Untitled - Asia Pacific Fibers

advertisement
ASIA PACIFIC FIBERS
Daftar Isi
3
Keterangan Tentang Perseroan
4
Ikhtisar Data Keuangan Penting
5
7
Pesan Komisaris Utama
Pesan Kepada Para Pemegang Saham
13
19
Laporan Manajemen
Analisis dan Pembahasan Manajemen
20
28
Tata Kelola Perusahaan
Struktur Organisasi Perseroan
29
35
Informasi Perseroan
Laporan Auditor Independen
1
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
Halaman ini sengaja dikosongkan
2
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
Keterangan
Tentang
Perseroan
PT Asia Pacific Fibers Tbk (dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk), didirikan sejak tahun 1984,
merupakan salah satu perusahaan penghasil polyester terkemuka di Indonesia. Perseroan
menjalankan rangkaian proses produksi polyesternya mulai dari bahan baku sampai dengan
barang jadi dengan mengutamakan mutu dan konsistensi. PT Asia Pacific Fibers merupakan
satu-satunya produsen polyester yang terintegrasi di Indonesia, dengan fasilitas pabrik PTA,
polymer dan fiber yang terletak di Karawang, Jawa Barat dan fasilitas pabrik benang polyester
yang terbesar di Indonesia terletak di Kendal, Jawa Tengah.
Produk yang dihasilkan Perseroan saat ini meliputi Purified Terephthalic Acid (PTA), polyester
chips, staple fiber, filament yarn dan performance fabrics. Hasil produksi Perseroan
dipasarkan baik di dalam negeri maupun diekspor di pasar internasional.
Berikut ini adalah laporan mengenai perkembangan usaha PT Asia Pacific Fibers Tbk pada
tahun 2015. Istilah "Perseroan" dalam laporan ini digunakan untuk PT Asia Pacific Fibers
Tbk dan semua anak perusahaan. Istilah "APF" ditujukan untuk induk itu sendiri yaitu PT Asia
Pacific Fibers Tbk, sedangkan istilah "Texmaco Jaya" ditujukan untuk PT Texmaco Jaya Tbk.
3
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
Ikhtisar
Data Keuangan
Penting
Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan untuk tahuntahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 sampai 2015.
Akuntan Publik Perseroan saat ini adalah Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy
Siddharta & Tanzil (Indonesian Member firm of Kreston International).
31 Desember
Aktiva Lancar
Aktiva Tetap-Bersih
Jumlah Aktiva
Kewajiban
Ekuitas
Penjualan
Laba (Rugi) Kotor
Laba (Rugi) Usaha
Laba (Rugi) Bersih
Modal Kerja Bersih (1)
Laba Bersih per saham
Margin Laba Kotor
Margin Laba Bersih
Return on Investment
Imbal Hasil Ekuitas
Rasio Lancar
Kewajiban terhadap Aktiva
Kewajiban terhadap Ekuitas
%
%
%
2014(3)
2015
US$ 000
US$ 000
2013
US$ 000
2012
US$ 000
2011(2)
US$ 000
143.251
61,876
232.495
1.157.902
(925.407)
387.054
8.153
(11.647)
(17.787)
(958.570)
(0.01)
(0.01)
(0.05)
NA
NA
0.2
4,98
(1.25)
177,420
61,366
275.372
1,184.396
(909.024)
493,567
(13,827)
(81,490)
(79,800)
(949,426)
(0.03)
(0.03)
(0.16)
NA
NA
0.2
4,30
(1.30)
235,769
82,225
353,491
1,181,392
(827,901)
565,142
(20,571)
(36,466)
(30,062)
(896,001)
(0.01)
(0.04)
(0.05)
NA
NA
0.2
3.34
(1.43)
237,040
129.394
403.252
1,201,091
(797,838)
599,331
(5,982)
(23,515)
(32,119)
(931,551)
(0.01)
(0.07)
(0.11)
NA
NA
0.2
2.98
(1.51)
231,660
184.837
452.635
1,218,898
(766,263)
635,535
13,879
(19.863)
(8,840)
(936,758)
0.00
2.18
1.39
NA
NA
0.2
2.69
(1.59)
Catatan:
(1) Aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar
(2) dan (3) Disajikan kembali
4
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
Pesan
Komisaris
Utama
Pemegang Saham Yang Terhormat,
Di tengah iklim investasi yang tidak menguntungkan, sentimen konsumen melemah dan
harga rendah untuk komoditas ekspor utama, seperti batu bara, mineral logam, karet dan
minyak sawit mentah, Indonesia menjadi lebih tergantung pada belanja negara untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi. PDB Indonesia pada tahun 2015 menunjukkan
pertumbuhan tahun ke tahun sebesar 4,8%, menandai berlanjutnya penurunan yang tampak
dalam beberapa tahun terakhir.
Industri petrokimia telah mengalami kondisi yang bergejolak pada tahun 2015 karena
adanya volatilitas harga minyak mentah, yang telah menurun hingga 70% sejak pertengahan
2014, melebihi yang diharapkan oleh pasar. penurunan tajam harga minyak mentah ini telah
menyebabkan penurunan yang berpengaruh pada harga produk-produk Polyester dan marjin
yang mengarah pada penghapusan yang signifikan atas penilaian persediaan. PTA
menunjukkan kapasitas yang besar, tidak proporsional untuk kebutuhan selama 2013-2015,
menurunkan tingkat operasional 72%. Sektor TPT di Indonesia mengalami kontraksi dengan
pertumbuhan negatif lebih dari 5% sepanjang tahun 2015 terutama karena perlambatan
ekonomi dengan daya beli yang menurun yang menyebabkan penurunan permintaan untuk
pasar domestik tekstil dan produk tekstil.
Penilaian Kinerja Direksi
Dewan komisaris terus melakukan pengawasan fungsi dari Dewan Direksi dan memberi
mereka pedoman kebijakan yang diperlukan secara efektif dalam menangani tantangan
berat yang dihadapi oleh Perusahaan dan mengelola usaha secara hati-hati. Faktor pasar
yang merugikan tersebut di atas dan penurunan yang berkelanjutan dalam harga bahan baku
mempengaruhi kinerja PT Asia Pacific Fibers Tbk ("Perseroan") secara signifikan selama
tahun 2015 pada pendapatan penjualan dan kerugian EBITDA. Pendapatan penjualan untuk
tahun 2015 turun menjadi US$387 dibanding dengan US$494 juta untuk tahun sebelumnya.
Jatuhnya tren harga komoditas adalah konsekuen terjunnya harga polyester yang juga telah
menyebabkan penghapusan yang signifikan dalam penilaian persediaan selama kuartal
ketiga dan keempat tahun ini.
Dengan tidak beroperasinya produksi PTA dalam kondisi pasar seperti sekarang ini, Direksi,
setelah melakukan evaluasi yang cermat atas pro dan kontra yang ada, merekomendasikan
pilihan strategis untuk menghentikan sementara operasi PTA dan memutuskan untuk
melakukan perubahan total teknologi dan fasilitas produksinya. Direksi juga memutuskan
untuk melakukan pembelian PTA dari pasar dan mempertahankan fasilitas produksi PTA
sampai perbaikan dapat diselesaikan. Dewan Komisaris berkeyakinan bahwa keputusan
strategis untuk menutup sementara fasilitas produksi PTA dan melakukan pembelian PTA
dari pihak eksternal, merupakan langkah tepat untuk memperbaiki kinerja Perseroan,
5
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
terutama dalam lingkup perdagangan PTA dalam pasar global dan kapasitas produksi di Cina
dan Negara-negara lain di Asia.
Dewan Komisaris membenarkan upaya strategis yang diambil oleh Direksi dan mengapresiasi
kontribusi mereka dalam keputusan-keputusan berikut:
a) Tetap mempertahankan posisinya yang dominan dalam melayani kebutuhan bahan baku
industri sektor tekstil hilir di Indonesia, meskipun kondisi pasar tertekan dan persaingan
yang ketat.
b) Terus melakukan diversifikasi ke spesialisasi produk untuk pertumbuhan segmen produk
teksti untuk keperluan Otomotif, dan tekstil berbasis kain Performance, meskipun
terhambat oleh kondisi keuangan yang dihadapi Perusahaan.
c) Langkah-langkah penghematan biaya di bidang energi, peningkatan efisiensi dan
pengurangan limbah untuk meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan.
Tinjauan Prospek Usaha
Komisaris telah mengkaji rencana strategis Perseroan untuk tahun 2016 dalam pemulihan
yang diproyeksikan untuk sektor TPT domestic sebagai konsekuensi dari berbagai paket
stimulus dan dukungan fiskal yang telah diumumkan oleh Pemerintah. Perkiraan
melemahnya harga minyak mentah dan penurunan harga polyester merupakan pertanda baik
bagi produk serat poliester untuk lebih kompetitif dibanding katun dan serat lainnya, yang
akan meningkatkan pangsa produk polyester dalam pasar produk tekstil. Tindakan penting
difokuskan pada strategi usaha yang akan dilakukan oleh Direksi diharapkan membuat
kinerja Perseroan akan membaik di tahun-tahun mendatang.
Biaya yang lebih menguntungkan dengan melakukan pembelian PTA dibanding produksi
dengan nilai PTA yang rendah
Terus mengoptimalkan utilisasi fasilitas produksi tanaman dengan melakukan
pemasangan fasilitas mesin de-bagging/unloading pada awal kwartal kedua tahun 2016
Perusahaan telah memfokuskan kembali strategi pemasaran yang akan menjadi
"produk perusahaan" dengan nilai tambah dan produk khusus dan secara bertahap
akan beralih dari segmen komoditas
Pengembangan organisasi dan sumber daya manusia untuk memperkuat kompetensi
utama
Tetap melanjutkan usaha untuk meningkatkan penghematan biaya dengan fokus pada
penghematan energi, efisiensi dan produktivitas
Dengan arahan strategis dari Dewan Komisaris, Perseroan telah melakukan negosiasi baru
dengan Kementrian Keuangan untuk mendapatkan solusi atas restrukturisasi utang terjamin
yang telah berlangsung lama, yang menjadi penghalang pertumbuhan Perseroan. Berkat
usaha yang senantiasa terus dilakukan Perseroan, Kementrian Keuangan telah menunjuk
sebuah komite tingkat tinggi untuk menemukan rencana restrukturisasi utang yang bisa
diterapkan sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan. Dewan Komisaris berharap bahwa
permasalahan ini akan dapat diselesaikan sebelum akhir tahun 2016. Jika restrukturisasi
utang terjamin ini selesai, Perseroan akan berada dalam posisi yang kuat untuk
meningkatkan posisi keuangan secara signifikan dan akan dapat menerapkan rencana
pertumbuhan jangka panjangnya.
Tata Kelola Perusahaan
Dewan Komisaris telah mengamanatkan Direksi untuk melanjutkan strategi usahanya,
kegiatan pengembangan dan praktek perdagangan sesuai dengan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance.
6
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
Dewan Komisaris telah mengkaji laporan dari Komite Audit, Komite Remunerasi, laporan
berkala dari tim audit internal dan berpendapat bahwa sistem pengendalian internal,
prosedur, proses pelaporan keuangan yang sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang
berlaku. Perseroan berkomitmen untuk meningkatkan standar tata kelola perusahaan secara
terus menerus dan memastikan kepatuhan terhadap berbagai peraturan dan persyaratan
yang berlaku.
Perubahan Dewan Komisaris
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang diadakan pada 16 Juni 2015
menyetujui pengangkatan Bapak Agus Tjahajana Wirakusumah sebagai Komisaris
Independen Perseroan menggantikan Bapak Timbul Thomas Lubis SH, LLM, yang
mengundurkan diri dari jabatan Komisaris Independen.
Dewan Komisaris dengan senang hati menyambut Bapak Agus Tjahajana Wirakusumah
sebagai Komisaris Independen dan berharap bimbingan berharga dan kontribusi terhadap
pertumbuhan Perseroan. Dewan Komisaris juga memberikan apresiasi yang mendalam atas
kontribusi yang berharga dan bimbingan yang telah diberikan oleh Bapak Timbul Thomas
Lubis SH, LLM selama masa jabatannya sebagai Komisaris Independen Perseroan.
Ibu Kamun Cheong telah menyampaikan pengunduran diri sebagai Komisaris Perseroan.
Dewan Komisaris memberikan rekomendasi perubahan susunan Dewan Komisaris untuk
diagendakan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Dewan Komisaris memberikan
penghargaan atas kontribusi beliau terhadap perseroan selama masa tugasnya
Apresiasi
Dewan Komisaris ingin menyampaikan penghargaan kepada Dewan Direksi dan seluruh
karyawan Perseroan atas komitmen dan dedikasinya sepanjang tahun 2015, yang dapat
dianggap sebagai tahun yang menentukan di mana Perseroan terus dapat mempertahankan
posisi pasar strategis, sementara dihadapkan tantangan berat dari usaha dan lingkungan
ekonomi sekitarnya.
Akhirnya, denga tulus kami mengucapkan terima kasih kepada para pelanggan, pemasok,
dan pemegang saham karena adanya dukungan yang berkelanjutan dan kepercayaan yang
diberikan kepada Perusahaan dalam masa transisi periode kritis.
Robert Clive Appleby
Komisaris Utama
7
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
Pesan
Kepada
Pemegang
Saham
Para Pemegang Saham Yang terhormat,
Tingkat pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2015 masih melambat, menurun menjadi
2,4%, dari 2,6% pada tahun 2014. Penyebab utama berlanjutnya perlambatan pertumbuhan
adalah lemahnya aktifitas perekonomian di negara-negara maju dan negara-negara
berkembang. tren pertumbuhan yang lebih baik ditunjukkan oleh pasar negara berkembang
besar, Indonesia harus beradaptasi dengan ekonomi global di mana harga komoditas tetap
rendah dan tingkat transaksi perdagangan global mengalami pelemahan disbanding pada
dekade sebelum krisis keuangan global. Dengan pendapatan dari kontrak ekspor selama
empat tahun berturut-turut, pertumbuhan ekonomi Indonesia, juga melambat pada tahun
2015. PDB tumbuh sebesar 4,8%, meskipun dengan tingkat pertumbuhan yang relatif bagus,
terutama untuk ekspor barang komoditas, tetapi tidak cukup untuk menyediakan lapangan
kerja bagi 3 juta tenaga kerja baru dan untuk mengembalikan tren yang melambat di sektor
manufaktur dalam negeri.
Nilai ekspor Indonesia menurun menjadi US$150,25 milyar pada tahun 2015, dibandingkan
dengan realisasi tahun sebelumnya sebesar US$175,98 milyar, secara keseluruhan turun
17,66%, terutama didorong oleh rendahnya harga komoditas utama produk ekspor seperti
batubara, mineral logam, karet, minyak mentah dan minyak sawit. Mengikuti tren penurunan
ekspor, nilai impor juga merosot 16,02% menjadi US$142,74 milyar dibandingkan
US$178,18 milyar tidak hanya karena harga komoditas yang lebih rendah, tetapi rendahnya
permintaan atas barang modal, bahan baku dan bahan pembantu, hal ini didorong oleh
perlambatan dalam kegiatan manufaktur.
Harga minyak mentah jatuh tajam selama tahun ini dan mencapai harga terendahnya US$35
per barel (WTI) pada bulan Desember 2015 dari US$60 per barel pada Januari 2015.
Turunnya harga minyak mentah terus berlanjut hingga kuartal I tahun 2016 dan mencapai
titik terendahnya dengan harga US$26 per barel pada bulan Februari 2016 sebelum pulih
menjadi US$37 pada minggu kedua bulan Maret 2016. Volatilitas harga minyak mentah yang
tinggi ditambah dengan perlambatan ekonomi di China sangat berdampak pada harga
komoditas global. harga produk polyester juga mengalami pukulan yang berat akibat
pergerakan harga minyak / komoditi yang tidak menentu ini.
Tingkat inflasi pada tahun 2015 stabil pada 3,35% di bawah tingkat yang ditargetkan BI pada
tingkat 4% dibandingkan dengan tahun sebelumnys sebesar 8,38%. Penurunan harga minyak
dan harga komoditas utama merupakan penyebab utama penurunan inflasi. Di tengah
melambatnya ekonomi global, krisis pasar saham dan arus modal masuk, Indonesia mampu
menahan serangan dengan dampak yang moderat bagi perekonomian dibandingkan dengan
negara berkembang lainnya.
8
| ANNUAL REPORT
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
Konsekuensi dari devaluasi mata uang China, semua mata uang regional melemah tajam dan
Rupiah jatuh di bawah 14.700 pada bulan September 2015. Kemudian pulih perlahan-lahan
dan menguat menjadi sekitar 13.100 pada minggu ke-2 bulan Maret 2016. Mata uang
Indonesia tetap kuat meskipun Rupiah diperkirakan melemah. Hal ini karena didukung oleh
relatif stabilnya perekonomian Indonesia dan prospek ke depan yang lebih baik. BI telah 2
kali menurunkan laju suku bunga (BI Rate) selama periode 1 Januari 2015 sampai 17 Maret
2015 sebesar 100 basis poin (7,75% sampai 6,75%). Di tengah pertumbuhan ekonomi global
yang lesu, penurunan suku bunga BI diharapkan dapat meningkatkan permintaan domestik
untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi, dengan tetap menjaga stabilitas makro
ekonomi.
Industri Polyester: Tren Domestik dan Global
Produk-produk berbasis polyester global tanpa hentinya terus berada di bawah tekanan
akibat kelebihan kapasitas di seluruh produk berbasis polyester, dan melemahnya
pertumbuhan permintaan di pasar utama China. margin PTA yang mulai turun pada tahun
2012 masih tetap di bawah tingkat biaya pada tahun 2015. Harga kapas juga masih tertekan
oleh persediaan global yang sangat besar, serta akibat langkah-langkah yang diambil oleh
China untuk melepaskan kapas dari cadangan strategis mereka.
Bertentangan dengan hasil yang diperoleh tahun sebelumnya, pasar PTA mengalami
pengurangan pada tahun 2015, sumber daya di sekitarnya telah menimbulkan masalah yang
lebih berat bagi produsen PTA dan prospek yang tidak bagus untuk tahun 2016. tingkat
operasional global turun menjadi 72,7% pada tahun 2015 sebagai akibat dari China yang
mempertahankan 70% tingkat operasioanalnya atau sekitar 10 juta ton kapasitas yang
menganggur di China.
Produksi Polyester Staple Fiber (PSF) dan benang filamen (PFY) mencatat pertumbuhan
masing-masing 3,1% dan 5,9%, meskipun sedikit meningkat dibanding tahun 2014, tingkat
operasi tetap.
Berlanjutnya koreksi harga komoditas yang dipicu oleh jatuhnya harga minyak mentah dan
volatilitas telah mendorong turunnya harga produk-produk berbasis Polyester dan turunnya
marjin secara signifikan.
Ketidakpastian pasar pada harga komoditas dan berkurangnya permintaan domestik karena
perlambatan ekonomi sepanjang tahun berdampak negatif pada sektor manufaktur domestik
dan sektor TPT adalah yang mengalami dampak paling buruk. Industri ini tetap lesu
sepanjang tahun disertai penurunan konsumsi sektor retail. Sektor ini telah mengalami
goncangan, atau pertumbuhan negatif lebih dari 5 persen dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, yang merupakan tingkat pertumbuhan terburuk dari industri manufaktur yang
tumbuh sebesar 4,3 % secara keseluruhan.
Kinerja Perseroan
Kinerja Perseroan selama tahun 2015 telah terpengaruh oleh berlanjutnya penurunan marjin
produk-produk berbasis polyester ditambah dengan meningkatnya biaya produksi dan pasar
yang tertekan karena pasokan yang berlebihan. Pemulihan perekonomian global yang lebih
lambat dari yang diharapkan, tingginya volatitiitas pasar keuangan mengarah pada ketatnya
likuiditas dan fluktuasi mata uang serta terus berlanjutnya penurunan harga komoditas
dengan minyak mentah sebagai komoditas yang paling mengalami penurunan, selanjutnya
permintaan dan pasar ritel tetap tertekan hampir sepanjang tahun. Meskipun hal ini
merugikan perdagangan, Perseroan mampu mempertahankan operasional kedua pabrik
pada kapasitas cukup optimal dengan standar efisiensi yang tinggi, didukung oleh
9
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
permintaan yang berkelanjutan dari basis pelanggan domestik yang kuat. Namun,
pendapatan Perusahaan dari penjualan turun menjadi US$387 juta dibandingkan dengan
US$494 juta pada tahun sebelumnya, hal ini terutama disebabkan oleh penurunan tajam
harga jual yang dipicu oleh penurunan harga minyak mentah dan harga komoditi utama
lainnya ditambah dengan lambannya permintaan domestik. Penurunan penjualan apabila
dibandingkan dengan penurunan harga dan volume masing-masing sebesar 17% dan 5%.
selanjutnya menyebabkan penghapusan penilaian persediaan yang signifikan selama
semester kedua. Akibatnya, Perusahaan mengakhiri tahun 2015 dengan kerugian
operasional (sebelum beban bunga) sebesar US$3,78 juta dibandingkan dengan rugi usaha
US$32,56 juta pada tahun sebelumnya. kerugian operasional yang lebih rendah selama
tahun ini terutama disebabkan penurunan biaya penyusutan sebesar US$5,94 juta
dibandingkan dengan US$32,03 juta pada tahun sebelumnya. Perusahaan membukukan
EBITDA rugi sebesar US$6,60 juta dibandingkan dengan kerugian sebesar US$4,86 juta pada
tahun sebelumnya. Faktor utama lain yang berdampak negatif terhadap profitabilitas adalah
kerugian operasional pabrik PTA, akibat terus rendahnya marjin PTA yang menajadikan beban
sepanjang tahun. Biaya konversi PTA yang sangat tinggi dibandingkan dengan fasilitas
produksi baru dengan teknologi terbaru yang ditambahkan, dalam beberapa tahun terakhir.
Karena kondisi ritel mengalami kelesuan, marjin penjualan divisi Performance Fabric
Perseroan merosot menjadi US$7,74 juta dibandingkan dengan US$8,20 juta untuk tahun
sebelumnya.
Dengan ketidakkeberlanjutan operasi PTA akibat kondisi perdagangan saat ini, Perseroan
telah mengambil keputusan strategis, setelah evaluasi yang cermat baik pro dan kontra,
untuk menangguhkan operasi pabrik PTA dan untuk sementara memenuhi kebutuhan PTA
dari pihak luar. Fasilitas produksi PTA perlu dirubah untuk meningkatkan efisiensi biaya yang
setara dengan fasilitas produksi dengan teknologi terbaru. Perseroan juga memutuskan
untuk menjaga/mempertahankan fasilitas produksi yang ada hingga dilakukannya
perubahan. Penutupan fasilitas produksi PTA tidak akan memiliki dampak pada pendapatan
penjualan Perseroan ke depan dan Fasilitas produksi Polymer, Polyester Staple Fiber, Benang
Filament dan Performance Fabric di kedua lokasi Perusahaan akan dioperasikan seperti
sebelumnya.
Meskipun terdapat kendala keuangan, Perseroan berkomitemen untuk terus bergerak
menuju arah strategis diversifikasi produk dan pasar dengan tetap terfokus pada upaya
untuk meningkatkan volume dan nilai tambah produk ke segmen pasar baru. Perusahaan
juga telah memulai berbagai langkah penghematan biaya di kedua lokasi perusahaan,
terutama di bidang energi yang diharapkan ke depannya akan menghasilkan penghematan
biaya yang signifikan.
Direksi menginformasikan bahwa semua tindakan strategis penting ini akan membantu
Perseroan untuk memperkuat daya saing dan secara signifikan meningkatkan penawaran
atas bidang produk utamanya dan memberikan hasil di tahun mendatang.
Pemegang Saham Mayoritas kami terus mendukung dan memperluas fasilitas LC sebesar
US$92 juta untuk mempertahankan operasional dalam kondisi usaha yang sulit.
Tinjauan usaha
Arah perekonomian global untuk beberapa tahun ke depan akan ditandai dengan
pertumbuhan lebih rendah di pasar negara berkembang besar, harga komoditas yang rendah
dan pemulihan yang lambat dalam perdagangan dan arus modal global. Perekonomian
Indonesia mendapatkan momentum, pada paruh kedua tahun ini diharapkan dapat
mempercepat pada tahun 2016 dengan focus pemerintah pada upaya peningkatan iklim
investasi, peningkatan pengeluaran pemerintah pada pembangunan infrastruktur dan
reformasi kebijakan ekonomi. pertumbuhan PDB diperkirakan mencapai 5,1% di 2016 dan
5,3% pada tahun 2017 sesuai dengan laporan Bank Dunia. Didukung oleh pelonggaran dan
10
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
inflasi yang moderat pada 3-4% pada tahun 2016, konsumsi rumah tangga dalam negeri
diperkirakan akan tetap kuat dan akan memacu permintaan domestik.
Sektor manufaktur domestik diharapkan pulih dengan adanya serangkaian paket
stimulus/bantuan yang telah diumumkan oleh pemerintah untuk meningkatkan industri
manufaktur domestic, terutama untuk sektor TPT guna meningkatkan daya saing. Paketpaket ini ditujukan untuk merasionalisasi harga energi, penundaan pembayaran 40% dari
biaya listrik sepanjang tahun untuk meningkatkan arus kas dan berbagai insentif lainnya
untuk melindungi industri dalam negeri. Dampak dari suntikan modal yang disediakan pada
tahun 2015 untuk perusahaan milik negara yang dipilih (BUMN) yang berhubungan dengan
pembangunan infrastruktur diharapkan membuahkan hasil pada tahun 2016. Selain itu,
pemerintah telah memperkenalkan sejumlah kebijakan fiskal untuk mendukung investasi
dan ekspor. Selanjutnya, pembatasan dikenakan pada impor kain dan upaya pemerintah
untuk mengekang impor produk tekstil ilegak diharapkan akan menghidupkan kembali sektor
tekstil hilir dan sebagian besar untuk pasar domestik.
Lemahnya prospek minyak mentah dan penurunan harga polyester merupakan pertanda baik
dengan asumsi bahwa serat dan benang filamen akan menjadi produk unggulan yang
kompetitif dibanding kapas dan serat alami meskipun marjin komoditas mengalami tekanan.
Oleh karena itu pertumbuhan yang signifikan diperkirakan pada produk Performance Fabric
yang semakin berkembang di Asia untuk konsumsi di tekstil rumah, konstruksi bangunan,
pakaian olahraga dan kain non-woven untuk produk kesehatan dan kebersihan. Strategi
jangka panjang Perseroan difokuskan pada memasuki ceruk pasar yang sangat kompetitif ini
dan mengurangi ketergantungan pada produk komoditas yang sangat ketat.
Perusahaan dengan kemampuan yang baru dibangun untuk meningkatkan volume produk
khusus (benang berwarna/PBT) untuk aplikasi tektil interior rumah dan otomotif dan strategi
untuk sumber PTA dengan formula harga yang kompetitif, akan mampu menghadapi
persaingan dan mempertahankan pangsa pasarnya selain membuat masuk ke segmen pasar
baru. Hal ini pada gilirannya akan memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kinerja keuangannya dalam jangka panjang.
Restrukturisasi utang terjamin yang belum ada penyelesaian terus menjadi hambatan untuk
bergerak maju dan melaksanakan rencana pertumbuhan. Sesuai dengan arahan strategis
dari Dewan Komisaris, Perseroan telah mengajukan usulan restrukturisasi yang telah
diperbarui dengan pilihan alternatif dengan mempertimbangkan kondisi usaha saat ini untuk
kreditur terjamin termasuk Kementrian Keuangan pada bulan Juni 2015. Meskipun mayoritas
kreditur terjamin telah menyetujui proposal yang diajukan, Kementrian Keuangan secara aktif
mempertimbangkan usulan untuk pelunasan lebih awal. Kami sampaikan bahwa sebuah
komite tingkat tinggi yang ditunjuk oleh Kementerian Keuangan telah dibentuk untuk
menemukan sebuah rencana restrukturisasi utang yang bisa diterapkan dalam jangka waktu
yang ditetapkan. Pasca restrukturisasi, posisi keuangan Perseroan akan meningkat secara
signifikan dengan posisi utang dibawa ke tingkat yang layak. Hal ini pada gilirannya akan
memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan pendanaan dari pasar untuk memenuhi
investasi jangka pendek dan panjang untuk mengimplementasikan rencana
pertumbuhannya.
11
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
Dalam kesempatan ini, Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Pemegang Saham,
Pelanggan, Pemasok, Perbankan, dan Karyawan yang terus mendukung perusahaan dalam
periode yang sulit dan menantang ini dan terus mempertahankan posisi strategis kami di
industri polyester.
V. Ravi Shankar
Direktur Utama
12
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
Laporan
Manajemen
Tinjauan Ekonomi dan Industri Polyester
Pertumbuhan PDB Indonesia pada tahun 2015 diperkirakan 4,79%, meskipun lebih baik dari
negara Asia lainnya, merupakan yang terendah dalam 6 tahun terakhir. Tahun 2015 ekspor
menurun, sentimen konsumen melemah dan penurunan harga global komoditas utama
ditambah dengan ketidakpastian ekonomi global berlanjut.. Ekspor menurun US$150,25
milyar pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar US$180 miliar untuk
tahun ini dan dibandingkan dengan ekspor tahun sebelumnya sebesar US$175.98 milyar
pada tahun 2014. Penurunan tajam dalam ekspor terutama disebabkan jatuhnya harga
komoditas utama ekspor seperti batubara, mineral logam, karet dan CPO. Sejalan dengan
ekspor, impor juga menurun US$142.74 milyar dibandingkan dengan US$178,18 milyar
pada tahun 2014, tidak hanya karena pembelian minyak dan gas yang lebih rendah, tetapi
juga menurunnya permintaan barang modal, bahan baku dan barang setengah jadi, yang
terutama dipicu oleh perlambatan dalam kegiatan manufaktur. Namun, Indonesia mencatat
surplus perdagangan yang positif pada tahun 2015 setelah tiga tahun neraca perdagangan
mencatat negatif. Defisit transaksi berjalan juga berkurang menjadi US$17,50 milyar pada
tahun 2015 dibandingkan dengan US$27 milyar pada tahun 2014. Inflasi pada tahun 2015
baik di bawah kontrol pada kisaran 3,35% karena penurunan harga minyak meskipun subsidi
BBM dihapuskan. Semua mata uang regional melemah tajam akibat devaluasi Yuan dan
Rupiah jatuh ke level Rp 14.700 per US$ dan pulih kembali ke Rp 13.795 pada akhir
Desember 2015. Ini menguat kembali level Rp 13.150 pada akhir Maret 2016 karena
perbaikan dalam surplus perdagangan dan tingkat inflasi yang rendah. Prospek ekonomi
untuk Indonesia tahun 2016 tetap positif dengan belanja pemerintah yang diusulkan
berfokus pada infrastruktur dan rencana untuk menyuntikkan modal ke BUMN diharapkan
akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi antara 5,60% dan 5,80% pada 2016. Inflasi
diperkirakan akan tetap di bawah kendali di 2016. paket kebijakan stimulus ekonomi yang
diumumkan oleh Pemerintah diharapkan akan meningkatkan sektor manufaktur sehingga
meningkatkan ketersediaan barang dan jasa dengan harga yang terjangkau. Dengan
peningkatan kecenderungan konsumsi karena inflasi rendah dan belanja pemerintah yang
lebih tinggi, itu akan meningkatkan pertumbuhan PDB pada tahun 2016.
Pada 2015 adanya volatilitas tinggi harga minyak mentah ditambah dengan perlambatan
ekonomi di China sangat berdampak pada harga komoditas global termasuk harga Polyester.
Industri Polyester Industri yang berada di bagian bawah dari siklus perdagangan selama
2014-2015, diharapkan membaik pada tahun 2016 dengan rasionalisasi kapasitas di Cina
dan di tempat lain, stabilitas harga minyak dan ketersediaan pasokan. Polyester akan tetap
menjadi komoditi yang sangat kuat meskipun terjadi fluktuasi margin. Sektor TPT diharapkan
akan pulih dan meningkat dengan bantuan serangkaian stimulus ekonomi yang diumumkan
oleh Pemerintah. Upaya Pemerintah dalam mengawasi dengan ketat impor ilegal barang
tekstil akan menghidupkan kembali sektor hilir dan pasar domestik yang lebih luas. Secara
global, produk polyester diperkirakan tumbuh pada tingkat 4,5% sampai 5% di masa yang
akan dating.
Paraxylene, salah satu bahan baku utama, posisi pasokan tetap seimbang, meskipun
melambat pertumbuhan rantai Polyester dengan tingkat operasi sekitar 79% rata-rata secara
global. Meskipun penurunan harga Paraxylene pada 2015 dibandingkan dengan tingkat
tahun 2014, Selisih harga PTA atas harga Paraxylene terus berlanjut jatuh pada tahun 2015
13
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
tanpa perbaikan yang sesuai dalam harga PTA dan tetap lamban sepanjang tahun. Marjin
produk polyester berada di bawah tekanan karena marjin PTA lamban serta penurunan lebih
lanjut dalam harga jual. Ini juga telah mengakibatkan hilangnya nilai secara signifikan pada
persediaan barang jadi yang berdampak terhadap profitabilitas. Harga MEG juga turun seiring
dengan turunnya harga minyak.
PTA (Purified Terepthalic Acid) dan Polymer
Produksi global PTA pada tahun 2015 tumbuh sekitar 4,8% atau lebih dari 2,6 juta ton
mencapai sekitar 57,0 juta ton. Tingkat operasi turun tajam dari 77% menjadi 72,4% pada
tahun 2015 karena munculnya kelebihan kapasitas. Diharapkan bahwa beberapa
rasionalisasi akan terjadi ke depan menghasilkan perbaikan di tingkat operasional. Karena
adanya posisi kelebihan pasokan margin PTA tetap tertekan pada tahun 2015 meskipun
harga Paraxylene menurun tajam. Perseroan telah mengambil keputusan strategis untuk
menghentikan operasi pabrik PTA pada akhir 2015, untuk pemutakhiran teknologi guna
meningkatkan efisiensi biaya setara dengan teknologi baru. Kebutuhan PTA dipenuhi dari luar
yang akan membawa perbaikan pada margin Polyester.
Polyester Polymer
Produksi Polymer dunia pada tahun 2015 adalah 66,54 juta ton dengan pertumbuhan 3,01
juta ton atau 4,9% lebih dari tahun 2014. Hal ini diperkirakan akan tumbuh pada tingkat
5,1% dan 4,8% masing-masing pada tahun 2016 dan 2017 dengan meningkatnya
permintaan produk produksi polimer Perseroan pada tahun 2015 yang tercatat sedikit lebih
rendah dari tahun 2014.
Staple Fiber
Produksi staple fiber poliester global 2015 diperkirakan 16,04 juta ton dibandingkan dengan
15,56 juta ton pada 2014, mencatat pertumbuhan 3,1% dari tahun 2014. Produksi staple
fiber Perseroan pada tahun 2015 menurun karena peningkatan impor serat dari China dan
negara lain dan menambah kapasitas serat di pasar domestik. Impor yang lebih tinggi ke
Indonesia ditambah dengan tingkat harga kapas yang lebih murah menghambat margin
untuk Fiber pada tahun 2015. Upaya terbaru dilakukan untuk menerapkan tarif anti dumping
untuk impor serat dari negara-negara tertentu untuk melindungi industri dalam negeri.
Benang Filamen
Pada 2015, produksi polyester global diperkirakan 31,82 juta ton dibandingkan dengan
30,04 juta ton pada tahun 2014, sehingga mencatat pertumbuhan sekitar 4,5%. Produksi
benang filamen Perseroan berkurang pada tahun 2015 karena optimasi dari kategori benang
khusus untuk mengganti produk dengan margin rendah Pada 2015 sebuah upaya dilakukan
untuk membuat produk khusus dengan nilai tambah tinggi. Impor benang filamen dengan
harga lebih murah ke Indonesia tumbuh drastis pada tahun 2014 yang merupakan salah satu
alasan utama menjadikan margin tertekan. Namun, Pemerintah Indonesia telah
memberlakukan tarif anti dumping terhadap benang kategori tertentu untuk melindungi
pasar lokal.
14
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
Performance Fabric
Divisi Performance Fabric terus beroperasi melalui production tolling dengan Texmaco Jaya
(dalam Pailit), bahkan pasca kepailitan PT Texmaco Jaya, production tolling masih dilanjutkan
dengan persetujuan dari pengadilan niaga. Produksi dan penjualan performance fabric
berjalan optimal selama tahun 2015.
Rentang Produk
Produk-produk Perseroan meliputi:
Product
Type
Utilization
1. PTA (Purified Therepthalic Acid)
2. Polyester Chips
Industri Polyester Chips
Semi-Dull
Polyester filament yarn/staple fiber
Super Bright
Filament yarn/ staple fiber
Optical Bright
Polyester staple fiber
Filament yarn
3. Polyester Staple Fiber
Normal/Specialty
Spun Yarn
Non woven
Fiber fill
4. Polyester Filament Yarn
5. Fabrics
Normal/Specialty
Tailored clothing - Formal and Casual
Micro Filament
Super fine apparel fabrics with cotton
Hi filament
tencel free
Differential
Fine apparel fabrics
Shrinkage
Fine apparel fabrics
High
Outdoor wear, Winter clothing active
Performance
wear, sportswear, children’s wear
Fabrics
Distribusi Pemasaran
APF adalah mitra terpercaya jangka panjang bagi konsumen tekstil global memproduksi kain
untuk pakaian, tekstil rumah, otomotif, alas kaki, olahraga, kesehatan dan perawatan
kesehatan dan berbagai aplikasi lainnya.
Perusahaan ini memiliki jaringan pemasaran dan manajemen rantai distribusi yang sangat
kuat yang membedakannya dari pesaingnya. APF memelihara sebuah kolaborasi yang sangat
dekat dengan pelanggan melalui produk bermerek disesuaikan dan inovatif unik untuk APF
dan loyalitas pelanggan sangat tinggi. Sebagai langkah strategis, tim pemasaran berfokus
pada produk dan aplikasi inovasi untuk menyesuaikan produk dalam penciptaan nilai. APF
baru-baru ini mengembangkan produk bermerek terkenal untuk produk khusus yang
memberikan kenyamanan, kelenturan dan keuntungan lainnya. APF terus memfokuskan
upaya untuk mempertahankan posisi kepemimpinan di pasar domestik dan meningkatkan
pangsa pasar untuk produk benang produk polyester dan serat polyester. Perseroan telah
mengalokasikan volume yang lebih tinggi dari produksi untuk pasar domestik guna
15
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
memenuhi kebutuhan peningkatan pelanggan. Porsi penjualan domestik mencapai sekitar
83% pada tahun 2015.
Sumber Daya Manusia
Asia Pacific Fibers mengakui bahwa sumber daya manusia adalah aset utama perusahaan
dan terus berupaya untuk membina dan mengembangkan bakat dan keterampilan guna
mengikuti kemajuan teknologi dan perubahan kebutuhan pelanggan. Karyawan diberikan
pelatihan khusus untuk meningkatkan keterampilan mereka dengan tujuan memberikan
peluang peningkatan karir. Skema retensi karyawan yang terstruktur dengan baik
berdasarkan penilaian kinerja di tempat untuk meningkatkan motivasi karyawan. Perseroan
juga menerapkan Jaminan Kesehatan bagi karyawan inti. Karyawan didorong untuk
berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan kolektif melalui saluran komunikasi yang
mapan di seluruh organisasi dan berkontribusi dalam penciptaan nilai. Perusahaan berusaha
menjaga hubungan industrial yang harmonis dan menerapkan sejumlah langkah-langkah
kesejahteraan seperti pendidikan, kesehatan, dan keamanan sosial untuk meningkatkan
status sosial mereka.
Lingkungan Hidup
Dengan komitmen yang kuat untuk menjaga dan melindungi lingkungan, Perseroan secara
ketat mematuhi ketentuan emisi limbah. Perseroan mentaati semua standar lingkungan yang
berlaku di Indonesia, dengan Badan Pengendalian Lingkungan (Bapedal) sebagai otoritas
yang mengatur nya. Perseroan membuat fasilitas daur ulang sampah di Karawang
("Glykolysis") untuk mengkonversi semua limbahnya menjadi 'produk label hijau' dan untuk
memastikan NOL limbah pada fasilitas produksi.
Lokasi & Jenis Aset yang melebihi 5% dari Total Aktiva
Aset Perusahaan, yang pada dasarnya terdiri dari tanah, bangunan dan mesin seperti fasilitas
PTA, fasilitas polymer, mesin fiber dan peralatan benang filamen & utilitas lainnya, yang
terletak di dua fasilitas manufaktur di Kaliwungu, Jawa Tengah, dan Karawang, di Jawa
Barat.
Aset Tetap yang dijaminkan
APF memiliki fasilitas produksi di Karawang dan Kaliwungu. Tanah seluas 26,40 hektar,
dengan bangunan, pabrik dan peralatan dan terletak di fasilitas Kaliwungu dan tanah seluas
17,67 hektar yang terletak di Karawang yang dijaminkan ke BPP/PPA. Tanah seluas 26,62
hektar, dengan bangunan dan fasilitas produksi di Karawang dijamin untuk Obligasi Terjamin
Perusahaan. Beberapa mesin yang terletak di Karawang dan Semarang yang dijaminkan ke
Damiano Investments BV untuk Pinjaman Capex yang diberikan kepada Perseroan. Beberapa
bagian dari POY Mesin Spinning dan beberapa jenis peralatan di Karawang dijaminkan
kepada pemegang bank ex pinjaman bilateral.
16
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
Kebijakan Dividen
APF secara historis membayar dividen tahunan setelah persetujuan dari pemegang saham
Perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Namun dalam pandangan situasi
keuangan saat ini, APF belum menyatakan dividen untuk tahun 2015.
1st Quarter
2nd Quarter
3rd Quarter
4th Quarter
2015
Tertinggi
(Rp)
106
86
116
68
Terendah
(Rp)
74
52
50
50
Volume
(Shares)
10.135.400
3.988.500
28.418.000
4.461.300
2014
Tertinggi
(Rp)
100
90
90
127
Terendah
(Rp)
75
60
57
62
Volume
(Shares)
2.240.700
1.132.900
4.802.500
30.241.100
Status Restrukturisasi & Aktivitas Pendanaan
Perseroan telah mengajukan rencana revisi restrukturisasi dengan pilihan alternatif yang
mempertimbangkan kondisi usaha saat ini bagi kreditur terjamin termasuk Kementerian
Keuangan pada bulan Juni 2015. Sementara mayoritas kreditur terjaminnya
mempertimbangkan proposal restrukturisasi dan masih menunggu tanggapan dari
Kementerian Keuangan. Perseroan melakukan negosiasi aktif dengan Depkeu untuk
menemukan solusi damai permasalahan lama yang tertunda. Sementara itu, Damiano
Investments BV, sebagai pemegang saham mayoritas, terus memberikan modal kerja dan
fasilitas Letter of Credit untuk pengadaan bahan baku. Ini terutama untuk membantu
Perseroan dalam mempertahankan operasinya dan mempertahankan optimalisasi kapasitas
fasilitas produksi. Mengingat kondisi bisnis saat ini, Damiano Investments BV telah menerima
permintaan Perseroan untuk mengurangi tingkat bunga fasilitas LC di tahun 2015. Selain itu
mereka juga telah dibebaskan pada kuartal terakhir 2015 dari pembayaran bunga yang jatuh
tempo pada fasilitas LC. Damiano Investments BV juga telah menambah pinjaman Capex
untuk mendanai proyek-proyek belanja modal yang sangat penting untuk meningkatkan daya
saing perusahaan. Pada 2015 Damiano telah memberikan Capex Loan untuk membeli turbin
gas dari kurator PT Wisma Karya Prasetya pada lelang publik. Melalui pembelian turbin gas ini
dan mendapatkan kontrak pasokan gas dari PT PGN, APF dapat mengamankan ketersediaan
dan kebutuhan utilitas untuk pabrik di Karawang. Selain itu APF telah menandatangani
perjanjian sewa dengan kurator PT Wisma Karya Prasetya untuk penggunaan turbin gas
untuk pembangkit listrik dan produksi uap. Mengingat posisi modal kerja yang ketat dan
belum selesainya restrukturisasi hutang terjamin, pada bulan Januari 2015 Perseroan
memperoleh persetujuan dari kreditur konkuren untuk perpanjangan waktu 3 tahun dan
penjadwalan kembali pembayaran pokok terhitung sejak Februari 2018 dari sebelumnya
Februari 2015. Pemegang mayoritas Surat Utang yang baru telah menyetujui permintaan
Perseroan dalam pertemuan mereka yang diadakan pada 21 Januari 2015 di Singapura.
Karena situasi arus kas yang ketat, Perusahaan meminta dan memperoleh persetujuan dari
kreditur konkuren untuk mengkapitalisir bunga Surat Utang baru yang jatuh tempo pada
2015.
17
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
Perseroan memiliki empat anak perusahaan: PT Texmaco Jaya Tbk. (Dalam kepailitan),
Polysindo International Finance Company BV. (PIFC), Polysindo Mauritius Ltd., dan
PT Eastindo Polymertama (Eastindo).
PT Texmaco Jaya Tbk (dalam kepailitan)
PT Texmaco Jaya dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta pada tanggal 19 Agustus
2011
sesuai
Putusan
Pengadilan
Niaga
Jakarta
Pusat
No.
10/PKPU/2010/PN.NIAGA.JKT.PST. Jo No: 71/Pailit/2010/PN.NIAGA.JKT.PST. Pengadilan
juga menunjuk Dr. Marsudin Nainggolan SH., Sebagai Hakim pengawas dan tim Kurator
(Kurator) Peter Kurniawan, SH., M.Kn., Lili Badrawati, SH., dan Permata N. Daulay, SH. MH.
untuk sebagai kurator sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Setelah selesainya
verifikasi utang, Pengadilan telah menyatakan kepailitan PT Texmaco Jaya Tbk melalui
putusan No. 71/ Pailit/2010/PN.NIAGA.JKT.PST tanggal 26 September 2011. Perusahaan
saat ini dalam proses likuidasi
Sementara itu, Pengadilan Niaga telah menyetujui operasi lanjutan divisi Fleece dengan
tujuan untuk menjaga nilai aset pailit. Sesuai dengan persetujuan pengadilan dan sesuai
dengan perjanjian makloon antara tim kurator dan PT Asia Pacific Fibers, Divisi Fleece terus
dioperasikan secara makloon.
Polysindo International Finance Company BV. (PIFC) dan Polysindo (Mauritius) Ltd
Polysindo International Finance Company BV (PIFC) dan Polysindo (Mauritius) Ltd anak
perusahaan yang sepenuhnya sahamnya dimiliki PT. Asia Pacific Fibers Tbk sebagai institusi
pendanaan bagi Perseroan. Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda antara Indonesia dan
Mauritius telah berakhir, maka APF bermaksud untuk menutup Polysindo (Mauritius) Ltd.
PT Eastindo Polymertama (Eastindo)
Eastindo pada awalnya didirikan untuk mengembangkan produksi PTA dan polimer di
Karawang yang kemudian diimplementasikan melalui APF. Karena Eastindo tidak melakukan
kegiatan apapun, Perseroan berencana akan menutup PT Eastindo Polymertama.
18
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
Analisis
dan
Pembahasan
Manajemen
Umum
Pendapatan perseroan berasal dari penjualan benang filamen, serat polyester, polyester dan
polyester chips serta kain, baik di pasar domestik maupun ekspor. Total penjualan pada
tahun 2015 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya terutama disebabkan penurunan
harga jual benang polyester dan serat polyester. Penurunan tajam yang terjadi pada harga
minyak mentah telah mendorong penurunan mata rantai harga Polyester secara signifikan
selama tahun 2015. Nilai tukar Rupiah terus melemah sepanjang tahun dan ditutup pada Rp
13.795 per US$ per 31 Desember 2015, dibandingkan dengan Rp 12.440 per US$ pada
tahun 2014.
Hasil Operasi
Pada 2015, pendapatan penjualan bersih tercatat US$387,05 juta jika dibandingkan dengan
US$493,56 juta pada tahun 2014. Penurunan penjualan bersih pada tahun 2015 terutama
karena penurunan harga jual untuk benang polyester dan serat polyester sepanjang tahun.
Penurunan harga jual tersebut karena adanya penurunan yang signifikan dalam harga bahan
baku sebagai akibat adanya penurunan yang tajam pada harga minyak mentah selain
berkurangnnya margin polyester. Penjualan ekspor US$68,38 juta atau 17,67% dari
penjualan bersih, dan penjualan domestik US$387,05 juta atau 82,33% dari total penjualan
bersih. Pendapatan operasional lainnya sebesar US$3,00 juta, merupakan penjualan produk
daur ulang, bahan pembantu dan limbah/scrap.
Laba Kotor / (Rugi)
Perseroan mencatat laba kotor sebesar US$8,15 juta pada tahun 2015, dibandingkan
dengan rugi kotor US$13.82 juta pada tahun 2014. Peningkatan laba kotor ini disebabkan
perbaikan yang signifikan dalam efisiensi operasi melalui pengurangan waste dan produksi
rusak, tindakan penghematan biaya dan juga pengurangan yang cukup besar dalam biaya
penyusutan. Meskipun produk polyester mengalami penurunan nilai tambah, akan tetapi
manfaat yang diperoleh dari perbaikan dalam efisiensi dapat mengimbangi efek negatif yang
ditimbulkan. Penghentian produksi PTA karena kondisi pasar yang tidak kondusif dilakukan
sejak bulan November 2015 juga berdampak dalam mengurangi biaya pabrikasi secara
keseluruhan.
19
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
Laba / (Rugi) Sebelum Pajak
Perseroan mengalami rugi sebelum pajak sebesar US$11,65 juta pada tahun 2015,
dibandingkan dengan rugi sebelum Pajak sebesar US$81,49 juta pada tahun 2014. Beban
administrasi umum dan beban penjualan di tahun 2015 lebih rendah sebesar 8%
dibandingkan dengan 2014. Pada 2015 Beban keuangan berkurang secara signifikan karena
penurunan tingkat bunga pinjaman LC ke 6% pa dari 12,5% pada tahun 2014 selain
membebaskan bunga pinjaman LC untuk kuartal terakhir 2015. Keuntungan beda kurs
valuta asing pada tahun 2015 adalah US$11,24 juta dibandingkan dengan US$4,97 juta
pada tahun 2014. Selain itu, dilakukan pecadangan penurunan nilai piutang pada tahun
2014 sebesar US$34,26 juta karena kepailitan PT Wisma Karya Prasetya. Dalam Klaim
Asuransi termasuk penyelesaian interim klaim dari kebakaran di unit manufaktur di
Semarang.
Risiko Usaha
Ketidakseimbangan antara permintaan dan posisi pasokan produk polyester secara
signifikan telah mendorong penurunan tingkat marjin. Pertumbuhan keseluruhan produksi
Polyester tetap stagnan pada 5,27% di tahun 2015 meskipun ada peningkatan kapasitas. Hal
Ini secara drastis mengurangi tingkat utilisasi menjadi 74% pada tahun 2015. Selain itu,
penurunan yang signifikan dalam harga minyak mentah selama 2014 mengakibatkan
penurunan yang tajam dalam harga bahan baku yang menyebabkan turunnya nilai barang
jadi pada tahun 2015. Ancaman dari harga kapas yang lebih murah berdampak pada
tekanan harga pada sektor polyester. Margin PTA terus mengalami tekanan. Pemulihan yang
terjadi dalam industri polyester khusunya dalam margin diharapkan akan terus meningkat
diikuti dengan pertumbuhan produk polimer global sekitar 6,20% di 2016. Perseroan telah
