Pengaruh Antara Pola Asuh Permisif Terhadap Kecerdasan Emosi

advertisement
Pengaruh Antara Pola Asuh Permisif Terhadap Kecerdasan Emosi Pada
Siswa Kelas X SMK Negeri 9 Samarinda.
Emy Nur Wahyuni
Fakultas Psikologi
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
ABSTRACT
This study aims to determine whether there is a significant influence of permissive
parenting on emotional intelligence of students grade 9 SMKN Samarinda. In this study, the
independent variable is permissive parenting, while the dependent variable is emotional
intelligence. The hypothesis is "there is an influence of the Permissive Parenting on
Emotional Intelligence". This study was addressed to students grade 9 and surveyed 185
students SMKN Samarinda. This study used the probability sampling. Data analysis
technique used corelations product moment analysis. The results showed that there wasa
significant influence of permissive parenting on emotional intelligence with R2 = 0.023, and p
= 0.037 <0.05. However coeficient correlative showed negative correlation (R=-0.135)
which means the two variables inversely related (the increasing of in one variable will be
accompanied by the decreasing in the other variable). In this study it can be concluded that
the more higher of permissive parentingthe more lower emotional intelligence of students
grade 9 SMKN Samarinda.
Keywords :
Permissive parenting, emotional intelligence.
Pendahuluan
Keluarga
anak
merupakan
kelompok
sosial pertama dalam kehidupan manusia,
dimana individu belajar dan menyatakan
diri sebagai makhluk didalam interaksi
dengan kelompoknya, maka peranan orang
tua sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan remaja. Di dalam keluarga
untuk
pertama
kalinya
mulai
mengenal aturan-aturan, norma dan nilai
yang mengatur hubungan atau interaksi
antar anggota keluarga yang satu dengan
yang lainnya, terutama hubungan orang tua
dan anak. Walaupun teman-teman sebaya
juga memegang peranan penting, akan
tetapi intinya terletak pada pendidikan di
rumah. Pola pendidikan yang dilaksanakan
serahkan
kepada
anak
terhadap
oleh orang tua merupakan pemegang
pertimbangan orang tua. Anak tidak tahu
peranan utama, sehingga menghasilkan
apakah perilakunya benar atau salah,
remaja yang patuh atau menentang.
akibatnya anak akan berperilaku sesuai
Orang tua memiliki peranan penting
dengan keinginanya sendiri, tidak peduli
dalam memberikan perhatian pada anak-
apakah hal itu sesuai dengan norma-norma
anaknya. Selain di rumah juga di sekolah
masyarakat atau tidak.
anak mengembangkan segala aspek pada
dirinya
secara
fisik,
emosional
dan
Hurlock (2002), menyatakan orang
tua yang permisif adalah orang tua yang
intelektual untuk pertama kalinya. Kadang
memberikan
orang tua terlalu banyak menuntut kepada
kepada anak untuk mengambil keputusan
remaja dan tidak memberi kesempatan-
dan melakukannya serta tidak pernah
kesempatan untuk berkembang sendiri
memberikan penjelasan atau pengarahan
sesuai dengan inisiatif dan pola pikirnya.
kepada anak dan hampir tidak pernah ada
Namun ada pula orang tua yang terlalu
hukuman atau hadiah, sehingga metode
sedikit dalam memberikan rangsangan,
disiplin permisif berati sedikit disiplin atau
anjuran atau bimbingan yang dibutuhkan
tidak ada disiplin. Pola ini di tandai oleh
oleh remaja.
sikap orang tua yang membiarkan anak
Santrock
(2003),
menyebutkan
kebebasan
secara
penuh
mencari dan menemukan sendiri tata cara
bahwa pengasuhan permisif (memanjakan/
yang
permisive-indulgent
adalah
tingkah lakunya. Pada saat terjadi hal yang
suatu pola dimana orang tua sangat terlibat
berlebihan barulah orang tua bertindak.
dengan
sekali
Pada pola ini pengawasan menjadi sangat
menuntut atau mengendalikan mereka.
longgar. Pada saat diterapkan pola asuh
Pengasuhan
(memanjakan)
permisif, anak akan merasa bahwa orang
berkaitan dengan ketidak cakapan sosial
tua tidak peduli dengan segala perilaku
remaja, terutama kurangnya pengendalian
yang dilakukan, bahkan orang tua tidak
diri.
