asuhan kebidanan pada ny.”sm”masa hamil, bersalin, nifas

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”SM”MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS,
NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS PUNGGING
KABUPATEN MOJOKERTO
DIAH WAHYU PRAMESWARI
NIM.1311010054
Subject: Postdate, Post Hernia, Sectio Caesarea, Bingung Putting
DESCRIPTION
Angka kematian ibu , bayi dan balita di Indonesia masih cukup tinggi dan
merupakan salah satu masalah utama kesehatan, secara umum kehamilan berlangsung
dengan normal dan aman, namun sebagian besar terdapat ibu yang mengalami komplikasi
dalam kehamilan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi yang di kandungnya. Dalam
hal ini dilakukan Asuhan Kebidanan secara komprehensif pada Ny.”SM” dari Masa
hamil,Bersalin,Nifas,Bayi Baru lahir, dan KB dengan pendokumentasian SOAP dengan
pendekatan Management kebidanan.
Asuhan dilakukan di desa tunggalpager kecamatan pungging kabupaten mojokerto,
Dari kunjungan pertama sampai ketiga tidak ada penyulit, namun terjadi indikasi postdate
pada ibu yakni dengan UK 41-42 minggu dan ibu mengalami kecemasan dalam
menghadapi persalinan dikarenakan ibu pernah melakukan operasi hernia diperut bagian
bawah. Namun sebenarnya post operasi hernia tidak ada hubungannya dengan persalinan
karena hernianya sudah tidak pernah kambuh lagi, persalinan ibu berlangsung secara Sc
dikarenakan batas waktu yang ditentukan sudah habid dan ibu tetap tidak mengalami
tanda-tanda persalinan, operasi SC berlangsung di RS Mawwadah Mojosari-Mojokerto.
Selama masa nifas dan KB tidak ditemukan penyulit hanya saja pada Bayi Baru lahir ada
kesulitan menyusu,bayi bingung puting dikarenakan terlalu sering menggunakan botol.
Penatalaksanaan Asuhan pada pasien dilakukan sesuai dengan data subjektif,data
objektif serta analisa data yang diperoleh. Berdasarkan fakta dan opini ada kesenjangan
dan adapula kesesuaian dari teori yang ada.
ABSTRACT
The maternal infant and toddler mortality rate in Indonesia are still high and is
one of the major health problems, in general pregnancy lasts normally and safely, but
most of them there are mothers who experience complications in pregnancy that can
threaten the life of mother and baby at parturition. In this case implemented Midwifery
Care comprehensively in Mrs. "SM" of the pregnancy, Parturition, Postpartum, Neonatal
and family planning as using SOAP documentation with midwifery Management
approach.
Midwifery Care conducted in Tunggalpager, Pungging, Mojokerto, from the first
three visits there were no complications, but there was indication that mother had
Postdate with gestational age of 41-42 weeks and maternal anxiety in the face of
parturition because the mother had done a hernia surgery in the belly bottom. But actually
post hernia surgery has nothing to do with the parturition because the hernia has never
recurred, parturition mothers took place with Sectio Caesarea Surgery because the
specified time was up the mother still did not have signs of parturition, Sectio Caesarea
surgery took place at the RS Mawwadah Mojosari-Mojokerto. During the postpartum
period and birth control complications were not found only in the baby experienced
difficulty in breastfeeding, baby experienced nipple confusion due to overuse of bottle.
Management of care in patients conducted in accordance with the subjective data,
objective data and analysis data. Based on the facts and opinions there are gaps and
suitability of the existing theories.
Keyword : Postdate, Post of hernia surgery, Sectio Caesarea, Nipple Confusion
Contributor
: 1. Farida Yuliani S,SiT.,SKM.,Mkes
2. Sari Priyanti,M.kes
Date
: 08 Agustus 2016
Type Material : Laporan Penelitian
Identifier
:Right
: Open Document
Summary
:
LATAR BELAKANG
Angka kematian ibu , bayi dan balita di Indonesia masih cukup tinggi dan
merupakan salah satu masalah utama kesehatan . Pada tahun 2013 lebih dari 289.000
perempuan meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan (WHO,2014) hal
ini disebabkan karena masih tingginya AKI dan AKB di Indonesia. Kematian ibu
menurut WHO adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah
berakhirnya masa kehamilan tanpa adanya kecelakaan.