mengambil keputusan strategis untuk menghentikan operasi PTA menjelang akhir 2015
untuk melakukan pemutakhiran (upgrade) untuk meningkatkan efisiensi biaya setara dengan
mesin dengan tekhnologi terbaru. Margin PTA saat ini pada tingkat yang rendah, sehingga
keputusan untuk penghentian operasi PTA diharapkan berdampak positif pada margin
keseluruhan ke depan. Perseroan akan melakukan pemenuhan kebutuhannya PTA dari pasar
domestik dan internasional dan ini tidak akan berdampak pada produksi hilir produk Staple
Fiber dan Benang Filamen serta pendapatan Perseroan masih tergantung pada fasilitas kredit
modal kerja yang diberikan oleh pemegang saham mayoritas, untuk pengadaan bahan baku
karena tidak adanya sumber pendanaan lainnya dari perbankan pada umumnya. Pinjaman
modal kerja melalui bank akan dimungkinkan manakala utang terjamin telah
direstrukturisasi.
Berkenaan dengan Peraturan Bank Indonesia No 17/3/PBI/2015, Perseroan telah
memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia dengan surat No 17/1192 /DKSP tanggal 11
Agustus 2015 untuk bertransaksi menggunakan Dollar US$ sebagai mata uang transaksi
sampai Juli 2016.
Restrukturisasi utang
Perseroan terus melanjutkan pembahasan restrukturisasi utang terjamin dengan Para
creditor berjaminan. Sebagai pemegang saham mayoritas Damiano Investment BV juga
merupakan pemegang mayoritas utang yang dijamin, selain PPA/Kementrian Keuangan.
Damiano Investments BV terus memberikan pinjaman modal kerja dan fasilitas Letter of
Credit untuk pengadaan bahan baku. Ini telah membantu Perseroan untuk mempertahankan
optimalisasi kapasitas produksi Perseroan.
20
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
Corporate
Governance
(Tata Kelola Perusahaan)
Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan profesional berkomitmen penuh dalam memenuhi
standar tinggi Good Corporate Governance (GCG). prinsip-prinsip GCG yang meliputi
transparansi, keadilan, akuntabilitas dan kewajaran, selalu menjadi faktor utama dalam
semua aspek bisnis dan di semua tingkatan manajemen.
Dewan Komisaris
Diwakili orang-orang terkemuka di bidang Keuangan, Ekonomi, dan Hukum, selain dari
pemegang saham mayoritas. Dewan Komisaris bertemu secara berkala untuk meninjau
jalannya Perseroan yang dilakukan oleh Direksi dan memberikan panduan kebijakan yang
terkait dengan pembiayaan, pinjaman, jaminan agunan, asuransi, menetapkan anggaran dan
rencana bisnis tahunan dan mereka memiliki akses penuh terhadap informasi Perusahaan.
Komisaris dalam menjalankan tugasnya dibantu dibantu oleh berbagai Komite seperti Komite
Audit, Komite Manajemen Risiko dan Komite Remunerasi yang dipimpin oleh Komisaris
Independen.
Susunan Dewan Komisaris berdasarkan Rapat Umum
diselenggarakan pada 16 Juni 2015 adalah sebagai berikut:
Pemegang
Saham
yang
Nama
Umur
Jabatan
Robert Clive Appleby
53
Komisaris Utama sejak 2007.
Direktur dan Chief Investment Officer di Asia
Debt Management Hongkong Limited (ADM),.
Sebelumnya
beliau adalah seorang
Managing Director Divisi Income Asia di
Credit Agricole Indosuez yang khususnya
menangani restrukturisasi di kawasan Asia.
Christopher Robert Botsford
54
Komisaris sejak 2007.
Chief Executive Officer dan Direktur Asia
Debt Management Hongkong Limited (ADM),.
Sebelum mendirikan ADM, beliau mengelola
regional debt untuk Kawasan Asia Pacific
dan operasi pasar derivative pada Republic
National Bank of New York yang memberikan
lindung nilai dan manajemen restrukturisasi
hutang di kawasan.
Robert McCarthy
61
Komisaris sejak Juni 2008.
Beliau meraih gelar Master in Business
Administration dari Yale School of
Management, dan gelar Master dalam
21
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
bidang Medieval History dari Columbia
University. Mengelola Investasi bermasalah
pada Spinnaker Funds. Beliau merupakan
Founding Director Morgan Grenfell dan
pernah menjabat sebagai Direktur Deutsche
Bank.
Dono Iskandar Djojosubroto
71
Komisaris Independen sejak Februari 2008.
Beliau meraih gelar dari Universitas
Indonesia dan MA & PhD di bidang Ekonomi
dari The University of Illinois, USA. Beliau
pernah
menjabat
sebagai
Sekretaris
Jenderal Kementerian Keuangan, Deputi
Gubernur Bank Indonesia, dan Direktur
Eksekutif IMF mewakili dua belas Negara
Asia. Beliau juga pernah Komisaris di dan
Badan Pengawas di berbagai Lembaga
Pemerintah, seperti PT Jasindo, PT
Jasamarga, Bank BRI dan Bank BTN.
Ir. Agus Tjahajana Wirakusumah 61
Komisaris Independen sejak Juni2015.
Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Mesin
dari Institut Teknologi Bandung dan gelar
Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia.
Beliau juga memegang gelar Master di
Teknik Sistem Industri dari University of
Florida, USA. Dia memegang posisi
Manajemen Senior di berbagai perusahaan
swasta dan juga di Dewan Komisaris
perusahaan BUMN. Dia memiliki lebih dari
17 tahun pengalaman di Departemen
Perdagangan dan Industri dan pensiun
sebagai Direktur Jenderal pada tahun 2015.
Selama tahun ini, Dewan Komisaris mengadakan lima kali Rapat Dewan Komisaris.
22
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
Direksi
Direksi sebagai organ Perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam
mengelola Perusahaan. Setiap anggota Direksi dapat melaksanakan tugas dan mengambil
keputusan sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing. Direksi harus merumuskan
nilai-nilai Perusahaan serta program jangka pendek dan jangka panjang Perseroan untuk
dibahas dan disetujui oleh Dewan Komisaris atau RUPS sesuai dengan Anggaran Dasar
Perseroan.
Direksi Perusahaan diwakili oleh para profesional di bidang Produksi, Pemasaran, Sumber
Daya Manusia, Keuangan dan Manajemen Umum.
Direksi diangkat berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham yang diselenggarakan pada
16 Juni 2015 adalah sebagi berikut:
Nama
Umur
Jabatan
V. Ravi Shankar
52
Direktur Utama sejak tahun 2002.
Beliau
adalah
lulusan
Production
Engineeringdan juga menyelesaikan Advance
Management
Program
dari
Harvard
University pada tahun 2004. Sebelum
bergabung dengan APF, memimpin Divisi
Tekstil dari anak perusahaan dari APF dan
juga bekerja di sebuah perusahaan industry
permesinan di Indonesia dan India.
Bonar Firman Hasiholan Sirait
68
Direktur sejak tahun 2013.
Meraih gelar pasca sarjana di bidang
Ekonomi dari Universitas Indonesia dan
menyelesaikan Ph.D di bidang Ekonomi dari
Universitas yang sama. Beliau juga mengikuti
berbagai kursus manajemen pada HRD,
Bisnis re-engineering, manajemen Personal
Manajemen, Manajemen Strategis dll, di
Singapura, Malaysia, Perancis, Swiss dan
Kanada. Beliau memimpin HRD di APF sejak
tahun 2004 sebagai Senior Vice President
dan Kepala HRD sejak 1993. Sebelum itu
beliau adalah Direktur Personalia di pabrik
sepatu Bata
S. Jegatheesan
66
Direktur sejak tahun 2002.
Beliau adalah lulusan Teknik Elektro dan
telah dengan APF sejak tahun 1989.
Sebelum bergabung dengan APF, beliau
sebago General Manager dari perusahaan
pemintalan benang dan bekerja sebagai
Project Manager untuk sebuah perusahaan
Engineeringa di India.
Peter Vinzenz Merkle
58
Direktur sejak tahun 2007.
Beliau bergabung dengan APF pada tahun
2000 sebagai Pimpinan Pabrik Karawang
memproduksi PTA, Polymer, dan Fiber.
Sebelum bergabung dengan APF, ia bekerja
di berbagai peruasahaan terkenal Kimia dan
Fiber seperti Trevira Group dan Hoechst AG
23
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
sebagai
kepala
R&D
dan
Devisi
Pengembangan Teknologi. Pemegang MSc di
bidang Chemical Engineering dari University
of Stuttgart, Jerman, jurusan proses polimer
dan teknologi lingkungan.
Antonius W. Sumarlin
49
Direktur sejak 2014.
Meraih gelar Master dalam Pembangunan
Ekonomi dari Vanderbit University, di
Nashville, Amerika Serikat dan juga
memegang Phd di Pemasaran dari Institut
Pertanian, Bogor. Dia memiliki lebih dari 18
tahun pengalaman dalam manajemen
strategis dan keuangan di berbagai
organisasi dari manufaktur ke perusahaan
investasi.
Pada 2015, Direksi mengadakan rapat Direksi sebanyak lima kali.
Rapat Gabungan
Rapat Gabungan adalah pertemuan yang dihadiri oleh Komisaris dan Direksi. Rapat
Gabungan diadakan untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi yang lancar antara
Dewan Komisaris danDireksi dan. Pada tahun 2015 telah dilakukan Rapat Gabungan
sebanyak empat kali.
Komite Pendukung Dewan Komisaris
Untuk meningkatkan efektivitas fungsinya dalam mengawasi Direksi, Dewan Komisaris
memiliki 3 Komite pendukung yang melaporkan langsung kepada Dewan Komisaris. Setiap
Komite diketuai oleh Komisaris Independen yang fasih di bidang operasi.
Komite ini Komite Audit, Komite Manajemen Risiko dan Komite Nominasi dan Remunerasi.
Komite Audit
Anggota Komite Audit
Sejalan dengan peraturan Bapepam LK No IX.I.5, KOMITE AUDIT yang baru diangkat terhitung
tanggal 10 Agustus 2015 untuk membantu Dewan Komisaris. Para anggota Komite adalah
sebagai berikut:
Bapak Dono Iskandar Djojosubroto: Ketua Komite. Beliau adalah seorang Komisaris
Independen dalam Dewan Komisaris Perseroan.
Bapak Doedy Darwin: Beliau adalah seorang Insinyur dari Institut Teknologi Bandung. Dia
memiliki lebih dari 24 tahun pengalaman di sektor perbankan sebagai Kepala Aset
Manajemen, Divisi Kredit.
Bapak Deddy Sutrisno: Beliau adalah Chartered Accountant dari Ikatan Akuntan Indonesia
dan Bersertifikat Akuntan Manajemen (CMA) dari Institut Akuntan Manajemen, Australia.
Beliau memiliki 25 tahun pengalaman yang kaya di bidang Akuntansi, Keuangan, Perpajakan.
Beliau saat ini bekerja sebagai Direktur di Kantor Konsultan.
24
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
Tugas dan tanggung jawab
Komite Audit memberikan ahli profesional dan independen pandangan / pendapat
kepada Dewan Komisaris yang berkaitan dengan laporan keuangan, masalah hukum dan
hal-hal lain yang disampaikan oleh Direksi. Tanggung jawab Komite Audit adalah sebagai
berikut:
a. Menelaah laporan keuangan triwulan dan tahunan
b. Menelaah dan mengevaluasi hasil audit yang dilakukan oleh auditor internal dan
status pelaksanaan rekomendasi dari laporan audit internal
a. Menelaah hadil audit yang dilakukan oleh auditor eksternal
b. Meninjau dan memperbarui prosedur pengendalian internal Perseroan
c. Meninjau perjanjian utama dan kontrak dan implikasi hukum.
Selama tahun 2015, Komite Audit mengadakan tiga kali pertemuan untuk tujuan berikut:
1.
2.
3.
Berkaitan dengan Internal Audit:
a. Untuk memastikan bahwa fungsi ini dijalankan secara efektif dan obyektif. Kami
telah meninjau dan membahas beberapa Laporkan Audit Intern disiapkan oleh
Auditor Internal Perseroan selama tahun berjalan.
b. Untuk meninjau respon dari departemen terkait dengan rekomendasi dan
pelaksanaan yang efektif dari rekomendasi.
Berkaitan dengan Sistem Pengendalian Intern:
a. Untuk meninjau dan menilai efektivitas sistem pengendalian manajemen sejalan
dengan usaha Perusahaan.
Berkaitan dengan Evaluasi Laporan Keuangan:
a. Untuk menelaah dan membahas laporan keuangan yang telah diaudit
disampaikan dalam laporan tahunan dengan Sekretaris Perusahaan, auditor
internal dan Chief Financial Officer.
b. Untuk menilai perubahan dalam penerapan akuntansi
c. Untuk mengevaluasi kepatuhan Perusahaan dengan ketentuan hukum dan
peraturan
d. Untuk meneliti penyesuaian dan catatan dalam temuan audit yang signifikan.
e. Untuk menelaah dan menganalisa akun-akun dalam laporan triwulan.
Jumlah Rapat dihadiri
Kehadiran Rapat Anggota Komite
1. Bapak Dono Iskandar Djojosubroto
: 3 (tiga) kali
2. Bapak Doedy Darwin
: 3 (tiga) kali
3. Bapak Deddy Sutrisno
: 3 (tiga) kali
Para undangan lainnya seperti Internal Auditor, Sekretaris Perusahaan dan Manajer
Keuangan juga hadir dalam pertemuan bila diperlukan oleh Komite.
Komite Manajemen Risiko
Fungsi Komite Manajemen Risiko adalah untuk membantu Dewan Komisaris dalam
melaksanakan tugas pengawasan yang berkaitan dengan penerapan Manajemen Risiko di
Perusahaan. Komite dapat bekerja sama dengan manajer agar memiliki akses informasi
dalam meninjau kegiatan yang berkaitan dengan Manajemen Risiko.
Komite Manejemen Resiko diketuai oleh Komisaris Independen Bapak Ir. Agus Tjahajana
Wirakusumah.
25
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
Selama tahun 2015, Komite ini melakukan penelaahan terhadap pertangguingan asuransi
kerugian terhadap aset, melalui beberapa perusahaan asuransi, kontrak pengadaan jangka
panjang Perseroanan.
Komite Nominasi dan Renumerasi
Komite ini diketuai oleh Komisaris Independen Bapak Ir. Agus Tjahajana Wirakusumah dan
Bapak Bonar FH Sirait sebagai anggota.
Tugas utama Komite ini adalah untuk meninjau kenaikan upah yang diusulkan, upah
minimum dari berbagai daerah sesuai dengan Peraturan Pemerintah, Program Retensi
Karyawan, dan Program Pelatihan Karyawan.
Audit Internal
Internal Audit Perseroan dipimpin oleh Bapak Yohanes Baptis Galuh Adjar Pamungkas,
dengan dibantu oleh anggota staf yang berpengalaman. Internal audit l pada berbagai fungsi
yang dilakukan secara bersamaan dan laporan audit dibawah pengawasan Komisaris
Independen dan Direksi secara berkala untuk memastikan tindakan perbaikan.
Sekretaris Perusahaan
Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab sebagai penghubung antara Perusahaan dan
Pasar Modal berwenang, pemegang saham, investor dan pemangku kepentingan lainnya.
Sekretaris Perusahaan memegang tanggung jawab untuk pengawasan dan koordinasi RUPS,
mengekspos peristiwa dan semua kegiatan korporasi. Sekretaris Perusahaan juga
bertanggung jawab untuk pelaksanaan agenda terkait dengan rapat Dewan Direksi dan
Dewan Komisaris.
Perusahaan memiliki "Departemen Sekretaris Perusahaan" yang dipimpin oleh Bapak
Tunaryo, dengan dibantu oleh staf yang berpengalaman di bidang keuangan dan urusan
hukum.
Perusahaan telah memenuhi berbagai persyaratan hukum Hukum Perusahaan Indonesia, UU
Pasar Modal, dan Peraturan Bursa Efek.
Pada bulan Desember 2015 Perusahaan melakukan ‘Public Expose’ sesuai peraturan BEI
dan dihadiri awak media, masyarakat umum, pemegang saham mengenai jalannya
Perseroan.
Corporate Social Responsibility (CSR)
Perseroan secara terus menerus dan konsisten berpartisipasi dalam program pengembangan
masyarakat melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) selama beberapa tahun
terakhir sebagai bagian dari komitmennya untuk menciptakan nilai bagi masyarakat. APF
telah aktif terlibat, sebagai bagian dari kewajiban sosial untuk menciptakan masyarakat yang
lebih baik dan lingkungan di sekitar fasilitas pabrik. Perhatian utama APF adalah di bidang
pendidikan, kesehatan, pengendalian lingkungan, fasilitas social keagamaan, infrastruktur
26
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
dan pengembangan keterampilan warga sekitar. Pelaksanakan kegiatan CSR ini dilakukan
melalui "Yayasan Asia Pacific Fibre".
Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah seperti bawah ini:
1. Program Pendidikan
a. Pembanggunan gedung sekolah dasar di kawasan Blendung Desa, Klari, Karawang.
b. Distribusi bantuan pendidikan kepada siswa di wilayah Karawang dan Kaliwungu.
c. Pembangunan fasilitas pendidikan untuk pra-sekolah (PAUD) di Cibuaya, Karawang,
Madrasah Ibtidaiyah di Cimahi dan Tunggakjati, Karawang, dan Sekolah Dasar di
Karanganyar, Karawang.
2.
Program Kesehatan
a. Menyeediakan pengobatan gratis dan obat-obatan kepada orang-orang yang
membutuhkan di Sumberejo dan Nolokerto, Kaliwungu, Kendal.
b. Pembangunan Puskesmas rawat inap di Klari, Karawang.
c. Pembagian kacamata gratis kepada siswa yang membutuhkan dari sekolah dasar
dan SMP di Kaliwungu bekerjasama dengan Yayasan Mata Indonesia.
d. Bantuan operasi Katarak Mata di Kendal
3.
Kegiatan keagamaan dan Budaya
a. Pembangunan pesantren untuk studi agama, masjid dan fasilitas keagamaan
lainnya di Karawang dan Kaliwungu.
b.
Aktif mendukung kegiatan keagamaan dan budaya di wilayah meningkatkan
hubungan yang harmonis dengan masyarakat sosial.
c. Penghijauan bekerja sama dengan Universitas Jenderal Sudirman Purwokerto.
d. Penanaman pohon jati di wilayah Kaliwungu.
4.
Bantuan Kemanusiaan
a. Renovasi sekolah korban bencana banjir dilakukan sekolah Mangkang Kulon
Semarang,
b. Bantuan pemulihan bencana dilakukan orang di Megelang dan Padang.
c. Bedah rumah bagi keluarga tidak mampu di Sumberejo, Kaliwungu, dan Nolokerto
Kendal.
5.
Pemberdayaan Sosial Ekonomi
a. Bantuan keuangan untuk industri skala / pondok kecil di wilayah sekitar.
b. Pemberdayaan pengolahan limbah serat di wilayah sekitar menyediakan lapangan
kerja mandiri untuk masyarakat setempat.
27
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
Struktur Organisasi
Annual General Meeting of Shareholders
Board of Commissioner
•
•
•
•
•
ROBERT C. APPLEBY
CHRISTOPHER ROBERT BOTSFORD
ROBERT McCARTHY
DONO ISKANDAR D.
Ir. AGUS TJAHAJANA WIRAKUSUMAH
President Director
V. RAVI SHANKAR
Audit Committee,
Risk Management Committee,
Nomination & Remuneration
Committee
Internal
Audit
Director of
SBU Chemical &
Fiber
Director of
SBU Filament Yarn
S. JEGATHEESAN
Corporate
I.T.
Independent
Director
PETER V. MERKLE
Corporate
Finance
Corporate
Secretary
Director
ANTONIUS W.
SUMARLIN
Performance
Fabric Division
BONAR F.H. SIRAIT
H.R. & I.R.
Director of SBU Filament Yarn/Chemical & Fiber
Production
Engineering
Accounting
PPC/
Desp/
Material Control
28
R&D/
CTS/
Product Dev.
| LAPORAN TAHUNAN
2015
Admin./
Security/
Transport/
P.R.
Information
Technology
HRD
& LD
Marketing
ASIA PACIFIC FIBERS
Informasi
Perseroan
Tanggal Pendirian
15 Februari 1984
Pencatatan pada Bursa Efek Indonesia
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Penawaran Umum pada bulan Februari 1991
Pencatatan terbatas (partial listing) untuk 24.000.000 saham pada tanggal 12 Maret
1991 di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Pencatatan di Bursa pada bulan Januari 1992
Perseroan mencatatkan seluruh saham sejumlah 68.000.000 saham pada tanggal 3
Januari 1992 di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Jumlah keseluruhan
saham Perseroan yang tercatat adalah 92.000.000 saham.
Penawaran Umum Terbatas I pada bulan Oktober 1993
Antara tanggal 1 Nopember 1993 dan 3 Januari 1994, Perseroan melakukan
Penawaran Umum Terbatas perdana dengan menawarkan 184.000.000 saham. Setelah
Penawaran Umum ini, jumlah saham Perseroan yang tercatat adalah sebesar
276.000.000 saham.
Pemecahan Saham pada bulan Maret 1995
Dengan adanya pemecahan saham pada tanggal 27 Maret 1995, jumlah saham yang
tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya adalah sebesar 552.000.000
saham.
Saham bonus dan saham dividen pada bulan April 1995
Pada tanggal 12 April 1995 dan 17 April 1995, sejumlah 552.000.000 saham bonus
dan saham dividen telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Dengan demikian, jumlah saham yang tercatat pada kedua bursa tersebut adalah
sebesar 1.104.000.000 saham.
Penawaran Umum Terbatas II pada bulan Juni 1996
Melalui Penawaran Umum Terbatas II pada tanggal 10 Juni 1996, Perseroan
mencatatkan 1.104.000.000 saham di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya,
sehingga total saham yang tercatat adalah 2.208.000.000 saham
.
Penawaran Umum Terbatas III pada bulan Desember 1997
Pada tanggal 24 Desember 1997, Perseroan menawarkan 2.185.920.000 saham di
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Setelah Penawaran Umum Terbatas III ini,
total saham yang tercatat adalah sejumlah 4.393.920.000 saham.
Konversi Hutang menjadi saham pada bulan September 2006
APF telah memperoleh persetujuan dari Departemen Kehakiman dan HAM untuk
menerbitkan 43.144.238.750 saham kepada kreditur yang tidak berjaminan yang
merupakan bagian dari konversi hutang yang telah mendapatkan persetujuan dari
Pengadilan Niaga. Hingga tanggal 31 Desember 2006, APF telah mengeluarkan
29
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
36.093.831.290 saham kepada kreditur yang tidak berjaminan yang telah mengajukan
permintaan penukaran saham kepada Perseroan. APF juga telah mendapatkan
persetujuan dari Departemen Kehakiman dan HAM untuk menerbitkan 40.340.241.250
saham yang akan dikeluarkan kepada kreditur berjaminan sesuai dengan proposal
restrukturisasi bagi kreditur berjaminan (”SDRP”). APF belum mengeluarkan sahamsaham tersebut hingga tanggal 31 Desember 2007.
9. Reverse Split Saham pada bulan Februari 2008
APF melakukan Anggaran Dasar Perusahaan sehubungan dilakukannya reverse split
saham yang dilakukan dengan rasio 20:1 dan meurut akta notaris Sutjipto, SH No, 91
tanggal 21 Februari 2008 tentang perubahan anggaran dasar perusahaan, modal
saham perseroan sebesar Rp 16.000.000.000.000 terbagi atas 12.357.255.040
lembar saham.
10. Perseroan telah memperoleh persetujuan dari pemegang saham Perseroan melalui
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 24 Maret 2009,
penerbitan 5% (118.845.397 saham) dari modal ditempatkan dan Disetor saham seri 'C'
tanpa hak memesan efek terlebih dahulu, untuk memberikan opsi saham kepada
manajemen dan karyawan Perusahaan (Program Opsi Saham Manajeman dan
Karyawan).
Berdasarkan akta Notaris Aryanti Artisari, SH, M.Kn. Tidak ada 107 tanggal 23 Februari 2012,
pemegang saham menyetujui untuk program Manajemen Stock Option Program (MESOP).
Dan ini berhubungan dengan akta notaris Sutjipto, SH No 91 tanggal 24 Maret 2009 tentang
penerbitan 118.845.397 saham baru seri C yang berwenang (5% dari modal ditempatkan
dan disetor) tanpa hak memesan efek terlebih dahulu dengan nilai nominal Rp 40 setiap .
Harga Pelaksanaan pada 5 Maret 2012 adalah sebesar Rp 45 masing-masing, dan memiliki
saham telah disetor penuh pada tanggal 20 Februari 2012 dan 21 Februari 2012. Saham
juga terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalui pengumuman No. Peng-P-00032/BEI.PPR/032012 tanggal 5 Maret 2012 dan No. Peng-P-00033/BEI.PPR/03-2012 tanggal 7 Maret 2012.
Perseroan memperoleh persetujuan atas perubahan nama menjadi PT Asia Pasifik Fibers Tbk
dari Menteri Kehakiman tanggal 10 November 2009 dan Indonesia Badan Koordinasi
Penanaman Modal / BKPM pada tanggal 2 Desember 2009.
Jumlah saham yang tercatat per
31 Desember 2015
2,495,753,347
Susunan Modal per 31 Desember 2015
Serie A
Modal Dasar
Nilai Nominal per Saham
Modal Disetor
Rp
Rp
Rp
8,500,000,000,000
10,000
2,196,960,000,000
Serie C
Modal Dasar
Nilai Nominal per Saham
Modal Disetor
Rp
Rp
Rp
166,968,960,000
40
91,042,293,920
30
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
Pemegang Saham
Damiano Investment
KYOA Investment Limited
PT. Multikarsa Investama*
Masyarakat
51.65%
6.20%
5.26%
36.89%
* Pemindahan saham-saham dari PT. Multikarsa Investama kepada PT. Bina Prima Perdana dalam
rangka restrukturisasi dengan pihak BBPN. Pencatatan pada PT. Bursa Efek Indonesia masih belum
diselesaikan.
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
Komisaris Independen
Komisaris Independen
Robert Clive Appleby
Robert McCarthy
Christopher Robert Botsford
Dono Iskandar Djojosubroto
Ir. Agus Tjahajana Wirakusumah
Board of Directors
Direktur Utama
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Vasudevan Ravi Shankar
Bonar Firman Hasiholan Sirait
Seeniappa Jegatheesan
Peter Vinzenz Merkle
Antonius Widyatma Sumarlin
Kegiatan Perseroan
Bergerak pada industri PTA, Polymer, Polyester Fiber, Benang Filament dan kain sintetis dan
pakaian jadi.
Kapasitas Produksi per 31 Desember 2015
Purified Therepthalic Acid (PTA)
Polyester Chips
Polyester Staple Fiber
Polyester Filament Yarn
340.000 ton/tahun
330.400 ton/tahun
198.000 ton/tahun
140.000 ton/tahun
Kantor Perwakilan
The East 35th Floor, Unit 5-6-7
Jl. DR. Ide Anak Agung Gde Agung Kav. E3.2 No. 1
Jakarta 12950, Indonesia
Tel
: (62-21) 579-38555
Fax : (62-21) 579-38565
Kantor Terdaftar
Jl. Raya Kaliwungu Km. 19
Kaliwungu, Kendal,
Jawa Tengah - Indonesia
Tel
: (62-24) 8660272
Fax : (62-24) 8660275
31
| LAPORAN TAHUNAN
2015
ASIA PACIFIC FIBERS
Fasilitas Pabrik
Pabrik 1:
Pabrik 2:
Desa Kiara Payung,
Klari, Karawang
Jawa Barat - Indonesia
Tel : (62-267) 431971
Fax : (62-267) 431975
Jl. Raya Kaliwungu Km. 19
Kaliwungu, Kendal,
Jawa Tengah - Indonesia
Tel
: (62-24) 8660272
Fax : (62-24) 8660275
Biro Administrasi Efek
PT. Datindo Entrycom
Wisma Dinners Club Annex
Jl. Jend. Sudirman 34-35
Jakarta 10220, Indonesia
Kantor Akuntan Publik Terdaftar
Hendrawinata Eddy Siddhartha & Tanzil
(Indonesian Member firm of Kreston International)
Intiland Tower 18th Floor
Jl. Jend. Sudirman 32
Jakarta 10220, Indonesia
Tel : (62-21) 5707997
Fax : (62-21) 5707996
32
| LAPORAN TAHUNAN
2015
SURAT PERNYATAAN
ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
TENTANG
TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN TAHUNAN 2015
PT. ASIA PACIFIC FIBERS TBK.
Kami yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan
Tahunan PT Asia Pacific Fibers Tbk tahun 2015 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung
jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perusahaan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Robert Clive Appleby
Komisaris Utama
Vasudevan Ravi Shankar
Direktur Utama
Cheong Kamun
Komisaris
Bonar Firman Hasiholan Sirait
Direktur
Christopher Robert Botsford
Komisaris
Robert McCharty
Komisaris
Seeniappa Jegatheesan
Direktur
Antonius Widyatma Sumarlin
Direktur
Agus Tjahajana Wirakusumah
Komisaris Independen
Dono Iskandar Djojosubroto
Komisaris Independen
Peter Vinzenz Merkle
Direktur
Laporan Keuangan Konsolidasian dan
Laporan Auditor Independen
PT Asia Pacific Fibers Tbk
Dan Entitas Anak
31 Desember 2015 dan 2014
DAFTAR ISI
Surat Pernyataan Direksi
Laporan Auditor Independen
Halaman
Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
1
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian
4
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
5
Laporan Arus Kas Konsolidasian
6
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Informasi Keuangan Tambahan
Laporan Keuangan Entitas Induk
7 – 132
1-6
Lampiran
Laporan Posisi Keuangan
1
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan komprehensif lain
2
Laporan Perubahan Ekuitas
3
Laporan Arus Kas
4
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
No. : 032/02/WA/II/16
Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
Kami telah mengaudit laporan keuangan konsolidasian PT Asia Pacific Fibers Tbk (“Perusahaan”) dan entitas
anaknya terlampir, yang terdiri dari laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2015, serta
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas
konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi
signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan konsolidasian
Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian tersebut
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan atas pengendalian internal yang dianggap perlu
oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang bebas dari kesalahan
penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
Tanggung jawab Auditor
Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan konsolidasian tersebut
berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta
merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan
keuangan konsolidasian bebas dari kesalahan penyajian material.
Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka dan
pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan
auditor, termasuk penilaian atas resiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan konsolidasian,
baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko tersebut, auditor
mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan
keuangan konsolidasian entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi
bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal entitas. Suatu audit juga
mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi
akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan konsolidasian
secara keseluruhan.
Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis
bagi opini audit kami.
Opini
Menurut opini kami, laporan keuangan konsolidasian terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan konsolidasian PT Asia Pacific Fibers Tbk dan entitas anaknya tanggal 31
Desember 2015, serta kinerja keuangan dan arus kas konsolidasiannya untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Halaman 2
Penekanan suatu hal
Seperti diungkapkan pada catatan 2d dan catatan 50. atas laporan keuangan konsolidasian terlampir, efektif
1 Januari 2015, PT Asia Pacific Fibers Tbk dan entitas anaknya menerapkan revisi Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK 24 revisi 2013) “Imbalan Kerja” yang diterapkan secara retrospektif. Opini kami
tidak dimodifikasi sehubungan dengan hal tersebut.
Laporan keuangan konsolidasian terlampir disusun dengan asumsi bahwa Perusahaan dan Entitas Anaknya akan
melanjutkan usahanya secara berkesinambungan. Seperti yang diungkapkan pada Catatan 2 atas laporan keuangan
konsolidasian, pada tanggal 31 Desember 2015, Perusahaan dan Entitas Anaknya memiliki saldo ekuitas negatif
sebesar US$ 925.406.725, serta jumlah liabilitas jangka pendek Perusahaan dan Entitas Anaknya telah melebihi
jumlah asetnya sebesar US$ 869.325.822. Liabilitas jangka pendek Perusahaan dan Entitas Anaknya pada tanggal
31 Desember 2015 sebesar US$ 1.101.821.058 atau sebesar 86% dari jumlah liabilitas jangka pendek merupakan
utang terjamin. Pada bulan Juni 2015, Perusahaan telah mengirimkan revisi Rencana Restrukturisasi Utang
Berjamin kepada kreditur terjamin Perusahaan , tetapi sampai saat ini, rencana restrukturisasi utang berjamin ini
belum direspon oleh kreditur terjaminnya . Sebagai tambahan, sampai dengan tanggal laporan audit , salah satu
kreditur terjamin Perusahaan yaitu PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) yang memiliki 25% utang terjamin belum
menyetujui Rencana Restrukturisasi yang diusulkan oleh Perusahaan. Namun, Damiano Investments BV., Belanda,
pemegang saham mayoritas (kepemilikan 51,65%) dan pemegang mayoritas hutang terjamin (75%), masih terus
menyediakan fasilitas pengeluaran belanja modal sebesar US$ 22.070.000 dan fasilitas Letter of Credit sebesar
US$ 88.135.716 untuk pembelian bahan baku. Manajemen Perusahaan masih terus berusaha dan mengharapkan
hasil penyelesaian dari restrukturisasi atas utang terjaminnya dapat segera diperoleh, sehingga Perusahaan dapat
memperoleh pinjaman modal kerja dari bank. Laporan keuangan konsolidasian terlampir tidak mencakup
penyesuaian yang berasal dari kondisi tersebut.
Hal lain
Audit kami atas laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anaknya pada tanggal 31 Desember 2015
dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut terlampir dilaksanakan dengan tujuan merumuskan suatu opini
atas laporan keuangan konsolidasian tersebut secara keseluruhan. Informasi keuangan tambahan PT Asia Pacific
Fibers Tbk (entitas induk) terlampir, yang terdiri dari laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2015,
serta laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut (secara kolektif disebut sebagai “Informasi Keuangan Entitas Induk”),
yang disajikan sebagai informasi tambahan terhadap laporan keuangan konsolidasian terlampir, disajikan untuk
tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan bagian dari laporan keuangan konsolidasian terlampir yang
diharuskan menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Informasi keuangan Entitas Induk merupakan
tanggung jawab manajemen serta dihasilkan dari dan berkaitan secara langsung dengan catatan akuntansi dan
catatan lainnya yang mendasarinya yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian terlampir.
Informasi Keuangan Entitas Induk telah menjadi objek prosedur audit yang diterapkan dalam audit atas laporan
keuangan konsolidasian terlampir berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia. Menurut opini kami, Informasi Keuangan Entitas Induk disajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, berkaitan dengan laporan keuangan konsolidasian terlampir secara keseluruhan.
HENDRAWINATA EDDY SIDDHARTA & TANZIL
Welly Adrianto, CPA
No. Ijin Akuntan Publik. AP. 0060
Jakarta, 14 Maret 2016
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2015, 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014
31 Desember
2015
US$
31 Desember
2014
(Disajikan
kembali)
US$
3f,g,5
2.657.148
6.184.094
5.101.421
3f,h,j,6
3f,h,j,6
31.567.047
19.479.699
41.190.159
21.601.483
51.867.585
22.046.308
3f,h,j,7
3f,h,j,8
3k,9
2.787.973
5.969.375
61.164.596
3.426.117
8.693.988
75.507.062
33.854.362
9.158.563
86.227.237
10
10
3v,27a
3l,11
6.076.917
–
11.419.541
2.128.943
2.338.194
56.031
15.902.785
2.520.486
6.862.883
54.799
17.484.492
1.691.803
143.251.239
177.420.399
234.349.453
3f,h,j,12
3f,h,j,13
19.552.932
991.274
23.692.655
1.022.539
24.836.407
1.029.093
3m,n,p,14
3o,p,15
3v,27d
61.876.082
113.590
6,710,119
61.365.864
119.866
11.750.587
82.224.751
12.087
9.766.081
Jumlah Aset Tidak Lancar
89.243.997
97.951.511
117.868.419
JUMLAH ASET
232.495.236
275.371.910
352.217.872
Catatan
1 Januari
2014
(Disajikan
kembali)
US$
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Piutang usaha, setelah dikurangi penyisihan
penurunan nilai sebesar US$ 15.657.945
pada tahun 2015, 2014 dan 2013
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Piutang lain-lain, setelah dikurangi penyisihan
penurunan nilai sebesar US$ 67.637.756 pada
tahun 2015 dan 2014, dan US$ 36.721.575 pada
tahun 2013
Pihak ketiga
Aset keuangan lancar lainnya
Persediaan
Uang muka pembelian
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Pajak dibayar dimuka
Biaya dibayar dimuka
Jumlah Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR
Piutang non-usaha kepada pihak berelasi,
setelah dikurangi penyisihan penurunan
nilai sebesar US$ 111.992.653 pada
tahun 2015, 2014 dan 2013
Aset keuangan tidak lancar lainnya
Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan
sebesar US$ 1.709.106.418 pada tahun 2015,
US$ 1.703.166.009 pada tahun 2014
dan US$ 1.714.202.396 pada tahun 2013
Aset tidak berwujud
Aset pajak tangguhan
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
1
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015, 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014
Catatan
31 Desember
2015
US$
31 Desember
2014
(Disajikan
kembali)
US$
1 Januari
2014
(Disajikan
kembali)
US$
LIABILITAS DAN EKUITAS (DEFISIENSI)
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha
Pihak ketiga
Biaya yang masih harus dibayar
Utang pajak
Utang bank
Utang terjamin
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek
Bagian lancar dari liabilitas jangka panjang:
Utang kredit pembiayaan
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya
3r,16
3r,17
3v,27b
3r,18
3r,19
3u,25
12.241.858
50.446.641
149.767
88.135.716
945.081.879
366.276
25.584.407
49.969.699
159.621
88.250.457
957.675.525
433.562
33.115.314
36.967.461
321.900
87.910.672
965.681.557
–
3q,r,22
3r,23
41.379
5.357.542
56.131
4.716.794
30.572
6.323.597
1.101.821.058 1.126.846.196
1.130.351.073
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Pinjaman dari institusi keuangan lain:
Utang tidak terjamin dan wesel bayar
Pinjaman modal kerja
Utang kredit pembiayaan
Pendapatan ditangguhkan
Imbalan pasca kerja jangka panjang
3r,20
3r,21
3q,r,22
3t,24
3u,26
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
Jumlah Liabilitas
24.032.636
22.070.000
5.940
212.526
9.759.801
23.082.193
22.070.000
47.253
225.089
12.125.149
22.624.894
17.340.000)
27.132
237.652
9.975.562
56.080.903
57.549.684
50.205.240
1.157.901.961 1.184.395.880
1.180.556.313
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
2
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015, 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014
Catatan
31 Desember
2015
US$
31 Desember
2014
(Disajikan
kembali)
US$
1 Januari
2014
(Disajikan
kembali)
US$
LIABILITAS DAN EKUITAS
(DEFISIENSI)
EKUITAS (DEFISIENSI)
Modal Saham
Modal dasar 12.357.255.040 saham dengan
nilai nominal Rp 10.000 per lembar saham
untuk Seri A, Rp 1.000 per saham untuk Seri
B, dan Rp 40 per saham untuk Seri C pada
tahun 2015, 2014 dan 2013
Modal ditempatkan dan disetor penuh,
219.696.000 saham Seri A, dan
2.276.057.347 saham Seri C pada tahun
2015, 2014 dan 2013
28
Tambahan modal disetor
3w,29
Saldo laba (akumulasi defisit)
Ditentukan penggunaannya
30
Tidak ditentukan penggunaannya
Jumlah Defisiensi
JUMLAH LIABILITAS DAN
EKUITAS (DEFISIENSI)
635.689.316
624.323.168
635.689.316
624.323.168
2.345.301
2.345.301
2.345.301
(2.187.764.510) (2.171.381.755 ) (2.090.696.226 )
(925.406.725 )
(909.023.970 )
(828.338.441 )
232.495.236
275.371.910
352.217.872
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
3
635.689.316
624.323.168
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
Catatan
PENDAPATAN
Pendapatan bersih
Pendapatan usaha lainnya
Jumlah pendapatan
3x,34
3x,35
BEBAN POKOK PENJUALAN
3x,36
LABA (RUGI) KOTOR
Penurunan nilai atas piutang lain-lain
Beban umum dan administrasi
Beban keuangan
Beban penjualan
Laba selisih kurs, bersih
Penyelesaian atas klaim asuransi, bersih
Pendapatan lain-lain, bersih
3j,7
3x,39
3x,40
3x,38
3c
3x,33
3x,41
RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
2015
US$
387.053.770
3.002.226
390.055.996
2014
(Disajikan
kembali)
US$
493.567.021
4.414.640
497.981.661
(381.902.793 ) (511.808.609 )
8.153.203
(13.826.948 )
–
(14.399.308 )
(7.863.850 )
(10.786.487 )
11.236.898
1.703.128
309.069
(34.267.327 )
(15.028.722 )
(14.848.320 )
(12.325.493 )
4.970.881
3.772.855
63.134
(19.800.550 )
(67.662.992 )
(11.647.347 )
(81.489.940 )
PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK
Kini
Tangguhan
3v
27c
27d
(1.566.830 )
(4.572.495 )
–
1.689.482
Jumlah Pendapatan (Beban) Pajak
27e
(6.139.325 )
1.689.482
(17.786.672 )
(79.800.458 )
Pos – pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi:
Pengukuran kembali imbalan kerja
Beban pajak penghasilan terkait
Pos – pos yang akan di reklasifikasi ke laba rugi
1.871.890
(467.973 )
–
(1.180.095 )
295.024
–
Jumlah pendapatan komprehensif lain, setelah pajak
1.403.917
JUMLAH RUGI BERSIH TAHUN BERJALAN
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN, SETELAH PAJAK
(885.071 )
JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
(16.382.755 )
(80.685.529 )
Jumlah rugi bersih diatribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk
(17.786.672 )
(79.800.458 )
Jumlah rugi bersih komprehensif diatribusikan
kepada Pemilik Entitas Induk
(16.382.755 )
(80.685.529 )
(0,01 )
(0,01 )
(0,03 )
(0,03 )
3y
31
31
LABA (RUGI) PER SAHAM
Dasar
Dilusian
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
4
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
Tambahan
Catatan Modal Saham modal disetor
US$
US$
Saldo per 31 Desember 2013
(sebelum penyajian kembali)
Penyesuaian atas penerapan PSAK 24
(revisi 2013)
Saldo per 31 Desember 2013
(disajikan kembali)
635.689.316
50
–
624.323.168
–
635.689.316
624.323.168
Saldo Laba
(Akumulasi defisit)
Ditentukan
Tidak ditentukan Jumlah Ekuitas
Penggunaannya
Pengunaannya
(Defisiensi)
US$
US$
US$
2.345.301
–
2.345.301
(2.090.258.565)
(827.900.780)
(437.661)
(437.661)
(2.090.696.226)
(828.338.441)
Jumlah rugi bersih tahun berjalan
–
–
–
(79.800.458)
(79.800.458)
Pendapatan komprehensif lain, setelah pajak
–
–
–
(885.071)
(885.071)
(2.171.381.755)
(909.023.970)
Saldo per 31 Desember 2014
635.689.316
624.323.168
2.345.301
Jumlah rugi bersih tahun berjalan
–
–
–
(17.786.672 )
(17.786.672 )
Pendapatan komprehensif lain, setelah pajak
–
–
–
1.403.917
1.403.917
Saldo per 31 Desember 2015
635.689.316
624.323.168
2.345.301
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
5
(2.187.764.510)
(925.406.725)
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
Catatan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan
Pembayaran kepada pemasok
Pembayaran gaji
Pembayaran kas operasi lainnya, bersih
Kas yang diperoleh dari operasi
Penghasilan bunga
Beban bunga dan administrasi bank
Penerimaan atas penyelesaian klaim asuransi
Pembayaran pajak penghasilan
Penerimaan hasil restitusi pajak
7,40
17,40
7,33
27
27
Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian aset tetap
Pembelian aset tidak berwujud
14,22
15
Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan pinjaman modal kerja
Pembayaran pinjaman modal kerja
Pembayaran utang kredit pembiayaan
21
21
22
Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan Untuk)
Aktivitas Pendanaan
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN SETARA KAS
2015
US$
2014
(Disajikan
kembali)
US$
401.800.894
(288.202.470)
(8.702.467)
(96.818.606)
538.453.200
(420.652.470)
(16.024.232)
(91.616.880)
8.077.351
22.622
(7.221.113)
1.703.128
(4.475.260)
4.747.807
10.159.618
23.975
(5.364.680)
3.583.335
(5.426.618)
4.911.387
2.854.535
7.887.017
(6.450.627)
–
(11.225.409)
(112.182)
(6.450.627)
(11.337.591)
–
(114.741)
(56.065)
4.730.000
–
(68.023)
(170.806)
4.661.977
(3.766.898)
1.211.403
239.952
PENGARUH SELISIH KURS
(128.730)
SALDO KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
5
6.184.094
5.101.421
SALDO KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
5
2.657.148
6.184.094
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
6
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2015 dan 2014
1. U M U M
a. Pendirian dan Informasi Umum
PT Asia Pacific Fibers Tbk (“Perusahaan”) memproduksi bahan kimia dan serat sintetis,
pertenunan dan perajutan serta aktivitas lainnya yang berhubungan dengan industri tekstil.
Perusahaan mempunyai 2 (dua) pabrik, dan memasarkan produknya di dalam dan di luar negeri,
diantaranya ke Eropa, Amerika Serikat, Asia, Australia dan Timur Tengah.
PT Asia Pacific Fibers Tbk didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam
Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan Akta No. 22 tanggal
15 Pebruari 1984 dari Januar Tirtaamidjaja, S.H., notaris di Jakarta. Undang-undang diatas telah
diubah dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tanggal
16 Agustus 2007. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dengan Surat Keputusan No. C2-6107.HT.01.01.TH.84 tanggal 26 Oktober 1984 dan diumumkan
dalam Tambahan No. 3247 Berita Negara Republik Indonesia No. 72 tanggal 7 September 1990.
Anggaran Dasar Perusahaan mengalami perubahan dengan akta No. 92 tanggal 24 Maret 2009 oleh
notaris Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, untuk menyesuaikan Anggaran Dasar Perusahaan dengan
Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar
Perusahaan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Akta
notaris ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan No. AHU-0052618.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 14 Agustus 2009.
Anggaran Dasar Perusahaan mengalami perubahan dengan akta No. 50 tanggal 10 September 2009
oleh notaris Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan nama Perusahaan dari PT
Polysindo Eka Perkasa Tbk menjadi PT Asia Pacific Fibers Tbk. Akta notaris ini telah disahkan
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.
AHU-54294.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 10 Nopember 2009 dan diumumkan dalam Tambahan
No. 21449 Berita Negara Republik Indonesia No. 77 tanggal 24 September 2010.
Anggaran Dasar Perusahaan mengalami perubahan dengan akta No. 107 tanggal 23 Februari 2012
oleh notaris Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, mengenai implementasi dari program
pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan Perusahaan (MESOP) berdasarkan
peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No. IX.D.4.
Akta notaris ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat
Keputusan No. AHU-0018443.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 29 Pebruari 2012.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta
No. 30 tanggal 7 Juli 2015 oleh notaris Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, untuk
menyesuaikan Anggaran Dasar Perusahaan dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Akta notaris
ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan AHUAH.01.03-0954603.Tahun 2015 tanggal 31 Juli 2015.
Pada tanggal 4 Pebruari 2011, Perusahaan mendapatkan persetujuan dari Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) melalui Surat Keputusan No. 2/B/II/PMDN/2011 tentang persetujuan
pembatalan surat keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) No.
249/II/PMDN.1997 tanggal 2 Desember 1997.
7
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
1. U M U M (Lanjutan)
a. Pendirian dan Informasi Umum (Lanjutan)
Kemudian, Perusahaan juga telah menerima persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) untuk melakukan ekspansi terhadap kapasitas fiber di Karawang melalui surat persetujuan
No. 2/B/II/PMDN/2011 tanggal 24 Pebruari 2011. Proyek ini dimulai pada kuartal kedua tahun
2012.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, tujuan dan ruang lingkup aktivitas Perusahaan
meliputi industri kimia dan serat sintetis, pertenunan dan perajutan serta aktivitas lainnya yang
berhubungan dengan industri tekstil. Perusahaan berkedudukan di Kendal, Jawa Tengah dengan
pabrik yang berlokasi di Kendal, Jawa Tengah dan Karawang, Jawa Barat. Kantor perwakilan
Perusahaan berlokasi di Gedung “The East”, Lantai 35, Jl. DR. Ide Anak Agung Gde Agung
(dahulu Jalan Lingkar Mega Kuningan) Kav. E-3.2 No. 1, Jakarta. Perusahaan mulai berproduksi
secara komersial pada tahun 1986.
Perusahaan turut berpartisipasi dalam kegiatan sosial di lingkungan sekitar dua lokasi pabrik yang
terletak di Karawang dan Semarang, dimana kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar. Dalam upaya untuk mendukung kegiatan ini dengan lebih
efektif, Perusahaan telah mendirikan yayasan yang bernama “Yayasan Asia Pasific Fibre” pada
tanggal 15 Januari 2010. Persetujuan pendirian yayasan ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. AHU960.AH.01.04.Tahun 2010 tanggal 15 Maret 2010.
Entitas induk langsung Perusahaan adalah Damiano Investments BV., yang didirikan di Belanda,
sedangkan entitas induk utama Perusahaan adalah ADM Capital and Spinnaker Capital Group,
yang masing-masing didirikan dan berdomisili di Hong Kong dan Inggris.
b. Penawaran Umum Efek, Wesel Bayar Perusahaan dan Entitas Anak

Pada tanggal 14 Desember 1990, Perusahaan menawarkan 12.000.000 sahamnya kepada
masyarakat melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya, sekarang dikenal dengan Bursa Efek
Indonesia.

