Evaluasi Pelayanan Makanan Pasien Rawat Inap Di Puskesmas

advertisement
EVALUASI PELAYANAN MAKANAN PASIEN RAWAT INAP
DI PUSKESMAS GONDANGREJO KARANGANYAR
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pendidikan D III (tiga) Kesehatan Bidang Gizi
Diajukan oleh:
RETNO UTARI
J 300 060 026
PROGRAM STUDI D III GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009
ABSTRAK
PROGRAM STUDI D III GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH, 11 JULI 2005
RETNO UTARI
EVALUASI PELAYANAN MAKANAN PASIEN RAWAT INAP DI
PUSKESMAS GONDANGREJO KARANGANYAR
5 bab, 37 hal, 2 gambar, 6 lampiran
Puskesmas Gondangrejo Karanganyar merupakan salah satu puskesmas
yang melakukan pelayanan makanan pasien rawat inap dengan frekuensi
pemberian makan 3 kali sehari. Jumlah pasien rawat inap rata-rata setiap bulan
adalah ± 12 orang. Puskesmas Gondangrejo Karanganyar dipilih sebagai tempat
penelitian karena belum pernah diadakan penelitian sebelumnya tentang pelayanan
makanan pasien rawat inap di puskesmas tersebut.
Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi sistem pelayanan makanan
pasien rawat inap di Puskesmas Gondangrejo Karanganyar.
Penelitian ini bersifat observational yaitu mengamati secara langsung
kegiatan pelayanan makanan pasien rawat inap di Puskesmas Gondangrejo. Cara
pengambilan data dengan cara observasi, wawancara dan penimbangan makanan
sebelum dan sesudah dikonsumsi pasien.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan makanan pasien rawat
inap di Puskesmas Gondangrejo menggunakan sistem out-sourcing. Perencanaan
anggaran belanja dilakukan oleh satu orang yaitu tenaga pelaksana perawat.
Perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, pembelian bahan
makanan, persiapan bahan makanan, pengolahan makanan, dan distribusi
makanan oleh pihak out-sourcing, serta tidak ada kegiatan penerimaan dan
penyimpanan bahan makanan. Siklus menu yang digunakan adalah tiga hari.
Pembelian dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada waktu pagi dan siang hari.
Pendistribusian makan pagi pada jam 07.00, makan siang jam 12.00 dan makan
malam jam 16.30 dan didistribusikan secara sentralisasi. Kegiatan pencatatan
dilakukan oleh tenaga perencanaan anggaran belanja dan ahli gizi.
Perlunya variasi menu untuk mengurangi kejenuhan makan pasien, dan
perlunya pemberian sayur tiga kali dalam sehari serta diusahakan ada snack.
Kata Kunci : Sistem pelayanan makanan pasien rawat inap
Daftar Pustaka : 9 (1990-2003)
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah berjudul “EVALUASI PELAYANAN MAKANAN PASIEN
RAWAT INAP DI PUSKESMAS GONDANGREJO KARANGANYAR”, ini
telah memperoleh persetujuan.
Surakarta, 11 Juli 2009
Pembimbing I
Pembimbing II
(Gini Ratmanti, SKM, M.Kes)
(Tuti Rahmawati, S.Gz)
PROGRAM STUDI D III GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Ketua Jurusan
Dwi Sarbini, SST, M.Kes
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah berjudul “EVALUASI PELAYANAN MAKANAN PASIEN
RAWAT INAP DI PUSKESMAS GONDANGREJO KARANGANYAR” ini
telah dipertahankan didepan tim penguji dan diterima untuk memenuhi syarat
memperoleh ijazah Diploma III (tiga) Kesehatan Bidang Gizi.
Surakarta,
Juli 2009
Tim Penguji :
1. Ketua Penguji
: Gini Ratmanti, SKM, M.Kes
(
)
2. Penguji I
: Siti Zulaekah A.,M.Si.
(
)
3. Penguji II
: Ahmad Farudin, SKM
(
)
PROGRAM STUDI D III GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Dekan
Arief Widodo, A.Kep, M.Kes
iv
MOTTO
“Kejarlah apa yang bermanfaat untukmu, dan mintalah pertolongan kepada Allah.
Jangan mudah menyerah”.
(Al-Hadist)
“Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah memberinya jalan keluar
dari segala kebaikan, dan diberinya rizki dari arah yang tidak diduga”.
(Ath-Thalaq: 2-3)
“Allah tidak akan memberikan cobaan kepada hambanya, jikalau hambanya tidak
mampu mengatasinya”.
(Penulis)
“Percayalah bahwa dirimu mampu menggapai apa yang kau inginkan dan
yakinlah bahwa setiap manusia pasti punya kelebihan”.
(Penulis)
“Sayangi dan bahagiakanlah orangtuamu seperti mereka menyayangi dan
membahagiakan kamu”.
(Penulis)
v
PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang atas segala rahmad, ridho, hidayah dan kemudahan-Nya. Karya tulis
ini kupersembahkan untuk orang-orang tercinta:
Bapak dan Ibu yang setiap sholat selalu mendoakanku. Hormat dan bakti ananda kepada
beliau. Terimakasih atas kasih sayang, doa dan dukungan yang selalu beliau suguhkan pada
ananda sehingga ananda mampu menyelesaikan karya tulis ini. Sungguh… ananda sangat
mencintai Bapak dan Ibu, ananda bangga mempunyai orangtua seperti kalian dan semoga
ananda selalu menjadi anak kesayanganmu, mampu membahagiakan dan menjadi seperti yang
yang beliau dambakan…Amin.
Kakak dan adik-adikku, terimakasih atas perhatian, doa dan dukungannya. Aku bangga
menjadi bagian dari kalian, tetap semangat, berjuang meraih cita-cita, menjadi orang yang
berguna seperti yang didambakan orang yang melahirkan dan membesarkan kita.
Seseorang yang jauh disana, yang apabila Allah mengizinkan engkau menjadi imam terbaik
bagiku dan anak-anakku. Terimakasih atas dukungan dan doanya yang selalu kau salurkan
ke jiwa ini, tetap selalu bimbing diri ini menjadi orang yang berguna dan semoga Allah selalu
mendengarkan dan mengabulkan doa kita. Amin.
Sahabat-sahabat terbaikku, Gizi D3 angkatan 2006 UMS. Terimakasih telah menemaniku
selama 3 tahun, terimakasih atas kesediaannya menjadi temanku, pendengar setia keluh
kesahku…. Tetap berjuang menjadi yang kita dambakan, dan suatu kelak nanti jangan
sampai terlupakan bahwa aku adalah sahabatmu.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian dengan judul
“Evaluasi Pelayanan Makanan Pasien Rawat Inap Di Puskesmas Gondangrejo
Karanganyar” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh gelar Ahli Madya jurusan Gizi Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa
tidak sedikit bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak yang
diberikan kepada penulis. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Bapak Arif Widodo, A.Kep., M.Kes. selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Ibu Dwi Sarbini, SST, M.Kes, selaku Ketua Program Gizi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
3. Ibu Gini Ratmanti, SKM, M.Kes, selaku pembimbing utama yang telah
memberikan bimbingan, perhatian dan pengarahan.
4. Ibu Tuti Rahmawati, S.Gz, selaku pembimbing dua yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan perhatian.
5. Seluruh staf pengajar (Bapak dan Ibu Dosen) Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
6. dr.Agus Supadiyatmo selaku Kepala Puskesmas Gondangrejo Karanganyar,
terimakasih atas ijin penelitiannya.
7. Seluruh staf pegawai Puskesmas Gondangrejo Karanganyar.
8. Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayang, dukungan dan
yang utama doanya.
9. Kakakku, Rudi Salmon terimakasih doa dan motivasinya.
10. Semua keluarga dan saudaraku, terimakasih atas doa dan dukungannya.
vii
11. Teman seperjuanganku, Gizi D3 angkatan 2006, terimakasih atas bantuan dan
motivasinya.
12. Semua pihak yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu yang telah membantu
baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini.
Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT, untuk
itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan, semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat adanya, amin.
Surakarta, 11 Juli 2009
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..........................................................................
i
ABSTRAK .........................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN...........................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................
iv
MOTTO .............................................................................................
v
PERSEMBAHAN ..............................................................................
vi
KATA PENGANTAR .......................................................................
vii
DAFTAR ISI......................................................................................
ix
DAFTAR TABEL..............................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................
xiii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah...................................................
1
B. Rumusan Masalah ............................................................
3
C. Tujuan Penelitian .............................................................
3
1. Umum........................................................................
3
2. Khusus.......................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ...........................................................
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................
5
A. Tinjauan Teoritis .............................................................
5
1. Puskesmas ..................................................................
5
2. Rawat Jalan ................................................................
9
3. Rawat Inap .................................................................
10
4. Penyelenggaraan Makanan Institusi...........................
10
5. Penyelenggaraan Makanan Sistem Out-Sourcing......
15
6. Metode Penimbangan Makanan.................................
16
7. Evaluasi Sisa Makan ..................................................
16
B. Kerangka Teori.................................................................
18
ix
C. Kerangka Konsep .............................................................
19
BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................
20
A. Jenis Penelitian.................................................................
20
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................
20
C. Subjek Penelitian..............................................................
20
D. Jenis Data .........................................................................
20
E. Pengumpulan Data ...........................................................
21
F. Definisi Operasional ........................................................
21
G. Pengolahan Data dan Analisis Data .................................
24
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................
25
A. Gambaran Umum Puskesmas Gondangrejo Karanganyar
25
B. Evaluasi Pelayanan Makanan Pasien Rawat Inap............
26
1. Perencanaan anggaran belanja ...................................
26
2. Perencanaan menu......................................................
28
3. Perencanaan kebutuhan bahan makanan....................
29
4. Pembelian bahan makanan.........................................
30
5. Penerimaan bahan makanan.......................................
30
6. Penyimpanan bahan makanan ....................................
30
7. Persiapan bahan makanan ..........................................
30
8. Pengolahan bahan makanan .......................................
31
9. Pendistribusian dan penyajian maka ..........................
31
10. Pencatatan dan pelaporan...........................................
32
11. Standar porsi, nilai gizi, sisa makanan, daya terima ..
32
BAB V. PENUTUP............................................................................
37
A. Kesimpulan ......................................................................
37
B. Saran.................................................................................
38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Persentase Kebutuhan Dan AKG ........................................
33
Tabel II. Sisa Makanan ......................................................................
35
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Bagan Kerangka Teori ....................................................
18
Gambar 2: Bagan Kerangka Konsep..................................................
