Hambatan Kepolisian Sektor … (Agung Budi P) 59 HAMBATAN KEPOLISIAN SEKTOR JATIYOSO DALAM PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KASUS PENCURIAN DAN PERJUDIAN DI KECAMATAN JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR oleh: Agung Budi Prayitno, 10401241032, Universitas Negeri Yogyakarta, [email protected] ABSTRAK Penegakan hukum terhadap kasus pencurian dan perjudian di kecamatan Jatiyoso menggunakan dua tindakan, yaitu tindakan preventif dan preventif. Penegakan hukum secara preventif adalah tindakan penegakan hukum yang bersifat pencegahan terhadap kasus pencurian dan perjudian, sedangkan tindakan represif adalah tindakan penegakan hukum yang dimulai dari penyelidikan da penyidikan. Hambatan yang dihadapi Polsek Jatiyoso dalam penegakan hukum terhadap kasus pencurian dan perjudian terdiri dari hambatan pada upaya preventif dan represif, hambatan dalam upaya preventif yaitu: 1) Polsek Jatiyoso belum mampu mengajak masyarakat Jatiyoso dalam menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan masyarakat), 2) Polsek Jatiyoso belum mampu meningkatkan kesadaran ukum masyarakat Jatiyoso, 3) Perlengkapan dan peralatan yang dimiliki polsek Jatiyoso belum cukup untuk menjaga keamanan di kecamatan Jatiyoso, 4) Kondisi wilayah kecamatan Jatiyoso, 5) Keterbatasan jumlah petugas Kepolisian Sektor Jatiyoso. Hambatan dalam upaya represif dalam penegakan kasus pencurian dan perjudian di kecamatan Jatiyoso adalah, 1) Polsek Jatiyoso belum mampu membangun kesadaran masyarakat untuk melaporkan adanya tindak pidana khususnya perjudian, 2) Sulitnya mendapakan saksi pada saat pencurian berlangsung, 3) Polsek Jatiyoso kesulitan melacak pelaku pencurian di Jatiyoso, 4) Menemukan barang bukti Kata kunci: Hambatan, Kepolisian, Penegakan Hukum Hambatan Kepolisian Sektor … (Agung Budi P) 60 THE POLICE BARRIERS JATIYOSO SECTOR IN LAW ENFORCMENT AGAINST THEFT AND GAMBLING IN THE SUB DISTRICT JATIYOSO KARANG ANYAR REGENSY by:Agung Budi Prayitno, 10401241032, Universitas Negeri Yogyakarta, [email protected] ABSTRACT Law enforcement on cases of theft and gambling in the district Jatiyoso using two measures, namely preventive measures and preventive. Preventive law enforcement is enforcement action is the prevention of theft and gambling, while the repressive action is initiated enforcement action of investigation da investigation. Jatiyoso obstacles facing police in enforcing the law against theft and gambling consist of barriers on preventive measures and repressive, barriers in preventive measures, namely: 1) policehavenot been able to intive people Jatiyoso inmaintaining security and order in society, 2) Police Jatiyoso not been able to increase public awareness Jatiyoso, 3) Fixtures and equipment owned Jatiyoson policestation was not enough to maintain security in Jatiyoso, 4) Conditions districts Jatiyoso, 5) The limited number of police officers Jatiyoso sector. Barriers to repressive in the district Jatiyoso is: 1) Jtiyoso police have not been able to bulid awarenes of the public to report offenses, especially gambling, 2) Difficulty in obtaining witness when washing, 3) Police Jatiyoso trouble tracking thefts in Jatiyoso, 4) The difficulty of finding evidence. Keywords: Barrier, Police, Law enforcer Hambatan Kepolisian Sektor … (Agung Budi P) 61 PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara hukum dinyatakan dengan tegas dalam penjelasan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia tahun 1945 bahwa “Negara Republik Indonesia berdasar atas hukum “(rechstaat)”, tidak berdasar atas kekuasaan belaka (machstaat). Cita-cita