laju pernafasan ibu dengan gangguan somatisasi

advertisement
LAJU PERNAFASAN IBU DENGAN GANGGUAN SOMATISASI YANG
DIBERIKAN TERAPI RELAKSASI AUTOGENIK
RESPIRATORY RATE IN MOTHER WITH SOMATIZATION DISORDER
AFTER AUTOGENIC RELAXATION THERAPY
Desiyani Nani
Jurusan Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman
ABSTRACT
Somatization disorders often experienced by mothers who have children with
special needs. Complaints are often accompanied by disturbances of perceived
physical condition and sometimes it does not. Respiratory rate as vital signs describes
body's response to stress condition. Autogenic relaxation technique is one of the
therapeutic modalities available for the prevention of somatization disorder, namely
by auto-suggestion or self- suggestion so relaxed state is reached. This study aims to
identify the effect of relaxation therapy on the frequency of respiratory autogenic
mothers who have children with special needs. The study design used was a non
randomized experiment Quasy pretest-posttest with control group design. Number of
Samples 29 respondents who were counted respiratory rate before and after autogenic
relaxation therapy for 3 days . The test data was statistics Wilcoxon test and MannWhitney. The results showed no significant difference between the respiratory rate in
the intervention group and the control group with p = 0.329 (p>0.05). There is no
difference in respiratory rate between the intervention group and the control group.
Keywords : somatization disorder , autogenic therapy , respiratory rate
Kesmasindo, Volume 6( 2) Juli 2013, Hal 150-156
Jumlah anak tuna grahita ini
PENDAHULUAN
Orang tua yang mengetahui
menempati
angka
paling
besar
anak mereka menyandang tuna grahita,
dibanding dengan jumlah anak dengan
mereka menderita, dan mengalami
keterbatasan lainnya. Prevalensi tuna
ketakutan
grahita
kehilangan
harapan.
akan
kematian
berbagai
Parenting
anak,
mimpi
stress
dan
banyak
dialami oleh orang tua yang memiliki
anak
penyandang
retardasi
di
diperkirakan
Indonesia
1-3%
dari
saat
ini
penduduk
Indonesia, sekitar 6,6 juta jiwa (Triana
dkk, 2009).
mental
Terapi
dikarenakan perasaan tidak adekuat
dikembangkan
dalam pengasuhan (Farber, 1986 dan
keperawatan untuk mengatasi gejala-
O’Neil et al, 2001 dalam Muninggar,
gejala gangguan kesehatan fisik dan
2008 dan Sutini, 2009).
mental termasuk gangguan somatisasi
adalah
teknik
modalitas
yang
dalam
dunia
relaksasi
autogenic
150
151
Jurnal Kesmasindo, Volume 6, Nomor 2, Juli 2013, Hal 150-156
(Hadibroto,
2006,
dan
mengidentifikasi perubahan respiratory
Matassarin (1997) dalam Rahmayanti
rate pada ibu yang mengikuti kelas
(2010) .
terapi relaksasi autogenik selama 3
Teknik
Black
relaksasi
autogenik
hari.
memberikan sebuah efek menenangkan
pada pikiran dan tubuh, dan digunakan
METODE PENELITIAN
untuk mengobati kondisi medis yang
Penelitian dilakukan di SLB C
berhubungan dengan respon emosional
Yakut
Purwokerto
berlebih
pada
Desain
penelitian
stres.Peninjauan secara sistematik pada
adalah
teknik
juga
randomized pretest-postest with kontrol
digunakan untuk stres gangguan primer
group design. Jumlah Sampel 29
respon psikologis individu (Kanji et al,
responden
2006).
hitungan respiratory rate sebelum dan
yang
mengarah
relaksasi
autogenik
Survey pendahuluan didapatkan
quasy
setelah
yang
dilakukan
Jawa
yang
Tengah.
digunakan
experiment
dilakukan
terapi
non
peng-
relaksasi
data jumlah ibu yang memiliki anak
autogenic selama 3 hari. Pengujian data
retardasi
dilakukan dengan uji statistk Wilcoxon
mental
tingkat
sedang
sebanyak 43 orang, dengan melakukan
dan Mann-Whitney.
wawancara pada beberapa orang tua
yang
memiliki
anak
penyandang
HASIL DAN PEMBAHASAN
retardasi mental di SLB C dan C1
HASIL
Yakut Purwokerto, didapatkan bahwa
Karakteristik Responden
beberapa ibu sering khawatir hingga
Tingkat pendidikan responden
akhirnya pusing memikirkan masa
paling
depan anak mereka, merasa malu akan
SMA/SMK
tanggapan masyarakat sekitar tentang
terbanyak berada pada rentang usia 40
anak
juga
– 50 tahun. Karakteristik responden
menerima
pada penelitian berdasarkan tingkat
keadaan ini. Berbagai gejala ini disebut
pendidikan dan usia dapat dilihat pada
sebagai
Tabel 1.
mereka,
mengaku
telah
sebagian
pasrah
gangguan
ibu
somatisasi.