19
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden
Lampiran 2: Pedoman Wawancara Untuk Petugas
Lampiran 3: Kuesioner Penimbangan Dan Nilai Gizi Makanan
Lampiran 4: Surat Perijinan Pengambilan Data
Lampiran 5: Standar Porsi Bahan Makanan
Lampiran 6: Siklus Menu 3 Hari di Puskesmas Gondangrejo
Lampiran 7: Persentase Asupan Pasien Rawat Inap Puskesmas Gondangrejo
Dibandingkan Dengan AKG
Lampiran 8: Rata-rata sisa makanan
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan secara optimal melalui terciptanya
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya
yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan yang sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata di seluruh wilayah Indonesia (Depkes, 2000).
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, upaya
kesehatan dilaksanakan secara merata, bermutu dan terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat. Sehubungan dengan itu, puskesmas sebagai unit
pelayanan kesehatan terdepan bertanggung jawab untuk terus meningkatkan
upaya memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan dengan mutu yang
lebih baik dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat. Sarana
pelayanan kesehatan yang paling banyak dikunjungi masyarakat adalah
puskesmas walaupun hanya 27,8%. Sarana berikutnya adalah dukun, dokter
praktek swasta dan 10% lainnya memilih berobat sendiri (Azrul, 2002).
Beberapa program pokok kerja puskesmas adalah melaksanakan
sistem rujukan upaya kesehatan dan puskesmas rawat inap. Dimana sistem
rujukan upaya kesehatan adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan
yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal
balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan
masyarakat, baik secara vertikal maupun horisontal. Jenis rujukannya adalah
rujukan medik dan rujukan kesehatan, sedangkan puskesmas rawat inap adalah
puskesmas yang diberi tambahan ruang dan fasilitas untuk menolong
penderita gawat darurat, baik berupa tindakan operatif terbatas maupun rawat
inap sementara. Tindakan yang dilakukan adalah melakukan tindakan operatif
terhadap pasien gawat darurat, merawat sementara penderita gawat darurat,
1
2
melakukan pertolongan sementara sebelum dibawa ke rumah sakit, persalinan,
dan pelaksanaan KB (Hatmoko, 2006).
Menurut buku pedoman pelayanan gizi institusi, pelayanan makanan
adalah pelayanan yang membantu masyarakat dalam keadaan sehat atau sakit
untuk memperoleh makanan yang sesuai. Sedangkan pelayanan makanan di
institusi adalah pelayanan makanan yang diberikan institusi bagi pasien rawat
inap. Kegiatan pelayanan makanan di ruang rawat inap adalah rangkaian
kegiatan yang dimulai dari upaya perencanaan penyusunan diet pasien hingga
pelaksanaan evaluasi di ruang perawatan, serta merupakan tindak lanjut dari
kegiatan pengadaan makanan dari instalasi gizi. Tujuan kegiatan pelayanan
makanan tersebut adalah untuk memberi diet yang sesuai dengan syarat gizi
minimal dan untuk mencegah kambuhnya kembali penyakit pasien (Depkes
RI, 1991).
Pengaturan makanan bagi orang sakit bukan merupakan tindakan yang
berdiri sendiri. Pengaturan makanan merupakan satu kesatuan dalam upaya
penyembuhan penyakit. Selain itu makanan juga mempunyai fungsi memberi
rasa kenyang, rasa puas dan nyaman, rasa diperhatikan dan lainnya (Moehyi,
1988).
Pelayanan makanan di institusi kesehatan bersifat non komersil yakni
tujuannya bukan mencari keuntungan melainkan bertujuan sosial. Puskesmas
yang telah menyelenggarakan pelayanan makanan untuk pasien rawat inap
adalah Puskesmas Gondangrejo Karanganyar. Puskesmas Gondangrejo
Karanganyar terletak di desa Tuban Jalan Solo Purwodadi KM 12.
Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan penulis pada tanggal 24
November 2008 di Puskesmas Gondangrejo Karanganyar, rata-rata jumlah
pasien yang di rawat inap setiap bulannya adalah ±12 orang dan pada saat itu
pasiennya adalah 8 orang. Frekuensi pemberian makan pasien rawat inap yaitu
3 kali sehari yang terdiri dari makan pagi, makan siang, dan makan malam
serta mendapatkan buah 1 kali pada makan siang. Penelitian ini dilakukan di
Puskesmas Gondangrejo Karanganyar karena sebelumnya belum pernah
dilakukan penelitian tentang pelayanan makanan di puskesmas tersebut.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut maka dapat
dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: “bagaimana evaluasi
pelayanan
makanan
pasien
rawat
inap
di
Puskesmas
Gondangrejo
Karanganyar ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengevaluasi pelayanan makanan pasien rawat
inap di Puskesmas
Gondangrejo Karanganyar.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui hasil evaluasi kegiatan:
a. Perencanaan anggaran belanja.
b. Perencanaan menu.
c. Perencanaan kebutuhan bahan makanan.
d. Pembelian bahan makanan.
e. Penerimaan bahan makanan.
f. Penyimpanan bahan makanan.
g. Persiapan bahan makanan.
h. Pengolahan bahan makanan.
i. Pendistribusian dan penyajian makanan.
j. Pencatatan dan pelaporan.
k. Standar porsi, nilai gizi, sisa makanan dan daya terima pasien terhadap
makanan yang disajikan.
4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pembaca
Dapat memberikan informasi tentang evaluasi pelayanan makanan pasien
rawat inap di Puskesmas Gondangrejo Karanganyar sehingga menambah
pengetahuan.
2. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam
penyelenggaraan makanan pasien rawat inap di Puskesmas Gondangrejo
Karanganyar.
3. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan tentang evaluasi pelayanan makanan pasien
rawat inap di Puskesmas Gondangrejo Karanganyar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Puskesmas
a. Definisi
Konsep puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan terdepan
yang merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat dasar,
pertama kali dicetuskan pada tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat
Kerja Kesehatan Nasional (Rakernas) I di Jakarta. Lahirnya ide
tersebut berdasarkan adanya rasa kurang puas terhadap pelayanan
kesehatan tingkat pertama pada waktu itu seperti BKIA, BP, P4M dan
sebagainya yang masih timbul gagasan untuk menyatukan semua
pelayanan tingkat pertama ke dalam suatu organisasi yang dipercaya
dan diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Puskesmas merupakan suatu unit pelayanan kesehatan terdepan
yang terdapat didalam masyarakat, puskesmas bertanggung jawab
dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat juga dalam
menyelenggarakan pelayanan kedokteran. Ada beberapa macam
pengertian puskesmas yang dikemukakan oleh para ahli, hal ini
disesuaikan dengan adanya perubahan dan tuntutan pelayanan
kesehatan.
Menurut Depkes RI (1989) puskesmas adalah suatu kesatuan
organisasi kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat di wilayah kerja
tertentu dalam usaha-usaha pokok kesehatan.
Menurut Depkes RI (1991) puskesmas adalah suatu organisasi
kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
5
6
Menurut Azwar (1996) puskesmas adalah suatu kesatuan
organisasi
yang
merupakan
pusat
pengembangan
kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping
memberi pelayanan secara menyeluruh terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja. Secara nasional standar
wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Apabila di satu
kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab
wilayah kerja dibagi antar puskesmas dengan memperhatikan keutuhan
konsep wilayah desa atau kelurahan atau dusun (Depkes RI, 2003).
b. Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya
Indonesia sehat 2010. Kecamatan sehat mencakup empat indikator
utama yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan derajat kesehatan penduduk. Misi
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional dalam
rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Untuk mencapai visi
tersebut, puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan
dan upaya kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2003).
c. Macam Puskesmas
Rakerkesnas I pada tahun 1968 memutuskan adanya 4 macam
puskesmas:
1) Puskesmas tingkat desa.
2) Puskesmas tingkat kecamatan.
3) Puskesmas pembina.
7
4) Puskesmas tingkat ibu kota kabupaten.
Tahun 1969 National Health Service in Indonesia (kerjasama
antara Pemerintah Indonesia dengan UNICEF), dalam dokumen
tersebut puskesmas dibagi dalam tiga type yaitu:
1) Puskesmas type A (puskesmas pembina).
2) Puskesmas type B (puskesmas kecamatan).
3) Puskesmas type C (puskesmas desa).
Rakerkesnas III pada tahun 1970 membahas bahwa puskesmas
dengan beberapa type puskesmas tidak memungkinkan untuk
dikembangkan, karena persyaratan tenaga tidak dapat dipenuhi. Oleh
karena itu dalam Rakerkesnas III memutuskan bahwa hanya dikenal 1
(satu) macam puskesmas.
d. Fungsi Puskesmas
Berdasarkan
pedoman
kerja
puskesmas
yang
disusun
Departemen Kesehatan (1990) memiliki empat fungsi dasar, yaitu:
1) Preventif (pencegahan penyakit).
2) Promotif ( peningkatan kesehatan).
3) Kuratif (pengobatan penyakit).
4) Rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Untuk mewujudkan fungsinya tersebut dilakukan kegiatan
dengan cara:
1) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.
2) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana
menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif
dan efisien.
3) Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat
dengan ketentuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
8
4) Bekerja
dengan
sektor-sektor
yang
bersangkutan
dalam
melaksanakan program kesehatan.
5) Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
e. Usaha Pokok Puskesmas
Pada awalnya puskesmas hanya memiliki 12 usaha pokok
kesehatan, dan sekarang meningkat menjadi 20 usaha kesehatan terdiri
dari:
1) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak.
2) Upaya Keluarga Berencana.
3) Upaya Peningkatan Gizi.
4) Upaya Kesehatan Lingkungan.
5) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
6) Upaya Pengobatan Termasuk Pelayanan Darurat Karena
Kecelakaan.
7) Upaya Penyuluhan Kesehatan.
8) Upaya Kesehatan Sekolah.
9) Upaya Kesehatan Olahraga.
10) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.
11) Upaya Kesehatan Kerja.
12) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.
13) Upaya Kesehatan Jiwa.
14) Upaya Kesehatan Mata.
15) Upaya Laboratorium Sederhana.
16) Upaya Pencatatan dan Pelaporan Dalam Rangka Sistem Informasi
Kesehatan.
17) Upaya Kesehatan Usia Lanjut.
18) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.
19) Upaya Kesehatan Remaja.
20) Dana Sehat.
9
f. Azas Puskesmas
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di
Indonesia pengelolaan program kerja puskesmas berpedoman pada
empat azas pokok (Azwar, 1980) yaitu:
1) Asas pertanggung-jawaban wilayah. Artinya puskesmas harus
bertanggung jawab atas semua masalah kesehatan yang terjadi di
wilayah kerja.
2) Asas peran serta masyarakat. Artinya berupaya melibatkan
masyarakat dalam menyelenggarakan program kerja tersebut.
3) Asas keterpaduan. Artinya berupaya memadukan kegiatan tersebut
bukan saja dengan program kesehatan lain (lintas program), tetapi
juga dengan program dari sektor lain (lintas sektoral).
