Untitled - sitedi uho

advertisement
DAMPAK SOSIALISASI PROGRAM ADIWIYATA DALAM
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH
(Studi Komparatif Pada SDN 01 Kendari Barat dan SDN 01 Baruga)
Oleh
Silvianty Kia1, Muh. Najib Husain2, dan Hanur s3
1
Alumnus Program Administrasi Pembangunan/Kosentrasi Komunikasi Pembangunan
Program Pascasarjana UHO
2
Doktor dibidang Komunikasi UGM dan Dosen pada Program Studi Komunikasi Fisip UHO serta Program
Studi Administrasi Pembangunan & Komunikasi Pembangunan Program Pascasarjana UHO
3
Doktor dibidang Administrasi Pasca Sarjana UHO dan Dosen pada Program Studi Komunikasi Fisip UHO
serta Program Studi Administrasi Pembangunan & Komunikasi Pembangunan
Program Pascasarjana UHO
ABSTRACT
Jurnal Komunikasi Pembangunan
1. PENDAHULUAN
Program Pembangunan merupakan
kegiatan yang tidak dapat dihentikan karena
pembangunan terkait dengan upaya
meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Namun demikian, karena pembangunan
umumnya memanfaatkan sumber daya alam
sementara sumber daya alam memiliki
keterbatasan maka perlu kebijakan suatu
pembangunan
yang
berwawasan
lingkungan.
Kebijakan
pembangunan
berwawasan
lingkungan
adalah
pembangunan
yang
tidak
merusak
lingkungan hidup. Salah satu cara untuk
meningkatkan kapasitas dalam mewujudkan
dan mendukung pembangunan tersebut di
Indonesia adalah dengan cara dibuat dan
disepakatinya
kebijakan
Pendidikan
Lingkungan Hidup (PLH).
Menurut Undang-Undang No. 32 tahun
2009 pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (PPLH) adalah upaya sistematis dan
terpadu yang dilakukan untuk melestarikan
fungsi lingkungan hidup dan mencegah
terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan
hidup
yang
meliputi
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan
hukum. Menurut Syukri Hamzah (2012:14),
pengelolaan lingkungan yang dilakukan
dapat dikatakan efektif tergantung dari
upaya mengadopsi etika yang baik dalam
berperilaku. Perilaku yang dimaksud adalah
perilaku yang ramah dan peduli dengan
keadaan lingkungan. Melihat persoalan
pengelolaan
lingkungan
tersebut,
pemerintah berkomitmen dalam menjaga
lingkungan
dari
kerusakan
melalui
pendidikan.
Untuk
mendukung
Perlindungan
dan
Pengelelolaan
Lingkungan Hidup di sekolah, maka
Kementerian
Lingkungan
Hidup
bekerjasama
dengan
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
untuk
Silvianty Kia, Muh. Najib Husain &
2
mengembangkan program pengelolaan
lingkungan yang di sebut Program
Adiwiyata.
Tujuan dari Program Adiwiyata adalah
mewujudkan
warga
sekolah
yang
bertanggung
jawab
dalam
upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup melalui tata kelola sekolah yang baik
untuk
mendukung
pembangunan
berkelanjutan.
Keuntungan
dalam
mengimplementasikan program Adiwiyata
bagi sekolah adalah sekolah dapat
menciptakan tempat pembelanjaran tentang
nilai-nilai pemeliharaan lingkungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dengan
upaya meningkatkan upaya perlindungan
dan pengelolaan lingkungan melalui
kegiatan
pengendalian
pencemaran,
pengendalian kerusakan dan pelestarian
fungsi lingkungan hidup sehingga tercipta
kondisi belajar-mengajar yang lebih
kondusif untuk siswa. Sementara manfaat
program Adiwiyata bagi siswa adalah untuk
menumbuhkan
kepedulian
terhadap
lingkungan
dan
memahami
betapa
pentingnya memelihara lingkungan yang
baik.
Sekolah di Kota Kendari yang
menerapkan program Adiwiyata diantaranya
adalah SDN 01 Kendari Barat dan SDN 01
Baruga. Berangkat dari keinginan untuk
membentuk dan meningkatkan sikap dan
perilaku yang peduli dengan lingkungan,
sekolah menyadari bahwa sekolah sangat
berperan dalam memberi pengetahuan dan
mengajarkan pada siswa mengenai ilmu
lingkungan hidup dan pengelolaannya.
Dengan alasan tersebut, SDN 01 Kendari
Barat
dan
SDN
01
Baruga,
mengimplementasikan program Adiwiyata
ini.
Untuk mencapai tujuan Adiwiyata,
sekolah telah mempersiapkan segala hal
terkait 4 komponen program dalam
pelaksanaan program Adiwiyata. Keempat
Hanur S “Dampak Sosialisasi Program Adiwiyata Dalam
Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah (Studi Komparatif Pada SDN 01 Kendari Barat dan SDN 01
Baruga)
Jurnal Komunikasi Pembangunan
komponen tersebut antara lain: Kebijakan
Berwawasan Lingkungan, Pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Lingkungan, Kegiatan
Lingkungan Berbasis Parstisipasif, dan
Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah
Lingkungan. Keempat komponen tersebut
merupakan standar untuk mencapai tujuan
dari program Adiwiyata, sehingga sekolah
harus
mempersiapkan
segala
yang
diperlukan untuk memenuhi standar
tersebut.
Adapun
persiapan
dalam
melaksanakan
program
antara
lain
membentuk komite lingkungan sekolah,
mengkaji lingkungan sekitar sekolah, dan
mengembangkan rencana aksi. dalam
komponen
kebijakan
berwawasan
lingkungan antara lain memuat program
dalam upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup di dalam Rencana
Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS).
Adapun anggaran tersebut dialokasikan
secara proporsional untuk kegiatan seperti
kegiatan kesiswaan, kurikulum, peningkatan
kapasitas pendidik dan tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
budaya
dan
lingkungan
sekolah,
peningkatan dan pengembangan mutu.
Selain itu sekolah juga merancang sarana
kegiatan untuk mendukung pelaksanaan
program Adiwiyata, yaitu diantaranya
pembangunan green house, penghijauan
lingkungan sekitar, penggunaan biophori,
penghematan listrik.
Dalam mempersiapkan pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Lingkungan, sekolah
juga menyisipkan mata pelajaran mengenai
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH).
Tujuan dari mata pelajaran Pendidikan
Lingkungan Hidup (PLH) ini adalah agar
peserta didik dapat melakukan pembelajaran
mengenai perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup. Namun tujuan tersebut
tidak bisa dicapai tanpa ada kompetensi
tenaga pendidik dalam pembelajaran
lingkungan hidup. Sehingga tenaga pendidik
harus mengembangkan kompetensi dalam
Silvianty Kia, Muh. Najib Husain &
3
kegiatan pembelajaran lingkungan hidup.
Salah satu pengembangan tersebut adalah
menyusun pembelajaran kreatif di luar kelas
dan mengaitkan pengetahuan konseptual
dan prosedural dalam memecahkan masalah
lingkungan hidup.