Faktor
penyebab
tinggi
angka
kematian
tersebut
antara
lain
perdarahan,infeksi,persalinan macet dan komplikasi keguguran sedangkan penyebab
langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan asfiksia.
Penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi baru lahir adalah karena kondisi
masyarakat seperti pendidikan,sosial ekonomi dan budaya . Kondisi geografi serta
keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut memperberat permasalahan ini.
Beberapa hal tersebut mengakibatkan kondisi 3 terlambat (terlambat mengambil
keputusan,terlambat sampai ditempat pelayanan,dan terlambat mendapatkan
pertolongan yang adekuat) dan 4 terlalu (terlalu tua,terlalu muda,terlalu banyak,terlalu
rapat jarak kelahiran) (Depkes,2010)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) tahun 2012 angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup angka
ini jauh melonjak jika dibandingkan dengan SDKI tahun 2007 yaitu sebesar 228 per
100.000 kelahiran hidup , sedangkan Angka kematian bayi (AKB) Di Indonesia pada
tahun 2007 sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup (Kementrian Kesehatan
RI,2011),sedangkan jumlahbayi yang meninggaldi Indonesia berdasarkan SDKI 2012
mencapai32 per 1000 kelahiran hidup . (Depkes, 2014).Untuk mencapai sasaran
Millenium Developmant Goals (MDGs) yaitu AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran
hidup dan AKB 23 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 perlu upaya percepatan
yang lebih besar dan kerja keras. (Kementrian Kesehatan RI,2011).
Berdasarkan Laporan profil kesehatan Kab/kota Mojokerto. Di Kabupaten
Mojokerto kasus kematian maternal yang terjadi selama 4 tahun berturut-turut dari
tahun 2009 sampai dengan tahun 2013terlihat terjadi peningkatan kematian pada ibu
maternal, yakni pada tahun 2009 terjadi 12 kasus kematian ibu , tahun 2010 terjadi 17
kasus , tahun 2011 terjadi 16 kasus, tahun 2012 terjadi 19 kasus dan Tahun 2013
sebanyak 22 kasus yang terdiri dari 6 kasus pada Kematian Ibu Hamil, 2 kasus pada
Kematian Ibu Bersalin dan 14 kasus pada Kematian ibu Nifas sedangkan AKB Selama
tahun 2013 dilaporkan67 kasus lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 129,
diantaranya laki-laki sebanyak 77 bayi dan sebanyak 52 bayi perempuan. (Profil
Kesehatan Kab Mojokerto,2013)
Penyebab kematian ibu tertinggi disebabkan oleh perdarahan (28%) , anemia dan
kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya
perdarahan dan infeksi yang merupakan faktor utama kematian ibu. Di berbagai negara
paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh perdarahan,
proporsinya kurang dari 10% sampai hampir 60%. Walaupun perempuan bertahan
hidup setelah mengalami perdarahan pasca persalinan tetapi ia menderita akibat
kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan
yang berkepanjangan.(WHO)
Persentase tertinggi kedua penyebab kematian ibu adalah eklamsia (24%), kejang
bisa terjadi pada pasien dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol
pada saat persalinan. Hipertensi dapat terjadi karena kehamilan dan akan kembali
normal bila kehamilan sudah berakhir, Namun ada juga yang kembali normal setelah
bayi lahir. Kondisi ini akan menjadi lebih berat bila hipertensi sudah diderita ibu
sebelum hamil. (Profil Kesehatan Indonesia,2007). Sedangkan presentase tertinggi
ketiga penyebab kematian ibu bersalin adalah infeksi (11%).
Penyebab kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian
endogen atau kematian neonatal disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir,
yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi sedangkan kematian eksogen atau
posnatal di sebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan
luar (Sudariyanto,2011).
Kematian bayi dapat pula diakibatkan dari kurangnya kesadaran akan kesehatan
ibu. Banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya ibu jarang memeriksakan
kandungannya ke bidan atau tenaga kesehatan, hamil di usia muda , kurangnya asupan
gizi bagi ibu dan bayinya, makanan yang di konsumsi ibu tidak bersih, fasilitas sanitasi
dan higienis yang tidak memadai (Fauziyah,2011). Selain itu kondisi ibu pada saat
hamil yang tidak bagus dan sehat juga dapat berakibat pada kandungannya seperti
faktor fisik, faktor psikologis, faktor lingkungan, sosial dan budaya
(Sulistyawati,2009).
