PERAN AUDITOR INTERNAL, DAN ETIKA BISNIS TERHADAP PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (Studi Empiris Pada Kantor Cabang Bank Pemrintah dan Swasta di Kota Padang) JURNAL ILMIAH Disusun Oleh : Haryadi Putra 0710011311036 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2013 LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL Artikel Jurnal Dengan Judul PERAN AUDITOR INTERNAL, DAN ETIKA BISNIS TERHADAP PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (Studi Empiris Pada Kantor Cabang Bank Pemrintah dan Swasta di Kota Padang) Yang disusun oleh: Nama : Haryadi Putra NPM : 0710011311036 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi Bahwa artikel jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 26 Juli 2013 Padang, 25 Agustus 2013 Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2 Dr. Dwi Fitri Puspa S.E, M.Si, AK Fivi Anggraini S.E, M.Si, AK EFFECT THE ROLE OF INTERNAL AUDITORS, AND BUSINESS ETHICS TO THE IMPLEMENTATION OF THE PRINCIPLES OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE (Empirical Study of the Office of Government And Private Bank Branch In Padang City) Haryadi Putra Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta E-mail: [email protected] Dwi Fitri Puspa1, Fivi Anggraini1 Abstract This study aims to determine: 1) Effect of the role of the internal auditor of the implementation of the principles of good corporate governance, 2) influence of business ethics on the implementation of Principles of good corporate governance. Data collection methods used in this study a total sampling. Data were collected through questionnaires. While the sample is obtained from the Branch Manager and Internal Auditor who works in the Office of Government and Private Bank branch in the city of Padang. Questionnaires were distributed by 40 copies and can be analyzed as many as 32 copies (83.33%). Data were analyzed using Multiple Linear Regression and t test using SPSS. These results indicate that the Internal Auditor significantly influence the implementation of the principles of good corporate governance, business ethics otherwise significantly influence the implementation of the principles of good corporate governance. Keywords: Role of the Internal Auditor, Business Ethics, Good Corporate Governance A. Latar Belakang dalam mencapai tujuan perusahaan. Tujuan Good Corporate Governance sendiri yang ingin dicapai dari pelaksanaan Good diartikan sebagai suatu sistem atau Corporate Governance adalah (a) mengatur tercapainya sasaran yang telah ditetapkan, hubungan antara berbagai pihak yang (b) aktiva perusahaan dijaga dengan baik, berkepentingan terutama pemegang saham, (c) perusahaan menjalankan praktik-praktik dewan komisaris, dan direksi agar dapat bisnis yang sehat, (d) agar kegiatan- seperangkat aturan yang mencegah terjadinya kesalahan signifikan kegiatan perusahaan dilakukan secara transparan. internal bertanggung jawab memeriksa apakah ada perbuatan yang merugikan Untuk mewujudkan Good Corporate perseroan, kecurangan yang dilakukan oleh Governance tidak terlepas dari prinsip- karyawannya prinsip dasar pelaksanaan Good Corporate pegawai perseroan dengan cara yang Governance. Adapun prinsip-prinsip dasar melanggar hukum, serta memonitor proses tersebut yaitu Pertama, transparansi yaitu pengadilan yang sedang terjadi ataupun keterbukaan dalam melaksanakan proses yang ditunda serta yang menyangkut pengambilan keputusan dan keterbukaan masalah corporate governance dalam hal dalam mengemukakan informasi material mana perseroan menjadi salah satu pihak dan relevan mengenai perusahaan. Kedua, yang terkait didalamnya secara kontiniu. Ini kemandirian yaitu suatu keadaan dimana terkait dengan penerapan Good Corporate perusahaan dikelola secara profesional Governance yaitu untuk memaksimalkan tanpa dan nilai perusahaan dengan