persepsi mahasiswa fakultas ilmu komunikasi angkatan

advertisement
PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
ANGKATAN 2007 UNIVERSITAS MERCU BUANA TERHADAP PROGRAM SINETRON
RELIGI PARA PENCARI TUHAN JILID 3 DI SCTV
Diajukan sebagian salah satu syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Program Studi Ilmu Komunikasi
Disusun oleh :
Nama
: Mahathir Muhammad
Nim
: 44105010107
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2010
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
BROADCASTING
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
: Mahathir Muhammad
Nim
: 44105010107
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Studi
: Broadcasting
Judul Skripsi
: Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007
Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 Di SCTV
Jakarta, 27 Mei 2010
Mengetahui
Mengetahui
Pembimbing I
Pembimbing II
(Feni Fasta SE, M.Si)
(Sofia Aunul, M.Si)
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
BROADCASTING
LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: Mahathir Muhammad
Nim
: 44105010107
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Studi
: Broadcasting
Judul Skripsi
: Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007
Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 Di SCTV
Jakarta, 27 Mei 2010
1.
Ketua Sidang
Nama : Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comm
2.
Penguji Ahli
Nama : Drs. Ahmad Mulyana, M.Si
3.
( ……………… )
Pembimbing I
Nama : Feni Fasta, SE, M.Si
4.
( ……………… )
( ……………… )
Pembimbing II
Nama : Sofia Aunul, M.Si
( ……………… )
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
BROADCASTING
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama
: Mahathir Muhammad
Nim
: 44105010107
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Studi
: Broadcasting
Judul Skripsi
: Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007
Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 Di SCTV
Jakarta, 27 Mei 2010
Disetujui dan diterima oleh,
Pembimbing I
Pembimbing II
(Feni Fasta, SE, M.Si)
(Sofia Aunul, M.Si)
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
(Dra. Diah Wardhani, M.Si)
Ketua Bidang Studi
(Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comm)
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
BROADCASTING
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
: Mahathir Muhammad
Nim
: 44105010107
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Studi
: Broadcasting
Judul Skripsi
: Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007
Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 Di SCTV
Jakarta, 27 Mei 2010
Disetujui dan diterima oleh,
Pembimbing I
Pembimbing II
(Feni Fasta, SE, M.Si)
(Sofia Aunul, M.Si)
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
(Dra. Diah Wardhani, M.Si)
Judul Skripsi
Ketua Bidang Studi
(Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comm)
: Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007
Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 Di SCTV
Nama
: Mahathir Muhammad
Nim
: 44105010107
Bilbiografi
: 111 Halaman, V Bab, 16 Lampiran, 28 Buku (1981 – 2007)
ABSTRAKSI
Diantara program acara yang ditampilkan oleh stasiun televisi, Sinetron merupakan program yang banyak
ditampilkan oleh stasiun televisi swasta, luasnya siaran yang tersebar ke seluruh Indonesia membuat pekerja dunia
broadcasting harus berhati-hati menampilkan apa yang akan disiarkan-nya. pemirsa yang bersifat heterogen, informasi
yang diterima pun dipersepsikan berbeda-beda. Para Pencari Tuhan jilid 3 salah satunya, merupakan program hiburan
yang ditayangkan oleh televisi swasta. Berdasarkan dari latar belakang diatas, dirumuskan dalam penelitian ini yaitu
sejauhmana persepsi mahasiswa universitas mercu buana fakultas ilmu komunikasi angkatan 2007 terhadap sinetron Para
Pencari Tuhan Jilid 3 di SCTV. Dengan tujuan ingin mengetahui persepsi dari para mahasiswa universitas mercu buana
fakultas ilmu komunikasi angkatan 2007.
Konsep atau teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah Teori Stimulus – Organisme – Response (S-O-R)
dimana penulis menelaah melalui perhatian, penafsiran, dan pengetahuan guna mendapatkan response dalam perubahan
sikap.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode
Penelitian Survai kepada Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007 Universitas Mercu Buana khususnya
pria dan wanita yang berusia 18 tahun keatas. Dimana penulis mengumpulkan data secara primer yaitu menyebarkan
kuisioner kepada responden yang dilakukan pada tanggal 12 – 21 April 2010 sebanyak 78 responden yang diolah
mengunakan tekhnik purposive sampling. Dari data identitas responden diketahui bahwa seluruh responden pernah
menonton sinetron religi Para Pencari Tuhan jilid 3 ini.
Dari hasil yang diperoleh pada penelitian 80 % responden menyatakan positif 14 % lainya menyatakan Netral dan
6 % responden menyatakan negatif terhadap isi tayangan sinetron religi PPT jilid 3. Pemirsa memiliki persepsi yang
positif terhadap tayangan sinetron religi PPT jilid 3. Mereka menganggap sinetron religi PPT jilid 3 dapat menghibur
serta memberikan pengetahuan yang baik. Sesuai dengan teori behaviorisme “law of effects” pemirsa PPT jilid 3 terus
menonton tayangan ini karena telah memberikan kepuasan berupa hiburan dengan pesan yang segar, penuh nilai religius,
dan yang penting adalah tidak menggurui atau menakut - nakuti. Dengan aspek media massa yang bersifat informatif,
hiburan, pendidikan, pengetahuan dan juga alat kontrol sosial.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kepada Allah SWT Yang Maha Mengetahui yang senantiasa memberikan berbagai rakhmat, nikmat
dan karunianya dalam bidang pengetahuan. Tidak lupa shalawat dan salam penulis sampaikan kepada suri tauladan kita
Nabi Muhammad SAW yang menuntun kita ummatnya hingga akhir zaman, Sembah sujud memohon keridhoan kepada
kedua orang tua penulis yang telah mendidik dan membimbing dalammenjalani kehidupan. Berkat doa dan dukungan
merekalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ” Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana
Fakultas ilmu Komunikasi angkatan 2007 Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan jilid 3 di SCTV”. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana strata satu ( S1 ) Ilmu Komunikasi Universitas
Mercu Buana Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak
membimbing serta membantu penulis, baik yang bersifat moril maupun materil. Dengan demikian pada kesempatan ini,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Feni Fasta, SE, M.Si selaku pembimbing pertama dan Sofie Aunul, M.Si selaku pembimbing kedua, terima kasih
untuk waktu kepercayaan serta bimbingan skripsinya yang sangat berguna bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi dengan baik.
2. Dra. Diah Wardhani, M.Si (Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana).
3. H. Deddy Mizwar yang membuka mata kreatifitas penulis dalam inspirasi, mimpi dan imajinasi yang tak pernah putus
bagi penulis serta pihak Demi Gisela Citra Sinema yang telah memberikan data-data yang berguna dalam penelitian
ini.
4. Bpk. Morisson, sebagai pembimbing akademik, Fakultas Ilmu Komunikasi (Universitas Mercu Buana),
5. H. Surya Muhammad dan Hj. Mardiana (ayah dan mama) tercinta yang memberikan nafas-nya untuk menghidupiku,
doa yang tak pernah putus serta amanat-amanatnya yang-kan kujaga dan kujalani. ”Hal terindah adalah lahir dari
rahimmu dan dibesarkan dengan tangan lembutmu”.
6. Cut Imelda Kusuma, SE kakakku tersayang yang memberikan semanggat dengan cinta nya kepada penulis dalam doa
serta dukungannya baik moril maupun materil. ”Aku sayang kakak”.
7. Faisal Sudharma-Ulfayanti (abang dan istri) Terimakasih yang sebesarnya atas doa dukungan dan semangat yang
kalian berikan serta wajah ceria ponakanku yang cantik Carissa Fatihah Arsavina. ‘Tatap duniamu dengan senyuman
nak”.
8. Indah Permata Sari istriku yang selalu mensupport penulis dengan semanggat dan kesabarannya terima kasih atas doa
dan dukungannya yang sangat berarti sekali dan menguatkan penulis untuk bisa menyelesaikan skripsi ini. Serta
Putriku alasan dalam hidup ini Najwa Aurelia Azahra yang menguatkan penulis dalam menatap hari depan yang lebih
baik ”Kehidupan penuh dengan perjuangan, perjalanan yang berliku dengan krikil tajam yang menusuk, namun
tetaplah berjalan walau berat kaki kau angkat”.
9. Untukmu Sahabat (Bisma Suluh Septianju, Panji Saputra, Rifky Mochamad, Mochamad Reza, Andi Mario Wawo,
Ajie Bhodonk, Rizky Qibul, Alam Rizki Saputra, Ade Engkong Apriyanto, Abi, Awank, Bothem, Ferdinand, Jack,
Q-tink, Ridho, Oemie, Rinni, Anya, Adi Bapao Santoso, Raden Mas Rio, Wira Laga, Willy Adrianto, Hendry
Bandrek, Paul, Adi Nugroho, Eka Ihtem, Bayour, felix’s, Topan, Iyus, Ix-you terima kasih atas support kalian yang
diberikan kepada penulis.
10. Sahabat kecil (Wahyu, Risky, Rikiemon, July, Andrew, Indra, Azis) “wew kemana aja? gw pinjem printer sama
modem dong, skripsi nih” semoga kita sukses selalu.
11. Fikom Photography Club, Teater Amoeba, Panorama, Bau Tanah, Lantai 2 Production terimakasih untuk tempat
menuangkan inspirasi mimpi yang penuh imajinasi menjadi hasil karya yang baik dan indah. “Keep our dream alive
and we will survive”.
12. Terima kasih kepada seluruh staff Pengajar Program Studi Broadcasting yang telah memberikan banyak ilmu
pengetahuan kepada penulis.
Serta semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak disebutkan namanya satu-persatu, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
peneliti menerima segala saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini bisa
bermanfaat dan berguna bagi siapa saja maupun bagi peneliti sendiri.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 27 Mei 2010
Penulis
Mahathir Muhammad
DAFTAR ISI
JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI................................................. i
LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI.......................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI................................................................... iv
ABSTRAKSI .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………...…
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………
1.4 Signifikasi Penelitian……………………………………………..
1.4.1 Signifikasi Akademis……………………………………….
1
12
12
13
13
13
1.4.2 Signifikasi Praktis…………………………………..…….... 13
BAB II TUJUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa………………………………….………...….. 14
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa…………………………..…. 14
2.1.2 Proses Komunikasi Massa..................................................... 17
2.1.3 Karakteristik Komunikasi Massa……….………………….. 22
2.1.4 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Massa.................................. 26
2.1.5 Media Massa......................................................................... 28
2.2 Televisi Sebagai Media Massa........................................................ 31
2.2.1 Pengertian Televisi…………………………………………. 32
2.2.2 Fungsi Televisi……………………………………….…….. 35
2.2.3 Karakteristik Media Televisi.................................................. 35
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Televisi...................................... 36
2.3 Program Televisi............................................................................. 37
2.3.1 Pengertian Program Televisi.................................................. 37
2.3.2 Jenis Program Televisi……………………………………... 38
2.4 Sinetron………………………………………….……………….. 42
2.4.1 Karakteristik Sinetron............................................................ 43
2.4.2 Isi Sinetron............................................................................. 43
2.5 Persepsi........................................................................................... 45
2.5.1 Pengertian Persepsi................................................................ 45
2.5.2 Perhatian (Attention)……………………………………….. 46
2.5.3 Penafsiran (Interpretation)………………………….……… 48
2.5.4 Pengetahuan (kognitif)........................................................... 50
2.6 Khalayak…………………………………………………………. 50
2.6.1 Karakteristik khalayak……………………………………... 52
2.7 Teori Stimulus – Organisme- Response (S-O-R)………………... 53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian................................................................................ 57
3.2 Metode Penelitian........................................................................... 58
3.3 Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 59
3.3.1 Data Primer............................................................................ 59
3.3.2 Data Sekunder........................................................................ 59
3.4 Populasi dan Sampel....................................................................... 60
3.4.1 Populasi.................................................................................. 60
3.4.2 Sampel....................................................................................
3.5 Definisi Operasionalisasi Konsep................................................... 62
3.5.1 Definisi Konsep..................................................................... 62
3.5.1.1 Persepsi……………………………………………. 62
3.5.1.2 Program…………………………………………… 62
3.5.1.3 Sinetron Religi…………………………………..… 63
3.5.2 Operasionalisasi Konsep………………………………….... 63
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data............................................. 70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Demi Gisela Citra Sinema .................................................. 74
4.1.1 Sekilas tentang Demi Gisela Citra Sinema .......................... 74
4.1.1.1 Filmografi PT Demi Gisela Citra Sinema ............... 75
61
4.1.1.2 Sinetron Yang Telah Diproduksi ...........................
4.1.1.3 Penghargaan Yang Pernah Diraih ..........................
4.1.2 Profil Sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 3 ...........................
4.1.2.1 Sinopsis ................................................................
4.1.2.2 Para Pemain ..........................................................
4.2 Hasil Penelitian ...........................................................................
4.2.1 Karakteristik Responden ....................................................
4.2.2 Frekuensi Menonton Televisi .............................................
4.2.3 Persepsi Terhadap Sinetron religi PPT jilid 3 .....................
4.2.3.1 Tahap Perhatian Terhadap Isi
Sinetron religi PPT jilid 3 .....................................
76
78
79
79
83
84
84
86
89
90
4.2.3.2 Tahap Penafsiran Terhadap Isi
Sinetron religi PPT jilid 3 ..................................... 94
4.2.3.3 Tahap Pengetahuan Terhadap Isi
Sinetron religi PPT jilid 3 ..................................... 99
4.2.4 Persepsi terhadap Isi Tayangan
Sinetron religi PPT jilid 3 ..................................................
4.2.5 Pembahasan .......................................................................
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................
5.2 Saran ......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
105
105
111
111
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
2.1
3.1
3.2
3.3
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
Formula Lasswell……………………………………….
18
Populasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi……….
60
Operasionalisasi Konsep………………………………..
67
Skala Likert……………………………………………..
72
Filmografi PT Demi Gisela Citra Sinema ....................................... 75
Sinetron Yang Telah Diproduksi PT Demi Gisela Citra Sinema ...... 76
Para Pemain Sinetron Religi Para Pencari Tuhan jilid 3 .................. 83
Jenis Kelamin
84
Usia Responden ............................................................................. 84
Jurusan Pendidikan Responden ...................................................... 85
Frekuensi Menonton Televisi ......................................................... 86
Lama Menonton Televisi ............................................................... 87
Pernah Menonton Para Pencari Tuhan jilid 3 .................................. 88
Intensitas Menonton Sinetron Religi PPT jilid 3
88
Kefokusan Menonton Sinetron Religi PPT jilid 3 ........................... 89
Perhatian Terhadap Isi Pesan Sinetron Religi PPT jilid 3 ................ 90
Perhatian Terhadap Karakter Sinetron Religi PPT jilid 3
(Protogonis Antagonis dan Tritagonis) .......................................... 91
Tabel 4.14 Perhatian Terhadap Dialog Maupun Simbol
Dalam Cerita Sinetron Religi PPT jilid 3 ........................................ 91
Tabel 4.15 Perhatian Terhadap Konflik Dalam Cerita Sinetron Religi
PPT jilid 3 (rangkaian kejadian yang menyebabkan sebab akibat) ... 92
Tabel 4.16 Perhatian Terhadap Setting Lokasi Akting Maupun Mimik
Dalam Sinetron Religi PPT jilid 3 .................................................. 93
Tabel 4.17 Perhatian Terhadap Musik Pengisi Dalam Sinetron Religi
PPT jilid 3 (guna memperkuat atmosfir) ......................................... 94
Tabel 4.18 Penafsiran Terhadap Isi Pesan Sinetron Religi PPT jilid 3 .............. 94
Tabel 4.19 Penafsiran Terhadap Kesesuaian Karakter Sinetron Religi
PPT jilid 3 (Protogonis Antagonis dan Tritagonis) ......................... 95
Tabel 4.20 Penafsiran Terhadap Dialog Maupun Simbol Dalam
Cerita Sinetron Religi PPT jilid 3 ................................................... 96
Tabel 4.21 Penafsiran terhadap konflik dalam cerita sinetron religi
PPT jilid 3 (rangkaian kejadian yang menyebabkan sebab akibat) ... 97
Tabel 4.22 Penafsiran terhadap setting lokasi akting maupun mimik
dalam religi sinetron PPT jilid 3 ..................................................... 97
Tabel 4.23 Penafsiran trhadap musik pengisi dlam sinetron religi PPT jilid 3
(guna memperkuat atmosfir) .......................................................... 98
Tabel 4.24 Unsur sosial budaya agama ekonomi dan politik ada
Dalam sinetron religi PPT jilid 3 .................................................... 99
Tabel 4.25 Nama marbot musholah yang diperankan oleh Deddy Mizwar dalam menjadi tokoh
Protogonis dalam sinetron religi PPT jilid 3 ................................... 101
Tabel 4.26 Secara sombolis Asrul adalah sarjana S1 yang mengalami pahitnya kehidupan, sosok fakir
miskin yang susah dalam mencari kerja, namun dia tak pernah mengeluh dan slalu berdoa.
Sosok asrul dalam dialog sinetron religi PPT jilid 3 ........................ 101
Tabel 4.27 Saat pemilihan RW pak Juk’eng Mawardi tukang sayur membagikan sembako agar terpilih,
Maulana Malik Ibrahim preman kampung pun ikut serta iya membersihkan kampung, dan pak
Idrus Madani Rw lama memberikan uang kepada warga agar terpilih kembali. Tapi itu semua
hanya dilakukan karna adanya pemilihan ketua RW semata. Ini ditampilkan sebagai refleksi
pemilihan umum kita yang baru berlangsung. Lalu yang terpilih menjadi Rw baru dalam
sinetron religi PPT jilid 3 ............................................................... 102
Tabel 4.28 Setting lokasi seakan ditanah Suci Mekah serta Akting yang diperankan personel grup lawak
Trio Bajaj memberikan warna sendiri dimana mereka sekarang sudah menjadi Haji dimana
sebelumnya mereka hanyalah sekelompok narapidana. nama pelawak Trio Bajaj tersebut
103
Tabel 4.29 Judul lagu dan yang menyanyikan soundtrack sinetron religi PPT jilid 3 ini untuk memperkuat
atmosfir ......................................................................................... 103
Tabel 4.30 Sutradara sinetron religi PPT jilid 3
104
Tabel 4.31 Persepsi terhadap isi tayangan sinetron religi PPT jilid 3 ................ 105
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita lakukan perlu melibatkan aktivitas
yang disebut komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan secara verbal maupun non-verbal. Komunikasi yang lazim
digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah berbicara. Apa yang kita katakan dan bagaimana mengatakannya akan
mempengaruhi sukses tidaknya kita dalam kehidupan. Karena itu komunikasi merupakan hal terpenting dalam
menunjukan keberadaan seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar persona, tetapi dapat pula melibatkan sekian
banyak orang. Komunikasi yang melibatkan sekian banyak orang dikenal dengan Komunikasi Massa.
Komunikasi massa merupakan proses sebuah organisasi dalam menyampaikan pesan kepada khalayak yang
tersebar untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi massa memiliki karakteristik, diantaranya komunikasi ditujukan
pada khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim. Pada proses komunikasi massa diperlukan adanya media sebagai
alat untuk menyampaikan pesan. Media yang digunakan tentunya memiliki ciri khas masing-masing.
Media Massa adalah alat untuk mengkomunikasikan pesan secara serempak kepada khalayak. Media massa
terbagi menjadi media massa cetak dan media massa elektronik. Salah satu media massa elektronik yang sudah dikenal
oleh khalayak adalah televisi. Televisi dengan karakteristik audio visualnya, mampu mempengaruhi orang banyak.
Khalayak dapat menyaksikan setiap acara yang disajikan oleh stasiun televisi. Penyaluran informasi dengan menggunakan
media massa terbagi atas dua bagian yaitu : media massa periodik yang berarti terbit secara teratur pada waktu-waktu
yang sudah ditentukan sebelumnya. Seperti surat kabar, televisi, radio, dll. Dan media massa nonperiodik yang berarti
bersifat sementara (eventual) tergantung pada peristiwa yang diselenggarakan. Seperti rapat, seminar, dll. Dalam
penelitian ini penulis akan membahas tentang media televisi.
Media massa, khususnya televisi merupakan salah satu kekuatan yang berpengaruh bagi pembentukan citra,
pengetahuan dan pendidikan bagi manusia mengenai berbagai pristiwa yang terjadi di seluruh dunia.
Menurut Maxwell McCombs dan Donald Shaw,” Audiens tidak hanya mempelajari berita-berita dan hal-hal
lainnya melalui media massa, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting diberikan pada suatu isu atau topik dari
cara media massa memberikan penekanan terhadap topik tersebut.”1
Televisi mempunyai karakteristik meluas, heterogen, anonim, tersebar, serta tidak mengenal batas geografis
kultural dalam menyampaikan informasi kepada khalayak. Oleh karena itu informasi yang diberikan dapat diterima secara
cepat dan serentak. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan media paling berpengaruh dalam
membentuk sikap dan keperibadian masyarakat secara luas.
Dalam era globalisasi sekarang ini kebutuhan akan informasi sangatlah penting. Hal ini dapat terlihat dari semakin
berkembangnya media komunikasi dan Informasi telah memungkinkan orang di seluruh dunia untuk dapat
berkomunikasi. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan peran media massa untuk memenuhi kebutuhan akan informasi
tersebut. Di Indonesia pertumbuhan media massa berkembang sangat signifikan melihat perkembangan pertelevisian,
radio maupun cetak sangat pesat. Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak
orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi di bandingkan dengan waktu yang di gunakan
untuk mengobrol dengan keluarga atau untuk membaca buku. Hal ini memicu para pemilik modal berlomba-lomba
melebarkan sayapnya di Industri pertelevisian sehingga stasiun televisi di Indonesia mulai bermunculan.
1
S.Djuarsa Sendjaja, Dkk, Teori komunikasi. Jakarta: Pusat penerbitan Universitas Terbuka, 2004, 25.
Dahulu perkembangan televisi di indonesia berjalan lambat. Hampir selama 27 tahun masyarakat Indonesia hanya
menonton satu-satunya siaran televisi yang ada, Bermula dari stasiun televisi milik pemerintah (TVRI) pada tanggal 24
Agustus 1962 dan kini telah berkembang menjadi belasan Televisi Swasta yang berada di Jakarta dan Daerah. Pada
tahun 1989, pemerintah memberikan izin operasi kepada kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi
RCTI yang merupakan Televisi swasta pertama di Indonesia, di susul kemudian dengan SCTV, Indosiar, ANTV, dan
TPI. Pasca era reformasi tahun 1998, kebutuhan masyarakat akan informasi semakin bertambah dan kebebasan pers
menjelang tahun 2000 di resmikan serentak lima stasiun televisi swasta baru yaitu Metro TV, Trans TV, TV 7, TV One,
dan Global TV. Sehingga kini penonton televisi Indonesia memiiliki banyak pilihan untuk menikmati berbagai program
televisi.
Dengan banyaknya jumlah stasiun televisi di Indonesia menyebabkan industri pertelevisian semakin kompetitif
dalam menyajikan program-program unggulannya dan membuat peta persaingan di layar kaca semakin ketat. Adu
programpun dilakukan untuk memperebutkan pemirsa dan pengiklan. Setiap stasiun televisi dapat menayangkan berbagai
program yang jumlahnya sangatlah banyak dan beragam seperti berita, film, sinetron, olah raga, musik, kuis, games
show, reality show, variety show dan sebagainya. Program sinetron adalah program yang banyak disukai khalayak
namun banyak juga yang tidak menyukai program ini.
Program yang ingin penulis teliti adalah program pada bulan Ramadhan. Selain memberikan hiburan program ini
juga dapat memberikan pendidikan bagi khalayak luas, terutama remaja. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penulis
adalah Program Ramadhan Para Pencari Tuhan Jilid 3 yang ditayangkan oleh SCTV setiap hari, Dini hari jam 02:30
dan ulangannya pada malam hari setelah adzan maghrib 18:00 Bagi yang sahur sekitar jam 3 pagi, mungkin pernah atau
sesekali menonton sebuah sinetron yang ditayangkan oleh SCTV yang berjudul Para Pencari Tuhan jilid 3.
Alasan penulis mengambil program tayangan ini untuk diteliti adalah karena program ini mendapatkan rating
yang tinggi dengan isi pesan yang sangat bermutu dibidang pendidikan agama serta sosial dalam masyarakat. Sinetron ini
berbeda dari sinetron yang lainnya yang hanya memperlihatkan kemewahan, ketampanan dan kecantikan, hal ini cukup
disayangkan karena pesan pendidikan akan budaya Indonesia sangat sedikit. Alasan dipilihnya Sinetron yang ditayangkan
di televisi nasional karena disinilah media massa atau televise sebagai media yang dapat mencangkup luasnya khalayak
yang menonton, gratis dan dapat dikonsumsi oleh siapa saja. Dan karena itulah penulis ingin mengangkat sinetron religi
Para Pencari Tuhan jilid 3 yang selanjutnya disingkat PPT jilid 3 sebagai objek penelitian penulis mengambil responden
Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana yang selanjutnya disingkat Mahasiswa Fikom-UMB atas
perhatian penafsiran dan pengetahuan yang akan menghasilkan sikap.