pernah
remaja,
parenting)
tetapi
sedikit
permisif
memberi
batasan-batasan
memberikan
bimbingan
dari
dan
Pola asuh permisif ditandai dengan
peranan yang berarti dalam perkembangan
adanya kebebasan tanpa batas pada anak
anak. Anak beranggapan bahwa apapun
untuk berperilaku sesuai keinginannya
yang di lakukan, tidak ada permasalahan
sendiri.
oleh orang tua karena tidak peduli apakah
Orang
memberikan
kepada
anak,
tua
aturan
semua
tidak
dan
pernah
pengarahan
keputusan
di
hal tersebut benar atau salah.
Kecerdasan
emosi
adalah
pergaulan dengan orang lain. Dengan
kemampuan seseorang untuk mengenali
memahami komponen-komponen diatas,
emosi diri, mengelola emosi, memotivasi
diharapkan
diri sendiri, mengenali emosi orang lain
menyalurkan emosinya secara proposional
(empati) dan kemampuan untuk membina
dan efektif. Dengan demikian energi yang
hubungan (kerjasama) dengan orang lain
dimiliki akan tersalurkan secara baik
(Goleman,
akan
sehingga mengurangi hal-hal negatif yang
diperoleh bila anak diajarkan keterampilan
dapat merugikan masa depan remaja dan
dasar
bangsa ini.
2004).
Hal
kecerdasan
emosional
akan
positif
emosional,
lebih
secara
cerdas,
para
Metode Penelitian
perasaan dan lebih banyak pengalaman
Tipe Penelitian
memecahkan
dapat
penuh
pengertian, mudah menerima perasaan-
dalam
remaja
permasalahannya
Jenis
penelitian
adalah
yang
penelitian
peneliti
sendiri, sehingga pada saat remaja akan
gunakan
kuantitatif
lebih banyak sukses disekolah dan dalam
korelasional, yaitu metode penelitian yang
berhubungan dengan rekan-rekan sebaya
berlandaskan pada filsafat positivisme,
(Gunarsa, 2012).
digunakan untuk meneliti pada populasi
Dengan kemampuan memotivasi diri
atau sampel tertentu, teknik pengambilan
yang dimilikinya maka seseorang akan
sampel pada umumnya dilakukan secara
cenderung
yang
random, pengumpulan data menggunakan
positif dalam menilai segala sesuatu yang
instrumen penelitian, analisis data bersifat
terjadi dalam dirinya. Mengenali emosi
kuantitatif atau statistik dengan tujuan
orang
untuk
memiliki
lain,
pandangan
empati
yang
dibangun
berdasarkan pada kesadaran diri. Jika
menguji
hipotesis
yang
telah
ditetapkan (Sugiyono, 2011).
seseorang terbuka dengan emosi sendiri,
maka dapat dipastikan bahwa ia akan
terampil membaca perasaan orang lain.
Sebaliknya orang yang tidak mampu
menyesuaikan
diri
dengan
emosinya
sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu
menghormati
perasaan
orang
lain.
Membina hubungan dengan orang lain
merupakan
mengandung
keterampilan
sosial
keberhasilan
yang
dalam
Subyek Penelitian
Menurut Sugiyono (2011), populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa
SMK Negeri 9 Kelas X dari jurusan PJ
(variabel X) yang pengaruhnya terhadap
(Pemasaran),
PT
variabel lain ingin diketahui dan yang
(Peternakan), PTK (Pembibitan), yang
menjadi variabel (X) bebasnya dalam
keseluruhannya adalah siswa laki-laki dan
penelitian ini adalah Pola Asuh Permisif.
PI
(Perikanan),
siswa perempuan yang berjumlah 217
siswa.
