PENGARUH KEPUASAAN CITRA TUBUH TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ORANG YANG MENGIKUTI FITNES CENTER SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Oleh : JULHAIRMAN AGUNG NUGRAHA 105070002287 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M Motto “Kepercayaan diri sejati tidak ada kaitannya dengan kehidupan lahiriah. Ia terbentuk bukan dari yang di perbuat, namun dari keyakinan diri, bahwa yang di hasilkan memang berada dalam batas-batas kemampuan dan keinginan pribadi” (Barbara De Angelis, Tahun 2003). Persembahan iv Illahi Rabbi Dibawah kemurahan-Mu kupersembahakan karya ini untuk menggapai anugerah-Mu dan Kekasih-Mu Muhammad saw, yang kucinta Orangtuaku, Keluargaku, Calon Istriku, Calon anak-anakku dan Sahabat setiaku ABSTRAK v (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2010 (C) Julhairman Agung Nugraha (D) Pengaruh Kepuasaan Citra Tubuh Terhadap Kepercayaan Diri Orang Yang Mengikuti Fitness Center (E) xvii + 85 halaman (F) Bentuk tubuh manusia merupakan representasi diri yang pertama dan paling mudah terlihat. Hal ini menyebabkan orang kemudian terdorong untuk memiliki tubuh yang ideal. Tolak ukur yang paling sering digunakan oleh para pria untuk menilai bentuk tubuh yang ideal yaitu dapat terlihat dari ketika mereka menampilkan fisik yang sehat, atletis, besarnya otot tubuh dan bentuk perut yang six pack. Jika membicarakan bentuk tubuh maka, hal ini sejalan dengan kepada kepuasan terhadap citra tubuh. Citra tubuh adalah gambaran mental yang dimiliki seseorang tentang tubuhnya yang meliputi pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, penilaan-penilaan, sensasi-sensasi, kesadaran, dan perilaku yang terkait dengan tubuhnya citra tubuh yang sehat ditandai oleh adanya gambaran mental yang akurat tentang tubuh dan perasaan-perasaan, penaksiran, serta relasi dengan tubuh yang positif dan percaya diri. Seseorang yang percaya diri akan lebih mampu mengembangkan potensi dan aktualisasi diri daripada individu yang kurang percaya diri. Setiap orang pasti pernah merasa tidak puas dengan penampilannya, sehingga berusaha untuk bisa tampil jauh lebih baik. Penampilan bentuk tubuh yang bagus dan ideal merupakan impian banyak pria yang mengikuti fitnes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kepuasaan Citra Tubuh Terhadap Kepercayaan Diri Orang Yang Mengikuti Fitness Center. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode teknik pengolahan dan analisa data dilakukan dengan analisa statistik Product Moment Pearson. Penelitian dilaksanakan di Tempat Olah Raga Fitnes dan Aerobic “Ram Boe Born to Sport” dengan teknik purposive sample. Instrumen pengumpul data yang digunakan adalah skala model Likert. Uji coba vi terhadap instrumen kepercayaan diri menghasilkan nilai α(alpha)0.8516 dengan nilai r tabel 0.361 taraf signifikansi 5 %. Seluruh item valid digunakan sebagai alat ukur penelitian. Sedangkan instrumen kepuasan citra tubuh menghasilkan nilai α(alpha)0.8203 dengan nilai r tabel 0.361 taraf signifikansi 5 %. Seluruh item valid digunakan sebagai alat ukur penelitian. Hasil penghitungan uji hipotesis menghasilkan nilai r hitung0.369. Sementara nilai r table dengan n 70 taraf signifikansi 5% adalah 0.235. Dengan nilai r hitung (0.369) > r table (0.235), maka hipotesis nihil (H0) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepuasan Citra Tubuh dan Kepercayaan Diri ditolak. Dengan demikian hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepuasan Citra Tubuh dan Kepercayaan Diri diterima. Arah pengaruh yang didapat adalah positif yang bermakna bahwa semakin baik kepuasan citra tubuh seseorang akan meningkatkan kepercayaan dirinya. Disarankan kepada peneliti yang akan melakukan penelitian yang sama sebaiknya melakukan penelitian ditempat fitnes yang lebih banyak lagi dan semple yang bervariasi jenis kelaminnya dan menambah lebih banyak sampel yang digunakan dalam penelitian. (G) Bahan Bacaan : 17buku, 4 jurnal, 3 majalah, 6 situs internet (dari tahun 1996- 2010). KATA PENGANTAR vii Bismillahirrahmaanirrahiim Assalammu`alaikum Wr. Wb Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kepuasaan Citra Tubuh Terhadap Kepercayaan Diri Orang Yang Mengikuti Fitnes Center”. Salawat serta salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala perjuangannya sehingga kita dapat merasakan indahnya hidup di bawah naungan Islam. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari bantuan berbagai pihak. Alhamdulillah dengan keikhlasan dan bantuan dari berbagai pihak, sudah sepantasnya penulis haturkan setiap butir terima kasih kepada : 1. Jahja Umar, Ph.D Dekan Fakultas Psikologi, beserta jajarannya di Fakultas Psikologi yang telah memberikan banyak hal untuk penulis jadikan sebagai bekal kehidupan. 2. Prof. Hamdan Yasun, M.Si. dan Liany Luzvinda, S.Psi, M.Si dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II yang telah banyak membimbing dan membagi ilmunya kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini. 3. Seluruh Dosen khususnya kepada Bapak Abdul Rahman Shaleh, M.Si. dosen pembimbing seminar proposal skripsi atas segala arahan dan motivasinya kepada penulis. Staff Administrasi dan Tata Usaha viii 4. Seluruh keluarga besar khusunya kepada Bapak Omat Zaenal dan Ibu Nyai Maesaroh, orang tuaku yang baik atas kasih sayang, kesabaran, dan pelajaran tentang kehidupan yang kalian berikan. Kesederhanaan dan perjuangan kalian membuat aku mengerti arti hidup ini. Semoga aku bisa menjadi bekal agar kalian bisa bertemu-Nya. Tidak ada yang bisa aku balas atas segala yang Ayah dan Ibu berikan, selain bakti dan doa setulus hati semoga Allah meridhai segala yang telah kalian lakukan. Adiku-adiku Fazrul faisal aziz, Muhammad Daffa Al-Ghifary dan Yuli. Aku berharap karya ini bisa menjadi salah satu sumber inspirasi bagi kehidupanmu nanti. 5. Sahabat-sahabat SDN II Pondok Ranji, MTS Jami Yatulkhoir, SMA Kartika Bintaro, Psikologi UIN Reguler 2005, Raya Al-Aulia, Fitnes Ram Boe Born to Sport teman ku yang lain Imam, Habibi, Dimas,Taufik,Bayu, Iqbal,Krisna, Rizal, Latif, Lutfi, Haryanto, Panji,Teguh. Terima kasih kalian benar-benar menjadi warna dalam hidupku. May our friendship last forever. Dan Pihak-pikah lain yang tidak disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan baik berupa moral maupun materil. 6. Nama terakhir yang kusebut Fitria Kusuma Wardhani menjadi sebuah doa semoga ia menjadi pendamping dalam hidup dunia-akhirat ku. 7. Semoga Allah memberikan pahala yang tak henti-hentinya, sebagai balasan atas segala kebaikan dan bantuan yang telah di berikan. Harapan penulis, semoga skripsi ini memberi manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pihak yang terkait. Ciputat, 22 April 2010 Penulis ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................i HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii MOTTO .......................................................................................................................iv ABSTRAKSI ..............................................................................................................vi KATA PENGANTAR ..............................................................................................vii DAFTAR ISI ..............................................................................................................xi DAFTAR TABEL ....................................................................................................xv DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................xvi DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xvii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah .................................................1 1.2 Identifikasi Masalah .......................................................10 1.3 Pembatasan Masalah....................................................10 1.4 Rumusan Masalah.........................................................10 1.5 Tujuan Penelitian ..........................................................11 1.6 Manfaat Penelitian ............................................. ..........11 1.7 Sistematika Penulisan ...................................................12 x BAB 2 KAJIAN TEORI 2.1 Kepercayaan Diri...........................................................13 2.1.1 Pengertian Kepercayaan Diri..............................15 2.1.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kepercayaan Diri.................................................................................19 2.1.3 Jenis-jenis Kepercayaan Diri..............................19 2.1.4 Ciri-ciri Kepercayaan Diri ....................................21 2.1.5 Prinsip-prinsip Kepercayaan Diri ........................24 2.1.6 Memupuk kepercayaan Diri.................................27 2.2 Kepuasaan Citra Tubuh.................................................31 2.2.1 Pengertian Kepuasaan Citra Tubuh....................31 2.2.2 Komponen Citra Tubuh.......................................33 2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasaan Citra Tubuh........... .........................................................34 2.3 Olah Raga Fitnes ..........................................................39 2.3.1 Pengertian Fitnes................................................39 BAB 3 2.4 Kerangka Berpikir...........................................................40 2.5 Hipotesis........................................................................42 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian...................................43 xi 3.1.1 Jenis Penelitian...................................................45 3.1.2 Pendekatan Penelitian........................................46 3.2 Definisi Variabel Penelitian..........................................................................48 3.2.1 Devinisi Konseptual.............................................48 3.2.2 Devinisi Operasional...........................................49 3.3 Pengambilan Sampel dan Karakteristik Responden........50 3.3.1 Populasi .............................................................50 3.3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .........50 3.3.3 Karakteristik Responden.....................................51 3.4 Metode dan Instrumen Penelitian..................................53 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data .................................53 3.4.2 Instrumen Penelitian ...........................................54 3.5 Uji Coba Istrumen Penelitian..........................................58 3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data...........................59 3.7 Analisis Regresi ............................................................60 3.7.1 Pengertian Regresi dan Tujuan Regresi..........60 3.7.2 Hakikat Regresi...................................................63 3.8 Prosedur Penelitian.......................................................65 xii 3.8.1 Tahap Persiapan.................................................65 3.8.2 Tahap Pelaksanaan.............................................65 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Responden ......................................66 4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Taraf Usia Di Setiap Wilayah..............................68 4.1.2 Kepuasaan Citra Tubuh Pada Seluruh Responden..........................................................69 4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Kepercayaan Diri..........................70 4.2 Uji Persyaratan ..............................................................71 4.2.1 Uji Normalitas .....................................................72 BAB 5 4.3 Uji Hipotesis ...................................................................74 4.4 Uji Regresi......................................................................76 KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN 5.1 Kesimpulan ....................................................................77 5.2 Diskusi ...........................................................................78 5.3 Saran .............................................................................82 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Bobot masing-masing jawaban pada setiap item.....................54 Tabel 3.2 Blue Print Kepercayaan Diri......................................................56 Tabel 3.3 Blue Print Komponen Citra Tubuh............................................57 Tabel 3.4 Revisi Blue Print Kepercayaan Diri...........................................61 Tabel 3.5 Revisi Blue Print Kepuasaan Citra Tubuh ...............................62 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Taraf Usia....................68 Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Kepuasaan Citra Tubuh..............................69 Tabel 4.3 Hasil Kategori Kepercayaan Diri...............................................71 Tabel 4.4 Hasil Tests Of Normality...........................................................73 Tabel 4.5 Hasil Kolerasi Teknik Pearson’s product..................................75 Tabel 4.6 Uji Korelasi Descriptive Statistic................................................76 Tabel 4.7 Hasil Regresi Model Summary.................................................77 Tabel 4.8 Hasil Uji Linearitas (Anova).......................................................77 Tabel 4.9 Hasil Coefficients (a).................................................................78 xiv DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Kategori Kepuasaan Citra Tubuh..............................................70 Gambar 2 Kategori Kepercayaan Diri........................................................71 Gambar 3 Gambar Q.Q Plot Kepuasaan Citra Tubuh...............................74 Gambar 3 Gambar Q.Q Plot Kepercayaan Diri..........................................74 xv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Uji Reliability dan Validitas Kepuasan Citra Tubuh..........86 Lampiran 2 Hasil Uji Reliability dan Validitas Kepercayaan Diri..................87 Lampiran 3 Angket Penelitian......................................................................88 Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas...................................................................90 Lampiran 5 Uji Korelasi................................................................................92 Lampiran 6 Hasil Uji Regresi.......................................................................93 xvi HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERKAWINAN PADA PRIA YANG BELUM BEKERJA DI TANGERANG SELATAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Di Susun Oleh Fitria Kusuma Wardhani NIM :205070000494 FAKULTAS