Penelitian ini telah dilakukan untuk
banyak
adalah
sederajat,
lulusan
dan
usia
Desiyani Nani, Laju Pernafasan Ibu Dengan Gangguan Somatisasi
152
Tabel 1 Karakteristik responden
Kelompok Kontrol
Karakteristik
Kelompok
Intervensi
n
%
Jumlah
n
%
n
%
Pendidikan
D3
SMA/SMK
SMP
SD
1
6
3
4
3,5
20,6
10,4
13,8
1
6
4
4
3,5
20,6
13,8
13,8
2
12
7
8
7
41,2
24,2
27,6
Usia
30-40 tahun
40-51 tahun
7
7
24,15
24,15
6
9
20,7
31
13
16
44,8
55,2
Respiratory rate
Respiratory rate diukur pada responden pada kelompok kontrol yang diukur sebelum
dan setelah tiga hari.
Tabel. 2. Perbedaan RR pada kelompok control (n=14)
Kk kelompok
Sebelum
kontrol
Setelah
kontrol
RR kelompok
p value
kontrol
Mean±SD
minmax
16,86±1,027 150,480
18
16,8±0,775
1618
Uji statistik dengan uji wilcoxon menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan
dengan nilai p=0,480 (p>0.05).
Tabel 3. Perbedaan RR pada kelompok intervensi (n=15)
Kelompok
RR kelompok intervensi
Mean±SD
min-max
Sebelum intervensi
16,87±0,834
16-18
Setelah intervensi
16,93±0,594
16-18
p value
0,791
Pada kelompok intervensi, kelompok
rate sebelum dan setelah tiga hari
yang diberi perlakuan terapi relaksasi
perlakuan, secara statistik dengan uji
autogenik selama 3 hari,
wilcoxon
dilakukan
penghitungan
setelah
respiratory
menunjukkan
tidak
ada
perbedaan
yang
signifikan dengan
(p>0.05).
153
Jurnal
Kesmasindo,
Volumenilai
6, Nomor 2,p=0,791
Juli 2013,
Hal 150-156
Tabel 4. Perbedaan RR antara kelompok kontrol dan intervensi sebelum perlakuan (n=29)
Kelompo
RR sebelum perlakuan
k
p
Mean±SD
min-max
value
Kontrol
16,86±1,027
15-18
0,982
Intervens
16,87±0,834
16-18
i
Respiratory rate yang diukur sebelum
data sebelum perlakuan pada kedua
perlakuan pada kelompok intervensi
kelompok
dan kelompok kontrol. Setelah diuji
dassarkan nilai p=0,982 (p>0,05).
adalah
homogen
ber-
dengan Mann-Whitney menunjukkan
Tabel 5. Perbedaan RR antara kelompok kontrol dan intervensi setelah perlakuan (n=29)
Kelompok
RR setelah perlakuan
Mean±SD
min-max
Kontrol
16,8±0,775
16-18
Intervensi
16,93±0,594
16-18
Respiratory
setelah
p value
0,329
rate
pada
responden
berdasarkan pemeriksaan fisik dan
perlakuan
pada
kelompok
laboratorium. Gangguan ini dibedakan
kontrol
dari gangguan somatoform lainnya
intervensi
dan
kelompok
setelah dilakukan uji beda dengan
karena
Mann-Whitney menunjukkan bahwa
melibatkan sistem organ yang multipel
respiratory
kedua
( sebagai contohnya : gastrointestinal
yang
dan neurologis). Gangguan ini adalah
signifikan berdasarkan hasil nilai p=
kronis ( dengan gejala ditemukan
0,329 (p>0,05).
