HUBUNGAN USIA DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA USIA 20-50 TAHUN TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) (Studi di Rt 05 dan Rt 06 Rw 02 Kelurahan Rempoa Pada Tahun 2010) Laporan Penelitian Ini Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Disusun Oleh : MARYAM HANIFAH 107103000600 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH 1431 H/2010 M LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ciputat, Oktober 2010 Maryam Hanifah i HUBUNGAN USIA DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA USIA 20-50 TAHUN TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) (Studi di Rt 05 dan Rt 06 Rw 02 Kelurahan Rempoa Pada Tahun 2010) Laporan Penelitian Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) Oleh Maryam Hanifah NIM: 107103000600 Pembimbing dr. Fika Ekayanti, M. Med. Ed PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Laporan Penelitian berjudul ”Hubungan Usia Dan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang Periksa Payudara Sendiri (Sadari) di Rt 05 Dan Rt 07 Rw 02 Kelurahan Rempoa Tahun 2010” yang diajukan oleh Maryam Hanifah (NIM: 107103000600), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 6 Oktober 2010. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter. Jakarta, 6 Oktober 2010 DEWAN PENGUJI Pembimbing Penguji dr. Fika Ekayanti, M.Med.Ed. dr.Afrimal Safaruddin SpB(k)Onk PIMPINAN FAKULTAS Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN Prof. Dr(HC).dr.H.MK. Tadjudin, SpAnd iii Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp. RM PERSEMBAHAN Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai dari suatu urusan , kerjakan dengan sungguh-sungguh urusan yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (QS Al Insyirah 6-8) Jikalau engkau lelah mengerjakan suatu kebaikan, maka ingatlah bahwa rasa lelah itu akan segera menghilang sedangkan kebaikan itu kekal dalam kebaikan ( ali bin abi thalib) Laksanakan urusan agama yang menjadi pegangan hidup, perbaiki urusan dunia yang menjadi tumpuan hidup dan persiapkan akhirat yang menjadi tempat kembali. Jadikanlah hidup sebagai tambahan bagi diri dalam segala kebaikan dan jadikan kematian istirahat dari segala kejahatan. Karya Tulis Ini Aku Persembahkan Untuk : Dzat yang menjadikan manusia sebagai makhluk sempurna yang memiliki akal untuk berfikir, Syukur Alhamdulillah atas nikmat Iman, Ilmu dan Islam yang telah tercurah selama masa hidupku. Buya dan Ummi, orang tua terbaik didunia, panutan hidupku, terimakasih atas kasih sayang, kerja keras dan doa restu, semoga aku bisa menjadi anak yang soleha yang bisa menambah berat timbangan amal untuk kesyurga Ante masni tercinta, Unda, Mama Idan, adik-adik dan kakak-ku yang selalu memberikan semangat dukungan doa agar aku berhasil Semua dosen terutama dr. Fika Ekayanti, M. Med. Ed yang telah mendidik, membimbing dan memberiku pengetahuan baru, cakrawala baru untuk hadapi hari esok yang lebih baik Teman-temanku PSPD’07, Kakak PSPD’05 & 06 , Adik-adik PSPD’08 & 09 Terimakasih untuk semangat & nasehat dalam kesejawatan sejati yang telah dilalui bersama suka dan duka di kampus sejuta kenangan iv ABSTRAK Maryam Hanifah Hubungan Usia Dan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Wanita Usia 2050 Tahun Tentang Periksa Payudara Sendiri (Sadari) di Rt 05 Dan Rt 07 Rw 02 Kelurahan Rempoa Tahun 2010 Kanker merupakan jenis penyakit yang sering terjadi. kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak menyebabkan kematian kaum wanita. Kebanyakan pasien yang datang berobat justru setelah penyakitnya stadium lanjut. Padahal keberadaan kanker ini bisa dideteksi secara dini. Keterlambatan deteksi ini kemungkinan kurangnya pengetahuan wanita tentang deteksi dini kanker payudara, sedangkan untuk meningkatkan pengetahuan ada beberapa factor yang mempengaruhi diantaranya usia dan tingkat pendidikan. Penelitian ini bartujuan untuk mengetahui Hubungan Usia Dan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) di Rt 05 dan Rt 06 Rw 02 Kelurahan Rempoa Tahun 2010.Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan metode cross sectional. Populasi dan sampel penelitian ini adalah 67 Wanita Usia 2050 Tahun. Penegambilan sampel menggunakan sampling jenuh dan data dikumpulkan melalui kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 54 orang (80,6%) dengan kategori cukup untuk pengertian sadari (68,7%), tujuan (55,2%), serta cara pemeriksaan (62,7%) tetapi untuk pengetahuan tentang waktu (47,8%) dan hasil (53,7%) pemeriksaan SADARI masih kurang. Terdapat wanita berusia 20-30 tahun sebanyak 30 responden (44,8%); dan yang berpendidikan tinggi sebanyak 31 responden (46,3%). Terdapat 21 responden (70%) berumur 20-30 tahun berpengetahuan tinggi ; 22 responden (71,2%) berpendidikan tinggi (akademi, S1) berpengetahuan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar wanita Wanita Usia 20-50 Tahun di Rt 05 dan Rt 06 Rw 02 Kelurahan Rempoa Tahun 2010 berpengetahuan tinggi dan sudah mengetahui tentang hal-hal yang berhubungan dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Dari hasil uji statistik dengan derajat kepercayaan α 5% didapatkan nilai probabilitas 0,083 pada hubungan pengetahuan wanita usia 20-50 tahun dengan tingkat pendidikan serta didapatkan nilai probabilitas 0,081 pada hubungan dengan usia pengetahuan wanita usia 20-50 tahun. Berdasarkan hasil tersebut dapat dibuktikan bahwa tiadak terdapat hubungan antara usia dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun mengenai SADARI. Sadangkan untuk tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun mengenai SADARI memiliki hubungan tetapi kurang bermakna. Kata kunci : Tingkat pengetahuan, wanita usia 20-50 tahun, pemeriksaan payudara sendiri , Rt 05 Dan Rt 06 Rw 02 Kelurahan Rempoa v KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian yang berjudul “Hubungan Usia Dan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) di Kelurahan Rempoa Rt 05 Dan Rt7 Rw 02 Pada Bulan September Tahun 2010 ”. Dalam penyusunan laporan hasil penelitian ini penulis mendapat bimbingan petunjuk maupun saran yang tak ternilai harganya sehingga merupakan kebahagiaan bagi penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr.MK. Tadjudin, SpAnd. selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. 2. DR. Syarief Hasan Lutfie, Sp. RM selaku Kepala Program Studi Kedokteran. 3. dr. Fika Ekayanti M. Med. Ed selaku pembimbing riset yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan. 4. Para dosen PSPD UIN yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama mengikuti pendidikan. 5. Kedua orang tua, dan adik-adikku yang telah memberikan dukungan moril maupun materil. 6. Teman-teman sejawat yang telah memberikan saran. Akhir kata, penulis berharap makalah hasil penelitian ini dapat berguna bagi para pembaca umumnya, khususnya bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta, Oktober 2010 Penulis vi DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………… ii LEMBAR PENGESAHAM………………………………………… iii PERSEMBAHAN…………………………………………………… iv ABSTRAK ........................................................................................... v KATA PENGANTAR ......................................................................... vi DAFTAR ISI ....................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................... xi DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN ................................................. xii BAB I PENDAHULUAN …………………………………….................... 1 B. Rumusan Masalah …………………...............………………......... 4 ………………………………………………… 4 D. Tujuan Penelitian ………………………...…………………......... 4 1. Tujuan Umum ……………….…………………….….. 4 2. Tujuan Khusus ………………………………….……... 5 E. Manfaat Penelitian ……………………………………...........……. 5 A. Latar Belakang C. Hipotesis BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan.......………………………………………… 7 1. Pengertian ………………………………………............... 7 2. Tingkat Pengetahuan............................................................ 8 3. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan……….. 10 B. Payudara ………………………………………………………… 15 1. Morfologi dan Ruang Lingkup……………………………. 15 2. Facia yang berkaitan dengan glandula mamae……….....… 17 3. Pemasokan Darah ................................................................ 18 vii 4. Persarafan ........................................................................... 18 5. Fungsi Fisiologis ................................................................ 18 C. Kanker Payudara ........................................................................... 19 1. Definisi Kanker Payudara ...................................................... 19 2. Etiologi ................................................................................... 19 3. Faktor Resiko ………………………………………………. 20 4. Perjalanan Penyakit ………………………………………… 25 5. Penyebaran………………………………………………….. 27 6. Manifestasi Klinik…………………………………………… 28 7. Diagnosis……………………………………………………. 31 8. Klasifikasi Stadium………………………………………….. 34 9. Terapi………………………………………………………... 36 D. Konsep Dasar Pemeriksaan Payudara Sendiri .............................. 37 1. Pengertian ................................................................................. 37 2. Tujuan........................................................................................ 37 3. Waktu ........................................................................................ 37 4. Cara ........................................................................................... 38 5. Hasil .......................................................................................... 41 E. Kerangka Konsep...………………………..............…………...... 42 F. Variabel Pengukuran....................................................................... 43 G. Definisi Operasional...………………………….......………......... 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Disain Penelitian....……………………………………………… 46 B. Ruang Lingkup Penelitian...........………… …………………….. 46 C. Kerangka Operasional Penelitian ...........… …………………….. 47 D. Populasi, Sampel dan Sampling....………………………………. 48 1 Populasi ..................................................................................... 48 2 Sampel ....................................................................................... 48 3 Sampling .................................................................................... 48 viii E. Instrument Penelitian ..............……….…………………….......... 49 F. Pengolahan dan Analisis Data ....…………….......…………........ 49 1. Pengolahan Data........................................................................ 49 2. Teknik Analisa Data ................................................................. 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………………... 52 1. Data Umum ................................................................................. 52 a. Distribusi Responden Berdasarkan Umur ……………..…… 52 b. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ..................... 53 2. Data khusus ………………………………………………...…. 53 a. Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan ………….… 54 b. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan................... 72 A. Hasil Penelitian c. Distribusi Pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan umur ....... 73 d. Distribusi Pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan... B. Pembahasan........................................................................................ 74 75 1. Identifikasi Karakteristik (Umur dan Pendidikan) wanita usia 20-50 tahun tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)………………………………………………..… 75 a. Wanita usia 20-50 tahun di Rt 05 Dan Rt07 Rw 02 Kelurahan Rempoa……………………………..………….. 75 b. Pendidikan wanita usia 20-50 tahun di Rt 05 Dan Rt07 Rw 02 Kelurahan Rempoa ................................................................ 2. Pengetahuan Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).. 76 77 a. Identifikasi wanita usia 20-50 tahun dengan pengetahuan tentang penegtahuan kanker payudara berdasarkan umur ........ 80 b. Identifikasi wanita usia 20-50 tahun dengan pengetahuan tentang penegtahuan kanker payudara berdasarkan pendidikan .. 82 ix BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………… 85 …………………………………………………...….... 87 A. Kesimpulan B. Saran ……………………………………….....…… 87 2. Bagi Tenaga Kesehatan…………………………………….... 87 ……………………………………… 87 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………… 89 1. Bagi Peneliti 3. Bagi Masyarakat x DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kerangka Operasional …………………..…………………….….. 47 Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan Usia di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010 …………………….. 52 Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan pendidikan di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010 …..……………....… 53 Table 4.3 Distribusi responden berdasarkan jawaban pertanyaan “apakah SADARI untuk mendeteksi tumor payudara dapat dilakuan sendiri oleh setiap wanita” pada wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa tahun 2010 …………………………………………….………... 54 Table 4.4 Distribusi responden berdasarkan jawaban pertanyaan “penegertian SADARI” di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010 …………….......................... 57 Table 4.5 Distribusi responden berdasarkan jawaban pertanyaan “tujuan SADARI” di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada bulan September 2010 ……………...... 60 Table 4.6 Distribusi responden berdasarkan jawaban pertanyaan “waktu pemeriksaan SADARI” di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010 ………………………….… xi 63 Table 4.7 Distribusi responden berdasarkan jawaban pertanyaan “cara pemeriksaan SADARI” di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010 ……………….….. 66 Table 4.8 Distribusi responden berdasarkan jawaban pertanyaan “hasil pemeriksaan SADARI” di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010…………………................. 69 Tabel 4.9 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010 ….................................................................…… 72 Tabel 4.10 Distribusi pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan umur di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010 ....................................................…..………… 73 Tabel 4.11 Distribusi pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada bulan September 2010 ………….…… xii 74 DAFTAR GAMBAR (ILUSTRASI) Gambar 2.1 Anatomi normal payudara (Hall, 2007) ..