PSIKOLOGI NON REGULER UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 PENGARUH KEPUASAAN CITRA TUBUH TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ORANG YANG MENGIKUTI FITNESS CENTER SKRIPSI Skripsi diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar sarjana Psikologi Oleh: Julhairman Agung Nugraha NIM:105070002287 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Prof. Hamdan Yasun, M.Si Liany Luzvinda, S.Psi, M.Si NIP. 130351146 NIP. 150 411 152 Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1431 H/2010 M i PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul PENGARUH KEPUASAAN CITRA TUBUH TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ORANG YANG MENGIKUTI FITNESS CENTER telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 4 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi. Jakarta,4 Juni 2010 SIDANG MUNAQASYAH Dekan/Ketua Merangkap Anggota Pembantu Dekan/Sekretaris Merangkap Anggota Jahja Umar, Ph.D NIP. 130 885 522 Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP. 19561223 198303 2001 Anggota : Penguji I Penguji II Neneng Tati Sumiati, M.Si, P.Si NIP. 150 300 679 Prof. Hamdan Yasun, M.Si NIP. 130 351 146 Pembimbing I Pembimbing II Prof. Hamdan Yasun, M.Si NIP. 130 351 146 Liany Luzvinda, S.Psi, M.Si NIP. 150 411 152 ii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya hidup di daerah perkotaan yang penuh dengan junk food dan kurang olahraga menyebabkan banyaknya keluhan tentang kesehatan dan berat badan. Dimulai dari kegiatan yang hanya banyak duduk, kurang gerak dan gemar makan makanan cepat saji ataupun yang gurih dan berminyak belum lagi aktivitas sehari-hari yang mengharuskan pergi pagi pulang malam kadang kala menyebabkan kita tidak dapat menyisihkan waktu luang untuk berolahraga misalnya jogging dipagi hari atau sore hari (Barry Sears 2009). Dengan keadaan yang seperti itu, maka tidaklah heran bila kemudian fitness center mulai berkembang di tengah-tengah gaya hidup perkotaan. Bermacam-macam tujuan untuk datang ke fitness center. ada yang ingin bugar, ingin sedikit lebih gemuk, ingin kurus, dan ingin mendapatkan bentuk tubuh yang ideal (Barry Sears 2009). Bila kita telisik lebih jauh, banyak sekali manfaat fitness. Semakin bertambahnya usia, ketahanan tubuh akan semakin berkurang. Fitnes adalah gaya hidup yang melibatkan unsur latihan (beban dan aerobic), 1 2 pengaturan pola makan (diet), dan istirahat dalam kadar yang proporsional. Jika kita lihat lebih jauh manfaat yang bisa didapatkan dari menjalankan fitness adalah rasa percaya diri yang lebih baik lagi. Kulit terasa lebih kencang, halus dan sehat karena keringat yang membawa racun-racun didalam tubuh keluar melalui pori-pori (Barry Sears 2009). Kadar lemak tubuh yang telah berkurang membantu untuk membakar kalori lebih tinggi sepanjang hari. Selain manfaat visual tubuh yang lebih kencang dan postur yang terjaga baik, gaya hidup fitnes juga bisa membantu kita menghemat budget pakaian.Tidak perlu lagi kita harus membeli pakaian baru setiap kali perut dan pinggul membesar. Karena dengan badan yang lebih bagus, pakaian yang sederhana pun terlihat jauh lebih pas untuk penampilan yang baik (Barry Sears 2009). Menurut Norman K (dalam Reps, 2005) fitnes ternyata punya dampak bagi kesehatan mental. Banyak penelitian menunjukkan, jika seseorang yang mengikuti fitness justru mengalami peningkatan mood, meskipun hanya olahraga dalam waktu singkat saja. Masih menurut Norman K (dalam Reps, 2005) fitness juga bisa meningkatkan intelegensi. Penelitian menemukan, fitness bisa meningkatkan fungsi intelektual, ingatan, dan imajinasi. Selain itu fitness juga terbukti dapat menurunkan banyak simptom fisik akibat stres, beberapa diantaranya lebih efektif 3 ketimbangan obat medis. Kemampuan fitness menurunkan tekanan darah lebih baik dari obat penenang. Fitness bisa menurunkan detak jantung serta tekanan darah dengan begitu semua efek negatif stress fisik akibat kedua hal tersebut bisa diatasi (Norman K dalam Reps, 2005). Seiring berjalannya waktu, fitness juga mampu menaikkan mood, sehingga mampu mengurangi stres pada individu. Karena fitness bisa mengendalikan emosi. Psikoterapi, jika digabungkan dengan fitness, bisa menjadi kombinasi yang efektif. Psikoterapi dalam fitness berguna untuk melawan depresi. Depresi bisa terjadi karena beberapa hal: kimiawi, situasi, rasa percaya diri yang rendah dan merasa tidak berharga (PattiBritton 2007). Bahkan, penelitian juga mencatat kalau anti-depresi terefektif adalah kombinasi fitness dan psikoterapi. Selain itu fitness juga tidak mengenal rentan usia artinya fitnes dapat dilakukan oleh remaja maupun usia dewasa. Jurnal American Journal of Sports & Medicine (Febe Ida S 2009) suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui aman tidaknya latihan beban bagi 18 anak lelaki berusia 8 thn. Kedelapan belas anak ini menjalani suatu program latihan selama 14 minggu sebanyak 3 kali sesi latihan per minggu dan selama 45 menit tiap sesinya. 4 Dan hasilnya adalah program latihan tersebut tidak menimbulkan efek cedera apapun dan tidak mempengaruhi kesehatan tulang, otot atau organ-organ tubuh yang penting lainnya (Febe Ida S 2009). Selain penelitian tersebut, banyak penelitian dari para ilmuwan yang menyimpulklan hal yang sama, yaitu dalam program latihan jangka panjang atau pendek, fitness di usia belia sama sekali tidak menghambat pertumbuhan, asal dilakukan dengan pengawasan dari orang tua, menggunakan beban yang sesuai dengan kekuatan sang anak, dan frekuensi latihan yang tidak terlalu membuat lelah, olahraga beban justru ikut menjaga kesehatan, daya tahan, stamina dan bentuk tubuh (Febe Ida S 2009). Jika membicarakan mengenai fitness tak dapat dipungkiri bahwa hal itu terkait dengan yang namanya bentuk tubuh( Body Image). Bentuk tubuh manusia merupakan representasi diri yang pertama dan paling mudah terlihat. Hal ini menyebabkan orang kemudian terdorong untuk memiliki tubuh yang ideal (Breakey ,1997). Bentuk tubuh yang ideal pada diri seseorang bukan dilihat dari gemuk atau kurusnya tubuh orang tersebut. Pernyataan ini didukung oleh sebuah penelitian yaitu National Institute on Aging ( dalam Men’s Health, 2004) dengan sampel penelitian para pria. Hasil dalam penenlitian tersebut menyimpulkan bahwa pria yang bertubuh kurus tetapi tidak bugar justru memiliki resiko kematian akibat penyakit 5 jantung yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pria gemuk yang rutin berolah raga. Tubuh kurus bukan jaminan kesehatan dan yang lebih utamanya adalah tubuh yang bugar itu lebih menentukan panjang usianya seseorang (Men’s Health, 2004). Statistik akibat kegemukan menjelaskan bahwa di Amerika Serikat (dalam Adiraga, 2006)menunjukan bahwa angka kematian akibat kegemukan mencapai 300.000 jiwa per tahunnya atau 822 jiwa meninggal setiap hari, 34 kematian setiap jam, 1 nyawa setiap 2 menit yang meninggal akibat dari kegemukan (Adiraga, 2006). Data tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Anderson dan Domenico (dalam Polivy & McFarlane, 1998) yang dikutip oleh Sukamto (2006) menemukan bahwa majalah-majalah remaja dan dewasa memuat 10,5 kali lebih banyak iklan dan artikel yang mempromosikan penurunan berat badan daripada majalah-majalah yang seluruhnya berisi saran-saran tentang diet dan pembentukan tubuh. Berdasarkan fenomena yang ada sekarang, Penelitian Esther (dalam Sukamto, 2006) pada mahasiswa menemukan bahwa 62% subjek penelitian ingin menurunkan berat badan setelah menonton acara peragaan busana dan penampilan para artis di televisi. Para remaja dan orang dewasa melaporkan bahwa mereka merasa lebih depresi, stres, 6 bersalah, malu, tidak aman, dan tidak puas terhadap tubuh mereka (Polivy & Mcfarlane,1998). Tolak ukur yang paling sering digunakan oleh para pria untuk menilai bentuk tubuh yang ideal yaitu dapat terlihat dari ketika mereka menampilkan fisik yang sehat, atletis, besarnya otot tubuh dan bentuk perut yang six pack. Dalam sebuah studi penelitian di Amerika Serikat yang melibatkan seribu pria menghasilkan data, lebih dari 50 % pria mengakui ketidak bahagiaan dengan tubuh mereka, dan 40 % pria mengakui ingin melakukan ‘chest implants’ atau operasi penambahan otot di bagian dada, sehingga mereka bisa mendapatkan otot-otot dada (pectoral)yangsempurna (Senda Casillas 2008). Berdasarkan data-data yang telah dijelaskan diatas terungkap bahwa bentuk tubuh seseorang bukan diukur dari gemuk atau kurusnya tubuh, melainkan dilihat dari sehat atau tidaknya tubuh tersebut. Jika membicarakan bentuk tubuh maka, hal ini sejalan dengan kepada kepuasan terhadap citra tubuh. Menurut Melliana (2006) citra tubuh merupakan fondasi dasar dari keseluruhan kepribadian manusia. Memiliki Citra tubuh yang positif itu sangat penting bagi kesehatan dan rasa percaya diri. Citra tubuh yang positif adalah komponen rasa percaya diri, yang sangat berpengaruh pada kehidupan pribadi seseorang. 7 (PattiBritton 2007). Citra tubuh atau body image atau body concenpt (konsep tubuh atau gambaran tubuh) adalah ide seseorang mengenai penampilan badannya di hadapan orang lain. Kadang dimasukkan pula konsep mengenai fungsi tubuhnya (Chaplin, 2000). Menurut Rice (dalam Sukamto 2006), citra tubuh adalah gambaran mental yang dimiliki seseorang tentang tubuhnya yang meliputi pikiran-pikiran, perasaanperasaan, penilaan-penilaan, sensasi-sensasi, kesadaran, dan perilaku yang terkait dengan tubuhnya. Citra tubuh merupakan suatu pengalaman yang individual seseorang tentang tubuhnya. Menurut Rosen (dalam Sukamto, 2006), citra tubuh dapat berubah walaupun penampilan fisik tidak berubah. Citra tubuh merupakan sebuah konsep psikologis yang bersifat subjektif, sehingga konsep ini sebenarnya tidak tergantung pada penampilan fisik. Jadi seseorang yang telah berhasil menurunkan berat badanya atau menjadi lebih cantik mungkin masih memiliki citra tubuh yang negatif. Rice (dalam Sukamto, 2006) menjelaskan bahwa citra tubuh yang sehat atau positif ditandai oleh adanya gambaran mental yang akurat tentang tubuh dan perasaan-perasaan, penaksiran, serta relasi dengan tubuh yang positif dan percaya diri. Olah raga fitness juga mampu membuat seseorang menjadi lebih menghargai diri sendiri, membuat seseorang menjadi lebih sehat dan lebih aktif. 8 Mempunyai mobilitas fisik tinggi (mampu menggerakkan tubuhnya sesuai kemauan tanpa hambatan lelah) bisa melahirkan rasa percaya diri dan kenikmatan yang tak pernah dirasakan kebanyakan orang yang jarang, malas, atau tidak pernah olahraga. Jika dikaji lebih mendalam tentang citra tubuh dan kepercayaan diri hal ini sejalan searah dengan hasil laporan penelitian The U.S. Surgeon General (dalam Reps, Juni 2005) yang menyebutkan berbagai alasan seseorang untuk mengikuti fitness diantaranya fitness mampu meningkatkan optimisme,daya tahan psikologis, dan kepositifan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah spirit emosional kemampuan rileks di situasi stres citra diri dan kepercayaan diri. Dengan kata lain, bentuk tubuh seseorang itu berkaitan dengan kepercayaan diri-nya. Kepercayaan diri sangat dibutuhkan didalam kehidupan manusia. Pada era globalisasi saat ini banyak sekali hal yang mempengaruhi kehidupan manusia, baik yang positif maupun yang negatif. Manusia dituntut untuk bisa mengambil keputusan sendiri, mampu mengatasi setiap rintangan yang terjadi. Manusia dituntut untuk bertindak dan berfikir secara kritis, tidak mudah putus asa, dan bertanggung jawab yang didasari oleh kepercayaan diri yang tinggi (Apollo, 2005). Lauster (dalam Apollo, 2005), mengemukakan bahwa kepercayaan diri adalah suatu sikap atau perasan yakin atas kemampuan sendiri, sehingga 9 individu dapat memilih hal-hal yang disukainya, tidak terlalu cemas dalam melakukan tindakan-tindakannya dan bertanggung jawab atas perbuatannya. Seseorang yang kurang percaya diri seringkali merasa takut dan khawatir didalam menyampaikan gagasannya, ragu-ragu dalam menentukan pilihannya, dan seringkali membandingkan dirinya dengan orang lain serta pesimis dalam mengahadapi tantangan (Lauster, dalam Apollo, 2006). Burns (1993) yang dikutip oleh Apollo (2006) menambahkan bahwa seseorang yang percaya diri akan lebih mampu mengembangkan potensi dan aktualisasi diri daripada individu yang kurang percaya diri. Setiap orang pasti pernah merasa tidak puas dengan penampilannya, sehingga berusaha untuk bisa tampil jauh lebih baik. Penampilan bentuk tubuh yang bagus dan ideal merupakan impian banyak pria yang mengikuti fitness. Oleh sebab itulah penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih jauh dan mendalam mengenai mengenai ”PENGARUH KEPUASAN CITRA TUBUH TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ORANG YANG MENGIKUTI FITNESS CENTER”. 10 1.2 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah pokok yang akan diketahui dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Kepercayaan Diri merupakan suatu sikap atau perasan yakin atas kemampuan sendiri, sehingga individu dapat memilih hal-hal yang disukainya, tidak terlalu cemas dalam melakukan tindakantindakannya dan bertanggung jawab atas perbuatannya. b. Citra Tubuh adalah gambaran mental yang dimiliki seseorang tentang tubuhnya yang meliputi pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, penilaan-penilaan, sensasi-sensasi, kesadaran, dan perilaku yang terkait dengan tubuhnya. c. Fitness merupakan olah raga angkat beban untuk menurunkan lemak dan membesarkan otot serta bertujuan untuk sehat secara fisik dan psikis. Dengan seringnya kita melakukan olahraga fitness kesehatan tubuh kita akan terjaga dengan baik, di mana ia melibatkan asupan gizi yang cukup untuk tubuhnya. 1.3 Perumusan Masalah Dengan mengetahui batasan masalah di atas, maka perumusan dalam penelitian ini adalah Apakah Terdapat Pengaruh antara Kepuasan Citra Tubuh Terhadap Kepercayaan Diri Orang Yang Mengikuti Fitnes Center ? 