ASIA PACIFIC FIBERS Daftar Isi 3 Keterangan Tentang Perseroan 4 Ikhtisar Data Keuangan Penting 5 7 Pesan Komisaris Utama Pesan Kepada Para Pemegang Saham 13 19 Laporan Manajemen Analisis dan Pembahasan Manajemen 20 28 Tata Kelola Perusahaan Struktur Organisasi Perseroan 29 35 Informasi Perseroan Laporan Auditor Independen 1 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS Halaman ini sengaja dikosongkan 2 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS Keterangan Tentang Perseroan PT Asia Pacific Fibers Tbk (dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk), didirikan sejak tahun 1984, merupakan salah satu perusahaan penghasil polyester terkemuka di Indonesia. Perseroan menjalankan rangkaian proses produksi polyesternya mulai dari bahan baku sampai dengan barang jadi dengan mengutamakan mutu dan konsistensi. PT Asia Pacific Fibers merupakan satu-satunya produsen polyester yang terintegrasi di Indonesia, dengan fasilitas pabrik PTA, polymer dan fiber yang terletak di Karawang, Jawa Barat dan fasilitas pabrik benang polyester yang terbesar di Indonesia terletak di Kendal, Jawa Tengah. Produk yang dihasilkan Perseroan saat ini meliputi Purified Terephthalic Acid (PTA), polyester chips, staple fiber, filament yarn dan performance fabrics. Hasil produksi Perseroan dipasarkan baik di dalam negeri maupun diekspor di pasar internasional. Berikut ini adalah laporan mengenai perkembangan usaha PT Asia Pacific Fibers Tbk pada tahun 2015. Istilah "Perseroan" dalam laporan ini digunakan untuk PT Asia Pacific Fibers Tbk dan semua anak perusahaan. Istilah "APF" ditujukan untuk induk itu sendiri yaitu PT Asia Pacific Fibers Tbk, sedangkan istilah "Texmaco Jaya" ditujukan untuk PT Texmaco Jaya Tbk. 3 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS Ikhtisar Data Keuangan Penting Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan untuk tahuntahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 sampai 2015. Akuntan Publik Perseroan saat ini adalah Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil (Indonesian Member firm of Kreston International). 31 Desember Aktiva Lancar Aktiva Tetap-Bersih Jumlah Aktiva Kewajiban Ekuitas Penjualan Laba (Rugi) Kotor Laba (Rugi) Usaha Laba (Rugi) Bersih Modal Kerja Bersih (1) Laba Bersih per saham Margin Laba Kotor Margin Laba Bersih Return on Investment Imbal Hasil Ekuitas Rasio Lancar Kewajiban terhadap Aktiva Kewajiban terhadap Ekuitas % % % 2014(3) 2015 US$ 000 US$ 000 2013 US$ 000 2012 US$ 000 2011(2) US$ 000 143.251 61,876 232.495 1.157.902 (925.407) 387.054 8.153 (11.647) (17.787) (958.570) (0.01) (0.01) (0.05) NA NA 0.2 4,98 (1.25) 177,420 61,366 275.372 1,184.396 (909.024) 493,567 (13,827) (81,490) (79,800) (949,426) (0.03) (0.03) (0.16) NA NA 0.2 4,30 (1.30) 235,769 82,225 353,491 1,181,392 (827,901) 565,142 (20,571) (36,466) (30,062) (896,001) (0.01) (0.04) (0.05) NA NA 0.2 3.34 (1.43) 237,040 129.394 403.252 1,201,091 (797,838) 599,331 (5,982) (23,515) (32,119) (931,551) (0.01) (0.07) (0.11) NA NA 0.2 2.98 (1.51) 231,660 184.837 452.635 1,218,898 (766,263) 635,535 13,879 (19.863) (8,840) (936,758) 0.00 2.18 1.39 NA NA 0.2 2.69 (1.59) Catatan: (1) Aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar (2) dan (3) Disajikan kembali 4 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS Pesan Komisaris Utama Pemegang Saham Yang Terhormat, Di tengah iklim investasi yang tidak menguntungkan, sentimen konsumen melemah dan harga rendah untuk komoditas ekspor utama, seperti batu bara, mineral logam, karet dan minyak sawit mentah, Indonesia menjadi lebih tergantung pada belanja negara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. PDB Indonesia pada tahun 2015 menunjukkan pertumbuhan tahun ke tahun sebesar 4,8%, menandai berlanjutnya penurunan yang tampak dalam beberapa tahun terakhir. Industri petrokimia telah mengalami kondisi yang bergejolak pada tahun 2015 karena adanya volatilitas harga minyak mentah, yang telah menurun hingga 70% sejak pertengahan 2014, melebihi yang diharapkan oleh pasar. penurunan tajam harga minyak mentah ini telah menyebabkan penurunan yang berpengaruh pada harga produk-produk Polyester dan marjin yang mengarah pada penghapusan yang signifikan atas penilaian persediaan. PTA menunjukkan kapasitas yang besar, tidak proporsional untuk kebutuhan selama 2013-2015, menurunkan tingkat operasional 72%. Sektor TPT di Indonesia mengalami kontraksi dengan pertumbuhan negatif lebih dari 5% sepanjang tahun 2015 terutama karena perlambatan ekonomi dengan daya beli yang menurun yang menyebabkan penurunan permintaan untuk pasar domestik tekstil dan produk tekstil. Penilaian Kinerja Direksi Dewan komisaris terus melakukan pengawasan fungsi dari Dewan Direksi dan memberi mereka pedoman kebijakan yang diperlukan secara efektif dalam menangani tantangan berat yang dihadapi oleh Perusahaan dan mengelola usaha secara hati-hati. Faktor pasar yang merugikan tersebut di atas dan penurunan yang berkelanjutan dalam harga bahan baku mempengaruhi kinerja PT Asia Pacific Fibers Tbk ("Perseroan") secara signifikan selama tahun 2015 pada pendapatan penjualan dan kerugian EBITDA. Pendapatan penjualan untuk tahun 2015 turun menjadi US$387 dibanding dengan US$494 juta untuk tahun sebelumnya. Jatuhnya tren harga komoditas adalah konsekuen terjunnya harga polyester yang juga telah menyebabkan penghapusan yang signifikan dalam penilaian persediaan selama kuartal ketiga dan keempat tahun ini. Dengan tidak beroperasinya produksi PTA dalam kondisi pasar seperti sekarang ini, Direksi, setelah melakukan evaluasi yang cermat atas pro dan kontra yang ada, merekomendasikan pilihan strategis untuk menghentikan sementara operasi PTA dan memutuskan untuk melakukan perubahan total teknologi dan fasilitas produksinya. Direksi juga memutuskan untuk melakukan pembelian PTA dari pasar dan mempertahankan fasilitas produksi PTA sampai perbaikan dapat diselesaikan. Dewan Komisaris berkeyakinan bahwa keputusan strategis untuk menutup sementara fasilitas produksi PTA dan melakukan pembelian PTA dari pihak eksternal, merupakan langkah tepat untuk memperbaiki kinerja Perseroan, 5 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS terutama dalam lingkup perdagangan PTA dalam pasar global dan kapasitas produksi di Cina dan Negara-negara lain di Asia. Dewan Komisaris membenarkan upaya strategis yang diambil oleh Direksi dan mengapresiasi kontribusi mereka dalam keputusan-keputusan berikut: a) Tetap mempertahankan posisinya yang dominan dalam melayani kebutuhan bahan baku industri sektor tekstil hilir di Indonesia, meskipun kondisi pasar tertekan dan persaingan yang ketat. b) Terus melakukan diversifikasi ke spesialisasi produk untuk pertumbuhan segmen produk teksti untuk keperluan Otomotif, dan tekstil berbasis kain Performance, meskipun terhambat oleh kondisi keuangan yang dihadapi Perusahaan. c) Langkah-langkah penghematan biaya di bidang energi, peningkatan efisiensi dan pengurangan limbah untuk meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan. Tinjauan Prospek Usaha Komisaris telah mengkaji rencana strategis Perseroan untuk tahun 2016 dalam pemulihan yang diproyeksikan untuk sektor TPT domestic sebagai konsekuensi dari berbagai paket stimulus dan dukungan fiskal yang telah diumumkan oleh Pemerintah. Perkiraan melemahnya harga minyak mentah dan penurunan harga polyester merupakan pertanda baik bagi produk serat poliester untuk lebih kompetitif dibanding katun dan serat lainnya, yang akan meningkatkan pangsa produk polyester dalam pasar produk tekstil. Tindakan penting difokuskan pada strategi usaha yang akan dilakukan oleh Direksi diharapkan membuat kinerja Perseroan akan membaik di tahun-tahun mendatang. Biaya yang lebih menguntungkan dengan melakukan pembelian PTA dibanding produksi dengan nilai PTA yang rendah Terus mengoptimalkan utilisasi fasilitas produksi tanaman dengan melakukan pemasangan fasilitas mesin de-bagging/unloading pada awal kwartal kedua tahun 2016 Perusahaan telah memfokuskan kembali strategi pemasaran yang akan menjadi "produk perusahaan" dengan nilai tambah dan produk khusus dan secara bertahap akan beralih dari segmen komoditas Pengembangan organisasi dan sumber daya manusia untuk memperkuat kompetensi utama Tetap melanjutkan usaha untuk meningkatkan penghematan biaya dengan fokus pada penghematan energi, efisiensi dan produktivitas Dengan arahan strategis dari Dewan Komisaris, Perseroan telah melakukan negosiasi baru dengan Kementrian Keuangan untuk mendapatkan solusi atas restrukturisasi utang terjamin yang telah berlangsung lama, yang menjadi penghalang pertumbuhan Perseroan. Berkat usaha yang senantiasa terus dilakukan Perseroan, Kementrian Keuangan telah menunjuk sebuah komite tingkat tinggi untuk menemukan rencana restrukturisasi utang yang bisa diterapkan sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan. Dewan Komisaris berharap bahwa permasalahan ini akan dapat diselesaikan sebelum akhir tahun 2016. Jika restrukturisasi utang terjamin ini selesai, Perseroan akan berada dalam posisi yang kuat untuk meningkatkan posisi keuangan secara signifikan dan akan dapat menerapkan rencana pertumbuhan jangka panjangnya. Tata Kelola Perusahaan Dewan Komisaris telah mengamanatkan Direksi untuk melanjutkan strategi usahanya, kegiatan pengembangan dan praktek perdagangan sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. 6 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS Dewan Komisaris telah mengkaji laporan dari Komite Audit, Komite Remunerasi, laporan berkala dari tim audit internal dan berpendapat bahwa sistem pengendalian internal, prosedur, proses pelaporan keuangan yang sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Perseroan berkomitmen untuk meningkatkan standar tata kelola perusahaan secara terus menerus dan memastikan kepatuhan terhadap berbagai peraturan dan persyaratan yang berlaku. Perubahan Dewan Komisaris Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang diadakan pada 16 Juni 2015 menyetujui pengangkatan Bapak Agus Tjahajana Wirakusumah sebagai Komisaris Independen Perseroan menggantikan Bapak Timbul Thomas Lubis SH, LLM, yang mengundurkan diri dari jabatan Komisaris Independen. Dewan Komisaris dengan senang hati menyambut Bapak Agus Tjahajana Wirakusumah sebagai Komisaris Independen dan berharap bimbingan berharga dan kontribusi terhadap pertumbuhan Perseroan. Dewan Komisaris juga memberikan apresiasi yang mendalam atas kontribusi yang berharga dan bimbingan yang telah diberikan oleh Bapak Timbul Thomas Lubis SH, LLM selama masa jabatannya sebagai Komisaris Independen Perseroan. Ibu Kamun Cheong telah menyampaikan pengunduran diri sebagai Komisaris Perseroan. Dewan Komisaris memberikan rekomendasi perubahan susunan Dewan Komisaris untuk diagendakan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Dewan Komisaris memberikan penghargaan atas kontribusi beliau terhadap perseroan selama masa tugasnya Apresiasi Dewan Komisaris ingin menyampaikan penghargaan kepada Dewan Direksi dan seluruh karyawan Perseroan atas komitmen dan dedikasinya sepanjang tahun 2015, yang dapat dianggap sebagai tahun yang menentukan di mana Perseroan terus dapat mempertahankan posisi pasar strategis, sementara dihadapkan tantangan berat dari usaha dan lingkungan ekonomi sekitarnya. Akhirnya, denga tulus kami mengucapkan terima kasih kepada para pelanggan, pemasok, dan pemegang saham karena adanya dukungan yang berkelanjutan dan kepercayaan yang diberikan kepada Perusahaan dalam masa transisi periode kritis. Robert Clive Appleby Komisaris Utama 7 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS Pesan Kepada Pemegang Saham Para Pemegang Saham Yang terhormat, Tingkat pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2015 masih melambat, menurun menjadi 2,4%, dari 2,6% pada tahun 2014. Penyebab utama berlanjutnya perlambatan pertumbuhan adalah lemahnya aktifitas perekonomian di negara-negara maju dan negara-negara berkembang. tren pertumbuhan yang lebih baik ditunjukkan oleh pasar negara berkembang besar, Indonesia harus beradaptasi dengan ekonomi global di mana harga komoditas tetap rendah dan tingkat transaksi perdagangan global mengalami pelemahan disbanding pada dekade sebelum krisis keuangan global. Dengan pendapatan dari kontrak ekspor selama empat tahun berturut-turut, pertumbuhan ekonomi Indonesia, juga melambat pada tahun 2015. PDB tumbuh sebesar 4,8%, meskipun dengan tingkat pertumbuhan yang relatif bagus, terutama untuk ekspor barang komoditas, tetapi tidak cukup untuk menyediakan lapangan kerja bagi 3 juta tenaga kerja baru dan untuk mengembalikan tren yang melambat di sektor manufaktur dalam negeri. Nilai ekspor Indonesia menurun menjadi US$150,25 milyar pada tahun 2015, dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya sebesar US$175,98 milyar, secara keseluruhan turun 17,66%, terutama didorong oleh rendahnya harga komoditas utama produk ekspor seperti batubara, mineral logam, karet, minyak mentah dan minyak sawit. Mengikuti tren penurunan ekspor, nilai impor juga merosot 16,02% menjadi US$142,74 milyar dibandingkan US$178,18 milyar tidak hanya karena harga komoditas yang lebih rendah, tetapi rendahnya permintaan atas barang modal, bahan baku dan bahan pembantu, hal ini didorong oleh perlambatan dalam kegiatan manufaktur. Harga minyak mentah jatuh tajam selama tahun ini dan mencapai harga terendahnya US$35 per barel (WTI) pada bulan Desember 2015 dari US$60 per barel pada Januari 2015. Turunnya harga minyak mentah terus berlanjut hingga kuartal I tahun 2016 dan mencapai titik terendahnya dengan harga US$26 per barel pada bulan Februari 2016 sebelum pulih menjadi US$37 pada minggu kedua bulan Maret 2016. Volatilitas harga minyak mentah yang tinggi ditambah dengan perlambatan ekonomi di China sangat berdampak pada harga komoditas global. harga produk polyester juga mengalami pukulan yang berat akibat pergerakan harga minyak / komoditi yang tidak menentu ini. Tingkat inflasi pada tahun 2015 stabil pada 3,35% di bawah tingkat yang ditargetkan BI pada tingkat 4% dibandingkan dengan tahun sebelumnys sebesar 8,38%. Penurunan harga minyak dan harga komoditas utama merupakan penyebab utama penurunan inflasi. Di tengah melambatnya ekonomi global, krisis pasar saham dan arus modal masuk, Indonesia mampu menahan serangan dengan dampak yang moderat bagi perekonomian dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. 8 | ANNUAL REPORT 2015 ASIA PACIFIC FIBERS Konsekuensi dari devaluasi mata uang China, semua mata uang regional melemah tajam dan Rupiah jatuh di bawah 14.700 pada bulan September 2015. Kemudian pulih perlahan-lahan dan menguat menjadi sekitar 13.100 pada minggu ke-2 bulan Maret 2016. Mata uang Indonesia tetap kuat meskipun Rupiah diperkirakan melemah. Hal ini karena didukung oleh relatif stabilnya perekonomian Indonesia dan prospek ke depan yang lebih baik. BI telah 2 kali menurunkan laju suku bunga (BI Rate) selama periode 1 Januari 2015 sampai 17 Maret 2015 sebesar 100 basis poin (7,75% sampai 6,75%). Di tengah pertumbuhan ekonomi global yang lesu, penurunan suku bunga BI diharapkan dapat meningkatkan permintaan domestik untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi, dengan tetap menjaga stabilitas makro ekonomi. Industri Polyester: Tren Domestik dan Global Produk-produk berbasis polyester global tanpa hentinya terus berada di bawah tekanan akibat kelebihan kapasitas di seluruh produk berbasis polyester, dan melemahnya pertumbuhan permintaan di pasar utama China. margin PTA yang mulai turun pada tahun 2012 masih tetap di bawah tingkat biaya pada tahun 2015. Harga kapas juga masih tertekan oleh persediaan global yang sangat besar, serta akibat langkah-langkah yang diambil oleh China untuk melepaskan kapas dari cadangan strategis mereka. Bertentangan dengan hasil yang diperoleh tahun sebelumnya, pasar PTA mengalami pengurangan pada tahun 2015, sumber daya di sekitarnya telah menimbulkan masalah yang lebih berat bagi produsen PTA dan prospek yang tidak bagus untuk tahun 2016. tingkat operasional global turun menjadi 72,7% pada tahun 2015 sebagai akibat dari China yang mempertahankan 70% tingkat operasioanalnya atau sekitar 10 juta ton kapasitas yang menganggur di China. Produksi Polyester Staple Fiber (PSF) dan benang filamen (PFY) mencatat pertumbuhan masing-masing 3,1% dan 5,9%, meskipun sedikit meningkat dibanding tahun 2014, tingkat operasi tetap. Berlanjutnya koreksi harga komoditas yang dipicu oleh jatuhnya harga minyak mentah dan volatilitas telah mendorong turunnya harga produk-produk berbasis Polyester dan turunnya marjin secara signifikan. Ketidakpastian pasar pada harga komoditas dan berkurangnya permintaan domestik karena perlambatan ekonomi sepanjang tahun berdampak negatif pada sektor manufaktur domestik dan sektor TPT adalah yang mengalami dampak paling buruk. Industri ini tetap lesu sepanjang tahun disertai penurunan konsumsi sektor retail. Sektor ini telah mengalami goncangan, atau pertumbuhan negatif lebih dari 5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang merupakan tingkat pertumbuhan terburuk dari industri manufaktur yang tumbuh sebesar 4,3 % secara keseluruhan. Kinerja Perseroan Kinerja Perseroan selama tahun 2015 telah terpengaruh oleh berlanjutnya penurunan marjin produk-produk berbasis polyester ditambah dengan meningkatnya biaya produksi dan pasar yang tertekan karena pasokan yang berlebihan. Pemulihan perekonomian global yang lebih lambat dari yang diharapkan, tingginya volatitiitas pasar keuangan mengarah pada ketatnya likuiditas dan fluktuasi mata uang serta terus berlanjutnya penurunan harga komoditas dengan minyak mentah sebagai komoditas yang paling mengalami penurunan, selanjutnya permintaan dan pasar ritel tetap tertekan hampir sepanjang tahun. Meskipun hal ini merugikan perdagangan, Perseroan mampu mempertahankan operasional kedua pabrik pada kapasitas cukup optimal dengan standar efisiensi yang tinggi, didukung oleh 9 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS permintaan yang berkelanjutan dari basis pelanggan domestik yang kuat. Namun, pendapatan Perusahaan dari penjualan turun menjadi US$387 juta dibandingkan dengan US$494 juta pada tahun sebelumnya, hal ini terutama disebabkan oleh penurunan tajam harga jual yang dipicu oleh penurunan harga minyak mentah dan harga komoditi utama lainnya ditambah dengan lambannya permintaan domestik. Penurunan penjualan apabila dibandingkan dengan penurunan harga dan volume masing-masing sebesar 17% dan 5%. selanjutnya menyebabkan penghapusan penilaian persediaan yang signifikan selama semester kedua. Akibatnya, Perusahaan mengakhiri tahun 2015 dengan kerugian operasional (sebelum beban bunga) sebesar US$3,78 juta dibandingkan dengan rugi usaha US$32,56 juta pada tahun sebelumnya. kerugian operasional yang lebih rendah selama tahun ini terutama disebabkan penurunan biaya penyusutan sebesar US$5,94 juta dibandingkan dengan US$32,03 juta pada tahun sebelumnya. Perusahaan membukukan EBITDA rugi sebesar US$6,60 juta dibandingkan dengan kerugian sebesar US$4,86 juta pada tahun sebelumnya. Faktor utama lain yang berdampak negatif terhadap profitabilitas adalah kerugian operasional pabrik PTA, akibat terus rendahnya marjin PTA yang menajadikan beban sepanjang tahun. Biaya konversi PTA yang sangat tinggi dibandingkan dengan fasilitas produksi baru dengan teknologi terbaru yang ditambahkan, dalam beberapa tahun terakhir. Karena kondisi ritel mengalami kelesuan, marjin penjualan divisi Performance Fabric Perseroan merosot menjadi US$7,74 juta dibandingkan dengan US$8,20 juta untuk tahun sebelumnya. Dengan ketidakkeberlanjutan operasi PTA akibat kondisi perdagangan saat ini, Perseroan telah mengambil keputusan strategis, setelah evaluasi yang cermat baik pro dan kontra, untuk menangguhkan operasi pabrik PTA dan untuk sementara memenuhi kebutuhan PTA dari pihak luar. Fasilitas produksi PTA perlu dirubah untuk meningkatkan efisiensi biaya yang setara dengan fasilitas produksi dengan teknologi terbaru. Perseroan juga memutuskan untuk menjaga/mempertahankan fasilitas produksi yang ada hingga dilakukannya perubahan. Penutupan fasilitas produksi PTA tidak akan memiliki dampak pada pendapatan penjualan Perseroan ke depan dan Fasilitas produksi Polymer, Polyester Staple Fiber, Benang Filament dan Performance Fabric di kedua lokasi Perusahaan akan dioperasikan seperti sebelumnya. Meskipun terdapat kendala keuangan, Perseroan berkomitemen untuk terus bergerak menuju arah strategis diversifikasi produk dan pasar dengan tetap terfokus pada upaya untuk meningkatkan volume dan nilai tambah produk ke segmen pasar baru. Perusahaan juga telah memulai berbagai langkah penghematan biaya di kedua lokasi perusahaan, terutama di bidang energi yang diharapkan ke depannya akan menghasilkan penghematan biaya yang signifikan. Direksi menginformasikan bahwa semua tindakan strategis penting ini akan membantu Perseroan untuk memperkuat daya saing dan secara signifikan meningkatkan penawaran atas bidang produk utamanya dan memberikan hasil di tahun mendatang. Pemegang Saham Mayoritas kami terus mendukung dan memperluas fasilitas LC sebesar US$92 juta untuk mempertahankan operasional dalam kondisi usaha yang sulit. Tinjauan usaha Arah perekonomian global untuk beberapa tahun ke depan akan ditandai dengan pertumbuhan lebih rendah di pasar negara berkembang besar, harga komoditas yang rendah dan pemulihan yang lambat dalam perdagangan dan arus modal global. Perekonomian Indonesia mendapatkan momentum, pada paruh kedua tahun ini diharapkan dapat mempercepat pada tahun 2016 dengan focus pemerintah pada upaya peningkatan iklim investasi, peningkatan pengeluaran pemerintah pada pembangunan infrastruktur dan reformasi kebijakan ekonomi. pertumbuhan PDB diperkirakan mencapai 5,1% di 2016 dan 5,3% pada tahun 2017 sesuai dengan laporan Bank Dunia. Didukung oleh pelonggaran dan 10 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS inflasi yang moderat pada 3-4% pada tahun 2016, konsumsi rumah tangga dalam negeri diperkirakan akan tetap kuat dan akan memacu permintaan domestik. Sektor manufaktur domestik diharapkan pulih dengan adanya serangkaian paket stimulus/bantuan yang telah diumumkan oleh pemerintah untuk meningkatkan industri manufaktur domestic, terutama untuk sektor TPT guna meningkatkan daya saing. Paketpaket ini ditujukan untuk merasionalisasi harga energi, penundaan pembayaran 40% dari biaya listrik sepanjang tahun untuk meningkatkan arus kas dan berbagai insentif lainnya untuk melindungi industri dalam negeri. Dampak dari suntikan modal yang disediakan pada tahun 2015 untuk perusahaan milik negara yang dipilih (BUMN) yang berhubungan dengan pembangunan infrastruktur diharapkan membuahkan hasil pada tahun 2016. Selain itu, pemerintah telah memperkenalkan sejumlah kebijakan fiskal untuk mendukung investasi dan ekspor. Selanjutnya, pembatasan dikenakan pada impor kain dan upaya pemerintah untuk mengekang impor produk tekstil ilegak diharapkan akan menghidupkan kembali sektor tekstil hilir dan sebagian besar untuk pasar domestik. Lemahnya prospek minyak mentah dan penurunan harga polyester merupakan pertanda baik dengan asumsi bahwa serat dan benang filamen akan menjadi produk unggulan yang kompetitif dibanding kapas dan serat alami meskipun marjin komoditas mengalami tekanan. Oleh karena itu pertumbuhan yang signifikan diperkirakan pada produk Performance Fabric yang semakin berkembang di Asia untuk konsumsi di tekstil rumah, konstruksi bangunan, pakaian olahraga dan kain non-woven untuk produk kesehatan dan kebersihan. Strategi jangka panjang Perseroan difokuskan pada memasuki ceruk pasar yang sangat kompetitif ini dan mengurangi ketergantungan pada produk komoditas yang sangat ketat. Perusahaan dengan kemampuan yang baru dibangun untuk meningkatkan volume produk khusus (benang berwarna/PBT) untuk aplikasi tektil interior rumah dan otomotif dan strategi untuk sumber PTA dengan formula harga yang kompetitif, akan mampu menghadapi persaingan dan mempertahankan pangsa pasarnya selain membuat masuk ke segmen pasar baru. Hal ini pada gilirannya akan memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja keuangannya dalam jangka panjang. Restrukturisasi utang terjamin yang belum ada penyelesaian terus menjadi hambatan untuk bergerak maju dan melaksanakan rencana pertumbuhan. Sesuai dengan arahan strategis dari Dewan Komisaris, Perseroan telah mengajukan usulan restrukturisasi yang telah diperbarui dengan pilihan alternatif dengan mempertimbangkan kondisi usaha saat ini untuk kreditur terjamin termasuk Kementrian Keuangan pada bulan Juni 2015. Meskipun mayoritas kreditur terjamin telah menyetujui proposal yang diajukan, Kementrian Keuangan secara aktif mempertimbangkan usulan untuk pelunasan lebih awal. Kami sampaikan bahwa sebuah komite tingkat tinggi yang ditunjuk oleh Kementerian Keuangan telah dibentuk untuk menemukan sebuah rencana restrukturisasi utang yang bisa diterapkan dalam jangka waktu yang ditetapkan. Pasca restrukturisasi, posisi keuangan Perseroan akan meningkat secara signifikan dengan posisi utang dibawa ke tingkat yang layak. Hal ini pada gilirannya akan memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan pendanaan dari pasar untuk memenuhi investasi jangka pendek dan panjang untuk mengimplementasikan rencana pertumbuhannya. 11 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS Dalam kesempatan ini, Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Pemegang Saham, Pelanggan, Pemasok, Perbankan, dan Karyawan yang terus mendukung perusahaan dalam periode yang sulit dan menantang ini dan terus mempertahankan posisi strategis kami di industri polyester. V. Ravi Shankar Direktur Utama 12 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS Laporan Manajemen Tinjauan Ekonomi dan Industri Polyester Pertumbuhan PDB Indonesia pada tahun 2015 diperkirakan 4,79%, meskipun lebih baik dari negara Asia lainnya, merupakan yang terendah dalam 6 tahun terakhir. Tahun 2015 ekspor menurun, sentimen konsumen melemah dan penurunan harga global komoditas utama ditambah dengan ketidakpastian ekonomi global berlanjut.. Ekspor menurun US$150,25 milyar pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar US$180 miliar untuk tahun ini dan dibandingkan dengan ekspor tahun sebelumnya sebesar US$175.98 milyar pada tahun 2014. Penurunan tajam dalam ekspor terutama disebabkan jatuhnya harga komoditas utama ekspor seperti batubara, mineral logam, karet dan CPO. Sejalan dengan ekspor, impor juga menurun US$142.74 milyar dibandingkan dengan US$178,18 milyar pada tahun 2014, tidak hanya karena pembelian minyak dan gas yang lebih rendah, tetapi juga menurunnya permintaan barang modal, bahan baku dan barang setengah jadi, yang terutama dipicu oleh perlambatan dalam kegiatan manufaktur. Namun, Indonesia mencatat surplus perdagangan yang positif pada tahun 2015 setelah tiga tahun neraca perdagangan mencatat negatif. Defisit transaksi berjalan juga berkurang menjadi US$17,50 milyar pada tahun 2015 dibandingkan dengan US$27 milyar pada tahun 2014. Inflasi pada tahun 2015 baik di bawah kontrol pada kisaran 3,35% karena penurunan harga minyak meskipun subsidi BBM dihapuskan. Semua mata uang regional melemah tajam akibat devaluasi Yuan dan Rupiah jatuh ke level Rp 14.700 per US$ dan pulih kembali ke Rp 13.795 pada akhir Desember 2015. Ini menguat kembali level Rp 13.150 pada akhir Maret 2016 karena perbaikan dalam surplus perdagangan dan tingkat inflasi yang rendah. Prospek ekonomi untuk Indonesia tahun 2016 tetap positif dengan belanja pemerintah yang diusulkan berfokus pada infrastruktur dan rencana untuk menyuntikkan modal ke BUMN diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi antara 5,60% dan 5,80% pada 2016. Inflasi diperkirakan akan tetap di bawah kendali di 2016. paket kebijakan stimulus ekonomi yang diumumkan oleh Pemerintah diharapkan akan meningkatkan sektor manufaktur sehingga meningkatkan ketersediaan barang dan jasa dengan harga yang terjangkau. Dengan peningkatan kecenderungan konsumsi karena inflasi rendah dan belanja pemerintah yang lebih tinggi, itu akan meningkatkan pertumbuhan PDB pada tahun 2016. Pada 2015 adanya volatilitas tinggi harga minyak mentah ditambah dengan perlambatan ekonomi di China sangat berdampak pada harga komoditas global termasuk harga Polyester. Industri Polyester Industri yang berada di bagian bawah dari siklus perdagangan selama 2014-2015, diharapkan membaik pada tahun 2016 dengan rasionalisasi kapasitas di Cina dan di tempat lain, stabilitas harga minyak dan ketersediaan pasokan. Polyester akan tetap menjadi komoditi yang sangat kuat meskipun terjadi fluktuasi margin. Sektor TPT diharapkan akan pulih dan meningkat dengan bantuan serangkaian stimulus ekonomi yang diumumkan oleh Pemerintah. Upaya Pemerintah dalam mengawasi dengan ketat impor ilegal barang tekstil akan menghidupkan kembali sektor hilir dan pasar domestik yang lebih luas. Secara global, produk polyester diperkirakan tumbuh pada tingkat 4,5% sampai 5% di masa yang akan dating. Paraxylene, salah satu bahan baku utama, posisi pasokan tetap seimbang, meskipun melambat pertumbuhan rantai Polyester dengan tingkat operasi sekitar 79% rata-rata secara global. Meskipun penurunan harga Paraxylene pada 2015 dibandingkan dengan tingkat tahun 2014, Selisih harga PTA atas harga Paraxylene terus berlanjut jatuh pada tahun 2015 13 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS tanpa perbaikan yang sesuai dalam harga PTA dan tetap lamban sepanjang tahun. Marjin produk polyester berada di bawah tekanan karena marjin PTA lamban serta penurunan lebih lanjut dalam harga jual. Ini juga telah mengakibatkan hilangnya nilai secara signifikan pada persediaan barang jadi yang berdampak terhadap profitabilitas. Harga MEG juga turun seiring dengan turunnya harga minyak. PTA (Purified Terepthalic Acid) dan Polymer Produksi global PTA pada tahun 2015 tumbuh sekitar 4,8% atau lebih dari 2,6 juta ton mencapai sekitar 57,0 juta ton. Tingkat operasi turun tajam dari 77% menjadi 72,4% pada tahun 2015 karena munculnya kelebihan kapasitas. Diharapkan bahwa beberapa rasionalisasi akan terjadi ke depan menghasilkan perbaikan di tingkat operasional. Karena adanya posisi kelebihan pasokan margin PTA tetap tertekan pada tahun 2015 meskipun harga Paraxylene menurun tajam. Perseroan telah mengambil keputusan strategis untuk menghentikan operasi pabrik PTA pada akhir 2015, untuk pemutakhiran teknologi guna meningkatkan efisiensi biaya setara dengan teknologi baru. Kebutuhan PTA dipenuhi dari luar yang akan membawa perbaikan pada margin Polyester. Polyester Polymer Produksi Polymer dunia pada tahun 2015 adalah 66,54 juta ton dengan pertumbuhan 3,01 juta ton atau 4,9% lebih dari tahun 2014. Hal ini diperkirakan akan tumbuh pada tingkat 5,1% dan 4,8% masing-masing pada tahun 2016 dan 2017 dengan meningkatnya permintaan produk produksi polimer Perseroan pada tahun 2015 yang tercatat sedikit lebih rendah dari tahun 2014. Staple Fiber Produksi staple fiber poliester global 2015 diperkirakan 16,04 juta ton dibandingkan dengan 15,56 juta ton pada 2014, mencatat pertumbuhan 3,1% dari tahun 2014. Produksi staple fiber Perseroan pada tahun 2015 menurun karena peningkatan impor serat dari China dan negara lain dan menambah kapasitas serat di pasar domestik. Impor yang lebih tinggi ke Indonesia ditambah dengan tingkat harga kapas yang lebih murah menghambat margin untuk Fiber pada tahun 2015. Upaya terbaru dilakukan untuk menerapkan tarif anti dumping untuk impor serat dari negara-negara tertentu untuk melindungi industri dalam negeri. Benang Filamen Pada 2015, produksi polyester global diperkirakan 31,82 juta ton dibandingkan dengan 30,04 juta ton pada tahun 2014, sehingga mencatat pertumbuhan sekitar 4,5%. Produksi benang filamen Perseroan berkurang pada tahun 2015 karena optimasi dari kategori benang khusus untuk mengganti produk dengan margin rendah Pada 2015 sebuah upaya dilakukan untuk membuat produk khusus dengan nilai tambah tinggi. Impor benang filamen dengan harga lebih murah ke Indonesia tumbuh drastis pada tahun 2014 yang merupakan salah satu alasan utama menjadikan margin tertekan. Namun, Pemerintah Indonesia telah memberlakukan tarif anti dumping terhadap benang kategori tertentu untuk melindungi pasar lokal. 14 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS Performance Fabric Divisi Performance Fabric terus beroperasi melalui production tolling dengan Texmaco Jaya (dalam Pailit), bahkan pasca kepailitan PT Texmaco Jaya, production tolling masih dilanjutkan dengan persetujuan dari pengadilan niaga. Produksi dan penjualan performance fabric berjalan optimal selama tahun 2015. Rentang Produk Produk-produk Perseroan meliputi: Product Type Utilization 1. PTA (Purified Therepthalic Acid) 2. Polyester Chips Industri Polyester Chips Semi-Dull Polyester filament yarn/staple fiber Super Bright Filament yarn/ staple fiber Optical Bright Polyester staple fiber Filament yarn 3. Polyester Staple Fiber Normal/Specialty Spun Yarn Non woven Fiber fill 4. Polyester Filament Yarn 5. Fabrics Normal/Specialty Tailored clothing - Formal and Casual Micro Filament Super fine apparel fabrics with cotton Hi filament tencel free Differential Fine apparel fabrics Shrinkage Fine apparel fabrics High Outdoor wear, Winter clothing active Performance wear, sportswear, children’s wear Fabrics Distribusi Pemasaran APF adalah mitra terpercaya jangka panjang bagi konsumen tekstil global memproduksi kain untuk pakaian, tekstil rumah, otomotif, alas kaki, olahraga, kesehatan dan perawatan kesehatan dan berbagai aplikasi lainnya. Perusahaan ini memiliki jaringan pemasaran dan manajemen rantai distribusi yang sangat kuat yang membedakannya dari pesaingnya. APF memelihara sebuah kolaborasi yang sangat dekat dengan pelanggan melalui produk bermerek disesuaikan dan inovatif unik untuk APF dan loyalitas pelanggan sangat tinggi. Sebagai langkah strategis, tim pemasaran berfokus pada produk dan aplikasi inovasi untuk menyesuaikan produk dalam penciptaan nilai. APF baru-baru ini mengembangkan produk bermerek terkenal untuk produk khusus yang memberikan kenyamanan, kelenturan dan keuntungan lainnya. APF terus memfokuskan upaya untuk mempertahankan posisi kepemimpinan di pasar domestik dan meningkatkan pangsa pasar untuk produk benang produk polyester dan serat polyester. Perseroan telah mengalokasikan volume yang lebih tinggi dari produksi untuk pasar domestik guna 15 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS memenuhi kebutuhan peningkatan pelanggan. Porsi penjualan domestik mencapai sekitar 83% pada tahun 2015. Sumber Daya Manusia Asia Pacific Fibers mengakui bahwa sumber daya manusia adalah aset utama perusahaan dan terus berupaya untuk membina dan mengembangkan bakat dan keterampilan guna mengikuti kemajuan teknologi dan perubahan kebutuhan pelanggan. Karyawan diberikan pelatihan khusus untuk meningkatkan keterampilan mereka dengan tujuan memberikan peluang peningkatan karir. Skema retensi karyawan yang terstruktur dengan baik berdasarkan penilaian kinerja di tempat untuk meningkatkan motivasi karyawan. Perseroan juga menerapkan Jaminan Kesehatan bagi karyawan inti. Karyawan didorong untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan kolektif melalui saluran komunikasi yang mapan di seluruh organisasi dan berkontribusi dalam penciptaan nilai. Perusahaan berusaha menjaga hubungan industrial yang harmonis dan menerapkan sejumlah langkah-langkah kesejahteraan seperti pendidikan, kesehatan, dan keamanan sosial untuk meningkatkan status sosial mereka. Lingkungan Hidup Dengan komitmen yang kuat untuk menjaga dan melindungi lingkungan, Perseroan secara ketat mematuhi ketentuan emisi limbah. Perseroan mentaati semua standar lingkungan yang berlaku di Indonesia, dengan Badan Pengendalian Lingkungan (Bapedal) sebagai otoritas yang mengatur nya. Perseroan membuat fasilitas daur ulang sampah di Karawang ("Glykolysis") untuk mengkonversi semua limbahnya menjadi 'produk label hijau' dan untuk memastikan NOL limbah pada fasilitas produksi. Lokasi & Jenis Aset yang melebihi 5% dari Total Aktiva Aset Perusahaan, yang pada dasarnya terdiri dari tanah, bangunan dan mesin seperti fasilitas PTA, fasilitas polymer, mesin fiber dan peralatan benang filamen & utilitas lainnya, yang terletak di dua fasilitas manufaktur di Kaliwungu, Jawa Tengah, dan Karawang, di Jawa Barat. Aset Tetap yang dijaminkan APF memiliki fasilitas produksi di Karawang dan Kaliwungu. Tanah seluas 26,40 hektar, dengan bangunan, pabrik dan peralatan dan terletak di fasilitas Kaliwungu dan tanah seluas 17,67 hektar yang terletak di Karawang yang dijaminkan ke BPP/PPA. Tanah seluas 26,62 hektar, dengan bangunan dan fasilitas produksi di Karawang dijamin untuk Obligasi Terjamin Perusahaan. Beberapa mesin yang terletak di Karawang dan Semarang yang dijaminkan ke Damiano Investments BV untuk Pinjaman Capex yang diberikan kepada Perseroan. Beberapa bagian dari POY Mesin Spinning dan beberapa jenis peralatan di Karawang dijaminkan kepada pemegang bank ex pinjaman bilateral. 16 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS Kebijakan Dividen APF secara historis membayar dividen tahunan setelah persetujuan dari pemegang saham Perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Namun dalam pandangan situasi keuangan saat ini, APF belum menyatakan dividen untuk tahun 2015. 1st Quarter 2nd Quarter 3rd Quarter 4th Quarter 2015 Tertinggi (Rp) 106 86 116 68 Terendah (Rp) 74 52 50 50 Volume (Shares) 10.135.400 3.988.500 28.418.000 4.461.300 2014 Tertinggi (Rp) 100 90 90 127 Terendah (Rp) 75 60 57 62 Volume (Shares) 2.240.700 1.132.900 4.802.500 30.241.100 Status Restrukturisasi & Aktivitas Pendanaan Perseroan telah mengajukan rencana revisi restrukturisasi dengan pilihan alternatif yang mempertimbangkan kondisi usaha saat ini bagi kreditur terjamin termasuk Kementerian Keuangan pada bulan Juni 2015. Sementara mayoritas kreditur terjaminnya mempertimbangkan proposal restrukturisasi dan masih menunggu tanggapan dari Kementerian Keuangan. Perseroan melakukan negosiasi aktif dengan Depkeu untuk menemukan solusi damai permasalahan lama yang tertunda. Sementara itu, Damiano Investments BV, sebagai pemegang saham mayoritas, terus memberikan modal kerja dan fasilitas Letter of Credit untuk pengadaan bahan baku. Ini terutama untuk membantu Perseroan dalam mempertahankan operasinya dan mempertahankan optimalisasi kapasitas fasilitas produksi. Mengingat kondisi bisnis saat ini, Damiano Investments BV telah menerima permintaan Perseroan untuk mengurangi tingkat bunga fasilitas LC di tahun 2015. Selain itu mereka juga telah dibebaskan pada kuartal terakhir 2015 dari pembayaran bunga yang jatuh tempo pada fasilitas LC. Damiano Investments BV juga telah menambah pinjaman Capex untuk mendanai proyek-proyek belanja modal yang sangat penting untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Pada 2015 Damiano telah memberikan Capex Loan untuk membeli turbin gas dari kurator PT Wisma Karya Prasetya pada lelang publik. Melalui pembelian turbin gas ini dan mendapatkan kontrak pasokan gas dari PT PGN, APF dapat mengamankan ketersediaan dan kebutuhan utilitas untuk pabrik di Karawang. Selain itu APF telah menandatangani perjanjian sewa dengan kurator PT Wisma Karya Prasetya untuk penggunaan turbin gas untuk pembangkit listrik dan produksi uap. Mengingat posisi modal kerja yang ketat dan belum selesainya restrukturisasi hutang terjamin, pada bulan Januari 2015 Perseroan memperoleh persetujuan dari kreditur konkuren untuk perpanjangan waktu 3 tahun dan penjadwalan kembali pembayaran pokok terhitung sejak Februari 2018 dari sebelumnya Februari 2015. Pemegang mayoritas Surat Utang yang baru telah menyetujui permintaan Perseroan dalam pertemuan mereka yang diadakan pada 21 Januari 2015 di Singapura. Karena situasi arus kas yang ketat, Perusahaan meminta dan memperoleh persetujuan dari kreditur konkuren untuk mengkapitalisir bunga Surat Utang baru yang jatuh tempo pada 2015. 17 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS Perseroan memiliki empat anak perusahaan: PT Texmaco Jaya Tbk. (Dalam kepailitan), Polysindo International Finance Company BV. (PIFC), Polysindo Mauritius Ltd., dan PT Eastindo Polymertama (Eastindo). PT Texmaco Jaya Tbk (dalam kepailitan) PT Texmaco Jaya dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta pada tanggal 19 Agustus 2011 sesuai Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat No. 10/PKPU/2010/PN.NIAGA.JKT.PST. Jo No: 71/Pailit/2010/PN.NIAGA.JKT.PST. Pengadilan juga menunjuk Dr. Marsudin Nainggolan SH., Sebagai Hakim pengawas dan tim Kurator (Kurator) Peter Kurniawan, SH., M.Kn., Lili Badrawati, SH., dan Permata N. Daulay, SH. MH. untuk sebagai kurator sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Setelah selesainya verifikasi utang, Pengadilan telah menyatakan kepailitan PT Texmaco Jaya Tbk melalui putusan No. 71/ Pailit/2010/PN.NIAGA.JKT.PST tanggal 26 September 2011. Perusahaan saat ini dalam proses likuidasi Sementara itu, Pengadilan Niaga telah menyetujui operasi lanjutan divisi Fleece dengan tujuan untuk menjaga nilai aset pailit. Sesuai dengan persetujuan pengadilan dan sesuai dengan perjanjian makloon antara tim kurator dan PT Asia Pacific Fibers, Divisi Fleece terus dioperasikan secara makloon. Polysindo International Finance Company BV. (PIFC) dan Polysindo (Mauritius) Ltd Polysindo International Finance Company BV (PIFC) dan Polysindo (Mauritius) Ltd anak perusahaan yang sepenuhnya sahamnya dimiliki PT. Asia Pacific Fibers Tbk sebagai institusi pendanaan bagi Perseroan. Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda antara Indonesia dan Mauritius telah berakhir, maka APF bermaksud untuk menutup Polysindo (Mauritius) Ltd. PT Eastindo Polymertama (Eastindo) Eastindo pada awalnya didirikan untuk mengembangkan produksi PTA dan polimer di Karawang yang kemudian diimplementasikan melalui APF. Karena Eastindo tidak melakukan kegiatan apapun, Perseroan berencana akan menutup PT Eastindo Polymertama. 18 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS Analisis dan Pembahasan Manajemen Umum Pendapatan perseroan berasal dari penjualan benang filamen, serat polyester, polyester dan polyester chips serta kain, baik di pasar domestik maupun ekspor. Total penjualan pada tahun 2015 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya terutama disebabkan penurunan harga jual benang polyester dan serat polyester. Penurunan tajam yang terjadi pada harga minyak mentah telah mendorong penurunan mata rantai harga Polyester secara signifikan selama tahun 2015. Nilai tukar Rupiah terus melemah sepanjang tahun dan ditutup pada Rp 13.795 per US$ per 31 Desember 2015, dibandingkan dengan Rp 12.440 per US$ pada tahun 2014. Hasil Operasi Pada 2015, pendapatan penjualan bersih tercatat US$387,05 juta jika dibandingkan dengan US$493,56 juta pada tahun 2014. Penurunan penjualan bersih pada tahun 2015 terutama karena penurunan harga jual untuk benang polyester dan serat polyester sepanjang tahun. Penurunan harga jual tersebut karena adanya penurunan yang signifikan dalam harga bahan baku sebagai akibat adanya penurunan yang tajam pada harga minyak mentah selain berkurangnnya margin polyester. Penjualan ekspor US$68,38 juta atau 17,67% dari penjualan bersih, dan penjualan domestik US$387,05 juta atau 82,33% dari total penjualan bersih. Pendapatan operasional lainnya sebesar US$3,00 juta, merupakan penjualan produk daur ulang, bahan pembantu dan limbah/scrap. Laba Kotor / (Rugi) Perseroan mencatat laba kotor sebesar US$8,15 juta pada tahun 2015, dibandingkan dengan rugi kotor US$13.82 juta pada tahun 2014. Peningkatan laba kotor ini disebabkan perbaikan yang signifikan dalam efisiensi operasi melalui pengurangan waste dan produksi rusak, tindakan penghematan biaya dan juga pengurangan yang cukup besar dalam biaya penyusutan. Meskipun produk polyester mengalami penurunan nilai tambah, akan tetapi manfaat yang diperoleh dari perbaikan dalam efisiensi dapat mengimbangi efek negatif yang ditimbulkan. Penghentian produksi PTA karena kondisi pasar yang tidak kondusif dilakukan sejak bulan November 2015 juga berdampak dalam mengurangi biaya pabrikasi secara keseluruhan. 19 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS Laba / (Rugi) Sebelum Pajak Perseroan mengalami rugi sebelum pajak sebesar US$11,65 juta pada tahun 2015, dibandingkan dengan rugi sebelum Pajak sebesar US$81,49 juta pada tahun 2014. Beban administrasi umum dan beban penjualan di tahun 2015 lebih rendah sebesar 8% dibandingkan dengan 2014. Pada 2015 Beban keuangan berkurang secara signifikan karena penurunan tingkat bunga pinjaman LC ke 6% pa dari 12,5% pada tahun 2014 selain membebaskan bunga pinjaman LC untuk kuartal terakhir 2015. Keuntungan beda kurs valuta asing pada tahun 2015 adalah US$11,24 juta dibandingkan dengan US$4,97 juta pada tahun 2014. Selain itu, dilakukan pecadangan penurunan nilai piutang pada tahun 2014 sebesar US$34,26 juta karena kepailitan PT Wisma Karya Prasetya. Dalam Klaim Asuransi termasuk penyelesaian interim klaim dari kebakaran di unit manufaktur di Semarang. Risiko Usaha Ketidakseimbangan antara permintaan dan posisi pasokan produk polyester secara signifikan telah mendorong penurunan tingkat marjin. Pertumbuhan keseluruhan produksi Polyester tetap stagnan pada 5,27% di tahun 2015 meskipun ada peningkatan kapasitas. Hal Ini secara drastis mengurangi tingkat utilisasi menjadi 74% pada tahun 2015. Selain itu, penurunan yang signifikan dalam harga minyak mentah selama 2014 mengakibatkan penurunan yang tajam dalam harga bahan baku yang menyebabkan turunnya nilai barang jadi pada tahun 2015. Ancaman dari harga kapas yang lebih murah berdampak pada tekanan harga pada sektor polyester. Margin PTA terus mengalami tekanan. Pemulihan yang terjadi dalam industri polyester khusunya dalam margin diharapkan akan terus meningkat diikuti dengan pertumbuhan produk polimer global sekitar 6,20% di 2016. Perseroan telah mengambil keputusan strategis untuk menghentikan operasi PTA menjelang akhir 2015 untuk melakukan pemutakhiran (upgrade) untuk meningkatkan efisiensi biaya setara dengan mesin dengan tekhnologi terbaru. Margin PTA saat ini pada tingkat yang rendah, sehingga keputusan untuk penghentian operasi PTA diharapkan berdampak positif pada margin keseluruhan ke depan. Perseroan akan melakukan pemenuhan kebutuhannya PTA dari pasar domestik dan internasional dan ini tidak akan berdampak pada produksi hilir produk Staple Fiber dan Benang Filamen serta pendapatan Perseroan masih tergantung pada fasilitas kredit modal kerja yang diberikan oleh pemegang saham mayoritas, untuk pengadaan bahan baku karena tidak adanya sumber pendanaan lainnya dari perbankan pada umumnya. Pinjaman modal kerja melalui bank akan dimungkinkan manakala utang terjamin telah direstrukturisasi. Berkenaan dengan Peraturan Bank Indonesia No 17/3/PBI/2015, Perseroan telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia dengan surat No 17/1192 /DKSP tanggal 11 Agustus 2015 untuk bertransaksi menggunakan Dollar US$ sebagai mata uang transaksi sampai Juli 2016. Restrukturisasi utang Perseroan terus melanjutkan pembahasan restrukturisasi utang terjamin dengan Para creditor berjaminan. Sebagai pemegang saham mayoritas Damiano Investment BV juga merupakan pemegang mayoritas utang yang dijamin, selain PPA/Kementrian Keuangan. Damiano Investments BV terus memberikan pinjaman modal kerja dan fasilitas Letter of Credit untuk pengadaan bahan baku. Ini telah membantu Perseroan untuk mempertahankan optimalisasi kapasitas produksi Perseroan. 