Keuntungan mengikuti program Adiwiyata
adalah : a) Mendukung pencapaian standar
kompetensi/kompetensi dasar dan standar
kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar
dan menengah, b) Meningkatkan efisiensi
penggunaan dana operasional sekolah
melalui penghematan dan pengurangan
komsumsi dari berbagai sumber daya dan
energy, c) Menciptakan kebersamaan warga
sekolah dan kondisi belajar mengajar yang
lebih nyaman dan kondusif, d) Menjadi
tempat pembelajaran tentang nilai-nilai
pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan
hidup yang baik dan benar bagi warga
sekolah
dan
masyarakat
sekolah,
e) Meningkatkan upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup melalui
kegiatan
pengendalian
pencemaran,
pengendalian kerusakan dan pelestarian
fungsi lingkungan di sekolah.
Salah satu langkah pembinaan dalam
program Adiwiyata adalah sosialisasi.
Sosialisasi program Adiwiyata telah
dilakukan di sekolah-sekolah di
Kota
Kendari tingkat SD, SMP SMA dan
Madrasah, Tsanawiyah, MAN dan sekolahsekolah swasta. Sekolah yang telah
mengikuti program Adiwiyata diantaranya
adalah SDN 01 Kendari Barat dan telah
sampai pada tingkat kategori Adiwiyata
Provinsi karena telah memenuhi standar
yang telah ditetapkan (mencapai nilai
minimal 64, yaitu 80% dari total nilai
maksimal 80) serta meraih penghargaan dari
Gubernur berupa piagam dan piala. Untuk
kategori Adiwiyata Mandiri telah diraih
oleh SDN 01 Baruga dan telah melakukan
pembinaan terhadap sekolah lain, sehingga
menghasilkan
minimal
10
sekolah
Adiwiyata Kabupaten/Kota serta dapat
Hanur S “Dampak Sosialisasi Program Adiwiyata Dalam
Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah (Studi Komparatif Pada SDN 01 Kendari Barat dan SDN 01
Baruga)
Jurnal Komunikasi Pembangunan
4
diusulkan untuk ikut dalam seleksi untuk menguji kebenaran dan kemantapan
penerimaan penghargaan tingkat Asean Eco suatu data yang diperoleh dengan cara
School dan mendapatkan piagam dari observasi dokumen dan lingkungan.
Menteri Negara Lingkungan Hidup dan c.Dokumentasi
yaitu
peneliti
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang mengumpulkan
dokumentasi
kegiatan
diserahkan oleh Presiden.
penelitian untuk menggambarkan kegiatan
Dalam
pelaksanaan
progam yang dilakukan selama penelitian.
Adiwiyata di SDN 01 Kendari Barat dan 3. HASIL PENELITIAN
SDN 01 Baruga telah menunjukkan hasil 3.1. Sosialisasi Program Adiwiyata yang
yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari
dilakukan oleh Badan Lingkungan
perilaku semua warga sekolah yang telah
Hidup Kota Kendari Pada SDN 01
menerapkan program adiwiyata sehingga
Kendari Barat dan SDN 01 Baruga
sekolah dan lingkungannya terlihat bersih,
Program
Adiwiyata
telah
rapi dan asri.
disosialisasikan pada sekolah-sekolah di
Kota Kendari oleh Kantor Badan
2. METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian dilakukan di SDN 01 Lingkungan
Hidup
Kota
Kendari.
Kendari Barat dan SDN 01 Baruga. Sosialisasi program Adiwiyata yang
Pemilihan lokasi diambil karena sekolah ini dilakukan pada Tahun 2008 oleh instansi
telah menerapkan dan mendapatkan pemerintah Provinsi (Badan Lingkungan
penghargaan Adiwiyata tingkat Provinsi, Hidup Provinsi) melalui koordinasi ke
dan tingkat Mandiri.
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota
Informan dalam penelitian ini adalah dan kemudian Badan Lingkungan Hidup
Kepala sekolah, guru-guru, peserta didik Kabupaten/Kota melakukan sosialisasi ke
SDN 01 Kendari Barat dan SDN 01 Baruga sekolah-sekolah
untuk
meningkatkan
yang terlibat dalam program Adiwiyata pengetahuan warga sekolah tentang
berjumlah 13 orang. Penentuan informan pendidikan berbasis lingkungan hidup
penelitian dengan menggunakan teknik sebagaimana Peraturan Menteri Negara
purposive sampling yaitu mengambil Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2009
dengan sengaja orang-orang yang benar- tentang pedoman pelaksanaan Adiwiyata.
benar tahu atau pelaku yang terlibat
Sosialisasi
program
Adiwiyata
langsung dengan permasalahan penelitian dilakukan dengan cara mengadakan
ini. Penelitian ini mengkaji tentang Dampak workshop di sekolah masing-masing.
Sosialisasi Program Adiwiyata dalam Workshop
ini
dimulai
dengan
menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
mengumpulkan warga sekolah yang terdiri
Pengumpulan data dalam penelitian ini dari kepala sekolah, guru-guru, peserta
adalah dengan cara:
didik dan komite sekolah. Materi workshop
a. Observasi yaitu metode observasi dalam biasanya dibawakan oleh tim Adiwiyata
pengumpulan
data
dengan
cara dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota
menyediakan waktu yang cukup untuk Kendari, namun adakalanya sosialisasi juga
melihat objek dari berbagai segi dan jurusan dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup
secara berulang-ulang.
(BLH) Provinsi Sulawesi Tenggara apabila
b. Wawancara mendalam yaitu teknik ini pihak Badan Lingkungan Hidup (BLH)
dipakai untuk mendapatkan data primer Kota Kendari meminta pendampingan dari
tentang
fenomena-fenomena
yang pihak
pemerintah
provinsi.
Materi
mempengaruhi implemetasi kebijakan. workshop ini berisi tentang pengertian dan
Meskipun begitu teknik ini akan digunakan tujuan Adiwiyata, Prinsip-prinsip dasar
Silvianty Kia, Muh. Najib Husain &
Hanur S “Dampak Sosialisasi Program Adiwiyata Dalam
Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah (Studi Komparatif Pada SDN 01 Kendari Barat dan SDN 01
Baruga)
Jurnal Komunikasi Pembangunan
Program Adiwiyata, Komponen Adiwiyata,
keuntungan mengikuti Program Adiwiyata,
serta contoh-contoh pelaksanaan Program
Adiwiyata.
Setiap pelaksanaan sosialisasi Program
Adiwiyata di sekolah-sekolah Kota Kendari
memiliki persamaan baik dalam hal teknik
penyampaiannya maupun materi yang
disampaikan.Teknik
penyampaian
sosialisasi yang dilakukan oleh Pemerintah
Kota dan Provinsi ini terdiri dari
komunikasi verbal dan non verbal.
Penyampaian materi berupa komunikasi
verbal dilakukan secara lisan oleh pemateri
dalam workshop Program Adiwiyata.
Adapun komunikasi non verbal yang
dilakukan dalam sosialisasi ini, yaitu
penggunaan gambar-gambar pada slide
presentasi, gambar spanduk, brosur,
termasuk gerak tubuh dalam penyampaian
materi presentasi workshop.
