persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi. studi kasus di

advertisement
PERSEPSI PENGUNJUNG TENTANG LINGKUNGAN
REKREASI. STUDI KASUS DI KEBUN RAYA
UNMUL SAMARINDA DAN
PULAU KUMALA TENGGARONG
Visitors’ Perceptions towards Recreation Environment. A Case Study
at Kebun Raya Unmul Samarinda and Pulau Kumala Tenggarong
Akhmad Sirodz1), Mustofa Agung Sardjono2) dan
Johanes Johny Hangkueng2)
Abstract. This research was aimed to find out different possibility of visitors’
perceptions on recreation environment at Kebun Raya Unmul Samarinda
(KRUS) and Pulau Kumala Tenggarong (PKT), visitors’ characteristics that
influence their perceptions and also visitors’ information, suggestions and
opinions on recreation environment. The research resulted that there were
different perceptions towards the environment of the two recreation parks.
Referring to the Likert Scales, the scores of all evaluated elements comprised
for KRUS 169210, while for PKT 151190 from maximal score 230. Several
characteristics, including age, status and monthly income of the visitors
influenced their perception towards the recreation environment of both parks.
Meanwhile, the visitors’ gender and reasons for visiting the recreation parks
affected only the perception of KRUS’s visitors and the visitors’ residences,
while transportation and visiting frequency affected the perception of PKT’s
visitors. Other characteristics were not proven to give any significant influence.
Most of the visitors’ responses can be classified as middle perception and they
mostly had heard or read something about recreation, recreation environment
and living environment. They suggested that KRUS improves their fauna
collection and PKT carries out its reforestation more intensively.
Kata kunci: persepsi, karakteristik, pendapat pengunjung
Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumberdaya alam dengan
kondisi daratan yang sebagian besar berupa hutan dengan keanekaragaman
ekosistem yang cukup tinggi dan dalam setiap ekosistem ini kaya akan sumberdaya
lansekap. Unsur lansekap selain berupa vegetasi dengan segala isinya juga berupa
pemandangan alam gunung, lembah ngarai, air terjun, sungai, danau dan goa.
Unsur-unsur tersebut merupakan sumberdaya alam yang memiliki potensi besar
untuk areal wisata alam. Unsur lansekap ini di beberapa daerah diperkaya pula oleh
berbagai keanekaragaman jenis flora dan fauna yang spesifik.
______________________________________________________________
1) Balai Diklat Kehutanan Majalengka (Jabar)
2) Laboratorium Politik, Ekonomi dan Sosial Kehutanan, Fakultas Kehutanan Unmul, Samarinda
1
2
JURNAL KEHUTANAN UNMUL 1 (1), APRIL 2005
Seiring dengan menurunnya penerimaan devisa ekspor minyak bumi, maka
mendorong pemerintah untuk mencari sumber-sumber penghasil devisa alternatif,
yaitu jenis-jenis komoditi ekspor non migas selain kayu dan tekstil yang
diharapkan dapat menggerakan jalannya roda pembangunan. Pemerintah telah
berupaya mencari bidang usaha yang sangat berpotensi untuk menghasilkan devisa
negara, antara lain sektor pariwisata.
Pariwisata adalah sektor yang sangat strategis untuk meningkatkan jumlah
devisa negara, mengingat Indonesia dianugerahi oleh Yang Maha Kuasa potensi
wisata alam yang indah dan kaya akan jenis maupun ragamnya. Namun dengan
modal daya tarik berupa keindahan alam dan keanekaragaman belum merupakan
jaminan bagi keberhasilan indrustri pariwisata. Masih banyak diperlukan berbagai
upaya untuk meningkatkan mutu pengelolaan, pelayanan, penyediaan sarana dan
prasarana wisata alam serta banyak hal lainnya (Hartono, 1988).
