p-ISSN : 2303-307X, e-ISSN 2541-5468 119 REPRESENTASI TEKNOLOGI KOMUNIKASI DALAM INTERAKSI SOSIAL Zetti Finali1, Chumi Zahroul Fitriyah2 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember ABSTRACT Communication technology is growing, even in Indonesia the turnover of funds for mobile phones reaches 100 trillion. It shows that the level of development of communication technology especially smartphones developed significantly. The development is triggered from the flexibility of smartphon that can be used by all circles. Students, faculty, and the general public can take advantage of smartphones according to their needs. The development of the smartphone may change the pattern of interaction from the wearer. Effective and efficient become the main basis of smartphone usage. However, it makes the traditional communication, namely the existence of direct contact is reduced. Society is more individualistic. For students, especially students who take courses IPS Elementary Class A study year 2016/2017 the use of smartphone itself helps reduce groggy or shy, because it can conduct material discussions in WA groups or via e learning. Keywords: Communication technology, smartphone, social interaction ABSTRAK Teknologi komunikasi semakin berkembang, bahkan di Indonesia perputaran dana untuk telepon seluler mencapai 100 triliun. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat perkembangan teknologi komunikasi khususnya smartphone berkembang secara signifikan. Perkembangan tersebut dipicu dari fleksibilitas smartphon yang dapat digunakan oleh semua kalangan. Mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum pun dapat memanfaatkan smartphone sesuai kebutuhan mereka. Perkembangan smartphone tersebut bisa jadi merubah pola interaksi dari pemakainya. Efektif dan efisiensi menjadi dasar utama penggunaan smartphone. Akan tetapi hal tersebut membuat komunikasi secara tradisional, yaitu adanya kontak langsung semakin berkurang. Masyarakat lebih bersifat individualis. Bagi kalangan mahasiswa khususnya mahasiswa yang menempuh mata kuliah Kajian IPS SD Kelas A tahun ajaran 2016/2017 penggunaan smartphone sendiri membantu mengurangi grogi atau rasa malu, karena bisa melakukan diskusi materi di grup WA atau via e learning. Kata kunci : Teknologi komunikasi, smartphone, interaksi sosial 1Korespondensi: Zetti Finali, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan, email: [email protected] Korespondensi: Chumi Zahroul Fitriyah, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2 120 Widyagogik, Vol. 4. No. 2 Januari-Juli 2017 dilukisakan dalam bentuk gerak PENDAHULUAN Arus globalisasi yang semakin tangan, mimik, kata-kata lisan atau cepat membuat perkembangan di berbagai tulisan, rumusan, gambar, foto, bidang teknologi juga berkembang secara grafik, peta, diagram, dan lain-lain; signifikan. Salah satu bidang teknologi 3. Decoders, yaitu komunikan yang yang dapat dikatakan berkembang cukup menerima pesan. Makna decoders pesat ialah teknologi komunikasi. Komunikasi dapat adalah pemecah sandi agar dapat diartikan sebagai suatu proses pengoperan dan penerimaan lambang-lambang yang mengandung makna, maksud dari hal tersebut ialah bahwa antara pemberi dimengerti maknanya. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa suatu hal pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa elemen terpenting dari sebuah komunikasi ialah pengirim dan penerima pesan. Sudjana dan Rivai (dalam Riana, dkk, 20017-1-21) menjelaskan pengertian umum komunikasi dalam tiga kategori pokok dengan beberapa istilah khasnya sebagai berikut: komunikasi jika sama dengan pengirim informasi. Komunikasi mengalami revolusi, yang telah disederhanakan oleh Bell (dalam Riana, dkk, 2007:1-27) yaitu revolusi dalam ditemukannya hal berbicara, tulisan, penemuan percetakan, dan dalam hal hubungan jarak jauh (telekomunikasi). menunjukkan bahwa Hal tesebut komunikasi mengalami perkembangan dan menjadi hal yang signifikan saat berada dalam arus 1. Encode atau komunikator penyandi, yang yaitu mempunyai informasi atau pesan tertentu yang disajikan dalam bentuk sandi atau code, seperti bahasa lisan, tulisan, dan tulisan dalam lambang verbal, atau lambang visual; atau pernyataan yang ditujukan kepada dan diterima oleh seseorang atau kelompok orang penerima. Pesan globalisasi seperti saat ini. Dunia semakin lebih dekat dalam hal komuniksi dengan bantuan teknologi-teknologi yang semakin berkembang. Teknologi sendiri dapat diartikan sebagai suatu aktivitas budaya yang khas ketika manusia membentuk dan mengubah 2. Sign atau signal, yaitu pesan, berita, dalam penerima informasi mampu berpikir yang lambang dan penerima lambang diartikan sama (Riana, dkk, 2007:1-21). berdasarkan penting itu dapat satu realitas alami demi tujuan-tujuan praktis (Johannes dalam Utaminingsih, 2006:7). Apabila dirangkaikan dengan komunikasi maka dapat diketaui bahwa teknologi komunikasi bermakna Zetti Finali1, Chumi : Representasi Teknologi Komunikasi dalam Interaksi Sosial 121 mempermudah atau lebih mempraktiskan gadget hubungan komunikasi atau penyampaian mendapatkan julukan sebagai smartphone pesan dari pemberi ke penerima pesan. dengan syarat-syarat tertentu. Smartphone Teknologi handphone pun menurut adalah perangkat yang memungkinkan 2007:1-27) melakukan panggilan telepon, sekaligus kemajuan teknologi komunikasi ditandai memiliki fitur yang di masa lalu hanya dengan berbagai karakteristik, antara lain. bisa ditemukan pada personal digital Ploman komunikasi berupa (dalam Raina, 1. Tersedianya keluwesan kesempatan memilih di dan assisntant (PDA). Sebuah handphone dapat antara dikategorikan smartphone jika memiliki berbagai metode dan alat untuk melayani kebutuhan manusia 1. Sistem operasi dalam komunikasi. Sarana-sarana Smartphone memiliki sistem yang yang yang dulu “berat” sekarang dapat berkembang menjadi “ringan”, dan aplikasi manusia dapat memilih sesuai kebutuhan masing-masing; menjalankan berbagai 2. Apps Smartphone mampu mengedit 2. Kemungkinan mengkombinasikan berbagai dokumen, mendownload teknologi, metode, dan sistem- berbagai aplikasi, dilengkapi GPS, sistem yang berbeda dan terpisah dapat memutar musik, dan lain selama ini. Berbagai bentuk baru sebagainya transfer komunikasi dan informasi 3. Web Acces telah dimungkinkan dengan pengkombinasian tersebut; 3. Kecenderungan desentralisasi, ke arah individualisasi teknologi komunikasi. tersebut serupa dapat mengakses dukungan data 3G dan 4G serta Wifi 4. Keyboard Qwerty Smartphone biasanya dilengkapi dengan yang disebutkan oleh Berkaitan Smartphone internet dengan lebih cepat dengan dalam konsep dan pola pemakaian Hal hal berikut antara lain: dengan keyboard qwerty baik secara virtual maupun sebaliknya mengenai teknologi 5. Messaging komunikasi yang semakin berkembang, Smartphone mampu mengirim seperti yang telah disebutkan, dari yang pesan berupa email (Amazine.co) “berat” sampai dengan yang “ringan” Berkaitan sarananya, dapat diketahui bersama bahwa perkembangan dari smartphone sendiri hal tersebut di atas 122 Widyagogik, Vol. 4. No.2 Januari-Juli 2017 dirasa juga cukup pesat. Saat ini, aplikasi hubungan messaging baik, menjalin hubungan, secara tradisional misalnya Whatsapp, BBM, Line, Tango, harus melibatkan kontak fisik, akan tetapi Telegram, dan lain sebagainya. sekarang sudah mampu direduksi oleh berkembang dengan Aplikasi-aplikasi dapat smarthone individu. Seseorang dalam perkembangan teknologi komunikasi yang