Artta Ivano salah satu tokoh dalam sinetron ini mengatakan “Sinetron PPT kembali menemani para pemirsa
SCTV selama Ramadan dalam jilid 3. Buat para penggemarnya pasti film ini sudah ditunggu-tunggu dan menjadi film
yang wajib ditonton. Selama dua tahun berturut-turut, Para Pencari Tuhan memang selalu menduduki top program
sahur. Di sekuel yang ketiga, sinetron besutan Deddy Mizwar ini kembali menawarkan kisah yang lebih segar dari
sebelumnya. Bang Jack yang diperankan Deddy Mizwar bersama tiga sahabatnya yang mantan napi Juki, Barong,
Chelsea dikisahkan telah menunaikan ibadah haji. Setelah itu, Bang Jack ingin kembali ke Tanah Suci. Namun saat
niatnya akan terwujud, seorang kepala maling menghentikan langkah Bang Jack. Sang maling menganggap Bang Jack
hanya ingin masuk surga sendiri meninggalkan saudara dan anak buahnya. Sementara dua sahabat, Asrul dan Udin
Hansip juga ingin mewujudkan cita-citanya untuk menunaikan ibadah haji. Di tengah kemiskinan, keduanya bekerja
serabutan agar bisa naik haji. Pengambilan gambar sinetron yang ceritanya ditulis oleh Wahyu HS ini berlangsung di
kawasan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat. Cerita sinteron PPT jilid tiga masih diwarnai konflik percintaan. Masalah pelik
mendera cinta Azam diperankan Agus Kuncoro dan Aya yang diperankan Zaskia Adya Mecca. Jelang pernikahan,
Kalila yang diperankan Artta Ivano masuk dalam lingkaran cinta segi tiga di antara Azam dan Aya. Meskipun Azam
sudah berjanji untuk menikahinya, tapi perasaan Azam pada Kalila mengganggu hubungan Azam dan Aya. karena
Aya juga sahabat kecil Kalila. Baha yang diperankan oleh Tora Sudiro juga menjadi sosok yang hadir dalam
kehidupan Kalila. Chelsea juga mengalami masalah saat akan rujuk bersama mantan istrinya. Demikian juga Barong
yang tidak disetujui keluarga pacarnya. Pokoknya konfliknya mantap deh,"2
Sinetron religi ini memanglah ada setiap tahunnya yang bermulai pada tahun 2007 hingga kini. “PPT” bercerita
tentang kehidupan seorang merbot (penjaga mushala) bernama Bang Jack (Deddy Mizwar) dan ketiga muridnya yang
mantan narapidana, yaitu Chelsea (Melki Bajaj), Barong (Aden Bajaj), dan Juki (Isa Bajaj). Setelah keluar dari penjara,
Barong diusir dari komplotan curanmor lantaran sering menyanyi di pengadilan. Setali tiga uang, Juki yang mantan
copet, ditolak mentah-mentah saat kembali ke rumah ibunya. Nasib Chelsea agak berbeda. Ketika akan mengajak rujuk
kembali dengan mantan istrinya, Marni (Anggia Jelita). Ternyata sang istri sudah menikah dengan Sumarno, polisi yang
menjebloskannya ke penjara.
Akhirnya mereka bertiga secara tak sengaja bertemu dan luntang-lantung menyusuri Jakarta yang tak lagi ramah.
Seharian mereka menjumpai warung tutup. Hati mereka makin sakit, merasa dunia sudah benar-benar menutup diri bagi
mereka. Mereka baru tersadar saat ada yang memberitahu bahwa hari ini adalah hari pertama bulan puasa, sehingga tak
ada orang makan di warung.
Ketiganya kemudian terdampar di sebuah mushala bernama At-Taufiq. Di sana ada Bang Jack, penjaga mushala
yang fanatik dengan bedug. Dia tak mau adzan jika belum menabuh bedug. Mantan tukang jagal ini akhirnya tak hanya
menerima ketiga narapidana tersebut tapi sekaligus sudi membimbing mereka ke jalan yang benar. Sebenarnya ilmu
agama Bang Jack sendiri pas-pasan sehingga dalam penerapan agama sering keliru. Untunglah ada Aya (Zaskia adya
mecca) yang membantunya. Gadis cantik penjual kolak dan pengelola perpustakaan gratis ini paham soal agama. Aya
adalah adik ipar Ustad Ferry (Akri Patrio), sang ketua pengurus mushala, yang pamornya tengah menanjak setelah
2
. Dunia adalah ujian menuju hidup yang abadi (2009, 20 Agustus). Blogspot. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2009 dari
http://produser-eksekutif.blogspot.com/2009/08/para-pencari-tuhan-jilid-3
menjadi komentator di sebuah televisi. Belakangan popularitasnya tersaingi oleh istrinya sendiri, Haifa (Annisa Suci
Wulandari).
Dalam sinetron ini juga ditampilkan hubungan yang unik antara Bang Udin (Udin Nganga), seorang hansip, dan
sahabatnya Asrul (Asrul), seorang pria beristri satu beranak empat, dengan Pak Jalal (Jarwo Kuat). Bang Udin dan Asrul
sering merasa kesal dengan Pak Jalal yang merupakan orang paling kaya di kampungnya. Sekesal apapun mereka tetap
mendatangi Pak Jalal untuk diberikan pekerjaan pada saat mereka kekurangan uang untuk biaya hidup. Selain itu,
sinetron ini juga diwarnai dengan kisah cinta Aya dengan Azzam (Agus Kuncoro), teman masa kecil Aya, yang
berliku-liku. Walau lamarannya sudah tiga kali ditolak, Azzam tetap pantang menyerah mengejar cinta Aya.
Setelah sukses dengan penayangan musim pertamanya (2007), pada Bulan Ramadhan 2008 (1-30 September
2008) ditayangkan musim kedua yang diberi judul "Para Pencari Tuhan Jilid Dua". Seluruh tokoh yang ada pada musim
pertama tetap dipertahankan pada musim kedua, bahkan bertambah dengan tokoh Baha (Tora Sudiro) yang merupakan
teman masa kecil Asrul yang menjadi pelaut. Baha muncul menemui Asrul saat kapalnya mendarat di pelabuhan. Baha
yang bertato dan pemabuk memberikan warna berbeda pada sinetron ini. Selain itu, plot percintaan Aya dan Azzam
(Zaskia dan Agus Kuncoro) mulai "memanas" dengan terlibatnya orang ketiga yang selama ini menjadi sahabat mereka,
yaitu Kalila. Sudah dua musim sinetron religi ini cerita dan skenario tetap ditulis oleh Wahyu HS. tetap favorit dan
mengungguli program-program sahur lainnya.
Jilid ketiga ditayangkan di stasiun TV SCTV selama Ramadhan 2009 pukul 02:30-05:00. Pada jilid ketiganya,
sinetron religi besutan aktor senior, Deddy Mizwar dan Kiki Zakaria memberikan alur cerita yang dibumbui drama cinta
segitiga antara Aya (Zaskia Adya Mecca), Azzam (Agus Kuncoro), dan Kalila (Atta Ivano). Tak itu saja, konflik pun
kembali ditebar lewat karakter yang diperankan personel grup lawak Trio Bajaj, Isa, Melky dan Aden, yang menjadi
murid Bang Jack (Deddy Mizwar), yang dikisahkan baru kembali dari Tanah Suci Mekkah.
Dan tentunya, tak ketinggalan aroma pemilu juga melengkapi racikan sinetron yang tetap didukung sejumlah
muka lama seperti Jalal (Jarwo Kuat), Udin Hansip (Udin Nganga), Ustadz Ferry (Akrie Patrio), hingga Baha (Tora
Sudiro). Kali ini ada cerita pemilu, pemilihan RW sebagai refleksi pemilihan umum kita yang baru berlangsung serta
Bang Jack yang diperankan Deddy Mizwar bersama tiga sahabatnya yang mantan napi Juki, Barong, Chelsea dikisahkan
telah menunaikan ibadah haji. Setelah itu, Bang Jack ingin kembali ke Tanah Suci. Namun saat niatnya akan terwujud,
seorang kepala maling menghentikan langkah Bang Jack. Sang maling menganggap Bang Jack hanya ingin masuk surga
sendiri meninggalkan saudara dan anak buahnya. Sementara dua sahabat, Asrul dan Udin Hansip juga ingin mewujudkan
cita-citanya untuk menunaikan ibadah haji. Di tengah kemiskinan, keduanya bekerja serabutan agar bisa naik haji.
Pengambilan gambar sinetron yang ceritanya ditulis oleh Wahyu HS ini berlangsung di kawasan Jatiasih, Bekasi,
Jawa Barat. Cerita sinteron Para Pencari Tuhan jilid tiga masih diwarnai konflik percintaan. Masalah pelik mendera cinta
Azam diperankan Agus Kuncoro dan Aya yang diperankan Zaskia Adya Mecca. Jelang pernikahan, Kalila yang
diperankan Artta Ivano masuk dalam lingkaran cinta segi tiga di antara Azam dan Aya. Meskipun Azam sudah berjanji
untuk menikahinya, tapi perasaan Azam pada Kalila mengganggu hubungan Azam dan Aya. karena Aya juga sahabat
kecil Kalila. Baha yang diperankan oleh Tora Sudiro juga menjadi sosok yang hadir dalam kehidupan Kalila. Chelsea
juga mengalami masalah saat akan rujuk bersama mantan istrinya. Demikian juga Barong yang tidak disetujui keluarga
pacarnya.
Pada 2008 ini PPT ternyata masih bertaji. Tayangan tersebut menurut riset AGB Nielsen mencapai angka
share rata-rata 24,9 %.
"Kesuksesan PPT tahun lalu menjadi pondasi penting dalam mendongkrak performa PPT2 dari hari pertama tayang.
Secara pasti, share PPT2 bergerak positif dengan perolehan share tertinggi menurut AGB Nielsen mencapai angka
29,5% pada tanggal 5 September lalu," jelas Senior Manajer Humas SCTV Budi Darmawan dalam rilis yang diterima
detikhot Selasa (12/9/2008). 3
SCTV berawal hanya dari sebuah stasiun televisi lokal. SCTV (awalnya singkatan dari 'Surabaya Central
Televisi') mengudara pertama kali pada tanggal 24 Agustus 1990 di Surabaya, Jawa Timur, dengan jangkauan wilayah
Surabaya dan sekitarnya (Gresik, Lamongan, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Pasuruan, Bangkalan). Pada tahun 1991,
didirikan stasiun SCTV Bali di Denpasar dan SCTV Surakarta di Surakarta. Sejak itu kepanjangan SCTV menjadi Surya
Citra Televisi. Pada tahun 1993 barulah SCTV mengudara secara nasional. Secara bertahap, dalam kurun waktu
1993-1998 SCTV memindahkan basis operasi siaran nasionalnya dari Surabaya ke Jakarta. Saat ini kantor pusatnya di
Senayan City Jalan Asia Afrika Lot 19, Jakarta Pusat. SCTV juga memiliki studio penta di kawasan Kebon Jeruk,
Jakarta Barat. Sejak pertengahan 90-an, SCTV yang semula satu manajemen dengan RCTI akhirnya keduanya berpisah
manajemen. Saat ini kepemilikan SCTV dikuasai oleh grup Elang Mahkota Teknologi, melalui PT.Surya Citra Media
Tbk. Direktur Utama SCTV ialah Fofo Sariaatmadja.
Menonton program televisi berarti audience memperhatikan. Lalu menyimpulkan informasi-informasi yang
diterima oleh panca indra khususnya mata telinga lalu menafsirkannya dan diolah menjadi sebuah pengalaman tentang
objek, peristiwa dan hubungan yang diperoleh. Kemudian hal tersebut akan membentuk sebuah pengetahuan dan akan
membuat perilaku audience berubah. Proses-proses ini di sebut dengan pesepsi. Persepsi merupakan pemberian makna
pada stimuli indrawi (sensory stimuli).4 Persepsi merupakan proses yang paling awal di dalam keseluruhan pemrosesan
informasi yang dilakukan oleh manusia.
Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan didalam ingatan) untuk
mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasi stimulus (ransangan) yang diterima oleh alat indra seperti mata,
telinga, dan hidung.
Perhatian (attention) adalah proses konsentrasi pikiran atau pemusatan aktivitas mental (attention is a
3
. Share sinetron para pencari tuhan Jilid 3 (2008, 12 September). Detik [online]. Diakses pada tanggal 20 agustus 2009. dari
http://detikhot.com/read/2008/09/12/185825/1005350/231/para-pencari-tuhan-paling-laris-saat-sahur
4
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004,51.
concentration of mental activity).5 Proses perhatian melibatkan pemusatan pikiran pada tugas tertentu, sambil
mengabaikan stimuli lain yang mengganggu.
Penafsiran merupakan proses dimana penerima memberikan arti terhadap pesan yang diterimanya,
mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteknya, dan mengisinya dengan interprestasi yang konsisten dengan
rangkaian stimuli yang dipersepsikan.
Kognitif terfokus pada bagaimana pikiran manusia memproses informasi sehingga menjadi pengetahuan yang
disimpan didalam ingatan, kemudia menggunakan pengetahuan itu di dalam melakukan tugas-tugas atau
aktivitas-aktivitasnya.
Alasan mengambil koresponden Mahasisiwa Fikom UMB adalah karena mahasiswa dapat berpikir secara objektif
dinamis inisiatif kreatif dan inovatif dan dengan latar belakang yang beragam seperti : kultur, agama, sosial, ekonomi dan
juga tempat tinggal yang berbeda dari setiap mahasiswa. Kenapa Fakultas Ilmu Komunikasi atau disingkat Fikom, ini
juga karna mahasiswa dari Fikom ini mengerti sebuah masalah yang terjadi dari media komunikasi secara teori dan
terapannya. Mahasiswa Fikom UMB terbagi atas empat jurusan yaitu, Broadcasting, Publik Relations, Marketing
Communications dan Visual Comunnications. Yang secara dasar mempelajari secara mendalam media massa pada
khususnya dan komunikasi massa pada umumnya. Mereka memahami fenomena yang terjadi pada media massa pada saat
ini, televisi salah satunya. Angkatan 2007, karna pada saat penulis meneliti angkatan ini sedang menjalani perkuliahan
secara normal dan aktif sebagai mahasiswa.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut:
“ Sejauhmana Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007
terhadap Program Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 di SCTV?”
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui bagaimana Persepsi yang ada pada Mahasiswa Fakultas Ilmu
Komunikasi Angkatan 2007 Universitas Mercu Buana terhadap Program Sinetron Religi PPT Jilid 3 di SCTV,
Kaitannya terhadap aspek media massa yang bersifat informatif, hiburan, pendidikan, pengetahuan dan juga alat kontrol
sosial.
1.4
Signifikansi Penelitian.
1.4.1Signifikansi Akademis
Hasil Penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu komunikasi, khususnya di
bidang Broadcasting mengenai persepsi khalayak terhadap program tayangan televisi, yang dalam hal ini adalah program
5
Suharnan, MS, Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi, 2005,40.
Sinetron. Selain itu penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi siapa saja yang membutuhkan.
1.4.2Signifikansi Praktis
Penelitian ini secara praktis di harapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi para broadcaster atau
pekerja stasiun televisi, rumah produksi pada umumnya dan sebagai bahan evaluasi kepada stasiun televisi dan PT Demi
Gisela Citra Sinema pada khususnya, dalam segi persepsi khalayak terhadap tayangan tersebut.
BAB II
TUJUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Massa
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak organisasi atau institusi
yang menyampaikan informasi atau pesan kepada khalayak yang heterogen, dan anonym. Berbicara mengenai
komunikasi massa tidak lepas dari elemen-elemen seperti: komunikator, isi pesan, saluran, komunikan, dampak dan
umpan-balik. Komunikator diartikan yakni seseorang atau sekelompok orang atau suatu organisasi atau institusi yang
menyampaikan informasi atau pesan kepada khalayak.
Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa Inggris Mass Comunication sebagai kependekan dari mass media
comunication artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass
comunications atau comunications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan
dari media of mass comunication.6
Kata massa dalam komunikasi massa dapat diartikan lebih dari sekedar ”orang banyak” sebagaimana
orang-orang yang sedang memgerumuni penjual obat ditrotoar tetapi dapat diartikan sebagai ”meliputi semua orang
yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran.” Massa mengandung
pengertian orang banyak. Mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama. Mereka dapat tersebar atau terpensar
di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pasan-pesan komunikasi
yang sama.
Komunikasi menurut DeFleur dan Dennis McQuail didalam bukunya ”Understanding mass comunication
(1985)”, menyebutkan bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator
menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas dan secara terus menerus menciptakan makna-makna
6
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo, 2004, 69.
yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.7
Komunikasi massa menurut Jalaludin Rakhmat merupakan jenis komunikasi yang di tujukan kepada sejumlah
khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak dan elektronik sehingga pesan yang sama dapat
diterima secara serentak dan sesaat.8
Ada beberapa sifat yang melekat dalam komunikasi massa dan sekaligus membedakannya dengan bentuk
komunikasi yang lainnya. Sifat-sifat tersebut diantaranya adalah :
1. Sifat komunikator
Berbagai pesan yang terbit dari suatu media massa sebenarnya bukan lagi milik perorangan, tetapi hasil
rembugan, olahan redaksi atau keputusan dari kebijaksanaan organisasi yang menerbitkannya.
2. Sifat pesan.
Pesan komunikasi massa bersifat umum, universal tentang berbagai hal dari berbagai tempat di muka bumi.
Sementara itu, isi media massa adalah tentang berbagai peristiwa apa saja yang patut di ketahui oleh
masyarakat umum. Tidak ada pesan komunikasi massa yang hanya di tujukan kepada suatu masyarakat
tertentu.
3. Sifat media massa.
Komunikasi masa nampaknya lebih bertumpu pada andalan teknoligi pembagi pesan dengan menggunakan
jasa industri untuk memperbanyak dan melipat gandakannya. Bantuan industri mengakibatkan berbagai pesan
akan menjagkau khalayak dengan cara yang cepat serta tepat secara terus menerus.
4. Sifat komunikasi
Komunikasi dalam suatu komunikasi massa adalah masyarakat umum yang sangat beragam, heterogen dalam
segi demografis, geografis maupun psikologis.
5. Sifat efek.
Secara umum komunikasi mempunyai tiga efek. Berdasarkan teori hierarki efek yaitu :
a. Efek kognitif, Pesan komunikasi massa mengakibatkan khalayak berubah dalam hal pengetahuan,
pandangan, dan pendapat terhadap sesuatu yang di perolehnya.
b. Efek afektif, dimana pesan komunikasi massa menakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari khalayak.
c. Efek konatif atau behafioral, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan orang mengambil
keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
6. Sifat umpan balik.
7
8
Sasa Djuarsa Sendjaja, DKK, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2003, 73.
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, 189.
Umpan balik dari sebuah komunikasi massa biasanya lebih bersifat tertunda dari pada umpan balik langsung
dalam komunikasi antarpribadi. Maksudnya adalah bahwa pengembalian reaksi terhadap suatu pesan kepada
sumbernya tidak terjadi pada saat yang sama, melainkan ditunda setelah media itu beredar, atau pesannya itu
memasuki kehidupan masyarakat tertentu.
2.1.2 Proses Komunikasi Massa
Pada dasarnya komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari komunikator ( source ) kepada
komunikan ( receiver ) melalui suatu media. Teori proses komunikasi massa yang sangat terkenal di kemukakan oleh
seorang ahli politik di Amerika Serikat, yaitu Harold D. Lasswell, teori tersebut merupakan suatu formula yang dapat
menggambarkan komponen dalam proses komunikasi massa dan juga mempunyai tujuan untuk membedakan berbagai
jenis penelitian komunikasi. Formula tersebut di kenal dengan Formula Lasswell.
Model komunikasi klasik dari lasswell menunjukkan bahwa pihak pengirim pesan ( komunikator ) pasti
mempunyai suatu keinginan untuk mempengaruhi pihak penerima ( komunikan ) karenanya komunikasi harus di pandang
sebagai upaya persuasif.9 Hal ini juga selalu dianggap sebagai pesan-pesan yang pasti ada efeknya. Model-model yang
demikian tentu saja mendorong kecenderungan yang membesar-besarkan efek terutama efek terhadap khalayak.
SAYS
IN WHICH
Tabel 2.1
Formula Lasswell
TO
WITH WHAT
WHAT
CHANNEL
WHOM
EFFECT
Siapa
Mengatakan
apa
Kepada
siapa
Komunikator
Pesan
Dengan
saluran
apa
Media
Penerima
Dengan
Efek
Apa
Efek
Control
Analisis
Analisis
Analisis
Analisis Efek
Studies
Pesan
Media
Khalayak
WHO
9
Ibid 3.9
Formula Lasswell dengan elemen-elemen yang saling berhubungan proses komunikasi dapat dipahami sebagai
berikut :
1. Who (Siapa) :
Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan
fasilitas lembaga atau organisasi (Institutionalized person). Yang di maksud dengan Institutionalized
(lembaga atau organisasi) adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio, televisi, studio film. Adapun yang
dimaksud persons adalah orang yang menjalankannya. Dalam penelitian ini adalah sinetron Para Pencari
Tuhan Jilid 3.
2. Say What (Apa yang dikatakan) :
Organisasi memiliki rasio keluaran tinggi yang didasarkan pada masukannya. Oleh sebab itu, organisasi
sanggup melakukan proses encoding ribuan atau jutaan pesan yang sama pada saat yang bersamaan. Jadi
pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau
audiens yang sangat banyak.
a. Publicly
Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan kepada orang per orang secara ekslusif,
melainkan bersifat terbuka untuk umum atau publik. Semuanya mengetahui bahwa orang lain juga
menerima pesan yang sama dan disampaikan secara publicly.
b. Rapid
Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audiens yang luas dalam waktu yang singkat
secara simultan. Pesan-pesan tersebut dibuat secara masal, tidak seperti fine art yang dapat dinikmati
selama berabad-abad.
c. Transient
Pesan-pesan komunikasi massa umumnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi “sekali
pakai” dan bukan untuk tujuan yang bersifat permanen. Namun, untuk buku-buku perpustakaan, film,
transkripsi-transkripsi radio, dan rekaman audio-visual merupakan pengecualian. Hal itu merupakan
kebutuhan dokumentasi. Pada umumnya, pesan-pesan komunikasi massa adalah pesan-pesan yang
expendable. Karena itu, isi media cenderung dirancang secara timely, supervisial, dan kadang-kadang
bersifat sensasional.
3. In Which Channel (melalui saluran apa) :
Unsur ini menyangkut semua peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan
komunikasi massa. Tanpa saluran tersebut pesan yang dikomunikasikan tidak dapat menyebar secara cepat,
luas, dan simultan. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, film,
televisi dan media dotcom. Ciri-ciri dari masing-masing media adalah membawakan pesan komunikasi,
fungsi, dan perannya dalam kehidupan sosial, psikologis masyarakat, serta efek yang ditimbulkannya dalam
penelitian ini penulis mengambil media televisi.
4. To Whom (kepada siapa) :
Khalayak atau komunikan di televisi ini agar dapat menerima pesan-pesan informasi yang disampaikan oleh
media televisi tersebut sehingga diharapkan adanya penambahan ilmu pengetahuan dan wawasan khalayak
dan juga menimbulkan sikap dan efek tertentu kepada khalayak yang menonton program sinetron ini.
5. With what effect (dengan efek apa) :
Efek adalah perubahan-perubahan yang terjadi didalam diri audiens sebagai akibat dari keteraan pesan-pesan
media. menurut David K Berlo, ada 3 klasifikasi efek, yaitu: perubahan dalam ranah pengetahuan, sikap dan
perilaku nyata. Ketiga jenis perubahan ini biasanya (tidak selalu) berlangsung secara berurutan. Perubahan
perilaku biasanya didahului oleh perubahan sikap, dan perubahan sikap diawali dengan perubahan
pengetahuan. Maka dari itu penulis ingin meneliti sejauhmana pengetahuan khalayaknya terhadap program
sinetron religi Para Pencari Tuhan jilid 3 ini.
