hubungan senam hamil terhadap terjadinya robekan perineum

advertisement
HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP TERJADINYA ROBEKAN PERINEUM
PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TEGALREJO KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA
Arista Wisnu Riswati*), Heni Hirawati Pranoto**), Puji Lestari***)
*) Alumnus Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
**) Staf Pengajar Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
***) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK
Gerakan Sayang Ibu (GSI) yang berupaya meningkatkan pengetahuan ibu mengenai
perawatan kehamilan, proses persalinan, dengan asuhan sayang ibu yang mendukung
persalinan normal dengan membatasi penggunaan oksitosin, dan tanpa melakukan episiotomi.
Untuk mendukung persalinan normal dan sehat, saat hamil ibu dianjurkan untuk mengikuti
senam hamil. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan senam hamil terhadap
robekan perineum pada ibu bersalin primigravida di Puskesmas Tegalrejo, Kecamatan
Argomulyo, Kota Salatiga
Penelitian ini menggunakan desain survei deskriptif analitik dengan pendekatan
retrospective. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tegalrejo pada bulan Juli 2015. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin primigravida yang mengikuti senam hamil di
Puskesmas Tegalrejo, sebanyak 87 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
menggunakan purposive sampling sebanyak 43 orang dengan analisis statistik menggunakan
uji Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden tidak aktif senam hamil (62,8
%), dan sebagian besar responden mengalami robekan perineum (55,8%). Ada hubungan
yang signifikan antara senam hamil terhadap robekan perineum pada ibu bersalin
primigravida di Puskesmas Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga. (p-value 0,029
< α (0,05)).
Petugas kesehatan hendaknya selalu menggalakkan pelaksanaan senam hamil secara
teratur, sesuai dengan jadwal, dengan membagikan leaflet senam hamil sehingga ibu hamil
tidak hanya melakukan senam hamil di Puskesmas Tegalrejo saja, tetapi juga dapat
melakukannya di rumah.
Kata Kunci: Senam hamil, ibu bersalin primigravida
ABSTRACT
Mother Friendly Movement, which emphasize to improve the mother’s knowledge
about prenatal care, childbirth, with maternal affection care that supports normal delivery by
limiting the use of oxytocin, and without episiotomy. To support the normal and healthy
childbirth, the pregnant mothers are encouraged to participate in pregnancy exercises. The
purpose of this study is to find the correlation between pregnancy exercises and the
occurrence of perineal tear in primigravida women who giving birth at Tegalrejo Health
Center, Argomulyo Sub-district, Salatiga.
This study design used analytical descriptive survey with retrospective approach. This
study was conducted at Tegalrejo Health Center in July 2015. The population in this study
was all primigravida mothers who giving births and participate in pregnancy exercises at
Tegalrejo Health Center as many as 87 mothers. The data sampling in this study used
purposive sampling technique as many as 43 respondents and the statistical analysis used
Chi-Square test.
The results of this study indicate that most of respondents do not actively in attending
pregnancy exercises (62.8%), and most of respondents experiencing perineal tear (55.8%).
There is a significant correlation between pregnancy exercises and perineal tear in
primigravida women giving birth at Tegalrejo health center, Argomulyo Sub-district, Salatiga
(p-value of 0.029 < α (0.05).
The health workers should to always promote the implementation of pregnancy
exercises regularly, as scheduled set, by distributing leaflets about pregnancy exercises so
that pregnant women are conducting pregnancy exercises not only at Tegalrejo Health
Center, but also can do it at home.
Keywords: Pregnancy exercises, primigravida mothers
PENDAHULUAN
Senam hamil adalah terapi latihan
gerak untuk mempersiapkan ibu hamil,
secara fisik ataupun mental, pada
persalinan cepat, aman dan spontan.