4) Asas rujukan. Artinya jika tidak mampu menangani suatu masalah
kesehatan harus merujuknya ke sarana yang lebih mampu. Untuk
pelayanan kedokteran jalur rujuknya adalah rumah sakit,
sedangkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat jalur rujuknya
adalah kantor kesehatan.
2. Rawat Jalan
Secara sederhana di definisikan, rawat jalan meliputi prosedur
terapeutik dan diagnostik serta pengobatan yang diberikan pada pasien
dalam sebuah lingkungan yang tidak membutuhkan rawat inap di rumah
sakit. Instalasi rawat jalan atau poliklinik merupakan tempat pelayanan
pasien berobat rawat jalan sebagai pintu pertama untuk menentukan
apakah pasien perlu dirawat inap atau tidak, perlu dirujuk ke tempat
pelayanan kesehatan lain atau tidak.
Tugas pokok dan fungsi instalasi rawat jalan:
a. Berfungsi sebagai pengambil keputusan medis berdasarkan hasil
pemeriksaan yang dilakukannya.
b. Melakukan anamnesa, pemeriksaan, tindakan, dan terapi pasien rawat
jalan.
10
c. Mencatat
dan
merekam
semua
hasil
-
hasilnya
dan
menandatanganinya.
d. Membuat Sensus Harian Rawat Jalan ( SHRJ ).
e. Membuat ringkasan riwayat penyakit rawat jalan.
3. Rawat Inap
Rawat inap adalah pemeliharaan kesehatan rumah sakit dimana
penderita tinggal atau mondok sedikitnya satu hari berdasarkan rujukan
dari pelaksana pelayanan kesehatan atau rumah sakit pelaksana pelayanan
kesehatan lain.
Pelayanan kesehatan perorangan rawat inap meliputi observasi,
diagnosa, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap
di ruang rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan
swasta, serta puskesmas perawatan dan rumah bersalin, yang oleh karena
penyakitnya penderita harus menginap.
4. Penyelenggaraan Makanan Institusi
Penyelenggaraan makanan institusi adalah suatu rangkaian
kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian
makanan kepada konsumen. Dalam hal ini termasuk pencatatan,
pelaporan, dan evaluasi dalam rangka pencapaian status kesehatan yang
optimal melalui pemberian diit yang tepat (Depkes RI, 2003).
Penyelenggaraan makanan institusi merupakan suatu rangkaian
kerja yang melibatkan tenaga manusia, peralatan material, dan serta
berbagai masukan lainnya. Selain itu di pengaruhi oleh aspek-aspek tradisi
sosial budaya masyarakat, kemajuan teknologi, dan pemenuhan nilai
biologis segolongan orang. Makanan merupakan salah satu kebutuhan
utama manusia, baik dilingkungan keluarga, maupun diluar lingkungan
keluarga,
salah
satunya
institusi.(Mukrie, 1983).
adalah
penyelenggaraan
makanan
di
11
Penyediaan makanan yang berkualitas termasuk dalam indikator
outcome dalam sistem penyelenggaraan makanan institusi. Sesuai
pedoman
teknis
proses
penyediaan
makanan
dalam
sistem
penyelenggaraan makanan institusi, dibagi dalam beberapa tahap antara
lain (Depkes RI, 2003):
a. Perencanaan Anggaran Belanja Makanan
Perencanaan anggaran belanja makanan adalah suatu kegiatan
perencanaan anggaran biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan
makanan bagi konsumen atau pasien yang di layani.
Tujuan: tersedianya tafsiran anggaran belanja makanan yang di
perlukan untuk memenuhi kebutuhan macam dan jumlah bahan
makanan bagi konsumen atau pasien yang dilayani sesuai dengan
standar kecukupan gizi.
Prasyarat anggaran belanja makanan adalah:
1) Adanya kebijakan institusi.
2) Tersedianya data peraturan pemberian makanan institusi.
3) Tersedianya data standar makanan untuk pasien.
4) Tersedianya data standar harga bahan makanan.
5) Tersedianya data rata-rata jumlah konsumen atau pasien yang di
layani.
6) Tersedianya siklus menu.
7) Tersedianya
anggaran
makanan
yang
terpisah
dari
biaya
perawatan.
b. Perencanaan Menu
Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu
yang akan diolah untuk memenuhi selera konsumen atau pasien dan
kebutuhan zat gizi yang memenuhi prinsip gizi seimbang.
Tujuan: tersedianya siklus menu sesuai klasifikasi pelayanan
yang ada di institusi misalnya siklus menu 10 hari atau seminggu.
12
Prasyarat perencanaan menu adalah:
1) Peraturan pemberian makanan institusi..
2) Standar porsi dan standar resep.
3) Standar bumbu.
c. Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan
Perencanaan kebutuhan bahan makanan adalah kegiatan
penyusunan kebutuhan bahan makanan yang diperlukan untuk
pengadaan bahan makanan.
Tujuan: tercapainya usulan anggaran dan kebutuhan bahan
makanan untuk pasien dalam satu tahun anggaran.
Prasyarat perencanaan kebutuhan bahan makanan adalah:
1) Adanya kebijakan institusi.
2) Tersedianya data peraturan pemberian makanan institusi.
3) Tersedianya data standar makanan untuk pasien.
4) Tersedianya data standar harga bahan makanan.
5) Tersedianya siklus menu.
6) Tersedianya data jumlah pasien yang dilayani.
d. Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan
Pemesanan dan pembelian bahan makanan adalah penyusunan
permintaan atau order bahan makanan berdasarkan menu atau
pedoman menu dan rata-rata jumlah pasien yang dilayani.
Tujuan: tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai
standar atau spesifikasi yang ditetapkan.
Prasyarat pemesanan dan pembelian bahan makanan adalah:
1) Adaya kebijakan institusi tentang pengadaan bahan makanan.
2) Adanya surat perjanjian dengan bagian logistik rekanan.
3) Adanya spesifikasi bahan makanan.
4) Adanya daftar pesanan bahan makanan.
5) Tersedianya dana.
13
e. Penerimaan Bahan Makanan
Penerimaan bahan makanan adalah suatu kegiatan yang
meliputi pemeriksaan atau penelitian, pencatatan dan pelaporan
tentang macam, kualitas dan kuantitas bahan makanan yang diterima
sesuai dengan pesanan serta spesifikasi yang telah ditetapkan.
Tujuan: tersedianya bahan makanan yang siap untuk diolah.
Prasyarat penerimaan bahan makanan adalah:
1) Tersedianya rincian pesanan bahan makanan harian berupa macam
dan jumlah bahan makanan yang akan diterima.
2) Tersedianya spesifikasi bahan makanan yang telah ditetapkan.
f. Penyimpanan Bahan Makanan
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata,
menyimpan, memelihara keamanan bahan makanan kering dan basah,
baik kualitas maupun kuantitas di gudang bahan makanan kering dan
basah serta pencatatan dan pelaporannya.
Tujuan: tersedianya bahan makanan siap pakai dengan kualitas
dan kuantitas yang tepat sesuai dengan perencanaan.
Prasyarat penyimpanan bahan makanan adalah:
1) Adanya sistem penyimpanan barang.
2) Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai
persyaratan.
3) Tersedianya kartu stok atau buku catatan keluar masuknya bahan
makanan.
g. Persiapan Bahan Makanan
Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam
penanganan bahan makanan, meliputi berbagai proses antara lain
membersihkan, memotong, mengupas, mengocok, dan merendam.
Tujuan: mempersiapkan bahan makanan serta bumbu-bumbu
sebelum dilakukan kegiatan pemasakan.
14
Prasyarat persiapan bahan makanan adalah: tersedianya bahan
makanan yang akan dipersiapkan, peralatan persiapan, protap
persiapan, aturan proses-proses persiapan dan pengolahan bahan
makanan.
h. Pengolahan Bahan Makanan
Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan
mengubah (memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan yang
siap dimakan, berkualitas dan aman untuk dikonsumsi.
Tujuan: mengurangi resiko kehilangan zat-zat gizi bahan
makanan,
meningkatkan
dan
mempertahankan
warna,
rasa,
keempukan, dan penampilan makanan dan bebas dari organisme dan
zat yang berbahaya untuk tubuh.
Prasyarat pengolahan bahan makanan adalah:
1) Tersedianya siklus menu.
2) Tersedianya peraturan penggunaan bahan tambahan pangan.
3) Tersedianya bahan makanan yang akan diolah.
4) Tersedianya peralatan pengolahan bahan makanan.
5) Tersedianya aturan penilaian.
6) Tersedianya prosedur tetap pengolahan.
i. Pendistribusian dan Penyajian Makanan
Pendistribusian dan penyajian bahan makanan adalah tata cara
mendistribusikan dan menyajikan bahan makanan berdasarkan
permintaan harian.
Tujuan: tersedianya bahan makanan siap pakai dengan kualitas
dan kuantitas yang tepat sesuai dengan pesanan.
Prasyarat pendistribusian dan penyajian makanan adalah:
adanya bon permintaan bahan makanan dan tersedianya kartu stok atau
buku catatan keluar masuknya bahan makanan.
15
j. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan kegiatan penyelenggaraan makanan
merupakan bagian yang tidak terpisah dari sistem penyelenggaraan
makanan merupakan bagian yang tidak terpisah dari sistem
penyelenggaraan makanan.
Pencatatan dan pelaporan meliputi:
1) Pemasukan, pemakaian bahan makanan harian.
2) Pencatatan tentang pemasukan dan pemakaian peralatan dapur.
3) Pencatatan kegiatan macam dan jumlah klien setiap hari.
4) Perhitungan harga makanan perorang sehari, rata-rata dalam tiap
bulan dan setiap tiga bulan.
5) Laporan tribulan untuk pimpinan (Depkes RI, 1991)
5. Penyelenggaraan Makanan Sistem Out-Sourcing
Sistem out-sourcing yaitu penyelenggaraan makanan dengan
memanfaatkan perusahaan jasaboga atau catering. Sistem out-sourcing
dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu semi out-sourcing dan full outsourcing. Pada sistem semi out-sourcing, pengusaha jasaboga selaku
penyelenggaraan makanan menggunakan saranan dan prasarana milik
rumah sakit, sedangkan pada sistem full out-sourcing pengusaha jasaboga
tidak menggunakan sarana dan prasarana milik rumah sakit melainkan
milik perusahaannya sendiri.
Dalam penyelenggaraan makanan dengan sistem semi out-sourcing
maupun full out-sourcing, fungsi ahli gizi rumah sakit adalah sebagai
perencanaan menu, penentu standar porsi, dan pemesanan makanan. Selain
itu, pada sistem ini ahli gizi berkewajiban untuk mengawasi kualitas dan
kuantitas makanan yang dipesan sesuai dengan spesifikasi standar
hidangan yang telah ditetapkan dalam kontrak.
