Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 14 STIE Putra Perdana Indonesia TINJAUAN TEORITIS DAN IDENTIFIKASI POTENSI PENELITIAN DALAM KAJIAN KONFLIK ORGANISASI Oleh : Drs. Rezi Erdiansyah., M.Si Dosen tetap Fak. Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara Abstrak STIE Putra Perdana Indonesia Tulisan ini bertujuan untuk melakukan pemetaan teori konflik organisasi, selanjutnya juga dilakukan identifikasi potensi-potensi penelitian yang dapat dilakukan dalam kajian tersebut. Secara teoritis, konflik organisasi dapat dibedakan dalam tiga perspektif yaitu, pertama teori konflik yang membahas fungsi dan disfungsi konflik dalam organisasi, kedua teori konflik yang membahas jenis-jenis konflik yang terjadi dalam pengelolaan suatu organisasi, dan ketiga teori konflik yang membahas penyebab dari suatu konflik organisasi. Terkait tiga perspektif tersebut, penulis menambahkan perspektif keempat yaitu dampak konflik organisasi. Melalui kajian teoritis dapat diidentifikasi implikasi potensi-potensi penelitian ke depan, dimana keterkaitan antar bidang ilmu terutama sosiologi, psikologi, manajemen dan organisasi berpeluang cukup besar untuk menemukan tema-tema penelitian aktual mengenai konflik organisasi. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengelolaan dan pengembangan manajemen dan organisasi. STIE Putra Perdana Indonesia Kata kunci: konflik organisasi, konflik fungsional dan disfungsional, konflik vertikal dan horizontal,intrapersonal conflict, interpersonal conflict, intergroup conflict. Latar belakang Konflik organisasi merupakan tema yang tidak dapat diabaikan dalam teori dan praktik organisasi pada umumnya, khususnya manajemen sumber daya manusia. Fenomena umum bahwa organisasi terdiri dari individu-individu atau bahkan kelompok-kelompok merupakan realitas yang tidak dapat dihindarkan. Sebagai kumpulan individu dan kelompok, maka proses sosial akan selalu terjadi di dalam setiap organisasi. Dalam perspektif sosiologis,proses sosial secara alami STIE Putra Perdana Indonesia akan bergerak dalam dua arah yang bertentangan yaitu pertama bergerak ke arah terciptanya keharmonisan sosial atau integrasi sosial dimana individu-individu atau kelompok-kelompok akan bersatu dan berdampingan satu sama lain, dan kedua InoVasi Volume 9: April 2014 Page 376 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 14 STIE Putra Perdana Indonesia bergerak kearah konflik sosial dimana individu-individu atau kelompok-kelompok akan memiliki kesenjangan satu sama lain, bertikai, baik yang sifatnya tertutup atau tersembunyi maupun terbuka. Sekalipun demikian, diantara kedua arah proses sosial tersebut tidak tertutup kemungkinan bergerak secara timbal balik dimana konflik sosialberubah menjadi integrasi sosial, atau bahkan sebaliknya integrasi sosialberubah menjadi konflik sosial, artinya proses sosial yang terjadi pada suatu organisasi bersifat dinamis dan berubah. Realitas sosial tersebut semakin menemukan bentuknya ketika organisasi modern dewasa ini ditandai dengan tingkat STIE Putra Perdana Indonesia heterogenitas yang tinggi baik dari segi agama, etnis, budaya, politik, ekonomi dan lain-lain sehingga potensial menimbulkan berbagai bentuk konflik, baik yang bersifat perorangan maupun kelompok, vertikal dan horizontal serta tertutup maupun terbuka. Dalam pada itu, studi mengenai dampak konflik organisasi terhadap kinerja, produktivitas, kelangsungan hidup dan masa depan organisasi menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Terdapat pandangan yang negatif terhadap konflik karena membahayakan keberadaan suatu organisasi, namun terdapat juga pandangan yang positif terhadap konflik dimana konflik dikatakan dapat memberikan kontribusi positif bagi organisasi terutama jika konflik yang terjadi dapat dikelola dengan baik. STIE Putra Perdana Indonesia Melalui Dalam perspektif