Variabel terikat (variabel Y) adalah
variabel penelitian yang diukur untuk
Teknik
pengambilan
sampel
mengetahui besarnya efek atau pengaruh
menggunakan teknik probability sampling,
variabel lain, dalam penelitian ini yang
dengan jenis teknik random sampling yaitu
menjadi variabel (Y) terikatnya adalah
teknik
Kecerdasan Emosi.
pengambilan
sampel
yang
memberikan peluang yang sama bagi
Untuk mengukur variabel X dan Y,
setiap unsur (anggota) populasi untuk
peneliti menggunakan instrumen kuesioner
dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono,
dengan skala likert karena untuk mengukur
2011). Jumlah sampel dalam penelitian ini
sikap, pendapat dan persepsi seseorang
ditetapkan menurut Arikunto (2010), yaitu
atau sekelompok orang. Dengan skala
apabila subyek kurang dari 100 lebih baik
Likert,
diambil semuanya, jika subyeknya besar
dijabarkan menjadi indikator variabel.
dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 –
Kemudian indikator tersebut dijadikan titik
25 %. Dalam penelitian ini, jumlah sampel
tolak
yang digunakan yaitu seluruh anggota
instrument yang dapat berupa pernyataan
populasi yang
siswa,
atau pertanyaan (Sugiyono, 2011) dengan
sehingga penelitian ini disebut penelitian
pilihan ganda yang berisi empat alternatif
populasi.
jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju),
berjumlah 185
variabel
untuk
yang
akan
menyusun
diukur
item-item
TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak
Variabel Penelitian dan Pengukuran
Variabel penelitian pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2011).
Variabel
yang digunakan dalam
penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas
Setuju).
Modifikasi skala Likert meniadakan
kategori
jawaban
yang
di
tengah
berdasarkan tiga alasan. Jika disediakan
kategori jawaban itu, akan menghilangkan
banyak
data
penelitian
sehingga
mengurangi banyaknya informasi yang
dapat dijaring dari para responden (Hadi,
2004).
Dalam variable X dan Y skala
disajikan
dalam
mendukung
bentuk
(favorable)
pernyataan
Cronbach diperoleh koefisiensi reliabilitas
tidak
sebesar 0,866 yang artinya melebihi
mendukung (unfavorable). Nilai setiap
koefisien reliabilitas skala kecerdasan
pilihan bergerak dari skor 1 sampai 4.
emosi
Bobot
pernyataan
koefisien reliabilitas 0,700. Item yang
favorable yaitu SS=4, S=3, TS=2, STS=1
memenuhi daya diskriminasi item adalah
sedangkan
untuk
86,6% dan item yang tidak memenuhi
pernyataan unfavorable yaitu : SS=1, S=2,
indeks daya diskriminasi item adalah
TS=3, STS=4.
sebesar 13,4%. Dengan nilai corrected
penilaian
bobot
Menurut
untuk
atau
Dari hasil uji reliabilitas Alpha
penilaian
melebihi
batas
minimal
(2004),
item total correlation antara 0,170 - 0,493.
kecerdasan emosi adalah kemampuan
Menurut Baumrind dalam Santrock
untuk mengendalikan, mengorganisir dan
(2012), Pengasuhan permisif-memanjakan
mempergunakan emosinya secara baik
(permissive-indulgent parenting) adalah
dalam hubungannya dengan pihak lain.
suatu pola dimana orang tua sangat terlibat
Kecerdasan emosi yang dimaksud dalam
dengan
penelitian ini adalah pengukuran terhadap
menuntut atau mengendalikan mereka.
kemampuan yang meliputi, kemampuan
Pengasuhan
mengenali emosi diri (knowing one’s
berkaitan dengan ketidak cakapan sosial
emotion), kemampuan mengelola emosi
remaja, terutama kurangnya pengendalian
(self regulation), kemampuan memotivasi
diri meliputi, orang tua bersikap toleran,
diri
hukuman
sendiri
Goleman
telah
(motivation
oneself),
remaja
tetapi
permisif
dan
hadiah
sedikit
-
sekali
memanjakan
tidak
pernah
kemampuan mengenali emosi orang lain
diberikan, semua keputusan diserahkan
(recognizing
kepada anak dan kontrol terhadap anak
emotions in
others
dan
kemampuan membina hubungan dengan
orang lain (handling relationship).
sangat longgar
Skala pola asuh permisif terdiri dari
Skala kecerdasan emosi terdiri dari
80 butir item dan terbagi atas empat aspek.
80 butir item dan terbagi atas lima aspek.