16
6. Metode Penimbangan makanan
Prinsip dari metode penimbangan makanan adalah mengukur
secara langsung berat dari tiap jenis makanan yang dikonsumsi selanjutnya
dihitung presentase (%) sisa makanannya. Metode penimbangan makanan
mempunyai ketelitian paling tinggi dibanding metode lainnya, dapat
mencatat secara pasti mengenai jumlah dan jenis bahan makanan asupan
atau sisa makanan dan mempunyai validitas yang tinggi. Namun
kelemahannya membebani responden, tidak praktis, memerlukan tempat
dan peralatan khusus, membutuhkan waktu yang lama dan ketrampilan
yang baik pada saat menimbang (Thomson, 1999 dalam Murwani,2001).
7. Evaluasi sisa makan
a. Definisi
Evaluasi merupakan salah satu implementasi fungsi manajemen.
Evaluasi ini bertujuan menilai pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
rencana dan kebijaksanaan yang disusun sehingga dapat dicapai
sasaran yang dikehendaki. Melalui penilaian, pengelola dapat
memperbaiki rencana yang lalu bila perlu, ataupun membuat rencana
program yang baru.
Pada kegiatan evaluasi, tekanan penilaian dilakukan terhadap
masukan, proses, luaran, dampak untuk menilai revelansi kecukupan,
kesesuaian dan kegunaan. Dalam hal ini diutamakan luaran atau hasil
yang dicapai (Depkes RI 2003).
b. Faktor yang Mempengaruhi Sisa Makan
Sisa makanan dipengaruhi oleh selera makan. Selera makan
adalah keinginan seseorang untuk makan dan ketertarikan pada suatu
makanan karena suatu respon terhadap rangsangan. Rangsangan
tersebut yaitu aroma, rasa, tekstur dan penyajian makanan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan antara lain:
17
1) Rasa sua dan enggan, beberapa orang memiliki rasa enggan
terhadap makanan baru atau kerinduan pada suatu makanan.
2) Pengaruh lingkungan orang yang lebih suka makan makanan
hangat di musim dingin atau sebaliknya.
3) Pengaruh sosial, budaya, agama, menentukan makanan yang dapat
diterima oleh seseorang.
4) Pengaruh metabolik, kebutuhan akan energi menimbulkan asupan
yang cukup dan syarat serta hormon ikut mengatur pengiriman
ketika selera untuk makan.
5) Pengaruh obat-obatan, beberapa obat dapat menekan atau
merangsang selera makan.
6) Selera bawaan, rasa haus akan menimbulkan keinginan untuk
minum, suka asin akan menimbulkan untuk makan makanan asin.
7) Pengaruh
penyakit,
beberapa
penyakit
akan
menimbulkan
pengaruh selera makan atau sensifitas selera makan.
8) Bentuk makanan, rasa, aroma, dan tekstur makanan dapat menekan
atau merangsang selera makan.
Selera makan yang kurang pada seseorang dapat menyebabkan
gizi kurang. Kurangnya nafsu makan ini dapat terjadi sabagai respon
metabolisme terhadap luka kemoterapi, jenis pengobatan gangguan
pencernaan fungsi organ lain (Rosari, 2002).
18
B. Kerangka Teori
Puskesmas
Rawat Jalan
Rawat Inap
Penyelenggaraan
Makanan Institusi
Perencanaan Anggaran
Belanja
Perencanaan Menu
Perencanaan Kebutuhan
Bahan Makanan
Pembelian Bahan
Makanan
Penerimaan Bahan
Makanan
Penyimpanan Bahan
Makanan
Persiapan Bahan
Makanan
Pengolahan Bahan
Makanan
Pendistribusian dan
Penyajian Makanan
Pencatatan dan
Pelaporan
(Sumber : Moehyi,1992 dan Depkes RI, 2003).
Gambar 1. Bagan Kerangka Teori
19
C. Kerangka Konsep
Rawat Inap
Penyelenggaraan
Makanan Institusi
Perencanaan Anggaran Belanja
Perencanaan Menu
Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan
Pembelian Bahan Makanan
Penerimaan Bahan Makanan
Penyimpanan Bahan Makanan
Persiapan Bahan Makanan
Pengolahan Bahan Makanan
Pendistribusian dan Penyajian Makanan
Pencatatan dan Pelaporan
Gambar 2. Bagan Kerangka Konsep
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian
ini
termasuk
dalam
penelitian
observational
yaitu
menggambarkan evaluasi pelayanan makanan pasien rawat inap di Puskesmas
Gondangrejo Karanganyar.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Gondangrejo Karanganyar dengan
pertimbangan bahwa puskesmas tersebut belum pernah dilakukan
penelitian tentang evaluasi pelayanan makanan pasien rawat inap.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2009.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah:
1. Ahli gizi.
2. Petugas pelayanan makanan.
3. Pasien rawat inap di Puskesmas Gondangrejo Karanganyar.
D. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari petugas pelayanan
makanan yang meliputi:
a. Perencanaan anggaran belanja.
b. Perencanaan menu.
c. Perencanaan kebutuhan bahan makanan.
d. Pembelian bahan makanan.
e. Penerimaan bahan makanan.
20
21
f. Penyimpanan bahan makanan.
g. Persiapan bahan makanan.
h. Pengolahan bahan makanan.
i. Pendistribusian dan penyajian makanan.
j. Pencatatan dan pelaporan.
k. Penerimaan pasien terhadap makanan yang disajikan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang di peroleh dari hasil pengumpulan oleh
pihak lain, meliputi gambaran umum puskesmas unit rawat inap
Gondangrejo Karanganyar.
E. Pengumpulan Data
1. Observasi terhadap tempat dan kegiatan dalam pelayanan makanan.
2. Wawancara dengan petugas pelayanan makanan untuk mencari data
tentang perencanaan anggaran belanja, perencanaan menu, perencanaan
kebutuhan bahan makanan, cara pembelian bahan makanan, penerimaan
bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, persiapan bahan makanan,
pengolahan bahan makanan, pendistribusian dan penyajian makanan,
pencatatan dan pelaporan.
Wawancara dengan pasien rawat inap dilakukan untuk mengetahui alasan
pasien tidak menghabiskan makanan. Pengukuran sisa makanan dilakukan
dengan cara menimbang makanan sebelum dimakan dan sesudah dimakan
(sisa makanan) oleh pasien.
F. Definisi Operasional
1. Evaluasi pelayanan makanan adalah kegiatan melihat dan menilai
pelayanan makanan yang diberikan oleh puskesmas kepada pasien rawat
inap untuk memperoleh makanan yang sesuai yang dilakukan oleh ahli
gizi dan petugas pelayanan makanan puskesmas.
22
2. Pasien rawat inap adalah orang sakit yang dirawat di puskesmas dan
mendapat pelayanan makanan oleh ahli gizi dan petugas pelayanan
makanan.
3. Perencanaan anggaran belanja adalah kegiatan penyusunan biaya yang
diperlukan untuk pengadaan bahan makanan dan dilakukan oleh petugas
perencanaan anggaran makanan.
4. Perencanaan menu adalah serangkaian kegiatan menyusun hidangan
dalam variasi yang sesuai untuk manajemen penyelenggaraan makanan di
institusi yang dilakukan oleh petugas perencanaan menu.
5. Perencanaan kebutuhan bahan makanan adalah suatu proses untuk
menetapkan jumlah, macam dan kualitas bahan makanan yang diperlukan
dalam kurun waktu tertentu dalam rangka melaksanakan kegiatan
pengadaan bahan makanan yang dilakukan oleh petugas perencanaan
kebutuhan bahan makanan.
6. Pembelian bahan makanan adalah usaha penyediaan bahan makanan
dengan menggunakan prosedur yang ditetapkan yang dilakukan oleh
petugas pembelian bahan makanan.
7. Penerimaan bahan makanan adalah rangkaian kegiatan meneliti,
memeriksa, mencatat dan melaporkan bahan makanan yang sesuai
menurut macam dan jumlah bahan makanan menurut pesanan yang
dilakukan oleh petugas penerimaan bahan makanan.
8. Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata menata, menyimpan,
memelihara keamanan bahan makanan kering dan basah, kualitas maupun
kuantitas di gudang bahan makanan kering dan basah serta pencatatan dan
pelaporannya yang dilakukan oleh petugas penyimpanan bahan makanan.
9. Persiapan bahan makanan adalah suatu kegiatan yang spesifik dalam
rangka mempersiapkan bahan makanan dan bumbu-bumbu sebelum
dilakukan kegiatan pemasakan yang dilakukan oleh petugas persiapan
bahan makanan.
10. Pengolahan bahan makanan adalah proses kegiatan terhadap bahan
makanan dan bumbu yang telah dipersiapkan dengan cara berbagai
23
pemasakan seperti: mengukus, menggoreng, merebus, mengetim, dan
memanggang dan sebagainya yang dilakukan oleh petugas pengolahan
bahan makanan.
11. Pendistribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran
makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan sehingga dapat
memuaskan konsumen yang dilayani yang dilakukan oleh petugas
pendistribusian makanan.
12. Pencatatan dan pelaporan adalah suatu kegiatan yang mencatat semua
kegiatan dalam penyelenggaraan makanan yang dilakukan secara teliti
sistimatis dan teratur sebagai dokumentasi dan dilakukan oleh petugas
pencatatan dan pelaporan.
13. Sisa makanan atau plate waste adalah semua atau bagian dari makanan
yang disajikan kepada pasien dan benar-benar dapat dimakan dan dibuang
sebagai sampah yang diambil oleh peneliti dengan cara menimbang
makanan sebelum dimakan dan sesudah dimakan.
14. Standar porsi adalah standar makanan yang diberikan kepada konsumen
yang diperoleh dari penimbangan sebelum penyajian, data diperoleh dari
petugas pelayanan makanan.
15. Nilai gizi makanan adalah nilai gizi dari suatu bahan makanan yang
dihitung dengan program komputer dengan menggunakan program nutri
survey dilakukan oleh peneliti.
16. Besar sisa makanan pokok adalah jumlah makanan pokok yang tidak
habis dimakan pasien, data diambil oleh peneliti dengan cara menimbang
makanan pokok sebelum dimakan dan sesudah dimakan.
17. Besar sisa lauk hewani adalah jumlah lauk hewani yang tidak habis
dimakan pasien, data diambil oleh peneliti dengan cara menimbang lauk
hewani sebelum dimakan dan sesudah dimakan.
18. Besar sisa lauk nabati adalah jumlah lauk nabati yang tidak habis dimakan
pasien, data diambil oleh peneliti dengan cara menimbang lauk nabati
sebelum dimakan dan sesudah dimakan.
