PERSEPSI PENGUNJUNG TENTANG LINGKUNGAN REKREASI. STUDI KASUS DI KEBUN RAYA UNMUL SAMARINDA DAN PULAU KUMALA TENGGARONG Visitors’ Perceptions towards Recreation Environment. A Case Study at Kebun Raya Unmul Samarinda and Pulau Kumala Tenggarong Akhmad Sirodz1), Mustofa Agung Sardjono2) dan Johanes Johny Hangkueng2) Abstract. This research was aimed to find out different possibility of visitors’ perceptions on recreation environment at Kebun Raya Unmul Samarinda (KRUS) and Pulau Kumala Tenggarong (PKT), visitors’ characteristics that influence their perceptions and also visitors’ information, suggestions and opinions on recreation environment. The research resulted that there were different perceptions towards the environment of the two recreation parks. Referring to the Likert Scales, the scores of all evaluated elements comprised for KRUS 169210, while for PKT 151190 from maximal score 230. Several characteristics, including age, status and monthly income of the visitors influenced their perception towards the recreation environment of both parks. Meanwhile, the visitors’ gender and reasons for visiting the recreation parks affected only the perception of KRUS’s visitors and the visitors’ residences, while transportation and visiting frequency affected the perception of PKT’s visitors. Other characteristics were not proven to give any significant influence. Most of the visitors’ responses can be classified as middle perception and they mostly had heard or read something about recreation, recreation environment and living environment. They suggested that KRUS improves their fauna collection and PKT carries out its reforestation more intensively. Kata kunci: persepsi, karakteristik, pendapat pengunjung Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumberdaya alam dengan kondisi daratan yang sebagian besar berupa hutan dengan keanekaragaman ekosistem yang cukup tinggi dan dalam setiap ekosistem ini kaya akan sumberdaya lansekap. Unsur lansekap selain berupa vegetasi dengan segala isinya juga berupa pemandangan alam gunung, lembah ngarai, air terjun, sungai, danau dan goa. Unsur-unsur tersebut merupakan sumberdaya alam yang memiliki potensi besar untuk areal wisata alam. Unsur lansekap ini di beberapa daerah diperkaya pula oleh berbagai keanekaragaman jenis flora dan fauna yang spesifik. ______________________________________________________________ 1) Balai Diklat Kehutanan Majalengka (Jabar) 2) Laboratorium Politik, Ekonomi dan Sosial Kehutanan, Fakultas Kehutanan Unmul, Samarinda 1 2 JURNAL KEHUTANAN UNMUL 1 (1), APRIL 2005 Seiring dengan menurunnya penerimaan devisa ekspor minyak bumi, maka mendorong pemerintah untuk mencari sumber-sumber penghasil devisa alternatif, yaitu jenis-jenis komoditi ekspor non migas selain kayu dan tekstil yang diharapkan dapat menggerakan jalannya roda pembangunan. Pemerintah telah berupaya mencari bidang usaha yang sangat berpotensi untuk menghasilkan devisa negara, antara lain sektor pariwisata. Pariwisata adalah sektor yang sangat strategis untuk meningkatkan jumlah devisa negara, mengingat Indonesia dianugerahi oleh Yang Maha Kuasa potensi wisata alam yang indah dan kaya akan jenis maupun ragamnya. Namun dengan modal daya tarik berupa keindahan alam dan keanekaragaman belum merupakan jaminan bagi keberhasilan indrustri pariwisata. Masih banyak diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pengelolaan, pelayanan, penyediaan sarana dan prasarana wisata alam serta banyak hal lainnya (Hartono, 1988). Penelitian ini dilakukan pada dua taman rekreasi yang sangat berbeda lingkungan alam maupun atraksi rekreasinya di Kalimantan Timur, yaitu di Kebun Raya Unmul Samarinda (KRUS) dan Pulau Kumala Tenggarong (PKT). