Kreasi Atau Evolusi – Stanley Sethiadi KREASI ATAU EVOLUSI Ir. Stanley Sethiadi Pengantar Pada seminar "Peta dan Teladan Allah" tanggal 14-16 September 1990 di Balai Sidang Jakarta, yang dipimpin oleh Pdt. Dr. Stephen Tong, ada yang bertanya mengenai fosil manusia purba. Pada kesempatan itu Dr. Stephen Tong telah menjawab pertanyaan tersebut. Karangan ini berusaha melengkapi jawaban Dr. Stephen Tong. Bahan karangan ini diambil dari buku Evolution: The Challenge of the Fossil Record oleh Duane T. Gish, Ph.D., wakil presiden dari Institute of Creation Research / ICR di El Cajon, California, Amerika Serikat. Sebelum masuk ICR, selama 18 tahun ia bekerja di bidang riset biokimia di Universitas Cornell, Universitas California, dan perusahaan Upjohn di Michigan. Pithecanthropus Erectus Dubois, pada tahun 1887 berangkat dari negeri Belanda ke Indonesia. Ia menjadi dokter tentara Belanda dan ditempatkan di Sumatera. Tujuan utamanya ialah mencari "rantai yang hilang" (missing link) yaitu makhluk yang diduga menjadi makhluk peralihan antara binatang (primat) dan manusia. Dubois berharap akan mendapat fosil makhluk tersebut di Asia. Page 1 Kreasi Atau Evolusi – Stanley Sethiadi Setelah mencari selama dua tahun ia tidak berhasil. Kemudian ia dipindahkan ke Jawa. Pada tahun 1891 di tepi sungai Bengawan Solo di dekat desa Trinil, ia mendapatkan sebuah tengkorak. Setahun kemudian, kira-kira 17 meter dari tempat ia mendapatkan tengkorak tersebut, ia mendapatkan lagi sebuah tulang paha (femur). Belakangan ia dapatkan lagi tiga buah gigi. Dubois percaya bahwa semua tulang ini berasal dari satu makhluk hidup yang sama. Tengkorak itu sangat tebal, panjang dan rendah, tanpa dahi. Isi otaknya ditaksir sebesar 900 cc. Dubois percaya makhluk tersebut adalah rantai yang hilang dan menyebutnya Pithecanthropus Erectus (manusia monyet yang berdiri tegak). Pada tahun 1895 Dubois memamerkan tulang-tulang ini di Leiden, Belanda, pada kongres Zoologi Internasional. Pendapat para ahli sangat berbeda. Ahli-ahli Zoologi Inggris percaya bahwa tulang-tulang itu adalah tulang manusia, ahli Zoologi Jerman percaya bahwa tulang-tulang itu berasal dari monyet, ahli-ahli Zoologi Perancis percaya bahwa tulangtulang itu berasal dari makhluk manusia-monyet. Dubois menyembunyikan fakta bahwa ia telah juga mendapatkan dua buah tengkorak manusia di lapisan yang kira-kira sama di Wajak. Isi tengkorak kedua "tengkorak Wajak" tersebut ialah antara 1.550 dan 1.650 cc. Tengkorak manusia modern masa kini ialah sekitar 1.500 cc. Jadi isi "tengkorak Wajak" tersebut lebih besar sedikit daripada isi tengkorak manusia modern. Tetapi kalau Dubois mengatakan hal ini secara jujur waktu itu, kemungkinan besar tidak akan ada orang yang mau percaya bahwa pendapatnya yang pertama berasal dari manusia-monyet. Maka ia tidak bilang pada siapa-siapa mengenai tengkorak Wajak yang mirip betul dengan manusia modern. Bertahun-tahun kemudian., setelah banyak "ahli" yang percaya teorinya, pada tahun 1922 ketika didapatkan lebih banyak tengkorak manusia modern di lapisan tanah yang sama, Dubois baru mengakui bahwa ia telah memiliki kedua tengkorak Wajak itu selama 30 tahun. Lima belas tahun sebelum kematiannya, Dubois mengatakan bahwa apa yang ia sebut sebagai Pithecanthropus Erectus adalah sesungguhnya monyet gibbon yang besar. Direktur Institut Paleontologi manusia di