Kualitas pelayanan kesehatan, khususnya kesehatan maternal dan neonatal lebih
ditingkatkan untuk mengurangi AKI dan AKB Selain itu Komunikasi yang terjalin
antara bidan dan pasien sangat berpengaruh terhadap kepuasan ibu hamil dalam
mendapat pelayanan, sehingga terjalin rasa saling percaya antara bidan dan pasien. Hal
ini dapat di lakukan dengan cara setelah melakukan perawatan kehamilan, Bidan
melakukan konseling atau komunikasi interpersonal yang berkaitan dengan hak pasien
untuk memperoleh informasi, mutu pelayanan kesehatan, membantu pasien
menentukan pilihansehingga ibu dan keluarga mengetahui tanda bahaya kehamilan dan
persalinan serta mengetahui tindakan yang perlu dilakukan bila terjadi hal hal seperti
yang sudah dijelaskan. Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi
penting dan strategis dalam penurunan AKI dan AKB, memberikan pelayanan yang
berkesinambungan dan melakukan konseling, promosi kesehatan, pertolongan
persalinan normal dan pemberdayaan perempuan serta melakukan deteksi dini pada
kasus -kasus rujukan. Bidan harus selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik
demi terpenuhinya kesehatan ibu dan anak yang sejahtera dan mengurangi AKA dan
AKB.
Berdasarkan hasil diatas saya tertarik melakukan asuhan kebidanan
berkesinambungan (Continuity Care) mulai dari masa kehamilan, masa persalinan,
masa nifas ,masa interval serta perawatan bayi baru lahir dan KB .
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan yaitu manajemen kebidanan dengan
menggunakandokumentasi SOAP. Menurut (Sondakh, 2013):
:yaitu data yang diperoleh dari pasien atau keluarga. Ny”SM” GIP0000usia
41 – 42 minggu tahun alamat desa Tunggal pager kecamatan pungging
kabupaten mojokerto.
O (Object)
:hasil dari pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan diagnosis dan penunjang
atau pendukung lain, serta catatan medic.
A (Asassment) : kesimpulan dari data subjektif dan objektif
P (Planning) :merupakan gambaran pendokumentasian dari tindakan evaluative.
penatalaksanaan dilakukan pada ibu mulai dari hamil sampai KB serta
dilakukan sesuai dengan standart. Pada kehamilan dilakukan
pemeriksaan serta memberikan konseling tentang asupan nutrisi, gejala
fisiologis yang timbul pada ibu hamil, tanda-tanda persalinan. Pada
persalinan dilakukan asuhan kebidanan persalinan normal sesuai dengan
protap. Pada masa nifas dilakukan observasi seperti lochea atau
perdarahan, kontraksi uterus, TFU, tanda vital, jahitan perineum serta
pola kebutuhan sehari-hari yang dimulai dari 2 jam hingga 6 minggu
setelah persalinan. Pada neonatus dilakukan asuhan kebidanan mulai dari
saat lahir hingga umur 28 hari, Asuhan yang diberikan yaitu memberikan
perawatan bayi sehari-hari dan memantau perkembangan bayi serta
asuhan kebidanan pada keluarga berencana pada ibu yaitu dengan
memberikan konseling tentang kemungkinan keuntungan dan efek
samping tentang KB yang digunakan oleh ibu yaitu KB suntik 3 bulan.