meningkatkan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas tidak sesuai dengan peraturan perundang- dan undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip profesional, transparan dan adil. benturan kepentingan korporasi yang sehat. Ketiga, akuntabilitas yaitu kejelasan fungsi pertanggungjawaban pelaksanaandan mendorong manipulasi pengelolaan terhadap secara Selain itu, etika bisnis juga mempunyai peran penting dalam pelaksanaan prinsip- sehingga prinsip Good Corporate Governance. Etika pengelolaan perusahaan terlaksana secara bisnis merupakan roh dan jiwa Good efektif. Corporate yaitu organ dan Keempat, kesesuaian pertanggungjawaban didalam Governance, karena dalam pengelolaan menjalankan bisnis tanpa didasari moral perusahaan terhadap peraturan perundang- dan etika yang baik dari para pelaku bisnis, undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik akan sulit korporasi. yaitu diwujudkan (Tjager, 2003:155).Etika bisnis keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi merupakan tata cara yang ideal dalam hak-hak timbul pengaturan dan pengelolaan bisnis yang dan peraturan memperhatikan norma dan moralitas yang yang berlaku berlaku secara ekonomi/sosial, dimana (Organization for Economic Cooperation penerapan norma dan moralitas ini dapat and Development) (dalam Tjager, 2003) menunjang maksud dan tujuan kegiatan Kelima, stakeholder berdasarkan perjanjian perundang-undangan kewajaran yang Dalam kaitannya dengan penerapan Good Corporate Governance, auditor bisnis (Muslich, 1998). Berdasarkan latar belakang yang telah menguraikan prinsip-prinsip Struktur Organisasi Perusahaan yang corporate governance dalam hubungannya bertujuan untuk mendorong dan dengan auditor internal, dan etika bisnis di mendukung pengembangan atas, pengelolaan sumber daya dan risiko secara dengan demikian good Nilai, Sistem, Proses Bisnis, Kebijakan dan perlu untuk perusahaan, melakukan penelitian mengenai “Peran lebih Auditor Internal, Dan Etika Bisnis pertanggungjawaban perusahaan kepada Terhadap pemegang saham dan stakeholders lainnya. Prinsip-Prinsip Good efisien, efektif dan Corporate Governance”. Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dibahas dalam Prinsip-prinsip penelitian ini adalah sebagai berikut: Governance (Wahyudin Zakarsyi) terhadap Prinsip-Prinsip Good Pelaksanaan lembaga kepercayaan, dalam melaksanakan Corporate kegiatan usahanya bank harus menganut prinsip Governance? b. Seberapa Bisnis besar pengaruh terhadap Prinsip-Prinsip Etika Pelaksanaan Good Corporate keterbukaan bank berdasarkan dan Menurut Sir Adrian Cadbury (1992) good corporate governance adalah upaya mengarahkan dan mengndalikan perusahaan agar terjadi keseimbngan kekuatan kewenagan diantara para pengelola perusahaan. Good Corporate Governance adalah suatu hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yang efektif yang bersumber dari Budaya Perusahaan, Etika, yang strategi bank sebagai akuntabilitas bank (accountability), berpegang pada prudential banking Good Corporate Governance ukuran-ukuran konsisten dengan corporate values, sasaran pencerminan B. TINJAUAN PUSTAKA (transparency), memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran usaha Governance? mendefenisikan Corporate Sebagai lembaga intermediasi dan a. Seberapa besar pengaruh Auditor Internal Good practices dan menjamin dilaksanakannya ketentuan yang berlaku sebagai wujud tanggung jawab bank (responsibility), objektif dan bebas dari tekanan pihak manapun dalam pengambilan keputusan senantiasa seluruh (indenpendency), memperhatikan stakeholders serta kepentingan berdasarkan kesetaraan dan kewajaran (fairness). azas Peran Auditor Internal tenaga professional yang disebut (Wahyudin agen yang lebih mengerti dalam Zakarsyi) yang Auditor internal memegang peranan menjalankan penting menurut organisasi dalam aktivitas-aktivitas perusahaan. Aktivitas audit internal dilakukan