11 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan mengetahui “Pengaruh Kepuasan Citra Tubuh Terhadap Kepercayaan Diri Orang yang Mengikuti Fitness Center” 1.6 Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat baik dari segi praktis maupun teoritis. • Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang manfaat dari olah raga fitness kepada masyarakat. Selain untuk menjaga kesehatan badan dan membuat ketahan fisik lebih terjaga olah raga ini juga dapat meningkatakan rasa percaya diri. • Manfaat teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat menyumbangkan pikiran untuk menambah wawasan keilmuan bagi masyarakat umum. Khusunya wacana keilmuan psikologi,mengenai Kepuasan Citra Tubuh Terhadap Kepercayaan Diri Orang yang Mengikuti Fitness Center 12 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 KAJIAN TEORI Kajian teori meliputi Pengertian Kepercayaan diri, faktor-faktor yang mempengaruhi Kepercayaan diri, jenis-jenis Kepercayaan diri, prinsip-prinsip kepercayaan diri, memupuk kepercayaan diri, pengertian Kepuasaan Citra tubuh, komponen Citra tubuh, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasaan Citra tubuh, pengertian fitness, kerangka berpikir, Hipotesis. BAB 3 METODE PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi jenis dan metode penelitian, jenis-jenis penelitian, pendekatan deduktif, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengambilan sampel , instrumen pengumpulan data, analisis regresi, pengertian dan tujuan regresi, hakikat regresi. BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN BAB 2 KAJIAN TEORI 2.1 Kepercayaan Diri 2.1.1 Pengertian Kepercayaan Diri Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu berprilaku seperti yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan (Bandura, dalam Siska et,,al 2003). Sementara itu Tylor dkk, (dalam Siska et,,al 2003) mengatakan bahwa seseorang yang percaya diri memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri. Lauster (dalam Apollo, 2005), mengemukakan bahwa kepercayaan diri adalah suatu sikap atau perasan yakin atas kemampuan sendiri, sehingga individu dapat memilih hal-hal yang disukainya, tidak terlalu cemas dalam melakukan tindakan-tindakannya dan bertanggung jawab atas perbuatannya. Burns(dalam Apollo, 2005) menambahkan bahwa seseorang yang percaya diri akan lebih mampu mengembangkan potensi dan aktualisasi diri dari pada individu yang kurang percaya diri. 13 14 Lebih lanjut Rubin ( dalam Apollo, 2005) mengemukakan bahwa kepercayaan diri adalah kekuatan dalam diri individu yang dapat menentukan langkah dalam mengatasi masalah. Sedangkan Butcher (dalam Indiyah, 1998) mengemukakan bahwa dalam kepercayaan diri terkandung kemandirian, ketenangan dalam menghadapi berbagai situasi, keberanian mengemukakan apa yang menjadi kehendaknya atau ide-idenya secara bertanggung jawab. Menurut Willis (dalam Ghufron, M Nur et al.2010:34)kepercayaan diri adalah keyakinan bahwa seseorang mampu menanggulangi suatu masalah dengan situasi terbaik dan dapat memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain. Lauster (1992) menambahkan bahwa kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman hidup. Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak, gembira, optimis, cukup toleran, dan bertanggung jawab. Anthony (1992) berpendapat bahwa kepercayaan diri merupakan sikap pada diri seseorang yang dapat menerima kenyataan, dapat mengembankan kesadaran diri, berpikir positif, memiliki kemandirian, dan mempunyai kemampuan untuk memiliki serta mencapai segala seseuatu yang diinginkan. 15 Kepercayaan diri adalah keyakinan diri yang dimiliki individu dalam menghadapi suatu situasi(Hambly, dalam Apollo, 2005). Selanjutnya Angelish ( dalam Apollo, 2005) menambahkan bahwa kepercayaan diri adalah suatu keyakinan didalam hati, bahwa segala tantangan hidup harus dihadapi dengan berbuat sesuatu. Angelish (2003) mengatakan kepercayaan diri adalah sesuatu yang harus mampu menyalurkan segala yang kita ketahui dan segala yang kita kerjakan. Dan kepercayaan diri berawal dari diri sendiri, untuk melakukan segala yang kita inginkan dan butuhkan dalam hidup. Luxori (2005) menyatakan bahwa percaya diri adalah pangkal kesuksesan. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki rasa percaya diri maka ia akan sulit meraih kesuksesan yang gemilang. Dalam memahami berbagai kekurangan diri bukanlah satu-satunya kunci untuk meraih kesuksesan. Tetapi, cara yang paling ideal untuk mengembalikan rasa percaya diri untuk meraih kesuksesan adalah dengan mengatasi dan menutupi kekurangan-kekurangan itu (Uqshari, 2005). Menurut Sangkala (2010) menerangkan bahwa kepercayaan diri adalah sikap positif yang memampukan seseorang untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri, lingkungan, maupun situasi yang dihadapi. 16 Hal ini bukan berarti individu tersebut mampu dan berkompeten melakukan segala sesuatu seorang diri alias ”sakti”. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut di mana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu, dan percaya bahwa dia bisa. Tentunya karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi, serta harapan yang realistis terhadapa diri sendiri. Dari berbagai penjelasan diatas mengenai kepercayaan diri maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Lautser sebagai rujukan dalam penelitian. Lauster (1992) (dalam Ghufron,M Nur et al.2010:34) mendefinisikan kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman hidup. Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang laindan dapat bertindak sesuai kehendak, gembira, optimis, cukup toleran, dan bertanggung jawab. Lauster (dalam Apollo, 2005), menambahkan bahwa kepercayaan diri adalah suatu sikap atau perasan yakin atas kemampuan sendiri, sehingga individu dapat memilih hal-hal yang disukainya, tidak terlalu cemas dalam melakukan tindakan-tindakannya dan bertanggung jawab atas perbuatannya. 17 2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri Kepercayaan diri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Mussen (dalam Apollo, 2005) beberapa faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri yaitu : 1. Faktor indogen, yakni faktor yang berasal dari dalam diri yang meliputi kelengkapan anggota tubuh, kecakapan dan kemampuan yang tinggi. 2. faktor eksogen, yakni faktor yang berasal dari luar diri seperti: 1) faktor keluarga meliputi perhatian orang tua serta komunikasi yang baik antara anak dan orang tua ;2) faktor lingkungan, meliputi pergaulan antar teman, dan kerjasama dalam kelompok. 2.1.3 Jenis-jenis Kepercayaan Diri Jika membicarakan mengenai jenis-jenis kepercayaan diri Barbara Angelish (2003) menjelaskan ada tiga jenis kepercayaan diri, yaitu : 1. Tingkah Laku Adalah kepercayaan diri untuk mampu bertindak dan menyelesaikan tugas-tugas, baik tugas-tugas yang paling sederhana, seperti membayar semua tagihan tepat waktu, hingga yang bernuansa citacita untuk meraih sesuatu. Umumnya, jika orang berbicara tentang kepercayaan diri, maksudnya mereka adalah yang berkenaan dengan tingkah laku. 18 2. Emosi Adalah kepercayaan diri untuk yakin dan mampu menguasai segenap sisi emosi. Untuk memahami segala yang dirasakan, menggunakan emosi untuk melakukan pilihan yang tepat, melindungi diri dari sakit hati, atau mengetahui cara bergaul yang sehat dan langgeng. Sebagian orang punya kadar kepercayaan diri yang besar berkenaan dengan tingkah laku, sehingga sukses dalam banyak hal. Namun jika kadar kepercayaan diri yang berkenaan dengan emosi mereka rendah, sulit ditemui tercapainya kebahagiaan dalam kehidupan pribadi mereka. 3. Kerohanian (spiritualitas) Merupakan kepercayaan diri yang terpenting dari ketiganya, seperti: keyakinan pada takdir dan semesta alam, keyakinan bahwa hidup ini memiliki tujuan yang positif, tanpa kepercayaan diri secara spiritual, tidak mungkin kita dapat mengembangkan kedua jenis kepercayaan diri lainnya yang bersifat tingkah laku maupun yang bersifat emosional. Untuk menjadi orang yang percaya diri, perlu mengembangkan diri dalam ketiga hal tersebut, seperti tingkah laku, emosi, dan kerohanian sehingga benar-benar memiliki hidup yang seimbang dan tegar. 19 2.1.4 Ciri-ciri kepercayaan diri Pengertian rasa percaya diri sebagaimana diuraikan sebelumnya akan merupakan suatu landasan dalam menggambarkan apakah seseorang mempunyai rasa percaya diri ataukah kurang mempunyai rasa percaya diri. Menurut Lauster . (dalam Ghufron,M Nur et al,2010:36), orang yang memiliki kepercayaan diri yang positif adalah yang disebutkan dibawah ini. 1. Keyakinan kemampuan diri Keyakinan kemampuan diri adalah sikap positif seseorang tentang dirinya. Ia mampu akan sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya. 2. Optimis Optimis adalah sikap positif yang dimiliki seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri dan kemampunya. 3. Objektif Orang yang memandang permasalahan atau sesuatu sesuai dengan kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri. 20 4. Bertanggung jawab Bertanggung jawab adalah kesedian orang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya. 5. Rasional dan realistis Rasional dan realistis adalah analisis terhadap suatu masalah, sesuatu hal, dan suatu kejadian dengan mengunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan. Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepercayaan diri adalah sifat yang dimiliki seseorang yang memiliki ciri-ciri keyakinan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab, rasional, dan realistis. Menurut Guilford (dalam Appollo, 2005:47) ciri-ciri orang yang percaya diri dapat dinilai melalui 3 aspek yaitu: 1. Individu merasa adekuat (yakin terhadap apa yang dilakukan) hal ini didasari oleh adanya keyakinan terhadap kekuatan, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Individu merasa optimis, cukup berambisi dan tidak berlebihan. Manifestasi dari keadaan ini antara lain individu mempercayai kemampuan sendiri sehingga tidak perlu bantuan orang lain, sanggup berkerja keras, mampu menghadapi tugas dengan baik dan 21 bekerja secara efektif, serta bertanggung jawap atas keputusan dan pekerjaannya. 2. Individu merasa dapat diterima oleh kelompok hal ini didasari oleh keyakinan terhadap kemampuannya, khususnya dalam hubungan social. Individu merasa bahwa kelompoknya atau orang lain menyukainya. Manifestasi dari keadaan ini antara lain individu aktif menghadapi keadaan lingkungan, berani mengemukakan apa yang menjadi ide-ide secara bertanggung jawa dan tidak mementingkan diri sendiri. 3. Memiliki ketenangan sikap Hal ini didasari oleh adanya keyakinan terhadap kekuatan dan kemampuannya. Individu merasa tenang menghadapi berbagai macam situasi. Manifestasi dari keadaan ini antara lain individu merasa tenang, tidak mudah gugup, cukup toleran terhadap berbagai macam situasi dan tidak membandingkan diri dengan orang lain. 22 Berdasarkan beberapa teori di atas, teori dari Lauster (1992) dan Guilford (1959) tentang ciri-ciri orang yang mempunyai kepercayaan diri lebih komplek dan jelas. Pada dasarnya kedua ahli tersebut mengungkapkan hal yang sama dan setara tentang ciri-ciri orang yang mempunyai kepercayaan diri, artinya Guilford (1959) menjabarkan dalam tinjauan teoritis, sementara Lauster (1992) menjabarkan dalam bentuk aitem-aitem yang mengungkap rasa percaya diri. 2.1.5 Prinsip-prinsip Kepercayaan Diri Menurut Luxori Yusuf (2005) para pakar psikologi sepakat bahwa ada lima prinsip yang harus dipegang untyuk memperoleh rasa percaya diri. Kelima prinsip tersebut adalah sebagai berikut: 1. Menumbuhkan sifat-sifat positif dalam diri. Artinya dalam waktu yang sama, di haruskan mengikis habis sifatsifat negatif yang dimiliki. Karena sifat-sifat itulah yang akan menjerumuskan pada kegagalan. Tanamkanlah dalam jiwa bahwa sekaranglah waktu yang tepat untuk memperoleh rasa percaya diri. Sejak saat ini, hendaknya berusaha keras untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat dalam dirinya. 23 Jika berhasil, maka dengan sendirinya kadar rasa percaya diri menjadi bertambah. 2. Bersikaplah bijaksanan dalam merancangkan target-target dalam kehidupan. Artinya, untuk mencapai kesuksesan, harus memulai pekerjaan dari hal-hal yang mungkin bisa dikerjakan. Karena setiap saat melakukan pekerjaan tersebut, pada saat itulah kesuksesan dan kadar rasa percaya diri akan bertambah.Selain itu, juga dikarenakan kegagalan selamanya akan menghancurkan kepercayaan seseorang pada dirinya sendiri. Sebuah penelitian ilmiah menyimpulkan bahwa faktor utama yang menyebabkan orang kehilangan rasa percaya dirinya sehingga hidupnya gagal adalah karena mereka menganggap diri mereka tidak mampu melakukan hal yang terbaik sama sekali dalam hidupnya. Pada dasarnya, anggapan seperti itu sangat keliru. Apabila mereka mau mengubah dan menanggalkan pola pikir seperti ini, maka kesuksesan akan menyongsong mereka. 24 3. Memiliki kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Karena orang lain biasanya senang menjalin tali persahabataan hanya dengan seorang individu yang mau memberikan perhatian dan kehormatannya pada mereka. Disamping itu, orang lain akan senang menjalin persahabataan dengan individu yang siap memberikan mereka rasa kasih dan kehangatan. Lalu, orang lain akan senang menjalin persahabatan dengan individu yang punya perhatian terhadap penampilan fisik dan psikisnya. Selain daripada itu, orang lain akan senang menjalin persahabatan dengan individu-individu yang tampak bahagia, optimistis, dan murah senyum. 4. Menjaga penampilan psikis dan fisik. Usahakan agar nada suara, tutur kata, dan etika keseharian terlihat indah dan menarik simpat orang yang melihatnya. Jika mampu mempraktikkan hal itu, maka kepercayaan pada diri akan bertambah. Tanamkanlah dalam diri bahwa manusia yang percaya pada dirinya sendiri akan selalu menjaga penampilannnya agar senantiasa terlihat baik dan serasi. 25 Dalam sebuah riset dikatakan bahwa penampilan luar (outer performance) yang baik akan menimbulkan rasa percaya diri. Lebih jauh lagi, riset tersebut juga menyimpulkan bahwa percaya diri yang dihasilkan oleh orang yang berpenampilan sekadarnya, itu tidak berpengaruh apa-apa jika dibandingkan dengan percaya diri yang dihasilkan oleh seseorang yang perfect, bersih, dan berpenampilan menarik. 5. Pilihlah teman yang siap memberikan kepercayaannya. Dalam hal ini, ada dua tipe teman yang sebaiknya dipilih salah satu dari keduanya, yaitu teman dengan individu yang punya rasa percaya diri atau seseorang individu yang siap memberi kepercayaannya. Apabila dua tipe ini ada dalam satu orang, maka jadikanlah sebagai teman sejati. Carilah teman tipe ini sebanyak mungkin agar bisa lebih percaya diri. 2.1.6 Memupuk Kepercaya Diri Menurut Sangkala (2010) untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional, maka individu harus memulainya dari diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat bahwa hanya individu yang bersangkutan yang dapat mengatasi rasa kurang percaya diri yang sedang dialaminya. Berikut adalah cara bagaimana memupuk kepercayaan diri : 26 1. Evaluasi diri secara objektif Belajar menilai diri secara objektif dan jujur. Susunlah daftar kekayaan pribadi, seperti prestasi yang pernah diraih, sifat positif, potensi atau keahlian yang dimiliki, baik yang sudah diaktualisasikan maupun yang belum. Daftar juga setiap kesempatan ataupun sarana yang mendukung kemajuan diri. Sadari semua aset berharga dan temukan aset yang belum dikembangkan. 2. Beri penghargaan yang jujur terhadap diri sendiri Sadari dan hargailah sekecil apa pun keberhasilan dan potensi yang dimiliki. Ingatlah bahwa semua itu didapat melalui proses belajar, berevolusi, dan transformasi diri sejak dahulu hingga kini. Mengabaikan atau meremehkan satu saja prestasi yang pernah diraih berarti mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu menemukan jalan yang tepat menuju masa depan. 