Penelitian ini dilakukan pada dua taman rekreasi yang sangat berbeda
lingkungan alam maupun atraksi rekreasinya di Kalimantan Timur, yaitu di Kebun
Raya Unmul Samarinda (KRUS) dan Pulau Kumala Tenggarong (PKT). Penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya perbedaan persepsi
pengunjung tentang lingkungan rekreasi di KRUS dan PKT, mengetahui
karakteristik pengunjung yang mempengaruhi persepsinya tentang lingkungan
rekreasi dan mengumpulkan informasi mengenai saran-saran dan pendapat
pengunjung tentang lingkungan rekreasi, khususnya dalam rangka mendukung
hasil penelitian.
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini antara lain adalah menjadi bahan
masukan bagi perencanaan sistem rekreasi di taman rekreasi, memberi masukan
bagi analisis perilaku, target dan tipe pengunjung untuk taman rekreasi tertentu dan
memberi masukan dalam perencanaan serta pengembangan taman-taman rekreasi
dengan lebih memperhatikan persepsi dan aspirasi pengunjung.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada dua taman rekreasi di Kalimantan Timur yang
sangat berbeda lingkungan alam maupun aktraksi rekreasinya, yaitu KRUS dan
PKT. Penelitian ini membutuhkan waktu empat bulan efektif yang dimulai pada
bulan April sampai Juli 2004.
Dalam kegiatan penelitian ini yang menjadi objek utama adalah pengunjung
KRUS dan PKT.
Orientasi lapangan dilaksanakan sebelum melakukan penelitian untuk
mengetahui gambaran dan keadaan umum dari lokasi penelitian. Kemudian
ditentukan jumlah responden, yang mana responden dari penelitian ini adalah
pengunjung KRUS dan PKT masing-masing 50 orang. Penentuan pengunjung yang
dijadikan sebagai obyek penelitian dilakukan dengan teknik penarikan contoh
nonprobability sampling dengan cara accidental sampling atau incidental sampling.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu data
primer dan data sekunder. Data Primer meliputi karakteristik pengunjung; persepsi
pengunjung tentang lingkungan rekreasi dan informasi mengenai saran serta
pendapat responden tentang lingkungan rekreasi. Data sekunder meliputi letak
Sirodz dkk. (2005). Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi
3
KRUS dan PKT berdasarkan batas-batas wilayah dan administratif pemerintahan.
Selain itu juga dikumpulkan data fasilitas atau atraksi rekreasi dari KRUS dan
taman wisata PKT dan peta lokasi penelitian.
Data dan informasi yang diperoleh dari kuisioner, wawancara, studi
literatur/dokumentasi dan pengamatan di lapangan kemudian diedit, selanjutnya
diklasifikasikan dan ditabulasikan sesuai dengan tujuan penelitian. Data
karakteristik responden dianalisis secara deskriptif dan statistik dengan
menggunakan distribusi frekuensi dan persentase. Data dari pertanyaan yang
berkaitan dengan persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi yang
menyangkut sepuluh kelompok lingkungan rekreasi menurut Sumarwoto (2001)
diberi skor atau nilai untuk setiap tanggapan atas pertanyaan berdasarkan Skala
Likert yang disebut juga sebagai method of summated ratings. Selanjutnya
dijelaskan untuk setiap pernyataan atau tanggapan positif diberi skor atau nilai
sebagai berikut:
1. Sangat setuju nilainya 5
2. Setuju nilainya 4
3. Ragu-ragu cenderung setuju nilainya 3
4. Ragu-ragu cenderung tidak setuju nilainya 2
5. Tidak setuju nilainya 1
Untuk melihat apakah karekteristik pengunjung mempengaruhi persepsinya
tentang lingkungan rekreasi, maka data dianalisis menggunakan uji Chi-Square
dengan rumus sebagai berikut:
X2 = ∑{(Oij – Eij)2} / Eij. Eij = Oi x Oj / O..
i = baris. J = kolom. O = observasi atau frekuensi pengunjung yang teramati. E =
frekuensi harapan. O.. = jumlah frekuensi. Oi = frekuensi pengamatan pada baris
ke-i. Oj = frekuensi pengamatan pada kolom ke-j.