selama beberapa tahun dan dimulai
kelompok
rate
tidak
antara
ada
beda
banyaknya
keluhan
dan
sebelum usia 30 tahun) dan disertai
PEMBAHASAN
Gangguan somatisasi ditandai
dengan penderitaan psikologis yang
bermakna, gangguan fungsi sosial dan
oleh banyaknya gejala somatik yang
pekerjaan,
dan
perilaku
tidak dapat dijelaskan secara adekuat
bantuan medis yang berlebihan.
mencari
Desiyani Nani, Laju Pernafasan Ibu Dengan Gangguan Somatisasi
154
Relaksasi merupakan sebuah
jantung, tekanan darah dan aliran
keadaan dimana seseorang terbebas
darah. Luthe (1969) dalam Kang et al
dari tekanan dan kecemasan atau
(2009)
kembalinya
keseimbangan
autogenik sebagai effort yang disengaja
terjadinya
diarahkan pada kehidupan individu
(equilibrium)
setelah
mendefinisikan
gangguan.Tujuan dari teknik relaksasi
baik
adalah mencapai keadaan relaksasi
menyebabkan
menyeluruh. Manifestasi saat seseorang
kesadaran melalui autosugesti atau
berada pada kondisi rileks ditunjukan
anjuran sehingga tercapailah keadaan
dengan status kesadaran, kemampuan
diri rileks.Arahan dari teknik relaksasi
menganalisa, konsentrasi, kreativitas,
autogenik ini merupakan konsep baru
dan proses mengingat telah meningkat
karena selama berabad-abad, fungsi-
(Townsend (1999) dalam Rahmayanti
fungsi tubuh yang spesifik dianggap
(2010).
berjalan secara terpisah dari pikiran
Autogenik mempunyai makna
psikologis
relaksasi
somatik
perubahan
dalam
tertuju
pada
diri
pengaturan diri atau pembentukan diri
sendiri.Pengalihan
secara
sadar
sendiri.Relaksasi autogenik merupakan
berdasarkan perintah dari diri individu
relaksasi yang bersumber dari diri
melalui teknik relaksasi ini, dapat
sendiri
kata-kata/kalimat
membantu melawan efek akibat stres
pendek yang bisa membuat pikiran
yang berbahaya. Ide dasar dari teknik
tentram (Aryanti, 2007). Menurut Mills
relaksasi
&
relaksasi
mempelajari cara mengalihkan pikiran
bentuk
berdasarkan anjuran sehingga individu
oleh
dapat enyingkirkan respon stres yang
berupa
Budd
(2000),
autogenik
teknik
merupakan
psikoterapi
yang
dilakukan
yang
maupun
autogenik
untuk
seorang individu dengan konsentrasi
mengganggu
pasif yang dikombinasikan dengan
2004). Hasil dari sebuah penelitian
terapi psikologi tertentu. Widyastuti
meta-analisis klinis Varvogli (2011)
(2004) menambahkan bahwa autogenik
relaksasi autogenik berguna dalam
secara
spesifik
menggambarkan
berbagai
gangguan
tubuh
seperti
seorang
individu
yang
migrain,
hipertensi
ringan
hingga
kemampuan
untuk
memiliki
pikiran
adalah
(Widyastuti,
mengendalikan
sedang, penyakit jantung koroner, asma
beragam fungsi tubuh seperti frekuensi
bronkial, respon stres hingga depresi,
155
Jurnal Kesmasindo Volume 6, Nomor 2, Juli 2013, Hal 150-156
gangguan
somatisasi
serta
untuk
gangguan tidur fungsional.
Mekanisme
fisiologis
teknik
tubuh.Teknik
relaksasi
dikembangkan
dengan
sederhana
atau
latihan
perintah
terhadap
pada
satunya memberikan perubahan dari
sendiri
sehingga
sendiri
sugesti
relaksasi autogenik adalah penyerahan
diri
diri
yang
untuk
salah
memungkinkan berbagai daerah di
keadaan kecemasan internal
dalam tubuh (lengan, tangan, tungkai
dapat ditenangkan dalam waktu singkat
dan
dan
(Saunders, 2006).Perubahan-perubahan
berat.Sensasi hangat dan berat ini
yang terjadi selama maupun setelah
disebabkan oleh peralihan aliran darah
relaksasi mempengaruhi kerja saraf
(dari pusat tubuh ke daerah tubuh yang
otonom.Respon
diinginkan), yang bertindak seperti
menenangkan yang ditimbulkan oleh
pesan
relaksasi
kaki)
menjadi
internal,
hangat
menyejukkan
dan
ini
emosi
untuk
dan
mengubah
efek
fisiologi
merelaksasikan otot-otot di sekitarnya
dominan simpatis menjadi dominan
(Widyastuti, 2004).Relaksasi autogenik
sistem parasimpatis (Oberg, 2009).