Adapun menurut arus komunikasi, model jarum suntik (hypodermic needle model) proses komunikasi massa
berlangsung dengan aliran atau tahap (One Step Flow), yaitu dari media massa secara langsung, cepat, dan mempunyai
efek yang amat kuat atas mass audience.10 Model ini mempunyai asumsi bahwa komponen-komponen komunikasi
(komunikator, pesan, media) amat perkasa dalam mempengaruhi komunikan.11
Peristiwa komunikasi menurut model jarum suntik berpandangan bahwa media massa mempunyai pengaruh
langsung kepada khalayaknya. Isi media massa diibaratkan sebagai jarum yang disuntikkan ke tubuh khalayak, sehingga
menghasilkan pengaruh yang sesuai dengan isinya.12Model jarum suntik hipodermik juga disebut sebagai “the
mechanistic S-R theory”. Dalam bukunya “deffusion of new ideas and practices” Elihu Katz menunjukkan aspek-aspek
yang menarik dari model hipodermic ini.13
1. Media massa mempunyai kekuatan yang luar biasa. Sehingga sanggup menginjeksi secara mendalam ide-ide
dalam benak orang yang tidak berdaya.
2. Mass Audience, dianggap seperti atom-atom yang terpisah satu sama lain, tidak saling berhubungan dan
hanya berhubungan dengan media massa. Kalau individu dalam mass audience berpendapat sama tentang
suatu persoalan, hal ini bukan karena mereka berhubungan atau berkomunikasi satu dengan yang lain,
10
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa. Jakarta: PT.Grasindo, 2003, 20.
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi.Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2002, 62.
12
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2004. 25.
13
Wiryanto, op.cit., 22.
11
melainkan karena mereka memperoleh pesan-pesan yang sama dari suatu media.
2.1.5 Karakteristik Komunikasi Massa
Koran, majalah, radio, televisi dan film merupakan the big five of mass media.14 Beberapa karakteristik
komunikasi massa adalah sebagai berikut.15
1. Komunikator Terlembaga
Ciri Komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Komunkasi massa itu menggunakan media
massa, baik media cetak maupun elektronik Dengan mengingat kembali pendapat Charles R. Wright, bahwa
komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks.
Proses komunikasi massa melalui surat kabar dari komunikator ke komunikannya adalah sebagai berikut :
komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel, apakah atas keinginanya atau permintaan media massa
yang bersangkutan. Selanjutnya, pesan tersebut diperiksa oleh penanggungjawab rubrik. Dan dari
penangguangjawab rubrik diserahkan kepada redaksi untuk diperiksa laik tidaknya pesan itu untuk dimuat
dengan pertimbangan utama tidak menyalahi kebijakan dari lembaga media massa itu. Ketika sudah baik,
pesan dibuat setting-nya, lalu diperiksa oleh korektor, disusun oleh lay-outer agar komposisinya bagus,
dibuat plate, kemudian masuk mesin cetak tahap terakhir setelah dicetak merupakan tugas bagian distribusi
untuk mendistribusikan surat kabar yang berisi pesan itu kepada pembacanya.
2. Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak
ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan
komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini namun tidak semua fakta dan peristiwa yang
terjadi di sekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam
bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian
besar komunikan.
3. Komunikannya anonim dan heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Dalam komunikasi massa, komunikator
tidak saling mengenal (anonim), karena komunikasi menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping
anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang
berbeda yang dapat di kelompokkan berdasarkan faktor: Usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar
belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
4. Media massa menimbulkan keserempakan
14
15
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2004, 7.4.
Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung: Agustus 2004,7.12
Kelebihan komunikasi massa di bandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau
komunikator yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu komunikator yang
banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.
5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan
Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpersonal, unsur
hubungan sangat penting dan sebaliknya pada komunikasi massa yang penting adalah isi. Dalam Komunikasi
massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik
media massa yang akan digunakan.
6. Komunikasi bersifat satu arah
Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada
juga ciri komunikasi massa yang merupakan kelemahannya. Secara singkat, komunikasi massa itu adalah
komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator
dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan,
komunikanpun aktif menerima pesan, namun di antara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana
halnya yang terjadi dalam komunikasi antarpersonal, dengan demikian komunikasi massa itu bersifat satu
arah.
7. Stimulasi alat indera “Terbatas”
Ciri komunikasi lainnya yang di anggap salah satu kelemahannya adalah stimulasi alat indera yang “terbatas”.
Dalam komunikasi massa. Stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan
majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar,
sedangkan pada media TV dan film, kita menggunakan indera penglihatan dan pendengaran sekaligus.
8. Umpan Balik Tertunda (delayed)
Komponen umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam
bentuk komunikasi apapun. Efektifitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan
oleh komunikan. Umpan balik bersifat langsung (direct feedback) dan umpan balik bersifat segera (immediate
Feedback).
2.1.4 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Massa
Banyak ahli yang mengungkapkan fungsi komunikasi massa dengan versinya masing-masing. H.Lasswell
menunjukkan ada tiga fungsi komunikasi massa, yaitu : fungsi pengawasan lingkungan, fungsi korelasi dan fungsi
transmisi.16 Namun oleh Charles R. Wright di tambahkan satu lagi fungsi komunikasi massa yaitu fungsi hiburan.17
16
17
Sutarto, Sosiolagi Komunikasi. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran, 2005, 91.
Ibid
Joseph De Vito18 mengatakan bahwa ada enam fungsi yang paling penting dalam komunikasi massa yaitu :
1.
Fungsi Menghibur
Media memberikan hiburan untuk mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak mungkin sehingga mereka
dapat menjual hal ini kepada para pengiklan. Stimuli atau pencarian untuk mengurangi rasa bosan atau
melepaskan diri dari kegiatan rutin: relaksasi atau santai merupakan bentuk pelarian dari tekanan dan
masalah: pelepasan emosi dari perasaan dan energi terpendam, merupakan beberapa bentuk memperoleh
hiburan19.
2.
Fungsi Meyakinkan
Fungsi meyakinkan atau persuasi terdiri dari beberapa bentuk, diantaranya :
a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang.
b. Mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang.
c. Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu.
d. Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu
3.
Menginformasikan
Melalui media kita mendapatkan dan mengetahui informasi apa saja kita butuhkan dalam kehidupan kita,
mulai dari ekonomi, musik, politik, film, seni, dll.
4.
Menganugerahkan Status
Paul Lazarsfeld dan Robert merton, dalam karya mereka ”mass Communication, Popular Taste, and
Organized Social Action”(1951), mengatakan, “jika anda benar-benar penting, anda akan menjadipusat
perhatian massa dan jika anda menjadi pusat perhatian massa, berarti anda penting”, sebaliknya tentu saja,
jika anda tidak mendapatkan perhatian massa, maka anda tidak penting.20
5.
Fungsi Membius
Fungsi membius (narcotization) merupakan fungsi media massa yang paling menarik dan paling banyak
dilupakan. Ini berarti bahwa apabila madia manyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa
tindakan tertentu telah diambil. Sebagai akibatnya, pemirsa atau penerima terbius ke dalam keadaan tidak
aktif seakan-akan berada dalam pengaruh narkotika.
6.
Menciptakan Rasa Kebersatuan
Program televisi, berita-berita disurat kabar membuat seseorang yang kesepian merasa menjadi anggota
sebuah kelompok yang lebih besar.
2.1.5
18
Media Massa
Ibid
Morissan, Strategi Mengelolah Radio & Televisi. Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005, 23.
20
Sutarto, op.cit., 94.
19
Media massa dalam cakupan komunikasi massa adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film.21 Schramm
menggambarkan komunikasi massa dalam prosesnya mempunyai reaksi yang bertindak sebagai gate keeper yang
menjalankan fungsi decoding, interpreting, dan encoding yakni membaca, menyeleksi, dan memutuskan hal-hal yang
akan dimuat atau disiarkan media tersebut.
Setelah melalui gate keeper ini, pesan-pesan tersebut disebarkan atau disiarkan pada khalayak. Demikian pula
halnya dengan khalayak, mereka juga akan menyeleksi dan menginterpretasikan pesan-pesan media. Secara umum
khalayak akan tertarik pada pesan-pesan media apabila isinya mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1.Novelty ( Sesuatu yang Baru )
Sesuatu yang ” baru ” merupakan unsur yang terpenting bagi suatu pesan media. Khalayak akan tertarik
untuk menonton suatu program acara TV, mendengarkan siaran radio atau membaca surat kabar/majalah
apabila isi pesannya dipandang mengungkapkan sesuatu hal yang baru atau belum diketahui.
2.Jarak ( Dekat atau jauh )
Jarak terjadinya suatu peristiwa dengan tempat dipublikasinya peristiwa itu, mempunyai arti penting.
Khalayak akan tertarik untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan langsung dengan kehidupan dan
lingkungannya.
3.Popularitas
Peliputan tentang tokoh, organisasi atau kelompok, tempat dan waktu yang penting dan terkenal akan
menarik perhatian khalayak. Suatu perampokan akan menjadi berita besar atau menarik perhatian khalayak
bila terjadi di rumah seorang menteri.
4.Pertentangan
Hal-hal yang mengungkapkan pertentangan, baik dalam bentuk kekerasan ataupun menyangkut perbedaan
pendapat dan nilai, biasanya disukai oleh khalayak yakni untuk mengetahui siapa yang akan keluar sebagai
pemenang.
5.Komedi atau humor
Manusia pada dasarnya tertarik dengan hal-hal yang lucu dan menyenangkan. Oleh karena itu, bentuk-bentuk
penyampaian pesan yang bersifat humor (komedi) lazimnya disenangi khalayak.
6.Seks dan keindahan
Seks dan keindahan adalah salah satu unsur media massa yang dapat menarik perhatian khalayak dan bisa
dijadikan sebagai bahan rujukan atau referensi.
7.Emosi
21
Uchjana, Onong Effendy, Ilmu Komunikasi. Yogyakarta:1997, 20.
Hal-hal yang berkaitan dan menyentuh kebutuhan dasar (basic needs) manusia, sering kali bisa menimbulkan
emosi dan simpati khalayak.
8.Nostalgia
Pengertian nostalgia disini adalah manunjukkan pada hal-hal yang mengungkapkan pengalaman dimasa lalu.
9.Human Interest
Setiap orang pada dasarnya ingin mengetahui segala peristiwa atau hal yang menyangkut kehidupan orang
lain. Gambaran kehidupan orang lain ( cerita-cerita human interest ) dapat dikemas dalam bentuk berita
feature, biografi dan berbagai bentuk acara deskriptif lainnya. Oleh karena itu, untuk menarik perhatian
khalayak diperlukan keahlian wartawan atau script writer dalam menggambarkan atau menuliskan unsur
human interest ini.22
Perihal peranan media massa dalam kehidupan manusia dapat di rumuskan secara singkat antara lain:23
1. Media massa dapat membantu untuk menyusun agenda kegiatan atau kerja, rencana berbagai kegiatan yang
hendak kita lakukan, bahkan mengubah ataupun mengatur kembali rencana-rencana yang sebenarnya sudah
lama ditetapkan.
2. Media massa dikenal sebagai media hiburan
3. Media massa membantu anggota masyarakat dalam melakukan sosialisasi.
4. Media massa sebagai pemberi informasi kepada masyarakat dan membantu kita untuk mengetahui secara jelas
segala permasalahan tentang dunia di sekelilingnya.
5. Media massa telah membantu sekali dalam mengenal, memahami dan berhubungan dengan berbagai
kelompok etnis yang tersebar di seluruh wilayah nusantara bahkan yang berada di luar negeri sekalipun.
6. Media massa membantu mensosialisasikan pribadi manusia.
7. Media massa dapat digunakan untuk membujuk khalayak dalam berbagai kegiatan termasuk kegiatan bisnis.
2.2
Televisi Sebagai Media Massa
Pengertian televisi disini ialah televisi siaran ( broadcast television ) merupakan media dari jaringan komunikasi
dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat
umum, sasarannya menimbulkan keserempakan, dan komunikannya heterogen, dan cluster.24 Televisi merupakan media
elektronik yang paling sempurna dan mempunyai efek yang paling besar terhadap khalayak dibanding dengan media
elektronik lainnya seperti radio, karena televisi merupakan media audio visual yang bersifat informatif, hiburan,
pendidikan, pengetahuan dan juga alat kontrol sosial.
22
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2004, 7.15- 7.17
.Sutarto, Sosiologi Komunikasi. Yogyakarta: 2005. 290-294.
24
Uchjana,Onong Effendy, Ilmu teori dan filsafat komunikasi,Jakarta:Penerrbit Erlengga,1998, 21.
23
Hal tersebut berarti bahwa khalayak mempunyai berbagai pilihan untuk menonton program siaran televisi.
Dengan terjadinya persaingan program siaran tadi, tentu saja harus mendapatkan perhatian secara khusus bagi mereka
yang berkecimpung pada media penyiaran ini, dalam pengertian untuk terus menerus berupaya menigkatkan program
siarannya, kalau tidak ingin ditinggalkan penontonnya.25
Menurut teori behaviourisme “law of effects”
perilaku yang tidak mendatangkan kesenangan tidak akan
diulangi, artinya seseorang tidak akan menggunakan media massa bila media massa tidak memberikan pemuasan pada
kebutuhannya.26
2.3.3 Pengertian Televisi
Televisi merupakan media penyampaian pesan/informasi yang bersifat audio-visual sehingga khalayak yang
menontonnya dapat dengan mudah dan cepat menyerap makna/pesan yang disampaikan. Hampir semua jenis disiplin
ilmu dapat kita saksikan melalui televisi seperti kebudayaan, sosial, ekonomi, politik, kedokteran, hukum, komunikasi,
elektronika dan lain-lain sehingga media televisi diharapkan mampu memenuhi kebutuhan penontonnya yang heterogen.
Perkembangan teknologi pertelevisian saat ini sudah sedemikian pesat sehingga dampak siarannya menyebabkan
seolah-olah tidak ada lagi batas antara satu dengan yang lainnya terlebih setelah digunakannya satelit untuk
memancarkan signal televisi. Inilah yang disebut sebagai globalisasi di bidang informasi. Peristiwa yang terjadi di
daratan Eropa atau Amerika, pada saat yang sama dapat pula diketahui di negara-negara lain dan sebaliknya, melalui
bantuan satelit yang mampu memultipancarkan siarannya ke berbagai penjuru dunia tanpa ada hambatan geografis yang
berarti.
Saat ini sedikitnya terdapat Sembilan produk teknologi pertelevisian di dunia yang digunakan orang sebagai
media untuk menyampaikan pesan (message) atau hiburan, yaitu :
1. High definition video system
Merupakan kamera video yang dilengkapi dengan sistem editing dan mampu mentrasfer film cerita langsung
di saluran ke gedung bioskop.
2. Sistem Imax
Memberikan kesan seluruh penontonnya seolah-olah terlibat dalam cerita. Film dengan layar 70 mm memiliki
ratio 20,5 : 30,5.
3. Sistem Diamond Vision
Sistem yang dapatr memproyeksikan video signal pada layar lebar dengan lebar 5,4 m : 4,1 m baik untuk
siaran di luar maupun di dalam ruangan.
25
26
Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi. Yogyakarta: Duta Wacana University Pres, 1994, 13-14.
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosda Karya,2001, 207.
4. Sistem Teleteks
merupakan surat kabar elektronik yang isinya antara lain berita, ramalan cuaca, harga pasar serta
pengumuman lain.
5. Sistem Still Picture Broadcasting
untuk keperluan pendidikan.
6. Sistem Cabel Television
sinyal penyiarannya dilakukan secara khusus kepada para pelanggan melalui decoder dengan menggunakan
kabel atau pancaran satelit.
7. Sistem Pay Television
Penyiaran melalui sentral video hanya untuk suatu tempat (hotel,terminal,dll) dengan cara membayar setiap
kali ingin menonton. Biasanya menggunakan uang koin.
8. Sistem direct broadcast satellite
Sistem ini dengan DBS, yaitu menggunakan antena parabola untuk menangkap siaran tersebut.
9. Sistem High Definition Television
Sistem ini disingkat HDTV yaitu sistem pertelevisian terbaru temuan Jepang dengan aspec ratio 3 :5 dan
bergaris (scanning lines) 1125.
2.3.4 Fungsi Televisi
Ardianto dan Erdinaya dalam bukunya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, merumuskan sebagai berikut :27
Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberi
informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi
Sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang
menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan,
selanjutnya Informasi.
2.3.5 Karakteristik Media Televisi
Televisi sebagai media massa yang paling praktis dan efisien dalam menyajikan pemberitaan memiliki
27
Elvinaro Ardianto dan Lukiati K. Erdinaya. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. 2004, 128.
karakteristik, yaitu:
1. Segi visual
2. Segi auditif
3. Segi ekonomis
4. Segi estetis
5. Segi sosiologis 28
Ditinjau dari stimulasi indra, televisi dapat menstimulus dua alat indra, yaitu indra pendengaran dan indra
penglihatan. Selain bersifat audio visual, televisi juga memiliki karakteristik lain :
1. Menggunakan gelombang elektromagnetik.
2. Didengar dan dilihat sekilas.
3. Menggunakan pemancar atau transmisi.
4.
Menguasai ruang dan tidak menguasai waktu 29
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Televisi
Sebagai media komunikasi yang memiliki daya jangkauan yang sangat luas dan memilik rangsangan yang sangat
tinggi kepada seluruh lapisan masyarakat yang heterogen dan anonim maka dapat disimpulkan bahwa televisi juga
memiliki kelebihan dan kekuranggan, yaitu :
1.
Kelebihan Televisi
a. Secara organisasi cukup besar sehingga merupakan industri padat karya yang banyak menyerap tenaga
kerja dan juga banyak menghasilkan profesi baru.
b. Televisi dapat melakukan penetrasi dengan struktur pada sebuah agenda setting dibandingkan media
massa lainnya.
c. Distribusi yang cepat dan jangkauan luas, demografis maupun geografis.
d. Komunikasi dapat berbentuk dua arah sehingga khalayak dapat berinteraksi langsung.
2.
Kekurangan Televisi
a. Penyimpanan memori, isi pesan dapat langsung cepat hilang karna format isi pesan berbentuk gambar dan
suara bukan berbentuk cetakan.
b. Organisasi dan Teknologi yang besar dan cangih membutuhkan biaya yang sangat besar.
28
29
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung: Penerbit Alumni, 1981, 197-200.
J.B. Wahyudi, Media Komunikasi Massa. Bandung: Penerbit Alumni, 1986, 102.
c. Kemampuan penetrasi yang cukup besar membuat negara selalu ingin mengontrol stasiun televisi.30
Media televisi sebagai sarana tayangan realitas sosial menjadi penting artinya bagi manusia untuk memantau
kehidupan sosialnya. Pemantauan itu bias dalam bentuk perilaku bahkan sikap terhadap ideologi tertentu. Hal ini
tergantung pada bagaimana kesiapan manusianya untuk menghadapi masa itu.
2.3
Program Televisi
2.3.1 Pengertian Program Televisi
“Program” berasal dari bahasa inggris Programme atau program yang berarti acara atau rencana.
Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara, tetapi menggunakan istilah ‘siaran’
yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata ‘program’
lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia, dari pada kata ‘siaran’ untuk mengacu kepada pengertian
acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan pemirsanya.31
Dengan demikian, program memiliki pengertian yang lebih luas. Program atau acara yang disajikan adalah faktor
yang membuat pemirsa tertarik untuk mengukuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran, apakah itu radio maupun
televisi.
Program dapat disamakan maupun dianalogikan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada
pihak lain, dalam hal ini pemirsa dan pemasang iklan. Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang
sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran, yaitu program
yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan
mendapatkan pendengar ataupun penonton.32
2.3.2 Jenis Program Televisi
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya
sangat beraneka ragam. Pada dasarnya, apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu
menarik dan disukai pemirsa, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku.
Pengelola stasiun dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai macam program yang
menarik. Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu:33
1. Program Informasi (News)
Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan atau
informasi kepada khalayak/audien. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita
30
Ponco Budi Sulistyo, Modul Komunikasi Massa, 2004.
Morissan,M.A. Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio Dan Televisi. Jakarta: Ramdina Prakarsa, 2005, 97.
32
Ibid. 97-99
33
Ibid. 60
31
keras (hard news) dan berita lunak (soft news).
a. Berita Keras atau hard news adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus segera
disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui
khalayak audien secepatnya.
Berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita yaitu :
a) Straight news berarti berita ‘langsung’ (straight), maksudnya suatu berita yang singkat (tidak detail)
dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup 5W+1H (who, what, where, when,
why dan how) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan.
b) Feature, adalah berita ringan namun menarik. Pengertian ‘menarik’ disini adalah informasi yang lucu,
unik, aneh, menimbulkan kekaguman dan sebagainya.
c) Infotainment, adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus segera
ditayangkan.
b. Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara
mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan.
Program yang masuk ke dalam berita lunak ini adalah :
a) Current Affair, adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting
yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam.
b) Magazine, adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata
lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang.
c) Dokumenter, adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun
disajikan dengan menarik.
d) Talk Show, adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik
tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host).
2. Program Hiburan (entertainment)
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audience dalam bentuk lagu,
musik, cerita dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, musik dan
permainan atau game.
a. Drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan masyarakat setelah
ditimpa bencana alam dahsyat, misalnya gempa bumi longsor atau tsunami. Program televisi yang
termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan film.
a) Sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan.
b) Film, yang dimaksud film disini adalah film layar lebar yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan film.
b. Musik, program musik dapat ditampilkan dalam dua format yaitu videoklip atau konser. Program musik
berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor).
c. Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik
secara individu ataupun kelompok (team) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu.
Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
a) Quiz Show, merupakan bentuk program permainan yang paling sederhana dimana sejumlah peserta
saling bersaing untuk menjawab sejumlah pertanyaan.
b) Ketangkasan, peserta dalam permainan ini harus menunjukkan kemampuan fisik atau ketangkasannya
untuk melewati suatu halangan atau rintangan atau melakukan suatu permainan yang membutuhkan
perhitungan dan strategi.
c) Reality Show, sesuai dengan namanya maka program ini mencoba menyajikan suatu situasi seperti
konflik, persingan atau hubungan berdasarkan realitas yang sebenarnya.
Selain pembagian jenis program berdasarkan skema di atas, terdapat pula pembagian program berdasarkan
apakah suatu program itu bersifat faktual atau fiktif (fictional). Program faktual antara lain meliputi program berita,
documenter, atau reality show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi34
2.4
Sinetron
Sinetron kepanjangan dari sinema elektronik. Berdasarkan makna dari kata sinema, penggarapannya tidak jauh
berbeda dengan penggarapan film layar putih. Demikian pula tahapan penulisan dan format naskah. Yang berbeda
hanyalah film layer lebar menggunakan kamera optic, bahan film seluloid dan medium sajiannya memakai proyektor dan
layar putih didalam gedung bioskop. Sementara itu, pembuatan sinetron menggunakan kamera elektronik dengan video
recorder, bahannya pita didalam kaset, penyajiannya dipancarkan dari stasiun televisi dan diterima melalui layar kaca
pesawat televisi di rumah-rumah.
Sinetron merupakan sinema elektronik tentang sebuah cerita yang didalamnya membawa misi tertentu kepada
pemirsa, misi ini dapat berbentuk pesan moral untuk pemirsa atau realitas moral yang ada di kehidupan masyarakat
sehari-hari.35 isi pesan sinetron televisi harus mampu mewujudkan dan mengekspresikan kenyataan sosial di masyarakat,
tanpa melepaskan diri dari lingkaran budaya pemirsa yang heterogen.
2.4.1 Karakteristik Sinetron
Dr. Sasa Djuarsa Sendjaya36 menyatakan bahwa sebuah sinetron sebaiknya memiliki karakteristik seperti :
1. Mempunyai gaya atau style sendiri dari aspek artistiknya, orisinalitas penggunaan bahasa film dan
34
Ibid. 100
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Analisis Budaya Massa. Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2008, 120.
36
Ibid. 121
35
simbol-simbol yang tepat. Penataan artistik seperti cahaya, screen-directing dan art-directing, fotografi yang
bagus, penyampaian sajian dramatik yang harmonis, adanya unsur suspense dan teaser.
2. Memiliki isi cerita termasuk didalamnya hubungan logis dalam alur cerita, irama dramatik, visi dan orientasi,
karakteristik tokoh, permasalahan atau tema yang aktual dan kontestual.
3. Memiliki karakter dan format medium, penguasaan teknik peralatan dengan kemungkinan-kemungkinan,
manajemen produksi.
2.4.2 Isi Sinetron
Isi atau Konten dalam sebuah Sinetron bermacam-macam, diantaranya yaitu :
1.