24
19. Besar sisa sayur adalah jumlah sayur yang tidak habis dimakan pasien,
data diambil oleh peneliti dengan cara menimbang sayur sebelum
dimakan dan sesudah dimakan.
20. Besar sisa buah adalah jumlah buah yang tidak habis dimakan pasien, data
diambil oleh peneliti dengan cara menimbang buah sebelum dimakan dan
sesudah dimakan.
G. Pengolahan Data dan Analisis Data
Data diambil dari puskesmas Gondangrejo Karanganyar khususnya
pihak pelayanan makanan pasien rawat inap, ahli gizi dan pasien, dikumpulkan
kemudian diteliti. Setelah itu data dibuat narasi, untuk data yang dimasukkan
pada tabel maka dibuat tabulasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Puskesmas Gondangrejo
Puskesmas Gondangrejo terletak di Desa Tuban, Kecamatan
Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Batas-batas wilayah, sebelah utara
berbatasan dengan Kabupaten Sragen, sebelah selatan berbatasan dengan
Kodya Surakarta, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Boyolali dan
sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kebakramat.
Luas wilayah 54,63 km2, terdiri dari 13 desa yaitu: Plesungan,
Wonorejo, Jeruksawit, Jatikuwung, Selokaton, Rejosari, Bulurejo, Tuban,
Krendowahono, Dayu, Wonosari, Karangturi, Kragan. Semua wilayah
Kecamatan Gondangrejo dapat dijangkau dengan roda 4 sampai ke pelosok.
Jumlah penduduknya adalah 66.061 jiwa tersebar merata. Kepadatan
penduduk 1129/ km2, terdiri dari 17966 KK termasuk 12700 anggota Gakin.
Wilayah kerja Puskesmas Gondangrejo terdiri dari 1 puskesmas induk,
3 puskesmas pembantu (Puskesmas Pembantu Jatikuwung, Puskesmas
Pembantu Plesungan, dan Puskesmas Pembantu Kragan), 110 Posyandu bayi
dan balita, serta 15 Posyandu lansia.
Sarana, prasarana dan ketenagaan di Puskesmas Gondangrejo dikelola
oleh KTU (Kepala Tata Usaha), kepegawaian, dan kepala puskesmas.
Ketenagaan Puskesmas Gondangrejo ada 69 orang meliputi:
1. Pegawai negeri sipil (PNS), rata-rata latar belakang pendidikan terakhir
adalah Sarjana dan D3 sebanyak 36 orang.
2. Pegawai tidak tetap, rata-rata latar belakang pendidikan terakhir adalah
Sarjana dan D3 sebanyak 5 orang.
3. Tenaga honorer, rata-rata latar belakang pendidikan terakhir adalah
Sarjana, D3 dan SMA sebanyak 28 orang.
Tenaga kerja di Puskesmas Gondangrejo di gaji dari dana pemerintah dan
dana operasional dari APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah)
Kabupaten Karanganyar.
25
26
Pelayanan rawat jalan Puskesmas Gondangrejo meliputi:
1. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak).
2. Fisioterapi.
3. Laboratorium sederhana.
4. EKG (Elektro Kardio Grafi).
5. Poli gigi.
6. Poli gizi.
7. Poli umum.
8. Poli TB ( untuk penyakit TBC).
9. UGD (Unit Gawat Darurat).
Sedangkan untuk pelayanan rawat inap meliputi:
1. Persalinan.
2. Rawat inap penyakit umum.
3. Makan pagi, makan siang dan makan malam.
4. Fasilitas rawat inap meliputi satu kamar untuk satu orang pasien, kamar
mandi, ruang tunggu dan ambulance.
Rata-rata pasien rawat jalan di Puskesmas Gondangrejo setiap bulan adalah
ribuan pasien sedangkan untuk rawat inap diatas seratus pasien.
B. Evaluasi
Pelayanan
Makanan
Pasien
Rawat
Inap
Puskesmas
Gondangrejo
1. Perencanaan anggaran belanja.
Perencanaan anggaran belanja pasien rawat inap di Puskesmas
Gondangrejo dilakukan oleh petugas pelaksana perawat. Dilakukan saat
awal tahun, bulan Februari sampai bulan Maret. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam perencanaan anggaran belanja di Puskesmas
Gondangrejo adalah sumber dana, jumlah pasien dan harga bahan
makanan di pasaran.
Peraturan pemerintah daerah untuk biaya perawatan pasien rawat
inap jamkesmas dan askes adalah Rp 50.000,00/hari, terdiri dari:
27
a. Biaya makan Rp 20.000,00 (tiga kali makan untuk petugas dan
pasien).
b. Biaya sarana dan prasarana Rp 7.500,00.
c. Biaya jasa tindakan Rp 12.500,00.
d. Biaya bahan habis pakai Rp 10.000,00.
Untuk biaya perawatan pasien rawat inap umum pemerintah
daerah tidak dapat menentukan karena tergantung penyakit, tindakan dan
obat yang digunakan, namun biaya yang sudah diketahui ketetapannya
yaitu biaya makan Rp 6.000,00 (tiga kali makan) dan biaya sarana dan
prasarana Rp 7.500,00. Anggaran satu kali makan untuk pasien rawat inap
golongan jamkesmas dan askes dari pemerintah sebesar Rp 3.333,33 ini
sudah lumayan cukup, namun untuk pasien umum hanya Rp 2000,00.
Untuk itu Puskesmas Gondangrejo menetapkan anggaran satu kali makan
untuk semua golongan pasien sebesar Rp 2850,00. Petugas tidak
mendapatkan makan sehingga anggarannya bisa digunakan untuk
mencukupi anggaran makan pasien umum, bon makan dan administrasi,
serta ditambah sisa anggaran pasien jamkesmas dan askes.
Walaupun sudah ditetapkan anggaran sebesar Rp 2850,00 untuk
satu kali makan semua golongan pasien, anggaran tersebut sangatlah tidak
cukup. Orang sakit atau pasien memerlukan makanan yang bergizi untuk
bisa sembuh, dan untuk satu kali makan memerlukan biaya antara Rp
4000,00 sampai Rp 5000,00. Jika memungkinkan sebaiknya anggaran
makan pasien ditambah lagi sehingga kebutuhan gizinya dapat tercukupi.
Pelayanan makanan pasien rawat inap di Puskesmas Gondangrejo
menggunakan
sistem
out-sourcing
(pelayanan
makanan
dengan
memanfaatkan perusahaan jasaboga atau catering). Latar belakang
pendidikan pihak out-sourcing adalah SMK (Sekolah Menengah
Kejuruan) bidang tata boga, ia bekerja sendiri tanpa ada rekan yang
membantu, dikarenakan jumlah pasien yang rawat inap di Puskesmas
Gondangrejo tidak banyak, sehingga beliau mampu melayani makanan
untuk pasien rawat inap tanpa bantuan orang lain. Pihak out-sourcing juga
28
sebagai tenaga honorer di Puskesmas Gondangrejo yang bertugas
menyiapkan minuman untuk semua pegawai di Puskesmas Gondangrejo
setiap pagi.
Puskesmas hanya memberikan anggaran makan pasien rawat inap
sebesar Rp 2850,00 untuk sekali makan, apabila anggaran makan pasien
rawat inap melebihi dari biaya yang ditetapkan maka kerugian ditanggung
oleh pihak out-sourcing.
2. Perencanaan Menu.
Perencanaan menu pasien rawat inap di Puskesmas Gondangrejo
pada awalnya dilakukan oleh ahli gizi dengan latar belakang pendidikan
DIV Gizi, namun dalam perkembangannya karena anggaran tidak
mencukupi untuk perencanaan menu maka perencanaan menu selanjutnya
dilakukan oleh pihak out-sourcing. Menurut PGRS (pelayanan gizi rumah
sakit) tahun 2003 yang merencanakan menu untuk pasien rawat inap
adalah ahli gizi, baik dalam sistem semi out-sourcing maupun full outsourcing. Fungsi ahli gizi dalam penyelenggaraan makanan adalah sebagai
perencanaan menu, penentu standar porsi, dan pemesanan makanan,
dikarenakan ahli gizi lebih tahu makanan atau diit yang sesuai dengan
kondisi pasien. Untuk itu perencanaan menu harus dilakukan oleh ahli gizi,
pihak out-sourcing hanya sebagai pelaksanaannya.
Siklus menu yang digunakan adalah 3 hari dan dirotasi selama 3
bulan sekali, karena jumlah pasien yang rawat inap di Puskesmas
Gondangrejo sedikit dan paling lama pasien rawat inap adalah selama 3
hari sehingga mereka tidak akan menjumpai menu makanan yang sama
selama di rawat di Puskesmas Gondangrejo. Akan tetapi siklus menu 3 hari
sangatlah pendek, apalagi dirotasi selama 3 bulan sekali adalah waktu yang
lama sekali, sehingga kelihatan tidak ada keanekaragaman menu yang
disajikan, maka dari itu sebaiknya siklus yang digunakan adalah siklus
menu 10 hari atau 7 hari sehingga terciptanya keanekaragaman menu.
29
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan menu di
Puskesmas Gondangrejo adalah jenis penyakit, dana, kondisi pasien, dan
keadaan pasien. Puskesmas Gondangrejo juga melakukan evaluasi menu
yang dilakukan setiap satu tahun sekali oleh ahli gizi yang berfungsi untuk
mengevaluasi menu yang telah dilaksanakan setahun terakhir, tetapi
kegiatan
mengevaluasi
menu
belum
dilaksanakan
sepenuhnya.
Perencanaan menu kurang memperhatikan jenis penyakit dan keadaan
pasien. Rata-rata diagnosis penyakit pasien rawat inap adalah diare dan
gastritis namun pasien mendapat makanan berupa santan secara berturutturut, ini seharusnya dihindari dikarenakan pasien diare dan gastritis harus
mengurangi konsumsi makanan berlemak terlalu sering.
Pemberian sayur pada pasien rawat inap hanya satu kali yaitu pada
makan siang, seharusnya pasien diberikan sayur tiga kali dalam sehari
yaitu pada makan pagi, makan siang dan makan malam dan untuk
memenuhi kebutuhan makan pasien. Sayur bisa berbentuk kuah ataupun
tumis. Pemberian snack sebaiknya dua kali dalam sehari yaitu pada pukul
10.00 dan pukul 15.00 dikarenakan juga perut akan kosong setelah 2 jam
dan pasien akan merasa lapar.
3. Perencanaan kebutuhan bahan makanan.
Setiap hari pihak out-sourcing melakukan perencanaan kebutuhan
bahan makanan pasien rawat inap di Puskesmas Gondangrejo. Dasar yang
digunakan dalam perencanaan kebutuhan bahan makanan adalah anggaran
belanja dan jumlah pasien yang rawat inap.
