 dan nilai tolerance > 0,1 sehingga
pelaksanaan
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
Corporate Governance (GCG). Jumlah
gejala
perusahaan yang dijadikan sampel dalam
multikokinearitas
antar
variable
bebas dan model ini layak digunakan dalam
prinsip-prinsip
Good
penelitian ini berjumlah 20 Bank.
analisi regresi berganda.
Setelah dilakukan pengujian maka
diperoleh hasil yang menyatakan bahwa
hipotesis 1 (H1) yaitu auditor internal
Uji Heterokedastisitas
tidak
Model regresi yang baik adalah
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
terjadi
pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Sehingga
heterokedasitisitas.Untuk
mendeteksi
adanya
gejala
dapat dikatakan bahwa hipotesis pertama
heterokedasitisitas dengan melihat ada
(H1)
diterima,
yaitu
auditor
internal
tidaknya pola tertentu pada grafik partial
berpengaruh
regression plot (scatter plot).
pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Hasil
signifikan
terhadap
penelitian ini didukung oleh teori menurut
Konsersium
Uji Heterokedastisitas
Organisasi
Profesi
Audit
Intern, dalam standar profesi audit intern
Scatterplot
Regression Studentized Residual
Dependent Variable: Y
menyatakan bahwa fungsi audit intern
berperan
2
dalam
meningkatkan
oleh
Guidance Task Force (GTF) 1999, yang
0
menyatakan bahwa audit intern membantu
organisasi
dalam
mencapai
tujuannya
-2
-2.5
0.0
dengan menerapkan pendekatan sistematis
2.5
Regression Standardized Predicted Value
dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan
pengolahan
perusahaan
(Corporate
Governace).
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Hipotesis 2 (H2) yaitu etika bisnis
tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap
Kesimpulan
pelaksanaan
Berdasarkan
empiris
yang
perhitungan
hasil
diperkuat
statistic,
penemuan
oleh
maka
hasil
penulis
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
Penelitian ini menguji tentang pengaruh
auditor internal, dan etika bisnis terhadap
prinsip-prinsip
GCG.
Sehingga dapat dikatakan hipotesis kedua
(H2) ditolak, yaitu etika bisnis tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
nilai
pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Temuan
ini tidak sejalan dengan teori menurut
Tjanger, 2003 yang menyatakan bahwa
etika bisnis meruppakan roh dan jiwa GCG,
c. Diharapkan
adanya
peningkatan
tanpa didasari oleh moral dan etika yang
kesadaran tentang moral dan etika
baik dari para pelaku bisnis, GCG akan
bisnis pada perusahaan.
sulit diwujudkan. Hasil penelitian ini juga
d. Untuk
mendorong
tercapainya
tidak sejalan dengan teori dalam tentang
GCG, auditor internal hendaklah
GCG, bahwa perusahaan yang memuat
meningkatkan
suatu pedoaman tentang perilaku etis yang
fungsi audit itern untuk memastikan
dasarnya memuat suatu pedoman tentang
kegiatan
perilaku etis yang pada dasarnya memuat
memberikan nilai tambah bagi Bank
nilai-nilai
yang bersangkutan.
etika
menjalankannya
berusaha
akan
dan
dalam
mengelola
fungsi
tersebut
mendukung
pengelolaan perusahaan secara baik.
DAFTAR PUSTAKA
ASX. 2003. Principles of Corporate
Saran
Adapun
saran-saran
yang
Governance and Best Practice
dapat
Recomendatons. Sydney: ASX
diberikan oleh penulis, yaitu:
Corporate GovernanceCouncil.
a. Penellitian ini hanya terbatas pada
variable auditor internal, dan etika
bisnis, yang menjelaskan kontribusi
variable
menjelaskan
independen
Bertens, K. 2000. Pengantar Etika Bisnis .
Yogyakarta: Kanisius.
dapat
varibel
dependen
adalah 19,9% dan sisanya sebesar
Bank Indonesia. 2008. Statistik Ekonomi
Keuangan Daerah BI, Volume VII,
80,1%. Dijelaskan oleh variable lain
Nomor 1, Pekanbaru.
yang tidak masuk dalam model
pnelitian ini.
b. Peneliti
pengamatan
independen
hanya
melakukan
dengan
2
dengan
variabel
penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
Nurhayati,
2009
variabel inependen.
berjumlah
4
Corporate Governance Perception Index.
2004.
Internalisasi GCG dalam Proses
Bisnis.
Melalui www.licg.ci.id diakses
tanggal 2 Januari 2009.
Daniri, Mas Achmad. 2005. Good
Corporate
Governance. Jakarta: RAI
Inodonesia
Sustantif dan Fungsional,
Yogyakarta: Penerbit Ekonisia.
Ekayani, Ninengah Seri dan Putra, Made
Pradana Adi. 2003. Persepsi
Akuntan
Melisa. 2007. Pengaruh Peran Pimpinan
Cabang dan Satuan Pengawas Intern
dan Mahasiswa Bali terhadap Etika
Terhadap Pelaksanaan Prinsip-
Bisnis. Simposium Naional
prinsip Good Corporate
Akuntansi VI. Hlm. 861-864
Governance. Skripsi. UNP
Fritzsche, David J. 2005. Business Ethich:
a
National Committee on Corporate
Governance. 2001. Indonesian Code
Global and managerial Perspektif.
New
for Good Corporate Governance.
Jakarta :NCCG.
York: McGraw-Hill.
FCGI. 2001. Seri Tata Kelola Perusahaan
(Corporate Governance): Corporate
Governance (Tata Kelola
Perusahaan). Jakarta:FCGI.
Gie, Kwik Kian. 2003. Kebijakan Ekonomi
Pemerintah RI:Tinjauan Etika
Nurhayati, 2009. Pengaruh Peran Direksi,
Peran
Auditor
Internal,
Pengungkapan
Prinsip
Informasi
Perusahaan Secara Transparan Dan
Etika Bisnis Terhadap Pelaksanaan
Prinsip-prinsip
Good
Corporate
Governance.
Bisnis. Melalui
www.bappenas.go.id diakses
tanggal 2 Januari 2009.
Keraf, A. Sonny. 1995. Etika Bisnis:
Membangun Citra Bisnis sebagai
Profesi Luhur. Yogyakarta:
Kanisius.
Muslich. 1998. Etika Bisnis: Pendekatan
OECD. 2004. Principles of Corporate
Governance. Paris OECD
Publication
Peraturan Bank Indonesia No.
8/4/PBI/2006
tentang pelaksanaan Good
Corporate
Governance pada Bank Umum,
tanggal 30 Januari 2006.
Download