Berdasarkan data hasil analisis butir
Berdasarkan data hasil analisis butir
didapatkan r
didapatkan r
rtabel untuk N =185 =
0,143. Berdasarkan hasil uji validitas
0,143. Berdasarkan hasil uji validitas
didapatkan 64 yang memenuhi indeks daya
didapatkan 52 yang memenuhi indeks daya
diskriminasi item dan 16 item dinyatakan
diskriminasi item dan 28 item dinyatakan
gugur.
gugur.
hitung>
hitung>
rtabel untuk N =185 =
Dari hasil uji reliabilitas Alpha
Berdasarkan
hasil
pengukuran
Cronbach diperoleh koefisiensi realibilitas
melalui skala kecerdasan emosi diperoleh
sebesar 0,899 yang artinya telah melebihi
rerata empirik (setelah penelitian) 151,43
batas minimal koefisien reliabilitas 0,700.
dan rerata hipotetik (sebelum penelitian)
Item
daya
130 sehingga dapat dikategorikan sedang.
diskriminasi item adalah sebesar 89,9%
Berdasarkan hasil pengukuran melalui
dan item yang tidak memenuhi indeks
skala Pola Asuh Permisifi diperoleh rerata
daya deskriminasi item adalah sebesar
empirik 205,99 dan rerata hipotetik 160
10,1%. Dengan nilai koefisiensi corrected
sehingga dikategorikan sangat tinggi.
yang
memenuhi
indeks
item total correlation antara 0,151 - 0,467.
Hasil penelitian siswa yang memiliki
pola asuh permisif sangat tinggi sebesar 44
orang dengan presentase 24%, 36 orang
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data penelitian ini
siswa dengan presentase 19% memiliki
menggunakan teknik analisis corelations
pola asuh permisif tinggi, 29 orang siswa
product moment. Penggunaan metode ini
dengan presentase 16% memiliki pola asuh
karena untuk meramalkan hubungan satu
permisif sedang, 34 orang siswa dengan
atau dua variabel bebas terhadap satu
presentase
variabel terikat yaitu untuk mengetahui
permisif rendah dan 42 orang dengan
pengaruh
presentase
antara
pola
asuh
permisif
18%
23%
memiliki
memiliki
pola
pola
asuh
asuh
terhadap kecerdasan emosi. Perhitungan
permisif yang sangat rendah. Maka dapat
statistik
bantuan
disimpulkan bahwa pola asuh permisif
program SPSS (Statistical Package for
pada siswa Kelas X SMK Negeri 9
Social Science) 13 for windows.
Samarinda tergolong sangat tinggi, karena
dilakukan
dengan
kategori presentase sangat tinggi di tambah
Hasil Penelitian dan Pembahasan
kategori presentase sangat tinggi dengan
Hasil uji deskriptif
total persentase 24%.
Deskriptif data digunakan untuk
menggambarkan kondisi sebaran data pada
Hasil Uji Asumsi
siswa SMK Negeri 9 Samarinda. Rerata
empiris diperoleh dari responden subjek
penelitian melalui dua skala penelitian
yaitu skala kecerdasan emosi dan skala
pola asuh permisif.
Uji
Normalitas
bertujuan
untuk
menguji apakah dalam model regresi
variabel
terikat
dan
variabel
bebas
keduanya mempunyai distribusi normal
atau
tidak.
Uji
asumsi
normalitas
menggunakan
parametrik
teknik
one
statistik
sample
non
Kolmogrov-
yang
berarti hubungannya
dinyatakan
linier.
Smirnov. Kaidah yang digunakan adalah
jika p > 0.05 maka sebarannya normal,
Hasil Uji Hipotesis
sebaliknya jika p < 0.05 maka sebarannya
tidak normal (Hadi, 2004). Hasil uji
normalitas sebaran terhadap variabel Pola
Asuh Permisif menghasilkan nilai Z=
0.858 dan p= 0.454 (p>0.05). Hasil uji
berdasarkan kaidah menunjukkan sebaran
butir-butir Pola Asuh Permisif adalah
normal.
Hasil
uji
asumsi
normalitas
sebaran terhadap variabel Kecerdasan
Emosi menghasilkan nilai Z = 0.797 dan p
= 0.548 (p>0.05). Hasil uji berdasarkan
kaidah menunjukkan sebaran butir-butir
Kecerdasan Emosi adalah normal.
Hipotesis dalam penelitian adalah
untuk mengetahui pengaruh pola asuh
permisif
terhadap
kecerdasan
emosi.