………………… 16 Gambar 2.1 Anatomi normal payudara .( Carneiro, 2007 )…………… 17 Gambar 2.3. Tanda dan gejala pada karsinoma mammae (R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong.1997)……………………………...…. 30 Gambar 2.4 Cara Pemeriksaan Sadari 1 Naura, 2009) ………………..… 38 Gambar 2.5 Cara Pemeriksaan Sadari 2 (Naura, 2009) ……………….... 39 Gambar 2.6Cara Pemeriksaan Sadari 3 (Naura, 2009) ……………. …… 39 Gambar 2.7 Cara Pemeriksaan Sadari 4 (Naura, 2009)…….………........ 40 Gambar 2.8 Cara Pemeriksaan Sadari 5 (Naura, 2009) …………………. 40 Gambar 2.9 Cara Pemeriksaan Sadari 6 (Naura, 2009) ………………… 41 Gambar 2.10 Kerangaka Konsep Penelitian …………………………… 43 Gambar 3.1 Kerangka Operasional ……………………………………. 47 xiii DAFTAR DIAGRAM Diagram 4.1 Distribusi frekuensi jawaban pertanyaan “apakah SADARI untuk mendeteksi tumor payudara dapat dilakuan sendiri oleh setiap wanita” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan umur …… 55 Diagram 4.2 Distribusi jawaban pertanyaan “apakah SADARI untuk mendeteksi tumor payudara dapat dilakuan sendiri oleh setiap wanita” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan …..................……………………………… 56 Diagram 4.3 Distribusi jawaban pertanyaan “pengertian SADARI” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan umur …………….............………… 58 Diagram 4.4 Distribusi jawaban pertanyaan “pengertian SADARI” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan ………………………………… 59 Diagram 4.5 Distribusi jawaban pertanyaan “tujuan SADARI” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan umur ……………………….............……… 61 Diagram 4.6 Distribusi jawaban pertanyaan “tujuan SADARI” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan ………………………........…… 62 xiv Diagram 4.7 Distribusi jawaban pertanyaan “waktu pemeriksaan SADARI” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan umur ……...……………………………… 64 Diagram 4.8 Distribusi jawaban pertanyaan “waktu pemeriksaan SADARI” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan ……………….………………... 65 Diagram 4.9 Distribusi jawaban pertanyaan “ cara pemeriksaan” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan umur ……………………………….....…… 67 Diagram 4.10 Distribusi jawaban pertanyaan “cara Pemeriksaan SADARI” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan …......................……………… 68 Diagram 4.11 Distribusi jawaban pertanyaan “hasil pemeriksaan SADARI” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan umur …………....................……………… 70 Diagram 4.12 Distribusi jawaban pertanyaan “hasil pemeriksaan SADARI” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan ……………………………… 71 xv 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel payudara menjadi sel kanker (Fitria, 2007). Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak atau menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur (Alamsyah, 2009). Setiap tahun penderita kanker peyudara mencapai 1,1 juta perempuan dan jumlah ini merupakan 10% dari kasus baru seluruh kanker. Dengan angka kematian sebesar 410.000 setiap tahun dan menjadikan 1.6% sebagai penyebab kematian perempuan di dunia. Kanker peyudara merupakan masalah yang cenderung meningkat pada Negara dengan sumber terbatas dimana insidennya meningkat sebanyak 5% setiap tahun (Depkes, 2007). Kanker payudara merupakan kanker terbanyak kedua sesudah kanker leher rahim di Indonesia (Tjindarbumi, 1995). Sejak 1988 sampai 1992, keganasan tersering di Indonesia tidak banyak berubah. Kanker leher rahim dan kanker payudara tetap menduduki tempat teratas. Data terbaru berdasarkan penelitian pada 13 laboratorium patologi anatomi di Indonesia menempatkan kanker serviks diurutan pertama dengan prevalensi 18,62% disusul kanker payudara 11,22% dan kanker kulit 8,03% (Hidayati 2001 : 197). Selain jumlah kasus yang banyak, lebih dari 70% penderita kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut (Moningkey, 2000). 2 Resiko terkena kanker payudara tidak sama untuk semua kelompok usia. Jarang terjadi pada usia kurang dari 30 tahun, sedangkan yang kurang dari 20 tahun sangat jarang. Pada wanita usia mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena kanker payudara dari wanita yang berusia 35-60 tahun. Untuk usia dibawah 35 tahun angka kejadian yaitu 1 dari 622. Sedangkan untuk usia 30-60 tahun angka kejadian 1 dari 4 (Brunner 2001). Dihitung dengan selang usia 5 tahunan pasien terbanyak berusia 45-49 tahun (25,2%), 40-44 tahu (15,8%), dan 54-59 tahun (15,6%). (Desen, Wan. 2008). Kanker payudara umumnya mulai ditemui pada usia setengah baya dan lansia. Jarang terjadi pada usia kurang dari 30 tahun, sedangkan yang kurang dari 20 tahun sangat jarang. Dihitung dengan selang usia 5 tahunan pasien terbanyak berusia 45-49 tahun (25,2%), 40-44 tahu (15,8%), dan 54-59 tahun (15,6%). (Desen, Wan. 2008) Dilihat dari penyebab timbulnya kematian, kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak menyebabkan kematian kaum wanita (Harsono 2005). Melalui penelitian yang dilakukan oleh Jakarta Breas Center pada bulan april 2001 sampai april 2003 menunjukkan bahwa dari 2.834 orang yang memeriksa benjolan payudaranya, 368 orang(13%) didiagnosa kanker payudara (Djoerban,2005). Selain itu tidak semua benjolan di payudara adalah kanker, sehingga untuk memastikannya, setiap benjolan perlu diperiksa dengan seksama (medicastore, 2000). Menurut badan kesehatan dunia WHO satu-satunya cara yang efektif sampai saat ini hanya dengan melakukan deteksi sedini mungkin pada kemungkinan timbulnya penyakit ini, yaitu dengan melakukan SADARI (”pemeriksaan payudara sendiri”). Secara statistic di Amerika dan juga di Indonesia, 95% dari semua kanker payudara ditemukan oleh penderita itu sendiri (Tjarbumi, 1982). Mendeteksi payudara sendiri, sebaiknya dilakukan 3 sebulan sekali secara teratur. Waktu yang paling tepat adalah setelah menstruasi, karena payudara saat itu sedang lunak. Sebaiknya setiap perempuan melakukan pemeriksaan sendiri terhadap payudara, untuk mengetahui adanya benjolan atau perubahan di payudara. Menurut harsono (2005) kebanyakan pasien datang berobat justru setelah penyakitnya stadium lanjut, padahal keberadaan kanker ini bisa dideteksi secara dini, aka tetapi para penderita jarang melakukannya. Karena kelengahan dalam deteksi dini dan keterlambatan pengobatan menyebabkan tingginya angka kematian akibat kanker payudara. Padahal penatalaksanaan kanker payudara telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dalam stadium awal, secara umum kanker payudara memberi hasil pengobatan lebih baik dengan harapan hidup yang lebih baik dibandingkan stadium lanjut pengobatan sangat sukar dan hasilnya sangat tidak memuaskan (Nina, 2003). Pengobatan pada stadium dini untuk kanker payudara menghasilkan kesembuhan 75% (Ama, 1990). Sedangkan angka harapan hidup bila penyakit ini ditemukan secara dini sebasar 85% hingga 95%. Oleh karena itu perempuan sebaiknya memahami tentang kanker payudara sehingga bisa mendeteksi dini terhadap gejala-gejala terjadinya kanker payudara (Swardi 2003). Keterlambatan deteksi dini kemungkinan karena kurangnya pengetahuan wanita tentang deteksi dini kanker payudara dan tingkat pendidikannya yang rendah karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang sedangkan pengetahuan dipengaruhi oleh umur dan tingkat pendidikan. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuannya (Notoatmojo, 2003). Sedangkan menurut Harlock, umur menggambarkan kematangan fisik, psikis dan sosial yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Ini berarti bahwa usia merupakan salah satu faktor yang mempegaruhi penangkapan informasi yang pada 4 akhirnya berpengaruh pada peningkatan pengetahuan seseorang, termasuk pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan peelitian dengan judul ”Hubungan Usia dan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010”. B. Perumusan Masalah Apakah terdapat Hubungan Usia dan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) di RT 06 dan RT07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010?. C. Hipotesis Terdapat hubungan bermakna antara usia dan tingkat pendidikan dengan pengetahuan Wanita usia 20-50 tahun tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) di RT 06 & RT 07 RW 02 Komplek Taman Rempoa Indah pada tahun 2010. Dimana dengan semakin tua usia seseorang maka akan bertambah pengalaman hidupnya sehingga tingkat pengetahuannya pun semakin baik. Begitu juga tingkat pendidikan yang semakin tinggi, maka wawasan dan pemahaman serta pengetahuan seseorang akan semakin tinggi pula. D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Diketahuiya Hubungan Usia dan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun tentang Periksa Payudara Sendiri 5 (SADARI) di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010 ” 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi Pengetahuan Wanita Usia 20-50 tahun tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) b. Mengidentifikasi Pengetahuan Wanita Usia 20-50 tahun tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan c. Mengidentifikasi Hubungan Pengetahuan Wanita Usia 20-50 tahun tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) dengan Usia d. Mengidentifikasi Pengetahuan Wanita Usia 20-50 tahun tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) berdasarkan Usia e. Mengidentifikasi Hubungan Pengetahuan Wanita Usia 20-50 tahun Tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) dengan tingkat Pendidikan E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN SYAHID Jakarta Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk memperluas wawasan mahasiswa khususnya Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN SYAHID Jakarta 6 2. Bagi Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN SYAHID Jakarta. Hasil penelitan diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengelola pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN SYAHID Jakarta pada modul Reproduksi. 3. Bagi wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan RT 07 RW 02 Komplek Taman Rempoa Indah. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan tambahan pengetahuan bagi wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan RT 07 RW 02 Komplek Taman Rempoa Indah tahun 2010 4. Bagi Peneliti Untuk menambah pengalaman peneliti dan untuk mengetahui hubungan usia dan tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta sebagai penerapan ilmu yang didapat selama pendidikan. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indranya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan, takhayul dan penerangan-penerangan yang keliru (Soerjono, 1990). Menurut Notoatmodjo (2002: 94) bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dan nilai terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi pada penglihatan, pendengaran, penerimaan, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan (kognitif) merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Menurut Rosentoc (1974) dalam Notoatmodjo (1993) seseorang akan melakukan pencegahan terhadap suatu penyakit jika ia benar-benar merasa terancam oleh penyakit tersebut. Jika tidak maka ia tidak akan melakukan apa-apa. Seseorang yang mempunyai pengetahuan dan informasi yang banyak tentang suatu penyakit tertentu akan melakukan tindakan yang positif dalam menanggapi kesehatannya seperti cepatnya mencari pengobatan dan mengobati penyakitnya sesuai dengan metode kesehatan yang berlaku. Perlu dilakukan pengkajian secara lisan atau tulisan untuk mengetahui tingkat pengetahuan seseorang. Pengetahuan umumnya 8 dikelompokkan berdasarkan berbagai kategori, yaitu tinggi, rendah, sedang dan tahu atau tidak tahu. Tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu latar belakang pendidikan, sosial budaya dan usia (Herawani, 2001). Pengetahuan mengenai SADARI yang meliputi pengertian, tujuan dan cara melakukannya dapat mempengaruhi wanita untuk berperilaku melakukan SADARI. Karena merupakan perilaku yang nyata (overt behavior), maka SADARI dapat diamati dengan melakukan penilaian terhadap frekuensi. Pengetahuan tentang SADARI sangat diperlukan sebagai tindakan pendeteksian kanker payudara secara dini. 2. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2002: 122) pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu : a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu yang diberikan / materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk dalam penggunaan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. b. Memahami (Comprehention) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, menyebutkan contoh, 9 menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. c. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus-rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks situasi yang lain. d. Analisa (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam sesuatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama yang lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan. e. Sintesis (Shyntetis) Sintetis menunjukan suatu kemampuan atau melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagain kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintetis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian ini berdasarkan kriteria yang ditemukan sendiri. 10 3. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Lukman, Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu : a. Usia Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat beberapa tahun. Semakin cukup usia, tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup kedewasaannya (Nursalam, 2001). Singgih (1998), mengemukakan bahwa makin tua usia seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada usia tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berusia belasan tahun. Selain itu Abu Ahmadi (2001), juga mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh usia. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya usia seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada usia-usia tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. Menurut Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa usia merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitianpenelitian epidemiologi yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. usia adalah lamanya waktu hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan sampai berulang 11 tahun yang terakhir. Masa menopause merupakan masa peralihan dari masa haid sampai masa berhentinya haid, berlangsung antara usia 30-46 tahun (Depkes, 2007). Pada masa dewasa merupakan usia produktif, masa bermasalah, masa ketegangan emosi, masa keterasingan sosial, masa komitmen, masa ketergantungan, masa perubahan nilai, masa penyesuaian dengan cara hidup baru, masa kreatif. Pada masa dewasa ditandai oleh perubahan jasmani dan mental. Kemahiran dan keterampilan dan profesional yang dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. (Harlock, 2002) Pembagian usia menurut tingkat kedewasaan: 20 – 30 tahun 31 – 40 tahun 41 – 50 tahun Jika dihubungkan usia dengan pengetahuan wanita usia subur tentang pentingnya Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), maka semakin bertambahnya usia, maka akan semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh wanita subur, semakin banyak informasi yang diperoleh wanita usia subur dan semakin memahami apa kegunaan dilakukannya SADARI untuk kesehatan dalam upaya pencegahan dini atas terjadinya kanker payudara. (Hawari D, 2004) b. Pendidikan Menurut Notoadmojo (1997) pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Menurut Wied Hary A.(1996), menyebutkan bahwa tingkat 12 pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuanya. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan teknologi baru (SDKI, 1997). Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang. Karena dapat membuat seseorang untuk lebih mudah mengambil keputusan dan bertindak. Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pendidikan merupakan suatu fase belajar yang berarti pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa yang lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Pendidikan merupakan jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah diikuti oleh seseorang. (Notoatmadjo, 2003) Pembagian tingkat pendidikan antara lain : Pendidikan Dasar : SD, SMP/Sederajat Pendidikan Menengah : SMA/Sederajat Pendidikan Tinggi : Akademik/Perguruan Tinggi Pendidikan wanita usia subur terkait tentang pentingnya SADARI memiliki kontribusi yang penting terkait dengan pemahaman akan berusaha pencegahan dini terjadinya kanker payudara. Pendidikan wanita usia subur membuat penyerapan informasi yang diberikan semakin mudah diketahui. Sehingga tingkat kesehatan akan semakin baik. Kurangnya pengetahuan wanita usia subur tentang pentingnya 13 SADARI disebabkan oleh tingkat pendidikan yang rendah. Hal ini disebabkan karena wanita usia subur tidak mengetahui apa kegunaan dilakukannya pemeriksaan dini pada payudara. (Hawari D, 2004) c. Pekerjaan Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari artinya makin cocok jenis pekerjaan yang diemban, makin tinggi pula tingkat kepuasan yang diperoleh (Hurlock, 1998). Dalam rangka pemenuhan akan barang jasa diperlukan suatu pengetahuan. Dengan kerja seseorang akan memperoleh jasa. Dengan jasa inilah manusia memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengelompokan ini didasarkan pada teori bahwa adanya pekerjaan seseorang akan meluangkan banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting dan cenderung mempunyai benyak waktu tukar pendapat atau pengelaman antar teman dalam kantornya. d. Intelegensi Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan (Khayan, 1997 : 34). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan. 14 e. Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada pada cara berfikir seseorang. (Nasution : 1999) f. Sosial budaya Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubunganya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan. g. Media Informasi Menurut Wied Hary A (1996) informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. h. Pengalaman Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam 15 memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.(Notoadmojo 1997 : 13) B. Payudara 1. Morfologi dan Ruang Lingkup Kelenjar payudara wanita dewasa belum pernah melahirkan berupa benjolan berbentuk kerucut, wanita yang telah menyusui bentuknya cenderung menurun dan mendatar: kelenjar payudara wanita lanjut usia mengelami atrofi bertahap. Payudara kedua sisi berukuran serupa namun tidak harus simetris Kelenjar payudara wanita sebagian besar terletak di anterior m. pectoralis major, sebagian kecil dibagian latero-inferiornya terletak di depan otot seratus anterior.batas superior, inferior terletak di antara sela iga ke 2-6 atau ke-3-7, betas medial adalah linea parasternal, batas lateral adalah linea aksilaris anterior, kadang kala mencapai linea aksilaris media. Sentrum dari kelenjar payudara adalah papilla mamae. Areola mamae memiliki banyak tonjolan kelenjar areolar, waktu menyusui dapat menghasilakn sebum yang melicinkan papilla mamae. Payudara atau mammae terdiri dari jaringan kelenjar (glandula mamaria), fibrosa, dan lemak. Jaringan kelenjar ini dibagi menjadi pars sekretorius, yaitu tubulus dan alveolus (yang menghasilkan susu) dan pars ekskretorius atau duktus (saluran untuk mengeluarkan susu). Jaringan kelenjar membentuk 15-25 lobus yang tersusun radier di sekitar puting dan dipisahkan oleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya, yang mengelilingi jaringan ikat (stroma) di antara lobus-lobus. Setiap lobus berbeda, sehingga penyakit yang menyerang satu lobus tidak menyerang lobus lainnya. Drainase dari lobus menuju sinus laktiferosa, yang kemudian 16 bermuara ke puting. Jaringan ikat di banyak tempat akan memadat membentuk pita fibrosa yang tegak lurus terhadap substansi lemak, mengikat lapisan dalam dari fasia subkutan payudara pada kulit. Pita ini, yaitu ligamentum Cooper, merupakan ligamentum suspensorium payudara. (Azizi dkk, 2005 : 12) Papilla mammaria, merupakan bangunan yang menonjol di tengah-tengah permukaan glandula mamaria, terletak setinggi spatium intercostale IV, mengandung lubang-lubang kecil muara dari ductus lactiferus dan glandula mammaria yaitu apertura duktus laktiferosa. Papilla mammaria ini tersusun oleh serabut-serabut otot polos, tersusun sirkuler sedemikian rupa sehingga apabila terjadi kontraksi otot ini dapat menekan ductus lactiferus dan menyebabkan papilla mammaria tegak. Papilla mammaria dikelilingi oleh daerah gelap disebut areola glandula mammae. Areola mammae merupakan area yang hiperpigmentasi dan mengandung glandula sudorifera, glandula sebacea yang membentuk tonjolan-tonjolan kecil selama kehamilan dan glandula mammaria accesoria dengan lubanglubang mini muara ductus lactiferus. Areola mammae kaya akan serabut sensoris dengan berbagai tipe “end-organ”, yang terletak terutama di dermis. (Azizi dkk, 2005 : 14; Hadiwidjaja, 2002 : 20-21) Gambar 2.1 Anatomi normal payudara (Hall, 2007) 17 Gambar 2.2 Anatomi normal payudara.( Carneiro, 2007) 2. Facia yang berkaitan dengan glandula mamae Glandula mamae terletak diantara lapisan superficial dan lapisan profundal dari fasia superficial subkutis. Serabut lapisan superficial fasia superficial dan glandula mamae dihubungkan dengan jaringan serabut pengikat, yang disebut dengan ligamentum Cooper mamae. Jika ligame ini terinvasi tumor hingga menyusut, di kulit bersangkutan akan timbul cekungan secara klinis dikenal dengan ‘tanda lesung’. Posterior dari glandula mamae adalah lapisan profunda faasia superfisialis subkutis, di anterior fasia m. Pektoralis mayor terdapat struktur yang longgar, disebut dengan celah posterior glandula mamae, maka glandula mamae dapat digerakkan bebas di atas permukaan otot pektoralis mayor. Jika tumor 18 menginvasi fasia m pektoralis mayor atau otot pektoralis mayr, mobilitasnya akan berkurang atau terfiksasi padanya. 3. Pemasokan Darah Pasokan darah kelenjar mamae terutama berasal dari cabang arteri aksilaris, ramus perforata intercostales 1-4 dari arteri mamaria interna dan ramus perforate arteri interkostales 3-7. Cabang arteri aksilaris dari medial ke lateral adalah arteri torakalis superior, arteri torakalis akromial, arteri torakalis lateralis. Agak ke lateral dari arteri torakalis lateralis terdapat arteri subskapularis. Arteri ini walaupu tidak memasok ke kelenjar mamae tapi pada operasi masektomi radikal untuk kanker mamae harus dibersihkan kelenjar limfe sekitarnya, mudah rudapaksa waktu operasi, harus hati-hati, bila perlu boleh diligasi atau dipotong. Vena dapat dibagi menjadi dua kelompok, superficial dan profunda. Vena superficial terletak di subkutis, mudah tampak, bermuara ke vena mamaria interna atau vena superfisialis leher. Vena dalam berjalan seiring dengan arteri yang senama tersebut diatas, secara terpisah bermuara ke vena aksilaris, vena mamaria interna da vena azigs atau vena hemiazigos. 4. Persarafan Kelenjar mamae dipersarafi oleh nervi interkostal 2-6 dan 3-4 rami dari pleksus servikalis. 5. Fungsi Fisiologis Fungsi faal dasar dari kelenjar mamae adalah mensekrasi sus, menyusui bayi. Fungsi lain adalah sebagai cirri seksual sekunder yang penting dari wanita, termasuk organ tanda seks yang penting. Kelenjar mamae merupakan target dari berbagai hormone, perkembangan, sekresi 19 susu dan fungsi lainnya hanya dipengaruhi system endokrin dan korteks serebri secara tak langsung. Perkembangan dan hyperplasia duktuli glandula mamae terutama tergantung kepada hormone gonadotropin dan estrogen, sedangkan lobuli glandulae bergantug kepada efek bersama dari progesterone dan setrogen dengan proporsi sesuai barulah dapat berkembang baik. C. Kanker Payudara 1. Definisi Kanker Payudara Kanker payudara (Carcinoma Mammae) adalah penyakit neoplasma ganas yang terjadi pada jaringan payudara akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel payudara (Fitria,2007). Penyebab kanker payudara sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Kanker payudara umumnya menyerang wanita usia antara 30-50 tahun. Faktor genetik, lingkungan dan hormonal diduga berkaitan dengan resiko terjadinya kanker payudara. 2. Etiologi Menurut Underwood (1999) mekanisme etiologi kanker payudara adalah: a. Hormon Hubungan antara resiko menarche, menopause dan usia kehamilan yang pertama kali menunjukkan bahwa hormon diduga mempunyai peranan terhadap timbulnya kanker payudara tapi lebih berperan sebagai promotor dibandingkan inisiator. Aktivitas estrogen tampaknya penting dengan pemberian estrogen dan kurangnya progesteron merupakan faktor yang bermakna. Menarche awal dan mundurnya 20 menopause akan menyebabkan banyaknya jumlah siklus haid dan penutupan estrogen yang berulang ulang mempunyai efek rangsangan terhadap epitel mamae. Pengaruh yang menguntungkan dari kehamilan aterm yang pertama kali mungkin diakibatkan kadar yang tinggi atau prolaktin yang melindungi epitel mamae dari pengaruh estrogen dalam kurun waktu lama. b. Kontrasepsi oral Pil dengan dosis tinggi berhubungan dengan meningkatnya resiko kanker endometrium dan mungkin juga dengan kanker payudara. c. Reseptor hormon Hormon mempunyai efek pada sel hanya setelah terjadi interaksi pada reseptor spesifik pada sel sasaran steroid sex. Estrogen berinteraksi denga reseptor ini kemudian selanjutnya interaksi dengan DNA menimbulkan faktor-faktor yang berhubungan dengan diferensiasi dan prolisasi. Orolisasi dan polipeptida lainnya berinteraksi dengan permukaan sel. Reseptor hormon estrogen dapat dideteksi pada sekitar 70% kasus kanker payudara. Reseptor hormon progesterone dalam keadaan normal lainnya terbentuk bila terdapat pada 35% pada kasus tumor 3. Faktor Resiko Ada beberapa faktor resiko yang di identifikasi berkaitan dengan terjadinya kanker payudara (Suzanne C. Smeltzer, 2001). Faktor resiko tersebut, meliputi: 21 a. Riwayat pribadi adanya kanker payudara Wanita yang telah menderita kanker payudara memiliki resiko yang meningkat sebesar 1 % setiap tahunnya untuk menderita kanker pada organ payudara sebelahnya. b. Riwayat keluarga dengan kanker payudara Mereka yang memiliki anak perempuan atau saudara perempuan yang menderita kanker payudara memiliki resiko meningkat 2-6 kali terkena kanker payudara. c. Menarche dini Resiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun. d. Nullipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama Wanita yang melahirkan anak pertama setelah usia 30 tahun mempunyai resiko 2 kali lipat untuk menderita kanker payudara dibandingkan wanita yang melahirkan anak pertama sebelum usia 20 tahun. e. Menopause pada usia lanjut Menopause setelah usia 50 tahun meningkatkan resiko untuk mengalami kanker payudara. 22 f. Riwayat penyakit payudara jinak Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel proliferatif mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara. g. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun Keduanya memiliki resiko hampir dua kali lipat untuk menderita kanker payudara. h. Obesitas Merupakan resiko terendah diantara wanita pascamenopause. Namun wanita gemuk yang didiagnosa penyakit ini mempunyai angka kematian yang lebih tinggi, yang paling sering berhubungan dengan diagnosis yang lambat. i. Penggunaan kontrasepsi oral Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral beresiko tinggi untuk mengalami kanker payudara. j. Terapi penggantian hormone Wanita yang berusia lebih tua yang menggunakan estrogen suplemen dalam jangka panjang (5-15 tahun) dapat mengalami peningkatan resiko terjadinya kanker payudara. 23 k. Konsumsi alkohol Ada sedikit peningkatan resiko pada wanita yang mengkonsumsi alkohol, bahkan dengan hanya sekali minum per hari. Resiko meningkat pada wanita yang minum alcohol tiga kali sehari. Tjindarbumi D (2003) menyatakan bahwa epidemiologi dari kanker payudara telah diselidiki lebih mendalam pada binatang dan manusia daripada penyakit kanker lainnya. Penelitian genetik dari penyakit ini telah berulanag kali menunjukkan suatu kenaikan 2 atau 3 kali lipat dalam resiko mendapatkan kanker payudara yang “site spesific” yang berhubungan dengan keluarga kanker payudara tingkat 1. Resiko ini menunjukkan jelas suatu kenaikkan, bila permulaan dari penyakit kanker payudara terjadi pada masa menopause atau bila terjadi bilateral. Selanjutnya Tjindarbumi D. (2003) menyatakan bahwa kanker payudara dapat juga ditemukan pada keluarga yang mempunyai hubungan dengan penyakit kanker lainnya, termasuk kanker dari: a. Kanker saluran pencernaan (Gastrointestinal cancer) b. Kanker indung telur dan rahim (ovarium and endometrium cancer) c. Tumor-tumor otak (Brain cncer) d. Kanker darah (leukimia) e. Sarkoma Berdasarkan hasil penelitian dari Simanjuntak T.M (1977) yang telah melakukan penelitiannya di bagian bedah FKUI/RSCM periode 19711973, menemukan beberapa faktor resiko pada kanker payudara yang sudah diterima secara luas oleh kalangan pakar kanker (oncologist) di dunia adalah sebagai berikut: 24 a. Wanita yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mendapatkan kanker payudara dan resiko ini akan bertambah samapi umur 50 tahun. b. Wanita yang tidak menikah resikonya 2-4 kali ebih tinggi daripada wanita yang menikah dan mempunyai anak. c. Wanita yang melahirkan anak pertama setelah berumur 35 tahun resikonya 2 kali lebih besar. d. Wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) yang usianya kurang dari 12 tahun resikonya 1,7 – 3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan menarche yang datang pada usia normal atau lebih dari 12 tahun. e. Wanita yang mengalami masa menopousenya terlambat lebih dari 55 tahun, resikonya 2,5 hingga 5 kali lebih tinggi. f. Wanita yang pernah mengalami infeksi, trauma atau tumor jinak payudara, resikonya 3-9 kali lebih besar. g. Wanita dengan kanker pada payudara kontralateral, resikonya 3-9 kali lebih besar. h. Wanita yang pernah mengalami operasi tumor ovarium resikonya 3-4 kali lebih besar. i. Wanita yang mengalami penyinaran (radiasi) di dinding dada, resikonya 2-3 kali lebih tinggi. j. Wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita kaner payudara pada ibu, saudara perempuan, adik/kakak, resikonya 2-3 kali lebih tinggi. 