Isi Cerita atau Tema
Ini merupakan unsur terpenting dari sebuah cerita, hal ini dikarenakan isi cerita merupakan unsur pokok
cerita yang biasanya dapat terlihat pada saat adanya konflik yang diceritakan dari cerita tersebut.
2.
Rangkaian atau Kejadian
Pada rangkaian atau kejadian harus memiliki hubungan antara satu dan yang lainnya (sebab-akibat), karena
akan menentukan nasib suatu tokoh. Biasanya tokoh yang mempunyai karakter negatif atau jahat (antagonis)
akan diperkenalkan atau ditampilkan terlebih dahulu namun akan kalah di akhir cerita
3.
Karakter Tokoh Utama
Pada sebuah sinetron terdapat tokoh-tokoh yang terbagi menjadi empat (4) karakter, yaitu :
a. Protogonis : tokoh utama yang berkarakter positif, yang memperjuangkan kebahagiaan.
b. Antagonis : tokoh utama yang berkarakter negatif, yang selalu mematahkan kebahagian.
c. Tritagonis : peran pendamping bisa menjadi pendukung atau penentang tokoh utama, tatapi bisa juga
sebagai penengah atau perantara.
d. Peran Pembantu : tokoh yang dimasukan sebagai pelengkap guna mendukung rangkaian cerita.
4.
Percakapan atau Dialog
Yang dimaksud dialog adalah percakapan yang terdiri dari dua (2) orang atau lebih sehingga menjadi dialog.
Namun dalan sinetron semua itu didasari oleh naskah. Naskah dibuat terlebih dahulu oleh pembuat naskah (
script writer) yang kemudian diberikan kepada pemeran atau tokohnya untuk dimainkan atau ditampilkan.
2.5
Persepsi
2.5.1 Pengertian Persepsi
Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan
rangsangan dari lingkungan kita dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Dalam bukunya Dedy Mulyana, Brian
Fellows mendefinisikan bahwa persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima dan menganalisis
informasi. Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan
penyandian balik (decoding). Persepsi meliputi penginderaan (sensation) melalui alat-alat indera kita (yakni indera
peraba, penglihatan, penciuman, pengecap dan indera pendengar), atensi dan interpretasi. Sensasi merujuk pada pesan
yang dikirimkan ke otak lewat penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman dan pengecapan. Reseptor inderawi mata,
telinga, kulit dan otot, hidung dan lidah adalah penghubung antara otak manusia dan lingkungan sekitar.37
Berikut ini adalah beberapa definisi tentang persepsi dari beberapa ahli : 38
1. Persepsi didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna (John R. Wenburg dan Wiliam W. Wilmot)
2. Persepsi adalah proses menafsirkan informasi inderawi (Rudolph F. Verderber)
3. Persepsi didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai representative objek eksternal;
persepsi adalah pengetahuan yang tampak mengenai apa yang ada di luar sana (J. Cohen)
Persepsi terdiri dari tiga tahap yaitu seleksi, organisasi dan penafsiran. Yang dimaksud dengan seleksi sebenarnya
mencakup sensasi dan perhatian, sedangkan organisasi melekat pada penafsiran, yang dapat di definisikan sebagai
meletakkan suatu rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi keseluruhan yang bermakna. Ketiga tahap
tersebut berlangsung nyaris serempak.39
2.5.2
Perhatian (Attention)
Faktor yang sangat mempengaruhi persepsi yakni: Attentions (perhatian) yaitu proses mental ketika stimuli atau
rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Demikian definisi yang
diberikan oleh Kenneth E. Andersen, perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita,
dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain.40
Perhatian berarti sebelum manusia merespon, manusia merespons atau menafsirkan objek atau kejadian atau
rangsangan apapun, manusia atau kita terlebih dahulu memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut. Jadi persepsi
mensyaratkan kehadiran suatu objek untuk dipersepsi, termasuk orang lain atau diri sendiri. Dalam banyak kasus,
rangsangan yang menarik perhatian, cenderung dianggap lebih penting daripada yang tidak menarik perhatian.
Rangsangan seperti itu cenderung dianggap penyebab kejadian-kejadian berikutnya. Ini juga berlaku untuk manusia:
orang yang paling diperhatikan cenderung dianggap paling berpengaruh. Kita cenderung menonton program atau acara
di televisi tertentu, hal-hal seperti ini akan menentukan kita untuk menaruh perhatian.
Pada tahap perhatian setiap individu dalam memberikan perhatian terhadap suatu stimuli dipengaruhi oleh dua
37
Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2002, 167-168
Ibid.
39
Ibid. 169
40
Jalaludin Rakhman, Psikolokgi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001, 52.
38
faktor yaitu:
Faktor situasional yang lebih menitikberatkan pada apa yang ada pada stimuli itu sendiri dan faktor proposal yang
berasal dari individu itu sendiri, dan faktor yang ada pada stimuli antara lain ukuran, arahan kontras, warna bentuk, dan
posisi. Perhatian rangsangan terbagi dalam dua faktor ( persepsi bersifat selective) yaitu:
1. Faktor internal
Faktor-faktor sosial, budaya, biologis, pisiologis, dan psikologis
2. Faktor eksternal
Yakni atribut-atribut objek yang dipersepsikan seperti gerakan intensitas, kontras, kebaruan, dan perulangan
objek yang dipersepsikan.
2.5.3
Penafsiran (Interpretation)
Sebuah perhatian dalam tahap interpretasi mengandung makna dan persepsi pada tahap ini terjadi proses
penyederhanaan, pengolahan, serta penyusunan.
Persepsi menurut Alie Djahri adalah merupakan proses dimana rangsangan terhadap alat indera mendapat makna
lain pengertian. Dalam proses inilah segala macam pengalaman atas objek, peristiwa, atau hal-hal lain ditafsirkan dan
disimpulkan sehingga menjadi informasi kegiatan proses ini melibatkan unsur-unsur seperti harapan, motivasi, dan
memori.41 Persepsi ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Latar belakang budaya
2. Pengalaman masa lalu
3. Nilai yang dianut
4. Bentuk yang berkembang.
Persepsi terbagi menjadi dua, yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia.
Persepsi terhadap objek atau lingkungan fisik melalui lambang-lambang fisik, sedangkan persepsi terhadap manusia
melalui lambang-lambang verbal dan non-verbal. Manusia lebih sulit dan kompleks, karena manusia bersifat dinamis.
Persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan
dalam (seperti perasaan, motif, harapan, keyakinan, dan sebagainya).42 Kebanyakan objek tidak mempersepsikan kita
ketika kita mempersepsikan objek-objek itu. Akan tetapi orang mempersepsi kita pada saat kita mempersepsi mereka.
Dengan kata lain persepsi terhadap manusia bersifat interaktif. Objek tidak bereaksi, sedangkan manusia bereaksi.
Dengan kata lain objek bersifat statis, sedangkan manusia bersifat dinamis. Oleh karena itu, persepsi terhadap manusia
41
42
Alie Djahri, Modul Psikologi Komunikasi. Jakarta: Fisip UI, 1992, 27.
Ibid
dapat berubah dari waktu ke waktu dan lebih cepat dari pada persepsi terhadap objek.
Persepsi sosial atau persepsi orang terhadap orang lain adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan
kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Manusia bersifat emosional, sehingga penilaian terhadap
mereka mengandung risiko. Persepsi saya terhadap anda mempengaruhi persepsi anda terhadap saya dan pada gilirannya
persepsi anda terhadap saya juga mempengaruhi saya terhadap anda. begitu seterusnya.43
Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas di sekelilingnya. Karena setiap orang
mempunyai persepsi yang berbeda terhadap lingkungan sosialnya.
Sebelum seseorang terkena pesan-pesan dari suatu media, maka ia harus menjadi bagian dari khalayak sasaran
tayangan tersebut. Tahap ini dinamakan media exposure (pengenaan media). Setelah seseorang terekspos terhadap suatu
media, tahap paling awal dalam penerimaan pesan adalah sensasi. Sensasi merupakan suatu proses menangkap stimuli
oleh alat indera sehingga manusia dapat memperoleh pengetahuan dan kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya
tempat dimana manusia harus memiliki awarness terhadap sesuatu. Lalu berlanjut pada tahap interpretasi. Pada tahap ini
individu selalu memberi makna terhadap objek yang dipersepsikan akan mendapat kognisi. Kognitif terjadi bila terjadi
perubahan pada apa yang diketahui, difahami, atau dipersepsikan khalayak.
2.5.4
Pengetahuan (kognitif)
Kognitif terjadi pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya.44 Media massa membantu khalayak
dalam mempelajari informasi yang bermanfaat, dengan media massa khalayak mendapatkan informasi tentang dunia luar.
Bagi individu tersebut, kognisi yaitu gambaran yang lengkap dari objek yang akan disimpan dalam ingatan dan kognisi
merupakan tahap akhir dari persepsi.
2.6
Khalayak
Istilah massa mencakup beberapa unsur khalayak radio dan televisi. Massa seringkali sangat besar, lebih besar
dari kebanyakan kelompok, kerumunan, publik/masyarakat. Para anggotanya tersebar luas dan biasanya tidak mengenal
satu sama lain, termasuk orang yang melahirkan khalayak itu sendiri.
Massa kurang memiliki kesadaran diri dan identitas diri, serta tidak mampu bergerak secara serentak dan
terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Massa ditandai oleh komposisi yang selalu berubah dan berada dalam
batas wilayah yang selalu berubah pula. Ia tidak bertindak untuk dirinya sendiri, tetapi “ disetir “ untuk melakukan suatu
tindakan. Para anggotanya heterogen dan banyak sekali jumlahnya serta berasal dari semua lapisan sosial dan kelompok
demografis. Meskipun demikian dalam menentukan suatu objek perhatian tertentu mereka selalu bersikap sama dan
berbuat sesuai dengan persepsi orang yang akan memanipulasi mereka.45
43
Ibid 175-176
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar.Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 25.
45
Sutaryo, Sosiologi Komunikasi. Yogyakarta: Januari, 2005, 114.
44
Denis McQuail menyebut bahwa Herbert Blumer, seorang sosiolog modern yang terkenal membuat definisi
massa dengan cara membandingkan istilah tersebut dengan bentuk-bentuk kolektivitas lainnya yang diketemukan dalam
kehidupan sehari-hari khususnya kelompok, kerumunan, dan publik.
Dalam sebuah kelompok kecil semua anggota saling mengenal satu sama lainnya. Para anggotanya menyadari
keanggotaan mereka, memiliki nilai-nilai yang sama, dan memiliki struktur hubungan tertentu yang dari waktu ke waktu
tetap berjalan stabil. Sementara itu, kerumunan memang lebih besar, tetapi masih dapat diamati dalam suatu ruang
tertentu.
Bentuk kolektivitas lainya oleh Blumer disebut sebagai publik. Bentuk ini cenderung memiliki anggota dalam
jumlah yang sangat besar. Anggotanya tersebar dan bertahan lama. Publik cenderung terbentuk karena adanya suatu
masalah atau sasaran tertentu dalam kehidupan publik. Tujuannya ialah untuk memenangkan suatu kepentingan atau
pandangan dan untuk mengadakan suatu perubahan politik. Publik merupakan unsur penting dalam institusi politik
demokratis, yang didasarkan pada pandangan rasional dalam sistem politik terbuka.
K. Avery dalam tulisannya Communication and the media, berpendapat bahwa setiap individu dalam menerima
pesan dari media massa akan melakukan tiga bentuk seleksi yang masing-masing merupakan hak otoriter khalayak.
Ketiga bentuk seleksi tersebut antara lain : 46
1. Selective attention
Golongan ini termasuk mau menerima pesan tetapi hanya yang diminati saja.
2. Selective perception
Yang termasuk golongan ini adalah mereka yang berbeda persepsinya dalam menanggapi suatu pesan.
3. Selective retention
Golongan ini merupakan golongan yang hanya mau mengingat apa yang perlu diingat saja terutama kalau erat
kaitannya dengan kepentingan mereka.
2.6.1
Karakteristik khalayak
Khalayak komunikasi massa memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Khalayak biasanya terdiri atas individu-individu yang memiliki pengalaman yang sama dan terpengaruh oleh
hubungan sosial dan interpersonal yang sama.
2. Khalayak berjumlah besar. Besar disini dalam artian sejumlah besar khalayak yang dalam waktu singkat dapat
dijangkau oleh komunikator komunikasi massa, dimana jumlah khalayak tersebut tidak dapat diraih bila
komunikasi dilakukan secara tatap muka.
3. Khalayak bersifat heterogen, bukan homogen. Individu-individu dalam khalayak mewakili berbagai kategori
46
Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi. Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1994, 23.
sosial. Meskipun mengetahui karakteristik tertentu, masing-masing individu itu pun akan heterogen.
4. Khalayak bersifat anonim. Meskipun mengetahui karakteristik umumnya khalayaknya, komunikator biasanya
tidak mengetahui identitas komunikannnya dan pada siapa ia berkomunikasi.
5. Khalayak biasanya tersebar, baik dalam konteks ruang dan waktu.47
Bagi khalayak yang diperhatikan hanyalah siaran. Khalayak tidak mau mengetahui liku-liku penyelenggaraan
siaran. Bagi khalayak hanya ada satu sikap yaitu “ siaran harus baik dan bisa dinikmati “ serta mampu memenuhi
kebutuhan dan keinginan mereka tentang informasi dan hiburan terkini. Khalayak sebagai konsumen bersikap heterogen
sehingga sangat sulit memenuhi selera khalayak melalui siaran. siaran yang baik adalah wajar. Namun kalau siaran tidak
baik bahkan salah maka khalayak akan langsung menuding kesalahan siaran itu.
2.7
Teori Stimulus – Organisme- Response (S-O-R)
Menjelaskan bahwa efek merupakan reaksi stimuli (rangsangan) tertentu. Efek yang ditimbulkan adalah reaksi
khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan
dan reaksi komunikasi. Unsur – unsur yang terdapat didalam teori S-O-R adalah :
A. Pesan (stimulus)
B. Komunikasi (organisme)
C. Efek (response)
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan
berlangsung jika ada perhatian dari komunikan dan kemudian diteruskan pada proses berikutnya dimana komunikan
menjadi mengerti, setelah komunikan mengolah dan menerimannya maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
Jadi ketika stimulus atau pesan sampai keorganisasian atau komunikan sebelum menjadi efek, pesan tersebut
diolah dahulu oleh organisme atau komunikan. Proses pengolahan pesan yang terjadi terhadap individu yaitu :
1. Stimulus yang diberikan kepada organisasi dapat diterima atau ditolak, maka proses selanjutnya terhenti. Ini
berarti bahwa stimulus tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi organisme, maka tidak ada perhatian dari
organisme. Dalam hal ini stimulus adalah efektif dan ada reaksi.
2. Langkah berikutnya adalah jika stimulus telah mendapat perhatian
dari organisme, maka proses selanjutnya adalah mengerti terhadap stimulus (correctly comprehended).
Kemampuan dari organisasi inilah dapat melanjutkan proses berikutnya.
3. langkah berikutnya adalah bahwa organisme dapat menerima secara baik apa yang telah diolah sehingga
47
Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala- Siti Karlinah , Komunikasi Massa suatu pengantar. September, 2007, 43.
dapat terjadi kesediaan untuk perubahan sikap.48
Hal ini juga dibahas oleh Mara’at dalam bukunya “Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya”, mungutip
pendapat Houlana, Jonis dan Killey menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu
:
A. Perhatian
B. Pengertian
C. Penerimaan
Dari penjelasan diatas teori S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut :
Penutup stimulus – organisasi – response merupakan penutup-penutup yang sederhana, dimana efek merupakan
reaksi terhadap suatu stimuli tertentu dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan
erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. Ketika stimuli masuk kedalam organisasi melalui panca indra maka
terjadilah proses yang dinamakan proses sensor. Stimuli yang merupakan suatu proses yang dialami oleh seseorang
ketika menerima stimuli lewat seluruh indra, dalam kasus massa stimuli alat indra tergantung pada jenis media massa.
Pada surat kabar dan majalah pembaca hanya melihat, pada radio dan rekaman audio khalayak hanya mendengar, pada
televisi dan film kita dapat mendengar dan melihat.
48
Mera’at, Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Ghalia inaumlia, 1982, 26.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah sebagai suatu
metode dalam suatu kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa
pada masyarakat sekarang. Tujuannya yaitu untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual,
dan akurat mengenai persepsi khalayak terhadap Program Sinetron Religi “PPT jilid 3” dalam memberikan fungsi
informasi.49 Penelitian deskriptif di tujukan untuk :50
1.
2.
3.
4.
Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.
Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.
Membuat perbandingan atau evaluasi.
Menentukan apa yang di lakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari
pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
Penelitian kuantitatif adalah suatu kegiatan deskriptif meliputi pengumpulan data, analisis data, interpretasi data,
serta diakhiri dengan kesimpulan yang didasarkan pada penganalisaan data tersebut.51
3.2
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Penelitian Survai kepada Mahasiswa Fikom Angkatan 2007
UMB khususnya pria dan wanita yang berusia 18 tahun keatas. Survei adalah penelitian yang diadakan untuk
memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang
institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.52 Survei digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sample yang relatif kecil. Ada
49
Mohammad Nazir, Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia,1988, 63.
Djalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004, 25.
51
Subana.M Dan Sudrajat,Dasar-dasar penelitian ilmiah. Bandung:PT.Pustaka Setia,2001, 26-27.
52
Iqbal Hasan, Metode Pene1inelitian dan aplikasinya, 2002, 13.
50
tiga karakteristik utama dari survai.53
1. Informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan beberapa aspek atau
karakteristik tertentu seperti: kemampuan, sikap, kepercayaan, pengetahuan dari populasi.
2. Informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan umumnya tertulis (bisa juga lisan) dari suatu populasi.
3. Informasi diperoleh dari sample, bukan populasi
Survai ditujukan untuk memperoleh gambaran umum tentang karakteristik populasi, seperti komposisi
masyarakat berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, suku bangsa, etnis dan lain-lain.
Survai yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data berkenaan dengan sikap, nilai, kepercayaan, pendapat,
pendirian, keinginan, cita-cita, perilaku, kebiasaan dan lain-lain. Karena model penelitian dipandang cukup sederhana,
tetapi dapat menghimpun populasi yang cukup besar, untuk penggunannya sangat luas. Survai banyak di pergunakan
dalam bidang ekonomi, bisnis, politik, pemerintahan, kesehatan masyarakat, sosiologi, psikologi dan pendidikan.54
3.3
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.
Pengumpulan data tidak lain demi suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian, maka penulis menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut.
3.3.1 Data Primer
Dalam memperoleh data yang diinginkan, dalam penelitian ini penulis menyebarkan kuesioner atau angket adalah
merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden
dengan harapan memberikan respon. 55
3.3.2 Data Sekunder
Untuk menunjang pengumpulan data dalam penelitian ini penulis mengumpulkan dan memperoleh data-data dari
buku-buku perpustakaan, majalah, dan tulisan yang berhubungan dengan masalah penelitian.
3.4
Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
53
Nana Syaodah Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, 2005,82-83.
ibid
55
Umar Huzain, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Thesis Bisnis, PT.Raja Grafindo,Jakarta:1999
54
Populasi yaitu keseluruhan objek atau fenomena yang di teliti.56 Populasi juga dapat diartikan sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri dari obyek, atau subyek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan
yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.57
Dalam penelitian ini populasi adalah Mahasiswa Fikom angkatan 2007 UMB yang berusia 18 tahun keatas.
Dengan jumlah populasi Mahasiswa Fikom angkatan 2007 UMB diketahui sebanyak, 389 orang.58
Tabel 3.1
Populasi Mahasiswa/i Fakultas Ilmu Komunikasi
Fakultas / Program Studi
FAKULTAS ILMU KOMUNKASI
Broadcasting
Marcomm
Publik Relations
Visual Communications
56
Aktif
%
Kela
s
256
27
74
32
65.8
6.9
19.1
8.2
5
1
2
1
389
100
9
Keterangan
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis, Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007, 149.
Umar Huzain, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Thesis Bisnis. Jakarta: PT.Raja Grafindo, 1999, 77.
58
Data Terakhir Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi angkatan 2007, Universitas Mercu Buana, 2007
57
3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian orang yang berasal dari suatu populasi, dan di anggap mewakili populasi tersebut.59
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling.
Purposive sampling, yaitu memilih orang-orang tertentu karena dianggap berdasarkan penilaian tertentu
mewakili statistik, tingkat signifikansi, dan prosedur pengujian hipotesis tidak berlaku bagi rancangan sampling
nonprobabilitas.60 Purposive dipilih karena belum tentu semua sampel mempunyai karakteristik sesuai dengan tujuan
penelitian, diantaranya dengan mengajukan pertanyaan saringan terhadap pola menonton Program Sinetron Religi PPT
jilid 3.
Dari jumlah Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi angkatan 2007 Universitas Mercu Buana yang berjumlah 389
orang dan sebagai sampel penelitian dalam persepsi Khalayak terhadap Program Sinetron Religi PPT jilid 3 dalam
periode satu bulan yaitu pada bulan Agustus 2009. Menurut Suharsimi Arikunto, apabila subjeknya kurang 100 orang
maka lebih baik semuanya dijadikan sampel. Tetapi apabila jumlah subjeknya lebih dari 100 orang maka dapat diambil 10
hingga 15 % atau 20 hingga 25 % atau lebih untuk dijadikan sampel penelitian, tergantung setidak-tidaknya dari:
1. kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.
2. sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.
3. besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Penelitian yang resikonya besar, tentu jika sampel besar,
hasilnya akan lebih baik.61
Melalui pendapat tersebut, peneliti mengambil sampel sebesar 20 % dari jumlah populasi UMB Mahasiswa Fikom
angkatan 2007 yaitu:
n = 389 X 20 % = 77,8 = 78 responden.
3.5
Definisi Operasionalisasi Konsep
3.5.1 Definisi Konsep
Disini penulis akan mengemukakan beberapa konsep penting yang akan diteliti, yaitu:
3.5.1.1 Persepsi
Adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan
sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi
59
Dadan, Modul, 2005.
Djalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi.Bandung Remaja: Rosdakarya, 2004, 81.
61
Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2002, 112.
60
inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori.
3.5.1.2 Program
“Program” berasal dari bahasa inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang
penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara, tetapi menggunakan istilah ‘siaran’ yang
didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata ‘program’ lebih
sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia, dari pada kata ‘siaran’ untuk mengacu kepada pengertian acara.
Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan pemirsanya.
3.5.1.3 Sinetron Religi
Sinetron merupakan kepanjangan dari sinema elektronik yang berarti sebuah karya cipta seni budaya, dan media
komunikasi pandang dengar yang dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita video melalui proses
elektronik lalu ditayangkan melalui stasiun televisi.
Religi berasal dari kata religie (bahasa Belanda) atau religion (bahasa Inggris), masuk dalam perbendaharaan
bahasa Indonesia dibawa oleh orang-orang Barat yang menjajah bangsa Indonesia. Religi mempunyai pengertian sebagai
keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia yang
dihadapi secara hati-hati dan diikuti jalan dan aturan serta norma-normanya dengan ketat agar tidak sampai menyimpang
atau lepas dari kehendak jalan yang telah ditetapkan oleh kekuatan gaib suci tersebut.62
Jadi sinetron religi adalah hal-hal yang dibahas berdasarkan pembelajaran pengetahuan dan pengertian tentang
agama dalam sebuah media televisi dalam bentuk sinema elektronik.
3.5.2 Operasionalisasi Konsep
Dalam penelitian ini kepercayaan khalayak akan diukur dengan mengajukan sejumlah pertanyaan melalui
kuisioner. Data yang telah diperoleh dilapangan dengan menggunakan ” kuisioner ” akan menyimpulkan pokok
permasalahan yang ada yaitu sejauhmana persepsi khalayak terhadap Program Sinetron Religi PPT jilid 3 di SCTV.
Agar lebih jelasnya mengenai persepsi khalayak terhadap Program Sinetron Religi PPT jilid 3 di SCTV maka akan
dioperasionalkan sebagai berikut :
A. Perhatian (Attention)
Perhatian adalah dimana pada tahap ini komunikan melihat dan mendengar stimuli-stimuli yang ditampilkan.
