UNIVERSITAS INDONESIA Komik Suske en Wiske : Het Spaanse Spook Suatu Analisis Morfologis dan Sosiolinguistik MAKALAH NON SEMINAR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S.Hum ASTARI NPM. 0906537200 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI BELANDA DEPOK APRIL 2014 Komik Suske ..., Astari, FIB UI, 2014 Komik Suske ..., Astari, FIB UI, 2014 Komik Suske ..., Astari, FIB UI, 2014 Komik Suske ..., Astari, FIB UI, 2014 Komik Suske en Wiske : Het Spaanse Spook Suatu Analisis Morfologis dan Sosiolinguistik Astari Andrea Pradsna Paramita Djarwo S.S., M.A Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Program Studi Belanda, Universitas Indonesia, Depok 16242, Indonesia Email: [email protected] Abstrak Makalah ini memperlihatkan keterkaitan antara pengaruh latar belakang sejarah terhadap penggunaan bahasa pada komik Belanda, Suske en Wiske ‘Het Spaanse Spook’. Komik ini ditulis oleh Willy Vandersteen dan terbit pada tahun 1974. Ceritanya ini berkisah tentang petualangan Suske, Wiske dan Lambik ke masa penjajahan Spanyol di Belanda pada abad ke16. Fokus utama makalah ini memperlihatkan bagaimana unsur morfologi -afiksasi- dan sosiolinguistik -campur kode- menghidupkan nuansa Spanyol yang terdapat dalam komik tersebut. Dengan menggunakan metode kajian pustaka dan disajikan secara deskriptif disertai dengan analisis data, didapatkan hasil bahwa sebagian besar afiksasi yang digunakan dalam komik ini berkaitan dengan struktur bahasa Spanyol. Vandersteen menggunakan akhiran /-io, -ios, -ados, -dos, -dios, -illio, -dias, -ramba/ pada kata kerja. Akhiran-akhiran ini banyak didominasi oleh [-ɔ] yang merupakan ciri maskulinitas dalam bahasa Spanyol. Dalam analisis ditemukan juga bahwa kasus campur kode didominasi oleh interjeksi (par dios!), sapaan (señor), serta kutukan dan hujatan seperti (caramba) yang berasal dari bahasa Spanyol dan ditempatkan di awal kalimat. 1 Komik Suske ..., Astari, FIB UI, 2014 Kata kunci: komik Suske dan Wiske, Spanyol, afiksasi, campur kode The Comic of Suske en Wiske: Het Spaanse Spook, a Morphological and Sociolingistic Analysis Abstract This paper deals with the historical background and the usage of language in the Dutch comic, Suske en Wiske: Het Spaanse Spook. This comic, written by Willy Vandersteen, was published in 1974. The story itself tells about the adventure of Suske, Wiske and Lambik through time to Spain in the 16th century. This paper focuses on the morphological affixation- and the sociolinguistics -code mixing- that are in this comic. Using the literature review, this paper tends to present the foundings of affixation in Spanish structure in the comic, in a descriptive manner. The results of this research show that the suffixes such as /io,-ios,-ados,-dos,-dios,-illio,-dias,-ramba/ are added to the verb. Most of the suffixes are dominated by the vowel [-ɔ] which is the masculinity characterisctic in Spanish. The mixing codes consist of Spanish interjections (par dios!), greetings (señor), and curse and swearing like (caramba) and they are commonly placed at the begining of the sentences. Keywords: Suske en Wiske comic, Spanish, affixation, code mixing Pendahuluan Pada buku Comics and Sequential Art (1980:3), Eisner mendefinisikan komik sebagai “Susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi ide”. Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI menjelaskan bahwa komik adalah cerita bergambar majalah, surat kabar, atau berbentuk buku) yang umumnya mudah dicerna dan lucu. Komik merupakan salah satu jenis sastra yang tertua. Jenis sastra ini merupakan salah satu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa 2 Komik Suske ..., Astari, FIB UI, 2014 sehingga membentuk jalinan cerita1. Biasanya komik ini dicetak dan diterbitkan di atas kertas dalam bentuk gambar dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari komik (cerita) yang biasa terdapat di dalam koran, majalah, atau dalam bentuk buku. Gaya penceritaan komik terinspirasi oleh gambar-gambar hiëroglief yang terdapat pada goa-goa peninggalam Mesir kuno2. Ada banyak jenis komik yang disesuaikan dengan tujuannya masing-masing seperti komik yang membawa unsur budaya, politik, sejarah, dan sebagainya. Suske en Wiske atau yang di negara Inggris biasa dikenal dengan nama Suzy and Spike merupakan sebuah karya penulis komik asal Belgia, Willy Vandersteen. Komik yang bergenre avontuur atau petualangan ini memiliki banyak nama berbeda yang disesuaikan dengan negara terjemahannya. Cerita petualangan sepasang anak laki-laki dan perempuan ini telah diterjemahkan dalam 26 bahasa dan dengan 26 nama yang berbeda pula seperti, Ulla und Peter dalam bahasa Jerman dan Susu & Wewei dalam bahasa Cina. Komik ini pertama kali diperkenalkan oleh majalah De Nieuwe Standaard pada tahun 1945. Cerita Suske en Wiske menggabungkan unsur-unsur komedi, fantasi dan fiksi ilmiah, seperti hewan yang bisa berbicara, perjalanan melintasi waktu dan pertemuan dengan hantu-hantu. Komik seperti ini masih terus terbit setiap hari di De Standaard (sebuah media percetakan Belanda yang pertama kali menerbitkan cerita Suske en Wiske), yang kemudian dibukukan. Pada 2008, ada sebanyak 300 seri buku dengan tema berbeda telah diterbitkan. Popularitas cerita yang lahir pada tahun 1945 ini, hingga kini tetap bertahan di Belanda sementara di negara asal penulisnya sendiri yaitu, Belgia, popularitas Suske en Wiske telah dikalahkan oleh Lucky Luke (1946) dan De Smurfen (1956). Dalam makalah ini penulis tertarik mengamati unsur budaya dan sejarah serta penggunaan kata yang bernuansa Spanyol pada komik Suske en Wiske ‘Het Spaanse Spook’ yang diterbitkan pada tahun 1974 ini. Seperti kata bahasa Belanda ‘Bliksemflits’ yang diubah menjadi ‘Bliksemflitsios’ sehingga terdengar seperti kata dalam bahasa Spanyol. Berdasarkan penjabaran di atas, dirumuskan beberapa masalah, yaitu : 1. Bagaimana latar belakang sejarah dalam komik Suske en Wiske ‘Het Spaanse Spook’ mempengaruhi penggunaan bahasa Belanda yang digunakan pada komik tersebut? 1 2 . Bramlett (Ed.). 2012. Linguistics and the Study of Comics. New York: Palgrave MacMillan http://en.wikipedia.org/wiki/comic 3 Komik Suske ..., Astari, FIB UI, 2014 2. Apa saja unsur afiksasi khususnya suffix yang terdapat pada komik Suske en Wiske ‘Het Spaanse Spook yang turut berperan menghadirkan nuansa Spanyol? 3. Apa saja unsur campur kode (code mixing) yang terdapat pada komik Suske en Wiske ‘Het Spaanse Spook? Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh latar belakang sejarah dalam komik Suske en Wiske ‘Het Spaanse Spook’ terhadap bahasa yang digunakan dan kemudian menjabarkan afiksasi yang memperkuat nuansa Spanyol serta dan contoh-contoh code mixing yang muncul dalam komik ini. Tinjauan Teoritis 1. Teori Relativitas Bahasa (Sapir-Whorf) Teori relativitas bahasa dalam Inleiding in de Sociolinguistiek (Boves,dkk, 1995:93) merupakan teori yang dilahirkan oleh Edward Sapir dan Benjamin Whorf. “De cultuur van een taal gemeenschap bepaalt de taal die wordt gesproken en de taal bepaalt het wereldbeeld van het individu.” Menurut Sapir-Whorf, struktur bahasa suatu budaya menentukan perilaku dan pola pikir masyarakat dalam budaya tersebut. Hipotesis ini menunjukan bahwa proses berpikir seseorang dan cara seseorang memandang dunia terbentuk berdasarkan struktur tata bahasa dari bahasa yang digunakannya. Dalam hipotesisnya ini, Sapir Whorf menekankan adanya hubungan timbal balik antara budaya, cara berfikir, dan bahasa. Suatu bangsa yang berbeda bahasanya dari bangsa lain, akan mempunyai corak budaya dan jalan pikiran yang berbeda pula. Bahasa mempengaruhi kebudayaan suatu bangsa dan negara serta pola pikir masyarakatnya, sehingga ciri-ciri yang ada suatu bahasa dapat tercermin dalam sikap dan budaya penuturnya. 