BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasi

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi
2.1.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Romney dan Steinbart (2009, p.26)“A system is a set of two or more interrelated
components that interact to achieve a goal”. Artinya sistem adalah suatu kumpulan dari dua atau
lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut O’Brien (2005, p29), Sistem adalah sekelompok komponen yang saling
berhubungan, berkerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta
menghasilkan output dalam proses informasi yang teratur.
Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kumpulan yang terdiri
dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan terkait satu dengan yang lain guna untuk
mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif.
2.1.1.2 Pengertian Informasi
Menurut Romney dan Steinbart (2009, p27) “Information is data that have been
organized and processed to provide meaning to a user”. Artinya informasi adalah data yang telah
terorganisasi dan diolah untuk memberikan makna bagi pengguna.
Menurut Mc. Leod (2001, p12) yang dikutip oleh Gondodiyoto (2007, p109-p110),
“Information is processed data, or meaningful data”. Artinya Informasi adalah data yang telah
diproses, atau data yang sudah memiliki arti tertentu bagi kebutuhan penggunanya.
Menurut Mukhar (1999, p1) yang dikutip oleh Gondodiyoto (2007, p110), Informasi
berarti hasil dari suatu proses yang terorganisasi, memiliki arti dan berguna bagi orang yang
menerimanya.
Menurut James Hall pada bukunya yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf (2001,
p14), Informasi menyebabkan pemakai melakukan suatu tindakan yang dapat ia lakukan atau
tidak dilakukan. Informasi ditentukan oleh efeknya pada pemakai, bukan oleh bentuk fisiknya.
7
8
Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa informasi adalah data yang sudah
diolah sehingga memiliki arti bagi pengguna, dan dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan
dalam pengambilan keputusan.
Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal data
item. Data sebagai input perlu diolah oleh suatu sistem pengolahan data agar dapat menjadi
output, yaitu informasi yang lebih berguna bagi pemakainya (user).
Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa :
a. Informasi adalah data yang diolah sebagai bentuk yang lebih berguna, lebih bermanfaat
dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
b. Data menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) dan kesatuan nyata. Dalam
representasinya, data ini dinyatakan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, kata-kata,
angka-angka, atau huruf-huruf yang menunjukkan suatu ide, objek, kondisi atau situasi
tertentu.
c. Informasi digunakan untuk pengambilan keputusan. Bagi manajemen suatu organisasi,
informasi berguna untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang menentukan
keberhasilan atau kesuksesan organisasi pada masa yang akan datang.
Kualitas informasi sangat ditentukan oleh peranannya dalam memberikan pengetahuan
kepada para penggunanya untuk mengambil suatu keputusan. Menurut Weber (1999, p897)
kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi memiliki dampak pada persepsi user
terhadap kegunaan dan kemudahan sistem informasi tersebut. Beberapa atribut dari kualitas
informasi antara lain :
1. Keaslian atau Kebenaran.
2. Ketelitian, ketepatan, dan kecermatan
3. Kelengkapan
4. Keunikan
5. Ketepatan waktu
6. Berhubungan atau keterkaitan
7. Dapat dipercaya
8. Ketelitian
9. Keringkasan yang padat
10. Memberikan keterangan.
9
2.1.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut James A. Hall (2008, p7) “The Information System is the set of formal
procedures by which data are collected, processed into information, and distributed to users”.
Artinya Sistem Informasi adalah serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diolah
menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pengguna.
Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sebagai suatu
sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas,
teknologi, media prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur
komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen
dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan
menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.
2.1.1.4 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Jones dan Rama (2006, p5) “The Accounting information system is a subsystem
of an MIS that provides accounting and financial information, as well as other information
obtained in the routine processing of accounting transaction”. Artinya sistem informasi
akuntansi adalah suatu subsistem dari SIM yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan,
juga informasi lain yang diperoleh dari pengolahan rutin atas transaksi akuntansi.
Menurut Romney dan Steinbart (2009, p28) “Accounting Information System (AIS) is a
system that collects, records, stores, and processes data to produce information for decision
makers”. Artinya sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data agar
dapat menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakainya untuk mencapai suatu tujuan.
Berdasarkan jurnal Apriani Puti Purfini, Teguh Prasetyo, dan Supriyati (2012) Sistem
Informasi
Akuntansi
adalah
suatu
komponen
organisasi
yang
mengumpulkan,
mengklasifikasikan, memproses, menganalisis, mengkomunikasikan informasi pengambilan
keputusan dengan orientasi finansial yang relevan bagi pihak-pihak luar dan pihak-pihak dalam
perusahaan (secara prinsip adalah manajemen).