filsafat yang telah di rumuskan pendiri kenegaraan dalam konsep “Indonesia adalah negara hukum”, berarti dalam hubungan antara hukum dan kekuasaan, kekuasaan tunduk pada hukum sebagai kunci kestabilan politik dalam masyarakat. Indonesia sebagai negara hukum, menerapkan hukum sebagai tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pembicaraan mengenai hukum selalu berkaitan dengan masalah penegakan hukum (law enforcement). Penegakan hukum merupakan kegiatan menyerasikan hubungan nilainilai yang terjabarkan didalam kaidah-kaidah yang mantap dan mengejawantahkan dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara, dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup[5]. Berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002, ada 3 tugas pokok kepolisian yaitu: (1) Memeilihara keamanan dan ketertiban masyarakat, (2) Menegakkan hukum, (3) Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Tugas Polri dalam mewujudkan penegakan hukum guna terpeliharanya keamanan dan ketertiban pada hakekatnya dapat dilihat sebagai hukum yang hidup (Living law), karena ditangan polisi itulah hukum menjadi konkrit atau mengalami perwujudannya didalam masyarakat. Pada posisi ini polisi diharapkan dapat berbuat banyak untuk berperan dalam penegakan hukum (Law enforcement) dari masyarakat yang dilayaninya. Kepolisian Republik Imdonesia (POLRI) mempunyai peran yang sangat penting dalam penegakan hukum, dapat dikatakan bahwa polisi dalam melaksanakan tugas penegakan hukum secara lebih dekat dengan masyarakat. Kasus pelanggaran hukum yang sering terjadi dalam lingkungan masyarakat adalah kasus pencurian dan kasus perjudian. Tindak pidana pencurian merupakan pengambilam properti milik orang lain secara tidak sah dan tanpa seizin pemiliknya, kejahatan ini merupakan kejahatan konvensional tetapi sampai saat ini masih memerlukan penanganan teknis yang cukup tinggi. Selain kasus pencurian masih marak pula kasus perjudian di kecamatan Jatiyoso. Permainan judi berarti harus diartikan dengan artian yang luas juga termasuk segala pertaruhan tentang kalah menangnya suatu pacuan kuda atau lain-lain pertandingan, atau segala pertaruhan, dalam perlombaan-perlombaan yang diadakan antara dua orang yang tidak ikut sendiri dalam perlombaan-perlombaan itu, misalnya totalisator dan lain-lain [3].Begitu juga dengan di kecamatan Jatiyoso yang masih sering diramaikan dengan adanya kasus pencurian dan perjudian. Tidak pidana perjudian merupakan salah satu penyakit masyarakat yang perlu adanya penegakan hukum dalam tindak pidana karena dampak dari pelaksanaannya adalah terganggunya ketertiban masyarakat. Pengaruh judi dapat menimbulkan penilaian yang tidak baik dari orang terhadap perbuatan-perbuatan tidak baik lainnya karena orang sering melihat adanya hubungan antara perjudian, penyalahgunaan minuman keras, dan pelacuran [1]. Hambatan Kepolisian Sektor … (Agung Budi P) 62 Sebagai aparat negara yang menjalankan fungsi penegakan hukum, polisi bertugas untuk menegakkan hukum, termasuk dalam kasus pencurian dan perjudian di kecamatan Jatiyoso. Maraknya kasus pencurian dan perjudian dapat dilihat di database kasus pelanggaran hukum Polsek kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar pada kurun waktu 2013 sampai bulan Oktober 2014: DATA KASUS PENCURIAN DAN PERJUDIAN TAHUN 2013-2014 TAHUN 2013 1. 2. 3. 4. 5. 