Pengaruh Antara Pola Asuh Permisif Terhadap Kecerdasan Emosi Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 9 Samarinda. Emy Nur Wahyuni Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ABSTRACT This study aims to determine whether there is a significant influence of permissive parenting on emotional intelligence of students grade 9 SMKN Samarinda. In this study, the independent variable is permissive parenting, while the dependent variable is emotional intelligence. The hypothesis is "there is an influence of the Permissive Parenting on Emotional Intelligence". This study was addressed to students grade 9 and surveyed 185 students SMKN Samarinda. This study used the probability sampling. Data analysis technique used corelations product moment analysis. The results showed that there wasa significant influence of permissive parenting on emotional intelligence with R2 = 0.023, and p = 0.037 <0.05. However coeficient correlative showed negative correlation (R=-0.135) which means the two variables inversely related (the increasing of in one variable will be accompanied by the decreasing in the other variable). In this study it can be concluded that the more higher of permissive parentingthe more lower emotional intelligence of students grade 9 SMKN Samarinda. Keywords : Permissive parenting, emotional intelligence. Pendahuluan Keluarga anak merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia, dimana individu belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk didalam interaksi dengan kelompoknya, maka peranan orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan remaja. Di dalam keluarga untuk pertama kalinya mulai mengenal aturan-aturan, norma dan nilai yang mengatur hubungan atau interaksi antar anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya, terutama hubungan orang tua dan anak. Walaupun teman-teman sebaya juga memegang peranan penting, akan tetapi intinya terletak pada pendidikan di rumah. Pola pendidikan yang dilaksanakan serahkan kepada anak terhadap oleh orang tua merupakan pemegang pertimbangan orang tua. Anak tidak tahu peranan utama, sehingga menghasilkan apakah perilakunya benar atau salah, remaja yang patuh atau menentang. akibatnya anak akan berperilaku sesuai Orang tua memiliki peranan penting dengan keinginanya sendiri, tidak peduli dalam memberikan perhatian pada anak- apakah hal itu sesuai dengan norma-norma anaknya. Selain di rumah juga di sekolah masyarakat atau tidak. anak mengembangkan segala aspek pada dirinya secara fisik, emosional dan Hurlock (2002), menyatakan orang tua yang permisif adalah orang tua yang intelektual untuk pertama kalinya. Kadang memberikan orang tua terlalu banyak menuntut kepada kepada anak untuk mengambil keputusan remaja dan tidak memberi kesempatan- dan melakukannya serta tidak pernah kesempatan untuk berkembang sendiri memberikan penjelasan atau pengarahan sesuai dengan inisiatif dan pola pikirnya. kepada anak dan hampir tidak pernah ada Namun ada pula orang tua yang terlalu hukuman atau hadiah, sehingga metode sedikit dalam memberikan rangsangan, disiplin permisif berati sedikit disiplin atau anjuran atau bimbingan yang dibutuhkan tidak ada disiplin. Pola ini di tandai oleh oleh remaja. sikap orang tua yang membiarkan anak Santrock (2003), menyebutkan kebebasan secara penuh mencari dan menemukan sendiri tata cara bahwa pengasuhan permisif (memanjakan/ yang permisive-indulgent adalah tingkah lakunya. Pada saat terjadi hal yang suatu pola dimana orang tua sangat terlibat berlebihan barulah orang tua bertindak. dengan sekali Pada pola ini pengawasan menjadi sangat menuntut atau mengendalikan mereka. longgar. Pada saat diterapkan pola asuh Pengasuhan (memanjakan) permisif, anak akan merasa bahwa orang berkaitan dengan ketidak cakapan sosial tua tidak peduli dengan segala perilaku remaja, terutama kurangnya pengendalian yang dilakukan, bahkan orang tua tidak diri. pernah remaja, parenting) tetapi sedikit permisif memberi batasan-batasan memberikan bimbingan dari dan Pola asuh permisif ditandai dengan peranan yang berarti dalam perkembangan adanya kebebasan tanpa batas pada anak