tersebut sangat mempermudah manusia antara dalam membantu memenuhi kebutuhan- Komunikasi kebutuhan hidupnya. Kegiatan jual beli smartphone tidak mengenal batas ruang dapat dan waktu, di manapun dapat di lakukan. dilakukan melauli dengan aplikas-aplikasi smartphone adalah yang smartphone. dilakukan dengan ada. Perkembangan smartphone yang Biasanya kegiatan tersebut melibatkan pesat tersebut juga terjadi di Indonesia, hal penggunaan website dan media sosial ini ditunjukkan ditunjukkan oleh Antara berupa News Facebook, yang lain Instagram, BBM, (dalam Widhyatmoko,2011:2) Whatsapp, dan lain sebagainya. Tidak bahwa perputaran dana di seluruh operator hanya kegiatan jual beli, media sosial yang Seluler Indonesia telah menembus angka disediakan mampu 100 triliun. Merupakan perputaran yang membuat manusia berhubungan dengan luar biasa. Perputaran dana sebesar itu seluruh masyarakat dunia dengan biaya tentunya telah membentuk budaya dalam yang tidak terlalu mahal. Selain itu, pemakaian ponsel tersebut. Budaya yang smartphone juga bisa digunakan sebagai berkembang kegiatan pembelajaran, misalnya mengirim mempengaruhi tugas via email atau belajar melalui e masyarakat pengguna ponsel dalam hal learning membeli oleh yang smartphone bisa diakses dengan smartphone. tentunya cara perangkat bukan hanya berkomunikasi ponsel, aksesori pendukung, dan pulsa untuk membayar Smartphone begitu memudahkan hubungan manusia dengan manusia lain, jaringan telekomunikasi yang digunakan. Berkaitan dengan eksistensi sehingga jumlah pengguna smartphone smarphone yang dapat digunakan di mana pun Hendrastomo saja dan kapan saja, perkembangan di (2008:2) berpendapat bahwa perubahan Indonesia yang cukup signifikan, dan pola cara peningkatan hubungan manusia yang kini tidak harus jumlah pemakai telepon seluler, selain berhubunga atau terdapat kontak secara memberikan euphoria mengenai telepon fisik, tentunya terdapat pergesekan dalam seluler yang membantu aktivitas manusia, interaksi sosial pada kehidupan nyata. di sisi lain muncul penurunan intensitas Interkasi semain bertambah. berkomunikasi dan sosial disebutkan oleh Zetti Finali1, Chumi : Representasi Teknologi Komunikasi dalam Interaksi Sosial Artikelsiana.com yaitu merupakan 123 Faktor yang menimbulkan hubungan timbal balik antara dua orang perasaaan atau sehingga tercipta hubungan yang lebih yang berperan saling mempengaruhi antara individu dengan individu, antara individu dengan tertarik seseorang lebih dalam. Artikelsiana.com juga menyatakan kelompok, dan antara kelompok dengan mengenai bentuk-bentuk dari interaksi kelompok. sosial yaitu: Interaksi sosial merupkan proses seseorang untuk berkomunikasi dan menjalin kontak untuk saling 1. Kerjasama (coperation) Meruapakan usaha bersama antar berkomunikasi dan saling mempengaruhi individu dalam mencapai tujuan bersama pikiran maupun tindakan. Idi (2014:88) menyatakan bahwa interaksi atau kelompok 2. Akomodasi (Accomodation) sosial yang terlihat sederhana tersebut jika Merupakan ditelaah sosial sebenarnya cukup kompleks, untuk proses dalam penyesuaian interaksi dalam karena didasari berbagai faktor psikologi individu maupun kelompok untuk antara lain: menyelesaikan 1. Faktor imitasi pertentangan- pertentangan Faktor imitasi merupakan dorongan 3. Asimilasi (Assimilation) untuk meniru orang lain. G Tarde Merupakan menyatakan bahwa imitasi adalah peleburan faktor satu-satunya yang melandasi setiap interaksi sosial. kebudayaan tungga sebagai milik 2. Faktor sugesti Faktor proses ke kebudayaan pihak dapat arah sehingga merasakan bersama sugesti merupakan 4. Akulturasi (Acculturation) dorongan bagi seseorang untuk Merupakan melakukan atau bersikap seperti suatu kebudayaan untuk menerima apa yang diharapkan oleh pemberi unsur dari kebudayaan asing tanpa sugesti. menghilangkan kebudayaan sendiri 3. Faktor identifikasi Mengenai proses interaksi timbul sosial dari Ahmadi Faktor yang mendorong orang berpendapat bahwa (2016:107) salah satu untuk klasifikasi sosial dalam interaksi sosial menjadi identik dengan orang lain. adalah adanya yang berproses sosial. 