Jika x2 hitung >x2 (0,10, db), maka karakteristik pengunjung mempengaruhi
persepsinya. Jika x2 hitung ≤x2 (0,10, db), maka karakteristik pengunjung tidak
mempengaruhi persepsinya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Persepsi Pengunjung
Berdasarkan perhitungan Skala Likert, persepsi pengunjung tentang
lingkungan rekreasi adalah dengan skor 169–210 untuk KRUS dan skor 151–190
untuk PKT dari skor maksimal 230 yang selanjutnya dihitung berdasarkan
persentase frekuensi secara rinci seperti pada Tabel 1. Dari Tabel 1 tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Daya dukung lingkungan. Persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi
khususnya daya dukung lingkungan, dari data pada Tabel 1 tersebut menurut Skala
Likert menggambarkan bahwa daya dukung lingkungan pada KRUS masih lebih
baik dibandingkan dengan daya dukung lingkungan PKT. Dengan demikian ada
perbedaan persepsi pengunjung yang signifikan tentang daya dukung lingkungan
dari kedua taman rekreasi tersebut.
4
JURNAL KEHUTANAN UNMUL 1 (1), APRIL 2005
Tabel 1. Persepsi Responden Tentang Lingkungan Rekreasi Menurut Skala Likert (dalam %)
Lingkungan
KRUS
PKT
rekreasi
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
Daya dukung
lingkungan
16
51
33
0
0
3
22
43
21
11
Keanekaragaman
15
35
44
6
0
0
16
28
38
18
Keindahan alam/
arsitektur
20
67
13
0
0
10
54
31
5
0
Vandalisme
64
33
3
0
0
26
37
37
0
0
Pencemaran
68
32
0
0
0
22
50
28
0
0
Kegersangan/
penghijauan
85
15
0
0
0
49
21
12
8
10
Dampak sosial
budaya
34
41
25
0
0
20
41
35
4
0
Zonasi/tata ruang
23
71
6
0
0
14
70
16
0
0
Konservasi
13
66
21
0
0
12
46
22
11
9
Lain-lain
11
50
35
4
0
7
55
25
11
2
Persen rataan
35
46
18
1
0
16
41
28
10
5
Keterangan: Skor 5 = sangat setuju, 4 = setuju, 3 = ragu-ragu setuju, Skor 2 = ragu-ragu tidak setuju
dan 1 = tidak setuju
b. Keanekaragaman. Persepsi pengunjung tentang keanekaragaman pada
lingkungan rekreasi di kedua taman menggambarkan bahwa keanekaragaman pada
lingkungan rekreasi di KRUS lebih tinggi dengan responden tertinggi dibanding
keanekaragaman lingkungan rekreasi PKT. Dengan demikian terdapat perbedaan
persepsi pengunjung yang signifikan tentang lingkungan rekreasi dari kedua taman
rekreasi tersebut.
c. Keindahan alam/arsitektur/seni budaya. Persepsi pengunjung tentang lingkungan
rekreasi dari kedua taman rekreasi menggambarkan bahwa keindahan alam,
arsitektur dan seni budaya pada KRUS dan PKT tidak ada perbedaan yang
signifikan. Dengan demikian tidak ada perbedaan persepsi pengunjung tentang
lingkungan rekreasi khususnya keindahan alam, arsitektur dan seni budaya di
kedua taman rekreasi tersebut.
d. Vandalisme. Persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi dari kedua taman
rekreasi menunjukkan bahwa vandalisme terhadap lingkungan rekreasi pada KRUS
belum ada permasalahan dibanding PKT. Dengan demikian ada perbedaan
persepsi pengunjung dari kedua taman rekreasi tersebut tentang lingkungan
rekreasi, khususnya vandalisme.
e. Pencemaran. Persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi dari kedua taman
rekreasi memperlihatkan bahwa pencemaran di kedua taman rekreasi tersebut
belum menjadi permasalahan, dalam arti lingkungan rekreasi dalam kondisi belum
tercemar. Tetapi untuk KRUS dan PKT memperlihatkan perbedaan persepsi
pengunjung dari kedua taman rekreasi tesebut tentang lingkungan rekreasi
khususnya tentang pencemaran.