Bentuk sosialisasi Program Adiwiyata yang
dilakukan pada dua sekolah yang menjadi
fokus penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. SDN 01 Kendari Barat
Kegiatan sosialisasi Program Adiwiyata
dalam rangka menanamkan kesadaran
lingkungan kepada warga sekolah untuk
terus menjaga dan melestarikan lingkungan
sekitar. Kegiatan sosialisasi tersebut
dilaksanakan di SDN 01 Kendari Barat pada
tahun 2013 oleh Badan Lingkungan Hidup
(BLH) Kota Kendari dalam rangka
membina dan membentuk generasi ke depan
agar mempunyai sifat dan cara berpikir
yang berwawasan lingkungan dan peduli,
bagaimana mengelola sampah, bagaimana
melakukan penghematan air, bagaimana
melakukan penghematan energi. Dalam
sosialisasi ini bertujuan untuk menanamkan
bagaimana rasa cinta terhadap lingkungan
hijau, dan bagaimana menjaga kebersihan
lingkungan sekolah kepada para siswa dan
siswi di sekolah.
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota
Kendari memberikan sosialisasi program
Silvianty Kia, Muh. Najib Husain &
5
Adiwiyata di SDN 01 Kendari Barat yang
terdiri dari kepala sekolah, guru-guru,
komite sekolah dan murid-murid berjumlah
40 orang. Kegiatan sosialisasi program
Adiwiyata menghadirkan narasumber dari
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota
Kendari dan tim teknis Adiwiyata.
Sosialisasi sangat perlu dilakukan untuk
menambah wawasan dan pemahaman
tentang program adiwiyata. Dari sosialisasi
ini
diharapkan
dapat
memberikan pemahaman tentang cara-cara
berperilaku ramah linkungan karena
permasalahan lingkungan saat ini begitu
sangat mengkhawatirkan dan apabila warga
sekolah sudah mengerti dan memahami
program Adiwiyata tersebut maka diyakini
kerusakan lingkungan bisa direduksi. Hal
ini sesuai pendapat Robert M.Z. Lawang
bahwa sosialisasi adalah proses mempelajari
norma, nilai, peran dan semua persyaratan
lainnya
yang
diperlukan
untuk
memungkinkan partisipasi yang efektif
dalam kehidupan sosial.
b. SDN 01 Baruga
Pada tahun 2009 telah dilaksanakan
sosialisasi di SDN 01 Baruga oleh Badan
Lingkungan Hidup Kota Kendari. Kegiatan
sosialisasi tersebut dihadiri oleh Tim
Adiwiyata Badan Lingkungan Hidup Kota
Kendari, tim teknis, Kepala Sekolah SDN
01 Kendari Barat, guru-guru, peserta didik
dan komite sekolah.
Materi yang
disampaikan dalam sosialisasi Program
Adiwiyata adalah pengertian Adiwiyata,
prinsip-prinsip dasar program Adiwiyata,
komponen Adiwiyata serta keuntungan
mengikuti program Adiwiyata. Sosialisasi
Program Adiwiyata yang dilakukan di SDN
01 Baruga pada tahun 2009 oleh tim
Adiwiyata dari Badan Lingkungan Hidup
Provinsi Sulawesi Tenggara (BLH) dan
Badan Lingkungan Hidup Kota Kendari
disambut sangat antusias dari warga sekolah
termasuk pegawai Puskesmas Lepo-lepo
dan Dasawisma hal ini disebabkan karena
Hanur S “Dampak Sosialisasi Program Adiwiyata Dalam
Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah (Studi Komparatif Pada SDN 01 Kendari Barat dan SDN 01
Baruga)
Jurnal Komunikasi Pembangunan
cara menyampaikan materi/pesan Adiwiyata
begitu menarik perhatian dapat dilihat dari
gaya berbicara yang begitu meyakinkan
sehingga warga sekolah bisa langsung
mempelajari program tersebut dan pada
akhirnya mereka dengan sukarela mau
menerapkan dalam
aktifitas sehari-hari
serta bisa menjadi bermanfaat dalam
masyarakat. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Bruce J. Cohen bahwa
sosialisasi
adalah
proses
manusia
mempelajari tata cara kehidupan dalam
masyarakat (ways of life in society), untuk
memperoleh kepribadian dan membangun
kapasitasnya sehingga dapat berfungsi
dengan baik sebagai individu maupun
sebagai anggota suatu kelompok
Sosialisasi Adiwiyata sangat bermanfaat
bagi warga sekolah karena dengan adanya
sosialisasi ini maka warga sekolah dapat
mengerti dan memahami nilai-nilai yang
terdapat dalam program Adiwiyata yang
nantinya akan memberi dampak positif. Hal
ini sesuai pendapat Soerjono Soekamto
sosialisasi adalah proses dimana anggota
masyarakat yang baru mempelajri normanorma dan nilai nilai masyarakat dimana dia
mnjadi anggota masyarakat.
Berdasarkan pengertian sosialisasi diatas,
dapat katakan bahwa sosialisasi merupakan
proses dimana seseorang mempelajari polapola hidup dalam masyarakat sesuai dengan
nilai nilai, norma dan kebiasaan yang
berlaku untuk berkembang sebagai anggota
masyarakat dan sebagai individu.
Pada sosialisasi tersebut memuat materi
pengembangan norma-norma dasar yang
antara lain: kebersamaan, keterbukaan,
kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan
kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
sumber daya alam. Serta penerapan prinsip
dasar yaitu: partisipatif, dimana komunitas
sekolah terlibat dalam manajemen sekolah
yang
meliputi
keseluruhan
proses
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
sesuai tanggung jawab dan peran; serta
Silvianty Kia, Muh. Najib Husain &
6
berkelanjutan, dimana seluruh kegiatan
harus dilakukan secara terencana dan terus
menerus secara komperensif.
SDN 01 Baruga selalu melakukan
sosialisasi kepada warga sekolah baik,
melalui rapat, upacara, di kelas atau dalam
kesempatan lain di lingkungan sekolah.
Pihak yang mensosialisasikan terdiri dari
kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan
guru-guru. Sosialisasi bukan hanya kepada
warga sekolah tetapi juga kepada pihak lain
yang terkait dengan sekolah seperti komite,
orang tua, dan pihak lain. Sejalan dengan itu
dapat
dipahami
bahwa
sosialisasi
merupakan
hal
penting
dilakukan.
sosialisasi berkaitan dengan program
adiwiyata yang peduli dan berbudaya
lingkungan
menjadi
keharusan,
disosialisasikan kepada peserta didik supaya
semuanya paham dengan program sekolah.
Setelah dipahami tentunya mudah pula
untuk dilaksanakan oleh peserta didik,
karena hal tersebut merupakan program
yang baik dan sesuai dengan kebutuhan.
3.2. Perbandingan Sekolah Adiwiyata
yang Tergolong Tingkat Provinsi
Dan Tingkat Mandiri.
Adiwiyata merupakan bagian dari
proses pembelajaran lingkungan hidup.
Pembelajaran yang didapati di sekolah akan
membentuk perilaku seseorang. Sehingga,
apabila partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran lingkungan hidup tersebut
tinggi, maka siswa tersebut akan
menerapkannya didalam keluarga atau
lingkungan
tempat
tinggal
hingga
masyarakat.
a. SDN 01 Kendari Barat
SDN 01 Kendari Barat dalam rangka
mendukung program Adiwiyata telah
menyediakan sarana ramah lingkungan.
Pengadaan sarana ramah lingkungan di
SDN 01 Kendari Barat dilakukan dengan
cara pembelian langsung. Sarana sekolah
dari hasil pembelian disesuaikan dengan
standar Adiwiyata. Adapun sarana ramah
Hanur S “Dampak Sosialisasi Program Adiwiyata Dalam
Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah (Studi Komparatif Pada SDN 01 Kendari Barat dan SDN 01
Baruga)
Jurnal Komunikasi Pembangunan
lingkungan dari pembelian langsung
tersebut antara lain seperti bak sampah,
gerobak sampah, serta rumah kompos.