Pada operasionalisasi konsep, indikator yang digunakan untuk persepsi perhatian (Attention) dari isi cerita dalam
62
.Pengertian kata religi dalam pembendaharaan bahasa indonesia (2007, 02 April). Aceh Institute. Diakses pada 12 september 2009. Dari
http://acehinstitute.org/opini_mukhlisuddin_020407_ melacak_agama_bangsa_ Aceh
Program Sinetron Religi PPT jilid 3 meliputi :
1. Perhatian pada isi pesan
2. Perhatian pada karakter
3. Perhatian pada dialog maupun simbolik
4. Perhatikan pada konflik ataupun rangkaian kejadian yang menyebabkan sebab akibat
5. Perhatikan pada setting lokasi maupun akting
6. Perhatian pada musik yang mengisi isi cerita
B. Penafsiran (Interpretasi)
Dalam tahap interpretasi mengandung makna dan persepsi pada tahap ini terjadi proses penyederhanaan,
pengolahan, serta penyusunan. Pada operasionalisasi konsep, indikator yang digunakan untuk persepsi penafsiran
(interpretasi) dari isi cerita dalam Program Sinetron Religi PPT jilid 3 meliputi pemahaman atau penafsiran dari
sebuah perhatian.
C. Pengetahuan (Kognitif)
Kognitif terjadi pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Pada operasionalisasi konsep,
indikator yang digunakan untuk persepsi Pengetahuan (Kognitif) dari isi cerita dalam Program Sinetron Religi
PPT jilid 3 meliputi pengetahuan dari sebuah perhatian yang diamati. Maka dari itu penulis mengharapkan dari
ke tiga (3) dimensi ini akan adanya perubahan atau mempengaruhi sikap komunikan/audiens. Persepsi merupakan
unsur yang penting yang akan menunjang sikap positif terhadap suatu masalah, maka diharapkan akan terdapat
tindakan dan tingkah laku yang cenderung sejalan dengan sikap positif tersebut. Pada operasionalisasi konsep,
indikator yang digunakan untuk persepsi mempengaruhi sikap dari isi cerita dalam Program Sinetron Religi PPT
jilid 3 meliputi :
1. Setelah menonton Program Sinetron Religi PPT jilid 3 ini persepsi anda terhadap keseluruhan isi pesan dapat
mempengaruhi sikap anda sebagai mahasiswa dan pemuda masa depan bangsa.
2. Setelah menonton Program Sinetron Religi PPT jilid 3 ini persepsi anda terhadap karakter semua pemain
dapat dijadikan peran dalam perubahan sikap anda sebagai mahasiswa dan pemuda dalam pencarian jati diri.
3. Setelah menonton Program Sinetron Religi PPT jilid 3 ini persepsi anda terhadap kata-kata dan/atau dialog
dapat mengubah anda dalam berbicara dan berkata sebagai insan manusia yang berakal budi dan selalu
menjunjung kebenaran.
4. Setelah menonton Program Sinetron Religi PPT jilid 3 ini persepsi anda terhadap pemecahan konflik ataupun
rangkaian kejadian yang menyebabkan sebab akibat yang disampaikan tentang agama, sosial, politik, budaya
dan cinta dapat diaplikasikan dalam realita kehidupan yang kita jalani.
5. Setelah menonton Program Sinetron Religi PPT jilid 3 ini persepsi anda terhadap Perhatikan pada setting
lokasi maupun akting menambah pengetahuan anda sebagai mahasiswa komunikasi.
6. Setelah menonton Program Sinetron Religi PPT jilid 3 ini persepsi anda terhadap musik dapat mengigatkan
anda pada sebuah perpaduan seni televisi pada umumnya dan sinetron khususnya dimana musik adalah
sebuah hal pendukung yang mempunyai nilai lebih.
7. Dari semua unsur yang didapatkan dari perhatian penafsiran dan pengetahuan, apakah responden mengetahui
siapa sutradara sinetron religi ini.
Penulis akan membuat pertanyaan sesuai dengan yang terdapat didalam indikator mengenai Program Sinetron
Religi PPT jilid 3 untuk mengetahui Persepsi Mahasiswa Fikom UMB Ank 2007.
Variabel
Persepsi
Dimensi
Stimulus
Frekuensi
Tabel 3.2
Operasionalisasi Konsep
Indikator
Skala
Sesering apa kah anda menonton
a. Sering (6 kali
Televisi ?
dalam 1 minggu)
b. Jarang (3 kali
dalam 1 minggu)
Durasi
Berapa lama menonton Televisi
c. Tidak Pernah
Apakah anda menonton sinetron ini?
a. < 2 Jam
b. 2 – 3 Jam
c. 4 – 5 Jam
Berapa lama anda menonton
sinetron ini ?
a. Ya
b. Tidak
a. Keseluruhan
Intensitas
Seberapa baik anda menonton
sinetron ini ?
a. ¾ Tayangan
c. ½ Tayangan
Attention
(Perhatian)
Tahapan perhatian khalayak
terhadap keseluruhan isi baik audio
maupun visual :
1. Memperhatikan isi pesan yang
disampaikan
a. Fokus Memahami
b. Kurang Fokus
:3
:2
c. Tidak Fokus
:1
2. Memperhatikan kesesuaian
karakter tokoh Protogonis
Antagonis dan Tritagonis
3. Memperhatikan dialog maupun
simbolik yang diaplikasikan
:3
:2
a. Memperhatikan
:1
b. Kurang
Memperhatikan
c. Tidak
Memperhatikan
:3
:2
:1
a. Memperhatikan
4. Memperhatikan konflik ataupun
rangkaian kejadian yang
menyebabkan sebab akibat
b. Kurang
Memperhatikan
:3
:2
c. Tidak
:1
Memperhatikan
5. Memperhatikan setting lokasi
maupun akting masing-masing
pemain
6. Memperhatikan musik pengisi
dalam memperkuat atmosfir
a. Memperhatikan
:3
:2
b. Kurang
Memperhatikan
:1
c. Tidak
Memperhatikan
:3
:2
:1
a. Memperhatikan
Interpretasi
(Penfsiran)
Tahap penafsiran Khalayak :
7. Penafsiran terhadap isi pesan yang
disampaikan
b. Kurang
Memperhatikan
c. Tidak
Memperhatikan
:3
:2
:1
:3
a. Memperhatikan
:2
:1
b. Kurang
Memperhatikan
:3
c. Tidak
Memperhatikan
:2
:1
:3
a. Memperhatikan
8. Penafsiran terhadap kesesuaian
karakter tokoh Protogonis dan
Antagonis
9. Penafsiran terhadap dialog
maupun simbolik yang diaplikasikan
10. Penafsiran terhadap konflik
ataupun rangkaian kejadian yang
menyebabkan sebab akibat
b. Kurang
Memperhatikan
c. Tidak
Memperhatikan
a. Sesuai menurut
konsep religius
b. Kurang Sesuai
11. Penafsiran terhadap setting
lokasi akting maupun mimik
masing-masing pemain
:2
:1
c. Tidak Sesuai
:3
:2
:1
b. Kurang Sesuai
c. Tidak Sesuai
Tingkat Pengetahuan,
Responden terhadap keseluruhan isi:
13. Unsur sosial budaya agama
ekonomi dan politik ada dalam
sinetron ini
:2
:1
:3
a. Sesuai dalam
pencitraan pesan
12. Penafsiran terhadap musik
pengisi dalam memperkuat atmosfir
:3
c. Tidak Sesuai
a. Sesuai sebagai
kekuatan dramatis
b. Kurang Sesuai
Kognisi
(Pngthuan)
:2
:1
:1
:1
:3
a. Sesuai dengan
:3
permasalahan, tema
yang aktual dan
:2
kontekstual
:1
b. Kurang Sesuai
c. Tidak Sesuai
14. Siapa nama marbot musholah
yang di perankan oleh Deddy
Mizwar sebagai tokoh protogonis?
15. Secara sombolis Asrul adalah
sarjana S1 yang mengalami pahitnya
kehidupan, sosok fakir miskin yang
susah dalam mencari kerja, namun
dia tak pernah mengeluh dan slalu
berdoa. Siapakah sosok asrul dalam
dialog sinetron ini?
:1
a. Sesuai dalam
penggarapan
bahasa non verbal
b. Kurang Sesuai
c. Tidak Sesuai
a. Sesuai dengan isi
keseluruhan pesan
16. Saat pemilihan RW pak Juk’eng
Mawardi tukang sayur membagikan
sembako agar terpilih, Maulana
Malik Ibrahim preman kampung pun
ikut serta membersihkan kampung,
dan pak Idrus Madani ketua RW
lama memberikan uang kepada
warga agar terpilih kembali. Tapi itu
semua hanya dilakukan karena
adanya pemilihan ketua RW semata.
Ini ditampilkan sebagai refleksi
pemilihan umum kita yang baru
berlangsung. Lalu siapa yang terpilih
menjadi RW baru?
b. Kurang Sesuai
17. Setting lokasi saat ditanah suci
Mekah serta Akting yang diperankan
personel grup lawak Trio Bajaj
memberikan warna sendiri dimana
mereka sekarang sudah menjadi Haji
dimana sebelumnya mereka hanyalah
sekelompok narapidana. Siapakah
nama Trio Bajaj tersebut?
a. Bang Jon
b. Bang Aji
c. Bang Jack
18. Apa judul lagu dan siapa yang
menyanyikan soundtrack sinetron ini
dalam memperkuat atmosfir?
c. Tidak Sesuai
:3
:1
:1
a. Ada unsur
tersebut
b. Hanya sebagian
unsur
c. Tidak ada unsur
:3
:1
:1
:1
a. Perantau dari
Medan
b. Petani dari
Semarang
c. Tuan Tanah dari
Jakarta
a. Juk’eng Mawardi
19. Siapakah Sutradara sinetron
religi Para Pencari Tuhan jilid 3 ini
:1
:3
b. Maulana Malik
Ibrahim
c. Idrus Madani
a. Isa, Melki, Aden
b. Jarwo, Petric, Juki
c. Baha, Asrul, Udin
:1
:3
a. Beribadah Yok,
Gigi
b. Perjalanan, Dewa
c. Mari Sholat, Padi
a. Hanung
Bramantyo dan
Riri Reza
b. Sofyan De Surza
dan Arcthir De’x
c. Deddy Mizwar
dan Kiki Zakaria
Jumlah indikator dari masing-masing dimensi berbeda, perhatian berjumlah enam (6) soal, penafsiran enam (6) soal dan
pengetahuan tujuh (7) soal. Dikarnakan penulis ingin mengetahui seberapa besar pengetahuan responden terhadap si
pembuat karya atau sutradara dalam perhatian dan penafsiran responden terhadap hasil karya yang dibuatnya.
3.6
Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah di baca dan diinterpretasikan.
Karena Metode penelitian yang dipakai adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dimana penelitian ini
hanya memaparkan situasi atau peristiwa dan tidak mencari atau menjelaskan hubungan serta tidak menguji hipotesis
atau membuat prediksi.
Proses pengolahan data dapat dilakukan dengan memberikan skala atau skor dari jawaban-jawaban kuesioner
tersebut. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert merupakan jenis skala yang digunakan
untuk mengukur variabel penelitian (fenomena sosial spesifik), seperti sikap, pendapat, dan persepsi sosial seseorang
atau sekelompok orang. Skala Likert sangat cocok untuk menganalisa data-data yang penulis perlukan.
Ada tiga pengcodean dalam penialaian gambaran operasional konsep diatas dengan menggunakan pengukuran
skala likert sebagai berikut:
1.
Nilai 3
= Baik atau Positif adalah orang yang berpengertian bahwa Program Sinetron Religi Para
Pencari Tuhan jilid 3 yang diterima baik bagi responden
2.
Nilai 2
= Netral adalah orang yang berpengertian bahwa Program Sinetron Religi Para Pencari
Tuhan jilid 3 ini Kurang atau cukup baik bagi responden.
3.
Nilai 1
= Tidak baik atau negatif adalah orang yang berpersepsi bahwa Program Sinetron Religi
Para Pencari Tuhan jilid 3 tidak baik bagi responden.
Variabel penelitian yang diukur dengan skala likert ini di jabarkan menjadi indikator variable yang di jadikan
sebagai titik tolak penyusunan item-item instrumen, bisa berbentuk pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item
instrumen ini memiliki gradasi dari tertinggi (sangat positif) sampai pada terendah (sangat negative), yang jika
dinyatakan dalam bentuk kata-kata dapat berupa sebagai berikut.63
Skor
63
Tabel 3.3
Skala Likert
Penilaian
3
Memperhatikan / Sesuai / Jawaban Yang Benar
2
Kurang Memperhatikan / kurang Sesuai / Salah
1
Tidak Memperhatikan / Tidak Sesuai / Salah
Iqbal Hasan, Metode Pene1inelitian dan aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, 72.
Maka nilai untuk setiap jawaban dan total jawaban ditentukan dengan cara:64
1. Menentukan Nilai tertinggi dan nilai terendah dengan cara mengalikan jumlah nilai skala dengan jumlah
pertanyaan.
Nilai Tertinggi: 3 X 19 = 57
Nilai Terendah: 1X 19 = 19
2. Menentukan interval untuk setiap tingkatan dengan cara nilai tertinggi di kurangi nilai terendah, kemudian
membaginya dengan jumlah nilai skala.
Interval
= 57 - 19
3
=
38
3
= 12.6667 dijadikan 13
Jadi Interval nilai untuk skala pengukuran adalah 13.
Maka Klasifikasi untuk jelasan kuesioner adalah sebagai berikut.
Tinggi/Positif
= 45 – 57
Netral
= 32 – 44
Rendah/Negatif
= 19 – 31
Selanjutnya untuk mendapatkan akumulasi data mengenai tingkat persepsi, maka di peroleh dengan perhitungan
sebagai berikut:
Terdapat 19 pertanyaan tentang persepsi yang meliputi perhatian, penafsiran, dan pengetahuan, maka responden
mendapatkan nilai terendah adalah 19 dan nilai tertinggi adalah 57, maka klasifikasi data persepsi responden adalah
sebagai berikut:
Persepsi Positif
Penilaian responden terhadap Program Sinetron Religi PPT jilid 3 Positif atau tinggi. Apabila jawaban memiliki
nilai dari 45 – 57 poin.
Persepsi Netral
Penilaian responden terhadap Program Sinetron Religi PPT jilid 3 Netral. Apabila jawaban memiiki nilai dari 32
– 44 poin.
Persepsi Negatif
Penilaian responden terhadap Program Sinetron Religi PPT jilid 3 Negatif atau rendah. Apabila jawaban memiliki
nilai dari 19 – 31 poin.
64
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis, Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007, 381.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Profil Demi Gisela Citra Sinema
4.1.1 Sekilas tentang Demi Gisela Citra Sinema
PT Demi Gisela Citra Sinema didirikan tahun 1997 oleh Deddy Mizwar, dengan produksi pertama serial tv "Mat
Angin", disusul kemudian dengan serial Ramadhan "Lorong Waktu" (6 season), "Demi Masa", "Kiamat Sudah Dekat"
(film dan serial tv), film "Ketika", film "Nagabonar Jadi 2", dan terakhir serial tv "Para Pencari Tuhan” ( jilid 2 dan jilid
3). Di semua judul itu, Deddy Mizwar bertindak selaku produser sekaligus aktor dan sutradaranya. Sinetron dan film
produksi Citra Sinema dikenal konsisten mengandung muatan religi dan komedi, meski beberapa judul bergenre drama,
misalnya serial tv "Adillah" (RCTI), "Rinduku CintaMu" (SCTV), dan "Gerbang Penantian" (Lativi).65
Demi Gisela Citra Sinema saat ini mempunyai kantor yang bertempat di Rukan Taman Pondok Kelapa
Blok.B7-8, Jl.Raya Pondok Kelapa, Jakarta Timur dengan Telepon: 86903830, 86904064 , 8650064. Fax: 8649891
(Pemasaran) 86904104 (Produksi).
E-mail: [email protected] Serta Web : www.citrasinema.com
4.1.1.1 Filmografi PT Demi Gisela Citra Sinema
Tabel 4.1
Filmografi PT Demi Gisela Citra Sinema
No
Nama Film
Tahun
Rumah Produksi
1.
Cinta Abadi
1976
PT Dipajaya Film
2.
Menanti Kelahiran
1977
PT Cinerama Film
3.
Hamil Muda
1977
PT Cinerama Film
4.
Kekasih
1977
PT Jaya Berasudara
5.
Ach Yang Bener
1980
PT Matari Artis Jaya
6.
Misteri Jaipong
1981
PT Manggala Parkasa
7.
Bukan Impian Semusim
1982
PT Elang Perkasa
65
Profil Demi Gisela Citra Sinema (2010, 13 April). Citra Sinema. Diakses pada tanggal 13 april 2010 dari
http://citrasinema.com/citrasinemahistory
8.
Pioneer Desa
1982
PPFN
9.
Sorta
1982
PT Sorta Film
10.
Sunan Kalijaga
1983
PT Tobali Film
11.
Saat kau Berbaring Di Dadaku
1985
PT Gramedia Film
12.
Kerikil-Kerikil Tajam
1985
PT Bola Dunia Film
13.
Arie Hanggara
1985
PT Tobali Film
14.
Opera Jakarta
1985
PT Tobali Film
15.
Satu Mawar Tiga Duri
1985
PT Gramedia Film
16.
Bila Saatnya Tiba
1985
PT Garuda Film
17.
Pengantin Baru
1986
PT Kanta Indah
18.
Menumpas Teroris
1986
PT Parkit Film
19.
Nagabonar
1986
PT Kanta Indah
20.
Hatiku Bukan Pualam
1986
PT Prasidi Teta Film
21.
Mekar Diguncang Prahara
1986
PT Bola Dunia Film
22.
Irisan-Irsan Hati
1987
PT Kanta Indah Film
23.
Bayi Tabung
1987
PT Kanta Indah Film
24.
Cintaku Dirumah Susun
1988
PT Kanta Indah
25.
Omong Besar
1988
PT Parkit Film
26.
Kipas-Kipas Cari Angin
1988
PT Kanta Indah Film
27.
Bilur-Bilur Penyesalan
1988
PT Kanta Indah Film
28.
Lupus III
1989
PT Kanta Indah Film
29.
Cinta Cuma Sepenggal Dusta
1989
PT Kanta Indah Film
30.
Kiamat Sudah Dekat
1989
PT Demi Gisela Citra Sinema
31.
Ketika
2003
PT Demi Gisela Citra Sinema
32.
Nagabonar Jadi 2
2006
PT Demi Gisela Citra Sinema
dan Bumi Prasidi Bi-Epsi
33
Alangkah Lucunya Negeri Ini
2010
PT Demi Gisela Citra Sinema
4.1.1.2 Sinetron Yang Telah Diproduksi PT Demi Gisela Citra Sinema
Tabel 4.2
Sinetron Yang Telah Diproduksi PT Demi Gisela Citra Sinema
No
Judul Sinetron
1.
Ketulusan Kartika
2.
Abunawas
Tahun
Production House
PT Demi Gisela Citra Sinema
1992
PT Demi Gisela Citra Sinema
3.
Ditepi Kerinduan
1997
PT Demi Gisela Citra Sinema
4.
Hikayat Pengembara
1997
PT Demi Gisela Citra Sinema
5.
Badai Pasti Berlalu
1997
PT Demi Gisela Citra Sinema
6.
Mat Angin 1
1997
PT Demi Gisela Citra Sinema
7.
Mat Angin 2
1997
PT Demi Gisela Citra Sinema
8.
Lorong Waktu
1999
PT Demi Gisela Citra Sinema
9.
Lorong Waktu 2
2000
PT Demi Gisela Citra Sinema
10. Lorong Waktu 3
2001
PT Demi Gisela Citra Sinema
11. Gerbang Penantian
2001
PT Demi Gisela Citra Sinema
12. Apa Kabar Bangsamu
2001
PT Demi Gisela Citra Sinema
13. Sajadah Dan Tafakur
2001
PT Demi Gisela Citra Sinema
14. Lorong Waktu 4
2002
PT Demi Gisela Citra Sinema
15. Adillah
2002
PT Demi Gisela Citra Sinema
16. Lorong Waktu 5
2003
PT Demi Gisela Citra Sinema
17. Demi Masa
2005
PT Demi Gisela Citra Sinema
18. Kiamat Sudah Dekat 1
2005
PT Demi Gisela Citra Sinema
19. Lorong Waktu 6
2006
PT Demi Gisela Citra Sinema
20. Kiamat Sudah Dekat 2
2006
PT Demi Gisela Citra Sinema
21. Kiamat Sudah Dekat 3
2007
PT Demi Gisela Citra Sinema
22. Para Pencari Tuhan
2007
PT Demi Gisela Citra Sinema
23. Para Pencari Tuhan 2
2008
PT Demi Gisela Citra Sinema
24. Para Pencari Tuhan 3
2009
PT Demi Gisela Citra
Sinema
26. Titik-titik hitam (FTV)
PT Demi Gisela Citra Sinema
27. Gadis kami tercinta (FTV)
PT Demi Gisela Citra Sinema
28. Monumen (FTV)
PT Demi Gisela Citra Sinema
4.1.1.3 Penghargaan Yang Pernah Diraih PT Demi Gisela Citra Sinema
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Aktor terbaik Festival Teater Remaja se DKI 1975 dalam judul “LINGKARAN PUTIH” (Teater)
Pemeran Utama Pria Terbaik dalam Film ARIE HANGGARA (FFI1986)
Pemeran Pembantu Pria Terbaik dalam Film “OPERA JAKARTA” (FFI 1986)
Pemeran Utama Pria Terbaik dalam Film “NAGABONAR” (FFI 1987)
Pemeran Pembantu Pria Terbaik dalam Film “KUBERIKAN SEGALANYA” (FFI 1992)
Pemeran Pembantu Pria Terbaik dalam Sinetron “VONIS KEPAGIAN” (FSI 1996)
7. Pemeran Utama Pria Terbaik dalam Sinetron “MAT ANGIN” (FSI 1997)
8. Sutradara Terbaik dalam Sinetron “MAT ANGIN” (FSI 1997)
9. Sutradara Terbaik dalam Sinetron “MAT ANGIN” (FSI 1998)
10. Sutradara Terbaik dalam Sinetron “KIAMAT SUDAH DEKAT” (FSI 2005)
11. Pemeran Utama Pria Terbaik dalam Sinetron “DEMI MASA” (FSI 2005)
12. Aktor Terpuji dalam Film “NADA DAN DAKWAH” & “KUBERIKAN SEGALANYA” (Forum Film
Bandung 1993)
13. Aktor Terpuji dalam Film “KETIKA” (Festival Film Bandung 2005)
14. Sutradara Terpuji dalam Film “KIAMAT SUDAH DEKAT” (Festival Film Bandung 2006)
15. Anugerah Prestasi Sineas dengan Karya Religius tahun 2000 dari Bulletin Sinetron
16. Aktor Senior Favorit 2003 dari Cinemags Indonesian Awards 2003
17. The Most Religious Actor 2004 dari Frontier, Marketing Celebrity Image Award 2004
18. Lifetime Achievement 2005 dari Stasiun Televisi PT Surya Citra Televisi (SCTV)
19. Anugerah Budaya dari Pemprov DKI tahun 2006
20. Lifetime Achievement 2005 dari Panasonic Award
21. Produser Terbaik kategori Sinetron dari Anugerah Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia 2006
22. Penghargaan dari Menteri Olahraga dan Pemuda Republik Indonesia 2007 (NAGABONAR JADI 2)
23. Penghargaan dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) 2007 (NAGABONAR JADI 2)
24. Sutradara Terpuji dalam Film “NAGABONAR JADI 2” (Festival Film Bandung 2007)
25. Tribute to Deddy Mizwar dari Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2007
26. Lifetime Achievement 2007 dari MTV Award (MIMA) – 2007
27. Best Actor for Indonesian Film Category - Sarasvati Award 2007 - Bali International Film Festival
28. The Legend 2007 Pilihan Majalah Gadis
29. Pemeran Utama Terpilih dalam film “NAGABONAR JADI 2” (JAK-TV Festival Film Jakarta 2007)
30. Sutradara Terbaik Pilihan Dewan Juri dalam film “NAGABONAR JADI 2” (FFI 2007)
31. Pemeran Utama Terbaik dalam film “NAGABONAR JADI 2” (FFI 2007)
32. Best Director dalam film “NAGABONAR JADI 2” (Jakarta International Film Festival/JIFFEST) 2007)
33. Pemeran Utama Pria Terbaik dalam film “NAGABONAR JADI 2” (Indonesian Movie Awards/IMA 2008)
34. Sutradara Terpuji dalam Sinetron “PARA PENCARI TUHAN” (Festival Film Bandung/FFB 2008)
35. Tokoh Perubahan Republika 2007 dari Harian Republika
36. Tokoh Budaya 2008 dari Harian Seputar Indonesia (SINDO)
4.1.2 Profil Sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 3
4.1.2.1 Sinopsis
Para Pencari Tuhan bercerita tentang kehidupan seorang merbot (penjaga mushala) bernama Bang Jack (Deddy
Mizwar) dan ketiga muridnya yang mantan narapidana, yaitu Chelsea (Melki Bajaj), Barong (Aden Bajaj), dan Juki (Isa
Bajaj). Setelah keluar dari penjara, Barong diusir dari komplotan curanmor lantaran sering menyanyi di pengadilan.