anak. Anak beranggapan bahwa apapun untuk berperilaku sesuai keinginannya yang di lakukan, tidak ada permasalahan sendiri. oleh orang tua karena tidak peduli apakah Orang memberikan kepada anak, tua aturan semua tidak dan pernah pengarahan keputusan di hal tersebut benar atau salah. Kecerdasan emosi adalah pergaulan dengan orang lain. Dengan kemampuan seseorang untuk mengenali memahami komponen-komponen diatas, emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diharapkan diri sendiri, mengenali emosi orang lain menyalurkan emosinya secara proposional (empati) dan kemampuan untuk membina dan efektif. Dengan demikian energi yang hubungan (kerjasama) dengan orang lain dimiliki akan tersalurkan secara baik (Goleman, akan sehingga mengurangi hal-hal negatif yang diperoleh bila anak diajarkan keterampilan dapat merugikan masa depan remaja dan dasar bangsa ini. 2004). Hal kecerdasan emosional akan positif emosional, lebih secara cerdas, para Metode Penelitian perasaan dan lebih banyak pengalaman Tipe Penelitian memecahkan dapat penuh pengertian, mudah menerima perasaan- dalam remaja permasalahannya Jenis penelitian adalah yang penelitian peneliti sendiri, sehingga pada saat remaja akan gunakan kuantitatif lebih banyak sukses disekolah dan dalam korelasional, yaitu metode penelitian yang berhubungan dengan rekan-rekan sebaya berlandaskan pada filsafat positivisme, (Gunarsa, 2012). digunakan untuk meneliti pada populasi Dengan kemampuan memotivasi diri atau sampel tertentu, teknik pengambilan yang dimilikinya maka seseorang akan sampel pada umumnya dilakukan secara cenderung yang random, pengumpulan data menggunakan positif dalam menilai segala sesuatu yang instrumen penelitian, analisis data bersifat terjadi dalam dirinya. Mengenali emosi kuantitatif atau statistik dengan tujuan orang untuk memiliki lain, pandangan empati yang dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2011). seseorang terbuka dengan emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain. Sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain. Membina hubungan dengan orang lain merupakan mengandung keterampilan sosial keberhasilan yang dalam Subyek Penelitian Menurut Sugiyono (2011), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa SMK Negeri 9 Kelas X dari jurusan PJ (variabel X) yang pengaruhnya terhadap (Pemasaran), PT variabel lain ingin diketahui dan yang (Peternakan), PTK (Pembibitan), yang menjadi variabel (X) bebasnya dalam keseluruhannya adalah siswa laki-laki dan penelitian ini adalah Pola Asuh Permisif. PI (Perikanan), siswa perempuan yang berjumlah 217 siswa. Variabel terikat (variabel Y) adalah variabel penelitian yang diukur untuk Teknik pengambilan sampel mengetahui besarnya efek atau pengaruh menggunakan teknik probability sampling, variabel lain, dalam penelitian ini yang dengan jenis teknik random sampling yaitu menjadi variabel (Y) terikatnya adalah teknik Kecerdasan Emosi. pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi Untuk mengukur variabel X dan Y, setiap unsur (anggota) populasi untuk peneliti menggunakan instrumen kuesioner dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, dengan skala likert karena untuk mengukur 2011). Jumlah sampel dalam penelitian ini sikap, pendapat dan persepsi seseorang ditetapkan menurut Arikunto (2010), yaitu atau sekelompok orang. Dengan skala apabila subyek kurang dari 100 lebih baik Likert, diambil semuanya, jika subyeknya besar dijabarkan menjadi indikator variabel. dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – Kemudian indikator tersebut dijadikan titik 25 %. Dalam penelitian ini, jumlah sampel tolak yang digunakan yaitu seluruh anggota instrument yang dapat berupa pernyataan populasi yang siswa, atau pertanyaan (Sugiyono, 2011) dengan sehingga penelitian ini disebut penelitian pilihan ganda yang berisi empat alternatif populasi. jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), berjumlah 185 variabel untuk yang akan menyusun diukur item-item TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas Setuju). Modifikasi skala Likert meniadakan kategori jawaban yang di tengah berdasarkan