Abstract Prambanan Temple complex which was founded around the year 850 AD, the temple of Shiva as a part having a height of 42 m, is in fact a building that was built on land with a pile of granular material such as land deposits. From the results of the investigation at the location, depth of soil deposits reaches 14 m, with a foundation depth of 8 m from ground level of the temple yard. The earthquake that occurred in the Yogyakarta area on May 27, 2006 with magnitude 6.30 Richter. Earthquake centered at south of Java Island of coordinat 7,962°S; 110,458°E with a depth of 10 km of this earthquake generated a lot of damage to most of the existing infrastructure in the region of Yogyakarta including Prambanan Temple complex. Damage suffered by the Prambanan temple complex is primarily a structural damage to the building of the temple of the release of the existing stone structure at the top of the temple and also a couple of broken stone. Besides settlement of the Shiva Temple has occured. Damages received by a building structure under the influence of the earthquake loads are present, one of which is influenced by the maximum horizontal ground acceleration at the ground surface (a max) or so-called Peak Ground Accelaration (PGA). This study aims to determine the effect of earthquake loads are reviewed on a variation of PGA on the stability of the foundation of Shiva temple at Prambanan Temple complex. PGA variation used 0.10g; 0.15 g; 0.20 g; 0.25 g; 0.30 g and 0.40g seismic data taken from the United States Geological Survey (USGS) in Strong Motion CD format (SMC). Numerical modeling is performed with the plane strain idealization. In this study, the observed changes in the value of a displacement and stresses due to variations in the value of PGA. From the results of numerical simulations carried out, total displacement and effective stress is influenced by PGA value, time duration of earthquake, magnitude and distance from earthquake source. When the PGA values above 0.30 g, will result in increases in total displacement of significant value, it would harm to the building structure above it. Key word : PGA, earthquake, Plaxis, total displacement and effective stresses. Intisari Kompleks Candi Prambanan yang didirikan pada sekitar tahun 850 M dengan Candi Çiwa sebagai salah satu bagiannya mempunyai ketinggian 47 m, pada kenyataannya merupakan bangunan yang didirikan diatas tanah timbunan dengan material timbunan berupa tanah granuler. Dari hasil penyelidikan di lokasi, kedalaman tanah timbunan mencapai 14 m, dengan kedalaman fondasi 8 m dari permukaan tanah dihalaman candi. Gempa bumi yang terjadi di wilayah Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006 menurut data dari BMKG, mempunyai intensitas kekuatan sebesar 6,3 Skala Richter. Gempa bumi yang berpusat disebelah selatan Pulau Jawa pada koordinat 7,962°LS; 110,458°BT dengan kedalaman sumber gempa 10 km ini banyak menimbulkan kerusakan pada sebagian besar infrastruktur yang ada di wilayah Yogyakarta termasuk kompleks Candi Prambanan. Kerusakan yang terjadi di kompleks Candi Prambanan terutama merupakan kerusakan struktural bangunan candi berupa lepasnya susunan batu yang ada dipuncak candi dan pecahnya batu penyusun candi. Selain itu terjadi penurunan bangunan candi. Kerusakan yang diterima oleh suatu struktur bangunan akibat pengaruh adanya beban gempa yang ada, salah satunya dipengaruhi oleh percepatan tanah horisontal maksimum pada permukaan tanah (amax) atau disebut Peak Ground Accelaration (PGA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beban gempa ditinjau pada variasi percepatan tanah maksimum terhadap stabilitas fondasi Candi Çiwa pada kompleks Candi Prambanan. Variasi PGA yang digunakan 0,10g; 0,15g; 0,20g; 0,25g; 0,30g dan 0,40g Data gempa diambil dari United States Geological Survey (USGS) dalam format Strong Motion CD (SMC). Pemodelan numeris yang dilakukan dengan idealisasi plane strain, pemilihan model numeris dengan idealisasi plane strain. Dalam penelitian ini, diamati perubahan nilai penurunan (displacement) dan tegangan (stresses) akibat variasi nilai PGA. Dari hasil simulasi numeris yang dilakukan tampak bahwa nilai penurunan dan tegangan yang terjadi dipengaruhi oleh nilai PGA, lama waktu terjadinya gempa, intensitas kekuatan gempa dan jarak lokasi dengan sumber gempa. Nilai PGA di atas 0,30g akan mengakibatkan bertambahnya nilai penurunan (displacement) yang signifikan, hal ini akan membahayakan terhadap struktur bangunan di atasnya. Kata kunci : PGA, gempa bumi, Plaxis, penurunan dan tegangan.