Berdasarkan jurnal Purwoko (2001) Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah koleksi
dari sumber daya, termasuk orang dan peralatan, didisain untuk mengubah data keuangan dan
data lainnya menjadi informasi.
Berdasarkan jurnal Elena, Raquel, dan Clara (2010)“Accounting Information System
(AIS) are a tool which, when incorporated into the field of Information and Technology system
10
(IT), were designed to help in the management and control of topics related to firms’ economicfinancial area.” Artinya Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sistem yang dirancang untuk
membantu dalam pengelolaan dan pengendalian topik yang terkait dengan bidang ekonomikeuangan perusahaan.
Berdasarkan definisi di atas disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah sistem
yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data agar dapat menghasilkan
informasi keuangan dan akuntansi yang bertujuan membantu dalam memproses pengambilan
keputusan.
2.1.1.5 Komponen-komponen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2009, p29) terdapat 6 komponen dari sistem informasi
akuntansi, yaitu :
1. “The people who operate the system and perform various functions”. Yang memiliki arti
bahwa orang yang mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai macam fungsi.
2. “The procedures and instructions, both manual and automated, involved in collecting,
processing, and storing data about the organization’s activities”. Yang memiliki arti bahwa
prosedur dan instruksi, baik manual maupun otomatis. Dilibatkan dalam pengumpulan,
pemrosesan, dan penyimpanan data mengenai aktivitas organisasi.
3. “The data about the organization and its business processes”. Yang memiliki arti bahwa
data tentang organisasi dan proses bisnisnya.
4. “The software used to process the organization’s data”. Yang memiliki arti bahwa software
yang digunakan untuk pemrosesan, dan penyimpanan data mengenai aktifitas organisasi.
5. “The information technology infrastructure, including computers, peripheral devices, and
network communications devices used to collect, store, process, and transmit data and
information”. Yang memiliki arti bahwa Teknologi Informasi infrastruktur, termasuk
komputer, perangkat tambahan, dan jaringan komunikasi perangkat yang digunakan untuk
mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan mengirimkan data dan informasi.
6. “The internal controls and security measures that safeguard the data in the AIS”. Yang
memiliki arti bahwa pengendalian internal dan langkah-langkah keamanan yang menjaga
data dalam SIA.
11
2.1.1.6 Manfaat Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Jones dan Rama (2006, p7-p8) manfaat sistem informasi akuntansi ada lima
yaitu :
1. Membuat Laporan Eksternal
Perusahaan menggunakan sistem infromasi akuntansi untuk menghasilkan laporan-laporan
khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi dari para investor, kreditor, dinas pajak,
badan-badan pemerintah, dan yang lain
2. Mendukung Aktivitas rutin
Para manajer memerlukan satu sistem informasi akuntansi untuk menangani aktivitas operasi
rutin sepanjang siklus operasi perusahaan itu.
3. Mendukung Pengambilan Keputusan
Informasi juga diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan yang tidak rutin pada
semua tingkat dari suatu organisasi.
4. Perencanaan dan Pengendalian
Suatu sistem informasi juga diperlukan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian.
5. Menerapkan Pengendalian Internal
Pengendalian internal mencakup kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, dan sistem
informasi yang digunakan untuk melindungi asset-aset perusahaan dari kerugian atau
korupsi, dan untuk memelihara keakuratan data keuangan.
2.1.2 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi berbasis Orientasi dan Object.
2.1.2.1 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut O’Brien (2005, p521) yang diterjemahkan oleh Fitriasari dan Kwary, desain
sistem terdiri dari aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi sistem yang memenuhi
persyaratan fungsional yang dikembangkan dalam proses analisis sistem.
Menurut Whitten, Bentley, dan Ditman (2004, p472) “System Design is defined as those
tasks that focus on the specification of a detailed computer-based solution”. Artinya Perancangan
Sistem adalah suatu aktivitas yang berfokus pada spesifikasi dari pemecahan masalah berbasis
komputer rinci.
Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa Perancangan sistem adalah suatu aktivitas
merancang atau mendesain yang berfokus pada spesifikasi sistem yang memenuhi persyaratan
12
fungsional yang dikembangkan dalam proses analisis sistem dari pemecahan masalah berbasis
komputer rinci.
2.1.2.2 Pengertian Object Oriented
Menurut Britton dan Doake (2005, p268) “Object Oriented is an approach to developing
software system that is based on data items and the attribute and operations that define them”.
Yang berarti bahwa Object Oriented merupakan sebuah pendekatan untuk mengembangkan
sistem software berdasarkan item data, attribute dan operasi yang mendefinisikan sistem software
tersebut.