Pada tanggal 8 Oktober 1993, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), dengan suratnya No S-1738/PM/1993, untuk melakukan
Penawaran Umum Terbatas Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 184.000.000
saham kepada pemegang saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta
dan Surabaya pada tanggal 1 Nopember 1993.

Pada tanggal 15 Desember 1994, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua
BAPEPAM, No S-2027/PM/1994, perihal perubahan nilai nominal per saham dari Rp 1.000
menjadi Rp 500 per saham.
8
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
1. U M U M (Lanjutan)
b. Penawaran Umum Efek, Wesel Bayar Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)

Pada tanggal 20 Mei 1996, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif dari Ketua
BAPEPAM, dengan suratnya No. S-778/PM/1996, untuk melakukan Penawaran Umum
Terbatas II dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 1.104.000.000 saham kepada
pemegang saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan
Surabaya pada tanggal 10 Juni 1996.

Pada tanggal 11 Desember 1997, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua
BAPEPAM, dengan suratnya No. S-2844/PM/1997, untuk melakukan Penawaran Umum
Terbatas III dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 2.185.920.000 saham kepada
pemegang saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan
Surabaya pada tanggal 5 Januari 1998.

Pada tahun 1994, Perusahaan menerbitkan Unsecured Senior Notes sebesar US$ 125.000.000
yang dicatat di Bursa Efek Luxembourg. Pada tahun 1996, Perusahaan menawarkan kepada
pemegang Unsecured Senior Notes untuk menukarkan Notes tersebut dengan Guaranteed
Senior Notes sebesar US$ 125.000.000 yang diterbitkan oleh PIFC dimana Perusahaan
bertindak sebagai penjamin. Wesel ini dicatat di Bursa Efek Luxembourg.

Pada tahun 1996, PIFC, dengan Perusahaan sebagai penjamin, menerbitkan Secured Floating
Rate Notes sebesar US$ 50.000.000 dan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ 260.000.000
yang tercatat di Bursa Efek Luxembourg.

Pada tahun 1997, PIFC, dengan Perusahaan sebagai penjamin, menerbitkan Guaranteed
Secured Notes sebesar US$ 250.000.000 yang tercatat di Bursa Efek Luxembourg.

Sejak bulan Januari 2000, wesel bayar yang dikeluarkan oleh PIFC sudah tidak tercatat
(delisted) dari Bursa Efek Luxembourg.

Mulai bulan Desember 2004, seluruh saham Perusahaan sejumlah 4.393.920.000 disuspensi
sehubungan dengan tuntutan pailit terhadap Perusahaan dan keterlambatan menyerahkan
laporan keuangan konsolidasian Perusahaan. Saham-saham Perusahaan tetap disuspensi
walaupun Perusahaan telah lepas dari pailit. Akan tetapi, Perusahaan berusaha untuk keluar
dari suspensi ini dengan menyerahkan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh Perusahaan.
Kemudian, pada bulan Juli 2006, saham-saham Perusahaan telah diperdagangkan kembali.

Pada tahun 2006, Perusahaan telah melakukan konversi atas utang tidak terjamin sebagai
bagian dari implementasi perjanjian perdamaian yang telah diputuskan oleh Pengadilan Niaga
Jakarta Pusat dengan menerbitkan sebanyak 43.144.238.750 lembar saham dimana sesuai
dengan ketentuan Bursa Efek Indonesia, saham tersebut tidak dapat diperdagangkan dalam
waktu 1 (satu) tahun. Kemudian, pada bulan Oktober 2007, saham baru tersebut telah
diperdagangkan.
9
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
1. U M U M (Lanjutan)
b. Penawaran Umum Efek, Wesel Bayar Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)

Menurut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal
21 Pebruari 2008, para pemegang saham menyetujui untuk melakukan penggabungan nilai
nominal saham (reverse stock split) dengan rasio 20 berbanding 1 yang artinya 20 saham lama
akan menjadi 1 saham baru. Reverse stock ini dilakukan agar saham Perusahaan lebih likuid
dan sesuai dengan kinerja Perusahaan. Anggaran Dasar Perusahaan ini telah disetujui oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 3 Maret 2008.Selanjutnya, menurut akta
notaris Sutjipto, S.H. No. 122 tanggal 27 Pebruari 2008 tentang perjanjian pembelian sisa
saham hasil reverse stock Perusahaan, dinyatakan bahwa PT Trimegah Securities Tbk sebagai
pembeli siaga. Disamping itu, jumlah saham hasil reverse stock telah diperdagangkan di Pasar
Reguler pada tanggal 14 Maret 2008.

Pada tanggal 10 Oktober 2008, saham dari Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) sudah tidak
tercatat
(delisted)
di
Bursa
Efek
Indonesia
melalui
surat
keputusan
No. S-04741/BEI.PSR/09/2008 dan Peng-004/BEI.PSR/DEL/09-2008 akibat suspensi saham
PT Texmaco Jaya Tbk dari perdagangannya dan masalah kelangsungan hidupnya.

Sejak tanggal 2 Desember 2009, saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia sudah diganti
dengan menggunakan nama Perusahaan yang baru.

Menurut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal
24 Maret 2009 yang telah dikukuhkan dalam akta notaris Sutjipto, S.H., No 91 tanggal
24 Maret 2009, notaris di Jakarta, Pemegang Saham setuju untuk melakukan penambahan
modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu melalui pemberian hak opsi kepada manajemen
dan karyawan Perusahaan (Management Employee Stock Option Programme / MESOP)
sebanyak 118.845.397 lembar saham seri C (5% dari jumlah saham yang ditempatkan dan
disetor). Akta notaris ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-0052619.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal
14 Agustus 2009. Berdasarkan rencana Perusahaan yang telah dilaporkan ke Bursa Efek
Indonesia melalui surat tertanggal 17 Maret 2009, program ini telah diimplementasikan pada
akhir periode (1 Pebruari 2012).

Kemudian, berdasarkan akta notaris Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., No. 107 tanggal
23 Pebruari 2012, notaris di Jakarta, program pemberian hak opsi kepada manajemen dan
karyawan Perusahaan (Management Employee Stock Option Programme/ MESOP) telah
diimplementasikan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 45 per saham. Semua saham telah
disetor penuh melalui rekening bank Perusahaan pada tanggal 20 Pebruari 2012 dan
21 Pebruari 2012, dan telah didaftarkan di Bursa Efek Indonesia melalui pengumuman
No. Peng-P-00032/BEI.PPR/03-2012 tanggal 5 Maret 2012 dan No. Peng-P00033/BEI.PPR/03-2012 tanggal 7 Maret 2012.
10
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
1. U M U M (Lanjutan)
b. Penawaran Umum Efek, Wesel Bayar Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)

Menurut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal
18 Juni 2012 yang telah dikukuhkan dalam akta notaris Aryanti Artisari, S.H., M.Kn. No. 88
tanggal 18 Juni 2012, notaris di Jakarta, Pemegang Saham setuju untuk melakukan
penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu melalui pemberian hak opsi
kepada manajemen dan karyawan Perusahaan (Management Employee Stock Option
Programme / MESOP) sebanyak 74.872.600 lembar saham seri C (3% dari jumlah saham yang
ditempatkan dan disetor). Perusahaan telah mengirimkan surat No. 068/APF-CS/VI/2014
tanggal 25 Juni 2014 dan No. 071/APF-CS/VIII/2014 tanggal 7 Juli 2014 kepada Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) tentang perihal pembatalan atas implementasi MESOP akibat belum
selesainya restrukturisasi hutang yang telah mengakibatkan penurunan pada harga pasar saham
Perusahaan. Menurut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan
pada tanggal 16 Juni 2015 yang telah dikukuhkan dalam akta notaris Aryanti Artisari, S.H.,
M.Kn. No. 49 tanggal 16 Juni 2015, notaris di Jakarta, Pemegang Saham setuju untuk
melakukan pembatalan atas implementasi MESOP.
c. Entitas Anak Yang Dikonsolidasi
Perusahaan memiliki beberapa entitas anak yang tidak aktif sebagai berikut:
Entitas Anak
Lokasi
Kegiatan usaha
Operasi
Persentase
Komersial kepemilikan
%
Jumlah Aset
2015
2014
US$
US$
(dalam jutaan) (dalam jutaan)
PT Texmaco
Jaya Tbk (TJ)
Karawang
Perdagangan,
pertenunan,
perajutan
dan pemrosesan
1972
92,00
*)
*)
PT Texmaco Graha
Busana (TGB),
(dimiliki TJ dengan
Kepemilikan 99%)
Jakarta
Perdagangan tekstil
dan produksi
pakaian jadi dan
asesoris
1994
91,08
*)
*)
Polysindo International
Finance Company
BV (PIFC)
Belanda
Jasa keuangan
1994
100,00
759
759
Polysindo (Mauritius)
Ltd. (PML)
Mauritius
Jasa keuangan
Praoperasi
100,00
–
–
*) Tidak berlaku dikarenakan PT Texmaco Jaya Tbk (TJ) dan PT Texmaco Graha Busana (TGB)
sudah tidak dikonsolidasi.

Pada tahun 2001, Perusahaan mengakuisisi 10.000 saham yang merupakan 100% kepemilikan
di Polysindo (Mauritius) Ltd. Saham yang diperoleh sejumlah US$ 10.000. Perbedaan antara
harga perolehan dengan nilai aktiva bersih dari PML sejumlah Rp 221.924.188 (setara dengan
US$ 21.339) dicatat pada akun ”selisih restrukturisasi entitas sepengendali” sebagai bagian
dari tambahan modal disetor di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian (Catatan 29).
11
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
1. U M U M (Lanjutan)
c. Entitas Anak Yang Dikonsolidasi (Lanjutan)

Tidak terdapat transaksi antara Perusahaan dengan Polysindo (Mauritius) Ltd. dan Polysindo
International Finance Company BV. selama tahun 2015 dan 2014. Perusahaan berniat untuk
menutup kegiatan Entitas Anak tersebut bersama dengan proses restrukturisasi Perusahaan.

Terhitung bulan April 2008, operasional divisi fleece pada PT Texmaco Jaya Tbk (TJ) telah
dioperasikan oleh Perusahaan dengan sistem maklon.

Sejak semester kedua tahun 2004, PT Texmaco Graha Busana sudah menghentikan
operasional bisnisnya.
d. Dewan Komisaris dan Direksi, Komite Audit dan Karyawan

Susunan Dewan Komisaris, Direksi Perusahaan dan Komite Audit pada tanggal 31 Desember
2015 adalah sesuai dengan Akta Notaris No. 50 tanggal 16 Juni 2015 dari Aryanti Artisari,
S.H., M.Kn., notaris di Jakarta.
Berikut ini adalah susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan per tanggal
31 Desember 2015 dan 2014:
2015
2014
: Bapak Robert Clive Appleby
: Bapak Ir. Agus Tjahajana
Wirakusumah
Bapak Dono Iskandar Djojosubroto
: Ibu Cheong Kamun
Bapak Christopher Robert Botsford
Bapak Robert Mc Carthy
Bapak Robert Clive Appleby
Bapak Dono Iskandar Djojosubroto
: Bapak Vasudevan Ravi Shankar
: Bapak Bonar Firman Hasiholan
Sirait
Bapak Antonius Widyatma
Sumarlin
: Bapak Seeniappa Jegatheesan
Bapak Peter Vinzenz Merkle
Bapak Vasudevan Ravi Shankar
Bapak Bonar Firman Hasiholan
Sirait
Bapak Antonius Widyatma
Sumarlin
Bapak Seeniappa Jegatheesan
Bapak Peter Vinzenz Merkle
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama
Komisaris Independen
Komisaris
Bapak Timbul Thomas Lubis, S.H.
Ibu Cheong Kamun
Bapak Christopher Robert Botsford
Bapak Robert Mc Carthy
Dewan Direksi:
Direktur Utama
Direktur Independen
Direktur
12
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
1. U M U M (Lanjutan)
d. Dewan Komisaris dan Direksi, Komite Audit dan Karyawan (Lanjutan)

Untuk memenuhi Peraturan Bapepam No. IX.1.5 tentang Pembentukan dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit.
Susunan komite audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:
Ketua
Anggota
: Bapak Dono Iskandar Djojosubroto
: Bapak Doedy Darwin
Bapak Deddy Sutrisno

Corporate Secretary Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah Bapak
Tunaryo.

Pada bulan Pebruari 2009, Perusahaan telah membentuk departemen internal audit untuk
memenuhi ketentuan BAPEPAM-LK. Ketua internal audit adalah Bapak Yohanes Baptis
Galuh Adjar Pamungkas.

Pada tanggal 31 Desember 2015, Perusahaan memiliki 3.062 orang pegawai tetap (2014: 3.260
orang pegawai tetap). Dan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Entitas Anak tidak
memiliki pegawai tetap.
e. Persetujuan dan Otorisasi atas Penerbitan Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut telah disetujui dan diotorisasi oleh Dewan Direksi pada tanggal
14 Maret 2016.
2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI
a. Kelangsungan Hidup
Sektor serat polyester secara keseluruhan terus berputar di bawah tekanan yang disebabkan oleh
kapasitas yang berlebihan dan turunnya permintaan pasar utama di China. Pada tahun 2015, marjin
dari PTA yang sudah mulai meluncur turun sejak tahun 2012 masih terus berada di bawah besarnya
biaya yang dikeluarkan. Harga kapas juga masih mengalami tekanan akibat besarnya persediaan
yang ada dan langkah yang diambil China untuk melepaskan kapas sebagai cadangan mereka.
13
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI
(Lanjutan)
a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan)
Pertumbuhan produksi polyester secara keseluruhan tetap stagnan pada level 5,27% di tahun 2015,
meskipun terdapat peningkatan kapasitas sebesar 71,20% di sepanjang tahun. Tingkat rata-rata
penggunaan polymer mengalami penurunan pada level 74%. PTA telah menjadi saksi atas besarnya
penambahan kaspasitas yang tidak diimbangi dengan tingginya permintaan selama tahun 2013 –
2015. Selama 3 (tiga) tahun terakhir ini, kapasitas produksi PTA bertambah sebesar 20 MT
sedangkan peningkatan permintaan hanya sebesar 7,8 MT. Pada tahun 2015, kapasitas produksi
PTA meningkat 8,3 MT sedangkan peningkatan permintaan sebesar 2,3 MT. Ketidaksesuaian ini
membawa dampak menurunnya tingkat operasi PTA secara keseluruhan dari 84% pada tahun 2012
menjadi 72% pada tahun 2015. Harga PTA menjadi jatuh mencapai kurang dari US$ 70/MT, jauh
di bawah biaya yang telah dikeluarkan.
Faktor-faktor tersebut di atas berpengaruh terhadap kinerja industry polyester secara umum.
Penurunan pasar tekstil utama di China, ketidakpastian akan harga komoditas, dan kekhawatiran
di Amerika Serikat terhadap langkah-langkah QE telah mempengaruhi penjualan tekstil secara
keseluruhan. Lebih lanjut, penambahan kapasitas yang tinggi terhadap PTA, Polyester Fiber dan
Polyester Filamen telah membawa kepada tingkat operasional dunia yang lebih rendah dan
memberikan tekanan yang lebih tinggi pada marjin.
Meskipun kondisi pasar demikian, Perusahaan tetap terus mengoperasikan pabriknya dengan
kapasitas penuh serta didukung dengan basis pelanggan yang kuat dan permintaan dari pasar
domestik yang berkelanjutan. Damiano Investments BV., Belanda terus menyediakan fasilitas
modal kerja hingga sebesar US$ 92 juta yang berupa Letter of Credit melalui Deutsche Bank,
Hong Kong.
Posisi penawaran Paraxylene tetap seimbang sepanjang tahun dengan tambahan kapasitas
operasional, meskipun terjadi perlambatan pertumbuhan pada rantai Polyester. Tingkat operasional
turun menjadi 79,8% dari 80,9% pada tahun lalu dan akan terus tetap menunjukkan kinerja yang
lebih baik. Kontradiktif dengan penilaian tahun lalu bahwa pasar PTA meningkat di tahun 2015,
kondisi yang ada telah menarik produsen PTA ke dalam masalah yang lebih dalam dan prospek
untuk tahun 2016 juga tidak begitu cemerlang. Tingkat operasi secara umum telah jatuh sebesar
72,7% pada tahun 2015 karena China berjuang untuk menjaga 70% dari operasi, setara dengan 10
juta ton kapasitas yang idle di China. Koreksi harga komoditas yang dipicu oleh penurunan harga
minyak mentah telah mendorong harga pada rantai polyester mengalami penurunan yang
signifikan dengan tingkat marjin yang lebih rendah. Oleh karena itu, pendapatan pada tahun 2015
mengalami penurunan yang signifikan menjadi US$ 385 juta jika dibandingkan dengan US$ 494
juta pada tahun sebelumnya. Pasar domestik tetap lesu sepanjang tahun dengan aktifitas konsumsi
yang melambat. Karena kondisi pasar retail yang lesu tersebut, produksi dibatasi karena tidak
adanya permintaan untuk produk tertentu. Secara keseluruhan, penurunan tingkat produksi adalah
6,6% selama tahun 2014. Jatuhnya penjualan terutama disebabkan karena rendahnya harga jual
sebesar 6% dan volume penjualan sebesar 17%. Karena kondisi pasar yang lesu, penjualan dari
divisi Fabrics telah mengalami penurunan sebesar US$ 7,74 juta dibandingkan dengan penjualan
tahun lalu sebesar US$ 8,80 juta.
14
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan)
a.
Kelangsungan Hidup (Lanjutan)
Keadaan pasar yang merugikan ini dan jatuhnya harga bahan yang terus-menerus sebagai akibat
jatuhnya harga minyak mentah telah mempengaruhi profitabilitas Perusahaan secara signifikan dan juga
menyebabkan penurunan yang signifikan atas penilaian persediaan pada tahun 2015. Faktor utama
lainnya yang ikut berpengaruh adalah kerugian operasional atas produksi PTA sebagai akibat jatuhnya
produk PTA sepanjang tahun dan biaya konversi atas PTA yang lebih tinggi dibandingkan dengan jika
adanya pabrik baru dengan menggunakan teknologi terkini. Kondisi yang buruk ini dan jatuhnya harga
barang jadi secara terus-menerus telah mempengaruhi kinerja profitabilitas Perusahaan dan
mengakibatkan Perusahaan mengalami kerugian EBITDA sebesar US$ 6,60 juta jika dibandingkan
dengan kerugian EBITDA sebesar US$ 4,86 juta pada tahun sebelumnya. Dengan tidak adanya
keuntungan EBITDA maka posisi arus kas Perusahaan berada di bawah tekanan berat yang mengarah
kepada beberapa penundaan beberapa proyek pemeliharaan.
Ketatnya situasi arus kas yang disebabkan oleh kerugian, menyebabkan Perusahaan tidak bisa
memberikan bunga kepada para kreditur atas utang tidak terjaminnya (New Notes) selama tahun ini.
Bunga yang telah jatuh tempo untuk 4 (empat) kuartal ini dikapitalisasi sesuai dengan persetujuan dari
mayoritas kreditur. Kebijakasanaan atas modal kerja dan dukungan dari pemegang saham mayoritas,
Damiano investasi BV, dalam hal perijinan fasilitas TR telah membantu Perusahaan untuk mengatasi
fase sulit dan melanjutkan operasional pabrik pada kapasitas optimal.
Mengingat keberlanjutan operasi PTA di bawah kondisi perdagangan saat ini, Perusahaan telah
mengambil keputusan strategis untuk menghentikan operasi pabrik PTA, untuk meningkatkan efisiensi
biaya agar setara dengan jika adanya pabrik baru. Pabrik ini akan diluncurkan sampai dengan proses
pembaharuan selesai. Perusahaan akan melakukan pembelian kebutuhan PTA dari pihak lain dan akan
terus melanjutkan operasi untuk Polymer, Polyester Staple Fiber, Fleece dan Polyester Filament Yarn
seperti sebelumnya. Pelanggan Perusahaan tidak akan terpengaruh oleh perubahan ini. Penundaan
pabrik PTA tidak akan memiliki dampak yang signifikan terhadap pendapatan penjualan Perusahaan
ke depannya. Tindakan ini akan membantu Perusahaan untuk memperkuat penawaran produknya dan
membuat Perusahaan jauh lebih kompetitif untuk menghadapi sulitnya kondisi pasar yang sudah ada.
Tahun 2015 dan 2014 menjadi saksi atas rendahnya siklus Polyester, tren yang muncul dan profil
investasi yang lebih realistis menunjukkan bahwa pasar Polyester kini secara umum telah mengalami
pemulihan yang lambat namun pasti. Polyester tetap terus menjadi komoditi yang sangat kuat, seperti
komoditi lainnya, meskipun marjinnya berfluktuasi.
Marjin atas Polyester, termasuk PTA, diharapkan untuk melangkah ke tahap pemulihan pada tahun
2016 dan diikuti oleh pertumbuhan yang luar biasa di tahun 2017 dengan rasionalisasi atas PTA dan
kapasitas Polyester di Cina dan di tempat lain, stabilitas harga minyak dan situasi pasokan persediaan.
Antisipasi atas peningkatan akan permintaan tekstil, pakaian dan peningkatan yang signifikan atas
produk kain di Asia akan mendukung pertumbuhan sektor Polyester lebih jauh.
Perusahaan dengan kemampuan yang baru dikembangkan dalam meningkatkan volume produk khusus
(benang berwarna/PBT) untuk automotif / aplikasi home textiles dan strategi untuk menghasilkan PTA
melalui formula harga yang kompetitif, akan mampu menghadapi persaingan dan mempertahankan
pangsa pasarnya dan juga masuk ke segmen pasar yang baru. Hal ini pada gilirannya akan
memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja keuangannya pada
jangka panjang.
15
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI
(Lanjutan)
a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan)
Perusahaan telah mengirimkan revisi atas Secured Debt Restructuring Plan (SDRP) kepada PT
Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dan Menteri Keuangan pada bulan Juni 2015 dengan
pembaharuan kondisi Perusahaan yang ada sekarang. Pokok-pokok utama dari revisi Secured Debt
Restructuring Plan (SDRP) adalah sebagai berikut:

Utang terjamin yang baru diusulkan sebesar US$ 115 juta dan 8.041.482.751 saham yang
mewakili 72,50% dari jumlah yang ditingkatkan.

Alokasi dari utang baru berdasarkan pada nilai pokok utang yang terhitung pada tanggal 31
Maret 2015 (pinjaman dalam bentuk mata uang selain US$ telah dikonversi menjadi US$
dengan nilai tukar Bank Indonesia pada tanggal 31 Maret 2015).

Tanggal restrukturisasi yang diusulkan adalah Juni 2015.

Semua utang terjamin Perusahaan yang dimiliki oleh kreditur terjamin yang menandatangani
SDRP ini direstrukturisasi menjadi:
a) Utang baru - 9 tahun (1% kupon) (“Utang Baru” – A & B) dengan revisi pada jumlah
pokok utang dan jangka waktu sebagaimana telah ditentukan. Utang baru yang diterbitkan
untuk klaim terjamin akan mempertahankan semua sekuritas yang ada. Utang baru ini akan
diterbitkan untuk semua kreditur terjamin selain Menteri Keuangan.
b) Utang baru – 38 tahun (Zero Coupon) (“Utang Baru” – C) dengan jumlah pokok utang
setara dengan 100% dari utang asli dan jangka waktu sebagaimana telah ditentukan. Utang
baru yang diterbitkan untuk klaim terjamin akan mempertahankan semua sekuritas yang
ada.

Bunga atas utang baru A akan dihitung di setiap akhir periode tiap kuartal berdasarkan jumlah
pokok utang baru yang terhutang di setiap kuartal dengan tingkat bunga per tahun sebagai
berikut:
Tahun
0
0,0%
Tahun
1
1,0%
Tahun
2
1,0%
Tahun
3
1,0%
16
Tahun
4
1,0%
Tahun
5
1,0%
Tahun
6
1,0%
Tahun
7
1,0%
Tahun
8
1,0%
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI
(Lanjutan)
a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan)

Amortisasi atas Utang Baru A dan B: Pembayaran kembali pokok utang akan dilakukan pada
setiap akhir periode 12 (dua belas) bulanan yang dimulai dari tanggal restrukturisasi ketiga.
Jumlah terutang harus setara dengan persentase berikut dari pokok utang yang telah
direstrukturisasi:
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0,0%
0,0%
0,0%
5,0%
17,5%
17,5%
17,5%
20,0%
22,5%

Pembayaran-pembayaran pokok utang akan dilaksanakan pada akhir periode setiap 12 (dua
belas) bulanan yang dimulai dari tanggal restrukturisasi kedua. Jumlah terutang harus setara
dengan persentase berikut dari pokok utang yang telah direstrukturisasi:
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
1
2-3
4-10
11-37
38
0,10%
0,20%
0,50%
1,00%
69%
Lebih lanjut, Perusahaan akan menerbitkan saham sebesar 8.596.483.751 yang mewakili 77,5%
dari saham setelah dilusi, dengan mempertimbangkan saham MESOP yang diterbitkan oleh
Perusahaan pada tahun 2012.
Sampai dengan bulan Maret 2016, Perusahaan masih menunggu jawaban dari PT Perusahaan
Pengelola Aset (PPA) atas usulan SDRP yang baru. Karena tidak ada kesepakatan atas perjanjian
restrukturisasi antara Perusahaan dan para kreditur terjamin, maka utang terjamin tetap menjadi
bagian yang telah melampaui batas jatuh temponya. Setelah proses restrukturisasi ini selesai, dan
berakhir dengan perubahan pada laporan posisi keuangan konsolidasian, Perusahaan yakin akan
mendapatkan pinjaman modal kerja dari bank konvensional.
PT Wismakarya Prasetya (WKP), yang menyediakan 100% kebutuhan energi pada fasilitas
Perusahaan di Karawang telah dinyatakan pailit yang terhitung efektif pada tanggal 22 Oktober
2013 berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta dalam Putusan No. 440k/Pdt.sus.
PAILIT/2013 tertanggal 22 Oktober 2013, berdasarkan pada klaim hutang yang diajukan oleh
krediturnya. Bagaimanapun, Pengadilan telah memutuskan untuk menjaga kelangsungan usaha
dari WKP akibat adanya faktor penyediaan kebutuhan energi bagi fasilitas Perusahaan di
Karawang
melalui
Keputusan
No.
440K/PDT.SUS/PAILIT/2013
j.o.
No. 05/Pdt.sus/PKPU/2013/PN.Niaga.Jkt.Pst. pada tanggal 13 Pebruari 2014. Perusahaan
mencapai kesepakatan sewa atas fasilitas WKP dengan kurator PT WKP untuk menjamin proses
penyediaan energi, uap dan gas. APF akan terus beroperasi dan mempertahankan pembangkit
tenaga listrik dengan pemeliharaan yang layak atas fasilitas WKP tersebut.
Disamping itu, kondisi keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak pada tahun 2015
mencerminkan keadaan berikut:



Rugi komprehensif bersih sebesar US$ 16.382.755.
Modal kerja negatif sebesar US$ 958.569.819.
Defisiensi modal sebesar US$ 925.406.725.
17
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI
(Lanjutan)
a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan)
Pada tahun 2015, volume produksi dan pemanfaatan kapasitas yang ada di Karawang dan
Semarang mengalami penurunan akibat pembatasan produksi atas kondisi pasar. Pabrik PTA di
Karawang untuk sementara diberhentikan dari bulan Nopember 2015 sesuai dengan gambaran
yang telah dijelaskan di atas dan kebutuhan atas PTA diperoleh dengan membeli dari pihak luar.
Sampai dengan saat ini, Perusahaan telah mencapai tingkat pemanfaatan kapasitas lebih dari 90%
di kedua lokasi tersebut.
Operasional Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk):
Sebagai konsekuensi dari pernyataan pailit PT Texmaco Jaya Tbk berdasarkan keputusan
Pengadilan pada tanggal 19 Agustus 2011 dengan mengacu pada putusan pengadilan
No. 10/PKPU/2010/PN.NIAGA.JKT.PST. j.o. No. 71/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST,
manajemen Perusahaan dan pelaksana proses likuidasi berada dibawah tim kurator yang ditetapkan
oleh Pengadilan dan diawasi oleh Hakim Pengawas. Kurator dan Pengadilan Niaga Jakarta telah
mengakui dan mendaftarkan piutang sebesar Rp 1.106.832.761.717 sebagai utang tidak terjamin.
Proses likuidasi dari Entitas Anak masih berjalan.
Untuk saat ini, Pengadilan telah menyetujui untuk melanjutkan kelangsungan usaha dari
operasional divisi Fleece untuk mempertahankan nilai dari aset pailit. Sesuai dengan persetujuan
Pengadilan dan sesuai dengan perjanjian maklon antara tim kurator dengan PT Asia Pacific Fibers
Tbk, maka divisi fleece akan terus beroperasi dengan dasar maklon.
Berdasarkan PSAK 10 (Revisi 2010), Perusahaan dan Entitas Anak telah menentukan Dolar
Amerika Serikat sebagai mata uang fungsional yang dikarenakan transaksi keuangan utama seperti
penjualan, pembelian, penetapan harga, dan sebagainya yang dilakukan dalam mata uang Dolar
Amerika Serikat. Oleh sebab itu, Perusahaan dan Entitas Anak memilih untuk membuat dan
menyajikan laporan keuangan konsolidasian dalam mata uang Dolar Amerika Serikat yang
terhitung pada bulan Januari 2012. Laporan keuangan konsolidasian tahun 2015 dan 2014 dibuat
berdasarkan pedoman yang disediakan didalam PSAK 10 paragraf 27-34 dan paragraf 61-62.
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan asumsi Perusahaan dan Entitas Anak akan
melanjutkan usahanya secara berkesinambungan dan belum mencakup penyesuaian-penyesuaian
yang mungkin timbul dari ketidakpastian tersebut. Efek yang timbul akan dilaporkan pada laporan
keuangan konsolidasian pada saat diketahui dan dapat diperkirakan. Hingga saat ini, Perusahaan
menjalankan operasionalnya dengan dukungan melalui fasilitas Letter of Credit dan pinjaman
modal kerja dari Damiano Investments BV., Belanda dan juga melalui dukungan dari pemasok dan
pelanggan Perusahaan. Sebagai tambahan, Damiano Investments BV., Belanda juga telah
menegaskan akan menyediakan bantuan kepada Perusahaan dalam memperoleh fasilitas Letter of
Credit sampai dengan Perusahaan dapat memperoleh fasilitas tersebut dari bank dengan
kemampuan sendiri. Damiano Investments BV., Belanda juga telah menyediakan dana yang
diperlukan untuk program belanja modal Perusahaan di tahun 2014 melalui Third Loan Agreement
and Fourth Loan Agreement.
18
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI
(Lanjutan)
b. Restrukturisasi Utang
Perusahaan telah mengadakan perjanjian restrukturisasi dengan para kreditur utang tidak terjamin
yang disetujui oleh para kreditur dan diratifikasi oleh Pengadilan. Dengan demikian, jumlah utang
kepada kreditur tidak terjamin setelah restrukturisasi adalah sebesar US$ 18.670.630 ditambah
utang bunga yang dikapitalisasi sampai dengan bulan Nopember 2014 sebesar US$ 4.411.563
sehingga jumlah seluruhnya adalah sebesar US$ 23.082.193.
Perusahaan juga telah mengirimkan usulan restrukturisasi kepada para kreditur terjamin (SDRP).
Pada bulan Juni 2015, Perusahaan mengirimkan kembali usulan restrukturisasi yang baru kepada
para kreditur terjamin (SDRP) termasuk PPA, karena SDRP yang sebelumnya telah melampaui
batas waktu yang ditentukan. Namun, belum ada respon dari PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA)
atas usulan ini. Usulan restrukturisasi telah didukung oleh Damiano Investments BV., Belanda
sebagai pemegang mayoritas utang terjamin lainnya. Kemudian Perusahaan juga telah
mengirimkan kembali revisi Secured Debt Restructuring Plan kepada PPA dan kreditur terjamin
lainnya dengan pembaharuan kondisi industri yang ada sekarang dan tingkat kinerja Perusahaan.
Ringkasan atas revisi SDRP telah diungkapkan diatas.
Perusahaan telah melaksanakan semua langkah-langkah yang diharuskan untuk ke arah
diterapkannya Rencana Perdamaian (Composition Plan) sebagaimana disetujui oleh para kreditur
tidak terjamin Perusahaan dan telah diratifikasi oleh Pengadilan Niaga. Langkah-langkah tersebut
meliputi penerbitan surat-surat baru sebagai ganti surat-surat utang tidak terjamin yang lama serta
penerbitan saham-saham untuk pengurangan jumlah pokok utang sesuai dengan syarat-syarat
didalam Rencana Perdamaian. Perusahaan telah menurunkan utang-utang tidak terjaminnya sesuai
Rencana Perdamaian dan meningkatkan modal sahamnya sebagai tambahan modal disetor.
Perusahaan telah menunjuk The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited,
Hong Kong untuk bertindak sebagai Fiscal Agent, Paying Agent dan Trustee untuk surat utang
tidak terjamin baru yang euro-cleared.
Pada bulan Januari 2015, Perusahaan juga telah menerima dan mendapatkan persetujuan untuk
penundaan tanggal jatuh tempo atas Surat Utang Baru yang terkait dengan utang tidak terjamin
dari Pebruari 2015 sampai Pebruari 2018. Rinciannya adalah sebagai berikut:
Tanggal Pengembalian
Permintaan
PIK
Tabel Pengembalian (Revisi untuk PIK)
Jumlah
Jumlah
Terhutang
Pengembalian
15 Pebruari 2005
US$ 18.670.630,00 US$ 18.670.630,00
sampai 15 Pebruari 2015 US$ 4.647.514,00 US$ 23.318.144,00
15 Pebruari 2018
US$ 22.152.237,00 (US$ 1.165.907,00)
15 Pebruari 2019
US$ 18.071.562,00 (US$ 4.080.675,00)
15 Pebruari 2020
US$ 13.990.887,00 (US$ 4.080.675,00)
15 Pebruari 2021
US$ 9.910.212,00 (US$ 4.080.675,00)
15 Pebruari 2022
US$ 5.246.583,00 (US$ 4.663.629,00)
15 Pebruari 2023
US$
0,00 (US$ 5.246.583,00)
US$ 23.318.144,00
19
US$ 23.318.144,00
%
Pengembalian
0,00%
0,00%
5,00%
17,50%
17,50%
17,50%
20,00%
22,50%
100,00%
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI
(Lanjutan)
c. Kondisi Ekonomi
Indonesia mencatat pertumbuhan pendapatan dalam negeri sebesar 4,79% di tahun 2015, terendah
dalam 6 tahun, ditengah-tengah penurunan ekspor, pelemahan sentimen konsumen, suasana
investasi yang tidak menguntungkan dan pelemahan harga global komoditas utama dengan
ketidakpastian kelangsungan ekonomi global. Hambatan utama berasal dari sektor pertambangan
diikuti dengan pengeluaran tertunda oleh pemerintah.
Ekspor mengalami penurunan menjadi US$ 150,25 miliar pada tahun 2015, jika dibandingkan
dengan US$ 175,98 miliar pada realisasi tahun 2014, tercatat secara keseluruhan menukik 17,66%
yang disebabkan terutama oleh rendahnya harga komoditas ekspor seperti batubara, mineral logam,
karet dan minyak kelapa sawit. Mengikuti tren atas penurunan ekspor tersebut, impor juga
mengalami penurunan sebesar 16,02% menjadi US$ 142,74 miliar jika dibandingkan dengan US$
178,18 miliar, yang tidak hanya disebabkan karena adanya penurunan harga komoditas, tetapi juga
turunnya permintaan akan barang modal, bahan baku dan barang perantara, yang terutama dipicu
oleh perlambatan dalam kegiatan manufaktur. Harga minyak mentah mengalami penurunan hingga
mencapai titik terendah yaitu sebesar US$ 35 per barrel (WTI) pada bulan Desember 2015 dari
US$ 60 per barrel pada bulan Januari 2015. Namun, harga minyak mentah terus mengalami
penurunan yang tajam sampai dengan kuartal pertama tahun 2016 hingga berada dibawah US$ 26
per barrel pada bulan Pebruari 2016 sebelum mengalami pemulihan menjadi US$ 37 pada minggu
kedua bulan Maret 2016. Volatilitas yang tinggi dalam harga minyak mentah ditambah dengan
perlambatan ekonomi di China sangat berdampak pada harga komoditas global. Harga Polyester
juga telah memburuk karena pergerakan harga minyak/komoditas yang tidak menentu ini.
Tingkat inflasi pada tahun 2015 adalah sebesar 3,35%, lebih rendah jika dibandingkan target inflasi
dari BI yaitu 4% dan dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 8,38%. Penurunan harga
minyak dan harga komoditi utama menjadi alasan menurunnya inflasi. Di tengah lambatnya
pertumbuhan ekonomi global, krisisnya pasar saham dan arus modal, Indonesia mampu
menghadapi serangan dalam perekonomiannya dibandingkan dengan negara berkembang lainnya.
Neraca perdagangan Indonesia kembali menjadi surplus pada tahun 2015 sebesar US$ 7.510.000,
setelah tiga tahun defisit, namun perubahan ini menunjukkan perputaran ekonomi yang lamban.
Current account deficit (CAD) juga turun menjadi US$ 17,50 miliar pada tahun 2015, peningkatan
35% terhadap defisit tahun 2014 mencapai US$ 27 miliar.
Sebagai konsekuensi atas devaluasi Yuan mengakibatkan semua mata uang regional melemah
tajam dan Rupiah jatuh di bawah Rp 14.700 per Dolar Amerika Serikat pada bulan September
2015. Hal ini perlahan-lahan telah pulih kembali menjadi sekitar Rp 13.100 per Dolar Amerika
Serikat di minggu kedua bulan Maret 2016. Mata uang Indonesia tetap kuat meskipun diperkirakan
akan melemah. Hal ini didukung oleh perekonomian Indonesia yang relative stabil dan prospek
yang lebih baik ke depan. BI telah mengurangi tingkat bunganya (BI Rate) sebanyak dua kali
selama periode 1 Januari 2015 sampai dengan 18 Pebruari 2015 sebesar 75 basis poin (7,75%
sampai 7,00%) konsisten dengan stabilitas makroekonomi negara.
20
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI
(Lanjutan)
c. Kondisi Ekonomi (Lanjutan)
Momentum pertumbuhan ekonomi dimulai pada kuartal ketiga tahun 2015 berlanjut di kuartal
pertama di 2016 serta dibalik besarnya pengeluaran pemerintah. Prospek ekonomi untuk Indonesia
tahun 2016 tetap positif dengan inflasi rendah dan defisit yang lebih kecil, yang akan menempatkan
Indonesia di posisi yang lebih baik. Kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk mempromosikan
investasi dan produksi dalam negeri diharapkan dapat meningkatkan perekonomian. Di sisi
permintaan, konsumsi rumah tangga diperkirakan akan meningkat karena inflasi lebih rendah dan
didukung oleh kenaikan gaji; permintaan eksternal juga diharapkan meningkat untuk dapat
memperkuat ekspor. Pertumbuhan pendapatan dalam negeri diperkirakan akan bertahan pada level
5,4% pada tahun 2016 sebagai percepatan kegiatan industri dalam negeri dan menguatnya ekspor.
Sektor manufaktur dalam negeri diharapkan pulih dengan bantuan pemerintah untuk meningkatkan
industri manufaktur dalam negeri, terutama untuk sektor TPT dalam peningkatan daya saing.
Program-program ini ditujukan untuk merasionalisasi harga energi, penundaan 40% dari biaya
listrik untuk meningkatkan arus kas dan berbagai insentif lainnya untuk melindungi industri dalam
negeri. Dampak dari suntikan modal yang disediakan pada tahun 2015 untuk perusahaan milik
negara yang dipilih (BUMN) yang berhubungan dengan pembangunan infrastruktur diharapkan
dapat menghasilakn keuntungan di tahun 2016. Selain itu, pemerintah telah memperkenalkan
sejumlah kebijakan fiskal untuk mendukung investasi dan ekspor. Selanjutnya, pembatasan
dikenakan pada impor kain dan upaya pemerintah untuk mengekang impor ilegal barang tekstil
diharapkan untuk menghidupkan kembali sektor tekstil dan perluasan bagi pasar domestik.
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
Kebijakan akuntasi utama perusahaan dan entitas anak yang ditetapkan dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasian adalah seperti yang dijelaskan dibawah ini:
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian PT Asia Pacific Fibers Tbk ini telah di susun dan disajikan sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”) yang mencakup Penyataan Standar
Akuntasi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”), yang
dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntasi Keuangan Ikatan Akuntasi Indonesia
(“DSAK – IAI”) serta peraturan dan pedoman penyajian laporan keuangan yang ditetapkan oleh
Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”, dahulu BAPEPAM – LK) No. VIII.G7 tentang “Penyajian dan
Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten Perusahaan Publik” yang terdapat dalam laporan
keputusan ketua BAPEPAM – LK No. KEP – 347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012.
21
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian (Lanjutan)
Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
dan 2014 telah disusun sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan
Keuangan”. Menurut PSAK No 1 (Revisi 2013), laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain konsolidasian harus disajikan di dalam laporan keuangan konsolidasian. Perusahaan dan
Entitas Anak memilih untuk menyajikan semua pendapatan dan beban dalam laporan tunggal
(Single Statement). Dan sehubungan dengan PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan keuangan
konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, Perusahaan telah mengukur investasi pada
Entitas Anak menggunakan metode biaya.
Pada tanggal 19 Agustus 2011, Pengadilan Niaga mengumumkan bahwa Entitas Anak
(PT Texmaco Jaya Tbk) telah pailit dan insolven efektif per tanggal 26 September 2011. Terhitung
tanggal tersebut, pengendalian atas Entitas Anak berada dibawah Pengadilan, dan menyebabkan
Perusahaan hilang pengendalian atas Entitas Anak.
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan dasar pengukuran biaya perolehan, kecuali untuk
beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam
kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasian juga disusun
berdasarkan basis akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dan menyajikan
sumber dan penggunaan kas dan setara kas dengan mengelompokkan arus kas atas dasar kegiatan
operasi, investasi dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, dan deposito berjangka
yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini
adalah Dolar Amerika Serikat, yang juga merupakan mata uang fungsional dan mata uang
penyajian perusahaan. Angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian
disajikan secara penuh dalam Dolar Amerika Serikat (US$), kecuali dinyatakan lain. Lihat Catatan
3c untuk informasi mata uang fungsional.
Terkait dengan peraturan Bank Indonesia No. 17/3/PBI/2015, Perusahaan telah menerima
persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat No. 17/1192/DKSP tanggal 11 Agustus 2015
mengenai penggunaan Dolar Amerika Serikat (US$) sebagai mata uang fungsional sampai dengan
bulan Juli 2016.
22
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
b. Prinsip-prinsip Konsolidasian
(a) Entitas Anak
Entitas anak adalah seluruh entitas (termasuk entitas terstruktur) dimana perusahaan memiliki
pengendalian. Perusahaan mengendalikan entitas lain ketika perusahaan terekspos atas, atau
memiliki hak untuk, pengembalian yang bervariasi dari keterlibatannya dengan entitas dan
memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pengembalian tersebut melalui kekuasaannya atas
entitas tersebut. Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal di mana
pengendalian dialihkan kepada Perusahaan. Entitas anak tidak dikonsolidasikan lagi sejak
tanggal dimana perusahaan kehilangan pengendalian.
Perusahaan menerapkan metode akuisisi untuk mencatat kombinasi bisnis. Imbalan yang
dialihkan untuk akuisisi suatu entitas anak adalah sebesar nilai wajar aset yang dialihkan,
liabilitas yang diakui terhadap pemilik pihak yang diakuisisi sebelumnya dan kepentingan
ekuitas yang diterbitkan oleh perusahaan. Imbalan yang dialihkan termasuk nilai wajar aset
atau liabilitas yang timbul dari kesepakatan imbalan kontinjensi. Aset teridentifikasi yang
diperoleh dan liabilitas serta libilitas kontijensi yang diambil alih dalam suatu kombinasi bisnis
diukur pada awalnya sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi.
Perusahaan mengakui kepentingan non pengendali pada pihak yang diakuisisi baik sebesar
nilai wajar atau sebesar bagian proporsional kepentingan non pengendali atas aset neto pihak
yang diakuisisi. Kepentingan non pengendali disajikan di ekuitas dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk.
Biaya yang terkait dengan akuisisi dibebankan pada saat terjadinya.
Jika kombinasi bisnis diperoleh secara bertahap, nilai wajar pada tanggal akuisisi dari
kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki oleh pihak pengakuisisi pada pihak yang
diakuisisi diukur kembali ke nilai wajar pada tanggal akuisisi melalui laporan laba rugi.
Imbalan kontinjensi yang masih harus dialihkan oleh Perusahaan diakui sebesar nilai wajar
pada tanggal akuisisi. Perubahan selanjutnya atas nilai wajar imbalan kontinjensi yang diakui
sebagai aset atau liabilitas dan dicatat sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2011) “Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian. Imbalan kontinjensi yang diklasifikasikan sebagai ekuitas
tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas.
Selisih lebih imbalan yang dialihkan, jumlah setiap kepentingan non pengendali pada pihak
diakuisisi dan nilai wajar pada tanggal akuisisi kepentingan ekuitas sebelumnya dimiliki oleh
pihak pengakuisisi pada pihak diakuisisi atas nilai wajar aset bersih teridentifikasi yang
diperoleh akan dicatat sebagai goodwill. Jika jumlah imbalan yang dialihkan, kepentingan non
pengendali yang diakui, dan kepentingan yang sebelumnya dimiliki pengakuisisi lebih rendah
dari nilai wajar aset bersih entitas anak yang diakuisisi dalam kasus pembelian dengan diskon,
selisihnya diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
23
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
b. Prinsip-prinsip Konsolidasian (Lanjutan)
(a) Entitas Anak (Lanjutan)
Transaksi, saldo dan keuntungan antar entitas Perusahaan yang belum direalisasi telah
dieliminasi. Kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi. Kebijakan akuntansi Entitas
Anak diubah jika diperlukan untuk memastikan konsistensi dengan kebijakan akuntansi yang
diadopsi Perusahaan.
(b) Perubahan kepemilikan tanpa kehilangan pengendalian
Transaksi dengan kepentingan non-pengendali yang tidak mengakibatkan hilangnya
pengendalian merupakan transaksi ekuitas. Selisih antara nilai wajar imbalan yang dibayar dan
bagian yang diakuisisi atas nilai tercatat aset neto entitas anak dicatat pada ekuitas. Keuntungan
atau kerugian pelepasan kepentingan non-pengendali juga dicatat pada ekuitas.
(c) Pelepasan Entitas Anak
Ketika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atau, kepentingan yang masih tersisa atas
entitas diukur kembali berdasarkan nilai wajarnya, dan perubahan nilai tercatat diakui dalam
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. Nilai tercatat awal adalah
sebesar nilai wajar untuk kepentingan pengukuran kembali kepentingan yang tersisa sebagai
entitas asosiasi, ventura bersama atau aset keuangan.
Di samping itu, jumlah yang sebelumnya diakui pada penghasilan komprehensif lain
sehubungan dengan entitas tersebut dicatat seolah-olah Perusahaan telah melepas aset atau
liabilitas terkait. Hal ini dapat berarti bahwa jumlah yang sebelumnya diakui pada penghasilan
komprehensif lain direklasifikasi ke laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
konsolidasian.
c. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing

Mata uang fungsional dan penyajian
Item-item yang disertakan dalam laporan keuangan konsolidasian setiap Perusahaan dan
Entitas Anak diukur menggunakan mata uang yang sesuai dengan lingkungan ekonomi utama
dimana entitas beroperasi (“mata uang fungsional”).
Laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, yang merupakan
mata uang fungsional dan mata uang penyajian Perusahaan dan Entitas Anak.
24
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
c. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing (Lanjutan)

Transaksi dan saldo
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Dolar Amerika Serikat
dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada setiap tanggal pelaporan,
aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Dolar
Amerika Serikat menggunakan kurs penutup. Kurs yang digunakan sebagai acuan adalah kurs
yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari penyelesaian transaksi dalam mata
uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui di
dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Mata uang asing
US$
JPY
CHF
SGD
GBP
EUR
SEK
2015
Rp
1
1
1
1
1
1
1
13.795
115
13.951
9.751
20.451
15.070
1.639
2014
Rp
12.440
104
12.583
9.422
19.370
15.133
1.607
d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
Perusahaan dan Entitas Anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak bereleasi seperti yang
didefinisikan dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.
Pihak-pihak berelasi adalah:
(i) Orang atau anggota keluarga terdekat yang mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang
tersebut:
 Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama entitas pelapor.
 Memiliki pengaruh signifikan entitas pelapor.
 Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.
(ii) Suatu entitas berelasi entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
 Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas
induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).
 Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas
asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana
entitas lain tersebut adalah anggotanya).
 Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
 Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas
asosiasi dari entitas ketiga.
25
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi (Lanjutan)



Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu
entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah
entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan
entitas pelapor.
Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam
huruf (i).
Orang yang diidentifikasi dalam huruf (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau
personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan
persyaratan dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada Catatan 42.
e. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Baru dan Revisi dan Interpretasi
Berikut ini standar akuntansi baru dan revisi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan – Ikatan Akuntansi Indonesia yang relevan namun tidak menimbulkan perubahan untuk
laporan keuangan Perusahaan untuk periode dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015:








PSAK 1 (Revisi 2013)
PSAK 24 (Revisi 2013)
PSAK 46 (Revisi 2014)
PSAK 48 (Revisi 2014)
PSAK 50 (Revisi 2014)
PSAK 55 (Revisi 2014)
PSAK 60 (Revisi 2014)
PSAK 68
: Penyajian Laporan Keuangan
: Imbalan Kerja
: Pajak Penghasilan
: Penurunan Nilai Aset
: Instrument Keuangan – Penyajian
: Instrument Keuangan – Pengakuan dan Pengukuran
: Instrument Keuangan – Pengungkapan
: Pengukuran Nilai Wajar
Di bawah ini merupakan uraian dari standar akuntansi baru dan revisi:
(1)
PSAK 1 (Revisi 2013): “Penyajian Laporan Keuangan” adopsi IAS 1
Standar yang direvisi mensyaratkan entitas untuk mengubah judul “Laporan laba rugi dan
komprehensif “ menjadi “Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain” selain itu entitas
disyaratkan menyajikan penghasilan komprehensive lain menurut:Pos – pos yang akan direklasifikasi
lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi dan Pos – pos yang tidak akan direklasifikasi
lebih lanjut ke laba rugi
(2)
PSAK 24 (Revisi 2013): “Imbalan Kerja” adopsi IAS 19
PSAK ini mengubah mekanisme koridor dan pengungkapan kontijen liabilitas dan mensyaratkan
klasifikasi dan pengungkapan yang simpel. PSAK ini menyediakan aturan lain:
(1) eliminasi “pendekatan koridor“ yang diperbolehkan pada revisi sebelumnya, dan
(2) perubahan signifikan dalam penyajian dan pengungkapan imbalan kerja yang antara lain
sebagai berikut:
i.
Pengakuan keuntungan (kerugian) aktuaria diakui di penghasilan komprehensif
lain (OCI) dan dikeluarkan dari laba rugi;
ii. Semua biaya jasa lalu diakui sebagai beban pada tanggal yang lebih awal antara ketika
amandamen / kurtailmen program terjadi atau ketika entitas mengakui biaya terkait
restrukturisasi atau pesangon. Sehingga, biaya jasa lalu yang belum vested tidak lagi
dapat di tangguhkan dan diakui sepanjang periode vesting; dan
26
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Baru dan Revisi dan Interpretasi (Lanjutan)
(2)
PSAK 24 (Revisi 2013): “Imbalan Kerja” adopsi IAS 19
iii.
(3)
Beban bunga dan imbal hasil aset program yang digunakan dalam PSAK 24
terdahulu diganti dengan konsep bunga neto, yang dihitung dengan menggunakan
tingkat diskonto liabilitas (aset) neto imbalan pasti pada awal setiap priode
pelaporan tahunan.
PSAK 46 (Revisi 2014): “Pajak Penghasilan ” adopsi IAS 12
PSAK ini menyediakan diskusi tambahan pada aset pajak tangguhan atau liabilitas pajak
tangguhan yang timbul dari aset yang tidak disusutkan yang diukur dengan model revaluasi dan
properti investasi yang diukur dengan model nilai wajar. Disamping itu, PSAK 46 (Revisi 2014)
ini menghilangkan pengaturan pajak final dari ruang lingkup , baik sebagai pengakuan khusus
yang berhubungan dengan pengakuan denda pajak yang terdapat pada ketetapan pajak akibatnya,
pajak final yang sebelumnya disajikan sebagai bagian dan “Beban Pajak Kini–Bersih“
direklasifikasi pada bagian “Beban Pokok Penjualan dan Beban Langsung”.
(4)
PSAK 48 (Revisi 2014): “Penurunan Nilai Aset” adopsi IAS 36
PSAK ini mensyaratkan tambahan pengungkapan untuk setiap aset (termasuk goodwill) atau
unit yang menghasilkan kas (cash-generating unit), untuk rugi pengukuran nilai yang telah
diakui atau pembalikan selama priode berjalan.
(5)
PSAK 50 (Revisi 2014): “Instrumen Keuangan: Penyajian”, adopsi IAS 32.
PSAK ini memberikan tambahan kriteria atau hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk
melakukan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan dan pengakuan jumlah bersih.
(6)
PSAK 55 (Revisi 2014): “Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuhan ”, adopsi IAS 39.
PSAK ini mendiskusikan kriteria tidak ada akhir waktu (non expiration) dan penghentian
instrumen lindung nilai dan akuntansi untuk pengukuran instrumen keuangan pada saat
pengakuan awal dan setelah itu.
(7)
PSAK 60 (Revisi 2014): “Instrumen Keuangan Pengungkapan ”, adopsi IFRS 7.
PSAK ini mendiskusikan saling hapus pengungkapan dengan informasi kualitatif dan
kuantitatif, dan pengungkapan atas pengalihan klarifikasi instrument keuangan dari yang
satu ke yang lain .
(8)
PSAK 67: “Pengukuran Nilai Wajar”, adopsi IFRS 13.
PSAK ini memberikan panduan bagaimana mengukur nilai wajar dimana nilai wajar ini
diminta atau diijinkan.
27
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Baru dan Revisi dan Interpretasi (Lanjutan)
Berikut ini adalah standar akuntansi baru dan revisi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan – Ikatan Akuntansi Indonesia yang tidak signifikan untuk laporan keuangan perusahaan untuk
periode dimulai pada/atau setelah 1 Januari 2015:






PSAK 4 (Revisi 2013)
PSAK 15 (Revisi 2013)
PSAK 65
PSAK 66
PSAK 67
ISAK 15 (Revisi 2014)
 ISAK 26 (Revisi 2014)
f.
: Laporan Keuangan Tersendiri
: Inventasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
: Laporan Keuangan Konsilidasi
: Pengaturan Bersama
: Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain
: Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan
Interaksinya
: Penilaian Ulang Derivatif Melekat
Aset Keuangan
Klasifikasi
Perusahaan dan Entitas Anak mengklasifikasikan aset keuangan dalam kategori berikut ini: diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman dan piutang, tersedia untuk dijual, serta
dimiliki hingga jatuh tempo. Klasifikasi ini tergantung pada tujuan perolehan aset keuangan.
Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat awal pengakuan.
(a) Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan yang
dimiliki untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori ini jika
perolehannya terutama untuk dijual dalam jangka pendek. Derivatif juga dikategorikan sebagai
dimiliki untuk diperdagangkan kecuali jika ditetapkan sebagai lindung nilai. Aset pada
kategori ini diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan dapat diselesaikan dalam
waktu 12 bulan; jika tidak, aset tersebut diklasifikasikan sebagai tidak lancar. Pada tanggal 31
Desember 2015 dan 2014, Perusahaan dan Entitas Anak tidak memiliki aset keuangan diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
(b) Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran
yang tetap atau dapat ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi harga di pasar aktif. Pinjaman
yang diberikan dan piutang dimasukkan sebagai aset lancar, kecuali jika jatuh temponya
melebihi 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Pinjaman yang diberikan dan piutang ini
dimasukkan sebagai aset tidak lancar. Pinjaman yang diberikan dan piutang Perusahaan dan
Entitas Anak terdiri dari “Piutang Usaha, Piutang Lain-lain, Aset Keuangan Lancar lainnya,
Piutang Non-Usaha dari Pihak Berelasi, dan Aset Keuangan Tidak Lancar lainnya” di dalam
laporan posisi keuangan konsolidasian.
28
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
f.
Aset Keuangan (Lanjutan)
Klasifikasi (Lanjutan)
(c) Aset keuangan tersedia untuk dijual
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah instrumen non-derivatif yang ditentukan pada
kategori ini atau tidak diklasifikasikan pada kategori yang lain. Aset keuangan tersedia untuk
dijual dimasukkan sebagai aset tidak lancar kecuali investasinya jatuh tempo atau manajemen
bermaksud melepasnya dalam kurun waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Pada
tanggal 31 Desember 2015 and 2014, Perusahaan dan Entitas Anak tidak memiliki aset
keuangan tersedia untuk dijual.
(d) Dimiliki hingga jatuh tempo
Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana
Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset
tersebut hingga jatuh tempo, dan tidak ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
atau tersedia untuk dijual. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Perusahaan dan Entitas
Anak tidak memiliki aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo.
Pengakuan dan Pengukuran
Pembelian dan penjualan aset keuangan yang lazim (reguler) diakui pada tanggal perdagangan –
tanggal dimana Perusahaan dan Entitas Anak berkomitmen untuk membeli atau menjual aset.
Investasi pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah biaya transaksi untuk seluruh aset
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi pada awalnya dicatat sebesar nilai wajar dan biaya
transaksinya dibebankan pada laporan laba rugi. Aset keuangan dihentikan pengakuannya ketika
hak untuk menerima arus kas dari investasi tersebut telah jatuh tempo atau telah ditransfer dan
Perusahaan dan Entitas Anak telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas
kepemilikan aset. Aset keuangan tersedia untuk dijual dan aset keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi selanjutnya dicatat sebesar nilai wajar. Pinjaman yang diberikan
dan piutang dan aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dicatat sebesar biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Selisih neto yang timbul dari perubahan nilai wajar kategori “aset keuangan diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi” disajikan pada laporan laba rugi dalam “penghasilan keuangan” dalam
periode terjadinya. Pendapatan dividen dari aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi sebagai “penghasilan lain-lain” ketika Perusahaan
dan Entitas Anak berhak untuk menerima pembayaran sudah ditetapkan. Pendapatan bunga aset
keuangan tersebut dicatat pada “penghasilan keuangan”.
Perubahan nilai wajar efek moneter dan non-moneter yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk
dijual diakui pada penghasilan komprehensif lainnya.
29
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
f.
Aset Keuangan (Lanjutan)
Pengakuan dan Pengukuran (Lanjutan)
Ketika efek diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual telah dijual, akumulasi penyesuaian nilai
wajar yang diakui pada ekuitas dimasukkan ke dalam laporan laba rugi sebagai “penghasilan
keuangan” atau “beban keuangan”.
Bunga atas efek yang tersedia untuk dijual dihitung dengan menggunakan metode bunga efektif
yang diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian sebagai
“penghasilan keuangan”. Dividen dari instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual diakui pada
laporan laba rugi sebagai bagian dari “penghasilan lain-lain” ketika hak Perusahaan dan Entitas
Anak untuk menerima pembayaran sudah ditetapkan.
Pendapatan bunga dari aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dan diakui sebagai “pendapatan bunga”.
g. Kas dan setara kas
Kas dan setara kas mencakup kas, simpanan yang sewaktu waktu bisa dicairkan dan investasi likuid
jangka pendek lainnya dengan yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang.
h. Piutang Usaha dan Lain-lain
Piutang usaha merupakan jumlah terhutang dari pelanggan atas penjualan barang dagangan atau
jasa dalam kegiatan usaha normal. Jika piutang diperkirakan dapat ditagih dalam waktu satu tahun
atau kurang (atau dalam siklus operasi normal jika lebih panjang), piutang diklasifikasikan sebagai
aset lancar. Jika tidak, piutang disajikan sebagai aset tidak lancar.
Piutang non-usaha dari pihak berelasi merupakan saldo piutang yang terkait dengan pinjaman yang
diberikan kepada pihak berelasi Perusahaan dan Entitas Anak.
Piutang usaha dan piutang non-usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya
diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif
serta dikurangi provisi atas penurunan nilai, apabila dampak pendiskontoan signifikan.
Kolektibilitas piutang usaha dan piutang non-usaha ditinjau secara berkala. Piutang yang diketahui
tidak tertagih, dihapuskan secara langsung dengan mengurangi nilai tercatatnya. Akun penyisihan
digunakan ketika terdapat bukti yang objektif bahwa entitas tidak dapat menagih seluruh nilai
terutang sesuai dengan persyaratan awal piutang.
Kesulitan keuangan signifikan yang dialami debitur, kemungkinan debitur dinyatakan pailit,
melakukan reorganisasi keuangan dan gagal bayar atau menunggak pembayaran merupakan
indikator yang dianggap dapat menunjukkan adanya penurunan nilai piutang.
Jumlah penurunan nilai adalah sebesar selisih antara nilai tercatat aset dan nilai kini dari estimasi
arus kas masa depan pada tingkat suku bunga efektif. Arus kas terkait dengan piutang jangka
pendek tidak didiskontokan apabila efek diskonto tidak material.
30
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
h. Piutang Usaha dan Lain-lain (Lanjutan)
Jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif
konsolidasian sebaga “Beban Penurunan Nilai”. Ketika piutang usaha dan piutang non-usaha yang
rugi penurunan nilainya telah diakui, dan tidak dapat ditagih pada periode selanjutnya, maka
piutang tersebut dihapusbukukan dengan mengurangi akun penyisihan. Jumlah yang selanjutnya
dapat ditagih kembali atas piutang yang sebelumnya telah dihapusbukukan dan dikreditkan
terhadap “pendapatan (beban) lain-lain” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian.
i.
Instrumen Keuangan Disalinghapus
Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapuskan dan jumlah netonya dilaporkan pada
posisi keuangan ketika terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas
jumlah yang diakui tersebut dan adanya niat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk
merealisasikan asset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
j.
Penurunan Nilai atas Aset Keuangan
Aset keuangan yang tidak diklasifikasi pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dinilai pada setiap
tanggal pelaporan untuk menentukan apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan
atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan akan mengalami
penurunan nilai jika terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau
lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut, dan akibat peristiwa merugikan
yang berdampak pada estimasi arus kas atas aset tersebut di masa depan yang dapat diperkirakan
secara andal.
Bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi wanprestasi atau
tunggakan pembayaran oleh debitur, jumlah yang direstrukturisasi kepada Perusahaan dan Entitas
Anak yang tidak mungkin diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan keuangan, adanya
kemungkinan bahwa debitur akan dinyatakan pailit, perubahan status pembayaran yang merugikan
pemberi pinjaman, dan kondisi ekonomi yang berhubungan dengan hilangnya pasar aktif untuk
suatu aset keuangan sebagai jaminan.
Perusahaan dan Entitas Anak akan mempertimbangkan bukti penurunan nilai dari aset keuangan
(pinjaman yang diberikan dan piutang) yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, baik
secara spesifik maupun secara kolektif. Untuk semua aset yang signifikan secara individual,
penurunan nilai diukur secara spesifik. Dalam hal penurunan nilai tidak dapat ditentukan secara
spesifik, maka penurunan nilai akan diukur secara kolektif dengan penurunan nilai yang telah
terjadi namun belum diidentifikasi. Untuk aset yang tidak signifikan secara individual, penurunan
nilai diukur secara kolektif dengan mengelompokkan aset berdasarkan karakteristik risiko yang
serupa.
Dalam menentukan penurunan nilai secara kolektif, Perusahaan dan Entitas Anak menggunakan
data tren historis dari probabilitas tingkat kegagalan, waktu pemulihan dan jumlah kerugian yang
terjadi, yang kemudian disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah ada
kondisi ekonomi dan kredit yang akan menyebabkan kerugian yang lebih besar atau lebih kecil
dari yang disarankan oleh tren historis tersebut.
31
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
j.
Penurunan Nilai atas Aset Keuangan (Lanjutan)
Rugi penurunan nilai sehubungan dengan aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang
diamortisasi dihitung sebagai selisih antara nilai tercatat dengan nilai kini dari estimasi arus kas
masa depan yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif dari aset tersebut.
Kerugian diakui dalam laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif konsolidasian dan
tercermin dalam akun penurunan nilai terhadap pinjaman yang diberikan dan piutang. Bunga atas
penurunan nilai tetap diakui. Ketika terdapat peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui
dan menyebabkan jumlah kerugian atas penurunan nilai berkurang, maka pengurangan atas
penurunan nilai harus dipulihkan melalui laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian.
k. Persediaan
Persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto mana yang lebih rendah. Biaya
perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang, yang meliputi semua biaya dalam
memperoleh persediaan, produksi atau biaya konversi, dan biaya lainnya yang terjadi dalam
membawanya kedalam lokasi dan kondisi yang ada. Dalam hal persediaan yang diproduksi dan
barang dalam proses, biaya mencakup bagian yang sesuai atas overhead produksi terkait
berdasarkan kapasitas operasi normal. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam
kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan
untuk melakukan penjualan tersebut.
Penyisihan penurunan nilai sehubungan dengan persediaan yang usang dan lambat bergerak
ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada
masa mendatang. Jumlah setiap penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi bersih dan seluruh
kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut.
Jumlah setiap pemulihan kembali atas penurunan nilai persediaan yang timbul dari meningkatnya nilai
realisasi bersih diakui sebagai pengurang terhadap jumlah persediaan yang diakui dan diakui sebagai
beban pada periode pemulihan kembali terjadi.
l.
Biaya yang dibayar di muka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan
metode garis lurus.
m. Aset Tetap
Aset tetap diukur sebesar biaya perolehan, dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi
rugi penurunan nilai, jika ada. Perusahaan dan Entitas Anak memilih untuk menerapkan model
biaya.
Biaya perolehan meliputi pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan
aset tersebut.
Ketika bagian dari suatu aset tetap memiliki masa manfaat yang berbeda, maka aset tetap tersebut
dicatat sebagai item yang terpisah dari aset tetap secara keseluruhan (komponen utama).
32
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
m. Aset Tetap (Lanjutan)
Keuntungan atau kerugian atas penjualan suatu aset tetap (yang dihitung sebagai perbedaan antara
hasil penjualan bersih dari pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap) diakui dalam laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian
Biaya-biaya setelah pengakuan awal diakui hanya jika terdapat kemungkinan besar bahwa manfaat
ekonomis di masa depan akan mengalir ke Perusahaan dan Entitas Anak. Biaya perbaikan dan
pemeliharaan dibebankan pada saat terjadinya.
Aset tetap disusutkan dari tanggal dimana aset tetap tersebut tersedia untuk digunakan atau pada
saat dimana aset tersebut diselesaikan dan siap untuk digunakan dalam hal aset tersebut dibangun
sendiri.
Penyusutan dihitung berdasarkan biaya perolehan dari aset tetap dikurangi dengan estimasi nilai
sisa dari aset tersebut dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa
manfaatnya. Penyusutan secara umum diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian, kecuali jumlah tersebut termasuk dalam nilai tercatat aset
lainnya.
Metode penyusutan, masa manfaat dan nilai sisa aset ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan
dan disesuaikan, jika diperlukan.
Tanah tidak disusutkan.
Penyusutan diakui dengan menggunakan metode garis lurus untuk menyusutkan nilai aset tetap.
Estimasi masa manfaat aset tetap adalah sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan prasarana
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Peralatan kantor
20
3 – 20
5
5
Biaya legal awal untuk mendapatkan hak legal diakui sebagai bagian biaya akuisisi tanah, biayabiaya tersebut tidak disusutkan. Biaya terkait dengan pembaharuan hak atas tanah diakui sebagai
aset tidak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak.
n. Aset dalam penyelesaian
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset
tetap. Akumulasi penyusutan akan direklasifikasi ke aset tetap ketika konstruksi telah diselesaikan
dan aset sudah siap untuk digunakan.
33
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
o. Aset Tidak Berwujud
Biaya perpanjangan atau pembaharuan hak atas tanah diakui sebagai aset tidak berwujud dan akan
diamortisasi selama dua puluh (20) tahun.
p. Penurunan Nilai Aset Non Keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset
mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian tahunan atas
penurunan nilai aset tertentu diperlukan, maka Perusahaan membuat estimasi atas jumlah
terpulihkan aset tersebut.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara
nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya. Jika
nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dianggap mengalami
penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya, dan diakui
sebagai “Rugi Penurunan Nilai” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehesif lain
konsolidasian.
Pembalikan atas rugi penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehesif
lain. Setelah pembalikan tersebut, beban penyusutan atas aset tersebut dikoreksi pada periode
mendatang dengan dialokasikan kepada nilai tercatat aset yang direvisi dikurangi dengan nilai
residu, dengan dasar sistematis selama sisa masa manfaat aset.
q. Sewa
Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan atau mengandung sewa dibuat berdasarkan
substansi perjanjian itu sendri dan penilaian apakah pemenuhan atas perjanjian bergantung dari
penggunaan aset tertentu, dan apakah perjanjian memberikan hak untuk menggunakan aset. Sewa
dimana sebagian besar risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan dipertahankan oleh
pemberi sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi (dikurangi insentif
yang diterima dari pemberi sewa) dibebankan pada laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif
konsolidasian dengan menggunakan metode garis lurus selama periode sewa.
Setiap pembayaran sewa dialokasikan antara liabilitas dan beban keuangan sehingga menghasilkan
tingkat suku bunga efektif atas saldo liabilitas yang tersisa. Kewajiban sewa yang terkait setelah
dikurangi dengan beban keuangan dimasukkan ke dalam “Utang Sewa Pembiayaan”. Elemen
bunga dari beban keuangan dibebankan pada laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif
konsolidasian selama periode sewa sehingga menghasilkan tingkat bunga yang efektif untuk saldo
liabilitas yang tersisa pada setiap periode.
34
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
r.
Liabilitas Keuangan
Perusahaan dan Entitas Anak mengakui liabilitas pada tanggal diperdagangkan, yang mana pada
tanggal tersebut, Perusahaan dan Entitas Anak menjadi salah satu pihak yang ada di dalam
perjanjian kontrak dari suatu instrumen keuangan.
Perusahaan dan Entitas Anak mengklasifikasikan liabilitas keuangan non-derivatif kedalam
kategori Utang Usaha, Biaya yang masih harus dibayar, Utang Bank, Utang Terjamin, Liabilitas
Keuangan Jangka Pendek Lainnya, dan Pinjaman dari institusi keuangan lain (seperti: utang kredit
pembiayaan, utang tidak terjamin dan wesel bayar, dan pinjaman modal kerja). Liabilitas keuangan
ini pada saat pengakuan awal diakui sebesar nilai wajarnya setelah dikurangi dengan biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan
ini diukur sebesar biaya perolehan yang diamortisasi. Selisih antara penerimaan (dikurangi biaya
transaksi) dan nilai pelunasan dicatat pada laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif
konsolidasian selama periode liabilitas dengan menggunakan metode bunga efektif.
Utang Bank, Utang Terjamin, dan Pinjaman dari Institusi Keuangan Lain diterima untuk
mendukung pendanaan jangka pendek atas operasional.
Utang usaha adalah kewajiban membayar barang atau jasa yang telah diterima dalam kegiatan
usaha normal dari pemasok. Utang usaha diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek jika
pembayarannya jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang (atau dalam siklus operasi
normal, jika lebih lama). Jika tidak, utang tersebut disajikan sebagai liabilitas jangka panjang.
Perusahaan dan Entitas Anak menghapus suatu liabilitas keuangan hanya jika liabilitas tersebut
dibatalkan atau kadaluarsa.
s. Penentuan Nilai Wajar
Nilai wajar merupakan jumlah pada instrumen keuangan yang bisa dipertukarkan dalam transaksi
saat ini dengan pihak-pihak yang tersedia, selain penjualan secara paksa atau likuidasi. Nilai wajar
diperoleh dari harga pasar atau diskonto arus kas, yang mana yang lebih sesuai.
Nilai wajar dikurangi estimasi penyesuaian kredit untuk aset dan liabilitas keuangan dengan waktu
jatuh tempo kurang dari setahun diasumsikan akan mendekati nilai wajarnya. Nilai wajar dari
liabilitas keuangan untuk tujuan pelaporan diestimasikan dengan cara mendiskontokan arus kas
kontraktual di masa yang akan datang dengan tingkat bunga pasar kini atas instrumen keuangan
yang serupa bagi entitas.
t.
Hibah Pemerintah
Hibah Pemerintah adalah bantuan Pemerintah dalam bentuk transfer sumber daya untuk suatu
entitas sebagai imbalan atas masa lalu atau masa depan sesuai dengan kondisi tertentu yang
berkaitan dengan kegiatan operasional entitas. Dan hibah yang terkait dengan aset adalah hibah
Pemerintah yang kondisi utamanya adalah bahwa entitas yang memenuhi syarat harus melakukan
pembelian, membangun, atau membeli aset jangka panjang.
35
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
t.
Hibah Pemerintah (Lanjutan)
Hibah Pemerintah diakui jika terdapat keyakinan memadai bahwa entitas akan mematuhi kondisi
yang melekat pada hibah tersebut, dan hibah akan diterima.
Ada dua pendekatan akuntansi untuk Hibah Pemerintah diantaranya pendekatan modal, dimana
hibah diakui di luar laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian, dan
pendekatan penghasilan, dimana hibah diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian untuk satu atau lebih periode.
Perusahaan memilih untuk menerapkan pendekatan penghasilan dan mengakui hibah Pemerintah
melalui pendapatan ditangguhkan, yang kemudian akan diamortisasi menjadi pendapatan selama
periode yang sama dengan biaya yang berhubungan dengan aset tetap tersebut secara sistematis
(20 tahun).
u. Imbalan Kerja
(i) Imbalan Kerja Jangka Pendek
Seluruh imbalan kerja jangka pendek yang terdiri dari gaji dan imbalan terkait, bonus, insentif,
dan imbalan kerja jangka pendek lain diakui sebagai biaya yang tidak didiskonto saat karyawan
telah memberikan jasa kepada perusahaan.
(ii) Imbalan Pasca Kerja
Imbalan pasca kerja seperti pembayaran pensiun, pesangon dan uang jasa dihitung berdasarkan
Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Berdasarkan Undang-Undang
Ketenagakerjaan No. 13/2003, Perusahaan dan Entitas Anak memiliki kewajiban pembayaran
lebih lanjut jika manfaat yang diberikan oleh program yang ada tidak cukup untuk menutupi
kewajiban sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.
Sehubungan dengan program imbalan pasti, liabilitas diakui pada laporan posisi keuangan
sebesar nilai kini kewajiban imbalan pasti pada akhir periode laporan dikurangi nilai wajar aset
program. Kewajiban imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris yang independen dengan
menggunakan metode projected unit kredit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan
dengan mendiskontokan arus kas keluar yang diestimasi dengan menggunakan tingkat bunga
obligasi pemerintah (dikarenakan saat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasi perusahaan yang
berkualitas tinggi) yang didenominasikan dalam mata uang dimana imbalan akan di bayarkan
dan memiliki jangka waktu jatuh tempo mendekati jangka waktu kewajiban pensiun.
Pada umumnya, program imbalan pasti ditentukan berdasarkan jumlah imbalan pensiun yang
akan diterima seorang pekerja pada saat pensiun, biasanya tergantung oleh satu faktor atau
lebih, misalnya usia, masa bekerja, dan kompensasi.
36
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
u. Imbalan Kerja (Lanjutan)
(ii) Imbalan Pasca Kerja (Lanjutan)
Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan arus kas keluar yang
diestimasi dengan menggunakan tingkat bunga Obligasi Pemerintah (dikarenakan saat ini tidak
ada pasar aktif untuk obligasi Perusahaan dan Entitas Anak yang berkualitas tinggi) yang
didenominasikan dalam mata uang dimana imbalan akan dibayarkan dan memiliki jangka
waktu jatuh tempo mendekati jangka waktu kewajiban pensiun.
Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi
- asumsi aktuarial langsung diakui seluruhnya melalui penghasilan komprehensif lainnya pada
saat terjadinya.
Biaya jasa lalu diakui segera dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian dari
kurtailmen atau penyelesaian program manfaat pasti diakui dilaba rugi ketika kurtailmen atau
penyelesaian tersebut terjadi.
(iii) Pesangon Pemutusan Kontrak Kerja
Pesangon pemutusan kontrak kerja terutang ketika Perusahaan dan Entitas Anak
memberhentikan hubungan kerja sebelum usia pensiun normal, atau ketika seorang pekerja
menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela dengan kompensasi imbalan
pesangon. Perusahaan dan Entitas Anak mengakui pesangon pemutusan kontrak kerja ketika
dapat ditunjukkan bahwa Perusahaan dan Entitas Anak berkomitmen untuk melakukan
pemberhentian yang ditunjukkan dengan adanya perencanaan yang rinci dan formal untuk
memutuskan hubungan kerja dengan karyawan. Dalam hal menyediakan pesangon sebagai
penawaran untuk mengundurkan diri secara sukarela, pesangon pemutusan kontrak kerja
diukur berdasarkan jumlah karyawan yang diharapkan menerima penawaran tersebut. Imbalan
yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah periode pelaporan didiskontokan menjadi nilai
kini.
(iv) Bonus
Perusahaan dan Entitas Anak mengakui liabilitas dan beban untuk bonus berdasarkan rumusan
yang mempertimbangkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham setelah
penyesuaian tertentu. Perusahaan dan Entitas Anak mengakui provisi ketika diwajibkan secara
kontrak atau terdapat praktik masa lalu yang menyebabkan kewajiban konstruktif.
v. Pajak Penghasilan
Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi
atau kejadian yang diakui di penghasilan komprehensif lain atau langsung diakui ke ekuitas.
37
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
v. Pajak Penghasilan (Lanjutan)
Beban pajak kini dihitung berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku pada tanggal pelaporan
keuangan, di negara dimana Perusahaan dan Entitas Anak beroperasi dan menghasilkan
pendapatan kena pajak. Manajemen secara periodik mengevaluasi posisi yang dilaporkan di Surat
Pemberitahuan Tahunan sehubungan dengan situasi dimana aturan pajak yang berlaku
membutuhkan interpretasi. Jika perlu, manajemen menentukan provisi berdasarkan jumlah yang
diharapkan akan dibayar kepada otoritas pajak.
Pajak penghasilan tangguhan diakui dengan menggunakan metode balance sheet liability untuk
semua perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya
pada laporan keuangan konsolidasian. Pajak penghasilan tangguhan ditentukan dengan
menggunakan tarif pajak yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode
pelaporan dan diharapkan diterapkan ketika aset pajak penghasilan tangguhan direalisasi atau
liabilitas pajak penghasilan tangguhan diselesaikan. Aset pajak penghasilan tangguhan diakui
hanya jika besar kemungkinan jumlah penghasilan kena pajak di masa depan akan memadai untuk
dikompensasi dengan perbedaan temporer yang masih dapat dimanfaatkan.
Koreksi terhadap liabilitas perpajakan dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima atau jika
Perusahaan dan Entitas Anak mengajukan banding, apabila: (1) pada saat hasil dari banding
tersebut ditetapkan, kecuali bila terdapat ketidakpastian yang signifikan atas hasil banding tersebut,
maka koreksi berdasarkan surat ketetapan pajak terhadap liabilitas perpajakan tersebut dicatat pada
saat pengajuan banding dibuat, atau (2) pada saat dimana berdasarkan pengetahuan dari
perkembangan atas kasus lain yang serupa dengan kasus Perusahaan dan Entitas Anak yang sedang
dalam proses banding, berdasarkan ketentuan dari Pengadilan Pajak atau Mahkamah Agung,
dimana hasil yang diharapkan dari proses banding Perusahaan dan Entitas Anak secara signifikan
tidak pasti, maka pada saat tersebut perubahan liabilitas perpajakan berdasarkan ketetapan pajak
diakui.
Aset dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dapat saling hapus apabila terdapat hak yang
berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus antara aset pajak kini dengan liabilitas pajak
kini dan apabila aset dan liabilitas pajak tangguhan dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama,
baik atas entitas kena pajak yang sama ataupun berbeda dan adanya niat untuk melakukan
penyelesaian saldo-saldo tersebut secara neto.
w. Tambahan Modal Disetor
Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan emisi saham kepada masyarakat ditangguhkan dan
diamortisasi dalam jangka waktu sepuluh tahun berdasarkan metode garis lurus. Pada tahun 1997,
Perusahaan mempercepat jangka waktu amortisasi menjadi lima tahun. Berdasarkan Surat
Keputusan BAPEPAM KEP–No.06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000, beban emisi saham secara
retrospektif dibukukan pada akun “Tambahan Modal Disetor”.
38
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
x. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan terdiri dari nilai wajar imbalan yang diterima atau akan diterima dari penjualan barang
dan jasa dalam kegiatan usaha normal Perusahaan dan Entitas Anak. Pendapatan disajikan neto
setelah dikurangi pajak pertambahan nilai, retur, potongan harga, dan diskon.
Perusahaan dan Entitas Anak mengakui pendapatan ketika jumlah pendapatan dapat diukur secara
andal, besar kemungkinan manfaat ekonomis masa depan akan mengalir kepada entitas dan kriteria
tertentu telah dipenuhi untuk setiap aktivitas Perusahaan dan Entitas Anak seperti dijelaskan
dibawah ini. Perusahaan dan Entitas Anak menggunakan hasil historis, dengan mempertimbangkan
tipe pelanggan, tipe transaksi, dan persyaratan setiap transaksi sebagai dasar estimasi.
Pendapatan diakui apabila besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi akan mengalir kepada
entitas dan pendapatan tersebut harus dapat diukur secara andal. Kriteria pengakuan secara khusus
harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui.
(i) Penjualan barang – Pendapatan diakui pada saat risiko dan manfaat dari kepemilikan barang
berpindah kepada pembeli, biasanya pada saat barang telah diserahkan kepada pelanggan.
(ii) Pendapatan bunga – Pendapatan diakui sebagai pendapatan bunga berdasarkan metode efektif
dari aset tersebut.
Beban diakui pada saat pemanfaatan jasa atau pada tanggal terjadinya.
y. Laba (Rugi) Per Saham
Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih yang tersedia bagi
pemegang saham Perusahaan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada
periode berjalan.
Untuk tujuan perhitungan laba per saham dilusian, Perusahaan menyesuaikan laba atau rugi yang
dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa Perusahaan dengan efek setelah pajak bunga
yang diakui dalam periode tersebut terkait dengan obligasi konversi.
z. Informasi Segmen
Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan
kepada pengambil keputusan operasi utama. Pengambil keputusan operasi utama, yang
bertanggung jawab mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi, telah
diidentifikasi adalah Dewan Direksi sebagai pengambil keputusan strategis.
39
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
z. Informasi Segmen (Lanjutan)
Suatu segmen operasi merupakan suatu komponen di dalam entitas:
1. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan
beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari
entitas yang sama);
2. yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk
membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai
kinerjanya; dan
3. dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
mewajibkan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang
dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian. Sehubungan dengan adanya ketidakpastian yang
melekat dalam membuat estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan di masa mendatang dapat berbeda
dengan jumlah estimasi yang dibuat. Estimasi dan asumsi yang mendasarinya direview dengan dasar
kesinambungan. Revisi terhadap estimasi akuntansi diakui dalam suatu periode dengan merevisi
estimasi dan efeknya di periode yang akan datang.
Estimasi dan asumsi yang secara signifikan berisiko menyebabkan penyesuaian material terhadap
jumlah tercatat aset dan liabilitas selama 12 bulan kedepan dipaparkan dibawah ini.
a. Pertimbangan
Di dalam proses penerapan kebijakan akuntansi, manajemen telah membuat penilaian, termasuk
estimasi dan asumsi, yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang diakui di
dalam laporan keuangan konsolidasian.
Mata Uang Fungsional
Mata uang fungsional dari Perusahaan dan Entitas Anak adalah mata uang dari lingkungan
ekonomi utama dimana entitas beroperasi. Perusahaan dan Entitas Anak mempertimbangkan
beberapa faktor dalam menentukan mata uang fungsionalnya seperti mata uang yang
mempengaruhi pendapatan, biaya dan aktivitas pendanaan serta mata uang yang mana penerimaan
dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan.
Berdasarkan substansi ekonomis dari kondisi yang sesuai dengan Perusahaan dan Entitas Anak,
mata uang fungsional telah ditentukan berupa Dolar Amerika Serikat (US$), karena hal ini
berkaitan dengan fakta bahwa mayoritas kegiatan operasional bisnis Perusahaan dan Entitas Anak
dipengaruhi oleh penetapan harga di pasar komoditas international dengan lingkungan ekonomis
Dolar Amerika Serikat (US$).
40
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
a. Pertimbangan (Lanjutan)
Estimasi Penyisihan atas Penurunan Nilai dari Piutang
Perusahaan dan Entitas Anak melakukan penelaahan atas usia dan status dari piutang secara
berkala, yang dirancang untuk mengidentifikasi umur bukti obyektif serta membuat penyisihan
atas penurunan nilai yang memadai.
Penelaahan ini dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara pendekatan spesifik dan
pendekatan kolektif, dimana kerugian penurunan nilai ditentukan untuk setiap kelompok risiko
yang diidentifikasi oleh Perusahaan dan Entitas Anak. Jumlah dan waktu dari pengakuan beban
untuk setiap periodenya akan berbeda jika Perusahaan dan Entitas Anak melakukan penilaian yang
berbeda atau menggunakan metodologi yang berbeda.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, total penyisihan atas penurunan nilai dari piutang yang
diakui oleh Perusahaan dan Entitas Anak adalah sebesar US$ 195.288.354 (Catatan 6, 7, dan 12).
Estimasi Nilai Realisasi Bersih dari Persediaan
Dalam menentukan nilai realisasi bersih (NRV) dari persediaan, Perusahaan dan Entitas Anak
mempertimbangkan persediaan usang, rusak, kerusakan fisik, perubahan tingkat harga, perubahan
permintaan konsumen, atau penyebab lainnya untuk mengidentifikasi persediaan yang harus
diturunkan ke nilai realisasi bersih. Perusahaan dan Entitas Anak menyesuaikan biaya persediaan
ke jumlah terpulihkan pada tingkat yang dipertimbangkan cukup untuk mencerminkan penurunan
nilai pasar dari persediaan.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, total penyisihan penurunan nilai atas persediaan yang
diakui oleh Perusahaan dan Entitas Anak masing-masing sebesar US$ 122.685 dan US$ 175.732
(Catatan 9).
Penurunan Nilai atas Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud
PSAK mensyaratkan bahwa penelaahan atas penurunan nilai atas aset tetap dan aset tidak berwujud
harus dilakukan apabila terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa
nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Penentuan jumlah yang dapat diperoleh
kembali membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan, yang akan dihasilkan dari penggunaan
secara berkelanjutan dan hasil akhir dari aset tersebut. Sementara itu, manajemen yakin bahwa
asumsi yang digunakan dalam menghitung estimasi nilai wajar yang tercermin di dalam laporan
keuangan konsolidasian adalah sudah sesuai dan wajar. Maka perubahan yang signifikan dalam
asumsi ini dapat secara material mempengaruhi penilaian atas jumlah yang dapat diperoleh kembali
dan kerugian atas penurunan nilai yang dihasilkan bisa memiliki dampak yang material terhadap
hasil usaha.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak ada penurunan nilai yang diakui dalam aset tetap
dan aset tidak berwujud Perusahaan dan Entitas Anak (Catatan 14 dan 15).
41
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
b. Asumsi dan Estimasi
Asumsi penting mengenai masa depan dan sumber utama lainnya dalam ketidakpastian estimasi
pada akhir periode pelaporan memiliki risiko signifikan yang dapat menyebabkan penyesuaian
material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan dijabarkan di bawah ini.
Penentuan Nilai Wajar atas Instrumen Keuangan
Manajemen menggunakan teknik penilaian, termasuk model diskonto arus kas dalam mengukur
nilai wajar dari instrumen keuangan dimana penawaran pasar aktif tidak tersedia.
Dalam menerapkan teknik penilaian, manajemen memanfaatkan input pasar semaksimal mungkin,
dan menggunakan estimasi dan asumsi, yang sejauh mungkin, sesuai dengan data yang dapat
diobservasi oleh pelaku pasar akan digunakan di dalam penentuan harga instrumen. Dalam hal data
yang berlaku tidak dapat dicermati, maka manajemen akan menggunakan estimasi terbaik dimana
asumsi akan digunakan oleh pelaku pasar. Perkiraan ini mungkin berbeda dengan harga sebenarnya
yang akan dicapai dalam transaksi wajar pada tanggal pelaporan.
Estimasi Penyisihan Penurunan Nilai atas Piutang
Tingkat penyisihan khusus dievaluasi oleh manajemen atas dasar faktor-faktor yang
mempengaruhi kolektabilitas dari piutang. Penyisihan kolektif yang diakui didasarkan pada
pengalaman kerugian historis dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti kinerja historis
dari debitur di dalam kelompok kolektif dan penilaian tentang pengaruh dari penurunan di pasar
dimana debitur beroperasi serta kelemahan struktural yang diidentifikasi atau penurunan kinerja
arus kas dari debitur.
Estimasi Masa Manfaat atas Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud
Perusahaan dan Entitas Anak mengestimasikan masa manfaat dari aset tetap dan aset tidak
berwujud berdasarkan pada ekspektasi dari penggunaan aset seperti yang dituangkan di dalam
rencana dan strategi bisnis serta juga mempertimbangkan perkembangan teknologi dan pelaku
pasar yang diharapkan di masa yang akan datang. Estimasi mengenai masa manfaat dari aset tetap
dan aset tidak berwujud didasarkan pada penilaian kolektif Perusahaan dan Entitas Anak terhadap
praktik industri, evaluasi teknik internal dan pengalaman pada aset yang sejenis. Estimasi masa
manfaat ditelaah setidaknya setiap tahun dan diperbaharui jika ekspektasi berbeda dari estimasi
sebelumnya akibat pemakaian dan kerusakan fisik, teknis atau usang dan adanya keterbatasan
hukum atau lainnya atas penggunaan aset tersebut. Hal ini dimungkinkan, bagaimanapun, bahwa
hasil operasi di masa depan dapat terpengaruh secara material oleh perubahan atas perkiraan yang
timbul yang diakibatkan dalam faktor-faktor yang disebutkan diatas. Jumlah dan waktu dari beban
yang diakui untuk setiap periode dipengaruhi oleh perubahan atas faktor-faktor dan kondisi
tersebut. Pengurangan masa manfaat dari aset tetap dan aset tidak berwujud pada Perusahaan dan
Entitas Anak akan meningkatkan biaya operasi yang dicatat dan menurunkan nilai dari aset tidak
lancar. Perpanjangan masa manfaat dari aset tetap dan aset tidak berwujud pada Perusahaan dan
Entitas Anak akan menurunkan biaya operasi yang dicatat dan meningkatkan nilai dari aset tidak
lancar.
42
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
b. Asumsi dan Estimasi (Lanjutan)
Estimasi atas Pensiun dan Imbalan Kerja
Nilai kini liabilitas imbalan pasca kerja tergantung pada beberapa faktor yang ditentukan dengan
dasar aktuaris berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan untuk menentukan biaya
(penghasilan) pensiun neto mencakup tingkat diskonto. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi
nilai tercatat imbalan pasca kerja. Tingkat diskonto merupakan tingkat suku bunga yang harus
digunakan untuk menentukan estimasi nilai kini atas arus kas keluar di masa depan yang
diharapkan untuk menyelesaikan liabilitas tersebut. Dalam menentukan tingkat suku bunga yang
sesuai, Perusahaan dan Entitas Anak mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi Pemerintah
yang didenominasikan dalam mata uang dimana imbalan akan dibayar dan memiliki jangka waktu
yang serupa dengan jangka waktu liabilitas terkait. Untuk tingkat kenaikan gaji, Perusahaan dan
Entitas Anak mengumpulkan semua data historis yang berhubungan dengan perubahan dasar gaji
dan mengoreksinya di dalam rencana bisnis di masa yang akan datang.
Asumsi utama liabilitas imbalan pasca kerja ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini.
Informasi tambahan telah dipaparkan di Catatan 25 dan 26.
Realisasi dari Aset Pajak Tangguhan
Dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan, manajemen diwajibkan untuk membuat
pertimbangan yang signifikan. Transaksi dan perhitungan tertentu dalam penentuan pajak yang
pada akhirnya tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan dan Entitas Anak
mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat
tambahan pajak penghasilan. Jika hasil pajak final berbeda dengan jumlah yang sudah dicatat,
selisihnya akan mempengaruhi aset dan liabilitas pajak kini dan tangguhan pada periode
ditentukannya hasil pajak tersebut.
Perusahaan dan Entitas Anak menelaah aset pajak tangguhan pada setiap tanggal pelaporan dengan
mengurangi nilai tercatat sepanjang tidak ada kemungkinan bahwa laba kena pajak memadai untuk
mengkompensasi sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan. Perusahaan dan Entitas Anak juga
menelaah pengakuan aset pajak tangguhan untuk menyesuaikan pemulihan dari perbedaan
temporer berdasarkan level dan waktu dalam estimasi pendapatan pajak di periode pelaporan yang
akan datang.
Estimasi didasarkan pada pengalaman Perusahaan dan Entitas Anak di masa lampau dan harapan
di masa yang akan datang terhadap pendapatan dan pengeluaran, seperti strategi perencanaan pajak
di masa yang akan datang. Tetapi tidak ada kepastian bahwa Perusahaan dan Entitas Anak dapat
menghasilkan pendapatan kena pajak yang memadai untuk digunakan sebagai bagian atau
seluruhnya dari aset pajak tangguhan.
43
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
5. KAS DAN SETARA KAS
2015
US$
Kas:
Rupiah
Dolar Amerika Serikat
Dolar Singapura
Euro Eropa
Kron Norwegia
2014
US$
50.337
26.187
6.164
1.428
125
57.299
33.002
4.851
2.806
143
84.241
98.101
Kas di Bank:
Pihak Ketiga:
Deutsche Bank, Jakarta
Rekening Dolar Amerika Serikat
Rekening Rupiah
843.545
652.801
5.107.055
471.955
PT Bank CIMB Niaga Tbk
Rekening Dolar Amerika Serikat
Rekening Rupiah
73.786
672.495
5.878
64.705
PT Bank Central Asia Tbk
Rekening Dolar Amerika Serikat
Rekening Rupiah
130.766
85.867
246.793
63.092
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Rekening Rupiah
113.647
126.515
2.572.907
6.085.993
2.657.148
6.184.094
Jumlah

Kas di bank dapat ditarik setiap saat.

Rekening di bank memiliki tingkat suku bunga mengambang sesuai dengan tingkat penawaran
pada masing-masing bank.

Perusahaan dan Entitas Anak tidak mempunyai hubungan berelasi dengan bank dimana kas dan
setara kas ditempatkan.