Sumber dana sarana ramah lingungan
berasal dari alokasi dana khusus Adiwiyata
yang sudah termasuk dalam anggaran
sekolah. Alokasi dana tersebut juga
digunakan untuk mengelola sarana dan
prasarana ramah lingkungan di sekolah,
seperti rehab dan perbaikan.
SDN 01 Kendari Barat juga
melakukan penghematan sumber daya.
Pemanfaatan
sumberdaya
berupa
penghematan Alat Tulis Kantor (ATK), air
dan
listrik.
Kegiatan
penghematan
dilakukan
dengan
memanfaatkan
sumberdaya alami, seperti memanfaatkan
sumber cahaya matahari untuk penerangan
dan mengurangi penggunaan AC. Dapat
dikatakan bahwa pemanfaatan sarana ramah
lingkungan di SDN 01 Kendari Barat sudah
mengindikasikan penghematan.
Di SDN 01 Kendari Barat, sudah
tersedia beberapa macam sarana ramah
lingkungan
baik
untuk
mengatasi
permasalahan lingkungan maupun untuk
menunjang pembelajaran. Beberapa sarana
ramah lingkungan, di antaranya: a. Rumah
Kompos, b. Green House, c. Biopori, d.
Sumur Resapan, e. Tempat sampah dari
barang bekas, f. Taman, g. Tempat cuci
tangan.
Dalam pengadaan perlengkapan juga dapat
dilakukan dengan jalan membuat sendiri
atau menerima bantuan dari instansi
pemerintah,
badan-badan
swasta,
masyarakat, perorangan, dan sebagainya.
Sampah di SDN 01 Kendari Barat
dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu sampah
kertas, sampah organik, dan sampah
anorganik.
b. SDN 01 Baruga
SDN 01 Baruga telah menerapkan
Program Adiwiyata sejak tahun 2009.
Dalam meningkatkan pencapaian kinerja
program Adiwiyata yang berdampak positif
Silvianty Kia, Muh. Najib Husain &
7
terhadap perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup maka sekolah telah
melaksanakan empat komponen Program
Adiwiyata. Komponen atau standar
Adiwiyata meliputi :
1. Kebijakan berwawasan Lingkungan
Hal tersebut ditandai dengan dirubahnya
visi dan misi sekolah sesuai dengan nilainilai dan upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yaitu sekolah
harus
menerapkan
kebijakan
yang
berwawasan lingkungan. Perumus kebijakan
berwawasan lingkungan di SDN 01 Baruga
telah membuat program-program yang
manfaatnya untuk warga sekolah termasuk
peserta didik dengan membuat lingkungan
sekolah menjadi bersih, hijau dan asri
dengan melibatkan semua warga sekolah.
Kebijakan berwawasan lingkungan yang
diterapkan pada SDN 01 Baruga meliputi
Kebijakan mengenai alokasi dana untuk
pengelolaan program Adiwiyata. SDN 01
Baruga telah menganggarkan dana untuk
kepentingan adiwiyata yaitu peduli dan
berbudaya lingkungan, yang sumbernya
berasal dari dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) dan pihak lain yang tidak
mengikat.
2. Kurikulum berbasis lingkungan
Kurikulum berbasis lingkungan yang
dilaksanakan di SDN 01 Baruga yaitu
dengan menerapkan pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran yang
melibatkan peserta didik secara aktif dalam
pembelajaran, mengembangkan isu local
dan atau isu global sebagai pembelajaran
lingkungan hidup sesuai dengan jenjang
pendidikan.
3. Kegiatan
lingkungan
berbasis
partisipatif
Bentuk kegiatan yang dilaksanakan di
SDN 01 Baruga melalui piket bersama, aksi
lingkungan yang dilaksanakan setiap hari
sabtu. Memanfaatkan lahan dan fasilitas
sesuai kaidah-kaidah lingkungan hidup
melalui: pembuatan kolam, Green House,
Hanur S “Dampak Sosialisasi Program Adiwiyata Dalam
Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah (Studi Komparatif Pada SDN 01 Kendari Barat dan SDN 01
Baruga)
Jurnal Komunikasi Pembangunan
taman dan rumah kompos. Kreativitas dan
inovasi warga sekolah dalam upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup melalui: pembuatan pupuk kompos
dan pengelolaan sanitasi.
SDN 01 Baruga senantiasa mengadakan
berbagai kegiatan dalam upaya melindungi,
mengelola dan mengatasi permasalahan
lingkungan.
4. Pengelolaan Sarana Ramah Lingkungan
SDN 01 Baruga telah melaksanakan
pemanfaatan
sumber
daya
berupa
penghematan air, listrik, dan Alat Tulis
Kantor (ATK). Dalam penerapannya,
kegiatan penghematan dilakukan dengan
memanfaatkan sumberdaya alami, seperti
memanfaatkan sumber cahaya matahari
untuk
penerangan
dan
mengurangi
penggunaan
lampu
listrik.
Untuk
mendukung program Adiwiyata, kantin
sekolah dikelola agar menjadi kantin yang
sehat dan ramah lingkungan. Untuk
mencapai tujuan tersebut, sekolah telah
menjalin hubungan kerjasama dengan
Puskesmas Lepo-lepo.
3.3. Dampak Sosialisasi Program
Adiwiyata dalam menjaga Kebersihan
Lingkungan Sekolah
Dampak
sosialisasi
program
Adiwiyata dalam menjaga kebersihan
lingkungan sekolah yaitu merubah perilaku
warga sekolah untuk melakukan budaya
Perlindungan dan Pelestarian lingkungan.
Maka kepada semua warga sekolah untuk
turut serta melaksanakan upaya-upaya
penyelamatan dan pelestarian lingkungan
hidup, dengan cara membuyakan hal-hal
tersebut seperti pembersihan lingkungan
yang dilakukan setiap hari yaitu pada
program LISA (lihat sampah ambil),
pemisahan atau pemilahan sampah yang
akan dilakukan daur ulang, mengumpulkan
daun-daun yang kering guna dijadikan
pupuk kompos dan sebagainya. Dengan
kegiatan seperti ini dapat memberikan
kenyamanan, kesejukan, dan keindahan
Silvianty Kia, Muh. Najib Husain &
8
sehingga tercipta lingkungan yang asri
untuk menunjang kesuksesan meraih
prestasi bagi siswa disekolah.
Kepedulian peserta didik pada
sekolah yang melaksanakan program
adiwiyata terhadap kebersihan lingkungan
sekolah lebih tinggi dibandingkan dengan
peserta didik pada sekolah yang belum
melaksanakan program adiwiyata. Hal ini
terlihat pada perilaku peserta didik yang
tidak peduli terhadap sampah yang
berserakan pada sekolah yang belum
adiwiyata. Sedangkan pada sekolah
Adiwiyata lingkungan sekolahnya bersih,
bebas dari sampah yang berserakan karena
perilaku peserta didik yang peduli terhadap
kebersihan lingkungannya.