3. Positive thinking Cobalah memerangi setiap asumsi, prasangka, atau persepsi negatif yang muncul di dalam diri. Katakan kepada diri sendiri, Nobody’s perfect dan it’s okay if I made a mastike.jangan biarkan pikiran negatif 27 berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran itu akan terus berakar, bercabang, dan berdaun. Semakin besar dan menyebar, semakin sulit dikenalikan dan dipotong. Jangan biarkan pikiran negatif menguasai pikiran dan perasaan. Hatihatilah agar masa depan tidak rusak karena keputusan keliru yang dihasilkan oleh pikiran yang keliru. 4. Gunakan self-affirmation Untuk memerangi negatif thinking, gunakan self-affirmation berupa kata-kata yang membangkitkan rasa percaya diri. Contoh: saya pasti bisa. Atau saya adalah penentu hidup saya sendiri. Tidak ada orang yang boleh menentukan hidup saya. 5. Berani mengambil risiko Berdasarkan pemahaman diri yang objektif, bisa memprediksi risiko setiap tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, tidak perlu menghindari resiko, melainkan lebih menggunakan strategi tertentu untuk menghindari, mencegah, ataupun mengatasi resikonya. 28 6. Belajar mensyukuri dan menikmati rahmat Tuhan Ada pepatah mengatakan bahwa orang yang paling menderita hidupnya adalah orang yang tidak bisa bersyukur kepada Tuhan atas apa yang telah diterimanya dalam hidup. Artinya, individu tersebut tidak pernah berusaha melihat segala sesuatu dari kaca mata positif. 7. Menetapkan tujuan yang realistis Perlu mengevaluasi tujuan-tujuan yang ditetapkan selama ini. Dalam arti apakah tujuan tersebut realistis atau tidak. Dengan menerapkan tujuan yang realistis, maka akan memudahkan mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian akan lebih percaya diri dalam mengambil langkah, tindakan, dan keputusan untuk mencapai tujuan masa depan, sambil mencegah terjadinya risiko yang yang tidak diinginkan. Mungkin masih ada cara yang efektif untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Jika dapat melakukan beberapa hal seperti yang diatas , niscaya akan terbebas dari krisis kepercayaan diri. 29 2.2 Kepuasan Citra tubuh 2.2.1 Pengertian Kepuasan Citra Tubuh Dalam menjelaskan mengenai kepusan citra tubuh, maka ada baiknya jika diuraikan terlebih dahulu. Kepuasan citra tubuh terdiri dari dua kata yaitu kepuasan dan citra tubuh. Chaplin(2002) menjelasakan bahwa kepuasan (satisfaction) adalah keadaan kesenangan dan kesenjangan, disebabkan karena orang telah mencapai satu tujuan atau sasaran. Sedangkan menurut Howell dan Dipboye (dalam AS Munandar, 2001) kepuasan adalah hasil keseluruhan dan derajat suka atau tidak suka terhadap sesuatu. Menurut Locke(dalam AS Munandar, 2001) perasaanperasaan yang berhubungan dengan kepuasan atau ketidakpuasan cenderung mencerminkan pengalaman-pengalaman pada waktu sekarang dan lampau daripada harapan-harapan untuk masa yang akan datang. Sedangkan jika menguraikan mengenai citra tubuh (Chaplin,2000). menyatakan bahwa citra tubuh atau body image atau body concenpt (konsep tubuh atau gambaran tubuh) adalah ide seseorang mengenai penampilan badannya di hadapan orang lain. 30 Menurut Rice (dalam Sukamto, 2006 ), citra tubuh adalah gambaran mental yang dimiliki seseorang tentang tubuhnya yang meliputi pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, penilaan-penilaan, sensasi-sensasi, kesadaran, dan perilaku yang terkait dengan tubuhnya. Citra tubuh merupakan suatu pengalaman yang individual seseorang tentang tubuhnya. Menurut Rosen (dalam Sukamto ,2006), citra tubuh dapat berubah walaupun penampilan fisik tidak berubah. Citra tubuh merupakan sebuah konsep psikologis yang bersifat subjektif, sehingga konsep ini sebenarnya tidak tergantung pada penampilan fisik. Jadi seseorang yang telah berhasil menurunkan berat badanya atau menjadi lebih cantik mungkin saja masih memiliki citra tubuh yang negatif. Menurut Rice (dalam Sukamto,2006), citra tubuh yang sehat atau positif ditandai oleh adanya gambaran mental yang akurat tentang tubuh dan perasaan-perasaan, penaksiran, serta relasi dengan tubuh yang positif dan percaya diri. Citra tubuh yang sehat merupakan salah satu perwujudan dari harga diri yang positif, khususnya pada remaja dan orang dewasa. Menurut Melliana (2006) Cara berpikir yang positif atau negatif merupakan hal terpenting dalam meningkatkan atau menurunkan citra tubuh. Citra tubuh merupakan fondasi dasar dari keseluruhan kepribadian manusia. Jika memiliki cara berpikir positif, akan dapat menerima perubahan penampilan 31 fisik yang alami, tetapi jika berpikir secara negatif, akan bersikap kurang menerima atau menolak. Misalnya, akan selalu merasa tidak puas terhadap tubuhnya, yang mungkin menurut orang lain sudah cukup baik. 2.2.2 Komponen Citra Tubuh Menurut Thomson (1998) Citra tubuh berkaitan dengan 3 komponen, yaitu: 1. Komponen persepsi adalah tentang apa yang dipikirkan seseorang mengenai keadaan tubuhnya. Komponen persepsi merupakan ketepatan individu dalam mempersepsi atau memperkirakan ukuran tubuhnya. Menurut Shaleh (2004) menyebutkan bahwa persepsi adalah kemampuan membeda-bedakan, mengelompokan, memfokuskan perhatian terhadap satu objek rangsangan. 2. Komponen sikap (subjektif) adalah tentang bagaimana individu menyikapi keadaan tubuhnya. Komponen sikap berkaitan erat dengan kepuasan atau ketidakpuasan individu terhadap tubuhnya. Perhatian individu terhadap tubuhnya, kognisi, evaluasi dan kecemasan individu terhadap penampilan tubuhnya. 32 3. Komponen behavioral (tingkah laku) menitik beratkan pada penginderaan terhadap situasi yang menyebabkan individu mengalami ketidaknyamanan yang berhubungan dengan penampilan fisik. Komponen behavioral lebih menekankan bagaimana individu bertingkah laku dalam menghadapi keadaan tubuhnya. Keterkaitan antara tingkah laku dan konflik ini juga dijelaskan oleh Weld (dalam Mappiare, 2002) menurutnya frustasi merupakan hambatan yang akan mengakibatkan kegagaln penyesuain psikologis. Dengan demikian, individu yang mengalami frustasi bisa sampai menangis, murung, atau bahkan agresi ke tingkah laku yang primitif. 2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Citra Tubuh Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan dan ketidakpuasan (satisfaction dan dissatifaction) citra tubuh pada diri seseorang (dalam Thompson, 1996) yaitu: 1. Gender Chernin(dalam Thompson, 1996) menyatakan, bahwa pria cenderung memandang tubuhnya secara fungsional dan aktif agar dapat menunjang aktifitas. Sedangkan wanita lebih memandang tubuhnya dari segiestetika dan evaluatif. Akibatnya, 33 wanita memiliki kepuasan citra tubuh yang lebih rendah dibanding kaum pria. 2. Berat badan dan derajat kekurusan atau kegemukan Penner (dalam Thompson, 1996) menyatakan, konsep citra tubuh berkaitan dengan derajat kekurusan atau kegemukan tubuh individu. Penner ,et al (dalam Thompson, 1996)mengemukakan, suatu penelitian bahwa wanita yang mempersepsikan berat badannya sebagai rata-rata akan lebih puas dibandingkan wanita yang mempersepsikan ukuran tubuhnya sebagai kurus atau gemuk, tanpa memandang ukuran tubuh yang sebenarnya. Berat badan dan ukuran tubuh disebutkan memiliki peranan penting dalam kepuasan citra tubuh pada wanita, terutama dalam budaya yang menekankan pentingnya penampilan. 3. Masyarakat dan budaya Menurut Fallon (dalam Thompson, 1998) citra tubuh seseorang berkembang dalam konteks budaya. Budaya yang berkembang di barat berbeda dengan budaya yang berkembang di timur, sehingga menciptakan citra tubuh yang berbeda antara dua budaya yang berbeda. 34 Masyarakat menentukan standar sosial mengenai apa yang cantik dan menarik. Selain itu, peranan budaya juga ikut mempengaruhi perkembangan tingkah laku dan sikap yang berhubungan dengan citra tubuh. 4. Tahap perkembangan Menurut Thompson, (1996) Biasanya ketika seseorang telah mencapai tahapan perkembangan pada usia pubertas sebagai individu remaja mulai memperhatikan penampilannya. Remaja mulai peduli dengan keadaan fisiknya, citra tubuh telah terbentuk dalam pikirannya. Remaja pun mulai merasakan kepuasan atau ketidakpuasan terhadap citra tubuhnya. 5. Media massa Menurut Lakoff and Scherr (dalam Thompson, 1996) Media massa memiliki andil yang cukup besar dalam pembentukan persepsi seseorang akan citra tubuhnya. Media selalu menampilkan seseorang yang dianggap cantik adalah yang mempunyai bentuk tubuh yang bagus, kulit putih mulus, ramput hitam lurus dan seseorang yang dianggap tampan adalah laki-laki yang macho, berotot, klinis. 35 Hal itu pun disetujui oleh penikmat media, sehingga media semakin memainkan perannya dalam membentukan persepsi seseorang tentang gambaran tubuh dan penampilan yang ideal. 6. Trend masyarakat dan Sosialisasi Festinger (dalam Thomson, 1996) menyebutkan, tren yang sedang berlaku di masyarakat sangat besar pengaruhnya terhadap citra tubuh seseorang. Sedangkan jika membicarakan mengenai sosialiasai Major, Testa,& Bylsma (dalam Thompson, 1996) menyatakan sejak kecil anak disosialisasikan dengan nilai dan penampilan, baik oleh orang tua maupun orang dewasa yang berpengaruh yang meliputi modeling interpersonal dan pendelegasian nilai serta sikap tentang penampilan. 7. Konsep diri Menurut Thompson (1996) Konsep diri seseorang turut mempengaruhi besarnya citra tubuh yang dirasakan individu. Aspek lain dari konsep yang tak kalah penting adalah kepercayaan diri dan harga diri. 36 Anak-anak, remaja atau dewasa yang memiliki harga diri positif tidak rentan terhadap penghinaan-penghinaan dari lingkungan terhadap penampilan fisiknya. Selain itu kesadaran diri dihadapan masyarakat (public self consciouness) menimbulkan preokupasi pada penampilan dan ketidakpuasan akan tubuh. Sedangkan Menurut Melliana (2006) citra tubuh yang merupakan bagian dari konsep diri yang berkaitan dengan sifat fisik dibentuk oleh banyak faktor, antara lain: a. Penilaian, yaitu reaksi atau pandangan dari orang lain yang memiliki arti bagi individu justru akan mempengaruhi citra tubuh yang dimiliki oleh individu tersebut. b. Pembandingan. Citra tubuh terbentuk sangat tergantung pada bagaimana cara individu membandingkan dirinya dengan orang lain, biasanya pada orang-orang yang hampir serupa dengan dirinya. c. Peran seseorang. Setiap orang memainkan peran yang berbedabeda. Didalam setiap peran tersebut, individu diharapkan akan bertindak sesuai dengan tuntutan dari perannya masing-masing. Akibatnya, jika terjadi gangguan pada kondisi fisik, akan timbul efek yang berbeda terhadap citra tubuh yang dimiliki individu. 37 2.3 Olah Raga Fitness 2.3.1 Pengertian Fitness Olahraga fitness di Indonesia semakin hari semakin memperlihatkan kemajuannya. Olahraga ini pertama kali booming, setelah seorang atlit yang dipunyai Indonesia yaitu Ade Rai, berkiprah dan menunjukan prestasinya di dunia Internasional. Boomingnya olahraga ini di tanah air sejak tahun 1997. Perkembangan olahraga ini di tandai dengan banyaknya event- event dan kejuaran olahraga fitness dan binaraga yang diselenggarakan oleh berbagai klub fitness center yang ada di seantero nusantara. Ade Rai adalah pemrakarasa dan pencetus ide dari event- event tersebut. Ade Rai pantas untuk menyandang gelar sebagai bapaknya dunia fitness dan binaraga di Indonesia. Banyak sekali pertandingan- pertandingan olahraga fitness dan binaraga yang telah diselenggarakan sejak tahun 1997. Banyak sekali bermunculan klub- klub kebugaran di Indonesia, baik itu skala kecil atau gym biasa maupun skala besar dan biasa disebut dengan Mega Gym. Kebutuhan akan hidup sehat adalah yang sangat utama. Memiliki badan sehat adalah yang utama. Fitness center dulunya merupakan sesuatu yang lux dan hanya menjadi rekreasi semata, namun sekarang tidak lagi. Fitness Center adalah sarana untuk menuju sehat dan kebutuhan akan 38 badan sehat akan terus meningkat dengan seiringnya waktu. Olahraga fitness sangat baik untuk menjaga kesehatan badan kita dan keuntungan yang didapat dari olahraga ini cukup banyak. Menurut Slamet Wiharto (2008). Mulailah untuk hidup sehat dengan olahraga fitness, tidak ada kata terlambat untuk hidup sehat, hanya kemauan dan niat yang dapat memulainya. Hidup sehat dengan Fitness. Menurut Ade Rai, fitness adalah suatu bentuk olahraga yang melibatkan perpaduan antara latihan beban, latihan aerobic, pola nutrisi yang seimbang, sistematis dan ilmiah dengan tujuan utama kesehatan fisik dan imunisasi yang tinggi. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa olahraga fitness merupakan olahraga untuk membakar lemak, membentuk dan membesarkan massa otot dengan melibatkan latihan beban didukung juga dengan nutrisi dan suplemen yang seimbang sebagai media tambahan. 2.4 Kerangka Berpikir Bentuk tubuh manusia merupakan representasi diri yang pertama dan paling mudah terlihat. Hal ini menyebabkan orang kemudian terdorong untuk memiliki tubuh yang ideal (Breakey,1997). Bentuk tubuh yang ideal pada diri seseorang bukan dilihat dari gemuk atau kurusnya tubuh orang tersebut. 39 Pernyataan ini didukung oleh sebuah penelitian yaitu National Institute on Aging ( dalam Men’s Health, 2004) dengan sampel penelitian para pria. Hasil dalam penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pria yang bertubuh kurus tetapi tidak bugar justru memiliki resiko kematian akibat penyakit jantung yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pria gemuk yang rutin berolah raga. Tubuh kurus bukan jaminan kesehatan dan yang lebih utamanya adalah tubuh yang bugar itu lebih menentukan panjang usianya seseorang ( Men’s Health, 2004). Seseorang yang memiliki kelebihan berat badan juga bukan termasuk ukuran tubuh yang ideal. Statistik akibat kegemukan menjelaskan bahwa di. Amerika Serikat (dalam Adiraga vol.8, 2006) menunjukan bahwa angka kematian akibat kegemukan mencapai 300.000 jiwa per tahunnya. Atau 822 jiwa meninggal setiap hari, 34 kematian setiap jam, 1 nyawa setiap 2 menit yang meninggal akibat dari kegemukan. Tolak ukur yang paling sering digunakan oleh para pria untuk menilai bentuk tubuh yang ideal yaitu dapat terlihat dari ketika mereka menampilkan fisik yang sehat, atletis, besarnya otot tubuh dan bentuk perut yang six pack (Senda Casillas. 2008). 40 Dalam sebuah studi penelitian di. Amerika Serikat yang melibatkan seribu pria menghasilkan data, lebih dari 50 % pria mengakui ketidakbahagiaan dengan tubuh mereka, dan 40 % pria mengakui ingin melakukan ‘chest implants’ atau operasi penambahan otot di bagian dada, sehingga mereka bisa mendapatkan otot-otot dada (pectoral) yang sempurna. (Senda Casillas. 