Sirodz dkk. (2005). Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi
5
f. Kegersangan dan penghijauan. Persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi
dari kedua taman rekreasi memperlihatkan bahwa kegersangan dan penghijauan di
KRUS belum menjadi permasalahan tetapi merupakan permasalahan serius untuk
PKT dalam arti lingkungan rekreasi di PKT dalam kondisi gersang serta
memperlihatkan perbedaan persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi yang
singnifikan dari kedua taman rekreasi tesebut.
g. Dampak sosial budaya. Persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi dari
kedua taman rekreasi memperlihatkan bahwa keberadaan kedua taman rekreasi
tersebut berpengaruh terhadap sosial budaya masyarakat dan tidak memperlihatkan
perbedaan persepsi pengunjung terhadap kedua taman rekreasi tersebut.
h. Zonasi/tata ruang. Persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi dari kedua
taman rekreasi memperlihatkan bahwa pengaturan zonasi/tata ruang di kedua
taman rekreasi tersebut baik, dalam arti lingkungan rekreasi dalam tata ruang yang
baik serta tidak memperlihatkan perbedaan persepsi pengunjung yang singnifikan
dari kedua taman rekreasi tesebut.
i. Konservasi. Persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi dari kedua taman
rekreasi memperlihatkan bahwa konservasi atau pelestarian terhadap unsur
tersebut di atas masih baik di kedua taman tersebut, serta tidak memperlihatkan
perbedaan persepsi pengunjung yang singnifikan dari kedua taman rekreasi tesebut.
j. Lain-lain. Persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi dari kedua taman
rekreasi memperlihatkan bahwa unsur-unsur di atas di kedua taman tersebut masih
terpelihara dengan baik serta tidak memperlihatkan perbedaan persepsi pengunjung
yang singnifikan dari kedua taman rekreasi tesebut.
2. Karakteristik Pengunjung
Secara rinci persepsi pengunjung berdasarkan karakteristik dibahas sebagai
berikut:
a. Persepsi pengunjung berdasarkan kelompok umur. Persepsi pengunjung
berdasarkan kelompok umur ditampilkan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Tingkat Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan
Karakteristik Umur
Umur (tahun)
KRUS
Tinggi
Sedang
PKT
Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
13–19
20–24
25–55
>55
- (0%)
4 (8%)
- (0%)
- (0%)
6 (12%)
14 (28%}
19 (38%)
3 (6%)
- (0%)
- (0%)
4 (8%)
- (0%)
6 (12%)
- (0%)
- (0%)
- (0%)
13 (26%)
4 (8%)
20 (40%)
5 (10%)
- (0%)
- (0%)
2 (4%)
- (0%)
Jumlah
4 (8%)
42 (84 %)
4 (8%)
6 (12%)
42 (84 %)
2 (4%)
Hasil uji Chi-Square terhadap data pada tabel tersebut di atas menunjukkan
bahwa karakteristik umur dari pengunjung mempengaruhi persepsinya tentang
lingkungan rekreasi KRUS dan PKT. Karakteristik umur pengunjung yang
mendominasi adalah kelompok umur 25–55 tahun, yaitu kelompok usia matang
6
JURNAL KEHUTANAN UNMUL 1 (1), APRIL 2005
atau dewasa tua, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin matang usia
pengunjung, maka semakin baik persepsinya tentang lingkungan rekreasi.
b. Persepsi pengunjung berdasarkan jenis kelamin. Persepsi pengunjung
berdasarkan jenis kelamin ditampilkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Tingkat Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan
Karakteristik Jenis Kelamin
Jenis kelamin
Laki–laki
Perempuan
Jumlah
Tinggi
3 (6%)
1 (2%)
KRUS
Sedang
17 (34%)
24 (48%)
Rendah
5 (10 %)
- (0%)
Tinggi
1 (2%)
2 (4%)
PKT
Sedang
19 (38%)
25 (50%)
Rendah
3 (6%)
- (0%)
4 (8%)
41 (82%)
5 (10 %)
3 (6%)
44 (88%)
3 (6%)
Hasil uji Chi-Square terhadap data pada Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa
karakteristik jenis kelamin dari pengunjung mempengaruhi persepsinya tentang
lingkungan rekreasi KRUS dan tidak mempengaruhi persepsi pengunjung PKT.