Setali tiga uang, Juki yang mantan copet, ditolak mentah-mentah saat kembali ke rumah ibunya. Nasib Chelsea agak
berbeda. Ketika akan mengajak rujuk kembali dengan mantan istrinya, Marni (Anggia Jelita). Ternyata sang istri sudah
menikah dengan Sumarno, polisi yang menjebloskannya ke penjara.
Akhirnya mereka bertiga secara tak sengaja bertemu dan luntang-lantung menyusuri Jakarta yang tak lagi ramah.
Seharian mereka menjumpai warung tutup. Hati mereka makin sakit, merasa dunia sudah benar-benar menutup diri bagi
mereka. Mereka baru tersadar saat ada yang memberitahu bahwa hari ini adalah hari pertama bulan puasa, sehingga tak
ada orang makan di warung.
Ketiganya kemudian terdampar di sebuah mushala bernama At-Taufiq. Di sana ada Bang Jack, penjaga mushala
yang fanatik dengan bedug. Dia tak mau adzan jika belum menabuh bedug. Mantan tukang jagal ini akhirnya tak hanya
menerima ketiga narapidana tersebut tapi sekaligus sudi membimbing mereka ke jalan yang benar. Sebenarnya ilmu
agama Bang Jack sendiri pas-pasan sehingga dalam penerapan agama sering keliru. Untunglah ada Aya (Zaskia adya
mecca) yang membantunya. Gadis cantik penjual kolak dan pengelola perpustakaan gratis ini paham soal agama. Aya
adalah adik ipar Ustad Ferry (Akri Patrio), sang ketua pengurus mushala, yang pamornya tengah menanjak setelah
menjadi komentator di sebuah televisi. Belakangan popularitasnya tersaingi oleh istrinya sendiri, Haifa (Annisa Suci
Wulandari).
Dalam sinetron ini juga ditampilkan hubungan yang unik antara Bang Udin (Udin Nganga), seorang hansip, dan
sahabatnya Asrul (Asrul), seorang pria beristri satu beranak empat, dengan Pak Jalal (Jarwo Kuat). Bang Udin dan Asrul
sering merasa kesal dengan Pak Jalal yang merupakan orang paling kaya di kampungnya. Sekesal apapun mereka tetap
mendatangi Pak Jalal untuk diberikan pekerjaan pada saat mereka kekurangan uang untuk biaya hidup. Selain itu,
sinetron ini juga diwarnai dengan kisah cinta Aya dengan Azzam (Agus Kuncoro), teman masa kecil Aya, yang
berliku-liku. Walau lamarannya sudah tiga kali ditolak, Azzam tetap pantang menyerah mengejar cinta Aya.
Setelah sukses dengan penayangan musim pertamanya (2007), pada Bulan Ramadhan 2008 (1-30 September
2008) ditayangkan musim kedua yang diberi judul "Para Pencari Tuhan Jilid Dua". Seluruh tokoh yang ada pada musim
pertama tetap dipertahankan pada musim kedua, bahkan bertambah dengan tokoh Baha (Tora Sudiro) yang merupakan
teman masa kecil Asrul yang menjadi pelaut. Baha muncul menemui Asrul saat kapalnya mendarat di pelabuhan. Baha
yang bertato dan pemabuk memberikan warna berbeda pada sinetron ini. Selain itu, plot percintaan Aya dan Azzam
(Zaskia dan Agus Kuncoro) mulai "memanas" dengan terlibatnya orang ketiga yang selama ini menjadi sahabat mereka,
yaitu Kalila. Sudah dua musim sinetron religi ini cerita dan skenario tetap ditulis oleh Wahyu HS. tetap favorit dan
mengungguli program-program sahur lainnya.
Jilid ketiga ditayangkan di stasiun yang sama SCTV selama Ramadhan 2009 pukul 02:30-05:00. Pada jilid
ketiganya, sinetron religi besutan aktor senior, Deddy Mizwar dan Kiki Zakaria memberikan alur cerita yang dibumbui
drama cinta segitiga antara Aya (Zaskia Adya Mecca), Azzam (Agus Kuncoro), dan Kalila (Atta Ivano). Tak itu saja,
konflik pun kembali ditebar lewat karakter yang diperankan personel grup lawak Trio Bajaj, Isa, Melky dan Aden, yang
menjadi murid Bang Jack (Deddy Mizwar), yang dikisahkan baru kembali dari Tanah Suci Mekkah.
Dan tentunya, tak ketinggalan aroma pemilu juga melengkapi racikan sinetron yang tetap didukung sejumlah
muka lama seperti Jalal (Jarwo Kuat), Udin Hansip (Udin Nganga), Ustadz Ferry (Akrie Patrio), hingga Baha (Tora
Sudiro). Kali ini ada cerita pemilu, pemilihan RW sebagai refleksi pemilihan umum kita yang baru berlangsung serta
Bang Jack yang diperankan Deddy Mizwar bersama tiga sahabatnya yang mantan napi Juki, Barong, Chelsea dikisahkan
telah menunaikan ibadah haji. Setelah itu, Bang Jack ingin kembali ke Tanah Suci. Namun saat niatnya akan terwujud,
seorang kepala maling menghentikan langkah Bang Jack. Sang maling menganggap Bang Jack hanya ingin masuk surga
sendiri meninggalkan saudara dan anak buahnya. Sementara dua sahabat, Asrul dan Udin Hansip juga ingin mewujudkan
cita-citanya untuk menunaikan ibadah haji. Di tengah kemiskinan, keduanya bekerja serabutan agar bisa naik haji.
Pengambilan gambar sinetron yang ceritanya ditulis oleh Wahyu HS ini berlangsung di kawasan Jatiasih, Bekasi, Jawa
Barat. Cerita sinteron Para Pencari Tuhan jilid tiga masih diwarnai konflik percintaan. Masalah pelik mendera cinta
Azam diperankan Agus Kuncoro dan Aya yang diperankan Zaskia Adya Mecca. Jelang pernikahan, Kalila yang
diperankan Artta Ivano masuk dalam lingkaran cinta segi tiga di antara Azam dan Aya. Meskipun Azam sudah berjanji
untuk menikahinya, tapi perasaan Azam pada Kalila mengganggu hubungan Azam dan Aya. karena Aya juga sahabat
kecil Kalila. Baha yang diperankan oleh Tora Sudiro juga menjadi sosok yang hadir dalam kehidupan Kalila. Chelsea
juga mengalami masalah saat akan rujuk bersama mantan istrinya. Demikian juga Barong yang tidak disetujui keluarga
pacarnya.
4.1.2.2 Para Pemain Sinetron Religi Para Pencari Tuhan jilid 3
Tabel 4.3
Para Pemain Sinetron Religi Para Pencari Tuhan jilid 3
Pemain
Peran
Deddy Mizwar
Bang Jack
Melki Bajaj
Chelsea
Aden Bajaj
Barong
Isa Bajaj
Juki
Zaskia Adya Mecca
Aya
Artha Ivano
Kalila
Akri Patrio
Ustadz Ferry
Annisa Suci Wulandari
Haifa
Agus Kuncoro
Azzam
Udin Nganga
Bang Udin
Asrul Dahlan
Asrul
Jarwo Kuat
Pak Jalal
Tora Sudiro
Baha
Anggia Jelita
Marni
Deliana Siahaan
Mak Juki
Yahya Zakhri
Bang Uyan
Linda Leona
Linda
Idrus Madhani
Pak RW
Sheila Purnama Bulan
Sheila
Dara KDI
Dara
Yanto Tampan
Bang Acip
Otis Pamutih
Bang Yongki
Mira Gloria
Mira (Istri Asrul)
Bonte
Bonte
Wingky Harun
Om Wingky
Juk Ng
Juk Ng (Tukang Sayur)
4.2
Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 12 – 21 April 2010 di Fikom Ank 2007 UMB dalam
Program Sinetron Religi PPT jilid 3 adalah sebagai berikut :
4.2.1 Karakteristik Responden
Tabel 4.4
Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
F
%
1.
Laki-Laki
38
49 %
2.
Perempuan
40
51 %
78
100 %
Total
Dari data yang diperoleh, jumlah kelompok responden perempuan tidak jauh beda dengan responden laki – laki.
Hal ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini sama-sama menyaksikan sinetron religi ini.
Tabel 4.5
Usia Responden
No
Usia Responden
F
%
1.
18 – 19 Tahun
8
10 %
2.
20 – 21 Tahun
53
68 %
3.
22 – 23 Tahun
17
22 %
78
100 %
Total
Sebagian besar responden pada penelitian ini berada direntang usia 20 – 21 tahun yang berjumlah 53 atau sebesar
68 % responden dari total keseluruhan dimana penulis mangajukan penelitian kepada para mahasiswa di perguruan
tinggi, Responden yang berada pada usia 18 – 19 tahun berjumlah 8 atau sebesar 10 % responden dan yang berada pada
usia 22 – 23 tahun berjumlah 17 atau sebesar 22 % Responden
Pada usia muda ini memanglah masa pencarian jati diri bagi seorang untuk memantapkan kehidupan
kepribadiannya disinilah peran media masa khususnya televisi berguna sebagai media informasi serta hiburan yang
memberikan pendidikan dan pengetahuan yang baik dan positif untuk di konsumsi audiens nya.
Tabel 4.6
Jurusan Pendidikan Responden
No
Jurusan
F
%
1.
Broadcasting
37
47 %
2.
Marketing Communications
9
12 %
3.
Public Relations
19
24 %
4.
Visual Comunications
13
17 %
96
100 %
Total
Responden terbanyak terdapat pada jurusan Broadcasting sebesar 37 responden atau 47 % Public Relation 19
atau 24 % responden Visual Comunications 13 atau 17 % responden dan Marketing Comunications 9 atau 12 %
responden saja.
Ini menjelaskan responden yang menyukai sinetron religi PPT jilid 3 terdapat pada generasi muda mahasiswa
Ilmu Komunikasi untuk dapat memahami isi dari sinetron tersebut, karena Jurusan yang mereka tempuh pun mempelajari
masalah yang terjadi pada media komunikasi dan perkembangannya, Pendidikan dan pengetahuan responden menjadi
faktor sosiopsikologis yang penting sehingga menghasilkan persepsi yang berbeda dari masing-masing individu.
4.2.2 Frekuensi Menonton Televisi
Pola menonton televisi responden digunakan untuk mengetahui frekuensi responden dalam mempergunakan
televisi sebagai media informasi dan hiburan dalam menyaksikan tayangan-tayangan televisi, juga frekuensi responden
dalam menonton sinetron religi PPT jilid 3. Hal ini membantu untuk mengetahui kesukaan responden pada tayangan
sinetron religi PPT jilid 3 yang ditayangkan di SCTV.
Tabel 4.7
Frekuensi Menonton Televisi
No
Frekuensi
F
%
1.
Sering ( 6 kali dalam 1 minggu )
55
71 %
2.
Jarang ( 3 kali dalam 1 minggu )
23
29 %
3.
Tidak pernah
0
0%
78
100 %
Total
Dalam Tabel ini menunjukan media komunikasi televisi masih memegang peranan penting dalam pencarian
informasi serta hiburan bagi responden, dimana keseringan menonton televisi mendapatkan frekuensi 55 atau 71 %,
responden yang jarang menonton pun hanya mendapatkan 23 atau 29 % dan tidak ada responden atau 0% yang tidak
menonton televisi.
Berdasarkan penelitian ini menyatakan bahwa televisi masih mempunyai peran penting dalam memberikan
informasi, hiburan serta pendidikan yang baik dan positif kepada para audiensnya.
Tabel 4.8
Lama Menonton Televisi
No
Lama Menonton Televisi
F
%
1.
< 2 Jam
15
19 %
2.
2 – 3 jam
30
39 %
3.
4 – 5 Jam
33
42 %
78
100 %
Total
Tabel ini menunjukan bahwa banyak responden yang menonton televisi lebih dari 4 – 5 jam sehari sebanyak 33
atau setara dengan 42 % responden, Yang menonton 2 – 3 jam sebanyak 30 atau 39 % responden, Dan hanya 15 atau 19
% responden yang menonton televisi kurang dari 2 jam setiap harinya. Mereka menonton televisi untuk melihat acara
tertentu dalam memenuhi kebutuhan informasi dan hiburan.
Tabel 4.9
Pernah Menonton Para Pencari Tuhan jilid 3
No
Pernah Menonton Sinetron religi PPT jilid 3
F
%
1.
Ya
78
100 %
2.
Tidak
0
0%
78
100 %
Total
Tabel ini menunjukkan sinetron religi PPT jilid 3 dikenal oleh 78 atau 100 % responden. Ini berarti semua
responden pernah menonton sinetron religi PPT jilid 3. Walaupun belum tentu mereka selalu menonton sinetron religi
PPT jilid 3, tetapi mereka sudah pernah melihat tayangan tersebut. Tidak menutup kemungkinan responden juga
menyukai sinetron religi PPT jilid 3 ini. Tetapi tidak menutup kmungkinan mereka tidak menyukai tayangan sinetron
religi PPT jilid 3.
Tabel 4.10
Intensitas Menonton Sinetron Religi PPT jilid 3
No
Intensitas Menonton Sinetron PPT
jilid 3
F
%
1.
Keseluruhan
49
63 %
2.
¾ Tayangan
17
22 %
3.
¼ Tayangan
12
15 %
78
100 %
Total
Tabel ini menunjukkan intensitas responden menyaksikan tayangan sinetron religi PPT jilid 3. Responden yang
menjawab menonton keseluruhan sebanyak 49 atau sebesar 63 % responden. 17 atau 22 % responden menjawab ¾
tayangan yang disaksikan dan 12 atau 15 % responden menjawab hanya ½ tayangan yang disaksikan. Jawaban ini dapat
menjadi dasar kemungkinan pemirsa menyukai tayangan sinetron religi PPT jilid 3. Karena apabila responden menonton
sinetron religi PPT jilid 3 semakin besar kemungkinan mereka memahami dan menyukai tayangan ini.
Table 4.11
Kefokusan Menonton Sinetron Religi PPT jilid 3
No
Penilaian
F
%
1.
Fokus menonton
57
73 %
2.
Kurang Fokus
21
27 %
3.
Tidak Fokus
0
0%
78
100 %
Total
Tabel ini menunjukan 57 atau 73 % responden menjawab fokus memahami apa yang di tampilkan, 21 atau 27 %
responden yang menjawab kurang fokus dan tidak ada yang menjawab tidak fokus.
Berdasarkan hasil penelitian ini menjelaskan responden yang di teliti adalah orang yang tepat untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang nanti di berikan peneliti guna memperoleh persepsi mahasiswa.
4.2.3 Persepsi Terhadap Sinetron Religi PPT jilid 3
Persepsi pemirsa atau responden terhadap sinetron religi PPT jilid 3 dapat dimulai dengan mengetahui persepsi
pemirsa terhadap perhatian, penafsiran, Pengetahuan, dalam konteks Isi pesan, kesesuaian karakter, dialog maupun
simbolik, konflik, karaktersetting lokasi, musik dan sebagainya. Untuk mengetahui lebih lanjut dan terperinci mengenai
persepsi pemirsa terhadap isi sinetron religi PPT jilid 3, berikut disajikan hasil analisa data primer responden :
4.2.3.1 Tahap Perhatian Terhadap Isi Sinetron Religi PPT jilid 3
Tabel 4.12
Perhatian Terhadap Isi Pesan Sinetron Religi PPT jilid 3
No
1.
Kategori Jawaban
Memperhatikan
F
%
58
74 %
2.
Kurang Memperhatikan
17
22 %
3.
Tidak Memperhatikan
3
4%
78
100 %
Total
Tabel 9 menunjukkan sekitar 58 atau 74 % responden memilih jawaban sangat memperhatikan isi pesan sinetron
religi PPT jilid 3, 17 atau 22 % responden yang menjawab kurang memperhatikan dan hanya 3 atau 3 % responden yang
menjawab tidak memperhatikan.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh selama penyebaran kuesioner di lapangan bahwa pesan yang
disampaikan baik itu sosial budaya agama ekonomi dan politik sudah mendapat perhatian responden.
Tabel 4.13
Perhatian Terhadap Karakter Sinetron Religi PPT jilid 3
( Protogonis Antagonis dan Tritagonis )
No
Kategori Jawaban
F
%
1.
Memperhatikan
45
58 %
2.
Kurang Memperhatikan
28
36 %
3.
Tidak Memperhatikan
5
6%
78
100 %
Total
Tabel 10 menunjukkan 45 atau 58 % responden menjawab sangat memperhatikan karakter tokoh dalam cerita
sinetron religi PPT jilid 3, namun 28 atau 36 % responden menjawab kurang memperhatikan dan 5 atau 6 % responden
menjawab tidak memperhatikan karakter tokoh dalam cerita sinetron religi PPT jilid 3. Mereka menganggap karakter
yang ditampilkan kurang dapat memikat pemirsanya. Persaingan antar tokoh dalam televisi lain mampu mengalihkan
perhatian pemirsa.
Tabel 4.14
Perhatian Terhadap Dialog Maupun Simbol Dalam Cerita Sinetron Religi PPT jilid 3
No
Kategori Jawaban
F
%
1.
Memperhatikan
54
70 %
2.
Kurang Memperhatikan
22
29 %
3.
Tidak Memperhatikan
2
1%
78
100 %
Total
Tabel 11 menunjukkan 54 atau 70 % responden lebih responden menjawab sangat memperhatikan dialog dalam
cerita sinetron religi PPT jilid 3. Dialog yang dibuat sederhana dan lebih sering mengangkat masalah sosial yang sedang
timbul pada saat itu, sehingga pemirsa merasa dekat dengan cerita dan dialog yang dibuat. Dialog dibuat sedemikian
rupa sehingga menimbulkan situasi yang lucu dan menghibur. Dan ini yang membuat responden memperhatikan dialog
dalam cerita religi PPT jilid 3. Simbol – simbol yang di tanpilkan nya pun cukup dapat menghibur, dimana setiap tokoh
sudah dapat mewakili simbol dari setiap peran dengan sesuai.
Tabel 4.15
Perhatian Terhadap Konflik Dalam Cerita Sinetron Religi PPT jilid 3
( rangkaian kejadian yang menyebabkan sebab akibat )
No
Kategori Jawaban
F
%
1.
Memperhatikan
60
77 %
2.
Kurang Memperhatikan
17
22 %
3.
Tidak Memperhatikan
1
1%
78
100 %
Total
Tabel 12 menunjukkan 60 atau 77 % responden menjawab sangat memperhatikan konflik dalam cerita sinetron
PPT jilid 3, 17 atau 22 % responden menjawab kurang memperhatikan dan 1 atau 1 % responden menjawab tidak
memperhatikan konflik yang terjadi dalam cerita sinetron religi PPT jilid 3.
Berdasarkan penelitian 50 % lebih responden menjawab sangat memperhatiakan konflik yang terjadi, dimana
konflik yang ada menghasilkan solusi – solusi jawaban yang baik menurut mereka dari konflik sosial ekonomi politik
budaya serta agama.
Tabel 4.16
Perhatian Terhadap Setting Lokasi Maupun Akting
Dalam Sinetron Religi PPT jilid3
No
Kategori Jawaban
F
%
1.
Memperhatikan
48
62 %
2.
Kurang Memperhatikan
28
36 %
3.
Tidak Memperhatikan
2
2%
Total
78
100 %
Tabel 13 menunjukkan banyak responden memperhatikan setting yang dibuat mampu mendukung akting para
tokoh dalam cerita. 48 atau 62 % responden menjawab sangat memperhatikan 28 atau 36 % responden menjawab
kurang memperhatikan dan 2 atau 2 % responden yang menjawab tidak memperhatikan.
Responden berpendapat bahwa setting yang dibuat memang mendukung akting tiap tokoh dalam cerita. Suasana
musholah atau tempai ibadah di set sejuk dan asri dengan adanya pohon dan tanaman hias.
Tabel 4.17
Perhatian Terhadap Musik Pengisi Dalam Sinetron Religi PPT jilid 3
( guna memperkuat atmosfir )
No
Kategori Jawaban
F
%
1.
Memperhatikan
62
80 %
2.
Kurang Memperhatikan
14
18 %
3.
Tidak Memperhatikan
2
2%
Total
78
100 %
Tabel 14 menunjukkan sekitar 62 atau 80 % responden memperhatikan musik yang mengisi sinetron, cukup
mewakili pesan dari cerita yang di sampaikan dan waktu pemutaran yang bertepatan pada bulan Ramadhan bagi umat
islam. Menurut mereka, dari setiap perpindahan karakter-karakter tokoh yang ada dalam cerita, musik yang mengisi
sangat cocok dan cukup mewakili karakter dalam sinetron religi PPT jilid 3.
4.2.3.2 Tahap Penafsiran Terhadap Isi Sinetron Religi PPT jilid 3
Tabel 4.18
Penafsiran Terhadap Isi Pesan Sinetron Religi PPT jilid 3
No
Kategori Jawaban
F
%
1.
Sesuai dengan konsep religius
53
68 %
2.
Kurang Sesuai
23
29 %
3.
Tidak Sesuai
2
3%
78
100 %
Total
Tabel 15 menunjukan sebanyak 53 atau 68 % responden menjawab sesuai berdasarkan pedoman penyiaran, 23
atau 29 % responden menjawab kurang sesuai dan 2 atau 3 % responden saja yang menjawab sinetron ini tidak sesuai.
Ini menjelaskan 50 % lebih responden menyukai penyajian yang ditampilkan pada setiap episodenya. Karena
dapat menghibur para pemirsanya sekaligus memberikan pengetahuan. terutama tidak hanya tema yang bernafaskan
Ramadhan Tapi yang lebih menarik adalah bagaimana mengemas suatu sinetron Ramadhan menjadi tontonan yang segar,
penuh nilai, dan yang penting adalah tidak menggurui.
Tabel 4.19
Penafsiran Terhadap Kesesuaian Karakter Sinetron Religi PPT jilid 3
( Protogonis Antagonis dan Tritagonis )
No
Kategori Jawaban
F
%
1.
Sesuai Sebagai Kekuatan Dramatisasi
57
73 %
2.
Kurang Sesuai
19
24 %
3.
Tidak Sesuai
2
3%
78
100 %
Total
Tabel 16 menunjukkan 57 atau 73 % responden menjawab sesuai sebagai kekuatan dramatisasi karakter dalam
sinetron religi PPT jilid 3, 19 atau 24 % responden menjawab kurang sesuai dan hanya 2 atau 3 % responden yang
menjawabnya tidak sesuai.
Responden berangapan tokoh dalam sinetron religi PPT jilid 3 memang ada dalam kehidupan sehari-hari dan
mereka menemukan karakter tersebut disekitar mereka. Karakter yang ditampilkannya pun cukup menarik dan segar.
Tabel 4.20
Penafsiran Terhadap Dialog Maupun Simbol Dalam Cerita Sinetron Religi PPT jilid 3
No
Kategori Jawaban
F
%
1.
Sesuai Dalam Pencitraan Pesan
53
68 %
2.
Kurang Sesuai
18
23 %
3.
Tidak Sesuai
7
9%
78
100 %
Total
Tabel 17 menunjukkan sebanyak 53 atau 68 % responden menjawab sesiau dalam pencitraan pesan dalam
sinetron religi PPT jilid 3 mudah dimengerti. Mereka beranggapan dari segi dialog yang dibuat secara sederhana dan
lebih sering mengangkat kehidupan sosial ekonomi dan agama dapat dengan mudah dimengerti dalam sinetron religi PPT
jilid 3. Meskipun ringan dan menggunakan bahasa sehari – hari namun setiap dialog maupun simbol yang ditampilkan
adalam pengetahuan yang baik dengan pesan – pesan yang bermanfaat bagi audiens nya.
Tabel 4.21
Penafsiran terhadap konflik dalam cerita sinetron religi PPT jilid 3
( rangkaian kejadian yang menyebabkan sebab akibat )
No
Kategori Jawaban
F
%
1.
69
76 %
2.
Sesuai Dengan Permasalahan Atau Tema
Yang Aktual Dan Kontekstual.
Kurang Sesuai
14
18 %
3.