6. KASUS Curanmor Pencurian Cengkih Perjudian Pencurian Toko Perjudian Perjudian 2014 1. Pencurian burung 2. Perjudian 3. Pencurian burung 4. Pencurian emas 5. Perjudian Sumber: Data Pelanggaran Hukum Polsek Jatiyoso PELAKU 2 orang 3 orang 6 orang 3 orang 6 orang 4 orang HUKUMAN 2,5 tahun 2 tahun 5 bulan 1,5 tahun 1 tahun 8 bulan 2 orang 4 orang 2 orang 2 orang 4 orang 1,5 tahun 6 bulan 1 tahun Belum selesai 6 bulan Melihat dari masih banyaknya kasus tindak pidana pencurian dan perjudian di Kabupaten Karanganyar khususnya Kecamatan Jatiyoso, maka perlu adanya optimalisasi peran Polsek Jatiyoso dalam pengakan hukum pada kasus-kasus tersebut. Berdasarkan kasus-kasus yang dihadapi oleh Polsek Jatiyoso disimpulkan bahwa kasus pencurian dan kasus perjudian di kecamatan Jatiyoso telah mengalami penurunan walaupun tidak mengalami penurunan yang signifikan. Penurunan yang tidak signifikan ini disinyalir adanya hambatan-hambatan yang dialami oleh Polsek Jatiyoso dalam melaksanakan penegakan hukum terhdap kasus pencurian dan perjudian di kecamatan Jatiyoso. Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam penegakkan hukum, yaitu sistem, kualitas pelaksanaan dan lingkungan sosial harus serasi. Kita tidak dapat mengatakan kalau sistem atau peraturan atau mekanismenya sudah mapan dari tingkat teratas sampai ke bawah, semuanya akan beres, karena masih tergantung kepada orang yang mengemban tugas dan faktor lingkungan yang dihadapi [2]. Dari uraian diatas, dapat dilihat belum maksimalnya peranan Polsek Jatiyoso dalam penegakan hukum terhadap kasus pencurian dan perjudian di kecamatan Jatiyoso. Belum mampunya Polsek Jatiyoso dalam memberantas kasus pencurian dan perjudian yang ada di kecamatan Jatiyoso, disinyalir dalam penegakan hukum terhadap tindak pidana pencurian dan perjudian mengalami beberapa hambatan. Hambatan Kepolisian Sektor … (Agung Budi P) 63 PEMBAHASAN Polsek Jatiyoso dalam melaksanakan penegakan hukum terhadap kasus pencurian dan perjudian dengan 2 cara atau tindakan, yaitu tindakan preventif dan represif. Tindakan preventif merupakan tindakan pencegahan agar tidak terjadi pelanggaran norma-norma seperti norma hukum dan norma keagamaan, yang berlaku yaitu dengan mengusahakan agar faktor niat dan kesempatan tidak bertemu sehingga situasi yang tertib tetap terpelihara aman dan terkendali [4]. Beberapa tindakan preventif yang dilakukan oleh Polsek Jatiyoso, diantaranya: (1) Penyuluhan kepada Masyarakat Kecamatan Jatiyoso, dalam Penyuluhan yang dilakukan oleh pihak polsek Jatiyoso berupa memberikan informasi dan arahan atau masukan kepada masyarakat tentang peraturan-peraturan hukum pada kasus pecurian dan perjudian di kecamatan Jatiyoso, (2) Patroli dari pihak Polsek Jatiyoso, Dengan diadakan kegiatan patroli secara rutin maka akan memperkecil kesempatan untuk terjadinya kasus pencurian maupun perjudian, (3) Kerjasama dengan tokoh-tokoh agama di kecamatan Jatiyoso, dimana para tokoh keagamaan yang ada di Jatiyoso turut melakukan kegiatan yang salah satu tujuannya untuk mencegah terjadinya pelanggaran hukum, (4) Pengawasan dan Pengaktifan kembali kegiatan siskamling dalam lingkungan masyarakat, dalam penanggulangan kasus perjudian yang marak terjadi di kecamatan Jatiyoso, Polek Jatiyoso membuat tim yang bukan berasal dari anggota kepolisian melainkan dari anggota masyarakat yang dipercaya oleh anggota kepolisian untuk menjadi mata-mata polisi agar pihak kepolisian dapat menangkap pelaku dan pemain judi, karena hal itu dirasa lebih efektif. Apabila anggota kepolisian itu sendiri yang memata-matai, dikhawatirkan pelaku judi sudah mengetahuinya walaupun anggota kepolisian tersebut sudah menyamar jadi preman. Beberapa Tindakan represif,merupakan tindakan yang dilakukan oleh pihak kepolisian setelah terjadi kasus pencurian ataupun kasus perjudian. Tindakan represif adalah rangkaian tindakan yang dimulai dari