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya perbedaan persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi di KRUS dan PKT, mengetahui karakteristik pengunjung yang mempengaruhi persepsinya tentang lingkungan rekreasi dan mengumpulkan informasi mengenai saran-saran dan pendapat pengunjung tentang lingkungan rekreasi, khususnya dalam rangka mendukung hasil penelitian. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini antara lain adalah menjadi bahan masukan bagi perencanaan sistem rekreasi di taman rekreasi, memberi masukan bagi analisis perilaku, target dan tipe pengunjung untuk taman rekreasi tertentu dan memberi masukan dalam perencanaan serta pengembangan taman-taman rekreasi dengan lebih memperhatikan persepsi dan aspirasi pengunjung. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada dua taman rekreasi di Kalimantan Timur yang sangat berbeda lingkungan alam maupun aktraksi rekreasinya, yaitu KRUS dan PKT. Penelitian ini membutuhkan waktu empat bulan efektif yang dimulai pada bulan April sampai Juli 2004. Dalam kegiatan penelitian ini yang menjadi objek utama adalah pengunjung KRUS dan PKT. Orientasi lapangan dilaksanakan sebelum melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran dan keadaan umum dari lokasi penelitian. Kemudian ditentukan jumlah responden, yang mana responden dari penelitian ini adalah pengunjung KRUS dan PKT masing-masing 50 orang. Penentuan pengunjung yang dijadikan sebagai obyek penelitian dilakukan dengan teknik penarikan contoh nonprobability sampling dengan cara accidental sampling atau incidental sampling. Data yang diperlukan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data Primer meliputi karakteristik pengunjung; persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi dan informasi mengenai saran serta pendapat responden tentang lingkungan rekreasi. Data sekunder meliputi letak Sirodz dkk. (2005). Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi 3 KRUS dan PKT berdasarkan batas-batas wilayah dan administratif pemerintahan. Selain itu juga dikumpulkan data fasilitas atau atraksi rekreasi dari KRUS dan taman wisata PKT dan peta lokasi penelitian. Data dan informasi yang diperoleh dari kuisioner, wawancara, studi literatur/dokumentasi dan pengamatan di lapangan kemudian diedit, selanjutnya diklasifikasikan dan ditabulasikan sesuai dengan tujuan penelitian. Data karakteristik responden dianalisis secara deskriptif dan statistik dengan menggunakan distribusi frekuensi dan persentase. Data dari pertanyaan yang berkaitan dengan persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi yang menyangkut sepuluh kelompok lingkungan rekreasi menurut Sumarwoto (2001) diberi skor atau nilai untuk setiap tanggapan atas pertanyaan berdasarkan Skala Likert yang disebut juga sebagai method of summated ratings. Selanjutnya dijelaskan untuk setiap pernyataan atau tanggapan positif diberi skor atau nilai sebagai berikut: 1. Sangat setuju nilainya 5 2. Setuju nilainya 4 3. Ragu-ragu cenderung setuju nilainya 3 4. Ragu-ragu cenderung tidak setuju nilainya 2 5. Tidak setuju nilainya 1 Untuk melihat apakah karekteristik pengunjung mempengaruhi persepsinya tentang lingkungan rekreasi, maka data dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan rumus sebagai berikut: X2 = ∑{(Oij – Eij)2} / Eij. Eij = Oi x Oj / O.. i = baris. J = kolom. O = observasi atau frekuensi pengunjung yang teramati. E = frekuensi harapan. O.. = jumlah frekuensi. Oi = frekuensi pengamatan pada baris ke-i. Oj = frekuensi pengamatan pada kolom ke-j. Jika x2 hitung >x2 (0,10, db), maka karakteristik pengunjung mempengaruhi persepsinya. Jika x2 hitung ≤x2 (0,10, db), maka karakteristik pengunjung tidak mempengaruhi