Bila lingkungan sehat maka semua
mahkluk hidup yang ada disekeliling kita
akan dapat bernafas dengan baik. Terutama
sebagai siswa dapat menerima materi
pembelajaran
dengan
baik.
Karena
bila ruangan kelas bersih, pastilah udara
akan sejuk. Dan oleh karena itu otak dapat
menjalankan fungsi dan kegunaannya
dengan sempurna. Setidaknya, dengan
menjaga kebersihan lingkungan sekolah,
juga telah melestarikan dan menjaga
maupun menghargai bakat dalam Iptek.
Karena orang sukses pasti berasal dari
lingkungan yang sehat dan bersih. Sehingga
ia dapat berfokus pada pembelajaran yang ia
terima.Kebersihan
lingkungan
mendorong semangat belajar siswa.
3.4. Pembahasan
Penelitian ini menggunakan Teori S-OR yang merupakan pengembangan dari teori
S-R (Stimuli-Respon) dengan memasukan
organisme atau komunikan. Teori S-O-R
menjadi teori komunikasi karena objek
material dari psikologi dan ilmu komunikasi
adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya
meliputi komponen-komponen: sikap, opini,
perilaku kognisi, afeksi dan konasi
(Effendy, 1990).
Hanur S “Dampak Sosialisasi Program Adiwiyata Dalam
Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah (Studi Komparatif Pada SDN 01 Kendari Barat dan SDN 01
Baruga)
Jurnal Komunikasi Pembangunan
Stimulus-Organisme-Respon
ini
menunjukan bahwa efek yang ditimbulkan
adalah reaksi khusus terhadap stimuli
khusus,
sehingga
seseorang
dapat
mengharapkan
dan
memperkirakan
kesesuaian antara pesan dan reaksi
komunikasi. Dengan unsur-unsur Pesan
(Stimuli, S), Komunikasi (Organisme, O)
dan Efek (Respon, R).
Stimulus (pesan), Pesan disampaikan
melalui sosialisasi Adiwiyata oleh tim
Adiwiyata Badan Lingkungan Hidup yang
dipengaruhi oleh gaya berbicara, kredibilitas
dan
kepemimpinan.
Dalam
proses
perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat
berubah, hanya jika stimuli yang menerpa
benar-benar melebihi semula. Mar’at dalam
bukunya
menyatakan
bahwa
dalam
menelaah sikap yang baru ada tiga variabel
penting, yaitu: Perhatian, Pengertian dan
Penerimaan.
Apabila stimulus yang diberikan kepada
organisme diterima dan disertai perhatian
pada diri organisme berarti proses
komunikasi telah berlangsung. Selanjutnya
ada pengertian dan penerimaan pesan yang
disampaikan dalam sosialisasi, kelanjutan
dari proses tersebut adalah respon dari
organisme yakni sikap. Sikap terdiri dari
tiga aktifitas yaitu seleksi, organisasi dan
interprestasi melekat pada interprestasi yang
dapat didefinisikan sebagai meletakan suatu
rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu
keseluruhan yang bermakna (Goodaere dan
Follers dalam Effendy, 2000).
Tim Adiwiyata sebagai salah satu pihak
yang banyak menyampaikan pesan-pesan
lingkungan melalui sosialisasi. Adapun
pesan yang disampaikan terdiri atas 4
komponen yaitu yaitu 1) Kebijakan
Berwawasan Lingkungan, 2) Pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Lingkungan, 3)
Kegiatan Lingkungan Berbasis Parstisipasif
dan 4) Pengelolaan Sarana Pendukung
Ramah Lingkungan.
Silvianty Kia, Muh. Najib Husain &
9
Pada sosialisasi tersebut memuat materi
pengembangan norma-norma dasar yang
antara lain: kebersamaan, keterbukaan,
kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan
kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
sumber daya alam. Serta penerapan prinsip
dasar yaitu: partisipatif, dimana komunitas
sekolah terlibat dalam manajemen sekolah
yang
meliputi
keseluruhan
proses
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
sesuai tanggung jawab dan peran; serta
berkelanjutan, dimana seluruh kegiatan
harus dilakukan secara terencana dan terus
menerus secara komperensif.
Sosialisasi Adiwiyata oleh tim
Adiwiyata dari Badan Lingkungan Hidup
(BLH)
sebagai stimuli yang dapat
menimbulkan reaksi tertentu pada khalayak
yaitu sikap, apakah sikap itu menolak atau
menerima dari sosialisasi tersebut, Sikap
bisa terjadi bila khalayak memiliki perhatian
terhadap kegiatan sosialisasi tersebut
perhatian dan pengertian akan membawa
khalayak pada proses penerimaan yang
akhirnya menimbulkan sikap seperti halnya
dikemukakan oleh Mar’at (Effendy, 1993),
bahwa pesan pada umumya mempengaruhi
sikap, persepsi dan perasaan khalayak.
Sosialisasi Adiwiyata oleh tim Adiwiyata
menimbulkan sikap dan perasaan pada
pengelola SDN 01 Kendari Barat dan SDN
01 Baruga
yang mencakup isi pesan
sosialisasi yang merupakan pembahasan
dari empat komponen tersebut agar dapat
terlaksana dengan cara melaksanakan suatu
kegiatan
untuk
mengaturnya,
yaitu
Manajemen
Sarana
dan
Prasarana,
Manajemen Kurikulum, Manajemen Peserta
Didik,
Kehumasan
dan
Kebijakan
Pendidikan. Selain itu dalam Panduan
Adiwiyata disebutkan bahwa partisipasi
aktif terutama peserta didik sebagai elemen
penting dalam pelaksanaan Program
Adiwiyata. Yang tentu saja mempengaruhi
pengetahuan pengelola SDN 01 Kendari
Barat dan SDN 01 Baruga baik tentang isi
Hanur S “Dampak Sosialisasi Program Adiwiyata Dalam
Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah (Studi Komparatif Pada SDN 01 Kendari Barat dan SDN 01
Baruga)
Jurnal Komunikasi Pembangunan
cerita maupun pesan yang hendak
disampaikan saat sosialisasi tersebut. Semua
itu merupakan proses Organism: Perhatian,
Pengertian, Penerimaan di mana warga
sekolah
sangat
bersemangat
dan
memperhatikan pesan yang disampaikan
oleh tim Adiwiyata dan benar-benar
mengerti isi pesan tersebut sehingga mau
menerima dan melaksanakan dengan
sungguh-sungguh
Cakupan dari psikologi perkembangan ini
adalah
masalah
pertumbuhan
dan
kematangan individu baik segi kognitif,
emosi maupun struktur kepribadiannya.
Perkembangan secara luas menunjukan pada
keseluruhan proses perubahan dari potensi
yang dimiliki individu dan tampil dalam
kemapuan kualitas kemampuan, sifat dan
ciri-ciri yang baru. Di dalam istilah
perkembangan juga mencangkup konsep
usia, yang diawali pertumbuhan dan
berakhir pada kematian (Akbar-Hawadi,
2001).
Response (Perubahan sikap):
Program
Adiwiyata
telah
diterapkan
dan
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari
terlihat dari perubahan sikap yang peduli
dan berwawasan lingkungan pada warga
sekolah di SDN 01 Kendari Barat, SDN 01
Baruga. Sehingga tahun 2015 SDN 01
Kendari Barat telah menerima penghargaan
sebagai sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi.