Manfaat senam hamil dalam kehamilan
diantaranya yaitu mengurangi keluhankeluhan saat kehamilan berlangsung
diantaranya
mencegah
terjadinya
deformitas dan memelihara fungsi kaki
sehingga dapat menahan berat badan yang
semakin meningkat, rasa nyeri, varises,
bengkak dan lain-lain. Sesuai dengan teory
latihan senam hamil dikatakan sempurna
apabila dilakukan teratur minimal 1
minggu sekali atau dalam 1 bulan minimal
4 kali sejak usia kehamilan 22 minggu
hingga menjelang persalinan (Anggraeni,
2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
robekan perineum yaitu adanya kala II
2
yang lama, partus presipitatus, induksi
persalinan karena jaringan perineum tidak
memiliki waktu cukup untuk beradaptasi
terhadap regangan, adanya riwayat
robekan perineum pada persalinan
pertama, berat lahir bayi terutama bila
lebih dari 4 kilogram, malposisi,
malpresentasi karena ketidaksesuiaan
stuktur anatomi janin dengan dasar
panggul, persalinan dengan instrumen baik
vacum maupun forseps, posisi litotomi
dengan fleksi dan abduksi panggul,
episiotomi, panjang perineum perempuan
yang kurang dari 2,5 cm, usia kehmilan >
42 minggu, usia ibu yang lebih tua,
persalinan pertama (primigravida), proses
mengejan yang terlalu awal, tindakan
menahan kepala bayi saat akan lahir yang
terlalu aktif.
Pada ibu primigravida mempunyai
perineum yang kaku karena ibu baru
mengalami kehamilan dan persalinan yang
Hubungan Senam Hamil terhadap Terjadinya Robekan Perineum pada Ibu Bersalin
di Wilayah Puskesmas Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga
pertama,
dan
belum
mempunyai
pengalaman sehingga dapat terjadi cara
meneran yang salah yang mengakibatkan
robekan perineum (Hullina, 2008).
Luka perineum itu sendiri akan
mempunyai dampak tersendiri bagi ibu
yaitu gangguan ketidaknyamanan dan
perdarahan, sedangkan ruptur perineum
spontan terjadi karena ketegangan pada
daerah vagina pada saat melahirkan, juga
bisa terjadi karena beban psikologis
mengahadapi proses persalinan dan yang
lebih penting lagi ruptur perineum terjadi
karena ketidaksesuaian antara jalan lahir
dan janinnya, oleh karena efek yang
ditimbulkan dari Robekan perineum sangat
kompleks Robekan perineum apabila tidak
dilakukan penatalaksanaan yang benar
akan menimbulkan perdarahan, sehingga
juga bisa menyebabkan kematian pada ibu
post persalinan (Partiwi, 2009).
Berdasakan studi pendahuluan di
Puskesmas
Tegalrejo,
Kecamatan
Argomulyo Kota Salatiga, didapatkan data
ibu hamil pada bulan Januari tahun 2015
yaitu sejumlah 66 orang. Ibu Primigravida
TM III ada 27 orang, Pada bulan FebruariMaret yang sudah melahirkan ada 12
orang, dengan hasil pantauan partograf dan
daftar absensi daftar hadir sejumlah 7orang
mengalami robekan perineum, yang terdiri
dari 1 orang robekan perineum derajat II
rutin mengikuti senam, 2 orang robekan
perineum derajat III yang dua-duanya tidak
rutin mengikuti senam, 3 orang robekan
perineum derajat IV yang rutin mengikuti
senam, dan 1 orang mengalami robekan
perineum derajat IV yang tidak rutin
mengikuti senam.Kemudian terdapat 5
orang yang tidak mengalami robekan
perineum yang terdiri dari 4 orang yang
rutin mengikuti senam hamil dan 1 orang
yang tidak rutin mengikuti senam hamil.
Perumusan masalah
Apakah ada hubungan senam hamil
terhadap robekan perineum pada ibu
bersalin primigravida di Puskesmas
Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota
Salatiga?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain: 1)
Mengidentifikasi keaktifan senam hamil
yang dilakukan ibu selama hamil di
Puskesmas
Tegalrejo,
Kecamatan
Argomulyo, Kota Salatiga; 2) Mengetahui
kejadian robekan perineum yang dialami
oleh ibu bersalin primigravida di
Puskesmas
Tegalrejo,
Kecamatan
Argomulyo,
Kota
Salatiga;
3)
Menganalisis hubungan senam hamil
terhadap robekan perineum pada ibu
bersalin primigravida di Puskesmas
Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota
Salatiga.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi salah satu alternatif bagi ibu hamil
dalam mengurangi robekan perineum pada
saat melahirkan dengan melakukan senam
hamil selama masa kehamilan sehingga
dalam proses kehmilan dan persalinan
dapat berjalan dengan aman dan nyaman.
METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian
survei deskriptif analitik. Penelitian ini
bersifat kuantitatif, sedangkan rancangan
penelitiannya menggunakan pendekatan
retrospective yaitu melihat ke belakang
untuk melihat faktor resiko.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal
27 Juli, 30 Juli, dan 3 Agustus 2015 di
Puskesmas
Tegalrejo,
Kelurahan
Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota
Salatiga.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah semua ibu bersalin
primigravida yang mengikuti senam hamil
yang berada di Puskesmas Tegalrejo,
Hubungan Senam Hamil terhadap Terjadinya Robekan Perineum pada Ibu Bersalin
di Wilayah Puskesmas Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga
3
Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga
yaitu sejumlah 87 orang.
