ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”SM”MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO DIAH WAHYU PRAMESWARI NIM.1311010054 Subject: Postdate, Post Hernia, Sectio Caesarea, Bingung Putting DESCRIPTION Angka kematian ibu , bayi dan balita di Indonesia masih cukup tinggi dan merupakan salah satu masalah utama kesehatan, secara umum kehamilan berlangsung dengan normal dan aman, namun sebagian besar terdapat ibu yang mengalami komplikasi dalam kehamilan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi yang di kandungnya. Dalam hal ini dilakukan Asuhan Kebidanan secara komprehensif pada Ny.”SM” dari Masa hamil,Bersalin,Nifas,Bayi Baru lahir, dan KB dengan pendokumentasian SOAP dengan pendekatan Management kebidanan. Asuhan dilakukan di desa tunggalpager kecamatan pungging kabupaten mojokerto, Dari kunjungan pertama sampai ketiga tidak ada penyulit, namun terjadi indikasi postdate pada ibu yakni dengan UK 41-42 minggu dan ibu mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan dikarenakan ibu pernah melakukan operasi hernia diperut bagian bawah. Namun sebenarnya post operasi hernia tidak ada hubungannya dengan persalinan karena hernianya sudah tidak pernah kambuh lagi, persalinan ibu berlangsung secara Sc dikarenakan batas waktu yang ditentukan sudah habid dan ibu tetap tidak mengalami tanda-tanda persalinan, operasi SC berlangsung di RS Mawwadah Mojosari-Mojokerto. Selama masa nifas dan KB tidak ditemukan penyulit hanya saja pada Bayi Baru lahir ada kesulitan menyusu,bayi bingung puting dikarenakan terlalu sering menggunakan botol. Penatalaksanaan Asuhan pada pasien dilakukan sesuai dengan data subjektif,data objektif serta analisa data yang diperoleh. Berdasarkan fakta dan opini ada kesenjangan dan adapula kesesuaian dari teori yang ada. ABSTRACT The maternal infant and toddler mortality rate in Indonesia are still high and is one of the major health problems, in general pregnancy lasts normally and safely, but most of them there are mothers who experience complications in pregnancy that can threaten the life of mother and baby at parturition. In this case implemented Midwifery Care comprehensively in Mrs. "SM" of the pregnancy, Parturition, Postpartum, Neonatal and family planning as using SOAP documentation with midwifery Management approach. Midwifery Care conducted in Tunggalpager, Pungging, Mojokerto, from the first three visits there were no complications, but there was indication that mother had Postdate with gestational age of 41-42 weeks and maternal anxiety in the face of parturition because the mother had done a hernia surgery in the belly bottom. But actually post hernia surgery has nothing to do with the parturition because the hernia has never recurred, parturition mothers took place with Sectio Caesarea Surgery because the specified time was up the mother still did not have signs of parturition, Sectio Caesarea surgery took place at the RS Mawwadah Mojosari-Mojokerto. During the postpartum period and birth control complications were not found only in the baby experienced difficulty in breastfeeding, baby experienced nipple confusion due to overuse of bottle. Management of care in patients conducted in accordance with the subjective data, objective data and analysis data. Based on the facts and opinions there are gaps and suitability of the existing theories. Keyword : Postdate, Post of hernia surgery, Sectio Caesarea, Nipple Confusion Contributor : 1. Farida Yuliani S,SiT.,SKM.,Mkes 2. Sari Priyanti,M.kes Date : 08 Agustus 2016 Type Material : Laporan Penelitian Identifier :Right : Open Document Summary : LATAR BELAKANG Angka kematian ibu , bayi dan balita di Indonesia masih cukup tinggi dan merupakan salah satu masalah utama kesehatan . Pada tahun 2013 lebih dari 289.000 perempuan meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan (WHO,2014) hal ini disebabkan karena masih tingginya AKI dan AKB di Indonesia. Kematian ibu menurut WHO adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya masa kehamilan tanpa adanya kecelakaan. Faktor penyebab tinggi angka kematian tersebut antara lain perdarahan,infeksi,persalinan macet dan komplikasi keguguran sedangkan penyebab langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan asfiksia. Penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan,sosial ekonomi dan budaya . Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut memperberat permasalahan ini. Beberapa hal tersebut mengakibatkan kondisi 3 terlambat (terlambat mengambil keputusan,terlambat sampai ditempat pelayanan,dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat) dan 4 terlalu (terlalu tua,terlalu muda,terlalu banyak,terlalu rapat jarak kelahiran) (Depkes,2010) Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) tahun 2012 angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup angka ini jauh melonjak jika dibandingkan dengan SDKI tahun 2007 yaitu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup , sedangkan Angka kematian bayi (AKB) Di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup (Kementrian Kesehatan RI,2011),sedangkan jumlahbayi yang meninggaldi Indonesia berdasarkan SDKI 2012 mencapai32 per 1000 kelahiran hidup . (Depkes, 2014).Untuk mencapai sasaran Millenium Developmant Goals (MDGs) yaitu AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 23 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja keras. (Kementrian Kesehatan RI,2011). Berdasarkan Laporan profil kesehatan Kab/kota Mojokerto. Di Kabupaten Mojokerto kasus kematian maternal yang terjadi selama 4 tahun berturut-turut dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013terlihat terjadi peningkatan kematian pada ibu maternal, yakni pada tahun 2009 terjadi 12 kasus kematian ibu , tahun 2010 terjadi 17 kasus , tahun 2011 terjadi 16 kasus, tahun 2012 terjadi 19 kasus dan Tahun 2013 sebanyak 22 kasus yang terdiri dari 6 kasus pada Kematian Ibu Hamil, 2 kasus pada Kematian Ibu Bersalin dan 14 kasus pada Kematian ibu Nifas sedangkan AKB Selama tahun 2013 dilaporkan67 kasus lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 129, diantaranya laki-laki sebanyak 77 bayi dan sebanyak 52 bayi perempuan. (Profil Kesehatan Kab Mojokerto,2013) Penyebab kematian ibu tertinggi disebabkan oleh perdarahan (28%) , anemia dan kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi yang merupakan faktor utama kematian ibu. Di berbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, proporsinya kurang dari 10% sampai hampir 60%. Walaupun perempuan bertahan hidup setelah mengalami perdarahan pasca persalinan tetapi ia menderita akibat kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan.(WHO) Persentase tertinggi kedua penyebab kematian ibu adalah eklamsia (24%), kejang bisa terjadi pada pasien dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol pada saat persalinan. Hipertensi dapat terjadi karena kehamilan dan akan kembali normal bila kehamilan sudah berakhir, Namun ada juga yang kembali normal setelah bayi lahir. Kondisi ini akan menjadi lebih berat bila hipertensi sudah diderita ibu sebelum hamil. (Profil Kesehatan Indonesia,2007). Sedangkan presentase tertinggi ketiga penyebab kematian ibu bersalin adalah infeksi (11%). Penyebab kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian endogen atau kematian neonatal disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi sedangkan kematian eksogen atau posnatal di sebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar (Sudariyanto,2011). Kematian bayi dapat pula diakibatkan dari kurangnya kesadaran akan kesehatan ibu. Banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya ibu jarang memeriksakan kandungannya ke bidan atau