25 k. Wanita yang memakai kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak akan meningkatkan resiko untuk mendapatkan kanker payudara 11 kali lebih tinggi. 4. Perjalanan Penyakit a. Tahap-tahap perkembangan sel normal menjadi sel kanker Sejarah perkembangan tumor ganas dibagi dalam empat fase: perubahan yang besar pada sel target (transformasi), pertumbuhan sel yang bertransformasi tadi, invasi lokal dan metastasis ke seluruh tubuh. Inilah karakteristik perbedaan antara tumor jinak dan tumor ganas. b. Diferensiasi dan anaplasia Diferensiasi adalah sel neoplastik yang bila dibandngkan dengan sel normal berbeda secara fungsional dan morfologi, disebut anaplasia bila sel tersebut sudah sangat berbeda dengan sel normalnya. Anaplasia ditandai dengan beberapa perubahan morfologi: Pleomorfisme. Sel ditemukan beberapa kali lebih besar dari sel tetangganya dan kadang beberapa sel juga kadang-kadang lebih kecil Morfologi inti sel yang abnormal. Nucleus membesar dan hiperkromatik sehingga rasio terhadap sitoplasma menjadi 1:1.Terdapat anak inti yang besar di dalam inti. Mitosis. Menggambarkan aktivitas sel dalam membelah diri, biarpun adanya mitosis tidak dapat menggambarkan bahwa sel tersebut telah ganas apa tidak tetapi ada perubahan yang morfologi yang menggambarkan sel ganas apa tidak seperti atipik, mitosis aneh yang meproduksi tripolar atau quadripolar spindle. 26 Perubahan lain. Terbentuknya sel-sel tumor raksasa yang mempunyai inti yang sangat besar atau mempunyai beberapa inti sel. Di bagian tengah sel tumor tersebut biasanya mengalami nekrosis karena tidak mendapat suplai darah yang adekuat. c. Kecepatan pertumbuhan sel Kecepatan pertumbuhan sel biasanya ditandai dengan 3 factor utama: pertumbuhan sel dua kali lebih cepat dari normal, fraksi sel tumor yang berada di kolam replikasi, dan kecepatan dimana sel tumor bertumpuk. Umumnya, kecepatan pertumbuhan sel tumor sangat berkorelasi dengan tingkat diferensiasi mereka dan tumor ganas biasanya tumbuh lebih cepat dari tumor jinak. Biasanya sel tumor terhenti di fase G0 atau G1. d. Invasi lokal Semua tumor jinak tumbuh lambat dan biasanya lokal karena dia tidak mempunyai kemapuan untuk infiltrasi, invasi atau metastasis. Mereka membentuk kapsula fibrosa yang memisahkannya dari jaringan host. Biarpun dilindungi oleh jaringan kapsul tetapi dapat terjadi hemangioma (neoplasma yang terbentuk dari pembuluh darah yang terbentuk di sekitar tumor) biasanya manifestasinya terlihat di kulit. Pertumbuhan kanker bersamaan dengan infiltrasi yang progresif, invasi, dan penghancuran jaringan sekitar. Umumnya tumor ganas sangat tidak bisa membatasi geraknya dalam menyerang sel yang sehat. Pelan-pelan tumor yang ganas tersebut tumbuh mendekati jaringan kapsul dan mendorong menuju jaringan yang sehat. Pemerikaan histology massa kapsul menunjukkan barisan sel yang penetrasi dan 27 infiltrasi ke sel yang terdekat membentuk struktur yang tidak teratur seperti kepiting yang menggambarkan sel kanker. 5. Penyebaran Adalah penyebaran tumor ganas menuju ke rongga-rongga tubuh, pembuluh darah dan saluran limfatik akibat sifat invasive dari tumor ganas tersebut. a. Penyebaran ke rongga-rongga dan permukaan tubuh Terjadi ketika tumor ganas menyerang tempat-tempat rongga tubuh yang natural. Biasanya menyerang ke kavitas peritoneal, tetapi kavitas yang lain seperti pleural, pericardial, subarachnoid, dan persendian dapat juga terkena penyebaran dari tumor ganas. b. Penyebaran limfatik Penyebaran melalui limfatik adalah jalan yang paling sering ditempuh oleh tumor ganas. Pada kanker payudara melakukan pemeriksaan kelenjar limfatik aksilla sangat penting untuk mengetahui progresifitas tumor dan perencanaan tatalaksana. c. Penyebaran hematogen Arteri dengan dinding yang lebih tebal dari vena lebih kuat dari penetrasi yang dilakukan oleh tumor ganas, tumor ganas yang melewati kapiler pulmoner atau arteri pulmoner dapat meningkatkan risiko terjadinya emboli. Paru-paru dan liver merupakan yang paling sering terkena metastasis akibat persebaran hematogen. (Underwood, 1999). 28 Penyebaran terjadi melalui saluran limf dan darah. Metastasis ke kelenjar getah bening di temukan pada sekitar 40% kanker yang bermanifestasi sebagai massa yang dapat di palpasi, tetapi pada kurang dari 15% kasus yang ditemukan dengan mamografi. Lesi yang terletak di tengah atau kuadran luar biasanya mula-mula menyebar ke kelenjar aksila. Tumor yang terletak di kuadran dalam sering mengenai kelenjar getah bening di sepanjang arteri mamaria interna. Kelenjar supraklavikula kadang-kadang menjadi tempat utama penyebarannya, tetapi kelenjar ini baru terkena hanya setelah kelenjar aksilaris dan mamaria interna terkena. Dan kemudian terjadi penyebaran ketempat yang lebih distal, dengan kelainan metastatic di hampir semua organ atau jaringan tubuh. Lokasi yang disukai adalah paru, tulang, hati, dan kelenjar serta (yang lebih jarang) otak, limpa, hipofisis. Namun, tidak ada tempat yang tidak lolos. Metastasis mungkin timbul bertahun-tahun setelah lesi primer tampaknya telah terkontrol oleh terapi, kdang-kadang 15 tahun kemudian. (Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran. 2007) 6. Manifestasi Klinis Manifestasi klinis kanker payudara dapat berupa: a. Massa tumor Sebagian besar bermanifestasi sebagai benjolan pada payudara yang tidak nyeri, sering ditemukan secara tidak sengaja. Lokasi benjolan kebenyakan di kuadran lateral atas, umumnya lesi soliter, konsistensi agak keras, batas tidak tegas, permukaan tidak licin, mobilitas kurang. Benjolan itu mula-mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada putting susu. 29 Benjolan di payudara biasanya mendorong penderita untuk ke dokter. Benjolan ganas yang kecil sukar dibedakan dengan benjolan tumor jinak, tetapi kadang dapat diraba benjolan ganas yang melekat pada jaringan sekitarnya. Bila tumor telah besar, perlekatan lebih jelas. Konsistensi kelainan ganas biasanya keras. Pengeluaran cairan dari puting biasanya mengarah ke papiloma atau karsinoma intraduktal, sedangkan adanya nyeri lebih mengarah ke kelainan fibriokistik. b. Perubahan Kulit Tanda lesung: ketika tumor mengenai ligament glandula mamae, ligament itu memendek hingga kulit setempat menjadi cekung disebut ‘tanda lesung’. Perubahan kulit jeruk (peau d’orange): ketika vasa limfatik subkutis tersumbat sel kanker, hambatan drainase limfe menyebabkan udem kulit. Folikel rambut tenggelam ke bawah tampak sebagai tanda kulit jeruk. Nodul satelit kulit: ketika sel kanker di dalam vasa limfatik subkutis masing-masig membentuk nodul metastasis, di sekitar lesi primer dapat muncul banyak nodul tersebar, secara klinis diebut ‘tanda satelit’. Invasi, ulserasi kulit: ketikatumor menginvasi kulit, tampak perubahan berwarna merah atau merah gelap. Bila tumor terus bertambah besar, lokasi itu dapat menjadi iskemik, ulserasi, membentuk bunga terbalik. Ini disebut ‘tanda kembang kol’. Perubahan infalamatorik: secara klinis disebut ‘karsinoma mamae inflamatorik’. Tampil sebagai keseluruhan kulit mamae berwarna merah bengkak, mirip peradangan, dapat disebut ’tanda peradangan’. Tipe ini sering ditemukan pada kanker mamae waktu hamil atau laktasi. 30 c. Perubahan papilla mamae Retraksi, distorsi papilla mamae: umumnya akibat tumor menginvasi jaringan subpapilar. Secret papilar (umumnya sanguineus): sering karena karsinoma papilar dalam duktus beasr atau tumor mengenai duktus besar. Perubahan eksematoid: merupakan manifestasi spasifik dari kanker eksematoid (penyakit Paget). Klinis tampak areola, papilla mamae tererosi, berkrusta, secret, deskuamasi, sangan mirip eksim. d. Pembesaran kelenjar limfe regional Pembesaran kelenjar limfe aksilar ipsilateral dapat soliter ataupun multiple, pada awalnya mobil, kemudian dapat saling berkoalesensi atau adhesi dengan jaringan sekitarnya. Dengan perkembangan penyakit, kelenjar limfe supraklavikular juga dapat menyusul membesar. Yang perlu diperhatikan adalah ada sebagian sangat kecil pasien kanker mamae hanya tampil dengan limfadenopati aksilar tapi tak teraba mass mamae. Gambar 2.3. Tanda dan gejala pada karsinoma mammae (R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. 1997) 31 7. Diagnosis Pemeriksaan payudara secara rutin sangat diperlukan untuk mendeteksi adanya kanker payudara sedini mungkin. Semakin dini kanker tersebut ditemukan dan segera ditangani akan memberikan harapan kesembuhan yang besar. a. Anamnesis Harus mencakup status haid, perkawinan,partus, laktasi, riwayat kelainan mamae sebelumnya, riwayat kanker di keluarga, fungsi kelenjar tiroid dan penyakit ginekologik. Dalam riwayat penyekit sekarang terutama harus perhatikan waktu timbulnya massa, kecepatan pertumbuhan dan hubungan dengan haid. b. Pemeriksaan fisik Inspeksi Amati ukuran dan kesimetrisan kedua mamae, perhatikan apakah ada benjolan atau perubahan patologik kulit. Palpasi Dilakukan dengan posisi duduk dan berbaring, perabaan menggunakan tiga jari dan menekan mamae dengan lembut searah atau berlawanan dengan arah jarum jam, jika terdapat benjolan periksa dan catat lokasi, ukuran, konsistensi, batas, permukaan, mobilitas dan nyeri tekan. Kemudian pijat areola dan papilla mamae dengan lembut, lihat apakah keluar sekret. Periksa kelenjar limf aksila dengan perabaan ujung jari di seluruh fosa aksila kanan dan kiri. 32 c. Pemeriksaan Penunjang Mamografi Mamografi adalah pemeriksaan payudara dengan suatu alat dan merupakan suatu cara pemeriksaan yang sederhana, tidak sakit dan hanya memakan waktu 5 - 10 menit saja. Saat terbaik untuk menjalani pemeriksaan mamografi adalah seminggu setelah selesai menstruasi. Caranya adalah meletakkan payudara secara bergantian antara 2 lembar alas, kemudian dibuat foto rontgen dari atas ke bawah, kemudian dari kiri ke kanan. Kelebihan mamograri adalah dapat menampilkan nodul yang sulit dipalpasi, dapat menemukan lesi mamae tanpa nodul namun terdapat bercak mikrokalsifikasi, sebuah benjolan sebesar 0,25 cm sudah dapat terlihat pada mammogram. Ketepatan diagnosis sekitar 80%. Ultrasonografi (USG) Pemeriksaan USG adalah pemeriksaan dengan menggunakan gelombang bunyi dengan frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan pada payudara. Tranduser frekuensi tinggi dan pemeriksaan dopler tidak hanya dapat membedakan dengan sangat baik tumor kistik atau padat, tapi juga dapat mengetahui pasokan darahnya serta kondisi jaringan di sekitarnya, menjadi dasar diagnosis yang baik MRI mamae. Karena tumor mamae mengandung densitas mikrovaskular abnormal, MRI mamae degan kontras memiliki spesifisitas tinggi dalam diagnosis karsinoma mamae stadium dini. Tapi pemeriksaan 33 ini cukup mahal, sulit digunakan meluas, hanya menjadi suatu pilihan dalam diagnosis banding terhadap mikrotumor. Pemeriksaan Laboratorium Dewasa ini belum ada petanda spesifik untuk kanker mamae. CEA memiliki nilai positif bervariasi 20-70%, antibody monoclonal CA 15-3 angka positifnya 33-60%, semuanya dapat untuk referensi diagnosis dan tindak lanjut klinis. Pemeriksaan sitologi Aspirasi jarum halus atau Fine needle Aspiration biopsy (FNAB) merupakan metode yang sederhana, aman, akurasi mencapai 90% lebih. Data menunjukkan pungsi aspirasi jarum tidak mempengaruhi hasil terapi. Pemeriksaan histologik pungsi jarum mandarin. Pemeriksaan ini memiliki kelebihan sederhana dan aman seperti FNAB, juga ketepatan diagnosis histologik biopsy eksisi, serta dapat memeriksa imunohistologi yang sesuai. Pemeriksaan ini luas dipakai di klinis, khususnya sasuai bagi pasien yang diberi kemoterapi adjuvant Pemeriksaan Biopsi Cara biopsy dapat berupa eksisi ataupun insisi, tapi umumnya dengan biopsy eksisi. Di RS yang menyediakan dapat dilakukan potong beku saat operasi. 34 8. Klasifikasi Stadium Penentuan Stadium Kanker Payudara. Faktor prognostik terpenting untuk kanker payudara adalah ukuran tumor primer, metastasis ke kelenjar getah bening, dan adanya lesi di tempat jauh. Faktor prognostik lokal yang buruk adalah invasi ke dinding dada, ulserasi kulit, dan gambaran klinis karsinoma peradangan. Gambaran ini digunakan untuk mengklasifikasikan perempuan ke dalam kelompok prognostik demi kepentingan pengobatan, konseling, dan uji klinis. Sistem penentuan stadium yang tersering digunakan telah dirancang oleh American Joint Committee on Cancer Staging dan International Union Against Cancer, seperti terlihat berikut ini. Harapan hidup 5 tahun untuk perempuan berkisar dari 92% untuk penyakit stadium IIa hingga 13% untuk penyakit stadium IV. Klasifikasi yang digunakan adalah menggunakan system TNM dengan ‘T’ yaitu ukuran tumor, ‘N’ yaitu Node atau kelenjar getah bening regional dan ‘M’ yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Pada kanker payudara penilaian TNM sebagai berikut: a. T (tumot size) ukuran tumor: T0 : tidak ditemukan tumor primer T1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang T2 : ukuran tumor diameter 2-5 cm T3 : ukuran tumor diameter > 5 cm T4 : ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada pada keduanya yang dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit luar utama. 