2.1.2.3 Pengertian Object Oriented Analysis and Design
Menurut Whitten, Bentley, and Dittman (2004, p31) “Object Oriented Analysis and
Design is a collection of tools and techniques for system development that will utilize object
technologies to construct a system and its software”. Yang berarti bahwa analisis dan
perancangan berorientasi objek suatu kumpulan dari peralatan dan teknik untuk perkembangan
sistem yang akan menggunakan teknologi berdasarkan objek untuk membangun sebuah sistem
dan perangkat lunaknya.
Menurut Mathiassen (2000, p12) “Object Oriented Analysis and Design is a collection of
general guidelines for carrying out analysis and design”. Yang berarti bahwa Analisis dan
Perancangan berorientasi objek yang merupakan kumpulan dari langkah-langkah secara umum
untuk menyelesaikan analisis dan perancangan.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa Object Oriented
Analysis and Design adalah teknik untuk pengembangan sistem yang akan menggunakan solusi
logis dari persepsi objek (sesuatu, konsep dan entitas) dan menggabungkan data dan proses
menjadi satu gagasan tunggal yaitu objek.
2.1.2.4 Pengertian Event
Menurut Jones dan Rama (2006, p3) Event adalah Aktivitas yang terjadi pada suatu waktu
tertentu.
Menurut Mathiassen (2000, p51) menyatakan bahwa Event adalah kejadian instan yang
melibatkan satu objek atau lebih.
13
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p349), “Event is a logical unit of work
that must by complited as a whole. Sometimes called transaction”. Artinya Event adalah Unit
kerja logika yang harus diselesaikan secara keseluruhan. Event terkadang juga disebut sebagai
transaksi.
Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa Event adalah aktivitas-aktivitas yang
terjadi dalam suatu rangkaian sistem yang berjalan dalam perusahaan.
2.1.2.5 Pengertian UML (Unifed Modelling Language)
Menurut Jones dan Rama (2006, p80) UML (Unifed Modelling Language) adalah satu
dari banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk membuat model SIA.
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p430) “Unifed Modelling Language
(UML) is a set of modelling conventions that is used to specify or describe a software system in
terms of objects”. Artinya UML (Unifed Modelling Language) adalah seperangkat konvensi
pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem perangkat
lunak dalam hal obyek.
Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa UML adalah seperangkat konvensi
pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem perangkat
lunak dalam hal obyek dimana satu dari banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk
membuat model SIA.
2.1.2.6 Pengertian UML Activity Diagram
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004,p450) “Activity Diagram a diagram that
can be used to graphically depict the flow of a business process, the steps of a use case, or the
logic of an object behavior (method)”. Artinya Acitvity Diagram merupakan sebuah diagram
yang dapat menggambarkan secara grafis aliran proses bisnis, langkah-langkah sebuah usecase
atau logika behavior (metode) object.
2.1.2.7 Pengertian Overview Activity Diagram (OAD)
Menurut Jones dan Rama (2006, p79) Overview Activity Diagram (OAD) menyajikan
suatu pandangan tingkat tinggi dari proses bisnis dengan mendokumentasikan kejadian-kejadian
penting, urutan kejadian-kejadian ini, dan aliran informasi antar kejadian.
14
Menurut Jones dan Rama (2006, p85), langkah-langkah membuat Overview Activity
Diagram :
1. Membaca uraian narasi dan mengidentifikasi kejadian penting.
2. Membubuhi keterangan pada narasi agar lebih jelas menunjukkan batasan kejadian dan
nama-nama kejadian.
3. Menunjukkan agen yang terlibat di dalam proses bisnis dengan menggunakan swimlanes.
4. Membuat diagram untuk masing-masing kejadian.
5. Menggambarkan dokumen yang dibuat dan digunakan didalam proses bisnis.
6. Menggambarkan tabel (file) yang dibuat dan digunakan didalam proses bisnis.
2.1.2.8 Pengertian Detailed Activity Diagram (DAD)
Menurut Jones dan Rama (2006, p80) Detailed Activity Diagram (DAD), diagram ini
menyediakan suatu penyajian yang lebih detail dari aktivitas yang berhubungan dengan satu atau
dua kejadian yang ditunjukkan pada overview diagram.
Menurut Jones dan Rama (2006, p85), langkah-langkah membuat Detailed Activity
Diagram :
1. Tambah penjelasan naratif untuk menunjukkan aktivitas.
•
Telaah data.
•
Bandingkan dokumen.
•
Catat data dalam dokumen sumber.
•
Masukkan data ke dalam sistem komputer.
•
Catat data dalam file transaksi.
•
Perbarui file.
•
Pelihara file induk.
•
Kirim informasi keagen lainnya.