Teknik analisis yang digunakan adalah
analisis correlation product moment pada
pola asuh permisif dan kecerdasan emosi
diperoleh nilai R= 0,023 dan p = 0.037
Nilai p = 0.037< 0.05 berarti bahwa
terdapat
pengaruh
yang
positif
dan
signifikan antara pola asuh permisif
dengan kecerdasan emosi pada siswa
Kelas X SMK Negeri 9 Samarinda. Hal
tersebut bermakna bahwa hipotesis dalam
penelitian ini diterima.
Hasil Uji Linearitas
Uji asumsi linearitas dilakukan untuk
Pembahasan
Menurut
mengetahui linearitas hubungan antara
Psychological
Concept
variabel bebas dengan variabel terikat. Uji
(http://www,parenting-child-development.
linearitas dapat pula untuk mengetahui
com/permissive-parenting.html),
taraf
linearitas
keuntungna dari orang tua permisif adalah
hubungan tersebut. Adapun kaidah yang
bahwa anak akan merasa lebih bahagia
digunakan dalam uji linearitas hubungan
karena mereka memiliki banyak kebebasan
adalah bila nilai linearity p < 0.05 maka
dari orang tua mereka. Kelemahan dari
hubungan dinyatakan linear, atau bila nilai
pola asuh permisif bahwa anak tidak
deviant from linearity p > 0.05 maka
mampu membedakan mana yang benar
hubungan dinyatakan linear. Hasil uji
dan salah, karena orang tua permisif
asumsi linieritas antara Pola Asuh Permisif
mungkin tidak mengajarkannya, selain itu
terhadap Kecerdasan Emosi mempunyai
anak
nilai linearity F= 5,998dan p= 0,017<0.05
menyalahgunakan kebebasan mereka dan
penyimpangan
dari
mungkin
cenderung
melakukan apapun yang mereka suka
Namun
keoefisien
korelatif
bahkan jika mereka tau itu salah. Hal itu
menunjukan arah yang negatif (R = -
terjadi karena tindakan mereka selama ini
0,153)
kedua
tidak dibatasi oleh orang tua mereka.
terbalik
(Negative
Selain itu Menurut Wong et al (2008),
kenaikan satu variabel akan dibarengi
dalam pola asuh permisif, orang tua
dengan penurunan variabel lainnya. Maka
memang menunjukan sikap demokratis
dalam penelitian ini dapat disimpulkan
dan kasih sayang yang tinggi, tetapi
bahwa semakin tinggi pola asuh permisif
dengan kendali dan tuntutan prestasi yang
maka semakin rendah kecerdasan emosi
rendah, pada tipe pola asuh ini anak tidak
pada
mandiri
Samarinda.
karena
orang
tua
terlalu
memanjakan anaknya shingga anak tidak
perduli dengan tanggung jawab, susah
bergaul dan dapat menghambat moral
anak.
remaja
product moment pada pola asuh permisif
2
dan kecerdasan emosi diperoleh nilai R =
berhubungan
corelation)
siswa
SMK
artinya
Negeri
9
Keterbatasan Penelitian
Adapun
keterbatasan
dalam
penelitian ini adalah hanya meneliti satu
variabel
Berdasarkan hasil analisa correlation
variabel
yaitu
pola
asuh
permisif
sedangkan masih terdapat dua variabel
dalam
pola
asuh
yaitu,
pola
asuh
demokratis dan pola asuh otoriter.
0,023 dan p = 0.037. Dimana Nilai p =
0.037<
0.05
berarti
bahwa
terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan
antara
pola
asuh
permisif
dengan
kecerdasan emosi pada siswa Kelas X
SMK Negeri 9 Samarinda. Berdasarkan
hasil uji hipotesis yang dilakukan, di
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, berikut beberapa saran yang
dapat dipergunakan :
1. Bagi Siswa
dapatkan nilai R2= 0.023, yang berarti
Untuk
bahwa
kecerdasan
didapatkan
sumbangan
efektif
siswa
yang
emosi
mempunyai
yang
rendah
variabel Pola Asuh Permisif terhadap
sebaiknya membina hubungan baik
Kecerdasan Emosi sebesar 2,3% dan
seperti bersahabat atau bergaul dengan
sisanya sebesar 97,7% terdapat pada
orang tua, guru dan teman sebaya,
variabel
karena dengan adanya komunikasi yang
lain
kecerdasan emosi.
yang
mempengaruhi
baik dengan orang lain maka akan
menciptakan sikap yang penuh dengan
kehangatan dan dapat berempati serta
dapat mengendalikan diri baik dalam
segi sosial maupun emosional.