Tahun 2013 SD Negeri 01 Baruga masuk
nominasi Nasional dalam Lomba Adiwiyata
di tingkat SD se Kota Kendari.
SDN 01 Kendari Barat telah menerapkan
program Adiwiyata di sekolah. Dalam
melaksanakan program tersebut mengacu
pada empat komponen Adiwiyata.
Empat
komponen
pencapaian
program Adiwiyata, yaitu: pertama,
Kebijakan
berwawasan
lingkungan,
meliputi: a. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang memuat upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup dapat diimplementasikan pada visi
Silvianty Kia, Muh. Najib Husain &
10
misi dan tujuan sekolah dengan mengikuti
jalur pengelolaan lingkungan. Rencana
Kerja Anggaran Sekolah (RKAS) yang
memuat program dalam upaya perlindungan
dan
pengelolaan
lingkungan
hidup.
Kebijakan mengenai alokasi dana untuk
pengelolaan program Adiwiyata. telah
disediakan sekitar 20% untuk program
Adiwiyata. Nanti digunakan buat inovasiinovasi seperti pengelolaan sarana prasarana
ramah lingkungan dan pengadaan barang.
Kedua, Pelaksanaan kurikulum berbasis
lingkungan. Kurikulum berbasis lingkungan
yang dikembangkan oleh SDN 01 Kendari
Barat dalam upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan yaitu dengan cara
diintegrasikan dengan mata pelajaran
wawasan lingkungan. Selain diintegrasikan
dengan
mata
pelajaran,
pendidikan
lingkungan di sekolah juga memunculkan
mata pelajaran baru yang berwawasan
lingkungan.
Pelaksanaan
kurikulum
berbasis lingkungan tersebut diintegrasikan
dengan kurikulum yang dipakai saat ini.
baik dalam mata pelajaran maupun
penerapan
kehidupan
sehari-hari.
Contohnya dalam silabus, di RPP, setiap
mata
pelajaran
terintegrasikan
dan
berwawasan lingkungan serta diterapkan
nilai-nilai
atau
wawasan
mengenai
lingkungan dan disesuaikan dengan
kompetensi
dasar
masing-masing.
Kebijakan yang berisi peraturan atau tata
tertib
untuk
menjaga
lingkungan.
membuang sampah sesuai jenisnya atau
sampah tersebut harus dipilah terlebih
dahulu, penghematan berbagai sumber daya
dan buat bapak guru yang merokok dilarang
merokok diarea sekolah.
Ketiga, Kegiatan lingkungan berbasis
partisipasif. Kegiatan lingkungan berbasis
partisipasif yaitu melaksanakan kegiatan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup yang terencana bagi warga sekolah
dan menjalin kemitraan dalam rangka
perlindungan dan pengelolaan lingkungan
Hanur S “Dampak Sosialisasi Program Adiwiyata Dalam
Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah (Studi Komparatif Pada SDN 01 Kendari Barat dan SDN 01
Baruga)
Jurnal Komunikasi Pembangunan
hidup dengan berbagai pihak (masyarakat,
pemerintah, swasta, media, sekolah lain).
Dalam melakukan berbagai kegiatan yang
memberikan manfaat baik bagi warga
sekolah, masyarakat maupun lingkungannya
dalam rangka
kegiatan pengelolaan
lingkungan hidup. Adapun kegiatannya
adalah kegiatan aksi lingkungan yang
dilakukan setiap hari sabtu dan ditujukan
bagi seluruh warga sekolah.
Keempat,
Pengelolaan
Sarana
Pendukung Ramah Lingkungan memiliki
standar.
Ketersediaan sarana prasarana
pendukung yang ramah lingkungan dan
peningkatan kualitas pengelolaan sarana dan
prasarana yang ramah lingkungan di
sekolah. SDN 01 Kendari Barat dalam
rangka mendukung program Adiwiyata
telah
menyediakan
sarana
ramah
lingkungan. Pengadaan sarana ramah
lingkungan di SDN 01 Kendari Barat
dilakukan dengan cara pembelian langsung.
Sarana sekolah dari hasil pembelian
disesuaikan dengan standar Adiwiyata.
Adapun sarana ramah lingkungan dari
pembelian langsung tersebut antara lain
seperti bak sampah, gerobak sampah, serta
rumah kompos. Sumber dana sarana ramah
lingungan berasal dari alokasi dana khusus
Adiwiyata yang sudah termasuk dalam
anggaran sekolah. Alokasi dana tersebut
juga digunakan untuk mengelola sarana dan
prasarana ramah lingkungan di sekolah,
seperti rehab dan perbaikan.
Salah satu syarat menjadi sekolah
Adiwiyata atau mendapatkan penghargaan
Adiwiyata yaitu sekolah harus menerapkan
kebijakan yang berwawasan lingkungan.
Kebijakan
berwawasan
lingkungan
meliputi:
Satu, Kebijakan mengenai alokasi dana
untuk pengelolaan program Adiwiyata.
SDN 01 Baruga telah menganggarkan dana
untuk kepentingan adiwiyata yaitu peduli
dan berbudaya lingkungan, yang sumbernya
berasal dari dana Bantuan Operasional
Silvianty Kia, Muh. Najib Husain &
11
Sekolah (BOS) dan pihak lain yang tidak
mengikat. Kesemua itu dicantumkan dalam
bentuk Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Sekolah. Hal itu didukung dengan
hasil wawancara di sekolah yang
menyatakan bahwa cukup banyak poin yang
menganggarkan untuk kepentingan peduli
dan berbudaya lingkungan.
Kedua, Perubahan Visi dan Misi
sekolah
yang
memuat
kebijakan
berwawasan lingkungan, meningkatkan
pemahaman guru dan siswa berwawasan
lingkungan hidup, meningkatkan fungsi
kelestarian lingkungan, mencegah terjadinya
kerusakan
lingkungan,
mencegah
pencemaran lingkungan dan terbentuknya
sekolah hijau.
Ketiga,
Kebijakan
penyisipan
wawasan lingkungan ke dalam mata
pelajaran di kelas contohnya pelajaran
Agama, tidak membuang air sisa berwudhu
sehingga bisa digunakan untuk menyiram
tanaman, dan pelajaran Matematika, dengan
mengukur luas lapangan upacara di sekolah.
Keempat, Kebijakan yang berisi
peraturan atau tata tertib untuk menjaga
lingkungan. Membuang sampah sesuai
jenisnya dan sampah tersebut harus dipilah
terlebih dahulu dan bagi yang melanggar
tata tertib akan mendapatkan sanksi dan
penghematan sumber daya serta membuat
lingkungan menjadi asri.
Kelima, Pelaksanaan Kurikulum
Berbasis Lingkungan, secara sederhana
dapat diimplementasikan dengan cara
penyampaian materi lingkungan hidup
melalui kurikulum yang beragam variasi
untuk memberikan pemahaman tentang
lingkungan hidup yang dikaitkan dalam
kehidupan sehari-hari. Kurikulum tersebut
diselenggarakan
untuk
meningkatkan
kesadaran warga
sekolah mengenai
pendidikan
lingkungan.
Pendidikan
lingkungan memainkan peranan yang
penting sebagai pembentuk dan penyebar
nilai-nilai cinta lingkungan sehingga
Hanur S “Dampak Sosialisasi Program Adiwiyata Dalam
Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah (Studi Komparatif Pada SDN 01 Kendari Barat dan SDN 01
Baruga)
Jurnal Komunikasi Pembangunan
tercapai keselarasan dengan lingkungan.