penyelidikan, penindakan (penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan), pemeriksaan dan penyerahan penuntut umum untuk dihadapkan ke depan sidang pengadilan [4]. Kasus pencurian dan perjudian yang terjadi di kecamatan Jatiyoso harus dilaporkan kepada kepolisian sektor untuk mendapatkan tindakan represif. Tindakan represif yang dilakukan polisi berawal dari laporan kepada pihak kepolisian. Dengan adanya laporan, selanjutnya akan dilakukan rangkaian tindakan penyelidikan dan tindakan penyidika. Tindakan Penyelidikan adalah tindakan yang dilakukan pertama kali untuk menentukan apakah suatu kasus dapat dilakukan atau tidak dapat dilakukan pemeriksaan terhadap kasus yang telah dilaporkan tersebut, sebagaimana Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang menjelaskan bahwa penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menentukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang. Sedangkan Tindakan Penyidikan adalah proses setelah dilakukannya penyelidikan. Apabila penyelidikan dilakukan untuk menentukan apakah telah terjadi tindak pidana atau tidak, maka penyidikan dilakukan untuk menemukan pelakunya. Sebagaimana dijelaskan pada Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang. Hukum Acara Pidana yang menjalaskan bahwa penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Hambatan Kepolisian Sektor … (Agung Budi P) 64 Saat ini kasus pencurian dan perjudian di Jatiyoso secara garis besar sudah berkurang, namun dalam memberantas pencurian dan perjudian pihak Polsek Jatiyoso masih sering mendapatkan beberapa hambatan dan belum mampu memberantasnya. Adapun hambatan-hambatan yang diahadapi Polsek Jatiyoso dalam melaksanakan penegakan hukum secara preventif terhadap kasus pencurian dan perjudian, (1) Polsek Jatiyoso belum mampu mengajak masyarakat Jatiyoso dalam menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan masyarakat. Masyarakat di kecamatan Jatiyoso masih banyak yang beranggapan bahwa keamanan hanyalah tanggung jawab dari pihak kepolisian saja, padahal keamanan lingkungan merupakan tanggung jawab dari seluruh masyarakat dengan porsinya masing-masing. Peran serta masyarakat dalam membantu pihak polsek Jatiyoso dalam memelihara keamanan adalah hal yang harus ada demi terciptanya keamanan di lingkungan masyarakat. (2) Polsek Jatiyoso belum mampu meningkatkan kesadaran ukum masyarakat Jatiyoso. Masyarakat masih banyak yang berani melakukan perjudian secara sembunyi-sembunyi. Pengawasan dan pengaktifan kegiatan siskamling juga belum maksimal karena Polsek Jatiyoso belum mampu membangun kesadaran warga Jatiyoso dalam menjaga keamanan kecamatan Jatiyoso. Hal ini terutama berkaitan dengan adanya tindak pidana pencurian. (3) Perlengkapan dan peralatan yang dimiliki polsek Jatiyoso belum cukup untuk menjaga keamanan di kecamatan Jatiyoso. Patroli yang dilakukan oleh Polsek Jatiyoso tidak berjalan maksimal. Hal itu karena adanya keterbatasan peralatan dan perlengkapan yang dimiliki oleh Polsek Jatiyoso. Kendaraan Patroli yang digunakan tidak sesuai dengan kondisi wilayah/ medan yang dihadapi. Mobil patroli yang dimiliki tidak mampu menjelajahi seluruh medan berbukit yang ada di Jatiyoso. (4) Kondisi wilayah kecamatan Jatiyoso yang sangat luas jika dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan yang lain di kabupaten Karanganyar, disamping itu masih ada beberapa daerah di kecamatan Jatiyoso yang masih sulit di akses kendaraan bermotor, hal ini karena kondisi jalan yang rusak dan banyak tanjakan dan turunan yang curam, sehingga menyulitkan pihak kepolisian sektor jatiyoso untuk mengakses semua lingkungan