Eksposur maksimum terhadap risiko kredit pada akhir periode pelaporan adalah senilai jumlah
tercatat dari setiap kelas kas dan setara kas sebagaimana yang dijabarkan pada Catatan 48.
44
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
6. PIUTANG USAHA
Akun ini terdiri dari:
2015
US$
Pihak ketiga
Pihak-pihak yang berelasi
Jumlah
2014
US$
31.567.047
19.479.699
41.190.159
21.601.483
51.046.746
62.791.642
Pihak ketiga:
2015
US$
2014
US$
Pelanggan dalam negeri
Pelanggan luar negeri
29.163.733
2.403.314
37.796.351
3.393.808
Jumlah
Dikurangi: Penyisihan penurunan nilai
31.567.047
−
41.190.159
−
31.567.047
41.190.159
Bersih
Karena jatuh temponya yang pendek, jumlah tercatat piutang usaha dari pihak ketiga kurang lebih sama
dengan nilai wajarnya.
Rincian umur piutang usaha dari pihak ketiga adalah sebagai berikut:
2015
US$
Sampai dengan 1 bulan
> 1 bulan – 3 bulan
> 3 bulan – 6 bulan
> 6 bulan – 1 tahun
Jumlah
Tidak ada sejarah gagal bayar pada piutang usaha dari pihak ketiga.
45
2014
US$
29.326.957
692.175
235.543
1.312.372
30.039.810
9.406.650
1.390.069
353.630
31.567.047
41.190.159
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
6. PIUTANG USAHA (Lanjutan)
Rincian piutang usaha dari pihak ketiga menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut:
Dolar Amerika Serikat
Rupiah
(Rp 122.614.319.220 pada tahun 2015)
2015
US$
2014
US$
22.678.731
41.190.159
8.888.316
Jumlah
31.567.047

41.190.159
Seluruh jumlah piutang usaha dari pihak ketiga tidak dikenakan bunga dan telah ditelaah ulang untuk
tujuan indikasi penurunan nilai. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap status dari piutang usaha dari
pihak ketiga, manajemen Perusahaan dan Entitas Anak berpendapat bahwa tidak perlu membuat
penyisihan penurunan nilai atas piutang usaha dari pihak ketiga.
Eksposur maksimum terhadap risiko kredit pada akhir periode pelaporan adalah senilai jumlah tercatat
dari setiap kelas piutang sebagaimana yang dijabarkan pada Catatan 48.
Pihak-pihak yang berelasi:
PT Multikarsa Investama
PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit)
Jumlah
Dikurangi: Penyisihan penurunan nilai
2015
US$
2014
US$
19.479.699
15.657.945
21.601.483
15.657.945
35.137.644
(15.657.945)
Bersih
19.479.699
37.259.428
(15.657.945)
21.601.483
Karena jatuh temponya yang pendek, jumlah tercatat piutang usaha dari pihak-pihak berelasi kurang
lebih sama dengan nilai wajarnya.
Rincian umur piutang usaha dari pihak-pihak yang berelasi adalah sebagai berikut:
Sampai dengan 1 bulan
> 1 bulan – 3 bulan
> 3 bulan – 6 bulan
> 6 bulan – 1 tahun
> 1 tahun
Jumlah
46
2015
US$
2014
US$
–
–
–
–
35.137.644
–
–
–
–
37.259.428
35.137.644
37.259.428
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
6. PIUTANG USAHA (Lanjutan)
Mutasi penyisihan penurunan nilai untuk piutang usaha dari pihak-pihak yang berelasi adalah sebagai
berikut:
2015
US$
2014
US$
Saldo awal
Perubahan selama tahun berjalan
Penambahan penyisihan
Pengurangan penyisihan
15.657.945
15.657.945
Saldo akhir
15.657.945
–
–
–
–
15.657.945
Rincian piutang usaha dari pihak-pihak yang berelasi menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut:
2015
US$
2014
US$
Dolar Amerika Serikat
15.657.945
15.657.945
Rupiah
(Rp 268.722.447.174 pada tahun 2015 dan 2014)
19.479.699
21.601.483
35.137.644
37.259.428
Jumlah
Seluruh jumlah piutang usaha dari pihak-pihak berelasi tidak dikenakan bunga dan telah ditelaah ulang
untuk tujuan indikasi penurunan nilai. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap status dari piutang usaha
kepada pihak-pihak berelasi, manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat diperkirakan telah
mendekati nilai wajar. Penyisihan penurunan nilai tidak perlu dibuat karena pihak yang berelasi, PT
Multikarsa Investama, berada dibawah program restrukturisasi utang dan penyelesaian atas piutang
usaha dari pihak yang berelasi tersebut akan dilakukan ketika program restrukturisasi utang selesai.
Eksposur maksimum terhadap risiko kredit pada akhir periode pelaporan adalah senilai jumlah tercatat
dari setiap kelas piutang sebagaimana yang dijabarkan pada Catatan 48.
Piutang usaha sejumlah US$ 45.000.000 pada tahun 2015 dan 2014 digunakan sebagai jaminan atas
utang bank Perusahaan yang diperolehnya dari Damiano Investments BV., Belanda (Catatan 18).
47
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
7. PIUTANG LAIN-LAIN
2015
US$
Pihak ketiga:
Piutang dari potongan pembelian
Piutang MESOP
Klaim Asuransi
Piutang dari transaksi impor
Piutang karyawan
Piutang bunga dari deposito berjangka
Lain-lain
2014
US$
1.182.276
145.560
84.336
57.110
36.325
1.376
186.312
1.207.397
175.928
440.280
93.826
55.586
1.304
215.785
1.693.295
2.190.106
34.267.327
15.758.847
5.658.427
5.579.991
3.192.784
3.007.542
409.240
310.475
194.587
136.945
93.407
53.862
25.434
15.816
13.327
11.102
2.336
985
34.267.327
15.772.432
5.681.658
5.579.991
3.192.784
3.029.834
453.815
344.293
194.587
136.945
93.407
57.694
25.434
15.816
13.327
11.102
2.336
985
68.732.434
(67.637.756 )
68.873.767
(67.637.756)
Bersih
1.094.678
1.236.011
Jumlah
2.787.973
3.426.117
Pihak ketiga lainnya:
Uang muka operasional kepada:
PT Wismakarya Prasetya (dalam pailit)
PT Wastra Indah
PT Texmaco Perkasa Engineering Tbk
PT Wahana Perkasa Auto Jaya
PT Sumatex Subur
PT Texmaco Taman Synthetics
PT Bina Prima Perdana
PT Jaya Perkasa Engineering
PT Perkasa Heavindo Engineering
PT Raja Busana Mahameru
PT Supermitory Utama Tbk
PT Saritex Jaya Swasti
PT Devrindo Widya
PT Perkasa Indobaja
PT Perkasa Indosteel
PT Wahana Jaya Perkasa
PT Bina Peranan Busana
PT Citra Indah Textile
Jumlah
Dikurangi: Penyisihan penurunan nilai
48
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
7. PIUTANG LAIN-LAIN (Lanjutan)
Piutang MESOP merupakan pinjaman yang diberikan kepada karyawan tertentu untuk membeli saham
Perusahaan sehubungan dengan program MESOP (Catatan 28). Jumlah tersebut akan dilunasi oleh
karyawan dalam periode 1 (satu) tahun.
Piutang lain-lain dari karyawan merupakan pinjaman yang diberikan kepada karyawan. Pinjaman ini
tidak dikenakan bunga dan pembayarannya dilakukan berdasarkan skedul pembayaran yang telah
ditentukan.
Piutang lain-lain dari perusahaan-perusahaan diatas merupakan pinjaman dan uang muka untuk tujuan
modal kerja. Pinjaman dan uang muka ini tidak dikenakan bunga dan tidak ditetapkan jangka waktu
pembayarannya. Sampai saat ini, perusahaan-perusahaan tersebut diatas belum dapat membayar
utangnya kepada Perusahaan dan Entitas Anak karena masih mengalami kesulitan keuangan. Beberapa
perusahaan-perusahaan tersebut sudah tidak beroperasi dan masih berada dalam program
restrukturisasi utang dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Sampai bulan Maret 2016, proses
restrukturisasi utang tersebut belum selesai.
Pembayaran yang dilakukan oleh Perusahaan kepada PT Wismakarya Prasetya (dalam pailit)
merupakan kelebihan pembayaran atas jumlah yang tertera di dalam tagihan, yang dianggap sebagai
piutang lain-lain kepada PT Wismakarya Prasetya (dalam pailit) sehubungan dengan adanya perjanjian
antara PT Wismakarya Prasetya dengan Perusahaan pada tanggal 16 Nopember 2006, dan modal kerja
yang diberikan kepada PT Wismakarya Prasetya di masa lalu untuk pembayaran kepada PT Perusahaan
Gas Negara (PGN) / PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan perpajakan. Perusahaan telah
mengajukan klaim kepada kurator untuk nilai pokok sebesar Rp 279.593.977.457 dan bunga sebesar
Rp 206.051.448.529. Hal ini telah didiskusikan dengan kurator.
Sesuai dengan pernyataan didalam PSAK yang berkaitan dengan “Penurunan Nilai Piutang” dan mengingat
adanya fakta bahwa PT Wismakarya Prasetya telah dinyatakan pailit dan proses likuidasi telah dimulai,
maka Perusahaan memutuskan untuk membuat penyisihan penurunan nilai atas piutang sebesar US$
34.267.327 pada tahun 2015 dan 2014. Namun, hal itu terus diusahakan dengan kurator untuk penyelesaian
piutang PT Wismakarya Prasetya yang telah jatuh tempo.
Karena jatuh temponya yang pendek, jumlah tercatat piutang lain-lain kurang lebih sama dengan nilai
wajarnya.
Mutasi penyisihan penurunan nilai adalah sebagai berikut:
2015
US$
2014
US$
Saldo awal
Perubahan selama tahun berjalan:
Penambahan penyisihan
Pengurangan penyisihan
67.637.756
36.721.575
–
–
34.267.327
(3.351.146)
Saldo akhir
67.637.756
67.637.756
49
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
7. PIUTANG LAIN-LAIN (Lanjutan)
Pengurangan penyisihan penurunan nilai pada tahun 2014 sebesar US$ 3.351.146 disebabkan karena
tidak tertagihnya piutang lain-lain dari pihak ketiga lainnya (Drapper Texmaco Inc. Co., United States
of America; Norfil Ltd., England; Commonwealth Holdings Pte. Ltd., Singapore; PT Merauke Rayon
Jaya; and PT Sarana Daycrown Industri). Manajemen Perusahaan telah memutuskan untuk
menghapuskannya berdasarkan pada penyisihan penurunan nilai yang telah dibuat pada tahun lalu.
Rincian piutang lain-lain menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut:
2015
US$
2014
US$
Dolar Amerika Serikat
35.014.616
69.726.233
Rupiah
(Rp 488.496.290.040 pada tahun 2015 dan
Rp 16.640.244.635 pada tahun 2014)
35.411.113
1.337.640
70.425.729
71.063.873
Jumlah
Seluruh jumlah piutang lain-lain telah ditelaah ulang untuk tujuan indikasi penurunan nilai.
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap status dari piutang lain-lain secara individual, manajemen
Perusahaan dan Entitas Anak berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai dari piutang lain-lain
adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang lain-lain
tersebut.
Eksposur maksimum terhadap risiko kredit pada akhir periode pelaporan adalah senilai jumlah tercatat
dari setiap kelas piutang sebagaimana yang dijabarkan pada Catatan 48.
8. ASET KEUANGAN LANCAR LAINNYA
Akun ini terdiri dari:
2015
US$
Deposito Berjangka:
Pihak ketiga:
Deutsche Bank, Jakarta
Bank garansi / SBLC
50
2014
US$
289.960
321.543
5.381.655
8.148.055
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
8. ASET KEUANGAN LANCAR LAINNYA (Lanjutan)
2015
US$
Uang Jaminan:
Pihak ketiga:
Uang jaminan atas listrik
Uang jaminan atas sewa
Lain-lain
Jumlah
2014
US$
127.220
153.724
16.816
141.078
78.570
4.742
297.760
224.390
5.969.375
8.693.988
a. Deposito Berjangka

Pada tahun 2015, deposito berjangka pada Deutsche Bank, Jakarta sebesar Rp 2.000.000.000
(setara dengan US$ 144.980) merupakan deposito berjangka waktu 1 (satu) tahun dengan suku
bunga sebesar 7.00% setahun dan jatuh tempo pada tanggal 12 Desember 2016.

Pada tahun 2015, deposito berjangka pada Deutsche Bank, Jakarta sebesar Rp 2.000.000.000
(setara dengan US$ 144.980) merupakan deposito berjangka waktu 1 (satu) tahun dengan suku
bunga sebesar 8.50% setahun dan jatuh tempo pada tanggal 3 Oktober 2016.

Pada tahun 2014, deposito berjangka pada Deutsche Bank, Jakarta sebesar Rp 2.000.000.000
(setara dengan US$ 160.771) merupakan deposito berjangka waktu 1 (satu) tahun dengan suku
bunga sebesar 7,00% setahun dan jatuh tempo pada tanggal 1 Oktober 2015.

Pada tahun 2014, deposito berjangka pada Deutsche Bank, Jakarta sebesar Rp 2.000.000.000
(setara dengan US$ 160.772) merupakan deposito berjangka waktu 1 (satu) tahun dengan suku
bunga sebesar 7,05% setahun dan jatuh tempo pada tanggal 10 Desember 2015.
b. Bank Garansi / SBLC
Perusahaan dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk telah menandatangani perjanjian No.
011700.PK/HK.02/USH/2014 untuk menyediakan gas kepada Perusahaan. Disamping itu seperti
yang diungkapkan didalam perjanjian, Perusahaan juga harus membayar penalti sebesar
Rp 22.500.000.000 dalam 45 bulan. Berdasarkan pembaharuan perjanjian tanggal 20 Oktober
2015, kedua belah pihak setuju untuk mengubah ketentuan mengenai batas maksimum pemakaian
gas untuk periode bulan 1 November 2015 sampai dengan 31 Maret 2018.
Perusahaan telah menyediakan bank garansi (SBLC) untuk memasok gas yang kira-kira setara
dengan dua (2) bulan dari nilai konsumsi gas melalui Deutsche Bank, Jakarta yang masing-masing
sebesar US$ 5.839.695 ditambah Rp 16.498.800.000 (setara dengan US$ 7.035.694) pada tahun
2015 dan US$ 5.839.695 ditambah Rp 16.498.800.000 (setara dengan US$ 7.165.965) pada tahun
2014, yang merupakan konsumsi selama dua (2) bulan. Bank garansi memiliki jangka waktu
selama enam (6) bulan setelah tanggal pelaporan, dan akan jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2016.
Untuk memperoleh SBLC tersebut, pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Perusahaan telah
mendepositkan uangnya yang masing-masing sebesar US$ 5.381.655 dan US$ 8.148.055 di
Deutsche Banks, Hong Kong sebagai jaminan melalui rekening Kyoa. Jaminannya kira-kira
sebesar 120% dari nilai SBLC untuk proporsi dalam mata uang Rupiah.
51
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
8. ASET KEUANGAN LANCAR LAINNYA (Lanjutan)
Karena jatuh temponya yang pendek, jumlah tercatat aset keuangan lancar lainnya kurang lebih sama
dengan nilai wajarnya.
Rincian aset keuangan lancar lainnya menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut:
2015
US$
Dolar Amerika Serikat
Rupiah
(Rp 5.941.270.183 pada tahun 2015 dan 2014)
Jumlah
2014
US$
5.538.693
8.216.394
430.682
477.594
5.969.375
8.693.988
Tidak terdapat aset keuangan lancar lainnya kepada pihak yang berelasi.
Eksposur maksimum terhadap risiko kredit pada akhir periode pelaporan adalah senilai jumlah tercatat
dari setiap kelas aset keuangan lancar lainnya sebagaimana yang dijabarkan pada Catatan 48.
9. PERSEDIAAN
2015
US$
2014
US$
Barang jadi
Barang dalam proses
Bahan baku
Bahan pembantu
27.267.217
5.479.938
8.335.248
20.204.878
37.177.938
5.345.666
11.384.096
21.775.094
Jumlah
Dikurangi : Penyisihan penurunan nilai - bersih
61.287.281
(122.685)
75.682.794
(175.732)
61.164.596
75.507.062
Bersih
Berdasarkan hasil penelaahan keadaan fisik persediaan pada akhir tahun, manajemen berpendapat
bahwa penurunan nilai atas persediaan sebesar nilai realisasi bersih adalah cukup. Penurunan nilai atas
persediaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing
sebesar US$ Nil dan US$ 41,027, dan dicatat sebagai bagian dari Beban Pokok Penjualan dalam
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian (Catatan 36). Jumlah reversal atas
penyisihan penurunan nilai untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar
US$ 53.047.
Pada tanggal 31 Desember 2015, persediaan dilindungi oleh kebijakan dari beberapa polis asuransi
(throughput) asuransi dari PT Asuransi Indrapura terhadap kerugian yang disebabkan oleh kebakaran
dan risiko-risiko kerugian lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 86.500.000, yang mana
menurut pendapat manajemen cukup memadai untuk menutup kerugian-kerugian yang mungkin
timbul.
52
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
9. PERSEDIAAN (Lanjutan)
Persediaan sejumlah US$ 60.200.000 pada tahun 2015 dan 2014 digunakan sebagai jaminan atas utang
bank Perusahaan yang diperolehnya dari Damiano Investments BV., Belanda (Catatan 18).
10. UANG MUKA PEMBELIAN
2015
US$
Pihak ketiga:
Pembelian bahan baku dan operasional
Pembelian aset tetap
Pembelian suku cadang turbin
Pihak berelasi:
PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit)
1.165.105
4.911.812
–
1.691.382
367.169
279.643
6.076.917
2.338.194
–
Jumlah
2014
US$
6.076.917
56.031
2.394.225
Pada tahun 2015, total uang muka pembelian aset tetap sebesar US$ 4.911.812 (setara dengan
Rp 67.587.573.440) merupakan uang muka yang berkaitan dengan pembelian mesin dan perlengkapan
pada divisi benang filamen dengan total sebesar US$ 3.184.188 (setara dengan Rp 43.925.873.460)
dan pembelian mesin dan perlengkapan untuk memproduksi fiber dalam rangka ekspansi dengan total
sebesar US$ 1.727.624 (setara dengan Rp 23.701.141.852). Mesin dan perlengkapan tersebut akan
diterima pada tahun 2016.
Pada tahun 2014, total uang muka pembelian aset tetap sebesar US$ 367.169 (setara dengan
Rp 4.376.489.001) merupakan uang muka yang berkaitan dengan pembelian mesin dan perlengkapan
pada divisi benang filamen dengan total sebesar US$ 135.208 (setara dengan Rp 1.640.214.514) dan
pembelian mesin dan perlengkapan untuk memproduksi fiber dalam rangka ekspansi dengan total
sebesar US$ 231.961 (setara dengan Rp 2.736.274.487). Mesin dan perlengkapan tersebut akan
diterima pada tahun 2015.
Pembayaran yang dilakukan oleh Perusahaan kepada PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) merupakan
kelebihan pembayaran atas beban proses (jasa maklon) yang dianggap sebagai uang muka untuk beban
proses (jasa maklon) bulan berikutnya.
53
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
11. BIAYA DIBAYAR DIMUKA
2015
US$
Premi asuransi dibayar dimuka
Sewa dibayar dimuka
Jumlah
2014
US$
1.963.586
165.357
2.327.959
192.527
2.128.943
2.520.486
12. PIUTANG NON-USAHA KEPADA PIHAK-PIHAK BERELASI
PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit)
PT Multikarsa Investama
Jumlah
Dikurangi: Penyisihan penurunan nilai
2015
US$
2014
US$
106.408.631
25.106.954
106.410.712
29.244.596
131.515.585
(111.962.653)
Bersih
19.552.932
135.655.308
(111.962.653)
23.692.655
Piutang non-usaha dari PT Multikarsa Investama berasal dari penerimaan AR International Limited,
Hong Kong sebesar Rp 51.421.394.625 (setara dengan US$ 3.727.539 pada tahun 2015 dan
US$ 4.133.553 pada tahun 2014) untuk pengembalian uang muka pembelian aset tetap (mesin dan
peralatan) dan sisanya masing-masing sebesar US$ 22.426.170 dan US$ 25.111.043 pada tanggal
31 Desember 2015 dan 2014 merupakan pinjaman untuk uang muka gaji karyawan dan biaya lainnya.
Mutasi penyisihan penurunan nilai adalah sebagai berikut:
2015
US$
2014
US$
Saldo awal
Perubahan selama tahun berjalan:
Penambahan penyisihan
Pengurangan penyisihan
111.962.653
111.962.653
Saldo akhir
111.962.653
–
–
–
–
111.962.653
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan piutang non-usaha kepada pihak-pihak berelasi,
manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat diperkirakan telah mendekati nilai wajarnya. Penyisihan
penurunan nilai tidak dibuat karena pihak yang berelasi, PT Multikarsa Investama, berada dalam
program restrukturisasi utang dan penyelesaian atas piutang kepada pihak berelasi ini akan dilakukan
ketika program restrukturisasi utang selesai.
54
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
12. PIUTANG NON-USAHA KEPADA PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan)
Rincian piutang non-usaha kepada pihak-pihak berelasi menurut jenis mata uang adalah sebagai
berikut:
Dolar Amerika Serikat
Rupiah
(Rp 360.790.425.393 pada tahun 2015 dan
Rp 327.890.490.777 pada tahun 2014)
Jumlah
2015
US$
2014
US$
106.408.631
109.297.108
26.153.709
26.358.200
132.562.340
135.655.308
Eksposur maksimum terhadap risiko kredit pada akhir periode pelaporan adalah senilai jumlah tercatat
dari setiap kelas piutang non-usaha kepada pihak-pihak berelasi sebagaimana yang dijabarkan pada
Catatan 48.
13. ASET KEUANGAN TIDAK LANCAR LAINNYA
2015
US$
2014
US$
Rekening bank yang dibatasi penggunaanya:
BPPN (PPA):
PT Bank Dharmala
Rekening Rupiah
1.962
2.176
282.307
702.330
313.058
702.330
PT Bank Papan Sejahtera
Rekening Rupiah
2.708
3.003
PT Bank Umum Nasional
Rekening Dolar Amerika Serikat
1.927
1.927
40
45
991.274
1.022.539
PT Bank Putera Multikarsa
Rekening Rupiah
Rekening Dolar Amerika Serikat
PT Bank Asia Pacific
Rekening Rupiah
Jumlah
55
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
13. ASET KEUANGAN TIDAK LANCAR LAINNYA (Lanjutan)
Karena Perusahaan dan Entitas Anak sedang dalam proses restrukturisasi oleh Badan Penyehatan
Perbankan Indonesia (BPPN), maka keseluruhan saldo rekening bank dibatasi penggunaannya oleh
BPPN.
Pemerintah Indonesia melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) menghentikan izin
operasi PT Bank Putera Multikarsa, yang merupakan pihak yang berelasi, pada tanggal 28 Januari
2000; PT Bank Dharmala, PT Bank Asia Pacific dan PT Bank Papan Sejahtera pada tanggal 13 Maret
1999; dan PT Bank Umum Nasional pada tanggal 21 Agustus 1998. Akibatnya, saldo sejumlah
US$ 991.274 dan US$ 1.022.539, yang ada di bank tersebut disajikan sebagai aset keuangan tidak
lancar lainnya di laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
Manajemen Perusahaan dan Entitas Anak berpendapat bahwa saldo rekening bank yang dibatasi
penggunaanya tidak perlu diturunkan nilainya, karena rekening bank yang dibatasi penggunaannya ini
akan dikompensasikan dengan penyelesaian pinjaman atau pada saat penyelesaian restrukturisasi utang
dengan para kreditur dan PPA. Oleh karena itu, saldo nilai tercatat bersih dari kas yang dibatasi
penggunaannya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.
Eksposur maksimum terhadap risiko kredit pada akhir periode pelaporan adalah senilai jumlah tercatat
dari setiap kelas aset keuangan tidak lancar lainnya sebagaimana yang dijabarkan pada Catatan 48.
14 ASET TETAP
Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:
2015
US$
Pemilikan langsung:
Nilai tercatat
Akumulasi penyusutan
1.763.386.055
(1.709.106.418)
Nilai buku
Aset dalam penyelesaian
Jumlah
56
2014
US$
1.755.552.512
(1.703.166.009)
54.279.637
52.386.503
7.596.445
8.979.361
61.876.082
61.365.864
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
14. ASET TETAP (Lanjutan)
Pemilikan langsung:
2 0 1 5
Saldo awal
US$
Nilai tercatat:
Tanah
Bangunan dan prasarana
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Peralatan kantor
Akumulasi penyusutan:
Bangunan dan prasarana
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Peralatan kantor
Nilai buku
–
–
–
–
–
–
–
6.902.854
–
–
15.529.702
46.478.745
1.693.117.182
5.352.293
2.908.133
1.755.552.512
930.689
–
6.902.854
1.763.386.055
43.858.059
1.651.368.901
5.073.718
2.865.331
1.641.467
4.184.837
105.385
8.720
–
–
–
–
–
–
–
–
45.499.526
1.655.553.738
5.179.103
2.874.051
1.703.166.009
5.940.409
–
–
1.709.106.418
52.386.503
Saldo awal
US$
Akumulasi penyusutan:
Bangunan dan prasarana
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Peralatan kantor
Nilai buku
–
Saldo akhir
US$
73.222
837.017
14.840
5.610
15.529.702
46.405.523
1.685.377.311
5.337.453
2.902.523
2 0 1 4
Nilai tercatat:
Tanah
Bangunan dan prasarana
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Peralatan kantor
Perubahan selama periode berjalan
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
US$
US$
US$
54.279.637
Perubahan selama periode berjalan
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
US$
US$
US$
15.529.702
47.221.395
1.715.355.293
5.169.076
2.874.348
–
–
9.168.220
168.377
28.175
–
(815.872)
(42.471.979)
–
–
1.786.149.814
9.364.772
(43.287.851)
42.979.802
1.663.413.741
4.948.314
2.860.539
1.694.129
30.204.486
125.404
4.792
(815.872)
(42.249.326)
–
–
–
–
–
–
43.858.059
1.651.368.901
5.073.718
2.865.331
1.714.202.396
32.028.811
(43.065.198)
–
1.703.166.009
71.947.418
–
–
3.325.777
–
–
–
3.325.777
Saldo akhir
US$
15.529.702
46.405.523
1.685.377.311
5.337.453
2.902.523
1.755.552.512
52.386.503
57
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
14. ASET TETAP (Lanjutan)
Aset dalam penyelesaian:
2 0 1 5
Saldo awal
US$
Nilai tercatat:
Mesin dan peralatan
8.979.361
2 0 1 4
Saldo awal
US$
Nilai tercatat:
Mesin dan peralatan
10.277.333
Perubahan selama periode berjalan
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
US$
US$
US$
5.519.938
–
(6.902.854)
Perubahan selama periode berjalan
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
US$
US$
US$
2.027.805
–
(3.325.777)
2015
US$
Saldo akhir
US$
7.596.445
Saldo akhir
US$
8.979.361
2014
US$
Beban penyusutan dialokasikan pada:
Pemilikan langsung:
Beban pabrikasi (Catatan 37)
Beban umum dan administrasi (Catatan 39)
Jumlah
5.826.304
114.105
31.898.614
130.197
5.940.409
32.028.811
Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang berlokasi di Karawang dan Kendal seluas 755.071
M² dengan sertifikat berupa Hak Guna Bangunan (HGB) yang berjangka waktu 20 – 30 tahun yang
akan jatuh tempo antara tahun 2006 dan 2044. Pada tahun 2007, sertifikat HGB atas tanah yang
berlokasi di Semarang seluas 78.111 M² sudah diperpanjang hingga 29 Nopember 2027.
Dan pada tahun 2014, Perusahaan juga telah memperpanjang serrtifikat hak atas tanah yang berlokasi
di Karawang seluas 319.755 meter persegi sampai dengan 3 Mei 2034. Manajemen berpendapat tidak
terdapat masalah dengan perpanjangan sertifikat hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara
sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.
Sebagian tanah Perusahaan di Karawang, dengan sertifikat berupa Hak Guna Bangunan (HGB) No. 13
seluas 33.630 M² dan Hak Guna Bangunan (HGB) No. 14 seluas 35.380 M², dijaminkan kepada PT
Bank Negara Indonesia (BNI) dan PT Bina Prima Perdana (BPP) atas utang terjamin milik PT Texmaco
Jaya Tbk (dalam pailit) (Catatan 44).
Selama tahun 2015, penambahan kendaraan merupakan pembelian kendaraan dengan tujuan untuk
diberikan kepada karyawan melalui program “Skema Retensi”.
Pada tanggal 31 Maret 2014, salah satu gedung Perusahaan beserta mesinnya dengan total harga
perolehan sebesar US$ 43.287.851 dan total akumulasi depresiasi sebesar US$ 43.065.198 rusak akibat
kebakaran. Nilai buku aset sebesar US$ 222.653 dicatat sebagai pengurang dari penyelesaian klaim
asuransi, bersih (Catatan 32). Penerimaan atas klaim asuransi mulai tahun 2014 sampai dengan 31
Desember 2015 adalah sebesar US$ 4.849.358.
58
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
14. ASET TETAP (Lanjutan)
Pada tanggal 31 Desember 2015, mesin dan peralatan dalam penyelesaian sebesar US$ 7.596.445, yang
terdiri dari sisa mesin dan peralatan dalam penyelesaian tahun 2014 sebesar US$ 8.979.361 dan
penambahan selama tahun 2015 sebesar US$ 5.519.938 serta reklasifikasi ke asset tetap sebesar US$
6.902.854, yang berhubungan dengan kapitalisasi mesin PTA. Sampai dengan tanggal 31 Desember
2015, total persentase penyelesaian untuk proyek-proyek tersebut adalah sekitar 80% dan akan
diselesaikan pada tahun 2016. Manajemen yakin bahwa tidak ada indikasi halangan terhadap
penyelesaian dari aset dalam penyelesaian ini.
Pada tanggal 31 Desember 2014, mesin dan peralatan dalam penyelesaian sebesar US$ 8.979.361, yang
terdiri dari sisa mesin dan peralatan dalam penyelesaian tahun 2013 sebesar US$ 6.951.556 dan
penambahan selama tahun 2014 sebesar US$ 2.027.805, yang berhubungan dengan peningkatan
kapasitas benang filament. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2014, total persentase penyelesaian
untuk proyek-proyek tersebut adalah sekitar 80% dan akan diselesaikan pada tahun 2015. Manajemen
yakin bahwa tidak ada indikasi halangan terhadap penyelesaian dari aset dalam penyelesaian ini.
Pada bulan Nopember 2014, Perusahaan telah membeli sebuah Gas Turbine senilai US$ 4.217.940 dari
kurator PT Wismakarya Prasetya melalui sebuah proses lelang.
Manajemen berpendapat bahwa estimasi nilai perolehan kembali dari aset tetap tersebut sudah melebihi
nilai bukunya sehingga tidak perlu dilakukan penurunan nilai atas aset tetap pada tanggal pelaporan.
Pada tahun 2015, nilai wajar atas tanah (836.457 M²) berdasarkan NJOP (Nilai Jual Objek Pajak)
adalah sebesar Rp 266.640.720.000 (setara dengan US$ 9.328.794) dan nilai wajar atas bangunan
(244.682 M²) berdasarkan NJOP adalah sebesar Rp 177.072.320.000 (setara dengan US$ 12.835.978).
Berdasarkan laporan jasa penilai KJPP Nirboyo A., Dewi A. & Rekan tanggal 24 Desember 2014,
jumlah nilai pasar atas aset tetap Perusahaan adalah sebesar US$ 518.714.593 dengan nilai likuidasi
sebesar US$ 337.692.667.
Penilaian, yang sesuai dengan Standar Penilaian Internasional, ditentukan berdasarkan transaksi pasar
terkini yang dilakukan dalam ketentuan-ketentuan yang wajar. Metode penilaian yang digunakan
adalah Metode Pendekatan Data Pasar. Elemen-elemen yang digunakan dalam perbandingan data
untuk menentukan nilai wajar aset, antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
Jenis hak yang melekat pada properti
Kondisi pasar
Lokasi
Karakteristik fisik dan tanah
Karakteristik dalam menghasilkan pendapatan
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, total nilai tercatat dari aset tetap yang telah disusutkan
penuh masing-masing sebesar US$ 33.220.848 dan US$ 1.657.719.263, namun Perusahaan masih
menggunakannya untuk kegiatan operasional.
59
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
14. ASET TETAP (Lanjutan)
Seluruh aset tetap Perusahaan, kecuali tanah, telah diasuransikan kepada PT Fairfax Insurance
Indonesia sebagai pemimpin dari perusahaan asuransi, terhadap resiko kerugian dan resiko lainnya
termasuk gempa bumi dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar US$ 609.500.000 pada
tanggal 31 Desember 2015 (berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2016) dan US$ 551.500.000
pada tanggal 31 Desember 2014 (berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2015). Manajemen
Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup memadai untuk menutupi
kerugian-kerugian yang mungkin timbul.
Sebagian besar tanah, gedung, mesin dan peralatan digunakan sebagai jaminan atas utang obligasi
terjamin yang diperoleh dari PT Bina Prima Perdana (BPP)/PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA)
(Catatan 19). Mesin dan peralatan dibawah proyek Batch Poly (diluar pekerjaan sipil), Fiber Line, dan
proyek Otomotif dengan mesin EFK dengan total sebesar US$ 17.700.000 pada tahun 2015 dan 2014
digunakan sebagai jaminan atas Third Loan yang diperoleh dari Damiano Investments BV., Belanda
(Catatan 21).
15. ASET TIDAK BERWUJUD
2015
US$
Biaya proses legal hak atas tanah
Dikurangi: akumulasi amortisasi
Bersih
2014
US$
125.428
(11.838)
125.429
(5.563)
113.590
119.866
6.274
4.403
Beban amortisasi dialokasikan pada:
Beban umum dan administrasi (Catatan 39)
Aset tidak berwujud merupakan biaya legal sehubungan dengan perpanjangan hak atas tanah yang
berlokasi di Bandung (166 M²) dan perpanjangan hak atas tanah yang berlokasi di Karawang (319.755
M²). Atas aset tidak berwujud ini diamortisasi sepanjang masa manfaat (Hak Guna Bangunan) selama
20 tahun.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, manajemen berpendapat bahwa tidak ada indikasi
penurunan nilai pada aset tidak berwujud.
60
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
16. UTANG USAHA
Akun ini terdiri dari:
Pihak ketiga:
2015
US$
Pemasok lokal
Pemasok luar negeri
Jumlah
2014
US$
7.069.347
5.172.511
7.901.957
17.682.450
12.241.858
25.584.407
Rincian umur utang usaha kepada pihak ketiga yang dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut:
2015
US$
Sampai dengan 1 bulan
> 1 bulan – 3 bulan
> 3 bulan – 6 bulan
> lebih dari 6 bulan
Jumlah
2014
US$
7.721.483
3.280.818
944.774
294.783
13.295.899
11.616.987
168.018
503.503
12.241.858
25.584.407
Rincian utang usaha kepada pihak ketiga menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut:
2015
US$
2014
US$
Dolar Amerika Serikat
6.286.187
20.627.466
Rupiah
(Rp 73.779.315.675 pada tahun 2015 dan
Rp 43.682.608.557 pada tahun 2014)
5.348.265
3.511.456
Euro Eropa
(EUR 515.773 pada tahun 2015 dan
EUR 530.11 pada tahun 2014)
563.432
644.883
Yen Jepang
(Yen 3.742.080 pada tahun 2015 dan
Yen 3.730.811 pada tahun 2014)
31.066
31.265
12.228.950
24.815.070
Dipindahkan
61
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
16. UTANG USAHA (Lanjutan)
2015
US$
Pindahan
2014
US$
12.228.950
Krona Swedia
(SEK 5.336.392 pada tahun 2014)

689.325
Dolar Singapura
(SGD 640 pada tahun 2015 dan
SGD 74.464 pada tahun 2014)
Franc Swiss
(CHF 12.316 pada tahun 2015 dan
CHF 23.345 pada tahun 2014)
Jumlah
24.815.070
452
56.399
12.456
23.613
12.241.858
25.584.407
Utang usaha pihak ketiga kepada pemasok lokal dan pemasok luar negeri merupakan utang atas
pembelian bahan baku dan bahan pembantu. Utang ini tidak dikenakan bunga dan tidak ditentukan
jangka waktu pelunasannya.
Karena jatuh temponya yang pendek, jumlah tercatat utang usaha kurang lebih sama dengan nilai
wajarnya.
Tidak terdapat utang usaha yang dijaminkan.
17. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
2015
US$
Bunga
Listrik dan gas
Asuransi
Transportasi
Jasa profesional
Sewa
Lain-lain
Jumlah
62
2014
US$
42.273.864
6.145.488
735.711
656.011
92.996
81.699
460.872
41.608.433
6.811.973
–
659.384
109.270
322.776
457.863
50.446.641
49.969.699
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
17. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR (Lanjutan)
Bagian dari biaya bunga sebesar Rp 380.648.007.289 (setara dengan US$ 27.593.186 pada tahun 2015
dan US$ 30.598.714 pada tahun 2014) merupakan biaya bunga atas utang terjamin yang telah diakui
pada tahun 2001 dan 2002, dimana seluruh jumlah tersebut belum dibayarkan dan hutang bunga sampai
dengan tahun 2000 telah dihapuskan berdasarkan DMOA. Biaya bunga setelah tahun 2002 tidak dicatat
oleh Perusahaan dan Entitas Anak karena proses restrukturisasi belum selesai (Catatan 19).
Rincian biaya masih harus dibayar menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut:
2015
US$
Rupiah
(Rp 479.395.011.200 pada tahun 2015 dan
Rp 448.134.019.400 pada tahun 2014)
Dolar Amerika Serikat
Jumlah
2014
US$
34.751.360
15.695.281
36.023.635
13.946.064
50.446.641
49.969.699
Karena jatuh temponya yang pendek, jumlah tercatat biaya yang masih harus dibayar kurang lebih
sama dengan nilai wajarnya.
18. UTANG BANK
2015
US$
Pihak yang berelasi:
Damiano Investment BV., Belanda
88.135.716
2014
US$
88.250.457
Menurut perjanjian pinjaman tanggal 3 Maret 2006 dan pembaharuannya tanggal 31 Agustus 2006
antara Perusahaan (Peminjam), Damiano Investments BV., Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT
Ferrier Hodgson (Monitoring Agent), pemberi pinjaman menyetujui untuk menyediakan fasilitas letter
of credit dengan jumlah keseluruhan sebesar US$ 50.000.000. Dengan demikian, Perusahaan juga
dapat menggunakan nama pemberi pinjaman sebagai penjamin untuk membuka Letter of Credit di
Barclays Bank Plc, Hong Kong (Barclays). Disamping itu, Perusahaan juga membayar biaya
pendanaan sebesar 2,25% per bulan atas jumlah penggunaan fasilitas di Barclays kepada Damiano
Investments BV., Belanda.
Berdasarkan pembaharuan perjanjian pinjaman tanggal 1 Januari 2009 antara Perusahaan (Peminjam),
Damiano Investments BV., Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT Ferrier Hodgson (Monitoring Agent),
sejak tanggal 3 April 2009, semua fasilitas “Letter of Credit di Barclays” dipindahkan ke “Deutsche Bank
AG: Fasilitas Letter of Credit”. Total biaya pendanaan yang dibebankan oleh Damiano Investments BV.,
Belanda untuk fasilitas ini adalah sebesar 1,25% per bulan.
63
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
18. UTANG BANK (Lanjutan)
Fasilitas Letter of Credit ini selalu berubah sesuai dengan kebutuhan Perusahaan untuk pembelian
bahan baku. Berdasarkan perubahan perjanjian pada tanggal 8 April 2011 antara Perusahaan
(Peminjam), Damiano Investments BV., Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT Ferrier Hodgson
(Monitoring Agent), pemberi pinjaman setuju untuk meningkatkan fasilitas Letter of Credit dari jumlah
sebesar US$ 50.000.000 menjadi US$ 80.000.000.
Berdasarkan perubahan perjanjian pada bulan Juli 2012 antara Perusahaan (Peminjam), Damiano
Investments BV., Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT Ferrier Hodgson (Monitoring Agent), Pemberi
pinjaman setuju untuk meningkatkan fasilitas Letter of Credit dari jumlah sebesar US$ 80.000.000
menjadi US$ 100.000.000.
Kemudian, berdasarkan perubahan perjanjian terakhir pada tanggal 1 Januari 2014 antara Perusahaan
(Peminjam), Damiano Investments BV., Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT Pilot Asia Capital
(dahulu dikenal sebagai PT Ferrier Hodgson) (Monitoring Agent), pemberi pinjaman setuju untuk
merubah biaya pendanaan dari 15,00% setahun menjadi 12,50% setahun. Masa berlaku dari fasilitas
letter of credit telah diperpanjang selama 2 (dua) tahun lebih yang efektif sejak Agustus 2014 melalui
Perubahan Perjanjian Keempat antara Damiano Investments BV., Belanda dan Perusahaan.
Fasilitas yang tersedia per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sejumlah US$ 92.003.634. Dan Letter
of Credit yang telah digunakan oleh Perusahaan untuk membeli bahan baku sejumlah US$ 88.135.716
pada tahun 2015 dan US$ 88.250.457 pada tahun 2014. Seluruh utang bank dinyatakan dalam mata
uang Dolar Amerika Serikat.
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, biaya pendanaan atas utang
bank sebesar 6% yang telah dibukukan masing-masing sebesar US$ 3.645.045 dan US$ 10.638.306, dan
disajikan sebagai bagian dari beban keuangan di dalam laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif
konsolidasian (Catatan 40).
Pada tahun 2015, fasilitas letter of credit dijamin secara fidusia dengan piutang usaha dan persediaan
yang masing-masing bernilai US$ 60.200.000 dan US$ 45.000.000 (Catatan 6 dan 9).
Karena jatuh temponya yang pendek, jumlah tercatat utang bank kurang lebih sama dengan nilai
wajarnya.
19. UTANG TERJAMIN
2015
US$
Obligasi:
13% Guaranteed Secured Notes
Secured Floating Rate Notes
9,375% Guaranteed Secured Notes
11,375% Guaranteed Secured Notes
122.526.000
50.000.000
250.000.000
260.000.000
682.526.000
64
2014
US$
122.526.000
50.000.000
250.000.000
260.000.000
682.526.000
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
19. UTANG TERJAMIN (Lanjutan)
2015
US$
PT Bina Prima Perdana:
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
IDR 1.302.583.907.331
Dolar Amerika Serikat
YEN 3.001.711.400
EUR 849.872
2014
US$
94.424.350
29.055.834
24.919.797
928.401
104.709.317
29.055.834
25.154.728
1.033.871
149.328.382
159.953.750
12.117.088
12.117.088
Damiano Investments BV., Belanda
(Eks. PT Bank Finconesia)
EUR 7.471.539
8.161.918
9.089.133
Damiano Investments BV., Belanda
(Eks.Union Europeene de CIC, Singapura)
EUR 5.941.395
6.490.387
7.227.712
Damiano Investments BV., Belanda
(Eks. Bangkok Bank, Singapura)
1.303.097
1.303.097
Kyoa Investment Limited, British Virgin Island
(Ex. Bangkok Bank, Singapore)
500.000
500.000
Sverige Financing Limited, British Virgin Island
(Ex. Bangkok Bank, Singapore)
500.000
500.000
Sasando Pte. Ltd., Singapore
(Ex. Bangkok Bank, Singapore)
500.000
500.000
9.600
500.000
Eks - Bank – Pinjaman Bilateral:
Damiano Investments BV., Belanda
(Eks.Credit Agricole Indosuez, Singapura)
Sverige Netherlands B.V., Netherland
(Ex. Bangkok Bank, Singapore)
Lain-lain
490.400
Menteri Keuangan (Eks. BNI LC):
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Dolar Amerika Serikat
Rupiah
(Rp 38.468.048.072 pada tahun 2015 dan 2014)
Jumlah
65
−
30.072.490
31.737.030
80.366.458
80.366.458
2.788.549
3.092.287
83.155.007
83.458.745
945.081.879
957.675.525
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
19. UTANG TERJAMIN (Lanjutan)
Pada tanggal 30 Nopember 2001, Perusahaan telah menandatangani Definitive Memorandum of
Agreement (DMOA) dengan para pemegang wesel sehubungan dengan rencana restrukturisasi dari
Perusahaan. Akan tetapi, hal ini belum dilaksanakan oleh Perusahaan dan DMOA ini secara otomatis
dihentikan. Pada tanggal 14 Maret 2007 dan pada bulan Juli 2007, Perusahaan telah mengirimkan
usulan restrukturisasi (SDRP) yang baru kepada para kreditur terjamin untuk merestrukturisasi utang
terjaminnya termasuk obligasi, tetapi belum diperoleh persetujuan dari para kreditur terjaminnya,
terutama dari PPA (sekitar 26% dari total utang terjamin). Karena tidak ada kesepakatan atas perjanjian
restrukturisasi antara Perusahaan dan para kreditur terjamin, maka utang terjamin tetap menjadi bagian
yang telah melampaui batas jatuh temponya.
Pada bulan November 2010 dan Desember 2010, PPA mengumumkan program “Penjualan aset dan
saham Grup Texmaco” yang meliputi pabrik di Semarang. Namun karena beberapa alasan, program
ini kemudian dibatalkan.
Damiano Investments BV., Belanda yang memiliki sekitar 93% utang terjamin yang berupa obligasi
dan bank telah menyetujui usulan restrukturisasi tersebut. Pada bulan Pebruari 2014, Perusahaan telah
mengirimkan revisi dari usulan restrukturisasi (SDRP) kepada PPA (Catatan 2a) sejalan dengan tren
bisnis saat ini dan keberlanjutan dari utang. Menurut revisi dari usulan restrukturisasi, utang berjaminan
akan dikonversi menjadiutang yang ditahan sebesar US$ 80 juta dan sisanya akan dikonversi menjadi
ekuitas. Utang baru akan dibayarkan lebih dari 8 tahun. Ekuitas yang ada akan terdilusi sebesar 45,10%
dengan adanya penerbitan 54,90% ekuitas baru yang akan dikeluarkan untuk para kreditur berjaminan
atas penukaran utangnya. Pada bulan Juni 2015, Perusahaan telah mengajukan usulan restrukturisasi
utang terjamin kepada kreditur terjaminnya. Sampai dengan saat ini, SDRP ini sedang dalam proses
pembahasan oleh kreditur terjamin.
A. 13% Guaranteed Secured Notes, US$ 122.526.000.
Pada bulan Juni 1994, Perusahaan menerbitkan Unsecured Senior Notes sebesar US$ 125.000.000
dengan tingkat bunga sebesar 13% per tahun. Wesel ini telah jatuh tempo pada tahun 2001. Pada
bulan Mei 1996, Perusahaan menawarkan kepada para pemegang Unsecured Notes untuk
menukarkan wesel mereka ke Guaranteed Secured Notes dengan tingkat bunga 13% per tahun dan
jatuh tempo pada tahun 2001 yang terdaftar pada Bursa Efek Luxembourg dan diterbitkan oleh
PIFC dengan Perusahaan sebagai penjamin. Seluruh pemegang Unsecured Notes menukar
Unsecured Notes menjadi Secured Notes, kecuali pemegang Unsecured Notes sebesar
US$ 2.474.000. Pada bulan Agustus 1997, Perusahaan membayar sebagian Unsecured Senior
Notes dengan tingkat bunga 13% sejumlah US$ 1.250.000.
B. Secured Floating Rates Notes, US$ 50.000.000.
Pada bulan Pebruari 1996, PIFC menerbitkan Secured Floating Rate Note sebesar US$ 50.000.000,
dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin yang tercatat pada Bursa Efek Luxembourg dengan
tingkat bunga 3% di atas LIBOR per tahun yang jatuh tempo pada tahun 1999.
C. 9,375% Guaranteed Secured Notes, US$ 250.000.000.
Pada bulan Juli 1997, PIFC menerbitkan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ 250.000.000 yang
tercatat pada Bursa Efek Luxembourg, dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin dengan
tingkat bunga 9,375% per tahun dan jatuh tempo pada tahun 2007. Dana dari wesel ini digunakan
untuk mendanai sebagian dari program pengembangan yang baru tahap I.
66
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
19 UTANG TERJAMIN (Lanjutan)
D. 11,375% Guaranteed Secured Notes, US$ 260.000.000.
Pada bulan Juni 1996, PIFC menerbitkan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ 260.000.000
yang tercatat pada Bursa Efek Luxembourg, dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin
dengan tingkat bunga 11,375% per tahun dan jatuh tempo pada tahun 2006. Dana dari wesel ini
digunakan untuk melunasi utang bank dan utang lainnya.
Saat ini, wesel-wesel tersebut di atas tidak tercatat pada Bursa Efek Luxemburg dan dijamin oleh hak
gadai dengan jaminan real property, aset-aset bergerak (selain dari persediaan) dan hasil dari penjualan
jaminan tersebut secara pari-passu dengan wesel bayar dan liabilitas lainnya dari Perusahaan (Catatan
14).
Pinjaman kepada PT Bina Prima Perdana (BPP) merupakan pinjaman pada PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk yang telah jatuh tempo dan administrasinya telah dialihkan ke BPPN. Kemudian sesuai
dengan skema restrukturisasi utang yang termuat dalam Master Restructuring Agreement (MRA)
tertanggal 23 Mei 2001, pada tahun 2002 utang Perusahaan berdasarkan program restrukturisasi dengan
BPPN telah dialihkan kepada BPP. Untuk pengalihan tersebut, BPP menerbitkan Exchangeable Bond
(EB) kepada BPPN. Akan tetapi, pada tanggal 26 Pebruari 2004, BPPN mengeluarkan pernyataan
pemberitahuan default kepada PT Bina Prima Perdana. Di dalam surat tersebut dinyatakan bahwa PT
Bina Prima Perdana sebagai holding company tekstil telah gagal membayar kupon Exchangeable Bond
(EB) yang jatuh tempo tanggal 18 Agustus 2003.
Perusahaan tidak mengakui adanya beban bunga atas utang terjamin sejak tahun 2002 dimana
Perusahaan masih dalam proses restrukturisasi, dan utang bunga tidak akan diperhitungkan nantinya.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Perusahaan mempunyai utang bunga sebesar
Rp 380.648.007.290 (setara dengan US$ 27.593.186 pada tahun 2015 dan US$ 30.598.714 pada tahun
2014), dan disajikan sebagai bagian dari biaya yang masih harus dibayar di dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian (Catatan 17).
Berdasarkan Akta Perjanjian Utang tanggal 11 Juni 2014, Damiano Investments BV., Belanda setuju
untuk memberikan hak, nama dan kepemilikannya pada utang berjaminan Perusahaan kepada Kyoa
Investment Limited, Sverige Financing Limited, Sverige Netherland BV. dan Sasando Pte. Ltd. sesuai
dengan proporsi yang tertera dibawah ini:
Kreditur
Jumlah Pokok
Pinjaman yang dibeli
Damiano Investments BV.
US$ 1.303.097,37
Kyoa Investment Limited
Sverige Financing Limited
Sverige Netherland BV.
Sasando Pte. Ltd.
US$
US$
US$
US$
Jumlah
US$ 3.303.097,37
67
500.000,00
500.000,00
500.000,00
500.000,00
Pertimbangan dalam
Pembelian
Penjual menahan suatu
proporsi atas utang
US$
50.000,00
US$
50.000,00
US$
50.000,00
US$
50.000,00
US$
200.000,00
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
19 UTANG TERJAMIN (Lanjutan)
Kemudian, berdasarkan Transfer Certificate tanggal 30 April 2015, Sverige Financing Limited
mengalihkan sebagian pokok dan bunga atas utang terjamin Perusahaan sejumlah US$ 490.400 kepada
pihak lain dan sisanya sebesar US$ 9.600 tetap dimiliki oleh Sverige Financing Limited. Sehingga
proporsi kepemilikan atas utang terjamin Perusahaan menjadi sebagai berikut:
Kreditur
Jumlah Pokok
Pinjaman yang dibeli
Damiano Investments BV.
US$ 1.303.097,37
Kyoa Investment Limited
Sverige Netherland BV.
Sasando Pte. Ltd.
Sverige Financing Limited
Lain-lain
US$
US$
US$
US$
US$
Jumlah
US$ 3.303.097,37
Pertimbangan dalam
Pembelian
Penjual menahan suatu
proporsi atas utang
US$
50.000,00
US$
50.000,00
US$
50.000,00
US$
50.000,00
500.000,00
500.000,00
500.000,00
9.600,00
490.400,00
US$
200.000,00
Sebagai konsekuensinya, Perusahaan harus membayarkan utang sesuai dengan jumlah utang yang
dibeli oleh masing-masing kreditur diatas sesuai dengan proporsi dari nilai pembelian yang dimiliki
oleh masing-masing kreditur seperti yang dinyatakan pada tabel diatas.
Rincian utang terjamin menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut:
2015
US$
2014
US$
807.368.478
807.368.477
Euro Eropa
(EUR 14.262.806 pada tahun 2015 dan 2014)
15.580.706
17.350.716
Yen Jepang
(JPY 3.001.711.400 pada tahun 2015 dan 2014)
24.919.797
25.154.728
Rupiah
(Rp 1.341.051.955.403 pada tahun 2015 dan 2014)
97.212.898
107.801.604
945.081.879
957.675.525
Dolar Amerika Serikat
Jumlah
Karena jatuh temponya yang pendek, jumlah tercatat utang terjamin kurang lebih sama dengan nilai
wajarnya.
68
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
20. UTANG TIDAK TERJAMIN DAN WESEL BAYAR
The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation Limited
2015
US$
2014
US$
24.032.636
23.082.193
Perusahaan telah mengambil langkah untuk implementasi Rencana Perdamaian (Composition Plan)
yang telah disetujui oleh para kreditur tidak terjamin Perusahaan dan diratifikasi oleh Pengadilan
Niaga. Pada tanggal 29 September 2006, utang tidak terjamin yang terdiri dari Bank, PT Bina Prima
Perdana, sewa guna usaha dan wesel bayar sebesar US$ 18.670.630 telah direstrukturisasi ke dalam
wesel bayar dengan tingkat bunga tetap (Fixed Rate Notes) dan berada dibawah pengawasan
(Custodian) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Hong Kong.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah utang tidak terjamin setelah direstrukturisasi
masing-masing sebesar US$ 24.032.636 dan US$ 23.082.193, yang terdiri dari utang pokok
US$ 18.670.630 ditambah dengan utang bunga yang dikapitalisasi masing-masing sebesar
US$ 5.362.006 pada tahun 2015 dan US$ 4.411.563 pada tahun 2014.
Berdasarkan hasil rapat antara Perusahaan (Peminjam) dan mayoritas kreditur tidak terjamin pada
tanggal 16 Januari 2012, Pemberi pinjaman setuju untuk menunda kembali tanggal angsuran pokok
pinjaman atas utang tidak terjamin dan wesel bayar untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan
mengganti tanggal angsuran pokok utang menjadi sebagai berikut:
Tahun
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Amortisasi
5,00%
17,50%
17,50%
17,50%
20,00%
22,50%
Kemudian, berdasarkan hasil rapat antara Perusahaan (Peminjam) dan mayoritas kreditur tidak
terjamin pada tanggal 21 Januari 2015, Pemberi pinjaman setuju untuk menunda kembali tanggal
angsuran pokok pinjaman atas utang tidak terjamin dan wesel bayar untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun
dengan mengganti tanggal angsuran pokok utang menjadi sebagai berikut:
Tahun
2018
2019
2020
2021
2022
2023
Amortisasi
5,00%
17,50%
17,50%
17,50%
20,00%
22,50%
Seluruh utang tidak terjamin dan wesel bayar dinyatakan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat.
69
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
20. UTANG TIDAK TERJAMIN DAN WESEL BAYAR (Lanjutan)
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, beban bunga atas utang
tidak terjamin dan wesel bayar masing-masing sebesar US$ 971.905 dan US$ 943.775, dan disajikan
sebagai bagian dalam beban keuangan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian (Catatan 40).
Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka panjang ditentukan dengan cara memperhitungkan nilai kini
pada saat tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, dengan menggunakan metode suku bunga
efektif tetap yang tersedia pada Perusahaan. Tidak ada perubahan nilai wajar yang dibukukan pada
laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif konsolidasian selama tahun berjalan sebagai liabilitas
keuangan yang dinyatakan sebesar nilai amortisasi pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
21. PINJAMAN MODAL KERJA
Pihak yang berelasi:
Damiano Investments BV., Netherland
2015
US$
2014
US$
22.070.000
22.070.000
Berdasarkan Perjanjian Pinjaman Modal Kerja antara Perusahaan dan Damiano Investments BV.,
Belanda tanggal 1 Juni 2006, Damiano Investments BV., Belanda setuju untuk menyediakan fasilitas
pinjaman modal kerja kepada Perusahaan. Suku bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut adalah
9% per tahun sampai dengan diimplementasikannya Rencana Perdamaian. Setelah Rencana
Perdamaian diimplementasikan, tingkat suku bunga akan mengikuti surat utang baru atas pinjaman
yang direstrukturisasi. Fasilitas pinjaman modal kerja ini tersedia sampai dengan tahun ke 5 (lima)
sejak tanggal perjanjian ini.
Berdasarkan pembaharuan kedua atas Perjanjian Pinjaman Modal Kerja pada tanggal 1 Juni 2011,
jangka waktu pelunasan telah diperbaharui dari 5 (lima) tahun menjadi 7 (tujuh) tahun.
Berdasarkan pembaruan ketiga atas Perjanjian Pinjaman Modal Kerja pada tanggal
1 Agustus 2013, jangka waktu pelunasannya kembali diperbaharui dari 7 (tujuh) tahun menjadi 9
(sembilan) tahun.
Berdasarkan pembaruan keempat atas Perjanjian Pinjaman Modal Kerja pada tanggal
1 Juni 2015, jangka waktu pelunasannya kembali diperbaharui dari 9 (sembilan) tahun menjadi 11
(sebelas) tahun. Manajemen menginformasikan bahwa pinjaman akan diperpanjang selama 2 (dua)
tahun lebih ketika berakhir pada bulan Juni 2017.
70
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
21. PINJAMAN MODAL KERJA (Lanjutan)
Pinjaman Ketiga:
Sepanjang tahun 2011, Damiano Investments BV., Belanda telah menyediakan pinjaman modal kerja
sebesar US$ 8.500.000 sebagai bagian atas belanja barang modal. Bagian dari pinjaman modal kerja
ini sebesar US$ 4.100.000 telah dilunasi oleh Perusahaan pada tahun 2012, dan sisanya sebesar
US$ 4.400.000 masih terhutang pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
Sepanjang tahun 2012, Damiano Investments BV., Belanda juga telah menyediakan pinjaman modal
kerja sebesar US$ 12.940.000 sebagai bagian atas belanja barang modal. Atas pinjaman ini masih
terhutang pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
Seluruh pinjaman modal kerja dinyatakan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat. Pinjaman ini
dijaminkan secara fidusia dengan aset-aset tertentu di Karawang dan Semarang dengan nilai sebesar
US$ 17.700.000 (Catatan 14).
Pinjaman Keempat:
Berdasarkan Perjanjian Pinjaman keempat antara Perusahaan dengan Damiano Investments BV.,
Belanda tanggal 5 Nopember 2014, Damiano Investments BV., Belanda setuju untuk menyediakan
fasilitas Pinjaman untuk Perusahaan dengan total sebesar US$ 4.750.000. Biaya bunga yang
dibebankan atas perjanjian ini adalah sebesar 6% per tahun yang dihitung sejak tahun pertama dari
tanggal pencairan, dan harus dikembalikan sampai dengan tahun ke-5 (lima) sejak tanggal perjanjian
ini. Pinjaman ini digunakan untuk membeli Gas Turbine (ABB) melalui proses lelang dari kurator
PT Wismakarya Prasetya.
Kemudian, berdasarkan surat pencairan pinjaman tertanggal 5 Nopember 2014 dan 14 Nopember 2014,
Perusahaan telah menerima fasilitas pinjaman keempat dengan total sebesar US$ 4.730.000. Pencairan
Pinjaman tersebut digunakan untuk membeli 1 (satu) buah Gas Turbin milik PT Wismakarya Prasetya.
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, beban bunga atas
pinjaman modal kerja dari Damiano Investment BV., Belanda masing-masing sebesar US$ 2.938.380
dan US$ 2.890.000, dan disajikan sebagai beban keuangan pada laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian (Catatan 40).
Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka panjang ditentukan dengan cara memperhitungkan nilai kini
pada saat tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, dengan menggunakan metode suku bunga
efektif tetap yang tersedia pada Perusahaan. Tidak ada perubahan nilai wajar yang dibukukan pada
laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif konsolidasian selama tahun berjalan sebagai liabilitas
keuangan yang dinyatakan sebesar nilai amortisasi pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
71
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
22. UTANG KREDIT PEMBIAYAAN
2015
US$
Utang kredit pembiayaan:
PT Andalan Finance Indonesia
PT Astra Sedaya Finance
PT Toyota Astra Financial Service
41.281
6.038
86.379
10.203
6.802
47.319
103.384
−
Jumlah utang kredit pembiayaan
2014
US$
Dikurangi: Utang kredit pembiayaan yang jatuh
tempo dalam satu tahun
PT Andalan Finance Indonesia
PT Astra Sedaya Finance
PT Toyota Astra Financial Service
(37.879)
(3.500)
−
Jumlah utang kredit pembiayaan yang jatuh
tempo dalam satu tahun
(41.379)
(56.131)
5.940
47.253
Utang kredit pembiayaan – setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
(39.126)
(3.507)
(13.498)
Berdasarkan perjanjian tanggal 30 Juli 2012, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari
PT Toyota Astra Finance Services untuk membeli sebuah mobil (Toyota Innova) sebesar
Rp 204.158.090 dengan suku bunga efektif sebesar 9,31% setahun, yang dibayarkan secara cicilan
setiap bulannya terhitung dari tanggal 24 Juli 2012 sampai dengan 24 Juni 2015. Pada tanggal
31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp Nil (setara
dengan US$ Nil) dan Rp 38.090.628 (setara dengan US$ 3.062).
Berdasarkan perjanjian tanggal 30 Juli 2012, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari
PT Toyota Astra Finance Services untuk membeli sebuah mobil (Toyota Innova) sebesar Rp
249.351.975 dengan suku bunga efektif sebesar 9,32% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap
bulannya terhitung dari tanggal 24 Juli 2012 sampai dengan 24 Juni 2015. Pada tanggal
31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar
Rp Nil (setara dengan US$ Nil) dan Rp 46.523.783 (setara dengan US$ 3.740).
Berdasarkan perjanjian tanggal 12 Nopember 2012, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari
PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Innova) sebesar
Rp 221.250.000 dengan suku bunga efektif sebesar 9,14% setahun, yang dibayarkan secara cicilan
setiap bulannya terhitung dari tanggal 19 Nopember 2012 sampai dengan 19 Oktober 2015. Pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar
Rp Nil (setara dengan US$ Nil) Rp 67.154.003 (setara dengan US$ 5.398).
Berdasarkan perjanjian tanggal 12 Nopember 2012, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari
PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Innova) sebesar
Rp 160.950.000 dengan suku bunga efektif sebesar 9,18% setahun, yang dibayarkan secara cicilan
setiap bulannya terhitung dari tanggal 3 Desember 2012 sampai dengan 3 Nopember 2015. Pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar
Rp Nil (setara dengan US$ Nil) dan Rp 53.555.010 (setara dengan US$ 4.306).
72
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
22. UTANG KREDIT PEMBIAYAAN (Lanjutan)
Berdasarkan perjanjian tanggal 14 September 2013, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari
PT Astra Sedaya Finance untuk membeli sebuah mobil (Toyota Innova) sebesar Rp 180.078.500
dengan suku bunga efektif sebesar 10,18% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya
terhitung 14 September 2013 sampai dengan 14 Agustus 2017. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 83.300.564 (setara dengan US$
6.038) dan Rp 126.928.153 (setara dengan US$ 10.203).
Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Januari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT
Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Suzuki Ertiga) sebesar Rp 124.320.000
dengan suku bunga efektif sebesar 9,08% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya
terhitung 20 Januari 2014 sampai dengan 20 Desember 2016. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 44.919.650 (setara dengan
US$ 3.256) dan Rp 85.953.459 (setara dengan US$ 6.909).
Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Januari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT
Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Suzuki Ertiga) sebesar Rp 106.120.000
dengan suku bunga efektif sebesar 9,09% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya
terhitung 20 Januari 2014 sampai dengan 20 Desember 2016. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 38.345.958 (setara dengan US$
2.780), dan Rp 73.372.214 (setara dengan US$ 5.898).
Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Januari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT
Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Avanza) sebesar Rp 114.520.000
dengan suku bunga efektif sebesar 8,72% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya
terhitung 20 Januari 2014 sampai dengan 20 Desember 2016. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 41.250.110 (setara dengan US$
2.990), dan Rp 79.068.072 (setara dengan US$ 6.356).
Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Januari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT
Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Avanza) sebesar Rp 114.520.000
dengan suku bunga efektif sebesar 8,72% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya
terhitung 20 Januari 2014 sampai dengan 20 Desember 2016. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 41.250.110 (setara dengan US$
2.990), dan Rp 79.068.072 (setara dengan US$ 6.356).
Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Januari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT
Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Avanza) sebesar Rp 114.520.000
dengan suku bunga efektif sebesar 8,72% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya
terhitung 20 Januari 2014 sampai dengan 20 Desember 2016. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 41.250.110 (setara dengan US$
2.990), dan Rp 79.068.072 (setara dengan US$ 6.356).
Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Januari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT
Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Rush) sebesar Rp 152.110.000
dengan suku bunga efektif sebesar 8,71% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya
terhitung 20 Januari 2014 sampai dengan 20 Desember 2016. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 54.787.773 (setara dengan US$
3.972), dan Rp 105.019.416 (setara dengan US$ 8.442).
73
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
22. UTANG KREDIT PEMBIAYAAN (Lanjutan)
Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Januari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT
Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Etios) sebesar Rp 111.020.000
dengan suku bunga efektif sebesar 8,70% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya
terhitung 20 Januari 2014 sampai dengan 20 Desember 2016. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 39.982.941 (setara dengan US$
2.898), dan Rp 76.646.036 (setara dengan US$ 6.161).
Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Januari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT
Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Kia Picanto) sebesar Rp 92.050.000 dengan
suku bunga efektif sebesar 9,09% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya terhitung
20 Januari 2014 sampai dengan 20 Desember 2016. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo
utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 33.260.597 (setara dengan US$ 2.411), dan
Rp 63.643.053 (setara dengan US$ 5.116).
Berdasarkan perjanjian tanggal 7 Pebruari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT
Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Honda Brio) sebesar Rp 87.500.000 dengan
suku bunga efektif sebesar 9,08% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya terhitung
15 Pebruari 2014 sampai dengan 15 Januari 2017. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo
utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 34.123.188 (setara dengan US$ 2.474), dan
Rp 62.787.104 (setara dengan US$ 5.047).
Berdasarkan perjanjian tanggal 7 Pebruari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT
Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Rush) sebesar Rp 146.580.000
dengan suku bunga efektif sebesar 8,90% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya
terhitung 15 Pebruari 2014 sampai dengan 15 Januari 2017. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014,
saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 57.078.902 (setara dengan US$ 4.138), dan
Rp 105.115.819 (setara dengan US$ 8.450).
Berdasarkan perjanjian tanggal 7 Pebruari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT
Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Honda Brio) sebesar Rp 87.500.000 dengan
suku bunga efektif sebesar 9,08% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya terhitung
15 Pebruari 2014 sampai dengan 15 Januari 2017. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo
utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 34.123.188 (setara dengan US$ 2.474), dan
Rp 62.787.104 (setara dengan US$ 5.047).
Berdasarkan perjanjian tanggal 7 Pebruari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT
Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Etios) sebesar Rp 113.400.000
dengan suku bunga efektif sebesar 8,90% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya
terhitung 15 Pebruari 2014 sampai dengan 15 Januari 2017. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014,
saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 44.160.212 (setara dengan US$ 3.201), dan
Rp 81.323.047 (setara dengan US$ 6.537).
Berdasarkan perjanjian tanggal 25 Nopember 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari
PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Honda Mobilio) sebesar Rp 96.675.000
dengan suku bunga efektif sebesar 14,72% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya
terhitung 2 Januari 2015 sampai dengan 2 Desember 2017. Pada tanggal 31 Desember 2015, saldo
utang kredit pembiayaan sebesar Rp 68.244.143 (setara dengan US$ 4.947).
74
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
22. UTANG KREDIT PEMBIAYAAN (Lanjutan)
Jumlah beban bunga atas utang kredit pembiayaan yang telah dibayar untuk tahun-tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp 97.763.488 (setara dengan US$
7.326) dan Rp 141.742.835 (setara dengan US$ 12.070), dan disajikan pada beban keuangan pada
laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif konsolidasian (Catatan 40).
Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka panjang – utang kredit pembiayaan pada tanggal
pelaporan ditentukan dengan memperhitungkan nilai kini pada saat tanggal laporan posisi keuangan
konsolidasian, dengan menggunakan metode suku bunga pasar yang efektif tersedia pada Perusahaan.
Tidak ada perubahan nilai wajar yang dibukukan pada laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif
konsolidasian selama tahun berjalan sebagai liabilitas keuangan yang dinyatakan sebesar nilai
amortisasi pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
23. LIABILITAS KEUANGAN JANGKA PENDEK LAINNYA
2015
US$
Uang muka dari pelanggan
Pengangkutan dan transportasi
Premi Asuransi
Lainnya
Jumlah
2014
US$
1.588.953
225.091
51.621
3.491.877
1.310.566
597.007
2.272.617
536.604
5.357.542
4.716.794
Rincian liabilitas keuangan jangka pendek lainnya menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut:
2015
US$
Rupiah
(Rp 51.696.644.961 pada tahun 2015 dan
Rp 10.435.804.040 pada tahun 2014)
Dolar Amerika Serikat
European Euro
(EUR 25.018 in 2015)
3.752.296
1.577.917
27.329
5.357.542
Jumlah
2014
US$
838.891
3.877.903
–
4.716.794
Karena jatuh temponya yang pendek, jumlah tercatat liabilitas keuangan jangka pendek lainnya kurang
lebih sama dengan nilai wajarnya.
75
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
24. PENDAPATAN DITANGGUHKAN
2015
US$
Hibah Pemerintah
Dikurangi: Akumulasi amortisasi
Bersih
Pendapatan amortisasi dialokasikan pada:
Pendapatan Lain-lain, bersih (Catatan 41)
2014
US$
246.027
(33.501)
246.027
(20.938)
212.526
225.089
12.563
12.563
Pendapatan ditangguhkan merupakan bantuan Pemerintah yang berhubungan dengan pembelian mesin
EFK Multi Spindel Texturing and EFK Coolflex senilai Rp 37.629.356.188 (setara dengan
US$ 3.972.862). Atas mesin tersebut berlokasi di Semarang, Jawa Tengah.
Bantuan Pemerintah tersebut didasarkan pada Surat Perjanjian Pemberian Hibah untuk Program
Revitalisasi dan Pertumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri TPT serta IAK
dari Kementerian Perindustrian No. 0043/BIM.5/SPPB-TL/A/5/2013 tanggal 10 Mei 2013, yang
menyatakan bahwa Perusahaan mendapatkan bantuan atas pembelian mesin sebesar
Rp 2.388.181.818 (setara dengan US$ 246.027). Dan atas bantuan Pemerintah ini diamortisasi selama
masa manfaat mesin (20 tahun).
25. LIABILITAS IMBALAN KERJA JANGKA PENDEK
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing masing
sebesar US$ 366.276 dan US$ 433.562 merupakan liabilitas atas bonus untuk karyawan, pensiun, gaji,
tunjangan kesehatan, dan tunjangan karyawan lainnya.
26. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA JANGKA PANJANG
Pada tanggal 20 Juni 2000, Menteri Tenaga Kerja menerbitkan Keputusan No. Kep-150/Men/2000
mengenai aturan besarnya kompensasi disertai ketentuan yang mendasari pemberian kompensasi
tersebut, yang mengharuskan entitas untuk membayar uang jasa dan kompensasi sehubungan dengan
pengunduran diri karyawan atas dasar jumlah tahun masa kerja dan gaji, apabila pengunduran diri
memenuhi ketentuan yang diatur dalam Keputusan tersebut.
Kemudian pada bulan April 2003, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Undang-Undang
Ketenagakerjaan No. 13/2003 menggantikan Keputusan No. KEP-150/Men/2000.
Perusahaan mempunyai perencanaan imbalan pasti yang melindungi seluruh karyawan tetap yang
mempunyai syarat. Saldo imbalan pasca kerja jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2015, 2014
dan 2013 masing-masing sebesar US$ 9.759.801, US$ 12.125.149 and US$ 9.975.562, dihitung oleh
aktuaris independen secara tahunan, seperti yang terdapat pada laporan aktuaris tertanggal 7 Maret
2016.
76
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
26. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA JANGKA PANJANG (Lanjutan)
Jumlah yang diakui di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:
31 Desember
2015
US$
31 Desember
2014
(Disajikan
kembali)
US$
1 Januari
2014
(Disajikan
kembali)
US$
Nilai kini liabilitas imbalan pasti
Nilai wajar asset program
9.759.801
−
12.125.149
−
9.979.562
−
Liabilitas bersih
9.759.801
12.125.149
9.979.562
Mutasi dari nilai kini liabilitas imbalan pasti selama tahun berjalan adalah sebagai berikut:
31 Desember
2015
US$
Saldo Awal
Biaya jasa kini
Biaya jasa lalu
Biaya bunga
Kerugian/ (keuntungan) aktuarial dari penyesuaian
pengalaman
Kerugian/ (Keuntungan) aktuarial dari perubahan
asumsi keuangan
Pembayaran manfaat
Selisih kurs translasi
Saldo akhir
12.125.149
638.800
2.897
901.349
31 Desember
2014
(Disajikan
kembali)
US$
9.975.562
859.715