tenaga kesehatan, hamil di usia muda , kurangnya asupan gizi bagi ibu dan bayinya, makanan yang di konsumsi ibu tidak bersih, fasilitas sanitasi dan higienis yang tidak memadai (Fauziyah,2011). Selain itu kondisi ibu pada saat hamil yang tidak bagus dan sehat juga dapat berakibat pada kandungannya seperti faktor fisik, faktor psikologis, faktor lingkungan, sosial dan budaya (Sulistyawati,2009). Kualitas pelayanan kesehatan, khususnya kesehatan maternal dan neonatal lebih ditingkatkan untuk mengurangi AKI dan AKB Selain itu Komunikasi yang terjalin antara bidan dan pasien sangat berpengaruh terhadap kepuasan ibu hamil dalam mendapat pelayanan, sehingga terjalin rasa saling percaya antara bidan dan pasien. Hal ini dapat di lakukan dengan cara setelah melakukan perawatan kehamilan, Bidan melakukan konseling atau komunikasi interpersonal yang berkaitan dengan hak pasien untuk memperoleh informasi, mutu pelayanan kesehatan, membantu pasien menentukan pilihansehingga ibu dan keluarga mengetahui tanda bahaya kehamilan dan persalinan serta mengetahui tindakan yang perlu dilakukan bila terjadi hal hal seperti yang sudah dijelaskan. Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis dalam penurunan AKI dan AKB, memberikan pelayanan yang berkesinambungan dan melakukan konseling, promosi kesehatan, pertolongan persalinan normal dan pemberdayaan perempuan serta melakukan deteksi dini pada kasus -kasus rujukan. Bidan harus selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik demi terpenuhinya kesehatan ibu dan anak yang sejahtera dan mengurangi AKA dan AKB. Berdasarkan hasil diatas saya tertarik melakukan asuhan kebidanan berkesinambungan (Continuity Care) mulai dari masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas ,masa interval serta perawatan bayi baru lahir dan KB . METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu manajemen kebidanan dengan menggunakandokumentasi SOAP. Menurut (Sondakh, 2013): :yaitu data yang diperoleh dari pasien atau keluarga. Ny”SM” GIP0000usia 41 – 42 minggu tahun alamat desa Tunggal pager kecamatan pungging kabupaten mojokerto. O (Object) :hasil dari pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan diagnosis dan penunjang atau pendukung lain, serta catatan medic. A (Asassment) : kesimpulan dari data subjektif dan objektif P (Planning) :merupakan gambaran pendokumentasian dari tindakan evaluative. penatalaksanaan dilakukan pada ibu mulai dari hamil sampai KB serta dilakukan sesuai dengan standart. Pada kehamilan dilakukan pemeriksaan serta memberikan konseling tentang asupan nutrisi, gejala fisiologis yang timbul pada ibu hamil, tanda-tanda persalinan. Pada persalinan dilakukan asuhan kebidanan persalinan normal sesuai dengan protap. Pada masa nifas dilakukan observasi seperti lochea atau perdarahan, kontraksi uterus, TFU, tanda vital, jahitan perineum serta pola kebutuhan sehari-hari yang dimulai dari 2 jam hingga 6 minggu setelah persalinan. Pada neonatus dilakukan asuhan kebidanan mulai dari saat lahir hingga umur 28 hari, Asuhan yang diberikan yaitu memberikan perawatan bayi sehari-hari dan memantau perkembangan bayi serta asuhan kebidanan pada keluarga berencana pada ibu yaitu dengan memberikan konseling tentang kemungkinan keuntungan dan efek samping tentang KB yang digunakan oleh ibu yaitu KB suntik 3 bulan. S (Subject) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada kunjungan pertama ibu mengatakan sering buang air kecil.Keadaan tersebut merupakan keadaan yang fisiologis pada wanita hamil pada umumnya, menurut teori (Padila, 2014) mengatakan bahwa sering buang air kecil terjadi karena kandung kemih tertekan oleh pembesaran uterus.Pada kunjungan kedua ibu mengeluh sesak nafas halini juga fisiologis sesuai dengan teori (Sunarti, 2013) Wanita hamil kadang mengeluh sesak nafas karena saat hamil terjadi perubahan