S (Subject)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada kunjungan pertama ibu mengatakan sering buang air kecil.Keadaan tersebut
merupakan keadaan yang fisiologis pada wanita hamil pada umumnya, menurut teori
(Padila, 2014) mengatakan bahwa sering buang air kecil terjadi karena kandung kemih
tertekan oleh pembesaran uterus.Pada kunjungan kedua ibu mengeluh sesak nafas halini
juga fisiologis sesuai dengan teori (Sunarti, 2013) Wanita hamil kadang mengeluh sesak
nafas karena saat hamil terjadi perubahan system respirasi untuk memenuhi kebutuhan
oxsigen. Disamping itu juga terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang
membesar. Pada kunjungan ketiga ibu mengatakan tidak ada keluhan tetapi ibu merasa
cemas ingin melahirakan normal atau SC karena ibu pernah melakukan operasi hernia dan
ibu takut jika melahirkan normal.Menurut(Hawari,2002)Kecemasan adalah gangguan
dalam perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak
mengalami gangguan dalam dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh, perilaku
dapat terganggu tetapi masih dalam batas normal. Kecemasan selama kehamilan adalah
hal yang umum yang sering dialami para ibu hamil. Dan setiap ibu hamil memiliki cara
tersendiri dalam menghadapi kecemasan yang dialami, dukungan yang diberikan pada ibu,
terutama dukungan yang dibperoleh dari suami akan menimbulkan perasaan
tenang,senang, sikap positif terhadap diri sendiri dan kehamilannya sampai saat persalinan
tiba (Astria,2009). Diharapkan dengan dukungan total dari suami dan keluarga ibu dapat
melewati masa kehamilannya dengan perasaan senang dan jauh dari kecemasan, ibu akan
merasa kehamilan bukanlah sesuatu hambatan sehingga kecemasan pun dapat
teratasi.Luka bekas post operasi Ny.”SM” terletak di perut bagian bawah menurut teori
(Oswari,2000) jenis hernia yang dialami Ny.”SM” merupakan hernia inguinalis , hernia ini
merupakan hernia isi perut yang tampak di daerah perut bagian bawah dan selangkangan.
Ibu hamil yang pernah menderita hernia masih bisa melahirkan secara normal jika
hernianya sudah tidak pernah kambuh lagi. Hasil pemeriksaan penambahan berat badan
Ny.”SM” pada kunjungan ketiga ini adalah 57 kg , sedangkan berat badan sebelum hamil
adalah 42 kg, hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan berat badan dari sebelum hamil
sampai pada akhir trimester sebesar 15 kg. Teori (Sulistyawati,2009)Perkiraan peningkatan
berat badan yang normal 4 kg pada trimester I, 0,5 kg/minggu pada kehamilan trimester II
sampai III, totalnya sekitar 15-16 kg. Data pemeriksaan yang di dapat menunjukkan bahwa
kenaikan berat badan Ny.”SM” sesuai dengan teori, sehingga tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan fakta. Penambahan berat badan ibu yang sesuai di karenakan ibu rutin
mengkonsumsi makanan bergizi ketika hamil. Peningkatan berat badan pada Ny.”SM”
sangat penting untuk dirinya karena berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan pertumbuhan
janin. Berat badan ibu yang bertambah secara normal dapat terjadi karena ibu hamil cukup
gizi, sehingga tidak menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu seperti anemia dan
KEK.
Dalam pemeriksaan TTV pada kunjungan pertama dan kunjungan kedua
didapatkan hasil 110/80 mmHg dan 100/80 mmHg pada kunjungan kedua, dalam hal ini
tensi ibu hamil mengalami hipotensi karena menurut Sridianti (2016) tekanan darah
normal pada ibu hamil adalah 120/80 mmHg, tekanan darah rendah pada ibu hamil
dikarenakan tingkat progesterone tinggi selama kehamilan sehingga menyebabkan
relaksasi dari dinding uteri sehingga menyebabkan tekanan darah rendah, namun kenaikan
tekanan darah pada ibu hamil juga harus di pantau ,menurut Hani (2010) bahwa tekanan
darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140 mmHg sistolikdan 90 mmHg Diastolik.
Pada hasil pemeriksaan palpasi pada abdomen yakni leopod III pada Usia
Kehamilan 37-38 kepala belum masuk PAP sedangkan menurut teori Hani (2010) pada ibu
primigravida kepala masuk PAP padaUsia Kehamilan 36 minggu. Hal ini tidak sesuai
dengan teori, tidak masuknya janin ke PAP disebabkan karena panggul sempit, janin besar
≥ 4000 gram, tidak proporsional antara kepala janin dan panggul ibu. Disamping itu
selama hamil ibu tidak pernah melakukan hubungan seksual sedangkan pada trimester 3
sangat disarankan untuk melakukan hubungan seksual karena rangsangan mekanis dan
kimiawi pada air mani dapat mempengaruhi pematangan dan pembukaan mulut rahim,
meskipun dianjurkan tetapi harus tetap hati-hati dan melakukan konsultasi pentingnya
berhubungan pada saat hamil.