2. Buat tabel arus kerja.
3. Identifikasi diagram terperinci yang diperlukan.
4. Untuk setiap detailed activity diagram :
•
Buat swimlane untuk agen-agen yang terlibat pada satu atau beberapa kejadian yang
ditunjukkan pada detailed diagram.
•
Tambahkan segi empat panjang untuk setiap aktivitas didalam kejadian yang
didokumentasikan pada detailed diagram tersebut.
15
•
Gunakan garis tanpa putus untuk menunjukkan urutan aktivitas.
•
Atur dokumen yang dibuat atau digunakan oleh aktivitas-aktivitas didalam diagram itu.
•
Gunakan garis putus-putus untuk menghubungkan aktivitas dan dokumen.
•
Dokumentasikan setiap tabel yang dibuat, dimodifikasi, atau digunakan oleh aktivitas
dalam diagram yang ada dalam kolom komputer.
2.1.2.9 Pengertian Rich Picture
Menurut Mathiassen (2000, p26) “Rich picture is an information drawing that present
the illustrator’s understanding of a situation”. Artinya gambaran tidak resmi yang ditampilkan
menurut pemahaman illustrator terhadap sebuah situasi.
2.1.2.10 UML Class Diagram
2.1.2.10.1 PengertianUML Class Diagram
Menurut Jones dan Rama (2006, p194), Class Diagram adalah parsial yang
menampilkan seluruh tabel transaksi dalam siklus pendapatannya.
2.1.2.10.2 Pengertian Attribute
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p295) “Attribute a descriptive property
or characteristic of an entity, synonyms include element, property, and field”. Artinya Atribut
properti deskriptif atau karakteristik dari suatu entitas, sinonim yang meliputi input elemen,
properti, dan bidang.
Menurut Mathiassen (2000, p89), Attribute adalah deskripsi sifat dari suatu class atau
event.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa attribute adalah deskripsi sifat atau
karakteristik atas class atau event.
2.1.2.10.3 Pengertian Behavior
Menurut Whitten (2004. P432) “Behavior is the set of things that an object can do and
that correspond to functions that act on the object’s data”. Artinya Behavior adalah kumpulan
sesuatu yang dapat dilakukan oleh object dan sesuai dengan fungsi yang dilakukan data object.
Menurut Mathiassen (2000, p89), Behavior adalah deskripsi atas event trace yang
memungkinkan untuk semua objek dalam class.
16
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Behavior adalah deskripsi atas event
trace yang memungkinkan untuk semua objek dalam suatu class dan memiliki pengaruh pada
event.
2.1.2.10.4 Hubungan dalam Class Diagram
Menurut Jones dan Rama (2006, p165-p166), hubungan dalam class diagram sebagai
berikut:
1. One-to-one Relationship
Hubungan One-to-one antar entitas tidak sering terjadi seperti hubungan one-tomany, tetapi mereka terjadi dalam SIA. Contohnya antara Event pengiriman dan
Pembayaran. Diasumsikan sebuah invoice dibuat setiap sebuah pengiriman terjadi dan setiap
invoice hanya berisi informasi untuk satu pengiriman.
2. One-to-Many Relationship
Hubungan One-to-Many umumnya terjadi dalam sistem akuntansi. Contohnya,
hubungan antara agen dengan event-event biasanya One-to-Many. Sebuah event biasanya
berhubungan dengan satu agen, tetapi seorang agen bisa terlibat dalam banyak event.
3. Many-to-Many Relationship
Hubungan Many-to-Many menerangkan dimana sebuah order dapat dilakukan untuk
banyak produk dan suatu produk yang sama bisa terdapat dalam banyak order. Hubungan
many-to-many dapat dikonversi kedalam dua bentuk hubungan one-to-many dengan
menambahkan “junction table”.
2.1.2.11 Pengertian UML Use Case Diagram
Menurut Jones dan Rama (2006, p329) Use Case diagram adalah urutan langkahlangkah yang terjadi ketika “pelaku” sedang berinteraksi dengan sistem untuk suatu tujuan
tertentu.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Use Case diagram adalah suatu interaksi
yang berurutan dimana seseorang berinteraksi secara langsung dengan sistem untuk suatu tujuan
tertentu.
17
2.1.2.12 Pengertian Navigation Diagram
Menurut Mathiassen (2000, p344) “Navigation diagram is a special kind of statechart
diagram that focuses on the overall dynamic of the user interfaces. Artinya Diagram adalah
sejenis statechart diagram yang fokus pada keseluruhan user interface yang dinamis, diagram ini
menunjukkan windows yang ada dan transisi diantara windows-windows tersebut.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Navigation Diagram adalah diagram alur
dalam perancangan bahasa pemrograman yang berfungsi menggambarkan dengan jelas hubungan
dan rantai kerja seluruh elemen yang akan digunakan dalam aplikasi.