yang negatif, konflik organisasi dilihat sebagai ancaman dan hambatan dalam menjaga kemajuan dan kelangsungan suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam perspektif ini konflik harus dihilangkan. Menurut Afzalur Rahim (2002) meskipunkonfliksering dikatakanfungsional untukorganisasi, sebagian besarrekomendasiyang berkaitan dengankonflik organisasimasihjatuh dalamspektrumpengurangankonflik, berbagai literatursaat ini resolusi, menunjukkan atauminimisasi. Rekomendasidari bahwakonflikorganisasimengganggu kelangsungan organisasi sehingga berbagai asumsi yang mendukung pandangan yang positif terhadap konflik tidak seluruhnya memperoleh dukungan.Pandangan ini sejalan dengan pendapat Carsten K.W.De Dreu & Bianca Beersma (2005) yang menemukan bahwa konflik organisasi berpengaruh negatif terhadapkepuasan, STIE Putra Perdana Indonesia komitmen organisasi,keinginan untuk pindah serta kesehatan dan kesejahteraan individu. Namun demikian, Carsten K.W.De Dreu & Bianca Beersma belum InoVasi Volume 9: April 2014 Page 377 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 14 STIE Putra Perdana Indonesia melakukan pengujian lebih lanjut yang dapat membuktikan bahwa hal-halyang dimaksud berimplikasi pada kinerja individu dan organisasi. Berbeda dengan pandangan di atas, dalam perspektif yang positif menyebutkan bahwa konflik organisasi merupakan dinamika organisasi, artinya konflik tidak selamanya dipandang sebagai perilaku yang dapat menimbulkan kerugian bagi organisasi, melainkan hanya merupakan konsekuensi dari proses dinamis yang terjadi dan memberikan dampak kematangan bagi kelangsungan suatu organisasi. Diakui bahwa terdapat unsur kompleksitas yang terjadi di dalam suatu STIE Putra Perdana Indonesia organisasi dan seringkali mendorong terjadinya konflik organisasi. Menurut Juanita (2002) semakin besar ukuran suatu organisasi, semakin cenderung menjadi kompleks keadaannya. Kompleksitas ini menyangkut berbagai hal seperti kompleksitas alur informasi, kompleksitas komunikasi, kompleksitas pembuat keputusan, kompleksitaspendelegasian wewenang dan sebagainya.Oleh karena itu, mengingat adanya kompleksitas organisasi maka konflik hanya merupakan proses alami yang terjadi dalam setiap organisasi. Penelitian yang dilakukan oleh Hotepo et.all (2010) pada beberapa lembaga atau perusahaan jasa di Negeria menemukan bahwa, meskipun konflik sering dipandang sebagai negatif, ia mampu meningkatkan inovasi organisasi dan STIE Putra Perdana Indonesia produktivitas, dan dengan demikian dapat meningkatkan kinerja organisasi. Selain itu, konflik membangun semangat kerja tim dan kerjasama antar karyawan dari sebuah organisasi.Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa cara yang paling baik digunakan untuk mengelola konflik di antara para manajer di industri jasa Nigeria adalah Bargaining, Collaboration, dan Avoidance. Ketika konflik telah dikelola secara baik dalam organisasi, hal itu akan menyebabkan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Penelitian yang lebih moderat dilakukan oleh Muhammad Ramzan Mughal &Maria Khan (2013) yang menemukan bahwa konflik dianggap sebagai masalah sosial, bersifat alami, namun dampaknya dapat memberi efek baik positif atau STIE Putra Perdana Indonesia negatif atau bahkan keduanya. Konflik jika salah dalam penanganan dapat menimbulkan ketegangan, stres, pertengkaran, perselisihan sosial. Konflik kepentingan antara individu-individu dan kelompok-kelompok menghasilkan kinerja InoVasi Volume 9: April 2014 Page 378 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 14 STIE Putra Perdana Indonesia organisasi yang negatif. Dengan demikian, manajemen organisasi harus dapat memastikan bahwa strategi manajemen yang efisien harus digunakan dalam rangka memerangi situasi konflik serta membawa dan mempertahankan bonhomie dalam organisasi dengan memperkuat hubungan