dalam kondisi dan budaya yang beragam. Dalam organisasi- bisnis sehari-hari, Wahyudin Zaskarsyi (2006). c. Bantuan Audit Internal dalam Audit Independen organisasi bervariasi baik dalam tujuan Komite Audit mendapatka bantuan maupun struktur, dan oleh orang didalam Audit atau diluar organisasi. menurut etik merupakan hal yang sangat terutama internal audit menurut Institute of Internal Auditor yang dikutip professional oleh Boynton (2001), dapat diterjemahkan menyangkut sebagai berikut: Internal Audit adalah pengendalian kegiatan konsultasi dan dan assurance yang yang dan proses tata kelola independen b. Keterkaitan Audit Internal dengan GCG Dalam Definisi dalam tugas manajemen resiko, Zakarsyi c. Bantuan Bagi profsi audit internal, kode pelaksanakan Wahyudin b. Bantuan pelaporan keuangan a. Kode Etik Auditor Internal diperlukan bentuk, a. Bantuan umum menurut Wahyudin Zakarsyi (2006) dan dalam (2006). Berikut ini adalah peran auditor internal penting Internal kaitannya dengan yang dirancang untuk meningkatkan nilai dan kegiatan operasi perusahaan. Internal membantu mencapai tujuannya implementasi GCG dapat dijelaskan organisasi implementasi GCG itu sendiri yang dengan cara melakukan pendekatan yang terait pula dengan Agency Theory. sistematis Dalam modern, mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan dari manajemen risiko, pengendalian, dan perusahaan banyak dipisahkan dari proses tata kelola (governance process). kepemilikan perusahaan. Hal ini H1: sejalan dengan Teori Agensi yang positif terhadap pelaksanaan prinsip- menekankan prinsip Good Corporate Governance. perekonomian manajemen perusahaan pengelolaan dan pentingnya pemilik menyerahkan perusahaan kepada untuk audit dan Auditor berdisiplin Internal dalam berpengaruh Etika Bisnis Menurut guna Muslich (1998) Etika bisnis merupakan mengenai tata cara yang ideal dalam pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara ekonomi / social dimana penetapan norma dan moralitas ini dapat menunjang maksud dan tujuan kegiatan binis. Dengan memberikan pembekalan kepada pemimpin perusahaan ketika setiap mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks. Lebih jauh ia mengatakan, “Most of us already have a good sense of what is right and what is wrong. We already know that is wrong to take action that put the lives other risk” demikian dapat disimpulkan bahwa etika bisnis merupakan tata cara bisnis yang sopan dan santun sehingga kehidupan bisnis menyenangkan dan saling menghormati, dengan kata lain ("Sebagian besar dari kita sudah memiliki rasa yang baik dari apa yang benar dan apa yang salah. Kita sudah tahu bahwa salah satu untuk mengambil tindakan yang menempatkan risiko kehidupan yang lain.") memelihara suasana yang menyenangkan, menimbulkan rasa saling menghargai, dan H2: Etika Bisnis berpengaruh positif perusahaan yang meyangkut moral, kontal terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip social, hak-hak dan kewajiban, prinsip- Good Corporate Governance prinsip dan aturan C. METODOLOGI PENELITIAN Prinsip Etika Bisnis (Bertens) Prinsip Etika Bisnis yang harus diperhatikan pelaku-pelaku bisnis di Metode Pengumpulan Data dan pnelitian ini Pengolahan Data Indonesia Data untuk Prinsip Otonomi dikumpulkan dengan cara menyebarkan Prinsip Kejujuran kuisioner pada Pimpinan Cabang dan Prinsip Keadilan Auditor Prinsip saling menguntungkan Kuisioner diberikan secara langsung ke Prinsip Integritas Moral alamat responden (Bank). Pengambilan Prinsip No Harm kuisioner dijemput secara langsung ke Bank Hill dan Jones (1998) Menyatakan bahwa etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar Internal sesuai pengembalian. yang dengan Dan menggunakan SPSS 11. bersangkutan. kesepakatan pengolahan data Metode Analisi dan Prosedur Pengujian Uji pendahuluan dilakukan pada 10 BUMN Statistik yang berada di kota padang.Untuk