c. Persepsi pengunjung berdasarkan tempat tinggal. Persepsi pengunjung
berdasarkan tempat tinggal ditampilkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Tingkat Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan
Karakteristik Tempat Tinggal
Tempat tinggal
Desa (rural)
Kota (urban)
Jumlah
Tinggi
0 (0%)
3 (6%)
3 (6%)
KRUS
Sedang
7 (14%)
34 (68%)
41 (82%)
Rendah
0 (0%)
6 (12%)
6 (12%)
Tinggi
2 (4%)
1 (2%)
3 (6%)
PKT
Sedang
7 (14%)
40 (80%)
47(94%)
Rendah
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
Hasil uji Chi-Square terhadap data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa
karakteristik tempat tinggal dari pengunjung tidak mempengaruhi persepsinya
tentang lingkungan rekreasi KRUS, namun mempengaruhi persepsi pengunjung
PKT.
d. Persepsi pengunjung berdasarkan pendidikan. Persepsi pengunjung berdasarkan
pendidikan ditampilkan pada Tabel 5.
Tabel 5. Distribusi Tingkat Persepsi PengunjungTentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan
Karakteristik Pendidikan
Pendidikan
Desa (rural)
Kota (urban)
SD/madrasah
SLTP
Tinggi
0 (0%)
3 (6%)
- (0%)
- (0%)
KRUS
Sedang
7 (14%)
34 (68%)
2 (4%)
3 (6%)
Rendah
0 (0%)
6 (12%)
- (0%)
- (0%)
Tinggi
2 (4%)
1 (2%)
- (0%)
- (0%)
PKT
Sedang
7 (14%)
40 (80%)
3 (6%)
3 (6%)
Rendah
0 (0%)
0 (0%)
- (0%)
- (0%)
Sirodz dkk. (2005). Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi
7
Tabel 5 (lanjutan)
Pendidikan
SLTA
Akademi
Perguruan tinggi
Lain-lain
Jumlah
Tinggi
- (0%)
3 (6%)
3 (6%)
0 (0%)
6 (12%)
KRUS
Sedang
15 (30%)
7 (14%)
16 (32%)
0 (0%)
43 (86%)
Rendah
- (0%)
1 (2%)
- (0%)
0 (0%)
1 (2%)
Tinggi
6 (12%)
- (0%)
2 (4%)
0 (0%)
8 (16%)
PKT
Sedang
18 (36%)
6 (12%)
9 (18%)
0 (0%)
39 (78%)
Rendah
3 (6%)
- (0%)
- (0%)
0 (0%)
3 (6%)
Hasil uji Chi-Square terhadap data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa
karakteristik tingkat pendidikan dari pengunjung tidak mempengaruhi persepsinya
tentang lingkungan rekreasi KRUS dan PKT.
e. Persepsi pengunjung berdasarkan pekerjaan. Persepsi pengunjung berdasarkan
pekerjaan ditampilkan pada Tabel 6.
Tabel 6. Distribusi Tingkat Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan
Karakteristik Pekerjaan
KRUS
Pendidikan
Tinggi
Sedang
PKT
Sedang
Rendah
PNS
Wiraswasta
Lain-lain
- (0%)
- (0%)
3 (6%)
7 (14%)
10 (20%)
24 (48%)
Rendah
- (0%)
- (0%)
6 (12%)
Tinggi
1 (2%)
- (0%)
6 (12%)
7 (14%)
18 (36%)
15 (30%)
- (0%)
2 (4%)
1 (2%)
Jumlah
3 (6%)
41 (82%)
6 (12%)
7 (14%)
40 (80%)
3 (6%)
Hasil uji Chi-Square terhadap data pada Tabel 6 menunjukkan bahwa
karakteristik pekerjaan dari pengunjung tidak mempengaruhi persepsinya tentang
lingkungan rekreasi KRUS dan PKT.
f. Persepsi pengunjung berdasarkan status. Persepsi pengunjung berdasarkan status
ditampilkan pada Tabel 7.