855.199
1 Januari
2014
(Disajikan
kembali)
US$
18.296.212
734.239

862.646
(1.256.157)
615.393
(2.301.812)
(673.504)
(799.327 )
(1.179.406)
564.702
(544.148)
(201.274)
(3.087.904)
(746.691)
(3.781.128)
9.759.801
12.125.149
9.975.562
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, seluruh liabilitas imbalan pasti tidak didanai sehingga tidak
terdapat nilai wajar dari aset yang direncanakan.
Jumlah yang diakui di dalam laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif konsolidasian adalah
sebagai berikut:
31 Desember
2015
US$
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Biaya jasa lalu
Jumlah (Catatan 39)
77
31 Desember
2014
(Disajikan
kembali)
US$
1 Januari
2014
(Disajikan
kembali)
US$
638.800
901.349
2.897
859.715
855.199

734.239
862.646

1.543.046
1.714.914
1.596.885
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
26. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA JANGKA PANJANG (Lanjutan)
Mutasi liabilitas bersih di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:
31 Desember
2015
US$
Saldo awal
Kerugian/ (keuntungan) aktuarial dari
penyesuaian pengalaman
Kerugian/ (Keuntungan) aktuarial dari
perubahan asumsi keuangan
Selisih kurs
Pembayaran manfaat
Beban tahun berjalan
Saldo akhir
12.125.149
31 Desember
2014
(Disajikan
kembali)
US$
9.975.562
1 Januari
2014
(Disajikan
kembali)
US$
18.296.212
(1.256.157)
615.393
(2.301.812)
(673.504)
(799.327)
1.543.046
(1.179.406)
564.702
(544.148)
1.714.914
(201.274)
(3.087.904)
(746.691)
1.596.885
(3.781.128)
9.759.801
12.125.149
9.975.562
Perhitungan aktuaria tersebut di atas telah dihitung oleh aktuaris PT Sienco Aktuarindo Utama dengan
menggunakan asumsi sebagai berikut:
Tingkat diskonto
Tingkat kenaikan gaji
Tingkat mortalita
Usia pensiun normal
Tingkat kemungkinan
pengunduran diri
Metode pendanaan
: 9,10% setahun pada tahun 2015, 8,30% setahun pada tahun 2014, dan
9,00% setahun pada tahun 2013
: 8,00% setahun pada tahun 2015, 2014 dan 2013
: Tabel Mortalitas di Indonesia tahun 2011
: 10% pada usia 20 tahun dan menurun sampai dengan usia 55 tahun
: 1% dari tingkat mortalita
: Projected Unit Credit
Asumsi yang berhubungan dengan pengalaman mortalitas masa depan ditentukan berdasarkan saran
aktuaris menurut statistik yang telah diterbitkan dan pengalaman setiap wilayah. Di Indonesia, asumsi
mortalitas yang digunakan adalah berdasarkan Tabel Mortalitas di Indonesia tahun 2011 (“TMI 2011”).
Manajemen telah menelaah asumsi yang digunakan dan berpendapat bahwa asumsi tersebut telah
memadai dan juga berpendapat bahwa provisi atas uang jasa telah memadai untuk menutup liabilitas
yang ditentukan oleh UU Ketenagakerjaan No. 13/2003.
78
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
26. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA JANGKA PANJANG (Lanjutan)
Durasi rata-rata tertimbang dari kewajiban manfaat untuk Perusahaan per tanggal 31 Desember 2015
adalah 15,36 tahun.
Perkiraan jumlah manfaat imbalan kerja yang akan jatuh tempo sesuai dengan rata-rata durasi
tertimbang adalah sebagai berikut:
2015
Kurang dari satu tahun
Satu sampai dengan dua tahun
Dua sampai dengan lima tahun
Lima sampai dengan sepuluh tahun
Lebih dari sepuluh tahun
702.202
539.115
1.676.951
3.162.075
3.679.458
Jumlah
9.759.801
Sensitivitas nilai kini kewajiban imbalan pasti dan biaya jasa kini terhadap perubahan asumsi utama
sebesar 1% adalah sebagai berikut:
Tingkat Diskonto
8,01%
US$
%
Deskripsi
31 Desember 2015:
Nilai kini kewajiban pasti
Biaya jasa kini
10.582.211
688.736
Deskripsi
31 Desember 2014:
Nilai kini kewajiban pasti
Biaya jasa kini
Tingkat Diskonto
10,01%
US$
%
8,43%
11,14%
9.036.449
561.396
-7,41%
-9,40
Tingkat Diskonto
8,00%
US$
%
Tingkat Diskonto
10,00%
US$
%
13.257.126
962.400
11.135.081
773.193
9,34%
11,94%
8,17%
10,06%
Informasi historis atas nilai kini liabilitas imbalan pasti dan penyesuaian pengalaman pada liabilitas
program adalah sebagai berikut:
2015
US$
Nilai kini kewajiban imbalan pasti
Nilai wajar aset program
Defisit program
Penyesuaian pengalaman pada liabilitas
program
Penyesuaian pengalaman pada aset
program
2014
US$
2013
US$
2012
US$
2011
US$
9.759.801
─
12.125.149
─
9.975.563
─
18.296.212
─
15.100.623
─
9.759.801
12.125.149
9.975.563
18.296.212
15.100.623
(1.256.157)
615.393
2.301.812
1.158.683
─
─
79
─
─
(65.731)
─
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
27. PERPAJAKAN
a. Pajak Dibayar Di Muka
2015
US$
Lebih bayar atas pajak penghasilan badan
2013
2014
2015
Pajak pertambahan nilai
Jumlah
2014
US$
−
5.426.618
2.908.430
3.084.493
6.314.637
5.426.618
−
4.161.530
11.419.541
15.902.785
2015
US$
2014
US$
b. Utang Pajak
Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 23
Pajak penghasilan pasal 26
Pajak penghasilan pasal 4 (2)
88.800
34.354
26.349
264
Jumlah
149.767
99.971
24.303
35.347
−
159.621
c. Pajak Penghasilan Badan
Rekonsiliasi antara rugi sebelum taksiran pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dan
pendapatan komprehensif konsolidasian dengan taksiran rugi fiskal yang dihitung oleh Perusahaan
untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
2015
US$
2014
US$
Rugi sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian
Laba Entitas Anak sebelum pajak penghasilan
(11.647.345 ) (81.670.954 )


Rugi sebelum pajak penghasilan menurut
laporan laba rugi komprehensif Perusahaan
(11.647.345 ) (81.670.954 )
80
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
27. PERPAJAKAN (Lanjutan)
c. Pajak Penghasilan Badan (Lanjutan)
2015
US$
Penyesuaian fiskal terdiri dari:
Beda tetap:
Beban yang tidak diperkenankan (penghasilan kena pajak
final):
Penurunan nilai atas piutang lain-lain
Pajak penghasilan pasal 21
Beban pajak
Perjamuan dan representasi
Sumbangan
Penghasilan bunga
Laba bersih atas selisih kurs
Beda waktu:
Beban penyusutan aset tetap
Liabilitas imbalan pasca kerja jangka panjang
Aset tidak berwujud
Amortisasi pendapatan ditangguhkan
Amortisasi beban tangguhan
2014
US$

1.089.859
500.435
91.736
116.373
(22.694)
(87.186.761)
34.267.327
1.152.746
216.339
104.806
9.524
(24.726)
(3.717.504)
(97.058.397 )
32.008.512
(17.703.460)
(493.458)
7.166
12.563
(112.792)
5.890.199
1.150.506
4.403
12.563
(118.728 )
(18.289.981 )
6.938.943
Taksiran rugi fiskal tahun berjalan sebelum
kompensasi kerugian tahun sebelumnya
Akumulasi rugi fiskal tahun sebelumnya
(115.348.378 ) (42.723.499 )
(42.731.537 ) (353.173.841 )
Jumlah taksiran akumulasi rugi fiskal
(158.079.915) (395.897.340)

Taksiran pajak penghasilan badan
–
Pajak dibayar dimuka:
Pajak penghasilan pasal 22
(2.908.430 )
(5.426.618 )
Taksiran lebih bayar pajak penghasilan badan
(2.908.430 )
(5.426.618 )
Penyesuaian atas pajak penghasilan badan
(1.566.830 )
–
Perusahaan menerima dan mencatat pengembalian atas kelebihan pajak penghasilan badan tahun
2013 sebesar US$ 4.747.807 pada bulan Mei 2015. Sebagai konsekuensi nya, selisih antara taksiran
lebih bayar pajak penghasilan badan tahun 2013 sebesar US$ 1.566.830 dicatat sebagai bagian dari
pajak penghasilan badan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainnya.
81
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
27. PERPAJAKAN (Lanjutan)
c.
Pajak Penghasilan Badan (Lanjutan)

Rekonsiliasi jumlah estimasi rugi fiskal antara jumlah yang diperhitungkan berdasarkan mata uang
fungsional/penyajian dengan mata uang untuk tujuan perpajakan untuk tahun-tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Mata uang
Pelaporan Pajak
Rp
Rugi sebelum pajak penghasilan
menurut laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif
konsolidasian lain
Laba Entitas Anak sebelum
pajak penghasilan
Rugi sebelum pajak penghasilan
menurut laporan laba rugi
komprehensif Perusahaan
Penyesuaian fiskal terdiri dari:
Beda tetap:
Beban yang tidak
diperkenankan(penghasilan
kena pajak final):
Pajak penghasilan pasal 21
Beban pajak
Perjamuan dan representasi
Sumbangan
Penghasilan bunga
Laba bersih atas selisih kurs
31 Desember 2015
Mata uang
Kurs
Pelaporan Pajak
Rp
US$
(1.462.006.026.072 )
(11.647.345 )


(1.462.006.026.072 )
14.626.970.743
6.728.795.302
1.233.606.495
1.578.096.420
(305.603.945 )

13.421
13.446
13.447
13.561
13.466
23.861.865.015
Beda waktu:
Beban penyusutan aset tetap
Liabilitas imbalan pasca kerja
jangka panjang
Amortisasi pendapatan
ditangguhkan
Aset tidak berwujud
Amortisasi beban tangguhan
Jumlah taksiran akumulasi
rugi fiskal
(11.647.345 )

(11.647.345 )
(11.647.345 )
1.089.859
500.435
91.736
116.373
(22.694)
(87.186.761)
1.089.859
500.435
91.736
116.373
(22.694)
(87.186.761)
(85.411.052 )
(85.411.052 )
(125.539.338.259 )
7.091
(17.703.460)
(17.703.460)
(9.622.326.231 )
19.500
(493.458)
(493.458)
121.949.710
84.982.118
(252.971.273 )
9.707
11.859
2.243
7.166
12.563
(112.792)
7.166
12.563
(112.792)
(18.289.981)
(18.289.981)
(135.207.703.935 )
Taksiran rugi fiskal Perusahaan
sebelum kompensasi
kerugian tahun sebelumnya
Akumulasi rugi fiskal tahun
sebelumnya
Mata uang
fungsional
US$
(1.573.351.864.992 )
13.640
(115.348.378 )
(115.503.759 )
(531.623.045.717 )
12.441
(42.731.537 )
(42.731.537 )
(158.079.915)
(158.079.915)
(2.104.974.910.709)
82
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
27. PERPAJAKAN (Lanjutan)
c.
Pajak Penghasilan Badan (Lanjutan)
Mata uang
Pelaporan Pajak
Rp
Taksiran pajak penghasilan badan


Pajak dibayar dimuka:
pajak penghasilan pasal 22
38.568.904.459
Taksiran lebih bayar pajak
Penghasilan badan
Penyesuaian fiskal terdiri dari:
Beda tetap:
Beban yang tidak
Diperkenankan (penghasilan
kena pajak final):
Penurunan nilai piutang lain-lain
Pajak penghasilan pasal 21
Beban pajak
Perjamuan dan representasi
Sumbangan
Penghasilan bunga
Laba bersih atas selisih kurs
38.568.904.459
(2.908.430 )
(2.908.430 )
6.643.033
(1.566.830 )
(1.566.830 )
31 Desember 2014
Mata uang
Kurs
Pelaporan Pajak
Rp
US$
(952.611.648.680 )
(81.489.940 )
–
–
(952,611,648,680 )
324.487.566.111
13.698.956.128
2.045.828.416
1.242.059.452
113.799.325
(293.205.504 )
–
9.469
11.883
9.457
11.851
11.949
11.858
–
341.295.003.928
Beda waktu:
Beban penyusutan aset tetap
Liabilitas imbalan pasca kerja
jangka panjang
Amortisasi pendapatan
ditangguhkan
Aset tidak berwujud
Amortisasi beban tangguhan

(2.908.430 )
Mata uang
Pelaporan Pajak
Rp
13.261
Mata uang
fungsional
US$
(2.908.430 )
Penyesuaian atas pajak penghasilan
badan
Rugi sebelum pajak penghasilan
menurut laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain
Konsolidasian
Laba Entitas Anak sebelum
pajak penghasilan
Rugi sebelum pajak penghasilan
menurut laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain
Perusahaan
31 Desember 2015
Mata uang
Kurs
Pelaporan Pajak
Rp
US$
Mata uang
fungsional
US$
(81.489.940 )
–
(81.489.940 )
(81.489.940 )
34.267.327
1.152.746
216.339
104.806
9.524
(24.726 )
(3.716.643 )
34.267.327
1.152.746
216.339
104.806
9.524
(24.726 )
(3.716.643 )
32.009.373
32.009.373
65.334.029.913
11.092
5.890.199
5.890.199
14.564.330.400
15.023
969.492
969.492
9.707
11.423
2.243
12.563
4.403
(118.728)
12.563
4.403
(118.728)
121.949.710
50.296.579
(266.285.551 )
81.909.678.720
83
6.757.929
6.757.929
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
27. PERPAJAKAN (Lanjutan)
c.
Pajak Penghasilan Badan (Lanjutan)
Mata uang
Pelaporan Pajak
Rp
Taksiran rugi fiskal Perusahaan
sebelum kompensasi
kerugian tahun sebelumnya
Akumulasi rugi fiskal tahun
sebelumnya
Jumlah taksiran akumulasi
rugi fiskal
Taksiran pajak penghasilan badan
31 Desember 2014 (Disajikan kembali)
Mata uang
Kurs
Pelaporan Pajak
Rp
US$
(531.523.045.717 )
(3.863.216.078.466 )
12.441
10.939
(4.394.739.124.183)
–
(42.722.638 )
(353.173.841 )
(42.722.638 )
(353.173.841 )
(395.896.479)
(395.896.479)
–
Pajak dibayar dimuka:
Pajak penghasilan pasal 22
(64.508.678.442)
Taksiran lebih bayar pajak
Penghasilan badan
(64.508.678.442)
11.887
Mata uang
fungsional
US$
–
(5.426.618)
(5.426.618)
(5.426.618)
(5.426.618)
Estimasi rugi fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 yang dilaporkan pada SPT pajak
penghasilan badan tahun 2014 adalah sebesar Rp 531.623.045.717, dan SPT tersebut telah dilaporkan kepada
kantor pajak pada bulan Mei 2015.
Dalam laporan keuangan konsolidasian ini, jumlah rugi fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2015 sebesar US$ 158.079.915 didasarkan atas perhitungan sementara, karena Perusahaan belum
menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Badan 2015.
d.
Aset (liabilitas) Pajak Tangguhan
Perhitungan jumlah aset dan liabilitas pajak tangguhan dengan tarif pajak maksimal sebesar 25% pada tahun 2015
dan 2014 adalah sebagai berikut:
2015
Dikreditkan
(dibebankan)
pada laporan laba
rugi dan
penghasilan
Pada tanggal
komprehensif lain
31 Desember 2014
konsolidasian
US$
US$
Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan:
Akumulasi rugi fiskal
Penyisihan Penilaian
Beban Penyusutan Aset Tetap
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
Jangka Panjang
Amortisasi Pendapatan Ditangguhkan
Aset Tidak Berwujud
Amortisasi Beban Tangguhan
Jumlah aset pajak tangguhan
Dikreditkan
(dibebankan)
pada ekuitas
US$
–
–
–
Pada tanggal
31 Desember 2015
US$
98.974.335
(98.974.335)
8.034.189
(59.454.357 )
59.454.357
(4.425.865 )
3.031.287
(56.272)
(1.921)
743.304
(123.364 )
3.141
1.791
(28.198 )
(467.973 )
–
–
–
2.439.950
(53.131 )
(130 )
715.106
(4.572.495 )
(467.973 )
6.710.119
11.750.587
84
39.519.978
(39.519.978 )
3.608.324
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
27. PERPAJAKAN (Lanjutan)
d.
Aset (liabilitas) Pajak Tangguhan (Lanjutan)
2 0 1 4 (Disajikan kembali)
Pada tanggal
31 Desember 2013
US$
Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan:
Akumulasi rugi fiskal
Penyisihan Penilaian
Beban Penyusutan Aset Tetap
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
Jangka Panjang
Amortisasi Pendapatan Ditangguhkan
Aset Tidak Berwujud
Amortisasi Beban Tangguhan
Jumlah aset pajak tangguhan
Dikreditkan
(dibebankan) pada
laporan laba rugi
dan penghasilan
komprehensif lain
konsolidasian
US$
90.978.588
(90.978.588)
6.561.639
7.995.747
(7.995.747)
1.472.550
2.493.891
(59.413)
(3.022)
772.986
242.372
3.141
1.101
(29.682)
9.766.081
1.689.482
Dikreditkan
(dibebankan)
pada ekuitas
US$
–
–
–
Pada tanggal
31 Desember 2014
US$
98.974.335
(98.974.335)
8.034.189
295.024
–
–
–
3.031.287
(56.272)
(1.921)
743.304
295.024
11.750.5870
2 0 1 3 (Disajikan kembali)
Pada tanggal
31 Desember 2012
US$
Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan:
Akumulasi rugi fiskal
Penyisihan Penilaian
Beban Penyusutan Aset Tetap
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
Jangka Panjang
Amortisasi Pendapatan Ditangguhkan
Aset Tidak Berwujud
Amortisasi Beban Tangguhan
Jumlah aset pajak tangguhan
Dikreditkan
(dibebankan) pada
laporan laba rugi
dan penghasilan
komprehensif lain
konsolidasian
US$
Dikreditkan
(dibebankan)
pada ekuitas
US$
–
–
–
Pada tanggal
31 Desember 2013
US$
49.903.636
(49.903.636)
(153.106)
41.074.952
(41.074.952)
6,714,745
90.978.588
(90.978.588)
6.561.639
2,568.684
–
(3.187)
804.230
(1.422.222)
(59.413)
165
(31.244)
1.347.429
–
–
–
2.493.891
(59.413)
(3.022)
772.986
3.216.621
5.202.031
1.347.429
9.766.0810
Tidak ada pajak penghasilan yang dibebankan/(dikreditkan) pada pendapatan komprehensif lainnya selama tahun
berjalan.
Pengakuan aset pajak penghasilan yang ditangguhkan oleh Perusahaan dan Entitas Anak adalah berdasarkan perkiraan
dari manajemen akan hasil di masa mendatang termasuk perkiraan atas tingkat produksi dan harga komoditi atas produk
Perusahaan dan Entitas Anak, waktu dan sifat penyelesaian atas liabilitas pajak tangguhan Perusahaan dan Entitas Anak
serta strategi perencanaan pajak. Berdasarkan perkiraan tersebut, manajemen berpendapat bahwa kemungkinan besar
Perusahaan dan Entitas Anak tidak dapat merealisasikan aset pajak tangguhannya yang timbul dari rugi fiskal kumulatif.
Oleh karena itu, manajemen membentuk penyisihan penilaian yang masing-masing sebesar US$ 39.558.824 dan US$
98.974.335 yang dicadangkan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
Dasar rincian atas pengakuan dari aset pajak tangguhan ditelaah secara regular oleh manajemen.
85
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
27. PERPAJAKAN (Lanjutan)
d. Aset (liabilitas) Pajak Tangguhan (Lanjutan)

Rekonsiliasi antara jumlah beban (penghasilan) dan jumlah yang dihitung dengan
menggunakan tarif pajak efektif terhadap laba (rugi) sebelum pajak penghasilan adalah sebagai
berikut:
2015
US$
2014
(Disajikan
kembali)
US$
Rugi sebelum pajak penghasilan menurut
laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian
Laba Entitas Anak sebelum pajak penghasilan
(11.647.345 )

(81.489.940 )

Rugi sebelum pajak penghasilan menurut
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain Perusahaan
(11.647.345 )
(81.489.940 )
Keuntungan pajak pada tarif 25%
(2.911.836 )
(20.372.485 )
Rugi pajak pada tarif 25%
28.837.094
10.680.659
(21.352.763)
8.002.344
4.572.495
(1.689.482)
Pengaruh pajak atas beban yang tidak
diperkenankan (penghasilan kena pajak final):
Jumlah penghasilan pajak
e. Penghasilan (Beban) Pajak
31 Desember
2015
US$
Beban pajak penghasilan kini:
Perusahaan
Entitas Anak
Penghasilan (beban) pajak tangguhan:
Perusahaan
Entitas Anak
Jumlah penghasilan pajak
86
31 Desember
2014
(Disajikan
kembali)
US$
(1.566.830)
–
–
–
(1.566.830)
–
(4.572.495)
–
1.689.482
–
(4.572.495)
1.689.482
(4.572.495)
1.689.482
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
27. PERPAJAKAN (Lanjutan)
f.
Surat Ketetapan Pajak
a. Perusahaan

Pada tanggal 6 Juli 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Juli 2013.
Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00090/207/13/092/15, Perusahaan
mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 27.836.600. Utang pajak tersebut telah
dikompensasikan pada bulan Desember 2015.

Pada tanggal 6 Juli 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Agustus
2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00091/207/13/092/15, Perusahaan
mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 61.952.966. Utang pajak tersebut telah
dikompensasikan pada bulan Desember 2015.

Pada tanggal 6 Juli 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan
September 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00092/207/13/092/15,
Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 1.358.330. Utang pajak tersebut
telah dikompensasikan pada bulan Desember 2015.

Pada tanggal 6 Juli 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Nopember
2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00089/207/13/092/15, Perusahaan
tidak mempunyai tambahan utang pajak maupun kelebihan pajak.

Pada tanggal 6 Juli 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Desember
2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00046/407/13/092/15, Perusahaan
mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 16.971.279.771. Atas kelebihan bayar pajak
pertambahan nilai tersebut telah diterima pada bulan Juli 2015.

Pada tanggal 20 Pebruari 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan
Oktober 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00046/407/13/092/15,
Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 15.697.671.003. Atas kelebihan
bayar pajak pertambahan nilai tersebut telah diterima pada bulan Maret 2015.

Pada tanggal 28 April 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Badan untuk tahun
2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00063/406/13/092/15, Perusahaan
mempunyai kelebihan bayar pajak sebesarRp 62.694.794.000. Atas kelebihan bayar pajak
penghasilan badan tersebut telah diterima bulan Mei 2015.
87
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
27. PERPAJAKAN (Lanjutan)
f.
Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan)
a. Perusahaan (Lanjutan)

Pada tanggal 27 Oktober 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk tahun
2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00005/201/13/092/15, Perusahaan
mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 12.674.064. Utang pajak tersebut telah
dikompensasikan pada bulan Desember 2015 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan
Badan untuk tahun 2013.

Pada tanggal 27 Oktober 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 23 untuk tahun
2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00003/503/13/092/15, Perusahaan
tidak mempunyai utang pajak maupun kelebihan bayar pajak.

Pada tanggal 27 Oktober 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 4(2) untuk tahun
2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00002/240/13/092/15, Perusahaan
mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 11.712.976. Utang pajak tersebut telah
dikompensasikan pada bulan Desember 2015 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan
Badan untuk tahun 2013.

Pada tanggal 27 Oktober 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 26 untuk tahun
2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00037/204/13/092/15, Perusahaan
tidak mempunyai utang pajak maupun kelebihan bayar pajak.

Pada tanggal 11 Desember 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan
April 2013 sampai dengan Mei 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No.
00022/207/13/092/14, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp
37.910.504. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Januari 2015 dengan
kelebihan bayar Pajak Pertambahan Nilai untuk periode June 2013.

Pada tanggal 9 Desember 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Juni
2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00145/407/13/092/14, Perusahaan
mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 12.437.383.579. Atas kelebihan bayar pajak
pertambahan nilai tersebut telah dikompensasikan pada bulan Januari 2015 dengan
kewajiban pajak lainnya untuk fiskal tahun 2013 dengan total sebesar Rp 37.910.504. Dan
sisa dari lebih bayar tersebut sebesar Rp 12.399.473.075 telah diterima pada tanggal 20
Januari 2015.
88
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
27. PERPAJAKAN (Lanjutan)
f.
Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan)
a. Perusahaan (Lanjutan)

Pada tanggal 28 Oktober 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan
Maret 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00126/407/13/092/14,
Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 16.954.073.922. Atas kelebihan
bayar pajak pertambahan nilai tersebut telah diterima pada tanggal 4 Desember 2014.

Pada tanggal 8 Juli 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Januari
2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00066/407/13/092/14, Perusahaan
mempunyai kelebihan bayar pajak sebesarRp 12.830.823.781. Atas kelebihan bayar pajak
pertambahan nilai tersebut telah diterima pada tanggal 12 Agustus 2014.

Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2012.
Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00052/406/12/092/14, Perusahaan
mempunyai kelebihan bayar pajak sebesarRp 44.476.768.000. Atas kelebihan bayar pajak
pertambahan nilai tersebut telah dikompensasikan pada bulan Juni 2014 dengan kewajiban
pajak lainnya untuk fiskal tahun 2012 dengan total sebesar Rp 1.389.204.053. Dan sisa
dari lebih bayar tersebut sebesar Rp 43.087.563.947 telah diterima pada tanggal 23 Juni
2014.

Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk tahun 2012.
Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal PajakNo. 00016/201/12/092/14, Perusahaan
mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 302.994.916. Utang pajak tersebut telah
dikompensasikan pada bulan Juni 2014 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan
untuk tahun 2012.

Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 23 untuk tahun 2012.
Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00017/203/12/092/14, Perusahaan
mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 510.810.140. Utang pajak tersebut telah
dikompensasikan pada bulan Juni 2014 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan
untuk tahun 2012.

Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 4(2) untuk tahun 2012.
Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00010/240/12/092/14, Perusahaan
mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 137.449.740. Utang pajak tersebut telah
dikompensasikan pada bulan Juni 2014 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan
untuk tahun 2012.
89
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
27. PERPAJAKAN (Lanjutan)
f.
Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan)
a. Perusahaan (Lanjutan)

Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 26 untuk tahun 2012.
Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00019/204/12/092/14, Perusahaan
mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 73.264.274. Utang pajak tersebut telah
dikompensasikan pada bulan Juni 2014 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan
untuk tahun 2012.

Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Pebruari
2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00173/507/12/092/14, Perusahaan
tidak mempunyai tambahan utang pajak.

Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Maret
2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00174/507/12/092/14, Perusahaan
tidak mempunyai tambahan utang pajak.

Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan April
2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal PajakNo. 00175/507/12/092/14, Perusahaan
tidak mempunyai tambahan utang pajak.

Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Mei 2012.
Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00176/507/12/092/14, Perusahaan tidak
mempunyai tambahan utang pajak.

Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Juni 2012.
Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00177/507/12/092/14, Perusahaan tidak
mempunyai tambahan utang pajak.

Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Agustus
2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00178/507/12/092/14, Perusahaan
tidak mempunyai tambahan utang pajak.

Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Oktober
2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00179/507/12/092/14, Perusahaan
tidak mempunyai tambahan utang pajak.
90
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
27. PERPAJAKAN (Lanjutan)
f.
Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan)
a. Perusahaan (Lanjutan)

Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Nopember
2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00180/507/12/092/14, Perusahaan
tidak mempunyai tambahan utang pajak.

Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Desember
2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00181/507/12/092/14, Perusahaan
tidak mempunyai tambahan utang pajak.

Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Januari
2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00199/207/12/092/14, Perusahaan
mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 157.500.000. Utang pajak tersebut telah
dikompensasikan pada bulan Juni 2014 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan
untuk tahun 2012.

Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Januari
2012 sampai dengan Desember 2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No.
00006/277/12/092/14, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp
168.645.104. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Juni 2014 dengan
kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2012.

Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 23 untuk tahun
2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00023/203/08/092/10, Perusahaan
mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 2.019.141.457. Utang pajak tersebut telah
dikompensasikan pada bulan Mei 2010 dengan lebih bayar pajak penghasilan tahun 2008.
Pada tanggal 7 Juli 2010, Perusahaan mengajukan surat keberatan kepada Direktorat
Jenderal Pajak. Kemudian, berdasarkan Surat Keputusan Pengadilan Pajak No
55436/PP/M.XIA/12/2014 tanggal 22 September 2014, jumlah utang pajak adalah sebesar
Rp 1.718.859.984 dan sisanya sebesar Rp 300.281.473 telah diterima pada tanggal 4
Desember 2014.

Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 21 untuk tahun
2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00019/201/08/092/10, Perusahaan
mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 901.815.396. Utang pajak tersebut telah
dikompensasikan pada bulan Mei 2010 dengan lebih bayar pajak penghasilan tahun 2008.
Pada tanggal 7 Juli 2010, Perusahaan mengajukan surat keberatan kepada Direktorat
Jenderal Pajak. Kemudian, berdasarkan Surat Keputusan Pengadilan Pajak No
55435/PP/M.IA/10/2014 tanggal 22 September 2014 menyatakan bahwa keberatan
Perusahaan ditolak.
91
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
27. PERPAJAKAN (Lanjutan)
f.
Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan)
a. Perusahaan (Lanjutan)

Pada tanggal 14 Mei 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 26 untuk tahun 2007.
Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 012/204/07/092/09, Perusahaan
mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 20.622.616.789. Utang pajak tersebut
sebesar Rp 19.748.829.575 telah dikompensasikan pada tanggal 28 Mei 2009 dengan lebih
bayar pajak penghasilan tahun 2007, dan sisanya sebesar Rp 873.787.214 telah dibayarkan
secara tunai pada tanggal 11 Juni 2009. Kemudian, berdasarkan Surat Keputusan
Pengadilan Pajak Indonesia No. PUT.39097/PP/M.11/13/2012 tanggal 26 Juli 2012, utang
pajak untuk tahun 2007 adalah sebesar Rp 78.391.606. Dengan demikian, Perusahaan
menerima lebih bayar tersebut sebesar Rp 20.544.225.183 pada bulan Agustus 2012.
Direktorat Jenderal Pajak telah mengajukan Peninjauan Kembali (PK) terhadap putusan
pengadilan. Sampai dengan tanggal laporan selesai, belum ada proses lebih lanjut tentang
ini.

Pada tanggal 30 September 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00015/204/06/092/10 atas pajak
penghasilan pasal 26. Berdasarkan surat tersebut, Perusahaan mempunyai kelebihan
pembayaran sebesar Rp 8.844.864.229. Perusahaan juga menerima sebajumlah bunga
sebesar Rp 4.245.534.829 atas keseluruhan bunga sebesar Rp 13.090.399.058, yang
diterima pada tanggal 24 Nopember 2010. Direktorat Jenderal Pajak telah mengajukan
permohonan Peninjauan Kembali (PK) terhadap putusan pengadilan. Jika permohonan
diterima dan disetujui, Perusahaan harus mengembalikan jumlah tersebut bersama dengan
bunga yang masih harus dibayar. Sampai dengan tanggal laporan selesai, belum ada proses
lebih lanjut tentang ini.

Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 26 masa pajak
Januari sampai dengan Desember 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak
No. 00014/204/08/092/10, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar
Rp 5.280.764.328 dan sanksi administratif sebesar Rp 1.689.844.585. Direktorat Jenderal
Pajak telah mengajukan Peninjauan Kembali (PK) pada tanggal 8 Januari 2015 atas
putusan pengadilan pajak No. Put.55433/PP/M.XIA/13/2014. Sampai dengan tanggal
laporan selesai, belum ada proses lebih lanjut tentang ini.
92
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
27. PERPAJAKAN (Lanjutan)
g. Administrasi

Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2014 sedang dalam proses pemeriksaan oleh Direktorat
Jenderal Pajak, dan sampai dengan tanggal laporan selesai, hasilnya belum ditentukan.

Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perusahaan dan Entitas
Anak menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terhutang
secara individu. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Direktorat Jenderal
Pajak (“DJP”) dapat menetapkan atau mengubah jumlah pajak terhutang dalam jangka waktu
tertentu. Untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya, jangka waktu tersebut adalah sepuluh (10)
tahun sejak saat terutangnya pajak tetapi tidak lebih dari tahun 2013, sedangkan untuk tahun
2008 dan seterusnya, jangka waktunya adalah lima (5) tahun sejak saat terutangnya pajak.

Manajemen Perusahaan dan Entitas Anak berpendapat bahwa Perusahaan dan Entitas Anak
telah patuh terhadap peraturan perpajakan yang ada.
28. MODAL SAHAM
Berdasarkan akta notaris Januar Tirtaamidjaja, S.H., No. 22 tanggal 15 Pebruari 1984, modal dasar
Perusahaan adalah sebesar Rp 15.000.000.000 yang terdiri dari 600 lembar saham dengan nilai nominal
sebesar Rp 25.000.000 per lembar. Modal ditempatkan sebesar Rp 7.500.000.000 (setara dengan US$
6.710.179) atau sebanyak 300 lembar saham.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham dengan akta notaris Aulia Taufani, S.H., No. 100 tanggal
27 Desember 2002, para pemegang saham Perusahaan menyetujui rencana perubahan Modal Dasar
dari semula Rp 8.500.000.000.000 menjadi Rp 16.000.000.000.000 dan Modal Ditempatkan dan
Disetor dari semula Rp 2.196.960.000.000 menjadi Rp 4.174.224.000.000.
Berdasarkan akta notaris Aulia Taufani, SH, No. 12 tanggal 4 Juli 2006 tentang perubahan Anggaran
Dasar Perusahaan dan Rapat Luar Biasa Pemegang Saham dengan akta notaris Aulia Taufani, S.H.,
No. 111 tanggal 21 Juni 2006, para pemegang saham telah menyetujui beberapa hal sebagai berikut:
•
•
•
Modal dasar Perusahaan sebesar Rp 16.000.000.000.000 serta modal ditempatkan dan disetor
penuh sebesar Rp 4.174.224.000.000.
Alokasi 83.484.480.000 lembar saham baru (seri C) dengan nilai nominal Rp 2 per saham
berdasarkan konversi utang menjadi modal. Saham baru sebesar 43.144.238.750 lembar untuk
kreditur tidak terjamin dan pemberi fasilitas modal kerja baru sedangkan sisanya sebanyak
40.340.241.250 lembar saham untuk kreditur terjamin.
Membukukan agio saham hasil konversi saham menjadi modal sebesar Rp 5.574.513.535.500
(setara dengan US$ 618.017.022).
Akta notaris tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia berdasarkan
keputusannya No. C-25038.HT.01.04.TH.2006 tanggal 28 Agustus 2006 dan telah didaftarkan di
Departemen Industri dan Perdagangan No. 233/BH-1/IX/2006 tanggal 1 September 2006.
93
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
28. MODAL SAHAM
Pada tanggal 31 Desember 2006, modal dasar Perusahaan sebesar Rp 16.000.000.000.000 terdiri dari
247.145.100.800 lembar saham dengan pengelompokkan sebagai berikut:
•
•
•
17.000.000.000 lembar saham seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham.
146.660.620.800 lembar saham seri B dengan nilai nominal Rp 50 per saham.
83.484.480.000 lembar saham seri C dengan nilai nominal Rp 2 per saham.
Dan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 2.283.248.477.500 yang terdiri dari
4.393.920.000 lembar saham seri A dan 43.144.238.750 lembar saham seri C.
Pada bulan Pebruari 2008, Perusahaan melakukan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan sehubungan
reverse stock yang dilakukan dengan rasio 20 berbanding 1. Dan menurut akta notaris Sutjipto, S.H.,
No. 91 tanggal 21 Pebruari 2008 tentang Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan, modal saham
Perusahaan sebesar Rp 16.000.000.000.000 terbagi atas 12.357.255.040 lembar saham dengan
pengelompokan sebagai berikut:



850.000.000 lembar saham seri A dengan nilai nominal Rp 10.000 per saham.
7.333.031.040 lembar saham seri B dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham.
4.174.224.000 lembar saham seri C dengan nilai nominal Rp 40 per saham.
Modal ditempatkan dan disetor penuh seluruhnya sebesar Rp 4.174.224.000.000 (26%) terbagi atas:



219.696.000 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 10.000 per saham atau seluruhnya
sebesar Rp 2.196.960.000.000.
1.890.975.522 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham atau seluruhnya
sebesar Rp 1.890.975.522.000.
2.157.211.950 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 40 per saham atau seluruhnya
sebesar Rp 86.288.478.000.
Dan susunan pemegang saham pada tanggal 21 Pebruari 2008 menurut akta notaris adalah sebagai
berikut:
Pemegang Saham
Saham seri A
Saham seri B
Saham seri C
Jumlah
Jumlah lembar
Saham
219.696.000
1.890.975.522
2.157.211.950
4.267.883.472
Persentase
Kepemilikan
%
5,15
44,30
50,55
100,00
Jumlah
Rp
US$
2.196.960.000.000
1.890.975.522.000
86.288.478.000
625.598.841
209.642.519
9.566.350
4.174.224.000.000
844.807.710
Akta notaris tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia berdasarkan keputusannya No. AHU-10588.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 3 Maret 2008.
94
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
28. MODAL SAHAM (Lanjutan)
Menurut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal
24 Maret 2009 yang telah dikukuhkan dalam akta notaris Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, No 91
tanggal 24 Maret 2009, Pemegang Saham setuju untuk melakukan penambahan modal tanpa hak
memesan efek terlebih dahulu melalui pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan
Perusahaan (Management Employee Stock Option Programme / MESOP) Tahap 1. Saham yang
dikeluarkan adalah sebanyak 5% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor (sebanyak
118.845.397 lembar saham seri C).Akta notaris ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-0052619.AH.01.09.Tahun 2009
tanggal 14 Agustus 2009. Berdasarkan rencana Perusahaan yang telah dilaporkan ke Bursa Efek
Indonesia melalui surat tertanggal 17 Maret 2009, program ini akan diimplementasikan pada periode
sebagai berikut:
Periode
I
II
III
IV
V
VI
VII
Periode Implementasi
5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 April 2009
5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 Oktober 2009
5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 April 2010
5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 Oktober 2010
5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 April 2011
5 (lima) hari bursa dimulai dari 3 Oktober 2011
5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 Pebruari 2012
Berdasarkan akta notaris dari Aryanti Artisari, S.H., M.Kn. No. 107 tanggal 23 Pebruari 2012,
pemegang saham setuju bahwa harga eksekusi saham tanpa hak memesan efek terlebih dahulu melalui
pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan Perusahaan Tahap 1 adalah sebesar Rp 45 per
lembar saham. Dan pada tanggal 5 Maret 2012, Perusahaan telah mengeluarkan 118.845.397 lembar
saham seri C tersebut dengan nilai nominal sebesar Rp 40 per lembar saham atau total sebesar Rp
4.753.815.880 (setara dengan US$ 524.125). Akta notaris ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.AHU-0018443.AH.01.09.Tahun
2012 tanggal 29 Pebruari 2012.
Susunan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 berdasarkan catatan
pemegang saham yang dikeluarkan oleh Kantor Administrasi Saham, PT Datindo Entrycom adalah
sebagai berikut:
Pemegang Saham
Jumlah lembar
Saham
Persentase
Kepemilikan
%
Jumlah
Rp
US$
Saham Seri A:
PT Multikarsa Investama
Publik (masing-masing
dibawah 5%)
131.394.719
5,26
1.313.947.195.000
374.155.125
88.301.281
219.696.000
3,54
8,80
883.012.805.000
2.196.960.000.000
251.443.716
625.598.841
95
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
28. MODAL SAHAM (Lanjutan)
Pemegang Saham
Saham Seri B:
Jumlah lembar
Saham
Persentase
Kepemilikan
%
Rp
Jumlah
US$
–
–
–
–
Saham Seri C:
Damiano Investments BV.,
Belanda
Kyoa Investment Limited
Lain-lain
Yang belum diambil
Jumlah
1.289.079.472
154.725.910
649.611.983
182.639.982
51,65
6,20
26,03
7,32
51.563.178.880
6.189.036.400
25.984.479.320
7.305.599.320
5.716.539
686.146
2.880.763
807.027
2.276.057.347
91,20
91.042.293.920
10.090.475
2.495.753.347
100,00
2.288.002.293.920
635.689.316
Saham Seri C yang belum diambil merupakan saham baru yang belum ditukarkan oleh kreditur
(melalui The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Hong Kong – custodian).
sehingga nama pemegang sahamnya belum didaftarkan di PT Datindo Entrycom (administrator
saham).
Kemudian, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada
tanggal 18 Juni 2012 yang telah dikukuhkan dalam akta notaris Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., notaris
di Jakarta, No 88 tanggal 18 Juni 2012, Pemegang Saham setuju untuk melakukan penambahan modal
tanpa hak memesan efek terlebih dahulu sebanyak 74.872.600 lembar saham seri C (3% dari jumlah
saham yang ditempatkan dan disetor ) melalui pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan
Perusahaan (Management Employee Stock Option Programme / MESOP) tahap 2. Berdasarkan rencana
Perusahaan yang telah dilaporkan kepada PT Bursa Efek Indonesia tanggal 17 Maret 2012, program
ini akan diimplementasikan pada periode sebagai berikut:
Periode
I
II
III
IV
Periode Implementasi
Mulai tanggal 15 Desember 2012 sampai dengan 22 Desember 2012
Mulai tanggal 18 Juni 2013 sampai dengan tanggal 24 Juni 2013
Mulai tanggal 18 Desember 2013 sampai dengan 24 Desember 2013
Mulai tanggal 2 Juni 2014 sampai dengan 24 Juni 2014
Perusahaan telah mengirimkan surat No. 068/APF-CS/VI/2014 tanggal 25 Juni 2014 dan No. 071/APFCS/VII/2014 tanggal 7 Juli 2014 kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehubungan dengan
pembatalan atas implementasi MESOP akibat dari belum selesainya proses restrukturisasi hutang
berjaminan. Lebih lanjut, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar biasa yang diadakan pada
tanggal 16 Juni 2015, yang dikukuhkan dengan akta notaris dari Aryanti Artisari, S.H., MKn. No. 49
tanggal 16 Juni 2015, para pemegang saham Perusahaan menyetujui pembatalan atas implementasi
MESOP ini.
96
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
28. MODAL SAHAM (Lanjutan)
Berdasarkan akta notaris DR. H. Teddy Anwar, S.H., Spn, No. 111 tanggal 16 Agustus 2002, sebagian
saham PT Multikarsa Investama sebanyak 2.454.081.290 saham (atau 122.704.064 saham setelah
penggabungan saham) telah dijual kepada PT Bina Prima Perdana. Namun menurut catatan yang dibuat
oleh PT Datindo Entrycom masih terdaftar atas nama PT Multikarsa Investama.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah saham yang dimiliki oleh publik termasuk saham
yang dimiliki oleh Direktur Perusahaan dengan rincian sebagai berikut:
Bapak Seeniappa Jegatheesan
Bapak Peter Vinzenz Merkle
Bapak Bonar Firman Hasiholan Sirait
Jumlah
2015
2014
29.713.388
2.711.000
1.359.500
29.713.388
2.711.000
1.359.500
33.783.888
33.783.888
2015
US$
2014
US$
13.571.804
(7.263.223)
13.571.804
(7.263.223)
6.308.581
6.308.581
29. TAMBAHAN MODAL DISETOR
Selisih antara nilai nominal dengan hasil penjualan
saham Perusahaan pada penawaran umum
kepada masyarakan pada tahun 1990
Biaya emisi saham
Subtotal
Selisih restrukturisasi atas entitas sepengendali
Pada tahun 2001 (Catatan 1c)
(21.339)
Selisih antara nilai nominal dari hasil konversi utang
ke modal pada tahun 2006
Selisih antara nilai nominal dengan hasil MESOP
tahap 1 pada tahun 2012
Biaya emisi saham
Subtotal
Jumlah
97
618.017.022
(21.339)
618.017.022
65.516
(46.612)
65.516
(46.612)
18.904
18.904
624.323.168
624.323.168
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
29. TAMBAHAN MODAL DISETOR (Lanjutan)
Menurut usulan restrukturisasi (Rencana Perdamaian), Perusahaan telah menerbitkan sebanyak
16.780.718.747 lembar saham seri C kepada para kreditur utang tidak terjamin dan 26.363.520.000
lembar saham seri C untuk Damiano Investments BV., Belanda, sehubungan dengan konversi utang
menjadi saham sebesar Rp 5.660.802.013.000.
Kemudian, berdasarkan perubahan anggaran dasar Perusahaan tanggal 4 Juli 2006 melalui akta notaris
Aulia Taufani, S.H., No. 12, Perusahaan telah mencatat saham yang diterbitkan sebesar
Rp 5.660.802.013.000, modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 86.288.477.500 dan tambahan
modal disetor sebesar Rp 5.574.513.535.500 (setara dengan US$ 618.017.022).
Kemudian, melalui program pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan Perusahaan
(Management Employee Stock Option Programme/MESOP) tahap 1 pada tanggal 23 Pebruari 2012,
Perusahaan menerima sebesar Rp 5.348.042.865 untuk penerbitan saham sebanyak 118.845.397
lembar saham seri C dengan nilai nominal sebesar Rp 40 per lembar saham. Rate konversi yang
digunakan adalah sebesar Rp 9.070.
30. SALDO LABA YANG DITENTUKAN PENGGUNAANNYA
Berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas, Perusahaan diharuskan untuk membuat penyisihan
cadangan wajib hingga sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor
penuh.
Dan, berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sebagaimana tercantum dalam
akta No. 351 tanggal 23 Juni 1997 dan akta No. 402 tanggal 24 Juni 1996 dari Adam Kasdarmadji,
S.H., notaris di Jakarta, disetujui penyisihan cadangan umum sebesar Rp 8.280.000.000 (setara dengan
US$ 2.345.301) dari saldo laba, guna memenuhi ketentuan pasal 61 Undang-undang No. 1 tahun 1995
tentang Perseroan Terbatas. Pada tahun 2015 dan 2014, Perusahaan tidak membuat tambahan cadangan
karena akumulasi defisitnya.
31. LABA (RUGI) PER SAHAM
2015
US$
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar
Jumlah rugi komprehensif yang diatribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk
Rugi Per Saham Dasar yang diatribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk
98
2014
US$
2.495.753.347
(16.382.755)
(0,01 )
2.495.753.347
(80.685.529 )
(0,03 )
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
32. TRANSAKSI NON-KAS
Pada tahun 2015 dan 2014, transaksi non-cash yang penting adalah sebagai berikut:
a. Perolehan kendaraan melalui utang kredit pembiayaan sebagaimana yang telah dijabarkan dalam
Catatan 14 dan 22.
b. Reklasifikasi hutang bunga dari biaya yang masih harus dibayar ke utang tidak terjamin dan wesel
bayar sebagaimana yang telah dijabarkan dalam Catatan 17 dan 20.
33. PENYELESAIAN ATAS KLAIM ASURANSI, BERSIH
2015
US$
Keuntungan (kerugian) atas kebakaran:
Penerimaan dari klaim asuransi
Nilai buku atas pelepasan aset tetap (Catatan 14)
Jumlah keuntungan atas kebakaran
Penerimaan klaim asuransi atas kerugian persediaan
yang rusak atau hilang
Jumlah
2014
US$
1.249.994

3.918.242
(222.653)
1.249.994
3.695.589
453.134
77.266
1.703.128
3.772.855
Pada bulan Maret 2014, salah satu unit manufaktur Perusahaan yang terdiri dari gedung dan mesin di
pabrik Semarang telah habis terbakar. Perusahaan telah menerima sebagian penyelesaian atas klaim
asuransi dari Perusahaan Asuransi.
34. PENDAPATAN BERSIH
Lokal
Fibre
Yarn
Chips
Fleece (Knitting)
Lain-lain
99
2015
US$
2014
US$
140.841.365
149.006.270
21.349.643
7.057.056
419.654
193.052.117
191.364.233
15.979.987
6.893.590
579.614
318.673.988
407.869.541
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
34. PENDAPATAN BERSIH (Lanjutan)
2015
US$
Ekspor
Yarn
Fibre
Chips
Fleece (Knitting)
PTA
Others
Jumlah
2014
US$
49.790.037
14.024.429
2.780.005
686.108
43.000
1.056.200
65.108.096
14.506.946
4.430.233
1.308.326
255.780
88.099
68.379.779
85.697.480
387.053.770
493.567.021
Pada tahun 2015 dan 2014, total penjualan bersih fleece (knitting) masing-masing sebesar
US$ 7.743.166 dan US$ 8.201.916 merupakan penjualan kepada pihak ketiga. Produk ini diproduksi
oleh PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) berdasarkan sistem maklon.
Pada tahun 2015 dan 2014, tidak ada penjualan kepada pihak yang berelasi.
Pada tahun 2015 dan 2014, tidak terdapat penjualan pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah
pendapatan usaha.
35. PENDAPATAN USAHA LAINNYA
2015
US$
Barang pembantu rusak
Produk tidak standar dan lainnya
Jumlah
2014
US$
1.687.248
1.314.978
1.222.360
3.192.280
3.002.226
4.414.640
Pada tahun 2015 dan 2014, pendapatan usaha lainnya dari fleece masing-masing sebesar US$ 58.346
dan US$ 39.319, yang merupakan pendapatan usaha lain dari pihak ketiga. Produk ini diproduksi oleh
PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) berdasarkan sistem maklon.
Pada tahun 2015 dan 2014, tidak terdapat penjualan kepada pihak yang berelasi.
Pada tahun 2015 dan 2014, tidak terdapat pendapatan usaha lainnya yang diterima dari pihak ketiga
yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha.
100
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
36. BEBAN POKOK PENJUALAN
2015
US$
Bahan baku:
Pada awal tahun
Pembelian
2014
US$
11.384.096
228.827.911
22.541.882
318.613.393
Tersedia untuk digunakan
Pada akhir tahun
240.212.007
(8.335.248)
341.155.275
(11.384.096)
Bahan baku yang digunakan
231.876.759
329.771.179
21.775.094
42.609.948
23.042.768
53.181.680
Bahan pembantu:
Pada awal tahun
Pembelian
Tersedia untuk digunakan
Pada akhir tahun
64.385.042
(20.204.877)
Bahan pembantu yang digunakan
Upah buruh langsung
Beban pabrikasi (Catatan 37)
Jumlah beban produksi
Persediaan barang dalam proses
Pada awal tahun
Pada akhir tahun
44.180.165
54.449.354
9.098.415
87.024.052
9.549.595
119.743.766
372.179.391
513.513.894
5.345.666
(5.479.938)
Beban pokok produksi
Persediaan barang jadi
Pada awal tahun
Pada akhir tahun
Reversal nilai persediaan (Catatan 9)
Jumlah
76.224.448
(21.775.094)
6.908.098
(5.345.666)
372.045.119
515.076.326
37.177.938
(27.267.217)
(53.047)
33.869.194
(37.177.938)
41.027
381.902.793
511.808.609
Pada tahun 2015 dan 2014, bahan baku dan bahan pembantu yang digunakan mencakup bahan baku
yang digunakan untuk produk fleece (knitting) setelah dieliminasi dengan akun intercompany
masing-masing sebesar US$ 1.698.125 dan US$ 1.909.943.
Pada tahun 2015 dan 2014, tidak ada pembelian dari pihak yang berelasi.
101
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
36. BEBAN POKOK PENJUALAN (Lanjutan)
Pada tahun 2015 dan 2014, pembelian dari pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pembelian:
2015
US$
Kolmar Petrochemicals AG, Switzerland
PT Polychem Indonesia
PT Cipta Karya Persada
Percentage
64.898.476
62.101.490
50.710.679
16,25%
15,55%
12,70%
2014
US$
Kolmar Petrochemicals AG, Switzerland
PT Cipta Karya Persada
PT Polychem Indonesia
147.904.368
77.311.325
69.839.515
Percentage
39,78%
20,79%
18,78%
37. BEBAN PABRIKASI
2015
US$
Listrik dan gas
Beban penyusutan aset tetap (Catatan 14)
Pengangkutan
Biaya proses (jasa maklon)
Sewa
Asuransi
Perbaikan dan pemeliharaan
Gaji dan tunjangan lainnya
Lain-lain
Jumlah
2014
US$
62.808.892
5.826.304
3.249.296
2.710.297
2.578.376
2.550.556
1.499.058
1.200.486
3.268.298
68.670.079
31.898.614
3.803.810
2.732.887
3.563.824
1.696.866
1.459.049
1.194.772
4.723.865
87.024.052
119.743.766
Pada tahun 2015, biaya proses (jasa maklon) sebesar US$ 2.710.297 merupakan biaya proses yang
dibayarkan kepada PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) sebesar US$ 546.601 dan PT Multikarsa
Investama sebesar US$ 2.163.696. Dan pada tahun 2014, biaya proses (jasa maklon) sebesar US$
2.732.887 merupakan biaya proses yang dibayarkan kepada PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit)
sebesar US$ 619.631, PT Multikarsa Investama sebesar US$ 2.113.256, dan kepada pihak ketiga
sebesar US$ 18.380 (Catatan 42).
Pada tahun 2015 dan 2014, beban sewa yang dibayarkan kepada PT Texmaco Jaya (dalam pailit)
masing-masing sebesar US$ 140.008 dan US$ 160.568 (Catatan 42).
102
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
38. BEBAN PENJUALAN
2015
US$
Pengangkutan
Pemasaran
Beban Ekspor
Iklan dan promosi
Lain-lain
Jumlah
2014
US$
4.295.782
3.302.517
2.711.337
19.176
457.675
5.092.421
3.840.014
2.848.334
12.661
532.063
10.786.487
12.325.493
2015
US$
2014
US$
39. BEBAN UMUM DAN ADMINSTRASI
Gaji, upah dan tunjangan
Imbalan pasca kerja (Catatan 26)
Perjalanan bisnis
Jasa profesional
Sewa
Beban Pajak
Komunikasi
Alat dan Fotokopi
Sumbangan dan tanggung jawab sosial
Beban penyusutan aset tetap (Catatan 14)
Perjamuan dan representasi
Perbaikan dan Pemeliharaan
Asuransi
Listrik dan air
Amortisasi aset tidak berwujud (Catatan 15)
Lain-lain
Jumlah
103
7.434.695
1.543.046
988.523
927.372
732.964
545.832
386.788
237.651
116.373
114.108
101.956
90.481
64.534
46.555
6.274
1.062.156
7.917.700
1.714.914
1.053.327
893.124
824.424
275.650
404.277
320.453
127.577
130.197
109.092
163.931
155.620
53.710
4.403
880.323
14.399.308
15.028.722
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
40. BEBAN KEUANGAN
2015
US$
Beban keuangan:
Beban bunga dari pinjaman modal kerja (Catatan 21)
Beban bunga dari utang tidak terjamin dan wesel
bayar (Catatan 20)
Beban bunga dari utang kredit pembiayaan
(Catatan 22)
2014
US$
(2.938.380)
(2.890.000)
(971.905)
(943.775)
(7.326)
(12.070)
Jumlah beban bunga
Biaya pendanaan atas utang bank (Catatan 18)
Administrasi bank
(3.917.611)
(3.645.045)
(323.888)
(3.845.845)
(10.638.306)
(388.895)
Jumlah beban keuangan
(7.886.544)
(14.873.046)
Penghasilan keuangan:
Pendapatan bunga dari jasa giro dan deposito
berjangka
Jumlah
22.694
(7.863.850)
24.726
(14.848.320)
41. PENDAPATAN LAIN-LAIN, BERSIH
2015
US$
Amortisasi atas pendapatan ditangguhkan (Catatan 24)
Penghapusan utang
Lain-lain
Jumlah
2014
US$
12.563
4.708
291.798
12.563
37.509
13.062
309.069
63.134
42. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI
Perusahaan dikendalikan oleh Damiano Investments BV. (berdomisili di Belanda) yang memiliki
1.289.079.472 saham Perusahaan (51,65%). Induk utama Perusahaan adalah ADM Capital dan
Spinnaker Capital Group, yang masing-masing berdomisili di Hong Kong dan Inggris.
104
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
42. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan)
Sifat hubungan dan transaksi
Nama pihak-pihak yang berelasi
Damiano Investments BV., Belanda
PT Multikarsa Investama
PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit)
Kyoa Investment Limited
Bapak Dono Iskandar Djojosubroto
Bapak Timbul Thomas Lubis S.H.
Bapak Vasudevan Ravi Shankar
Bapak Bonar Firman Hasiholan Sirait
Bapak Seeniappa Jegatheesan
Bapak Peter Vinzez Merkle
Bapak Antonius Widyatma Sumarlin
Sifat relasi
Pemegang saham
Pemegang saham
Perusahaan afiliasi
Pemegang saham
Personil manajemen kunci
Personil manajemen kunci
Personil manajemen kunci
Personil manajemen kunci
Personil manajemen kunci
Personil manajemen kunci
Personil manajemen kunci
Sifat Transaksi
Pinjaman, pemegang saham
Pinjaman, maklon
Pinjaman, maklon
Pinjaman, pemegang saham
Kompensasi dan renumerasi
Kompensasi dan renumerasi
Kompensasi dan renumerasi
Kompensasi dan renumerasi
Kompensasi dan renumerasi
Kompensasi dan renumerasi
Kompensasi dan renumerasi
Transaksi dengan pihak yang berelasi
Dalam kegiatan normal usahanya, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan bisnis dan transaksi
keuangan tertentu dengan pihak-pihak berelasi. Transaksi ini dilakukan pada harga dan kondisi normal
seperti yang dilakukan kepada pihak yang tidak berelasi. Transaksi tersebut meliputi antara lain:
2015
US$
2014
US$
Persentase terhadap
Total Aset/Liabilitas
/Beban
2015
2014
%
%
Piutang usaha
19.479.699
21.601.483
8,20
7,86
Piutang tidak lancar kepada
pihak berelasi
20.601.768
23.692.655
8,67
8,62
56.031
0,00
0,02
Uang muka pembelian
Biaya yang masih harus dibayar
14.287.803
10.638.306
1,23
0,90
Utang bank
88.135.313
88.250.457
7,62
7,46
661.662.491
661.827.030
57,17
55,95
22.070.000
22.070.000
1,91
1,87
Utang terjamin
Pinjaman modal kerja

Biaya manufaktur yang dibayarkan kepada pihak berelasi pada tahun-tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar 3,28% dan 0,52% (Catatan 37).
105
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
41. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan)
Rincian atas biaya proses (jasa maklon) dan biaya sewa kepada pihak-pihak berelasi adalah sebagai
berikut:
2015
US$
PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit)
PT Multikarsa Investama
9
Jumlah

2014
US$
686.609
2.163.696
780.199
2.113.256
2.850.305
2.893.455
Kompensasi manajemen kunci
Personel manajemen kunci Perusahaan adalah Dewan Komisaris dan Dewan Direksi seperti yang
telah diungkapkan pada Catatan 1d.
Imbalan berupa gaji yang diberikan kepada Komisaris dan Direktur untuk tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp 10.099.334.912 dan
Rp 9.278.271.989. Tidak ada imbalan berupa manfaat pensiun, uang jasa karyawan dan manfaat
khusus lainnya yang diberikan selama tahun 2015 dan 2014.
43. PERJANJIAN PENTING
Perjanjian Maklon dengan PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit)
Pada tanggal 1 April 2008, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa dan maklon dengan PT Texmaco
Jaya Tbk untuk periode 12 bulan dan dapat diperbaharui. Perjanjian ini dibuat karena PT Texmaco
Jaya Tbk tidak mempunyai modal kerja yang cukup untuk melayani permintaan dari para
pelanggannya. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan harus membayar biaya yang terdiri dari biaya
maklon, sewa gedung dan sewa mesin kepada PT Texmaco Jaya Tbk setiap bulannya. Biaya maklon
diperhitungkan berdasarkan hasil produksi.
Pada tanggal 3 Agustus 2009, Perusahaan mengadakan pembaharuan perjanjian maklon dengan
PT Texmaco Jaya Tbk untuk periode tiga (3) bulan dan dapat diperbaharui. Berdasarkan perjanjian
ini, Perusahaan harus membayar biaya maklon sebesar US$ 1,20 per yard dengan hasil produksi
minimum sebesar 100.000 yards kepada PT Texmaco Jaya Tbk setiap bulannya. Dan pada tanggal
23 Oktober 2009, Perusahaan setuju untuk memperpanjang perjanjian maklon untuk periode tujuh (7)
bulan dari tanggal 1 November 2009 sampai dengan 30 Juni 2010.
Pada tanggal 15 Juli 2010, Perusahaan mengadakan pembaharuan perjanjian maklon dengan PT
Texmaco Jaya Tbk untuk perpanjangan periode selama lima belas (15) bulan yang dimulai dari tanggal
1 Juli 2010 sampai dengan 30 September 2011 dan dapat diperbaharui. Berdasarkan perjanjian ini,
Perusahaan harus membayar biaya maklon sebesar US$ 1,20 per yard untuk periode tanggal 1 Juli
2010 sampai dengan 30 September 2010 dan US$ 0,75 per yard untuk periode dari tanggal 1 Oktober
2010 sampai dengan 30 September 2011.
106
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
43. PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
Pada tanggal 10 Januari 2011, Perusahaan mengadakan pembaharuan perjanjian maklon dengan PT
Texmaco Jaya Tbk untuk perpanjangan periode selama lima (5) tahun yang dimulai dari tanggal
1 Januari 2011 sampai dengan 30 Desember 2016 dan dapat diperbaharui untuk periode tiga (3) tahun
kemudian. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan harus membayar biaya maklon sebesar US$ 0,30
per kgs dan minimal sebesar US$ 50.000 setiap bulannya.
Kemudian, berdasarkan pembaharuan perjanjian maklon dengan PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit)
pada tanggal 23 Maret 2012, Perusahaan setuju untuk membayar biaya maklon sebesar US$ 0,30 per
kgs dan dikenakan biaya minimum sebesar US$ 64.000 setiap bulannya. Terhitung sejak Januari 2014,
besarnya biaya maklon sebesar minimal Rp 600.000.000 per bulan, sesuai dengan pembaharuan
perjanjian maklon No. 006/APF/III/2014 tanggal 11 Maret 2014.
Perjanjian sewa gudang dengan PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit)

Berdasarkan perjanjian sewa tanah tanggal 15 Juni 2009 antara Perusahaan dengan PT Texmaco
Jaya Tbk (dalam pailit), Perusahaan setuju untuk menyewa tanah yang digunakan untuk 950 meter
saluran pipa gas, 1.500 meter saluran pipa air, 800 meter untuk fasilitas air pompa dan 1.000 meter
kabel listrik. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu tiga puluh (30) tahun yang terhitung sejak
tanggal 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2040. Sebagai konsekuensinya, Perusahaan
harus membayar biaya sewa sebesar Rp 100.000.000 setiap bulannya.
Perjanjian sewa gudang dengan PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) (Lanjutan)

Berdasarkan perjanjian sewa gudang tanggal 30 Maret 2011 antara Perusahaan dengan PT
Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit), Perusahaan setuju untuk menyewa gudang selama sepuluh (10)
bulan yang dimulai dari tanggal 1 Maret 2011 sampai dengan 31 Desember 2011. Berdasarkan
pembaharuan tanggal 28 Juni 2012, 28 Desember 2012, 1 July 2013, 1 Januari 2014 dan 1 Juli
2014, Perusahaan setuju untuk memperpanjang masa sewa gudang sampai dengan tanggal 31
Desember 2014. Pada tanggal 31 Desember 2014, perjanjian ini telah diperbaharui sampai dengan
tanggal 30 Juni 2015. Kemudian, pada tanggal 31 Desember 2015, perjanjian ini telah
diperbaharui sampai dengan tanggal 30 Juni 2016. Sebagai konsekuensinya, Perusahaan harus
membayar biaya sewa sebesar Rp 43.200.000 setiap bulannya

Berdasarkan perjanjian sewa gudang tanggal 2 Januari 2012 antara Perusahaan dengan
PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit), Perusahaan setuju untuk menyewa gudang Coating selama
satu (1) tahun yang terhitung sejak tanggal 2 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2012.
Berdasarkan pembaharuan perjanjian tanggal 28 Nopember 2012, 1 Juni 2013,29 Nopember 2013
dan 30 Mei 2014, Perusahaan setuju untuk memperpanjang masa sewa gudang sampai dengan 31
Desember 2014. Berdasarkan pembaharuan perjanjian tanggal 31 Desember 2014, Perusahaan
setuju untuk memperpanjang sewa gudang sampai dengan 31 Mei 2015. Kemudian, berdasarkan
pembaharuan perjanjian tanggal 30 Mei 2015, Perusahaan setuju untuk memperpanjang masa
sewa gudang sampai dengan tanggal 31 Desember 2015. Dan berdasarkan pembaharuan
perjanjian yang terakhir tanggal 31 Desember 2015, Perusaan setuju untuk memperpanjang masa
sewa gudang sampai dengan tanggal 31 Mei 2016. Sebagai konsekuensinya, Perusahaan harus
membayar biaya sewa sebesar Rp 5.000.000 per bulan.
107
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
43. PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)

Berdasarkan perjanjian sewa gudang tanggal 28 November 2012 antara Perusahaan dengan
PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit), Perusahaan setuju untuk menyewa mesin chiller selama satu
(1) tahun yang terhitung sejak tanggal 1 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember 2013.
Berdasarkan pembaharuan perjanjian tanggal 30 Desember 2013, Perusahaan setuju untuk
memperpanjang masa sewa sampai dengan 31 Desember 2014. Kemudian, berdasarkan
pembaharuan perjanjian terakhir tanggal 30 Desember 2014, Perusahaan setuju untuk
memperpanjang sewa mesin chiller sampai dengan 31 Desember 2015. Pembaharuan perjanjian
terakhir pada tanggal 31 Desember 2015, Perusahaan setuju untuk memperpanjang masa sewa
sampai dengan 31 Desember 2016. Sebagai konsekuensinya, Perusahaan harus membayar biaya
sewa sebesar Rp 5.000.000 per bulan.

Berdasarkan perjanjian sewa gudang tanggal 12 Juni 2014 antara Perusahaan dengan PT Texmaco
Jaya Tbk (dalam pailit), Perusahaan setuju untuk menyewa gudang Suiting selama enam (6) bulan
yang terhitung sejak tanggal 1 Juli 2014 sampai dengan 31 Desember 2014. Kemudian,
berdasarkan pembaharuan perjanjian tanggal 31 Desember 2014, Perusahaan setuju untuk
memperpanjang masa sewa sampai dengan 31 Maret 2015. Sebagai konsekuensinya, Perusahaan
harus membayar biaya sewa sebesar Rp 12.000.000 per bulan.
Perjanjian sewa gudang dengan PT Texmaco Taman Synthetics
Berdasarkan perjanjian sewa tanggal 1 Agustus 2011 antara Perusahaan dengan PT Texmaco Taman
Synthetics, Perusahaan setuju untuk menyewa gudang guna menempatkan peralatan laboratorium
selama lima (5) tahun yang terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2011 sampai dengan 31 Juli 2015.
Sebagai konsekuensinya, Perusahaan harus membayar biaya sewa sebesar Rp 99.000.000 setiap
bulannya.
Perjanjian Gas Turbin dengan PT Wismakarya Prasetya
Berdasarkan pada surat korespondensi tertanggal 27 Maret 2013, Perusahaan setuju untuk membayar
biaya tambahan masing-masing sebesar US$ 250.000 per bulan selama 6 (enam) bulan. Perusahaan
telah membayar sejumlah US$ 250,000 per bulan untuk periode 3 (tiga) bulan, yang dimulai pada
bulan April 2013 sampai dengan Juni 2013. PT Wismakarya Prasetya (WKP), yang menyediakan
100% kebutuhan energi pada fasilitas Perusahaan di Karawang telah dinyatakan pailit, berdasarkan
pada klaim hutang yang diajukan oleh krediturnya, oleh Mahkamah Agung Jakarta dalam Putusan No.
440k/Pdt.sus.PAILIT/2013 tanggal 22 Oktober 2013, yang terhitung efektif pada tanggal 22 Oktober
2013. Bagaimanapun, Pengadilan telah memutuskan untuk menjaga kelangsungan usaha dari WKP
akibat adanya faktor dalam penyediaan kebutuhan energi bagi fasilitas Perusahaan di Karawang
melalui Keputusan No. 440K/PDT.SUS/PAILIT/2013 j.o. No: 05/Pdt.sus/PKPU/2013/PN.
Niaga.Jkt.Pst. pada tanggal 13 Pebruari 2014.
108
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
43. PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
Perjanjian Gas Turbin dengan PT Wismakarya Prasetya (Lanjutan)
Berdasarkan perjanjian penyediaan atas peralatan listrik dan uap tanggal 16 April 2014 antara Perusahaan
dan PT Wismakarya Prasetya (dalam pailit), Perusahaan setuju untuk menyewa peralatan selama 5 (lima)
tahun yang terhitung sejak 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember 2018. Peralatan disini terdiri dari
4 (empat) buah gas turbine “Cogen Mitsubishi with capacity 12.50 MW + HRSG” dan 1 buah gas turbine
“ABB/Siemens with capacity 20 MW + HRSG”. Sebagai konsekuensinya, Perusahaan harus membayar
biaya sewa sebesar US$ 40.800 per bulan. Pada tanggal 5 Nopember 2014, 1 buah gas turbine
“ABB/Siemens with capacity 20 MW telah dibeli oleh Perusahaan pada proses lelang dari Kurator melalui
fasilitas Fourth Loandari Damiano Investments BV., Belanda.
Kemudian, berdasarkan pembaharuan perjanjian tanggal 24 Nopember 2014 antara Perusahaan dan
PT Wismakarya Prasetya (dalam pailit), biaya sewa telah diubah dari US$ 40.800 menjadi US$ 30.600
per bulan, yang merupakan biaya sewa untuk untuk 4 (empat) buah gas turbine. Perjanjian ini berlaku
untuk periode 4 (empat) tahun yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2015 sampai dengan 31 Desember
2018.
Berdasarkan pembaharuan perjanjian tanggal 18 Desember 2015 antara Perusahaan dan PT
Wismakarya Prasetya (dalam pailit), biaya sewa telah diubah dari US$ 30.600 menjadi
Rp 210.375.000 per bulan, yang merupakan biaya sewa untuk untuk 4 (empat) buah gas turbine.
Perjanjian ini berlaku untuk periode 3 (tiga) tahun yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2016 sampai
dengan 31 Desember 2018.
44. KOMITMEN
(a) Komitmen Modal
Pengeluaran modal yang telah diperjanjikan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sekitar
US$ 3.798.084. Ini merupakan pemeliharaan dan peningkatan kapasitas atas perlengkapan PTA.
Jumlah tersebut sehubungan dengan komitmen yang dibuat oleh Perusahaan dalam rangka
ekspansi dan peningkatan kapasitas produksi benang dan fiber Perusahaan. Komitmen tersebut
harus direalisasi paling lambat tahun 2016.
109
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
44. KOMITMEN (Lanjutan)
(b) Komitmen Sewa Operasi
Perusahaan menyewa berbagai gudang dibawah perjanjian sewa operasi yang tidak dapat
dibatalkan. Masa sewa antara satu (1) tahun sampai dengan tiga puluh (30) tahun, dan mayoritas
perjanjian sewa dapat diperpanjang pada akhir masa sewa.
Berikut ini adalah pihak-pihak yang mengadakan perjanjian dengan Perusahaan:
Pihak dalam Perjanjian
PT Texmaco Jaya Tbk
(dalam pailit)
PT Wismakarya
(dalam pailit)
PT Texmaco Taman
Synthetics
Prasetya
Item yang disewa
Periode Perjanjian
Jumlah (Rp)
Sewa Gudang di
Karawang
1 Januari 2016 –
30 Juni 2016
Rp 43.200.000
per bulan
Sewa Gudang
Coating di
Karawang
1 Januari 2016 –
31 Mei 2016
Rp 5.000.000
per bulan
Sewa Gudang
Suiting di
Karawang
1 Januari 2015 –
31 Maret 2015
Rp 5.000.000
per bulan
Sewa Mesin
Chiller di
Karawang
31 Desember 2015 –
31 Desember 2016
Rp 5.000.000
per bulan
Sewa Lahan di
Karawang
1 Januari 2010 –
31 Desember 2040
Rp 100.000.000
per bulan
Sewa Gas Turbine
Di Karawang
1 Januari 2015 –
31 Desember 2018
US$ 30.600
per bulan
Sewa Gudang di
Semarang
1 Agustus 2011 –
31 Oktober 2015
Rp 99.000.000
per bulan
1 Nopember 2015 –
31 Januari 2016
Rp 130.000.000
per bulan
1 Pebruari 2016 –
31 Januari 2018
Rp 160.000.000
per bulan
110
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
44. KOMITMEN (Lanjutan)
(b) Komitmen Sewa Operasi (Lanjutan)
Jumlah pembayaran sewa minimum di masa depan dalam perjanjian sewa operasi yang tidak dapat
dibatalkan adalah sebagai berikut:
Tidak lebih dari 1 tahun
Lebih dari 1 tahun namun tidak lebih dari 5 tahun
Lebih dari 5 tahun
Jumlah
2015
US$
2014
US$
9 617.222
1.447.692
144.980
549.933
1.487.452
2.025.723
2.209.894
9
4.063.108
45. KONTINJENSI

Efektif tanggal 19 Agustus 2011, Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) menjadi berada dibawah
pengendalian Pengadilan, dan menyebabkan Perusahaan kehilangan pengendaliannya. Pengadilan
juga sudah menetapkan Hakim Pengawas dan tim kurator untuk menjaga aset pailit dan memonitor
operasional dan arus kas Entitas Anak tersebut. Liabilitas bersih Entitas Anak pada tanggal tersebut
adalah sebesar Rp 656.593.951.279. PT Asia Pacific Fibers Tbk yang merupakan Entitas Induk
tidak ada liabilitas atas utang kreditur dari Entitas Anak tersebut.

Berdasarkan surat koresponden dengan PT Bina Prima Perdana tanggal 8 Agustus 2011, PT Bina
Prima Perdana mengajukan klaim terhadap Perusahaan selaku pemberi garansi atas beberapa
pinjaman yang diberikannya kepada Entitas Anak dari Bank Dharmala dan Bank Arya. Namun,
manajemen Perusahaan menyatakan bahwa garansi (promisory note) tersebut tidak pernah
didaftarkan oleh PT Bina Prima Perdana selama proses verifikasi utang yang dilakukan oleh
kurator PT Asia Pacific Fibers Tbk (dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) dalam proses pailit
pada tahun 2005, dan sebagai konsekuensinya, klaim dari PT Bina Prima Perdana tersebut adalah
tidak sah. Disamping itu, proses restrukturisasi utang tidak terjamin PT Asia Pacific Fibers Tbk
telah selesai dilakukan.