35 b. N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb) : N0 : tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/ aksilla N1 : ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan. N2 : ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan N3 : ada metastasis ke kgb di supraklavikula atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum. c. M (Metastasis), penyebaran jauh : Mx : metastasis jauh belum dapat dinilai M0 : tidak terdapat metastasis jauh M1 : terdapat metastasis jauh Setelah masing-masing factor T,N,M, didapatkan, ketiga factor tersebut kemudian digabung dan didapatkan stadium kanker sbagai berikut : Stadium 0 : T0 N0 M0 Stadium I : T1 N0 M0 Stadium IIA : T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0 Stadium IIB : T2 N1 M0 / T3 N0 M0 Stadium IIIA : T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1-2 M0 Stadium IIIB : T4 N apapun MO Stadium IIIC : T apapun N3 MO 36 Stadium IV : T apapun N apapun M1 9. Terapi Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit (Tjarbumi, 1994). Terapi bedah,radioterapi, kemoterapi dan terapi hormon, menempati posisi sangat penting dalam terapi kanker mamae dan selalu harus digunakan sacara kombinasi. Terhadap setiap kasus kanker mamae harus ditentukan strategi terapi menyeluruh, strategi menyeluruh akan langsung berpengaruh pada hasil terapi. a. Terapi bedah Pasien pada awal termasuk stadium 0, I, II dan sebagian stadium III disebut kanker mamae operable. Operasi yang biasa dilakukan adalah masektomi yaitu operasi pengangkatan payudara. Biasanya disebut masektomi total jika mengangkat seluruh payudara tetapi tidak mengangkat kelenjar ketiak atau masektoni radikal jika dilakukan pengangkatan pada sebagian dari payudara. b. Radioterapi Radioterapi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menngunakan sinar X dan sinar gamma yangbertujuan membunuh sel-sel kanker yang masih tersisa (Denton, 1996). Efek pengobatan ini adalah tubuh menjadi lelah, nafsu makan berkurang, warna kulit disekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung turun sebagai akibat radiasi. Radioterapi bisa digunakan secara murni untuk kuratif, sebagai terapi adjuvant ataupun radioterapi paliatif. 37 c. Kemoterapi Kemoterapi adalah proses pemberian obat0obatan antikanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infuse yang bertujuan untuk membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker di payudara tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi. Kemoterapi bisa diberikan sebelum operasi atau sebagai adjuvan. D. Konsep Dasar Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) 1. Pengertian SADARI adalah periksa payudara sendiri yang dilakukan secara rutin setiap bulan setelah menstruasi (Gilbert, 1996: 44). Sedangkan menurut Manuaba (1999: 72) SADARI adalah upaya untuk menetapkan adanya tumor atau tidak dalam payudara yang dilakukan dengan peradabaan. 2. Tujuan Menurut Ramli (2000: 177) tujuan dilakukan SADARI adalah untuk mendeteksi secara dini jika ada kelainan di payudara. Menurut Barbara C. Long (1996) tujuan dilakukannya SADARI adalah untuk mendeteksi adanya kelainan-kelainan pada payudara baik struktur, bentuk ataupun tekstur 3. Waktu SADARI SADARI dianjurkan pada setiap wanita yang telah memiliki siklus menstruasi dan wanita yang telah mengakhiri siklus menstruasi (menopause). 38 SADARI dilakukan setiap bulan selama lebih kurang 5-10 menit Sebulan sekali, satu minggu setelah menstruasi selesai atau antara hari kelima dan kesepuluh dari siklus menstruasi dengan menghitung hari pertama menstruasi sebagai hari pertama. SADARI dapat juga langsung dilakukan apabila dicurigai adanya kelainan pada payudara (Suzanne C. Smeltzer, 2001). 4. Cara pemeriksaan SADARI Menurut Sarwono (1999, 473) cara SADARI : a. Perhatikan dan amati : Perhatikan dengan teliti payudara anda dimuka cermin tanpa berpakaian sambil berdiri tegak, dengan kedua lengan lurus kebawah disamping badan. Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Perhatikan juga bila ada benjolan di payudara. Amati dengan teliti, sebab anda sendirilah yang mengenal tubuh anda. Gambar 2.4 Cara Pemeriksaan Sadari 1 (Naura, 2009) 39 Angkatlah kedua lengan lurus keatas dan ulangi periksa. Mengangkat kedua lengan dimaksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya. Gambar 2.5 Cara Pemeriksaan Sadari 2 (Naura, 2009) Dengan kedua siku mengarah kesamping tekanlah telapak tangan anda di pinggang. Cara ini akan menegangkan otot-otot dada dan axilla agar perubahan-perubahan ex cekungan (dekok) dan benjolan akan lebih kelihatan. Gambar 2.6 Cara Pemeriksaan Sadari 3 (Naura, 2009) b. Tindakan berikutnya lakuakan perabaan payudara dalam posisi berbaring dengan cara : Rabalah dengan tiga ujung jari tengah yang dirapatkan 40 Lakukan gerakan memutar dengan tekanan lembut tetapi mantap dimulai dari pinggir dengan mengkuti arah putaran jarum jam.Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara sirkuler atau radier Radier Sirkuler Gambar 2.7 Cara Pemeriksaan Sadari 4 (Naura, 2009) Lakukan perabaan pada payudara kanan dengan cara berbaringlah dengan tangan kanan dibawah kepala dan letakkanlah bantal kecil dibawah punggung kanan. Raba seluruh permukaan payudara kanan dengan gerakan pada memutar dari luar kedalam atau radier. Lakukan hal yang sama seperti di atas tetapi dengan tangan kiri di bawah kepala, sedang tangan kanan meraba payudara kiri anda. Perhatikan bila ada benjolan yang mencurigakan Pencetlah pelan-pelan daerah sekitar putting dan amatilah apakah keluar cairan yang tidak normal (tidak biasa). Gambar 2.8 Cara Pemeriksaan Sadari 5 (Naura, 2009) 41 Pemeriksaan ketiak. Bagilah payudara menjadi 4 bagian, ¼ atas dekat axilla. Beri perhatian khusus karena ditempat tersebut sering ditemukan tumor payudara serta lakukan juga pemeriksaan ketiak. Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak. Gambar 2.9 Cara Pemeriksaan Sadari 6 (Naura, 2009) 5. Hasil pemeriksaan SADARI a. Melihat sendiri perubahan payudara. Pada waktu melihat payudara dapat menggunakan cermin sehingga mudah terlihat perubahan payudara berupa: Terjadi pigmentasi kulit payudara (perubahan warna, bertambah hitam atau menjadi putih). Perubahan letak puting susu (retraksi puting susu). Perubahan kulit payudara menjadi keriput. Putting susu mengeluarkan cairan darah. Pergerkan payudara terbatas, artinya saat menggerakkan tangan payudara tidak ikut bergerak. Terdapat luka atau ulkus pada payudara 42 b. Jika terdapat benjolan saat melakukan perabaan. Perlu diperhatikan dan dicatat hal-hal terkait antara lain: Lokasi dibagian mana Ukuran seberapa besar Konsistensi lunak atau keras Batas tegas atau tidak Permukaan berbenjol atau rata Mobilitas dan nyyeri tekan E. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian adalah hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2002: 63). Kerangka konsep di bawah ini menjelaskan bahwa tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) bisa dikategorikan menjadi tinggi, sedang dan rendah. Tingkat pengetahuan juga dapat dipengaruhi oleh karakteristik wanita usia subur (2050 tahun) meliputi usia dan tingkat pendidikan. Dimana dengan semakin tua usia seseorang maka akan bertambah pengalaman hidupnya sehingga tingkat pengetahuannya pun semakin baik. Begitu juga tingkat pendidikan yang semakin tinggi, maka wawasan dan pemahaman serta pengetahuan seseorang akan semakin tinggi pula. 43 VARIABEL INDEPENDEN Umur Pendidikan Pekerjaan Intelegansia Lingkungan Social budaya Media informasi Pengelaman VARIABEL DEPENDEN Pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) 1. Pengertian SADARI 2. Tujuan SADARI 3. Waktu SADARI 4. Cara pemeriksaan SADARI 5. Hasil pemeriksaan SADARI Tinggi Sedang Rendah Keterangan : Cetak tebal adalah variabel yang diteliti Gambar 2.10 Kerangaka Konsep Penelitian F. Variabel Pengukuran Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberi nilai beda terhadap sesuatu (benda,manusia dan lain-lain) (Nursalam, 2003). Variabel yang akan diteliti adalah variabel dipenden pengetahuan wanita usia (20-50 tahun) tentang SADARI yang terdiri dari sub variabel yaitu : pengetian SADARI, tujuan SADARI, waktu SADARI, cara dan hasil pemeriksaan SADARI dalam mendeteksi dini kanker payudara serta variabel independen berupa usia dan pendidikan. Untuk dapat mengukur variabel penelitian ini penulis menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2002 : 21) yaitu yang dimaksud dengan instrumen adalah “alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen ini dapat berupa question (pertanyaan), formulir, observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan penataan data”. Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan kuisioner pertanyaan. 44 G. Definisi operasional Definisi operasional merupakan penjelasan semua variable dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian. (Setiadi, 2007) Tabel 2.1 Definisi Operasional Variabel Usia Variable Pendidikan Definisi Parameter Umur yang 1. 20-30 thn didapat berdasarkan 2. 31-40 thn pengakuan responden 3. 41-50 thn Alat Ukur Kuesioner Skala Skor/ Kode Ordinal 1. 20-30 thn 2. 31-40 thn 3. 41-50 thn Definisi Tingkat Parameter Alat ukur 1.Dasar (SD Kuesioner sekolah dan SMP) (SD formal yang 2.Menengah SMP) dicapai (SMA) 2.Menenga berdasarkan 3.Tinggi h (SMA) pengakuan (akademi,S1) 3.Tinggi(ak responden Skala Ordinal Skor/kode 1.Dasar dan ademi, S1) 45 Variable Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor/kode Penegtahua Suatu hal Tahu Kuisioner Ordinal n wanita yang tentang:. benar nilai 3 usia 20-50 dipahami dan 1.Pengertian Jawaban tahun dimengerti SADARI ragu atau tentang oleh 2.Tujuan mendekati SADARI responden SADARI nilai 2 3.Waktu Jawaban SADARI salah nilai 1 4.Cara Tidak pemeriksaan menjawab SADARI nilai 0 5.Hasil Kriteria pemeriksaan pengetahuan SADARI : Jawaban Tinggi: (skor >12) Sedang : (skor 6-12) Rendah: (skor <6) 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodelogi penelitian adalah cara memecahkan masalah menurut metode keilmuan (Notoatmodjo,2002). Pada bab ini akan dibahas mengenai desain penelitian, ruang lingkup penelitian, kerangka konsep, populasi, sampel dan sampling, pengolahan serta analisa data. A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan wadah menjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif survey dengan menggunakan desain Cross Sectional melalui kuisioner yang diberikan pada responden. Dimana metode penelitian deskriptif adalah metode penilitian terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu, dimana informasi yang disediakan biasanya berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu populasi (Setiadi, 2007:131). B. Ruang Lingkup Penelitian 1. Subjek Subjek yang diteliti adalah wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa Tahun 2010 2. Obyek Obyek penelitian tentang hubungan usia dan tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) 47 3. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa sedangkan waktu penelitiannya adalah bulan September 2010. C. Kerangka Operasional Penelitian (Frame Work) Gambar 3.1 Kerangka Operasional Populasi 67 jiwa wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010 Sampel 67 jiwa wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010 Sampling Sampling Jenuh Mengumpulkan Data Membagikan Questionare kepada responden Meminta responden untuk menjawab pertanyaan pada lembar Questionare Mengolah Analisa Data Editing Koding Sorting Entry data Cleaning Penyajian data Hasil Laporan awal Seminar Hasil Laporan akhir 48 D. Populasi, Sampel dan Sampling 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1998: 15). Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2002: 79). Populasi dalam penelitian ini adalah 67 jiwa wanita usia 20-50 tahun yang bertempat tinggal di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010. 2. Sampel Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan subjek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002: 79). Menurut Notoatmodjo (2002: 79) apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebik baik sampel diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah 67 jiwa wanita usia 20-50 tahun yang bertempat tinggal di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010. 3. Sampling Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili porsi (Nursalam, 2003), teknik sampling adalah suatu cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian (Nursalam dan Pariani,2001). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sampel. 49 E. Instrumen Penelitian Untuk mengukur pengetahuan, alat ukur yang digunakan adalah angket atau kuesioner yang diberikan kepada para responden. Angket adalah penyelidikan suatu masalah yang banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak) dengan jalan mengedarkan formulir berupa pertanyaan, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subyek untuk mendapakan jawaban (respon, tanggapan) tertulis sepenuhnya (Arikunto, 1998: 112). Instrumen dalam penelitian ini adalah pengetahuan. Peneliti mengukur dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada para responden. Pada setiap item pertanyaan terdapat 3 alternatif jawaban yang ada, bila jawaban benar mendapat skor 3 (nilai tertinggi), bila jawaban yang diberikan ragu-ragu atau kurang tepat mendapat skor 2 (nilai sedang) dan bila jawaban yang diberikan salah mendapat skor 1 (nilai rendah) F. Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Setelah data terkumpul melalui angket atau kuesioner maka dilakukan pengolahan data yang melalui beberapa tahapan sebagai berikut: a. Seleksi Data (Editing) Proses pemeriksaan data dilapangan sehingga dapat menghasilkan data yang akurat untuk pengelolaan data selanjutnya kegiatan yang dilakukan adalah memeriksa apakah semua pertanyaan penelitian sudah dujawab dan jawaban yang atau tertulis dapat dibaca secara konsisten. b. Pemberian Kode (Coding) Setelah dilakukan editing selanjutnya penulis memberikan kode tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisa data. 50 c. Pengelompokan data (Tabulating) Pada tahap ini, jawaban-jawaban responden yang sama dikelompokkan dengan teliti dan teratur lalu dihitung lalu dijumlahkan kemudian dituliskan dalam bentuk tabeltabel. 