2008). Jika membicarakan bentuk tubuh maka, hal ini sejalan dengan kepada kepuasan citra tubuh. Citra tubuh atau body image atau body concenpt (konsep tubuh atau gambaran tubuh) adalah ide seseorang mengenai penampilan badannya di hadapan orang lain. Kadang dimasukkan pula konsep mengenai fungsi tubuhnya (Chaplin,2000). Menurut Rice (1995) yang dikutip oleh Sukamto (2006), citra tubuh adalah gambaran mental yang dimiliki seseorang tentang tubuhnya yang meliputi pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, penilaan-penilaan, sensasi-sensasi, kesadaran, dan perilaku yang terkait dengan tubuhnya. Jika dikaji lebih mendalam tentang citra tubuh dan kepercayaan diri hal ini sejalan searah dengan hasil laporan penelitian The U.S. Surgeon General (dalam Reps, Juni 2005) yang menyebutkan berbagai alasan seseorang untuk mengikuti fitness diantaranya fitness mampu meingkatkan 41 optimisme,daya tahan psikologis, dan kepositifan;kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah;spirit emosional;kemampuan rileks di situasi stress; dan kepercayaan diri. Dengan kata lain, bentuk tubuh seseorang itu berkaitan dengan kepercayaan diri-nya. Kepercayaan diri sangat dibutuhkan didalam kehidupan manusia. Pada era globalisasi saat ini banyak sekali hal yang mempengaruhi kehidupan manusia, baik yang positif maupun yang negatif. Manusia dituntut untuk bisa mengambil keputusan sendiri, mampu mengatasi setiap rintangan yang terjadi. Setiap orang pasti pernah merasa tidak puas dengan penampilannya, sehingga berusaha untuk bisa tampil jauh lebih baik. Penampilan bentuk tubuh yang bagus dan ideal merupakan impian banyak pria yang mengikuti fitness. Dari berbagai penjelasan diatas ternyata bentuk tubuh seseorang juga berjalan sejalan dengan kepercayaan dirinya. Jika seseorang tidak merasakan adanya kepuasan terhadap citra tubuh yang dimilikinya maka orang tersebut juga tidak merasakan adanya kepercayaan didalam dirinya. Namun sebaliknya jika seseorang merasakan kepuasan terhadapa citra tubuhnya maka kepercayaan didalam dirinya pun semakin meningkat. 42 Gambar 2.1 Kerangka berfikir penelitian Kepuasan terhadap bentuk tubuh Lebih percaya diri Individu yang mengikuti fitness Tidak puasan terhadap bentuk tubuh 2.5 Kurang percaya diri Hipotesis penelitian Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah Hipotesis : Ada pengaruh yang signifikan antara kepuasan citra tubuh dengan kepercayaan diri orang yang mengikuti fitness center. BAB 3 METODE PENELITIAN Seperti yang telah dikemukakan pada pendahuluan, yang hendak diteliti dalam penelitian ini ialah apakah terdapat pengaruh antara kepuasan citra tubuh terhadap kepercayaan diri orang yang mengikuti fitnes center. Selanjutnya adalah untuk menjawab pertanyan pada penelitian ini, ada beberapa hal yang akan dilakukan oleh peneliti. 3.1 Jenis-jenis dan Metode Penelitian 3.1.1 Jenis-jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. 43 44 Dengan pendekatan kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti ( Azwar, 2005:5 ). Menurut Arikunto (2002) penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. 3.1.2 Pendekatan Deduktif Adapun pendekatan pelitilian yang digunakan adalah pendekatan deduktif . Pendekatan deduktif adalah proses pendekatan yang berangkat dari kebenaran umum mengenai suatu fenomena (teori) dan menggeneralisasikan kebenaran tersebut pada suatu peristiwa atau data tertentu yang berciri sama dengan femomena yang bersangkutan (prediksi). Dengan kata lain, deduksi berarti menyimpulkan hubungan yang tadinya tidak tampak, berdasarkan generalisasi yang sudah ada. Dan adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode dengan jenis penelitian korelasional. Seperti yang dijelaskan oleh Azwar (2005:6) yaitu penelitian yang bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variabel 45 berkaitan dengan variasi pada satu atau variabel lain berdasarkan koefisien korelasi. Menurut Gay (dalam Sevilla, 1993), metode deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. Arikunto (2002) menjelaskan penelitian kuantitatif ini dalam mengambil kesimpulannya akan lebih baik apabila hasilnya juga disertai dengan tabel, grafik, bagan, atau tampilan lainnya. Dengan penelitian korelasional, pengukuran terhadap beberapa variabel serta saling hubungan diantara variabel-variabel tersebut dapat dilakukan serentak dalam kondisi yang realistik. Studi korelasional memungkinkan peneliti untuk memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi, bukan hanya mengenai ada tidaknya efek variabel satu terhadap variabel yang lain. 46 3.2 Definisi Variabel Penelitian Variabel adalah suatu karakterisktik yang memiliki dua atau lebih nilai atau sifat yang berdiri sendiri. Menurut Kerlinger dalam Sevilla, et al., 1993:21), variabel adalah konstruk atau sifat yang diteliti. Variabel terbagi kedalam dua macam, yaitu variabel bebas (Independent Variabel ), dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebasnya adalah Kepuasan Citra Tubuh. Sedangkan yang merupakan variabel terikat (Dependent Variabel), dalam penelitian ini yang merupakan variabel terikatnya adalah Kepercayaan Diri. 3.2.1 Definisi Konseptual Definisi konseptual tentang kepercayaan diri yang dijelaskan oleh Lauster (dalam Apollo, 2005), mengemukakan bahwa kepercayaan diri adalah suatu sikap atau perasan yakin atas kemampuan sendiri, sehingga individu dapat memilih hal-hal yang disukainya, tidak terlalu cemas dalam melakukan tindakan-tindakannyadan bertanggung jawab atas perbuatannya. Sedangkan definisi konseptual mengenai Citra tubuh dikemukakan oleh Rice 47 (dalam Sukamto, 2006) menjelaskan bahwa citra tubuh yang sehat atau positif ditandai oleh adanya gambaran mental yang akurat tentang tubuh dan perasaan-perasaan, penaksiran, serta relasi dengan tubuh yang positif dan percaya diri. 3.2.2 Definisi Operasional 1. Definisi operasional variabel Kepercayaan Diri adalah skor yang diperoleh dari skala kepercayaan diri. Variabel kepercayaan diri terdiri atas tiga subvariabel, yaitu : a. Individu merasa adekuat (yakin terhadap apa yang dilakukan). Hal ini didasari oleh adanya keyakinan terhadap kekuatan, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Individu merasa optimis, cukup berambisi dan tidak berlebihan. b. Individu merasa dapat diteriama oleh kelompok. Hal ini didasari oleh keyakinan terhadap kemampuannya, khususnya dalam hubungan social. Individu merasa bahwa kelompoknya atau orang lain menyukainya. c. Memiliki ketenangan sikap. Hal ini didasari oleh adanya keyakinan terhadap kekuatan dan kemampuannya. Individu merasa tenang menghadapi berbagai macam situasi. 48 2. Definisi operasional variabel Kepuasan Citra Tubuh adalah skor yang diperoleh dari skala kepuasan citra tubuh yang terdiri dari tiga sub-variabel, yaitu : a. Komponen persepsi, adalah tentang apa yang dipikirkan seseorang mengenai keadaan tubuhnya. Komponen persepsi merupakan ketepatan individu dalam mempersepsi atau memperkirakan ukuran tubuhnya. b. Komponen sikap (subjektif), adalah tentang bagaimana individu menyikapi keadaan tubuhnya. Komponen sikap berkaitan erat dengan kepuasan atau ketidakpuasan individu terhadap tubuhnya. c. Komponen behavioral (tingkah laku) menitik beratkan pada penginderaan terhadap situasi yang menyebabkan individu mengalami ketidaknyamanan yang berhubungan dengan penampilan fisik. 3.3 Pengambilan Sampel dan Karakteristik Responden 3.3.1 Populasi Menurut Gay (dalam Sevilla, et al., 1993:160 ) populasi adalah kelopmpok yang dijadikan sasaran generalisasi oleh peneliti. Menurut Arikunto (2002) populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. 49 Populasi didefinisikan sebagai kelompok subyek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Sebagai suatu populasi, kelompok subyek ini harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subyek lain (Azwar, 2005:77). Dan dalam penelitian ini populasi tersebut adalah Tempat Olah Raga Fitnes dan Aerobic “Ram Boe Born to Sport” yang berlokasi di Ruko Duta Mas Fatmawati Blok B1 no.35 Jakarta Selatan. Jumlah Populasi di tempat tersebut berjumlah kurang lebih 250 orang (yang terdaftar sebagai pelanggan member). 3.3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi. Karena ia merupakan bagian dari populasi, tentulah ia harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya (Azwar, 2005:79). Arikunto (2002) juga menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Adapun yang dimaksud dengan simple random sampling adalah proses pemilihan sampel dimana seluruh anggota populasi 50 mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Masing-masing anggota pada populasi tersebut memiliki kemungkinan (probabilitas) yang sama untuk dipilih (Kountur, 2005). Oleh karena semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama sebagai sampel maka strategi ini sering disebut sebagai prosedur yang terbaik (Sevilla, dkk, 1993). Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 70 orang pelanggan fitnes dan aeriboc”Ram Boe Born to Sport”. Syarat pengambilan sampel secara random meliputi tahap-tahap sebagai berikut : 1. Menetapkan populasi, populasi disini adalah seluruh pelanggan yang terdaftar sebagai member di Tempat Olah Raga Fitnes dan Aerobic “Ram Boe Born to Sport” . 2. Daftar semua anggota populasi, anggota populasi yang terdaftar sebagai member di Tempat Olah Raga Fitnes dan Aerobic “Ram Boe Born to Sport” 250 orang akan tetapi pada waktu yang sudah ditentukan oleh peniliti populasi yang terkumpul hanya berjumlah 100 orang dan diberikan nomor pada setiap elemen populasi yang ada. 3. Lembar-lembar kertas yang kecil digulung dan dimasukan kedalam wadah kemudian di kocok sesuai dengan jumlah sampel yang ditentukan sebanyak 70 orang. 51 3.3.3 Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah : 1. Pelanggan yang terdaftar sebagi member di tempat olahraga fitnes dan aeriboc”Ram Boe Born to Sport” Jakarta. 2. Berjenis kelamin Laki-laki 3. Usia 18 – 40Tahun 3.4 Metode dan Instrumen Penelitian 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Menurut Arikunto (2002) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Sedangkan yang dinamakan instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap , dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah self-report dalam bentuk angket. 52 Angket (Arikunto, 2002) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Menurut Feldman (dalam Sevilla,1993) metode self-report merupakan metode mananyakan seseorang mengenai tingkah lakunya. Metode self-report dengan kuisioner ini digunakan karena dinilai mampu menampilkan contoh tingkah laku yang akan diteliti. Selain itu, subyek terbantu untuk sejujur mungkin menampilkannya. 3.4.2 Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen yang berupa model skala likert Menurut Ryff (1989, dalam Sevilla, et al., 1993:226) instrumen yang disusun oleh Ryff ini memiliki 6 kategori jawaban yang bersifat kontinum, mulai dari sangat tidak setuju, tidak setuju, agak tidak setuju, agak setuju, setuju, dan sangat setuju. Bobot masing-masing jawaban dalam penelitian ini sebagai berikut : Tabel 3.1 Bobot masing-masing jawaban di setiap item JASetuju WABAN FAVOURABLE (+) 3 Sangat Setuju Tidak Setuju 4 2 UNFAVOURAB 2 LE ( - ) 1 3 53 Sangat Tidak Setuju 1 4 Skala yang digunakan adalah skala model Likert. Item-item pada skala model Likert disusun berdasarkan keharusan bahwa semua item di dalamnya mengukur hal yang sama. Dalam skala ini subjek diharuskan memilih jawaban yang paling menggambarkan dirinya sendiri, bukan pendapat orang lain. Skala ini mengukur derajat persetujuan dan ketidaksetujuan (strongly agreestrongly disagree) yang menggambarkan kadar sikap positif dan negatif subjek terhadap objek sikap. Dalam skala model Likert ini, skor akhir subjek merupakan skor total dari jawaban pada setiap pertanyaan. Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Skala Kepercayaan Diri Skala ini disusun berdasarkan ciri-ciri orang yang percaya diri menurut Guilford(dalam Appolo,2005). Penyusunan skala bermula dari adaptasi ciriciri orang yang percaya diri menurut Guilford penelitian yang dilakukan untuk kemudian disesuaikan dengan kondisi sampel yang dijadikan penelitian dalam skripsi ini. Adapun rincian butir item terdapat dalam blue print berikut ini: 54 Tabel 3.2 Blue Print Kepercayaan Diri Indikator Item Favorebel Unfaforebel Jumlah 44,46 45,47 4 sesuatunya sendiri 48,50,52 49,51,53 6 3. mampu berkomunikasi dengan baik 54,56,58 55,57,59 60,62,64,66,68 61,63,65,67,69 70,72 71,73 74,76 75,77 78,80 79,81 1. Berani mengambil resiko Ciri-ciri Kepercayaan Diri 2. Berusaha mengerjakan segala 6 4. Mempunyai pemikiran yang logis, kritis dan gagasan yang baik 10 5. Mendahulukan kepentingan bersama 4 6. Mampu menerima pendapat orang lain dengan baik 7. Menampilakan diri yang apa adanya 8. Tidak mudah dipengaruhi orang 4 4 55 2. Skala Citra Tubuh Skala ini disusun berdasarkan komponen Citra tubuh Menurut Thomson (1998). Penyusunan skala bermula dari adaptasi komponen Citra tubuh Menurut Thomson penelitian yang dilakukan untuk kemudian disesuaikan dengan kondisi sampel yang dijadikan penelitian dalam skripsi ini. Adapun rincian butir item terdapat dalam blue print berikut ini : Tabel 3.3 Blue Print Komponen Citra Tubuh Item Komponen Citra Tubuh Indikator Jumla Faforebel Unfaforebel h 1,3 2,4 4 5,7 6,8 4 1. Ketepatan memperkirakan ukuran tubuh 2. Bentuk tubuh kesesuaian terhadap penampilan 56 3. Kepuasan terhadap tubuh 9,11,13 10,12,14 6 15,17 16,18 4 19,21,23 20,22,24 6 25,26,27 35,36,37 6 28,29,30,31 38,39,40 7 32,33,34 41,42,43 6 4.Kecemasan terhadap penampilan tubuh 5. Usaha meningkatkan kebugaran 6. Usaha untuk menjaga kesehatan 7. Usaha mengatur pola makan dan hidup sehat 8. Memperhatikan pada berat badan 3.5 Uji Coba Instrumen Penelitian Sebelum dilakukan penelitian sebenarnya, peneliti melakukan pengujian validitas dan reliabilitas alat (try out) terhadap instrumen penelitian, dengan menggunakan sampel yang tidak sesungguhnya yang berjumlah 30 orang, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan sampel penelitian. Sampel try 57 out diambil dari daerah wilayah ciputat yang berjenis kelamin laki-laki dan mengikuti fitness center dengan taraf tingkatan usia sesuai dengan sampel aslinya. 3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisa statistik, yaitu : 1. Statistik Deskriptif Digunakan untuk mengolah gambaran umum responden. Analisa deskriptif memberikan informasi mengenai sekumpulan data dan mendapatkan gagasan untuk keperluan analisi selanjutnyadengan mencari Mean, Modus, dan Mediannya. 