persepsinya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Persepsi Pengunjung Berdasarkan perhitungan Skala Likert, persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi adalah dengan skor 169–210 untuk KRUS dan skor 151–190 untuk PKT dari skor maksimal 230 yang selanjutnya dihitung berdasarkan persentase frekuensi secara rinci seperti pada Tabel 1. Dari Tabel 1 tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Daya dukung lingkungan. Persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi khususnya daya dukung lingkungan, dari data pada Tabel 1 tersebut menurut Skala Likert menggambarkan bahwa daya dukung lingkungan pada KRUS masih lebih baik dibandingkan dengan daya dukung lingkungan PKT. Dengan demikian ada perbedaan persepsi pengunjung yang signifikan tentang daya dukung lingkungan dari kedua taman rekreasi tersebut. 4 JURNAL KEHUTANAN UNMUL 1 (1), APRIL 2005 Tabel 1. Persepsi Responden Tentang Lingkungan Rekreasi Menurut Skala Likert (dalam %) Lingkungan KRUS PKT rekreasi 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 Daya dukung lingkungan 16 51 33 0 0 3 22 43 21 11 Keanekaragaman 15 35 44 6 0 0 16 28 38 18 Keindahan alam/ arsitektur 20 67 13 0 0 10 54 31 5 0 Vandalisme 64 33 3 0 0 26 37 37 0 0 Pencemaran 68 32 0 0 0 22 50 28 0 0 Kegersangan/ penghijauan 85 15 0 0 0 49 21 12 8 10 Dampak sosial budaya 34 41 25 0 0 20 41 35 4 0 Zonasi/tata ruang 23 71 6 0 0 14 70 16 0 0 Konservasi 13 66 21 0 0 12 46 22 11 9 Lain-lain 11 50 35 4 0 7 55 25 11 2 Persen rataan 35 46 18 1 0 16 41 28 10 5 Keterangan: Skor 5 = sangat setuju, 4 = setuju, 3 = ragu-ragu setuju, Skor 2 = ragu-ragu tidak setuju dan 1 = tidak setuju b. Keanekaragaman. Persepsi pengunjung tentang keanekaragaman pada lingkungan rekreasi di kedua taman menggambarkan bahwa keanekaragaman pada lingkungan rekreasi di KRUS lebih tinggi dengan responden tertinggi dibanding keanekaragaman lingkungan rekreasi PKT. Dengan demikian terdapat perbedaan persepsi pengunjung yang signifikan tentang lingkungan rekreasi dari kedua taman rekreasi tersebut. c. Keindahan alam/arsitektur/seni budaya. Persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi dari kedua taman rekreasi menggambarkan bahwa keindahan alam, arsitektur dan seni budaya pada KRUS dan PKT tidak ada perbedaan yang signifikan. Dengan demikian tidak ada perbedaan persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi khususnya keindahan alam, arsitektur dan seni budaya di kedua taman rekreasi tersebut. d. Vandalisme. Persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi dari kedua taman rekreasi menunjukkan bahwa vandalisme terhadap lingkungan rekreasi pada KRUS belum ada permasalahan dibanding PKT. Dengan demikian ada perbedaan persepsi pengunjung dari kedua taman rekreasi tersebut tentang lingkungan rekreasi, khususnya vandalisme. e. Pencemaran. Persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi dari kedua taman rekreasi memperlihatkan bahwa pencemaran di kedua taman rekreasi tersebut belum menjadi permasalahan, dalam arti lingkungan rekreasi dalam kondisi belum tercemar. Tetapi untuk KRUS dan PKT memperlihatkan perbedaan persepsi pengunjung dari kedua taman rekreasi tesebut tentang lingkungan rekreasi khususnya tentang pencemaran. Sirodz dkk. (2005). Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi 5 f. Kegersangan dan penghijauan. Persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi dari kedua taman rekreasi memperlihatkan bahwa kegersangan dan penghijauan di KRUS belum menjadi permasalahan tetapi merupakan permasalahan serius untuk PKT dalam arti lingkungan rekreasi di PKT dalam kondisi gersang serta memperlihatkan perbedaan persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi yang singnifikan dari kedua taman rekreasi tesebut. g. Dampak sosial budaya. Persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi dari kedua taman rekreasi memperlihatkan bahwa keberadaan kedua taman rekreasi tersebut berpengaruh terhadap sosial budaya masyarakat dan tidak memperlihatkan perbedaan persepsi pengunjung terhadap kedua taman rekreasi tersebut. h. Zonasi/tata ruang. Persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi dari kedua taman rekreasi memperlihatkan bahwa pengaturan zonasi/tata ruang di kedua taman rekreasi tersebut baik, dalam arti lingkungan rekreasi dalam tata ruang yang baik serta tidak memperlihatkan perbedaan persepsi pengunjung yang singnifikan dari kedua taman rekreasi tesebut. i. Konservasi. Persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi dari kedua taman rekreasi memperlihatkan bahwa konservasi atau pelestarian terhadap unsur tersebut di atas masih baik di kedua taman tersebut, serta tidak memperlihatkan perbedaan persepsi pengunjung yang singnifikan dari kedua taman rekreasi tesebut. j. Lain-lain. Persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi dari kedua taman rekreasi memperlihatkan bahwa unsur-unsur di atas di kedua taman tersebut masih terpelihara dengan baik serta tidak memperlihatkan perbedaan persepsi pengunjung yang singnifikan dari kedua taman rekreasi tesebut. 2. Karakteristik Pengunjung Secara rinci persepsi pengunjung berdasarkan karakteristik dibahas sebagai berikut: a. Persepsi pengunjung berdasarkan kelompok umur. Persepsi pengunjung berdasarkan kelompok umur ditampilkan dalam Tabel 2. Tabel 2. Distribusi Tingkat Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan Karakteristik Umur Umur (tahun) KRUS Tinggi Sedang PKT Rendah Tinggi Sedang Rendah 13–19 20–24 25–55 >55 - (0%) 4 (8%) - (0%) - (0%) 6 (12%) 14 (28%} 19 (38%) 3 (6%) - (0%) - (0%) 4 (8%) - (0%) 6 (12%) - (0%) - (0%) - (0%) 13 (26%) 4 (8%) 20 (40%) 5 (10%) - (0%) - (0%) 2 (4%) - (0%) Jumlah 4 (8%) 42 (84 %) 4 (8%) 6 (12%) 42 (84 %) 2 (4%) Hasil uji Chi-Square terhadap data pada tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa karakteristik umur dari pengunjung mempengaruhi persepsinya tentang lingkungan rekreasi KRUS dan PKT. Karakteristik umur pengunjung yang mendominasi adalah kelompok umur 25–55 tahun, yaitu kelompok usia matang 6 JURNAL KEHUTANAN UNMUL 1 (1), APRIL 2005 atau dewasa tua, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin matang usia pengunjung, maka semakin baik persepsinya tentang lingkungan rekreasi. b. Persepsi pengunjung berdasarkan jenis kelamin. Persepsi pengunjung berdasarkan jenis kelamin ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3. Distribusi Tingkat Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin Jenis kelamin Laki–laki Perempuan Jumlah Tinggi 3 (6%) 1 (2%) KRUS Sedang 17 (34%) 24 (48%) Rendah 5 (10 %) - (0%) Tinggi 1 (2%) 2 (4%) PKT Sedang 19 (38%) 25 (50%) Rendah 3 (6%) - (0%) 4 (8%) 41 (82%) 5 (10 %) 3 (6%) 44 (88%) 3 (6%) Hasil uji Chi-Square terhadap data pada Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa karakteristik jenis kelamin dari pengunjung mempengaruhi persepsinya tentang lingkungan rekreasi KRUS dan tidak mempengaruhi persepsi pengunjung PKT. c. Persepsi pengunjung berdasarkan tempat tinggal. Persepsi pengunjung berdasarkan tempat tinggal ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 4. Distribusi Tingkat Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan Karakteristik Tempat Tinggal Tempat tinggal Desa (rural) Kota (urban) Jumlah Tinggi 0 (0%) 3 (6%) 3 (6%) KRUS Sedang 7 (14%) 34 (68%) 41 (82%) Rendah 0 (0%) 6 (12%) 6 (12%) Tinggi 2 (4%) 1 (2%) 3 (6%) PKT Sedang 7 (14%) 40 (80%) 47(94%) Rendah 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) Hasil