20 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan) Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan profesional berkomitmen penuh dalam memenuhi standar tinggi Good Corporate Governance (GCG). prinsip-prinsip GCG yang meliputi transparansi, keadilan, akuntabilitas dan kewajaran, selalu menjadi faktor utama dalam semua aspek bisnis dan di semua tingkatan manajemen. Dewan Komisaris Diwakili orang-orang terkemuka di bidang Keuangan, Ekonomi, dan Hukum, selain dari pemegang saham mayoritas. Dewan Komisaris bertemu secara berkala untuk meninjau jalannya Perseroan yang dilakukan oleh Direksi dan memberikan panduan kebijakan yang terkait dengan pembiayaan, pinjaman, jaminan agunan, asuransi, menetapkan anggaran dan rencana bisnis tahunan dan mereka memiliki akses penuh terhadap informasi Perusahaan. Komisaris dalam menjalankan tugasnya dibantu dibantu oleh berbagai Komite seperti Komite Audit, Komite Manajemen Risiko dan Komite Remunerasi yang dipimpin oleh Komisaris Independen. Susunan Dewan Komisaris berdasarkan Rapat Umum diselenggarakan pada 16 Juni 2015 adalah sebagai berikut: Pemegang Saham yang Nama Umur Jabatan Robert Clive Appleby 53 Komisaris Utama sejak 2007. Direktur dan Chief Investment Officer di Asia Debt Management Hongkong Limited (ADM),. Sebelumnya beliau adalah seorang Managing Director Divisi Income Asia di Credit Agricole Indosuez yang khususnya menangani restrukturisasi di kawasan Asia. Christopher Robert Botsford 54 Komisaris sejak 2007. Chief Executive Officer dan Direktur Asia Debt Management Hongkong Limited (ADM),. Sebelum mendirikan ADM, beliau mengelola regional debt untuk Kawasan Asia Pacific dan operasi pasar derivative pada Republic National Bank of New York yang memberikan lindung nilai dan manajemen restrukturisasi hutang di kawasan. Robert McCarthy 61 Komisaris sejak Juni 2008. Beliau meraih gelar Master in Business Administration dari Yale School of Management, dan gelar Master dalam 21 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS bidang Medieval History dari Columbia University. Mengelola Investasi bermasalah pada Spinnaker Funds. Beliau merupakan Founding Director Morgan Grenfell dan pernah menjabat sebagai Direktur Deutsche Bank. Dono Iskandar Djojosubroto 71 Komisaris Independen sejak Februari 2008. Beliau meraih gelar dari Universitas Indonesia dan MA & PhD di bidang Ekonomi dari The University of Illinois, USA. Beliau pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan, Deputi Gubernur Bank Indonesia, dan Direktur Eksekutif IMF mewakili dua belas Negara Asia. Beliau juga pernah Komisaris di dan Badan Pengawas di berbagai Lembaga Pemerintah, seperti PT Jasindo, PT Jasamarga, Bank BRI dan Bank BTN. Ir. Agus Tjahajana Wirakusumah 61 Komisaris Independen sejak Juni2015. Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Mesin dari Institut Teknologi Bandung dan gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia. Beliau juga memegang gelar Master di Teknik Sistem Industri dari University of Florida, USA. Dia memegang posisi Manajemen Senior di berbagai perusahaan swasta dan juga di Dewan Komisaris perusahaan BUMN. Dia memiliki lebih dari 17 tahun pengalaman di Departemen Perdagangan dan Industri dan pensiun sebagai Direktur Jenderal pada tahun 2015. Selama tahun ini, Dewan Komisaris mengadakan lima kali Rapat Dewan Komisaris. 22 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS Direksi Direksi sebagai organ Perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam mengelola Perusahaan. Setiap anggota Direksi dapat melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing. Direksi harus merumuskan nilai-nilai Perusahaan serta program jangka pendek dan jangka panjang Perseroan untuk dibahas dan disetujui oleh Dewan Komisaris atau RUPS sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan. Direksi Perusahaan diwakili oleh para profesional di bidang Produksi, Pemasaran, Sumber Daya Manusia, Keuangan dan Manajemen Umum. Direksi diangkat berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham yang diselenggarakan pada 16 Juni 2015 adalah sebagi berikut: Nama Umur Jabatan V. Ravi Shankar 52 Direktur Utama sejak tahun 2002. Beliau adalah lulusan Production Engineeringdan juga menyelesaikan Advance Management Program dari Harvard University pada tahun 2004. Sebelum bergabung dengan APF, memimpin Divisi Tekstil dari anak perusahaan dari APF dan juga bekerja di sebuah perusahaan industry permesinan di Indonesia dan India. Bonar Firman Hasiholan Sirait 68 Direktur sejak tahun 2013. Meraih gelar pasca sarjana di bidang Ekonomi dari Universitas Indonesia dan menyelesaikan Ph.D di bidang Ekonomi dari Universitas yang sama. Beliau juga mengikuti berbagai kursus manajemen pada HRD, Bisnis re-engineering, manajemen Personal Manajemen, Manajemen Strategis dll, di Singapura, Malaysia, Perancis, Swiss dan Kanada. Beliau memimpin HRD di APF sejak tahun 2004 sebagai Senior Vice President dan Kepala HRD sejak 1993. Sebelum itu beliau adalah Direktur Personalia di pabrik sepatu Bata S. Jegatheesan 66 Direktur sejak tahun 2002. Beliau adalah lulusan Teknik Elektro dan telah dengan APF sejak tahun 1989. Sebelum bergabung dengan APF, beliau sebago General Manager dari perusahaan pemintalan benang dan bekerja sebagai Project Manager untuk sebuah perusahaan Engineeringa di India. Peter Vinzenz Merkle 58 Direktur sejak tahun 2007. Beliau bergabung dengan APF pada tahun 2000 sebagai Pimpinan Pabrik Karawang memproduksi PTA, Polymer, dan Fiber. Sebelum bergabung dengan APF, ia bekerja di berbagai peruasahaan terkenal Kimia dan Fiber seperti Trevira Group dan Hoechst AG 23 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS sebagai kepala R&D dan Devisi Pengembangan Teknologi. Pemegang MSc di bidang Chemical Engineering dari University of Stuttgart, Jerman, jurusan proses polimer dan teknologi lingkungan. Antonius W. Sumarlin 49 Direktur sejak 2014. Meraih gelar Master dalam Pembangunan Ekonomi dari Vanderbit University, di Nashville, Amerika Serikat dan juga memegang Phd di Pemasaran dari Institut Pertanian, Bogor. Dia memiliki lebih dari 18 tahun pengalaman dalam manajemen strategis dan keuangan di berbagai organisasi dari manufaktur ke perusahaan investasi. Pada 2015, Direksi mengadakan rapat Direksi sebanyak lima kali. Rapat Gabungan Rapat Gabungan adalah pertemuan yang dihadiri oleh Komisaris dan Direksi. Rapat Gabungan diadakan untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi yang lancar antara Dewan Komisaris danDireksi dan. Pada tahun 2015 telah dilakukan Rapat Gabungan sebanyak empat kali. Komite Pendukung Dewan Komisaris Untuk meningkatkan efektivitas fungsinya dalam mengawasi Direksi, Dewan Komisaris memiliki 3 Komite pendukung yang melaporkan langsung kepada Dewan Komisaris. Setiap Komite diketuai oleh Komisaris Independen yang fasih di bidang operasi. Komite ini Komite Audit, Komite Manajemen Risiko dan Komite Nominasi dan Remunerasi. Komite Audit Anggota Komite Audit Sejalan dengan peraturan Bapepam LK No IX.I.5, KOMITE AUDIT yang baru diangkat terhitung tanggal 10 Agustus 2015 untuk membantu Dewan Komisaris. Para anggota Komite adalah sebagai berikut: Bapak Dono Iskandar Djojosubroto: Ketua Komite. Beliau adalah seorang Komisaris Independen dalam Dewan Komisaris Perseroan. Bapak Doedy Darwin: Beliau adalah seorang Insinyur dari Institut Teknologi Bandung. Dia memiliki lebih dari 24 tahun pengalaman di sektor perbankan sebagai Kepala Aset Manajemen, Divisi Kredit. Bapak Deddy Sutrisno: Beliau adalah Chartered Accountant dari Ikatan Akuntan Indonesia dan Bersertifikat Akuntan Manajemen (CMA) dari Institut Akuntan Manajemen, Australia. Beliau memiliki 25 tahun pengalaman yang kaya di bidang Akuntansi, Keuangan, Perpajakan. Beliau saat ini bekerja sebagai Direktur di Kantor Konsultan. 24 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS Tugas dan tanggung jawab Komite Audit memberikan ahli profesional dan independen pandangan / pendapat kepada Dewan Komisaris yang berkaitan dengan laporan keuangan, masalah hukum dan hal-hal lain yang disampaikan oleh Direksi. Tanggung jawab Komite Audit adalah sebagai berikut: a. Menelaah laporan keuangan triwulan dan tahunan b. Menelaah dan mengevaluasi hasil audit yang dilakukan oleh auditor internal dan status pelaksanaan rekomendasi dari laporan audit internal a. Menelaah hadil audit yang dilakukan oleh auditor eksternal b. Meninjau dan memperbarui prosedur pengendalian internal Perseroan c. Meninjau perjanjian utama dan kontrak dan implikasi hukum. Selama tahun 2015, Komite Audit mengadakan tiga kali pertemuan untuk tujuan berikut: 1. 2. 3. Berkaitan dengan Internal Audit: a. Untuk memastikan bahwa fungsi ini dijalankan secara efektif dan obyektif. Kami telah meninjau dan membahas beberapa Laporkan Audit Intern disiapkan oleh Auditor Internal Perseroan selama tahun berjalan. b. Untuk meninjau respon dari departemen terkait dengan rekomendasi dan pelaksanaan yang efektif dari rekomendasi. Berkaitan dengan Sistem Pengendalian Intern: a. Untuk meninjau dan menilai efektivitas sistem pengendalian manajemen sejalan dengan usaha Perusahaan. Berkaitan dengan Evaluasi Laporan Keuangan: a. Untuk menelaah dan membahas laporan keuangan yang telah diaudit disampaikan dalam laporan tahunan dengan Sekretaris Perusahaan, auditor internal dan Chief Financial Officer. b. Untuk menilai perubahan dalam penerapan akuntansi c. Untuk mengevaluasi kepatuhan Perusahaan dengan ketentuan hukum dan peraturan d. Untuk meneliti penyesuaian dan catatan dalam temuan audit yang signifikan. e. Untuk menelaah dan menganalisa akun-akun dalam laporan triwulan. Jumlah Rapat dihadiri Kehadiran Rapat Anggota Komite 1. Bapak Dono Iskandar Djojosubroto : 3 (tiga) kali 2. Bapak Doedy Darwin : 3 (tiga) kali 3. Bapak Deddy Sutrisno : 3 (tiga) kali Para undangan lainnya seperti Internal Auditor, Sekretaris Perusahaan dan Manajer Keuangan juga hadir dalam pertemuan bila diperlukan oleh Komite. Komite Manajemen Risiko Fungsi Komite Manajemen Risiko adalah untuk membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas pengawasan yang berkaitan dengan penerapan Manajemen Risiko di Perusahaan. Komite dapat bekerja sama dengan manajer agar memiliki akses informasi dalam meninjau kegiatan yang berkaitan dengan Manajemen Risiko. Komite Manejemen Resiko diketuai oleh Komisaris Independen Bapak Ir. Agus Tjahajana Wirakusumah. 25 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS Selama tahun 2015, Komite ini melakukan penelaahan terhadap pertangguingan asuransi kerugian terhadap aset, melalui beberapa perusahaan asuransi, kontrak pengadaan jangka panjang Perseroanan. Komite Nominasi dan Renumerasi Komite ini diketuai oleh Komisaris Independen Bapak Ir. Agus Tjahajana Wirakusumah dan Bapak Bonar FH Sirait sebagai anggota. Tugas utama Komite ini adalah untuk meninjau kenaikan upah yang diusulkan, upah minimum dari berbagai daerah sesuai dengan Peraturan Pemerintah, Program Retensi Karyawan, dan Program Pelatihan Karyawan. Audit Internal Internal Audit Perseroan dipimpin oleh Bapak Yohanes Baptis Galuh Adjar Pamungkas, dengan dibantu oleh anggota staf yang berpengalaman. Internal audit l pada berbagai fungsi yang dilakukan secara bersamaan dan laporan audit dibawah pengawasan Komisaris Independen dan Direksi secara berkala untuk memastikan tindakan perbaikan. Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab sebagai penghubung antara Perusahaan dan Pasar Modal berwenang, pemegang saham, investor dan pemangku kepentingan lainnya. Sekretaris Perusahaan memegang tanggung jawab untuk pengawasan dan koordinasi RUPS, mengekspos peristiwa dan semua kegiatan korporasi. Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab untuk pelaksanaan agenda terkait dengan rapat Dewan Direksi dan Dewan Komisaris. Perusahaan memiliki "Departemen Sekretaris Perusahaan" yang dipimpin oleh Bapak Tunaryo, dengan dibantu oleh staf yang berpengalaman di bidang keuangan dan urusan hukum. Perusahaan telah memenuhi berbagai persyaratan hukum Hukum Perusahaan Indonesia, UU Pasar Modal, dan Peraturan Bursa Efek. Pada bulan Desember 2015 Perusahaan melakukan ‘Public Expose’ sesuai peraturan BEI dan dihadiri awak media, masyarakat umum, pemegang saham mengenai jalannya Perseroan. Corporate Social Responsibility (CSR) Perseroan secara terus menerus dan konsisten berpartisipasi dalam program pengembangan masyarakat melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) selama beberapa tahun terakhir sebagai bagian dari komitmennya untuk menciptakan nilai bagi masyarakat. APF telah aktif terlibat, sebagai bagian dari kewajiban sosial untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik dan lingkungan di sekitar fasilitas pabrik. Perhatian utama APF adalah di bidang pendidikan, kesehatan, pengendalian lingkungan, fasilitas social keagamaan, infrastruktur 26 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS dan pengembangan keterampilan warga sekitar. Pelaksanakan kegiatan CSR ini dilakukan melalui "Yayasan Asia Pacific Fibre". Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah seperti bawah ini: 1. Program Pendidikan a. Pembanggunan gedung sekolah dasar di kawasan Blendung Desa, Klari, Karawang. b. Distribusi bantuan pendidikan kepada siswa di wilayah Karawang dan Kaliwungu. c. Pembangunan fasilitas pendidikan untuk pra-sekolah (PAUD) di Cibuaya, Karawang, Madrasah Ibtidaiyah di Cimahi dan Tunggakjati, Karawang, dan Sekolah Dasar di Karanganyar, Karawang. 2. Program Kesehatan a. Menyeediakan pengobatan gratis dan obat-obatan kepada orang-orang yang membutuhkan di Sumberejo dan Nolokerto, Kaliwungu, Kendal. b. Pembangunan Puskesmas rawat inap di Klari, Karawang. c. Pembagian kacamata gratis kepada siswa yang membutuhkan dari sekolah dasar dan SMP di Kaliwungu bekerjasama dengan Yayasan Mata Indonesia. d. Bantuan operasi Katarak Mata di Kendal 3. Kegiatan keagamaan dan Budaya a. Pembangunan pesantren untuk studi agama, masjid dan fasilitas keagamaan lainnya di Karawang dan Kaliwungu. b. Aktif mendukung kegiatan keagamaan dan budaya di wilayah meningkatkan hubungan yang harmonis dengan masyarakat sosial. c. Penghijauan bekerja sama dengan Universitas Jenderal Sudirman Purwokerto. d. Penanaman pohon jati di wilayah Kaliwungu. 4. Bantuan Kemanusiaan a. Renovasi sekolah korban bencana banjir dilakukan sekolah Mangkang Kulon Semarang, b. Bantuan pemulihan bencana dilakukan orang di Megelang dan Padang. c. Bedah rumah bagi keluarga tidak mampu di Sumberejo, Kaliwungu, dan Nolokerto Kendal. 5. Pemberdayaan Sosial Ekonomi a. Bantuan keuangan untuk industri skala / pondok kecil di wilayah sekitar. b. Pemberdayaan pengolahan limbah serat di wilayah sekitar menyediakan lapangan kerja mandiri untuk masyarakat setempat. 27 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS Struktur Organisasi Annual General Meeting of Shareholders Board of Commissioner • • • • • ROBERT C. APPLEBY CHRISTOPHER ROBERT BOTSFORD ROBERT McCARTHY DONO ISKANDAR D. Ir. AGUS TJAHAJANA WIRAKUSUMAH President Director V. RAVI SHANKAR Audit Committee, Risk Management Committee, Nomination & Remuneration Committee Internal Audit Director of SBU Chemical & Fiber Director of SBU Filament Yarn S. JEGATHEESAN Corporate I.T. Independent Director PETER V. MERKLE Corporate Finance Corporate Secretary Director ANTONIUS W. SUMARLIN Performance Fabric Division BONAR F.H. SIRAIT H.R. & I.R. Director of SBU Filament Yarn/Chemical & Fiber Production Engineering Accounting PPC/ Desp/ Material Control 28 R&D/ CTS/ Product Dev. | LAPORAN TAHUNAN 2015 Admin./ Security/ Transport/ P.R. Information Technology HRD & LD Marketing ASIA PACIFIC FIBERS Informasi Perseroan Tanggal Pendirian 15 Februari 1984 Pencatatan pada Bursa Efek Indonesia 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Penawaran Umum pada bulan Februari 1991 Pencatatan terbatas (partial listing) untuk 24.000.000 saham pada tanggal 12 Maret 1991 di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Pencatatan di Bursa pada bulan Januari 1992 Perseroan mencatatkan seluruh saham sejumlah 68.000.000 saham pada tanggal 3 Januari 1992 di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Jumlah keseluruhan saham Perseroan yang tercatat adalah 92.000.000 saham. Penawaran Umum Terbatas I pada bulan Oktober 1993 Antara tanggal 1 Nopember 1993 dan 3 Januari 1994, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas perdana dengan menawarkan 184.000.000 saham. Setelah Penawaran Umum ini, jumlah saham Perseroan yang tercatat adalah sebesar 276.000.000 saham. Pemecahan Saham pada bulan Maret 1995 Dengan adanya pemecahan saham pada tanggal 27 Maret 1995, jumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya adalah sebesar 552.000.000 saham. Saham bonus dan saham dividen pada bulan April 1995 Pada tanggal 12 April 1995 dan 17 April 1995, sejumlah 552.000.000 saham bonus dan saham dividen telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Dengan demikian, jumlah saham yang tercatat pada kedua bursa tersebut adalah sebesar 1.104.000.000 saham. Penawaran Umum Terbatas II pada bulan Juni 1996 Melalui Penawaran Umum Terbatas II pada tanggal 10 Juni 1996, Perseroan mencatatkan 1.104.000.000 saham di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, sehingga total saham yang tercatat adalah 2.208.000.000 saham . Penawaran Umum Terbatas III pada bulan Desember 1997 Pada tanggal 24 Desember 1997, Perseroan menawarkan 2.185.920.000 saham di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Setelah Penawaran Umum Terbatas III ini, total saham yang tercatat adalah sejumlah 4.393.920.000 saham. Konversi Hutang menjadi saham pada bulan September 2006 APF telah memperoleh persetujuan dari Departemen Kehakiman dan HAM untuk menerbitkan 43.144.238.750 saham kepada kreditur yang tidak berjaminan yang merupakan bagian dari konversi hutang yang telah mendapatkan persetujuan dari Pengadilan Niaga. Hingga tanggal 31 Desember 2006, APF telah mengeluarkan 29 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS 36.093.831.290 saham kepada kreditur yang tidak berjaminan yang telah mengajukan permintaan penukaran saham kepada Perseroan. APF juga telah mendapatkan persetujuan dari Departemen Kehakiman dan HAM untuk menerbitkan 40.340.241.250 saham yang akan dikeluarkan kepada kreditur berjaminan sesuai dengan proposal restrukturisasi bagi kreditur berjaminan (”SDRP”). APF belum mengeluarkan sahamsaham tersebut hingga tanggal 31 Desember 2007. 9. Reverse Split Saham pada bulan Februari 2008 APF melakukan Anggaran Dasar Perusahaan sehubungan dilakukannya reverse split saham yang dilakukan dengan rasio 20:1 dan meurut akta notaris Sutjipto, SH No, 91 tanggal 21 Februari 2008 tentang perubahan anggaran dasar perusahaan, modal saham perseroan sebesar Rp 16.000.000.000.000 terbagi atas 12.357.255.040 lembar saham. 10. Perseroan telah memperoleh persetujuan dari pemegang saham Perseroan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 24 Maret 2009, penerbitan 5% (118.845.397 saham) dari modal ditempatkan dan Disetor saham seri 'C' tanpa hak memesan efek terlebih dahulu, untuk memberikan opsi saham kepada manajemen dan karyawan Perusahaan (Program Opsi Saham Manajeman dan Karyawan). Berdasarkan akta Notaris Aryanti Artisari, SH, M.Kn. Tidak ada 107 tanggal 23 Februari 2012, pemegang saham menyetujui untuk program Manajemen Stock Option Program (MESOP). Dan ini berhubungan dengan akta notaris Sutjipto, SH No 91 tanggal 24 Maret 2009 tentang penerbitan 118.845.397 saham baru seri C yang berwenang (5% dari modal ditempatkan dan disetor) tanpa hak memesan efek terlebih dahulu dengan nilai nominal Rp 40 setiap . Harga Pelaksanaan pada 5 Maret 2012 adalah sebesar Rp 45 masing-masing, dan memiliki saham telah disetor penuh pada tanggal 20 Februari 2012 dan 21 Februari 2012. Saham juga terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalui pengumuman No. Peng-P-00032/BEI.PPR/032012 tanggal 5 Maret 2012 dan No. Peng-P-00033/BEI.PPR/03-2012 tanggal 7 Maret 2012. Perseroan memperoleh persetujuan atas perubahan nama menjadi PT Asia Pasifik Fibers Tbk dari Menteri Kehakiman tanggal 10 November 2009 dan Indonesia Badan Koordinasi Penanaman Modal / BKPM pada tanggal 2 Desember 2009. Jumlah saham yang tercatat per 31 Desember 2015 2,495,753,347 Susunan Modal per 31 Desember 2015 Serie A Modal Dasar Nilai Nominal per Saham Modal Disetor Rp Rp Rp 8,500,000,000,000 10,000 2,196,960,000,000 Serie C Modal Dasar Nilai Nominal per Saham Modal Disetor Rp Rp Rp 166,968,960,000 40 91,042,293,920 30 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS Pemegang Saham Damiano Investment KYOA Investment Limited PT. Multikarsa Investama* Masyarakat 51.65% 6.20% 5.26% 36.89% * Pemindahan saham-saham dari PT. Multikarsa Investama kepada PT. Bina Prima Perdana dalam rangka restrukturisasi dengan pihak BBPN. Pencatatan pada PT. Bursa Efek Indonesia masih belum diselesaikan. Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen Robert Clive Appleby Robert McCarthy Christopher Robert Botsford Dono Iskandar Djojosubroto Ir. Agus Tjahajana Wirakusumah Board of Directors Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur Vasudevan Ravi Shankar Bonar Firman Hasiholan Sirait Seeniappa Jegatheesan Peter Vinzenz Merkle Antonius Widyatma Sumarlin Kegiatan Perseroan Bergerak pada industri PTA, Polymer, Polyester Fiber, Benang Filament dan kain sintetis dan pakaian jadi. Kapasitas Produksi per 31 Desember 2015 Purified Therepthalic Acid (PTA) Polyester Chips Polyester Staple Fiber Polyester Filament Yarn 340.000 ton/tahun 330.400 ton/tahun 198.000 ton/tahun 140.000 ton/tahun Kantor Perwakilan The East 35th Floor, Unit 5-6-7 Jl. DR. Ide Anak Agung Gde Agung Kav. E3.2 No. 1 Jakarta 12950, Indonesia Tel : (62-21) 579-38555 Fax : (62-21) 579-38565 Kantor Terdaftar Jl. Raya Kaliwungu Km. 19 Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah - Indonesia Tel : (62-24) 8660272 Fax : (62-24) 8660275 31 | LAPORAN TAHUNAN 2015 ASIA PACIFIC FIBERS Fasilitas Pabrik Pabrik 1: Pabrik 2: Desa Kiara Payung, Klari, Karawang Jawa Barat - Indonesia Tel : (62-267) 431971 Fax : (62-267) 431975 Jl. Raya Kaliwungu Km. 19 Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah - Indonesia Tel : (62-24) 8660272 Fax : (62-24) 8660275 Biro Administrasi Efek PT. Datindo Entrycom Wisma Dinners Club Annex Jl. Jend. Sudirman 34-35 Jakarta 10220, Indonesia Kantor Akuntan Publik Terdaftar Hendrawinata Eddy Siddhartha & Tanzil (Indonesian Member firm of Kreston International) Intiland Tower 18th Floor Jl. Jend. Sudirman 32 Jakarta 10220, Indonesia Tel : (62-21) 5707997 Fax : (62-21) 5707996 32 | LAPORAN TAHUNAN 2015 SURAT PERNYATAAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN TAHUNAN 2015 PT. ASIA PACIFIC FIBERS TBK. Kami yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Asia Pacific Fibers Tbk tahun 2015 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perusahaan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Robert Clive Appleby Komisaris Utama Vasudevan Ravi Shankar Direktur Utama Cheong Kamun Komisaris Bonar Firman Hasiholan Sirait Direktur Christopher Robert Botsford Komisaris Robert McCharty Komisaris Seeniappa Jegatheesan Direktur Antonius Widyatma Sumarlin Direktur Agus Tjahajana Wirakusumah Komisaris Independen Dono Iskandar Djojosubroto Komisaris Independen Peter Vinzenz Merkle Direktur Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 31 Desember 2015 dan 2014 DAFTAR ISI Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Halaman Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 4 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 5 Laporan Arus Kas Konsolidasian 6 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Informasi Keuangan Tambahan Laporan Keuangan Entitas Induk 7 – 132 1-6 Lampiran Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan komprehensif lain 2 Laporan Perubahan Ekuitas 3 Laporan Arus Kas 4 LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN No. : 032/02/WA/II/16 Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk Kami telah mengaudit laporan keuangan konsolidasian PT Asia Pacific Fibers Tbk (“Perusahaan”) dan entitas anaknya terlampir, yang terdiri dari laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2015, serta laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan konsolidasian Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan atas pengendalian internal yang dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Tanggung jawab Auditor Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan konsolidasian tersebut berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan konsolidasian bebas dari kesalahan penyajian material. Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas resiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan konsolidasian, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal entitas. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit kami. Opini Menurut opini kami, laporan keuangan konsolidasian terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian PT Asia Pacific Fibers Tbk dan entitas anaknya tanggal 31 Desember 2015, serta kinerja keuangan dan arus kas konsolidasiannya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Halaman 2 Penekanan suatu hal Seperti diungkapkan pada catatan 2d dan catatan 50. atas laporan keuangan konsolidasian terlampir, efektif 1 Januari 2015, PT Asia Pacific Fibers Tbk dan entitas anaknya menerapkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 24 revisi 2013) “Imbalan Kerja” yang diterapkan secara retrospektif. Opini kami tidak dimodifikasi sehubungan dengan hal tersebut. Laporan keuangan konsolidasian terlampir disusun dengan asumsi bahwa Perusahaan dan Entitas Anaknya akan melanjutkan usahanya secara berkesinambungan. Seperti yang diungkapkan pada Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasian, pada tanggal 31 Desember 2015, Perusahaan dan Entitas Anaknya memiliki saldo ekuitas negatif sebesar US$ 925.406.725, serta jumlah liabilitas jangka pendek Perusahaan dan Entitas Anaknya telah melebihi jumlah asetnya sebesar US$ 869.325.822. Liabilitas jangka pendek Perusahaan dan Entitas Anaknya pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar US$ 1.101.821.058 atau sebesar 86% dari jumlah liabilitas jangka pendek merupakan utang terjamin. Pada bulan Juni 2015, Perusahaan telah mengirimkan revisi Rencana Restrukturisasi Utang Berjamin kepada kreditur terjamin Perusahaan , tetapi sampai saat ini, rencana restrukturisasi utang berjamin ini belum direspon oleh kreditur terjaminnya . Sebagai tambahan, sampai dengan tanggal laporan audit , salah satu kreditur terjamin Perusahaan yaitu PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) yang memiliki 25% utang terjamin belum menyetujui Rencana Restrukturisasi yang diusulkan oleh Perusahaan. Namun, Damiano Investments BV., Belanda, pemegang saham mayoritas (kepemilikan 51,65%) dan pemegang mayoritas hutang terjamin (75%), masih terus menyediakan fasilitas pengeluaran belanja modal sebesar US$ 22.070.000 dan fasilitas Letter of Credit sebesar US$ 88.135.716 untuk pembelian bahan baku. Manajemen Perusahaan masih terus berusaha dan mengharapkan hasil penyelesaian dari restrukturisasi atas utang terjaminnya dapat segera diperoleh, sehingga Perusahaan dapat memperoleh pinjaman modal kerja dari bank. Laporan keuangan konsolidasian terlampir tidak mencakup penyesuaian yang berasal dari kondisi tersebut. Hal lain Audit kami atas laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anaknya pada tanggal 31 Desember 2015 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut terlampir dilaksanakan dengan tujuan merumuskan suatu opini atas laporan keuangan konsolidasian tersebut secara keseluruhan. Informasi keuangan tambahan PT Asia Pacific Fibers Tbk (entitas induk) terlampir, yang terdiri dari laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2015, serta laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut (secara kolektif disebut sebagai “Informasi Keuangan Entitas Induk”), yang disajikan sebagai informasi tambahan terhadap laporan keuangan konsolidasian terlampir, disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan bagian dari laporan keuangan konsolidasian terlampir yang diharuskan menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Informasi keuangan Entitas Induk merupakan tanggung jawab manajemen serta dihasilkan dari dan berkaitan secara langsung dengan catatan akuntansi dan catatan lainnya yang mendasarinya yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian terlampir. Informasi Keuangan Entitas Induk telah menjadi objek prosedur audit yang diterapkan dalam audit atas laporan keuangan konsolidasian terlampir berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Menurut opini kami, Informasi Keuangan Entitas Induk disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, berkaitan dengan laporan keuangan konsolidasian terlampir secara keseluruhan. HENDRAWINATA EDDY SIDDHARTA & TANZIL Welly Adrianto, CPA No. Ijin Akuntan Publik. AP. 0060 Jakarta, 14 Maret 2016 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2015, 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014 31 Desember 2015 US$ 31 Desember 2014 (Disajikan kembali) US$ 3f,g,5 2.657.148 6.184.094 5.101.421 3f,h,j,6 3f,h,j,6 31.567.047 19.479.699 41.190.159 21.601.483 51.867.585 22.046.308 3f,h,j,7 3f,h,j,8 3k,9 2.787.973 5.969.375 61.164.596 3.426.117 8.693.988 75.507.062 33.854.362 9.158.563 86.227.237 10 10 3v,27a 3l,11 6.076.917 – 11.419.541 2.128.943 2.338.194 56.031 15.902.785 2.520.486 6.862.883 54.799 17.484.492 1.691.803 143.251.239 177.420.399 234.349.453 3f,h,j,12 3f,h,j,13 19.552.932 991.274 23.692.655 1.022.539 24.836.407 1.029.093 3m,n,p,14 3o,p,15 3v,27d 61.876.082 113.590 6,710,119 61.365.864 119.866 11.750.587 82.224.751 12.087 9.766.081 Jumlah Aset Tidak Lancar 89.243.997 97.951.511 117.868.419 JUMLAH ASET 232.495.236 275.371.910 352.217.872 Catatan 1 Januari 2014 (Disajikan kembali) US$ ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha, setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar US$ 15.657.945 pada tahun 2015, 2014 dan 2013 Pihak ketiga Pihak berelasi Piutang lain-lain, setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar US$ 67.637.756 pada tahun 2015 dan 2014, dan US$ 36.721.575 pada tahun 2013 Pihak ketiga Aset keuangan lancar lainnya Persediaan Uang muka pembelian Pihak ketiga Pihak berelasi Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Piutang non-usaha kepada pihak berelasi, setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar US$ 111.992.653 pada tahun 2015, 2014 dan 2013 Aset keuangan tidak lancar lainnya Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar US$ 1.709.106.418 pada tahun 2015, US$ 1.703.166.009 pada tahun 2014 dan US$ 1.714.202.396 pada tahun 2013 Aset tidak berwujud Aset pajak tangguhan Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan 1 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015, 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014 Catatan 31 Desember 2015 US$ 31 Desember 2014 (Disajikan kembali) US$ 1 Januari 2014 (Disajikan kembali) US$ LIABILITAS DAN EKUITAS (DEFISIENSI) LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha Pihak ketiga Biaya yang masih harus dibayar Utang pajak Utang bank Utang terjamin Liabilitas imbalan kerja jangka pendek Bagian lancar dari liabilitas jangka panjang: Utang kredit pembiayaan Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya 3r,16 3r,17 3v,27b 3r,18 3r,19 3u,25 12.241.858 50.446.641 149.767 88.135.716 945.081.879 366.276 25.584.407 49.969.699 159.621 88.250.457 957.675.525 433.562 33.115.314 36.967.461 321.900 87.910.672 965.681.557 – 3q,r,22 3r,23 41.379 5.357.542 56.131 4.716.794 30.572 6.323.597 1.101.821.058 1.126.846.196 1.130.351.073 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Pinjaman dari institusi keuangan lain: Utang tidak terjamin dan wesel bayar Pinjaman modal kerja Utang kredit pembiayaan Pendapatan ditangguhkan Imbalan pasca kerja jangka panjang 3r,20 3r,21 3q,r,22 3t,24 3u,26 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang Jumlah Liabilitas 24.032.636 22.070.000 5.940 212.526 9.759.801 23.082.193 22.070.000 47.253 225.089 12.125.149 22.624.894 17.340.000) 27.132 237.652 9.975.562 56.080.903 57.549.684 50.205.240 1.157.901.961 1.184.395.880 1.180.556.313 Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan 2 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015, 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014 Catatan 31 Desember 2015 US$ 31 Desember 2014 (Disajikan kembali) US$ 1 Januari 2014 (Disajikan kembali) US$ LIABILITAS DAN EKUITAS (DEFISIENSI) EKUITAS (DEFISIENSI) Modal Saham Modal dasar 12.357.255.040 saham dengan nilai nominal Rp 10.000 per lembar saham untuk Seri A, Rp 1.000 per saham untuk Seri B, dan Rp 40 per saham untuk Seri C pada tahun 2015, 2014 dan 2013 Modal ditempatkan dan disetor penuh, 219.696.000 saham Seri A, dan 2.276.057.347 saham Seri C pada tahun 2015, 2014 dan 2013 28 Tambahan modal disetor 3w,29 Saldo laba (akumulasi defisit) Ditentukan penggunaannya 30 Tidak ditentukan penggunaannya Jumlah Defisiensi JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS (DEFISIENSI) 635.689.316 624.323.168 635.689.316 624.323.168 2.345.301 2.345.301 2.345.301 (2.187.764.510) (2.171.381.755 ) (2.090.696.226 ) (925.406.725 ) (909.023.970 ) (828.338.441 ) 232.495.236 275.371.910 352.217.872 Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan 3 635.689.316 624.323.168 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Catatan PENDAPATAN Pendapatan bersih Pendapatan usaha lainnya Jumlah pendapatan 3x,34 3x,35 BEBAN POKOK PENJUALAN 3x,36 LABA (RUGI) KOTOR Penurunan nilai atas piutang lain-lain Beban umum dan administrasi Beban keuangan Beban penjualan Laba selisih kurs, bersih Penyelesaian atas klaim asuransi, bersih Pendapatan lain-lain, bersih 3j,7 3x,39 3x,40 3x,38 3c 3x,33 3x,41 RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 2015 US$ 387.053.770 3.002.226 390.055.996 2014 (Disajikan kembali) US$ 493.567.021 4.414.640 497.981.661 (381.902.793 ) (511.808.609 ) 8.153.203 (13.826.948 ) – (14.399.308 ) (7.863.850 ) (10.786.487 ) 11.236.898 1.703.128 309.069 (34.267.327 ) (15.028.722 ) (14.848.320 ) (12.325.493 ) 4.970.881 3.772.855 63.134 (19.800.550 ) (67.662.992 ) (11.647.347 ) (81.489.940 ) PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK Kini Tangguhan 3v 27c 27d (1.566.830 ) (4.572.495 ) – 1.689.482 Jumlah Pendapatan (Beban) Pajak 27e (6.139.325 ) 1.689.482 (17.786.672 ) (79.800.458 ) Pos – pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi: Pengukuran kembali imbalan kerja Beban pajak penghasilan terkait Pos – pos yang akan di reklasifikasi ke laba rugi 1.871.890 (467.973 ) – (1.180.095 ) 295.024 – Jumlah pendapatan komprehensif lain, setelah pajak 1.403.917 JUMLAH RUGI BERSIH TAHUN BERJALAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN, SETELAH PAJAK (885.071 ) JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN (16.382.755 ) (80.685.529 ) Jumlah rugi bersih diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk (17.786.672 ) (79.800.458 ) Jumlah rugi bersih komprehensif diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk (16.382.755 ) (80.685.529 ) (0,01 ) (0,01 ) (0,03 ) (0,03 ) 3y 31 31 LABA (RUGI) PER SAHAM Dasar Dilusian Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan 4 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Tambahan Catatan Modal Saham modal disetor US$ US$ Saldo per 31 Desember 2013 (sebelum penyajian kembali) Penyesuaian atas penerapan PSAK 24 (revisi 2013) Saldo per 31 Desember 2013 (disajikan kembali) 635.689.316 50 – 624.323.168 – 635.689.316 624.323.168 Saldo Laba (Akumulasi defisit) Ditentukan Tidak ditentukan Jumlah Ekuitas Penggunaannya Pengunaannya (Defisiensi) US$ US$ US$ 2.345.301 – 2.345.301 (2.090.258.565) (827.900.780) (437.661) (437.661) (2.090.696.226) (828.338.441) Jumlah rugi bersih tahun berjalan – – – (79.800.458) (79.800.458) Pendapatan komprehensif lain, setelah pajak – – – (885.071) (885.071) (2.171.381.755) (909.023.970) Saldo per 31 Desember 2014 635.689.316 624.323.168 2.345.301 Jumlah rugi bersih tahun berjalan – – – (17.786.672 ) (17.786.672 ) Pendapatan komprehensif lain, setelah pajak – – – 1.403.917 1.403.917 Saldo per 31 Desember 2015 635.689.316 624.323.168 2.345.301 Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan 5 (2.187.764.510) (925.406.725) PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok Pembayaran gaji Pembayaran kas operasi lainnya, bersih Kas yang diperoleh dari operasi Penghasilan bunga Beban bunga dan administrasi bank Penerimaan atas penyelesaian klaim asuransi Pembayaran pajak penghasilan Penerimaan hasil restitusi pajak 7,40 17,40 7,33 27 27 Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian aset tetap Pembelian aset tidak berwujud 14,22 15 Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman modal kerja Pembayaran pinjaman modal kerja Pembayaran utang kredit pembiayaan 21 21 22 Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan Untuk) Aktivitas Pendanaan KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 2015 US$ 2014 (Disajikan kembali) US$ 401.800.894 (288.202.470) (8.702.467) (96.818.606) 538.453.200 (420.652.470) (16.024.232) (91.616.880) 8.077.351 22.622 (7.221.113) 1.703.128 (4.475.260) 4.747.807 10.159.618 23.975 (5.364.680) 3.583.335 (5.426.618) 4.911.387 2.854.535 7.887.017 (6.450.627) – (11.225.409) (112.182) (6.450.627) (11.337.591) – (114.741) (56.065) 4.730.000 – (68.023) (170.806) 4.661.977 (3.766.898) 1.211.403 239.952 PENGARUH SELISIH KURS (128.730) SALDO KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 5 6.184.094 5.101.421 SALDO KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 5 2.657.148 6.184.094 Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan 6 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2015 dan 2014 1. U M U M a. Pendirian dan Informasi Umum PT Asia Pacific Fibers Tbk (“Perusahaan”) memproduksi bahan kimia dan serat sintetis, pertenunan dan perajutan serta aktivitas lainnya yang berhubungan dengan industri tekstil. Perusahaan mempunyai 2 (dua) pabrik, dan memasarkan produknya di dalam dan di luar negeri, diantaranya ke Eropa, Amerika Serikat, Asia, Australia dan Timur Tengah. PT Asia Pacific Fibers Tbk didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan Akta No. 22 tanggal 15 Pebruari 1984 dari Januar Tirtaamidjaja, S.H., notaris di Jakarta. Undang-undang diatas telah diubah dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-6107.HT.01.01.TH.84 tanggal 26 Oktober 1984 dan diumumkan dalam Tambahan No. 3247 Berita Negara Republik Indonesia No. 72 tanggal 7 September 1990. Anggaran Dasar Perusahaan mengalami perubahan dengan akta No. 92 tanggal 24 Maret 2009 oleh notaris Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, untuk menyesuaikan Anggaran Dasar Perusahaan dengan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perusahaan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Akta notaris ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-0052618.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 14 Agustus 2009. Anggaran Dasar Perusahaan mengalami perubahan dengan akta No. 50 tanggal 10 September 2009 oleh notaris Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan nama Perusahaan dari PT Polysindo Eka Perkasa Tbk menjadi PT Asia Pacific Fibers Tbk. Akta notaris ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-54294.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 10 Nopember 2009 dan diumumkan dalam Tambahan No. 21449 Berita Negara Republik Indonesia No. 77 tanggal 24 September 2010. Anggaran Dasar Perusahaan mengalami perubahan dengan akta No. 107 tanggal 23 Februari 2012 oleh notaris Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, mengenai implementasi dari program pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan Perusahaan (MESOP) berdasarkan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No. IX.D.4. Akta notaris ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. AHU-0018443.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 29 Pebruari 2012. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta No. 30 tanggal 7 Juli 2015 oleh notaris Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, untuk menyesuaikan Anggaran Dasar Perusahaan dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Akta notaris ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan AHUAH.01.03-0954603.Tahun 2015 tanggal 31 Juli 2015. Pada tanggal 4 Pebruari 2011, Perusahaan mendapatkan persetujuan dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melalui Surat Keputusan No. 2/B/II/PMDN/2011 tentang persetujuan pembatalan surat keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) No. 249/II/PMDN.1997 tanggal 2 Desember 1997. 7 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 1. U M U M (Lanjutan) a. Pendirian dan Informasi Umum (Lanjutan) Kemudian, Perusahaan juga telah menerima persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk melakukan ekspansi terhadap kapasitas fiber di Karawang melalui surat persetujuan No. 2/B/II/PMDN/2011 tanggal 24 Pebruari 2011. Proyek ini dimulai pada kuartal kedua tahun 2012. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, tujuan dan ruang lingkup aktivitas Perusahaan meliputi industri kimia dan serat sintetis, pertenunan dan perajutan serta aktivitas lainnya yang berhubungan dengan industri tekstil. Perusahaan berkedudukan di Kendal, Jawa Tengah dengan pabrik yang berlokasi di Kendal, Jawa Tengah dan Karawang, Jawa Barat. Kantor perwakilan Perusahaan berlokasi di Gedung “The East”, Lantai 35, Jl. DR. Ide Anak Agung Gde Agung (dahulu Jalan Lingkar Mega Kuningan) Kav. E-3.2 No. 1, Jakarta. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1986. Perusahaan turut berpartisipasi dalam kegiatan sosial di lingkungan sekitar dua lokasi pabrik yang terletak di Karawang dan Semarang, dimana kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Dalam upaya untuk mendukung kegiatan ini dengan lebih efektif, Perusahaan telah mendirikan yayasan yang bernama “Yayasan Asia Pasific Fibre” pada tanggal 15 Januari 2010. Persetujuan pendirian yayasan ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. AHU960.AH.01.04.Tahun 2010 tanggal 15 Maret 2010. Entitas induk langsung Perusahaan adalah Damiano Investments BV., yang didirikan di Belanda, sedangkan entitas induk utama Perusahaan adalah ADM Capital and Spinnaker Capital Group, yang masing-masing didirikan dan berdomisili di Hong Kong dan Inggris. b. Penawaran Umum Efek, Wesel Bayar Perusahaan dan Entitas Anak Pada tanggal 14 Desember 1990, Perusahaan menawarkan 12.000.000 sahamnya kepada masyarakat melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya, sekarang dikenal dengan Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 8 Oktober 1993, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), dengan suratnya No S-1738/PM/1993, untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 184.000.000 saham kepada pemegang saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 1 Nopember 1993. Pada tanggal 15 Desember 1994, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM, No S-2027/PM/1994, perihal perubahan nilai nominal per saham dari Rp 1.000 menjadi Rp 500 per saham. 