tiga alasan. Jika disediakan kategori jawaban itu, akan menghilangkan banyak data penelitian sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring dari para responden (Hadi, 2004). Dalam variable X dan Y skala disajikan dalam mendukung bentuk (favorable) pernyataan Cronbach diperoleh koefisiensi reliabilitas tidak sebesar 0,866 yang artinya melebihi mendukung (unfavorable). Nilai setiap koefisien reliabilitas skala kecerdasan pilihan bergerak dari skor 1 sampai 4. emosi Bobot pernyataan koefisien reliabilitas 0,700. Item yang favorable yaitu SS=4, S=3, TS=2, STS=1 memenuhi daya diskriminasi item adalah sedangkan untuk 86,6% dan item yang tidak memenuhi pernyataan unfavorable yaitu : SS=1, S=2, indeks daya diskriminasi item adalah TS=3, STS=4. sebesar 13,4%. Dengan nilai corrected penilaian bobot Menurut untuk atau Dari hasil uji reliabilitas Alpha penilaian melebihi batas minimal (2004), item total correlation antara 0,170 - 0,493. kecerdasan emosi adalah kemampuan Menurut Baumrind dalam Santrock untuk mengendalikan, mengorganisir dan (2012), Pengasuhan permisif-memanjakan mempergunakan emosinya secara baik (permissive-indulgent parenting) adalah dalam hubungannya dengan pihak lain. suatu pola dimana orang tua sangat terlibat Kecerdasan emosi yang dimaksud dalam dengan penelitian ini adalah pengukuran terhadap menuntut atau mengendalikan mereka. kemampuan yang meliputi, kemampuan Pengasuhan mengenali emosi diri (knowing one’s berkaitan dengan ketidak cakapan sosial emotion), kemampuan mengelola emosi remaja, terutama kurangnya pengendalian (self regulation), kemampuan memotivasi diri meliputi, orang tua bersikap toleran, diri hukuman sendiri Goleman telah (motivation oneself), remaja tetapi permisif dan hadiah sedikit - sekali memanjakan tidak pernah kemampuan mengenali emosi orang lain diberikan, semua keputusan diserahkan (recognizing kepada anak dan kontrol terhadap anak emotions in others dan kemampuan membina hubungan dengan orang lain (handling relationship). sangat longgar Skala pola asuh permisif terdiri dari Skala kecerdasan emosi terdiri dari 80 butir item dan terbagi atas empat aspek. 80 butir item dan terbagi atas lima aspek. Berdasarkan data hasil analisis butir Berdasarkan data hasil analisis butir didapatkan r didapatkan r rtabel untuk N =185 = 0,143. Berdasarkan hasil uji validitas 0,143. Berdasarkan hasil uji validitas didapatkan 64 yang memenuhi indeks daya didapatkan 52 yang memenuhi indeks daya diskriminasi item dan 16 item dinyatakan diskriminasi item dan 28 item dinyatakan gugur. gugur. hitung> hitung> rtabel untuk N =185 = Dari hasil uji reliabilitas Alpha Berdasarkan hasil pengukuran Cronbach diperoleh koefisiensi realibilitas melalui skala kecerdasan emosi diperoleh sebesar 0,899 yang artinya telah melebihi rerata empirik (setelah penelitian) 151,43 batas minimal koefisien reliabilitas 0,700. dan rerata hipotetik (sebelum penelitian) Item daya 130 sehingga dapat dikategorikan sedang. diskriminasi item adalah sebesar 89,9% Berdasarkan hasil pengukuran melalui dan item yang tidak memenuhi indeks skala Pola Asuh Permisifi diperoleh rerata daya deskriminasi item adalah sebesar empirik 205,99 dan rerata hipotetik 160 10,1%. Dengan nilai koefisiensi corrected sehingga dikategorikan sangat tinggi. yang memenuhi indeks item total correlation antara 0,151 - 0,467. Hasil penelitian siswa yang memiliki pola asuh permisif sangat tinggi sebesar 44 orang dengan presentase 24%, 36 orang Teknik Analisis Data Teknik analisis data penelitian ini siswa dengan presentase 19% memiliki menggunakan teknik analisis corelations pola asuh permisif tinggi, 29 orang siswa product moment. Penggunaan metode ini dengan presentase 16% memiliki pola asuh karena untuk meramalkan hubungan satu permisif sedang, 34 orang siswa dengan atau dua variabel bebas terhadap satu presentase variabel terikat yaitu untuk mengetahui permisif rendah dan 42 orang dengan pengaruh presentase antara pola asuh permisif 18% 23% memiliki memiliki pola pola asuh asuh terhadap kecerdasan emosi. Perhitungan permisif yang sangat rendah. Maka dapat statistik bantuan disimpulkan bahwa pola asuh permisif program SPSS (Statistical Package for pada siswa Kelas X SMK Negeri 9 Social Science) 13 for windows. Samarinda tergolong sangat tinggi, karena dilakukan dengan kategori presentase sangat tinggi di tambah Hasil Penelitian dan Pembahasan kategori presentase sangat tinggi dengan Hasil uji deskriptif total persentase 24%. Deskriptif data digunakan untuk menggambarkan kondisi sebaran data pada Hasil Uji Asumsi siswa SMK Negeri 9 Samarinda. Rerata empiris diperoleh dari responden subjek penelitian melalui dua skala penelitian yaitu skala kecerdasan emosi dan skala pola asuh permisif. Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji asumsi normalitas menggunakan parametrik teknik one statistik sample non Kolmogrov- yang berarti hubungannya dinyatakan linier. Smirnov. Kaidah yang digunakan adalah jika p > 0.05 maka sebarannya normal, Hasil Uji Hipotesis sebaliknya jika p < 0.05 maka sebarannya tidak normal (Hadi, 2004). Hasil uji normalitas sebaran terhadap variabel Pola Asuh Permisif menghasilkan nilai Z= 0.858 dan p= 0.454 (p>0.05). Hasil uji berdasarkan kaidah menunjukkan sebaran butir-butir Pola Asuh Permisif adalah normal. Hasil uji asumsi normalitas sebaran terhadap variabel Kecerdasan Emosi menghasilkan nilai Z = 0.797 dan p = 0.548 (p>0.05). Hasil uji berdasarkan kaidah menunjukkan sebaran butir-butir Kecerdasan Emosi adalah normal. Hipotesis dalam penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pola asuh permisif terhadap kecerdasan emosi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis correlation product moment pada pola asuh permisif dan kecerdasan emosi diperoleh nilai R= 0,023 dan p = 0.037 Nilai p = 0.037< 0.05 berarti bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pola asuh permisif dengan kecerdasan emosi pada siswa Kelas X SMK Negeri 9 Samarinda. Hal tersebut bermakna bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hasil Uji Linearitas Uji asumsi linearitas dilakukan untuk Pembahasan Menurut mengetahui linearitas hubungan antara Psychological Concept variabel bebas dengan variabel terikat. Uji (http://www,parenting-child-development. linearitas dapat pula untuk mengetahui com/permissive-parenting.html), taraf linearitas keuntungna dari orang tua permisif adalah hubungan tersebut. Adapun kaidah yang bahwa anak akan merasa lebih bahagia digunakan dalam uji linearitas hubungan karena mereka memiliki banyak kebebasan adalah bila nilai linearity p < 0.05 maka dari orang tua mereka. Kelemahan dari hubungan dinyatakan linear, atau bila nilai pola asuh permisif bahwa anak tidak deviant from linearity p > 0.05 maka mampu membedakan mana yang benar hubungan dinyatakan linear. Hasil uji dan salah, karena orang tua permisif asumsi linieritas antara Pola Asuh Permisif mungkin tidak mengajarkannya, selain itu terhadap Kecerdasan Emosi mempunyai anak nilai linearity F= 5,998dan p= 0,017<0.05 menyalahgunakan kebebasan mereka dan penyimpangan dari mungkin cenderung melakukan apapun yang mereka suka Namun keoefisien korelatif bahkan jika mereka tau itu salah. Hal itu menunjukan arah yang negatif (R = - terjadi karena tindakan mereka selama ini 0,153) kedua tidak dibatasi oleh orang tua mereka. terbalik (Negative Selain itu Menurut Wong et al (2008), kenaikan satu variabel akan dibarengi dalam pola asuh permisif, orang tua dengan penurunan variabel lainnya. Maka memang menunjukan sikap demokratis dalam penelitian ini dapat disimpulkan dan kasih sayang yang tinggi, tetapi bahwa semakin tinggi pola asuh permisif dengan kendali dan tuntutan prestasi yang maka semakin rendah kecerdasan emosi rendah, pada tipe pola asuh ini anak tidak pada mandiri Samarinda. karena orang tua terlalu memanjakan anaknya shingga anak tidak perduli dengan tanggung jawab, susah bergaul dan dapat menghambat moral anak. remaja product moment pada pola asuh permisif 2 dan kecerdasan emosi diperoleh nilai R = berhubungan corelation) siswa SMK artinya Negeri 9 Keterbatasan Penelitian Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah hanya meneliti satu variabel Berdasarkan hasil analisa correlation variabel yaitu pola asuh permisif sedangkan masih terdapat dua variabel dalam pola asuh yaitu, pola asuh demokratis dan pola asuh otoriter. 