di antara semua karyawan.Penelitian yang sama dilakukan Younyoung Choi (2013) yang meneliti pengaruh konflik dangayamanajemen konflikterhadapindividu, kelompok, dan efektivitas organisasi Dalam penelitian ini, Choi meneliti hubungan antarakepuasan kerjadan manajemen budaya konflik (dominan, kolaboratif dan avoidant), STIE Putra Perdana Indonesia menggunakanpemodelanpersamaan dari743orang yang bankdiWashingtonDCdanVirginiaBarat, menunjukkan struktural, menganalisisdata survei bekerjasebagaitellerdicabang-cabang Amerika bahwabudayamanajemen Serikat.Hasil penelitian konflikkolaboratifmemiliki efek positifterhadap kepuasan kerja,sedangkanbudaya manajemenyang dominanmemiliki efek negatifterhadap kepuasan kerja. Tidak adahubungan yangsignifikan secara statistikyang ditemukan antarabudayamanajemen konflikavoidantdankepuasan kerja. Berdasarkan beberapa pendapat dan hasil penetian di atas dapat disimpulkan bahwa,perbedaan antara pandangan yang negatif dan pandangan yang positif terhadap konflik terletak pada kemampuan manajerial dalam mengelola konflik. STIE Putra Perdana Indonesia Pandangan yang positif berkeyakinan bahwa konflik tidak banyak berpengaruh terhadap kinerja organisasi jika dilakukan pengelolaan (konflik) yang tepat, sebaliknya jika terjadi kesalahan dalam penanganan konflik maka akan berdampak negatif terhadap organisasi. Artikel ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi teoritis mengenai faktor pendorong konflik dan akibat yang ditumbulkannya, selain itu juga perlu dilakukan kajian berbagai potensi yang berhubungan dengan kemampuan manajerial dan kepemimpinan dalam mengelola dan menangani konflik. Implikasi dari artikel ini diharapkan dapat membuka ruang penelitian lebih lanjut mengenai konflik organisasi STIE Putra Perdana Indonesia dan pengelolaannya bagi banyak organisasi dan perusahaan bisnis di Indonesia.Sebagai catatan, ILO menyebutkan bahwa di Indonesia konflik yang terjadi pada perusahaan bisnis selama tahun 2010sebanyak 192 pemogokan yang melibatkan 125.784 pekerja dan812.131 jam kerja hilang, dengan jumlah total InoVasi Volume 9: April 2014 Page 379 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 14 STIE Putra Perdana Indonesia perselisihan sebanyak 612 kasus. Penulis belum menemukan data-data terakhir mengenai jumlah konflik yang terjadi antara tahun 2011 – 2013, namun dengan melihat perkembangan terakhir dimana terjadi gejolak konflik perburuhan yang cukup tinggi dapat dipastikan bahwa akan terjadi peningkatan jumlah konflik selama dua tahun terakhir. Oleh karena studi tentang konflik organisasi terutama pada perusahaan bisnis sangat diperlukan untuk menemukan solusi dalam mengatasi situasi konflik yang terjadi di Indonesia, yang jika dibiarkan akan berdampak buruk pada dunia usaha dan investasi. STIE Putra Perdana Indonesia Kajian Teoritis Pengertian Konflik dan Konflik Organisasi Dalam Oxford Dictioneries konflik diartikan sebagai a serious disagreement or argument,A prolonged armed struggle, a state of mind in which a person experiences a clash of opposing feelings or needs, a serious incompatibility between two or more opinions, principles, or interests. Artinya sebuahperselisihanyang sungguh-sungguh, sebuahperjuangan panjang dengan senjata, suatu keadaan pikirandimanaseseorang mengalamibenturanperasaan ataukebutuhanuntuk menentang, dan sebuahketidakcocokanyang seriusantara dua atau lebihpendapat,prinsip, atau STIE Putra Perdana Indonesia kepentingan. Osmond Vitez (2009) menyebutkanConflict is opposition or disagreement between individuals or entities. Artinya konflik adalah oposisi atau pertentangan antara individu atau kelompok. SelanjutnyaHocker& Wilmot (1995) mengatakan konflik adalah Two or more interdependent parties who perceive incompatible goals, scarce resources, and interference from others in achieving that goal. Van Slyke (1999) mengatakan konflik adalah competition between interdependent parties who perceive that they have incompatible needs, goals, desires, or ideas.Sedangkan Putnam & Pool (1987) the interaction of interdependent people who perceive opposition of goals, aims, and values, and who see the other party as potentially interfering with the realization of STIE Putra Perdana Indonesia these goals. Ringkasnya konflik adalah perbedaan dan kompetisi yang tercermin dalam perbedaan persepsi atau pemikiran dan ide-ide, keinginan dan kebutuhan, tujuan, keterbatasan sumber daya, termasuk perbedaan nilai-nilai yang dianut oleh masing-masing anggota. InoVasi Volume 9: April 2014 Page 380 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 14 STIE Putra Perdana Indonesia Menurut Roloff (1987dalamM. Afzalur Rahim, 2002) menyebutkan, "organizational conflict occurs when membersengage in activities that are incompatible with those of colleagues within their network,members of other collectivities, or unaffiliated individuals who utilize theservices or products of the organization". Artinya konflik organisasiterjadiketika anggotamelakukan kegiatan yangtidak sesuai denganorang-orang dalamsuatujaringankerja,anggotakolektivitaslainnya, atau individuyang tidak STIE Putra Perdana Indonesia terafiliasiyangmemanfaatkanjasa atau produkorganisasi.Dapat disimpulkan konflik organisasi adalah konflik atau pertikaian yang terjadi di dalam suatu organisasi, terjadi perbedaan, pertentangan antara anggota-anggota organisasi atau antara pihak-pihak yang terlibat dalam organisasi. PemetaanTeori Konflik Pemetaan teori konflik dengan berbagai variannya dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang yaitu, (1) teori konflik yang ditinjau dari sudut fungsi atau manfaat atau kegunaan konflik, misalnya Graham R Massey & Philip L Dawes(2004), (2) teori konflik yang ditinjau berdasarkan tingkatan atau hirarkhi konflik, misalnyaHotepo et.all. (2010), Ramzan Mughal & Maria Khan (2013), (3) teori konflik yang ditinjau STIE Putra Perdana Indonesia berdasarkan penyebabnya terjadinya konflik dikemukakan oleh Jerald Greenberg dan Robert ABaron(1993), Bercovitch (tanpa tahun),Barki dan Hartwick (2004) tinjauan (2004),Hotepo et.all (2010). (1) Menurut Graham R Massey & Philip L Dawes kontemporermengenai konflik dapatdibedakan dalam dua jenisyaitukonflik disfungsionaldankonflik fungsionallainnya. Kedua jenis konflik yang dikemukakan oleh Massey&Dawes tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama dalam perspektif disfungsional, konsepkonflikmemiliki arti yang negatif, dimana misalnya terjadi gejala-gejala distorsi, pemotonganinformasiyang STIE Putra Perdana Indonesia merugikanorang laindalam organisasi, permusuhan, ketidakpercayaandalam proses-proses interaksi sosial, terjadi perilakuoportunistik, gatekeepinginformation, dan menciptakan hambatan dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, konflik disfungsional diyakini mengurangi kinerja tim InoVasi Volume 9: April 2014 Page 381 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 14 STIE Putra Perdana Indonesia dan kepuasan anggota karena menghasilkan ketegangan dan pertentangan, dan mengalihkan perhatian orang dari kinerja tugas mereka.Sejalan dengan pendapat di atas, Juanita (2002) mengatakan bahwa konflik disfungsional merupakan pandangan tradisional yang melihat konflik hanyalah merupakan gejala abnormal yang mempunyaiakibat-akibat negatif sehingga perlu dilenyapkan. Konflik ditimbulkan karena perbedaan kepribadian dan kegagalan dalam kepemimpinan, biasanya konflik diselesaikan melalui pemisahan fisik atau dengan intervensi manajementingkat yang lebih tinggi. STIE Putra Perdana Indonesia Kedua konflik fungsional merupakan suatu situasi konflik yang diyakini memiliki efek menguntungkan, mengalir dari proses interaksi konsultatif yang terjadi. Melalui konflik