Sampel
Besarnya sampel diperoleh dengan
menggunakan teknik non probability
sampling. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah purposive
sampling yaitu pertimbangan tertentu yang
dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau
sifat-sifat populasi yang sudah diketahui.
Pengumpulan Data
Data Sekunder
Dalam penelitian ini yang termasuk
data sekunder yaitu daftar hadir senam ibu
primigravida dan lembar partograf ibu
primigravida yang mengikuti senam hamil.
Analisa Data
Analisa Univariat
Analisa Univariat yaitu menganalisis
variabel-variabel
yang
ada
secara
deskriptif dengan menghitung distribusi
frekuensi dan proporsinya.
Analisa Bivariat
Jenis uji statistik dalam penelitian ini
menggunakan analisa data Chi Square
dengan menggunakan program SPSS versi
17.0 yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan proporsi/ presentasi
beberapa kelompok data.
antara
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Senam Hamil pada Ibu Bersalin
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Senam
Hamil pada Ibu Bersalin di Puskesmas
Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota
Salatiga, 2015
Senam Hamil
f
Persentase
(%)
Tidak Aktif
27
62,8
Aktif
16
37,2
Jumlah
43
100,0
Kejadian Robekan Perineum pada Ibu
Bersalin
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian
Robekan Perineum pada Ibu Bersalin di
Puskesmas
Tegalrejo,
Kecamatan
Argomulyo, Kota Salatiga, 2015
Kejadian Robekan
f
Persentase
Perineum
(%)
Ya
24
55,8
Tidak
19
44,2
Jumlah
43
100,0
Analisis Bivariat
Tabel 3
Hubungan Senam Hamil terhadap Robekan Perineum pada Ibu Bersalin Primigravida di
Puskesmas Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, 2015
Robekan Perineum
Total
Senam Hamil
Ya
Tidak
Xhitung
P- value
f
%
f
%
f
%
Tidak Aktif
19
70,4
8
29,6
27
100
6,234
0,029
Aktif
5
31,3
11
68,8
16
100
Jumlah
24
55,8
19
44,2
43
100
PEMBAHASAN
Gambaran Keaktifan Ibu Hamil dalam
Mengikuti Senam Hamil di Puskesmas
Tegalrejo, Salatiga
Responden yang tidak aktif mengikuti
senam hamil secara teratur di mungkinkan
karena waktu kegiatan senam hamil yang
dilakukan pada pagi hari yaitu jam 08.00
4
WIB, sehingga sebagian besar ibu bekerja
yaitu 21 responden, ibu merasa sudah lelah
dan terkadang tidak memiliki waktu untuk
mengikuti dan melakukan senam hamil,
sehingga ibu hanya melakukan senam
hamil 1-2 kali/ bulan atau dalam satu
minggu sekali. Adanya perubahan hari
atau tidak sesuainya jadwal senam hamil
yaitu pada hari Sabtu atau Kamis,
Hubungan Senam Hamil terhadap Terjadinya Robekan Perineum pada Ibu Bersalin
di Wilayah Puskesmas Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga
terkadang membuat ibu bingung dan
malas, karena tidak di beritahukan oleh
pihak Puskesmas.
Kurangnya kesadaran ibu hamil, dan
cakupan puskesmas yang cukup luas
karena terletak di perkotaan sehingga akses
jarak antara rumah dan puskesmas yang
cukup jauh menyebabkan ibu malas untuk
mengikuti dan melakukan senam hamil
menjadi faktor tidak aktifnya ibu hamil
dalam mengikuti dan melakukan senam
hamil.
Akses terhadap pelayanan kesehatan
sangat mempengaruhi keaktifan seseorang
dalam berpartisipasi harus didukung dalam
partisipasinya, seperti adanya sarana
transportasi. Kemudahan untuk mengakses
lokasi tau tempat kegiatan, dan waktu
pelaksanaan kegiatan dapat menjadi faktor
pendukung partisipasi yang dilakukan oleh
seseorang. (Ife &Tesoriero, 2008).
Responden
yang
aktif
dalam
mengikuti senam hamil yaitu 16 responden
dengan kedatangan mengikuti senam 3-4
kali/ bulan teratur dalam 3 bulan terakhir.