4. Faktor simpati Dalam hal ini terdapat beberapa bentuk proses sosial, ada yangberbentuk postif, 124 Widyagogik, Vol. 4. No.2 Januari-Juli 2017 ada pula yang berbentuk negatif. Yang dosen, psotif dinamakan integrasi atau asosiatif berkaitan dengan pembelajaran atau di luar proses, yaitu proses yang menyatukan. pembelajaran, demikian juga hubungan Sedangkan proses yang negatif dinamakan antar sesama mahasiswa. disintergrasi atau diasosiatif proses, yaitu proses yang memisahkan. bisa saja komunikasi yang Penelitian mengenai penggunaan smartphone oleh mahasiswa sangat Syarat terjadinya interaksi sosial menarik untuk dikaji. Hal tersebut untuk ada dua yakni adanya kontak sosial dan mengetahui bagaimanakah pola interaksi komunikasi. Kontak sosial dapat diartikan mahasiswa bersama-sama. berkembangnya smartphone. Di mana Dalam pengertian dengan semakin sosialogis, kontak merupakan gejala sosial banyak terdapat pernyataan-pernyataan di mana orang dapat melakukan hubungan publik bahwa smartphone dalam kaitannya dengan pihak lain tanpa mengadakan dengan sentuhan fisik, misalnya hubungan itu bisa menjauhkan yang dekat dan mendekatkan melalui telepon, surat, dan sebagainya yang jauh. interaksi sosial mampu (ssbelajar.net). Sementara itu, seperti yang telah disebutkan komunikasi merupakan menyampaikan komunikator pada pesan kepada bagian awal, suatu proses Metode yang digunakan dalam dari suatu penelitian ini ialan metode kualitatif agar dengan paparan berupa deksriptif analisis. komunikan pesannya tersampai. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh Interaksi sosial dalam kehidupan gambaran yang lebih jelas mengenai sehari-hari tentunya juga dipengaruhi oleh interaksi pemakaian smartphone. Smartphone yang smarphone. Penelitian ini dilakukan di dapat masuk di semua kalangan dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pemakainnya tidak terbatas ruang dan jurusan Ilmu Pendidikan pada progam waktu tentunya memberikan peran penting studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di dalam suatu interaksi sosial. Pemakaian Universitas Jember. Secara spesifik data smartphone di semua kalangan tersebut mahasiswa dalam hal berinteraksi sosial di tentunya juga memasuki ranah hubungan ambil pada mata kuliah Kajian IPS SD antara mahasiswa dengan mahasiswa, kelas A. mahasiswa dengan dosen, maupun mahasiswa dengan orang luar. Hubungan komunikasi antar mahasiswa dengan mahasiwa dengan adanya Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan Zetti Finali1, Chumi : Representasi Teknologi Komunikasi dalam Interaksi Sosial 125 wawancara dan observasi. Observasi di mahasiswa untuk berjualan atau berbelanja kelas dilakukan pada saat pembelajaran secara online. Tidak jarang mahasiswa pada mata kuliah Kajian IPS SD pada yang berjualan membuka media sosial saat kelas A. Wawancara untuk memperoleh di kelas untuk sekedar melayani customer dilakukan pada saaat waktu luang di luar agar fast respon. Adanya smartphone jam pembelajaran. membuat hubungan antar mahasiswa semakin bagus, yakni adanya group WA yang PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilaukan, Hasil penggunaan observasi smartphone perkuliahan IPS pada saat digunakan untuk menyampaikan segala macam informasi yang berkaitan dengan akademik atau yang lain. menunjukkan Di kalangan akademik pun terdapat menggunakan pola perubahan komunikasi