Kurikulum berbasis lingkungan yang
dilaksanakan di SDN 01 Baruga yaitu
dengan menerapkan pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran yang
melibatkan peserta didik secara aktif dalam
pembelajaran, mengembangkan isu local
dan atau isu global sebagai pembelajaran
lingkungan hidup sesuai dengan jenjang
pendidikan. Dimasukkannya pendidikan
lingkungan hidup PKPLH atau mulok ke
dalam kurikulum pendidikan dan semua
mata pelajaran sudah terintegrasi dengan
kurikulum berbasis lingkungan contohnya
IPA, Agama dan Matematika.
Keenam, Kegiatan lingkungan
berbasis partisipasif yang melibatkan warga
sekolah dan masyarakat di sekitarnya dalam
melakukan
berbagai
kegiatan
yang
memberikan manfaat baik bagi warga
sekolah, masyarakat maupun lingkungannya
dalam rangka
kegiatan pengelolaan
lingkungan hidup. Pelaksanaan kegiatan
lingkungan bersifat partisipasif di sekolah
diintegrasikan dalam kegiatan pembiasaan
dan
ekstrakurikuler.
Kemudian
memanfaatkan lahan dan fasilitas sesuai
kaidah-kaidah lingkungan hidup melalui:
pembuatan kolam, Green House, taman dan
rumah kompos. Adanya kreativitas dan
inovasi warga sekolah dalam upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup melalui: pembuatan pupuk kompos
dan pengelolaan sanitasi.
Ketujuh, Kegiatan aksi lingkungan
dilakukan setiap hari sabtu dan ditujukan
bagi seluruh warga sekolah. Seluruh warga
sekolah melaksanakan kerja bakti dalam
membersihkan sekolah termasuk orang tua
murid.
Kedelapan, Pengelolaan sarana
pendukung ramah lingkungan dengan cara
pembelian langsung dan hibah dari beberapa
instansi yang telah menjalin kerjasama
dalam program Adiwiyata. Adapun sarana
ramah lingkungan dari pembelian dan hibah
Silvianty Kia, Muh. Najib Husain &
12
tersebut antara lain seperti bak sampah,
gerobak sampah, tanaman holtikultura,
pembangunan Green House. Sumber dana
sarana ramah lingungan berasal dari dana
bantuan operasional sekolah (BOS).
Sosialisasi Program Adiwiyata Dalam
Menjaga
Kebersihan
Lingkungan
memberikan dampak positif pada SDN 01
Kendari Barat dan SDN 01 Baruga tidak
lepas dari adanya proses sosialisasi yang
berjalan dengan baik yang didukung oleh
unsur Pesan (Stimuli, S), Komunikasi
(Organisme, O) dan Efek (Respon, R).
4. KESIMPULAN
Dampak Sosialisasi Program Adiwiyata
Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan
Sekolah secara rinci dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Sosialisasi Program Adiwiyata yang
dilakukan oleh instansi Pemerintah
Provinsi (Badan Lingkungan Hidup
Provinsi
Sulawesi
Tenggara)
dilaksanakan melalui koordinasi ke
Badan Lingkungan Hidup Tingkat
Kota/Kabupaten dan kemudian Badan
Lingkungan
Hidup
Tingkat
Kota/Kabupaten
tersebut
yang
melakukan sosialisasi ke sekolahsekolah.
Bentuk
sosialisasi
yang
dilakukan berupa mengumpulkan seluruh
pihak warga sekolah mulai dari kepala
sekolah, guru-guru, peserta didik, dan
komite sekolah. Dalam sosialisasi ini
disampaikan berbagai macam indikator
inti yang mempengaruhi perubahan dasar
prilaku peserta didik tentang lingkungan.
Sebagian besar penyampaian sosialisasi
yang dilakukan berupa komunikasi
verbal. Pada saat sosialisasi pesan di
sampaikan dengan cara yang menarik
perhatian karena menggunakan bahasa
yang mudah dipahami dan gaya bicara
yang komunikatif.
2. Perbandingan Sekolah Adiwiyata yang
tergolong tingkat Provinsi dan tingkat
Hanur S “Dampak Sosialisasi Program Adiwiyata Dalam
Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah (Studi Komparatif Pada SDN 01 Kendari Barat dan SDN 01
Baruga)
Jurnal Komunikasi Pembangunan
Mandiri dapat dilihat dari status Adiwiyata
(Provinsi dan Mandiri), nilai (minimal 64,
yaitu 80% dari total nilai maksimal untuk
Adiwiyata Provinsi dan nilai 72, yaitu 91%
dari total nilai maksimal untuk Adiwiyata
Mandiri), jenis penghargaan (penghargaan
dari Gubernur, bentuk penghargaan berupa
piagam dan piala untuk Adiwiyata Provinsi
dan untuk Adiwiyata Mandiri, penghargaan
piagam dari Menteri Negara Lingkungan
Hidup dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, piala dari Menteri Lingkungan
Hidup diserahkan oleh Presiden) serta telah
melakukan pembinaan terhadap sekolah
lain, sehingga menghasilkan minimal 10
sekolah Adiwiyata Kabupaten/Kota dan
dapat diusulkan untuk ikut dalam seleksi
penerimaan penghargaan tingkat Asean Eco
School. Sekolah Adiwiyata Provinsi dapat
diusulkan untuk ikut dalam seleksi
penerimaan penghargaan sekolah Adiwiyata
tingkat Nasional.
3.
Dampak,
Program
Adiwiyata
berdampak positif terhadap kegiatan dan
perubahan yang terjadi di sekolah-sekolah.
Hal ini terlihat dari antusiasme dari pihak
sekolah
yang
berupaya
menjadikan
sekolahnya terintegrasi dengan program ini
baik dari segi kurikulum, kegiatan sekolah,
pengadaan, dan lain sebagainya yang
sifatnya berwawasan lingkungan. Setelah
adanya Program Adiwiyata ini, seluruh
elemen sekolah, mulai dari pejabat sekolah,
guru-guru, peserta didik, bahkan komite
sekolah ikut berlomba-lomba dalam
meningkatkan pengelolaan lingkungan yang
baik dan asri. Program Adiwiyata ini
ternyata berhasil menyebabkan adanya
perubahan perilaku positif terhadap warga
sekolah. Hal ini terlihat dari adanya
Silvianty Kia, Muh. Najib Husain &
13
pengakuan dari pihak sekolah bahwa terjadi
perbedaan signifikan sebelum dan setelah
adanya program Adiwiyata ini. Dampak
yang paling terlihat dari program Adiwiyata
ini terciptanya lingkungan yang bersih asri
dan nyaman di lingkungan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Said Zainal. 2004. Kebijakan
Publik.Jakarta:
Yayasan
Pancur
Siwah
Adam, Ahmad Fajarisma Budi. (2014).
“Analisis Implementasi Kebijakan
Kurikulum Berbasis Lingkungan
Hidup Pada Program Adiwiyata
Mandiri di SDN Dinoyo Malang”.
Jurnal Kebijakan dan Pengembangan
Pendidikan (Volume 2, Nomor 2, Juli
2014) Hlm. 166-173.
Arikunto Suharsimi, Cepi Safruddin Abdul
Jabar.