uji Chi-Square terhadap data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa karakteristik tempat tinggal dari pengunjung tidak mempengaruhi persepsinya tentang lingkungan rekreasi KRUS, namun mempengaruhi persepsi pengunjung PKT. d. Persepsi pengunjung berdasarkan pendidikan. Persepsi pengunjung berdasarkan pendidikan ditampilkan pada Tabel 5. Tabel 5. Distribusi Tingkat Persepsi PengunjungTentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Pendidikan Desa (rural) Kota (urban) SD/madrasah SLTP Tinggi 0 (0%) 3 (6%) - (0%) - (0%) KRUS Sedang 7 (14%) 34 (68%) 2 (4%) 3 (6%) Rendah 0 (0%) 6 (12%) - (0%) - (0%) Tinggi 2 (4%) 1 (2%) - (0%) - (0%) PKT Sedang 7 (14%) 40 (80%) 3 (6%) 3 (6%) Rendah 0 (0%) 0 (0%) - (0%) - (0%) Sirodz dkk. (2005). Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi 7 Tabel 5 (lanjutan) Pendidikan SLTA Akademi Perguruan tinggi Lain-lain Jumlah Tinggi - (0%) 3 (6%) 3 (6%) 0 (0%) 6 (12%) KRUS Sedang 15 (30%) 7 (14%) 16 (32%) 0 (0%) 43 (86%) Rendah - (0%) 1 (2%) - (0%) 0 (0%) 1 (2%) Tinggi 6 (12%) - (0%) 2 (4%) 0 (0%) 8 (16%) PKT Sedang 18 (36%) 6 (12%) 9 (18%) 0 (0%) 39 (78%) Rendah 3 (6%) - (0%) - (0%) 0 (0%) 3 (6%) Hasil uji Chi-Square terhadap data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa karakteristik tingkat pendidikan dari pengunjung tidak mempengaruhi persepsinya tentang lingkungan rekreasi KRUS dan PKT. e. Persepsi pengunjung berdasarkan pekerjaan. Persepsi pengunjung berdasarkan pekerjaan ditampilkan pada Tabel 6. Tabel 6. Distribusi Tingkat Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan KRUS Pendidikan Tinggi Sedang PKT Sedang Rendah PNS Wiraswasta Lain-lain - (0%) - (0%) 3 (6%) 7 (14%) 10 (20%) 24 (48%) Rendah - (0%) - (0%) 6 (12%) Tinggi 1 (2%) - (0%) 6 (12%) 7 (14%) 18 (36%) 15 (30%) - (0%) 2 (4%) 1 (2%) Jumlah 3 (6%) 41 (82%) 6 (12%) 7 (14%) 40 (80%) 3 (6%) Hasil uji Chi-Square terhadap data pada Tabel 6 menunjukkan bahwa karakteristik pekerjaan dari pengunjung tidak mempengaruhi persepsinya tentang lingkungan rekreasi KRUS dan PKT. f. Persepsi pengunjung berdasarkan status. Persepsi pengunjung berdasarkan status ditampilkan pada Tabel 7. Tabel 7. Distribusi Tingkat Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan Karakteristik Status KRUS Status Tinggi Sedang PKT Sedang Rendah Sudah Kawin Belum Kawin - (0%) 3 (6%) 19 (38%) 24 (48%) Rendah 4 (8%) - (0%) Tinggi - (0%) 6 (12%) 16 (32%) 25 (50%) 3 (6%) - (0%) Jumlah 3 (6%) 43 (86%) 4 (8%) 6 (12%) 41 (82%) 3 (6%) Hasil uji Chi-Square terhadap data pada Tabel 7 menunjukkan bahwa karakteristik status dari pengunjung mempengaruhi persepsinya tentang lingkungan rekreasi KRUS dan PKT. Pada tabel di atas juga dapat dilihat bahwa persepsi pengunjung dengan status belum kawin lebih baik daripada pengunjung dengan 8 JURNAL KEHUTANAN UNMUL 1 (1), APRIL 2005 status sudah kawin pada kedua taman rekreasi tersebut. Hal ini dimungkinkan bahwa pengunjung lajang menjadikan taman rekreasi tersebut sebagai salah satu tempat memadu kasih dan mencari pasangan atau jodoh. g. Persepsi pengunjung berdasarkan jumlah keluarga. Karakteristik pengunjung berdasarkan jumlah keluarga dikelompokan menurut Wibowo (1987), yaitu jumlah keluarga kurang dari 4 orang, 5–7 orang dan lebih dari 7 orang, distribusi tingkat persepsi menurut jumlah keluarga seperti pada Tabel 8. Hasil uji Chi-Square terhadap data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa karakteristik jumlah keluarga dari pengunjung tidak mempengaruhi persepsinya tentang lingkungan rekreasi KRUS dan PKT, namun pengunjung yang berasal dari jumlah keluarga 1–4 orang memperlihatkan tingkat persepsi yang lebih baik tentang lingkungan rekreasi. Tabel 8. Distribusi