Seharusnya yang melakukan perencanaan kebutuhan bahan
makanan adalah ahli gizi sesuai dengan ketentuan PGRS 2003,
dikarenakan ahli gizi bisa menghitung kebutuhan bahan makanan sesuai
dengan jumlah pasien yang dirawat inap berdasarkan standar porsi yang
telah ditetapkan, sehingga makanan yang disajikan ke pasien rawat inap
sesuai standar porsi Puskesmas Gondangrejo.
30
4. Pembelian bahan makanan.
Pembelian bahan makanan untuk pasien rawat inap di Puskesmas
Gondangrejo
dilakukan
oleh
pihak
out-sourcing,
sehingga
yang
bertanggung jawab dalam pembelian bahan makanan adalah pihak outsourcing. Pihak out-sourcing tidak mempunyai almari pendingin bahan
makanan (kulkas) maka pembelian bahan makanan berupa sayur dan
daging dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pagi pada pukul 05.30 dan
siang pukul 15.00 di Pasar Kalioso. Buah dibeli pada saat belanja pagi
sedangkan untuk bahan makanan kering dibeli seminggu sekali dan bahan
makanan yang dibeli selalu sesuai dengan perencanaan kebutuhan bahan
makanan.
5. Penerimaan bahan makanan.
Pihak out-sourcing tidak melakukan penerimaan bahan makanan
dari rekanan karena jumlah bahan makanan yang dibeli sedikit dan
dilakukan sendiri. Bahan makanan yang dibeli langsung dibawa oleh pihak
out-sourcing ke Puskesmas Gondangrejo dengan kendaraan bermotor dan
sampai di puskesmas bahan makanan dibawa ke dapur.
6. Penyimpanan bahan makanan.
Penyimpanan bahan makanan segar dipihak out-sourcing tidak ada
karena beliau tidak mempunyai almari pendingin (kulkas). Ini termasuk
hal yang bagus, semua bahan makanan yang akan digunakan baru dibeli
dipasar sehingga bahan makanan masih segar terutama sayur, buah dan
daging serta tidak ada penumpukan bahan makanan. Bahan makanan yang
kering disimpan di almari, sedangkan untuk bumbu disimpan di rak bahan.
7. Persiapan bahan makanan.
Pihak out-sourcing sendiri yang melakukan persiapan bahan
makanan sebelum diolah, yaitu mulai dari sortasi, pengupasan, pencucian,
dan pemotongan bahan makanan serta menyiapkan bumbu yang akan
31
digunakan. Pihak out-sourcing adalah lulusan tata boga sehingga beliau
tahu cara mensortasi dan perlakuan bahan makanan sebelum diolah.
8. Pengolahan bahan makanan.
Pengolahan bahan makanan dilakukan oleh pihak out-sourcing,
yaitu mulai dari mengolah beras menjadi nasi atau bubur, mengolah
sayuran menjadi sayur sop atau sayur bening, mengolah lauk dengan
digoreng, dibuat garang asem dan semur yang tidak pedas serta yang
terakhir membuat teh manis. Cara pengolahan bahan makanan yang
digunakan adalah merebus, dan menggoreng, serta dapur yang digunakan
untuk memasak juga bersih, karena selalu dibersihkan. Begitu juga dengan
alat yang digunakan untuk memasak, bersih, tidak berbahaya dan masih
layak untuk digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Dalam pengolahan bahan makanan untuk pasien rawat inap tidak
ada pengawasan dari pihak puskesmas, tetapi makanan yang dihasilkan
aman untuk dikonsumsi, dan sesuai dengan perencanaan, namun sebaiknya
pada pengolahan bahan makanan ada pengawasan dari ahli gizi yaitu
sesuai dengan ketetapan PGRS 2003 bahwa ahli gizi berkewajiban untuk
mengawasi kualitas dan kuantitas makanan yang dipesan sesuai dengan
spesifikasi standar hidangan yang telah ditetapkan dalam kontrak.
9. Pendistribusian dan penyajian makanan.
Pendistribusian dan penyajian makanan dilakukan oleh pihak outsourcing sendiri. Makanan disajikan kepada pasien secara sentralisasi
karena makanan diolah didalam lingkungan puskesmas, yang kebetulan
juga pihak out-sourcing bertempat tinggal didalam lingkungan puskesmas.
Distribusi makan pagi jam 07.00, makan siang jam 12.00 dan makan
malam jam 16.30, dan tidak ada pengawasan dalam distribusi makanan.
Jarak kamar pasien rawat inap tidak jauh dari dapur, namun sebaiknya
pada saat distribusi, makanan dan gelas diberi tutup.
32
Alat yang digunakan untuk penyajian makanan pasien rawat inap
adalah piring plastik, mangkok plastik, sendok stainless, dan gelas beling,
semua itu milik pihak out-sourcing sehingga pihak out-sourcing termasuk
dalam sistem full out-sourcing (pengusaha catering atau jasa boga tidak
menggunakan sarana dan prasarana milik Puskesmas Gondangrejo
melainkan miliknya sendiri). Alat yang digunakan kurang bagus karena
terbuat dari plastik yang mempunyai senyawa kimia yang berbahaya
apabila terkena panas, sedangkan makanan disajikan ke pasien masih
dalam keadaan panas.
10. Pencatatan dan pelaporan.
Setiap hari perawat jaga memberikan bon makan pasien rawat inap
kepada pihak out-sourcing, lalu setiap satu minggu sekali pihak outsourcing memberikan bon anggaran makan pasien rawat inap kepada
pelaksana perawat untuk mengganti anggarannya. Pelaksana perawat
merekap laporan tersebut, yaitu jumlah anggaran yang habis digunakan
untuk makan pasien rawat inap. Laporan dibuat setiap bulan, dimasukkan
kedalam buku laporan anggaran makan pasien rawat inap, sedangkan buku
laporan ahli gizi mencakup jumlah pasien, jenis diet, menu, dan bahan
makanan, kemudian buku laporan tersebut dilaporkan kepada pimpinan
Puskesmas secara formal.
Pencatatan dan pelaporan ini berfungsi untuk mengetahui anggaran
belanja, jumlah pasien, jenis diet, menu, dan bahan makanan yang
digunakan untuk pasien rawat inap selama sebulan.
11. Standar porsi, nilai gizi, sisa makanan dan daya terima pasien terhadap
makanan yang disajikan.
Puskesmas Gondangrejo mempunyai standar porsi untuk bahan
makanan pasien rawat inap, namun pada kenyataan penyajian makanan
pasien rawat inap Puskesmas Gondangrejo tidak sesuai dengan standar
porsi yang telah ditetapkan, penyajian nasi lebih banyak dari standarnya,
33
sedangkan untuk sayur dan lauk nabati sangat kurang dari standar
porsinya. Ini dikarenakan faktor dana yang kurang mencukupi, dan takaran
yang tidak tepat.
Nilai gizi makanan pasien rawat inap kurang dari kebutuhan pasien
yang seharusnya, rata-rata asupan energi dan karbohidrat pasien kurang
sedangkan untuk asupan protein cukup tinggi, ini dikarenakan dalam
sehari diberikan tiga kali lauk hewani, sedangkan sayur hanya satu kali.
Rata-rata pasien rawat inap Puskesmas Gondangrejo dapat mengkonsumsi
lebih dari setengah makanan yang disajikan oleh puskesmas. Hal tersebut
bisa dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel I.
Persentase Kebutuhan Dan AKG Pasien Rawat Inap Puskesmas Gondangrejo
Tanggal
Nama
Pasien
Nilai Zat Gizi
Energi
%AKG
(kkl)
29 Juni
An. Fahrul
2009
(1,5 th)
Ny.
Protein
%AKG
(g)
Lemak
%AKG
(g)
Karboh
%AKG
idrat (g)
816,5
75,1
47,7
253,0
27
65,9
97,6
63,0
986,1
48,5
46,8
101,8
23,4
36
147,9
50,5
975,6
43
47,6
101,3
24,4
33,4
142,3
42,8
339,0
10,9
17,7
29,5
10,2
10,2
43
9,4
713,6
24,9
31,5
53,4
14,3
15,6
116,9
27,9
615
30,3
27,9
79,6
12,6
17,7
100,1
34,3
341,4
11,9
19,9
33,7
12
13,1
37,2
8,9
Ruminah
(56 th)
Ny.
Lagiyem
(45 th)
Tn. Suwardi
(15 th)
Tn. Suwardi
(30 th)
An.
Aminatur
(11 th)
30 Juni
Tn. Suwardi
2009
(30 th)
34
An.
367,4
18,1
20,4
58,2
12,1
17
43
14,7
1130,5
47,3
51,3
107,0
19,4
25,2
187,3
53,4
798,7
73,4
46,4
344
19,7
48,1
111,3
71,8
646,9
28,5
28,7
61,1
7,7
10,6
35,5
117,8
622,7
24,8
28,8
49,7
7,7
9,5
117
30,8
221,7
31,4
7,5
75,4
4,4
14,7
37,1
40,7
980,1
43,2
51
108,6
20,5
28,1
148,4
44,7
718,2
101,9
35,6
355,6
22,1
73,7
93,7
103
313,0
13,8
17,2
36,6
10,2
13,9
37,2
11,2
493,3
70
20,1
201,5
15,4
51,3
68,9
75,7
Aminatur
(11 th)
Ny. Solikah
( 21)
An. Fahrul
(1,5 th)
Ny. Winarni
(40 th)
Tn. Paiman
(56 th)
An. Alindo
(10 bln)
Ny.
Lagiyem
(45 th)
1 Juli
An. Alindo
2009
(10 bln)
Ny.
Lagiyem
(45 th)
An. faizah
(8 bln)
Keterangan:
1. Tn. Suwardi hanya makan pagi, kemudian pulang.
2. Tn. Suwardi tanggal 29 Juni hanya makan siang dan makan malam, sedangkan
tanggal 30 yaitu makan pagi, kemudian pulang.
3. An. Aminatur tanggal 29 Juni hanya makan siang dan makan malam,
sedangkan tanggal 30 Juni yaitu makan pagi, kemudian pulang.
4. Ny. Winarni tanggal 30 Juni hanya makan siang dan makan malam, kemudian
pulang.
35
5. Tn. Paiman tanggal 30 Juni hanya makan siang dan makan malam, kemudian
pulang.
6. An. Alindo tanggal 30 Juni hanya makan malam.
7. Ny. Lagiyem tanggal 1 Juli hanya makan pagi kemudian pulang.
8. An. faizah tanggal 1 Juli hanya makan siang dan makan malam.
Rata-rata sisa makanan pasien rawat inap adalah:
Tabel II.