2.1.2.13 Rancangan Data Base
2.1.2.13.1 Pengertian Rancangan Data Base
Menurut Jones dan Rama (2006, p194), Rancangan Data Base adalah pengumpulan data
terkait yang komprehensif.
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p548), ”Database is a collection of
interrelated files”. Artinya Database adalah kumpulan record yang serupa.
Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa kumpulan data yang terhubung yang
dibutuhkan untuk mendukung operasi organisasi.
2.1.2.14 Rancangan Formulir
2.1.2.14.1 Pengertian Formulir
Menurut Mulyadi (2004, p75) Formulir adalah secarik kertas yang memiliki ruang untuk
diisi.
Menurut Jones dan Rama (2006, p319-p320), Formulir adalah dokumen yang telah diatur
sedemikian rupa yang didalamnya terdapat ruang-ruang kosong yang dapat diisi data oleh si
pemakai.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Formulir adalah suatu dokumen yang diisi
oleh user sehingga memberikan informasi dari transaksi tertentu.
2.1.2.14.2 Tipe Input Formulir
Jones dan Rama (2006, p324), Menyertakan tipe input formulir terdiri dari :
18
1. Single-record-entry form. Hanya menampilkan satu record pada waktu formulir ini
digunakan untuk menambah, menghapus, atau memodifikasi data disatu record satu tabel
tertentu.
2. Tabular Entry Form. Menyediakan desain seperti kertas kerja untuk memasukkan banyak
record di satu tabel.
3. Multi-table entry. Digunakan untuk menambahkan data ke lebih dari satu tabel.
2.1.2.14.3 Elemen Rancangan Formulir
Jones dan Rama (2006, p335),
menyatakan bahwa elemen-elemen penting dalam
formulir terdiri dari:
1. Text boxes. Seringkali ditempatkan pada satu formulir yang digunakan untuk memasukkan
informasi yang ditambahkan pada table atau untuk menampilkan informasi yang dibaca dari
table.
2. Labels. Digunakan untuk membantu user dalam memahami informasi apa yang diperlukan
untuk dimasukkan.
3. Look up feature. Sebuah daftar menu tarik atas pilihan yang sesuai saat memasukkan data
dalam suatu field kosong tertentu pada sebuah formulir.
4.
Command buttons. Digunakan untuk menampilkan suatu tindakan. Terkadang merupakan
push button (tombol tekan), karena suatu tindakan akan dilakukan jika dipilih oleh user.
5. Radio buttons. Merupakan suatu antar muka grafis dalam bentuk sebuah tombol yang
terdapat dalam suatu formulir elektronik yang memungkinkan user untuk memilih satu dari
beberapa set pilihan.
6. Check boxes. Merupakan satu antar muka grafis atau sebuah kotak pada suatu formulir yang
mengindikasikan apakah opsi tertentu telah terpilih.
2.1.2.15 Pengertian Layar
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2006, p72) “Interface specifications technical
designs that document how system users are to interact with a system and how a system interacts
with other systems”. Artinya Interface spesifikasi desain dokumen teknis bagaimana pengguna
sistem yang berinteraksi dengan sistem dan bagaimana sistem berinteraksi dengan sistem lain.
19
Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa interface adalah suatu tampilan yang
dibuat untuk meminimalisasi kesalahan input data serta menyediakan function dan model sistem
yang berguna untuk actor.
2.1.2.16 Rancangan Laporan
2.1.2.16.1 Pengertian Laporan
Menurut Jones dan Rama (2006, p250) Laporan (Report) adalah penyajian data yang
terpola dan tersusun.
Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa dokumen yang terbentuk dari data yang
ada pada database yang telah terformat dan terorganisir dengan baik sehingga dapat digunakan
untuk mendapatkan informasi.
2.1.2.16.2 Tipe Laporan
Menurut Jones dan Rama (2006, p264) menyatakan bahwa tipe laporan terdiri dari :
1. Laporan Daftar Sederhana (simple list report) adalah daftar transaksi penjualan.
2. Laporan perincian yang dikelompokan (grouped detail report) adalah daftar transaksi
penjualan yang dikelompokkan menurut jenis produk yang dijual dengan substotal untuk
setiap jenis.
3. Laporan ringkasan (summary report) hanya memberikan ringkasan angka-angka penjualan,
seperti total penjualan untuk setiap produk, tanpa mendaftar masing-masing transaksi
penjualan.
4. Laporan entitas tunggal (single entity report) seperti faktur penjualan hanya memberikan
perincian mengenai satu kejadian.