system respirasi untuk memenuhi kebutuhan oxsigen. Disamping itu juga terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar. Pada kunjungan ketiga ibu mengatakan tidak ada keluhan tetapi ibu merasa cemas ingin melahirakan normal atau SC karena ibu pernah melakukan operasi hernia dan ibu takut jika melahirkan normal.Menurut(Hawari,2002)Kecemasan adalah gangguan dalam perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas normal. Kecemasan selama kehamilan adalah hal yang umum yang sering dialami para ibu hamil. Dan setiap ibu hamil memiliki cara tersendiri dalam menghadapi kecemasan yang dialami, dukungan yang diberikan pada ibu, terutama dukungan yang dibperoleh dari suami akan menimbulkan perasaan tenang,senang, sikap positif terhadap diri sendiri dan kehamilannya sampai saat persalinan tiba (Astria,2009). Diharapkan dengan dukungan total dari suami dan keluarga ibu dapat melewati masa kehamilannya dengan perasaan senang dan jauh dari kecemasan, ibu akan merasa kehamilan bukanlah sesuatu hambatan sehingga kecemasan pun dapat teratasi.Luka bekas post operasi Ny.”SM” terletak di perut bagian bawah menurut teori (Oswari,2000) jenis hernia yang dialami Ny.”SM” merupakan hernia inguinalis , hernia ini merupakan hernia isi perut yang tampak di daerah perut bagian bawah dan selangkangan. Ibu hamil yang pernah menderita hernia masih bisa melahirkan secara normal jika hernianya sudah tidak pernah kambuh lagi. Hasil pemeriksaan penambahan berat badan Ny.”SM” pada kunjungan ketiga ini adalah 57 kg , sedangkan berat badan sebelum hamil adalah 42 kg, hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan berat badan dari sebelum hamil sampai pada akhir trimester sebesar 15 kg. Teori (Sulistyawati,2009)Perkiraan peningkatan berat badan yang normal 4 kg pada trimester I, 0,5 kg/minggu pada kehamilan trimester II sampai III, totalnya sekitar 15-16 kg. Data pemeriksaan yang di dapat menunjukkan bahwa kenaikan berat badan Ny.”SM” sesuai dengan teori, sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan fakta. Penambahan berat badan ibu yang sesuai di karenakan ibu rutin mengkonsumsi makanan bergizi ketika hamil. Peningkatan berat badan pada Ny.”SM” sangat penting untuk dirinya karena berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan pertumbuhan janin. Berat badan ibu yang bertambah secara normal dapat terjadi karena ibu hamil cukup gizi, sehingga tidak menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu seperti anemia dan KEK. Dalam pemeriksaan TTV pada kunjungan pertama dan kunjungan kedua didapatkan hasil 110/80 mmHg dan 100/80 mmHg pada kunjungan kedua, dalam hal ini tensi ibu hamil mengalami hipotensi karena menurut Sridianti (2016) tekanan darah normal pada ibu hamil adalah 120/80 mmHg, tekanan darah rendah pada ibu hamil dikarenakan tingkat progesterone tinggi selama kehamilan sehingga menyebabkan relaksasi dari dinding uteri sehingga menyebabkan tekanan darah rendah, namun kenaikan tekanan darah pada ibu hamil juga harus di pantau ,menurut Hani (2010) bahwa tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140 mmHg sistolikdan 90 mmHg Diastolik. Pada hasil pemeriksaan palpasi pada abdomen yakni leopod III pada Usia Kehamilan 37-38 kepala belum masuk PAP sedangkan menurut teori Hani (2010) pada ibu primigravida kepala masuk PAP padaUsia Kehamilan 36 minggu. Hal ini tidak sesuai dengan teori, tidak masuknya janin ke PAP disebabkan karena panggul sempit, janin besar ≥ 4000 gram, tidak proporsional antara kepala janin dan panggul ibu. Disamping itu selama hamil ibu tidak pernah melakukan hubungan seksual sedangkan pada trimester 3 sangat disarankan untuk melakukan hubungan seksual karena rangsangan mekanis dan kimiawi pada air mani dapat mempengaruhi pematangan dan pembukaan mulut rahim, meskipun dianjurkan tetapi harus tetap hati-hati dan melakukan