Rata-rata sisa makanan
Tanggal
29 Juni 2009
Nama Makanan
Sisa (gr)
Nasi
47
Opor ayam
20
Opor tahu
18
Telur dadar
21
Sayur sop:
30 Juni 2009
-
Wortel
24
-
Bunga kol
22
Jeruk
20
Garang asem telur
0
Garang asem tempe
16
nasi
46
Bubur beras
58
Garang asem ayam
26
Garang asem tahu
13
Lele goreng
12
Sayur bening:
-
Labu siam
24
-
Kacang panjang
24
Jeruk
0
36
1 Juli 2009
Semur telur
0
Semur kentang
20
Bubur beras
35,7
Nasi
50
Terik telur
0
Terik tahu
60
Semur daging ayam
0
Semur tahu
16,7
Telur ceplok
0
Sayur :
-
Bayam
35
-
Wortel
30
-
Oyong
40
Apel
0
Sisa makanan pasien rawat inap yang terbanyak yaitu pada nasi,
bubur dan sayur. Dari hasil wawancara dengan pasien rawat inap, adanya
sisa makanan dikarenakan pasien tidak nafsu makan serta kondisi tubuh
yang kurang mendukung, dan tidak dari faktor makanan yang disajikan.
Pasien rawat inap Puskesmas Gondangrejo juga dapat menerima
pelayanan makanan dengan baik, ini terbukti dengan tidak adanya keluhan
tentang makanan yang disajikan, baik dari segi rasa, penampilan maupun
porsi makanan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Gondangrejo Karanganyar,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan anggaran belanja pasien rawat inap di Puskesmas
Gondangrejo dilakukan oleh tenaga pelaksana perawat, dan pengajuan
anggaran dilakukan saat awal tahun, bulan Februari sampai bulan Maret,
sebesar Rp 2850,00 untuk pasien sekali makan.
2. Perencanaan menu untuk pasien rawat inap di Puskesmas Gondangrejo
dilakukan oleh ahli gizi selanjutnya dilakukan oleh pihak out-sourcing.
Siklus menu yang digunakan adalah 3 hari dan dirotasi selama 3 bulan.
3. Perencanaan kebutuhan bahan makanan pasien rawat inap di Puskesmas
Gondangrejo dipegang oleh pihak out-sourcing dan dilakukan setiap hari.
4. Pembelian bahan makanan untuk pasien rawat inap di Puskesmas
Gondangrejo dilakukan oleh pihak out-sourcing pada waktu pagi hari dan
siang hari di Pasar Kalioso.
5. Penerimaan bahan makanan di pihak out-sourcing tidak ada.
6. Penyimpanan bahan makanan kering di almari, bumbu di rak bahan,
sedangkan bahan makanan basah tidak ada karena pihak out-sourcing
tidak mempunyai almari pendingin (kulkas).
7. Persiapan bahan makanan dilakukan oleh pihak out-sourcing mulai dari
sortasi, pengupasan, pencucian, dan pemotongan bahan makanan serta
menyiapkan bumbu yang akan digunakan.
8. Pengolahan bahan makanan dilakukan oleh pihak out-sourcing dan tidak
ada pengawasan dari pihak puskesmas.
9. Pendistribusian dan penyajian makanan dilakukan oleh pihak outsourcing. Distribusi makan pagi jam 07.00, makan siang jam 12.00 dan
makan malam jam 16.30. Makanan disajikan kepada pasien secara
sentralisasi.
37
38
10. Pencatatan dan pelaporan dilakukan setiap bulan oleh pelaksana perawat
dan ahli gizi, kemudian dilaporkan kepada pimpinan Puskesmas.
11. Puskesmas Gondangrejo mempunyai standar porsi, namun penyajian
makanan pasien rawat inap tidak sesuai dengan standar porsi yang telah
ditetapkan, dikarenakan faktor dana yang kurang mencukupi, dan takaran
yang tidak tepat.
12. Nilai gizi makanan pasien rawat inap Puskesmas Gondangrejo kurang dari
kebutuhan pasien yang seharusnya, rata-rata asupan energi dan karbohidrat
pasien kurang sedangkan untuk asupan protein cukup tinggi.
13. Sisa makanan terbanyak yaitu pada nasi 46,5%, bubur 46,9% dan sayur
50%, dikarenakan pasien tidak nafsu makan serta kondisi tubuh yang
kurang mendukung, dan tidak dari faktor makanan yang disajikan oleh
puskesmas.
14. Pelayanan makanan pasien rawat inap di Puskesmas Gondangrejo dapat
diterima oleh pasien dengan baik, ini terbukti dengan tidak adanya keluhan
tentang makanan yang disajikan.
B. Saran
Dari hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah diambil,
maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:
1. Bagi Puskesmas Gondangrejo Karanganyar
a. Melakukan evaluasi anggaran makan pasien rawat inap.
b. Melakukan evaluasi tenaga pelaksana pelayanan makan pasien rawat
inap.
2. Bagi Ahli Gizi Puskesmas Gondangrejo Karanganyar, sebaiknya:
a. Melakukan perencanaan menu dan kebutuhan bahan makanan supaya
pasien mendapatkan makanan yang tepat dengan keadaannya.
b. Melakukan pengawasan terhadap pengolahan bahan makanan agar
kualitas dan kuantitas makanan yang dipesan sesuai dengan spesifikasi
standar hidangan yang telah ditetapkan dalam kontrak.
39
c. Melakukan kegiatan evaluasi menu secara maksimal supaya kegiatan
pelayanan makanan pasien rawat inap berjalan dengan baik dan pasien
mendapatkan makanan yang sesuai dengan kondisinya.
3. Bagi pihak out-sourcing
a. Sebaiknya jenis masakan yang diberikan kepada pasien rawat inap
berbeda untuk setiap harinya, untuk menghindari kejenuhan makan
pasien yang rawat inap lebih dari satu hari.
b. Sebaiknya pemberian teh manis diberikan satu kali dalam sehari yaitu
makan pagi, sedangkan untuk makan siang dan malam diberikan air
putih. Anggaran teh manis makan siang dan makan malam bisa
digantikan untuk snack siang dan snack sore, misalnya puding ataupun
kue.
c. Sebaiknya dalam sehari pasien rawat inap diberikan sayur tiga kali.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai
pertimbangan
untuk
penelitian
selanjutnya
sebaiknya
menggunakan dua puskesmas yaitu yang berada di desa dan dikota untuk
membandingkan tingkat pelayanan makanan pasien rawat inap serta minat
pasien untuk berobat rawat inap di puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES, RI., (1990). Buku Pedoman Petugas Gizi.
DEPKES, RI., (2003). Kebijakan dasar Puskesmas (Menuju Indonesia Sehat
2010). Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
DEPKES, RI., (1991). Pedoman Teknis Penyediaan, Pengolahan, dan Penyaluran
Makanan di Rumah Sakit, Dirjen Pelayanan Medik Direktorat Rumah
Sakit Khusus dan Swasta. Jakarta.
DEPKES, RI., (2003). Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Direktorat Gizi
Masyarakat. Jakarta.
Hatmoko, H., (2006). Sistem Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas. Samarinda.
Mukrie, N.A., dkk., (1990). Manajemen Pelayanan Gizi Institusi Dasar. Depkes
RI. Jakarta.
Moehyi, Sjahmien., (1988). Pengaturan Makanan Dan Diit Untuk Penyembuhan
Penyakit. Cetakan VI. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Murwani. R., (2001). Penentuan Sisa Makanan Pasien Rawat Inap dengan
Metode Taksiran Visual Comstock di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta,
Tesis Program Pasca Sarjana UGM.
Rosari, Y.A., (2002). Hubungan antara asupan energi dan asupan protein dengan
status gizi pada manusia lanjut di Kelurahan Jebres Surakarta. Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Tidak Dipublikasikan.
.
LAMPIRAN 1
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
:
Umur
:
Alamat
:
Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden penelitian dan akan
memberikan informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan penelitian yang
berjudul “Evaluasi Pelayanan Makanan Pasien Rawat Inap Di Puskesmas
Gondangrejo Karanganyar”.
Demikian pernyataan ini dibuat tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.
Karanganyar, Juni 2009
Peneliti
( Retno Utari )
Yang membuat pernyataan
(
)
Lampiran 2
Pedoman Wawancara Untuk Petugas:
1. Perencanaan anggaran belanja ( Ahli Gizi)
1. Siapa yang merencanakan anggaran belanja ?
2. Kapan periode perencanaan anggaran belanja ?
3. Berapa besar anggaran belanja ?
4. Sumber anggaran belanja didapat dari mana ?
5. Apa saja yang termasuk dalam anggaran belanja ?
6. Bagaimana mengantisipasi agar biaya yang dikeluarkan tidak melebihi
anggaran yang ditetapkan ?
7. Faktor-faktor apa yang perlu diperhatikan dalam perencanaan anggaran
belanja ?
8. Berapa jumlah tenaganya ?
2. Perencanaan menu (Ahli Gizi)
1. Siapa yang merencanakan menu ?
2. Berapa siklus menu yang digunakan dan dirotasi berapa bulan ?
3. Apakah ada standar porsi ?
4. Faktor-faktor apa yang perlu diperhatikan dalam perencanaan menu ?
5. Apakah ada evaluasi menu ?
6. Berapa jumlah tenaganya ?
3. Perencanaan kebutuhan bahan makanan (Ahli Gizi)
1. Siapa yang merencanakan kebutuhan bahan makanan ?
2. Apakah perencanaan kebutuhan bahan makanan dilakukan setiap hari ?
3. Dasar apa yang digunakan untuk perencanaan bahan makanan ?
4. Berapa jumlah tenaganya ?
4. Pembelian bahan makanan (Petugas Belanja)
1. Siapa yang membeli bahan makanan ?
2. Siapa yang bertanggung jawab dalam pembelian bahan makanan ?
3. Bagaimana cara pembelian bahan makanan ?
4. Bagaimana frekuensi pembelian bahan makanan ?
5. Apakah bahan makanan yang dibeli selalu sesuai dengan perencanaan
kebutuhan bahan makanan ?
6. Berapa jumlah tenaganya ?
5. Penerimaan bahan makanan (Petugas Pelayanan Makanan)
1. Apakah ada penerimaan bahan makanan ?
2. Bagaimana cara penerimaan bahan makanan, adakah spesifikasi bahan ?
3. Apakah ada petugas penerimaan bahan makanan ?
4. Bagaimana sarana atau peralatan yang ada diruang penerimaan bahan
makanan ?
5. Apabila ada barang pengiriman yang tidak sesuai dengan pemesanan atau
spesifikasi, tindakan apa yang dilakukan ?
6. Berapa jumlah tenaganya ?
6. Penyimpanan bahan makanan (Petugas Pelayanan Makanan)
1. Siapa yang bertugas dalam penyimpanan bahan makanan ?
2. Bagaimana sarana atau peralatan yang ada diruang penyimpanan bahan
makanan ?