Responden yang aktif mengikuti senam
hamil, di mungkinkan karena ibu sebagian
besar tidak bekerja yaitu 11 responden,
atau hanya sebagai ibu rumah tangga dan
tersedianya layanan senam hamil yang
mempunyai ruangan yang cukup luas,
adanya alat yang sudah disediakan seperti
LCD, matras, dan di pandu oleh instruktur
yang selalu datang tepat waktu di
Puskesmas, sehingga ibu merasa senang,
dan menyadari manfaat yang di peroleh
dalam mengikuti senam hamil secara aktif
yang dapat membantu ibu saat proses
persalinan yang pertama secara normal
serta menjadikan ibu lebih sehat.
Senam hamil bermanfaat dalam proses
persalinan, salah satunya yaitu melatih dan
menguasai teknik pernafasan yang
berperan sangat penting selama kehamilan
dan proses persalinan. Kegunaan dari
latihan dasar pernafasan yaitu melatih
ketenangan, mempercepat sirkulasi darah
serta mencukupi kebutuhan oksigen bagi
ibu dan janinnya. Manfaat yang tak kalah
penting
yaitu
memperkuat
dan
memperthankan elastisitas otot-otot dasar
panggul, dan otot paha bagian dalam,
dengan demikian proses kontraksi dan
relaksasi yang berhubungan dengan proses
persalinan dapat mengurangi rasa sakit saat
proses persalinan. Salah satu latihan
menguatkan
dan
mempertahankan
elstisitas adalah latihan menguatkan otot
dasar panggul yang kegunaannya adalah
melemaskan otot dasar panggul yang kuat
dalam keadaan yang santai, pada saat
mengejan otot akan mengendur secara
aktif sehingga kepala bayi akan keluar
dengan mudah, dengan demikian otot
dasar panggul yang lemas tidak akan
mudah robek saat akan melahirkan
(Hulliana, 2008).
Gambaran Kejadian Robekan Perineum
pada Ibu Bersalin Primigravida di
Puskesmas Tegalrejo, Salatiga
Data yang di peroleh melalui data
sekunder, sebanyak 24 responden yang
mengalami robekan perineum salah
satunya disebabkan karena merupakan
persalinan yang pertama. Hasil penelitian
ini di dukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Cahyaning (2008) yang
berjudul Hubungan Antara Paritas dengan
Kejadian Rupture Perineum di RSUD Kota
Surakarta dengan hasil penelitian bahwa
ada hubungan antara paritas dengan
kejadian rupture perineum di RSUD Kota
Surakarta yang menyatakan bahwa
kejadian rupture perineum sebanyak 51,6%
pada ibu primigravida.
Rata-rata ibu yang mengalami robekan
perineum derajat I berat lahir janinnya
yaitu 2800 gr dengan usia ibu rata-rata 26
tahun, derajat II rata-rata berat lahir janin
2900 gr dengan rata-rata usia ibu 26 tahun,
derajat III rata-rata berat lahir janin yaitu
300 gr dengan rata-rata usia ibu 24 tahun,
dan derajat IV dengan rata-rata berat lahir
janin 3800 gr dengan usia rata-rata 23
tahun. Hal ini sesuai teori bahwa faktor
penyebab lain yang dapat mengalami
robekan
perineum
sesuai
dengan
Pangastuti (2011) yang menyatakan bahwa
faktor penyebab terjadinya robekan
Hubungan Senam Hamil terhadap Terjadinya Robekan Perineum pada Ibu Bersalin
di Wilayah Puskesmas Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga
5
perineum yaitu berat lahir janin, usia ibu,
ketrampilan penolong, kala II lama, partus
prespitatus, induksi persalinan, riwayat
robekan, malpresentasi / malposisi, posisi
ibu, usia kehamilan >42 minggu,
persalinan pertama, posisi litotomi dengan
fleksi, abduksi panggul, dan proses
mengejan yang terlalu awal.
Kejadian robekan akan meningkat jika
bayi dilahirkan terlalu cepat dan tidak tepat
dapat mengatur kecepatan kelahiran bayi
dan
mencegah
terjadinya
laserasi.