2. Code Mixing Pada KBBI dijelaskan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu tentang bahasa yg digunakan di dalam interaksi sosial serta cabang linguistik tentang hubungan dan saling pengaruh antara perilaku bahasa dan perilaku sosial. Fishman (1972) dalam Chaer dan Agustina (2004:3) mengemukakan bahwa sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi variasi bahasa, dan pengunaan bahasa karena ketiga unsur ini berinteraksi dalam dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur, identitas sosial dari penutur, 4 Komik Suske ..., Astari, FIB UI, 2014 lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi serta tingkatan variasi dan ragam linguistik. Jadi, berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas, sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang menghubungkan antara pengguna bahasa dengan budaya yang mempengaruhinya. Terdapat dua variasi bahasa yang biasa ditemukan dalam sosiolinguistik yaitu, alih kode (code switching) dan campur kode (code mixing). Sumarsono (2002:202) menyatakan bahwa dalam campur kode (code mixing) penutur menyelipkan unsur-unsur bahasa lain ketika sedang memakai bahasa tertentu. 3. Afiksasi Morfologi merupakan salah satu cabang ilmu lingustik yang membahas mengenai pembentukan suatu kata. Kata morfologi sendiri berasal dari bahasa Yunani, berasal dari gabungan kata morphe yang berarti ‘bentuk’ dan logos yang berarti ‘ilmu’. Pada KBBI dijelaskan bahwa, morfologi adalah cabang linguistik yang membahas mengenai morfem serta kombinasinya, hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh (Kridalaksana, 2008:159) dalam kamus Linguistik. Nurhayati dan Siti Mulyani (2006:62), menyatakan morfologi adalah ilmu yang membicarakan kata dan proses pengubahannya. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa morfologi merupakan bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk kata meliputi pembentukan atau perubahannya, yang mencakup kata dan bagianbagian kata atau morfem. Morfologi memiliki banyak jenis dalam proses pembentukannya seperti proses afiksasi dan reduplikasi. Proses afiksasi biasa juga disebut dengan proses pengimbuhan yang di dalamnya juga mengandung beberapa proses lainnya seperti, awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), atau gabungan dari imbuhan-imbuhan itu pada kata dasarnya (konfiks)3. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah kajian pustaka dengan pembahasan yang disajikan secara deskriptif disertai dengan analisis data berdasarkan buku komik Suske en Wiske ‘Het Spaanse Spook’. Kajian pustaka adalah suatu pembahasan berdasarkan pada buku referensi yang bertujuan untuk memperkuat materi pembahasan. 3 Register pengamen : Studi Pemakaian Bahasa Kelompok Profesi di Surabaya (2010). 