Daftar Pustaka
Arikunto,
Penelitian
2. Bagi Orangtua
Orang tua disarankan untuk lebih dekat
kepada anak dan memberikan aturanaturan
yang
dapat
diterima
Mengembangkan parenting education
pendidikan
bagi
Suatu
Prosedur
Pendekatan
Goleman,
Daniel.
2004.
Emotional
Intelligent. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Gunarsa, D. 2012. Psikologi Remaja.
Jakarta : Libri
3. Bagi Pihak Sekolah
yaitu
2010.
Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
dan
dipertanggung jawabkan oleh anak.
program
Suharsimi.
suatu
orang
program
tua
untuk
menambah wawasan dan pengetahuan
yang dibutuhkannya dalam memberikan
pengasuhan berkualitas kepada anak-
Hadi,
Sutrisno.
2004.
Metodology
Research II. Yogyakarta: CV. Andi
Offset.
http://winners.virtualclassroom.org/1025/p
arentingstyles/permissive.html
diakses 26 April 2014.
tersebut diharapakan orang tua dapat
Hurlock,
E.B.
2002.
Perkembangan, Edisi
Jakarta : Erlangga.
menerapkan pola asuh yang dapat
Mubayidh, Makmum. 2006. Kecerdasan &
anaknya.
Sehingga
dari
program
Psikologi
KeLima.
mendukung perkembangan kecerdasan
Kesehatan
emosional remaja secara optimal
Jakarta : Pustaka Al-Kautsar.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Mengingat
masih
Mutadhin,
banyaknya
Emosional
Zainudin.
Kecerdasan
2002.
Emosional
Anak.
Mengenal
Remaja.
kemungkinan faktor-faktor lain yang
http//www.e-pisikologi.com/
berkenaan dengan kecerdasan emosi
Remaja/250402.htm
pada remaja, selain pola asuh yang
tanggal 27 September 2013.
diterapkan orang tua. Maka diharapkan
Poerwardarminta,W.J.S.
2007.
diakses
Kamus
peneliti selanjutnya bisa dapat meneliti
Umum Bahasa Indonesia. Edisi
kecerdasan
Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.
emosi
yang
dikaitkan
dengan variabel lain sepeti dari segi
jenis
kelamin,
bimbingan
Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar
guru,
SPSS Untuk Analisis Data dan Uji
interaksi teman sebaya, perbedaan etnis,
Statistik. Edisi Pertama. Jakarta :
saudara kandung, tayangan televisi,
Mediakom.
tingkat ekonomi dan lain sebagainya.
Santrock, John W. 2003. Adolescence
Surbakti, E.B. 2009. Kenalilah Anak
Perkembangan Remaja. Jakarta :
Remaja Anda. Jakarta : PT Alex
Erlangga.
Media Komputindo.
Santrock,
John
W.
2012.
Life-Span
Steede,
Kevin.
2007.
10
Kesalahan
Development. Perkembangan Masa
Orangtua Dalam Mendidik Anak.
Hidup. Edisi KeTigabelas, Jilid 1.
Jakarta : PT. Tangga Pustaka.
Erlangga : PT. Gelora Aksara
Winanti Siwi R, Aziz Luthfi, Nasrul
Pratama.
Sarwano,
Pradana.
Sarlito
Wirawan.
2007.
2011.
Perbedaan
Kecerdasan Emosional
Ditinjau
Psikologi Remaja. Jakarta : PT.
Dari Persepsi Penerapan Disiplin
Raja Grafindo Persada
Orang
Satiadarma dan Waruwu. 2002. Mendidik
Kecerdasan.
Jakarta
:
Pustaka
Populer Obor.
Soehartono,
Irawan.
(2004).
Metode
Remaja Rosdakarya.
2011.
Pada
Fakultas
Mahasiswa
Psikologi
Universitas Esa Unggul Jakarta.
Jurnal Psikologi Volume 9 Nomer
Penelitian Sosial. Bandung: PT.
Sugiyono.
UIEU.
Tua
Metode
Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung : Alfabeta.
1, Juni 2011.
Download