2.1.2.17 Elemen Rancangan Laporan
Menurut Jones dan Rama (2006, p266-p268), menyatakan layout laporan terdiri dari :
1. Report Header (header laporan). Menunjukkan informasi yang diterapkan pada seluruh
laporan (misalnya nama laporan dan perusahaan, tanggal laporan, dan nomor halaman).
2. Footer laporan. Terlihat satu kali dibagian akhir laporan, biasanya digunakan untuk
menyajikan informasi ringkasan seperti total semuanya.
3. Header kelompok (group header). Dapat digunakan untuk menyajikan informasi yang umum
bagi kelompok tersebut.
20
4. Perincian kelompok. Transaksi yang berkaitan dengan kelompok disebutkan dibagian
perincian kelompok untuk setiap produk di header kelompok, banyak transaksi dilaporkan
dibagian perincian.
5. Footer kelompok (group footer). Juga dapat digunakan untuk memberikan informasi yang
bermanfaat didalam laporan yang dikelompokan, footer seringkali digunakan untuk
menyajikan informasi ringkasan mengenai kelompok (misalkan jumlah pesanan dan rata-rata
atau penjumlahan dari besarnya pesanan).
2.1.2.18 Pengertian Jurnal
Menurut Mulyadi (2004, p101) Jurnal merupakan catatan akuntansi permanen yang
pertama, yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan.
Menurut Mulyadi (2004, p107) Jenis Jurnal yang biasanya terdapat dalam perusahaan
yang relatif besar adalah sebagai berikut:
1. Jurnal Penjualan
Jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, baik penjualan kredit maupun
penjualan tunai.
2. Jurnal Pembelian
Jurnal pembelian ini digunakan untuk mencatat transkasi pembelian kredit. Transaksi
pembelian tunai dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.
3. Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan kas. Sumber pokok
penerimaan kas perusahaan umumnya dari penjualan tunai dan penerimaan piutang.
4. Jurnal Pengeluaran Kas
Jurnal pengeluaran kas digunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran kas.
5. Jurnal umum
Jurnal umum digunakan untuk mencatat transaksi selain yang dicatat dalam jurnal khusus.
Jika perusahaan hanya menyelenggarakan 2 jurnal khusus: jurnal kas dan jurnal penjualan,
maka jurnal umum digunakan untuk mencatat transaksi selain penerimaan dan pengeluaran
kas serta transaksi penjualan.
21
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Pembelian
2.2.1.1 Pengertian Pembelian
Menurut Bodnar dan Hopwood (2006, p417) Pembelian merupakan sinonim dari
pengadaan, yang dapat diartikan bahwa “pengadaan adalah proses bisnis memilih sumber,
pemesanan, dan memperoleh barang dan jasa”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Pembelian adalah serangkaian tindakan
untuk mendapatkan barang atau jasa melalui pertukaran, dengan maksud untuk digunakan sendiri
atau dijual kembali.
2.2.1.2 Sistem Akuntansi Pembelian
Menurut Mulyadi (2004, p299) Sistem Akuntansi Pembelian digunakan dalam perusahaan
untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan.
2.2.1.3 Fungsi yang Terkait dengan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Mulyadi (2004, p300) fungsi-fungsi dalam sistem akuntansi pembelian adalah
sebagai berikut :
1.
Fungsi Gudang. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab untuk
mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada digudang dan
untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerima.
2.
Fungsi pembelian. Bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang,
menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan order
pembelian kepada pemasok yang dipilih.
3.
Fungsi penerimaan. Dalam sistem akuntansi pembelian fungsi ini bertanggung jawab untuk
melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari
pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan.
4.
Fungsi akuntansi. Yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi pencatat utang dan
fungsi pencatat persediaan.
2.2.1.4 Prosedur yang Membentuk Sistem Informasi Akuntansi Pembelian
Menurut Mulyadi (2004, p301) jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi
pembelian adalah sebagai berikut :
1. Prosedur permintaan pembelian.
22
Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat
permintaan pembelian kepada fungsi pembelian.
2. Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok.
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga
kepada pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat
pembelian yang lain, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai
pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan.
3. Prosedur order pembelian.
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirim surat order pembelian kepada pemasok yang
dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan (misalnya
fungsi penerimaan, fungsi yang meminta barang, dan fungsi pencatat hutang) mengenai order
pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.
4. Prosedur penerimaan barang.
Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas,
dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan
barang untuk menyatakan penerimaan barang dari pemasok tersebut.
5. Prosedur pencatatan utang.
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan pembelian (surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari
pemasok) dan menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber
sebagai catatan utang.
6. Prosedur distribusi pembelian.
Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebit dari transaksi pembelian untuk
kepentingan pembuatan laporan manajemen.