8 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 1. U M U M (Lanjutan) b. Penawaran Umum Efek, Wesel Bayar Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) Pada tanggal 20 Mei 1996, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM, dengan suratnya No. S-778/PM/1996, untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas II dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 1.104.000.000 saham kepada pemegang saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 10 Juni 1996. Pada tanggal 11 Desember 1997, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM, dengan suratnya No. S-2844/PM/1997, untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 2.185.920.000 saham kepada pemegang saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 5 Januari 1998. Pada tahun 1994, Perusahaan menerbitkan Unsecured Senior Notes sebesar US$ 125.000.000 yang dicatat di Bursa Efek Luxembourg. Pada tahun 1996, Perusahaan menawarkan kepada pemegang Unsecured Senior Notes untuk menukarkan Notes tersebut dengan Guaranteed Senior Notes sebesar US$ 125.000.000 yang diterbitkan oleh PIFC dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin. Wesel ini dicatat di Bursa Efek Luxembourg. Pada tahun 1996, PIFC, dengan Perusahaan sebagai penjamin, menerbitkan Secured Floating Rate Notes sebesar US$ 50.000.000 dan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ 260.000.000 yang tercatat di Bursa Efek Luxembourg. Pada tahun 1997, PIFC, dengan Perusahaan sebagai penjamin, menerbitkan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ 250.000.000 yang tercatat di Bursa Efek Luxembourg. Sejak bulan Januari 2000, wesel bayar yang dikeluarkan oleh PIFC sudah tidak tercatat (delisted) dari Bursa Efek Luxembourg. Mulai bulan Desember 2004, seluruh saham Perusahaan sejumlah 4.393.920.000 disuspensi sehubungan dengan tuntutan pailit terhadap Perusahaan dan keterlambatan menyerahkan laporan keuangan konsolidasian Perusahaan. Saham-saham Perusahaan tetap disuspensi walaupun Perusahaan telah lepas dari pailit. Akan tetapi, Perusahaan berusaha untuk keluar dari suspensi ini dengan menyerahkan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh Perusahaan. Kemudian, pada bulan Juli 2006, saham-saham Perusahaan telah diperdagangkan kembali. Pada tahun 2006, Perusahaan telah melakukan konversi atas utang tidak terjamin sebagai bagian dari implementasi perjanjian perdamaian yang telah diputuskan oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dengan menerbitkan sebanyak 43.144.238.750 lembar saham dimana sesuai dengan ketentuan Bursa Efek Indonesia, saham tersebut tidak dapat diperdagangkan dalam waktu 1 (satu) tahun. Kemudian, pada bulan Oktober 2007, saham baru tersebut telah diperdagangkan. 9 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 1. U M U M (Lanjutan) b. Penawaran Umum Efek, Wesel Bayar Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) Menurut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 21 Pebruari 2008, para pemegang saham menyetujui untuk melakukan penggabungan nilai nominal saham (reverse stock split) dengan rasio 20 berbanding 1 yang artinya 20 saham lama akan menjadi 1 saham baru. Reverse stock ini dilakukan agar saham Perusahaan lebih likuid dan sesuai dengan kinerja Perusahaan. Anggaran Dasar Perusahaan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 3 Maret 2008.Selanjutnya, menurut akta notaris Sutjipto, S.H. No. 122 tanggal 27 Pebruari 2008 tentang perjanjian pembelian sisa saham hasil reverse stock Perusahaan, dinyatakan bahwa PT Trimegah Securities Tbk sebagai pembeli siaga. Disamping itu, jumlah saham hasil reverse stock telah diperdagangkan di Pasar Reguler pada tanggal 14 Maret 2008. Pada tanggal 10 Oktober 2008, saham dari Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) sudah tidak tercatat (delisted) di Bursa Efek Indonesia melalui surat keputusan No. S-04741/BEI.PSR/09/2008 dan Peng-004/BEI.PSR/DEL/09-2008 akibat suspensi saham PT Texmaco Jaya Tbk dari perdagangannya dan masalah kelangsungan hidupnya. Sejak tanggal 2 Desember 2009, saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia sudah diganti dengan menggunakan nama Perusahaan yang baru. Menurut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 24 Maret 2009 yang telah dikukuhkan dalam akta notaris Sutjipto, S.H., No 91 tanggal 24 Maret 2009, notaris di Jakarta, Pemegang Saham setuju untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu melalui pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan Perusahaan (Management Employee Stock Option Programme / MESOP) sebanyak 118.845.397 lembar saham seri C (5% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor). Akta notaris ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-0052619.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 14 Agustus 2009. Berdasarkan rencana Perusahaan yang telah dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia melalui surat tertanggal 17 Maret 2009, program ini telah diimplementasikan pada akhir periode (1 Pebruari 2012). Kemudian, berdasarkan akta notaris Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., No. 107 tanggal 23 Pebruari 2012, notaris di Jakarta, program pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan Perusahaan (Management Employee Stock Option Programme/ MESOP) telah diimplementasikan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 45 per saham. Semua saham telah disetor penuh melalui rekening bank Perusahaan pada tanggal 20 Pebruari 2012 dan 21 Pebruari 2012, dan telah didaftarkan di Bursa Efek Indonesia melalui pengumuman No. Peng-P-00032/BEI.PPR/03-2012 tanggal 5 Maret 2012 dan No. Peng-P00033/BEI.PPR/03-2012 tanggal 7 Maret 2012. 10 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 1. U M U M (Lanjutan) b. Penawaran Umum Efek, Wesel Bayar Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) Menurut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 18 Juni 2012 yang telah dikukuhkan dalam akta notaris Aryanti Artisari, S.H., M.Kn. No. 88 tanggal 18 Juni 2012, notaris di Jakarta, Pemegang Saham setuju untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu melalui pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan Perusahaan (Management Employee Stock Option Programme / MESOP) sebanyak 74.872.600 lembar saham seri C (3% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor). Perusahaan telah mengirimkan surat No. 068/APF-CS/VI/2014 tanggal 25 Juni 2014 dan No. 071/APF-CS/VIII/2014 tanggal 7 Juli 2014 kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang perihal pembatalan atas implementasi MESOP akibat belum selesainya restrukturisasi hutang yang telah mengakibatkan penurunan pada harga pasar saham Perusahaan. Menurut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 16 Juni 2015 yang telah dikukuhkan dalam akta notaris Aryanti Artisari, S.H., M.Kn. No. 49 tanggal 16 Juni 2015, notaris di Jakarta, Pemegang Saham setuju untuk melakukan pembatalan atas implementasi MESOP. c. Entitas Anak Yang Dikonsolidasi Perusahaan memiliki beberapa entitas anak yang tidak aktif sebagai berikut: Entitas Anak Lokasi Kegiatan usaha Operasi Persentase Komersial kepemilikan % Jumlah Aset 2015 2014 US$ US$ (dalam jutaan) (dalam jutaan) PT Texmaco Jaya Tbk (TJ) Karawang Perdagangan, pertenunan, perajutan dan pemrosesan 1972 92,00 *) *) PT Texmaco Graha Busana (TGB), (dimiliki TJ dengan Kepemilikan 99%) Jakarta Perdagangan tekstil dan produksi pakaian jadi dan asesoris 1994 91,08 *) *) Polysindo International Finance Company BV (PIFC) Belanda Jasa keuangan 1994 100,00 759 759 Polysindo (Mauritius) Ltd. (PML) Mauritius Jasa keuangan Praoperasi 100,00 – – *) Tidak berlaku dikarenakan PT Texmaco Jaya Tbk (TJ) dan PT Texmaco Graha Busana (TGB) sudah tidak dikonsolidasi. Pada tahun 2001, Perusahaan mengakuisisi 10.000 saham yang merupakan 100% kepemilikan di Polysindo (Mauritius) Ltd. Saham yang diperoleh sejumlah US$ 10.000. Perbedaan antara harga perolehan dengan nilai aktiva bersih dari PML sejumlah Rp 221.924.188 (setara dengan US$ 21.339) dicatat pada akun ”selisih restrukturisasi entitas sepengendali” sebagai bagian dari tambahan modal disetor di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian (Catatan 29). 11 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 1. U M U M (Lanjutan) c. Entitas Anak Yang Dikonsolidasi (Lanjutan) Tidak terdapat transaksi antara Perusahaan dengan Polysindo (Mauritius) Ltd. dan Polysindo International Finance Company BV. selama tahun 2015 dan 2014. Perusahaan berniat untuk menutup kegiatan Entitas Anak tersebut bersama dengan proses restrukturisasi Perusahaan. Terhitung bulan April 2008, operasional divisi fleece pada PT Texmaco Jaya Tbk (TJ) telah dioperasikan oleh Perusahaan dengan sistem maklon. Sejak semester kedua tahun 2004, PT Texmaco Graha Busana sudah menghentikan operasional bisnisnya. d. Dewan Komisaris dan Direksi, Komite Audit dan Karyawan Susunan Dewan Komisaris, Direksi Perusahaan dan Komite Audit pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sesuai dengan Akta Notaris No. 50 tanggal 16 Juni 2015 dari Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta. Berikut ini adalah susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014: 2015 2014 : Bapak Robert Clive Appleby : Bapak Ir. Agus Tjahajana Wirakusumah Bapak Dono Iskandar Djojosubroto : Ibu Cheong Kamun Bapak Christopher Robert Botsford Bapak Robert Mc Carthy Bapak Robert Clive Appleby Bapak Dono Iskandar Djojosubroto : Bapak Vasudevan Ravi Shankar : Bapak Bonar Firman Hasiholan Sirait Bapak Antonius Widyatma Sumarlin : Bapak Seeniappa Jegatheesan Bapak Peter Vinzenz Merkle Bapak Vasudevan Ravi Shankar Bapak Bonar Firman Hasiholan Sirait Bapak Antonius Widyatma Sumarlin Bapak Seeniappa Jegatheesan Bapak Peter Vinzenz Merkle Dewan Komisaris: Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris Bapak Timbul Thomas Lubis, S.H. Ibu Cheong Kamun Bapak Christopher Robert Botsford Bapak Robert Mc Carthy Dewan Direksi: Direktur Utama Direktur Independen Direktur 12 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 1. U M U M (Lanjutan) d. Dewan Komisaris dan Direksi, Komite Audit dan Karyawan (Lanjutan) Untuk memenuhi Peraturan Bapepam No. IX.1.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit. Susunan komite audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut: Ketua Anggota : Bapak Dono Iskandar Djojosubroto : Bapak Doedy Darwin Bapak Deddy Sutrisno Corporate Secretary Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah Bapak Tunaryo. Pada bulan Pebruari 2009, Perusahaan telah membentuk departemen internal audit untuk memenuhi ketentuan BAPEPAM-LK. Ketua internal audit adalah Bapak Yohanes Baptis Galuh Adjar Pamungkas. Pada tanggal 31 Desember 2015, Perusahaan memiliki 3.062 orang pegawai tetap (2014: 3.260 orang pegawai tetap). Dan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Entitas Anak tidak memiliki pegawai tetap. e. Persetujuan dan Otorisasi atas Penerbitan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut telah disetujui dan diotorisasi oleh Dewan Direksi pada tanggal 14 Maret 2016. 2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI a. Kelangsungan Hidup Sektor serat polyester secara keseluruhan terus berputar di bawah tekanan yang disebabkan oleh kapasitas yang berlebihan dan turunnya permintaan pasar utama di China. Pada tahun 2015, marjin dari PTA yang sudah mulai meluncur turun sejak tahun 2012 masih terus berada di bawah besarnya biaya yang dikeluarkan. Harga kapas juga masih mengalami tekanan akibat besarnya persediaan yang ada dan langkah yang diambil China untuk melepaskan kapas sebagai cadangan mereka. 13 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan) Pertumbuhan produksi polyester secara keseluruhan tetap stagnan pada level 5,27% di tahun 2015, meskipun terdapat peningkatan kapasitas sebesar 71,20% di sepanjang tahun. Tingkat rata-rata penggunaan polymer mengalami penurunan pada level 74%. PTA telah menjadi saksi atas besarnya penambahan kaspasitas yang tidak diimbangi dengan tingginya permintaan selama tahun 2013 – 2015. Selama 3 (tiga) tahun terakhir ini, kapasitas produksi PTA bertambah sebesar 20 MT sedangkan peningkatan permintaan hanya sebesar 7,8 MT. Pada tahun 2015, kapasitas produksi PTA meningkat 8,3 MT sedangkan peningkatan permintaan sebesar 2,3 MT. Ketidaksesuaian ini membawa dampak menurunnya tingkat operasi PTA secara keseluruhan dari 84% pada tahun 2012 menjadi 72% pada tahun 2015. Harga PTA menjadi jatuh mencapai kurang dari US$ 70/MT, jauh di bawah biaya yang telah dikeluarkan. Faktor-faktor tersebut di atas berpengaruh terhadap kinerja industry polyester secara umum. Penurunan pasar tekstil utama di China, ketidakpastian akan harga komoditas, dan kekhawatiran di Amerika Serikat terhadap langkah-langkah QE telah mempengaruhi penjualan tekstil secara keseluruhan. Lebih lanjut, penambahan kapasitas yang tinggi terhadap PTA, Polyester Fiber dan Polyester Filamen telah membawa kepada tingkat operasional dunia yang lebih rendah dan memberikan tekanan yang lebih tinggi pada marjin. Meskipun kondisi pasar demikian, Perusahaan tetap terus mengoperasikan pabriknya dengan kapasitas penuh serta didukung dengan basis pelanggan yang kuat dan permintaan dari pasar domestik yang berkelanjutan. Damiano Investments BV., Belanda terus menyediakan fasilitas modal kerja hingga sebesar US$ 92 juta yang berupa Letter of Credit melalui Deutsche Bank, Hong Kong. Posisi penawaran Paraxylene tetap seimbang sepanjang tahun dengan tambahan kapasitas operasional, meskipun terjadi perlambatan pertumbuhan pada rantai Polyester. Tingkat operasional turun menjadi 79,8% dari 80,9% pada tahun lalu dan akan terus tetap menunjukkan kinerja yang lebih baik. Kontradiktif dengan penilaian tahun lalu bahwa pasar PTA meningkat di tahun 2015, kondisi yang ada telah menarik produsen PTA ke dalam masalah yang lebih dalam dan prospek untuk tahun 2016 juga tidak begitu cemerlang. Tingkat operasi secara umum telah jatuh sebesar 72,7% pada tahun 2015 karena China berjuang untuk menjaga 70% dari operasi, setara dengan 10 juta ton kapasitas yang idle di China. Koreksi harga komoditas yang dipicu oleh penurunan harga minyak mentah telah mendorong harga pada rantai polyester mengalami penurunan yang signifikan dengan tingkat marjin yang lebih rendah. Oleh karena itu, pendapatan pada tahun 2015 mengalami penurunan yang signifikan menjadi US$ 385 juta jika dibandingkan dengan US$ 494 juta pada tahun sebelumnya. Pasar domestik tetap lesu sepanjang tahun dengan aktifitas konsumsi yang melambat. Karena kondisi pasar retail yang lesu tersebut, produksi dibatasi karena tidak adanya permintaan untuk produk tertentu. Secara keseluruhan, penurunan tingkat produksi adalah 6,6% selama tahun 2014. Jatuhnya penjualan terutama disebabkan karena rendahnya harga jual sebesar 6% dan volume penjualan sebesar 17%. Karena kondisi pasar yang lesu, penjualan dari divisi Fabrics telah mengalami penurunan sebesar US$ 7,74 juta dibandingkan dengan penjualan tahun lalu sebesar US$ 8,80 juta. 14 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan) Keadaan pasar yang merugikan ini dan jatuhnya harga bahan yang terus-menerus sebagai akibat jatuhnya harga minyak mentah telah mempengaruhi profitabilitas Perusahaan secara signifikan dan juga menyebabkan penurunan yang signifikan atas penilaian persediaan pada tahun 2015. Faktor utama lainnya yang ikut berpengaruh adalah kerugian operasional atas produksi PTA sebagai akibat jatuhnya produk PTA sepanjang tahun dan biaya konversi atas PTA yang lebih tinggi dibandingkan dengan jika adanya pabrik baru dengan menggunakan teknologi terkini. Kondisi yang buruk ini dan jatuhnya harga barang jadi secara terus-menerus telah mempengaruhi kinerja profitabilitas Perusahaan dan mengakibatkan Perusahaan mengalami kerugian EBITDA sebesar US$ 6,60 juta jika dibandingkan dengan kerugian EBITDA sebesar US$ 4,86 juta pada tahun sebelumnya. Dengan tidak adanya keuntungan EBITDA maka posisi arus kas Perusahaan berada di bawah tekanan berat yang mengarah kepada beberapa penundaan beberapa proyek pemeliharaan. Ketatnya situasi arus kas yang disebabkan oleh kerugian, menyebabkan Perusahaan tidak bisa memberikan bunga kepada para kreditur atas utang tidak terjaminnya (New Notes) selama tahun ini. Bunga yang telah jatuh tempo untuk 4 (empat) kuartal ini dikapitalisasi sesuai dengan persetujuan dari mayoritas kreditur. Kebijakasanaan atas modal kerja dan dukungan dari pemegang saham mayoritas, Damiano investasi BV, dalam hal perijinan fasilitas TR telah membantu Perusahaan untuk mengatasi fase sulit dan melanjutkan operasional pabrik pada kapasitas optimal. Mengingat keberlanjutan operasi PTA di bawah kondisi perdagangan saat ini, Perusahaan telah mengambil keputusan strategis untuk menghentikan operasi pabrik PTA, untuk meningkatkan efisiensi biaya agar setara dengan jika adanya pabrik baru. Pabrik ini akan diluncurkan sampai dengan proses pembaharuan selesai. Perusahaan akan melakukan pembelian kebutuhan PTA dari pihak lain dan akan terus melanjutkan operasi untuk Polymer, Polyester Staple Fiber, Fleece dan Polyester Filament Yarn seperti sebelumnya. Pelanggan Perusahaan tidak akan terpengaruh oleh perubahan ini. Penundaan pabrik PTA tidak akan memiliki dampak yang signifikan terhadap pendapatan penjualan Perusahaan ke depannya. Tindakan ini akan membantu Perusahaan untuk memperkuat penawaran produknya dan membuat Perusahaan jauh lebih kompetitif untuk menghadapi sulitnya kondisi pasar yang sudah ada. Tahun 2015 dan 2014 menjadi saksi atas rendahnya siklus Polyester, tren yang muncul dan profil investasi yang lebih realistis menunjukkan bahwa pasar Polyester kini secara umum telah mengalami pemulihan yang lambat namun pasti. Polyester tetap terus menjadi komoditi yang sangat kuat, seperti komoditi lainnya, meskipun marjinnya berfluktuasi. Marjin atas Polyester, termasuk PTA, diharapkan untuk melangkah ke tahap pemulihan pada tahun 2016 dan diikuti oleh pertumbuhan yang luar biasa di tahun 2017 dengan rasionalisasi atas PTA dan kapasitas Polyester di Cina dan di tempat lain, stabilitas harga minyak dan situasi pasokan persediaan. Antisipasi atas peningkatan akan permintaan tekstil, pakaian dan peningkatan yang signifikan atas produk kain di Asia akan mendukung pertumbuhan sektor Polyester lebih jauh. Perusahaan dengan kemampuan yang baru dikembangkan dalam meningkatkan volume produk khusus (benang berwarna/PBT) untuk automotif / aplikasi home textiles dan strategi untuk menghasilkan PTA melalui formula harga yang kompetitif, akan mampu menghadapi persaingan dan mempertahankan pangsa pasarnya dan juga masuk ke segmen pasar yang baru. Hal ini pada gilirannya akan memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja keuangannya pada jangka panjang. 15 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan) Perusahaan telah mengirimkan revisi atas Secured Debt Restructuring Plan (SDRP) kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dan Menteri Keuangan pada bulan Juni 2015 dengan pembaharuan kondisi Perusahaan yang ada sekarang. Pokok-pokok utama dari revisi Secured Debt Restructuring Plan (SDRP) adalah sebagai berikut: Utang terjamin yang baru diusulkan sebesar US$ 115 juta dan 8.041.482.751 saham yang mewakili 72,50% dari jumlah yang ditingkatkan. Alokasi dari utang baru berdasarkan pada nilai pokok utang yang terhitung pada tanggal 31 Maret 2015 (pinjaman dalam bentuk mata uang selain US$ telah dikonversi menjadi US$ dengan nilai tukar Bank Indonesia pada tanggal 31 Maret 2015). Tanggal restrukturisasi yang diusulkan adalah Juni 2015. Semua utang terjamin Perusahaan yang dimiliki oleh kreditur terjamin yang menandatangani SDRP ini direstrukturisasi menjadi: a) Utang baru - 9 tahun (1% kupon) (“Utang Baru” – A & B) dengan revisi pada jumlah pokok utang dan jangka waktu sebagaimana telah ditentukan. Utang baru yang diterbitkan untuk klaim terjamin akan mempertahankan semua sekuritas yang ada. Utang baru ini akan diterbitkan untuk semua kreditur terjamin selain Menteri Keuangan. b) Utang baru – 38 tahun (Zero Coupon) (“Utang Baru” – C) dengan jumlah pokok utang setara dengan 100% dari utang asli dan jangka waktu sebagaimana telah ditentukan. Utang baru yang diterbitkan untuk klaim terjamin akan mempertahankan semua sekuritas yang ada. Bunga atas utang baru A akan dihitung di setiap akhir periode tiap kuartal berdasarkan jumlah pokok utang baru yang terhutang di setiap kuartal dengan tingkat bunga per tahun sebagai berikut: Tahun 0 0,0% Tahun 1 1,0% Tahun 2 1,0% Tahun 3 1,0% 16 Tahun 4 1,0% Tahun 5 1,0% Tahun 6 1,0% Tahun 7 1,0% Tahun 8 1,0% PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan) Amortisasi atas Utang Baru A dan B: Pembayaran kembali pokok utang akan dilakukan pada setiap akhir periode 12 (dua belas) bulanan yang dimulai dari tanggal restrukturisasi ketiga. Jumlah terutang harus setara dengan persentase berikut dari pokok utang yang telah direstrukturisasi: Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 0 1 2 3 4 5 6 7 8 0,0% 0,0% 0,0% 5,0% 17,5% 17,5% 17,5% 20,0% 22,5% Pembayaran-pembayaran pokok utang akan dilaksanakan pada akhir periode setiap 12 (dua belas) bulanan yang dimulai dari tanggal restrukturisasi kedua. Jumlah terutang harus setara dengan persentase berikut dari pokok utang yang telah direstrukturisasi: Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 1 2-3 4-10 11-37 38 0,10% 0,20% 0,50% 1,00% 69% Lebih lanjut, Perusahaan akan menerbitkan saham sebesar 8.596.483.751 yang mewakili 77,5% dari saham setelah dilusi, dengan mempertimbangkan saham MESOP yang diterbitkan oleh Perusahaan pada tahun 2012. Sampai dengan bulan Maret 2016, Perusahaan masih menunggu jawaban dari PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) atas usulan SDRP yang baru. Karena tidak ada kesepakatan atas perjanjian restrukturisasi antara Perusahaan dan para kreditur terjamin, maka utang terjamin tetap menjadi bagian yang telah melampaui batas jatuh temponya. Setelah proses restrukturisasi ini selesai, dan berakhir dengan perubahan pada laporan posisi keuangan konsolidasian, Perusahaan yakin akan mendapatkan pinjaman modal kerja dari bank konvensional. PT Wismakarya Prasetya (WKP), yang menyediakan 100% kebutuhan energi pada fasilitas Perusahaan di Karawang telah dinyatakan pailit yang terhitung efektif pada tanggal 22 Oktober 2013 berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta dalam Putusan No. 440k/Pdt.sus. PAILIT/2013 tertanggal 22 Oktober 2013, berdasarkan pada klaim hutang yang diajukan oleh krediturnya. Bagaimanapun, Pengadilan telah memutuskan untuk menjaga kelangsungan usaha dari WKP akibat adanya faktor penyediaan kebutuhan energi bagi fasilitas Perusahaan di Karawang melalui Keputusan No. 440K/PDT.SUS/PAILIT/2013 j.o. No. 05/Pdt.sus/PKPU/2013/PN.Niaga.Jkt.Pst. pada tanggal 13 Pebruari 2014. Perusahaan mencapai kesepakatan sewa atas fasilitas WKP dengan kurator PT WKP untuk menjamin proses penyediaan energi, uap dan gas. APF akan terus beroperasi dan mempertahankan pembangkit tenaga listrik dengan pemeliharaan yang layak atas fasilitas WKP tersebut. Disamping itu, kondisi keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak pada tahun 2015 mencerminkan keadaan berikut: Rugi komprehensif bersih sebesar US$ 16.382.755. Modal kerja negatif sebesar US$ 958.569.819. Defisiensi modal sebesar US$ 925.406.725. 17 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan) Pada tahun 2015, volume produksi dan pemanfaatan kapasitas yang ada di Karawang dan Semarang mengalami penurunan akibat pembatasan produksi atas kondisi pasar. Pabrik PTA di Karawang untuk sementara diberhentikan dari bulan Nopember 2015 sesuai dengan gambaran yang telah dijelaskan di atas dan kebutuhan atas PTA diperoleh dengan membeli dari pihak luar. Sampai dengan saat ini, Perusahaan telah mencapai tingkat pemanfaatan kapasitas lebih dari 90% di kedua lokasi tersebut. Operasional Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk): Sebagai konsekuensi dari pernyataan pailit PT Texmaco Jaya Tbk berdasarkan keputusan Pengadilan pada tanggal 19 Agustus 2011 dengan mengacu pada putusan pengadilan No. 10/PKPU/2010/PN.NIAGA.JKT.PST. j.o. No. 71/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST, manajemen Perusahaan dan pelaksana proses likuidasi berada dibawah tim kurator yang ditetapkan oleh Pengadilan dan diawasi oleh Hakim Pengawas. Kurator dan Pengadilan Niaga Jakarta telah mengakui dan mendaftarkan piutang sebesar Rp 1.106.832.761.717 sebagai utang tidak terjamin. Proses likuidasi dari Entitas Anak masih berjalan. Untuk saat ini, Pengadilan telah menyetujui untuk melanjutkan kelangsungan usaha dari operasional divisi Fleece untuk mempertahankan nilai dari aset pailit. Sesuai dengan persetujuan Pengadilan dan sesuai dengan perjanjian maklon antara tim kurator dengan PT Asia Pacific Fibers Tbk, maka divisi fleece akan terus beroperasi dengan dasar maklon. Berdasarkan PSAK 10 (Revisi 2010), Perusahaan dan Entitas Anak telah menentukan Dolar Amerika Serikat sebagai mata uang fungsional yang dikarenakan transaksi keuangan utama seperti penjualan, pembelian, penetapan harga, dan sebagainya yang dilakukan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat. Oleh sebab itu, Perusahaan dan Entitas Anak memilih untuk membuat dan menyajikan laporan keuangan konsolidasian dalam mata uang Dolar Amerika Serikat yang terhitung pada bulan Januari 2012. Laporan keuangan konsolidasian tahun 2015 dan 2014 dibuat berdasarkan pedoman yang disediakan didalam PSAK 10 paragraf 27-34 dan paragraf 61-62. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan asumsi Perusahaan dan Entitas Anak akan melanjutkan usahanya secara berkesinambungan dan belum mencakup penyesuaian-penyesuaian yang mungkin timbul dari ketidakpastian tersebut. Efek yang timbul akan dilaporkan pada laporan keuangan konsolidasian pada saat diketahui dan dapat diperkirakan. Hingga saat ini, Perusahaan menjalankan operasionalnya dengan dukungan melalui fasilitas Letter of Credit dan pinjaman modal kerja dari Damiano Investments BV., Belanda dan juga melalui dukungan dari pemasok dan pelanggan Perusahaan. Sebagai tambahan, Damiano Investments BV., Belanda juga telah menegaskan akan menyediakan bantuan kepada Perusahaan dalam memperoleh fasilitas Letter of Credit sampai dengan Perusahaan dapat memperoleh fasilitas tersebut dari bank dengan kemampuan sendiri. Damiano Investments BV., Belanda juga telah menyediakan dana yang diperlukan untuk program belanja modal Perusahaan di tahun 2014 melalui Third Loan Agreement and Fourth Loan Agreement. 18 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) b. Restrukturisasi Utang Perusahaan telah mengadakan perjanjian restrukturisasi dengan para kreditur utang tidak terjamin yang disetujui oleh para kreditur dan diratifikasi oleh Pengadilan. Dengan demikian, jumlah utang kepada kreditur tidak terjamin setelah restrukturisasi adalah sebesar US$ 18.670.630 ditambah utang bunga yang dikapitalisasi sampai dengan bulan Nopember 2014 sebesar US$ 4.411.563 sehingga jumlah seluruhnya adalah sebesar US$ 23.082.193. Perusahaan juga telah mengirimkan usulan restrukturisasi kepada para kreditur terjamin (SDRP). Pada bulan Juni 2015, Perusahaan mengirimkan kembali usulan restrukturisasi yang baru kepada para kreditur terjamin (SDRP) termasuk PPA, karena SDRP yang sebelumnya telah melampaui batas waktu yang ditentukan. Namun, belum ada respon dari PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) atas usulan ini. Usulan restrukturisasi telah didukung oleh Damiano Investments BV., Belanda sebagai pemegang mayoritas utang terjamin lainnya. Kemudian Perusahaan juga telah mengirimkan kembali revisi Secured Debt Restructuring Plan kepada PPA dan kreditur terjamin lainnya dengan pembaharuan kondisi industri yang ada sekarang dan tingkat kinerja Perusahaan. Ringkasan atas revisi SDRP telah diungkapkan diatas. Perusahaan telah melaksanakan semua langkah-langkah yang diharuskan untuk ke arah diterapkannya Rencana Perdamaian (Composition Plan) sebagaimana disetujui oleh para kreditur tidak terjamin Perusahaan dan telah diratifikasi oleh Pengadilan Niaga. Langkah-langkah tersebut meliputi penerbitan surat-surat baru sebagai ganti surat-surat utang tidak terjamin yang lama serta penerbitan saham-saham untuk pengurangan jumlah pokok utang sesuai dengan syarat-syarat didalam Rencana Perdamaian. Perusahaan telah menurunkan utang-utang tidak terjaminnya sesuai Rencana Perdamaian dan meningkatkan modal sahamnya sebagai tambahan modal disetor. Perusahaan telah menunjuk The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Hong Kong untuk bertindak sebagai Fiscal Agent, Paying Agent dan Trustee untuk surat utang tidak terjamin baru yang euro-cleared. Pada bulan Januari 2015, Perusahaan juga telah menerima dan mendapatkan persetujuan untuk penundaan tanggal jatuh tempo atas Surat Utang Baru yang terkait dengan utang tidak terjamin dari Pebruari 2015 sampai Pebruari 2018. Rinciannya adalah sebagai berikut: Tanggal Pengembalian Permintaan PIK Tabel Pengembalian (Revisi untuk PIK) Jumlah Jumlah Terhutang Pengembalian 15 Pebruari 2005 US$ 18.670.630,00 US$ 18.670.630,00 sampai 15 Pebruari 2015 US$ 4.647.514,00 US$ 23.318.144,00 15 Pebruari 2018 US$ 22.152.237,00 (US$ 1.165.907,00) 15 Pebruari 2019 US$ 18.071.562,00 (US$ 4.080.675,00) 15 Pebruari 2020 US$ 13.990.887,00 (US$ 4.080.675,00) 15 Pebruari 2021 US$ 9.910.212,00 (US$ 4.080.675,00) 15 Pebruari 2022 US$ 5.246.583,00 (US$ 4.663.629,00) 15 Pebruari 2023 US$ 0,00 (US$ 5.246.583,00) US$ 23.318.144,00 19 US$ 23.318.144,00 % Pengembalian 0,00% 0,00% 5,00% 17,50% 17,50% 17,50% 20,00% 22,50% 100,00% PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) c. Kondisi Ekonomi Indonesia mencatat pertumbuhan pendapatan dalam negeri sebesar 4,79% di tahun 2015, terendah dalam 6 tahun, ditengah-tengah penurunan ekspor, pelemahan sentimen konsumen, suasana investasi yang tidak menguntungkan dan pelemahan harga global komoditas utama dengan ketidakpastian kelangsungan ekonomi global. Hambatan utama berasal dari sektor pertambangan diikuti dengan pengeluaran tertunda oleh pemerintah. Ekspor mengalami penurunan menjadi US$ 150,25 miliar pada tahun 2015, jika dibandingkan dengan US$ 175,98 miliar pada realisasi tahun 2014, tercatat secara keseluruhan menukik 17,66% yang disebabkan terutama oleh rendahnya harga komoditas ekspor seperti batubara, mineral logam, karet dan minyak kelapa sawit. Mengikuti tren atas penurunan ekspor tersebut, impor juga mengalami penurunan sebesar 16,02% menjadi US$ 142,74 miliar jika dibandingkan dengan US$ 178,18 miliar, yang tidak hanya disebabkan karena adanya penurunan harga komoditas, tetapi juga turunnya permintaan akan barang modal, bahan baku dan barang perantara, yang terutama dipicu oleh perlambatan dalam kegiatan manufaktur. Harga minyak mentah mengalami penurunan hingga mencapai titik terendah yaitu sebesar US$ 35 per barrel (WTI) pada bulan Desember 2015 dari US$ 60 per barrel pada bulan Januari 2015. Namun, harga minyak mentah terus mengalami penurunan yang tajam sampai dengan kuartal pertama tahun 2016 hingga berada dibawah US$ 26 per barrel pada bulan Pebruari 2016 sebelum mengalami pemulihan menjadi US$ 37 pada minggu kedua bulan Maret 2016. Volatilitas yang tinggi dalam harga minyak mentah ditambah dengan perlambatan ekonomi di China sangat berdampak pada harga komoditas global. Harga Polyester juga telah memburuk karena pergerakan harga minyak/komoditas yang tidak menentu ini. Tingkat inflasi pada tahun 2015 adalah sebesar 3,35%, lebih rendah jika dibandingkan target inflasi dari BI yaitu 4% dan dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 8,38%. Penurunan harga minyak dan harga komoditi utama menjadi alasan menurunnya inflasi. Di tengah lambatnya pertumbuhan ekonomi global, krisisnya pasar saham dan arus modal, Indonesia mampu menghadapi serangan dalam perekonomiannya dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Neraca perdagangan Indonesia kembali menjadi surplus pada tahun 2015 sebesar US$ 7.510.000, setelah tiga tahun defisit, namun perubahan ini menunjukkan perputaran ekonomi yang lamban. Current account deficit (CAD) juga turun menjadi US$ 17,50 miliar pada tahun 2015, peningkatan 35% terhadap defisit tahun 2014 mencapai US$ 27 miliar. Sebagai konsekuensi atas devaluasi Yuan mengakibatkan semua mata uang regional melemah tajam dan Rupiah jatuh di bawah Rp 14.700 per Dolar Amerika Serikat pada bulan September 2015. Hal ini perlahan-lahan telah pulih kembali menjadi sekitar Rp 13.100 per Dolar Amerika Serikat di minggu kedua bulan Maret 2016. Mata uang Indonesia tetap kuat meskipun diperkirakan akan melemah. Hal ini didukung oleh perekonomian Indonesia yang relative stabil dan prospek yang lebih baik ke depan. BI telah mengurangi tingkat bunganya (BI Rate) sebanyak dua kali selama periode 1 Januari 2015 sampai dengan 18 Pebruari 2015 sebesar 75 basis poin (7,75% sampai 7,00%) konsisten dengan stabilitas makroekonomi negara. 20 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) c. Kondisi Ekonomi (Lanjutan) Momentum pertumbuhan ekonomi dimulai pada kuartal ketiga tahun 2015 berlanjut di kuartal pertama di 2016 serta dibalik besarnya pengeluaran pemerintah. Prospek ekonomi untuk Indonesia tahun 2016 tetap positif dengan inflasi rendah dan defisit yang lebih kecil, yang akan menempatkan Indonesia di posisi yang lebih baik. Kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk mempromosikan investasi dan produksi dalam negeri diharapkan dapat meningkatkan perekonomian. Di sisi permintaan, konsumsi rumah tangga diperkirakan akan meningkat karena inflasi lebih rendah dan didukung oleh kenaikan gaji; permintaan eksternal juga diharapkan meningkat untuk dapat memperkuat ekspor. Pertumbuhan pendapatan dalam negeri diperkirakan akan bertahan pada level 5,4% pada tahun 2016 sebagai percepatan kegiatan industri dalam negeri dan menguatnya ekspor. Sektor manufaktur dalam negeri diharapkan pulih dengan bantuan pemerintah untuk meningkatkan industri manufaktur dalam negeri, terutama untuk sektor TPT dalam peningkatan daya saing. Program-program ini ditujukan untuk merasionalisasi harga energi, penundaan 40% dari biaya listrik untuk meningkatkan arus kas dan berbagai insentif lainnya untuk melindungi industri dalam negeri. Dampak dari suntikan modal yang disediakan pada tahun 2015 untuk perusahaan milik negara yang dipilih (BUMN) yang berhubungan dengan pembangunan infrastruktur diharapkan dapat menghasilakn keuntungan di tahun 2016. Selain itu, pemerintah telah memperkenalkan sejumlah kebijakan fiskal untuk mendukung investasi dan ekspor. Selanjutnya, pembatasan dikenakan pada impor kain dan upaya pemerintah untuk mengekang impor ilegal barang tekstil diharapkan untuk menghidupkan kembali sektor tekstil dan perluasan bagi pasar domestik. 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING Kebijakan akuntasi utama perusahaan dan entitas anak yang ditetapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah seperti yang dijelaskan dibawah ini: a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian PT Asia Pacific Fibers Tbk ini telah di susun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”) yang mencakup Penyataan Standar Akuntasi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”), yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntasi Keuangan Ikatan Akuntasi Indonesia (“DSAK – IAI”) serta peraturan dan pedoman penyajian laporan keuangan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”, dahulu BAPEPAM – LK) No. VIII.G7 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten Perusahaan Publik” yang terdapat dalam laporan keputusan ketua BAPEPAM – LK No. KEP – 347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012. 21 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian (Lanjutan) Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 telah disusun sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”. Menurut PSAK No 1 (Revisi 2013), laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian harus disajikan di dalam laporan keuangan konsolidasian. Perusahaan dan Entitas Anak memilih untuk menyajikan semua pendapatan dan beban dalam laporan tunggal (Single Statement). Dan sehubungan dengan PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan keuangan konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, Perusahaan telah mengukur investasi pada Entitas Anak menggunakan metode biaya. Pada tanggal 19 Agustus 2011, Pengadilan Niaga mengumumkan bahwa Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) telah pailit dan insolven efektif per tanggal 26 September 2011. Terhitung tanggal tersebut, pengendalian atas Entitas Anak berada dibawah Pengadilan, dan menyebabkan Perusahaan hilang pengendalian atas Entitas Anak. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan dasar pengukuran biaya perolehan, kecuali untuk beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasian juga disusun berdasarkan basis akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dan menyajikan sumber dan penggunaan kas dan setara kas dengan mengelompokkan arus kas atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Dolar Amerika Serikat, yang juga merupakan mata uang fungsional dan mata uang penyajian perusahaan. Angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian disajikan secara penuh dalam Dolar Amerika Serikat (US$), kecuali dinyatakan lain. Lihat Catatan 3c untuk informasi mata uang fungsional. Terkait dengan peraturan Bank Indonesia No. 17/3/PBI/2015, Perusahaan telah menerima persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat No. 17/1192/DKSP tanggal 11 Agustus 2015 mengenai penggunaan Dolar Amerika Serikat (US$) sebagai mata uang fungsional sampai dengan bulan Juli 2016. 22 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) b. Prinsip-prinsip Konsolidasian (a) Entitas Anak Entitas anak adalah seluruh entitas (termasuk entitas terstruktur) dimana perusahaan memiliki pengendalian. Perusahaan mengendalikan entitas lain ketika perusahaan terekspos atas, atau memiliki hak untuk, pengembalian yang bervariasi dari keterlibatannya dengan entitas dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pengembalian tersebut melalui kekuasaannya atas entitas tersebut. Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal di mana pengendalian dialihkan kepada Perusahaan. Entitas anak tidak dikonsolidasikan lagi sejak tanggal dimana perusahaan kehilangan pengendalian. Perusahaan menerapkan metode akuisisi untuk mencatat kombinasi bisnis. Imbalan yang dialihkan untuk akuisisi suatu entitas anak adalah sebesar nilai wajar aset yang dialihkan, liabilitas yang diakui terhadap pemilik pihak yang diakuisisi sebelumnya dan kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh perusahaan. Imbalan yang dialihkan termasuk nilai wajar aset atau liabilitas yang timbul dari kesepakatan imbalan kontinjensi. Aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas serta libilitas kontijensi yang diambil alih dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada awalnya sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Perusahaan mengakui kepentingan non pengendali pada pihak yang diakuisisi baik sebesar nilai wajar atau sebesar bagian proporsional kepentingan non pengendali atas aset neto pihak yang diakuisisi. Kepentingan non pengendali disajikan di ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk. Biaya yang terkait dengan akuisisi dibebankan pada saat terjadinya. Jika kombinasi bisnis diperoleh secara bertahap, nilai wajar pada tanggal akuisisi dari kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki oleh pihak pengakuisisi pada pihak yang diakuisisi diukur kembali ke nilai wajar pada tanggal akuisisi melalui laporan laba rugi. Imbalan kontinjensi yang masih harus dialihkan oleh Perusahaan diakui sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Perubahan selanjutnya atas nilai wajar imbalan kontinjensi yang diakui sebagai aset atau liabilitas dan dicatat sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2011) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. Imbalan kontinjensi yang diklasifikasikan sebagai ekuitas tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas. Selisih lebih imbalan yang dialihkan, jumlah setiap kepentingan non pengendali pada pihak diakuisisi dan nilai wajar pada tanggal akuisisi kepentingan ekuitas sebelumnya dimiliki oleh pihak pengakuisisi pada pihak diakuisisi atas nilai wajar aset bersih teridentifikasi yang diperoleh akan dicatat sebagai goodwill. Jika jumlah imbalan yang dialihkan, kepentingan non pengendali yang diakui, dan kepentingan yang sebelumnya dimiliki pengakuisisi lebih rendah dari nilai wajar aset bersih entitas anak yang diakuisisi dalam kasus pembelian dengan diskon, selisihnya diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. 23 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) b. Prinsip-prinsip Konsolidasian (Lanjutan) (a) Entitas Anak (Lanjutan) Transaksi, saldo dan keuntungan antar entitas Perusahaan yang belum direalisasi telah dieliminasi. Kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi. Kebijakan akuntansi Entitas Anak diubah jika diperlukan untuk memastikan konsistensi dengan kebijakan akuntansi yang diadopsi Perusahaan. (b) Perubahan kepemilikan tanpa kehilangan pengendalian Transaksi dengan kepentingan non-pengendali yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian merupakan transaksi ekuitas. Selisih antara nilai wajar imbalan yang dibayar dan bagian yang diakuisisi atas nilai tercatat aset neto entitas anak dicatat pada ekuitas. Keuntungan atau kerugian pelepasan kepentingan non-pengendali juga dicatat pada ekuitas. (c) Pelepasan Entitas Anak Ketika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atau, kepentingan yang masih tersisa atas entitas diukur kembali berdasarkan nilai wajarnya, dan perubahan nilai tercatat diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. Nilai tercatat awal adalah sebesar nilai wajar untuk kepentingan pengukuran kembali kepentingan yang tersisa sebagai entitas asosiasi, ventura bersama atau aset keuangan. Di samping itu, jumlah yang sebelumnya diakui pada penghasilan komprehensif lain sehubungan dengan entitas tersebut dicatat seolah-olah Perusahaan telah melepas aset atau liabilitas terkait. Hal ini dapat berarti bahwa jumlah yang sebelumnya diakui pada penghasilan komprehensif lain direklasifikasi ke laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif konsolidasian. c. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Mata uang fungsional dan penyajian Item-item yang disertakan dalam laporan keuangan konsolidasian setiap Perusahaan dan Entitas Anak diukur menggunakan mata uang yang sesuai dengan lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi (“mata uang fungsional”). Laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, yang merupakan mata uang fungsional dan mata uang penyajian Perusahaan dan Entitas Anak. 24 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) c. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing (Lanjutan) Transaksi dan saldo Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada setiap tanggal pelaporan, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Dolar Amerika Serikat menggunakan kurs penutup. Kurs yang digunakan sebagai acuan adalah kurs yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari penyelesaian transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui di dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. Mata uang asing US$ JPY CHF SGD GBP EUR SEK 2015 Rp 1 1 1 1 1 1 1 13.795 115 13.951 9.751 20.451 15.070 1.639 2014 Rp 12.440 104 12.583 9.422 19.370 15.133 1.607 d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Perusahaan dan Entitas Anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak bereleasi seperti yang didefinisikan dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. Pihak-pihak berelasi adalah: (i) Orang atau anggota keluarga terdekat yang mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama entitas pelapor. Memiliki pengaruh signifikan entitas pelapor. Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor. (ii) Suatu entitas berelasi entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain). Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya). Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. 25 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi (Lanjutan) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (i). Orang yang diidentifikasi dalam huruf (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada Catatan 42. e. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Baru dan Revisi dan Interpretasi Berikut ini standar akuntansi baru dan revisi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntansi Indonesia yang relevan namun tidak menimbulkan perubahan untuk laporan keuangan Perusahaan untuk periode dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015: PSAK 1 (Revisi 2013) PSAK 24 (Revisi 2013) PSAK 46 (Revisi 2014) PSAK 48 (Revisi 2014) PSAK 50 (Revisi 2014) PSAK 55 (Revisi 2014) PSAK 60 (Revisi 2014) PSAK 68 : Penyajian Laporan Keuangan : Imbalan Kerja : Pajak Penghasilan : Penurunan Nilai Aset : Instrument Keuangan – Penyajian : Instrument Keuangan – Pengakuan dan Pengukuran : Instrument Keuangan – Pengungkapan : Pengukuran Nilai Wajar Di bawah ini merupakan uraian dari standar akuntansi baru dan revisi: (1) PSAK 1 (Revisi 2013): “Penyajian Laporan Keuangan” adopsi IAS 1 Standar yang direvisi mensyaratkan entitas untuk mengubah judul “Laporan laba rugi dan komprehensif “ menjadi “Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain” selain itu entitas disyaratkan menyajikan penghasilan komprehensive lain menurut:Pos – pos yang akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi dan Pos – pos yang tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi (2) PSAK 24 (Revisi 2013): “Imbalan Kerja” adopsi IAS 19 PSAK ini mengubah mekanisme koridor dan pengungkapan kontijen liabilitas dan mensyaratkan klasifikasi dan pengungkapan yang simpel. PSAK ini menyediakan aturan lain: (1) eliminasi “pendekatan koridor“ yang diperbolehkan pada revisi sebelumnya, dan (2) perubahan signifikan dalam penyajian dan pengungkapan imbalan kerja yang antara lain sebagai berikut: i. Pengakuan keuntungan (kerugian) aktuaria diakui di penghasilan komprehensif lain (OCI) dan dikeluarkan dari laba rugi; ii. Semua biaya jasa lalu diakui sebagai beban pada tanggal yang lebih awal antara ketika amandamen / kurtailmen program terjadi atau ketika entitas mengakui biaya terkait restrukturisasi atau pesangon. Sehingga, biaya jasa lalu yang belum vested tidak lagi dapat di tangguhkan dan diakui sepanjang periode vesting; dan 26 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Baru dan Revisi dan Interpretasi (Lanjutan) (2) PSAK 24 (Revisi 2013): “Imbalan Kerja” adopsi IAS 19 iii. (3) Beban bunga dan imbal hasil aset program yang digunakan dalam PSAK 24 terdahulu diganti dengan konsep bunga neto, yang dihitung dengan menggunakan tingkat diskonto liabilitas (aset) neto imbalan pasti pada awal setiap priode pelaporan tahunan. PSAK 46 (Revisi 2014): “Pajak Penghasilan ” adopsi IAS 12 PSAK ini menyediakan diskusi tambahan pada aset pajak tangguhan atau liabilitas pajak tangguhan yang timbul dari aset yang tidak disusutkan yang diukur dengan model revaluasi dan properti investasi yang diukur dengan model nilai wajar. Disamping itu, PSAK 46 (Revisi 2014) ini menghilangkan pengaturan pajak final dari ruang lingkup , baik sebagai pengakuan khusus yang berhubungan dengan pengakuan denda pajak yang terdapat pada ketetapan pajak akibatnya, pajak final yang sebelumnya disajikan sebagai bagian dan “Beban Pajak Kini–Bersih“ direklasifikasi pada bagian “Beban Pokok Penjualan dan Beban Langsung”. (4) PSAK 48 (Revisi 2014): “Penurunan Nilai Aset” adopsi IAS 36 PSAK ini mensyaratkan tambahan pengungkapan untuk setiap aset (termasuk goodwill) atau unit yang menghasilkan kas (cash-generating unit), untuk rugi pengukuran nilai yang telah diakui atau pembalikan selama priode berjalan. (5) PSAK 50 (Revisi 2014): “Instrumen Keuangan: Penyajian”, adopsi IAS 32. PSAK ini memberikan tambahan kriteria atau hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan dan pengakuan jumlah bersih. (6) PSAK 55 (Revisi 2014): “Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuhan ”, adopsi IAS 39. PSAK ini mendiskusikan kriteria tidak ada akhir waktu (non expiration) dan penghentian instrumen lindung nilai dan akuntansi untuk pengukuran instrumen keuangan pada saat pengakuan awal dan setelah itu. (7) PSAK 60 (Revisi 2014): “Instrumen Keuangan Pengungkapan ”, adopsi IFRS 7. PSAK ini mendiskusikan saling hapus pengungkapan dengan informasi kualitatif dan kuantitatif, dan pengungkapan atas pengalihan klarifikasi instrument keuangan dari yang satu ke yang lain . (8) PSAK 67: “Pengukuran Nilai Wajar”, adopsi IFRS 13. PSAK ini memberikan panduan bagaimana mengukur nilai wajar dimana nilai wajar ini diminta atau diijinkan. 27 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Baru dan Revisi dan Interpretasi (Lanjutan) Berikut ini adalah standar akuntansi baru dan revisi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntansi Indonesia yang tidak signifikan untuk laporan keuangan perusahaan untuk periode dimulai pada/atau setelah 1 Januari 2015: PSAK 4 (Revisi 2013) PSAK 15 (Revisi 2013) PSAK 65 PSAK 66 PSAK 67 ISAK 15 (Revisi 2014) ISAK 26 (Revisi 2014) f. : Laporan Keuangan Tersendiri : Inventasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama : Laporan Keuangan Konsilidasi : Pengaturan Bersama : Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain : Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya : Penilaian Ulang Derivatif Melekat Aset Keuangan Klasifikasi Perusahaan dan Entitas Anak mengklasifikasikan aset keuangan dalam kategori berikut ini: diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman dan piutang, tersedia untuk dijual, serta dimiliki hingga jatuh tempo. Klasifikasi ini tergantung pada tujuan perolehan aset keuangan. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat awal pengakuan. (a) Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori ini jika perolehannya terutama untuk dijual dalam jangka pendek. Derivatif juga dikategorikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan kecuali jika ditetapkan sebagai lindung nilai. Aset pada kategori ini diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu 12 bulan; jika tidak, aset tersebut diklasifikasikan sebagai tidak lancar. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Perusahaan dan Entitas Anak tidak memiliki aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. (b) Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran yang tetap atau dapat ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi harga di pasar aktif. Pinjaman yang diberikan dan piutang dimasukkan sebagai aset lancar, kecuali jika jatuh temponya melebihi 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Pinjaman yang diberikan dan piutang ini dimasukkan sebagai aset tidak lancar. Pinjaman yang diberikan dan piutang Perusahaan dan Entitas Anak terdiri dari “Piutang Usaha, Piutang Lain-lain, Aset Keuangan Lancar lainnya, Piutang Non-Usaha dari Pihak Berelasi, dan Aset Keuangan Tidak Lancar lainnya” di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. 28 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) f. Aset Keuangan (Lanjutan) Klasifikasi (Lanjutan) (c) Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah instrumen non-derivatif yang ditentukan pada kategori ini atau tidak diklasifikasikan pada kategori yang lain. Aset keuangan tersedia untuk dijual dimasukkan sebagai aset tidak lancar kecuali investasinya jatuh tempo atau manajemen bermaksud melepasnya dalam kurun waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Pada tanggal 31 Desember 2015 and 2014, Perusahaan dan Entitas Anak tidak memiliki aset keuangan tersedia untuk dijual. (d) Dimiliki hingga jatuh tempo Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset tersebut hingga jatuh tempo, dan tidak ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi atau tersedia untuk dijual. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Perusahaan dan Entitas Anak tidak memiliki aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo. Pengakuan dan Pengukuran Pembelian dan penjualan aset keuangan yang lazim (reguler) diakui pada tanggal perdagangan – tanggal dimana Perusahaan dan Entitas Anak berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Investasi pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah biaya transaksi untuk seluruh aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada awalnya dicatat sebesar nilai wajar dan biaya transaksinya dibebankan pada laporan laba rugi. Aset keuangan dihentikan pengakuannya ketika hak untuk menerima arus kas dari investasi tersebut telah jatuh tempo atau telah ditransfer dan Perusahaan dan Entitas Anak telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset. Aset keuangan tersedia untuk dijual dan aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selanjutnya dicatat sebesar nilai wajar. Pinjaman yang diberikan dan piutang dan aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Selisih neto yang timbul dari perubahan nilai wajar kategori “aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi” disajikan pada laporan laba rugi dalam “penghasilan keuangan” dalam periode terjadinya. Pendapatan dividen dari aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi sebagai “penghasilan lain-lain” ketika Perusahaan dan Entitas Anak berhak untuk menerima pembayaran sudah ditetapkan. Pendapatan bunga aset keuangan tersebut dicatat pada “penghasilan keuangan”. Perubahan nilai wajar efek moneter dan non-moneter yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual diakui pada penghasilan komprehensif lainnya. 29 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) f. Aset Keuangan (Lanjutan) Pengakuan dan Pengukuran (Lanjutan) Ketika efek diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual telah dijual, akumulasi penyesuaian nilai wajar yang diakui pada ekuitas dimasukkan ke dalam laporan laba rugi sebagai “penghasilan keuangan” atau “beban keuangan”. Bunga atas efek yang tersedia untuk dijual dihitung dengan menggunakan metode bunga efektif yang diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian sebagai “penghasilan keuangan”. Dividen dari instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi sebagai bagian dari “penghasilan lain-lain” ketika hak Perusahaan dan Entitas Anak untuk menerima pembayaran sudah ditetapkan. Pendapatan bunga dari aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dan diakui sebagai “pendapatan bunga”. g. Kas dan setara kas Kas dan setara kas mencakup kas, simpanan yang sewaktu waktu bisa dicairkan dan investasi likuid jangka pendek lainnya dengan yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang. h. Piutang Usaha dan Lain-lain Piutang usaha merupakan jumlah terhutang dari pelanggan atas penjualan barang dagangan atau jasa dalam kegiatan usaha normal. Jika piutang diperkirakan dapat ditagih dalam waktu satu tahun atau kurang (atau dalam siklus operasi normal jika lebih panjang), piutang diklasifikasikan sebagai aset lancar. Jika tidak, piutang disajikan sebagai aset tidak lancar. Piutang non-usaha dari pihak berelasi merupakan saldo piutang yang terkait dengan pinjaman yang diberikan kepada pihak berelasi Perusahaan dan Entitas Anak. Piutang usaha dan piutang non-usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif serta dikurangi provisi atas penurunan nilai, apabila dampak pendiskontoan signifikan. Kolektibilitas piutang usaha dan piutang non-usaha ditinjau secara berkala. Piutang yang diketahui tidak tertagih, dihapuskan secara langsung dengan mengurangi nilai tercatatnya. Akun penyisihan digunakan ketika terdapat bukti yang objektif bahwa entitas tidak dapat menagih seluruh nilai terutang sesuai dengan persyaratan awal piutang. Kesulitan keuangan signifikan yang dialami debitur, kemungkinan debitur dinyatakan pailit, melakukan reorganisasi keuangan dan gagal bayar atau menunggak pembayaran merupakan indikator yang dianggap dapat menunjukkan adanya penurunan nilai piutang. Jumlah penurunan nilai adalah sebesar selisih antara nilai tercatat aset dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan pada tingkat suku bunga efektif. Arus kas terkait dengan piutang jangka pendek tidak didiskontokan apabila efek diskonto tidak material. 30 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) h. Piutang Usaha dan Lain-lain (Lanjutan) Jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif konsolidasian sebaga “Beban Penurunan Nilai”. Ketika piutang usaha dan piutang non-usaha yang rugi penurunan nilainya telah diakui, dan tidak dapat ditagih pada periode selanjutnya, maka piutang tersebut dihapusbukukan dengan mengurangi akun penyisihan. Jumlah yang selanjutnya dapat ditagih kembali atas piutang yang sebelumnya telah dihapusbukukan dan dikreditkan terhadap “pendapatan (beban) lain-lain” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. i. Instrumen Keuangan Disalinghapus Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapuskan dan jumlah netonya dilaporkan pada posisi keuangan ketika terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang diakui tersebut dan adanya niat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan asset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan. j. Penurunan Nilai atas Aset Keuangan Aset keuangan yang tidak diklasifikasi pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dinilai pada setiap tanggal pelaporan untuk menentukan apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan akan mengalami penurunan nilai jika terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut, dan akibat peristiwa merugikan yang berdampak pada estimasi arus kas atas aset tersebut di masa depan yang dapat diperkirakan secara andal. Bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi wanprestasi atau tunggakan pembayaran oleh debitur, jumlah yang direstrukturisasi kepada Perusahaan dan Entitas Anak yang tidak mungkin diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan keuangan, adanya kemungkinan bahwa debitur akan dinyatakan pailit, perubahan status pembayaran yang merugikan pemberi pinjaman, dan kondisi ekonomi yang berhubungan dengan hilangnya pasar aktif untuk suatu aset keuangan sebagai jaminan. Perusahaan dan Entitas Anak akan mempertimbangkan bukti penurunan nilai dari aset keuangan (pinjaman yang diberikan dan piutang) yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, baik secara spesifik maupun secara kolektif. Untuk semua aset yang signifikan secara individual, penurunan nilai diukur secara spesifik. Dalam hal penurunan nilai tidak dapat ditentukan secara spesifik, maka penurunan nilai akan diukur secara kolektif dengan penurunan nilai yang telah terjadi namun belum diidentifikasi. Untuk aset yang tidak signifikan secara individual, penurunan nilai diukur secara kolektif dengan mengelompokkan aset berdasarkan karakteristik risiko yang serupa. Dalam menentukan penurunan nilai secara kolektif, Perusahaan dan Entitas Anak menggunakan data tren historis dari probabilitas tingkat kegagalan, waktu pemulihan dan jumlah kerugian yang terjadi, yang kemudian disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah ada kondisi ekonomi dan kredit yang akan menyebabkan kerugian yang lebih besar atau lebih kecil dari yang disarankan oleh tren historis tersebut. 31 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) j. Penurunan Nilai atas Aset Keuangan (Lanjutan) Rugi penurunan nilai sehubungan dengan aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dihitung sebagai selisih antara nilai tercatat dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif dari aset tersebut. Kerugian diakui dalam laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif konsolidasian dan tercermin dalam akun penurunan nilai terhadap pinjaman yang diberikan dan piutang. Bunga atas penurunan nilai tetap diakui. Ketika terdapat peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui dan menyebabkan jumlah kerugian atas penurunan nilai berkurang, maka pengurangan atas penurunan nilai harus dipulihkan melalui laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. k. Persediaan Persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang, yang meliputi semua biaya dalam memperoleh persediaan, produksi atau biaya konversi, dan biaya lainnya yang terjadi dalam membawanya kedalam lokasi dan kondisi yang ada. Dalam hal persediaan yang diproduksi dan barang dalam proses, biaya mencakup bagian yang sesuai atas overhead produksi terkait berdasarkan kapasitas operasi normal. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk melakukan penjualan tersebut. Penyisihan penurunan nilai sehubungan dengan persediaan yang usang dan lambat bergerak ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang. Jumlah setiap penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi bersih dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Jumlah setiap pemulihan kembali atas penurunan nilai persediaan yang timbul dari meningkatnya nilai realisasi bersih diakui sebagai pengurang terhadap jumlah persediaan yang diakui dan diakui sebagai beban pada periode pemulihan kembali terjadi. l. Biaya yang dibayar di muka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. m. Aset Tetap Aset tetap diukur sebesar biaya perolehan, dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Perusahaan dan Entitas Anak memilih untuk menerapkan model biaya. Biaya perolehan meliputi pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset tersebut. Ketika bagian dari suatu aset tetap memiliki masa manfaat yang berbeda, maka aset tetap tersebut dicatat sebagai item yang terpisah dari aset tetap secara keseluruhan (komponen utama). 32 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) m. Aset Tetap (Lanjutan) Keuntungan atau kerugian atas penjualan suatu aset tetap (yang dihitung sebagai perbedaan antara hasil penjualan bersih dari pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap) diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian Biaya-biaya setelah pengakuan awal diakui hanya jika terdapat kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis di masa depan akan mengalir ke Perusahaan dan Entitas Anak. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada saat terjadinya. Aset tetap disusutkan dari tanggal dimana aset tetap tersebut tersedia untuk digunakan atau pada saat dimana aset tersebut diselesaikan dan siap untuk digunakan dalam hal aset tersebut dibangun sendiri. Penyusutan dihitung berdasarkan biaya perolehan dari aset tetap dikurangi dengan estimasi nilai sisa dari aset tersebut dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaatnya. Penyusutan secara umum diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian, kecuali jumlah tersebut termasuk dalam nilai tercatat aset lainnya. Metode penyusutan, masa manfaat dan nilai sisa aset ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan, jika diperlukan. Tanah tidak disusutkan. Penyusutan diakui dengan menggunakan metode garis lurus untuk menyusutkan nilai aset tetap. Estimasi masa manfaat aset tetap adalah sebagai berikut: Tahun Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor 20 3 – 20 5 5 Biaya legal awal untuk mendapatkan hak legal diakui sebagai bagian biaya akuisisi tanah, biayabiaya tersebut tidak disusutkan. Biaya terkait dengan pembaharuan hak atas tanah diakui sebagai aset tidak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak. n. Aset dalam penyelesaian Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi penyusutan akan direklasifikasi ke aset tetap ketika konstruksi telah diselesaikan dan aset sudah siap untuk digunakan. 33 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) o. Aset Tidak Berwujud Biaya perpanjangan atau pembaharuan hak atas tanah diakui sebagai aset tidak berwujud dan akan diamortisasi selama dua puluh (20) tahun. p. Penurunan Nilai Aset Non Keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian tahunan atas penurunan nilai aset tertentu diperlukan, maka Perusahaan membuat estimasi atas jumlah terpulihkan aset tersebut. Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya, dan diakui sebagai “Rugi Penurunan Nilai” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehesif lain konsolidasian. Pembalikan atas rugi penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehesif lain. Setelah pembalikan tersebut, beban penyusutan atas aset tersebut dikoreksi pada periode mendatang dengan dialokasikan kepada nilai tercatat aset yang direvisi dikurangi dengan nilai residu, dengan dasar sistematis selama sisa masa manfaat aset. q. Sewa Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan atau mengandung sewa dibuat berdasarkan substansi perjanjian itu sendri dan penilaian apakah pemenuhan atas perjanjian bergantung dari penggunaan aset tertentu, dan apakah perjanjian memberikan hak untuk menggunakan aset. Sewa dimana sebagian besar risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan dipertahankan oleh pemberi sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi (dikurangi insentif yang diterima dari pemberi sewa) dibebankan pada laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif konsolidasian dengan menggunakan metode garis lurus selama periode sewa. Setiap pembayaran sewa dialokasikan antara liabilitas dan beban keuangan sehingga menghasilkan tingkat suku bunga efektif atas saldo liabilitas yang tersisa. Kewajiban sewa yang terkait setelah dikurangi dengan beban keuangan dimasukkan ke dalam “Utang Sewa Pembiayaan”. Elemen bunga dari beban keuangan dibebankan pada laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif konsolidasian selama periode sewa sehingga menghasilkan tingkat bunga yang efektif untuk saldo liabilitas yang tersisa pada setiap periode. 34 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) r. Liabilitas Keuangan Perusahaan dan Entitas Anak mengakui liabilitas pada tanggal diperdagangkan, yang mana pada tanggal tersebut, Perusahaan dan Entitas Anak menjadi salah satu pihak yang ada di dalam perjanjian kontrak dari suatu instrumen keuangan. Perusahaan dan Entitas Anak mengklasifikasikan liabilitas keuangan non-derivatif kedalam kategori Utang Usaha, Biaya yang masih harus dibayar, Utang Bank, Utang Terjamin, Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya, dan Pinjaman dari institusi keuangan lain (seperti: utang kredit pembiayaan, utang tidak terjamin dan wesel bayar, dan pinjaman modal kerja). Liabilitas keuangan ini pada saat pengakuan awal diakui sebesar nilai wajarnya setelah dikurangi dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan ini diukur sebesar biaya perolehan yang diamortisasi. Selisih antara penerimaan (dikurangi biaya transaksi) dan nilai pelunasan dicatat pada laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif konsolidasian selama periode liabilitas dengan menggunakan metode bunga efektif. Utang Bank, Utang Terjamin, dan Pinjaman dari Institusi Keuangan Lain diterima untuk mendukung pendanaan jangka pendek atas operasional. Utang usaha adalah kewajiban membayar barang atau jasa yang telah diterima dalam kegiatan usaha normal dari pemasok. Utang usaha diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek jika pembayarannya jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang (atau dalam siklus operasi normal, jika lebih lama). Jika tidak, utang tersebut disajikan sebagai liabilitas jangka panjang. Perusahaan dan Entitas Anak menghapus suatu liabilitas keuangan hanya jika liabilitas tersebut dibatalkan atau kadaluarsa. s. Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar merupakan jumlah pada instrumen keuangan yang bisa dipertukarkan dalam transaksi saat ini dengan pihak-pihak yang tersedia, selain penjualan secara paksa atau likuidasi. Nilai wajar diperoleh dari harga pasar atau diskonto arus kas, yang mana yang lebih sesuai. Nilai wajar dikurangi estimasi penyesuaian kredit untuk aset dan liabilitas keuangan dengan waktu jatuh tempo kurang dari setahun diasumsikan akan mendekati nilai wajarnya. Nilai wajar dari liabilitas keuangan untuk tujuan pelaporan diestimasikan dengan cara mendiskontokan arus kas kontraktual di masa yang akan datang dengan tingkat bunga pasar kini atas instrumen keuangan yang serupa bagi entitas. t. Hibah Pemerintah Hibah Pemerintah adalah bantuan Pemerintah dalam bentuk transfer sumber daya untuk suatu entitas sebagai imbalan atas masa lalu atau masa depan sesuai dengan kondisi tertentu yang berkaitan dengan kegiatan operasional entitas. Dan hibah yang terkait dengan aset adalah hibah Pemerintah yang kondisi utamanya adalah bahwa entitas yang memenuhi syarat harus melakukan pembelian, membangun, atau membeli aset jangka panjang. 35 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) t. Hibah Pemerintah (Lanjutan) Hibah Pemerintah diakui jika terdapat keyakinan memadai bahwa entitas akan mematuhi kondisi yang melekat pada hibah tersebut, dan hibah akan diterima. Ada dua pendekatan akuntansi untuk Hibah Pemerintah diantaranya pendekatan modal, dimana hibah diakui di luar laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian, dan pendekatan penghasilan, dimana hibah diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian untuk satu atau lebih periode. Perusahaan memilih untuk menerapkan pendekatan penghasilan dan mengakui hibah Pemerintah melalui pendapatan ditangguhkan, yang kemudian akan diamortisasi menjadi pendapatan selama periode yang sama dengan biaya yang berhubungan dengan aset tetap tersebut secara sistematis (20 tahun). u. Imbalan Kerja (i) Imbalan Kerja Jangka Pendek Seluruh imbalan kerja jangka pendek yang terdiri dari gaji dan imbalan terkait, bonus, insentif, dan imbalan kerja jangka pendek lain diakui sebagai biaya yang tidak didiskonto saat karyawan telah memberikan jasa kepada perusahaan. (ii) Imbalan Pasca Kerja Imbalan pasca kerja seperti pembayaran pensiun, pesangon dan uang jasa dihitung berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003, Perusahaan dan Entitas Anak memiliki kewajiban pembayaran lebih lanjut jika manfaat yang diberikan oleh program yang ada tidak cukup untuk menutupi kewajiban sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Sehubungan dengan program imbalan pasti, liabilitas diakui pada laporan posisi keuangan sebesar nilai kini kewajiban imbalan pasti pada akhir periode laporan dikurangi nilai wajar aset program. Kewajiban imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris yang independen dengan menggunakan metode projected unit kredit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan arus kas keluar yang diestimasi dengan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah (dikarenakan saat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasi perusahaan yang berkualitas tinggi) yang didenominasikan dalam mata uang dimana imbalan akan di bayarkan dan memiliki jangka waktu jatuh tempo mendekati jangka waktu kewajiban pensiun. Pada umumnya, program imbalan pasti ditentukan berdasarkan jumlah imbalan pensiun yang akan diterima seorang pekerja pada saat pensiun, biasanya tergantung oleh satu faktor atau lebih, misalnya usia, masa bekerja, dan kompensasi. 36 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) u. Imbalan Kerja (Lanjutan) (ii) Imbalan Pasca Kerja (Lanjutan) Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan arus kas keluar yang diestimasi dengan menggunakan tingkat bunga Obligasi Pemerintah (dikarenakan saat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasi Perusahaan dan Entitas Anak yang berkualitas tinggi) yang didenominasikan dalam mata uang dimana imbalan akan dibayarkan dan memiliki jangka waktu jatuh tempo mendekati jangka waktu kewajiban pensiun. Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi - asumsi aktuarial langsung diakui seluruhnya melalui penghasilan komprehensif lainnya pada saat terjadinya. Biaya jasa lalu diakui segera dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian dari kurtailmen atau penyelesaian program manfaat pasti diakui dilaba rugi ketika kurtailmen atau penyelesaian tersebut terjadi. (iii) Pesangon Pemutusan Kontrak Kerja Pesangon pemutusan kontrak kerja terutang ketika Perusahaan dan Entitas Anak memberhentikan hubungan kerja sebelum usia pensiun normal, atau ketika seorang pekerja menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela dengan kompensasi imbalan pesangon. Perusahaan dan Entitas Anak mengakui pesangon pemutusan kontrak kerja ketika dapat ditunjukkan bahwa Perusahaan dan Entitas Anak berkomitmen untuk melakukan pemberhentian yang ditunjukkan dengan adanya perencanaan yang rinci dan formal untuk memutuskan hubungan kerja dengan karyawan. Dalam hal menyediakan pesangon sebagai penawaran untuk mengundurkan diri secara sukarela, pesangon pemutusan kontrak kerja diukur berdasarkan jumlah karyawan yang diharapkan menerima penawaran tersebut. Imbalan yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah periode pelaporan didiskontokan menjadi nilai kini. (iv) Bonus Perusahaan dan Entitas Anak mengakui liabilitas dan beban untuk bonus berdasarkan rumusan yang mempertimbangkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham setelah penyesuaian tertentu. Perusahaan dan Entitas Anak mengakui provisi ketika diwajibkan secara kontrak atau terdapat praktik masa lalu yang menyebabkan kewajiban konstruktif. v. Pajak Penghasilan Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang diakui di penghasilan komprehensif lain atau langsung diakui ke ekuitas. 37 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) v. Pajak Penghasilan (Lanjutan) Beban pajak kini dihitung berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku pada tanggal pelaporan keuangan, di negara dimana Perusahaan dan Entitas Anak beroperasi dan menghasilkan pendapatan kena pajak. Manajemen secara periodik mengevaluasi posisi yang dilaporkan di Surat Pemberitahuan Tahunan sehubungan dengan situasi dimana aturan pajak yang berlaku membutuhkan interpretasi. Jika perlu, manajemen menentukan provisi berdasarkan jumlah yang diharapkan akan dibayar kepada otoritas pajak. Pajak penghasilan tangguhan diakui dengan menggunakan metode balance sheet liability untuk semua perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya pada laporan keuangan konsolidasian. Pajak penghasilan tangguhan ditentukan dengan menggunakan tarif pajak yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan dan diharapkan diterapkan ketika aset pajak penghasilan tangguhan direalisasi atau liabilitas pajak penghasilan tangguhan diselesaikan. Aset pajak penghasilan tangguhan diakui hanya jika besar kemungkinan jumlah penghasilan kena pajak di masa depan akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang masih dapat dimanfaatkan. Koreksi terhadap liabilitas perpajakan dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima atau jika Perusahaan dan Entitas Anak mengajukan banding, apabila: (1) pada saat hasil dari banding tersebut ditetapkan, kecuali bila terdapat ketidakpastian yang signifikan atas hasil banding tersebut, maka koreksi berdasarkan surat ketetapan pajak terhadap liabilitas perpajakan tersebut dicatat pada saat pengajuan banding dibuat, atau (2) pada saat dimana berdasarkan pengetahuan dari perkembangan atas kasus lain yang serupa dengan kasus Perusahaan dan Entitas Anak yang sedang dalam proses banding, berdasarkan ketentuan dari Pengadilan Pajak atau Mahkamah Agung, dimana hasil yang diharapkan dari proses banding Perusahaan dan Entitas Anak secara signifikan tidak pasti, maka pada saat tersebut perubahan liabilitas perpajakan berdasarkan ketetapan pajak diakui. Aset dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dapat saling hapus apabila terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus antara aset pajak kini dengan liabilitas pajak kini dan apabila aset dan liabilitas pajak tangguhan dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama, baik atas entitas kena pajak yang sama ataupun berbeda dan adanya niat untuk melakukan penyelesaian saldo-saldo tersebut secara neto. w. Tambahan Modal Disetor Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan emisi saham kepada masyarakat ditangguhkan dan diamortisasi dalam jangka waktu sepuluh tahun berdasarkan metode garis lurus. Pada tahun 1997, Perusahaan mempercepat jangka waktu amortisasi menjadi lima tahun. Berdasarkan Surat Keputusan BAPEPAM KEP–No.06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000, beban emisi saham secara retrospektif dibukukan pada akun “Tambahan Modal Disetor”. 38 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) x. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan terdiri dari nilai wajar imbalan yang diterima atau akan diterima dari penjualan barang dan jasa dalam kegiatan usaha normal Perusahaan dan Entitas Anak. Pendapatan disajikan neto setelah dikurangi pajak pertambahan nilai, retur, potongan harga, dan diskon. Perusahaan dan Entitas Anak mengakui pendapatan ketika jumlah pendapatan dapat diukur secara andal, besar kemungkinan manfaat ekonomis masa depan akan mengalir kepada entitas dan kriteria tertentu telah dipenuhi untuk setiap aktivitas Perusahaan dan Entitas Anak seperti dijelaskan dibawah ini. Perusahaan dan Entitas Anak menggunakan hasil historis, dengan mempertimbangkan tipe pelanggan, tipe transaksi, dan persyaratan setiap transaksi sebagai dasar estimasi. Pendapatan diakui apabila besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi akan mengalir kepada entitas dan pendapatan tersebut harus dapat diukur secara andal. Kriteria pengakuan secara khusus harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui. (i) Penjualan barang – Pendapatan diakui pada saat risiko dan manfaat dari kepemilikan barang berpindah kepada pembeli, biasanya pada saat barang telah diserahkan kepada pelanggan. (ii) Pendapatan bunga – Pendapatan diakui sebagai pendapatan bunga berdasarkan metode efektif dari aset tersebut. Beban diakui pada saat pemanfaatan jasa atau pada tanggal terjadinya. y. Laba (Rugi) Per Saham Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih yang tersedia bagi pemegang saham Perusahaan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada periode berjalan. Untuk tujuan perhitungan laba per saham dilusian, Perusahaan menyesuaikan laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa Perusahaan dengan efek setelah pajak bunga yang diakui dalam periode tersebut terkait dengan obligasi konversi. z. Informasi Segmen Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan operasi utama. Pengambil keputusan operasi utama, yang bertanggung jawab mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi, telah diidentifikasi adalah Dewan Direksi sebagai pengambil keputusan strategis. 39 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) z. Informasi Segmen (Lanjutan) Suatu segmen operasi merupakan suatu komponen di dalam entitas: 1. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); 2. yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan 3. dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. 4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mewajibkan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian. Sehubungan dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan di masa mendatang dapat berbeda dengan jumlah estimasi yang dibuat. Estimasi dan asumsi yang mendasarinya direview dengan dasar kesinambungan. Revisi terhadap estimasi akuntansi diakui dalam suatu periode dengan merevisi estimasi dan efeknya di periode yang akan datang. Estimasi dan asumsi yang secara signifikan berisiko menyebabkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas selama 12 bulan kedepan dipaparkan dibawah ini. a. Pertimbangan Di dalam proses penerapan kebijakan akuntansi, manajemen telah membuat penilaian, termasuk estimasi dan asumsi, yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang diakui di dalam laporan keuangan konsolidasian. Mata Uang Fungsional Mata uang fungsional dari Perusahaan dan Entitas Anak adalah mata uang dari lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi. Perusahaan dan Entitas Anak mempertimbangkan beberapa faktor dalam menentukan mata uang fungsionalnya seperti mata uang yang mempengaruhi pendapatan, biaya dan aktivitas pendanaan serta mata uang yang mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan. Berdasarkan substansi ekonomis dari kondisi yang sesuai dengan Perusahaan dan Entitas Anak, mata uang fungsional telah ditentukan berupa Dolar Amerika Serikat (US$), karena hal ini berkaitan dengan fakta bahwa mayoritas kegiatan operasional bisnis Perusahaan dan Entitas Anak dipengaruhi oleh penetapan harga di pasar komoditas international dengan lingkungan ekonomis Dolar Amerika Serikat (US$). 40 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan) a. Pertimbangan (Lanjutan) Estimasi Penyisihan atas Penurunan Nilai dari Piutang Perusahaan dan Entitas Anak melakukan penelaahan atas usia dan status dari piutang secara berkala, yang dirancang untuk mengidentifikasi umur bukti obyektif serta membuat penyisihan atas penurunan nilai yang memadai. Penelaahan ini dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara pendekatan spesifik dan pendekatan kolektif, dimana kerugian penurunan nilai ditentukan untuk setiap kelompok risiko yang diidentifikasi oleh Perusahaan dan Entitas Anak. Jumlah dan waktu dari pengakuan beban untuk setiap periodenya akan berbeda jika Perusahaan dan Entitas Anak melakukan penilaian yang berbeda atau menggunakan metodologi yang berbeda. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, total penyisihan atas penurunan nilai dari piutang yang diakui oleh Perusahaan dan Entitas Anak adalah sebesar US$ 195.288.354 (Catatan 6, 7, dan 12). Estimasi Nilai Realisasi Bersih dari Persediaan Dalam menentukan nilai realisasi bersih (NRV) dari persediaan, Perusahaan dan Entitas Anak mempertimbangkan persediaan usang, rusak, kerusakan fisik, perubahan tingkat harga, perubahan permintaan konsumen, atau penyebab lainnya untuk mengidentifikasi persediaan yang harus diturunkan ke nilai realisasi bersih. Perusahaan dan Entitas Anak menyesuaikan biaya persediaan ke jumlah terpulihkan pada tingkat yang dipertimbangkan cukup untuk mencerminkan penurunan nilai pasar dari persediaan. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, total penyisihan penurunan nilai atas persediaan yang diakui oleh Perusahaan dan Entitas Anak masing-masing sebesar US$ 122.685 dan US$ 175.732 (Catatan 9). Penurunan Nilai atas Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud PSAK mensyaratkan bahwa penelaahan atas penurunan nilai atas aset tetap dan aset tidak berwujud harus dilakukan apabila terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Penentuan jumlah yang dapat diperoleh kembali membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan, yang akan dihasilkan dari penggunaan secara berkelanjutan dan hasil akhir dari aset tersebut. Sementara itu, manajemen yakin bahwa asumsi yang digunakan dalam menghitung estimasi nilai wajar yang tercermin di dalam laporan keuangan konsolidasian adalah sudah sesuai dan wajar. Maka perubahan yang signifikan dalam asumsi ini dapat secara material mempengaruhi penilaian atas jumlah yang dapat diperoleh kembali dan kerugian atas penurunan nilai yang dihasilkan bisa memiliki dampak yang material terhadap hasil usaha. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak ada penurunan nilai yang diakui dalam aset tetap dan aset tidak berwujud Perusahaan dan Entitas Anak (Catatan 14 dan 15). 41 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan) b. Asumsi dan Estimasi Asumsi penting mengenai masa depan dan sumber utama lainnya dalam ketidakpastian estimasi pada akhir periode pelaporan memiliki risiko signifikan yang dapat menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan dijabarkan di bawah ini. Penentuan Nilai Wajar atas Instrumen Keuangan Manajemen menggunakan teknik penilaian, termasuk model diskonto arus kas dalam mengukur nilai wajar dari instrumen keuangan dimana penawaran pasar aktif tidak tersedia. Dalam menerapkan teknik penilaian, manajemen memanfaatkan input pasar semaksimal mungkin, dan menggunakan estimasi dan asumsi, yang sejauh mungkin, sesuai dengan data yang dapat diobservasi oleh pelaku pasar akan digunakan di dalam penentuan harga instrumen. Dalam hal data yang berlaku tidak dapat dicermati, maka manajemen akan menggunakan estimasi terbaik dimana asumsi akan digunakan oleh pelaku pasar. Perkiraan ini mungkin berbeda dengan harga sebenarnya yang akan dicapai dalam transaksi wajar pada tanggal pelaporan. Estimasi Penyisihan Penurunan Nilai atas Piutang Tingkat penyisihan khusus dievaluasi oleh manajemen atas dasar faktor-faktor yang mempengaruhi kolektabilitas dari piutang. Penyisihan kolektif yang diakui didasarkan pada pengalaman kerugian historis dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti kinerja historis dari debitur di dalam kelompok kolektif dan penilaian tentang pengaruh dari penurunan di pasar dimana debitur beroperasi serta kelemahan struktural yang diidentifikasi atau penurunan kinerja arus kas dari debitur. Estimasi Masa Manfaat atas Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud Perusahaan dan Entitas Anak mengestimasikan masa manfaat dari aset tetap dan aset tidak berwujud berdasarkan pada ekspektasi dari penggunaan aset seperti yang dituangkan di dalam rencana dan strategi bisnis serta juga mempertimbangkan perkembangan teknologi dan pelaku pasar yang diharapkan di masa yang akan datang. Estimasi mengenai masa manfaat dari aset tetap dan aset tidak berwujud didasarkan pada penilaian kolektif Perusahaan dan Entitas Anak terhadap praktik industri, evaluasi teknik internal dan pengalaman pada aset yang sejenis. Estimasi masa manfaat ditelaah setidaknya setiap tahun dan diperbaharui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya akibat pemakaian dan kerusakan fisik, teknis atau usang dan adanya keterbatasan hukum atau lainnya atas penggunaan aset tersebut. Hal ini dimungkinkan, bagaimanapun, bahwa hasil operasi di masa depan dapat terpengaruh secara material oleh perubahan atas perkiraan yang timbul yang diakibatkan dalam faktor-faktor yang disebutkan diatas. Jumlah dan waktu dari beban yang diakui untuk setiap periode dipengaruhi oleh perubahan atas faktor-faktor dan kondisi tersebut. Pengurangan masa manfaat dari aset tetap dan aset tidak berwujud pada Perusahaan dan Entitas Anak akan meningkatkan biaya operasi yang dicatat dan menurunkan nilai dari aset tidak lancar. Perpanjangan masa manfaat dari aset tetap dan aset tidak berwujud pada Perusahaan dan Entitas Anak akan menurunkan biaya operasi yang dicatat dan meningkatkan nilai dari aset tidak lancar. 42 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan) b. Asumsi dan Estimasi (Lanjutan) Estimasi atas Pensiun dan Imbalan Kerja Nilai kini liabilitas imbalan pasca kerja tergantung pada beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar aktuaris berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan untuk menentukan biaya (penghasilan) pensiun neto mencakup tingkat diskonto. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi nilai tercatat imbalan pasca kerja. Tingkat diskonto merupakan tingkat suku bunga yang harus digunakan untuk menentukan estimasi nilai kini atas arus kas keluar di masa depan yang diharapkan untuk menyelesaikan liabilitas tersebut. Dalam menentukan tingkat suku bunga yang sesuai, Perusahaan dan Entitas Anak mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi Pemerintah yang didenominasikan dalam mata uang dimana imbalan akan dibayar dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas terkait. Untuk tingkat kenaikan gaji, Perusahaan dan Entitas Anak mengumpulkan semua data historis yang berhubungan dengan perubahan dasar gaji dan mengoreksinya di dalam rencana bisnis di masa yang akan datang. Asumsi utama liabilitas imbalan pasca kerja ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini. Informasi tambahan telah dipaparkan di Catatan 25 dan 26. Realisasi dari Aset Pajak Tangguhan Dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan, manajemen diwajibkan untuk membuat pertimbangan yang signifikan. Transaksi dan perhitungan tertentu dalam penentuan pajak yang pada akhirnya tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan dan Entitas Anak mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan. Jika hasil pajak final berbeda dengan jumlah yang sudah dicatat, selisihnya akan mempengaruhi aset dan liabilitas pajak kini dan tangguhan pada periode ditentukannya hasil pajak tersebut. Perusahaan dan Entitas Anak menelaah aset pajak tangguhan pada setiap tanggal pelaporan dengan mengurangi nilai tercatat sepanjang tidak ada kemungkinan bahwa laba kena pajak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan. Perusahaan dan Entitas Anak juga menelaah pengakuan aset pajak tangguhan untuk menyesuaikan pemulihan dari perbedaan temporer berdasarkan level dan waktu dalam estimasi pendapatan pajak di periode pelaporan yang akan datang. Estimasi didasarkan pada pengalaman Perusahaan dan Entitas Anak di masa lampau dan harapan di masa yang akan datang terhadap pendapatan dan pengeluaran, seperti strategi perencanaan pajak di masa yang akan datang. Tetapi tidak ada kepastian bahwa Perusahaan dan Entitas Anak dapat menghasilkan pendapatan kena pajak yang memadai untuk digunakan sebagai bagian atau seluruhnya dari aset pajak tangguhan. 43 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 5. KAS DAN SETARA KAS 2015 US$ Kas: Rupiah Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Euro Eropa Kron Norwegia 2014 US$ 50.337 26.187 6.164 1.428 125 57.299 33.002 4.851 2.806 143 84.241 98.101 Kas di Bank: Pihak Ketiga: Deutsche Bank, Jakarta Rekening Dolar Amerika Serikat Rekening Rupiah 843.545 652.801 5.107.055 471.955 PT Bank CIMB Niaga Tbk Rekening Dolar Amerika Serikat Rekening Rupiah 73.786 672.495 5.878 64.705 PT Bank Central Asia Tbk Rekening Dolar Amerika Serikat Rekening Rupiah 130.766 85.867 246.793 63.092 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rekening Rupiah 113.647 126.515 2.572.907 6.085.993 2.657.148 6.184.094 Jumlah Kas di bank dapat ditarik setiap saat. Rekening di bank memiliki tingkat suku bunga mengambang sesuai dengan tingkat penawaran pada masing-masing bank. Perusahaan dan Entitas Anak tidak mempunyai hubungan berelasi dengan bank dimana kas dan setara kas ditempatkan. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit pada akhir periode pelaporan adalah senilai jumlah tercatat dari setiap kelas kas dan setara kas sebagaimana yang dijabarkan pada Catatan 48. 44 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 6. PIUTANG USAHA Akun ini terdiri dari: 2015 US$ Pihak ketiga Pihak-pihak yang berelasi Jumlah 2014 US$ 31.567.047 19.479.699 41.190.159 21.601.483 51.046.746 62.791.642 Pihak ketiga: 2015 US$ 2014 US$ Pelanggan dalam negeri Pelanggan luar negeri 29.163.733 2.403.314 37.796.351 3.393.808 Jumlah Dikurangi: Penyisihan penurunan nilai 31.567.047 − 41.190.159 − 31.567.047 41.190.159 Bersih Karena jatuh temponya yang pendek, jumlah tercatat piutang usaha dari pihak ketiga kurang lebih sama dengan nilai wajarnya. Rincian umur piutang usaha dari pihak ketiga adalah sebagai berikut: 2015 US$ Sampai dengan 1 bulan > 1 bulan – 3 bulan > 3 bulan – 6 bulan > 6 bulan – 1 tahun Jumlah Tidak ada sejarah gagal bayar pada piutang usaha dari pihak ketiga. 45 2014 US$ 29.326.957 692.175 235.543 1.312.372 30.039.810 9.406.650 1.390.069 353.630 31.567.047 41.190.159 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 6. PIUTANG USAHA (Lanjutan) Rincian piutang usaha dari pihak ketiga menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut: Dolar Amerika Serikat Rupiah (Rp 122.614.319.220 pada tahun 2015) 2015 US$ 2014 US$ 22.678.731 41.190.159 8.888.316 Jumlah 31.567.047 41.190.159 Seluruh jumlah piutang usaha dari pihak ketiga tidak dikenakan bunga dan telah ditelaah ulang untuk tujuan indikasi penurunan nilai. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap status dari piutang usaha dari pihak ketiga, manajemen Perusahaan dan Entitas Anak berpendapat bahwa tidak perlu membuat penyisihan penurunan nilai atas piutang usaha dari pihak ketiga. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit pada akhir periode pelaporan adalah senilai jumlah tercatat dari setiap kelas piutang sebagaimana yang dijabarkan pada Catatan 48. Pihak-pihak yang berelasi: PT Multikarsa Investama PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) Jumlah Dikurangi: Penyisihan penurunan nilai 2015 US$ 2014 US$ 19.479.699 15.657.945 21.601.483 15.657.945 35.137.644 (15.657.945) Bersih 19.479.699 37.259.428 (15.657.945) 21.601.483 Karena jatuh temponya yang pendek, jumlah tercatat piutang usaha dari pihak-pihak berelasi kurang lebih sama dengan nilai wajarnya. Rincian umur piutang usaha dari pihak-pihak yang berelasi adalah sebagai berikut: Sampai dengan 1 bulan > 1 bulan – 3 bulan > 3 bulan – 6 bulan > 6 bulan – 1 tahun > 1 tahun Jumlah 46 2015 US$ 2014 US$ – – – – 35.137.644 – – – – 37.259.428 35.137.644 37.259.428 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 6. PIUTANG USAHA (Lanjutan) Mutasi penyisihan penurunan nilai untuk piutang usaha dari pihak-pihak yang berelasi adalah sebagai berikut: 2015 US$ 2014 US$ Saldo awal Perubahan selama tahun berjalan Penambahan penyisihan Pengurangan penyisihan 15.657.945 15.657.945 Saldo akhir 15.657.945 – – – – 15.657.945 Rincian piutang usaha dari pihak-pihak yang berelasi menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut: 2015 US$ 2014 US$ Dolar Amerika Serikat 15.657.945 15.657.945 Rupiah (Rp 268.722.447.174 pada tahun 2015 dan 2014) 19.479.699 21.601.483 35.137.644 37.259.428 Jumlah Seluruh jumlah piutang usaha dari pihak-pihak berelasi tidak dikenakan bunga dan telah ditelaah ulang untuk tujuan indikasi penurunan nilai. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap status dari piutang usaha kepada pihak-pihak berelasi, manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat diperkirakan telah mendekati nilai wajar. Penyisihan penurunan nilai tidak perlu dibuat karena pihak yang berelasi, PT Multikarsa Investama, berada dibawah program restrukturisasi utang dan penyelesaian atas piutang usaha dari pihak yang berelasi tersebut akan dilakukan ketika program restrukturisasi utang selesai. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit pada akhir periode pelaporan adalah senilai jumlah tercatat dari setiap kelas piutang sebagaimana yang dijabarkan pada Catatan 48. Piutang usaha sejumlah US$ 45.000.000 pada tahun 2015 dan 2014 digunakan sebagai jaminan atas utang bank Perusahaan yang diperolehnya dari Damiano Investments BV., Belanda (Catatan 18). 47 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 7. PIUTANG LAIN-LAIN 2015 US$ Pihak ketiga: Piutang dari potongan pembelian Piutang MESOP Klaim Asuransi Piutang dari transaksi impor Piutang karyawan Piutang bunga dari deposito berjangka Lain-lain 2014 US$ 1.182.276 145.560 84.336 57.110 36.325 1.376 186.312 1.207.397 175.928 440.280 93.826 55.586 1.304 215.785 1.693.295 2.190.106 34.267.327 15.758.847 5.658.427 5.579.991 3.192.784 3.007.542 409.240 310.475 194.587 136.945 93.407 53.862 25.434 15.816 13.327 11.102 2.336 985 34.267.327 15.772.432 5.681.658 5.579.991 3.192.784 3.029.834 453.815 344.293 194.587 136.945 93.407 57.694 25.434 15.816 13.327 11.102 2.336 985 68.732.434 (67.637.756 ) 68.873.767 (67.637.756) Bersih 1.094.678 1.236.011 Jumlah 2.787.973 3.426.117 Pihak ketiga lainnya: Uang muka operasional kepada: PT Wismakarya Prasetya (dalam pailit) PT Wastra Indah PT Texmaco Perkasa Engineering Tbk PT Wahana Perkasa Auto Jaya PT Sumatex Subur PT Texmaco Taman Synthetics PT Bina Prima Perdana PT Jaya Perkasa Engineering PT Perkasa Heavindo Engineering PT Raja Busana Mahameru PT Supermitory Utama Tbk PT Saritex Jaya Swasti PT Devrindo Widya PT Perkasa Indobaja PT Perkasa Indosteel PT Wahana Jaya Perkasa PT Bina Peranan Busana PT Citra Indah Textile Jumlah Dikurangi: Penyisihan penurunan nilai 48 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 7. PIUTANG LAIN-LAIN (Lanjutan) Piutang MESOP merupakan pinjaman yang diberikan kepada karyawan tertentu untuk membeli saham Perusahaan sehubungan dengan program MESOP (Catatan 28). Jumlah tersebut akan dilunasi oleh karyawan dalam periode 1 (satu) tahun. Piutang lain-lain dari karyawan merupakan pinjaman yang diberikan kepada karyawan. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga dan pembayarannya dilakukan berdasarkan skedul pembayaran yang telah ditentukan. Piutang lain-lain dari perusahaan-perusahaan diatas merupakan pinjaman dan uang muka untuk tujuan modal kerja. Pinjaman dan uang muka ini tidak dikenakan bunga dan tidak ditetapkan jangka waktu pembayarannya. Sampai saat ini, perusahaan-perusahaan tersebut diatas belum dapat membayar utangnya kepada Perusahaan dan Entitas Anak karena masih mengalami kesulitan keuangan. Beberapa perusahaan-perusahaan tersebut sudah tidak beroperasi dan masih berada dalam program restrukturisasi utang dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Sampai bulan Maret 2016, proses restrukturisasi utang tersebut belum selesai. Pembayaran yang dilakukan oleh Perusahaan kepada PT Wismakarya Prasetya (dalam pailit) merupakan kelebihan pembayaran atas jumlah yang tertera di dalam tagihan, yang dianggap sebagai piutang lain-lain kepada PT Wismakarya Prasetya (dalam pailit) sehubungan dengan adanya perjanjian antara PT Wismakarya Prasetya dengan Perusahaan pada tanggal 16 Nopember 2006, dan modal kerja yang diberikan kepada PT Wismakarya Prasetya di masa lalu untuk pembayaran kepada PT Perusahaan Gas Negara (PGN) / PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan perpajakan. Perusahaan telah mengajukan klaim kepada kurator untuk nilai pokok sebesar Rp 279.593.977.457 dan bunga sebesar Rp 206.051.448.529. Hal ini telah didiskusikan dengan kurator. Sesuai dengan pernyataan didalam PSAK yang berkaitan dengan “Penurunan Nilai Piutang” dan mengingat adanya fakta bahwa PT Wismakarya Prasetya telah dinyatakan pailit dan proses likuidasi telah dimulai, maka Perusahaan memutuskan untuk membuat penyisihan penurunan nilai atas piutang sebesar US$ 34.267.327 pada tahun 2015 dan 2014. Namun, hal itu terus diusahakan dengan kurator untuk penyelesaian piutang PT Wismakarya Prasetya yang telah jatuh tempo. Karena jatuh temponya yang pendek, jumlah tercatat piutang lain-lain kurang lebih sama dengan nilai wajarnya. Mutasi penyisihan penurunan nilai adalah sebagai berikut: 2015 US$ 2014 US$ Saldo awal Perubahan selama tahun berjalan: Penambahan penyisihan Pengurangan penyisihan 67.637.756 36.721.575 – – 34.267.327 (3.351.146) Saldo akhir 67.637.756 67.637.756 49 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 7. PIUTANG LAIN-LAIN (Lanjutan) Pengurangan penyisihan penurunan nilai pada tahun 2014 sebesar US$ 3.351.146 disebabkan karena tidak tertagihnya piutang lain-lain dari pihak ketiga lainnya (Drapper Texmaco Inc. Co., United States of America; Norfil Ltd., England; Commonwealth Holdings Pte. Ltd., Singapore; PT Merauke Rayon Jaya; and PT Sarana Daycrown Industri). Manajemen Perusahaan telah memutuskan untuk menghapuskannya berdasarkan pada penyisihan penurunan nilai yang telah dibuat pada tahun lalu. Rincian piutang lain-lain menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut: 2015 US$ 2014 US$ Dolar Amerika Serikat 35.014.616 69.726.233 Rupiah (Rp 488.496.290.040 pada tahun 2015 dan Rp 16.640.244.635 pada tahun 2014) 35.411.113 1.337.640 70.425.729 71.063.873 Jumlah Seluruh jumlah piutang lain-lain telah ditelaah ulang untuk tujuan indikasi penurunan nilai. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap status dari piutang lain-lain secara individual, manajemen Perusahaan dan Entitas Anak berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai dari piutang lain-lain adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang lain-lain tersebut. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit pada akhir periode pelaporan adalah senilai jumlah tercatat dari setiap kelas piutang sebagaimana yang dijabarkan pada Catatan 48. 8. ASET KEUANGAN LANCAR LAINNYA Akun ini terdiri dari: 2015 US$ Deposito Berjangka: Pihak ketiga: Deutsche Bank, Jakarta Bank garansi / SBLC 50 2014 US$ 289.960 321.543 5.381.655 8.148.055 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 8. ASET KEUANGAN LANCAR LAINNYA (Lanjutan) 2015 US$ Uang Jaminan: Pihak ketiga: Uang jaminan atas listrik Uang jaminan atas sewa Lain-lain Jumlah 2014 US$ 127.220 153.724 16.816 141.078 78.570 4.742 297.760 224.390 5.969.375 8.693.988 a. Deposito Berjangka Pada tahun 2015, deposito berjangka pada Deutsche Bank, Jakarta sebesar Rp 2.000.000.000 (setara dengan US$ 144.980) merupakan deposito berjangka waktu 1 (satu) tahun dengan suku bunga sebesar 7.00% setahun dan jatuh tempo pada tanggal 12 Desember 2016. Pada tahun 2015, deposito berjangka pada Deutsche Bank, Jakarta sebesar Rp 2.000.000.000 (setara dengan US$ 144.980) merupakan deposito berjangka waktu 1 (satu) tahun dengan suku bunga sebesar 8.50% setahun dan jatuh tempo pada tanggal 3 Oktober 2016. Pada tahun 2014, deposito berjangka pada Deutsche Bank, Jakarta sebesar Rp 2.000.000.000 (setara dengan US$ 160.771) merupakan deposito berjangka waktu 1 (satu) tahun dengan suku bunga sebesar 7,00% setahun dan jatuh tempo pada tanggal 1 Oktober 2015. Pada tahun 2014, deposito berjangka pada Deutsche Bank, Jakarta sebesar Rp 2.000.000.000 (setara dengan US$ 160.772) merupakan deposito berjangka waktu 1 (satu) tahun dengan suku bunga sebesar 7,05% setahun dan jatuh tempo pada tanggal 10 Desember 2015. b. Bank Garansi / SBLC Perusahaan dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk telah menandatangani perjanjian No. 011700.PK/HK.02/USH/2014 untuk menyediakan gas kepada Perusahaan. Disamping itu seperti yang diungkapkan didalam perjanjian, Perusahaan juga harus membayar penalti sebesar Rp 22.500.000.000 dalam 45 bulan. Berdasarkan pembaharuan perjanjian tanggal 20 Oktober 2015, kedua belah pihak setuju untuk mengubah ketentuan mengenai batas maksimum pemakaian gas untuk periode bulan 1 November 2015 sampai dengan 31 Maret 2018. Perusahaan telah menyediakan bank garansi (SBLC) untuk memasok gas yang kira-kira setara dengan dua (2) bulan dari nilai konsumsi gas melalui Deutsche Bank, Jakarta yang masing-masing sebesar US$ 5.839.695 ditambah Rp 16.498.800.000 (setara dengan US$ 7.035.694) pada tahun 2015 dan US$ 5.839.695 ditambah Rp 16.498.800.000 (setara dengan US$ 7.165.965) pada tahun 2014, yang merupakan konsumsi selama dua (2) bulan. Bank garansi memiliki jangka waktu selama enam (6) bulan setelah tanggal pelaporan, dan akan jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2016. Untuk memperoleh SBLC tersebut, pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Perusahaan telah mendepositkan uangnya yang masing-masing sebesar US$ 5.381.655 dan US$ 8.148.055 di Deutsche Banks, Hong Kong sebagai jaminan melalui rekening Kyoa. Jaminannya kira-kira sebesar 120% dari nilai SBLC untuk proporsi dalam mata uang Rupiah. 51 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 8. ASET KEUANGAN LANCAR LAINNYA (Lanjutan) Karena jatuh temponya yang pendek, jumlah tercatat aset keuangan lancar lainnya kurang lebih sama dengan nilai wajarnya. Rincian aset keuangan lancar lainnya menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut: 2015 US$ Dolar Amerika Serikat Rupiah (Rp 5.941.270.183 pada tahun 2015 dan 2014) Jumlah 2014 US$ 5.538.693 8.216.394 430.682 477.594 5.969.375 8.693.988 Tidak terdapat aset keuangan lancar lainnya kepada pihak yang berelasi. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit pada akhir periode pelaporan adalah senilai jumlah tercatat dari setiap kelas aset keuangan lancar lainnya sebagaimana yang dijabarkan pada Catatan 48. 9. PERSEDIAAN 2015 US$ 2014 US$ Barang jadi Barang dalam proses Bahan baku Bahan pembantu 27.267.217 5.479.938 8.335.248 20.204.878 37.177.938 5.345.666 11.384.096 21.775.094 Jumlah Dikurangi : Penyisihan penurunan nilai - bersih 61.287.281 (122.685) 75.682.794 (175.732) 61.164.596 75.507.062 Bersih Berdasarkan hasil penelaahan keadaan fisik persediaan pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa penurunan nilai atas persediaan sebesar nilai realisasi bersih adalah cukup. Penurunan nilai atas persediaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar US$ Nil dan US$ 41,027, dan dicatat sebagai bagian dari Beban Pokok Penjualan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian (Catatan 36). Jumlah reversal atas penyisihan penurunan nilai untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar US$ 53.047. Pada tanggal 31 Desember 2015, persediaan dilindungi oleh kebijakan dari beberapa polis asuransi (throughput) asuransi dari PT Asuransi Indrapura terhadap kerugian yang disebabkan oleh kebakaran dan risiko-risiko kerugian lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 86.500.000, yang mana menurut pendapat manajemen cukup memadai untuk menutup kerugian-kerugian yang mungkin timbul. 52 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 9. PERSEDIAAN (Lanjutan) Persediaan sejumlah US$ 60.200.000 pada tahun 2015 dan 2014 digunakan sebagai jaminan atas utang bank Perusahaan yang diperolehnya dari Damiano Investments BV., Belanda (Catatan 18). 10. UANG MUKA PEMBELIAN 2015 US$ Pihak ketiga: Pembelian bahan baku dan operasional Pembelian aset tetap Pembelian suku cadang turbin Pihak berelasi: PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) 1.165.105 4.911.812 – 1.691.382 367.169 279.643 6.076.917 2.338.194 – Jumlah 2014 US$ 6.076.917 56.031 2.394.225 Pada tahun 2015, total uang muka pembelian aset tetap sebesar US$ 4.911.812 (setara dengan Rp 67.587.573.440) merupakan uang muka yang berkaitan dengan pembelian mesin dan perlengkapan pada divisi benang filamen dengan total sebesar US$ 3.184.188 (setara dengan Rp 43.925.873.460) dan pembelian mesin dan perlengkapan untuk memproduksi fiber dalam rangka ekspansi dengan total sebesar US$ 1.727.624 (setara dengan Rp 23.701.141.852). Mesin dan perlengkapan tersebut akan diterima pada tahun 2016. Pada tahun 2014, total uang muka pembelian aset tetap sebesar US$ 367.169 (setara dengan Rp 4.376.489.001) merupakan uang muka yang berkaitan dengan pembelian mesin dan perlengkapan pada divisi benang filamen dengan total sebesar US$ 135.208 (setara dengan Rp 1.640.214.514) dan pembelian mesin dan perlengkapan untuk memproduksi fiber dalam rangka ekspansi dengan total sebesar US$ 231.961 (setara dengan Rp 2.736.274.487). Mesin dan perlengkapan tersebut akan diterima pada tahun 2015. Pembayaran yang dilakukan oleh Perusahaan kepada PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) merupakan kelebihan pembayaran atas beban proses (jasa maklon) yang dianggap sebagai uang muka untuk beban proses (jasa maklon) bulan berikutnya. 53 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 11. BIAYA DIBAYAR DIMUKA 2015 US$ Premi asuransi dibayar dimuka Sewa dibayar dimuka Jumlah 2014 US$ 1.963.586 165.357 2.327.959 192.527 2.128.943 2.520.486 12. PIUTANG NON-USAHA KEPADA PIHAK-PIHAK BERELASI PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) PT Multikarsa Investama Jumlah Dikurangi: Penyisihan penurunan nilai 2015 US$ 2014 US$ 106.408.631 25.106.954 106.410.712 29.244.596 131.515.585 (111.962.653) Bersih 19.552.932 135.655.308 (111.962.653) 23.692.655 Piutang non-usaha dari PT Multikarsa Investama berasal dari penerimaan AR International Limited, Hong Kong sebesar Rp 51.421.394.625 (setara dengan US$ 3.727.539 pada tahun 2015 dan US$ 4.133.553 pada tahun 2014) untuk pengembalian uang muka pembelian aset tetap (mesin dan peralatan) dan sisanya masing-masing sebesar US$ 22.426.170 dan US$ 25.111.043 pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 merupakan pinjaman untuk uang muka gaji karyawan dan biaya lainnya. Mutasi penyisihan penurunan nilai adalah sebagai berikut: 2015 US$ 2014 US$ Saldo awal Perubahan selama tahun berjalan: Penambahan penyisihan Pengurangan penyisihan 111.962.653 111.962.653 Saldo akhir 111.962.653 – – – – 111.962.653 Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan piutang non-usaha kepada pihak-pihak berelasi, manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat diperkirakan telah mendekati nilai wajarnya. Penyisihan penurunan nilai tidak dibuat karena pihak yang berelasi, PT Multikarsa Investama, berada dalam program restrukturisasi utang dan penyelesaian atas piutang kepada pihak berelasi ini akan dilakukan ketika program restrukturisasi utang selesai. 54 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 12. PIUTANG NON-USAHA KEPADA PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan) Rincian piutang non-usaha kepada pihak-pihak berelasi menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut: Dolar Amerika Serikat Rupiah (Rp 360.790.425.393 pada tahun 2015 dan Rp 327.890.490.777 pada tahun 2014) Jumlah 2015 US$ 2014 US$ 106.408.631 109.297.108 26.153.709 26.358.200 132.562.340 135.655.308 Eksposur maksimum terhadap risiko kredit pada akhir periode pelaporan adalah senilai jumlah tercatat dari setiap kelas piutang non-usaha kepada pihak-pihak berelasi sebagaimana yang dijabarkan pada Catatan 48. 13. ASET KEUANGAN TIDAK LANCAR LAINNYA 2015 US$ 2014 US$ Rekening bank yang dibatasi penggunaanya: BPPN (PPA): PT Bank Dharmala Rekening Rupiah 1.962 2.176 282.307 702.330 313.058 702.330 PT Bank Papan Sejahtera Rekening Rupiah 2.708 3.003 PT Bank Umum Nasional Rekening Dolar Amerika Serikat 1.927 1.927 40 45 991.274 1.022.539 PT Bank Putera Multikarsa Rekening Rupiah Rekening Dolar Amerika Serikat PT Bank Asia Pacific Rekening Rupiah Jumlah 55 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 13. ASET KEUANGAN TIDAK LANCAR LAINNYA (Lanjutan) Karena Perusahaan dan Entitas Anak sedang dalam proses restrukturisasi oleh Badan Penyehatan Perbankan Indonesia (BPPN), maka keseluruhan saldo rekening bank dibatasi penggunaannya oleh BPPN. Pemerintah Indonesia melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) menghentikan izin operasi PT Bank Putera Multikarsa, yang merupakan pihak yang berelasi, pada tanggal 28 Januari 2000; PT Bank Dharmala, PT Bank Asia Pacific dan PT Bank Papan Sejahtera pada tanggal 13 Maret 1999; dan PT Bank Umum Nasional pada tanggal 21 Agustus 1998. Akibatnya, saldo sejumlah US$ 991.274 dan US$ 1.022.539, yang ada di bank tersebut disajikan sebagai aset keuangan tidak lancar lainnya di laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. Manajemen Perusahaan dan Entitas Anak berpendapat bahwa saldo rekening bank yang dibatasi penggunaanya tidak perlu diturunkan nilainya, karena rekening bank yang dibatasi penggunaannya ini akan dikompensasikan dengan penyelesaian pinjaman atau pada saat penyelesaian restrukturisasi utang dengan para kreditur dan PPA. Oleh karena itu, saldo nilai tercatat bersih dari kas yang dibatasi penggunaannya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit pada akhir periode pelaporan adalah senilai jumlah tercatat dari setiap kelas aset keuangan tidak lancar lainnya sebagaimana yang dijabarkan pada Catatan 48. 14 ASET TETAP Rincian aset tetap adalah sebagai berikut: 2015 US$ Pemilikan langsung: Nilai tercatat Akumulasi penyusutan 1.763.386.055 (1.709.106.418) Nilai buku Aset dalam penyelesaian Jumlah 56 2014 US$ 1.755.552.512 (1.703.166.009) 54.279.637 52.386.503 7.596.445 8.979.361 61.876.082 61.365.864 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 14. ASET TETAP (Lanjutan) Pemilikan langsung: 2 0 1 5 Saldo awal US$ Nilai tercatat: Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor Akumulasi penyusutan: Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor Nilai buku – – – – – – – 6.902.854 – – 15.529.702 46.478.745 1.693.117.182 5.352.293 2.908.133 1.755.552.512 930.689 – 6.902.854 1.763.386.055 43.858.059 1.651.368.901 5.073.718 2.865.331 1.641.467 4.184.837 105.385 8.720 – – – – – – – – 45.499.526 1.655.553.738 5.179.103 2.874.051 1.703.166.009 5.940.409 – – 1.709.106.418 52.386.503 Saldo awal US$ Akumulasi penyusutan: Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor Nilai buku – Saldo akhir US$ 73.222 837.017 14.840 5.610 15.529.702 46.405.523 1.685.377.311 5.337.453 2.902.523 2 0 1 4 Nilai tercatat: Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor Perubahan selama periode berjalan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi US$ US$ US$ 54.279.637 Perubahan selama periode berjalan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi US$ US$ US$ 15.529.702 47.221.395 1.715.355.293 5.169.076 2.874.348 – – 9.168.220 168.377 28.175 – (815.872) (42.471.979) – – 1.786.149.814 9.364.772 (43.287.851) 42.979.802 1.663.413.741 4.948.314 2.860.539 1.694.129 30.204.486 125.404 4.792 (815.872) (42.249.326) – – – – – – 43.858.059 1.651.368.901 5.073.718 2.865.331 1.714.202.396 32.028.811 (43.065.198) – 1.703.166.009 71.947.418 – – 3.325.777 – – – 3.325.777 Saldo akhir US$ 15.529.702 46.405.523 1.685.377.311 5.337.453 2.902.523 1.755.552.512 52.386.503 57 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 14. ASET TETAP (Lanjutan) Aset dalam penyelesaian: 2 0 1 5 Saldo awal US$ Nilai tercatat: Mesin dan peralatan 8.979.361 2 0 1 4 Saldo awal US$ Nilai tercatat: Mesin dan peralatan 10.277.333 Perubahan selama periode berjalan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi US$ US$ US$ 5.519.938 – (6.902.854) Perubahan selama periode berjalan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi US$ US$ US$ 2.027.805 – (3.325.777) 2015 US$ Saldo akhir US$ 7.596.445 Saldo akhir US$ 8.979.361 2014 US$ Beban penyusutan dialokasikan pada: Pemilikan langsung: Beban pabrikasi (Catatan 37) Beban umum dan administrasi (Catatan 39) Jumlah 5.826.304 114.105 31.898.614 130.197 5.940.409 32.028.811 Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang berlokasi di Karawang dan Kendal seluas 755.071 M² dengan sertifikat berupa Hak Guna Bangunan (HGB) yang berjangka waktu 20 – 30 tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2006 dan 2044. Pada tahun 2007, sertifikat HGB atas tanah yang berlokasi di Semarang seluas 78.111 M² sudah diperpanjang hingga 29 Nopember 2027. Dan pada tahun 2014, Perusahaan juga telah memperpanjang serrtifikat hak atas tanah yang berlokasi di Karawang seluas 319.755 meter persegi sampai dengan 3 Mei 2034. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan sertifikat hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. Sebagian tanah Perusahaan di Karawang, dengan sertifikat berupa Hak Guna Bangunan (HGB) No. 13 seluas 33.630 M² dan Hak Guna Bangunan (HGB) No. 14 seluas 35.380 M², dijaminkan kepada PT Bank Negara Indonesia (BNI) dan PT Bina Prima Perdana (BPP) atas utang terjamin milik PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) (Catatan 44). Selama tahun 2015, penambahan kendaraan merupakan pembelian kendaraan dengan tujuan untuk diberikan kepada karyawan melalui program “Skema Retensi”. Pada tanggal 31 Maret 2014, salah satu gedung Perusahaan beserta mesinnya dengan total harga perolehan sebesar US$ 43.287.851 dan total akumulasi depresiasi sebesar US$ 43.065.198 rusak akibat kebakaran. Nilai buku aset sebesar US$ 222.653 dicatat sebagai pengurang dari penyelesaian klaim asuransi, bersih (Catatan 32). Penerimaan atas klaim asuransi mulai tahun 2014 sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebesar US$ 4.849.358. 58 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 14. ASET TETAP (Lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2015, mesin dan peralatan dalam penyelesaian sebesar US$ 7.596.445, yang terdiri dari sisa mesin dan peralatan dalam penyelesaian tahun 2014 sebesar US$ 8.979.361 dan penambahan selama tahun 2015 sebesar US$ 5.519.938 serta reklasifikasi ke asset tetap sebesar US$ 6.902.854, yang berhubungan dengan kapitalisasi mesin PTA. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2015, total persentase penyelesaian untuk proyek-proyek tersebut adalah sekitar 80% dan akan diselesaikan pada tahun 2016. Manajemen yakin bahwa tidak ada indikasi halangan terhadap penyelesaian dari aset dalam penyelesaian ini. Pada tanggal 31 Desember 2014, mesin dan peralatan dalam penyelesaian sebesar US$ 8.979.361, yang terdiri dari sisa mesin dan peralatan dalam penyelesaian tahun 2013 sebesar US$ 6.951.556 dan penambahan selama tahun 2014 sebesar US$ 2.027.805, yang berhubungan dengan peningkatan kapasitas benang filament. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2014, total persentase penyelesaian untuk proyek-proyek tersebut adalah sekitar 80% dan akan diselesaikan pada tahun 2015. Manajemen yakin bahwa tidak ada indikasi halangan terhadap penyelesaian dari aset dalam penyelesaian ini. Pada bulan Nopember 2014, Perusahaan telah membeli sebuah Gas Turbine senilai US$ 4.217.940 dari kurator PT Wismakarya Prasetya melalui sebuah proses lelang. Manajemen berpendapat bahwa estimasi nilai perolehan kembali dari aset tetap tersebut sudah melebihi nilai bukunya sehingga tidak perlu dilakukan penurunan nilai atas aset tetap pada tanggal pelaporan. Pada tahun 2015, nilai wajar atas tanah (836.457 M²) berdasarkan NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) adalah sebesar Rp 266.640.720.000 (setara dengan US$ 9.328.794) dan nilai wajar atas bangunan (244.682 M²) berdasarkan NJOP adalah sebesar Rp 177.072.320.000 (setara dengan US$ 12.835.978). Berdasarkan laporan jasa penilai KJPP Nirboyo A., Dewi A. & Rekan tanggal 24 Desember 2014, jumlah nilai pasar atas aset tetap Perusahaan adalah sebesar US$ 518.714.593 dengan nilai likuidasi sebesar US$ 337.692.667. Penilaian, yang sesuai dengan Standar Penilaian Internasional, ditentukan berdasarkan transaksi pasar terkini yang dilakukan dalam ketentuan-ketentuan yang wajar. Metode penilaian yang digunakan adalah Metode Pendekatan Data Pasar. Elemen-elemen yang digunakan dalam perbandingan data untuk menentukan nilai wajar aset, antara lain: a. b. c. d. e. Jenis hak yang melekat pada properti Kondisi pasar Lokasi Karakteristik fisik dan tanah Karakteristik dalam menghasilkan pendapatan Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, total nilai tercatat dari aset tetap yang telah disusutkan penuh masing-masing sebesar US$ 33.220.848 dan US$ 1.657.719.263, namun Perusahaan masih menggunakannya untuk kegiatan operasional. 59 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 14. ASET TETAP (Lanjutan) Seluruh aset tetap Perusahaan, kecuali tanah, telah diasuransikan kepada PT Fairfax Insurance Indonesia sebagai pemimpin dari perusahaan asuransi, terhadap resiko kerugian dan resiko lainnya termasuk gempa bumi dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar US$ 609.500.000 pada tanggal 31 Desember 2015 (berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2016) dan US$ 551.500.000 pada tanggal 31 Desember 2014 (berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2015). Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup memadai untuk menutupi kerugian-kerugian yang mungkin timbul. Sebagian besar tanah, gedung, mesin dan peralatan digunakan sebagai jaminan atas utang obligasi terjamin yang diperoleh dari PT Bina Prima Perdana (BPP)/PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) (Catatan 19). Mesin dan peralatan dibawah proyek Batch Poly (diluar pekerjaan sipil), Fiber Line, dan proyek Otomotif dengan mesin EFK dengan total sebesar US$ 17.700.000 pada tahun 2015 dan 2014 digunakan sebagai jaminan atas Third Loan yang diperoleh dari Damiano Investments BV., Belanda (Catatan 21). 15. ASET TIDAK BERWUJUD 2015 US$ Biaya proses legal hak atas tanah Dikurangi: akumulasi amortisasi Bersih 2014 US$ 125.428 (11.838) 125.429 (5.563) 113.590 119.866 6.274 4.403 Beban amortisasi dialokasikan pada: Beban umum dan administrasi (Catatan 39) Aset tidak berwujud merupakan biaya legal sehubungan dengan perpanjangan hak atas tanah yang berlokasi di Bandung (166 M²) dan perpanjangan hak atas tanah yang berlokasi di Karawang (319.755 M²). Atas aset tidak berwujud ini diamortisasi sepanjang masa manfaat (Hak Guna Bangunan) selama 20 tahun. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, manajemen berpendapat bahwa tidak ada indikasi penurunan nilai pada aset tidak berwujud. 60 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 16. UTANG USAHA Akun ini terdiri dari: Pihak ketiga: 2015 US$ Pemasok lokal Pemasok luar negeri Jumlah 2014 US$ 7.069.347 5.172.511 7.901.957 17.682.450 12.241.858 25.584.407 Rincian umur utang usaha kepada pihak ketiga yang dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut: 2015 US$ Sampai dengan 1 bulan > 1 bulan – 3 bulan > 3 bulan – 6 bulan > lebih dari 6 bulan Jumlah 2014 US$ 7.721.483 3.280.818 944.774 294.783 13.295.899 11.616.987 168.018 503.503 12.241.858 25.584.407 Rincian utang usaha kepada pihak ketiga menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut: 2015 US$ 2014 US$ Dolar Amerika Serikat 6.286.187 20.627.466 Rupiah (Rp 73.779.315.675 pada tahun 2015 dan Rp 43.682.608.557 pada tahun 2014) 5.348.265 3.511.456 Euro Eropa (EUR 515.773 pada tahun 2015 dan EUR 530.11 pada tahun 2014) 563.432 644.883 Yen Jepang (Yen 3.742.080 pada tahun 2015 dan Yen 3.730.811 pada tahun 2014) 31.066 31.265 12.228.950 24.815.070 Dipindahkan 61 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 16. UTANG USAHA (Lanjutan) 2015 US$ Pindahan 2014 US$ 12.228.950 Krona Swedia (SEK 5.336.392 pada tahun 2014) 689.325 Dolar Singapura (SGD 640 pada tahun 2015 dan SGD 74.464 pada tahun 2014) Franc Swiss (CHF 12.316 pada tahun 2015 dan CHF 23.345 pada tahun 2014) Jumlah 24.815.070 452 56.399 12.456 23.613 12.241.858 25.584.407 Utang usaha pihak ketiga kepada pemasok lokal dan pemasok luar negeri merupakan utang atas pembelian bahan baku dan bahan pembantu. Utang ini tidak dikenakan bunga dan tidak ditentukan jangka waktu pelunasannya. Karena jatuh temponya yang pendek, jumlah tercatat utang usaha kurang lebih sama dengan nilai wajarnya. Tidak terdapat utang usaha yang dijaminkan. 17. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR 2015 US$ Bunga Listrik dan gas Asuransi Transportasi Jasa profesional Sewa Lain-lain Jumlah 62 2014 US$ 42.273.864 6.145.488 735.711 656.011 92.996 81.699 460.872 41.608.433 6.811.973 – 659.384 109.270 322.776 457.863 50.446.641 49.969.699 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 17. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR (Lanjutan) Bagian dari biaya bunga sebesar Rp 380.648.007.289 (setara dengan US$ 27.593.186 pada tahun 2015 dan US$ 30.598.714 pada tahun 2014) merupakan biaya bunga atas utang terjamin yang telah diakui pada tahun 2001 dan 2002, dimana seluruh jumlah tersebut belum dibayarkan dan hutang bunga sampai dengan tahun 2000 telah dihapuskan berdasarkan DMOA. Biaya bunga setelah tahun 2002 tidak dicatat oleh Perusahaan dan Entitas Anak karena proses restrukturisasi belum selesai (Catatan 19). Rincian biaya masih harus dibayar menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut: 2015 US$ Rupiah (Rp 479.395.011.200 pada tahun 2015 dan Rp 448.134.019.400 pada tahun 2014) Dolar Amerika Serikat Jumlah 2014 US$ 34.751.360 15.695.281 36.023.635 13.946.064 50.446.641 49.969.699 Karena jatuh temponya yang pendek, jumlah tercatat biaya yang masih harus dibayar kurang lebih sama dengan nilai wajarnya. 18. UTANG BANK 2015 US$ Pihak yang berelasi: Damiano Investment BV., Belanda 88.135.716 2014 US$ 88.250.457 Menurut perjanjian pinjaman tanggal 3 Maret 2006 dan pembaharuannya tanggal 31 Agustus 2006 antara Perusahaan (Peminjam), Damiano Investments BV., Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT Ferrier Hodgson (Monitoring Agent), pemberi pinjaman menyetujui untuk menyediakan fasilitas letter of credit dengan jumlah keseluruhan sebesar US$ 50.000.000. Dengan demikian, Perusahaan juga dapat menggunakan nama pemberi pinjaman sebagai penjamin untuk membuka Letter of Credit di Barclays Bank Plc, Hong Kong (Barclays). Disamping itu, Perusahaan juga membayar biaya pendanaan sebesar 2,25% per bulan atas jumlah penggunaan fasilitas di Barclays kepada Damiano Investments BV., Belanda. Berdasarkan pembaharuan perjanjian pinjaman tanggal 1 Januari 2009 antara Perusahaan (Peminjam), Damiano Investments BV., Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT Ferrier Hodgson (Monitoring Agent), sejak tanggal 3 April 2009, semua fasilitas “Letter of Credit di Barclays” dipindahkan ke “Deutsche Bank AG: Fasilitas Letter of Credit”. Total biaya pendanaan yang dibebankan oleh Damiano Investments BV., Belanda untuk fasilitas ini adalah sebesar 1,25% per bulan. 63 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 18. UTANG BANK (Lanjutan) Fasilitas Letter of Credit ini selalu berubah sesuai dengan kebutuhan Perusahaan untuk pembelian bahan baku. Berdasarkan perubahan perjanjian pada tanggal 8 April 2011 antara Perusahaan (Peminjam), Damiano Investments BV., Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT Ferrier Hodgson (Monitoring Agent), pemberi pinjaman setuju untuk meningkatkan fasilitas Letter of Credit dari jumlah sebesar US$ 50.000.000 menjadi US$ 80.000.000. Berdasarkan perubahan perjanjian pada bulan Juli 2012 antara Perusahaan (Peminjam), Damiano Investments BV., Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT Ferrier Hodgson (Monitoring Agent), Pemberi pinjaman setuju untuk meningkatkan fasilitas Letter of Credit dari jumlah sebesar US$ 80.000.000 menjadi US$ 100.000.000. Kemudian, berdasarkan perubahan perjanjian terakhir pada tanggal 1 Januari 2014 antara Perusahaan (Peminjam), Damiano Investments BV., Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT Pilot Asia Capital (dahulu dikenal sebagai PT Ferrier Hodgson) (Monitoring Agent), pemberi pinjaman setuju untuk merubah biaya pendanaan dari 15,00% setahun menjadi 12,50% setahun. Masa berlaku dari fasilitas letter of credit telah diperpanjang selama 2 (dua) tahun lebih yang efektif sejak Agustus 2014 melalui Perubahan Perjanjian Keempat antara Damiano Investments BV., Belanda dan Perusahaan. Fasilitas yang tersedia per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sejumlah US$ 92.003.634. Dan Letter of Credit yang telah digunakan oleh Perusahaan untuk membeli bahan baku sejumlah US$ 88.135.716 pada tahun 2015 dan US$ 88.250.457 pada tahun 2014. Seluruh utang bank dinyatakan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat. Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, biaya pendanaan atas utang bank sebesar 6% yang telah dibukukan masing-masing sebesar US$ 3.645.045 dan US$ 10.638.306, dan disajikan sebagai bagian dari beban keuangan di dalam laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif konsolidasian (Catatan 40). Pada tahun 2015, fasilitas letter of credit dijamin secara fidusia dengan piutang usaha dan persediaan yang masing-masing bernilai US$ 60.200.000 dan US$ 45.000.000 (Catatan 6 dan 9). Karena jatuh temponya yang pendek, jumlah tercatat utang bank kurang lebih sama dengan nilai wajarnya. 19. UTANG TERJAMIN 2015 US$ Obligasi: 13% Guaranteed Secured Notes Secured Floating Rate Notes 9,375% Guaranteed Secured Notes 11,375% Guaranteed Secured Notes 122.526.000 50.000.000 250.000.000 260.000.000 682.526.000 64 2014 US$ 122.526.000 50.000.000 250.000.000 260.000.000 682.526.000 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 19. UTANG TERJAMIN (Lanjutan) 2015 US$ PT Bina Prima Perdana: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk IDR 1.302.583.907.331 Dolar Amerika Serikat YEN 3.001.711.400 EUR 849.872 2014 US$ 94.424.350 29.055.834 24.919.797 928.401 104.709.317 29.055.834 25.154.728 1.033.871 149.328.382 159.953.750 12.117.088 12.117.088 Damiano Investments BV., Belanda (Eks. PT Bank Finconesia) EUR 7.471.539 8.161.918 9.089.133 Damiano Investments BV., Belanda (Eks.Union Europeene de CIC, Singapura) EUR 5.941.395 6.490.387 7.227.712 Damiano Investments BV., Belanda (Eks. Bangkok Bank, Singapura) 1.303.097 1.303.097 Kyoa Investment Limited, British Virgin Island (Ex. Bangkok Bank, Singapore) 500.000 500.000 Sverige Financing Limited, British Virgin Island (Ex. Bangkok Bank, Singapore) 500.000 500.000 Sasando Pte. Ltd., Singapore (Ex. Bangkok Bank, Singapore) 500.000 500.000 9.600 500.000 Eks - Bank – Pinjaman Bilateral: Damiano Investments BV., Belanda (Eks.Credit Agricole Indosuez, Singapura) Sverige Netherlands B.V., Netherland (Ex. Bangkok Bank, Singapore) Lain-lain 490.400 Menteri Keuangan (Eks. BNI LC): PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Dolar Amerika Serikat Rupiah (Rp 38.468.048.072 pada tahun 2015 dan 2014) Jumlah 65 − 30.072.490 31.737.030 80.366.458 80.366.458 2.788.549 3.092.287 83.155.007 83.458.745 945.081.879 957.675.525 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 19. UTANG TERJAMIN (Lanjutan) Pada tanggal 30 Nopember 2001, Perusahaan telah menandatangani Definitive Memorandum of Agreement (DMOA) dengan para pemegang wesel sehubungan dengan rencana restrukturisasi dari Perusahaan. Akan tetapi, hal ini belum dilaksanakan oleh Perusahaan dan DMOA ini secara otomatis dihentikan. Pada tanggal 14 Maret 2007 dan pada bulan Juli 2007, Perusahaan telah mengirimkan usulan restrukturisasi (SDRP) yang baru kepada para kreditur terjamin untuk merestrukturisasi utang terjaminnya termasuk obligasi, tetapi belum diperoleh persetujuan dari para kreditur terjaminnya, terutama dari PPA (sekitar 26% dari total utang terjamin). Karena tidak ada kesepakatan atas perjanjian restrukturisasi antara Perusahaan dan para kreditur terjamin, maka utang terjamin tetap menjadi bagian yang telah melampaui batas jatuh temponya. Pada bulan November 2010 dan Desember 2010, PPA mengumumkan program “Penjualan aset dan saham Grup Texmaco” yang meliputi pabrik di Semarang. Namun karena beberapa alasan, program ini kemudian dibatalkan. Damiano Investments BV., Belanda yang memiliki sekitar 93% utang terjamin yang berupa obligasi dan bank telah menyetujui usulan restrukturisasi tersebut. Pada bulan Pebruari 2014, Perusahaan telah mengirimkan revisi dari usulan restrukturisasi (SDRP) kepada PPA (Catatan 2a) sejalan dengan tren bisnis saat ini dan keberlanjutan dari utang. Menurut revisi dari usulan restrukturisasi, utang berjaminan akan dikonversi menjadiutang yang ditahan sebesar US$ 80 juta dan sisanya akan dikonversi menjadi ekuitas. Utang baru akan dibayarkan lebih dari 8 tahun. Ekuitas yang ada akan terdilusi sebesar 45,10% dengan adanya penerbitan 54,90% ekuitas baru yang akan dikeluarkan untuk para kreditur berjaminan atas penukaran utangnya. Pada bulan Juni 2015, Perusahaan telah mengajukan usulan restrukturisasi utang terjamin kepada kreditur terjaminnya. Sampai dengan saat ini, SDRP ini sedang dalam proses pembahasan oleh kreditur terjamin. A. 13% Guaranteed Secured Notes, US$ 122.526.000. Pada bulan Juni 1994, Perusahaan menerbitkan Unsecured Senior Notes sebesar US$ 125.000.000 dengan tingkat bunga sebesar 13% per tahun. Wesel ini telah jatuh tempo pada tahun 2001. Pada bulan Mei 1996, Perusahaan menawarkan kepada para pemegang Unsecured Notes untuk menukarkan wesel mereka ke Guaranteed Secured Notes dengan tingkat bunga 13% per tahun dan jatuh tempo pada tahun 2001 yang terdaftar pada Bursa Efek Luxembourg dan diterbitkan oleh PIFC dengan Perusahaan sebagai penjamin. Seluruh pemegang Unsecured Notes menukar Unsecured Notes menjadi Secured Notes, kecuali pemegang Unsecured Notes sebesar US$ 2.474.000. Pada bulan Agustus 1997, Perusahaan membayar sebagian Unsecured Senior Notes dengan tingkat bunga 13% sejumlah US$ 1.250.000. B. Secured Floating Rates Notes, US$ 50.000.000. Pada bulan Pebruari 1996, PIFC menerbitkan Secured Floating Rate Note sebesar US$ 50.000.000, dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin yang tercatat pada Bursa Efek Luxembourg dengan tingkat bunga 3% di atas LIBOR per tahun yang jatuh tempo pada tahun 1999. C. 9,375% Guaranteed Secured Notes, US$ 250.000.000. Pada bulan Juli 1997, PIFC menerbitkan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ 250.000.000 yang tercatat pada Bursa Efek Luxembourg, dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin dengan tingkat bunga 9,375% per tahun dan jatuh tempo pada tahun 2007. Dana dari wesel ini digunakan untuk mendanai sebagian dari program pengembangan yang baru tahap I. 66 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 19 UTANG TERJAMIN (Lanjutan) D. 11,375% Guaranteed Secured Notes, US$ 260.000.000. Pada bulan Juni 1996, PIFC menerbitkan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ 260.000.000 yang tercatat pada Bursa Efek Luxembourg, dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin dengan tingkat bunga 11,375% per tahun dan jatuh tempo pada tahun 2006. Dana dari wesel ini digunakan untuk melunasi utang bank dan utang lainnya. Saat ini, wesel-wesel tersebut di atas tidak tercatat pada Bursa Efek Luxemburg dan dijamin oleh hak gadai dengan jaminan real property, aset-aset bergerak (selain dari persediaan) dan hasil dari penjualan jaminan tersebut secara pari-passu dengan wesel bayar dan liabilitas lainnya dari Perusahaan (Catatan 14). Pinjaman kepada PT Bina Prima Perdana (BPP) merupakan pinjaman pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang telah jatuh tempo dan administrasinya telah dialihkan ke BPPN. Kemudian sesuai dengan skema restrukturisasi utang yang termuat dalam Master Restructuring Agreement (MRA) tertanggal 23 Mei 2001, pada tahun 2002 utang Perusahaan berdasarkan program restrukturisasi dengan BPPN telah dialihkan kepada BPP. Untuk pengalihan tersebut, BPP menerbitkan Exchangeable Bond (EB) kepada BPPN. Akan tetapi, pada tanggal 26 Pebruari 2004, BPPN mengeluarkan pernyataan pemberitahuan default kepada PT Bina Prima Perdana. Di dalam surat tersebut dinyatakan bahwa PT Bina Prima Perdana sebagai holding company tekstil telah gagal membayar kupon Exchangeable Bond (EB) yang jatuh tempo tanggal 18 Agustus 2003. Perusahaan tidak mengakui adanya beban bunga atas utang terjamin sejak tahun 2002 dimana Perusahaan masih dalam proses restrukturisasi, dan utang bunga tidak akan diperhitungkan nantinya. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Perusahaan mempunyai utang bunga sebesar Rp 380.648.007.290 (setara dengan US$ 27.593.186 pada tahun 2015 dan US$ 30.598.714 pada tahun 2014), dan disajikan sebagai bagian dari biaya yang masih harus dibayar di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian (Catatan 17). Berdasarkan Akta Perjanjian Utang tanggal 11 Juni 2014, Damiano Investments BV., Belanda setuju untuk memberikan hak, nama dan kepemilikannya pada utang berjaminan Perusahaan kepada Kyoa Investment Limited, Sverige Financing Limited, Sverige Netherland BV. dan Sasando Pte. Ltd. sesuai dengan proporsi yang tertera dibawah ini: Kreditur Jumlah Pokok Pinjaman yang dibeli Damiano Investments BV. US$ 1.303.097,37 Kyoa Investment Limited Sverige Financing Limited Sverige Netherland BV. Sasando Pte. Ltd. US$ US$ US$ US$ Jumlah US$ 3.303.097,37 67 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00 Pertimbangan dalam Pembelian Penjual menahan suatu proporsi atas utang US$ 50.000,00 US$ 50.000,00 US$ 50.000,00 US$ 50.000,00 US$ 200.000,00 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 19 UTANG TERJAMIN (Lanjutan) Kemudian, berdasarkan Transfer Certificate tanggal 30 April 2015, Sverige Financing Limited mengalihkan sebagian pokok dan bunga atas utang terjamin Perusahaan sejumlah US$ 490.400 kepada pihak lain dan sisanya sebesar US$ 9.600 tetap dimiliki oleh Sverige Financing Limited. Sehingga proporsi kepemilikan atas utang terjamin Perusahaan menjadi sebagai berikut: Kreditur Jumlah Pokok Pinjaman yang dibeli Damiano Investments BV. US$ 1.303.097,37 Kyoa Investment Limited Sverige Netherland BV. Sasando Pte. Ltd. Sverige Financing Limited Lain-lain US$ US$ US$ US$ US$ Jumlah US$ 3.303.097,37 Pertimbangan dalam Pembelian Penjual menahan suatu proporsi atas utang US$ 50.000,00 US$ 50.000,00 US$ 50.000,00 US$ 50.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00 9.600,00 490.400,00 US$ 200.000,00 Sebagai konsekuensinya, Perusahaan harus membayarkan utang sesuai dengan jumlah utang yang dibeli oleh masing-masing kreditur diatas sesuai dengan proporsi dari nilai pembelian yang dimiliki oleh masing-masing kreditur seperti yang dinyatakan pada tabel diatas. Rincian utang terjamin menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut: 2015 US$ 2014 US$ 807.368.478 807.368.477 Euro Eropa (EUR 14.262.806 pada tahun 2015 dan 2014) 15.580.706 17.350.716 Yen Jepang (JPY 3.001.711.400 pada tahun 2015 dan 2014) 24.919.797 25.154.728 Rupiah (Rp 1.341.051.955.403 pada tahun 2015 dan 2014) 97.212.898 107.801.604 945.081.879 957.675.525 Dolar Amerika Serikat Jumlah Karena jatuh temponya yang pendek, jumlah tercatat utang terjamin kurang lebih sama dengan nilai wajarnya. 68 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 20. UTANG TIDAK TERJAMIN DAN WESEL BAYAR The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited 2015 US$ 2014 US$ 24.032.636 23.082.193 Perusahaan telah mengambil langkah untuk implementasi Rencana Perdamaian (Composition Plan) yang telah disetujui oleh para kreditur tidak terjamin Perusahaan dan diratifikasi oleh Pengadilan Niaga. Pada tanggal 29 September 2006, utang tidak terjamin yang terdiri dari Bank, PT Bina Prima Perdana, sewa guna usaha dan wesel bayar sebesar US$ 18.670.630 telah direstrukturisasi ke dalam wesel bayar dengan tingkat bunga tetap (Fixed Rate Notes) dan berada dibawah pengawasan (Custodian) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Hong Kong. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah utang tidak terjamin setelah direstrukturisasi masing-masing sebesar US$ 24.032.636 dan US$ 23.082.193, yang terdiri dari utang pokok US$ 18.670.630 ditambah dengan utang bunga yang dikapitalisasi masing-masing sebesar US$ 5.362.006 pada tahun 2015 dan US$ 4.411.563 pada tahun 2014. Berdasarkan hasil rapat antara Perusahaan (Peminjam) dan mayoritas kreditur tidak terjamin pada tanggal 16 Januari 2012, Pemberi pinjaman setuju untuk menunda kembali tanggal angsuran pokok pinjaman atas utang tidak terjamin dan wesel bayar untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan mengganti tanggal angsuran pokok utang menjadi sebagai berikut: Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Amortisasi 5,00% 17,50% 17,50% 17,50% 20,00% 22,50% Kemudian, berdasarkan hasil rapat antara Perusahaan (Peminjam) dan mayoritas kreditur tidak terjamin pada tanggal 21 Januari 2015, Pemberi pinjaman setuju untuk menunda kembali tanggal angsuran pokok pinjaman atas utang tidak terjamin dan wesel bayar untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan mengganti tanggal angsuran pokok utang menjadi sebagai berikut: Tahun 2018 2019 2020 2021 2022 2023 Amortisasi 5,00% 17,50% 17,50% 17,50% 20,00% 22,50% Seluruh utang tidak terjamin dan wesel bayar dinyatakan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat. 69 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 20. UTANG TIDAK TERJAMIN DAN WESEL BAYAR (Lanjutan) Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, beban bunga atas utang tidak terjamin dan wesel bayar masing-masing sebesar US$ 971.905 dan US$ 943.775, dan disajikan sebagai bagian dalam beban keuangan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian (Catatan 40). Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka panjang ditentukan dengan cara memperhitungkan nilai kini pada saat tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, dengan menggunakan metode suku bunga efektif tetap yang tersedia pada Perusahaan. Tidak ada perubahan nilai wajar yang dibukukan pada laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif konsolidasian selama tahun berjalan sebagai liabilitas keuangan yang dinyatakan sebesar nilai amortisasi pada laporan posisi keuangan konsolidasian. 21. PINJAMAN MODAL KERJA Pihak yang berelasi: Damiano Investments BV., Netherland 2015 US$ 2014 US$ 22.070.000 22.070.000 Berdasarkan Perjanjian Pinjaman Modal Kerja antara Perusahaan dan Damiano Investments BV., Belanda tanggal 1 Juni 2006, Damiano Investments BV., Belanda setuju untuk menyediakan fasilitas pinjaman modal kerja kepada Perusahaan. Suku bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut adalah 9% per tahun sampai dengan diimplementasikannya Rencana Perdamaian. Setelah Rencana Perdamaian diimplementasikan, tingkat suku bunga akan mengikuti surat utang baru atas pinjaman yang direstrukturisasi. Fasilitas pinjaman modal kerja ini tersedia sampai dengan tahun ke 5 (lima) sejak tanggal perjanjian ini. Berdasarkan pembaharuan kedua atas Perjanjian Pinjaman Modal Kerja pada tanggal 1 Juni 2011, jangka waktu pelunasan telah diperbaharui dari 5 (lima) tahun menjadi 7 (tujuh) tahun. Berdasarkan pembaruan ketiga atas Perjanjian Pinjaman Modal Kerja pada tanggal 1 Agustus 2013, jangka waktu pelunasannya kembali diperbaharui dari 7 (tujuh) tahun menjadi 9 (sembilan) tahun. Berdasarkan pembaruan keempat atas Perjanjian Pinjaman Modal Kerja pada tanggal 1 Juni 2015, jangka waktu pelunasannya kembali diperbaharui dari 9 (sembilan) tahun menjadi 11 (sebelas) tahun. Manajemen menginformasikan bahwa pinjaman akan diperpanjang selama 2 (dua) tahun lebih ketika berakhir pada bulan Juni 2017. 70 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 21. PINJAMAN MODAL KERJA (Lanjutan) Pinjaman Ketiga: Sepanjang tahun 2011, Damiano Investments BV., Belanda telah menyediakan pinjaman modal kerja sebesar US$ 8.500.000 sebagai bagian atas belanja barang modal. Bagian dari pinjaman modal kerja ini sebesar US$ 4.100.000 telah dilunasi oleh Perusahaan pada tahun 2012, dan sisanya sebesar US$ 4.400.000 masih terhutang pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. Sepanjang tahun 2012, Damiano Investments BV., Belanda juga telah menyediakan pinjaman modal kerja sebesar US$ 12.940.000 sebagai bagian atas belanja barang modal. Atas pinjaman ini masih terhutang pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. Seluruh pinjaman modal kerja dinyatakan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat. Pinjaman ini dijaminkan secara fidusia dengan aset-aset tertentu di Karawang dan Semarang dengan nilai sebesar US$ 17.700.000 (Catatan 14). Pinjaman Keempat: Berdasarkan Perjanjian Pinjaman keempat antara Perusahaan dengan Damiano Investments BV., Belanda tanggal 5 Nopember 2014, Damiano Investments BV., Belanda setuju untuk menyediakan fasilitas Pinjaman untuk Perusahaan dengan total sebesar US$ 4.750.000. Biaya bunga yang dibebankan atas perjanjian ini adalah sebesar 6% per tahun yang dihitung sejak tahun pertama dari tanggal pencairan, dan harus dikembalikan sampai dengan tahun ke-5 (lima) sejak tanggal perjanjian ini. Pinjaman ini digunakan untuk membeli Gas Turbine (ABB) melalui proses lelang dari kurator PT Wismakarya Prasetya. Kemudian, berdasarkan surat pencairan pinjaman tertanggal 5 Nopember 2014 dan 14 Nopember 2014, Perusahaan telah menerima fasilitas pinjaman keempat dengan total sebesar US$ 4.730.000. Pencairan Pinjaman tersebut digunakan untuk membeli 1 (satu) buah Gas Turbin milik PT Wismakarya Prasetya. Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, beban bunga atas pinjaman modal kerja dari Damiano Investment BV., Belanda masing-masing sebesar US$ 2.938.380 dan US$ 2.890.000, dan disajikan sebagai beban keuangan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian (Catatan 40). Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka panjang ditentukan dengan cara memperhitungkan nilai kini pada saat tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, dengan menggunakan metode suku bunga efektif tetap yang tersedia pada Perusahaan. Tidak ada perubahan nilai wajar yang dibukukan pada laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif konsolidasian selama tahun berjalan sebagai liabilitas keuangan yang dinyatakan sebesar nilai amortisasi pada laporan posisi keuangan konsolidasian. 71 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 22. UTANG KREDIT PEMBIAYAAN 2015 US$ Utang kredit pembiayaan: PT Andalan Finance Indonesia PT Astra Sedaya Finance PT Toyota Astra Financial Service 41.281 6.038 86.379 10.203 6.802 47.319 103.384 − Jumlah utang kredit pembiayaan 2014 US$ Dikurangi: Utang kredit pembiayaan yang jatuh tempo dalam satu tahun PT Andalan Finance Indonesia PT Astra Sedaya Finance PT Toyota Astra Financial Service (37.879) (3.500) − Jumlah utang kredit pembiayaan yang jatuh tempo dalam satu tahun (41.379) (56.131) 5.940 47.253 Utang kredit pembiayaan – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun (39.126) (3.507) (13.498) Berdasarkan perjanjian tanggal 30 Juli 2012, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Toyota Astra Finance Services untuk membeli sebuah mobil (Toyota Innova) sebesar Rp 204.158.090 dengan suku bunga efektif sebesar 9,31% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya terhitung dari tanggal 24 Juli 2012 sampai dengan 24 Juni 2015. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp Nil (setara dengan US$ Nil) dan Rp 38.090.628 (setara dengan US$ 3.062). Berdasarkan perjanjian tanggal 30 Juli 2012, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Toyota Astra Finance Services untuk membeli sebuah mobil (Toyota Innova) sebesar Rp 249.351.975 dengan suku bunga efektif sebesar 9,32% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya terhitung dari tanggal 24 Juli 2012 sampai dengan 24 Juni 2015. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp Nil (setara dengan US$ Nil) dan Rp 46.523.783 (setara dengan US$ 3.740). Berdasarkan perjanjian tanggal 12 Nopember 2012, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Innova) sebesar Rp 221.250.000 dengan suku bunga efektif sebesar 9,14% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya terhitung dari tanggal 19 Nopember 2012 sampai dengan 19 Oktober 2015. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp Nil (setara dengan US$ Nil) Rp 67.154.003 (setara dengan US$ 5.398). Berdasarkan perjanjian tanggal 12 Nopember 2012, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Innova) sebesar Rp 160.950.000 dengan suku bunga efektif sebesar 9,18% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya terhitung dari tanggal 3 Desember 2012 sampai dengan 3 Nopember 2015. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp Nil (setara dengan US$ Nil) dan Rp 53.555.010 (setara dengan US$ 4.306). 72 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 22. UTANG KREDIT PEMBIAYAAN (Lanjutan) Berdasarkan perjanjian tanggal 14 September 2013, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Astra Sedaya Finance untuk membeli sebuah mobil (Toyota Innova) sebesar Rp 180.078.500 dengan suku bunga efektif sebesar 10,18% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya terhitung 14 September 2013 sampai dengan 14 Agustus 2017. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 83.300.564 (setara dengan US$ 6.038) dan Rp 126.928.153 (setara dengan US$ 10.203). Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Januari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Suzuki Ertiga) sebesar Rp 124.320.000 dengan suku bunga efektif sebesar 9,08% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya terhitung 20 Januari 2014 sampai dengan 20 Desember 2016. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 44.919.650 (setara dengan US$ 3.256) dan Rp 85.953.459 (setara dengan US$ 6.909). Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Januari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Suzuki Ertiga) sebesar Rp 106.120.000 dengan suku bunga efektif sebesar 9,09% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya terhitung 20 Januari 2014 sampai dengan 20 Desember 2016. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 38.345.958 (setara dengan US$ 2.780), dan Rp 73.372.214 (setara dengan US$ 5.898). Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Januari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Avanza) sebesar Rp 114.520.000 dengan suku bunga efektif sebesar 8,72% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya terhitung 20 Januari 2014 sampai dengan 20 Desember 2016. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 41.250.110 (setara dengan US$ 2.990), dan Rp 79.068.072 (setara dengan US$ 6.356). Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Januari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Avanza) sebesar Rp 114.520.000 dengan suku bunga efektif sebesar 8,72% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya terhitung 20 Januari 2014 sampai dengan 20 Desember 2016. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 41.250.110 (setara dengan US$ 2.990), dan Rp 79.068.072 (setara dengan US$ 6.356). Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Januari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Avanza) sebesar Rp 114.520.000 dengan suku bunga efektif sebesar 8,72% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya terhitung 20 Januari 2014 sampai dengan 20 Desember 2016. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 41.250.110 (setara dengan US$ 2.990), dan Rp 79.068.072 (setara dengan US$ 6.356). Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Januari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Rush) sebesar Rp 152.110.000 dengan suku bunga efektif sebesar 8,71% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya terhitung 20 Januari 2014 sampai dengan 20 Desember 2016. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 54.787.773 (setara dengan US$ 3.972), dan Rp 105.019.416 (setara dengan US$ 8.442). 73 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 22. UTANG KREDIT PEMBIAYAAN (Lanjutan) Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Januari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Etios) sebesar Rp 111.020.000 dengan suku bunga efektif sebesar 8,70% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya terhitung 20 Januari 2014 sampai dengan 20 Desember 2016. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 39.982.941 (setara dengan US$ 2.898), dan Rp 76.646.036 (setara dengan US$ 6.161). Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Januari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Kia Picanto) sebesar Rp 92.050.000 dengan suku bunga efektif sebesar 9,09% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya terhitung 20 Januari 2014 sampai dengan 20 Desember 2016. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 33.260.597 (setara dengan US$ 2.411), dan Rp 63.643.053 (setara dengan US$ 5.116). Berdasarkan perjanjian tanggal 7 Pebruari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Honda Brio) sebesar Rp 87.500.000 dengan suku bunga efektif sebesar 9,08% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya terhitung 15 Pebruari 2014 sampai dengan 15 Januari 2017. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 34.123.188 (setara dengan US$ 2.474), dan Rp 62.787.104 (setara dengan US$ 5.047). Berdasarkan perjanjian tanggal 7 Pebruari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Rush) sebesar Rp 146.580.000 dengan suku bunga efektif sebesar 8,90% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya terhitung 15 Pebruari 2014 sampai dengan 15 Januari 2017. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 57.078.902 (setara dengan US$ 4.138), dan Rp 105.115.819 (setara dengan US$ 8.450). Berdasarkan perjanjian tanggal 7 Pebruari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Honda Brio) sebesar Rp 87.500.000 dengan suku bunga efektif sebesar 9,08% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya terhitung 15 Pebruari 2014 sampai dengan 15 Januari 2017. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 34.123.188 (setara dengan US$ 2.474), dan Rp 62.787.104 (setara dengan US$ 5.047). Berdasarkan perjanjian tanggal 7 Pebruari 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Etios) sebesar Rp 113.400.000 dengan suku bunga efektif sebesar 8,90% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya terhitung 15 Pebruari 2014 sampai dengan 15 Januari 2017. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 44.160.212 (setara dengan US$ 3.201), dan Rp 81.323.047 (setara dengan US$ 6.537). Berdasarkan perjanjian tanggal 25 Nopember 2014, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Honda Mobilio) sebesar Rp 96.675.000 dengan suku bunga efektif sebesar 14,72% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya terhitung 2 Januari 2015 sampai dengan 2 Desember 2017. Pada tanggal 31 Desember 2015, saldo utang kredit pembiayaan sebesar Rp 68.244.143 (setara dengan US$ 4.947). 74 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 22. UTANG KREDIT PEMBIAYAAN (Lanjutan) Jumlah beban bunga atas utang kredit pembiayaan yang telah dibayar untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp 97.763.488 (setara dengan US$ 7.326) dan Rp 141.742.835 (setara dengan US$ 12.070), dan disajikan pada beban keuangan pada laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif konsolidasian (Catatan 40). Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka panjang – utang kredit pembiayaan pada tanggal pelaporan ditentukan dengan memperhitungkan nilai kini pada saat tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, dengan menggunakan metode suku bunga pasar yang efektif tersedia pada Perusahaan. Tidak ada perubahan nilai wajar yang dibukukan pada laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif konsolidasian selama tahun berjalan sebagai liabilitas keuangan yang dinyatakan sebesar nilai amortisasi pada laporan posisi keuangan konsolidasian. 23. LIABILITAS KEUANGAN JANGKA PENDEK LAINNYA 2015 US$ Uang muka dari pelanggan Pengangkutan dan transportasi Premi Asuransi Lainnya Jumlah 2014 US$ 1.588.953 225.091 51.621 3.491.877 1.310.566 597.007 2.272.617 536.604 5.357.542 4.716.794 Rincian liabilitas keuangan jangka pendek lainnya menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut: 2015 US$ Rupiah (Rp 51.696.644.961 pada tahun 2015 dan Rp 10.435.804.040 pada tahun 2014) Dolar Amerika Serikat European Euro (EUR 25.018 in 2015) 3.752.296 1.577.917 27.329 5.357.542 Jumlah 2014 US$ 838.891 3.877.903 – 4.716.794 Karena jatuh temponya yang pendek, jumlah tercatat liabilitas keuangan jangka pendek lainnya kurang lebih sama dengan nilai wajarnya. 75 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 24. PENDAPATAN DITANGGUHKAN 2015 US$ Hibah Pemerintah Dikurangi: Akumulasi amortisasi Bersih Pendapatan amortisasi dialokasikan pada: Pendapatan Lain-lain, bersih (Catatan 41) 2014 US$ 246.027 (33.501) 246.027 (20.938) 212.526 225.089 12.563 12.563 Pendapatan ditangguhkan merupakan bantuan Pemerintah yang berhubungan dengan pembelian mesin EFK Multi Spindel Texturing and EFK Coolflex senilai Rp 37.629.356.188 (setara dengan US$ 3.972.862). Atas mesin tersebut berlokasi di Semarang, Jawa Tengah. Bantuan Pemerintah tersebut didasarkan pada Surat Perjanjian Pemberian Hibah untuk Program Revitalisasi dan Pertumbuhan Industri melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri TPT serta IAK dari Kementerian Perindustrian No. 0043/BIM.5/SPPB-TL/A/5/2013 tanggal 10 Mei 2013, yang menyatakan bahwa Perusahaan mendapatkan bantuan atas pembelian mesin sebesar Rp 2.388.181.818 (setara dengan US$ 246.027). Dan atas bantuan Pemerintah ini diamortisasi selama masa manfaat mesin (20 tahun). 25. LIABILITAS IMBALAN KERJA JANGKA PENDEK Liabilitas imbalan kerja jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing masing sebesar US$ 366.276 dan US$ 433.562 merupakan liabilitas atas bonus untuk karyawan, pensiun, gaji, tunjangan kesehatan, dan tunjangan karyawan lainnya. 26. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA JANGKA PANJANG Pada tanggal 20 Juni 2000, Menteri Tenaga Kerja menerbitkan Keputusan No. Kep-150/Men/2000 mengenai aturan besarnya kompensasi disertai ketentuan yang mendasari pemberian kompensasi tersebut, yang mengharuskan entitas untuk membayar uang jasa dan kompensasi sehubungan dengan pengunduran diri karyawan atas dasar jumlah tahun masa kerja dan gaji, apabila pengunduran diri memenuhi ketentuan yang diatur dalam Keputusan tersebut. Kemudian pada bulan April 2003, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 menggantikan Keputusan No. KEP-150/Men/2000. Perusahaan mempunyai perencanaan imbalan pasti yang melindungi seluruh karyawan tetap yang mempunyai syarat. Saldo imbalan pasca kerja jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesar US$ 9.759.801, US$ 12.125.149 and US$ 9.975.562, dihitung oleh aktuaris independen secara tahunan, seperti yang terdapat pada laporan aktuaris tertanggal 7 Maret 2016. 76 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 26. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA JANGKA PANJANG (Lanjutan) Jumlah yang diakui di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut: 31 Desember 2015 US$ 31 Desember 2014 (Disajikan kembali) US$ 1 Januari 2014 (Disajikan kembali) US$ Nilai kini liabilitas imbalan pasti Nilai wajar asset program 9.759.801 − 12.125.149 − 9.979.562 − Liabilitas bersih 9.759.801 12.125.149 9.979.562 Mutasi dari nilai kini liabilitas imbalan pasti selama tahun berjalan adalah sebagai berikut: 31 Desember 2015 US$ Saldo Awal Biaya jasa kini Biaya jasa lalu Biaya bunga Kerugian/ (keuntungan) aktuarial dari penyesuaian pengalaman Kerugian/ (Keuntungan) aktuarial dari perubahan asumsi keuangan Pembayaran manfaat Selisih kurs translasi Saldo akhir 12.125.149 638.800 2.897 901.349 31 Desember 2014 (Disajikan kembali) US$ 9.975.562 859.715 855.199 1 Januari 2014 (Disajikan kembali) US$ 18.296.212 734.239 862.646 (1.256.157) 615.393 (2.301.812) (673.504) (799.327 ) (1.179.406) 564.702 (544.148) (201.274) (3.087.904) (746.691) (3.781.128) 9.759.801 12.125.149 9.975.562 Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, seluruh liabilitas imbalan pasti tidak didanai sehingga tidak terdapat nilai wajar dari aset yang direncanakan. Jumlah yang diakui di dalam laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif konsolidasian adalah sebagai berikut: 31 Desember 2015 US$ Biaya jasa kini Biaya bunga Biaya jasa lalu Jumlah (Catatan 39) 77 31 Desember 2014 (Disajikan kembali) US$ 1 Januari 2014 (Disajikan kembali) US$ 638.800 901.349 2.897 859.715 855.199 734.239 862.646 1.543.046 1.714.914 1.596.885 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 26. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA JANGKA PANJANG (Lanjutan) Mutasi liabilitas bersih di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut: 31 Desember 2015 US$ Saldo awal Kerugian/ (keuntungan) aktuarial dari penyesuaian pengalaman Kerugian/ (Keuntungan) aktuarial dari perubahan asumsi keuangan Selisih kurs Pembayaran manfaat Beban tahun berjalan Saldo akhir 12.125.149 31 Desember 2014 (Disajikan kembali) US$ 9.975.562 1 Januari 2014 (Disajikan kembali) US$ 18.296.212 (1.256.157) 615.393 (2.301.812) (673.504) (799.327) 1.543.046 (1.179.406) 564.702 (544.148) 1.714.914 (201.274) (3.087.904) (746.691) 1.596.885 (3.781.128) 9.759.801 12.125.149 9.975.562 Perhitungan aktuaria tersebut di atas telah dihitung oleh aktuaris PT Sienco Aktuarindo Utama dengan menggunakan asumsi sebagai berikut: Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Tingkat mortalita Usia pensiun normal Tingkat kemungkinan pengunduran diri Metode pendanaan : 9,10% setahun pada tahun 2015, 8,30% setahun pada tahun 2014, dan 9,00% setahun pada tahun 2013 : 8,00% setahun pada tahun 2015, 2014 dan 2013 : Tabel Mortalitas di Indonesia tahun 2011 : 10% pada usia 20 tahun dan menurun sampai dengan usia 55 tahun : 1% dari tingkat mortalita : Projected Unit Credit Asumsi yang berhubungan dengan pengalaman mortalitas masa depan ditentukan berdasarkan saran aktuaris menurut statistik yang telah diterbitkan dan pengalaman setiap wilayah. Di Indonesia, asumsi mortalitas yang digunakan adalah berdasarkan Tabel Mortalitas di Indonesia tahun 2011 (“TMI 2011”). Manajemen telah menelaah asumsi yang digunakan dan berpendapat bahwa asumsi tersebut telah memadai dan juga berpendapat bahwa provisi atas uang jasa telah memadai untuk menutup liabilitas yang ditentukan oleh UU Ketenagakerjaan No. 13/2003. 78 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 26. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA JANGKA PANJANG (Lanjutan) Durasi rata-rata tertimbang dari kewajiban manfaat untuk Perusahaan per tanggal 31 Desember 2015 adalah 15,36 tahun. Perkiraan jumlah manfaat imbalan kerja yang akan jatuh tempo sesuai dengan rata-rata durasi tertimbang adalah sebagai berikut: 2015 Kurang dari satu tahun Satu sampai dengan dua tahun Dua sampai dengan lima tahun Lima sampai dengan sepuluh tahun Lebih dari sepuluh tahun 702.202 539.115 1.676.951 3.162.075 3.679.458 Jumlah 9.759.801 Sensitivitas nilai kini kewajiban imbalan pasti dan biaya jasa kini terhadap perubahan asumsi utama sebesar 1% adalah sebagai berikut: Tingkat Diskonto 8,01% US$ % Deskripsi 31 Desember 2015: Nilai kini kewajiban pasti Biaya jasa kini 10.582.211 688.736 Deskripsi 31 Desember 2014: Nilai kini kewajiban pasti Biaya jasa kini Tingkat Diskonto 10,01% US$ % 8,43% 11,14% 9.036.449 561.396 -7,41% -9,40 Tingkat Diskonto 8,00% US$ % Tingkat Diskonto 10,00% US$ % 13.257.126 962.400 11.135.081 773.193 9,34% 11,94% 8,17% 10,06% Informasi historis atas nilai kini liabilitas imbalan pasti dan penyesuaian pengalaman pada liabilitas program adalah sebagai berikut: 2015 US$ Nilai kini kewajiban imbalan pasti Nilai wajar aset program Defisit program Penyesuaian pengalaman pada liabilitas program Penyesuaian pengalaman pada aset program 2014 US$ 2013 US$ 2012 US$ 2011 US$ 9.759.801 ─ 12.125.149 ─ 9.975.563 ─ 18.296.212 ─ 15.100.623 ─ 9.759.801 12.125.149 9.975.563 18.296.212 15.100.623 (1.256.157) 615.393 2.301.812 1.158.683 ─ ─ 79 ─ ─ (65.731) ─ PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 27. PERPAJAKAN a. Pajak Dibayar Di Muka 2015 US$ Lebih bayar atas pajak penghasilan badan 2013 2014 2015 Pajak pertambahan nilai Jumlah 2014 US$ − 5.426.618 2.908.430 3.084.493 6.314.637 5.426.618 − 4.161.530 11.419.541 15.902.785 2015 US$ 2014 US$ b. Utang Pajak Pajak penghasilan pasal 21 Pajak penghasilan pasal 23 Pajak penghasilan pasal 26 Pajak penghasilan pasal 4 (2) 88.800 34.354 26.349 264 Jumlah 149.767 99.971 24.303 35.347 − 159.621 c. Pajak Penghasilan Badan Rekonsiliasi antara rugi sebelum taksiran pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif konsolidasian dengan taksiran rugi fiskal yang dihitung oleh Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: 2015 US$ 2014 US$ Rugi sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian Laba Entitas Anak sebelum pajak penghasilan (11.647.345 ) (81.670.954 ) Rugi sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif Perusahaan (11.647.345 ) (81.670.954 ) 80 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 27. PERPAJAKAN (Lanjutan) c. Pajak Penghasilan Badan (Lanjutan) 2015 US$ Penyesuaian fiskal terdiri dari: Beda tetap: Beban yang tidak diperkenankan (penghasilan kena pajak final): Penurunan nilai atas piutang lain-lain Pajak penghasilan pasal 21 Beban pajak Perjamuan dan representasi Sumbangan Penghasilan bunga Laba bersih atas selisih kurs Beda waktu: Beban penyusutan aset tetap Liabilitas imbalan pasca kerja jangka panjang Aset tidak berwujud Amortisasi pendapatan ditangguhkan Amortisasi beban tangguhan 2014 US$ 1.089.859 500.435 91.736 116.373 (22.694) (87.186.761) 34.267.327 1.152.746 216.339 104.806 9.524 (24.726) (3.717.504) (97.058.397 ) 32.008.512 (17.703.460) (493.458) 7.166 12.563 (112.792) 5.890.199 1.150.506 4.403 12.563 (118.728 ) (18.289.981 ) 6.938.943 Taksiran rugi fiskal tahun berjalan sebelum kompensasi kerugian tahun sebelumnya Akumulasi rugi fiskal tahun sebelumnya (115.348.378 ) (42.723.499 ) (42.731.537 ) (353.173.841 ) Jumlah taksiran akumulasi rugi fiskal (158.079.915) (395.897.340) Taksiran pajak penghasilan badan – Pajak dibayar dimuka: Pajak penghasilan pasal 22 (2.908.430 ) (5.426.618 ) Taksiran lebih bayar pajak penghasilan badan (2.908.430 ) (5.426.618 ) Penyesuaian atas pajak penghasilan badan (1.566.830 ) – Perusahaan menerima dan mencatat pengembalian atas kelebihan pajak penghasilan badan tahun 2013 sebesar US$ 4.747.807 pada bulan Mei 2015. Sebagai konsekuensi nya, selisih antara taksiran lebih bayar pajak penghasilan badan tahun 2013 sebesar US$ 1.566.830 dicatat sebagai bagian dari pajak penghasilan badan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainnya. 81 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 27. PERPAJAKAN (Lanjutan) c. Pajak Penghasilan Badan (Lanjutan) Rekonsiliasi jumlah estimasi rugi fiskal antara jumlah yang diperhitungkan berdasarkan mata uang fungsional/penyajian dengan mata uang untuk tujuan perpajakan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: Mata uang Pelaporan Pajak Rp Rugi sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif konsolidasian lain Laba Entitas Anak sebelum pajak penghasilan Rugi sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif Perusahaan Penyesuaian fiskal terdiri dari: Beda tetap: Beban yang tidak diperkenankan(penghasilan kena pajak final): Pajak penghasilan pasal 21 Beban pajak Perjamuan dan representasi Sumbangan Penghasilan bunga Laba bersih atas selisih kurs 31 Desember 2015 Mata uang Kurs Pelaporan Pajak Rp US$ (1.462.006.026.072 ) (11.647.345 ) (1.462.006.026.072 ) 14.626.970.743 6.728.795.302 1.233.606.495 1.578.096.420 (305.603.945 ) 13.421 13.446 13.447 13.561 13.466 23.861.865.015 Beda waktu: Beban penyusutan aset tetap Liabilitas imbalan pasca kerja jangka panjang Amortisasi pendapatan ditangguhkan Aset tidak berwujud Amortisasi beban tangguhan Jumlah taksiran akumulasi rugi fiskal (11.647.345 ) (11.647.345 ) (11.647.345 ) 1.089.859 500.435 91.736 116.373 (22.694) (87.186.761) 1.089.859 500.435 91.736 116.373 (22.694) (87.186.761) (85.411.052 ) (85.411.052 ) (125.539.338.259 ) 7.091 (17.703.460) (17.703.460) (9.622.326.231 ) 19.500 (493.458) (493.458) 121.949.710 84.982.118 (252.971.273 ) 9.707 11.859 2.243 7.166 12.563 (112.792) 7.166 12.563 (112.792) (18.289.981) (18.289.981) (135.207.703.935 ) Taksiran rugi fiskal Perusahaan sebelum kompensasi kerugian tahun sebelumnya Akumulasi rugi fiskal tahun sebelumnya Mata uang fungsional US$ (1.573.351.864.992 ) 13.640 (115.348.378 ) (115.503.759 ) (531.623.045.717 ) 12.441 (42.731.537 ) (42.731.537 ) (158.079.915) (158.079.915) (2.104.974.910.709) 82 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 27. PERPAJAKAN (Lanjutan) c. Pajak Penghasilan Badan (Lanjutan) Mata uang Pelaporan Pajak Rp Taksiran pajak penghasilan badan Pajak dibayar dimuka: pajak penghasilan pasal 22 38.568.904.459 Taksiran lebih bayar pajak Penghasilan badan Penyesuaian fiskal terdiri dari: Beda tetap: Beban yang tidak Diperkenankan (penghasilan kena pajak final): Penurunan nilai piutang lain-lain Pajak penghasilan pasal 21 Beban pajak Perjamuan dan representasi Sumbangan Penghasilan bunga Laba bersih atas selisih kurs 38.568.904.459 (2.908.430 ) (2.908.430 ) 6.643.033 (1.566.830 ) (1.566.830 ) 31 Desember 2014 Mata uang Kurs Pelaporan Pajak Rp US$ (952.611.648.680 ) (81.489.940 ) – – (952,611,648,680 ) 324.487.566.111 13.698.956.128 2.045.828.416 1.242.059.452 113.799.325 (293.205.504 ) – 9.469 11.883 9.457 11.851 11.949 11.858 – 341.295.003.928 Beda waktu: Beban penyusutan aset tetap Liabilitas imbalan pasca kerja jangka panjang Amortisasi pendapatan ditangguhkan Aset tidak berwujud Amortisasi beban tangguhan (2.908.430 ) Mata uang Pelaporan Pajak Rp 13.261 Mata uang fungsional US$ (2.908.430 ) Penyesuaian atas pajak penghasilan badan Rugi sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain Konsolidasian Laba Entitas Anak sebelum pajak penghasilan Rugi sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain Perusahaan 31 Desember 2015 Mata uang Kurs Pelaporan Pajak Rp US$ Mata uang fungsional US$ (81.489.940 ) – (81.489.940 ) (81.489.940 ) 34.267.327 1.152.746 216.339 104.806 9.524 (24.726 ) (3.716.643 ) 34.267.327 1.152.746 216.339 104.806 9.524 (24.726 ) (3.716.643 ) 32.009.373 32.009.373 65.334.029.913 11.092 5.890.199 5.890.199 14.564.330.400 15.023 969.492 969.492 9.707 11.423 2.243 12.563 4.403 (118.728) 12.563 4.403 (118.728) 121.949.710 50.296.579 (266.285.551 ) 81.909.678.720 83 6.757.929 6.757.929 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 27. PERPAJAKAN (Lanjutan) c. Pajak Penghasilan Badan (Lanjutan) Mata uang Pelaporan Pajak Rp Taksiran rugi fiskal Perusahaan sebelum kompensasi kerugian tahun sebelumnya Akumulasi rugi fiskal tahun sebelumnya Jumlah taksiran akumulasi rugi fiskal Taksiran pajak penghasilan badan 31 Desember 2014 (Disajikan kembali) Mata uang Kurs Pelaporan Pajak Rp US$ (531.523.045.717 ) (3.863.216.078.466 ) 12.441 10.939 (4.394.739.124.183) – (42.722.638 ) (353.173.841 ) (42.722.638 ) (353.173.841 ) (395.896.479) (395.896.479) – Pajak dibayar dimuka: Pajak penghasilan pasal 22 (64.508.678.442) Taksiran lebih bayar pajak Penghasilan badan (64.508.678.442) 11.887 Mata uang fungsional US$ – (5.426.618) (5.426.618) (5.426.618) (5.426.618) Estimasi rugi fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 yang dilaporkan pada SPT pajak penghasilan badan tahun 2014 adalah sebesar Rp 531.623.045.717, dan SPT tersebut telah dilaporkan kepada kantor pajak pada bulan Mei 2015. Dalam laporan keuangan konsolidasian ini, jumlah rugi fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar US$ 158.079.915 didasarkan atas perhitungan sementara, karena Perusahaan belum menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Badan 2015. d. Aset (liabilitas) Pajak Tangguhan Perhitungan jumlah aset dan liabilitas pajak tangguhan dengan tarif pajak maksimal sebesar 25% pada tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: 2015 Dikreditkan (dibebankan) pada laporan laba rugi dan penghasilan Pada tanggal komprehensif lain 31 Desember 2014 konsolidasian US$ US$ Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan: Akumulasi rugi fiskal Penyisihan Penilaian Beban Penyusutan Aset Tetap Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Jangka Panjang Amortisasi Pendapatan Ditangguhkan Aset Tidak Berwujud Amortisasi Beban Tangguhan Jumlah aset pajak tangguhan Dikreditkan (dibebankan) pada ekuitas US$ – – – Pada tanggal 31 Desember 2015 US$ 98.974.335 (98.974.335) 8.034.189 (59.454.357 ) 59.454.357 (4.425.865 ) 3.031.287 (56.272) (1.921) 743.304 (123.364 ) 3.141 1.791 (28.198 ) (467.973 ) – – – 2.439.950 (53.131 ) (130 ) 715.106 (4.572.495 ) (467.973 ) 6.710.119 11.750.587 84 39.519.978 (39.519.978 ) 3.608.324 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 27. PERPAJAKAN (Lanjutan) d. Aset (liabilitas) Pajak Tangguhan (Lanjutan) 2 0 1 4 (Disajikan kembali) Pada tanggal 31 Desember 2013 US$ Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan: Akumulasi rugi fiskal Penyisihan Penilaian Beban Penyusutan Aset Tetap Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Jangka Panjang Amortisasi Pendapatan Ditangguhkan Aset Tidak Berwujud Amortisasi Beban Tangguhan Jumlah aset pajak tangguhan Dikreditkan (dibebankan) pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian US$ 90.978.588 (90.978.588) 6.561.639 7.995.747 (7.995.747) 1.472.550 2.493.891 (59.413) (3.022) 772.986 242.372 3.141 1.101 (29.682) 9.766.081 1.689.482 Dikreditkan (dibebankan) pada ekuitas US$ – – – Pada tanggal 31 Desember 2014 US$ 98.974.335 (98.974.335) 8.034.189 295.024 – – – 3.031.287 (56.272) (1.921) 743.304 295.024 11.750.5870 2 0 1 3 (Disajikan kembali) Pada tanggal 31 Desember 2012 US$ Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan: Akumulasi rugi fiskal Penyisihan Penilaian Beban Penyusutan Aset Tetap Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Jangka Panjang Amortisasi Pendapatan Ditangguhkan Aset Tidak Berwujud Amortisasi Beban Tangguhan Jumlah aset pajak tangguhan Dikreditkan (dibebankan) pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian US$ Dikreditkan (dibebankan) pada ekuitas US$ – – – Pada tanggal 31 Desember 2013 US$ 49.903.636 (49.903.636) (153.106) 41.074.952 (41.074.952) 6,714,745 90.978.588 (90.978.588) 6.561.639 2,568.684 – (3.187) 804.230 (1.422.222) (59.413) 165 (31.244) 1.347.429 – – – 2.493.891 (59.413) (3.022) 772.986 3.216.621 5.202.031 1.347.429 9.766.0810 Tidak ada pajak penghasilan yang dibebankan/(dikreditkan) pada pendapatan komprehensif lainnya selama tahun berjalan. Pengakuan aset pajak penghasilan yang ditangguhkan oleh Perusahaan dan Entitas Anak adalah berdasarkan perkiraan dari manajemen akan hasil di masa mendatang termasuk perkiraan atas tingkat produksi dan harga komoditi atas produk Perusahaan dan Entitas Anak, waktu dan sifat penyelesaian atas liabilitas pajak tangguhan Perusahaan dan Entitas Anak serta strategi perencanaan pajak. Berdasarkan perkiraan tersebut, manajemen berpendapat bahwa kemungkinan besar Perusahaan dan Entitas Anak tidak dapat merealisasikan aset pajak tangguhannya yang timbul dari rugi fiskal kumulatif. Oleh karena itu, manajemen membentuk penyisihan penilaian yang masing-masing sebesar US$ 39.558.824 dan US$ 98.974.335 yang dicadangkan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. Dasar rincian atas pengakuan dari aset pajak tangguhan ditelaah secara regular oleh manajemen. 85 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 27. PERPAJAKAN (Lanjutan) d. Aset (liabilitas) Pajak Tangguhan (Lanjutan) Rekonsiliasi antara jumlah beban (penghasilan) dan jumlah yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak efektif terhadap laba (rugi) sebelum pajak penghasilan adalah sebagai berikut: 2015 US$ 2014 (Disajikan kembali) US$ Rugi sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian Laba Entitas Anak sebelum pajak penghasilan (11.647.345 ) (81.489.940 ) Rugi sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain Perusahaan (11.647.345 ) (81.489.940 ) Keuntungan pajak pada tarif 25% (2.911.836 ) (20.372.485 ) Rugi pajak pada tarif 25% 28.837.094 10.680.659 (21.352.763) 8.002.344 4.572.495 (1.689.482) Pengaruh pajak atas beban yang tidak diperkenankan (penghasilan kena pajak final): Jumlah penghasilan pajak e. Penghasilan (Beban) Pajak 31 Desember 2015 US$ Beban pajak penghasilan kini: Perusahaan Entitas Anak Penghasilan (beban) pajak tangguhan: Perusahaan Entitas Anak Jumlah penghasilan pajak 86 31 Desember 2014 (Disajikan kembali) US$ (1.566.830) – – – (1.566.830) – (4.572.495) – 1.689.482 – (4.572.495) 1.689.482 (4.572.495) 1.689.482 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 27. PERPAJAKAN (Lanjutan) f. Surat Ketetapan Pajak a. Perusahaan Pada tanggal 6 Juli 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Juli 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00090/207/13/092/15, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 27.836.600. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Desember 2015. Pada tanggal 6 Juli 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Agustus 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00091/207/13/092/15, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 61.952.966. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Desember 2015. Pada tanggal 6 Juli 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan September 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00092/207/13/092/15, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 1.358.330. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Desember 2015. Pada tanggal 6 Juli 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Nopember 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00089/207/13/092/15, Perusahaan tidak mempunyai tambahan utang pajak maupun kelebihan pajak. Pada tanggal 6 Juli 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Desember 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00046/407/13/092/15, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 16.971.279.771. Atas kelebihan bayar pajak pertambahan nilai tersebut telah diterima pada bulan Juli 2015. Pada tanggal 20 Pebruari 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Oktober 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00046/407/13/092/15, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 15.697.671.003. Atas kelebihan bayar pajak pertambahan nilai tersebut telah diterima pada bulan Maret 2015. Pada tanggal 28 April 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00063/406/13/092/15, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesarRp 62.694.794.000. Atas kelebihan bayar pajak penghasilan badan tersebut telah diterima bulan Mei 2015. 87 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 27. PERPAJAKAN (Lanjutan) f. Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan) a. Perusahaan (Lanjutan) Pada tanggal 27 Oktober 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk tahun 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00005/201/13/092/15, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 12.674.064. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Desember 2015 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2013. Pada tanggal 27 Oktober 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 23 untuk tahun 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00003/503/13/092/15, Perusahaan tidak mempunyai utang pajak maupun kelebihan bayar pajak. Pada tanggal 27 Oktober 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 4(2) untuk tahun 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00002/240/13/092/15, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 11.712.976. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Desember 2015 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2013. Pada tanggal 27 Oktober 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 26 untuk tahun 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00037/204/13/092/15, Perusahaan tidak mempunyai utang pajak maupun kelebihan bayar pajak. Pada tanggal 11 Desember 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan April 2013 sampai dengan Mei 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00022/207/13/092/14, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 37.910.504. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Januari 2015 dengan kelebihan bayar Pajak Pertambahan Nilai untuk periode June 2013. Pada tanggal 9 Desember 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Juni 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00145/407/13/092/14, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 12.437.383.579. Atas kelebihan bayar pajak pertambahan nilai tersebut telah dikompensasikan pada bulan Januari 2015 dengan kewajiban pajak lainnya untuk fiskal tahun 2013 dengan total sebesar Rp 37.910.504. Dan sisa dari lebih bayar tersebut sebesar Rp 12.399.473.075 telah diterima pada tanggal 20 Januari 2015. 88 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 27. PERPAJAKAN (Lanjutan) f. Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan) a. Perusahaan (Lanjutan) Pada tanggal 28 Oktober 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Maret 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00126/407/13/092/14, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 16.954.073.922. Atas kelebihan bayar pajak pertambahan nilai tersebut telah diterima pada tanggal 4 Desember 2014. Pada tanggal 8 Juli 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Januari 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00066/407/13/092/14, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesarRp 12.830.823.781. Atas kelebihan bayar pajak pertambahan nilai tersebut telah diterima pada tanggal 12 Agustus 2014. Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00052/406/12/092/14, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesarRp 44.476.768.000. Atas kelebihan bayar pajak pertambahan nilai tersebut telah dikompensasikan pada bulan Juni 2014 dengan kewajiban pajak lainnya untuk fiskal tahun 2012 dengan total sebesar Rp 1.389.204.053. Dan sisa dari lebih bayar tersebut sebesar Rp 43.087.563.947 telah diterima pada tanggal 23 Juni 2014. Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk tahun 2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal PajakNo. 00016/201/12/092/14, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 302.994.916. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Juni 2014 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2012. Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 23 untuk tahun 2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00017/203/12/092/14, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 510.810.140. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Juni 2014 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2012. Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 4(2) untuk tahun 2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00010/240/12/092/14, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 137.449.740. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Juni 2014 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2012. 89 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 27. PERPAJAKAN (Lanjutan) f. Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan) a. Perusahaan (Lanjutan) Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 26 untuk tahun 2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00019/204/12/092/14, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 73.264.274. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Juni 2014 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2012. Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Pebruari 2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00173/507/12/092/14, Perusahaan tidak mempunyai tambahan utang pajak. Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Maret 2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00174/507/12/092/14, Perusahaan tidak mempunyai tambahan utang pajak. Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan April 2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal PajakNo. 00175/507/12/092/14, Perusahaan tidak mempunyai tambahan utang pajak. Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Mei 2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00176/507/12/092/14, Perusahaan tidak mempunyai tambahan utang pajak. Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Juni 2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00177/507/12/092/14, Perusahaan tidak mempunyai tambahan utang pajak. Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Agustus 2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00178/507/12/092/14, Perusahaan tidak mempunyai tambahan utang pajak. Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Oktober 2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00179/507/12/092/14, Perusahaan tidak mempunyai tambahan utang pajak. 90 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 27. PERPAJAKAN (Lanjutan) f. Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan) a. Perusahaan (Lanjutan) Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Nopember 2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00180/507/12/092/14, Perusahaan tidak mempunyai tambahan utang pajak. Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Desember 2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00181/507/12/092/14, Perusahaan tidak mempunyai tambahan utang pajak. Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Januari 2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00199/207/12/092/14, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 157.500.000. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Juni 2014 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2012. Pada tanggal 21 Mei 2014, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Januari 2012 sampai dengan Desember 2012. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00006/277/12/092/14, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 168.645.104. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Juni 2014 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2012. Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 23 untuk tahun 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00023/203/08/092/10, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 2.019.141.457. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2010 dengan lebih bayar pajak penghasilan tahun 2008. Pada tanggal 7 Juli 2010, Perusahaan mengajukan surat keberatan kepada Direktorat Jenderal Pajak. Kemudian, berdasarkan Surat Keputusan Pengadilan Pajak No 55436/PP/M.XIA/12/2014 tanggal 22 September 2014, jumlah utang pajak adalah sebesar Rp 1.718.859.984 dan sisanya sebesar Rp 300.281.473 telah diterima pada tanggal 4 Desember 2014. Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 21 untuk tahun 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00019/201/08/092/10, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 901.815.396. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2010 dengan lebih bayar pajak penghasilan tahun 2008. Pada tanggal 7 Juli 2010, Perusahaan mengajukan surat keberatan kepada Direktorat Jenderal Pajak. Kemudian, berdasarkan Surat Keputusan Pengadilan Pajak No 55435/PP/M.IA/10/2014 tanggal 22 September 2014 menyatakan bahwa keberatan Perusahaan ditolak. 91 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 27. PERPAJAKAN (Lanjutan) f. Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan) a. Perusahaan (Lanjutan) Pada tanggal 14 Mei 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 26 untuk tahun 2007. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 012/204/07/092/09, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 20.622.616.789. Utang pajak tersebut sebesar Rp 19.748.829.575 telah dikompensasikan pada tanggal 28 Mei 2009 dengan lebih bayar pajak penghasilan tahun 2007, dan sisanya sebesar Rp 873.787.214 telah dibayarkan secara tunai pada tanggal 11 Juni 2009. Kemudian, berdasarkan Surat Keputusan Pengadilan Pajak Indonesia No. PUT.39097/PP/M.11/13/2012 tanggal 26 Juli 2012, utang pajak untuk tahun 2007 adalah sebesar Rp 78.391.606. Dengan demikian, Perusahaan menerima lebih bayar tersebut sebesar Rp 20.544.225.183 pada bulan Agustus 2012. Direktorat Jenderal Pajak telah mengajukan Peninjauan Kembali (PK) terhadap putusan pengadilan. Sampai dengan tanggal laporan selesai, belum ada proses lebih lanjut tentang ini. Pada tanggal 30 September 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00015/204/06/092/10 atas pajak penghasilan pasal 26. Berdasarkan surat tersebut, Perusahaan mempunyai kelebihan pembayaran sebesar Rp 8.844.864.229. Perusahaan juga menerima sebajumlah bunga sebesar Rp 4.245.534.829 atas keseluruhan bunga sebesar Rp 13.090.399.058, yang diterima pada tanggal 24 Nopember 2010. Direktorat Jenderal Pajak telah mengajukan permohonan Peninjauan Kembali (PK) terhadap putusan pengadilan. Jika permohonan diterima dan disetujui, Perusahaan harus mengembalikan jumlah tersebut bersama dengan bunga yang masih harus dibayar. Sampai dengan tanggal laporan selesai, belum ada proses lebih lanjut tentang ini. Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 26 masa pajak Januari sampai dengan Desember 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00014/204/08/092/10, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 5.280.764.328 dan sanksi administratif sebesar Rp 1.689.844.585. Direktorat Jenderal Pajak telah mengajukan Peninjauan Kembali (PK) pada tanggal 8 Januari 2015 atas putusan pengadilan pajak No. Put.55433/PP/M.XIA/13/2014. Sampai dengan tanggal laporan selesai, belum ada proses lebih lanjut tentang ini. 92 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 27. PERPAJAKAN (Lanjutan) g. Administrasi Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2014 sedang dalam proses pemeriksaan oleh Direktorat Jenderal Pajak, dan sampai dengan tanggal laporan selesai, hasilnya belum ditentukan. Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perusahaan dan Entitas Anak menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terhutang secara individu. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Direktorat Jenderal Pajak (“DJP”) dapat menetapkan atau mengubah jumlah pajak terhutang dalam jangka waktu tertentu. Untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya, jangka waktu tersebut adalah sepuluh (10) tahun sejak saat terutangnya pajak tetapi tidak lebih dari tahun 2013, sedangkan untuk tahun 2008 dan seterusnya, jangka waktunya adalah lima (5) tahun sejak saat terutangnya pajak. Manajemen Perusahaan dan Entitas Anak berpendapat bahwa Perusahaan dan Entitas Anak telah patuh terhadap peraturan perpajakan yang ada. 28. MODAL SAHAM Berdasarkan akta notaris Januar Tirtaamidjaja, S.H., No. 22 tanggal 15 Pebruari 1984, modal dasar Perusahaan adalah sebesar Rp 15.000.000.000 yang terdiri dari 600 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 25.000.000 per lembar. Modal ditempatkan sebesar Rp 7.500.000.000 (setara dengan US$ 6.710.179) atau sebanyak 300 lembar saham. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham dengan akta notaris Aulia Taufani, S.H., No. 100 tanggal 27 Desember 2002, para pemegang saham Perusahaan menyetujui rencana perubahan Modal Dasar dari semula Rp 8.500.000.000.000 menjadi Rp 16.000.000.000.000 dan Modal Ditempatkan dan Disetor dari semula Rp 2.196.960.000.000 menjadi Rp 4.174.224.000.000. Berdasarkan akta notaris Aulia Taufani, SH, No. 12 tanggal 4 Juli 2006 tentang perubahan Anggaran Dasar Perusahaan dan Rapat Luar Biasa Pemegang Saham dengan akta notaris Aulia Taufani, S.H., No. 111 tanggal 21 Juni 2006, para pemegang saham telah menyetujui beberapa hal sebagai berikut: • • • Modal dasar Perusahaan sebesar Rp 16.000.000.000.000 serta modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 4.174.224.000.000. Alokasi 83.484.480.000 lembar saham baru (seri C) dengan nilai nominal Rp 2 per saham berdasarkan konversi utang menjadi modal. Saham baru sebesar 43.144.238.750 lembar untuk kreditur tidak terjamin dan pemberi fasilitas modal kerja baru sedangkan sisanya sebanyak 40.340.241.250 lembar saham untuk kreditur terjamin. Membukukan agio saham hasil konversi saham menjadi modal sebesar Rp 5.574.513.535.500 (setara dengan US$ 618.017.022). Akta notaris tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia berdasarkan keputusannya No. C-25038.HT.01.04.TH.2006 tanggal 28 Agustus 2006 dan telah didaftarkan di Departemen Industri dan Perdagangan No. 233/BH-1/IX/2006 tanggal 1 September 2006. 93 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 28. MODAL SAHAM Pada tanggal 31 Desember 2006, modal dasar Perusahaan sebesar Rp 16.000.000.000.000 terdiri dari 247.145.100.800 lembar saham dengan pengelompokkan sebagai berikut: • • • 17.000.000.000 lembar saham seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham. 146.660.620.800 lembar saham seri B dengan nilai nominal Rp 50 per saham. 83.484.480.000 lembar saham seri C dengan nilai nominal Rp 2 per saham. Dan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 2.283.248.477.500 yang terdiri dari 4.393.920.000 lembar saham seri A dan 43.144.238.750 lembar saham seri C. Pada bulan Pebruari 2008, Perusahaan melakukan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan sehubungan reverse stock yang dilakukan dengan rasio 20 berbanding 1. Dan menurut akta notaris Sutjipto, S.H., No. 91 tanggal 21 Pebruari 2008 tentang Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan, modal saham Perusahaan sebesar Rp 16.000.000.000.000 terbagi atas 12.357.255.040 lembar saham dengan pengelompokan sebagai berikut: 850.000.000 lembar saham seri A dengan nilai nominal Rp 10.000 per saham. 7.333.031.040 lembar saham seri B dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham. 4.174.224.000 lembar saham seri C dengan nilai nominal Rp 40 per saham. Modal ditempatkan dan disetor penuh seluruhnya sebesar Rp 4.174.224.000.000 (26%) terbagi atas: 219.696.000 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 10.000 per saham atau seluruhnya sebesar Rp 2.196.960.000.000. 1.890.975.522 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham atau seluruhnya sebesar Rp 1.890.975.522.000. 2.157.211.950 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 40 per saham atau seluruhnya sebesar Rp 86.288.478.000. Dan susunan pemegang saham pada tanggal 21 Pebruari 2008 menurut akta notaris adalah sebagai berikut: Pemegang Saham Saham seri A Saham seri B Saham seri C Jumlah Jumlah lembar Saham 219.696.000 1.890.975.522 2.157.211.950 4.267.883.472 Persentase Kepemilikan % 5,15 44,30 50,55 100,00 Jumlah Rp US$ 2.196.960.000.000 1.890.975.522.000 86.288.478.000 625.598.841 209.642.519 9.566.350 4.174.224.000.000 844.807.710 Akta notaris tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan keputusannya No. AHU-10588.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 3 Maret 2008. 94 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 28. MODAL SAHAM (Lanjutan) Menurut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 24 Maret 2009 yang telah dikukuhkan dalam akta notaris Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, No 91 tanggal 24 Maret 2009, Pemegang Saham setuju untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu melalui pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan Perusahaan (Management Employee Stock Option Programme / MESOP) Tahap 1. Saham yang dikeluarkan adalah sebanyak 5% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor (sebanyak 118.845.397 lembar saham seri C).Akta notaris ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-0052619.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 14 Agustus 2009. Berdasarkan rencana Perusahaan yang telah dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia melalui surat tertanggal 17 Maret 2009, program ini akan diimplementasikan pada periode sebagai berikut: Periode I II III IV V VI VII Periode Implementasi 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 April 2009 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 Oktober 2009 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 April 2010 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 Oktober 2010 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 April 2011 5 (lima) hari bursa dimulai dari 3 Oktober 2011 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 Pebruari 2012 Berdasarkan akta notaris dari Aryanti Artisari, S.H., M.Kn. No. 107 tanggal 23 Pebruari 2012, pemegang saham setuju bahwa harga eksekusi saham tanpa hak memesan efek terlebih dahulu melalui pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan Perusahaan Tahap 1 adalah sebesar Rp 45 per lembar saham. Dan pada tanggal 5 Maret 2012, Perusahaan telah mengeluarkan 118.845.397 lembar saham seri C tersebut dengan nilai nominal sebesar Rp 40 per lembar saham atau total sebesar Rp 4.753.815.880 (setara dengan US$ 524.125). Akta notaris ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.AHU-0018443.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 29 Pebruari 2012. Susunan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 berdasarkan catatan pemegang saham yang dikeluarkan oleh Kantor Administrasi Saham, PT Datindo Entrycom adalah sebagai berikut: Pemegang Saham Jumlah lembar Saham Persentase Kepemilikan % Jumlah Rp US$ Saham Seri A: PT Multikarsa Investama Publik (masing-masing dibawah 5%) 131.394.719 5,26 1.313.947.195.000 374.155.125 88.301.281 219.696.000 3,54 8,80 883.012.805.000 2.196.960.000.000 251.443.716 625.598.841 95 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 28. MODAL SAHAM (Lanjutan) Pemegang Saham Saham Seri B: Jumlah lembar Saham Persentase Kepemilikan % Rp Jumlah US$ – – – – Saham Seri C: Damiano Investments BV., Belanda Kyoa Investment Limited Lain-lain Yang belum diambil Jumlah 1.289.079.472 154.725.910 649.611.983 182.639.982 51,65 6,20 26,03 7,32 51.563.178.880 6.189.036.400 25.984.479.320 7.305.599.320 5.716.539 686.146 2.880.763 807.027 2.276.057.347 91,20 91.042.293.920 10.090.475 2.495.753.347 100,00 2.288.002.293.920 635.689.316 Saham Seri C yang belum diambil merupakan saham baru yang belum ditukarkan oleh kreditur (melalui The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Hong Kong – custodian). sehingga nama pemegang sahamnya belum didaftarkan di PT Datindo Entrycom (administrator saham). Kemudian, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 18 Juni 2012 yang telah dikukuhkan dalam akta notaris Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, No 88 tanggal 18 Juni 2012, Pemegang Saham setuju untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu sebanyak 74.872.600 lembar saham seri C (3% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor ) melalui pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan Perusahaan (Management Employee Stock Option Programme / MESOP) tahap 2. Berdasarkan rencana Perusahaan yang telah dilaporkan kepada PT Bursa Efek Indonesia tanggal 17 Maret 2012, program ini akan diimplementasikan pada periode sebagai berikut: Periode I II III IV Periode Implementasi Mulai tanggal 15 Desember 2012 sampai dengan 22 Desember 2012 Mulai tanggal 18 Juni 2013 sampai dengan tanggal 24 Juni 2013 Mulai tanggal 18 Desember 2013 sampai dengan 24 Desember 2013 Mulai tanggal 2 Juni 2014 sampai dengan 24 Juni 2014 Perusahaan telah mengirimkan surat No. 068/APF-CS/VI/2014 tanggal 25 Juni 2014 dan No. 071/APFCS/VII/2014 tanggal 7 Juli 2014 kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehubungan dengan pembatalan atas implementasi MESOP akibat dari belum selesainya proses restrukturisasi hutang berjaminan. Lebih lanjut, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar biasa yang diadakan pada tanggal 16 Juni 2015, yang dikukuhkan dengan akta notaris dari Aryanti Artisari, S.H., MKn. No. 49 tanggal 16 Juni 2015, para pemegang saham Perusahaan menyetujui pembatalan atas implementasi MESOP ini. 96 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 28. MODAL SAHAM (Lanjutan) Berdasarkan akta notaris DR. H. Teddy Anwar, S.H., Spn, No. 111 tanggal 16 Agustus 2002, sebagian saham PT Multikarsa Investama sebanyak 2.454.081.290 saham (atau 122.704.064 saham setelah penggabungan saham) telah dijual kepada PT Bina Prima Perdana. Namun menurut catatan yang dibuat oleh PT Datindo Entrycom masih terdaftar atas nama PT Multikarsa Investama. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah saham yang dimiliki oleh publik termasuk saham yang dimiliki oleh Direktur Perusahaan dengan rincian sebagai berikut: Bapak Seeniappa Jegatheesan Bapak Peter Vinzenz Merkle Bapak Bonar Firman Hasiholan Sirait Jumlah 2015 2014 29.713.388 2.711.000 1.359.500 29.713.388 2.711.000 1.359.500 33.783.888 33.783.888 2015 US$ 2014 US$ 13.571.804 (7.263.223) 13.571.804 (7.263.223) 6.308.581 6.308.581 29. TAMBAHAN MODAL DISETOR Selisih antara nilai nominal dengan hasil penjualan saham Perusahaan pada penawaran umum kepada masyarakan pada tahun 1990 Biaya emisi saham Subtotal Selisih restrukturisasi atas entitas sepengendali Pada tahun 2001 (Catatan 1c) (21.339) Selisih antara nilai nominal dari hasil konversi utang ke modal pada tahun 2006 Selisih antara nilai nominal dengan hasil MESOP tahap 1 pada tahun 2012 Biaya emisi saham Subtotal Jumlah 97 618.017.022 (21.339) 618.017.022 65.516 (46.612) 65.516 (46.612) 18.904 18.904 624.323.168 624.323.168 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 29. TAMBAHAN MODAL DISETOR (Lanjutan) Menurut usulan restrukturisasi (Rencana Perdamaian), Perusahaan telah menerbitkan sebanyak 16.780.718.747 lembar saham seri C kepada para kreditur utang tidak terjamin dan 26.363.520.000 lembar saham seri C untuk Damiano Investments BV., Belanda, sehubungan dengan konversi utang menjadi saham sebesar Rp 5.660.802.013.000. Kemudian, berdasarkan perubahan anggaran dasar Perusahaan tanggal 4 Juli 2006 melalui akta notaris Aulia Taufani, S.H., No. 12, Perusahaan telah mencatat saham yang diterbitkan sebesar Rp 5.660.802.013.000, modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 86.288.477.500 dan tambahan modal disetor sebesar Rp 5.574.513.535.500 (setara dengan US$ 618.017.022). Kemudian, melalui program pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan Perusahaan (Management Employee Stock Option Programme/MESOP) tahap 1 pada tanggal 23 Pebruari 2012, Perusahaan menerima sebesar Rp 5.348.042.865 untuk penerbitan saham sebanyak 118.845.397 lembar saham seri C dengan nilai nominal sebesar Rp 40 per lembar saham. Rate konversi yang digunakan adalah sebesar Rp 9.070. 30. SALDO LABA YANG DITENTUKAN PENGGUNAANNYA Berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas, Perusahaan diharuskan untuk membuat penyisihan cadangan wajib hingga sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Dan, berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sebagaimana tercantum dalam akta No. 351 tanggal 23 Juni 1997 dan akta No. 402 tanggal 24 Juni 1996 dari Adam Kasdarmadji, S.H., notaris di Jakarta, disetujui penyisihan cadangan umum sebesar Rp 8.280.000.000 (setara dengan US$ 2.345.301) dari saldo laba, guna memenuhi ketentuan pasal 61 Undang-undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Pada tahun 2015 dan 2014, Perusahaan tidak membuat tambahan cadangan karena akumulasi defisitnya. 31. LABA (RUGI) PER SAHAM 2015 US$ Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar Jumlah rugi komprehensif yang diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Rugi Per Saham Dasar yang diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk 98 2014 US$ 2.495.753.347 (16.382.755) (0,01 ) 2.495.753.347 (80.685.529 ) (0,03 ) PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 32. TRANSAKSI NON-KAS Pada tahun 2015 dan 2014, transaksi non-cash yang penting adalah sebagai berikut: a. Perolehan kendaraan melalui utang kredit pembiayaan sebagaimana yang telah dijabarkan dalam Catatan 14 dan 22. b. Reklasifikasi hutang bunga dari biaya yang masih harus dibayar ke utang tidak terjamin dan wesel bayar sebagaimana yang telah dijabarkan dalam Catatan 17 dan 20. 33. PENYELESAIAN ATAS KLAIM ASURANSI, BERSIH 2015 US$ Keuntungan (kerugian) atas kebakaran: Penerimaan dari klaim asuransi Nilai buku atas pelepasan aset tetap (Catatan 14) Jumlah keuntungan atas kebakaran Penerimaan klaim asuransi atas kerugian persediaan yang rusak atau hilang Jumlah 2014 US$ 1.249.994 3.918.242 (222.653) 1.249.994 3.695.589 453.134 77.266 1.703.128 3.772.855 Pada bulan Maret 2014, salah satu unit manufaktur Perusahaan yang terdiri dari gedung dan mesin di pabrik Semarang telah habis terbakar. Perusahaan telah menerima sebagian penyelesaian atas klaim asuransi dari Perusahaan Asuransi. 34. PENDAPATAN BERSIH Lokal Fibre Yarn Chips Fleece (Knitting) Lain-lain 99 2015 US$ 2014 US$ 140.841.365 149.006.270 21.349.643 7.057.056 419.654 193.052.117 191.364.233 15.979.987 6.893.590 579.614 318.673.988 407.869.541 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 34. PENDAPATAN BERSIH (Lanjutan) 2015 US$ Ekspor Yarn Fibre Chips Fleece (Knitting) PTA Others Jumlah 2014 US$ 49.790.037 14.024.429 2.780.005 686.108 43.000 1.056.200 65.108.096 14.506.946 4.430.233 1.308.326 255.780 88.099 68.379.779 85.697.480 387.053.770 493.567.021 Pada tahun 2015 dan 2014, total penjualan bersih fleece (knitting) masing-masing sebesar US$ 7.743.166 dan US$ 8.201.916 merupakan penjualan kepada pihak ketiga. Produk ini diproduksi oleh PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) berdasarkan sistem maklon. Pada tahun 2015 dan 2014, tidak ada penjualan kepada pihak yang berelasi. Pada tahun 2015 dan 2014, tidak terdapat penjualan pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha. 35. PENDAPATAN USAHA LAINNYA 2015 US$ Barang pembantu rusak Produk tidak standar dan lainnya Jumlah 2014 US$ 1.687.248 1.314.978 1.222.360 3.192.280 3.002.226 4.414.640 Pada tahun 2015 dan 2014, pendapatan usaha lainnya dari fleece masing-masing sebesar US$ 58.346 dan US$ 39.319, yang merupakan pendapatan usaha lain dari pihak ketiga. Produk ini diproduksi oleh PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) berdasarkan sistem maklon. Pada tahun 2015 dan 2014, tidak terdapat penjualan kepada pihak yang berelasi. Pada tahun 2015 dan 2014, tidak terdapat pendapatan usaha lainnya yang diterima dari pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha. 100 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 36. BEBAN POKOK PENJUALAN 2015 US$ Bahan baku: Pada awal tahun Pembelian 2014 US$ 11.384.096 228.827.911 22.541.882 318.613.393 Tersedia untuk digunakan Pada akhir tahun 240.212.007 (8.335.248) 341.155.275 (11.384.096) Bahan baku yang digunakan 231.876.759 329.771.179 21.775.094 42.609.948 23.042.768 53.181.680 Bahan pembantu: Pada awal tahun Pembelian Tersedia untuk digunakan Pada akhir tahun 64.385.042 (20.204.877) Bahan pembantu yang digunakan Upah buruh langsung Beban pabrikasi (Catatan 37) Jumlah beban produksi Persediaan barang dalam proses Pada awal tahun Pada akhir tahun 44.180.165 54.449.354 9.098.415 87.024.052 9.549.595 119.743.766 372.179.391 513.513.894 5.345.666 (5.479.938) Beban pokok produksi Persediaan barang jadi Pada awal tahun Pada akhir tahun Reversal nilai persediaan (Catatan 9) Jumlah 76.224.448 (21.775.094) 6.908.098 (5.345.666) 372.045.119 515.076.326 37.177.938 (27.267.217) (53.047) 33.869.194 (37.177.938) 41.027 381.902.793 511.808.609 Pada tahun 2015 dan 2014, bahan baku dan bahan pembantu yang digunakan mencakup bahan baku yang digunakan untuk produk fleece (knitting) setelah dieliminasi dengan akun intercompany masing-masing sebesar US$ 1.698.125 dan US$ 1.909.943. Pada tahun 2015 dan 2014, tidak ada pembelian dari pihak yang berelasi. 101 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 36. BEBAN POKOK PENJUALAN (Lanjutan) Pada tahun 2015 dan 2014, pembelian dari pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pembelian: 2015 US$ Kolmar Petrochemicals AG, Switzerland PT Polychem Indonesia PT Cipta Karya Persada Percentage 64.898.476 62.101.490 50.710.679 16,25% 15,55% 12,70% 2014 US$ Kolmar Petrochemicals AG, Switzerland PT Cipta Karya Persada PT Polychem Indonesia 147.904.368 77.311.325 69.839.515 Percentage 39,78% 20,79% 18,78% 37. BEBAN PABRIKASI 2015 US$ Listrik dan gas Beban penyusutan aset tetap (Catatan 14) Pengangkutan Biaya proses (jasa maklon) Sewa Asuransi Perbaikan dan pemeliharaan Gaji dan tunjangan lainnya Lain-lain Jumlah 2014 US$ 62.808.892 5.826.304 3.249.296 2.710.297 2.578.376 2.550.556 1.499.058 1.200.486 3.268.298 68.670.079 31.898.614 3.803.810 2.732.887 3.563.824 1.696.866 1.459.049 1.194.772 4.723.865 87.024.052 119.743.766 Pada tahun 2015, biaya proses (jasa maklon) sebesar US$ 2.710.297 merupakan biaya proses yang dibayarkan kepada PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) sebesar US$ 546.601 dan PT Multikarsa Investama sebesar US$ 2.163.696. Dan pada tahun 2014, biaya proses (jasa maklon) sebesar US$ 2.732.887 merupakan biaya proses yang dibayarkan kepada PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) sebesar US$ 619.631, PT Multikarsa Investama sebesar US$ 2.113.256, dan kepada pihak ketiga sebesar US$ 18.380 (Catatan 42). Pada tahun 2015 dan 2014, beban sewa yang dibayarkan kepada PT Texmaco Jaya (dalam pailit) masing-masing sebesar US$ 140.008 dan US$ 160.568 (Catatan 42). 102 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 38. BEBAN PENJUALAN 2015 US$ Pengangkutan Pemasaran Beban Ekspor Iklan dan promosi Lain-lain Jumlah 2014 US$ 4.295.782 3.302.517 2.711.337 19.176 457.675 5.092.421 3.840.014 2.848.334 12.661 532.063 10.786.487 12.325.493 2015 US$ 2014 US$ 39. BEBAN UMUM DAN ADMINSTRASI Gaji, upah dan tunjangan Imbalan pasca kerja (Catatan 26) Perjalanan bisnis Jasa profesional Sewa Beban Pajak Komunikasi Alat dan Fotokopi Sumbangan dan tanggung jawab sosial Beban penyusutan aset tetap (Catatan 14) Perjamuan dan representasi Perbaikan dan Pemeliharaan Asuransi Listrik dan air Amortisasi aset tidak berwujud (Catatan 15) Lain-lain Jumlah 103 7.434.695 1.543.046 988.523 927.372 732.964 545.832 386.788 237.651 116.373 114.108 101.956 90.481 64.534 46.555 6.274 1.062.156 7.917.700 1.714.914 1.053.327 893.124 824.424 275.650 404.277 320.453 127.577 130.197 109.092 163.931 155.620 53.710 4.403 880.323 14.399.308 15.028.722 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 40. BEBAN KEUANGAN 2015 US$ Beban keuangan: Beban bunga dari pinjaman modal kerja (Catatan 21) Beban bunga dari utang tidak terjamin dan wesel bayar (Catatan 20) Beban bunga dari utang kredit pembiayaan (Catatan 22) 2014 US$ (2.938.380) (2.890.000) (971.905) (943.775) (7.326) (12.070) Jumlah beban bunga Biaya pendanaan atas utang bank (Catatan 18) Administrasi bank (3.917.611) (3.645.045) (323.888) (3.845.845) (10.638.306) (388.895) Jumlah beban keuangan (7.886.544) (14.873.046) Penghasilan keuangan: Pendapatan bunga dari jasa giro dan deposito berjangka Jumlah 22.694 (7.863.850) 24.726 (14.848.320) 41. PENDAPATAN LAIN-LAIN, BERSIH 2015 US$ Amortisasi atas pendapatan ditangguhkan (Catatan 24) Penghapusan utang Lain-lain Jumlah 2014 US$ 12.563 4.708 291.798 12.563 37.509 13.062 309.069 63.134 42. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI Perusahaan dikendalikan oleh Damiano Investments BV. (berdomisili di Belanda) yang memiliki 1.289.079.472 saham Perusahaan (51,65%). Induk utama Perusahaan adalah ADM Capital dan Spinnaker Capital Group, yang masing-masing berdomisili di Hong Kong dan Inggris. 104 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 42. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan) Sifat hubungan dan transaksi Nama pihak-pihak yang berelasi Damiano Investments BV., Belanda PT Multikarsa Investama PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) Kyoa Investment Limited Bapak Dono Iskandar Djojosubroto Bapak Timbul Thomas Lubis S.H. Bapak Vasudevan Ravi Shankar Bapak Bonar Firman Hasiholan Sirait Bapak Seeniappa Jegatheesan Bapak Peter Vinzez Merkle Bapak Antonius Widyatma Sumarlin Sifat relasi Pemegang saham Pemegang saham Perusahaan afiliasi Pemegang saham Personil manajemen kunci Personil manajemen kunci Personil manajemen kunci Personil manajemen kunci Personil manajemen kunci Personil manajemen kunci Personil manajemen kunci Sifat Transaksi Pinjaman, pemegang saham Pinjaman, maklon Pinjaman, maklon Pinjaman, pemegang saham Kompensasi dan renumerasi Kompensasi dan renumerasi Kompensasi dan renumerasi Kompensasi dan renumerasi Kompensasi dan renumerasi Kompensasi dan renumerasi Kompensasi dan renumerasi Transaksi dengan pihak yang berelasi Dalam kegiatan normal usahanya, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan bisnis dan transaksi keuangan tertentu dengan pihak-pihak berelasi. Transaksi ini dilakukan pada harga dan kondisi normal seperti yang dilakukan kepada pihak yang tidak berelasi. Transaksi tersebut meliputi antara lain: 2015 US$ 2014 US$ Persentase terhadap Total Aset/Liabilitas /Beban 2015 2014 % % Piutang usaha 19.479.699 21.601.483 8,20 7,86 Piutang tidak lancar kepada pihak berelasi 20.601.768 23.692.655 8,67 8,62 56.031 0,00 0,02 Uang muka pembelian Biaya yang masih harus dibayar 14.287.803 10.638.306 1,23 0,90 Utang bank 88.135.313 88.250.457 7,62 7,46 661.662.491 661.827.030 57,17 55,95 22.070.000 22.070.000 1,91 1,87 Utang terjamin Pinjaman modal kerja Biaya manufaktur yang dibayarkan kepada pihak berelasi pada tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar 3,28% dan 0,52% (Catatan 37). 105 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 41. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan) Rincian atas biaya proses (jasa maklon) dan biaya sewa kepada pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: 2015 US$ PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) PT Multikarsa Investama 9 Jumlah 2014 US$ 686.609 2.163.696 780.199 2.113.256 2.850.305 2.893.455 Kompensasi manajemen kunci Personel manajemen kunci Perusahaan adalah Dewan Komisaris dan Dewan Direksi seperti yang telah diungkapkan pada Catatan 1d. Imbalan berupa gaji yang diberikan kepada Komisaris dan Direktur untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp 10.099.334.912 dan Rp 9.278.271.989. Tidak ada imbalan berupa manfaat pensiun, uang jasa karyawan dan manfaat khusus lainnya yang diberikan selama tahun 2015 dan 2014. 43. PERJANJIAN PENTING Perjanjian Maklon dengan PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) Pada tanggal 1 April 2008, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa dan maklon dengan PT Texmaco Jaya Tbk untuk periode 12 bulan dan dapat diperbaharui. Perjanjian ini dibuat karena PT Texmaco Jaya Tbk tidak mempunyai modal kerja yang cukup untuk melayani permintaan dari para pelanggannya. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan harus membayar biaya yang terdiri dari biaya maklon, sewa gedung dan sewa mesin kepada PT Texmaco Jaya Tbk setiap bulannya. Biaya maklon diperhitungkan berdasarkan hasil produksi. Pada tanggal 3 Agustus 2009, Perusahaan mengadakan pembaharuan perjanjian maklon dengan PT Texmaco Jaya Tbk untuk periode tiga (3) bulan dan dapat diperbaharui. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan harus membayar biaya maklon sebesar US$ 1,20 per yard dengan hasil produksi minimum sebesar 100.000 yards kepada PT Texmaco Jaya Tbk setiap bulannya. Dan pada tanggal 23 Oktober 2009, Perusahaan setuju untuk memperpanjang perjanjian maklon untuk periode tujuh (7) bulan dari tanggal 1 November 2009 sampai dengan 30 Juni 2010. Pada tanggal 15 Juli 2010, Perusahaan mengadakan pembaharuan perjanjian maklon dengan PT Texmaco Jaya Tbk untuk perpanjangan periode selama lima belas (15) bulan yang dimulai dari tanggal 1 Juli 2010 sampai dengan 30 September 2011 dan dapat diperbaharui. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan harus membayar biaya maklon sebesar US$ 1,20 per yard untuk periode tanggal 1 Juli 2010 sampai dengan 30 September 2010 dan US$ 0,75 per yard untuk periode dari tanggal 1 Oktober 2010 sampai dengan 30 September 2011. 106 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 43. PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) Pada tanggal 10 Januari 2011, Perusahaan mengadakan pembaharuan perjanjian maklon dengan PT Texmaco Jaya Tbk untuk perpanjangan periode selama lima (5) tahun yang dimulai dari tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan 30 Desember 2016 dan dapat diperbaharui untuk periode tiga (3) tahun kemudian. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan harus membayar biaya maklon sebesar US$ 0,30 per kgs dan minimal sebesar US$ 50.000 setiap bulannya. Kemudian, berdasarkan pembaharuan perjanjian maklon dengan PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) pada tanggal 23 Maret 2012, Perusahaan setuju untuk membayar biaya maklon sebesar US$ 0,30 per kgs dan dikenakan biaya minimum sebesar US$ 64.000 setiap bulannya. Terhitung sejak Januari 2014, besarnya biaya maklon sebesar minimal Rp 600.000.000 per bulan, sesuai dengan pembaharuan perjanjian maklon No. 006/APF/III/2014 tanggal 11 Maret 2014. Perjanjian sewa gudang dengan PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) Berdasarkan perjanjian sewa tanah tanggal 15 Juni 2009 antara Perusahaan dengan PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit), Perusahaan setuju untuk menyewa tanah yang digunakan untuk 950 meter saluran pipa gas, 1.500 meter saluran pipa air, 800 meter untuk fasilitas air pompa dan 1.000 meter kabel listrik. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu tiga puluh (30) tahun yang terhitung sejak tanggal 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2040. Sebagai konsekuensinya, Perusahaan harus membayar biaya sewa sebesar Rp 100.000.000 setiap bulannya. Perjanjian sewa gudang dengan PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) (Lanjutan) Berdasarkan perjanjian sewa gudang tanggal 30 Maret 2011 antara Perusahaan dengan PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit), Perusahaan setuju untuk menyewa gudang selama sepuluh (10) bulan yang dimulai dari tanggal 1 Maret 2011 sampai dengan 31 Desember 2011. Berdasarkan pembaharuan tanggal 28 Juni 2012, 28 Desember 2012, 1 July 2013, 1 Januari 2014 dan 1 Juli 2014, Perusahaan setuju untuk memperpanjang masa sewa gudang sampai dengan tanggal 31 Desember 2014. Pada tanggal 31 Desember 2014, perjanjian ini telah diperbaharui sampai dengan tanggal 30 Juni 2015. Kemudian, pada tanggal 31 Desember 2015, perjanjian ini telah diperbaharui sampai dengan tanggal 30 Juni 2016. Sebagai konsekuensinya, Perusahaan harus membayar biaya sewa sebesar Rp 43.200.000 setiap bulannya Berdasarkan perjanjian sewa gudang tanggal 2 Januari 2012 antara Perusahaan dengan PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit), Perusahaan setuju untuk menyewa gudang Coating selama satu (1) tahun yang terhitung sejak tanggal 2 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2012. Berdasarkan pembaharuan perjanjian tanggal 28 Nopember 2012, 1 Juni 2013,29 Nopember 2013 dan 30 Mei 2014, Perusahaan setuju untuk memperpanjang masa sewa gudang sampai dengan 31 Desember 2014. Berdasarkan pembaharuan perjanjian tanggal 31 Desember 2014, Perusahaan setuju untuk memperpanjang sewa gudang sampai dengan 31 Mei 2015. Kemudian, berdasarkan pembaharuan perjanjian tanggal 30 Mei 2015, Perusahaan setuju untuk memperpanjang masa sewa gudang sampai dengan tanggal 31 Desember 2015. Dan berdasarkan pembaharuan perjanjian yang terakhir tanggal 31 Desember 2015, Perusaan setuju untuk memperpanjang masa sewa gudang sampai dengan tanggal 31 Mei 2016. Sebagai konsekuensinya, Perusahaan harus membayar biaya sewa sebesar Rp 5.000.000 per bulan. 107 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 43. PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) Berdasarkan perjanjian sewa gudang tanggal 28 November 2012 antara Perusahaan dengan PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit), Perusahaan setuju untuk menyewa mesin chiller selama satu (1) tahun yang terhitung sejak tanggal 1 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember 2013. Berdasarkan pembaharuan perjanjian tanggal 30 Desember 2013, Perusahaan setuju untuk memperpanjang masa sewa sampai dengan 31 Desember 2014. Kemudian, berdasarkan pembaharuan perjanjian terakhir tanggal 30 Desember 2014, Perusahaan setuju untuk memperpanjang sewa mesin chiller sampai dengan 31 Desember 2015. Pembaharuan perjanjian terakhir pada tanggal 31 Desember 2015, Perusahaan setuju untuk memperpanjang masa sewa sampai dengan 31 Desember 2016. Sebagai konsekuensinya, Perusahaan harus membayar biaya sewa sebesar Rp 5.000.000 per bulan. Berdasarkan perjanjian sewa gudang tanggal 12 Juni 2014 antara Perusahaan dengan PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit), Perusahaan setuju untuk menyewa gudang Suiting selama enam (6) bulan yang terhitung sejak tanggal 1 Juli 2014 sampai dengan 31 Desember 2014. Kemudian, berdasarkan pembaharuan perjanjian tanggal 31 Desember 2014, Perusahaan setuju untuk memperpanjang masa sewa sampai dengan 31 Maret 2015. Sebagai konsekuensinya, Perusahaan harus membayar biaya sewa sebesar Rp 12.000.000 per bulan. Perjanjian sewa gudang dengan PT Texmaco Taman Synthetics Berdasarkan perjanjian sewa tanggal 1 Agustus 2011 antara Perusahaan dengan PT Texmaco Taman Synthetics, Perusahaan setuju untuk menyewa gudang guna menempatkan peralatan laboratorium selama lima (5) tahun yang terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2011 sampai dengan 31 Juli 2015. Sebagai konsekuensinya, Perusahaan harus membayar biaya sewa sebesar Rp 99.000.000 setiap bulannya. Perjanjian Gas Turbin dengan PT Wismakarya Prasetya Berdasarkan pada surat korespondensi tertanggal 27 Maret 2013, Perusahaan setuju untuk membayar biaya tambahan masing-masing sebesar US$ 250.000 per bulan selama 6 (enam) bulan. Perusahaan telah membayar sejumlah US$ 250,000 per bulan untuk periode 3 (tiga) bulan, yang dimulai pada bulan April 2013 sampai dengan Juni 2013. PT Wismakarya Prasetya (WKP), yang menyediakan 100% kebutuhan energi pada fasilitas Perusahaan di Karawang telah dinyatakan pailit, berdasarkan pada klaim hutang yang diajukan oleh krediturnya, oleh Mahkamah Agung Jakarta dalam Putusan No. 440k/Pdt.sus.PAILIT/2013 tanggal 22 Oktober 2013, yang terhitung efektif pada tanggal 22 Oktober 2013. Bagaimanapun, Pengadilan telah memutuskan untuk menjaga kelangsungan usaha dari WKP akibat adanya faktor dalam penyediaan kebutuhan energi bagi fasilitas Perusahaan di Karawang melalui Keputusan No. 440K/PDT.SUS/PAILIT/2013 j.o. No: 05/Pdt.sus/PKPU/2013/PN. Niaga.Jkt.Pst. pada tanggal 13 Pebruari 2014. 108 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 43. PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) Perjanjian Gas Turbin dengan PT Wismakarya Prasetya (Lanjutan) Berdasarkan perjanjian penyediaan atas peralatan listrik dan uap tanggal 16 April 2014 antara Perusahaan dan PT Wismakarya Prasetya (dalam pailit), Perusahaan setuju untuk menyewa peralatan selama 5 (lima) tahun yang terhitung sejak 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember 2018. Peralatan disini terdiri dari 4 (empat) buah gas turbine “Cogen Mitsubishi with capacity 12.50 MW + HRSG” dan 1 buah gas turbine “ABB/Siemens with capacity 20 MW + HRSG”. Sebagai konsekuensinya, Perusahaan harus membayar biaya sewa sebesar US$ 40.800 per bulan. Pada tanggal 5 Nopember 2014, 1 buah gas turbine “ABB/Siemens with capacity 20 MW telah dibeli oleh Perusahaan pada proses lelang dari Kurator melalui fasilitas Fourth Loandari Damiano Investments BV., Belanda. Kemudian, berdasarkan pembaharuan perjanjian tanggal 24 Nopember 2014 antara Perusahaan dan PT Wismakarya Prasetya (dalam pailit), biaya sewa telah diubah dari US$ 40.800 menjadi US$ 30.600 per bulan, yang merupakan biaya sewa untuk untuk 4 (empat) buah gas turbine. Perjanjian ini berlaku untuk periode 4 (empat) tahun yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2015 sampai dengan 31 Desember 2018. Berdasarkan pembaharuan perjanjian tanggal 18 Desember 2015 antara Perusahaan dan PT Wismakarya Prasetya (dalam pailit), biaya sewa telah diubah dari US$ 30.600 menjadi Rp 210.375.000 per bulan, yang merupakan biaya sewa untuk untuk 4 (empat) buah gas turbine. Perjanjian ini berlaku untuk periode 3 (tiga) tahun yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2018. 44. KOMITMEN (a) Komitmen Modal Pengeluaran modal yang telah diperjanjikan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sekitar US$ 3.798.084. Ini merupakan pemeliharaan dan peningkatan kapasitas atas perlengkapan PTA. Jumlah tersebut sehubungan dengan komitmen yang dibuat oleh Perusahaan dalam rangka ekspansi dan peningkatan kapasitas produksi benang dan fiber Perusahaan. Komitmen tersebut harus direalisasi paling lambat tahun 2016. 109 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 44. KOMITMEN (Lanjutan) (b) Komitmen Sewa Operasi Perusahaan menyewa berbagai gudang dibawah perjanjian sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan. Masa sewa antara satu (1) tahun sampai dengan tiga puluh (30) tahun, dan mayoritas perjanjian sewa dapat diperpanjang pada akhir masa sewa. Berikut ini adalah pihak-pihak yang mengadakan perjanjian dengan Perusahaan: Pihak dalam Perjanjian PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) PT Wismakarya (dalam pailit) PT Texmaco Taman Synthetics Prasetya Item yang disewa Periode Perjanjian Jumlah (Rp) Sewa Gudang di Karawang 1 Januari 2016 – 30 Juni 2016 Rp 43.200.000 per bulan Sewa Gudang Coating di Karawang 1 Januari 2016 – 31 Mei 2016 Rp 5.000.000 per bulan Sewa Gudang Suiting di Karawang 1 Januari 2015 – 31 Maret 2015 Rp 5.000.000 per bulan Sewa Mesin Chiller di Karawang 31 Desember 2015 – 31 Desember 2016 Rp 5.000.000 per bulan Sewa Lahan di Karawang 1 Januari 2010 – 31 Desember 2040 Rp 100.000.000 per bulan Sewa Gas Turbine Di Karawang 1 Januari 2015 – 31 Desember 2018 US$ 30.600 per bulan Sewa Gudang di Semarang 1 Agustus 2011 – 31 Oktober 2015 Rp 99.000.000 per bulan 1 Nopember 2015 – 31 Januari 2016 Rp 130.000.000 per bulan 1 Pebruari 2016 – 31 Januari 2018 Rp 160.000.000 per bulan 110 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 44. KOMITMEN (Lanjutan) (b) Komitmen Sewa Operasi (Lanjutan) Jumlah pembayaran sewa minimum di masa depan dalam perjanjian sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan adalah sebagai berikut: Tidak lebih dari 1 tahun Lebih dari 1 tahun namun tidak lebih dari 5 tahun Lebih dari 5 tahun Jumlah 2015 US$ 2014 US$ 9 617.222 1.447.692 144.980 549.933 1.487.452 2.025.723 2.209.894 9 4.063.108 45. KONTINJENSI Efektif tanggal 19 Agustus 2011, Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) menjadi berada dibawah pengendalian Pengadilan, dan menyebabkan Perusahaan kehilangan pengendaliannya. Pengadilan juga sudah menetapkan Hakim Pengawas dan tim kurator untuk menjaga aset pailit dan memonitor operasional dan arus kas Entitas Anak tersebut. Liabilitas bersih Entitas Anak pada tanggal tersebut adalah sebesar Rp 656.593.951.279. PT Asia Pacific Fibers Tbk yang merupakan Entitas Induk tidak ada liabilitas atas utang kreditur dari Entitas Anak tersebut. Berdasarkan surat koresponden dengan PT Bina Prima Perdana tanggal 8 Agustus 2011, PT Bina Prima Perdana mengajukan klaim terhadap Perusahaan selaku pemberi garansi atas beberapa pinjaman yang diberikannya kepada Entitas Anak dari Bank Dharmala dan Bank Arya. Namun, manajemen Perusahaan menyatakan bahwa garansi (promisory note) tersebut tidak pernah didaftarkan oleh PT Bina Prima Perdana selama proses verifikasi utang yang dilakukan oleh kurator PT Asia Pacific Fibers Tbk (dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) dalam proses pailit pada tahun 2005, dan sebagai konsekuensinya, klaim dari PT Bina Prima Perdana tersebut adalah tidak sah. Disamping itu, proses restrukturisasi utang tidak terjamin PT Asia Pacific Fibers Tbk telah selesai dilakukan. Sertifikat tanah Perusahaan dengan HGB No. 13 dan HGB No. 14 yang berlokasi di Kiara payung, Kecamatan Klari, Karawang dijaminkan kepada PT Bank Negara Indonesia / PT Bina Prima Perdana sehubungan dengan utang terjamin milik PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit). PT Bina Prima Perdana telah mengajukan klaim kepada Perusahaan melalui suratnya tertanggal 21 Pebruari 2013 sebesar Rp 19 miliar untuk membebaskan jaminan tersebut. Hal ini sedang dalam proses diskusi dengan PT Bina Prima Perdana (Catatan 15). 111 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 45. KONTINJENSI (Lanjutan) Pada tahun 2015, Tomoe Engineering Co Ltd (Tomoe) mengajukan gugatan terhadap Perusahaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk pelanggaran kontrak dan mengklaim sejumlah JPY 470,000,000 terhadap kompensasi pembatalan kontrak. Pada tahun 2010/2011, Perusahaan terikat kontrak untuk membeli pasokan suku cadang untuk pabrik PTA. Perusahaan telah memberitahukan Tomoe atas intensinya untuk membeli suku cadang tersebut pada tahap akhir negosiasi. Namun, Tomoe menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan pembelian untuk memenuhi kontrak tersebut. Oleh karenanya, Tomoe meminta Perusahaan untuk membayar sejumlah ganti rugi. Pada bulan Januari 2016, Perusahaan telah menerima putusan menang dari pengadilan. Sampai saat ini, Perusahaan masih menunggu salinan atas putusan tersebut. 46. INFORMASI SEGMEN Dewan Direksi adalah pengambil keputusan operasional Perusahaan. Manajemen telah menentukan segmen operasi berdasarkan informasi yang ditelaah oleh Dewan Direksi dan ditujukan untuk mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja Perusahaan dan Entitas Anak. Dewan Direksi mempertimbangkan bisnis baik dari perspektif geografis maupun dari perspektif produk. Secara geografis, manajemen mempertimbangkan kinerja di Indonesia, Asia, Amerika, Eropa, Australia dan Afrika. Namun dari perspektif produk, manajemen secara terpisah mempertimbangkan segmen bisnis sebagai berikut: 1. Industri kimia dan benang sintetis 2. Pertenunan dan perajutan Walaupun segmen pertenunan dan perajutan tidak memenuhi batas kuantitatif yang diisyaratkan PSAK 5 sebagai segmen yang dapat dilaporkan, manajemen menyimpulkan bahwa segmen ini harus dilaporkan, karena dimonitor secara ketat oleh Dewan Direksi sebagai segmen yang memiliki potensi pertumbuhan dan diharapkan akan berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan Perusahaan di masa yang akan datang. 112 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 46. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan) 2015 Industri kimia dan benang sintetis US$ Pertenunan Dan perajutan US$ Lain-lain US$ Eliminasi US$ Jumlah US$ PENJUALAN SEGMEN: Penjualan eksternal Lokal Ekspor Eropa Amerika Asia Afrika Australia 314.619.158 7.057.056 – – 321.676.214 31.538.631 15.684.280 14.769.527 4.687.398 1.013.836 5.968 680.142 – – – – – – – – – – – – 31.544.599 15.684.280 15.449.668 4.687.398 1.013.836 Jumlah Ekspor 67.693.672 686.110 – – 68.379.781 Penjualan antar segmen 128.691.271 – – (128.691.271 ) Jumlah penjualan segmen 511.004.101 7.743.166 – (128.691.271 ) 390.055.996 6.831.637 1.321.566 8.153.203 Hasil segmen – Beban yang tidak dapat dialokasikan (19.065.566 ) (734.984 ) (19.800.550 ) Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan (12.233.929 ) 586.582 (11.647.347 ) Pajak penghasilan (6.139.325 ) Jumlah rugi bersih tahun berjalan (17.786.672 ) Pendapatan komprehensif lain, setelah pajak 1.403.917 Jumlah rugi komprehensif tahun berjalan (16.382.755 ) LAPORAN POSISI KEUANGAN: Aset segmen Liabilitas segmen (569.844.453 ) (3.550.521) (759.218.126) 1.099.071.109 (233.541.991 ) 1.492.128.186 3.922.444 761.938.304 (1.099.040.218 ) 1.158.948.716 INFORMASI LAINNYA: (7.774.375 ) (59.168 ) (5.870.764 ) (69.645 ) (7.833.543 ) Pengeluaran modal Beban Penyusutan 113 (5.940.409) PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 46. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan) 2014 Industri kimia Pertenunan dan benang Dan sintetis perajutan US$ US$ Lain-lain US$ Eliminasi US$ Jumlah US$ PENJUALAN SEGMEN: Penjualan eksternal Lokal Ekspor Eropa Amerika Asia Afrika Australia 405.351.272 6.932.909 412.284.181 36.559.077 21.585.719 13.283.602 12.263.334 697.421 17.506 1.267.301 23.520 36.576.583 21.585.719 14.550.903 12.286.854 697.421 Jumlah Ekspor 84.389.153 1.308.327 85.697.480 Penjualan antar segmen 189.672.953 (189.672.953 ) Jumlah penjualan segmen 679.413.378 8.241.236 (189.672.953 ) 497.981.661 Hasil segmen (16.526.795 ) 2.699.847 (13.826.948 ) Beban yang tidak dapat dialokasikan (66.970.562 ) (67.844.006 ) Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan (83.497.357 ) 1.826.403 (81.670.954 ) Pajak penghasilan (873.444 ) 1.734.736 Jumlah rugi bersih tahun berjalan (79.936.218 ) Pendapatan komprehensif lain, setelah pajak Jumlah rugi komprehensif tahun berjalan (79.936.218 ) 114 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 46. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan) Industri kimia dan benang sintetis US$ 2014 Pertenunan Dan perajutan US$ Lain-lain US$ Eliminasi US$ Jumlah US$ APORAN POSISI KEUANGAN: Aset segmen (271.140.712 ) (3.814.965) Liabilitas segmen 1.182.111.368 626.952 (20.576) 74.931 (274.976.253 ) 1.182.813.251 INFORMASI LAINNYA: Pengeluaran modal (11.177.502 ) (215.075 ) (11.392.577 ) Beban Penyusutan (31.965.513 ) (63.298 ) (32.028.811 ) Tabel berikut ini menunjukkan bahwa nilai tercatat dari segmen aset tidak lancar dan penambahan aset tetap berdasarkan area geografis dimana aset tersebut ditempatkan adalah sebagai berikut: Nilai Tercatat dari Aset Tidak Tetap Indonesia Penambahan Aset Tetap 31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2015 31 Desember 2014 US$ US$ US$ US$ 61.989.672 61.485.730 115 6.450.627 11.392.577 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 47. ASET DAN LIABILITAS MONETER BERSIH DALAM MATA UANG ASING Perusahaan dan Anak Perusahaan memilik aset dan liabilitas dalam mata uang asing sebagai berikut: 2 0 1 5 Mata uang Setara dalam Asing US$ 2 0 1 4 Mata uang Asing Setara dalam US$ Aset: Kas dan setara kas IDR EUR SGD SEK 21.729.152.865 1.307 8.721 1.108 1.575.147 1.428 6.164 125 9.747.601.310 2.307 6.405 1.108 783.566 2.806 4.851 143 Piutang usaha: Pihak ketiga Pihak berelasi IDR IDR 122.613.897.042 268.722.447.174 8.888.315 19.479.699 268.722.447.174 21.601.483 Piutang lain-lain IDR 488.496.290.040 35.411.113 16.640.244.635 1.337.640 Aset keuangan lancar lainnya IDR 5.941.270.183 430.682 5.941.270.183 477.594 Piutang non-usaha kepada pihak berelasi IDR 360.790.425.393 26.153.709 327.890.490.777 26.358.200 Aset keuangan tidak lancar lainnya IDR 3.959.413.310 287.018 3.959.414.637 318.282 Jumlah aset 92.233.400 50.884.565 Liabilitas: Utang Usaha: Pihak ketiga IDR SEK EUR YEN SGD CHF 73.779.315.675 515.773 3.742.080 640 12.316 Dipindahkan 5.348.265 563.432 31.066 452 12.456 5.955.671 116 43.682.608.557 5.336.392 530.113 3.730.811 74.464 23.345 3.511.456 689.325 644.883 31.265 56.399 23.613 4.956.941 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 47. ASET DAN LIABILITAS MONETER BERSIH DALAM MATA UANG ASING (Lanjutan) 2 0 1 5 Mata uang Setara dalam Asing US$ Liabilitas (Lanjutan) Pindahan 5.955.671 Biaya yang masih harus dibayar IDR Utang terjamin Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya 2 0 1 4 Mata uang Asing Setara dalam US$ 4.956.941 479.395.011.200 34.751.360 448.134.019.400 36.023.635 IDR 1.341.051.955.403 EUR 14.262.805 YEN 3.001.711.400 97.212.898 15.580.706 24.919.797 1.341.051.955.403 14.262.806 3,001.711.400 107.801.604 17.350.716 25.154.728 IDR EUR 51.696.644.961 25.018 3.752.296 27.329 13.568.701.433 – Utang kredit pembiayaan IDR 652.765.605 47.319 1.286.103.046 103.384 Imbalan Pasca Kerja Jangka Panjang IDR 134.636.454.795 9.759.801 150.836.853.560 12.125.149 Jumlah liabilitas 192.007.177 Liabilitas bersih (99.773.777 ) 838.891 – 204.355.048 (153.470.483 ) Aset dan liabilitas moneter diatas dijabarkan menggunakan kurs penutup Bank Indonesia per 31 Desember 2015 dan 2014. 48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Perusahaan memiliki beragam eksposur risiko yang berasal dari pengunaan instrumen keuangan diantaranya: Risiko Kredit Risiko Likuiditas Risiko Pasar Catatan ini menyajikan informasi tentang eksposur Perusahaan dan Entitas Anak terhadap setiap risiko diatas, tujuan, kebijakan dan proses Perusahaan dan Entitas Anak dalam mengukur dan mengelola risiko, serta manajemen modal atas Perusahaan dan Entitas Anak. Tujuan utama Perusahaan dan Entitas Anak dalam melakukan instrumen keuangan adalah untuk membiayai operasional dan belanja modal. Perusahaan dan Entitas Anak tidak aktif terlibat dalam perdagangan aset keuangan untuk tujuan spekulasi atau opsi. Dewan Direksi secara keseluruhan bertanggung jawab untuk membentuk dan mengawasi kerangka kerja dari manajemen risiko atas Perusahaan dan Entitas Anak. Dewan Direksi juga bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memonitor kebijakan serta manajemen risiko dari Perusahaan dan Entitas Anak. 117 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) Kebijakan manajemen risiko Perusahaan dan Entitas Anak dibentuk untuk mengidentifikasi dan menganalisa risiko yang dihadapi oleh Perusahaan dan Entitas Anak, untuk menetapkan batas risiko dan pengendalian yang tepat, serta memonitor risiko dan kepatuhan terhadap batas yang telah ditentukan. Kebijakan dari sistem dan manajemen risiko ditelaah secara berkala untuk mencerminkan setiap perubahan dalam kondisi pasar dan setiap kegiatan Perusahaan dan Entitas Anak. Semua risiko yang dihadapi oleh Perusahaan dan Entitas Anak tergabung dalam anggaran operasional secara tahunan. Mitigasi dari strategi dan prosedur juga dirancang untuk mengatasi risiko yang pasti terjadi sehingga tidak mempengaruhi operasional dan hasil yang diperkirakan dari Perusahaan dan Entitas Anak. Perusahaan dan Entitas Anak, melalui pelatihan dan kebijakan serta prosedur manajemen memiliki tujuan untuk mengembangkan lingkungan pengendalian secara disiplin dan konstruktif dimana semua karyawan akan memahami peran dan kewajibannya. Dewan Direksi melakukan pengawasan atas fungsi pelaporan keuangan, khususnya di bidang pengelolaan kredit, likuiditas, pasar dan risiko lainnya terhadap Perusahaan dan Entitas Anak. Dewan Direksi juga melakukan penelaahan atas pengendalian dan prosedur manajemen risiko serta memastikan integritas dari kegiatan pengendalian internal yang akan mempengaruhi sistem pelaporan keuangan dari Perusahaan dan Entitas Anak. a. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko dimana Perusahaan dan Entitas Anak akan mengalami kerugian yang timbul jika pelanggan atau rekanan gagal dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya. Informasi keuangan Perusahaan dan Entitas Anak serta eksposur maksimal atas risiko kredit pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tanpa mempertimbangkan adanya efek agunan dan teknik risiko mitigasi lainnya, adalah seperti yang disajikan dibawah ini: 2015 US$ Kas dan setara kas Piutang usaha, bersih Piutang lain-lain, bersih Aset keuangan lancar lainnya Piutang non-usaha kepada pihak berelasi, bersih Aset keuangan tidak lancar lainnya Jumlah aset keuangan 2014 US$ 2.657.148 51.046.746 2.787.973 5.969.375 19.552.932 991.274 6.184.094 62.791.642 3.426.117 8.693.988 23.692.655 1.022.539 83.005.448 105.811.035 (a) Kas dan setara kas Manajemen mengevaluasi kondisi keuangan dari industri perbankan dan deposito/investasi bank terhadap reputasi bank tersebut. Untuk bank, hanya dengan peringkat kredit dari penilai independen dengan minimum ”A” yang dapat diterima. Kualitas kredit dapat dinilai dengan mengacu pada peringkat kredit eksternal sebagai berikut: 118 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) a. Risiko Kredit (Lanjutan) (a) Kas dan setara kas (Lanjutan) Dengan pihak yang memiliki peringkat kredit eksternal: - Fitch: F1+ F3 - Pefindo: idAAA idAA+ Dengan pihak yang tidak memiliki peringkat kredit eksternal: Jumlah kas dan setara kas 2015 US$ 2014 US$ 1.496.346 216.633 5.579.010 309.885 746.281 113.647 70.583 126.515 2.572.907 6.085.993 84.328 98.101 2.657.148 6.184.094 (b) Piutang Usaha Mayoritas risiko kredit Perusahaan dan Entitas Anak adalah dari piutang yang dapat diatribusikan kepada aktivitas yang dipengaruhi oleh karakteristik individual untuk setiap pelanggan dan uang muka tanpa bunga yang diterima oleh Perusahaan dan Entitas Anak dengan aktivitas operasional yang serupa. Demografi dari pelanggan Perusahaan dan Entitas Anak mencakup risiko kegagalan dalam industri dan wilayah dimana pelanggan beroperasi, yang memiliki pengaruh terhadap risiko kredit. Sehubungan dengan piutang usaha, Perusahaan dan Entitas Anak tidak memiliki eksposur yang signifikan terhadap risiko kredit dari para pelanggan baik, secara individual maupun secara grup. Piutang usaha terdiri dari banyak pelanggan. Berdasarkan informasi historis, tingkat kegagalan dalam pelunasan piutang dari para pelanggan adalah kecil karena pembayaran dari pelanggan biasanya diterima oleh Perusahaan dan Entitas Anak dalam batas waktu kredit. Lagipula, beberapa penjualan ekspor dilakukan dengan penerimaan uang muka terlebih dahulu dari pelanggan (prefinance). Dengan demikian, manajemen berpendapat bahwa kualitas kredit atas saldo piutang usaha tidak diperlukan adanya penurunan nilai. Dewan Direksi telah menetapkan kebijakan kredit untuk setiap jumlah uang muka yang diterima dari setiap pelanggan/rekanan baru dengan menganalisa secara individual untuk setiap kreditnya seperti yang dinyatakan dalam persyaratan kondisi dalam kebijakan kredit yang telah ditentukan. 119 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) a. Risiko Kredit (Lanjutan) (b) Piutang Usaha (Lanjutan) Penelaahan yang dilakukan oleh Perusahaan dan Entitas Anak mencakup persyaratan untuk memperbaharui dokumen aplikasi kredit, verifikasi kredit atas tidak adanya catatan yang negatif dan daftar rekening yang di-blacklisted, serta menganalisa kinerja keuangan untuk memastikan kapasitas kredit telah memadai. Status dari masing-masing akun pada awalnya akan diperika sebelum jumlah uang muka ditetapkan. Kualitas kredit aset keuangan baik yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai, dan jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai dapat dinilai mengacu pada informasi historis mengenai tingkat gagal bayar dari debitur: 2015 Jumlah Bruto Penurunan Nilai 2014 Penurunan Jumlah Bruto Nilai Dengan pihak yang tidak memiliki peringkat kredit eksternal: Grup 1 Grup 2 Grup 3 30.254.675 1.312.372 35.137.644 – – 15,657,945 40.836.529 353.630 37.259.428 15.657.945 Jumlah 66.704.691 15.657.945 78.449.587 15.657.945 – – Grup 1 – pelanggan / pihak-pihak berelasi (kurang dari enam bulan) Grup 2 – pelanggan / pihak-pihak berelasi (lebih dari enam bulan) tanpa adanya kasus gagal bayar di masa lalu. Grup 3 – pelanggan / pihak-pihak berelasi (lebih dari enam bulan) dengan beberapa kejadian gagal bayar pada masa lalu. Pada tanggal pelaporan, tidak ada eksposur risiko kredit yang signifikan. Berdasarkan pengalaman historis, Perusahaan dan Entitas Anak berkeyakinan bahwa penyisihan atas penurunan nilai atas Grup 1 dan Grup 2 tidak diperlukan karena piutang usaha tersebut dapat diperoleh kembali. (c) Piutang lain-lain Dalam piutang lain-lain, Perusahaan dan Entitas Anak tidak memiliki eksposur yang signifikan terhadap risiko kredit dari para pelanggan, baik secara individual maupun secara grup. Berdasarkan informasi historis tentang tingkat kegagalan dari para pelanggan, manajemen mempertimbangkan bahwa kualitas kredit dari piutang lain-lain, bersih pada Grup 1 dan Grup 2 tidak perlu dilakukan penurunan nilai. 120 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) a. Risiko Kredit (Lanjutan) (c) Piutang lain-lain (Lanjutan) Kualitas kredit aset keuangan baik yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai, dan jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai dapat dinilai mengacu pada informasi historis mengenai tingkat gagal bayar dari debitur: 2015 Jumlah Bruto 2014 Penurunan Nilai Jumlah Bruto Penurunan Nilai Dengan pihak yang tidak memiliki peringkat kredit eksternal: Grup 1 Grup 2 Grup 3 1.547.695 145.600 68.732.434 – – 67.637.756 2.014.178 175.928 68.873.767 – – 67.637.756 Jumlah 70.425.729 67.637.756 71.063.873 67.637.756 Grup 1 – pelanggan / pihak-pihak berelasi (kurang dari enam bulan) Grup 2 – pelanggan / pihak-pihak berelasi (lebih dari enam bulan) tanpa adanya kasus gagal bayar di masa lalu. Grup 3 – pelanggan / pihak-pihak berelasi (lebih dari enam bulan) dengan beberapa kejadian gagal bayar pada masa lalu. (d) Piutang non-usaha kepada pihak berelasi Piutang non-usaha kepada pihak berelasi disini merupakan piutang kepada PT Multikarsa Investama (pihak berelasi). Manajemen Perusahaan dan Entitas Anak menyatakan bahwa tidak ada indikasi penurunan nilai yang dapat diukur dari estimasi arus kas di masa yang akan datang, karena PT Multikarsa Investama sedang dalam proses restrukturisasi dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Disamping itu, nilai tercatat akan disesuaikan pada waktu restrukturisasi selesai. (e) Aset keuangan tidak lancar lainnya Manajemen Perusahaan dan Entitas Anak menyatakan tidak ada indikasi penurunan nilai yang dapat diukur dari estimasi arus kas di masa yang akan datang, karena Perusahaan sedang dalam proses restrukturisasi dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Disamping itu, nilai tercatat akan disesuaikan pada waktu restrukturisasi. b. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko yang terjadi saat Perusahaan dan Entitas Anak tidak dapat memenuhi kewajibannya yang terkait dengan liabilitas keuangan yang akan diselesaikan dengan cara memberikan uang tunai atau aset keuangan lainnya. 121 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) b. Risiko Likuiditas (Lanjutan) Perusahaan dan Entitas Anak mengelola risiko liabilitas dengan memproyeksikan arus kas dan menjaga keseimbangan serta fleksibilitas dari kesinambungan dalam pendanaan. Pengendalian dan prosedur treasury digunakan untuk memastikan bahwa kas yang memadai akan dipertahankan untuk menutupi kebutuhan modal operasional secara harian dan berkala. Manajemen terus memonitor liabilitas Perusahaan dan Entitas Anak di masa depan dan juga untuk liabilitas kontinjensinya, serta mengatur cadangan kas yang diperlukan menurut kebutuhan internal. Berikut ini adalah liabilitas keuangan kontraktual berdasarkan jatuh temponya, yang termasuk estimasi pembayaran bunga dan tidak termasuk dampak dari perjanjian saling hapus Perusahaan dan Entitas Anak: Lancar Dalam 6 bulan US$ 31 Desember 2015: Utang usaha Biaya yang masih harus dibayar Utang bank Utang terjamin Utang tidak terjamin dan wesel bayar Pinjaman modal kerja Utang kredit pembiayaan Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya Jumlah 31 Desember 2014: Utang usaha Biaya yang masih harus dibayar Utang bank Utang terjamin Utang tidak terjamin dan wesel bayar Pinjaman modal kerja Utang kredit pembiayaan Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya Jumlah 12.241.858 50.446.641 88.135.716 945.081.879 − 20.210 5.357.542 1.101.283.846 25.584.407 49.969.699 88.250.457 957.675.525 31.994 4.716.794 1.126.228.876 122 6 sampai 12 bulan US$ − − − − − − 21.169 − 21.169 24.137 24.137 Tidak Lancar 1 sampai 5 Lebih dari tahun 5 tahun US$ US$ − − − − − − − − 5.526.320 22.070.000 5.940 18.506.316 − − − 27,602,260 18,506,316 5.193.493 22.070.000 47.253 17.888.700 27.310.746 17.888.700 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) c. Risiko pasar Risiko pasar adalah risiko dimana terdapat perubahan harga pasar, seperti suku bunga, nilai tukar mata uang asing, dan harga pasar lainnya yang akan mempengaruhi penghasilan Perusahaan dan Entitas Anak serta nilai kepemilikan atas instrumen keuangan. Tujuan pengelolaan risiko pasar adalah untuk mengelola dan mengendalikan eksposur risiko pasar dalam parameter yang dapat diterima, sekaligus untuk mengoptimalkan pengembaliannya. Perusahaan dan Entitas Anak memiliki beberapa eksposur terhadap risiko pasar yang terdiri dari risiko suku bunga dan risiko nilai tukar mata uang asing. (1) Risiko Tingkat Suku Bunga Risiko tingkat suku bunga merupakan dampak dari perubahan suku bunga pada aset dan liabilitas Perusahaan dan Entitas Anak. Risiko tingkat suku bunga pada umumnya disebabkan karena perubahan dari suku bunga tetap dan suku bunga mengambang. Ketika mempertimbangkan risiko tingkat suku bunga, lindung nilai atas suku bunga merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko nilai wajar yang berhubungan dengan aset dan liabilitas dengan suku bunga tetap serta risiko arus kas yang berhubungan dengan aset dan liabilitas dengan suku bunga mengambang. Kebijakan Perusahaan dan Entitas Anak adalah untuk meminimalkan eksposur risiko arus kas pendanaan jangka panjang. Bunga atas pinjaman jangka panjang biasanya dalam tingkat suku bunga tetap (fixed interest rates). Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai tingkat bunga tetap (fixed interest rates) atas pinjaman kepada pihak bank, pihak ketiga dan pihak berelasi, dengan demikian, tidak terdapat risiko tingkat bunga pada Perusahaan dan Entitas Anak. (2) Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing Mayoritas transaksi Perusahaan dan Entitas Anak dilakukan dalam beberapa mata uang asing. Eksposur terhadap nilai tukar mata uang asing timbul karena transaksi aktivitas operasional Perusahaan dan Entitas Anak yang didominasi dalam mata uang Rupiah dan mata uang lainnya, selain Dolar Amerika Serikat. Perusahaan dan Entitas Anak juga peduli terhadap risiko pasar yang timbul dari fluktuasi nilai tukar. Manajemen telah menentukan kebijakan yang meminta Perusahaan dan Entitas Anak untuk menjaga risiko nilai tukar terhadap mata uang fungsional. Tidak ada perjanjian spesifik untuk mengurangi risiko melalui instrumen derivatif dan lindung nilai. Risiko nilai tukar timbul ketika transaksi komersial dimasa yang akan datang terjadi atau pada saat pengakuan aset dan liabilitas yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang fungsional. Untuk mengurangi risiko terhadap risiko nilai tukar mata uang asing, Perusahaan dan Entitas Anak selalu memonitor arus kas dalam mata uang asingnya. Aset dan liabilitas keuangan dalam mata uang asing, dijabarkan ke Dolar Amerika Serikat dengan kurs tengah Bank Indonesia yang telah dijabarkan dalam Aset dan Liabilitas Moneter dalam Mata Uang Asing (Catatan 47). 123 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) c. Risiko pasar (Lanjutan) (2) Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing (Lanjutan) Manajemen berpendapat bahwa Perusahaan dan Entitas Anak pada dasarnya telah melakukan lindung nilai terhadap risiko nilai tukar. Risiko ini diukur dengan menggunakan rencana arus kas di dalam analisa sensitivitas. Tabel dibawah ini merangkum analisa sensitivitas terhadap kemungkinan perubahan kurs mata uang asing, dengan pertimbangan semua faktor lainnya adalah konstan, terhadap laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015: 2015 US$ IDR menurun 2,90% EUR menurun 2,80% YEN meningkat 2,74% SEK meningkat 0,53% SGD menurun 2,65% CHF menurun 3,62% 1.548.124 428.066 789.478 1 (152) 451 Laba bersih 2.765.968 Manajemen melakukan survey melalui bank untuk mendapatkan estimasi atas nilai tukar mata uang asing sampai dengan tanggal pelaporan. Estimasi perubahan mata uang asing meningkat sebesar 2,74% untuk Yen Jepang dan 0,53% untuk Krona Swedia. Sedangkan estimasi perubahan mata uang asing menurun sebesar 2,90% untuk Indonesia Rupiah, 2,80% untuk Euro Eropa, 2,65% untuk Dolar Singapura, dan 3,62% untuk Franc Swiss jika dibandingkan dengan nilai tukar mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2015. Kebijakan Perusahaan dan Entitas Anak untuk mengelola aset keuangannya dalam mata uang asing dilakukan dengan menyediakan dana guna menyelesaikan liabilitas keuangan dalam mata uang asing. Pada tanggal 31 Desember 2015, liabilitas keuangan dalam mata uang asing telah melebihi jumlah aset keuangan dalam mata uang asing sebesar US$ 99.746.448. Hal ini disebabkan karena adanya utang terjamin milik Perusahaan yang belum selesai direstrukturisasi. Jika utang terjamin yang dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan mata uang lainnya selain Dolar Amerika Serikat tidak dipertimbangkan, maka tidak ada selisih lebih liabilitas keuangan diatas aset keuangan. Jumlah ini menggambarkan nilai yang akan dibayarkan saat jatuh tempo. Pengaturan Pembiayaan Perusahaan memiliki fasilitas letter of credit dari Deutsche Bank sejumlah US$ 100.000.000. Fasilitas ini tersedia dalam beberapa periode sampai dengan 31 Desember 2015. Pada tanggal 31 Desember 2015, porsi yang belum digunakan adalah US$ 7.996.366. 124 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) Estimasi Nilai Wajar Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan diestimasi untuk keperluan pengakuan dan pengukuran atau untuk keperluan pengungkapan. PSAK 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” mensyaratkan pengungkapan atas pengukuran nilai wajar dengan tingkat hirarki nilai wajar sebagai berikut: 1. Harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (tingkat 1). Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan kuotasi nilai pasar pada tanggal pelaporan. Kuotasi nilai pasar yang digunakan untuk aset keuangan adalah harga penawaran, sedangkan untuk liabilitas keuangan adalah harga jual. 2. Input selain harga kuotasian yang termasuk dalam tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya derivasi dari harga) (tingkat 2), dan Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan pada pasar aktif (misalnya derivatif over-the-counter) ditentukan dengan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut memaksimumkan penggunaan data pasar yang dapat diobservasi apabila tersedia dan sedapat mungkin meminimalisir penggunaan estimasi yang bersifat spesifik dari entitas. Jika seluruh input yang dibutuhkan untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan dapat diobservasi, instrumen tersebut termasuk dalam tingkat 2. 3. Input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi) (tingkat 3). Jika satu atau lebih input yang signifikan tidak berdasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi, instrumen ini termasuk dalam tingkat 3. Teknik penilaian tertentu digunakan untuk menentukan nilai instrumen keuangan yang mencakup: (a) Penggunaan harga yang diperoleh dari bursa atau pedagang efek untuk instrumen sejenis, dan (b) Teknik lain, seperti analisis arus kas yang didiskontokan, digunakan untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan lainnya. Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan dan Entitas Anak diukur dan diakui dengan hirarki tingkat pengukuran nilai wajar tingkat 2 dan tingkat 3. 125 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) Estimasi Nilai Wajar (Lanjutan) Nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan adalah sebagai berikut: 31 Desember 2015 Carrying amount Fair value US$ US$ Aset Keuangan: Aset Lancar: Kas dan setara kas Piutang usaha, bersih Piutang lain-lain, bersih Aset keuangan lancar lainnya Aset tidak lancar: Piutang non-usaha kepada pihak berelasi Aset keuangan tidak lancar lainnya Jumlah aset lancar Liabilitas keuangan: Liabilitas Jangka Pendek: Utang usaha Biaya yang masih harus dibayar Utang bank Utang terjamin Bagian lancar atas liabilitas jangka panjang: Utang kredit pembiayaan Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya Liabilitas Jangka Panjang: Utang tidak terjamin dan wesel bayar Pinjaman modal kerja Utang kredit pembiayaan Jumlah liabilitas keuangan 31 Desember 2014 Carrying amount Fair value US$ US$ 2.657.148 2.657.148 51.046.746 2.787.973 5.969.375 51.046.746 2.787.973 5.969.375 6.184.094 62.791.642 3.426.117 8.693.988 6.184.094 62.791.642 3.426.117 8.693.988 19.552.932 19.552.932 23.692.655 23.692.655 991.274 991.274 1.022.539 1.022.539 83.005.448 83.005.448 105.811.035 105.811.035 12.241.858 50.446.641 88.135.716 945.081.879 12.241.858 50.446.641 88.135.716 945.081.879 25.584.407 49.969.699 88.250.457 957.675.525 25.584.407 49.969.699 87.820.594 957.675.525 56.131 56.131 41.379 − 5.357.542 5.357.542 4.716.794 4.716.794 24.032.636 22.070.000 5.940 20.900.635 20.914.617 5.940 23.082.193 22.070.000 47.253 19.536.576 21.192.615 47.253 1.147.413.591 1.143.084.882 1.171.452.459 1.166.599.594 Instrumen keuangan jangka pendek dengan jatuh tempo satu (1) tahun atau kurang (kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, aset keuangan lancar lainnya, utang usaha, biaya yang masih harus dibayar, liabilitas keuangan lancar lainnya). Nilai tercatat dari aset dan liabilitas keuangan ini dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya karena merupakan jangka pendek. 126 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) Estimasi Nilai Wajar (Lanjutan) Instrumen keuangan jangka panjang dengan jatuh tempo lebih dari satu (1) tahun. Nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan ini diperhitungkan dengan menggunakan diskonto arus kas di masa yang akan datang dengan menggunakan tingkat suku bunga yang dapat diobservasi pada pasar dari transaksi instrumen dengan kondisi, risiko kredit dan waktu jatuh tempo yang sama. Berdasarkan tingkatan nilai wajar yang berbeda-beda, tabel dibawah ini merupakan aset dan liabilitas keuangan Perusahaan dan Entitas Anak yang diukur pada nilai wajar pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014: 31 Desember 2015 Tingkat 2 Tingkat 3 US$ US$ Tingkat 1 US$ Aset Keuangan: Aset Lancar: Kas dan setara kas Piutang usaha, bersih Piutang lain-lain, bersih Aset keuangan lancar lainnya Aset tidak lancar: Piutang non-usaha kepada pihak berelasi Aset keuangan tidak lancar Lainnya − − − − 2.657.148 51.046.746 2.787.973 5.969.375 Jumlah liabilitas keuangan 2.657.148 51.046.746 2.787.973 5.969.375 − − 19.552.932 19.552.932 − − 991.274 991.274 20.544.206 83.005.448 Jumlah aset lancar Liabilitas keuangan: Liabilitas Jangka Pendek: Utang usaha Biaya yang masih harus dibayar Utang bank Utang terjamin Bagian lancar atas liabilitas jangka panjang: Utang kredit pembiayaan Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya Liabilitas Jangka Panjang: Utang tidak terjamin dan wesel bayar Pinjaman modal kerja Utang kredit pembiayaan − − − − Jumlah US$ 62.461.242 − − − − 12.241.858 50.446.641 88.135.716 945.081.879 − − − − − 12.241.858 50.446.641 88.135.716 945.081.879 − − 5.357.542 − 5.357.542 − − − 20.900.635 20.914.617 5.940 − − − 20.900.635 20.914.617 5.940 − 1.143.084.882 − 1.143.084.828 127 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) Estimasi Nilai Wajar (Lanjutan) 31 Desember 2014 Tingkat 2 Tingkat 3 US$ US$ Tingkat 1 US$ Aset Keuangan: Aset Lancar: Kas dan setara kas Piutang usaha, bersih Piutang lain-lain, bersih Aset keuangan lancar lainnya Aset tidak lancar: Piutang non-usaha kepada pihak berelasi Aset keuangan tidak lancar lainnya Jumlah aset lancar Liabilitas keuangan: Liabilitas Jangka Pendek: Utang usaha Biaya yang masih harus dibayar Utang bank Utang terjamin Bagian lancar atas liabilitas jangka panjang: Utang kredit pembiayaan Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya Liabilitas Jangka Panjang: Utang tidak terjamin dan wesel bayar Pinjaman modal kerja Utang kredit pembiayaan Jumlah liabilitas keuangan – – – – 6.184.094 62.791.642 3.426.117 8.693.988 – – – – Jumlah US$ 6.184.094 62.791.642 3.426.117 8.693.988 – – 23.692.655 23.692.655 – – 1.022.539 1.022.539 – 81.095.841 24.715.194 105.811.035 – – – – 25.584.407 50.151.419 87.820.594 – – – – 957.675.525 25.584.407 50.151.419 87.820.594 957.675.525 – 56.131 – 56.131 – 4.968.636 – 4.968.636 – – – 19.536.576 21.192.615 47.253 – – – 19.536.576 21.192.615 47.253 – 209.357.631 957.675.525 1.167.033.156 Tabel dibawah ini merupakan mutasi dari instrumen tingkat 3: Piutang jangka panjang Kepada Pihak berelasi US$ Saldo awal Keuntungan (kerugian) selisih kurs, bersih Pelunasan biaya proses 24.836.407 Saldo akhir 23.692.655 (504.647 ) (639.105 ) 128 Aset Keuangan Tidak lancar Lainnya US$ 1.029.093 (6.554 ) – 1.022.539 Utang Terjamin US$ (965.681.557 ) 8.006.032 – (957.675.525 ) Jumlah US$ (939.816.057) 7.494.831 (639.105) (932.960.331) PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 48. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) Manajemen risiko permodalan Tujuan Perusahaan dan Entitas Anak dalam pengelolaan permodalan adalah untuk mempertahankan kelangsungan usaha Perusahaan dan Entitas Anak guna memberikan imbal hasil kepada pemegang saham dan manfaat kepada pemangku kepentingan lainnya serta mengelola struktur modal yang optimal untuk meminimalisasi biaya modal yang efektif. Perusahaan dan Entitas Anak mengkaji dan mengelola struktur modal secara aktif dan berkala untuk memastikan struktur modal dan pengembalian kepada pemegang saham sudah optimal dengan mempertimbangkan kebutuhan modal di masa depan dan defisiensi modal dari Perusahaan dan Entitas Anak, serta memproyeksikan tingkat keuntungan, arus kas bersih dari operasional, belanja modal dan kesempatan investasi yang strategis. Dalam rangka mempertahankan atau menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan dan Entitas Anak selalu menyesuaikan jumlah saham baru yang diterbitkan serta menambah/mengurangi jumlah utang dari waktu ke waktu. Konsisten dengan entitas lain dalam industri yang sama, Perusahaan dan Entitas Anak memonitor permodalan berdasarkan gearing ratio. Gearing ratio per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: 2015 US$ Jumlah pinjaman Dikurangi: Kas dan setara kas Aset keuangan lancar lainnya Aset keuangan tidak lancar lainnya 1.079.320.231 (2.657.148) (5.969.375) (991.274) Liabilitas bersih 1.069.702.434 Jumlah defisiensi (925.406.725 ) Gearing ratio (0,86) 2014 US$ 1.091.181.559 (6.184.094) (321.543) (1.022.539) 1.083.653.383 (909.023.970 ) (0,84 ) Jumlah liabilitas mencakup jumlah utang terjamin yang belum direstrukturisasi sebesar US$ 957.675.525. Perusahaan akan merestrukturisasi utang ini pada tingkat yang berkelanjutan dimana tahap negosiasi dengan kreditur terjamin termasuk PPA/BPP sedang berlangsung. Jika usulan Perusahaan mengenai konversi utang menjadi modal diterima, maka hal ini akan memperbaiki struktur modal gearing Perusahaan dan Entitas Anak. 49. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN Pada tanggal 26 Pebruari 2016, Perusahaan telah mengasuransikan seluruh asetnya senilai US$ 516.500.000 termasuk risiko bisnisnya senilai US$ 63.000.000 untuk tahun 2016 melalui perusahaan perantara, Howden Indonesia. 129 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 50. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN LALU Efektif 1 Januari 2015, perusahaan telah menetapkan PSAK 24 (Revisi 2013) “Imbalan Kerja”, terdapat perbedaan dalam pengukuran dan asumsi yang digunakan, pada saat yang sama diminta untuk mengakui secara langsung atas keuntungan atau kerugian aktuarial pada penghasilan komprehensif lain (sebelumnya diamortisasi) perusahaan menghitung liabilitas imbalan kerja dengan metode baru, menyebabkan perubahan dalam beberapa akun . Sebagai akibat dari perubahan metode ini, laporan posisi keuangan konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014, dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, telah di sajikan kembali. PSAK ini memberikan antara lain (i) penghapusan “pendekatan koridor” yang diperbolehkan dalam versi sebelumnya dan (ii) memberikan perubahan signifikan dalam pengakuan, penyajian dan pengungkapan imbalan kerja, antara lain, sebagai berikut: Laba dan rugi aktuarial harus diakui sekarang ini sebagai penghasilan komprehensif lainnya dan dikeluarkan secara permanen dari laba rugi; Pengembalian aset dana pensiun yang diharapkan tidak lagi diakui dalam laporan laba rugi. Pengembalian yang diharapkan digantikan dengan mengakui pendapatan bunga (atau beban) atas aset (atau kewajiban) bersih manfaat pasti dalam laporan laba rugi, yang dihitung dengan menggunakan tingkat diskonto untuk mengukur kewajiban pensiun; Biaya jasa lalu yang belum vested tidak lagi dapat ditangguhkan dan diakui dalam priode vesting masa depan. Sebaliknya, semua biaya jasa lalu akan diakui pada saat yang lebih dulu antara ketika amandemen / kurtailmen terjadi atau ketika kelompok usaha mengakui biaya restrukturisasi atau pemutusan hubungan kerja terkait. Perubahan tersebut dilakukan agar aset atau kewajiban pensiun bersih akan diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasi untuk mencerminkan nilai penuh dari defisit atau surplus dana pensiun. Dampak dari penyajian kembali adalah sebagai berikut: 31 Desember 2014 Dilaporkan sebelumnya US$ Penyesuaian US$ Disajikan kembali US$ Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Aset pajak tangguhan Liabilitas imbalan kerja jangka panjang Akumulasi defisit 11.354.930 (10.542.520) (2.167.849.482) 395.657 (1.582.629) (1.186.972) 11.750.587 (12.125.149) (2.169.036.454) 15.197.963 (4.959.108) (1.734.736) (79.936.218) 169.241 954.057 (45.254) 135.760 (885.071) (749.311) 15.028.722 (4.005.051) (1.779.990) (79.800.458) (885.071) (80.685.529) Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian Beban umum dan administrasi Laba (Rugi) kurs, bersih Penghasilan Pajak Tangguhan Rugi tahun berjalan Pengukuran kembali imbalan kerja, bersih Jumlah rugi bersih komprehensif tahun berjalan – (79.936.218) 130 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 50. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN LALU (Lanjutan) 1 Januari 2014 Dilaporkan sebelumnya US$ Penyesuaian US$ Disajikan kembali US$ Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Aset pajak tangguhan Liabilitas imbalan kerja jangka panjang Akumulasi defisit 9.620.194 (9.392.014) (2.087.913.264) 145.887 (583.548) 437.661 9.766.081 (9.975.562) (2.087.475.603) 18.004.104 (31.414.704) (6.403.573) (30.061.931) 7.630.996 (1.657.732) (1.493.316) 3,604,626 (4,042,287) (437.661) 25.635.100 (33.072.436) (7.896.889) (26,457,305) (4,042,287) (30,499,592) Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Beban umum dan administrasi Laba (Rugi) kurs, bersih Penghasilan Pajak Tangguhan Rugi tahun berjalan Pengukuran kembali imbalan kerja, bersih Jumlah rugi bersih komprehensif tahun berjalan – (30.061.931) 51. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU Berikut ini standar akuntansi baru atau revisi dan interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar akuntansi ini akan berlaku efektif untuk laporan keuangan perusahaan untuk periode dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2016: - PSAK 4 (revisi 2015) : Laporan Keuangan Tersendiri - PSAK 5 (revisi 2015) : Segmen Operasi - PSAK 7 (revisi 2015) : Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi - PSAK 13 (revisi 2015): Properti Investasi - PSAK 15 (revisi 2015): Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama - PSAK 16 (revisi 2015): Aset Tetap - PSAK 19 (revisi 2015): Aset Tak Berwujud - PSAK 22 (revisi 2015): Kombinasi Bisnis - PSAK 24 (revisi 2015): Imbalan Kerja - PSAK 25 (revisi 2015): Kebijakan Akuntansi, PerubahanEstimasiAkuntansidanKesalahan - PSAK 53 (revisi 2015): Pembayaran Berbasis Saham - PSAK 65 (revisi 2015): Laporan Keuangan Konsolidasian - PSAK 66 (revisi 2015): Pengaturan Bersama - PSAK 67 (revisi 2015): Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain - PSAK 68 (revisi 2015): Pengukuran Nilai Wajar - ISAK 30 (revisi 2015) : Pungutan - ISAK 31 (revisi 2015) : Interpretasi atas PSAK 13: Properti Investasi 131 PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2015 dan 2014 51. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU (Lanjutan) Berikut ini standar akuntansi baru atau revisi dan interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar akuntansi ini akan berlaku efektif untuk laporan keuangan perusahaan untuk priode dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2017: - PSAK 1 (revisi 2015) : Penyajian Laporan Keuangan - ISAK 31 (revisi 2015): Interpretasi atas Ruang Lingkup - PSAK 13 : Properti Investasi - SFAS 69 : Agrikultur (efektif 1 Januari 2018) Pada saat penerbitan laporan keuangan, perusahaan masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar baru dan revisi tersebut serta pengaruhnya pada laporan keuangan perusahaan. 52. REKLASIFIKASI AKUN Beberapa akun tertentu dalam laporan keuangan konsolidasian tahun 2014 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian pada laporan keuangan konsolidasian tahun 2015. Rincian akun tersebut adalah sebagai berikut: Laporan terdahulu Disajikan kembali Jumlah US$ Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 251.842 Penyajian yang lebih tepat masih Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 181.720 Penyajian yang lebih tepat Biaya yang harus dibayar Keterangan 53. INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN Perusahaan menerbitkan laporan keuangan konsolidasian. Informasi keuangan tambahan PT Asia Pacific Fibers Tbk (Entitas Induk saja) pada lampiran 1 sampai dengan lampiran 6 disajikan untuk tujuan analisa hasil usaha Entitas Induk saja. Informasi keuangan tambahan PT Asia Pacific Fibers Tbk (Entitas Induk saja) berikut ini harus dibaca bersamaan dengan laporan keuangan konsolidasian PT Asia Pacific Fibers Tbk dan Entitas Anak. 132 Lampiran -1 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (ENTITAS INDUK SAJA) LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember 2015, 31 December 2014 dan 1 Januari 2014 31 Desember 2015 US$ 31 Desember 2014 (Disajikan kembali) US$ 1 Januari 2014 (Disajikan kembali) US$ ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha, setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar US$ 15.657.945 pada tahun 2015, 2014 dan 2013 Pihak ketiga Pihak berelasi Piutang lain-lain, setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar US$ 67.637.756 pada tahun 2015 dan 2014, dan US$ 36.721.575 pada tahun 2013 Pihak ketiga Aset keuangan lancar lainnya Persediaan Uang muka pembelian Pihak ketiga Pihak berelasi Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Piutang non-usaha kepada pihak berelasi, setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar US$ 111.997.893 pada tahun 2015, 2014 dan 2013 Aset keuangan tidak lancar lainnya Aset tetap, setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan sebesar US$ 1.708.786.731 pada tahun 2015, US$ 1.703.166.009 pada tahun 2014 dan US$ 1.714.202.396 pada tahun 2013 Aset tidak berwujud Investasi pada Entitas Anak Aset pajak tangguhan Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET 2.636.572 6.163.518 5.080.845 31.567.047 19.479.699 41.190.159 21.601.483 51.867.585 22.046.308 2.787.973 5.969.375 61.164.596 3.426.117 8.693.988 75.507.062 33.854.362 9.158.563 86.227.237 6.076.917 – 11.419.541 2.128.943 2.338.194 56.031 15.902.785 2.520.486 6.862.883 54.799 17.484.492 1.691.803 143.230.663 177.399.823 234.328.877 22.218.477 991.274 26.358.200 1.022.539 27.501.952 1.029.093 61.876.082 113.590 31.170 6.710.119 61.365.864 119.866 31.170 11.750.587 82.224.751 12.087 31.170 9.766.081 91.940.712 100.648.226 120.565.134 235.171.375 278.048.049 354.894.011 Lampiran -2 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (ENTITAS INDUK SAJA) LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember 2015, 31 December 2014 dan 1 Januari 2014 31 Desember 2015 US$ 31 Desember 2014 (Disajikan kembali) US$ 1 Januari 2014 (Disajikan kembali) US$ LIABILITAS DAN EKUITAS (DEFISIENSI) LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha Pihak ketiga Biaya yang masih harus dibayar Utang pajak Utang bank Liabilitas imbalan kerja jangka pendek Utang terjamin Bagian lancar dari liabilitas jangka panjang: Utang kredit pembiayaan Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 12.241.858 50.446.641 149.767 88.135.716 366.276 945.081.879 25.584.407 49.969.699 159.621 88.250.457 433.562 957.675.525 33.115.314 36.967.461 321.900 87.910.672 – 965.681.557 41.379 5.282.611 56.131 4.641.863 30.572 6.248.666 1.101.746.127 1.126.771.265 1.130.276.142 LIABILITAS JANGKA PANJANG Pinjaman dari institusi keuangan lain: Utang tidak terjamin dan wesel bayar Pinjaman modal kerja Utang kredit pembiayaan Pendapatan ditangguhkan Imbalan pasca kerja jangka panjang 24.032.636 22.070.000 5.940 212.526 9.759.801 23.082.193 22.070.000 47.253 225.089 12.125.149 22.624.894 17.340.000) 27.132 237.652 9.975.562 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 56.080.903 57.549.684 50.205.240 1.157.827.030 1.184.320.949 1.180.481.382 Jumlah Liabilitas Lampiran -3 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (ENTITAS INDUK SAJA) LAPORAN POSISI KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2015, 31 December 2014, dan 1 Januari 2014 31 Desember 2015 US$ 31 Desember 2014 (Disajikan kembali) US$ 1 Januari 2014 (Disajikan kembali) US$ LIABILITAS DAN EKUITAS (DEFISIENSI) EKUITAS (DEFISIENSI) Modal Saham Modal dasar 12.357.255.040 saham dengan nilai Nominal Rp 10.000 per lembar saham untuk Seri A, Rp 1.000 per saham untuk Seri B dan Rp 40 per saham untuk Seri C pada tahun 2015, 2014 dan 2013 Modal ditempatkan dan disetor penuh 219.696.000 Seri A dan 2.276.057.347 Seri C pada tahun 2015, 2014 dan 2013 Tambahan modal disetor Saldo laba (akumulasi defisit) Ditentukan penggunaannya Tidak ditentukan penggunaannya Jumlah defisiensi JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS (DEFISIENSI) 635.689.316 624.344.507 635.689.316 624.344.507 635.689.316 624.344.507 2.345.301 (2.185.034.779 ) 2.345.301 (2.168.652.024 ) 2.345.301 (2.087.966.495 ) (922.655.655 ) (906.272.900 ) (825.587.371 ) 235.171.375 278.048.049 354.894.011 Lampiran -4 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (ENTITAS INDUK SAJA) LAPORAN LABA RUGI DAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 2015 US$ PENDAPATAN Pendapatan bersih Pendapatan usaha lainnya Jumlah pendapatan BEBAN POKOK PENJUALAN 387.053.770 3.002.226 390.055.996 493.567.021 4.414.640 497.981.661 (381.902.793 ) (511.808.609 ) RUGI KOTOR Beban penurunan nilai atas piutang lain-lain Beban umum dan administrasi Beban keuangan Beban penjualan Laba selisih kurs, bersih Penyelesaian atas klaim asuransi, bersih Pendapatan lain-lain, bersih RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 2014 US$ 8.153.203 (13.826.948 ) – (14.399.308 ) (7.863.850 ) (10.786.487 ) 11.236.898 1.703.128 309.069 (34.267.327 ) (15.028.722 ) (14.848.320 ) (12.325.493 ) 4.970.881 3.772.855 63.134 (19.800.550 ) (67.662.992 ) (11.647.347 ) (81.489.940 ) PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK Kini Tangguhan (1.566.830 ) (4.572.495 ) Jumlah Pendapatan (Beban) Pajak (6.139.325 ) 1.689.482 (17.786.672 ) (79.800.458 ) 1.871.890 (467.973 ) (1.180.095 ) 295.024 – JUMLAH RUGI BERSIH TAHUN BERJALAN PENDAPATAN (BEBAN) KOMPREHENSIF LAIN, SETELAH PAJAK Pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi Pengukuran kembali imbalan pasca kerja Penghasilan (beban) pajak terkait Pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi Jumlah laba (rugi) komprehensif lain, setelah pajak – 1.403.917 – 1.689.482 (885.071 ) JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN (16.382.755 ) (80.685.529 ) Jumlah rugi yang diatribusikan kepada pemilik Perusahaan (17.786.672 ) (79.800.458 ) Jumlah rugi komprehensif yang diatribusikan kepada pemilik Perusahaan (16.382.755 ) (80.685.529 ) (0,01 ) (0,01 ) (0,03 ) (0,03 ) LABA (RUGI) PER SAHAM: Dasar Dilusian Lampiran -5 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (ENTITAS INDUK SAJA) LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Tambahan Modal Saham modal disetor US$ US$ Saldo per 31 Desember 2013 635.689.316 624.344.507 Saldo Laba (Akumulasi Defisit) Ditentukan Tidak ditentukan Jumlah Ekuitas Penggunaannya Pengunaannya (Defisiensi) US$ US$ US$ 2.345.301 Penyesuaian atas penerapan PSAK 24 (revisi 2013) (2.087.528.834) (825.149.710) (437.661) (437.661) (2.087.966.495) (825.587.371) Saldo per 31 Desember 2013 635.689.316 624.344.507 2.345.301 Jumlah rugi bersih tahun berjalan – – – (79.800.458) (79.800.458) Pendapatan komprehensif lain, setelah pajak – – – (885.071) (885.071) (2.168.652.025) (906.272.901) Saldo per 31 Desember 2014 63.,689.316 624.344.507 2.345.301 Jumlah rugi bersih tahun berjalan – – – (17.786.672) (17.786.672) Pendapatan komprehensif lain, setelah pajak – – – 1.403.917 1.403.917 Saldo per 31 Desember 2014 635.689.316 624.344.507 2.345.301 (2.183.612.590) (921.233.466) Lampiran -6 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (ENTITAS INDUK SAJA) LAPORAN ARUS KAS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 2015 US$ ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok Pembayaran gaji Pembayaran kas operasi lainnya, bersih 2014 US$ 401.800.894 (288.202.470) (8.702.467) (96.818.606) 538.453.200 (420.652.470) (16.024.232) (91.616.880) Kas yang diperoleh dari operasi Penghasilan bunga Beban bunga dan administrasi bank Penerimaan atas penyelesaian klaim asuransi Pembayaran pajak penghasilan Penerimaan hasil restitusi pajak 8.077.351 22.622 (7.221.113) 1.703.128 (4.475.260) 4.747.807 10.159.618 23.975 (5.364.680) 3.583.335 (5.426.618) 4.911.387 Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi 2.854.535 7.887.017 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian aset tetap Pembelian aset tidak berwujud (6.450.627) – (11.225.409) (112.182) Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (6.450.627) (11.337.591) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman modal kerja Pembayaran pinjaman modal kerja Pembayaran utang kredit pembiayaan – (114.741) (56.065) 4.730.000 – (68.023) Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan Untuk) Aktivitas Pendanaan (170.806) 4.661.977 (3.766.898) 1.211.403 KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS PENGARUH SELISIH KURS 239.952 (128.730) SALDO KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 6.163.518 5.080.845 SALDO KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 2.636.572 6.163.518