uji Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Auditor Internal, dan Etika Bisnis sebagai variabel mempengaruhi Independen Prinsip-prinsip validitas ini digunakan bantuan Software SPSS versi 11.0. yang Good Uji Reliabilitas Corporate Governance sebagai variael Uji reliabilitas adalah suatu dependen dapat dinyatakan dalam fungsi pengujian untuk mengetahui sejauh mana sebagai f(X1, hasil suatu pengukuran tetap konsisten, X2)………………………………………… apabila dilakukan pengukuran lebih dari ………………………………… satu terhadap gejala yang sama dengan berikut Y = Dengan metode statistic deskriptif, menggunakan alat ukur yang sama. selanjutnya fungsi diatas secara linear dapat Instrumen dikatakan reliabel (andal) jika dibentuk kepersamaan regresi, sehingga jawaban seseorang terhadap pernyataan fungsi adalah konsisten atau stabil dari waktu ke diatas dapat dituliskan persamaannya sebagai beriku: waktu. Untuk uji reliabilitas digunakan GCG = α + βAI+ βEB + e bantuan software SPSS versi 11.0. jika nilai Dimana: Cronbach Alpha lebih dari 0,60 maka GCG = Pelaksanaan prinsip-prinsip Good instrumen dikatakan reliabel (Sekaran, Corporate Governance (GCG) 2003). AI = Auditor Internal EB = Etika Bisnis α = Konstanta β = Koefisien regresi adalah model regresi berganda.Menurut e = Standar error Sekaran (2006) analisis regresi berganda Uji Asumsi Klasik Teknik analisis data yang digunakan dilakukan untuk menguji pengaruh dari beberapa variabel bebas terhadap satu Uji Instrumen Uji Validitas variabel Uji validitas ini menggambarkan dengan model regresi berganda maka harus bahwa pernyataan yang digunakan mampu dilakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik untuk mengungkapkan sesuatu yang akan agar perameter astimasi tidak biasa. diukur (valid). kuisioner Sebelum kepada dibagikannya responden, peneliti terlebih dahulu melakukan uji pendahuluan. terikat.Sebelum dilakukan uji Uji yang dilakukan adalah sebagai berikut: Uji Multikolinearitas Sebelum dilakukan analisis data Uji Normalitas Menurut Idris (2006), uji normalitas dengan menggunakan regresi berganda residual digunakan untuk menguji apakah maka dilakukan uji multikolinearitas. distribusi data mengikuti atau mendekati Multikolinearitas adalah kejadian yang distribusi normal. Data yang baik adalah menginformasikan data yang pola distribusinya normal. Uji antara variabel bebas (X). Jika tidak terjadi normalitas dapat dilakukan dengan metode korelasi dari variabel bebas maka tidak kolmogrov smirnov, dengan melihat nilai terdapat masalah pada multikolinearitas. signifikan pada 0,05. jika nilai signifikan Untuk yang dihasilkan > 0,05 maka berdistribusi multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai normal. variance inflation factor (VIF) < 10 dan terjadinya hubungan mendetekdsi adanya tolerance>0.10. Uji Heterokedastisitas Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedasitisitas.Untuk mendeteksi adanya Prosedur Pengujian Statistik Uji Koefisien Regresi (t-test) gejala Pemhujian ini dilakukan untuk heterokedasitisitas dengan melihat ada menguji pengaruh secara parsial antara tidaknya pola tertentu pada grafik partial variabel bebas terhadap variabel tidak regression bebas plot (scatter plot). Dasar pengambilan keputusannya adalah: dengan variabel lain dianggap konstan, dengan asumsi jika signifikan nilai a. Jika ada pola tertentu, seperti titik- t hitung yang dapat dilihat dari hasil analisa titik yang ada membentuk suatu regresi menunjukkan kecil dari α = 5% pola berarti terdapat pengaruh antara variabel tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heterokedasitisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak heterokedasitisitas. terjadi dependen terhadap variabel independen. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: a. t hitung < t table Hipotesa nol (Ho) diterima dan hipotesa alternative (Ha) ditolak, artinya tidak ada hubungan yang berarti antara variabel bebas dengan variabel terikat. b. t hitung > t table Hipotesa nol (Ho) diterima dan Hipotesa nol (Ho) ditolak dan hipotesa alternative (Ha) ditolak, hipotesa alternative (Ha) diterima, artinya tidak ada hubungan yang artinya terdapat hubungan yang berate berarti dengan variabel terikat. anatara variabel bebas dengan variabel terikat. anatara variabel bebas b. F hitung > F table Hipotesa nol (Ho) ditolak dan Koefisien Determinasi (R2) jipotesa alternative (Ha) diterima, Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa artinya terdapat hubungan yang jauh berarti antara variabel bebas dengan kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. variasi variabel. AdjustedR2 berati R2 sudah disesuaikan dengan derajat bebas dari masing-masing jumlah kuadrat Uji Asumsi Klasik yang 2 tercakup di dalam perhitungan AdjusteR . 2 Teknik analisis data yang digunakan adalah model regresi berganda. Regresi Untuk membandingkan dua R maka harus berganda dilakukan untuk menguji mempertimbangkan banyaknya variabel X pengaruh dari beberapa variabel bebas yang ada dalam model. terhadap satu variabel terikat, menurut Sekaran (2006). Pengujian F (F-test) Pengujian ini dilakukan untuk Multikolinearitas menguji pengaruh secara parsial antara Sebelum dilakukan analisis data variabel bebas terhadap variabel tidak dengan menggunakan regresi berganda bebas maka dengan variabel lain dianggap dilakukan uji multikolinearitas. konstan, dengan asumsi jika signifikan nilai Multikolinearitas adalah kejadian yang t hitung yang dapat dilihat dari hasil analisa menginformasikan regresi menunjukkan kecil dari α = 5% antara variabel bebas (X). Jika tidak terjadi berate terdapat pengaruh antara variabel korelasi dari variabel bebas maka tidak dependen terhadap variabel independen. terdapat masalah pada multikolinearitas. terjadinya hubungan Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas Kriteria pengujiannya adalah sebagai dapat dilihat melalui nilai variance berikut: inflation factor (VIF) < 10 dan tolerance > a. F hitung < F table 0.10 Untuk membandingkan dua R2 maka harus D. HASIL DAN PEMBAHASAN mempertimbangkan banyaknya variabel X yang ada pada model. Hasil Estimasi Data Berdasarkan hasil analisis regresi, Nilai AsjustedR2 0,144. Sequare maka dapat dilihat pengaruh Auditor menunjukkan Hal ini Internal, dan Etika Bisnis terhadap Prinsip- mengidentifikasikan bahwa peran auditor prinsip Good Corporate Governance. internal, dan etika bisnis berpengaruh terhadap GCG sebesar 14,4%, sedangkan 85,6% ditentukan oleh factor lain yang Tabel 8 Koefisien Regresi Berganda tidak terdeteksi dalam penelitian ini. Unstandardize Model d Collinearity T Sig Statistic Uji Parsial (Uji t-test) Coefficients B 1 Std. Toler Error ance menguji pengaruh secara parsial anatara variabel bebas terhadap variabel tidak 21.264 6.598 3.223 .003 (Constant) X1 .258 X2 .093 Pada pengujian ini dilakukan untuk VIF .097 2.659 .013 .943 1.060 .092 1.010 .321 .943 1.060 bebas dengan variabel lain dianggap konstan, dengan asumsi jika signifikan nilai t hitung yang dapat dilihat dari hasil analisa Berdasarkan table diatas dapat dianalisis regresi menunjukkan kecil α = 5% berate model estimasi sebagai berikut: terdapat pengaruh antara variabel dependen Y=21,264+0,258x1+0,093x2 terhadap variabel independen. Dimana: Y = Pelaksanaan Prinsip-prinsip GCG Pengaruh Auditor Internal terhadap X1 = Auditor Internal Prinsip-Prinsip X2 = Etika Bisnis Governance Uji Koefisien Determinasi pada mengukur seberapa Corporate Berdasarkan hasil regresi diperoleh Uji Koefisien Determinasi (R2) intinya Good jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. AdjustedR2 berati R2 sudah disesuaikan dengan derajat bebas dari masing-masing jumlah kuadrat yang tercakup di dalam perhitungan AdjustedR2.. nilai t-hitung untuk Auditor Internal adalah sebesar 2,659 