konsultasi pentingnya berhubungan pada saat hamil. Hasil pemeriksaan denyut jantung janin pada kunjungan pertama yaitu 142 kali per menit, pada kunjungan kedua 140x/m dan pada kunjungan ketiga 142x/m, Menurut Sondakh (2013) menjelaskan bahwa DJJ normal berkisar antara 120-160 kali per menit. Hal ini sesuai antara teori dan fakta , ibu yang dalam keadaan sehat dapat terjadi perubahan irama atau frekuensi jantung secara teratur. Selain itu ibu juga tidak mengalami anemia (kekurangan darah), karena kondisi anemia dapat membuat jantung bekerja lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan selnya. Pada saat tafsiran persalinan hingga 2 minggu setelahnya ibu tidak mengalami tanda – tanda persalinan, hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada sedangkan Menurut (Lailiyana,2011) tanda – tanda persalinan meliputi His , pengeluaran lendir dan darah , pengeluaran cairan ketuban. UK Ny.”SM” 41-42 minggu menurut (Prawiroharjo, 2009) kehamilan postterm/ postdate/ serotinus adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu atau lebih. Menurut (Prawiroharjo, 2006) komplikasi yang terjadi pada kehamilan postdate yaitu komplikasi pada janin seperti, gawat janin, gerakan janin berkurang, kematian janin dan asfiksia neonaturum sedangkan komplikasi pada ibu menurut (Saifudin, 2006) meningkatnya perdarahan pasca persalinan dan partus lama. Prinsip dan tata laksana kehamilan postdate ialah pengakhiran kehamilan. Menurut Saifudin (2006) Cara pengakhiran kehamilan ada beberapa cara, antara lain induksi partus dengan pemasangan balon kateter foley, induksi dengan oksitosin, bedah Sectio Caesarea. Permasalahan kehamilan postdate adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO2 /O2 akibat tidak timbul his sehingga pemasakan nutrisi dan O 2 menurun menuju janin dan menyebabkan janin resiko asfiksia sampai kematian dalam rahim, makin menurun sirkulasi darah menuju sirkulasi plasenta dapat menyebabkan pertumbuhan janin makin lambat dan penurunan berat disebut dismatur, sebagian janin bertambah besar sehingga memerlukan tindakan operasi persalinan, terjadi perubahan metabolisme janin, jumlah air ketuban berkurang dan makin kental menyebabkan perubahan abnormal jantung janin.(Wiknjosastro,H 2009, Manuaba, 2009 & Mochtar, 2009) Sehingga Ny.”SM” melaksanakan operasi SC Dalam 4 kali kunjungan selama nifas , kunjungan pertama ibu mengeluh nyeri pada luka jahitan, nyeri pada luka jahitan, hal ini nornal pada pasien yang telah melakukan pembedahan pada operasi SC. Mobilisasi berjalan normal yakni miring kanan , miring kiri, duduk dan berjalan. pada kunjungan kedua, ketiga dan keempat ibu tidak ada keluhan. Hasil pemeriksaaan dalam batas normal.Hasil pemeriksaan pada Ny.”SM” berjalan normal, yakni 2 jam post SC TFU 3 jari di bawah pusat dan pengeluaran lochea rubra, pada kunjungan 6 hari post SC TFU pertengahan pusat dan simfisis dan pengeluaran lochea sanguinolenta, pada kunjungan 2 minggu post SC TFU tidak teraba dan pengeluaran lochea serosa, kunjungan 6 minggu post SC TFU normal seperti sebelum hamil dan pengeluaran lochea rubra. Menurut (Dewi,2014) involusi pada saat uri lahir TFU 2 jari dibawah pusat, 1 minggu post partum TFU pertengahan pusat dan simfisis , 2 minggu dan 6 minggu uterus kembali normal seperti pada saat sebelum hamil. Berdasarkan hasil pemeriksaan terdapat kesesuaian antara fakta dan teori sehingga tidak ditemukan masalah. Pada kunjungan neonatus pertama hasil pemeriksaan BB 3300 gram , PB 50 cm , lingkar kepala 30 cm, menurut (Sondakh,2013) berat badan lahir normalnya 2500-4000 gram, panjang badan bayi 48-50 cm, lingkar dada bayi 32-34 cm, lingkar kepala bayi 3335 cm.terdapat bintikmerah di seluruh tubuh bayi hal ini biasa terjadi karena kulit sensitif bayi sedang beradaptsasi dengan lingkungan baru. Kebanyakan bintik merah tersebut tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya, secara umum kunjungan pertama fisiologis dan sesuai dengan fakta, Pada kunjungan kedua hasil pemeriksaan bayi tidak mau menyusu ASI karena bayi bingung puting. Bingung puting merupakan suatu keadaan yang terjadi karena bayi mendapatkan susu formula dalam botol berganti-ganti menyusu pada ibu. Tanda-tanda bingung puting antara lain bayi menghisap puting seperti menghisap botol, menghisap secara putus-putus, bayi menolak menyusu (Kristiyanasari,2009). Kondisi bayi yang tidak bisa menyusu langsung dari ibu akan menyebabkan ASI akan berkurang karena jarang dihisap oleh bayi, padahal dengan rangsangan hisap bayi membantu dalam meningkatkan produksi ASI. Cara mengatasi bingung puting dengan memberikan ASI pada bayi terus menyusui bayi meskipun bayi akan menolak beberapa kali akan tetapi kemampuan menghisap dan adaptasinya akan kembali menerima menyusu langsung pada ibu. Pada kunjungan ketiga bayi sehat dan tidak ada keluhan, peningkatan berat badan bayi dalam batas normal sehingga di dapatkan kunjungan ketiga tidak terdapat masalah. Pada saat kunjungan pasien sudah menentukan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan sebagai alat kontrasepsinya, Menurut (Sulistyawati,2011) KB suntik sangat efektif dan aman, cocok untuk masa laktasi karena menekan produksi ASI. Jenis KB 3 bulan depomendroksiprogesteron asetat(DMPA) mengandung 150 DMPA yang di berikan setiap tiga bulan sekali dengan cara disuntik intramuscular (didaerah bokong). Cara kerja mencegah ovulasi , mengentalkan lendir serviks sehingga mampu menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Keuntungan sangat efektif, pencengahan kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan suami istri, tidak memiliki pengaruh terhadap produksi ASI. Keterbatasan dalam memakai KB ini seringnya ditemukan gangguan menstruasi seperti siklus haid yang memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak, perdarahan tidak teratur, tidak haid sama sekali. Pilihan kontrasepsi 3 bulan sesuai dengan kondisi saat ini yaitu menyusui bayinya. SIMPULAN Penatalaksanaan dilakukan sesuai intervensi sesuai antara protap di bidan Wiji Astuti dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehendif terhadap Ny”SM”. Dan evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan asuhan kebidanan untuk mencapai keberhasilan berdasarkan tujuan dan kriteria hasil. REKOMENDASI 1. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan Asuhan kebidanan diharapkan bisa menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan serta bahan untuk penerapan asuhan kebidanan secara berkesinambungan mulai dari ibu hami, bersalin, nifas, neonatus dan KB. 2. Bagi Tenaga Kesehatan Lebih meningkatkan kualitas pelayanan khususnya dalam memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan terhadap ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan KB. 3. Bagi Pelayanan Kesehatan Lebih meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan sesuai dengan standart 10 T. DAFTAR PUSTAKA Dinas kesehatan provinsi jawa timur. (2012). surabaya. SDKI 2012 Millatin Puspaningtyas, Ana Setyowati, Putri Andanawarih , FAKTOR-FAKTOR penyebab kematian pada bayi dan anak di bawah usia lima tahun di kota pekalongan (studi kasus di kecamatan pekalongan selatan) Akademi Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan RI, K. (2007). profil keshatan indonesia. kemenkes RI. mojokerto, D. k. (2013). profil kesehatan dinas kesehatan mojokerto. mojokerto: Dinkes. prawirohardjo, s. (2010). Ilmu kebidanan . jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. RI, K. (2011). profil keshatan indonesia. kemenkes RI. timur, p. k. (2012). profil kesehatan jawa timur. jawa timur: Dinas kesehatan. ALAMAT CORRESPONDENSI Email : [email protected] No. Hp : 082257356083 Alamat : Ds.Jambekumbu Kec.Pasrujambe Kab.Lumajang