Tabel 7. Distribusi Tingkat Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan
Karakteristik Status
KRUS
Status
Tinggi
Sedang
PKT
Sedang
Rendah
Sudah Kawin
Belum Kawin
- (0%)
3 (6%)
19 (38%)
24 (48%)
Rendah
4 (8%)
- (0%)
Tinggi
- (0%)
6 (12%)
16 (32%)
25 (50%)
3 (6%)
- (0%)
Jumlah
3 (6%)
43 (86%)
4 (8%)
6 (12%)
41 (82%)
3 (6%)
Hasil uji Chi-Square terhadap data pada Tabel 7 menunjukkan bahwa
karakteristik status dari pengunjung mempengaruhi persepsinya tentang lingkungan
rekreasi KRUS dan PKT. Pada tabel di atas juga dapat dilihat bahwa persepsi
pengunjung dengan status belum kawin lebih baik daripada pengunjung dengan
8
JURNAL KEHUTANAN UNMUL 1 (1), APRIL 2005
status sudah kawin pada kedua taman rekreasi tersebut. Hal ini dimungkinkan
bahwa pengunjung lajang menjadikan taman rekreasi tersebut sebagai salah satu
tempat memadu kasih dan mencari pasangan atau jodoh.
g. Persepsi pengunjung berdasarkan jumlah keluarga. Karakteristik pengunjung
berdasarkan jumlah keluarga dikelompokan menurut Wibowo (1987), yaitu jumlah
keluarga kurang dari 4 orang, 5–7 orang dan lebih dari 7 orang, distribusi tingkat
persepsi menurut jumlah keluarga seperti pada Tabel 8. Hasil uji Chi-Square
terhadap data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa karakteristik jumlah
keluarga dari pengunjung tidak mempengaruhi persepsinya tentang lingkungan
rekreasi KRUS dan PKT, namun pengunjung yang berasal dari jumlah keluarga
1–4 orang memperlihatkan tingkat persepsi yang lebih baik tentang lingkungan
rekreasi.
Tabel 8. Distribusi Tingkat Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan
Karakteristik Jumlah Keluarga
Jumlah keluarga
1–4 orang
5–7 orang
>7 orang
Jumlah
Tinggi
3 (6%)
- (0%)
- (0%)
3 (6%)
KRUS
Sedang
24 (48%)
14 (28%)
3 (6%)
41 (82%)
Rendah
6 (12%)
- (0%)
- (0%)
6 (12%)
Tinggi
2 (4%)
3 (6%)
3 (6%)
8 (16%)
PKT
Sedang
15 (30%)
16 (32%)
6 (12%)
37 (74%)
Rendah
3 (6%)
2 (4%)
- (0%)
5 (10%)
h. Persepsi pengunjung berdasarkan pengetahuan lingkungan hidup. Persepsi
pengunjung berdasarkan pengetahuan lingkungan hidup ditampilkan pada Tabel 9.
Tabel 9. Distribusi Tingkat Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan
Karakteristik Pengetahuan Lingkungan Hidup
Pengetahuaan ttg
lingk. hidup
Pernah
Belum
Jumlah
Tinggi
3 (6%)
- (0%)
3 (6%)
KRUS
Sedang
36 (72%)
5 (10%)
41 (82%)
Rendah
6 (12%)
- (0%)
6 (12%)
Tinggi
6 (12%)
- (0%)
6 (12%)
PKT
Sedang
36 (72%)
5 (10%)
41 (82%)
Rendah
3 (6 %)
- (0%)
3 (6%)
Hasil uji Chi-Square terhadap data pada Tabel 9 menunjukkan bahwa
karakteristik pengetahuan tentang lingkungan hidup dari pengunjung tidak
mempengaruhi persepsinya tentang lingkungan rekreasi KRUS dan PKT.
i. Persepsi pengunjung berdasarkan pendapatan per bulan. Persepsi pengunjung
berdasarkan pendapatan perbulan ditampilkan pada Tabel 10. Hasil uji Chi-Square
terhadap data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa karakteristik pendapatan per
bulan dari pengunjung mempengaruhi persepsinya tentang lingkungan rekreasi
KRUS dan PKT. Dalam hal ini semakin tinggi pendapatan pengunjung semakin
baik persepsinya tentang lingkungan rekreasi.