5 Komik Suske ..., Astari, FIB UI, 2014 Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Suske en Wiske ‘Het Spaanse Spook’ Suske en Wiske ‘Het Spaanse Spook’ merupakan seri ke-150 dari keseluruhan cerita yang berjumlah 300. ‘Het Spaanse Spook’ merupakan versi lanjutan dari Blauwe reeks yang pertama kali diterbitkan di harian Kuifje pada tahun 1948. Pada tahun 1974, Willy Vandersteen menuliskan kembali karyanya tersebut dalam ruang yang lebih lebar yaitu, pada buku seri Suske en Wiske-nya yang ke 150. Seri ini bercerita mengenai Suske, Wiske dan Lambik yang bertemu hantu yang bernama Don Persilos Y Vigoramba di sebuah musium De Meesterwerken der schilderkunst. Don ‘tuan’ Persilos Y Vigoramba membawa mereka berpetualang melintasi waktu melalui sebuah lukisan karya Pieter Broughel menuju abad ke16, masa ketika bangsa Spanyol masih berkuasa di Belanda. Sang hantu yang dulunya adalah seorang panglima Spanyol, menceritakan kisah hidupnya kepada Lambik, Suske dan Wiske mengenai kematiannya yang secara tiba-tiba sebelum sempat menyelesaikan tugasnya. Setelah mendengar cerita Persilos Y Vigoramba, mereka bertiga memutuskan untuk membantunya melaksanakan tugas yang belum sempat ia laksanakan. Gambar 1. Suske en Wiske 'Het Spaanse Spook' Seri ke-1504 2. Analisis Morfologis dalam komik Suske en Wiske ‘Het Spaanse Spook’ Cerita yang ditulis pada tahun 1974 ini berlatar belakang masa penjajahan Spanyol di Belanda. Dengan terdapatnya tokoh Don Persilos Y Vigoramba sebagai het Spaanse spook serta kedatangan Suske dan Wiske pada abad ke-16 membuat Vandersteen berusaha menghidupkan 4 www.comicstripshop.com 6 Komik Suske ..., Astari, FIB UI, 2014 nuansa Spanyol di abad tersebut. Tampilan gambar saja tidak cukup kuat untuk mengangkat unsur tersebut. Karena itulah bahasa juga harus turut berperan dalam cerita ini. Pada komik Suske en Wiske ‘Het Spaanse Spook’ terdapat beberapa ungkapan dalam bahasa Spanyol namun karena pembaca yang dituju adalah orang Belanda, Willy Vandersteen tidak terlalu sering menggunakan bahasa Spanyol di dalamnya, ia lebih banyak menggunakan bahasa Belanda yang dibubuhi unsur Spanyol pada akhir kata yang digunakan sebagai salah satu unsur untuk menghadirkan suasana Spanyol pada cerita. Bahasa Spanyol merupakan salah satu bahasa yang paling banyak digunakan di dunia, pengucapannya yang seolah bersajak membuatnya sangat indah didengar sehingga menarik banyak orang untuk mempelajarinya. Bahasa ini menduduki peringkat keempat di dunia sebagai bahasa yang paling sering digunakan 5 . Jenis bahasa ini tergolong dalam keluarga Indo-Spanyol. Kata-kata dalam bahasa Spanyol banyak menggunakan akhiran /-o/ dan /-a/. Bahasa Spanyol sangat terikat dengan gender, pembagian antara maskulin dan feminin. Kata yang memiliki sifat maskulin atau lebih tepatnya kata yang ditujukan atau diucapkan oleh laki-laki ‘kebanyakan’ menggunakan akhiran bulat atau /o/ sementara perempuan dengan /-a/ seperti, ‘el chico’ untuk menunjukkan sifat maskulin dan ‘la chica’ untuk menunjukkan sifat feminin. Namun tidak semua /o/ menunjukan sifat maskulin dan /-a/ feminin.6 Berikut adalah daftar kata bahasa Belanda yang dibubuhi unsur Spanyol: Tabel 1. Afiksasi bahasa Belanda-Spanyol yang terdapat pada komik Suske en Wiske ‘Het Spaanse Spook’ Kata Benda Kelas Kata 5 6 Bahasa Belanda Belanda-Spanyol Bahasa Indonesia Beslot Beslotios Penutupan Bang Bangaramba Takut Bliksemflits Bliksemflitsios Kilatan Petir Geschiedenis Geschiedenisio Sejarah Spraak Sprakios Bicara Tijd Tijdios Waktu Weg Wegios Jalan Zohar, Zion (2005:53) http://www.studyspanish.com/lessons/genoun1.htm 7 Komik Suske ..., Astari, FIB UI, 2014 Kata Kerja Belandend Belandendios Terdampar Belegeren Belegerenamba Mengepung Bemachtigen Bemachtigenios Mendapatkan Ben Benios Adalah Betaalde Betaalderamba Membayar Bezorgd Bezorgderamba Prihatin Bleef Blefios Tetap Brengen Brengendios Membawa Doorbrengen Doorbrengenitas Menginap/bermalam Dwalen Dwalenios Kesalahan Riep Riepios Meneriakkan Gaf Gafios Memberikan Gaan Gaanios/Ganido/Gatios Pergi Geleverd Geleverdillios Mencapai Hadden Haddendias Memiliki Houd Houdios Suka Komen Komchios/Komos Datang Kwam Kwamios Datang Laten Latios/ Latendias Biarkan