2.2.1.5 Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Pembelian
Menurut Mulyadi (2004, p303) dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi
pembelian adalah :
1. Surat permintaan pembelian.
Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang atau fungsi pemakai barang
untuk meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan
mutu seperti yang tersebut dalam surat tersebut.
23
2. Surat permintaan penawaran harga.
Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang pengadaannya
tidak bersifat berulang kali terjadi (tidak repetitif), yang menyangkut jumlah rupiah
pembelian yang besar.
3. Surat order pembelian.
Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih.
4. Laporan penerimaan barang.
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa barang yang
diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu, dan kuantitas seperti yang
tercantum dalam surat order pembelian.
5. Surat perubahan order pembelian.
Kadang kala diperlukan perubahan terhadap isi surat order pembelian yang sebelumnya telah
diterbitkan.
6. Bukti kas keluar.
Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan transaksi pembelian.
2.2.2 Pengendalian Intern
2.2.2.1 Pengertian Pengendalian Intern
Menurut Jones dan Rama (2006, p132), Pengendalian Internal adalah suatu proses, yang
dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen, dan personel lainnya, yang dirancang untuk
memberikan kepastian yang beralasan terkait dengan pencapaian sasaran kategori sebagai
berikut: efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, dan ketaatan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku.
2.2.2.2 Komponen dan Tujuan Pengendalian Intern
Menurut Jones dan Rama (2006, p134) Komponen-komponen pengendalian internal
adalah :
1. Lingkungan Pengendalian.
Mengacu pada faktor-faktor umum yang menetapkan sifat organisasi dan mempengaruhi
kesadaran karyawannya terhadap pengendalian.
2. Penentuan Risiko.
24
Adalah identifikasi dan analisis risiko yang mengganggu pencapaian sasaran pengendalian
internal.
3. Aktifitas pengendalian
Adalah kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi untuk menghadapi
risiko. Aktivitas pengandalian meliputi hal-hal berikut :
a. Penelaahan kinerja
Merupakan aktivitas-aktivitas yang mencakup analisis kinerja, misalnya, melalui
perbandingan hasil aktual dengan anggaran, proyeksi standar, dan data periode lalu.
b. Pemisahan tugas.
Mencakup pembebanan tanggung jawab untuk otorisasi transaksi, pelaksanaan transaksi,
pencatatan transaksi, dan pemeliharaan aset kepada karyawan yang berbeda-beda.
c. Pengendalian aplikasi.
Diterapkan kepada masing-masing aplikasi SIA (misalnya, entri pesanan, dan utang
usaha).
d. Pengendalian umum.
Adalah pengendalian umum yang berkaitan dengan banyak aplikasi.
4. Informasi dan komunikasi.
Sistem informasi perusahaan merupakan kumpulan prosedur (otomasi dan manual) dan
record yang dibuat untuk memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan kejadian pada
proses entitas.
5. Pengawasan.
Menejemen harus mengawasi pengendalian internal untuk memastikan bahwa pengendalian
organisasi berfungsi sebagaimana dimaksudkan.
Jadi tujuan dari pengendalian intern adalah dirancang untuk memberikan kepastian yang
beralasan terkait dengan pencapaian sasaran kategori sebagai berikut: efektivitas dan efesiensi
koperasi; keandalan pelaporan keuangan; dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku.
2.2.2.3 Unsur Pengendalian Internal Sistem Pembelian
Aliran kerja dalam pembelian harus dikontrol dan diawasi agar risiko kecurangan dapat
dihindari. Menurut Jones dan Rama (2006, p155-p165), unsur pengendalian internal pada sistem
pembelian meliputi :
25
1. Pemisahan tugas.
Pemisahan tugas antar agen internal merupakan konsep ini dalam mendesain aktivitas
pengendalian internal.
2. Penggunaan informasi mengenai kejadian sebelumnya untuk mengendalikan aktivitas.
Informasi mengenai kejadian sebelumnya dapat berasal dari dokumen atau record komputer.
3. Urutan kejadian yang diharuskan.
Di banyak kasus, organisasi memiliki kebijakan yang mengharuskan suatu proses untuk
mengikuti urutan tertentu.
4. Menindak lanjuti kejadian.
Organisasi harus memiliki cara otomatis atau manual untuk menelaah transaksi yang belum
disimpulkan.
5. Dokumen bernomor urut.
Memberi nomor urut pada dokumen memberikan peluang untuk mengendalikan kejadian.
6. Pencatatan agen internal yang bertanggung jawab atas kejadian dalam suatu proses.
Agen internal ditunjuk sebagai penanggung jawab sebagian besar kejadian.