2. Uji Validasi Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2002). Validitas skala dilakukan dengan mengkorelasikan antar skor masing-masing item dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah teknik analisis korelasi product moment dari Pearson. Untuk perhitungannya peneliti menggunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut : 58 Keterangan : rxy = Angka indeks korelasi product moment N = Jumlah responden ∑xy = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y ∑y = Jumlah seluruh skor total ∑x = Jumlah skor item Uji coba terhadap 44 item dari instrumen Kepercayaan diri menghasilkan 25 item yang valid. Sedangkan 19 item lainnya tidak valid. Instrumen kepercayaan diri menghasilkan nilai α (alpha)0.8516 sedangkan r.tabel memiliki nilai 0.361dengan taraf signifikansi 5 %. Seluruh item valid digunakan sebagai alat ukur penelitian. Adapun nomor-nomor item valid yang digunakan terdapat dalam tabel dibawah ini 59 Tabel 3.4 Revisi Blue Print Kepercayaan Diri Ciri-ciri Kepercayaan Diri Indikator 7. Menampilakan diri yang apa adanya Item Favorebel Unfaforebel Jumlah *78,*80 79,81 2 8. Tidak mudah dipengaruhi 1. Berani resiko orang lainmengambil dan memiliki kecerdasan emosi yang baik *44,*46 82,*84,*86 *45,47 83,*85,87 3 3 2. Berusaha mengerjakan segala sesuatunya sendiri 48,*50,*52 49,*51,*53 4 3. mampu berkomunikasi dengan baik 54,*56,*58 55,57,59 2 *60,*62,*64,*66,68 *61,63,*65,67,*69 7 *70,72 71,*73 2 74,*76 75,*77 2 4. Mempunyai pemikiran yang logis, kritis dan gagasan yang baik 5. Mendahulukan kepentingan bersama 6. Mampu menerima pendapat orang lain dengan baik 60 *item valid Uji coba terhadap 43 item dari instrumen kepuasan citra tubuh menghasilkan 20 item yang valid. Sedangkan 23 item lainnya tidak valid. Instrumen kepuasan citra tubuh menghasilkan nilai α.8203 (alpha) sedangkan r.tabel memiliki nilai 0.361dengan taraf signifikansi 5 %. Seluruh item valid digunakan sebagai alat ukur penelitian. Adapun nomor-nomor item valid yang digunakan terdapat dalam tabel dibawah ini. Tabel 3.5 Revisi Blue Print Kepuasan Citra Tubuh Item Indikator Faforebel Unfaforebel Jumlah 1,*3 *2,4 2 5,*7 6,8 1 9,*11,13 10,*12,14 2 15,17 *16,18 1 19,21,23 *20,*22,24 2 1. Ketepatan memperkirakan ukuran tubuh Komponen Citra Tubuh 2. Bentuk tubuh kesesuaian terhadap penampilan 3. Kepuasan terhadap tubuh 4.Kecemasan terhadap penampilan tubuh 5. Usaha meningkatkan kebugaran 61 6. Usaha untuk menjaga kesehatan *25,26,27 35,*36,*37 3 *28,29,*30,*31 *38,*39,*40 6 *32,*33,34 *41,42,43 3 7. Usaha mengatur pola makan dan hidup sehat 8. Memperhatikan pada berat badan *item valid 3. Uji Reliabilitas Saifuddin Azwar (2005) mengatakan bahwa reliabilitas adalah konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran, atau dengan kata lain menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Arikunto, 2002). Uji reliabilitas pada skala kepuasan citra tubuh dan Kepercayaan diri dilakukan dengan menggunakan Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut: 62 Keterangan : α = Koefisisen reliabilitas Sx2 = Varians skor tes S22 = Varians skor belahan dua S12 = Varians skor belahan satu Dari uji reliabilitas skala kepuasan citra tubuh, diperoleh koefisien sebesar 0.8203, sedangkan dari uji reliabilitas skala kepercayaan diri, diperoleh koefisien sebesar 0.8516 Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian ini reliabel untuk digunakan, sesuai dengan kaidah Guilford dan pendapat Azwar (2005) bahwa koefisien reliabilitas dikatakan reliabel adalah yang mendekati 1,00. 63 3.7 Analisis Regresi 3.7.1 Pengertian Regresi dan Tujuan Regresi Menurut Reksoatmodjo (2007)Analisi regresi dan analisis korelasi dikembangkan untuk mengkaji dan mengukur hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam abalisis regresi dikembangkan persamaan estimasi untuk mendeskripsikan pola atau fungsi hubungan antara variabel-variabel. Sesuai dengan namanya, persamaan estimasi atau persamaan regresi itu digunakan untuk mengestimasi nilai dari suatu variabel berdasarkan nilai variabel lainnya. Variabel yang diestimasi itu disebut variabel dependen (atau variabel terikat )sedangkan variabel yang diperkirakan memengaruhi variabel dependen itu disebut variabel independen (atau variabel bebas). (Reksoatmodjo, 2007) Di samping untuk mengestimasi, analisis regresi juga digunakan untuk mengukur tingkat ketergantungan (dependability) dari estimasi itu. Upaya mengestimasi atau mempredikisi lazimnya diawali dengan mengatakan eksperimen. Analisis regresi dan analisis korelasi memiliki implikasi yang luas dalam berbagai situasi. Analisis regresi mendeskripsikan hubungan antarvariabel sehingga dapat digunakan untuk mengestimasi kecenderungan di masa mendatang berdasarkan data masa lalu dan masa kini (Reksoatmodjo ,2007) 64 Sedangkan menurut Nurgiyantoro (2002) Untuk mengetahui apakah suatu gejala atau variabel dapat dipergunakan untuk memprediksikan gejala-gejala atau variabel-variabel yang lain, dilakukan uji statistik dengan mempergunakan teknik analisis regresi. Masih menurut Nurgiyantoro (2002) Tujuan pembuatan garis regresi adalam untuk memprediksikan harga variabel kriterium berdasarkan harga variabel prediktor dengan kesalahan yang sekecil mungkin. Tujuan itu dapat dinyatakan terwujud jika kesalahan prediksi itu sama dengan nol. Kesalahan prediksi inilah yang disebut sebagai residu. Selain itu, suatu prediksi dikatakan efisien jika jumlah kuadrat residu adalah minimal atau paling kecil. 3.7.2 Hakikat Regresi Analisis regresi sebenarnya kependekan dari variabel varians garis regresi, yaitu analisis terhadap garis regresi. Ia dimaksudkan untuk menguji signifikansi garis regresi yang diperoleh. Dengan demikian, sebagaimana analisis varians, hasil analisis regresi juga akan menghasilkan rasio F. Menurut Nurgiyantoro (2002). 65 3.8 Prosedur Penelitian 3.8.1 Tahap Persiapan Pada tahap ini dilakukan penentuan variabel penelitian, perumusan masalah, dan pelaksanaan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan landasan teori yang tepat mengenai variabel penelitian. Selanjutnya dilakukan penyusunan instrumen penelitian dan dilakukan uji coba instrumen (try out) dengan uji coba 30 orang responden untuk menghasilkan instrumen yang valid dan reliabel. 3.8.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian Pada tahap ini peneliti mulai melakukan penelitian dengan menyebarkan instrumen kepada sampel yang telah ditentukan yaitu menyebarkan 70 angket kepada 70 reponden yang sudah di tetapkan yaitu yang terdaftar sebagai pelanggan di tempat olahraga fitnes dan aeriboc”Ram Boe Born to Sport” Jakarta. Data yang diperoleh kemudian dianalisa dan diolah sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan yang disusun dalam laporan penelitian. BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Responden 4.1.1 Karakteristik responden usia di setiap wilayah Penelitian ini seluruh responden berjenis kelamin sejenis yaitu laki-laki. Penelitian ini dilakukan di tempat Olah Raga Fitnes dan Aerobic “Ram Boe Born to Sport” yang berlokasi di. Ruko Duta Mas Fatmawati Blok B1 no.35 Jakarta Selatan. Berdasarkan taraf usia peneliti membaginya kedalam tiga kategori kemudian diperoleh hasil bahwa usia 18- 20 tahun terdiri 19 orang reponden (27.14%) , usia 21-25 tahun terdiri 20 orang reponden (28.57%), usia 26-30 tahun terdiri 16 orang reponden (22.86%), dan usia 31- 40 tahun terdiri 15 orang responden (21.43%). Pada Tabel 4.1 berikut disajikan data karakteristik responden berdasarkan kategori usia. Tabel 4.1 Taraf Usia Karakteristik responden berdasarkan taraf usia Karakterisitik Frekuensi Presentase 18-20 tahun 19 reponden 27.14 % 21-25 tahun 20 responden 28.57 % 26-30 tahun 16 responden 22.86 % 31-40 tahun 15 responden 21.43 % Jumlah 70 responden 100 % 66 67 Dari tabel diatas menunjukan bahwa dari masing – masing kategori taraf usia jumlahnya tidak sama besar. Sehingga total keseluruhan menjadi 70 orang reponden (100.00%) yang tersebarakan di tempat Olah Raga Fitnes dan Aerobic “Ram Boe Born to Sport” Fatmawati, Jakarta Selatan. 4.1.2 Kepuasan citra tubuh pada seluruh responden Dalam penelitian ini terdapat tiga kategori untuk menggambarkan kepuasan citra tubuh yaitu, tinggi, sedang, dan rendah. Untuk menyatakan responden berada dalam satu kategori kepuasan citra tubuh, dilakukan penghitungan dengan formula berikut: X > M + 1SD Tinggi M + 1SD < X < M - 1SD Sedang X < M - 1SD Rendah Berikut ini penjelasan hasil perhitungan karakterisitik reponden atas skala kepuasan citra tubuh. Tabel 4.2 Hasil Kategori Kepuasan Citra Tubuh Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent Tinggi 15 21.4 21.4 21.4 Sedang 44 62.9 62.9 84.3 Rendah 11 15.7 15.7 100.0 Total 70 100.0 100.0 68 Dari data diatas dijelaskan bahwa 15 responden (21.4%) memiliki kategori tinggi, 44 responden (62.9%) memiliki kategori sedang, sedangkan sisanya 11 (15.7%) responden memiliki kategori rendah. Gambar 1 Kategori Kepuasan Citra Tubuh Rendah Tinggi Sedang 4.1.3 Karakteristik responden berdasarkan kepercayaan diri Terdapat tiga kategori kepercayaan diri yang menjadi acuan untuk mengelompokkan responden dalam penelitian ini, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Untuk menyatakan responden berada dalam satu kategori kepercayaan diri, dilakukan penghitungan dengan formula berikut: 69 X > M + 1SD Tinggi M + 1SD < X < M - 1SD Sedang X < M - 1SD Rendah Tabel 4.3 Hasil kategori Kepercayaan Diri Cumulative Frequency Valid Tinggi Percent Valid Percent Percent 9 12.9 12.9 12.9 Sedang 47 67.1 67.1 80.0 Rendah 14 20.0 20.0 100.0 Total 70 100.0 100.0 Dari tabel tersebut diketahui bahwa sebesar 12.9% atau 9 orang responden terkategorikan kepercayaan diri tinggi, 67.1% atau 47 orang memiliki kepercayaan diri yang sedang, dan 20.0% atau 14 orang memiliki kepercayaan diri rendah. Gambar 2 Kategori Kepercayaan Diri Rendah Tinggi Sedang 70 4.2 Uji Persyaratan Uji persyaratan adalah penghitungan yang dilakukan sebelum melakukan analisa data yang lebih mendalam. Uji persyaratan yang dilakukan terdiri dari uji normalitas dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 14.00. 4.2.1 Uji normalitas Jika data yang dianalisis berskala interval pada umumnya mengikuti asumsi distribusi normal. Namun tidak mustahil suatu data tidak mengikuti asumsi normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk membuktikan bahwa sebaran data sudah bisa dikatakan normal atau mendekati normal. Uji normalitas sampel atau menguji normal tidaknya sampel adalah dengan mengadakan pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis (Arikunto, 2006). Dengan demikian, uji normalitas data dan uji varians adalah hal yang lazim dilakukan sebelum sebuah metode statistik diterapkan. Adapun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji ShapiroWilk. Uji Shapiro-Wilk adalah salah satu cara untuk menguji goodness of fit (keselarasan). Dalam hal ini digunakan untuk menentukan apakah distribusi frekuensi pengamatan dari suatu variabel secara signifikan berbeda dari yang diharapkan atau distribusi frekuensi teoritis. Sehingga hipotesis statistiknya 71 adalah distribusi frekuensi hasil pengamatan bersesuaian dengan distribusi frekuensi harapan (teoritis) (Sevilla et.al., 1993). Table 3.4 Hasil tests of normality Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Kepuasan Citra Tubuh .971 70 .109 Kepercayaan Diri .990 70 .871 * This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction Hasil penghitungan uji normalitas, variable kepuasan citra tubuh dan kepercayaan diri, dihitung dengan menggunakan teknik Shapiro-Wilk, dihasilkan nilai signifikansi probabilitas sebesar 0.109 pada vaiabel kepuasan citra tubuh dan 0. 871 pada variabel Kepercayaan diri. Karena nilai signifikansi probabilitas yang dihasilkan kedua variabel, di atas 0,05 maka sebaran data pada kedua variabel berdistribusi normal. Hasil uji normalitas juga dapat dilihat pada gambar grafik Q.Q. Plot di bawah ini; 72 Gambar . 3 Gambar Q.Q Plot kepuasan citra tubuh 3 2 1 0 -1 -2 -3 100 110 120 130 140 150 160 Gambar 4 Gambar Q.Q Plot kepercayaan diri 3 2 1 0 -1 -2 -3 110 120 130 140 150 160 170 Kedua gambar di atas memperlihatkan bahwa sebaran data variabel 73 kepuasan citra tubuh dan kepercayaan diri dengan taraf nilai signifikansi probabilitas sebesar 0.109 kepuasan citra tubuh dan 0. 871 pada variabel Kepercayaan diri berada di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas. Dengan demikian, data tersebut dapat dikatakan normal. 4.3 Uji Hipotesis Hasil penghitungan uji hipotesis dengan menggunakan teknik Pearson’s menghasilkan nilai r hitung sebesar 0.369. Sementara nilai r table dengan n 70 pada taraf signifikansi 5% adalah sebesar 0.235. berikut ini table yang menjelaskan hasil korelasinya Table 4.5 Hasil korelasi teknik Pearson’s product moment Kepuasan Citra Tubuh Kepuasan Citra Kepercayaan Tubuh Diri Pearson Correlation 1 .369(**) Sig. (2-tailed) . .002 70 70 .369(**) 1 .002 . 70 70 N Kepercayaan Diri Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Keputusan : H0 diterima jika r hitung < r tabel 74 Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa nilai r hitung (0.369) > r table (0.235), maka hipotesis nihil (H0) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepuasan Citra Tubuh dan Kepercayaan Diri ditolak. Dengan demikian hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepuasan Citra Tubuh dan Kepercayaan Diri diterima. Arah pengaruh yang didapat adalah positif yang bermakna bahwa semakin baik kepuasan citra tubuh seseorang akan meningkatkan kepercayaan dirinya. Tabel 4.6 Uji korelasi descriptive Statistics Mean Std. Deviation N Kepuasan Citra Tubuh 130.6143 10.29041 70 Kepercayaan Diri 138.4429 10.98172 70 Dari table diatas maka dapat dijelaskan bahwa hasil mean kepuasan citra tubuh adalah 130.6143 dengan std deviation 10.29041. Sedangkan nilai mean kepercayaan diri adalah 138.4429 dengan std deviation 10.98172. 4.4 Uji Regresi Setelah diketahui nilai korelasi antara variable kepuasan citra tubuh dan kepercayaan diri, kemudian dilakukan penghitungan analisis regresi. 