2009.Evaluasi
Program
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Ari H Gunawan. (1996). Administrasi
Sekolah, Administrasi Pendidikan
Mikro. Jakarta: Rineka Cipta
Bajari, Atwar. 2015. Metode Penelitian
Komunikasi: Prosedur, Tren, Dan
Etika.
Bandung:
PT.
Remaja
Rosdakarya.
Bakshi Trilochan S dan Naveh Zeh. 1978.
Environmental Education Principal
Method And Application.New York
and London: Plenum Press
Bustanul Arifin. (2001). Pengelolaan
sumber Daya alam Indonesia. Jakarta:
Erlangga
Brown Lester R. 1999. Masa Depan Bumi.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Cahaya, A. 2009. Pendidikan Lingkungan
Hidup. Cianjur: Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Dan Tenaga
Pendidikan Pertanian.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
dan Menengah Direktorat Pendidikan
Menengah Umum. 1999. Panduan
Hanur S “Dampak Sosialisasi Program Adiwiyata Dalam
Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah (Studi Komparatif Pada SDN 01 Kendari Barat dan SDN 01
Baruga)
Jurnal Komunikasi Pembangunan
Manajemen Sekolah, Dikmenum,
Jakarta.
Effendy.2003. Ilmu Teori dan Filsafat
Komunikasi. Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti.
Eka Prihatin. (2011). Manajemen Peserta
Didik. Bandung: Alfabeta.
Eka Prihatin. (2011). Teori Administrasi
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Erwin Muhamad. 2009. Hukum Lingkungan
Dalam
Sistem
Kebijaksanaan
Pembangunan Lingkungan Hidup.
Bandung: PT Refika Aditama.
Gandhi HW, Teguh Wangsa. 2011. Filsafat
Pendidikan Mazhab Mazhab Filsafat
Pendidikan. Jakarta: Ar-Russ Media.
Hartono. 2006. Bagaimana Menulis
Tesis.Malang: Penerbit Universitas
Muhmadiyah Malang.
Hidayat Zainal. 2011. Metode Penelitian
Kualitatif Perspektif fenomenologi;
Sebuah
Pokok
Pikiran.
FISIP
Universitas Diponegoro,
Indratno, A Ferry T,2007, Kurikulum Yang
Mencerdaskan.Jakarta: Kompas.
Ihrom. 2004. Bunga Rampai Sosiologi
Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Kementerian
lingkungan
hidup.2010.
Panduan Adiwiyata, Asdep Urusan
Penguatan
Inisiatif
Masyarakat.
Jakarta.
Kesuma Dharma,2011, Pendidikan Karakter
Kajian Teori dan Praktek di
Sekolah.Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya.
Kukuh Widiyanto.2011. Partisipasi siswa
SMA Negeri 11 Semarang pada tahun
pelajaran
2010-2011dalam
pelaksanaan program sekolah hijau
atau
Green
schools.
Skripsi.
Semarang.
Littlejohn, Stephen dan Karen A. Foss.
2009. Teori Komunikasi: Theories of
Human Communication. Jakarta:
Salemba Humanika.
Silvianty Kia, Muh. Najib Husain &
14
Microsoft. 2007. Microsoft Encarta
Reference
Library,
Microsoft,
America.
MLE. 2010. MLA Handbook for Writer of
Research Paper, The Modern
Language Association of America.
New York.
Mudyahardjo Redjo.2010. Filsafat Ilmu
Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mohamad Asrori. (2007). Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung: CV
Wacana Prima.
Mulyana E.2011.Managemen Berbasis
Sekolah. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Murtilaksono et.al. 2011. “Secondary and
Higher Education for Development of
in
Indonesia”,
Journal
of
Development
in
Sustainable
Agricultural.
Nana Sudjana. (2009). Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Narwoko & Bagong. 2007. Sosiologi Teks
Pengantar dan Terapan Jakarta:
Kencana.
Nasution S. 1992. Metodologi Penelitian
Naturalistik Kualitatif. Bandung:
Tarsito.
Nugroho Riant. 2008.Kebijakan Pendidikan
Yang Unggul.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Pemerintah Kota Semarang. 2010. Profil
Kota Semarang, Kantor Informasi
Dan Komunikasi Kota Semarang.
Semarang.
Puskurbuk. 2011. Pedoman Pelaksanaan
Pendidikan Karakter. Jakarta.
Raka, Gede et.al. 2011.Pendidikan Karakter
Di Sekolah.Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Riduan. 2010. Managemen Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Rustaman. (2009). Manajemen Kurikulum.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Hanur S “Dampak Sosialisasi Program Adiwiyata Dalam
Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah (Studi Komparatif Pada SDN 01 Kendari Barat dan SDN 01
Baruga)
Jurnal Komunikasi Pembangunan
Sagala Syaiful. 2010.Managemen Strategik
dalam
Peningkatan
Mutu
Pendidikan.Bandung:
Penerbit
Alfabeta.
Strauss, A dan Corbin, J. 2003.Dasar Dasar
Penelitian
Kualitatif.Terjemahan
Muhammad Shodiq dan Imam
Muttaqien.Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar.
Salim Emil. Pembangunan Berwawasan
Lingkungan.1993.
Jakarta:
PT.
Pustaka LP3ES.
Subarsono AG. 2006. Analisis Kebijakan
Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugyono.
2013.
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (1987). Pengelolaan
materiil. Jakarta: Prima Karya
Suryani M. 2009. Pendidikan Lingkungan
Sebagai Dasar Kearifan Sikap dan
Perilaku
Bagi
Kelangsungan
Kehidupan Menuju Pembangunan
Berkelanjutan, Institut Pendidikan
dan Pengembangan Lingkungan,
Jakarta.
Suryosubroto. (1998). Humas Dalam Dunia
Pendidikan: Suatu Pendekatan
Praktis. Yogyakarta: Mitra Gama
Widya
Suwitri Sri.2011. Konsep Dasar Kebijakan
Publik. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Syafaruddin. 2008.Efektivitas Kebijakan
Pendidikan.
Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta.
Syukri Hamzah.
(2013). “Pendidikan
Lingkungan Sekelumit Wawasan
Pengantar. Bandung: PT Rafika
Aditama
Samsul Bahcri, T. Bachtiar, Ahmad Yani.
2008. Geografi Untuk Kehidupan
Seri Negara dan Budayanya.
Jakarta: Unggul Permana Selaras.
Silvianty Kia, Muh. Najib Husain &
15
Tilaar H.A.R dan Nugroho Riant,2009,
Kebijakan Pendidikan, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia.
(2013). Manajemen Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Tatemono
Yoshikazu.
2011.
”Environmental Education at
Sakado Senior High School,
University of Tsukuba”, Journal of
Development
in
Sustainable
Agricultural.
The Jakarta Post. 2011.RI Needs “More”
Disaster Funds.
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang No 32 Pasal 65 ayat 2
Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup.
Wibawa Samodra et.al. 1994. Evaluasi
kebijakan publik. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Wibowo Eddi.2004. Kebijakan Publik Dan
Budaya. Yogyakarta: YPAPI.
William J. Goode. 2007.
Sosiologi
Keluarga. Jakarta : Bumi Aksara,
Hanur S “Dampak Sosialisasi Program Adiwiyata Dalam
Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah (Studi Komparatif Pada SDN 01 Kendari Barat dan SDN 01
Baruga)
Download