Page 2 Kreasi Atau Evolusi – Stanley Sethiadi Perancis, Marchellin Boule dan penggantinya H.V. Vallois juga berpendapat bahwa tulang-tulang itu berasal dari gibbon raksasa. Seorang palaentologis (ahli fosil) dari Jerman, G.H.R. Von Koenigswald yang juga telah membuat penyelidikan-penyelidikan di Jawa berkesimpulan bahwa dua buah gigi yang didapat Dubois adalah dari orang utan dan sebuah gigi dari manusia biasa. Boule dan Vallous kemudian berkesimpulan bahwa tengkorak yang didapati Dubois berasal dari monyet dan tulang paha (femur) berasal dari manusia biasa. Jadi kemungkinan besar tulang-tulang itu berasal dari tiga makhluk yang berlainan ialah dari seekor orang utan, seekor gibbon dan seorang manusia biasa, yang tercampur aduk. Meskipun Dubois membantah teorinya sendiri sebelum ia meninggal dunia, banyak "ahli" yang telah telanjur mempunyai iman yang teguh bahwa tulang-tulang itu berasal dari makhluk manusia-monyet dan "membuktikan" kebenaran teori evolusi yang kemudian dikemukakan Darwin. Richard Lewontin, pada tahun 1981 menghendaki agar manusia Jawa atau Pithecanthropus Erectus ini diajarkan sebagai satu dari lima fakta evolusi ("What is Creation Science?" oleh H.M. Morris dan G.E. Parker, hal. 118-119). Inilah salah satu "iman" evolusi yang digembargemborkan sebagai "fakta" evolusi. Kesimpulan dan Himbauan Buku Dr. Gish tersebut di atas memberi banyak contoh-contoh lain mengenai fosil yang dipercaya oleh para evolusionis sebagai tulang-tulang manusia purba, seperti Piltdown, Ramapithecus, Australopithecus, "Lucy", manusia Peking, manusia Neanderthal, dsb. Semua menunjukkan bahwa Page 3 Kreasi Atau Evolusi – Stanley Sethiadi sesungguhnya dibutuhkan iman yang besar untuk percaya bahwa manusia berasal dari binatang. Bukti ilmiah dalam arti kata pengamatanpengamatan dan percobaan-percobaan yang dapat diulangi dan diselidiki dengan seksama tidak ada dan tidak pernah akan ada. Tetapi mengapa begitu banyak orang percaya teori evolusi, termasuk kebanyakan ilmuwan kreasionis sebelum mereka beralih kepercayaan dari teori evolusi ke teori kreasi (penciptaan)? Seperti kita tahu, iman datang dari pendengaran. Hal ini berlaku bagi iman yang benar, tetapi juga berlaku bagi iman yang salah. Kalau dari bangku SD kita telah dijejali dengan ucapan-ucapan yang berbau evolusionisme, lama kelamaan kita percaya bahwa itu benar. Umpama mengenai terjadinya bumi, laut, gunung-gunung, minyak tanah, batu arang, intan, dsb. yang katanya terjadi dalam waktu jutaan tahun. Lama-lama kita percaya betul bahwa bumi ini sudah milyaran tahun usianya. Teori kreasi yang mengatakan bahwa bumi ini berumur kurang dari 10.000 tahun, lalu kita anggap tidak masuk akal sehat. Einstein telah menunjukkan bahwa apa yang disebut akal sehat (common sense) tidak lain daripada sekumpulan prasangka-prasangka yang ditanam orang lain ke dalam benak kita sebelum kita berumur 18 tahun. Setelah sadar bahwa ada prasangka yang salah, yang kita terima sebagai akal sehat, hendaknyalah hal itu diperbaiki. Memperbaiki iman yang salah tidaklah mudah, tetapi dengan bantuan Roh Kudus hal itu mungkin. Melalui forum ini saya mengetuk hati nurani para guru, dari SD sampai universitas terutama yang beragama Kristen, untuk merenungkan hal ini. Kalau dalam kurikulum di sekolah harus diajarkan asal-usul manusia, binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan, batu-batuan, bumi, alam