Sirodz dkk. (2005). Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi
9
Tabel 10. Distribusi Tingkat Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan
Karakteristik Pendapatan Per Bulan
Pendapatan per
bulan
<1 Juta
1–2,5 Juta
2,5–5 Juta
Jumlah
Tinggi
1 (2%)
- (0%)
1 (2%)
1 (2%)
KRUS
Sedang
44 (88%)
13 (26%)
2 (4%)
44 (88%)
Rendah
5 (10%)
5 (10%)
- (0%)
5 (10%)
Tinggi
1 (2%)
- (0%)
1 (2%)
1 (2%)
PKT
Sedang
46 (92%)
15 (30%)
3 (6%)
46 (92%)
Rendah
3 (6%)
2 (4%)
- (0%)
3 (6%)
j. Persepsi pengunjung berdasarkan alat trasportasi. Persepsi pengunjung
berdasarkan alat trasportasi ditampilkan pada Tabel 11.
Tabel 11. Distribusi Tingkat Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan
Karakteristik Alat Transpotasi
Alat transportasi
Kendaraan Umum
Rombongan
Pribadi
Jumlah
Tinggi
- (0%)
- (0%)
1 (2%)
1 (2%)
KRUS
Sedang
2 (4%)
16 (32%)
27 (54%)
45 (90%)
Rendah
1 (2%)
- (0%)
3 (6%)
4 (8%)
Tinggi
- (0%)
- (0%)
4 (8 %)
4 (8 %)
PKT
Sedang
6 (12%)
9 (18%)
29 (58%)
44 (88%)
Rendah
- (0%)
2 (4%)
- (0%)
2 (4%)
Hasil uji Chi-Square terhadap data pada Tabel 11 menunjukkan bahwa
karakteristik alat transportasi dari pengunjung tidak mempengaruhi persepsinya
tentang lingkungan rekreasi pada KRUS, namun mempengaruhi persepsi
pengunjung pada Pulau Kumala Tenggarong. Lebih lanjut bahwa pengunjung
dengan kendaraan pribadi memiliki tingkat persepsi yang lebih baik tentang
lingkungan rekreasi di kedua taman rekreasi tersebut dibandingkan dengan
kendaraan umum dan rombongan.
k. Persepsi pengunjung berdasarkan motivasi/alasan perginya. Persepsi pengunjung
berdasarkan motivasi/alasan perginya ditampilkan pada Tabel 12. Hasil uji ChiSquare terhadap data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa karakteristik
berkunjung ke taman rekreasi atas kemauan dari pengunjung mempengaruhi
persepsinya tentang lingkungan rekreasi pada Kebun Raya Unmul Samarinda,
tetapi tidak mempengaruhi persepsi pengunjung pada Pulau Kumala Tenggarong.
Tabel 12. Distribusi Tingkat Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan
Karakteristik Motivasi Perginya
Berkunjung ke taman
rekreasi atas kemauan
Kemauan sendiri
Ajakan keluarga
Ajakan teman
Jumlah
Tinggi
3 (6%)
- (0%)
- (0%)
1 (2%)
KRUS
Sedang
14 (28,%)
15 (30%)
19 (38%)
45 (90%)
Rendah
4 (8%)
2 (4%)
- (0%)
4 (8%)
Tinggi
5 (10%)
4 (8%)
3 (6%)
4 (8 %)
PKT
Sedang
20 (40%)
1 (2%)
15 (30%)
44 (88%)
Rendah
- (0%)
2 (4%)
- (0%)
2 (4%)
10
JURNAL KEHUTANAN UNMUL 1 (1), APRIL 2005
l. Persepsi pengunjung berdasarkan seringnya berkunjung. Persepsi pengunjung
berdasarkan seringnya berkunjung ditampilkan pada Tabel 13.