Hasil pemeriksaan denyut jantung janin pada kunjungan pertama yaitu 142 kali per
menit, pada kunjungan kedua 140x/m dan pada kunjungan ketiga 142x/m, Menurut
Sondakh (2013) menjelaskan bahwa DJJ normal berkisar antara 120-160 kali per menit.
Hal ini sesuai antara teori dan fakta , ibu yang dalam keadaan sehat dapat terjadi
perubahan irama atau frekuensi jantung secara teratur. Selain itu ibu juga tidak mengalami
anemia (kekurangan darah), karena kondisi anemia dapat membuat jantung bekerja lebih
cepat untuk memenuhi kebutuhan selnya.
Pada saat tafsiran persalinan hingga 2 minggu setelahnya ibu tidak mengalami tanda
– tanda persalinan, hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada sedangkan Menurut
(Lailiyana,2011) tanda – tanda persalinan meliputi His , pengeluaran lendir dan darah ,
pengeluaran cairan ketuban. UK Ny.”SM” 41-42 minggu menurut (Prawiroharjo, 2009)
kehamilan postterm/ postdate/ serotinus adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42
minggu atau lebih. Menurut (Prawiroharjo, 2006) komplikasi yang terjadi pada kehamilan
postdate yaitu komplikasi pada janin seperti, gawat janin, gerakan janin berkurang,
kematian janin dan asfiksia neonaturum sedangkan komplikasi pada ibu menurut
(Saifudin, 2006) meningkatnya perdarahan pasca persalinan dan partus lama. Prinsip dan
tata laksana kehamilan postdate ialah pengakhiran kehamilan. Menurut Saifudin (2006)
Cara pengakhiran kehamilan ada beberapa cara, antara lain induksi partus dengan
pemasangan balon kateter foley, induksi dengan oksitosin, bedah Sectio Caesarea.
Permasalahan kehamilan postdate adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan
pertukaran CO2 /O2 akibat tidak timbul his sehingga pemasakan nutrisi dan O 2 menurun
menuju janin dan menyebabkan janin resiko asfiksia sampai kematian dalam rahim, makin
menurun sirkulasi darah menuju sirkulasi plasenta dapat menyebabkan pertumbuhan janin
makin lambat dan penurunan berat disebut dismatur, sebagian janin bertambah besar
sehingga memerlukan tindakan operasi persalinan, terjadi perubahan metabolisme janin,
jumlah air ketuban berkurang dan makin kental menyebabkan perubahan abnormal jantung
janin.(Wiknjosastro,H 2009, Manuaba, 2009 & Mochtar, 2009) Sehingga Ny.”SM”
melaksanakan operasi SC
Dalam 4 kali kunjungan selama nifas , kunjungan pertama ibu mengeluh nyeri pada
luka jahitan, nyeri pada luka jahitan, hal ini nornal pada pasien yang telah melakukan
pembedahan pada operasi SC. Mobilisasi berjalan normal yakni miring kanan , miring kiri,
duduk dan berjalan. pada kunjungan kedua, ketiga dan keempat ibu tidak ada keluhan.
Hasil pemeriksaaan dalam batas normal.Hasil pemeriksaan pada Ny.”SM” berjalan
normal, yakni 2 jam post SC TFU 3 jari di bawah pusat dan pengeluaran lochea rubra,
pada kunjungan 6 hari post SC TFU pertengahan pusat dan simfisis dan pengeluaran
lochea sanguinolenta, pada kunjungan 2 minggu post SC TFU tidak teraba dan
pengeluaran lochea serosa, kunjungan 6 minggu post SC TFU normal seperti sebelum
hamil dan pengeluaran lochea rubra. Menurut (Dewi,2014) involusi pada saat uri lahir
TFU 2 jari dibawah pusat, 1 minggu post partum TFU pertengahan pusat dan simfisis , 2
minggu dan 6 minggu uterus kembali normal seperti pada saat sebelum hamil. Berdasarkan
hasil pemeriksaan terdapat kesesuaian antara fakta dan teori sehingga tidak ditemukan
masalah.