semesta, dsb., ajarlah kedua pandangan teori kreasi dan teori evolusi. Ajarlah juga berita Alkitab dengan murni dan konsekuen. Himbauan ini terlebih-lebih berlaku untuk para penulis buku pelajaran Biologi, Geologi, dan Astronomi. Perbaikilah textbook yang kini beredar di pasaran. Memang untuk mengubah opini yang telah begitu meluas di dunia bukanlah sesuatu yang mudah. Ini adalah seperti usaha memindahkan gunung. Tetapi dengan iman yang benar, iman yang salah dapat dikikis Page 4 Kreasi Atau Evolusi – Stanley Sethiadi perlahan-lahan. Usaha raksasa telah dimulai oleh ilmuwan kreasionis sejak tahun 1950 dan terutama sejak tahun 1970 di Amerika Serikat, Eropa Barat, dan Australia. Perlahan tetapi pasti pendukung teori kreasi semakin banyak di dunia ini, merambat juga ke Eropa Timur, Asia, dan Afrika, termasuk Indonesia. Pada tahun 1950 praktis semua orang di Amerika Serikat percaya bahwa bumi kita ini sudah berusia jutaan atau milyaran tahun. Pada bulan Juni 1985, majalah Amerika Serikat, pendukung evolusionisme yang fanatik, Discover, pada halaman 83 mengungkapkan hasil angket yang diadakan "Gallup poll" pada tahun 1985 itu. Menurut hasil angket itu, 50% dari orang Amerika Serikat, dan 25% dari sarjana Amerika Serikat percaya bahwa bumi berumur kurang dari 10.000 tahun. Hal ini membuat marah para evolusionis dan disambut gembira oleh para kreasionis. Para evolusionis di Amerika Serikat kemudian bertekad untuk lebih aktif menyebarluaskan "agama" evolusionisme dan menyerang "agama" kreasionisme dengan lebih militan. Untuk tahun 1990 saya belum mendapat angka yang tepat, tetapi kemungkinan besar jumlah persentase orang Amerika yang percaya teori kreasi naik lagi. Di Indonesia angket seperti itu, setahu saya, belum pernah diadakan. Perjuangan masih jauh dan berat. Meskipun rakyat Amerika Serikat makin banyak yang mendukung teori kreasi, orang-orang yang berkuasa di pemerintahan, universitas-universitas, media massa seperti TV, radio, majalah-majalah, dsb. masih banyak yang mendukung teori evolusi. Para rohaniwan pun banyak yang masih percaya teori evolusi. Hal ini berlaku juga di Indonesia. Anda dan saya tidak dapat mengubah dunia dalam sekejab. Tetapi sumbangan Anda dan saya yang sekecil apapun tidaklah sia-sia. Mari dalam batas kemampuan dan kesempatan yang diberikan Allah kepada kita, kita tanamkan iman dan ilmu pengetahuan alam yang benar. Memang Alkitab bukanlah buku ilmu pengetahuan alam, tetapi itu tidak berarti bahwa Alkitab dapat saja salah secara ilmiah seperti dikatakan oleh beberapa rohaniwan. Allah yang menciptakan alam semesta ini, termasuk umat manusia, jadi Allah tahu betul bagaimana dan bilamana Dia Page 5 Kreasi Atau Evolusi – Stanley Sethiadi menciptakannya. Kitab Kejadian adalah record yang teliti bagaimana Allah menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya. Dahulu hal ini dipercaya ahli Astronomi Johann Kepler (1571-1630) dan ahli Sir Isaac Newton (1642-1727), kini hal ini dipercaya ahli biokimia, pemegang hadiah "Lenin Komsomol" Dr. Dmitri Kuznetsov (lihat bulletin MOMENTUM nomor 8). Allah maksudkan apa yang dikatakan-Nya (God means what He said). Puji Tuhan! Sumber: Majalah MOMENTUM No. 10 - Desember 1990 Pengutipan dari artikel ini harus mencantumkan: Dikutip dari http://www.geocities.com/thisisreformed/artikel/kreasevol.html Page 6