2. Teknik Analisa Data Selanjutnya setelah data diolah maka dilakukan analisis data yaitu dengan analisis Deskriptif Univariabel dengan menggunakan distribusi frekuensi terhadap hasil kuesioner dan dijadikan dalam bentuk tabel atau grafik. a. Untuk pengetahuan Menggunakan rumus: P = f / N x 100% Keterangan : P : proporsi F : jumlah jawaban yg benar N : jumlah skor maksimal jika jawaban di jawab semua (Arikunto, 1998) Pemberian skor 3 untuk setiap jawaban yang benar dan pemberian skor 2 untuk jawaban yang mendekati benar dan skor 1 untuk jawaban yang salah. Untuk tingkat pendidikan peneliti mengkategorikan variable ini menjadi 3 kategori yaitu pengetahuan tinggi, pengetahuan sedang dan pengetahuan rendah. Pengolahan data 51 untuk variable pendidikan peneliti menggunakan program SPSS for windows versi 16.0 b. Untuk Pendidikan Untuk tingkat pendidikan peneliti mengkategorikan variable ini menjadi 3 kategori yaitu Dasar (SD), Menengah (SMP, SMA) dan Tinggi (akademi, S1). Pengolahan data untuk variable pendidikan peneliti menggunakan program SPSS for windows versi 16.0. c. Untuk Usia Untuk usia peneliti mengkategorikan variabel ini menjadi 3 kategori yaitu 20-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun. Pengolahan data untuk variable usia peneliti menggunakan program SPSS for windows versi 16.0. d. Uji Hipotesis Pada penelitian ini data hasil penelitian diolah menggunakan rumus Chi-Square Test untuk pengujian hipotesis, karena pada penelitian ini peneliti mengkategorikan kedua variable tersebut menjadi 3 kategori yaitu rendah sedang tinggi. Uji hipotesis dengan Chi Square test ini dioperasikan dengan menggunakan SPSS for windows versi 16.0. 52 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian Setelah kuesioner dikumpulkan dan diolah didapat data yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan diagram.Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian mengenai hubungan usia dan tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (sadari) di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa berdasarkan hasil pengumpulan data pada tahun 2010 diperoleh 67 responden. 1. Data Umum Pada bagian ini peneliti akan membahas data umum responden meliputi usia dan pendidikan pada wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010 a. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010. No Usia Jumlah Persen (%) 1 20-30tahun 30 44,8 2 31-40tahun 21 31,3 3 41-50tahun 16 23,9 Jumlah 67 100 53 Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang berusia 20-30 tahun sebanyak 30 responden (44,8%), yang berusia 31-40 tahun sebanyak 21 responden (31,3%) dan yang berusia 41-50 tahun sebanyak 16 responden (23,9%) b. Distribusi responden berdasarkan pendidikan Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan pendidikan di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010. No Pendidikan Jumlah Persen (%) 1 Dasar 14 20,9 2 Menengah 22 32,8 3 Tinggi 31 46,3 Jumlah 67 100% Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang berpendidikan dasar sebanyak 14 responden (20,9%), yang berpendidikan menengah sebanyak 22 responden ( 32,8%) dan yang berpendidikan tinggi sebanyak 31 responden (46,3%). 2. Data Khusus Pada bagian ini peneliti akan membahas data khusus dari 60 responden mengenai pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010 Sesuai dengan pertanyaan penelitian maka hasil penelitian ini dibagi dalam 5 sub variabel, yaitu: 54 1.Pengertian SADARI 2.Tujuan SADARI 3.Waktu SADARI 4.Cara SADARI 5.Hasil SADARI Berikut ini akan disajikan hasil penelitian tentang pengetahuan tersebut berdasarkan sub variabel dan penegetahuan secara keseluruhan dalam bentuk table dan diagram a. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pertanyaan Distribusi jawaban berdasarkan pertanyaan “apakah SADARI untuk mendeteksi tumor payudara dapat dilakuan sendiri oleh setiap wanita”. Table 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan jawaban pertanyaan “apakah SADARI untuk mendeteksi tumor payudara dapat dilakuan sendiri oleh setiap wanita” pada wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa tahun 2010. No Apakah SADARI untuk Jumlah Persentase (%) mendeteksi tumor payudara dapat dilakuan sendiri oleh setiap wanita (pertanyaan 1) 1 Salah 9 13,4 2 Mendekati atau ragu-ragu 15 22,4 3 Benar 43 64,2 Jumlah 67 100 55 Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata responden yang menjawab benar pada pertanyaan apakah SADARI untuk mendeteksi tumor payudara dapat dilakuan sendiri oleh setiap wanita adalah sebanyak 43 responden (64,2%), diikuti dengan jawaban yang mendekati atau ragu-ragu sebanyak 15 responden (22,4%) dan responden yang menjawab salah sebanyak 9 responden (13,4%). Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi jawaban pertanyaan “apakah SADARI untuk mendeteksi tumor payudara dapat dilakuan sendiri oleh setiap wanita ”pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan usia. Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 67 responden, sebagian besar respondennya berusia 20-30 tahun yaitu sebanyak 30 responden (100%) dari jumlah tersebut didapat 5 orang (16,7%) dengan jawaban salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 6 responden (20%) dan responden yang jawabannya benar 56 sebanyak 19 responden (63%). Berikutnya terbanyak kedua adalah responden yang berusia 31-40 tahun ada 21 responden (100%) dari jumlah tersebut tidak ada yang menjawab salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 6 responden(28,6) dan responden yang jawabannya benar sebanyak 15 responden (71,4%) . Sedangkan responden yang paling sedikit yaitu responden yang berusia 41-50 tahun ada 16 responden (100%), terdapat 4 orang (25%)dengan jawaban salah diikuti respoden yang mendekati sebanyak jawabannya 3 responden (18,7%) dan responden yang jawabannya benar sebanyak 9 responden (56,2%). Diagram 4.2 Distribusi jawaban pertanyaan “apakah SADARI untuk mendeteksi tumor payudara dapat dilakuan sendiri oleh setiap wanita” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan. 57 Diagram diatas menunjukkan bahwa dari 67 responden, sebagian besar respondennya berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 31 responden (100%) , dari jumlah tersebut didapat 18 orang (58,1%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 5 responden (16,1%) dan responden yang jawabannya salah sebanyak 8 (25,8) responden. Berikutnya terbanyak kedua adalah responden dengan pendidikan menengah ada 22 responden (100%) dari jumlah tersebut didapat 14 orang (63,6%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 8 responden (36,4%) dan tidak ada responden (0%) yang jawabannya salah. Sedangkan responden yang paling sedikit yaitu responden yang berpendidikan dasar ada 14 responden (100%), yaitu didapat 11(78,6%) orang dengan jawaban benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 2 responden (14,3%) dan responden yang jawabannya salah sebanyak 1 responden (7,1%). Distribusi pengetahuan berdasarkan pertanyaan “penegertian SADARI”. Table 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan jawaban pertanyaan “penegertian SADARI” di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010. No Penegrtian SADARI Jumlah Persentase (%) (Pertanyaan 2) 1 Salah 10 14,9 2 Mendekati atau ragu-ragu 11 16,4 3 Benar 46 68,7 67 100 Jumlah 58 Tabel di atas menunjukkan bahwa untuk pertanyaan pengertian SADARI , responden yang menjawab benar adalah sebanyak 46 responden (68,7%), diikuti dengan jawaban yang mendekati atau ragu-ragu sebanyak 11 responden (16,4%) dan responden yang menjawab salah sebanyak 10 responden (14,9%). Diagram 4.3 Distribusi jawaban pertanyaan “pengertian SADARI” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan usia. Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 67 responden, sebagian besar respondennya berusia 20-30 tahun yaitu sebanyak 30 responden (100%) dari jumlah tersebut didapat 7 orang (23,3%) dengan jawaban salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 6 responden (20%) dan responden yang jawabannya benar sebanyak 17 responden (56,7%). Berikutnya terbanyak kedua adalah responden yang berusia 31-40 tahun ada 21 responden (100%) dari 59 jumlah tersebut 1 responden (4,8%) yang menjawab salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 3 responden (14,3) dan responden yang jawabannya benar sebanyak 17 responden (80,9%). Sedangkan responden yang paling sedikit yaitu responden yang berumur 41-50 tahun ada 16 responden (100%), terdapat 2 orang (12,5%) dengan jawaban salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 2 responden (12,5%) dan responden yang jawabannya benar sebanyak 12 responden (75%). Diagram 4.4 Distribusi jawaban pertanyaan “pengertian SADARI” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan. Diagram diatas menunjukkan bahwa dari 67 responden, sebagian besar respondennya berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 31 responden (100%) , dari jumlah tersebut didapat 21 orang (67,8%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati 60 sebanyak 5 responden (16,1%) dan responden yang jawabannya salah sebanyak 5 responden (16,1%). Berikutnya terbanyak kedua adalah responden dengan pendidikan menengah ada 22 responden (100%) dari jumlah tersebut didapat 17 orang (77,3%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 3 responden (13,6%) dan 2 responden (9,1%) yang jawabannya salah. Sedangkan responden yang paling sedikit yaitu responden yang berpendidikan dasar ada 14 responden (100%), yaitu didapat 8 orang (57,1%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 3 responden (21,4%) dan responden yang jawabannya salah sebanyak 3 responden (21,4%). Distribusi pengetahuan berdasarkan pertanyaan “Tujuan SADARI”. Table 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan jawaban pertanyaan “Tujuan SADARI” di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada bulan September 2010. No Tujuan SADARI Jumlah Persentase (%) (Pertanyaan 3) 1 Salah 17 10,4 2 Mendekati atau ragu-ragu 23 34,3 3 Benar 37 55,2 67 100 Jumlah Tabel di atas menunjukkan bahwa untuk pertanyaan “tujuan SADARI”, responden yang menjawab benar adalah sebanyak 37 responden (55,2%), diikuti dengan jawaban yang mendekati atau ragu-ragu sebanyak 23 responden (34,3%) dan responden yang menjawab salah sebanyak 17 responden (10,4%). 61 Diagram 4.5 Distribusi jawaban pertanyaan “tujuan SADARI” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan usia. Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 67 responden, sebagian besar respondennya berusia 20-30 tahun yaitu sebanyak 30 responden (100%) dari jumlah tersebut didapat 5 orang (16,7%) dengan jawaban salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 10 responden (33,3%) dan responden yang jawabannya benar sebanyak 15 responden (50%). Berikutnya terbanyak kedua adalah responden yang berusia 31-40 tahun ada 21 responden (100%) dari jumlah tersebut 1 responden (4,8%) yang menjawab salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 7 responden (33,3%) dan responden yang jawabannya benar sebanyak 13 responden (61,9%). Sedangkan responden yang paling sedikit yaitu responden yang berusia 41-50 tahun ada 16 responden (100%), 62 terdapat 1 orang (6,3%) dengan jawaban salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 6 responden (37,5%) dan responden yang jawabannya benar sebanyak 9 responden (56,2%). Diagram 4.6 Distribusi jawaban pertanyaan “tujuan SADARI” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan. Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 67 responden, sebagian besar respondennya berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 31 responden (100%) , dari jumlah tersebut didapat 19 orang (61,3%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 10 responden (32,2%) dan responden yang jawabannya salah sebanyak 2 responden (6,5%). Berikutnya terbanyak kedua adalah responden dengan pendidikan menengah ada 22 responden (100%) dari jumlah tersebut didapat 14 orang (63,3%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang 63 jawabannya mendekati sebanyak 8 responden (36,4%) dan tidak ada responden (0%) yang jawabannya salah. Sedangkan responden yang paling sedikit yaitu responden yang berpendidikan dasar ada 14 responden (100%), yaitu didapat 4 orang (28,6%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 5 (37,5%) responden dan responden yang jawabannya salah sebanyak 5 responden (37,5%). Distribusi pengetahuan berdasarkan pertanyaan “waktu pemeriksaan SADARI”. Table 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan jawaban pertanyaan “waktu pemeriksaan SADARI” di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010. No Waktu pemeriksaan Jumlah SADARI (Pertanyaan Persentase (%) 4) 1 Salah 9 13,4 2 Mendekati atau ragu-ragu 26 38.8 3 Benar 32 47,8 67 100 T Jumlah abel di atas menunjukkan bahwa untuk pertanyaan “waktu pemeriksaan SADARI”, responden yang menjawab benar adalah sebanyak 32 responden (47,8%), diikuti dengan jawaban yang mendekati atau ragu-ragu sebanyak 26 responden (38,8%) dan responden yang menjawab salah sebanyak 9 responden (13,4%). 64 Diagram 4.7 Distribusi jawaban pertanyaan “waktu pemeriksaan SADARI” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan usia. Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 67 responden, sebagian besar respondennya berusia 20-30 tahun yaitu sebanyak 30 responden (100%) dari jumlah tersebut didapat 5 orang (16,7%) dengan jawaban salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 7 responden (23,3%) dan responden yang jawabannya benar sebanyak 18 responden(60%). Berikutnya terbanyak kedua adalah responden yang berusia 31-40 tahun ada 21 responden (100%) dari jumlah tersebut 3 responden (14,3%) yang menjawab salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 10 responden (47,6%) dan responden yang jawabannya benar sebanyak 8 responden (38,1%). Sedangkan responden yang paling sedikit yaitu responden yang berusia 41-50 tahun ada 16 responden (100%), terdapat 1 orang (6,3%) dengan jawaban salah diikuti respoden yang 65 jawabannya mendekati sebanyak 9 responden (56,2%) dan responden yang jawabannya benar sebanyak 6 responden (37,5%). Diagram 4.8 Distribusi jawaban pertanyaan “waktu pemeriksaan SADARI” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan. Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 67 responden, sebagian besar respondennya berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 31 responden (100%) , dari jumlah tersebut didapat 16 orang (51,6%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 10 responden (32,2%) dan responden yang jawabannya salah sebanyak 5 responden (16,2%). Berikutnya terbanyak kedua adalah responden dengan pendidikan menengah ada 22 responden (100%) dari jumlah tersebut didapat 11 orang (50%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 10 responden (45,5%) dan 1 66 responden (4,5%) yang jawabannya salah. Sedangkan responden yang paling sedikit yaitu responden yang berpendidikan dasar ada 14 responden (100%), yaitu didapat 5orang (35,7%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 6 responden (42,9%) dan responden yang jawabannya salah sebanyak 3 responden (21,4%). Distribusi pengetahuan berdasarkan pertanyaan “cara pemeriksaan SADARI”. Table 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan jawaban pertanyaan “cara pemeriksaan SADARI” di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010. Cara pemeriksaan Jumlah Persentase (%) No SADARI (Pertanyaan 5) 1 Salah 16 23,9 2 Mendekati atau ragu-ragu 9 13,4 3 Benar 42 62,7 Jumlah 67 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa untuk pertanyaan “waktu pemeriksaan SADARI”, responden yang menjawab benar adalah sebanyak 42 responden (62,7%), diikuti dengan jawaban yang mendekati atau ragu-ragu sebanyak 9 responden (13,4%) dan responden yang menjawab salah sebanyak 16 responden (23,9 %). 