Tidak Sesuai
5
6%
78
100 %
Total
Tabel 18 ini menunjukan 69 atau 76 % responden menyatakan Penafsiran terhadap konflik atau rangkaian
kejadian yang menyebabkan sebab akibat dalam cerita sinetron religi PPT jilid 3 sesuai dengan permasalahan atau tema
yang aktual dan kontekstual. Dimana konflik yang terjadi segar dan terjadi dalam kehidupan bermasyarakat saat ini
misalkan suasana pemilihan umum, sosial ekonomi antara si miskin dan si kaya, percintaan berdasarkan agama dan
norma – norma kehidupan saat ini. Namun 5 responden atau 6 % lainnya menyatakan tidak ada unsur tersebut.
Tabel 4.22
Penafsiran terhadap setting lokasi akting maupun mimik
dalam religi sinetron PPT jilid3
No
Kategori Jawaban
F
%
1.
55
70 %
2.
Sesuai Dalam Penggarapan Bahasa
Non-Verbal.
Kurang Sesuai
20
26 %
3.
Tidak Sesuai
3
4%
78
100 %
Total
Setting lokasi yang Pengambilan gambar sinetron yang ceritanya ditulis oleh Wahyu HS ini berlangsung di
kawasan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat. Mempunyai set yang baik dan menarik serta sesuai dalam penggarapan bahasa non
verbal.
Berdasarkan Tabel 19 ini menunjukkan 55 atau 70 % responden yang menjawab setting yang dtampilkan sinetron
religi PPT jilid 3 bagus atau sesuai. Mereka menyatakan tata letak yang ditampilkan mendukung akting para pemain.
dari segi tata letak, angle kamera yang diambil, suasana kehidupan keanggunan masyarakat sangatlah baik.20 atau 26 %
responden menyatakan kurang sesuai dan 3 atau 4 % responden menyatakan tidak sesuai.
Tabel 4.23
Penafsiran terhadap musik pengisi dalam sinetron religi PPT jilid 3
( guna memperkuat atmosfir )
No
1.
Kategori Jawaban
2.
Sesuai Dengan Isi
Pesan.
Cukup Sesuai
3.
Tidak Sesuai
Total
Keseluruhan
F
%
58
75 %
15
19 %
5
6%
78
100 %
Tabel 20 menunjukkan 5 atau 6 % responden yang menjawab tidak sesuai penafsirannya terhadap musik yang
mengisi sinetron religi PPT jilid 3. Mereka beranggapan musik yang dipakai tidak sesuai guna memperkuat atmosfir dan
tidak sesuai dengan isi dari keseluruhan pesan dalam sinetron religi PPT jilid 3 namun 58 atau 75 % responden
menjawab musik yang mengisi sinetron religi PPT jilid 3 sesuai, karena mereka beranggapan dari musik yang mengisi
sinetron religi PPT jilid 3 dapat memperkuat atmosfir didalamnya sesuai isi dari keseluruhan pesan yang akan di
sampaikan, karna musik salah satu alasan sinetron ini dapat dikenal di masyarakat dengan tembang yang tampilkannya
dengan bahasa audio dan visual.
4.2.3.3 Tahap Pengetahuan Terhadap Isi Sinetron Religi PPT jilid 3
Pengetahuan dalam dalam dimensi ketiga (3) dari persepsi ini adalah ketegasan dari semua aspek yang terjadi dari
perhatian dari apa yang di tampilkan kemudia berlanjut menjadi penafsiran atau pemahaman dari apa yang mereka
perhatikan, yang kemudian menjadi penerimaan (Pengetahuan).
Dalam dimensi perhatian ini peneliti memberikan tujuh (7) pertanyaan kepada responden dari semua aspek yang
ada pada dimensi perhatian dan penafsiran. Berdasarkan penelitian yang penulis dapatkan pada tanggal 12 – 21 April
2010 di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta adalah sebagai berikut :
Tabel 4.24
Unsur sosial budaya agama ekonomi dan politik ada
Dalam sinetron religi PPT jilid 3
No
Kategori Jawaban
F
%
1.
Ada unsur tersebut
54
70 %
2.
Hanya sebagian unsur
12
15 %
3.
Tidak ada unsur
12
15 %
78
100 %
Total
Diketahui dari tabel 21 bahwa 54 atau 70 % responden menjawab ada nya unsur tersebut dari unsur sosial
budaya agama ekonomi dan politik ada dalam sinetron religi PPT jilid 3. Dan 12 atau 15 % responden diantaranya
menjawab tidak ada dan hanya sebagian unsur saja.
Ini menjelaskan bahwa sinetron religi PPT jilid 3 ini memanglah mempunyai unsur – unsur tersebut sesuai
dengan apa yang khalayak butuhkan untuk hiburan dan informasi yang baik misalkan dalam sub sosial ekonomi dan
agama dimana pak haji Jalal (Jarwo Kuat) sebagai orang yang kaya di kampung tersebut dalam mengatur keuanggan
menurut apa yang diajarkan agamanya terhadap masyarakat miskin, keramah tamahan tolong menolong dan juga
sebaliknya si miskin Asrul (Asrul) dan hansip Udin (Udin Nganga) dalam mendapatkan rejeki tersebut turut bekerja
membantu pak Jalal dengan serabutan. walau pada kenyataannya pak Jalal selalu memanfaatkannya, namun itu semua di
berikan pengetahuan yang baik oleh pak ustad Ferry (Akri Patrio). Ada pula subpolitik dimana pemilihan umun akan
mulai berlangsung.
Namun demikian ada 12 atau 15 % yang menjawab tidak ada dan hanya sebagian unsur alasan mereka memang
bermacam namun demikian memang cukup disadari tidak-lah ada hal yang sempurna apalagi disaat persinetronan
Indonesia yang kian buruk.
Tabel 4.25
Nama marbot musholah yang diperankan oleh Deddy Mizwar dalam menjadi tokoh Protogonis dalam
sinetron religi PPT jilid 3
No
Kategori Jawaban
F
%
1.
Bang Jon
7
9%
2.
Bang Aji
5
6%
3.
Bang Jack
66
85 %
78
100 %
Total
Tabel 22 menunjukkan 66 atau 85 % responden menjawab sangat mengetahui dalam perhatian dan penafsirannya
dimana memang Bang Jack-lah nama yang di pakai untuk seorang marbot musholah yang diperankan oleh Deddy
Mizwar sebagai tokoh protogonis dalam sinetron religi PPT jilid 3 ini. Namun ada 12 atau 15 % reponden menjawabnya
dengan salah.
Tabel 4.26
Secara sombolis Asrul adalah sarjana S1 yang mengalami pahitnya kehidupan, sosok fakir miskin yang
susah dalam mencari kerja, namun dia tak pernah mengeluh dan slalu berdoa. Sosok asrul dalam dialog
sinetron religi PPT jilid 3
No
Kategori Jawaban
F
%
1.
Perantau dari Medan
69
89 %
2.
Petani dari Semarang
5
6%
3.
Tuan Tanah dari Jakarta
4
5%
78
100 %
Total
Tabel 23 menunjukkan 69 atau 89 % responden menjawab sangat mengetahui dalam perhatian dan penafsirannya
dimana Asrul sarjana S1 yang mengalami pahitnya kehidupan, sosok fakir miskin yang susah dalam mencai kerja adalah
perantau dari Medan dimana dialog yang dipakai dalam memperkuat karakter menggunakan Logat Medan dan juga
diperkuat dengan jalan cerita.
Tabel 4.27
Saat pemilihan ketua RW pak Juk’eng Mawardi tukang sayur membagikan sembako agar terpilih, Maulana
Malik Ibrahim preman kampung pun ikut serta membersihkan kampung, dan pak Idrus Madani ketua RW
lama memberikan uang kepada warga agar terpilih kembali. Tapi itu semua hanya dilakukan karna adanya
pemilihan ketua RW semata. Ini ditampilkan sebagai refleksi pemilihan umum kita yang baru berlangsung.
Lalu yang terpilih menjadi ketua RW baru dalam sinetron religi PPT jilid 3
No
Kategori Jawaban
F
%
1.
Juk’eng Mawardi
4
5%
2.
Maulana Malik Ibrahaim
26
33 %
3.
Idrus Madani
48
62 %
78
100 %
Total
Tabel 24 ini adalah salah satu konflik yang ada dalam sinetron, politik yang ditampilkan dimana ketiga calon RW
ini berubah menjadi baik guna merebut perhatian warga untuk nantinya mendukungnya dan memilihnya kelak, dan Idrus
Madanilah yang terpilih menjadi RW kembali dari hasil yang penulis dapat 48 atau 62 % responden menjawabnya dengan
benar dan 26 atau 33 % responden lainnya menjawab salah, ini dikarenakan karakter tokoh yang di perankan bukan-lah
tokoh yang cukup dikenal.
Tabel 4.28
Setting lokasi seakan ditanah Suci Mekah serta Akting yang diperankan personel grup lawak Trio Bajaj
memberikan warna sendiri dimana mereka sekarang sudah menjadi Haji dimana sebelumnya mereka
hanyalah sekelompok narapidana. nama pelawak Trio Bajaj tersebut
No
Kategori Jawaban
F
%
1.
Isa, Melki, Aden
70
89 %
2.
Jarwo, Petric, Juki
6
8%
3.
Baha, Asrul, Aden
2
3%
78
100 %
Total
Tabel 25 menunjukkan 70 atau 89 % responden menjawab mengetahui dalam perhatian dan penafsirannya akan
karakter tokoh yang dikemas dengan begitu menarik dimana sekelompok narapidana (napi) yang ingin merubah
kehidupan menjadi lebih baik untuk kembali dikehidupan yang positif yang di perankan grup lawak trio bajaj yaitu Isa,
Melki dan Aden.
Tabel 4.29
Judul lagu dan yang menyanyikan soundtrack sinetron religi PPT jilid 3 ini untuk memperkuat atmosfir
No
Kategori Jawaban
F
%
1.
Beribadah yok, Gigi
68
87 %
2.
Perjalanan, Dewa
7
9%
3.
Mari sholat, Padi
3
4%
78
100 %
Total
Tabel 26 menunjukkan 68 atau 87 % responden menjawab mengetahui dalam perhatian dan penafsirannya akan
judul lagu dan penyanyinya dalam soundtrack dari sinetron PPT jilid 3 ini memegang peranan penting dalam
memperkuat atmosfir dari sebuah cerita, tema maupun pesan yang akan disampaikan.
Dalam sinetron religi PPT jilid 3 ini Gigi dengan lagunya beribadah yok memang dipilih sebagai soundtrack dari
sinetron yang bernafaskan religi dimana lirik yang disampaikan grup band Gigi ini sudah dapat mewakili isi dari pesan
dalam sinetron ini. “…beribadah yok jangan banyak alasan, ayo solat yok sebelum disolatkan...“ Sebagian lirik dalam
lagu ini lah yang responden jawab sangat menarik dalam memperkuat atmosfir.
Tabel 4.30
Sutradara sinetron religi PPT jilid 3
No
Kategori Jawaban
F
%
1.
Hanung Bramantyo dan Riri Reza
0
0%
2.
Sofyan de Surza dan Arcthir
0
0%
3.
Deddy Mizwar dan Kiki Zakaria
78
100 %
78
100 %
Total
Tabel 27 menunjukan 78 atau 100 % responden menjawab mengetahui dalam perhatian dan penafsirannya untuk
menjawab dengan benar sutradara sinetron religi PPT jilid 3 ini adalah Deddy Mizwar dan Kiky Zakaria.
4.2.4 Persepsi Terhadap Isi Tayangan Sinetron Religi PPT jilid 3
Tabel 4.31
Persepsi terhadap isi tayangan sinetron religi PPT jilid 3
No
F
%
1.
Persepsi terhadap isi tayangan
sinetron religi PPT jilid 3
Persepsi Positif
62
80 %
2.
Persepsi Netral
11
14 %
3.
Persepsi Negatif
5
6%
78
100 %
Total
Setelah memperoleh hasil dari kuisioner, penulis dapat mengolah data dan hasilnya menunjukkan bahwa pada
penelitian ini responden memberikan persepsi yang Positif terhadap isi tayangan sinetron religi PPT jilid 3 di SCTV. Hal
tersebut ditunjukkan dengan hasil 80 % responden. Persepsi Netral terhadap isi tayangan sinetron religi PPT jilid 3
diberikan oleh 14 % responden, sedangkan hanya 6 % responden yang memberikan persepsi negatif terhadap isi
tayangan sinetron religi PPT jilid 3.
4.2.5 Pembahasan
Komunikasi massa merupakan komunikasi dengan penggunaan saluran (media) dalam menghubungkan
komunikator dengan komunikan secara masal, berjumlah banyak, dan bertempat tinggal yang jauh. Dari semua media
komunikasi massa yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Karena banyak orang yang
menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi. Bagi banyak orang televisi adalah teman, televisi menjadi
cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu. Disamping itu media massa juga berperan untuk
mengkomunikasikan informasi kepada masyarakat yang bersifat heterogen. Pada dasarnya media memiliki fungsi
penting. Asumsi tersebut ditopang oleh dalil media sering berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan bukan
saja dalam pengertian pengembangan tata cara, model, gaya hidup dan norma-norma. Selain itu media telah menjadi
sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi
masyarakat dan kelompok secara kolektif, media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan
berita dan hiburan.
Menurut teori behaviourisme “law of effects”
perilaku yang tidak mendatangkan kesenangan tidak akan
diulangi, artinya seseorang tidak akan menggunakan media massa bila media massa tidak memberikan pemuasan pada
kebutuhannya. Dan sinetron PPT jilid 3 adalah sinetron religi yang bernafaskan Ramadhan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan pemirsanya yang haus akan hiburan, dari isi tayangan yang dibuat secara menarik. Tapi yang lebih
menarik adalah bagaimana mengemas suatu sinetron Ramadhan menjadi tontonan yang segar, penuh nilai, dan yang
penting adalah tidak menggurui atau menakut - nakuti.
Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu
Komunikasi Angkatan 2007 terhadap program tayangan Para Pencari Tuhan Jilid 3 pada tahap perhatian, penafsiran, dan
pengetahuan.
Peneliti menyebarkan kuisioner untuk diisi oleh para responden dilokasi penelitian pada tanggal 12 april – 21
april 2010. kuisioner dibagikan oleh peneliti dengan terlebih dahulu menanyakan apakah mereka pernah menonton
sinetron religi PPT jilid 3 di SCTV.
Pada penelitian ini, tahapan persepsi meliputi tahap perhatian 6 poin, penafsiran 6 poin, dan pengetahuan 7 poin
dalam pengembangan dari isi tayangan sinetron religi PPT jilid 3, untuk ditampilkan dalam kuisioner.
Pada dimensi perhatian, responden sangat memperhatikan isi pesan sinetron religi PPT jilid 3 bahwa pesan yang
disampaikan baik itu sosial budaya agama ekonomi dan politik sudah mendapat perhatian responden. Responden juga
berpendapat bahwa kesesuaian karakter sinetron religi PPT jilid 3.
Dialog maupun simbolik yang digunakaan, responden menjawab sangat memperhatikan dialog dalam cerita
sinetron religi PPT jilid 3. Dialog yang dibuat sederhana dan lebih sering mengangkat masalah sosial yang sedang timbul
pada saat itu, sehingga pemirsa merasa dekat dengan cerita dan dialog yang dibuat. Dialog dibuat sedemikian rupa
sehingga menimbulkan situasi yang lucu dan menghibur. Dan ini yang membuat responden memperhatikan dialog dalam
cerita religi PPT jilid 3. Simbol – simbol yang ditampilkannya pun cukup dapat menghibur, dimana setiap tokoh sudah
dapat mewakili simbol dari setiap peran dengan sesuai. Perhatian terhadap konflik responden menjawab sangat
memperhatikan dimana konflik yang ada menghasilkan solusi – solusi jawaban yang baik menurut mereka dari konflik
sosial ekonomi politik budaya serta agama.
Responden juga sangat memperhatikan musik yang mengisi sinetron, cukup mewakili pesan dari cerita yang di
sampaikan dan waktu pemutaran yang bertepatan pada bulan ramadhan bagi umat islam. Musik yang mengisi sangat
cocok dan cukup mewakili isi pesan dalam sinetron religi PPT jilid 3. Namun penulis menemukan kekurangan perhatian
pada karakter dan setting lokasi sebesar 36 %. Responden menganggap karakter yang ditampilkan kurang dapat
memikat pemirsanya. Persaingan antar tokoh/artis dalam televisi lain mampu mengalihkan perhatian pemirsa. Responden
juga kurang memperhatikan untuk setting lokasi maupun akting dari masing – masing pemain.
Pada dimensi penafsiran, responden menganggap isi pesan yang disampaikan sesuai berdasarkan pedoman komisi
penyiaran Indonesia (KPI). Responden juga menafsirkan karakter tokoh dalam sinetron religi PPT jilid 3 memang ada
dalam kehidupan sehari-hari dan mereka menemukan karakter tersebut disekitar mereka. Karakter yang ditampilkannya
pun cukup menarik dan segar. Mereka beranggapan dari segi dialog yang dibuat secara sederhana dan lebih sering
mengangkat kehidupan sosial ekonomi dan agama dapat dengan mudah dimengerti dalam sinetron religi PPT jilid 3.
Meskipun ringan dan menggunakan bahasa sehari – hari namun setiap dialog maupun simbol yang ditampilkan dalam
pengetahuan yang baik dengan pesan – pesan yang bermanfaat bagi audiensnya.
Responden menyatakan penafsiran terhadap konflik atau rangkaian kejadian yang menyebabkan sebab akibat
dalam cerita sinetron religi PPT jilid 3 sesuai dengan permasalahan atau tema yang aktual dan kontekstual. Dimana
konflik yang terjadi segar dan terjadi dalam kehidupan bermasyarakat saat ini misalkan suasana pemilihan umum, sosial
ekonomi antara si miskin dan si kaya, percintaan berdasarkan agama dan norma – norma kehidupan saat ini. Setting yang
dtampilkan sinetron religi PPT jilid 3 bagus atau sesuai. Mereka menyatakan tata letak yang ditampilkan mendukung
akting para pemain. Dari segi tata letak, angle kamera yang diambil,suasana kehidupan keanggunan masyarakat
sanggatlah baik. Dan responden menafsirkan musik yang mengisi sinetron religi PPT jilid 3 dapat memperkuat atmosfir
didalamnya sesuai isi dari keseluruhan pesan yang akan di sampaikan, karena musik salah satu alasan sinetron ini dapat
dikenal di masyarakat dengan tembang yang tampilkannya dengan bahasa audio dan visual.
Pada dimensi pengetahuan, dalam unsur sosial budaya agama ekonomi dan politik ada dalam sinetron religi PPT
jilid 3 sebesar 70 %. Ini menjelaskan bahwa sinetron religi PPT jilid 3 ini memanglah mempunyai unsur – unsur tersebut
sesuai dengan apa yang khalayak butuhkan untuk hiburan dan informasi yang baik misalkan dalam subsosial ekonomi dan
agama dimana pak haji Jalal (Jarwo Kuat) sebagai orang yang kaya di kampung tersebut dalam mengatur keuanggan
menurut apa yang diajarkan agamanya terhadap masyarakat miskin, keramah tamahan tolong menolong dan juga
sebaliknya si miskin Asrul (Asrul) dan hansip Udin (Udin Nganga) dalam mendapatkan rejeki tersebut turut bekerja
membantu pak Jalal dengan serabutan. walau pada kenyataan nya pak Jalal selalu memanfaatkannya, namun itu semua di
berikan pengetahuan yang baik oleh pak ustad Ferry (Akri Patrio). Ada pula subpolitiknya dimana pemilihan umun akan
mulai berlangsung. Dalam pengetahuan karakternya responden dapat mengetahuinya dengan baik dimana 85 %
responden menjawabnya dengan benar. Begitupun pada pengetahuan terhadap dialog dan simbol, 89 % responden
mengetahuinya dengan baik.
Pengetahuan terhadap setting lokasi maupun akting 89 % responden mengetahuinya dengan sangat baik.
Begitu-pun dengan musik 87 % responden mengetahuinya dengan sangat baik, responden menyatakan lagu memanglah
dapat memperkuat atmosfir dan dapat mewakili isi dari pesan dalam sebuah tayangan. Berdasarkan penelitian yang
penulis lakukan 100 % responden pun mengetahuinya dengan sangat baik sutradara dalam sinetron religi PPT jilid 3 ini.
Namun pengetahuan terhadap konflik 62 % responden mengetahuinya dengan baik dan 33 % responden yang tidak
mengetahuinya, ini dikarenakan tokoh yang ada dalam jalan cerita kurang dapat menarik perhatian khalayak atau
audiens.
Setelah memperoleh hasil dari ketiga tahapan tersebut, peneliti kemudian mengolahnya untuk mendapatkan satu
kesatuan tentang persepsi, yang hasilnya adalah sebagai berikut :
Sebanyak 80 % responden pada penelitian ini memberikan persepsi yang positif terhadap isi tayangan sinetron
religi PPT jilid 3 di SCTV. Responden yang memberikan persepsi positif karena kebanyakan dari responden ini sering
menonton dan menyukai sinetron religi PPT jilid 3 di SCTV ini. Mereka menyatakan isi tayangan sinetron religi PPT jilid
3 di SCTV dapat menghibur dengan pesan yang segar, penuh nilai, dan yang penting adalah tidak menggurui atau
menakut - nakuti.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa 80 % responden menyatakan Program
Sinetron Religi ini positif dengan alasan dapat menghibur serta memberikan pengetahuan sekaligus pendidikan yang baik
dan bermanfaat. Sesuai dengan teori behaviorisme “law of effects” pemirsa PPT jilid 3 terus menonton tayangan ini
karena telah memberikan kepuasan berupa hiburan dengan pesan yang segar, penuh nilai religius, dan yang penting
adalah tidak menggurui atau menakut - nakuti. Dengan aspek media massa yang bersifat informatif, hiburan, pendidikan,
pengetahuan dan juga alat kontrol sosial.
5.2
Saran
Sebagai bahan masukkan, penulis akan memberikan saran berdasarkan hasil penelitian yang penulis dapatkan
dilapanggan untuk sutradara atau crew PPT jilid 3 berikutnya agar semua kekurangan ini dapat diperbaiki guna
mendapatkan respons yang lebih baik. bahwa karakteristik tokoh yang ada dalam sinetron ini harus menekankan kepada
karakter tokoh protogonis, antagonis maupun tritagonis guna mendapatkan kontekstual yang alami. Serta dalam hal
setting lokasi maupun akting sutradara harus memperhatikan suasana agar lebih mendapatkan irama dramatik guna
mendapatkan perhatian dari audiensnya, misalkan tokoh pak Jalal dengan kaitanya kepada Asrul dan Udin serta warga
sekitar dengan ketua RW dalam setting tempat tinggal atau kampung tempat mereka bermukim.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Ardianto, Elvinaro., Et.all. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media
2007.
Alie, Djahri, Modul Psikologi Komunikasi. Jakarta: Fisip UI, 1992.
Dadan, Modul, 2005.
Iqbal, Hasan., Et.all. Metode Pene1inelitian dan aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.
J.B. Wahyudi, Media Komunikasi Massa. Bandung: Penerbit Alumni, 1986, Hal,102.
Kriyantono, Rachmat., Et.all. Teknik Praktis, Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007.
Morissan, Strategi Mengelolah Radio & Televisi. Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005.
, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio Dan Televisi. Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005.
Mulyana, Dedy., Et.all. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004.
Nana Syaodah Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan. 2005, 82 – 83.
Nazir, Mohammad, Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia,1988, 63.
Onong, Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung: Penerbit Alumni, 1981, 197 – 200.
Ponco Budi Sulistyo, Modul Komunikasi Massa. 2004.
Rakhmat, Jalaluddin., Et.all. Psikolokgi Komunikasi. bandung: Remaja Rosdakarya, 2001, 52.
., Et.all. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.
Sendjaja, Sasa Djuarsa, DKK., Et.all. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2003.
, Teori komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2004, 5 – 25.
Subana, Muhammad Dan Sudrajat, Dasar-dasar penelitian ilmiah. Bandung: PT.Pustaka Setia, 2001, 26 – 27.
Suharnan, MS, Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi, 2005, 40.
Suharsimin, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Sutarto., Et.all. Sosiolagi Komunikasi. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran, 2005.
Subroto, Darwanto Sastro, Produksi Acara Televisi. Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1994.
Uchjana, Onong Effendy, Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: 1997.
, Ilmu teori dan filsafat komunikasi. Jakarta: Penerrbit Erlengga,1998.
Umar, Huzain., Et.all. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Thesis Bisnis. Jakarta: PT.Raja Grafindo, 1999.
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo, 2004.
, Teori Komunikasi Massa. Jakarta: PT.Grasindo, 2003.
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Analisis Budaya Massa. Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2008.