Kerjasama akan sangat bermanfaat saat
kepala bayi pada diameter 5-6 cm tengah
membuka vulva (crowning) karena
pengendalian kecepatan dan pengaturan
diameter kepala saat melewati introitus dan
perineum dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya robekan. Penolong harus
mencegah terjadinya pengeluaran kepala
yang tiba-tiba, karena akan mengakibatkan
laserasi yang hebat dan tidak teratur,
bahkan dapat meluas sampai sphincter ani
dan rectum. Pimpinan mengejan yang
benar adalah penting, dua kekuatan yang
bertanggung jawab untuk lahirnya bayi
adalah kontraksi uterus dan kekuatan
mengejan.(Oxorn, 2010).
Responden yang tidak mengalami
robekan perineum dimungkinkan karena
pengaturan posisi yang benar pada saat
persalinan, dan menurut data yang di
peroleh dari 19 responden yang tidak
mengalami robekan perineum sebagian
besar aktif dalam mengikuti senam hamil
pada saat kehamilnya. Hal ini sesuai
dengan teori yang menyebutkan bahwa
pencegahan robekan perineum sesuai
dengan teori Aprillia (2011) yaitu dapat di
cegah dengan pengaturan posisi yang
benar saat persalinan, senam hamil,
perineum messagge, dan yoga prenatal.
Hubungan Senam Hamil dengan
Kejadian
Robekan
Perineum
di
Puskesmas Tegalrejo, Salatiga
Responden yang aktif mengikuti
senam hamil tidak mengalami robekan
perineum dikarenakan senam hamil yang
dilakukan secara teratur dapat membantu
6
elastisitas otot dasar panggul, pengetahuan
ibu juga baik karena ibu mengetahui teknik
pernafasan, melakukan kontraksi dan
relaksi saat timbulnya rasa nyeri pada kala
pembukan,
dan
melakukan
teknik
mengejan yang baik pada saat persalinan
dengan mengejan saat pembukaan sudah
lengkap dan adanya kontraksi, seperti
buang air besar (defekasi) ke arah bawah
dan depan sehingga ibu tidak mengejan
terlalu awal. Responden yang aktif
mengikuti senam hamil akan memperoleh
hasil yang efektif.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa
dengan mengikuti senam hamil dapat
bermanfaat dalam proses persalinan yaitu
ibu dapat melatih ketenangan menghadapi
proses persalinan, memperkuat dan
mempertahankan elastisitas pada saat
mengejan otot-otot dasar panggul dan otot
paha bagian dalam mengendur secara aktif
sehingga otot dasar panggul yang lemas
tidak akan mudah robek saat melahirakan
(Hulliana, 2008)
Hasil penelitian ini di dukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Octviani
(2011) yang berjudul Pengaruh Senam
Kegel
terhadap
Kejadian
Laserasi
Perineum pada Primipara di BPS
Semarang Tahun 2011 dengan hasil
penelitian bahwa senam kegel mempunyai
pengaruh signifikan dengan µ sebesar
0,000 terhadap laserasi perineum pada
primipara, bahwa 58,9% ibu yang
mengikuti senam kegel tidak mengalami
kejadian laserasi perineum
Responden yang tidak aktif mengikuti
senam hamil mayoritas juga mengalami
robekan perineum, tetapi ada 8 responden
yang tidak mengalami robekan perineum.
Menurut analisa, responden tersebut
melakukan aktifitas yang secara langsung
dapat mencegah terjadinya robekan
perineum, contohnya ibu hamil yang
melakukan olahraga lain seperti yoga
prenatal
dan
perineum
message.
Pengaturan posisi oleh bidan yang
dilakukan dengan benar saat mengejan
yang membuat ibu bersalin merasa nyaman
atau pemberian perineal support dengan
Hubungan Senam Hamil terhadap Terjadinya Robekan Perineum pada Ibu Bersalin
di Wilayah Puskesmas Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga
melakukan kompres panas atau dingin
pada saat pembukaan jalan lahir.
Lima (5) responden yang sudah aktif
mengikuti senam tetapi masih mengalami
robekan
perineum
dapat
terjadi
dikarenakan
faktor-faktor
penyebab
robekan perineum diantaranya faktor
maternal, janin, dan penolong, Faktor
maternal meliputi perineum yang rapuh,
primigravida, kesempitan pintu bawah
panggul, kelenturan jalan lahir, mengejan
terlalu kuat, partus prespitatus, dan
persalinan dengan tindakan seperti
ekstraksi vakum, forsep. Faktor dari janin
meliputi janin besar, posisi yang abnormal,
dan distosia bahu. Ketrampilan penolong,
meliputi cara memimpin mengejan pada
saat pembukaan sudah lengkap dan sudah
timbul kontraksi, cara berkomunikasi
dengan
ibu,
ketrampilan
menahan
perineum pada saat ekspulsi kepala janin,
dan
pada
saat
posisi
meneran
(Siswosudarmo & Emilia, 2008).