3. Bahan makanan apa saja yang disimpan dan berapa lama ?
4. Berapa jumlah tenaganya ?
7. Persiapan bahan makanan (Petugas Pelayanan Makanan)
1. Siapa yang mempersiapkan bahan makanan ?
2. Berapa jumlah tenaganya ?
3. Apa yang dilakukan dalam persiapan bahan makanan ?
8. Pengolahan bahan makanan (Petugas Pelayanan Makanan)
1. Siapa yang mengolah bahan makanan ?
2. Apa saja yang dilakukan dalam pengolahan bahan makanan ?
3. Apakah ada pengawasan dalam pengolahan ?
4. Bagaimana hasil dari pengolahan bahan makanan ?
5. Berapa jumlah tenaganya ?
9. Pendistribusian dan penyajian bahan makanan (Petugas Pelayanan Makanan)
1. Siapa yang mendistribusikan bahan makanan ?
2. Bagaimana cara distribusi makanan ?
3. Kapan distribusi makan pagi, makan siang dan makan malam?
4. Bagaimana alat yang digunakan ?
5. Apakah ada pengawasan dalam pembagian makanan ?
6. Berapa jumlah tenaganya ?
10. Pencatatan dan pelaporan (Ahli Gizi)
1. Apa saja yang dicatat dan dilaporkan ?
2. Kapan dan kepada siapa pelaporan dilakukan ?
3. Siapa yang bertugas melakukan pencatatan dan pelaporan, berapa orang ?
11. Ketenagaan sarana dan prasarana (Kepala Puskesmas)
1. Siapa yang merencanakan kebutuhan sarana, prasarana dan ketenagaan ?
2. Dari mana sumber biaya untuk menggaji tenaga yang ada ?
3. Apakah latar belakang pendidikan terakhir tenaga pelayanan makanan
pasien rawat inap ?
LAMPIRAN 3
KUESIONER PENIMBANGAN DAN NILAI GIZI MAKANAN
A. Data Identitas
1. Nama Responden
:
2. Tanggal
:
3. Alamat
:
4. Diaknosis Penyakit :
5. Ruang
:
B. Data Penimbangan Dan Nilai Gizi Makanan
Nilai Zat Gizi
Waktu
Nama
Makan
Makanan
Jenis
Berat
Bahan
Sebelum
Makanan
Dikonsumsi
Sebelum Dikonsumsi
E
P
L
KH
(kkl) (g)
(g)
(g)
Berat Sesudah
Dikonsumsi
(Sisa Makanan)
Alasan pasien tidak menghabiskan makanan yang diberikan oleh puskesmas:
1. ..........................................................................................
2. …………………………………………………………..
3. …………………………………………………………..
4. …………………………………………………………..
5. …………………………………………………………..
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
STANDAR PORSI BAHAN MAKANAN PUSKESMAS GONDANGREJO
KARANGANYAR
1) Makanan Pokok
Berat Bersih
Berat Kotor
(gram)
(gram)
Beras
50
50
Singkong
120
130
Tepung beras
50
50
Tepung terigu
50
50
Tepung hunkwe
50
50
Kentang
200
210
Roti tawar
70
70
Berat Bersih
Berat Kotor
(gram)
(gram)
Daging ayam
50
75
Daging sapi
50
50
Hati sapi
50
50
Lele
80
80
Telur ayam
50
60
Telur puyuh
50
50
Telur asin
50
60
Ikan
40
50
Nama Bahan Makanan
2) Lauk Hewani
Nama Bahan Makanan
3) Lauk Nabati
Berat Bersih
Berat Kotor
(gram)
(gram)
Tahu
100
100
Tempe
50
50
Kacang ijo
25
25
Berat Bersih
Berat Kotor
(gram)
(gram)
Pisang ambon
100
125
Pepaya
100
125
Melon
100
200
Jeruk
100
125
Semangka
100
200
Apel Malang
100
125
Bahan Makanan
Berat Bersih
Nama Bahan Makanan
4) Buah
Nama Bahan Makanan
5) Sayur
Nama Masakan
Oseng buncis wortel
Sayur lodeh
Tumis kacang pancang + wortel
Sup segar
Buncis
50
Wortel
50
Kacang panjang
50
Labu siam/terong
50
Kacang panjang
50
Wortel
50
Wortel
50
Bobor bayam
Cah wortel + taoge
Sayur asam
Kalio buncis + wortel
Bening bayam
Cah buncis + wortel
Sayur kare
Sayur acar
Tumis wortel
Kapri
50
Kentang/kembang kol
50
Bayam
50
Labu siam/oyong
50
Wortel
60
Taoge
40
Labu siam
40
Kacang panjang
40
Kol/wortel
20
Buncis
50
Wortel
50
Bayam
50
Wortel
40
Taoge
10
Buncis
50
Wortel
50
Wortel
40
Kentang
30
Buncis
20
Labu siam
40
Wortel
30
Buncis
30
Wortel
50
Soto
Cah wortel + putren
Kol
50
Taoge
50
Wortel
30
Kentang goring
20
Wortel
50
Putren
50
LAMPIRAN 6
SIKLUS MENU 3 HARI UNTUK PASIEN RAWAT INAP
DI PUSKESMAS GONDANGREJO KARANGANYAR
HARI
MAKAN PAGI
MAKAN SIANG
MAKAN MALAM
I
Nasi / bubur / tim
Nasi / bubur / tim
Nasi / bubur / tim
Opor ayam dan
Telur dadar
Garang asem telur
tahu
Sayur sop
dan tempe
Teh manis
Jeruk
Teh manis
Teh manis
II
Nasi / bubur / tim
Nasi / bubur / tim
Nasi / bubur / tim
Garang asem
Lele goreng
Semur telur dan
ayam dan tahu
Sayur bening
kentang
Teh manis
Jeruk
Teh manis
Teh manis
III
Nasi / bubur / tim
Nasi / bubur / tim
Nasi / bubur / tim
Semur ayam dan
Telur ceplok
Terik telur dan tahu
tahu
Sayur bayam
Teh manis
Teh manis
Apel hijau
Teh manis
Lampiran 7
Persentase Asupan Pasien Rawat Inap Puskesmas Gondangrejo
Dibandingkan Dengan AKG
Tanggal
Nilai Zat Gizi
Nama
Pasien
Energi
(kkl)
29 Juni
An. Fahrul
2009
(1,5 th)
Ny.
%AKG
Protein
(g)
%AKG
Lemak
(g)
%AKG
Karbohi
drat (g)
%AKG
816,5
75,1
47,7
253,0
27
65,9
97,6
63,0
986,1
48,5
46,8
101,8
23,4
36
147,9
50,5
975,6
43
47,6
101,3
24,4
33,4
142,3
42,8
339,0
10,9
17,7
29,5
10,2
10,2
43
9,4
713,6
24,9
31,5
53,4
14,3
15,6
116,9
27,9
615
30,3
27,9
79,6
12,6
17,7
100,1
34,3
Ruminah
(56 th)
Ny.
Lagiyem
(45 th)
Tn.
Suwardi
(15 th)
Tn.
Suwardi
(30 th)
An.
Aminatur
(11 th)
Keterangan:
1. Tn. Suwardi hanya makan pagi, kemudian pulang.
2. Tn. Suwardi hanya makan siang dan makan malam.
3. An. Aminatur hanya makan siang dan makan malam.
Persentase Asupan Pasien Rawat Inap Puskesmas Gondangrejo
Dibandingkan Dengan AKG
Tanggal
Nilai Zat Gizi
Nama
Pasien
Energi
(kkl)
30 Juni
Tn. Suwardi
2009
(30 th)
An.
%AKG
Protein
(g)
%AKG
Lemak
(g)
%AKG
Karboh
idrat (g)
%AKG
341,4
11,9
19,9
33,7
12
13,1
37,2
8,9
367,4
18,1
20,4
58,2
12,1
17
43
14,7
1130,5
47,3
51,3
107,0
19,4
25,2
187,3
53,4
798,7
73,4
46,4
344
19,7
48,1
111,3
71,8
646,9
28,5
28,7
61,1
7,7
10,6
35,5
117,8
622,7
24,8
28,8
49,7
7,7
9,5
117
30,8
221,7
31,4
7,5
75,4
4,4
14,7
37,1
40,7
980,1
43,2
51
108,6
20,5
28,1
148,4
44,7
Aminatur
(11 th)
Ny. Solikah
( 21)
An. Fahrul
(1,5 th)
Ny. Winarni
(40 th)
Tn. Paiman
(56 th)
An. Alindo
(10 bln)
Ny.
Lagiyem
(45 th)
Keterangan:
1. Tn. Suwardi hanya makan pagi, kemudian pulang.
2. An. Aminatur hanya makan pagi, kemudian pulang.
3. Ny. Winarni hanya makan siang dan makan malam, kemudian pulang.
4. Tn. Paiman hanya makan siang dan makan malam, kemudian pulang.
5. An. Alindo hanya makan malam.
Persentase Asupan Pasien Rawat Inap Puskesmas Gondangrejo
Dibandingkan Dengan AKG
Tanggal
Nilai Zat Gizi
Nama
Pasien
Energi
(kkl)
1 Juli
An. Alindo
2009
(10 bln)
Ny.
%AKG
Protein
(g)
%AKG
Lemak
(g)
%AKG
Karbohi
drat (g)
%AKG
718,2
101,9
35,6
355,6
22,1
73,7
93,7
103
313,0
13,8
17,2
36,6
10,2
13,9
37,2
11,2
493,3
70
20,1
201,5
15,4
51,3
68,9
75,7
Lagiyem
(45 th)
An. faizah
(8 bln)
Keterangan:
1. Ny. Lagiyem hanya makan pagi kemudian pulang.
2. An. Faizah hanya makan siang dan makan malam.
Lampiran 8
Rata-rata sisa makanan
Tanggal
29 Juni 2009
Nama Makanan
Sisa (gr)
Nasi
47
Opor ayam
20
Opor tahu
18
Telur dadar
21
Sayur sop:
30 Juni 2009
-
Wortel
24
-
Bunga kol
22
Jeruk
20
Garang asem telur
0
Garang asem tempe
16
nasi
46
Bubur beras
58
Garang asem ayam
26
Garang asem tahu
13
Lele goreng
12
Sayur bening:
1 Juli 2009
-
Labu siam
24
-
Kacang panjang
24
Jeruk
0
Semur telur
0
Semur kentang
20
Bubur beras
35,7
Nasi
50
Terik telur
0
Terik tahu
60
Semur daging ayam
0
Semur tahu
16,7
Telur ceplok
0
Sayur :
-
Bayam
35
-
Wortel
30
-
Oyong
40
Apel
0
Download