Tingkat Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan Karakteristik Jumlah Keluarga Jumlah keluarga 1–4 orang 5–7 orang >7 orang Jumlah Tinggi 3 (6%) - (0%) - (0%) 3 (6%) KRUS Sedang 24 (48%) 14 (28%) 3 (6%) 41 (82%) Rendah 6 (12%) - (0%) - (0%) 6 (12%) Tinggi 2 (4%) 3 (6%) 3 (6%) 8 (16%) PKT Sedang 15 (30%) 16 (32%) 6 (12%) 37 (74%) Rendah 3 (6%) 2 (4%) - (0%) 5 (10%) h. Persepsi pengunjung berdasarkan pengetahuan lingkungan hidup. Persepsi pengunjung berdasarkan pengetahuan lingkungan hidup ditampilkan pada Tabel 9. Tabel 9. Distribusi Tingkat Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan Karakteristik Pengetahuan Lingkungan Hidup Pengetahuaan ttg lingk. hidup Pernah Belum Jumlah Tinggi 3 (6%) - (0%) 3 (6%) KRUS Sedang 36 (72%) 5 (10%) 41 (82%) Rendah 6 (12%) - (0%) 6 (12%) Tinggi 6 (12%) - (0%) 6 (12%) PKT Sedang 36 (72%) 5 (10%) 41 (82%) Rendah 3 (6 %) - (0%) 3 (6%) Hasil uji Chi-Square terhadap data pada Tabel 9 menunjukkan bahwa karakteristik pengetahuan tentang lingkungan hidup dari pengunjung tidak mempengaruhi persepsinya tentang lingkungan rekreasi KRUS dan PKT. i. Persepsi pengunjung berdasarkan pendapatan per bulan. Persepsi pengunjung berdasarkan pendapatan perbulan ditampilkan pada Tabel 10. Hasil uji Chi-Square terhadap data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa karakteristik pendapatan per bulan dari pengunjung mempengaruhi persepsinya tentang lingkungan rekreasi KRUS dan PKT. Dalam hal ini semakin tinggi pendapatan pengunjung semakin baik persepsinya tentang lingkungan rekreasi. Sirodz dkk. (2005). Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi 9 Tabel 10. Distribusi Tingkat Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan Karakteristik Pendapatan Per Bulan Pendapatan per bulan <1 Juta 1–2,5 Juta 2,5–5 Juta Jumlah Tinggi 1 (2%) - (0%) 1 (2%) 1 (2%) KRUS Sedang 44 (88%) 13 (26%) 2 (4%) 44 (88%) Rendah 5 (10%) 5 (10%) - (0%) 5 (10%) Tinggi 1 (2%) - (0%) 1 (2%) 1 (2%) PKT Sedang 46 (92%) 15 (30%) 3 (6%) 46 (92%) Rendah 3 (6%) 2 (4%) - (0%) 3 (6%) j. Persepsi pengunjung berdasarkan alat trasportasi. Persepsi pengunjung berdasarkan alat trasportasi ditampilkan pada Tabel 11. Tabel 11. Distribusi Tingkat Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan Karakteristik Alat Transpotasi Alat transportasi Kendaraan Umum Rombongan Pribadi Jumlah Tinggi - (0%) - (0%) 1 (2%) 1 (2%) KRUS Sedang 2 (4%) 16 (32%) 27 (54%) 45 (90%) Rendah 1 (2%) - (0%) 3 (6%) 4 (8%) Tinggi - (0%) - (0%) 4 (8 %) 4 (8 %) PKT Sedang 6 (12%) 9 (18%) 29 (58%) 44 (88%) Rendah - (0%) 2 (4%) - (0%) 2 (4%) Hasil uji Chi-Square terhadap data pada Tabel 11 menunjukkan bahwa karakteristik alat transportasi dari pengunjung tidak mempengaruhi persepsinya tentang lingkungan rekreasi pada KRUS, namun mempengaruhi persepsi pengunjung pada Pulau Kumala Tenggarong. Lebih lanjut bahwa pengunjung dengan kendaraan pribadi memiliki tingkat persepsi yang lebih baik tentang lingkungan rekreasi di kedua taman rekreasi tersebut dibandingkan dengan kendaraan umum dan rombongan. k. Persepsi pengunjung berdasarkan motivasi/alasan perginya. Persepsi pengunjung berdasarkan motivasi/alasan perginya ditampilkan pada Tabel 12. Hasil uji ChiSquare terhadap data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa karakteristik berkunjung ke taman rekreasi atas kemauan dari pengunjung mempengaruhi persepsinya tentang lingkungan rekreasi pada Kebun Raya Unmul Samarinda, tetapi tidak mempengaruhi persepsi pengunjung pada Pulau Kumala Tenggarong. Tabel 12. Distribusi Tingkat Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan Karakteristik Motivasi Perginya Berkunjung ke taman rekreasi atas kemauan Kemauan sendiri Ajakan keluarga Ajakan teman Jumlah Tinggi 3 (6%) - (0%) - (0%) 1 (2%) KRUS Sedang 14 (28,%) 15 (30%) 19 (38%) 45 (90%) Rendah 4 (8%) 2 (4%) - (0%) 4 (8%) Tinggi 5 (10%) 4 (8%) 3 (6%) 4 (8 %) PKT Sedang 20 (40%) 1 (2%) 15 (30%) 44 (88%) Rendah - (0%) 2 (4%) - (0%) 2 (4%) 10 JURNAL KEHUTANAN UNMUL 1 (1), APRIL 2005 l. Persepsi pengunjung berdasarkan seringnya berkunjung. Persepsi pengunjung berdasarkan seringnya berkunjung ditampilkan pada Tabel 13. Tabel 13. Distribusi Tingkat Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan Karakteristik Seringnya Berkunjung Jumlah kunjungan ke taman rekreasi (kali) 1 2 >2 Jumlah Tinggi 1 (2%) 2 (4%) 3 (6%) 6 (12%) KRUS Sedang 19 (38%) 13 (26%) 8 (16%) 40 (80%) Rendah 2 (4%) - (0%) 2 (4%) 4 (8%) Tinggi 1 (2%) - (0%) 5 (10%) 6 (12%) PKT Sedang 22 (44%) 7 (14%) 13 (26%) 42 (84%) Rendah 2 (4%) - (0%) - (0%) 2 (4%) Hasil uji Chi-Square terhadap data pada Tabel 13 menunjukkan bahwa karakteristik seringnya berkunjung ke taman rekreasi dari pengunjung tidak mempengaruhi persepsinya tentang lingkungan rekreasi pada KRUS tetapi mempengaruhi persepsi pengunjung pada PKT. Namun demikian pengunjung yang berkunjung 1 kali pada kedua taman rekreasi tersebut memperlihatkan persepsi yang lebih baik dibanding yang berkunjung 2 kali atau lebih dari 2 kali. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa berdasarkan Skala Likert KRUS dengan skor 169–210 dipersepsikan pengunjung lebih baik dari pada PKT dengan skor 151–190 dari skor maksimal 230 tentang lingkungan rekreasi, terutama aspek daya dukung lingkungan, keindahan alam, vandalisme, pencemaran dan kegersangan/ penghijauan. Karakteristik umur, status perkawinan dan pendapatan per bulan pengunjung mempengaruhi persepsinya tentang lingkungan rekreasi KRUS dan PKT; karakteristik jenis kelamin dan berkunjung ke taman rekreasi hanya memepengaruhi persepsi pengunjung KRUS; karakteristik tempat tinggal, alat transportasi dan seringnya berkunjung ke taman rekreasi hanya mempengaruhi persepsi pengunjung PKT. Karakteristik pendidikan, pekerjaan, jumlah keluarga dan pengetahuan tentang lingkungan hidup tidak mempengaruhi persepsi pengunjung kedua taman rekreasi tersebut di atas. Sebagian besar responden (95–98 %) pernah mendengar atau membaca tentang pengertian rekreasi, lingkungan rekreasi dan lingkungan hidup lewat media massa atau media elektronik. Saran Penelitian persepsi mengenai lingkungan rekreasi perlu dilakukan pula terhadap pengelola taman rekreasi dan masyarakat sekitarnya sebagai pihak yang berkepentingan langsung terhadap baik buruknya lingkungan rekreasi dengan lebih mendalam. Sirodz dkk. (2005). Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi 11 Untuk KRUS perlu diarahkan sebagai sarana kegiatan wisata sadar lingkungan dan agar lebih representatif sebagai tujuan wisata alam (ekowisata). Sebagian program kegiatan penghijauan khususnya dari Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara agar diarahkan dan diintensifkan untuk lingkungan rekreasi Pulau Kumala Tenggarong. Saran untuk KRUS, agar menambah koleksi fauna untuk kebun binatangnya dan mengurangi pertunjukkan musik di panggung terbuka, sedangkan untuk PKT agar segera melakukan penghijauan untuk mengurangi kegersangan. DAFTAR PUSTAKA Hartono, S. 1988. Ketersediaan Potensi Alam di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Konservasi Sumberdaya Alam dan Pengembangan Wisata Alam, Yogyakarta. Soemarwoto, O. 2001. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Penerbit Djambatan, Jakarta. Wibowo, S. 1987. Persepsi Pengunjung tentang Lingkungan Rekreasi dan Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Studi di Taman Mini Indonesia Indah dan Kebun Raya Cibodas. Tesis Magister Fakultas Pascasarjana Intitut Pertanian Bogor, Bogor.