di kecamatan Jatiyoso. Dengan luas yang dimiliki oleh kecamatan Jatiyoso dan adanya jalan yang masih sulit untuk di akses, mempersulit Polsek Jatiyoso dalam mendapatkan informasi tentang suatu kasus yang terjadi pada suatu daerah yang letaknya jauh dari kantor Polsek Jatiyoso. (5) Terbatasnya Jumlah Petugas Kepolisian Sektor Jatiyoso. Kecamatan Jatiyoso merupakan kecamatan yang memiliki daerah yang luas dan jumlah penduduk yang banyak, sedangkan petugas kepolisian yang ditugaskan di polsek Jatiyoso hanya 18 anggota saja. Minimnya jumlah anggota yang ditugaskan di Polsek Jatiyoso maka dapat mengganggu beberapa kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pihak kepolisian. Selain hambatan pada upaya penegkan hukum secera preventif, Polsek Jatiyoso juga sering menemui beberapa hambatan dalam melakukan penegakan hukum secara represif(penyelidikan dan penyidikan). Hambatan pada penyelidikan dan penyidikan terhadap kasus pencurian: (1) Polsek Jatiyoso belum mampu membangun kesadaran masyarakat untuk melaporkan adanya tindak pidana khususnya perjudian. Masyarakat masih enggan melaporkan adanya tindak pidana perjudian ke Polsek Jatiyoso. Itu disebabkan oleh keengganan masyarakat untuk berurusan dengan Polisi terelebih apabila harus menjadi saksi tindak pidana. (2) Sulitnya mendapakan saksi pada saat pencurian berlangsung. Polsek Jatiyoso kesulitan mendapatkan saksi yang benar-benar mengetahui kejadian pencurian. Untuk mendapatkan saksi pada saat berlangsungnya pencurian tersebut sangat sulit, karena kebanyakan kasus pencurian yang ada dikecamatan Jatiyoso diketahui setelah pencurinya selasai melakukan aksinya. (3) Polsek Jatiyoso kesulitan melacak pelaku pencurian di Jatiyoso (4) Sulitnya menemukan Hambatan Kepolisian Sektor … (Agung Budi P) 65 barang bukti. . Dalam menemukan barang bukti terhadap kasus pencurian di kecamatan Jatiyoso beberapa kali mendapatkan kesulitan, karena sebelum Polisi penyelidik dan penyidik datang ditempat kejadian perkara sudah banyak warga yang datang di tempat kejadian perkara, selain sering ada barang bukti yang hilang, sidik jari dari pelaku juga sulit untuk ditemukan. Polsek Jatiyoso dalam mengatasi hambatan-hambatan yang ada dengan (1) Polisi Polsek Jatiyoso Aktif dalam Kegiatan Masyarakat Untuk Memantau Keamanan dan Ketertiban di Jatiyoso. Polisi Polsek Jatiyoso selalu berupaya untuk menghadiri setiap kegiatan masyarakat khususnya kegiatan keramaian seperti hajatan dan pesta pernikahan yang rentan dibarengi dengan tindak pidana perjudian. Polsek Jatiyoso selalu menugaskan anggota Polsek untuk berjaga demi kelancancaran acara yang dilaksanakan. (2) Polisi Polsek Jatiyoso berupaya mendatangi masyarakat dalam mencari keterangan. Ketiadaan saksi tindak pidana pencurian maupun perjudian seringkali menyulitkan Polsek Jatiyoso dalam mengungkap perkara yang terjadi. Hal itu berupaya diatasi dengan aktif mendatangi masyarakat yang mengetahui kebenaran adanya tindak pidana itu. Polisi Polsek Jatiyoso. (3) Bekerjasama dengan Pihak Kepolisian di Wilayah Lain Untuk Melacak Pelaku Pencurian di Jatiyoso. Polsek Jatiyoso berupaya untuk bekerjasama dengan Kepolisian di Wiayah lain dalam rangka menelusuri keberadaan pelaku pencurian. Itu dilakukan karena pelaku pencurian disinyalir telah kabur dari wilayah Jatiyoso. Kerjasama tersebut terutama dilakukan dengan mencari informasi keberadaan tersangka. (4) Polsek Jatiyoso Bekerjasama dengan Masyarakat dalam mengamankan Tempat Kejadian Perkara. Polsek Jatiyoso melakukan kerjaasamaan salah satu tokoh masyarakat di berbagai daerah di kecamatan Jatiyoso. Apabila di salah satu daerah