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini
bahwa penelitian ini menggunakan data
sekunder, sehingga dalam penelitian ini
peneliti tidak dapat menanyakan secara
langsung terhadap responden tentang
alasan mengikuti atau tidak mengikutinya
kelas senam hamil di Puskesmas
Tegalrejo, dan tidak dapat menganalisa
sepenuhnya terhadap alasan ibu hamil
yang tidak aktif mengikuti senam hamil.
KESIMPULAN
Sebagian besar responden tidak aktif
mengikuti senam hamil sebanyak 27
responden (62,8 %).
Sebagian besar responden mengalami
kejadian robekan perineum sebanyak 24
responden (55,8%).
Ada hubungan yang signifikan antara
senam hamil dengan kejadian robekan
perineum di Puskesmas Tegalrejo,
Kec,Argomulyo, Kota Salatiga dengan
nilai p value 0,029 < α (0,05).
SARAN
Tenaga kesehatan (bidan) hendaknya
dapat Lebih meningkatkan sosialisasi
pelaksanaan
senam hamil,
dengan
membagikan CD senam hamil dan
membuat leaflet senam hamil sehingga ibu
hamil tidak hanya melakukan senam hamil
di Puskesmas Tegalrejo saja, tetapi juga
dapat melakukannya di rumah.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai sumber informasi bagi
peneliti lain untuk mengembangkan
penelitian selanjutnya dan dapat dijadikan
referensi penelitian yang berkaitan dengan
senam hamil dan robekan perineum, atau
dapat mengembangkan penelitian yang
lebih lengkap mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi senam hamil terhadap
robekan perineum, sehingga dapat
diperoleh data yang lebih lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anggeni, Poppy. 2010. Serba serbi
senam hamil. Yogyakarta: Intan
Media.
[2] Bandiyah, Siti. 2009. Kehamilan,
Persalinan dan Gangguan Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
[3] Brayshow, Eileen. 2010. Senam Hamil
dan Nifas. Jakarta: EGC.
[4] Dahlan Sopiyudin, 2012. Statistik
untuk kedokteran dan kesehatan.
Jakarta: Salemba Medika.
[5] Hamilton,
Perrry
M.
2004.
Keperawatan Maternitas. Jakarta:
EGC.
[6] Huliana, Mellina. 2007. Panduan
Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta:
Puspa Suara.
[7] Hullian, Mellyna. 2008. Panduan
Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta:
Puspa Swara.
[8] JEMS-KR.
2012.
Pelatihan
penanganan gawar darurat obstetric
neonatal. Jakarta: Puspa Swara.
[9] JNPK-KR. 2008. Asuhan persalinan
normal dan inisiasi menyusui dini.
Jakarta: JHPIEGO.
Hubungan Senam Hamil terhadap Terjadinya Robekan Perineum pada Ibu Bersalin
di Wilayah Puskesmas Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga
7
[10] Kumiyati, Yuni. 2010. Perawatan Ibu
Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
[11] Kushartani, W. 2005. Senam Hamil
Menyamankan
Kehamilan,
Mempermudah Persalinan. Jakarta:
Lintang Pustaka.
[12] Mandriwati. 2008. Asuhan Kebidanan
Ibu Hamil. Jakarta: EGC.
[13] Marmi. 2012. Intranatal Care Asuhan
Kebidanan
Pada
Persalinan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[14] Notoatmodjo
Soekidjo.
2012.
Metodologi penelitian kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
[15] Octaviani. 2011. Pengaruh senam
Kegel Terhadap Lasersi Perineum
pada Primipara di BPS Semarang.
www.scribd.com diunggah pada hari
selasa 17 maret 2015 jam 20.00.
8
[16] Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu
Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
[17] Saifudin, Abdul Bari. 2012. Buku
acuan nasional pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
[18] Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan pada Masa
Kehamilan. Yogyakarta: Salemba
Medika.
[19] Tri Widianti, Atikah Proverawati.
2010. Senam Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
[20] Yuliarti, Nur Heti. 2010. Panduan
Lengkap Olahraga Bagi Wanita
Hamil dan Menyusui. Jakarta: Puspa
Swara.
Hubungan Senam Hamil terhadap Terjadinya Robekan Perineum pada Ibu Bersalin
di Wilayah Puskesmas Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga
Download