membawa
perintah
tubuh
melalui
autosugesti untuk rileks sehingga dapat
SIMPULAN DAN SARAN
mengendalikan
pernafasan,
SIMPULAN
darah, denyut
jantung serta suhu
tubuh.Standar
latihan
tekanan
relaksasi
Gangguan somatisasi pada ibu
yang
memiliki
anak
berkebutuhan
autogenik berupa imajinasi visual dan
khusus dapat berulang dengan atau
mantra-mantra verbal yang membuat
tanpa perubahan fisik seperti laju
tubuh merasa hangat, berat dan santai
pernafasan.
(Varvogli, 2011).
dinyatakan terapi relaksasi autogenik
Relaksasi
punyai
efek
autogenik
sensasi
mem-
tidak
Pada
berpengaruh
penelitian
pada
ini
kelompok
menenangkan
perlakuan dinyatakan dengan tidak
anggota tubuh, ringan dan merasa
terdapat perbedaan yang signifikan
kehangatan yang menyebar ke seluruh
pada laju pernafasan antara kelompok
tubuh.Kehangatan tubuh ini merupakan
yang melakukan relaksasi autogenik
akibat
dan kelompok kontrol
vasodilatasi
arteri
perifer,
sedangkan sensasi ringan disebabkan
oleh
menurunnya
ketegangan
otot
SARAN
Desiyani Nani, Laju Pernafasan Ibu Dengan Gangguan Somatisasi
Penelitian selanjutnya diharap-
Ucapan
terima
156
kasih
saya
kan memperhatikan variabel peng-
sampaikan pada pihak Ketua Yayasan
ganggu
sepenuhnya
dan Kepala Sekolah dan Guru Sekolah
dikendalikan dalam penelitian ini, yaitu
Luar Biasa C Yakut, orang tua anak
riwayat penyakit jantung dan paru pada
berkebutuhan khusus (tuna grahita)
responden, usia responden, dan tingkat
yang berkenan berpartisipasi sebagai
stres akibat lingkungan.
responden Tanjung Purwokerto. Juga
yang
belum
pada terapis dan mahasiswa yang
UCAPAN TERIMA KASIH
berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan
penelitian dan pengumpulan data.
DAFTAR PUSTAKA
Arianty, N.P. (2007).Terapi modalitas
keperawatan. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Bird, J. (2006).Autogenic Therapy.International
therapist Issue.
Kang, E., Park, J., Chung, C., Yu, B. (2009).
Effect of biofeedback assissted
autogenic training on headache
activity and mood states in korean
female migraine patients. Journal
Korean medicine Sciences Vol. 24:
936-40.
Kanji, N., White, A. and Ernst, E.. (2006).
Autogenic training to reduce anxiety
in nursing students: randomized
controlled trial. Journal compilation
2006 Blackwell Publishing Ltd.
Muninggar, K.D. (2008). Hubungan antara
parenting stress dengan presepsi
pelayananfamily-centered care pada
orang tua anak tunaganda-netra.
Skripsi: Fakultas Keperawatan,
Universitas Indonesia.
Nani, D, Ekowati, W, Permana, RH. (2011).
Peningkatan kemandirian Anak
Berkebutuhan
Khusus
dengan
Pelatihan Deteksi dini tumbuh
kembang dan deteksi ABK dan
dukungan sosial. Skripsi. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan,
Unsoed,
Pengabdian
kepada
Masarakat. (Tidak dipublikasi )
Pratiwi, YA, Fitriyani,A, Natalia, D.(2012).
Pengaruh teknik relaksasi autogenik
terhadap tingkat kecemasan orang tua
dengan anak retardasi mental di
sekolah luar biasa (SLB) Yakut
Purwokerto.
Skripsi
Fakutas
Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan,
Unsoed.(Tidak dipublikasi).
Purba, J.S. (2006). Peran neuroendokrin pada
depresi.Jakarta : Departemen
Neurologi FKUI/RSCM.
Stuart, G.W. &Sundeen, S.J. (1998).Buku Saku
Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Yim, S.Y., Moon, H.W., Rah, U.W. & Lee,
I.Y. (1996).Psychological
characteristics of mothers of
children with disabilities.Yonsei
Medical Journal, 37(6): 380-384.
Download