tersebut terjadi tindak pelanggaran hukum berupa pencurian ataupun perjudian untuk segara menutup tempat kejadian perkara tersebut. PENUTUP Simpulan Dalam penegakan hukum terhadap kasus pencurian dan perjudian dikecamatan Jatiyoso, Polsek Jatiyoso mengalami beberapa hambatan, terdiri dari hambatan pada upaya preventif dan represif, hambatan dalam tindakan preventif yaitu: 1) Polsek Jatiyoso belum mampu mengajak masyarakat Jatiyoso dalam menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan masyarakat), 2) Polsek Jatiyoso belum mampu meningkatkan kesadaran ukum masyarakat Jatiyoso, 3) Perlengkapan dan peralatan yang dimiliki polsek Jatiyoso belum cukup untuk menjaga keamanan di kecamatan Jatiyoso, 4) Kondisi wilayah kecamatan Jatiyoso, 5) Keterbatasan jumlah petugas Kepolisian Sektor Jatiyoso. Hambatan dalam upaya represif dalam penegakan kasus pencurian dan perjudian di kecamatan Jatiyoso adalah, 1) Polsek Jatiyoso belum mampu membangun kesadaran masyarakat untuk melaporkan adanya tindak pidana khususnya perjudian, 2) Sulitnya mendapakan saksi pada saat pencurian berlangsung, 3) Polsek Jatiyoso kesulitan melacak pelaku pencurian di Jatiyoso, 4) Menemukan barang bukti. Polsek Jatiyoso dalam mengatasi hambatan-hambatan yang ada dengan: (1) Polisi Polsek Jatiyoso Aktif dalam Kegiatan Masyarakat Untuk Memantau Keamanan dan Ketertiban di Jatiyoso. (2) Polisi Polsek Jatiyoso berupaya mendatangi masyarakat dalam mencari keterangan. (3) Bekerjasama dengan Pihak Kepolisian di Wilayah Lain Untuk Melacak Pelaku Pencurian di Jatiyoso (4) Polsek Jatiyoso Bekerjasama dengan Masyarakat dalam mengamankan Tempat Kejadian Perkara. Hambatan Kepolisian Sektor … (Agung Budi P) 66 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, ada beberapa yang dapat bermanfaat untuk di aplikasikasikan yaitu, bagi pihak polsek Jatiyoso seharusnya mampu bekerjasama dengan para kepala desa di kecamatan Jatiyoso untuk menanggulangi pencurian dan perjudian serta diadakannya penyuluhan hukum secara masksimal kepada masyarakat agar masyarakat paham tentang aturan-aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan memberi sanksi yang tegas bagi pelanggar agar mereka bisa jera. Sedangkan saran yang dapat diaplikasikan oleh pihak masyarakat Jatiyoso sebaiknya ikut dalam menjaga keamanan dengan mengaktifkan kembali kegiatan siskampling secara rutin, sehingga meminimalisir peluang terjadinya tindak pidana, khususnya pada kasus pencurian dan perjudian. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis sadar bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terwujud. Oleh karena itulah, pada kesempatan ini penulis 1. Ibu Puji Wulandari Kuncorowati, S.H. M. Kn selaku Pembimbing yang dengan penuh kesabaran, ketulusan dan bijaksana dalam membimbing, memberi semangat, saran dan kepercayaan serta nasihat-nasihatnya kepada penulis sehingga jurnal elektronik ini dapat terselesaikan. 2. Bapak Anang Priyanto, M. Hum selaku reviewer yang telah memberikan masukan kepada penulis demi kelayakan dalam penulisan jurnal elektronik ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Kartono, Kartini. 2005. Patologi Sosial, jilid I. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. [2] Lopa, Baharuddin. 2001. Kejahatan Korupsi dan Penegakan Hukum. Jakarta Kompas. [3] Mutiara, Dali. 1962. Tafsiran Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Jakarta: Ghalia Indonesia (1) [4] Nurdjana. 2009. Hukum dan Aliran Kepercayaan Menyimpang di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar [5] Soekanto, Soerjono. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta: Grafindo Persada