Pada kunjungan neonatus pertama hasil pemeriksaan BB 3300 gram , PB 50 cm ,
lingkar kepala 30 cm, menurut (Sondakh,2013) berat badan lahir normalnya 2500-4000
gram, panjang badan bayi 48-50 cm, lingkar dada bayi 32-34 cm, lingkar kepala bayi 3335 cm.terdapat bintikmerah di seluruh tubuh bayi hal ini biasa terjadi karena kulit sensitif
bayi sedang beradaptsasi dengan lingkungan baru. Kebanyakan bintik merah tersebut
tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya, secara umum kunjungan pertama
fisiologis dan sesuai dengan fakta, Pada kunjungan kedua hasil pemeriksaan bayi tidak
mau menyusu ASI karena bayi bingung puting. Bingung puting merupakan suatu keadaan
yang terjadi karena bayi mendapatkan susu formula dalam botol berganti-ganti menyusu
pada ibu. Tanda-tanda bingung puting antara lain bayi menghisap puting seperti
menghisap botol, menghisap secara putus-putus, bayi menolak menyusu
(Kristiyanasari,2009). Kondisi bayi yang tidak bisa menyusu langsung dari ibu akan
menyebabkan ASI akan berkurang karena jarang dihisap oleh bayi, padahal dengan
rangsangan hisap bayi membantu dalam meningkatkan produksi ASI. Cara mengatasi
bingung puting dengan memberikan ASI pada bayi terus menyusui bayi meskipun bayi
akan menolak beberapa kali akan tetapi kemampuan menghisap dan adaptasinya akan
kembali menerima menyusu langsung pada ibu.
Pada kunjungan ketiga bayi sehat dan tidak ada keluhan, peningkatan berat badan
bayi dalam batas normal sehingga di dapatkan kunjungan ketiga tidak terdapat masalah.
Pada saat kunjungan pasien sudah menentukan ingin menggunakan KB suntik 3
bulan sebagai alat kontrasepsinya, Menurut (Sulistyawati,2011) KB suntik sangat efektif
dan aman, cocok untuk masa laktasi karena menekan produksi ASI. Jenis KB 3 bulan
depomendroksiprogesteron asetat(DMPA) mengandung 150 DMPA yang di berikan setiap
tiga bulan sekali dengan cara disuntik intramuscular (didaerah bokong). Cara kerja
mencegah ovulasi , mengentalkan lendir serviks sehingga mampu menurunkan
kemampuan penetrasi sperma. Keuntungan sangat efektif, pencengahan kehamilan jangka
panjang, tidak berpengaruh pada hubungan suami istri, tidak memiliki pengaruh terhadap
produksi ASI. Keterbatasan dalam memakai KB ini seringnya ditemukan gangguan
menstruasi seperti siklus haid yang memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak,
perdarahan tidak teratur, tidak haid sama sekali. Pilihan kontrasepsi 3 bulan sesuai dengan
kondisi saat ini yaitu menyusui bayinya.
SIMPULAN
Penatalaksanaan dilakukan sesuai intervensi sesuai antara protap di bidan Wiji
Astuti dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehendif terhadap Ny”SM”.
Dan evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan asuhan kebidanan untuk mencapai
keberhasilan berdasarkan tujuan dan kriteria hasil.
REKOMENDASI
1. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan
Asuhan kebidanan diharapkan bisa menambah pengetahuan, pengalaman, dan
wawasan serta bahan untuk penerapan asuhan kebidanan secara berkesinambungan
mulai dari ibu hami, bersalin, nifas, neonatus dan KB.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Lebih meningkatkan kualitas pelayanan khususnya dalam memberikan asuhan
kebidanan secara berkesinambungan terhadap ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan
KB.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Lebih meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan sesuai
dengan standart 10 T.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas kesehatan provinsi jawa timur. (2012). surabaya.
SDKI 2012
Millatin Puspaningtyas, Ana Setyowati, Putri Andanawarih , FAKTOR-FAKTOR
penyebab kematian pada bayi dan anak di bawah usia lima tahun di kota pekalongan
(studi kasus di kecamatan pekalongan selatan)
Akademi Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan
RI, K. (2007). profil keshatan indonesia. kemenkes RI.
mojokerto, D. k. (2013). profil kesehatan dinas kesehatan mojokerto. mojokerto: Dinkes.
prawirohardjo, s. (2010). Ilmu kebidanan . jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
RI, K. (2011). profil keshatan indonesia. kemenkes RI.
timur, p. k. (2012). profil kesehatan jawa timur. jawa timur: Dinas kesehatan.
ALAMAT CORRESPONDENSI
Email : [email protected]
No. Hp : 082257356083
Alamat : Ds.Jambekumbu Kec.Pasrujambe Kab.Lumajang
Download