67 Diagram 4.9 Distribusi jawaban pertanyaan “cara pemeriksaan” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan usia. Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 67 responden, sebagian besar respondennya berusia 20-30 tahun yaitu sebanyak 30 responden (100%) dari jumlah tersebut didapat 7 orang (23,3%) dengan jawaban salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 6 responden (20%) dan responden yang jawabannya benar sebanyak 17 responden (56,7%). Berikutnya terbanyak kedua adalah responden yang berusia 31-40 tahun ada 21 responden (100%) dari jumlah tersebut 7 responden(33,3%) yang menjawab salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 1 responden (4,8%) dan responden yang jawabannya benar sebanyak 13 responden (61,9%). Sedangkan responden yang paling sedikit yaitu responden yang berusia 41-50 tahun ada 16 responden (100%), terdapat 2 orang 68 (12,5%) dengan jawaban salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 2 responden (12,5%) dan responden yang jawabannya benar sebanyak 12 responden (12,5%). Diagram 4.10 Distribusi jawaban pertanyaan “Cara Pemeriksaan SADARI” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan. Diagram tersebut menunjukkan bahwa dari 67 responden, sebagian besar respondennya berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 31 responden (100%) , dari jumlah tersebut didapat 19 orang (61,3%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 3 responden(9,7%) dan responden yang jawabannya salah sebanyak 9 (29%) responden. Berikutnya terbanyak kedua adalah responden dengan pendidikan menengah ada 22 responden (100%) dari jumlah tersebut didapat 17 orang(77,3%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 1responden 69 (4,5%) dan 4 responden (18,2%) yang jawabannya salah. Sedangkan responden yang paling sedikit yaitu responden yang berpendidikan dasar ada 14 responden (100%), yaitu didapat 6 orang (42,9%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 5 (35,7%) responden dan responden yang jawabannya salah sebanyak 3 responden (21,4%). Distribusi pengetahuan berdasarkan pertanyaan “hasil pemeriksaan SADARI”. Table 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan jawaban pertanyaan “hasil pemeriksaan SADARI” di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010. No Hasil Pemeriksaan Jumlah Persentase (%) SADARI (Pertanyaan 6) 1 Salah 5 7,5 2 Mendekati atau ragu-ragu 26 38,8 3 Benar 36 53,7 67 100 Jumlah Tabel di atas menunjukkan bahwa untuk pertanyaan “hasil pemeriksaan SADARI”, responden yang menjawab benar adalah sebanyak 36 responden (53,7%), diikuti dengan jawaban yang mendekati atau ragu-ragu sebanyak 26 responden (38,8%) dan responden yang menjawab salah sebanyak 5 responden (7,5 %). 70 Diagram 4.11 Distribusi jawaban pertanyaan “hasil pemeriksaan SADARI” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan usia. Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 67 responden, sebagian besar respondennya berusia 20-30 tahun yaitu sebanyak 30 responden (100%) dari jumlah tersebut didapat 4 orang (13,3%) dengan jawaban salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 7 responden(23,3%) dan responden yang jawabannya benar sebanyak 19 responden (63,4%). Berikutnya terbanyak kedua adalah responden yang berusia 31-40 tahun ada 21 responden (100%) dari jumlah tersebut tidak ada responden (0%) yang menjawab salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 10 responden (47,6%) dan responden yang jawabannya benar sebanyak 11 responden (52,4%). Sedangkan responden yang paling sedikit yaitu responden yang berusia 41-50 tahun ada 16 responden (100%), terdapat 1 orang (6,3%) dengan jawaban salah 71 diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 9 responden (56,3%) dan responden yang jawabannya benar sebanyak 6 responden (37,4%). Diagram 4.12 Distribusi jawaban pertanyaan “hasil pemeriksaan SADARI” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan. Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 67 responden, sebagian besar respondennya berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 31 responden (100%) , dari jumlah tersebut didapat 15 orang (48,4%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 13 responden (41,9%) dan responden yang jawabannya salah sebanyak 3 responden (9,7%). Berikutnya terbanyak kedua adalah responden dengan pendidikan menengah ada 22 responden (100%) dari jumlah tersebut didapat 14 72 orang (63,3%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 8 responden(36,4%) dan tidak ada responden (0%) yang jawabannya salah. Sedangkan responden yang paling sedikit yaitu responden yang berpendidikan dasar ada 14 responden (100%), yaitu didapat 7 orang (50%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 5 (35,5%) responden dan responden yang jawabannya salah sebanyak 2 responden (14,3%). b. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010. No Skor Pengetahuan Jumlah Persentase (%) 1 Rendah 0 0 2 Sedang 13 19,4 3 Tinggi 54 80,6 Jumlah 67 100 Tabel tersebut menunjukkan bahwa tidak ada responden yang berpengetahuan rendah, sebagian besar responden berpengetahuan sedang yaitu sebanyak 13 orang (19,4%) dan yang berpengetahuan tinggi sebanyak 54 (80,6%). 73 c. Distribusi Pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan umur. Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan umur di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010. Tingkat usia Pengetahuan Total Rendah Sedang Tinggi ∑ ∑ ∑ % % % ∑ % OR P 90 value % CI 20-30 tahun 0 0 9 30,0 21 70,0 30 100 31-40 tahun 0 0 1 4,8 20 95,2 21 100 41-50 tahun 0 0 3 18,8 13 81,2 16 100 Total 0 0 13 19,4 54 80,6 67 100 - 0,081 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 67 responden, sebagian besar respondennya berusia 20-30 tahun yaitu sebanyak 30 responden (100%) dari jumlah tersebut tidak ada yang berpengetahuan rendah diikuti respoden yang berpengetahuan sedang sebanyak 9 responden (30%) dan responden yang berpengetahuan tinggi sebanyak 21 responden (70%). Berikutnya terbanyak kedua adalah responden yang berusia 31-40 tahun ada 21 responden (100%) dari jumlah tersebut tidak ada responden yang berpengetahuan rendah, diikuti responden yang berpengetahuan sedang sebanyak 1 responden (4,8%), 20 responden (95,2%) berpengetahuan tinggi. Sedangkan responden yang paling sedikit yaitu responden yang berusia 41-50 tahun ada 16 responden (100%), yaitu tidak ada responden yang berpengetahuan rendah, 3 responden (18,8%) yang berpengetahuan 74 sedang dan 13 responden (81,2%) responden yang berpengetahuan tinggi. Dari hasil uji statistic diperoleh nilai probabilitas 0,083 artinya pada α 5% tidak terdapat hubungan antara tingkat usia dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI). d. Distribusi Pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan Tabel 4.11 Distribusi Pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada bulan September 2010. Tingkat Pengetahuan Total OR P 90% value Pendidik Rendah Sedang Tinggi an ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % CI Dasar 0 0 3 21,4 11 78,6 14 100 - Menengah 0 0 1 4,5 21 95,5 22 100 Tinggi 0 0 9 29,0 22 71.2 31 100 Total 0 0 13 19,4 54 80,6 67 100 0,083 Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa dari 67 responden, sebagian besar respondennya berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 31 responden (100%) dari jumlah tersebut tidak ada yang berpengetahuan rendah diikuti respoden yang berpengetahuan sedang sebanyak 9 responden (29%) dan responden yang berpengetahuan tinggi sebanyak 22 responden (71,2%). Berikutnya terbanyak kedua adalah responden dengan pendidikan menengah ada 22 responden (100%) dari jumlah 75 tersebut tidak ada responden yang berpengetahuan rendah, diikuti responden yang berpengetahuan sedang sebanyak 1 responden (4,5%), 21 responden (95,5%) berpengetahuan tinggi. Sedangkan responden yang paling sedikit yaitu responden yang berpendidikan dasar ada 14 responden (100%), yaitu tidak ada responden yang berpengetahuan rendah, 3 responden (21,4%) yang berpengetahuan sedang dan 11 responden (78,6%) responden yang berpengetahuan tinggi. Dari hasil uji statistic diperoleh nilai probabilitas 0,083 artinya pada α 5 % tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI). B. Pembahasan Pada pembahasan ini akan disajikan data penelitian tentang hubungan usia penegtahuan wanita usia 20-50 tahun tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010 dapat disampaikan sebagai berikut: 1. Identifikasi Karakteristik (Umur dan Pendidikan) wanita usia 20-50 tahun tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) a. Wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa dari wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa sebagian besar berusia 20-30 tahun yaitu berjumlah 30 orang (44,8%) hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar wanita berusia antara 20-50 tahun di Rt 05 Dan Rt7 Rw 02 Kelurahan Rempoa menunjukkan sifat berfikir yang sudah matang dan memiliki mental 76 yang diperlukan untuk mempelajari dan menyesuaikan diri pada situasi-situasi yang baru, misalnya mengingat hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogi dan berfikir kreatif. Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat beberapa tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup kedewasaannya (Nursalam, 2001). Pada masa dewasa ditandai oleh perubahan jasmani dan mental. Kemahiran, keterampilan dan profesional yang dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. b. Pendidikan wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa ditemukan bahwa dari 67 responden yang diteliti sebagain besar responden berpendidikan tinggi (akademi dan S1) (46,3%). Hal ini menunjukkan bahwa wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa mempunyai jenjang pendidikan yang tinggi. Hal ini berarti akan mempengaruhi seseorang dalam menerima informasi dan pengetahuan tentang kanker payudara khususnya informasi tentang SADARI. Dengan banyaknya wanita usia 20-50 tahun yang berpendidikan tinggi menunjukkan bahwa sebagian besar wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa sangat menyadari akan pentingnya tingkat pendidikan yang menjadi jembatan untuk menjadi yang berkualitas termasuk respon terhadap informasi. Sebagaimana menurut Koenjoroningrat dalam Nursalam (2001) yang menyebutkan 77 bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengalaman yang dimiliki, dalam hal ini khususnya pengetahuan tetang kanker payudara. Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan menghambat pengetahuan perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa sudah menyadari akan pentingnya tingkat pedidikan untuk menjadi manusia yang berkualitasdan menyiapkan diri untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan professional yang dapat menerapkan pengetahuannya tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). 2. Pengetahuan Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Perlu dilakukan pengkajian secara lisan atau tulisan untuk mengetahui tingkat pengetahuan seseorang. Pengetahuan umumnya dikelompokkan berdasarkan berbagai kategori, yaitu tinggi, rendah, sedang dan tahu atau tidak tahu. Tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu latar belakang pendidikan, sosial budaya dan usia (Herawani, 2001). Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang SADARI dapat dilihat dari hasil kemampuan menjawab pertanyaan yang telah diberikan melalui kuesioner. Dari hasil penelitian tingkat penegetahuan wanita usia 20-50 tahun yang telah dilakukan di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa ditemukan bahwa dari 67 responden yang telah diberikan pertanyaan yang pertama tentang apakah SADARI untuk mendeteksi tumor payudara dapat dilakuan sendiri oleh setiap wanita, 78 responden rata-rata dalam kategori cukup (64,2%) dengan 43 orang menjawab benar dari 67 responden (100%), berdasarkan tingkat usia responden yang berumur 20-30 tahun paling banyak menjawab benar yaitu dari 30 responden (100%) sebanyak 19 responden (63%) menjawab benar, berdasarkan tingkat pendidikan responden berpendidikan tinggi yang paling banyak menjawab dengan benar yaitu dari sebanyak 31 responden (100%), terdapat 18 orang (58,1%) dengan jawaban benar. Pertanyaan kedua tentang penegrtian SADARI responden rata-rata dalam kategori cukup (68,7%) degan 46 orang menjawab benar dari 67 responden (100%), berdasarkan tingkat usia responden yang berusia 20-30 tahun paling banyak menjawab benar yaitu dari 30 responden (100%) sebanyak 17 responden (56,7%) menjawab benar, berdasarkan tingkat pendidikan responden berpendidikan tinggi yang paling banyak menjawab dengan benar yaitu dari sebanyak 31 responden (100%), terdapat 21 orang (67,8%) dengan jawaban benar. Pertanyaan ketiga tentang tujuan SADARI responden rata-rata dalam kategori cukup (55,2%) dengan 37 responden menjawab benar dari 67 responden (100%), berdasarkan tingkat usia responden yang berusia 2030 tahun paling banyak menjawab benar yaitu dari 30 responden (100%) sebanyak 15 responden (50%) menjawab benar, berdasarkan tingkat pendidikan responden berpendidikan tinggi yang paling banyak menjawab dengan benar yaitu dari sebanyak 31 responden (100%), terdapat 19 orang (61,3%) dengan jawaban benar. Pertanyaan keempat tentang waktu pemeriksaan SADARI responden rata-rata dalam kategori kurang (47,8%) dengan 32 responden menjawab benar dari 67 responden (100%), berdasarkan tingkat usia responden yang berusia 20-30 tahun paling banyak menjawab benar yaitu 79 dari 30 responden (100%) sebanyak 18 responden (60%) menjawab benar, berdasarkan tingkat pendidikan responden berpendidikan tinggi yang paling banyak menjawab dengan benar yaitu dari sebanyak 31 responden (100%), terdapat 16 orang (51,6%) dengan jawaban benar. Pertanyaan kelima tentang cara pemeriksaan SADARI responden rata-rata dalam kategori cukup (62,7%) dengan 42 responden menjawab benar dari 67 responden (100%), berdasarkan tingkat usia responden yang berusia 20-30 tahun paling banyak menjawab benar yaitu dari 30 responden (100%) sebanyak 17 responden (56,7%) menjawab benar, berdasarkan tingkat pendidikan responden berpendidikan tinggi yang paling banyak menjawab dengan benar yaitu dari sebanyak 31 responden (100%), terdapat 19 orang (61,3%) dengan jawaban benar. Pertanyaan keenam tentang hasil pemeriksaan SADARI responden rata-rata dalam kategori kurang (53,7%) dengan 36 responden menjawab benar dari 67 responden (100%), berdasarkan tingkat usia responden yang berusia 20-30 tahun paling banyak menjawab benar yaitu dari 30 responden (100%) sebanyak 19 responden (63,4%) menjawab benar, berdasarkan tingkat pendidikan responden berpendidikan tinggi yang paling banyak menjawab dengan benar yaitu dari sebanyak 31 responden (100%), terdapat 15 orang (48,4%) dengan jawaban benar. Namun demikian dari hasil penelitian ini jika dijumlahkan dari jawaban seluruh pertanyaan ternyata sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang tinggi yaitu sebanyak 54 orang (80,6%). Hal ini menunjukkan bahwa secara umum sebagian besar wanita usia 20-50 tahun di Rt 05 Dan Rt07 Rw 02 Kelurahan Rempoa sudah mengetahui tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) walaupun pegetahuan masih dinilai kurang dari segi waktu pemeriksaan dan hasil pemeriksaan. Hal ini 80 kemungkinan disebabkan oleh kurang tersampainya informasi secara benar dan lengkap tentang SADARI terutama waktu pemeriksaan SADARI akibatnya responden jarang atau tidak pernah melakukan tindakan SADARI sehingga mereka juga tidak mengetahui yang diperoleh setelah melakukan tindakan SADARI, apakah itu keadaan normal atau ada kelainan pada payudara. Karena Menurut Notoatmodjo (2002:94) bahwa pengetahun merupakan hasil tahu dan nilai terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi pada penglihatan, pendengaran, penerimaan, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan (kognitif) merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). a. Identifikasi wanita usia 20-50 tahun dengan pengetahuan tentang penegtahuan kanker payudara berdasarkan umur. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa tentang pengetahuan wanita usia 2050 tahun berdasarkan umur menunjukkan bahwa responden yang berasal dari kelompok berusia 31-40 tahun ada 21 responden (100%) sebagian besar berpengetahuan tinggi yaitu 20 responden (95,2%) lebih banyak dibandingkan wanita usia 20-30 tahun ada 30 responden (100%) hanya 21 orang (70%) yang berpengetahuan tinggi. Jika dihubungkan umur dengan pengetahuan wanita usia subur tentang pentingnya Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), maka semakin bertambahnya umur, maka akan semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh wanita subur, semakin banyak informasi yang diperoleh wanita usia subur dan semakin memahami kegunaan 81 dilakukannya SADARI untuk kesehatan dalam upaya pencegahan dini atas terjadinya kanker payudara. (Hawari D, 2004) Berdasarkan hasil uji statistic pada penelitian ini menunjukkan nilai probabilitas 0,081 yang artinya pada α 5% tidak terdapat hubungan antara tingkat usia dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI). Dengan demikian dalam penelitian kali ini didapat kenyataan bahwa pada responden yang berusia lebih tua berusia 41-50 tahun sebanyak 16 orang yang berpengetahuan tinggi hanya ada 13 orang (81,2%) lebih sedikit dibandingkan responden yang berpengetahuan tinggi yaitu 20 responden (95,2%) dari 21 responden (100%) pada usia lebih muda yaitu 31-40 tahun. Jadi tidak semua orang yang berusia lebih tua mempunyai pengetahuan yang tinggi bagitu juga sebaliknya tidak semua responden yang lebih muda memiliki pengetahuan yang lebih rendah. Hasil ini sangat berbeda dengan landasan teori yang menyatakan semakin tinggi usia seseorang maka pengelaman dan pengetahuan juga semakin bertambah. Hal tersebut bisa terjadi karena untuk meningkatkan pengetahuan seseorang, selain umur ternyata juga dipengaruhi beberapa faktor yang lainnya juga, seperti tingkat pendidikan dan pekerjaan (Nursalam, 2001). Selain itu kemajuan teknologi dan informasi yang tidak terbatas dan bisa diakses oleh setiap orang sehingga tidak jarang orang yang lebih muda cenderung lebih pandai dan lebih sering berhubungan dan mengakses teknologi dan informasi seperti internet sehigga cenderung memiliki tingkat penegetahuan yang lebih tinggi. Menurut Wied Hary A (1996) informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah dan usia yang 82 masih muda tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. b. Identifikasi wanita usia 20-50 tahun dengan pengetahuan tentang penegtahuan kanker payudara berdasarkan pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa tentang pengetahuan wanita usia 2050 tahun berdasarkan pendidikan menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan tiggi sebagian besar berpengetahuan tinggi yaitu sebanyak 31 orang (46,3%) lebih sedikit dibandingkan dengan responden yang berpendidikan menengah tapi berpengetahuan tinggi yaitu ada 21 responden (95,5%) berpengetahuan tinggi dari 22 (100%) responden yang ada. Sehingga dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wanita usia 20-50 tahun yang berpendidikan menengah namun memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi melebihi banyaknya responden yang berpendidikan tinggi dan pberpengetahuan tinggi. Selain itu jika dilihat dari keseluruhan hasil tingkat pengetahuan berdasarkan pendidikan tidak ada responden yang berpengetahuan rendah (0%) baik responden yang berpendidikan dasar, menengah maupun pendidikan tinggi. Pendidikan wanita usia subur terkait tentang pentingnya SADARI memiliki kontribusi yang penting terkait dengan pemahaman akan berusaha pencegahan dini terjadinya kanker payudara. Pendidikan wanita usia subur membuat penyerapan informasi yang diberikan semakin mudah diketahui. Sehingga tingkat kesehatan akan semakin baik. Kurangnya pengetahuan wanita usia subur tentang pentingnya 83 SADARI disebabkan oleh tingkat pendidikan yang rendah. Hal ini disebabkan karena wanita usia subur tidak mengetahui apa kegunaan dilakukannya pemeriksaan dini pada payudara. (Hawari D, 2004) Berdasarkan teori tersebut diatas sesuai dengan hasil uji statistic pada penelitian ini menunjukkan nilai probabilitas 0,083 yang artinya pada α 5% tidak terdapat hubungan antara tigkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI). Pada penelitian kali ini hipotesis ditolak karena dari segi hubungan kedua variabel independen yaitu usia dan pengetahuan dengan variabel dipenden yaitu tingkat pengetahuan tidak didapatkan hubungan. Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan landasan teori dan hasil penelitian yang hampi serupa sebelumnya dimana didapatkan hubungan antara usia dan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan seseorang. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya bisa karena faktor dari segi responden atau faktor dari segi peneliti sendiri. Jika ditinjau dari segi responden bisa disebabkan oleh jumlah responden yang kurang mencukupi sehingga kurang menggambarkan pengetahuan pada populasi atau pada saat pengisian kuisioner responden tidak memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya atas pertanyaan yang diajukan peneliti sehingga mempengaruhi nilai tingkat pengetahuan responden tersebut. Selain itu tingkat pendidikan yang ditempuh oleh responden berbeda dengan kapabilitas responden untuk menjawab dengan tepat ataupun waktu yang diberikan untuk mengisi kuisioner tidak mencukupi. Keseluruha faktor tersebut dapat mempengaruhi hasil penelitian ini. 84 Jika ditinjau dari segi peneliti bisa disebabkan oleh daftar pertanyaan pada kuisioner kurang dimengerti oleh responden atau teknik memberikan keleluasaan responden untuk mengisi kuisioner tanpa didampingi peneliti dapat mempengaruhi nilai dari responden tersebut serta peneliti tidak mendapatkan hasil yang diharapkan. Selain itu mungkin juga disebabkan tidak ditelitinya variabel lain yang sangat berperan dan mempengaruhi tingkat pengetahuan. 85 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan Berdasarkan hasil penelitian Hubungan Antara usia dan tingkat pendidikan dengan Pengetahuan Wanita Tentang pemeriksaan Payudara sendiri di rt 05 dan rt 07 Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah Tahun 2010 terhadap 67 responden dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Sebagian besar responden berusia 20-30 tahun sebanyak 30 responden (44,8%) 2. Sebagian besar responden berpendidikan tinggi sebanyak 31 responden (46,3%). 3. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 54 orang (80,6%), berpengetahuan sedang 13 orang (19,4%) serta tidak ada (0%) yang tingkat pengetahuannya rendah. Bila dikategori untuk masingmasing sub variabel pertanyaan didapatka hasil sebagai berikut: Kategori cukup untuk pengertian sadari (68,7%) Kategori cukup untuk tujuan (55,2%) Kategori cukup untuk cara pemeriksaan (62,7%) Kategori kurang untuk pengetahuan tentang waktu (47,8%) Kategori kurang untuk hasil pemeriksaan SADARI (53,7%) 4. Sebagian besar respoden yang paling banyak menjawab benar adalah wanita berusia 31-40 tahun sebanyak 15 responden (71,4%) dari 21 responden (100%). dan wanita dengan tingkat berpendidikan pendidikan 86 menengah ada 14 orang (63,3%) menjawab benar dari 22 responden (100%). 5. Responden yang berpendidikan menegah lebih baik tingkat pengetahuaanya dari pada responden yang berpendidikan tinggi dan rendah. Dimana sebagian besar wanita dengan tingkat pendidikan tinggi 31 responden (100%) memiliki pengetahuan tinggi 22 responden (71,2%), sedangkan responden yang berpendidikan menegah ada 22 responden (100%) sebanyak 21 responden (95,5%) berpengetahuan tinggi. 6. Responden yang berusia 31-40 tahun lebih baik tingkat pengetahuaanya dari pada responden yang berusia lebih tua yaitu 41-50 tahun. Sebagian besar wanita berusia 31-40 tahun ada 21 responden (100%) sebanyak 20 responden (95,2%) berpengetahuan tinggi lebih banyak dibandingkan responden yang berusia 41-50 tahun hanya 13 reponden ( 81,2%) dari 16 responden 100%. 7. Dari hasil uji statistic hubungan antara usia dan tingkat pengetahuan diperoleh nilai probabilitas 0,083 artinya pada α 5% dengan demikian tidak terdapat hubungan antara tingkat usia dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI). 8. Dari hasil hasil uji statistic hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun diperoleh nilai probabilitas 0,083 artinya pada α 5 % dengan demikian tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI). 87 B. Saran 1. Bagi Peneliti Peneliti perlu mengevaluasi lebih lanjut tentang proses penelitian yang lebih dengan sampel yang lebih banyak agar tepat sehingga mendapatkan hasil yang diharapkan lebih akurat sesuai dengan tinjauan pustaka dan referensi hasil penelitian sebelumnya. Selain itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai sikap dan prilaku wanita usia 20-50 tahun dalam mempraktekkan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) karena selain tigkat pengetahun yang tinggi cara pemeriksaan dan sikap yang tepat akan lebih mendukung pendeteksian kanker payudara secara dini. 2. Bagi Tenaga Kesehatan Bagi tenaga kesehatan agar termotivasi untuk berperan dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) melalui penyuluhan maupun memberikan informasiinformasi yang edukatif sehingga adanya kanker pada payudara dapat dideteksi sejak dini dan angka kematian akibat kanker payudara pada wanita dapat diturunkan karena mengingat saat ini kanker payudara telah menduduki urutan ke-2 dari kanker tersering yang terjadi pada wanita. 3. Bagi Masyarakat Bagi responden peneliti yaitu wanita berusia 20-50 tahun yang tinggal di Kompleks Taman Rempoa Indah khususnya bagi mereka dengan pengetahuan tinggi agar dapat menerapkan pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri dalam kehidupan sehari-hari secara teratur. Bagi yang memiliki tingkat pengetahuan sedang agar lebih termotivasi untuk menggali informasi lebih tentang pemeriksaan payudara sendiri 88 (SADARI) dari berbagai sumber baik itu dari media massa ataupun dari berbagai penyuluhan. 89 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S: Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, edisi V , Rineka Cipta, Jakarta, 2002, p 25 Hartanto,Huriawati: Kamus Kedokteran Dorlan, EGC, Jakart, 2005, Junquera LC,Carneiro J:.Histologi Dasar Teks dan Atlas, Edisi 10, EGC, Jakarta, 2007, p447-50 Kumar,V. Abbas: Robbins and Cotran Pathologic Basic of Disease, 7th edition. Elseviers Saunders, China, 2006, p 75 Manuaba, I: Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, EGC, Jakarta, 2003, p 40 Moningkey, Shirley Ivonne: Epidemiologi Kanker Payudara. Medika, Jakarta,, 2000, Notoatmodjo, S: Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, p32 Notoatmojo, S: Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, p 27 Palupy, Rini Widyastuty: Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Praktik Pendeteksian Dini Kanker Payudara pada Karyawati Administrasi Universitas Indonesia tahun 1999, FKM UI, 2000 Prawirohardjo, S: Ilmu Kandungan, Edisi. 2, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta, 2008 90 Price, SA: Patofisiologi konsep klinis proses-proses perjalanan penyakit, edisi 6, Volume 2, EGC, Jakarta, 2006, p 1303 Ramli, M: Deteksi Dini Kanker, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2002, p34 Tjindarbumi: Deteksi Dini Kanker Payudara dan Penaggulangannya, Dalam: Deteksi Dini Kanker, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia., Jakarta, 2000, Underwood, JCO: Patologi Umum dan Sistematik, edisi 2, EGC, Jakarta, 1999, 91 DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI IDENTITAS Nama : Maryam Hanifah NIM : 107103000600 Tempat, Tgl Lahir : Simabur, 03 Maret 1989 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Status : Belum Menikah Kewarganegaraan : Indonesia Alamat :Jalan Kertamukti No. 32 RT 04/08 Ciputat Tangerang Banten 15419 Email : [email protected] Contact person : 08561115631 PENDIDIKAN TAHUN 1994-1995 : TK Aisyiyah Sibolga Sumatera Utara TAHUN 1995-2001 : SDN 1 Lubuklinggau Sumatera Selatan TAHUN 2001-2004 : SMPN 2 Lubuklinggau Sumatera Selatan TAHUN 2004-2007 : SMAN 1 Lubuklinggau Sumatera Selatan TAHUN 2007-2012 : S1 Pendidikan Dokter UINSH Jakarta