SUMBER LAIN :
Dunia adalah ujian menuju hidup yang abadi (2009, 20 Agustus). Blogspot. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2009 dari
http://produsereksekutif.blogspot.com/ 2009/08/para-pencari-tuhan-jilid-3
Share sinetron para pencari tuhan Jilid 3. (2008, 12 September). Detik [online]. Diakses pada tanggal 20 agustus 2009
dari http://detikhot.com/read/2008/09/12/185825/
1005350/231/para-pencari-tuhan-paling-laris-saat-sahur
Pengertian kata religi dalam pembendaharaan bahasa Indonesia. (2007, 02 April). Aceh Institute. Diakses 12 september
2009 dari http://acehinstitute.org/opini mukhlisuddin_020407_melacak_agama_bangsa_Aceh
Profil Demi Gisela Citra Sinema. (2010, 13 April). Citra Sinema. Diakses pada tanggal 13 april 2010 dari
http://citrasinema.com/citrasinemahistory
Data Terakhir Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi angkatan 2007, Universitas Mercu Buana, Jakarta 2007.
Panduan Akademik, 2005/2006, 1 – 2.
Kuisioner
PERSEPSI MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI ANGKATAN 2007
TERHADAP SINETRON RELIGI PARA PENCARI TUHAN JILID 3
DI SCTV
Responden Yth,
Saya adalah mahasiswa program strata satu (S1) Universitas Mercu Buana yang sedang menyusun skripsi sebagai syarat
memperoleh gelar sarjana komunikasi.
Nama
NIM
: MAHATHIR MUHAMMAD
: 44105010107
Untuk penyusunan skripsi ini besar harapan saya Saudara/I Mahasiswa bersedia mengisi kuisioner yang dilampirkan bersama
syarat ini, saya mohon maaf telah mengganggu waktunya.
Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini adalah suatu survey yang dilakukan untuk mengetahui isi tayangan sinetron religi Para Pencari
Tuha jilid 3 terhadap Perhatian, Penafsiran, dan Pengetahuan tentang nilai dari suatu isi sinetron.
●
Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan dengan hati-hati dan menjawabnya dengan lengkap karena apabila terdapat
salah satu nomor yang tidak di isi maka kuisioner dianggap tidak berlaku.
● Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memikih jawaban yang paling sesuai dengan
pendapat anda.
Atas kesediaan Saudara/I Mahasiswa meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian ini, saya
ucapkan terima kasih.
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
( Feni Fasta, SE. M.Si )
( Sofia Aunul, M.Si )
Hormat saya,
Peneliti
( Mahathir Muhammad )
DAFTAR KUESIONER
No.
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Berilah tanda silang ( X ) sesuai dengan jawaban yang anda pilih
Jenis Kelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan
(
)
(
)
1. Broadcasting
(
)
2. Marcomm
(
)
3. Publik Relations
(
)
4. Visual Communications
(
)
1. 18-19
(
)
2. 20-21
(
)
3. 22-23
(
)
Jurusan
Usia Responden
FREKUENSI MENONTON TV
Berilah tanda silang ( X ) sesuai dengan jawaban yang anda pilih
Frekuensi Menonton Televisi
1. Sering ( 6 kali dalam 1 minggu )
(
)
2. Jarang ( 3 kali dalam 1 minggu )
(
)
3. Tidak Pernah
(
)
1. < 2 jam
(
)
2. 2 - 3 jam
(
)
3. 4 - 5 jam
(
)
Lama Menonton Televisi
Pernah Menonton Sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 3
1. Ya
(
)
2. Tidak
(
)
1. Keseluruhan
(
)
2. ¾ Tayangan
(
)
3. ½ Tayangan
(
)
Frekuensi menonton sinetron ini
Seberapa baik anda menonton sinetron ini
1. Fokus Memahami
(
)
2. Kurang Fokus
(
)
3. Tidak Fokus
(
)
Sejauhmana Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007 Terhadap Sinetron
Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 di SCTV.
A. Perhatian
Jawablah dengan cara memberikan tanda ( X ) pada angka yang disediakan dalam kolom untuk mengukur persepsi pemirsa
dalam melihat isi tayangan sinetron Para Pencari Tuhan (PPT) Jilid 3.
1. Memperhatikan isi pesan yang disampaikan sinetron PPT jilid 3
2. Memperhatikan kesesuaian karakter tokoh Protogonis Antagonis dan Tritagonis dalam sinetron PPT jilid 3
3. Memperhatikan dialog maupun simbolik yang diaplikasikan dalam sinetron PPT jilid 3
4. Memperhatikan konflik ataupun rangkaian kejadian yang menyebabkan sebab akibat dalam sinetron PPT jilid 3
5. Memperhatikan setting lokasi akting maupun mimik masing-masing pemain dalam sinetron PPT jilid3
6. Memperhatikan musik pengisi dalam memperkuat atmosfir sinetron PPT jilid 3
B. Penafsiran
Jawablah dengan cara memberikan tanda ( X ) pada angka yang disediakan dalam kolom untuk mengukur persepsi pemirsa
dalam melihat isi tayangan sinetron Para Pencari Tuhan (PPT) Jilid 3.
1. Penafsiran terhadap isi pesan yang disampaikan sinetron PPT jilid 3
2. Penafsiran terhadap kesesuaian karakter tokoh Protogonis dan Antagonis dalam sinetron PPT jilid 3
3. Penafsiran terhadap dialog maupun simbolik yang diaplikasikan dalam sinetron PPT jilid 3
4. Penafsiran terhadap konflik ataupun rangkaian kejadian yang menyebabkan sebab akibat dalam sinetron PPT jilid 3
5. penafsiran terhadap setting lokasi akting maupun mimik masing-masing pemain dalam sinetron PPT jilid3
6. penafsiran terhdap musik pengisi dlam memperkuat atmosfir sinetron PPT jilid 3
C. Pengetahuan
Jawablah dengan cara memberikan tanda ( X ) pada angka yang disediakan dalam kolom untuk mengukur persepsi pemirsa
dalam melihat isi tayangan sinetron Para Pencari Tuhan (PPT) Jilid 3.
1. Unsur sosial budaya agama ekonomi dan politik ada dalam sinetron ini
2. Siapakah nama marbot musholah yang diperankan oleh Deddy Mizwar dalam menjadi tokoh Protogonis dalam sinetron ini?
3. Secara sombolis Asrul adalah sarjana S1 yang mengalami pahitnya kehidupan, sosok fakir miskin yang susah dalam
mencari kerja, namun dia tak pernah mengeluh dan slalu berdoa. Siapakah sosok asrul dalam dialog sinetron ini?
4. Saat pemilihan RW pak Juk’eng Mawardi tukang sayur membagikan sembako agar terpilih, Maulana Malik Ibrahim
preman kampung pun ikut serta iya membersihkan kampung, dan pak Idrus Madani Rw lama memberikan uang kepada
warga agar terpilih kembali. Tapi itu semua hanya dilakukan karna adanya pemilihan ketua RW semata. Ini ditampilkan
sebagai refleksi pemilihan umum kita yang baru berlangsung. Lalu siapa yang terpilih menjadi Rw baru?
5. Setting lokasi saat ditanah suci mekah serta Akting yang diperankan personel grup lawak Trio Bajaj memberikan
warna sendiri dimana mereka sekarang sudah menjadi Haji dimana sebelumnya mereka hanyalah sekelompok narapidana.
Siapakah nama Trio Bajaj tersebut?
6. Apa judul lagu dan siapa yang menyanyikan soundtrack sinetron ini dalam memperkuat atmosfir?
7. Siapakah Sutradara sinetron religi Para Pencari Tuhan jilid 3 ini
Re
s
1
Perhatian
1
3
2
3
3
3
4
3
Penafsiran
5
2
6
3
1
3
2
3
3
3
4
3
Pengetahuan
5
3
6
3
1
3
2
3
3
3
4
1
5
3
6
3
7
3
Ju
ml
ah
54
Ket
Posi
tif
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
1
3
1
3
52
3
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
1
3
3
3
46
4
2
2
3
3
2
3
2
2
2
2
3
3
2
1
3
1
3
3
3
45
5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
6
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
7
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
8
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
1
3
3
3
52
9
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
10
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
11
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
12
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
13
2
2
2
2
3
3
3
3
1
3
3
3
1
1
3
1
3
3
3
45
14
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
15
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
16
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
54
17
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
18
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
19
2
2
2
3
1
2
2
1
1
1
2
1
1
1
3
1
1
1
3
31
20
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
21
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
22
2
2
1
2
2
2
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
3
30
23
2
1
2
1
3
3
3
3
1
3
3
3
3
1
3
1
3
3
3
45
24
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
55
25
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
56
26
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
27
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
1
3
3
1
1
1
1
1
3
37
28
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
55
29
2
2
2
2
2
2
3
3
2
3
3
3
3
3
1
1
1
1
3
42
30
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
3
2
3
3
1
3
3
3
45
31
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
55
32
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
33
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Neg
atif
Posi
tif
Posi
tif
Neg
atif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Netr
al
Posi
tif
Netr
al
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
34
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
55
35
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
36
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
55
37
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
38
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
39
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
40
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
56
41
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
42
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
43
3
1
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
1
1
3
3
45
44
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
1
3
1
3
3
3
41
45
1
3
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
3
1
3
3
3
43
46
2
2
1
2
2
2
1
3
2
3
2
2
3
1
1
1
1
1
3
35
47
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
48
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
49
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
50
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
51
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
52
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
53
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
56
54
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
56
55
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
1
3
3
3
43
56
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
56
57
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
58
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
59
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
60
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
61
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
3
1
3
3
3
43
62
3
1
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
3
1
3
3
3
46
63
3
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
1
3
1
3
43
64
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
56
65
3
2
2
3
1
3
2
2
2
2
2
2
2
1
3
1
3
3
3
42
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Netr
al
Netr
al
Netr
al
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Netr
al
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Netr
al
Posi
tif
Netr
al
Posi
tif
Netr
al
66
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
56
67
3
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
1
3
3
3
42
68
1
2
2
2
2
1
1
2
1
1
1
1
1
3
1
1
3
1
3
30
69
2
1
2
3
3
2
2
2
3
2
2
2
3
3
3
1
3
3
3
45
70
3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
53
71
3
2
3
3
2
3
2
3
2
2
2
2
2
3
1
1
3
3
3
45
72
1
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
3
3
1
1
1
1
1
3
37
73
2
2
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
3
3
1
3
3
3
47
74
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
55
75
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
56
76
2
2
3
3
2
3
2
2
2
3
2
2
2
3
3
1
3
3
3
46
77
2
2
2
2
2
1
3
2
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
3
31
78
2
2
2
2
2
3
2
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
3
31
Posi
tif
Netr
al
Neg
atif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Netr
al
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Posi
tif
Neg
atif
Neg
atif
DEDDY MIZWAR
Sabtu, 1 Mei 2010 11:29 Penulis
H
uruf kapital dan tinta tebal patut digunakan untuk mencatat perjalanan karier aktor kelahiran 5 Maret 1955 ini dalam
sejarah perfilman Indonesia. Sejak mengawali kariernya melalui film Cinta Abadi (Wahyu Sihombing, 1976) hingga film
Ketika Cinta Bertasbih (Chaerul Umam, 2009), Deddy Mizwar masih kreatif melahirkan karya-karya yang produktif
mendulang prestasi bergengsi. Selama 33 tahun perjalanan kariernya, melalui sekitar 75 judul film dan 150 judul sinetron,
Deddy telah mengumpulkan tak kurang dari 25 penghargaan untuk kinerjanya sebagai aktor dan sutradara dari berbagai
festival (Festival Film Indonesia, Festival Film Bandung, Festival Film Jakarta, Bali International Film Festival,
Indonesian Movie Award, JIFFest) di tanah air. Itu belum termasuk penghargaan “Honouris Causa” dari berbagai
pihak/lembaga yang memberi apresiasi terhadap dedikasinya dalam kebudayaan, khususnya dunia film: Aktor Senior
Favorit Cinemags Indonesian Awards 2003, The Most Religious Actor 2004 (Frontier, Marketing Celebrity Image
Awards 2004), Life Achievement Award (SCTV 2005, Panasonic Award 2005, MTV Award 2007), Tokoh Perubahan
(Harian Republika, 2007), Tokoh Budaya (Harian Sindo, 2008), dan berbagai ragam penghargaan lainnya.
Ini pun dengan catatan khusus, ada beberapa prestasi yang tak pernah dicapai oleh aktor lain. Misalnya,
memperoleh dua Piala Citra sekaligus melalui film Arie Hanggara (Peran Utama Pria) dan Opera Jakarta (Peran
pembantu Pria) dalam Festival Film Indonesia 1986. Kemudian, Deddy pun satu-satunya aktor yang memperoleh Piala
Citra dua kali dalam jangka waktu dua dekade untuk peran yang sama: Nagabonar. Pertama melalui film Nagabonar
yang disutradarai Mt Risyaf (FFI 1987) dan Nagabonar Jadi 2 yang disutradarainya sendiri(FFI 2007).
Jumlah itupun belum termasuk untuk karya-karyanya (film dan sinetron sebagai karya kolektif) yang terpilih
menjadi Terbaik. Dengan jumlah tersebut, bisa dipastikan, Deddy adalah insan film yang memiliki penghargaan terbanyak
dalam sejarah perfilman Indonesia.
Deddy Mizwar tak mudah mencapai prestasi yang gemilang tersebut. Apalagi ia merasa bukan pemain berbakat.
“Kalau pemain berbakat, cukup sekali atau dua kali berlatih untuk mencapai hasil yang baik. Tapi saya harus berkali-kali
latihan dan itu selalu saya lakukan karena saya ingin memberikan yang terbaik,” ujar suami Giselawati Wiranegara ini.
Dalam perjalanannya, Deddy Mizwar pernah dinilai sebagai pemain yang baik tapi tidak membawa hoki bagi
komersialisasi sebuah film. Maka, dalam beberapa tahun, ia pun tak pernah mendapatkan tawaran dari produser. Namun
toh ia berhasil membuktikan, hal terbaik yang dilakukannya bisa menisbikan perhitungan-perhitungan hoki yang absurd.
Karier Deddy Mizwar terus menjulang dan mencatatkan tinta emas dengan huruf kapital dalam sejarah perfilman
Indonesia.
Perjalanan berikutnya Deddy Mizwar menempuh “lorong-lorong” sepi dan gersang, sinema genre religius.
Disebut sepi dan gersang, karena genre religius ini memang nyaris tak pernah diminati banyak produser dan penonton di
tengah perfilman yang lebih banyak menyajikan gemerlap dunia hedonisme. Namun Deddy Mizwar tetap konsisten
dengan jalan yang ditempuhnya ini. Melalui perusahaan yang didirikannya, PT. Demigisela Citra Sinema, ia melahirkan
karya-karya sinema (baik sinetron maupun film) yang menuai banyak prestasi: Mat Angin (2 season), Abumawas,
Lorong Waktu (6 season), Kiamat Sudah Dekat (3 season), Gerbang Penantian, Adillah, Demi Masa, Para Pencari
Tuhan (3 season), Rinduku Cintamu (25 episode), Kiamat Sudah Dekat (movie), Ketika (movie), Nagabonar Jadi 2
(movie), Dan Alangkah Lucunya Negeri Kami (movie).
Dari karya-karya tersebut, ada yang laris dan ada yang tidak secara komersial. “Memang tak ada resepnya
membuat film laris. Setiap orang pasti ingin membuat film yang laku, tapi kenyataan di pasar sering tak sesuai harapan.
Kalau membuat film baik ada resepnya. Maka saya memilih membuat film yang baik, yakni yang bermanfaat bagi
penontonnya. Jika film saya tak laku, setidaknya ada nilai lain yang pasti saya peroleh sebagai bagian dari ibadah. Kalau
pun kemudian laku juga, ya Alhamdulillah,” ujar dan ayah dari Zulfikar Rakita Dewa, Senandung Nacita, dan Gacia
Kalila ini.
Toh, akhirnya, Deddy Mizwar menciptakan trendsetter . Kini,"lorong-lorong" yang dulu sepi, kini banyak
ditempuh orang. Kini, banyak sinetron dan film yang diberi label "religious
Bangkitkan Jiwa Ragamu! Bangkitlah Jiwa Bangsaku!
M
atahari mulai bersinar menyambut pagi dengan perubahan, menanti masa depan yang lebih baik. Saat itu kau
masih tertidur lelap di kasurmu, jam weker terdengar sangat keras membangunkanmu tepat pukul enam. Hari ini
sama saja dengan yang kemarin, berita ditelevisi masih tetap menginformasikan hal yang “biasa” perihal tentang
kekerasan, kemunafikan, kecelakaan, kebobrokan moral, bencana, manipulasi, dan masih banyak lagi yang
menimpa bangsa ini. Tapi kau masih tetap berjalan dengan berbagai hal dipagi itu, kehidupan yang kau pikir
normal mulai membutakan jiwa hati dan nuranimu. Apa yang penting…???
Untuk apalagi menanyakan itu bukankah matamu sudah dibutakan oleh kehidupan yang hedonist dengan
ke’egoisan yang sangat tinggi seolah berkata, “cuek aja!” dia ini bukan saya atau kita hanya bisa menarik nafas
dalam-dalam seraya mengucapkan belasungkawa. Seakan-akan setiap ada masalah, yang perlu kita lakukan ya
lewati saja! Pasrah. Ketika ada banjir kita bisa melewatinya dengan acara gosip. Ketika ada rakyat disuatu tempat
yang kelaparan kita bisa melewatinya dengan nonton film bioskop terbaru di studio terdekat. Setiap jenuh kita bisa
melewatinya dengan berkumpul bersama teman atau bila dianggap tidak cukup kita bisa melewatinya dengan pergi
ke tempat hiburan atau klub-klub malam atau pergi ke sebuah cottage pulau kecil atau pun shopping ke mall. Saat
kita Ingin mengurangi beban setelah kuliah atau kerja yang melelahkan kita tinggal melewatinya dengan pergi ke
café atau pool billiard terdekat. “hai, apa kabar kita senang-senang yuk.!” sapa seorang teman kencanmu. Tapi kita
gak sadar dengan penderitaan orang-orang di sekitar kita, saudara kita yang ada disana dan rakyat yang
hari-harinya di’isi dengan penderitaan yang menyakitkan.
Pernahkah kita menanyakan didalam jiwa hati dan nurani kita; ada apa dengan kita? Mengapa kita bisa se’
keji itu? Kenapa kita bisa jadi demikian? Didalam itu semua kita sadar bahwa kemanusiaan telah sampai pada
tahapnya yang terburuk. Dimana ajaran agama kita dimana rasa sosial kita dimana rasa nasionalis kita dimana rasa
cinta kita. Tapi bagaimana bila semua itu terjadi denganmu, rumahmu bisa saja digusur, banjir atau terendam
Lumpur, lingkungan yang tadinnya hijau kini sudah dibangun gedung-gedung, atau ketika sekelompok orang
membantai keluargamu untuk hal pembebasan tanah. Masihkah kau kan berkata, “cuek aja!” masihkah kau
menutup matamu melihat itu semua, malam yang hening pernah berkata: ”sesuatu akan datang, esok pagi lusa
nanti, atau sebentar lagi” tapi saat kamu menyadarinya, semua itu sudah terlambat, namun semua itu bisa
diperbaiki asalkan belum terlalu terlambat, sesuatu yang akan datang bisa menjadi lebih buruk atau sebaliknya.
Tingal kita yang bisa memastikannya dari sekarang, detik ini, bagaimana wajah masa depan esok hari yang kita
inginkan untuk anak dan cucu-cucu kita di masa mendatang haruskah mereka sama dengan kita, bangun
saudaraku bangun karna pagi yang cerah menunggu kita, dengan do’a mengiringi langkahmu.***
Error! Bookmark not defined.
NYANYIAN JIWA YANG HAMPA
Mahathir muhammad
Daftar Riwayat Hidup
DATA PRIBADI
Nama Lengkap
: Mahathir Muhammad
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 23 Juli 1985
Tinggi, Berat Badan
: 180 Cm, 84 Kg
Alamat
: Jl. Pemancingan II No. 31
Rt. 006 Rw. 05 Srengseng
Jakarta Barat – 11630
Agama
: Moslem
Status
: Single
Hobby
: Reading, Music, Movies
Telpon
: Hp. 021-91465885 (cdma)
Email
: [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
2005 – Sekarang
Broadcasting, Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana, Jakarta
2001 – 2004
SMUN 101 Joglo, Jakarta Barat
1998 – 2001
SLTPN 127 Batu Sari, Jakarta Barat
1992 – 1998
SD 011 Percontohan Kebon Jeruk, Jakarta Barat
PENDIDIKAN INFORMAL
2005 – 2007
Lembaga Bahasa dan Pendidikan Profesianal LIA
2005 – 2007
Pendidikan & Latihan Fotografi Universitas Mercu Buana
2006
Seminar Nasional “Cegah Tayangan Kekerasan, Pornografi-Pornoaksi & Mistik di Televisi”
2007
Jambore Fotografi “java trip” diikuti oleh 250 Mahasiswa pencinta fotografi Se-Jawa
2007
Seminar “photography Jurnalism” kantor berita ANTARA
2007
Pelatihan Blog Jurnalistik yang diselenggarakan oleh Indo Pos, PT.Djarum & PT.Excelcomindo
Pratama
2008
Workshop Produksi Televisi with MD Entertainment
PENGALAMAN ORGANISASI
Panorama (persatuan fotografi mahasiswa) 2007 – sekarang
Organisasi para pecinta fotografi tingkat mahasiswa se-Jakarta – Depok.
Job Description:
 Delegasi dari Fikom Photography Club yang berdiri di Universitas Mercu Buana, Jakarta
 Menjalin kerjasama dan perkumpulan antara mahasiswa pecinta fotografi
 Melakukan pelatihan dan pendidikan fotografi
 Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan fotografi seperti hunting, pameran dll.
Panorama Magazine 2007 – sekarang
Sebuah majalah tentang dunia fotografi yang dikeluarkan oleh Panorama.
Pemimpin Redaksi
 Mengkoordinir semua isi majalah
 Bertanggung jawab penuh terhadap rubrik setiap edisi
Redaktur
 Menulis feture untuk magazine
 Melakukan pemotretan untuk magazine
 Menjaga hubungan baik dengan narasumber
 Bertangung jawab terhadap reporter
FPC (Fikom Photography Club) 2005 – sekarang
Club Fotografi mahasiswa dibawah naungan Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Anggota dan Humas Eksternal
 Melakukan pelatihan dan pendidikan fotografi bagi anggotanya
 Melakukan Hunting dan Pameran Foto
 Melakukan Workshop, Seminar dan Perlombaan Foto
 Menjaga hubungan baik dengan fotografer profesianal dan hobies
 Melakukan kerjasama kepada club fotografi se-jakarta dan se-indonesia
Teater amoeba 2005 – 2008
Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Mercu Buana, Jakarta dalam bidang Seni Tari, Peran (drama) dan Musik:
 Mempelajari dan membuat naskah skenario
 Mempelajari gerak suara dan penjiwaan dalam berteater
 Memproduksi pementasan teater
 Menjadi tokoh dalam pementasan teater
Dewan Perwakilan Mahasiswa 2008 – 2009
Kelembagaan Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana, Jakarta
Koordinator komisi IV advokasi
 Menjalankan dan menjaga perundang-undangan hukum di lembaga internal maupun eksternal di Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Mercu Buana,
 Mewakili hak-hak mahasiswa dan menjalankan kewajiban dalam hukum perkuliahan.
PENGALAMAN KERJA
 Florist and decoration to Asian African Summit 2005, Jakarta Hilton Internasional
 Internship at Metro TV as Program Graphic Project and news (2009)
“ election channel“
 Leader Event Organizer On Stage program “Ovi Store Web resmi Nokia” 2009
 Lunching Blackberry ONYX at Pasifik Place and Promo at 5 city 2010. As Leader at Jakarta.
KETERAMPILAN
 English, Pasif
 Bahasa Indonesia, Active
 Mampu mengoperasikan kamera
 Mampu menulis naskah berita
 Mampu dalam membuat feture dan dokumenter
 Mampu mengedit video (adobe premier pro)
 Ulet dan menyukai tantangan
 Motivasi tinggi dan Mandiri
 Mampu bekerja dalam team maupun sendiri
 Cepat belajar dan mudah beradaptasi dengan lingkungan.
 Inisiatif, kreatif dan inovatif.
 Kepribadian menarik.
 Disiplin dan kerja keras
 Dinamis dan loyal terhadap perusahaan.
KETERAMPILAN KOMPUTER
 Microsoft Office
 Adobe Premiere Pro
 Adobe After Effect
 Adobe Photoshop
 Ulead
 Pinneacle
Download