dengan adanya smartphone untuk mencari materi-materi smartphone. Komunikasi dengan dosen yang dan mahasiswa telah menemukan jalur bahwa Kajian mengenai dapat mahasiswa sulit pada menggunakan saaat perkuliahan, smartphone untuk baru di mana mengedepankan aspek mengambil gambar gambar temannya atau efektifitas, materi yang disajikan saat presentasi. (Hendrastomo, Observasi bahwa tersebut didukung dari hasil wawancara tempat dengan mahasiswa yang menempuh mata menyimpan makalah-makalah atau materi- kuliah Kajian IPS SD berkaitan dengan materi yang menunjang pada materi Kajian komunikasi dengan dosen dengan adanya IPS SD. Hal tersebut dimungkinkan karena smartphone diperoleh data yang cukup smartphone lebih ringan dan bisa dibaca di baik. Komunikasi dengan dosen lebih mana-mana, lebih flexible dari pada harus mudah. membuka laptop atau membawa buku ajar. dilakukan untuk urusan jadwal, diskusi- smartphone juga juga Hasil memperoleh menunjukkan menjadi wawancara data dilakukan untuk di luar efisiensi, dan keterbukaan 2008:9). Pernyataan Umumnya komunikasi ini diskusi materi yang disampaikan di grup WA, dan untuk membaca atau pembelajaran pada waktu luang oleh mendownload materi yang disajikan dosen peneliti. tersebut melalui e learning. Selain itu diskusi di menunjukkan bahwa apa yang terlihat saat grup WA atau e learning lebih membuat observasi juga didukung dengan hasil mahasiswa tidak grogi atau tidkamalu wawancara. Data lain dari wawancara karena tidak langsung bertemu dengan yaitu bahwa smartphone juga digunakan dosen. Wawancara 126 Widyagogik, Vol. 4. No.2 Januari-Juli 2017 Saat wawancara juga ditemukan data bahwa mahasiswa menyadari bahwa media sosial, apalagi untuk kegiatankegiatan akademik. smartphone sangat memudahkan aktivitas- Berkaitan dengan hal di atas aktivitas baik akademik maupun non diketahui bahwa terjadi perubahan pola akademik. Akan tetapi terkadang respon komunikasi mahasiwa. Komunikasi sendiri terhadap teman lain menurun karena teman merupakan syarat adanya interaksi sosial. lainnya lebih asyik bermain smartphone. Mahasiswa Umumnya ketergantungan tinggi dengan smartphone, mahasiswa asyik mempunyai berkomunikasi menggunakan media sosial karena dari pada harus berkmonukasi secara menjadi sumber informasi akademik atau langsung. terkadang tempat mengirim teman-temannya di seluruh belahan dunia. pesan tetapi tidak segera dibalas, karena Interaksi dalam hal komuniksai tradisional diketahui dari informasi bahwa pesan semakin menurun, tingkat individualitas tersebut dibaca. menjadi meningkat karena mahasiswa Misalnya pada aplikasi BBM atau WA terkadang lebih fokus kepada smartphone sudah ada pilihan informasi untuk melihat daripda manusia lain. Mahasiswa lebih pesan tersebut sudah terkirim atau terbaca mengedepankan efektifitas dan efisiensi oleh si penerima pesan. Ketika diberi serta mengurangi rasa malu dengan lebih pertanyaan memilih Akan menimbulkan telah masalah saat diterima atau mengenai ketergantungan mahasiswa tetapi tingkat dengansmartphone, sebagian besar menganggap tingkat untuk smartphone berkomunikasi berkomunikasi bisa dengan dengan smartphone. Mahasiswa juga menyadari menjawab bahwa hal tersebut sebenarnya kurang sangat tergantung. Mahasiswa merasa bagus dalam kaitannya interaksi sosial info-info penting sering beredar melalui dalam hal komunikasi. DAFTAR PUSTAKA Ariantoni. 2003. Pembelajaran Tematis. Pusat Kurikulum Balitbang Denpasar. Sanjaya Wina. 2006. Strategi Pembelajaran, Jakarta : Kencana Subagyo , P. Joko. 2004. Metode Penelitian, Jakarta : PT Rineka Cipta. Sutjipta Nyoman. 2006. Merencanakan Pembelajaran Bermutu, Denpasar : Percetakan Pelawa Sari. Syaiful Bachri Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Rineka Cipta.