Tabel 13. Distribusi Tingkat Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi Berdasarkan
Karakteristik Seringnya Berkunjung
Jumlah kunjungan
ke taman rekreasi (kali)
1
2
>2
Jumlah
Tinggi
1 (2%)
2 (4%)
3 (6%)
6 (12%)
KRUS
Sedang
19 (38%)
13 (26%)
8 (16%)
40 (80%)
Rendah
2 (4%)
- (0%)
2 (4%)
4 (8%)
Tinggi
1 (2%)
- (0%)
5 (10%)
6 (12%)
PKT
Sedang
22 (44%)
7 (14%)
13 (26%)
42 (84%)
Rendah
2 (4%)
- (0%)
- (0%)
2 (4%)
Hasil uji Chi-Square terhadap data pada Tabel 13 menunjukkan bahwa
karakteristik seringnya berkunjung ke taman rekreasi dari pengunjung tidak
mempengaruhi persepsinya tentang lingkungan rekreasi pada KRUS tetapi
mempengaruhi persepsi pengunjung pada PKT. Namun demikian pengunjung yang
berkunjung 1 kali pada kedua taman rekreasi tersebut memperlihatkan persepsi
yang lebih baik dibanding yang berkunjung 2 kali atau lebih dari 2 kali.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa berdasarkan
Skala Likert KRUS dengan skor 169–210 dipersepsikan pengunjung lebih baik dari
pada PKT dengan skor 151–190 dari skor maksimal 230 tentang lingkungan
rekreasi, terutama aspek daya dukung lingkungan, keindahan alam, vandalisme,
pencemaran dan kegersangan/ penghijauan.
Karakteristik umur, status perkawinan dan pendapatan per bulan pengunjung
mempengaruhi persepsinya tentang lingkungan rekreasi KRUS dan PKT;
karakteristik jenis kelamin dan berkunjung ke taman rekreasi hanya
memepengaruhi persepsi pengunjung KRUS; karakteristik tempat tinggal, alat
transportasi dan seringnya berkunjung ke taman rekreasi hanya mempengaruhi
persepsi pengunjung PKT. Karakteristik pendidikan, pekerjaan, jumlah keluarga
dan pengetahuan tentang lingkungan hidup tidak mempengaruhi persepsi
pengunjung kedua taman rekreasi tersebut di atas.
Sebagian besar responden (95–98 %) pernah mendengar atau membaca
tentang pengertian rekreasi, lingkungan rekreasi dan lingkungan hidup lewat media
massa atau media elektronik.
Saran
Penelitian persepsi mengenai lingkungan rekreasi perlu dilakukan pula
terhadap pengelola taman rekreasi dan masyarakat sekitarnya sebagai pihak yang
berkepentingan langsung terhadap baik buruknya lingkungan rekreasi dengan lebih
mendalam.
Sirodz dkk. (2005). Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi
11
Untuk KRUS perlu diarahkan sebagai sarana kegiatan wisata sadar lingkungan
dan agar lebih representatif sebagai tujuan wisata alam (ekowisata).
Sebagian program kegiatan penghijauan khususnya dari Pemerintah
Kabupaten Kutai Kartanegara agar diarahkan dan diintensifkan untuk lingkungan
rekreasi Pulau Kumala Tenggarong.
Saran untuk KRUS, agar menambah koleksi fauna untuk kebun binatangnya
dan mengurangi pertunjukkan musik di panggung terbuka, sedangkan untuk PKT
agar segera melakukan penghijauan untuk mengurangi kegersangan.
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, S. 1988. Ketersediaan Potensi Alam di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional
Konservasi Sumberdaya Alam dan Pengembangan Wisata Alam, Yogyakarta.
Soemarwoto, O. 2001. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Penerbit Djambatan,
Jakarta.
Wibowo, S. 1987. Persepsi Pengunjung tentang Lingkungan Rekreasi dan Beberapa Faktor
yang Mempengaruhi Studi di Taman Mini Indonesia Indah dan Kebun Raya Cibodas.
Tesis Magister Fakultas Pascasarjana Intitut Pertanian Bogor, Bogor.
Download