dan nilai signifikan untuk variabel auditor internal sebesar 0,013, dimana nilai sig kecil dari α (0,013 < 0,05). Maka hipotesis pertama (H1) diterima yaitu auditor internal berpengaruh signifikan terhdap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Pengaruh Etika Bisnis terhadap Prinsipprinsip Good Corporate Governance sebesar 3,610 pada tingkat signifikan 0,040. Sedangkan nilai Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t-hitung untuk etika bisnis adalah pada tingkat signifikan 0,05 adalah 1,410. Hasil pengolahan sebesar 1,010 dan nilai signifikan untuk > data menunjukkan (Sig 0,040 < 0,05). Hal ini variabel etika bisnis sebesar 0,321, dimana menunjukkan bahwa persamaan regresi nilai sig besar dari α (0,0321 > 0,05). Maka yang diperoleh dapat diandalkan atau hipotesis kedua (H2) ditolak yaitu etika model yang digunakan sudah fix. bisnis tidak berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas Uji Model (Uji F-test) Untuk mendeteksi terjadi / tidaknya Uji F dilakukan untuk menguji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai apakah secara serentak varibel independen Varince mampu menjelaskan variabel dependen Multikolinearitas tidak terjadi jika nilai VIF secara baik atau menguji apakah model < 10 dan nilai tolerance > 0,1. Hasil yang digunakan telah fix atau tidak. pengujian asumsi multikolinearitas untuk Patokan varibel dapat dilihat berdasarkan nilai VIF yang digunakan dengan membandingkan nilai sig yang didapat Uji Collinearity MultikolinearitasModel Statistic Tolerance signifikan maka persamaan regresi yang 1. diperoleh dapat diandalkan. Tabel Uji F (VIF). Tabel Uji Multikolinearitas dengan Ftabel. Apabila nilai sig lebih kecil dari derajat Factor dan Tolerance pada table berikut: dengan derajat signifikan α =0,005 dengan membandingkan Fhitung Infilation VIF X1 .943 1.060 X2 .943 1.060 Berdasarkan Tabel 4 diatas dapat Sum of Model Squres Df Mean 1. 295.314 2 147.657 Regression 1186.186 29 40.903 Residual 1481.500 31 F Sig Squre dilihat hasil perhitungan nilai VIF dan Tolerance. Nilai VIF untuk variable peran 3.610 auditor internal (X1) sebesar 1,060 dengan nilai tolerance sebesar 0,943, variable etika Total bisnis (X2) sebesar 1,060 dengan nilai Dari hasil pengolahan data dengan bantuan program SPSS diperoleh nilai tolerance sebesar 0,943. Masing-masing variable bebas tersebut memiliki nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1 sehingga pelaksanaan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat Corporate Governance (GCG). Jumlah gejala perusahaan yang dijadikan sampel dalam multikokinearitas antar variable bebas dan model ini layak digunakan dalam prinsip-prinsip Good penelitian ini berjumlah 20 Bank. analisi regresi berganda. Setelah dilakukan pengujian maka diperoleh hasil yang menyatakan bahwa hipotesis 1 (H1) yaitu auditor internal Uji Heterokedastisitas tidak Model regresi yang baik adalah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap terjadi pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Sehingga heterokedasitisitas.Untuk mendeteksi adanya gejala dapat dikatakan bahwa hipotesis pertama heterokedasitisitas dengan melihat ada (H1) diterima, yaitu auditor internal tidaknya pola tertentu pada grafik partial berpengaruh regression plot (scatter plot). pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Hasil signifikan terhadap penelitian ini didukung oleh teori menurut Konsersium Uji Heterokedastisitas Organisasi Profesi Audit Intern, dalam standar profesi audit intern Scatterplot Regression Studentized Residual Dependent Variable: Y menyatakan bahwa fungsi audit intern berperan 2 dalam meningkatkan oleh Guidance Task Force (GTF) 1999, yang 0 menyatakan bahwa audit intern membantu organisasi dalam mencapai tujuannya -2 -2.5 0.0 dengan menerapkan pendekatan sistematis 2.5 Regression Standardized Predicted Value dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan pengolahan perusahaan (Corporate Governace). E. KESIMPULAN DAN SARAN Hipotesis 2 (H2) yaitu etika bisnis tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap Kesimpulan pelaksanaan Berdasarkan empiris yang perhitungan hasil diperkuat statistic, penemuan oleh maka hasil penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: Penelitian ini menguji tentang pengaruh auditor internal, dan etika bisnis terhadap prinsip-prinsip GCG. Sehingga dapat dikatakan hipotesis kedua (H2) ditolak, yaitu etika bisnis tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Temuan ini tidak sejalan dengan teori menurut Tjanger, 2003 yang menyatakan bahwa etika bisnis meruppakan roh dan jiwa GCG, c. Diharapkan adanya peningkatan tanpa didasari oleh moral dan etika yang kesadaran tentang moral dan etika baik dari para pelaku bisnis, GCG akan bisnis pada perusahaan. sulit diwujudkan. Hasil penelitian ini juga d. Untuk mendorong tercapainya tidak sejalan dengan teori dalam tentang GCG, auditor internal hendaklah GCG, bahwa perusahaan yang memuat meningkatkan suatu pedoaman tentang perilaku etis yang fungsi audit itern untuk memastikan dasarnya memuat suatu pedoman tentang kegiatan perilaku etis yang pada dasarnya memuat memberikan nilai tambah bagi Bank nilai-nilai yang bersangkutan. etika menjalankannya berusaha akan dan dalam mengelola fungsi tersebut mendukung pengelolaan perusahaan secara baik. DAFTAR PUSTAKA ASX. 2003. Principles of Corporate Saran Adapun saran-saran yang Governance and Best Practice dapat Recomendatons. Sydney: ASX diberikan oleh penulis, yaitu: Corporate GovernanceCouncil. a. Penellitian ini hanya terbatas pada variable auditor internal, dan etika bisnis, yang menjelaskan kontribusi variable menjelaskan independen Bertens, K. 2000. Pengantar Etika Bisnis . Yogyakarta: Kanisius. dapat varibel dependen adalah 19,9% dan sisanya sebesar Bank Indonesia. 2008. Statistik Ekonomi Keuangan Daerah BI, Volume VII, 80,1%. Dijelaskan oleh variable lain Nomor 1, Pekanbaru. yang tidak masuk dalam model pnelitian ini. b. Peneliti pengamatan independen hanya melakukan dengan 2 dengan variabel penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurhayati, 2009 variabel inependen. berjumlah 4 Corporate Governance Perception Index. 2004. Internalisasi GCG dalam Proses Bisnis. Melalui www.licg.ci.id diakses tanggal 2 Januari 2009. Daniri, Mas Achmad. 2005. Good Corporate Governance. Jakarta: RAI Inodonesia Sustantif dan Fungsional, Yogyakarta: Penerbit Ekonisia. Ekayani, Ninengah Seri dan Putra, Made Pradana Adi. 2003. Persepsi Akuntan Melisa. 2007. Pengaruh Peran Pimpinan Cabang dan Satuan Pengawas Intern dan Mahasiswa Bali terhadap Etika Terhadap Pelaksanaan Prinsip- Bisnis. Simposium Naional prinsip Good Corporate Akuntansi VI. Hlm. 861-864 Governance. Skripsi. UNP Fritzsche, David J. 2005. Business Ethich: a National Committee on Corporate Governance. 2001. Indonesian Code Global and managerial Perspektif. New for Good Corporate Governance. Jakarta :NCCG. York: McGraw-Hill. FCGI. 2001. Seri Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance): Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan). Jakarta:FCGI. Gie, Kwik Kian. 2003. Kebijakan Ekonomi Pemerintah RI:Tinjauan Etika Nurhayati, 2009. Pengaruh Peran Direksi, Peran Auditor Internal, Pengungkapan Prinsip Informasi Perusahaan Secara Transparan Dan Etika Bisnis Terhadap Pelaksanaan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Bisnis. Melalui www.bappenas.go.id diakses tanggal 2 Januari 2009. Keraf, A. Sonny. 1995. Etika Bisnis: Membangun Citra Bisnis sebagai Profesi Luhur. Yogyakarta: Kanisius. Muslich. 1998. Etika Bisnis: Pendekatan OECD. 2004. Principles of Corporate Governance. Paris OECD Publication Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance pada Bank Umum, tanggal 30 Januari 2006.