Sertifikat tanah Perusahaan dengan HGB No. 13 dan HGB No. 14 yang berlokasi di Kiara payung,
Kecamatan Klari, Karawang dijaminkan kepada PT Bank Negara Indonesia / PT Bina Prima
Perdana sehubungan dengan utang terjamin milik PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit). PT Bina
Prima Perdana telah mengajukan klaim kepada Perusahaan melalui suratnya tertanggal
21 Pebruari 2013 sebesar Rp 19 miliar untuk membebaskan jaminan tersebut. Hal ini sedang dalam
proses diskusi dengan PT Bina Prima Perdana (Catatan 15).
111
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
45. KONTINJENSI (Lanjutan)

Pada tahun 2015, Tomoe Engineering Co Ltd (Tomoe) mengajukan gugatan terhadap Perusahaan
di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk pelanggaran kontrak dan mengklaim sejumlah JPY
470,000,000 terhadap kompensasi pembatalan kontrak. Pada tahun 2010/2011, Perusahaan terikat
kontrak untuk membeli pasokan suku cadang untuk pabrik PTA. Perusahaan telah memberitahukan
Tomoe atas intensinya untuk membeli suku cadang tersebut pada tahap akhir negosiasi. Namun,
Tomoe menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan pembelian untuk memenuhi kontrak
tersebut. Oleh karenanya, Tomoe meminta Perusahaan untuk membayar sejumlah ganti rugi. Pada
bulan Januari 2016, Perusahaan telah menerima putusan menang dari pengadilan. Sampai saat ini,
Perusahaan masih menunggu salinan atas putusan tersebut.
46. INFORMASI SEGMEN
Dewan Direksi adalah pengambil keputusan operasional Perusahaan. Manajemen telah menentukan
segmen operasi berdasarkan informasi yang ditelaah oleh Dewan Direksi dan ditujukan untuk
mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja Perusahaan dan Entitas Anak.
Dewan Direksi mempertimbangkan bisnis baik dari perspektif geografis maupun dari perspektif
produk. Secara geografis, manajemen mempertimbangkan kinerja di Indonesia, Asia, Amerika, Eropa,
Australia dan Afrika. Namun dari perspektif produk, manajemen secara terpisah mempertimbangkan
segmen bisnis sebagai berikut:
1. Industri kimia dan benang sintetis
2. Pertenunan dan perajutan
Walaupun segmen pertenunan dan perajutan tidak memenuhi batas kuantitatif yang diisyaratkan PSAK
5 sebagai segmen yang dapat dilaporkan, manajemen menyimpulkan bahwa segmen ini harus
dilaporkan, karena dimonitor secara ketat oleh Dewan Direksi sebagai segmen yang memiliki potensi
pertumbuhan dan diharapkan akan berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan
Perusahaan di masa yang akan datang.
112
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
46. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
2015
Industri kimia
dan benang
sintetis
US$
Pertenunan
Dan
perajutan
US$
Lain-lain
US$
Eliminasi
US$
Jumlah
US$
PENJUALAN SEGMEN:
Penjualan eksternal
Lokal
Ekspor
Eropa
Amerika
Asia
Afrika
Australia
314.619.158
7.057.056
–
–
321.676.214
31.538.631
15.684.280
14.769.527
4.687.398
1.013.836
5.968
680.142
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
31.544.599
15.684.280
15.449.668
4.687.398
1.013.836
Jumlah Ekspor
67.693.672
686.110
–
–
68.379.781
Penjualan antar segmen
128.691.271
–
–
(128.691.271 )
Jumlah penjualan segmen
511.004.101
7.743.166
–
(128.691.271 ) 390.055.996
6.831.637
1.321.566


8.153.203
Hasil segmen
–
Beban yang tidak dapat dialokasikan
(19.065.566 )
(734.984 )


(19.800.550 )
Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan
(12.233.929 )
586.582


(11.647.347 )
Pajak penghasilan
(6.139.325 )
Jumlah rugi bersih tahun berjalan
(17.786.672 )
Pendapatan komprehensif lain,
setelah pajak
1.403.917
Jumlah rugi komprehensif
tahun berjalan
(16.382.755 )
LAPORAN POSISI KEUANGAN:
Aset segmen
Liabilitas segmen
(569.844.453 ) (3.550.521) (759.218.126) 1.099.071.109
(233.541.991 )
1.492.128.186 3.922.444 761.938.304 (1.099.040.218 ) 1.158.948.716
INFORMASI LAINNYA:
(7.774.375 )
(59.168 )


(5.870.764 )
(69.645 )


(7.833.543 )
Pengeluaran modal
Beban Penyusutan
113
(5.940.409)
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
46. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
2014
Industri kimia Pertenunan
dan benang
Dan
sintetis
perajutan
US$
US$
Lain-lain
US$
Eliminasi
US$
Jumlah
US$
PENJUALAN SEGMEN:
Penjualan eksternal
Lokal
Ekspor
Eropa
Amerika
Asia
Afrika
Australia
405.351.272
6.932.909


412.284.181
36.559.077
21.585.719
13.283.602
12.263.334
697.421
17.506

1.267.301
23.520











36.576.583
21.585.719
14.550.903
12.286.854
697.421
Jumlah Ekspor
84.389.153
1.308.327


85.697.480
Penjualan antar segmen
189.672.953

(189.672.953 )
Jumlah penjualan segmen
679.413.378
8.241.236

(189.672.953 ) 497.981.661
Hasil segmen
(16.526.795 ) 2.699.847


(13.826.948 )
Beban yang tidak dapat dialokasikan
(66.970.562 )


(67.844.006 )
Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan
(83.497.357 ) 1.826.403


(81.670.954 )
Pajak penghasilan

(873.444 )

1.734.736
Jumlah rugi bersih tahun berjalan
(79.936.218 )
Pendapatan komprehensif lain,
setelah pajak

Jumlah rugi komprehensif tahun berjalan
(79.936.218 )
114
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
46. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
Industri kimia
dan benang
sintetis
US$
2014
Pertenunan
Dan
perajutan
US$
Lain-lain
US$
Eliminasi
US$
Jumlah
US$
APORAN POSISI KEUANGAN:
Aset segmen
(271.140.712 ) (3.814.965)
Liabilitas segmen
1.182.111.368
626.952
(20.576)

74.931

(274.976.253 )
1.182.813.251
INFORMASI LAINNYA:
Pengeluaran modal
(11.177.502 )
(215.075 )


(11.392.577 )
Beban Penyusutan
(31.965.513 )
(63.298 )


(32.028.811 )
Tabel berikut ini menunjukkan bahwa nilai tercatat dari segmen aset tidak lancar dan penambahan aset
tetap berdasarkan area geografis dimana aset tersebut ditempatkan adalah sebagai berikut:
Nilai Tercatat dari Aset Tidak Tetap
Indonesia
Penambahan Aset Tetap
31 Desember
2015
31 Desember
2014
31 Desember
2015
31 Desember
2014
US$
US$
US$
US$
61.989.672
61.485.730
115
6.450.627
11.392.577
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
47. ASET DAN LIABILITAS MONETER BERSIH DALAM MATA UANG ASING
Perusahaan dan Anak Perusahaan memilik aset dan liabilitas dalam mata uang asing sebagai berikut:
2 0 1 5
Mata uang
Setara dalam
Asing
US$
2 0 1 4
Mata uang
Asing
Setara dalam
US$
Aset:
Kas dan setara kas
IDR
EUR
SGD
SEK
21.729.152.865
1.307
8.721
1.108
1.575.147
1.428
6.164
125
9.747.601.310
2.307
6.405
1.108
783.566
2.806
4.851
143
Piutang usaha:
Pihak ketiga
Pihak berelasi
IDR
IDR
122.613.897.042
268.722.447.174
8.888.315
19.479.699

268.722.447.174

21.601.483
Piutang lain-lain
IDR
488.496.290.040
35.411.113
16.640.244.635
1.337.640
Aset keuangan lancar lainnya
IDR
5.941.270.183
430.682
5.941.270.183
477.594
Piutang non-usaha kepada
pihak berelasi
IDR
360.790.425.393
26.153.709
327.890.490.777
26.358.200
Aset keuangan tidak lancar
lainnya
IDR
3.959.413.310
287.018
3.959.414.637
318.282
Jumlah aset
92.233.400
50.884.565
Liabilitas:
Utang Usaha:
Pihak ketiga
IDR
SEK
EUR
YEN
SGD
CHF
73.779.315.675

515.773
3.742.080
640
12.316
Dipindahkan
5.348.265
563.432
31.066
452
12.456
5.955.671
116
43.682.608.557
5.336.392
530.113
3.730.811
74.464
23.345
3.511.456
689.325
644.883
31.265
56.399
23.613
4.956.941
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
47. ASET DAN LIABILITAS MONETER BERSIH DALAM MATA UANG ASING (Lanjutan)
2 0 1 5
Mata uang
Setara dalam
Asing
US$
Liabilitas (Lanjutan)
Pindahan
5.955.671
Biaya yang masih harus dibayar IDR
Utang terjamin
Liabilitas keuangan jangka
pendek lainnya
2 0 1 4
Mata uang
Asing
Setara dalam
US$
4.956.941
479.395.011.200
34.751.360
448.134.019.400
36.023.635
IDR 1.341.051.955.403
EUR
14.262.805
YEN
3.001.711.400
97.212.898
15.580.706
24.919.797
1.341.051.955.403
14.262.806
3,001.711.400
107.801.604
17.350.716
25.154.728
IDR
EUR
51.696.644.961
25.018
3.752.296
27.329
13.568.701.433
–
Utang kredit pembiayaan
IDR
652.765.605
47.319
1.286.103.046
103.384
Imbalan Pasca Kerja
Jangka Panjang
IDR
134.636.454.795
9.759.801
150.836.853.560
12.125.149
Jumlah liabilitas
192.007.177
Liabilitas bersih
(99.773.777 )
838.891
–
204.355.048
(153.470.483 )
Aset dan liabilitas moneter diatas dijabarkan menggunakan kurs penutup Bank Indonesia per
31 Desember 2015 dan 2014.
48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
Perusahaan memiliki beragam eksposur risiko yang berasal dari pengunaan instrumen keuangan
diantaranya:



Risiko Kredit
Risiko Likuiditas
Risiko Pasar
Catatan ini menyajikan informasi tentang eksposur Perusahaan dan Entitas Anak terhadap setiap risiko
diatas, tujuan, kebijakan dan proses Perusahaan dan Entitas Anak dalam mengukur dan mengelola
risiko, serta manajemen modal atas Perusahaan dan Entitas Anak. Tujuan utama Perusahaan dan
Entitas Anak dalam melakukan instrumen keuangan adalah untuk membiayai operasional dan belanja
modal. Perusahaan dan Entitas Anak tidak aktif terlibat dalam perdagangan aset keuangan untuk tujuan
spekulasi atau opsi. Dewan Direksi secara keseluruhan bertanggung jawab untuk membentuk dan
mengawasi kerangka kerja dari manajemen risiko atas Perusahaan dan Entitas Anak. Dewan Direksi
juga bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memonitor kebijakan serta manajemen risiko dari
Perusahaan dan Entitas Anak.
117
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
Kebijakan manajemen risiko Perusahaan dan Entitas Anak dibentuk untuk mengidentifikasi dan
menganalisa risiko yang dihadapi oleh Perusahaan dan Entitas Anak, untuk menetapkan batas risiko
dan pengendalian yang tepat, serta memonitor risiko dan kepatuhan terhadap batas yang telah
ditentukan. Kebijakan dari sistem dan manajemen risiko ditelaah secara berkala untuk mencerminkan
setiap perubahan dalam kondisi pasar dan setiap kegiatan Perusahaan dan Entitas Anak. Semua risiko
yang dihadapi oleh Perusahaan dan Entitas Anak tergabung dalam anggaran operasional secara
tahunan. Mitigasi dari strategi dan prosedur juga dirancang untuk mengatasi risiko yang pasti terjadi
sehingga tidak mempengaruhi operasional dan hasil yang diperkirakan dari Perusahaan dan Entitas
Anak. Perusahaan dan Entitas Anak, melalui pelatihan dan kebijakan serta prosedur manajemen
memiliki tujuan untuk mengembangkan lingkungan pengendalian secara disiplin dan konstruktif
dimana semua karyawan akan memahami peran dan kewajibannya.
Dewan Direksi melakukan pengawasan atas fungsi pelaporan keuangan, khususnya di bidang
pengelolaan kredit, likuiditas, pasar dan risiko lainnya terhadap Perusahaan dan Entitas Anak. Dewan
Direksi juga melakukan penelaahan atas pengendalian dan prosedur manajemen risiko serta
memastikan integritas dari kegiatan pengendalian internal yang akan mempengaruhi sistem pelaporan
keuangan dari Perusahaan dan Entitas Anak.
a. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko dimana Perusahaan dan Entitas Anak akan mengalami kerugian yang
timbul jika pelanggan atau rekanan gagal dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya.
Informasi keuangan Perusahaan dan Entitas Anak serta eksposur maksimal atas risiko kredit pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tanpa mempertimbangkan adanya efek agunan dan teknik
risiko mitigasi lainnya, adalah seperti yang disajikan dibawah ini:
2015
US$
Kas dan setara kas
Piutang usaha, bersih
Piutang lain-lain, bersih
Aset keuangan lancar lainnya
Piutang non-usaha kepada pihak berelasi, bersih
Aset keuangan tidak lancar lainnya
Jumlah aset keuangan
2014
US$
2.657.148
51.046.746
2.787.973
5.969.375
19.552.932
991.274
6.184.094
62.791.642
3.426.117
8.693.988
23.692.655
1.022.539
83.005.448
105.811.035
(a) Kas dan setara kas
Manajemen mengevaluasi kondisi keuangan dari industri perbankan dan deposito/investasi
bank terhadap reputasi bank tersebut. Untuk bank, hanya dengan peringkat kredit dari penilai
independen dengan minimum ”A” yang dapat diterima. Kualitas kredit dapat dinilai dengan
mengacu pada peringkat kredit eksternal sebagai berikut:
118
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
a. Risiko Kredit (Lanjutan)
(a) Kas dan setara kas (Lanjutan)
Dengan pihak yang memiliki peringkat kredit eksternal:
- Fitch:
F1+
F3
- Pefindo:
idAAA
idAA+
Dengan pihak yang tidak memiliki peringkat
kredit eksternal:
Jumlah kas dan setara kas
2015
US$
2014
US$
1.496.346
216.633
5.579.010
309.885
746.281
113.647
70.583
126.515
2.572.907
6.085.993
84.328
98.101
2.657.148
6.184.094
(b) Piutang Usaha
Mayoritas risiko kredit Perusahaan dan Entitas Anak adalah dari piutang yang dapat
diatribusikan kepada aktivitas yang dipengaruhi oleh karakteristik individual untuk setiap
pelanggan dan uang muka tanpa bunga yang diterima oleh Perusahaan dan Entitas Anak
dengan aktivitas operasional yang serupa. Demografi dari pelanggan Perusahaan dan Entitas
Anak mencakup risiko kegagalan dalam industri dan wilayah dimana pelanggan beroperasi,
yang memiliki pengaruh terhadap risiko kredit.
Sehubungan dengan piutang usaha, Perusahaan dan Entitas Anak tidak memiliki eksposur yang
signifikan terhadap risiko kredit dari para pelanggan baik, secara individual maupun secara
grup. Piutang usaha terdiri dari banyak pelanggan. Berdasarkan informasi historis, tingkat
kegagalan dalam pelunasan piutang dari para pelanggan adalah kecil karena pembayaran dari
pelanggan biasanya diterima oleh Perusahaan dan Entitas Anak dalam batas waktu kredit.
Lagipula, beberapa penjualan ekspor dilakukan dengan penerimaan uang muka terlebih dahulu
dari pelanggan (prefinance). Dengan demikian, manajemen berpendapat bahwa kualitas kredit
atas saldo piutang usaha tidak diperlukan adanya penurunan nilai.
Dewan Direksi telah menetapkan kebijakan kredit untuk setiap jumlah uang muka yang
diterima dari setiap pelanggan/rekanan baru dengan menganalisa secara individual untuk setiap
kreditnya seperti yang dinyatakan dalam persyaratan kondisi dalam kebijakan kredit yang telah
ditentukan.
119
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
a. Risiko Kredit (Lanjutan)
(b) Piutang Usaha (Lanjutan)
Penelaahan yang dilakukan oleh Perusahaan dan Entitas Anak mencakup persyaratan untuk
memperbaharui dokumen aplikasi kredit, verifikasi kredit atas tidak adanya catatan yang
negatif dan daftar rekening yang di-blacklisted, serta menganalisa kinerja keuangan untuk
memastikan kapasitas kredit telah memadai. Status dari masing-masing akun pada awalnya
akan diperika sebelum jumlah uang muka ditetapkan.
Kualitas kredit aset keuangan baik yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan
nilai, dan jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai dapat dinilai mengacu pada
informasi historis mengenai tingkat gagal bayar dari debitur:
2015
Jumlah Bruto
Penurunan
Nilai
2014
Penurunan
Jumlah Bruto
Nilai
Dengan pihak yang tidak
memiliki peringkat
kredit eksternal:
Grup 1
Grup 2
Grup 3
30.254.675
1.312.372
35.137.644
–
–
15,657,945
40.836.529
353.630
37.259.428
15.657.945
Jumlah
66.704.691
15.657.945
78.449.587
15.657.945



–
–
Grup 1 – pelanggan / pihak-pihak berelasi (kurang dari enam bulan)
Grup 2 – pelanggan / pihak-pihak berelasi (lebih dari enam bulan) tanpa adanya kasus
gagal bayar di masa lalu.
Grup 3 – pelanggan / pihak-pihak berelasi (lebih dari enam bulan) dengan beberapa
kejadian gagal bayar pada masa lalu.
Pada tanggal pelaporan, tidak ada eksposur risiko kredit yang signifikan.
Berdasarkan pengalaman historis, Perusahaan dan Entitas Anak berkeyakinan bahwa
penyisihan atas penurunan nilai atas Grup 1 dan Grup 2 tidak diperlukan karena piutang usaha
tersebut dapat diperoleh kembali.
(c) Piutang lain-lain
Dalam piutang lain-lain, Perusahaan dan Entitas Anak tidak memiliki eksposur yang
signifikan terhadap risiko kredit dari para pelanggan, baik secara individual maupun secara
grup. Berdasarkan informasi historis tentang tingkat kegagalan dari para pelanggan,
manajemen mempertimbangkan bahwa kualitas kredit dari piutang lain-lain, bersih pada Grup
1 dan Grup 2 tidak perlu dilakukan penurunan nilai.
120
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
a. Risiko Kredit (Lanjutan)
(c) Piutang lain-lain (Lanjutan)
Kualitas kredit aset keuangan baik yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan
nilai, dan jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai dapat dinilai mengacu pada
informasi historis mengenai tingkat gagal bayar dari debitur:
2015
Jumlah Bruto



2014
Penurunan
Nilai
Jumlah Bruto
Penurunan
Nilai
Dengan pihak yang tidak
memiliki peringkat
kredit eksternal:
Grup 1
Grup 2
Grup 3
1.547.695
145.600
68.732.434
–
–
67.637.756
2.014.178
175.928
68.873.767
–
–
67.637.756
Jumlah
70.425.729
67.637.756
71.063.873
67.637.756
Grup 1 – pelanggan / pihak-pihak berelasi (kurang dari enam bulan)
Grup 2 – pelanggan / pihak-pihak berelasi (lebih dari enam bulan) tanpa adanya kasus
gagal bayar di masa lalu.
Grup 3 – pelanggan / pihak-pihak berelasi (lebih dari enam bulan) dengan beberapa
kejadian gagal bayar pada masa lalu.
(d) Piutang non-usaha kepada pihak berelasi
Piutang non-usaha kepada pihak berelasi disini merupakan piutang kepada PT Multikarsa
Investama (pihak berelasi). Manajemen Perusahaan dan Entitas Anak menyatakan bahwa
tidak ada indikasi penurunan nilai yang dapat diukur dari estimasi arus kas di masa yang akan
datang, karena PT Multikarsa Investama sedang dalam proses restrukturisasi dengan PT
Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Disamping itu, nilai tercatat akan disesuaikan pada waktu
restrukturisasi selesai.
(e) Aset keuangan tidak lancar lainnya
Manajemen Perusahaan dan Entitas Anak menyatakan tidak ada indikasi penurunan nilai yang
dapat diukur dari estimasi arus kas di masa yang akan datang, karena Perusahaan sedang dalam
proses restrukturisasi dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Disamping itu, nilai
tercatat akan disesuaikan pada waktu restrukturisasi.
b. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang terjadi saat Perusahaan dan Entitas Anak tidak dapat memenuhi
kewajibannya yang terkait dengan liabilitas keuangan yang akan diselesaikan dengan cara
memberikan uang tunai atau aset keuangan lainnya.
121
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
b. Risiko Likuiditas (Lanjutan)
Perusahaan dan Entitas Anak mengelola risiko liabilitas dengan memproyeksikan arus kas dan
menjaga keseimbangan serta fleksibilitas dari kesinambungan dalam pendanaan. Pengendalian dan
prosedur treasury digunakan untuk memastikan bahwa kas yang memadai akan dipertahankan
untuk menutupi kebutuhan modal operasional secara harian dan berkala.
Manajemen terus memonitor liabilitas Perusahaan dan Entitas Anak di masa depan dan juga untuk
liabilitas kontinjensinya, serta mengatur cadangan kas yang diperlukan menurut kebutuhan
internal.
Berikut ini adalah liabilitas keuangan kontraktual berdasarkan jatuh temponya, yang termasuk
estimasi pembayaran bunga dan tidak termasuk dampak dari perjanjian saling hapus Perusahaan
dan Entitas Anak:
Lancar
Dalam
6 bulan
US$
31 Desember 2015:
Utang usaha
Biaya yang masih harus dibayar
Utang bank
Utang terjamin
Utang tidak terjamin dan
wesel bayar
Pinjaman modal kerja
Utang kredit pembiayaan
Liabilitas keuangan jangka
pendek lainnya
Jumlah
31 Desember 2014:
Utang usaha
Biaya yang masih harus dibayar
Utang bank
Utang terjamin
Utang tidak terjamin dan
wesel bayar
Pinjaman modal kerja
Utang kredit pembiayaan
Liabilitas keuangan jangka pendek
lainnya
Jumlah
12.241.858
50.446.641
88.135.716
945.081.879
−
20.210
5.357.542
1.101.283.846
25.584.407
49.969.699
88.250.457
957.675.525


31.994
4.716.794
1.126.228.876
122
6 sampai
12 bulan
US$
−
−
−
−
−
−
21.169
−
21.169






24.137

24.137
Tidak Lancar
1 sampai 5
Lebih dari
tahun
5 tahun
US$
US$
−
−
−
−
−
−
−
−
5.526.320
22.070.000
5.940
18.506.316
−
−
−
27,602,260
18,506,316








5.193.493
22.070.000
47.253
17.888.700




27.310.746
17.888.700
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
c. Risiko pasar
Risiko pasar adalah risiko dimana terdapat perubahan harga pasar, seperti suku bunga, nilai tukar
mata uang asing, dan harga pasar lainnya yang akan mempengaruhi penghasilan Perusahaan dan
Entitas Anak serta nilai kepemilikan atas instrumen keuangan. Tujuan pengelolaan risiko pasar
adalah untuk mengelola dan mengendalikan eksposur risiko pasar dalam parameter yang dapat
diterima, sekaligus untuk mengoptimalkan pengembaliannya.
Perusahaan dan Entitas Anak memiliki beberapa eksposur terhadap risiko pasar yang terdiri dari
risiko suku bunga dan risiko nilai tukar mata uang asing.
(1) Risiko Tingkat Suku Bunga
Risiko tingkat suku bunga merupakan dampak dari perubahan suku bunga pada aset dan
liabilitas Perusahaan dan Entitas Anak. Risiko tingkat suku bunga pada umumnya disebabkan
karena perubahan dari suku bunga tetap dan suku bunga mengambang. Ketika
mempertimbangkan risiko tingkat suku bunga, lindung nilai atas suku bunga merupakan salah
satu cara untuk mengurangi risiko nilai wajar yang berhubungan dengan aset dan liabilitas
dengan suku bunga tetap serta risiko arus kas yang berhubungan dengan aset dan liabilitas
dengan suku bunga mengambang.
Kebijakan Perusahaan dan Entitas Anak adalah untuk meminimalkan eksposur risiko arus kas
pendanaan jangka panjang. Bunga atas pinjaman jangka panjang biasanya dalam tingkat suku
bunga tetap (fixed interest rates). Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Perusahaan dan
Entitas Anak mempunyai tingkat bunga tetap (fixed interest rates) atas pinjaman kepada pihak
bank, pihak ketiga dan pihak berelasi, dengan demikian, tidak terdapat risiko tingkat bunga
pada Perusahaan dan Entitas Anak.
(2) Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing
Mayoritas transaksi Perusahaan dan Entitas Anak dilakukan dalam beberapa mata uang asing.
Eksposur terhadap nilai tukar mata uang asing timbul karena transaksi aktivitas operasional
Perusahaan dan Entitas Anak yang didominasi dalam mata uang Rupiah dan mata uang
lainnya, selain Dolar Amerika Serikat.
Perusahaan dan Entitas Anak juga peduli terhadap risiko pasar yang timbul dari fluktuasi nilai
tukar. Manajemen telah menentukan kebijakan yang meminta Perusahaan dan Entitas Anak
untuk menjaga risiko nilai tukar terhadap mata uang fungsional. Tidak ada perjanjian spesifik
untuk mengurangi risiko melalui instrumen derivatif dan lindung nilai. Risiko nilai tukar
timbul ketika transaksi komersial dimasa yang akan datang terjadi atau pada saat pengakuan
aset dan liabilitas yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang fungsional.
Untuk mengurangi risiko terhadap risiko nilai tukar mata uang asing, Perusahaan dan Entitas
Anak selalu memonitor arus kas dalam mata uang asingnya. Aset dan liabilitas keuangan dalam
mata uang asing, dijabarkan ke Dolar Amerika Serikat dengan kurs tengah Bank Indonesia
yang telah dijabarkan dalam Aset dan Liabilitas Moneter dalam Mata Uang Asing (Catatan
47).
123
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
c. Risiko pasar (Lanjutan)
(2) Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing (Lanjutan)
Manajemen berpendapat bahwa Perusahaan dan Entitas Anak pada dasarnya telah melakukan
lindung nilai terhadap risiko nilai tukar. Risiko ini diukur dengan menggunakan rencana arus
kas di dalam analisa sensitivitas. Tabel dibawah ini merangkum analisa sensitivitas terhadap
kemungkinan perubahan kurs mata uang asing, dengan pertimbangan semua faktor lainnya
adalah konstan, terhadap laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif konsolidasian untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015:
2015
US$
IDR menurun 2,90%
EUR menurun 2,80%
YEN meningkat 2,74%
SEK meningkat 0,53%
SGD menurun 2,65%
CHF menurun 3,62%
1.548.124
428.066
789.478
1
(152)
451
Laba bersih
2.765.968
Manajemen melakukan survey melalui bank untuk mendapatkan estimasi atas nilai tukar mata
uang asing sampai dengan tanggal pelaporan. Estimasi perubahan mata uang asing meningkat
sebesar 2,74% untuk Yen Jepang dan 0,53% untuk Krona Swedia. Sedangkan estimasi
perubahan mata uang asing menurun sebesar 2,90% untuk Indonesia Rupiah, 2,80% untuk
Euro Eropa, 2,65% untuk Dolar Singapura, dan 3,62% untuk Franc Swiss jika dibandingkan
dengan nilai tukar mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2015.
Kebijakan Perusahaan dan Entitas Anak untuk mengelola aset keuangannya dalam mata uang
asing dilakukan dengan menyediakan dana guna menyelesaikan liabilitas keuangan dalam
mata uang asing. Pada tanggal 31 Desember 2015, liabilitas keuangan dalam mata uang asing
telah melebihi jumlah aset keuangan dalam mata uang asing sebesar US$ 99.746.448. Hal ini
disebabkan karena adanya utang terjamin milik Perusahaan yang belum selesai
direstrukturisasi. Jika utang terjamin yang dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan mata uang
lainnya selain Dolar Amerika Serikat tidak dipertimbangkan, maka tidak ada selisih lebih
liabilitas keuangan diatas aset keuangan. Jumlah ini menggambarkan nilai yang akan
dibayarkan saat jatuh tempo.
Pengaturan Pembiayaan
Perusahaan memiliki fasilitas letter of credit dari Deutsche Bank sejumlah US$ 100.000.000. Fasilitas
ini tersedia dalam beberapa periode sampai dengan 31 Desember 2015. Pada tanggal 31 Desember
2015, porsi yang belum digunakan adalah US$ 7.996.366.
124
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
Estimasi Nilai Wajar
Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan diestimasi untuk keperluan pengakuan dan pengukuran atau
untuk keperluan pengungkapan.
PSAK 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” mensyaratkan pengungkapan atas pengukuran nilai
wajar dengan tingkat hirarki nilai wajar sebagai berikut:
1. Harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik
(tingkat 1).
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan
kuotasi nilai pasar pada tanggal pelaporan. Kuotasi nilai pasar yang digunakan untuk aset keuangan
adalah harga penawaran, sedangkan untuk liabilitas keuangan adalah harga jual.
2. Input selain harga kuotasian yang termasuk dalam tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau
liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya derivasi dari
harga) (tingkat 2), dan
Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan pada pasar aktif (misalnya derivatif
over-the-counter) ditentukan dengan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut memaksimumkan
penggunaan data pasar yang dapat diobservasi apabila tersedia dan sedapat mungkin
meminimalisir penggunaan estimasi yang bersifat spesifik dari entitas. Jika seluruh input yang
dibutuhkan untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan dapat diobservasi, instrumen
tersebut termasuk dalam tingkat 2.
3. Input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input
yang tidak dapat diobservasi) (tingkat 3).
Jika satu atau lebih input yang signifikan tidak berdasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi,
instrumen ini termasuk dalam tingkat 3.
Teknik penilaian tertentu digunakan untuk menentukan nilai instrumen keuangan yang mencakup:
(a) Penggunaan harga yang diperoleh dari bursa atau pedagang efek untuk instrumen sejenis, dan
(b) Teknik lain, seperti analisis arus kas yang didiskontokan, digunakan untuk menentukan nilai wajar
instrumen keuangan lainnya.
Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan dan Entitas Anak diukur dan diakui dengan hirarki tingkat
pengukuran nilai wajar tingkat 2 dan tingkat 3.
125
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
Estimasi Nilai Wajar (Lanjutan)
Nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan adalah sebagai berikut:
31 Desember 2015
Carrying
amount
Fair value
US$
US$
Aset Keuangan:
Aset Lancar:
Kas dan setara kas
Piutang usaha, bersih
Piutang lain-lain, bersih
Aset keuangan lancar lainnya
Aset tidak lancar:
Piutang non-usaha kepada
pihak berelasi
Aset keuangan tidak lancar
lainnya
Jumlah aset lancar
Liabilitas keuangan:
Liabilitas Jangka Pendek:
Utang usaha
Biaya yang masih harus dibayar
Utang bank
Utang terjamin
Bagian lancar atas liabilitas
jangka panjang:
Utang kredit pembiayaan
Liabilitas keuangan
jangka pendek lainnya
Liabilitas Jangka Panjang:
Utang tidak terjamin dan
wesel bayar
Pinjaman modal kerja
Utang kredit pembiayaan
Jumlah liabilitas keuangan
31 Desember 2014
Carrying
amount
Fair value
US$
US$
2.657.148
2.657.148
51.046.746
2.787.973
5.969.375
51.046.746
2.787.973
5.969.375
6.184.094
62.791.642
3.426.117
8.693.988
6.184.094
62.791.642
3.426.117
8.693.988
19.552.932
19.552.932
23.692.655
23.692.655
991.274
991.274
1.022.539
1.022.539
83.005.448
83.005.448
105.811.035
105.811.035
12.241.858
50.446.641
88.135.716
945.081.879
12.241.858
50.446.641
88.135.716
945.081.879
25.584.407
49.969.699
88.250.457
957.675.525
25.584.407
49.969.699
87.820.594
957.675.525
56.131
56.131
41.379
−
5.357.542
5.357.542
4.716.794
4.716.794
24.032.636
22.070.000
5.940
20.900.635
20.914.617
5.940
23.082.193
22.070.000
47.253
19.536.576
21.192.615
47.253
1.147.413.591
1.143.084.882
1.171.452.459
1.166.599.594
Instrumen keuangan jangka pendek dengan jatuh tempo satu (1) tahun atau kurang (kas dan setara kas,
piutang usaha, piutang lain-lain, aset keuangan lancar lainnya, utang usaha, biaya yang masih harus
dibayar, liabilitas keuangan lancar lainnya). Nilai tercatat dari aset dan liabilitas keuangan ini
dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya karena merupakan jangka pendek.
126
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
Estimasi Nilai Wajar (Lanjutan)
Instrumen keuangan jangka panjang dengan jatuh tempo lebih dari satu (1) tahun. Nilai wajar dari aset
dan liabilitas keuangan ini diperhitungkan dengan menggunakan diskonto arus kas di masa yang akan
datang dengan menggunakan tingkat suku bunga yang dapat diobservasi pada pasar dari transaksi
instrumen dengan kondisi, risiko kredit dan waktu jatuh tempo yang sama.
Berdasarkan tingkatan nilai wajar yang berbeda-beda, tabel dibawah ini merupakan aset dan liabilitas
keuangan Perusahaan dan Entitas Anak yang diukur pada nilai wajar pada tanggal 31 Desember 2015
dan 2014:
31 Desember 2015
Tingkat 2
Tingkat 3
US$
US$
Tingkat 1
US$
Aset Keuangan:
Aset Lancar:
Kas dan setara kas
Piutang usaha, bersih
Piutang lain-lain, bersih
Aset keuangan lancar lainnya
Aset tidak lancar:
Piutang non-usaha kepada
pihak berelasi
Aset keuangan tidak lancar
Lainnya
−
−
−
−
2.657.148
51.046.746
2.787.973
5.969.375
Jumlah liabilitas keuangan
2.657.148
51.046.746
2.787.973
5.969.375
−
−
19.552.932
19.552.932
−
−
991.274
991.274
20.544.206
83.005.448
Jumlah aset lancar
Liabilitas keuangan:
Liabilitas Jangka Pendek:
Utang usaha
Biaya yang masih harus dibayar
Utang bank
Utang terjamin
Bagian lancar atas liabilitas
jangka panjang:
Utang kredit pembiayaan
Liabilitas keuangan
jangka pendek lainnya
Liabilitas Jangka Panjang:
Utang tidak terjamin dan
wesel bayar
Pinjaman modal kerja
Utang kredit pembiayaan
−
−
−
−
Jumlah
US$
62.461.242
−
−
−
−
12.241.858
50.446.641
88.135.716
945.081.879
−
−
−
−
−
12.241.858
50.446.641
88.135.716
945.081.879
−
−
5.357.542
−
5.357.542
−
−
−
20.900.635
20.914.617
5.940
−
−
−
20.900.635
20.914.617
5.940
−
1.143.084.882
−
1.143.084.828
127
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
Estimasi Nilai Wajar (Lanjutan)
31 Desember 2014
Tingkat 2
Tingkat 3
US$
US$
Tingkat 1
US$
Aset Keuangan:
Aset Lancar:
Kas dan setara kas
Piutang usaha, bersih
Piutang lain-lain, bersih
Aset keuangan lancar lainnya
Aset tidak lancar:
Piutang non-usaha kepada
pihak berelasi
Aset keuangan tidak lancar
lainnya
Jumlah aset lancar
Liabilitas keuangan:
Liabilitas Jangka Pendek:
Utang usaha
Biaya yang masih harus dibayar
Utang bank
Utang terjamin
Bagian lancar atas liabilitas
jangka panjang:
Utang kredit pembiayaan
Liabilitas keuangan
jangka pendek lainnya
Liabilitas Jangka Panjang:
Utang tidak terjamin dan
wesel bayar
Pinjaman modal kerja
Utang kredit pembiayaan
Jumlah liabilitas keuangan
–
–
–
–
6.184.094
62.791.642
3.426.117
8.693.988
–
–
–
–
Jumlah
US$
6.184.094
62.791.642
3.426.117
8.693.988
–
–
23.692.655
23.692.655
–
–
1.022.539
1.022.539
–
81.095.841
24.715.194
105.811.035
–
–
–
–
25.584.407
50.151.419
87.820.594
–
–
–
–
957.675.525
25.584.407
50.151.419
87.820.594
957.675.525
–
56.131
–
56.131
–
4.968.636
–
4.968.636
–
–
–
19.536.576
21.192.615
47.253
–
–
–
19.536.576
21.192.615
47.253
–
209.357.631
957.675.525
1.167.033.156
Tabel dibawah ini merupakan mutasi dari instrumen tingkat 3:
Piutang jangka
panjang
Kepada
Pihak berelasi
US$
Saldo awal
Keuntungan (kerugian)
selisih kurs, bersih
Pelunasan biaya proses
24.836.407
Saldo akhir
23.692.655
(504.647 )
(639.105 )
128
Aset
Keuangan
Tidak lancar
Lainnya
US$
1.029.093
(6.554 )
–
1.022.539
Utang
Terjamin
US$
(965.681.557 )
8.006.032
–
(957.675.525 )
Jumlah
US$
(939.816.057)
7.494.831
(639.105)
(932.960.331)
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
Manajemen risiko permodalan
Tujuan Perusahaan dan Entitas Anak dalam pengelolaan permodalan adalah untuk mempertahankan
kelangsungan usaha Perusahaan dan Entitas Anak guna memberikan imbal hasil kepada pemegang
saham dan manfaat kepada pemangku kepentingan lainnya serta mengelola struktur modal yang
optimal untuk meminimalisasi biaya modal yang efektif. Perusahaan dan Entitas Anak mengkaji dan
mengelola struktur modal secara aktif dan berkala untuk memastikan struktur modal dan pengembalian
kepada pemegang saham sudah optimal dengan mempertimbangkan kebutuhan modal di masa depan
dan defisiensi modal dari Perusahaan dan Entitas Anak, serta memproyeksikan tingkat keuntungan,
arus kas bersih dari operasional, belanja modal dan kesempatan investasi yang strategis. Dalam rangka
mempertahankan atau menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan dan Entitas Anak selalu
menyesuaikan jumlah saham baru yang diterbitkan serta menambah/mengurangi jumlah utang dari
waktu ke waktu.
Konsisten dengan entitas lain dalam industri yang sama, Perusahaan dan Entitas Anak memonitor
permodalan berdasarkan gearing ratio. Gearing ratio per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah
sebagai berikut:
2015
US$
Jumlah pinjaman
Dikurangi:
Kas dan setara kas
Aset keuangan lancar lainnya
Aset keuangan tidak lancar lainnya
1.079.320.231
(2.657.148)
(5.969.375)
(991.274)
Liabilitas bersih
1.069.702.434
Jumlah defisiensi
(925.406.725 )
Gearing ratio
(0,86)
2014
US$
1.091.181.559
(6.184.094)
(321.543)
(1.022.539)
1.083.653.383
(909.023.970 )
(0,84 )
Jumlah liabilitas mencakup jumlah utang terjamin yang belum direstrukturisasi sebesar
US$ 957.675.525. Perusahaan akan merestrukturisasi utang ini pada tingkat yang berkelanjutan dimana
tahap negosiasi dengan kreditur terjamin termasuk PPA/BPP sedang berlangsung. Jika usulan
Perusahaan mengenai konversi utang menjadi modal diterima, maka hal ini akan memperbaiki struktur
modal gearing Perusahaan dan Entitas Anak.
49. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN
Pada tanggal 26 Pebruari 2016, Perusahaan telah mengasuransikan seluruh asetnya senilai US$ 516.500.000
termasuk risiko bisnisnya senilai US$ 63.000.000 untuk tahun 2016 melalui perusahaan perantara, Howden
Indonesia.
129
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
50. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN LALU
Efektif 1 Januari 2015, perusahaan telah menetapkan PSAK 24 (Revisi 2013) “Imbalan Kerja”, terdapat
perbedaan dalam pengukuran dan asumsi yang digunakan, pada saat yang sama diminta untuk mengakui
secara langsung atas keuntungan atau kerugian aktuarial pada penghasilan komprehensif lain (sebelumnya
diamortisasi) perusahaan menghitung liabilitas imbalan kerja dengan metode baru, menyebabkan
perubahan dalam beberapa akun . Sebagai akibat dari perubahan metode ini, laporan posisi keuangan
konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014, dan laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, telah di sajikan
kembali.
PSAK ini memberikan antara lain (i) penghapusan “pendekatan koridor” yang diperbolehkan dalam
versi sebelumnya dan (ii) memberikan perubahan signifikan dalam pengakuan, penyajian dan
pengungkapan imbalan kerja, antara lain, sebagai berikut:
 Laba dan rugi aktuarial harus diakui sekarang ini sebagai penghasilan komprehensif lainnya dan
dikeluarkan secara permanen dari laba rugi;
 Pengembalian aset dana pensiun yang diharapkan tidak lagi diakui dalam laporan laba rugi.
Pengembalian yang diharapkan digantikan dengan mengakui pendapatan bunga (atau beban) atas
aset (atau kewajiban) bersih manfaat pasti dalam laporan laba rugi, yang dihitung dengan
menggunakan tingkat diskonto untuk mengukur kewajiban pensiun;
 Biaya jasa lalu yang belum vested tidak lagi dapat ditangguhkan dan diakui dalam priode vesting
masa depan. Sebaliknya, semua biaya jasa lalu akan diakui pada saat yang lebih dulu antara ketika
amandemen / kurtailmen terjadi atau ketika kelompok usaha mengakui biaya restrukturisasi atau
pemutusan hubungan kerja terkait.
Perubahan tersebut dilakukan agar aset atau kewajiban pensiun bersih akan diakui dalam laporan posisi
keuangan konsolidasi untuk mencerminkan nilai penuh dari defisit atau surplus dana pensiun.
Dampak dari penyajian kembali adalah sebagai berikut:
31 Desember 2014
Dilaporkan
sebelumnya
US$
Penyesuaian
US$
Disajikan
kembali
US$
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Aset pajak tangguhan
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
Akumulasi defisit
11.354.930
(10.542.520)
(2.167.849.482)
395.657
(1.582.629)
(1.186.972)
11.750.587
(12.125.149)
(2.169.036.454)
15.197.963
(4.959.108)
(1.734.736)
(79.936.218)
169.241
954.057
(45.254)
135.760
(885.071)
(749.311)
15.028.722
(4.005.051)
(1.779.990)
(79.800.458)
(885.071)
(80.685.529)
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan
Komprehensif Lain Konsolidasian
Beban umum dan administrasi
Laba (Rugi) kurs, bersih
Penghasilan Pajak Tangguhan
Rugi tahun berjalan
Pengukuran kembali imbalan kerja, bersih
Jumlah rugi bersih komprehensif tahun berjalan
–
(79.936.218)
130
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
50. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN LALU
(Lanjutan)
1 Januari 2014
Dilaporkan
sebelumnya
US$
Penyesuaian
US$
Disajikan
kembali
US$
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Aset pajak tangguhan
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
Akumulasi defisit
9.620.194
(9.392.014)
(2.087.913.264)
145.887
(583.548)
437.661
9.766.081
(9.975.562)
(2.087.475.603)
18.004.104
(31.414.704)
(6.403.573)
(30.061.931)
7.630.996
(1.657.732)
(1.493.316)
3,604,626
(4,042,287)
(437.661)
25.635.100
(33.072.436)
(7.896.889)
(26,457,305)
(4,042,287)
(30,499,592)
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan
Komprehensif Lain
Beban umum dan administrasi
Laba (Rugi) kurs, bersih
Penghasilan Pajak Tangguhan
Rugi tahun berjalan
Pengukuran kembali imbalan kerja, bersih
Jumlah rugi bersih komprehensif tahun berjalan
–
(30.061.931)
51. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU
Berikut ini standar akuntansi baru atau revisi dan interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar akuntansi ini akan berlaku efektif untuk
laporan keuangan perusahaan untuk periode dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2016:
- PSAK 4 (revisi 2015) : Laporan Keuangan Tersendiri
- PSAK 5 (revisi 2015) : Segmen Operasi
- PSAK 7 (revisi 2015) : Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi
- PSAK 13 (revisi 2015): Properti Investasi
- PSAK 15 (revisi 2015): Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
- PSAK 16 (revisi 2015): Aset Tetap
- PSAK 19 (revisi 2015): Aset Tak Berwujud
- PSAK 22 (revisi 2015): Kombinasi Bisnis
- PSAK 24 (revisi 2015): Imbalan Kerja
- PSAK 25 (revisi 2015): Kebijakan Akuntansi, PerubahanEstimasiAkuntansidanKesalahan
- PSAK 53 (revisi 2015): Pembayaran Berbasis Saham
- PSAK 65 (revisi 2015): Laporan Keuangan Konsolidasian
- PSAK 66 (revisi 2015): Pengaturan Bersama
- PSAK 67 (revisi 2015): Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain
- PSAK 68 (revisi 2015): Pengukuran Nilai Wajar
- ISAK 30 (revisi 2015) : Pungutan
- ISAK 31 (revisi 2015) : Interpretasi atas PSAK 13: Properti Investasi
131
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2015 dan 2014
51. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU (Lanjutan)
Berikut ini standar akuntansi baru atau revisi dan interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar akuntansi ini akan berlaku efektif untuk
laporan keuangan perusahaan untuk priode dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2017:
- PSAK 1 (revisi 2015) : Penyajian Laporan Keuangan
- ISAK 31 (revisi 2015): Interpretasi atas Ruang Lingkup
- PSAK 13
: Properti Investasi
- SFAS 69
: Agrikultur (efektif 1 Januari 2018)
Pada saat penerbitan laporan keuangan, perusahaan masih mempelajari dampak yang mungkin timbul
dari penerapan standar baru dan revisi tersebut serta pengaruhnya pada laporan keuangan perusahaan.
52. REKLASIFIKASI AKUN
Beberapa akun tertentu dalam laporan keuangan konsolidasian tahun 2014 telah direklasifikasi agar
sesuai dengan penyajian pada laporan keuangan konsolidasian tahun 2015. Rincian akun tersebut
adalah sebagai berikut:
Laporan terdahulu
Disajikan kembali
Jumlah
US$
Liabilitas keuangan
jangka pendek lainnya
Liabilitas imbalan kerja
jangka pendek
251.842
Penyajian yang lebih
tepat
masih Liabilitas imbalan kerja
jangka pendek
181.720
Penyajian yang lebih
tepat
Biaya yang
harus dibayar
Keterangan
53. INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN
Perusahaan menerbitkan laporan keuangan konsolidasian. Informasi keuangan tambahan PT Asia
Pacific Fibers Tbk (Entitas Induk saja) pada lampiran 1 sampai dengan lampiran 6 disajikan untuk
tujuan analisa hasil usaha Entitas Induk saja. Informasi keuangan tambahan PT Asia Pacific Fibers Tbk
(Entitas Induk saja) berikut ini harus dibaca bersamaan dengan laporan keuangan konsolidasian PT
Asia Pacific Fibers Tbk dan Entitas Anak.
132
Lampiran -1
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
(ENTITAS INDUK SAJA)
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 Desember 2015, 31 December 2014 dan 1 Januari 2014
31 Desember
2015
US$
31 Desember
2014
(Disajikan
kembali)
US$
1 Januari
2014
(Disajikan
kembali)
US$
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Piutang usaha, setelah dikurangi penyisihan penurunan
nilai sebesar US$ 15.657.945 pada tahun 2015, 2014 dan 2013
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Piutang lain-lain, setelah dikurangi
penyisihan penurunan nilai sebesar
US$ 67.637.756 pada tahun 2015 dan 2014, dan
US$ 36.721.575 pada tahun 2013
Pihak ketiga
Aset keuangan lancar lainnya
Persediaan
Uang muka pembelian
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Pajak dibayar dimuka
Biaya dibayar dimuka
Jumlah Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR
Piutang non-usaha kepada pihak berelasi, setelah
dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar
US$ 111.997.893 pada tahun 2015, 2014 dan 2013
Aset keuangan tidak lancar lainnya
Aset tetap, setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan
sebesar US$ 1.708.786.731
pada tahun 2015, US$ 1.703.166.009 pada tahun
2014 dan US$ 1.714.202.396 pada tahun 2013
Aset tidak berwujud
Investasi pada Entitas Anak
Aset pajak tangguhan
Jumlah Aset Tidak Lancar
JUMLAH ASET
2.636.572
6.163.518
5.080.845
31.567.047
19.479.699
41.190.159
21.601.483
51.867.585
22.046.308
2.787.973
5.969.375
61.164.596
3.426.117
8.693.988
75.507.062
33.854.362
9.158.563
86.227.237
6.076.917
–
11.419.541
2.128.943
2.338.194
56.031
15.902.785
2.520.486
6.862.883
54.799
17.484.492
1.691.803
143.230.663
177.399.823
234.328.877
22.218.477
991.274
26.358.200
1.022.539
27.501.952
1.029.093
61.876.082
113.590
31.170
6.710.119
61.365.864
119.866
31.170
11.750.587
82.224.751
12.087
31.170
9.766.081
91.940.712
100.648.226
120.565.134
235.171.375
278.048.049
354.894.011
Lampiran -2
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
(ENTITAS INDUK SAJA)
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 Desember 2015, 31 December 2014 dan 1 Januari 2014
31 Desember
2015
US$
31 Desember
2014
(Disajikan
kembali)
US$
1 Januari
2014
(Disajikan
kembali)
US$
LIABILITAS DAN EKUITAS (DEFISIENSI)
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha
Pihak ketiga
Biaya yang masih harus dibayar
Utang pajak
Utang bank
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek
Utang terjamin
Bagian lancar dari liabilitas jangka panjang:
Utang kredit pembiayaan
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
12.241.858
50.446.641
149.767
88.135.716
366.276
945.081.879
25.584.407
49.969.699
159.621
88.250.457
433.562
957.675.525
33.115.314
36.967.461
321.900
87.910.672
–
965.681.557
41.379
5.282.611
56.131
4.641.863
30.572
6.248.666
1.101.746.127
1.126.771.265 1.130.276.142
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Pinjaman dari institusi keuangan lain:
Utang tidak terjamin dan wesel bayar
Pinjaman modal kerja
Utang kredit pembiayaan
Pendapatan ditangguhkan
Imbalan pasca kerja jangka panjang
24.032.636
22.070.000
5.940
212.526
9.759.801
23.082.193
22.070.000
47.253
225.089
12.125.149
22.624.894
17.340.000)
27.132
237.652
9.975.562
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
56.080.903
57.549.684
50.205.240
1.157.827.030
1.184.320.949
1.180.481.382
Jumlah Liabilitas
Lampiran -3
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
(ENTITAS INDUK SAJA)
LAPORAN POSISI KEUANGAN (Lanjutan)
31 Desember 2015, 31 December 2014, dan 1 Januari 2014
31 Desember
2015
US$
31 Desember
2014
(Disajikan
kembali)
US$
1 Januari
2014
(Disajikan
kembali)
US$
LIABILITAS DAN EKUITAS (DEFISIENSI)
EKUITAS (DEFISIENSI)
Modal Saham
Modal dasar 12.357.255.040 saham dengan nilai
Nominal Rp 10.000 per lembar saham
untuk Seri A, Rp 1.000 per saham untuk Seri B
dan Rp 40 per saham untuk Seri C pada tahun
2015, 2014 dan 2013
Modal ditempatkan dan disetor penuh
219.696.000 Seri A dan 2.276.057.347 Seri C
pada tahun 2015, 2014 dan 2013
Tambahan modal disetor
Saldo laba (akumulasi defisit)
Ditentukan penggunaannya
Tidak ditentukan penggunaannya
Jumlah defisiensi
JUMLAH LIABILITAS DAN
EKUITAS (DEFISIENSI)
635.689.316
624.344.507
635.689.316
624.344.507
635.689.316
624.344.507
2.345.301
(2.185.034.779 )
2.345.301
(2.168.652.024 )
2.345.301
(2.087.966.495 )
(922.655.655 )
(906.272.900 )
(825.587.371 )
235.171.375
278.048.049
354.894.011
Lampiran -4
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
(ENTITAS INDUK SAJA)
LAPORAN LABA RUGI DAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
2015
US$
PENDAPATAN
Pendapatan bersih
Pendapatan usaha lainnya
Jumlah pendapatan
BEBAN POKOK PENJUALAN
387.053.770
3.002.226
390.055.996
493.567.021
4.414.640
497.981.661
(381.902.793 )
(511.808.609 )
RUGI KOTOR
Beban penurunan nilai atas piutang lain-lain
Beban umum dan administrasi
Beban keuangan
Beban penjualan
Laba selisih kurs, bersih
Penyelesaian atas klaim asuransi, bersih
Pendapatan lain-lain, bersih
RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
2014
US$
8.153.203
(13.826.948 )
–
(14.399.308 )
(7.863.850 )
(10.786.487 )
11.236.898
1.703.128
309.069
(34.267.327 )
(15.028.722 )
(14.848.320 )
(12.325.493 )
4.970.881
3.772.855
63.134
(19.800.550 )
(67.662.992 )
(11.647.347 )
(81.489.940 )
PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK
Kini
Tangguhan
(1.566.830 )
(4.572.495 )
Jumlah Pendapatan (Beban) Pajak
(6.139.325 )
1.689.482
(17.786.672 )
(79.800.458 )
1.871.890
(467.973 )
(1.180.095 )
295.024
–
JUMLAH RUGI BERSIH TAHUN BERJALAN
PENDAPATAN (BEBAN) KOMPREHENSIF LAIN,
SETELAH PAJAK
Pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi
Pengukuran kembali imbalan pasca kerja
Penghasilan (beban) pajak terkait
Pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi
Jumlah laba (rugi) komprehensif lain, setelah pajak
–
1.403.917
–
1.689.482
(885.071 )
JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
(16.382.755 )
(80.685.529 )
Jumlah rugi yang diatribusikan kepada
pemilik Perusahaan
(17.786.672 )
(79.800.458 )
Jumlah rugi komprehensif yang diatribusikan kepada
pemilik Perusahaan
(16.382.755 )
(80.685.529 )
(0,01 )
(0,01 )
(0,03 )
(0,03 )
LABA (RUGI) PER SAHAM:
Dasar
Dilusian
Lampiran -5
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
(ENTITAS INDUK SAJA)
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
Tambahan
Modal Saham modal disetor
US$
US$
Saldo per 31 Desember 2013
635.689.316
624.344.507
Saldo Laba
(Akumulasi Defisit)
Ditentukan
Tidak ditentukan Jumlah Ekuitas
Penggunaannya
Pengunaannya
(Defisiensi)
US$
US$
US$
2.345.301
Penyesuaian atas penerapan PSAK 24
(revisi 2013)
(2.087.528.834)
(825.149.710)
(437.661)
(437.661)
(2.087.966.495)
(825.587.371)
Saldo per 31 Desember 2013
635.689.316
624.344.507
2.345.301
Jumlah rugi bersih tahun berjalan
–
–
–
(79.800.458)
(79.800.458)
Pendapatan komprehensif lain, setelah pajak
–
–
–
(885.071)
(885.071)
(2.168.652.025)
(906.272.901)
Saldo per 31 Desember 2014
63.,689.316
624.344.507
2.345.301
Jumlah rugi bersih tahun berjalan
–
–
–
(17.786.672)
(17.786.672)
Pendapatan komprehensif lain, setelah pajak
–
–
–
1.403.917
1.403.917
Saldo per 31 Desember 2014
635.689.316
624.344.507
2.345.301
(2.183.612.590)
(921.233.466)
Lampiran -6
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
(ENTITAS INDUK SAJA)
LAPORAN ARUS KAS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
2015
US$
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan
Pembayaran kepada pemasok
Pembayaran gaji
Pembayaran kas operasi lainnya, bersih
2014
US$
401.800.894
(288.202.470)
(8.702.467)
(96.818.606)
538.453.200
(420.652.470)
(16.024.232)
(91.616.880)
Kas yang diperoleh dari operasi
Penghasilan bunga
Beban bunga dan administrasi bank
Penerimaan atas penyelesaian klaim asuransi
Pembayaran pajak penghasilan
Penerimaan hasil restitusi pajak
8.077.351
22.622
(7.221.113)
1.703.128
(4.475.260)
4.747.807
10.159.618
23.975
(5.364.680)
3.583.335
(5.426.618)
4.911.387
Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi
2.854.535
7.887.017
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian aset tetap
Pembelian aset tidak berwujud
(6.450.627)
–
(11.225.409)
(112.182)
Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi
(6.450.627)
(11.337.591)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan pinjaman modal kerja
Pembayaran pinjaman modal kerja
Pembayaran utang kredit pembiayaan
–
(114.741)
(56.065)
4.730.000
–
(68.023)
Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan Untuk)
Aktivitas Pendanaan
(170.806)
4.661.977
(3.766.898)
1.211.403
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN SETARA KAS
PENGARUH SELISIH KURS
239.952
(128.730)
SALDO KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
6.163.518
5.080.845
SALDO KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
2.636.572
6.163.518
Download