Liepen Liependias Berjalan Liet Lietonas Biarkan Luister Luisterios/Luisteramba Dengarkan Maken Maaktios/Makenios Membuat Gebeurd Gebeurdias Terjadi Omsingelen Omsingelenios Mengepung 8 Komik Suske ..., Astari, FIB UI, 2014 Kata Sifat Ontnemen Ontnemenio Mengambil Oprichten Oprichtenico Mendirikan Pakken Pakkenramba Mengambil Verlossen Verlossenillios Melepaskan Veroordeelden Veroordeeldenios Menghukum Verstoppen Verstopica Bersembunyi Vertellen Vertellenios Menceritakan Gegeven Gegevenios Memberikan Verwittig Verwittigdias Memberitahukan Vloog Vloogilio Terbang Vragen Vragendios Menanyakan Wapperen Wapperenamba Berkibar Werd Werdilio Menjadi Werkte Werktenios Bekerja Woont Woontilio Tinggal Zal Zalados Akan Zijn Zijnios Adalah Verblijft Verblijftios Berada Was Wasios Mencuci Edel Edelios Baik/mulia Vrijwillig Vrijwilligdias Sukarela Verzeild Verzeildios Terperangkap Maar Maarios Tapi Aangezien Aangezienio Kelihatannya Ene Enios Satu-satunya Kata Sambung Kata Bilangan 9 Komik Suske ..., Astari, FIB UI, 2014 Kata Seru Nee Nenios Tidak Keterangan mengenai kelas kata berdasarkan definisi KBBI : 1. Kata Kerja (Verba): Kata yg menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan. 2. Kata Benda (Nomina): Kelas kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. 3. Kata Sifat (Adjektiva): Kata yang menerangkan nomina (kata benda) dan secara umum dapat bergabung dng kata lebih dan sangat. 4. Kata Sambung (Konjungsi): Kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. 5. Kata Bilangan (Numeralia): Kata (atau frasa) yang menunjukkan bilangan atau kuantitas; kata bilangan. 6. Kata Seru ( Interjeksi): kelas kata yang mengungkapkan seruan perasaan. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proses morfologi yang digunakan dalam cerita tersebut merupakan proses afiksasi. Afiksasi adalah penggabungan akar atau pokok kata dengan afiks. Terdapat tiga macam jenis afiks, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks). Jenis afiksasi yang digunakan dalam cerita ini adalah akhiran. Beberapa akhiran bahasa Spanyol yang ditambahkan pada kalimat bahasa Belanda pada cerita Suske en Wiske ‘Het Spaanse Spook’ seperti, /-io/-/Ontnemenio/, /-ios/-/Benios/, /-ados/-/ Zalados/, /-dios//Tijdios/, /-illios/-/Geleverdillios/, /-dias/-/Haddendias/, dan /-ramba/-/Betaalderamba/. Kesimpulan yang dapat juga diambil adalah banyaknya penggunaan [-ɔ] bisa dikaitkan dengan tokoh yang menggunakan kata tersebut. Kebanyakan kata di atas digunakan oleh Don Persilos Y Vigoramba (hantu Spanyol) dan beberapa digunakan oleh tentara-tentara Spanyol yang keseluruhannya adalah laki-laki, karena itulah akhiran yang banyak digunakan adalah imbuhan [-ɔ] yang merupakan ciri maskulinitas dalam bahasa Spanyol. 10 Komik Suske ..., Astari, FIB UI, 2014 Grafik 1. Jenis kata yang diberi akhiran Spanyol pada komik Suske en Wiske 'Het Spaanse Spook' Grafik di atas memperlihatkan jenis kata apa saja yang diberikan sufiks. Terdapat 5 kelas kata yang digunakan yaitu, kata sifat, kata benda, kata kerja, kata sambung, kata bilangan dan kata seru. Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa terdapat 3 kata sifat, 7 kata benda, 44 kata kerja, 2 kata sambung, 1 kata bilangan dan 1 kata seru yang diberikan akhiran Spanyol pada komik Suske en Wiske ‘Het Spaanse Spook’. Hasil perhitungan di atas dapat dikaitkan pula dengan sejarah bahasa Spanyol yang termaksud dalam rumpun keluarga Indo-Eropa, salah satu ciri yang diwariskan dalam bahasa Spanyol adalah penggunaan bahasa kerja yang mempengaruhi struktur kalimat. Dijelaskan bahwa kata kerja memainkan peranan semantik yang penting dalam tindakan dan peranan sintaksis yang khas di dalam klausa bahasa Spanyol7. Banyaknya kata kerja yang diberikan sufiks bahasa Spanyol adalah karena dalam bahasa Spanyol penggunaan kata kerja diinfleksikan untuk menunjukkan berbagai aspek dari tindakan. Penggunaan kata kerja dengan akhiran Spanyol bertujuan untuk menegaskan tujuan dari kalimat yang diucapkan. 