75 Tahapan pertama penghitungan analisis regresi adalah melakukan penghitungan nilai R Square untuk mengetahui seberapa besar sumbangsih variable kepuasan citra tubuh terhadap variable kepercayaan diri. Hasilnya disajikan pada tabel berikut; Table 4.7 Hasil regresi model Summary Model 1 R R Square .369(a) .137 Adjusted R Std. Error of Square the Estimate .124 10.27942 a Predictors: (Constant), Kepuasan Citra Tubuh Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai R Square yang didapat adalah sebesar 0.137. Hal ini berarti bahwa variabel kepuasan citra tubuh memberikan sumbangsih sebesar 13.7% bagi perubahan variabel Kepercayaan Diri. Dengan demikian terdapat 86.3% variabel lain selain Kepuasan Citra Tubuh yang tidak terukur dalam penelitian ini, yang dapat memberikan perubahan variabel Kepercayaan Diri. Setelah diketahui nilai r square signifikansi sumbangsih Kepuasan Citra Tubuh terhadap Kepercayaan Diri, kemudian dilakukan penghitungan Anova (uji linearitas) untuk mengetahui apakah model persamaan garis regresi yang dipergunakan tepat diterapkan dalam perhitungan regresi ini. 76 Table 3.8 Hasil uji linearitas (Anova) Model 1 Regression Sum of Squares 1135.950 Residual 7185.322 df Total 8321.271 a Predictors: (Constant), Kepuasan Citra Tubuh b Dependent Variable: Kepercayaan Diri 1 Mean Square 1135.950 68 105.666 F 10.750 Sig. .002(a) 69 Hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar (10.750), sementara nilai F tabel sebesar (3.99 dengan df 1 dan 68). Karena nilai F hitung > F tabel maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan garis regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat diterapkan. Setelah diketahui nilai f hitung untuk menguji persamaan regresi, kemudian dilakukan penghitungan uji signifikansi konstanta variabel Kepuasan Citra Tubuh. Hasilnya disajikan pada tabel Coefficients(a) berikut; Table 4.9 Hasil Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) Kepuasan Citra Tubuh Standardized Coefficients B 86.942 Std. Error 15.755 .394 .120 t Sig. Beta .369 5.518 .000 3.279 .002 a Dependent Variable: Kepercayaan Diri Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai t hitung sebesar(3.279 ) yang didapat pada variabel Kepuasan Citra Tubuh. Sedangkan nilai t tabel sebesar (2.000) pada taraf signifikansi 5% dengan df 68 (n – 2 = 70 - 2). 77 Nilai t hitung yang didapat > t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa Kepuasan Citra Tubuh memberikan dampak perubahan yang signifikan terhadap Kepercayaan Diri seseorang. BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari berbagai penjelasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah r hitung (0.369) > r table (0.235). Maka hipotesis nihil (H0) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepuasan Citra Tubuh dan Kepercayaan Diri ditolak. Dengan demikian hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepuasan Citra Tubuh dan Kepercayaan Diri diterima. Artinya dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat arah pengaruh yang didapat adalah positif yang bermakna bahwa semakin baik kepuasan citra tubuh seseorang akan meningkatkan kepercayaan dirinya. 77 78 5.2 Diskusi Penelitian ini memiliki nilai hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kepuasan citra tubuh dengan kepercayaan diri seseorang yang mengikuti fitness center. Itu artinya semakin baik kepuasan citra tubuh seseorang maka akan meningkatkan kepercayaan dirinya pula. Penelitian ini seluruh responden berjenis kelamin sejenis yaitu laki-laki. Penelitian ini dilakukan di tempat Olah Raga Fitnes dan Aerobic “Ram Boe Born to Sport” yang berlokasi di. Ruko Duta Mas Fatmawati Blok B1 no.35 Jakarta Selatan. Berdasarkan taraf usia peneliti membaginya kedalam tiga kategori kemudian diperoleh hasil bahwa usia 18- 20 tahun terdiri 19 orang reponden (27.14%) , usia 21-25 tahun terdiri 20 orang reponden (28.57%), usia 26-30 tahun terdiri 16 orang reponden (22.86%), dan usia 31- 40 tahun terdiri 15 orang responden (21.43%). Dan untuk menggambarkan mengenai kepuasan citra tubuh dalam penelitian ini menghasilkan bahwa 15 responden (21.4%) memiliki kategori tinggi, 44 responden (62.9%) memiliki kategori sedang, sedangkan sisanya 11 (15.7%) responden memiliki kategori rendah. Sedangkan pada kepercayaan diri menghasilkan 12.9% atau 9 orang responden terkategorikan kepercayaan 79 diri tinggi, 67.1% atau 47 orang memiliki kepercayaan diri yang sedang, dan 20.0% atau 14 orang memiliki kepercayaan diri rendah. Dari data di atas menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepuasan Citra Tubuh dan Kepercayaan Diri. Terdapat arah yang positif yang bermakna bahwa semakin baik kepuasan citra tubuh seseorang akan meningkatkan kepercayaan dirinya. Menurut Rice (dalam Sukamto,2006), citra tubuh yang sehat atau positif ditandai oleh adanya gambaran mental yang akurat tentang tubuh dan perasaan-perasaan, penaksiran, serta relasi dengan tubuh yang positif dan percaya diri. Citra tubuh yang sehat merupakan salah satu perwujudan dari harga diri yang positif. Jika dikaji lebih mendalam tentang citra tubuh dan kepercayaan diri hipotesis dalam penelitian ini dapat dikatakan sejalan searah dengan hasil laporan penelitian yang dilakukan oleh The U.S. Surgeon General (dalam Reps, Juni 2005) yang menyebutkan berbagai alasan seseorang untuk mengikuti fitness diantaranya fitness mampu meningkatkan optimisme,daya tahan psikologis, dan kepositifan;kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah;spirit emosional;kemampuan rileks di situasi stress;citra diri dan kepercayaan diri. Lebih lanjut, fitnes terbukti bisa menurunkan banyak simptom fisik akibat stress, beberapa diantaranya lebih efektif ketimbang obat medis. 80 Kemampuan fitnes menurunkan tekanan darah lebih baik dari obat penenang. Fitnes bisa menurunkan tedak jantung serta tekanan darah. Fitness juga mampu membuat seseorang menjadi lebih sehat dan aktif. Serta mempunyai mobilitas fisik yang tinggi. Secara psikologis dapat meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri, dibandingkan dengan orang yang jarang, malas, atau tidak pernah olahraga. Menurut Melliana (2006) citra tubuh merupakan fondasi dasar dari keseluruhan kepribadian manusia. Citra tubuh mempunyai dua komponen cara berfikir, yaitu cara berfikir positif dan cara berfikir negatif. Dan tidak jarang setiap orang pasti pernah merasa tidak puas dengan penampilannya, sehingga berusaha untuk bisa tampil jauh lebih baik. Penampilan bentuk tubuh yang bagus dan ideal merupakan impian banyak pria yang mengikuti fitness. Dengan keadaan yang seperti itu, maka tidaklah heran bila kemudian fitness center mulai berkembang di tengah-tengah gaya hidup perkotaan. Bermacam-macam tujuan untuk datang ke fitness center. ada yang ingin 81 bugar, ingin sedikit lebih gemuk, ingin kurus, dan ingin mendapatkan bentuk tubuh yang ideal. Dari berbagai penjelasan diatas, bentuk tubuh seseorang juga berjalan sejalan dengan kepercayaan dirinya. Jika seseorang tidak merasakan adanya kepuasan terhadap citra tubuh yang dimilikinya maka orang tersebut juga tidak merasakan adanya kepercayaan didalam dirinya. Namun sebaliknya jika seseorang merasakan kepuasan terhadapa citra tubuhnya maka kepercayaan didalam dirinya pun semakin meningkat. 5.3 Saran Berdasarkan metodologi serta hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti memberikan saran untuk penelitian berikutnya. Berikut ini saran yang diajukan oleh peneliti untuk penelitian berikutnya : 1) Dalam penelitian ini sampel yang digunakan hanya di satu tempat fitness center diwilayah Fatmawati, Jakarta Selatan untuk penelitian yang akan datang penulis menyarankan agar melakukan penelitian dengan tempat fitnes center yang lebih banyak di berbagai wilayah sehingga sampel yang digunakan juga semakin banyak. 82 2) Dalam penelitian ini sample yang digunakan hanya pria yang mengikuti fitnes center untuk penelitian selanjutnya peneliti menyarankan agar sample yang digunakan berjenis kelamin perempuan agar bisa lebih manambah keilmuan psikologi yang berkaitan dengan kepuasan citra tubuh dengan kepercayaan diri. 3) Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sample dengan usia dewasa awal ada baiknya dalam penelitian selanjutnya menggunakan sample dengan usia remaja awal sampai remaja akhir yang mengikuti fitness agar dapat dijadikan perbandingan dengan penelitian ini dalam kaiatannya dengan kepuasan citra tubuh dan kepercayaan diri. 83 Daftar Pustaka Adiraga. 2006. Body Building Fitness Life Styles Magazine (Vol.08) .Jakarta : Adi Raga Majalah. Angelish Barbara De, Ph.D. 2003. Confidence Percaya Diri Sumber Sukses dan Kemandirian. Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama. Apollo (Jurnal Psikologi Tabularasa. Vol. 3). 2005. Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Prestasi Belajar Siswa. Jakarta : LIPI. Arikunto Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek edisi revisi V. Jakarta : PT.Rineka Cipta. Azwar Saifuddin, MA.2005. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Barry Sears.2009. Jaga Kebugaran di Gym.http://gayanyasaja Chaplin. J.P.2000. Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah : Dr. Kartini Kartono. Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada. Febe Ida S.2009. fitness-tak-kenal-usia. http://spiritfitnesscenter.blogspot.com. Ghufron, M.Nur et al.2010. Teori-teori Psikologi. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media. Indiyah (Psikonomi. No.1 Tahun I, Juli). 1998.Hubungan Antara kepercayaan diri dengan kecemasan pada narapidana menjelang masa bebas. Fakultas Psikologi Universitas Wangsa Manggala. Luxori Yusuf. 2005. Percaya Diri. Jakarta : Khalifa. Mappiare Andi AT. 2002. Pengantar Konselinng dan Psikoterapi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Men’s Health Indonesia. 2004. Pria Aktif Modern (no.6). Jakarta : PT. Media Favorit Internasional. 84 Melliana Annastasia.2006.Menjelajah Tubuh Perempuan dan Mitos Kecantikan. Yogyakarta : LKIS. Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press). Norman K. 2005. Fitness & Healty Lifestyle(Fitness demi otak dan mental). Jakarta : majalah reps Sportisi Indonesia. Nurgiyantoro Burhan, et al. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmuilmu Sosial . Yogyakarta : Gajah Mada University Press Ariesta Dolphina.2005. Hubungan Antara Citra Tubuh Dengan Intensitas Berolahraga Pada Pria Dewasa Muda http://digilib.gunadarma.ac.id/ Reksoatmodjo N Tedjo. 2007. Statistika Untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung : PT. Refika Aditama. Sangkala, SDW Candra.2010. Berdamai dengan Diri Sendiri. Jogjakarta: DIVA Press. Senda Casillas.2008. Mengenal Gangguan Citra Tubuh pada Kaum Pria. http://www.healthplace.com/tipe_bigorexia.asp.html. Sevilla, et al.,.1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta : UI-Press. Shaleh Abdul Rahman & Muhbib Abdul Wahab.2004. Psikologi Suatu Pengantar : Dalam Persfektif Islam. Jakarta : Prenada Media. Siska, Sudarjo dan Purnamaningsih (Jurnal Psikologi. No.2 67-61). 2003. Kepercayaan diri dan kecemasan komunikasi interpersonal pada mahasiswa.Yogyakarta : Universitas Gajah mada. Slamet Wiharto.2008. kemajuan-olahraga-fitness-di-indonesia. http://slamet-wiharto.blogspot.com 85 Sukamto Monique Elizabeth (Anima Indonesian Psychological Journal. Vol.21). 2006. Citra Tubuh Perempuan di Media Massa. Surabaya : Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Thompson J. Kevin. 1998. Exacting Beauty Theory, Assessment, and Treatment of Body Image Disturbance. Washington DC :American Psychological Association. Thompson J Kevin. Body Image, Eating Disorder, and obesity an Integrative Guide for Assessment and Treatment. Washington DC :American Psychological Association. Patti Britton.2007. BodyImageAdalahGambaran Mental Seseorang. http://www.forumbinaraga.com Uqshari Yusuf.2005. Percaya Diri Pasti!. Jakarta : Gema Insani. 86 Website Website Barry Sears.2009. Jaga Kebugaran di Gym. http://gayanyasaja.com Patti Britton.2007. BodyImageAdalahGambaran Mental Seseorang. http://www.forumbinaraga.com Febe Ida S.2009. fitness-tak-kenal-usia. http://spiritfitnesscenter.blogspot.com. Senda Casillas.2008. Mengenal Gangguan Citra Tubuh pada Kaum Pria. http://www.healthplace.com/tipe_bigorexia.asp.html. Slamet Wiharto.2008. kemajuan-olahraga-fitness-di-indonesia. http://slamet-wiharto.blogspot.com. Ariesta Dolphina.2005. Hubungan Antara Citra Tubuh Dengan Intensitas Berolahraga Pada Pria Dewasa Muda http://digilib.gunadarma.ac.id/ 87 1. http://gayanyasaja.com.2009. Jaga Kebugaran di Gym. Barry Sears. 2. http://www.forumbinaraga.com.2007.BodyImageAdalahGambaran Mental Seseorang.Patti Britton. 3. http://spiritfitnesscenter.blogspot.com/2009/05/fitness-tak-kenalusia.html. Febe Ida S 4. http://www.healthplace.com/tipe_bigorexia.asp.html.2008.Mengenal Gangguan Citra Tubuh pada Kaum Pria. Senda Casillas. 5. http://slamet-wiharto.blogspot.com.2008.kemajuan-olahraga-fitness-diindonesia.html .Slamet Wiharto 6. http://digilib.gunadarma.ac.id/ Hubungan Antara Citra Tubuh Dengan Intensitas Berolahraga Pada Pria Dewasa Muda. Ariesta Dolphina.2005. Lampiran .3 Angket ( Try Out) Salam Hormat, Saya Julhairman Agung Nugraha mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Jakarta ingin meminta kesediaan Saudara untuk mengisi angket ini. Angket berjudul “Pengaruh Kepuasan Citra Tubuh Terhadap Kepercayaan Diri Orang Yang Mengikuti Fitness Center ” ini tidak menilai benar dan salah, Saya mengharapkan Saudara menjawab dengan sejujur-jujurnya dan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Karena jawaban Saudara sangat mempengaruhi hasil penelitian ini. Sebelum Saudara mengisi pernyataan-pernyataan dalam angket ini, isilah identitas diri Saudara dibawah ini : Nama/ Inisial Usia (tandai X pada kolom) : : 18-20 Thn ( ) 21-25 Thn ( ) 25-30 Thn ( ) 30-40 Thn ( ) Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih atas kesediaan Saudara telah mengisi angket ini. Petunjuk pengisian: SS: Sangat Setuju S: Setuju TS: Tidak Setuju STS: Sangat Tidak Setuju Berilah tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan keadaan diri Anda. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Pernyataan Kepuasan Citra Tubuh Saya memeriksa penampilan saya di cermin kapan pun ada kesempatan Dari hari ke hari saya tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada kesehatan fisik saya Saya memperhatikan dengan seksama tubuh saya terhadap segala tanda-tanda adanya penyakit Saya tidak menyukai penampilan fisik saya Sebelum saya berada di depan umum, saya selalu memperhatikan bagaimana penampilan saya saya merasa risih karena memiliki bentuk dada yang besar Penting bagi saya untuk selalu tampil menarik saya merasa kurang percaya diri memiliki dada dan otot yang besar Saya memiliki daya tarik fisik Saya menyukai penampilan tubuh saya ketika tanpa busana Saya menyukai pasnya baju saya pada tubuh saya Saya tidak menyukai penampilan fisik saya Penting bagi saya untuk memiliki kekuatan fisik yang baik Kesehatan saya tidak dapat diperkirakan kondisinya, kadangkadang baik dan kadang buruk .saya mulai merasa was-was jika tubuh saya mulai merasa tidak enak saya termasuk orang yang cuek terhadap penampilan tubuh saya saya merasa takut jika orang lain mengkritik penampilan saya saya termasuk orang yang malas memperhatikan penampilan tubuh Setelah saya merasakan gejala penyakit, saya langsung mengkonsultasikan kesehatan saya Dari hari ke hari saya tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada kesehatan fisik saya Saya sangat menyadari jika kondisi fisik saya mengalami perubahan Saya tidak terlibat dalam program latihan oleh raga secara teratur Saya menjalani program diet untuk menurunkan berat badan SS S TS STS 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 Mengikuti kegiatan olah raga tidak penting bagi saya Saya melakukan berbagai hal untuk meningkatkan kekuatan fisik saya Saya senang membaca buku dan majalah yang berhubungan dengan kesehatan Saya berusaha meningkatkan stamina fisik saya Setiap hari saya selalu berusaha untuk olah raga agar tubuh saya fit Untuk menjaga tubuh saya tidak merokok dan berusaha menghindar dari lingkungan perokok Kesehatan yang baik adalah salah satu hal terpenting dalam hidup saya Saya secara sengaja membentuk gaya hidup sehat Saya terus-menerus khawatir gemuk atau menjadi gemuk saya selalu memperhatikan berat tubuh saya masih ideal atau tidak saya merasa berat tubuh saya termasuk ideal Kebugaran fisik yang baik bukan merupakan prioritas utama dalam kehidupan saya Saya kurang mampu melakukan olah raga dan permainan yang melibatkan fisik saya paling malas jika membicarakan tentang olah raga fisik saya paling malas untuk menjaga pola makan sehat menurut saya merokok tidak ada pengaruhnya terhadap kesehatan tubuh saya saya malas melakukan hidup pola sehat karena membuat saya terbatas untuk makan-makanan yang enak Dari hari ke hari saya tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada kesehatan fisik saya saya tidak pernah peduli akan berat tubuh saya saya merasa berat tubuh saya tidak berpengaruh terhadap kepercayaan diri saya Kepercayaan Diri Saya tidak pernah takut untuk menghadapi masalah saya adalah orang yang takut dalam menghadapi masalah Saya adalah orang yang selalu bertanggung jawab terhadap masalah yang saya hadapi Saya orang yang paling tidak mau mengambil resioko tehadap masalah yang saya hadapi Selagi saya mampu mengerjakan sendiri saya tidak pernah merepotkan orang lain saya adalah orang sangat bergantung kepada teman dekat saya adalah pria yang mandiri saya bukanlah pria yang mandiri kehidupan saya ditentukan oleh saya sendiri orang tua sayalah yang menentukan kehidupan saya saya bukan orang yang memilih-milih teman Saya orang yang sulit bergaul dengan banyak orang Saya orang yang mampu menyesuaikan diri dilingkunga yang baru saya bukan orang yang pandai dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan baru saya adalah orang yang selalu aktif dalam organisasi saya lebih senang memiliki teman yang sedikit Saya adalah orang yang selalu kritis terhadap masalah Saya paling malas untuk berfikir kritis terhadap masalah Dalam memecahkan masalah saya harus mampu berfikir secara logis Menyelesaikan masalah tidak perlu berfikir logis saya berusaha untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang terjadi disekitar saya saya paling tidak suka terlibat dalam menyelesaikan masalah dilingkungan saya Saya berusaha menyampaikan saran untuk membantu menyelesaikan masalaha disekitar saya 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 Jika tidak diminta saya tidak akan memberikan saran terhadap penyelesaian masalah Berfikir kritis membuat saya lebih mengetahui hal yang benar dan yang salah saya selalu berfikir negatif terhadap segala masalah Saya tidak suka mencampur adukan urusan pribadi dengan kepentingan banyak orang saya lebih mementingkan kebahagiaan sendiri dibandingkan dengan kebahgaiaan banyak orang Saya senang jika keberadaan saya bisa bermanfaat untuk lingkungan saya tidak senang jika banyak orang yang meminta bantuan kepada saya saya adalah orang yang paling senang mendengarkan pendapat orang lain saya tidak suka menerima pendapat orang lainndapat orang lain selagi pendapat orang lain itu baik untuk kepentingan bersama saya tidak ada masalah Menurut saya pendapat orang lain itu tidak ada yang baik saya paling tidak suka berpura-pura dihadapan banyak orang saya hanya mau menampilkan diri dengan baik terhadap orang yang berpengaruh banyak dikehidupan saya saya hanya ingin orang lain menerima apa adanya saya saya takut orang lain tidak menerima keadaan saya saya adalah orang tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain saya sangat mudah dipengaruhi oleh orang lain saya bukan orang yang gampang marah saya adalah orang yang mudah marah saya beusaha bersabar dalam menghadapi masalah Dalam menghadapi masalah saya suka ceroboh dan tidak berfikir panjang. Terima Kasih Atas Bantuan Saudara.. Lampiran 1 Reliability dan Validitas Kepuasan Citra Tubuh ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y Statistics for SCALE Mean 130.2000 A N A L Y S I S - Variance 75.9586 S C A L E N of Std Dev Variables 8.7154 43 Scale Variance if Item Deleted 75.7483 68.2989 69.9954 76.0333 75.0678 74.1885 69.0161 72.9989 74.3092 77.6368 75.0586 74.7828 76.5989 72.7828 76.9713 72.2126 73.7471 73.3609 72.9437 67.9368 76.4782 71.7023 71.3517 77.4989 69.8172 73.8862 74.1379 71.0586 72.3402 72.3172 70.0241 70.5161 72.9713 74.7000 73.4437 71.6506 68.9989 71.3345 69.5816 70.3264 71.4126 74.9471 75.5126 Corrected ItemTotal Correlation -.0198 .4866 .5189 -.0357 .0460 .1671 .5447 .2069 .1272 -.1556 .3803 .3667 -.0927 .1878 -.1289 .3903 .1207 .2146 .1860 .5527 -.1316 .3023 .2551 -.1516 .4096 .1147 .1599 .3432 .1697 .4004 .5594 .3390 .3281 .0717 .1921 .3053 .4817 .3818 .3710 .3810 .3018 .0445 .0033 (A L P H A) Item-total Statistics Scale Mean if Item Deleted VAR00001 127.1000 VAR00002 127.6667 VAR00003 127.2667 VAR00004 127.0333 VAR00005 126.9667 VAR00006 127.1333 VAR00007 126.8667 VAR00008 127.0333 VAR00009 127.0333 VAR00010 127.5333 VAR00011 127.1000 VAR00012 126.9000 VAR00013 126.7667 VAR00014 127.9000 VAR00015 127.1667 VAR00016 127.1667 VAR00017 127.6667 VAR00018 126.8667 VAR00019 127.2333 VAR00020 127.8333 VAR00021 127.2667 VAR00022 127.4333 VAR00023 127.4000 VAR00024 126.8667 VAR00025 127.1000 VAR00026 127.1000 VAR00027 127.0000 VAR00028 126.9000 VAR00029 127.2667 VAR00030 126.6000 VAR00031 126.9000 VAR00032 127.3667 VAR00033 127.1667 VAR00034 127.3000 VAR00035 127.2667 VAR00036 127.0667 VAR00037 127.0333 VAR00038 126.9000 VAR00039 127.0667 VAR00040 127.1333 VAR00041 127.6333 VAR00042 127.1333 VAR00043 127.2667 Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 Alpha = .8203 N of Items = 43 86 Alpha if Item Deleted .7410 .7146 .7173 .7390 .7378 .7327 .7144 .7310 .7343 .7533 .7356 .7372 .7445 .7322 .7447 .7273 .7356 .7308 .7322 .7117 .7387 .7263 .7285 .7510 .7200 .7358 .7330 .7241 .7341 .7249 .7166 .7237 .7274 .7370 .7317 .7262 .7161 .7233 .7214 .7217 .7261 .7385 .7397 Lampiran 2 Reliability dan Validitas Kepercayaan Diri ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y Statistics for SCALE Mean 136.9333 A N A L Y S I S - Variance 79.8575 S C A L E N of Std Dev Variables 8.9363 44 Scale Variance if Item Deleted 75.8954 72.0276 73.1448 77.7057 79.2057 81.6782 77.9126 73.5816 72.9759 76.9609 82.5333 78.7920 75.4954 75.4437 72.8333 82.2299 74.0057 72.7920 78.7540 79.4299 71.6782 77.2690 75.2000 79.8575 77.4816 75.5402 74.6023 78.6023 78.3954 73.0161 77.9644 79.4264 77.7989 75.1448 73.9816 81.4989 78.4931 78.3402 77.2690 78.2126 73.3161 75.4816 75.2368 77.3517 Corrected ItemTotal Correlation .3345 .5886 .5552 .1172 .0524 -.2222 .3959 .3491 .4450 .3133 -.1958 .0736 .3189 .2772 .5664 -.2398 .3945 .5343 .3888 .0110 .5145 .3938 .4371 -.0329 .2111 .3713 .3685 .0939 .1341 .5054 .2036 .0123 .3820 .3732 .4366 -.1668 .3647 .0445 .1429 .2082 .4590 .3928 .4518 .2004 (A L P H A) Item-total Statistics Scale Mean if Item Deleted VAR00001 133.9667 VAR00002 133.8000 VAR00003 133.6000 VAR00004 134.1333 VAR00005 133.6333 VAR00006 133.6667 VAR00007 133.8667 VAR00008 133.9333 VAR00009 133.7000 VAR00010 133.7333 VAR00011 133.8667 VAR00012 133.3667 VAR00013 133.7667 VAR00014 133.9333 VAR00015 134.1667 VAR00016 133.6667 VAR00017 134.1667 VAR00018 133.9667 VAR00019 133.9333 VAR00020 133.5333 VAR00021 134.3333 VAR00022 134.2000 VAR00023 133.8000 VAR00024 133.9333 VAR00025 133.9667 VAR00026 133.6667 VAR00027 133.8667 VAR00028 133.5333 VAR00029 133.4667 VAR00030 133.4667 VAR00031 133.6333 VAR00032 133.5667 VAR00033 133.8333 VAR00034 133.6000 VAR00035 134.1333 VAR00036 134.1333 VAR00037 133.7000 VAR00038 134.0667 VAR00039 134.2000 VAR00040 133.8333 VAR00041 133.8333 VAR00042 133.6333 VAR00043 133.7333 VAR00044 133.6000 Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 Alpha = .8516 N of Items = 44 87 Alpha if Item Deleted .7518 .7394 .7424 .7608 .7611 .7697 .7620 .7495 .7450 .7537 .7835 .7611 .7519 .7535 .7415 .7731 .7479 .7421 .7603 .7631 .7408 .7570 .7486 .7649 .7565 .7537 .7494 .7604 .7589 .7432 .7569 .7630 .7574 .7499 .7466 .7722 .7628 .7659 .7598 .7570 .7450 .7528 .7484 .7568 Lampiran. 3 Angket (Penelitian) Salam Hormat, Saya Julhairman Agung Nugraha mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Jakarta ingin meminta kesediaan Saudara untuk mengisi angket ini. Angket berjudul “Pengaruh Kepuasan Citra Tubuh Terhadap Kepercayaan Diri Orang Yang Mengikuti Fitness Center ” ini tidak menilai benar dan salah, Saya mengharapkan Saudara menjawab dengan sejujur-jujurnya dan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Karena jawaban Saudara sangat mempengaruhi hasil penelitian ini. Sebelum Saudara mengisi pernyataan-pernyataan dalam angket ini, isilah identitas diri Saudara dibawah ini : Nama/ Inisial : Usia (tandai X pada kolom) : 18-20 Thn ( ) 21-25 Thn ( ) 26-30 Thn ( ) 31-40 Thn ( ) Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih atas kesediaan Saudara telah mengisi angket ini. Petunjuk pengisian: SS: Sangat Setuju S: Setuju TS: Tidak Setuju STS: Sangat Tidak Setuju Berilah tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan keadaan diri Anda. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Pernyataan Kepuasan Citra Tubuh Saya memperhatikan dengan seksama tubuh saya terhadap segala tanda-tanda adanya penyakit Dari hari ke hari saya tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada kesehatan fisik saya Penting bagi saya untuk selalu tampil menarik Saya menyukai pasnya baju saya pada tubuh saya Saya tidak menyukai penampilan fisik saya saya termasuk orang yang cuek terhadap penampilan tubuh saya Dari hari ke hari saya tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada kesehatan fisik saya Saya tidak terlibat dalam program latihan oleh raga secara teratur Saya melakukan berbagai hal untuk meningkatkan kekuatan fisik saya Saya kurang mampu melakukan olah raga dan permainan yang melibatkan fisik saya paling malas jika membicarakan tentang olah raga fisik Setiap hari saya selalu berusaha untuk olah raga agar tubuh saya fit saya paling malas untuk menjaga pola makan sehat. menurut saya merokok tidak ada pengaruhnya terhadap kesehatan tubuh saya 88 SS S TS STS 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 Kesehatan yang baik adalah salah satu hal terpenting dalam hidup saya saya malas melakukan hidup pola sehat karena membuat saya terbatas untuk makan-makanan yang enak Saya secara sengaja membentuk gaya hidup sehat Dari hari ke hari saya tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada kesehatan fisik saya Saya terus-menerus khawatir gemuk atau menjadi gemuk saya selalu memperhatikan berat tubuh saya masih ideal atau tidak Kepercayaan Diri Saya tidak pernah takut untuk menghadapi masalah saya adalah orang yang takut dalam menghadapi masalah Saya adalah orang yang selalu bertanggung jawab terhadap masalah yang saya hadapi kehidupan saya ditentukan oleh saya sendiri saya bukanlah pria yang mandiri orang tua sayalah yang menentukan kehidupan saya Saya orang yang mampu menyesuaikan diri dilingkungan yang baru saya adalah orang yang selalu aktif dalam organisasi Saya paling malas untyuk berfikir kritis terhadap masalah Saya adalah orang yang selalu kritis terhadap masalah Saya berusaha untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang terjadi disekitar saya Saya berusaha menyampaikan saran untuk membantu menyelesaikan masalaha disekitar saya saya tidak senang jika banyak orang yang meminta bantuan kepada saya Saya tidak suka mencampur adukan urusan pribadi dengan kepentingan banyak orang menurut saya pendapat orang lain itu tidak ada yang baik saya paling tidak suka berpura-pura dihadapan banyak orang saya bukan orang yang gampang marah saya berusaha bersabar dalam menghadapi masalah saya adalah orang yang mudah marah saya hanya ingin orang lain menerima apa adanya saya selagi pendapat orang lain itu baik untuk kepentingan bersama saya tidak ada masalah saya selalu berfikir negatif terhadap segala masalah Dalam memecahkan masalah saya harus mampu berfikir secara logis saya paling tidak suka terlibat dalam menyelesaikan masalah dilingkungan saya saya adalah pria yang mandiri Terima Kasih Atas Bantuan Saudara.. 89 Lampiran. 4 Uji Normalitas Explore Descriptives Kepuasan Citra Tubuh Statistic 130.6143 Mean 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound 128.1606 133.0679 5% Trimmed Mean 130.5397 Median 129.5000 Variance 105.893 Std. Deviation 10.29041 Minimum 112.00 Maximum 151.00 Range 39.00 Interquartile Range 16.2500 Skewness .172 Kurtosis Kepercayaan Diri Std. Error 1.22994 Mean 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound -.872 .566 138.4429 1.31257 135.8244 141.0614 5% Trimmed Mean 138.3095 Median 138.5000 Variance .287 120.598 Std. Deviation 10.98172 Minimum 113.00 Maximum 169.00 Range 56.00 Interquartile Range 16.2500 Skewness Kurtosis .134 .287 -.178 .566 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov(a) Kepuasan Citra Tubuh Kepercayaan Diri Statistic .073 df .069 Shapiro-Wilk 70 Sig. .200(*) Statistic .971 70 .200(*) .990 * This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction 90 df 70 Sig. .109 70 .871 Kepuasan Citra Tubuh Gambar Q.Q Plot kepuasan citra tubuh 3 2 1 0 -1 -2 -3 100 110 120 130 140 150 160 Kepercayaan Diri Gambar Q.Q Plot kepercayaan diri 3 2 1 0 -1 -2 -3 110 120 130 140 150 91 160 170 Lampiran. 5 Uji Korelasi Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N Kepuasan Citra Tubuh 130.6143 10.29041 70 Kepercayaan Diri 138.4429 10.98172 70 Correlations Kepuasan Citra Tubuh Kepercayaan Citra Tubuh Diri Pearson Correlation 1 .369(**) Sig. (2-tailed) . .002 70 70 .369(**) 1 .002 . 70 70 N Kepercayaan Diri Kepuasan Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). 92 Lampiran. 6 Uji Regresi Model Summary Penghitungan nilai R Square Adjusted R Square R R Square .137 .369(a) .124 a Predictors: (Constant), Kepuasan Citra Tubuh Std. Error of the Estimate 10.27942 Model 1 ANOVA(b) Penghitungan Anova (uji linearitas) Model 1 Sum of Squares Regressio n Residual Total df Mean Square 1135.950 1 1135.950 7185.322 68 105.666 8321.271 69 F Sig. 10.750 .002(a) a Predictors: (Constant), Kepuasan Citra Tubuh b Dependent Variable: Kepercayaan Diri Coefficients(a) Penghitungan Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) Kepuasan Citra Tubuh a Dependent Variable: Kepercayaan Diri Standardized Coefficients B 86.942 Std. Error 15.755 .394 .120 93 t Beta .369 Sig. 5.518 .000 3.279 .002