0,023 dan p = 0.037. Dimana Nilai p = 0.037< 0.05 berarti bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pola asuh permisif dengan kecerdasan emosi pada siswa Kelas X SMK Negeri 9 Samarinda. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan, di Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, berikut beberapa saran yang dapat dipergunakan : 1. Bagi Siswa dapatkan nilai R2= 0.023, yang berarti Untuk bahwa kecerdasan didapatkan sumbangan efektif siswa yang emosi mempunyai yang rendah variabel Pola Asuh Permisif terhadap sebaiknya membina hubungan baik Kecerdasan Emosi sebesar 2,3% dan seperti bersahabat atau bergaul dengan sisanya sebesar 97,7% terdapat pada orang tua, guru dan teman sebaya, variabel karena dengan adanya komunikasi yang lain kecerdasan emosi. yang mempengaruhi baik dengan orang lain maka akan menciptakan sikap yang penuh dengan kehangatan dan dapat berempati serta dapat mengendalikan diri baik dalam segi sosial maupun emosional. Daftar Pustaka Arikunto, Penelitian 2. Bagi Orangtua Orang tua disarankan untuk lebih dekat kepada anak dan memberikan aturanaturan yang dapat diterima Mengembangkan parenting education pendidikan bagi Suatu Prosedur Pendekatan Goleman, Daniel. 2004. Emotional Intelligent. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Gunarsa, D. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta : Libri 3. Bagi Pihak Sekolah yaitu 2010. Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta. dan dipertanggung jawabkan oleh anak. program Suharsimi. suatu orang program tua untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang dibutuhkannya dalam memberikan pengasuhan berkualitas kepada anak- Hadi, Sutrisno. 2004. Metodology Research II. Yogyakarta: CV. Andi Offset. http://winners.virtualclassroom.org/1025/p arentingstyles/permissive.html diakses 26 April 2014. tersebut diharapakan orang tua dapat Hurlock, E.B. 2002. Perkembangan, Edisi Jakarta : Erlangga. menerapkan pola asuh yang dapat Mubayidh, Makmum. 2006. Kecerdasan & anaknya. Sehingga dari program Psikologi KeLima. mendukung perkembangan kecerdasan Kesehatan emosional remaja secara optimal Jakarta : Pustaka Al-Kautsar. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Mengingat masih Mutadhin, banyaknya Emosional Zainudin. Kecerdasan 2002. Emosional Anak. Mengenal Remaja. kemungkinan faktor-faktor lain yang http//www.e-pisikologi.com/ berkenaan dengan kecerdasan emosi Remaja/250402.htm pada remaja, selain pola asuh yang tanggal 27 September 2013. diterapkan orang tua. Maka diharapkan Poerwardarminta,W.J.S. 2007. diakses Kamus peneliti selanjutnya bisa dapat meneliti Umum Bahasa Indonesia. Edisi kecerdasan Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka. emosi yang dikaitkan dengan variabel lain sepeti dari segi jenis kelamin, bimbingan Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar guru, SPSS Untuk Analisis Data dan Uji interaksi teman sebaya, perbedaan etnis, Statistik. Edisi Pertama. Jakarta : saudara kandung, tayangan televisi, Mediakom. tingkat ekonomi dan lain sebagainya. Santrock, John W. 2003. Adolescence Surbakti, E.B. 2009. Kenalilah Anak Perkembangan Remaja. Jakarta : Remaja Anda. Jakarta : PT Alex Erlangga. Media Komputindo. Santrock, John W. 2012. Life-Span Steede, Kevin. 2007. 10 Kesalahan Development. Perkembangan Masa Orangtua Dalam Mendidik Anak. Hidup. Edisi KeTigabelas, Jilid 1. Jakarta : PT. Tangga Pustaka. Erlangga : PT. Gelora Aksara Winanti Siwi R, Aziz Luthfi, Nasrul Pratama. Sarwano, Pradana. Sarlito Wirawan. 2007. 2011. Perbedaan Kecerdasan Emosional Ditinjau Psikologi Remaja. Jakarta : PT. Dari Persepsi Penerapan Disiplin Raja Grafindo Persada Orang Satiadarma dan Waruwu. 2002. Mendidik Kecerdasan. Jakarta : Pustaka Populer Obor. Soehartono, Irawan. (2004). Metode Remaja Rosdakarya. 2011. Pada Fakultas Mahasiswa Psikologi Universitas Esa Unggul Jakarta. Jurnal Psikologi Volume 9 Nomer Penelitian Sosial. Bandung: PT. Sugiyono. UIEU. Tua Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. 1, Juni 2011.