3. Analisis Code Mixing dalam komik Suske en Wiske ‘Het Spaanse Spook’ Pada cerita Suske en Wiske ‘Het Spaanse Spook’ terdapat pula beberapa kosa-kata 7 http://es.wikipedia.org/wiki/Lenguas_romances 11 Komik Suske ..., Astari, FIB UI, 2014 Spanyol. Penggunaan bahasa Belanda dalam cerita ini bisa dikategorikan sebagai penggunaan code mixing. Penggunaan Istilah Spanyol yang digunakan merupakan istilah-istilah umum yang biasa kita dengar, seperti ‘amigos’ yang berarti ‘teman’ atau ‘vrienden’ dan ‘adios’ yang berarti ‘sampai jumpa’ atau dalam bahasa Belanda berarti ‘tot ziens’. Tabel 2. Code Mixing yang terdapat pada komik Suske en Wiske ‘Het Spaanse Spook’ Bahasa Spanyol Bahasa Belanda Bahasa Indonesia Caramba Goh Wah Anno Jaar tot Don De heer Tuan Par dios! In Godsnaam Demi tuhan Amigos Vrienden Teman Adios Tot ziens Selamat tinggal Par diables! Duivel Setan Arriba Espana Beste Spanje Hidup Spanyol Gracias, señores Bedankt, heren Terima kasih, tuan-tuan Señor/señorita De heer/vrouw Tuan/nyonya El capitano Captain Kapten Camarados Collega Rekan Ios amigo Mijn vrienden Teman-temanku Signor De heer Tuan Miljardos de diablos! Miljoenen van de hel Jutaan neraka Luitenant Luitenant Letnan Sergantios Sergeant Sersan Corporalios Fysiek Fisik Occhios! Kijk uit! Awas! 12 Komik Suske ..., Astari, FIB UI, 2014 Miljardos de carambas! Miljoenen van de hel Jutaan neraka Carambolios! Carambole! Karambol! Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kata-kata Spanyol yang banyak digunakan adalah kata-kata yang biasanya berada pada awal kalimat. Kata-kata ini kebanyakan berasal kata-kata yang biasa digunakan sebagai celetukan (par dios!), sapaan (señor), serta kutukan (hujatan) seperti (caramba). Dari tabel di atas kita dapat juga melihat berbagai ungkapan dalam bahasa Spanyol yang ada pada cerita, namun kita juga bisa mengetahui latar belakang tahun berdasarkan kata-kata di atas, seperti kata Occhios! Pada sebuah sumber 8 dikatakan bahwa bahasa Spanyol terdapat penggabungan pengaruh bahasa Latin, Italia dan Romawi di dalamnya. Penulis mencoba mencari arti dari kata tersebut, namun tidak ditemukan. Kemudian penulis melakukan penelusuran ke sebuah web 9 , yaitu website online kamus etimologi bahasa Italia dan menemukan bahwa kata Occhios berasal dari bahasa Romania. Namun kini kata itu tidak lagi digunakan dan digantikan dengan kata Occhio yang berarti ‘awas!’ atau ‘waspadalah.’ Kesimpulan Komik merupakan salah satu jenis karya sastra tertua. Neli Cohn (2012:2) menyatakan bahwa komik merupakan sebuah visual language yang berarti bahwa komik merupakan ikatan antara gambar dan bahasa yang menyatu. Bahasa yang digunakan pada komik harus sesuai dengan gambar yang terdapat di dalamnya. Jika gambar menceritakan mengenai masa pendudukan Spanyol di Belanda pada abad ke-16 maka bahasapun harus mengikuti aturan bahasa yang digunakan pada masa tersebut. Komik Suske en Wiske seri ke 150 ini mengambil kisah yang berlatar belakang masa lalu bangsa Belanda yang dijajah bangsa Spanyol pada abad 16. Penulis komik menghadirkan masa kelam tersebut melalui tampilan visual serta bahasa yang digunakan. Vandersteen menggabungkan bahasa Belanda dengan beberapa unsur dari bahasa Spanyol agar pembaca Belanda mengerti ceritanya sambil menangkap suasana pada masa itu. 8 9 http://es.wikipedia.org/wiki/Idioma_español http://www.etimo.it/?term=occhio 13 Komik Suske ..., Astari, FIB UI, 2014 Pada cerita ini penulis menemukan unsur sosiolinguistik dan morfologi sebagai unsur untuk menghidupkan suasana Spanyol di dalamnya. Unsur afiksasi (suffiks) banyak ditemukan dalam komik ini. Penggunaan akhiran yang banyak menggunakan unsur [-ɔ] juga terkait dengan tokoh yang berbicara. Unsur maskulinlah yang menjadi salah satu faktornya, hal lain yang ditemukan adalah bahwa lebih dari 70% kata bahasa Belanda yang mendapat akhiran Spanyol berada pada kelas kata kerja. Hal tersebut juga disebabkan oleh ciri bahasa Spanyol yang menggunakan kata kerja sebagai pusat sebuah kalimat, karena itulah untuk akhiran Spanyol banyak ditempelkan pada kata kerja bahasa Belanda. Unsur campur kode atau code mixing yang terdapat pada komik kebanyakan berasal kata-kata yang biasa digunakan sebagai celetukan (par dios!), sapaan (señor), serta kutukan (hujatan) seperti (caramba). Contoh campur kode pada komik ini adalah penggunaan bahasa Spanyol pada percakapan berbahasa Belanda seperti “Caramba! Miljardos de diablos! Ze zijn verdwenen!!???” kata yang digarisbawahi merupakan kalimat dalam bahasa Spanyol dan selebihnya ditulis dalam bahasa Belanda. Kepustakaan Boves, Tom dan Marinel Gerritsen. 1995. Inleiding in de Sociolinguistiek. Utrecht: Uitgeverij Het Spectrum. Bramlett (Ed.). 2012. Linguistics and the Study of Comics. New York: Palgrave MacMillan. Chaer, Abdul, dan Agustina. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. Cohn, Neil. 2012. Comics, Linguistics, and Visual Language: The past and future of a field. F. New York: Palgrave MacMillan. Downes, William. 1984. Language and Society. London: Fontana Paperback. Hout, Roeland van. 1989. Het Sociolinguïstisch Onderzoek van Taalvariatie in Stadsdialecten. Nijmegen: De Gruyter. Hudson, R.A. 1980. Sociolinguistiek Nederlands Vertaling. The Press Syndicate of The University of Cambridge. Idris, Nuny Sulistiany. 2011. Kajian Kritik dan Teori Morfologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. 14 Komik Suske ..., Astari, FIB UI, 2014 Lestari, Prambayun Miji. 2010. Register pengamen: Studi Pemakaian Bahasa Kelompok Profesi di Surabaya. Universitas Negeri Semarang. Malasigan, Elizabeth. 1983. Code-switching and Code-mixing in Multilingual Societies. Singapore University Press. Reenen, Pieter van. 1998. Taal Verschillen: Een Werkboek over Variatie en Verandering in Taal. Uitgeverij Coutinho. Sumarsono, dan Paina Partana.2002. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda dan Pustaka Pelajar. Vandeersteen, Willy. 1974. Suske en Wiske: Het Spaanse Spook. Antwerpen: Standaard Uitgeverij. Wardhaugh, Ronald. 1986. An Introduction to Sociolinguistics. USA: Blackwell Publisher. Eisner, Will. 1980. Comics and Sequential Art. US: Poorhouse Press. Zohar, Zion. 2005. Sephardic and Mizrahi Jewry: From The Golden Age of Spain to Modern Times. NYU Press. Kamus Kridalaksana, Harimurti.2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sugono, Dendy.2008. KBBI Edisi III. Jakarta: KBBI Daring. Lampiran Gambar 10 10 Vandeersteen, Willy. 1974. Suske en Wiske : Het Spaanse Spook. Antwerpen : Standaard Uitgeverij. 15 Komik Suske ..., Astari, FIB UI, 2014 Gambar 1. Afiksasi (Marios, dienendios) Gambar 2. Code Mixing (Caramba!) dan afiksasi (bliksemflitsios) Gambar 3. Afiksasi (verstopica, bangaramba) Gambar 4. Afiksasi (Zijnios, verzeildios) Gambar 5. Afiksasi (Latios, komchios, tijdios, gaanios, geschiedenisio) dan Code Mixing (mio) Gambar 6. Code Mixing (anno) dan Afiksasi (maaktios, oprichtenico, betaalderamba) 16 Komik Suske ..., Astari, FIB UI, 2014 Gambar 7. Afiksasi (wasios, vertrokios) Gambar 12. Code Mixing (amigo) 17 Komik Suske ..., Astari, FIB UI, 2014