7. Pembatasan akses ke asset dan informasi.
Cara penting untuk memproteksi aset, seperti kas, pesediaan, peralatan dan data adalah
membatasi akses hanya untuk karyawan yang memerlukannya untuk mengerjakan tugas
yang diberikan.
8. Rekonsiliasi catatan dengan bukti aset.
Aktivitas rekonsiliasi digunakan oleh organisasi untuk memastikan bahwa kejadian dan data
file induk yang tercatat sesuai dengan aset yang sebenarnya.
2.2.3 Evaluasi
Menurut Umar (2005, p36), Evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi
tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu dicapai, bagaimana dengan perbedaan pencapaian itu
dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta
bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang
ingin diperoleh.
26
2.2.4 Audit Sistem Informasi
2.2.4.1 Pengertian Audit Sistem Informasi
Menurut Gondodiyoto (2007, p60), audit sistem informasi adalah pemeriksaan terhadap
aspek-aspek TI pada sistem informasi akuntansi.
Menurut Romney dan Steinbart (2006, p783), “Information System Audit reviews the
general and application controls of an accounting information system (AIS) to assess its
compliance with internal control policies and prosedur and its effectiveness in safeguarding
assets”. Audit sistem informasi meriview pengendalian umum dan pengendalian aplikasi dari
sistem informasi akuntansi untuk menilai ketaatan sistem terhadap kebijakan dan prosedur
pengendalian internal serta efektifitas dalam melindungi aset.
Jadi dapat disimpulkan bahwa audit sistem informasi merupakan suatu proses
pengevaluasian terhadap sistem informasi berdasarkan prosedur pengendalian bisnis perusahaan
yang telah ditetapkan, untuk menentukan apakah sistem informasi dapat mendukung tercapainya
tujuan organisasi secara efektif dan efisien yang memberikan manfaat bagi perusahaan secara
maksimal.
2.2.5 Tujuan Audit Sistem Informasi
Menurut Romney dan Steinbart (2006, p316), “The purpose of an information systems
audit is to review and evaluate the internal control that protect the system”. Tujuan dari audit
sistem informasi adalah untuk mengkaji ulang dan mengevaluasi pengendalian-pengendalian
internal yang diterapkan untuk melindungi sistem yang ada.
Menurut Weber (1999) yang dikutip oleh Gondodiyoto (2007, p474-475), tujuan audit
teknologi informasi (audit objectives) lebih ditekankan pada beberapa aspek penting, yaitu
pemeriksaan dilakukan untuk dapat menilai : (a) apakah sistem komputerisasi suatu organisasi
atau perusahaan dapat mendukung pengamanan asset (asset safeguarding), (b) apakah sistem
komputerisasi dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan (system
effectiveness), (c) apakah sistem komputerisasi tersebut sudah memanfaatkan sumber daya secara
efisien (efficiency), dan (d) apakah terjamin konsistensi dan keakuratan datanya (data integrity).
1. Pengaman Aset
Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), sumber daya manusia, file atau data dan fasilitas lain harus dijaga dengan
sistem pengendalian intern yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan aset perusahaan.
27
2. Efektivitas Sistem
Efektivitas sistem informasi perusahaan memiliki peranan penting dalam proses
pengambilan keputusan. Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif bila sistem
informasi tersebut telah dirancang dengan benar, telah sesuai dengan kebutuhan
pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh para manajer dapat dipenuhi dengan baik.
3. Efisiensi Sistem
Efisiensi menjadi sangat penting ketika sumber daya kapasitasnya terbatas. Jika cara kerja
dari sistem aplikasi komputer menurun maka pihak manajemen harus mengevaluasi
apakah efisiensi sistem dapat dikatakan efisien jika sistem informasi dapat memenuhi
kebutuhan pengguna dengan sumber daya informasi yang minimal.
4. Ketersediaan (Availability)
Berhubungan dengan ketersediaan dukungan atau layanan teknologi informasi. Teknologi
informasi hendaknya dapat mendukung secara bersambung terhadap proses bisnis
(kegiatan perusahaan). Makin sering terjadi gangguan (system down) maka berarti tingkat
ketersediaan sistem rendah.
5. Kerahasiaan (Confidentiality)
Fokusnya ialah pada proteksi terhadap informasi agar terlindungi dari akses pihak-pihak
yang tidak berwenang.
6. Kehandalan (Reliability)
Berhubungan dengan kesesuaian dan keakuratan bagi manajemen dalam pengelolaan
organisasi, pelaporan dan pertanggung jawaban.
7. Menjaga Integritas Data
Integritas data (data integrity) adalah salah satu konsep dasar sistem informasi.
Berhubungan dengan kelengkapan data, kebenaran data, dan keakuratan data. Agar
perusahaan memiliki informasi atau laporan yang benar.
Download