fungsional setiap orang merasa bebas untuk mengekspresikan pendapat mereka, memiliki keberanian menantang ide-ide, keyakinan dan asumsi-asumsi yang berbeda.Dengan demikian, konflik fungsional dapat mengurangi dominasi kelompok, kesetiaan dan solidaritas kelompok dapat dibatasi dengan cara mengembangkan pemikiran-pemikiran yang logis, rasional dan realistis sehingga akan melahirkan lebih banyak opsi dalam kerja dan pengambilan keputusan. Menurut Juanita (2004) konflik fungsional merupakan pandangan yang lebih maju, yang menganggap bahwa konflik dapat berakibat STIE Putra Perdana Indonesia baik maupun buruk. Usaha penanganannya harus berupaya untuk menarik halhal yang baik dan mengurangi hal-hal yang buruk. Pandangan ini beranggapan bahwa konflik adalah suatu akibat yang tidak dapat dihindarkan dari interaksi organisasional dan dapat diatasi dengan mengenali sumber-sumber konflik, konflik pada umumnya adalah hasil dari kemajemukan sistem organisasi dan konflik diselesaikan dengan cara pengenalan sebab dan pemecahan masalah. (2) Hotepo et.all. (2010) menyebutkanada dua jenis utamadari konflik dalam organisasi yaitu konflik vertikal dan konflik horisontal. Konflik vertikal terjadi pada kelompok hirarki yang berbeda, seperti supervisor dan salesman, staf dan pimpinan, sedangkan konflik horizontal terjadi antara individu-individu dari tingkat yang sama, seperti konflik antar manajer, antar staf di organisasi yang sama. STIE Putra Perdana Indonesia Dalam konflik vertikal, perbedaan status dan kekuasaan antara kelompokkelompok yang secara umum lebih besar dari pada konflik horizontal. Konflik vertikal terjadi antara lain disebabkan faktor-faktor: pertama jarak psikologis yaitu InoVasi Volume 9: April 2014 Page 382 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 14 STIE Putra Perdana Indonesia pekerja tidak merasa terlibat dalam organisasi dan merasa bahwa kebutuhan mereka tidak terpenuhi, kedua kekuasaan dan status yaitu pekerja merasa tidak berdaya dan terasing, ketiga adanya perbedaan nilai dan ideologi dimana perbedaan ini merupakan keyakinan mendasar pada tujuan dan sasaran dari suatu organisasi, dan keempat sumber daya yang langka: perbedaan pendapat tentang manfaat, gaji dan kondisi kerja.Dalam konflik vertikal, individu dalam tingkat organisasi yang lebih rendah berusaha untuk menghindari konflik dengan tingkat hirarki yang lebih tinggi. Persoalan pokok yang seringkali menjadi STIE Putra Perdana Indonesia penyebab konflik vertikal adalah masalah keadilan. Oleh karena itu, Hoetopo et.all. (2010) mengatakan bahwa para peneliti bidang konflik menambahkan bahwa keadilan distributif secara signifikan meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen organisasi akan memiliki korelasi postif dengan berbagai situasi konflik. Sejalan dengan pandangan yang disebutkan oleh Hoetopo maka Muhammad Ramzan Mughal &Maria Khan (2013) menggambarkan level konflik organisasi sebagaimana berikut: Organizational Conflict STIE Putra Perdana Indonesia Macro Intergroup Conflict Interpersonal Conflict Intrapersonal Conflict Micro Gb 1. Level Konflik Level konflik di atas lebih banyak menggambarkan berbagai dinamika konflik pada tingkatan yang berbeda-beda pada suatu organisasi meliputi, intrapersonal conflict, interpersonal conflict, intergroup conflict dan organizational conflict. STIE Putra Perdana Indonesia Intrapersonal conflict adalah konflik yang terjadi dalam diri individu, konflik intrapersonal merupakan konflik psikologis. Dalam perspektif piskologi, konflik terjadi ketika ada ketidakcocokan atau inkonsistensi antara unsur-unsur kognitifindividuyang menyiratkan bahwaelemen kognitif baru berbeda dengan InoVasi Volume 9: April 2014 Page 383 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 14 STIE Putra Perdana Indonesia penjelasansebelumnyaatauharapan, dengan kata lain ada perbedaan antara kenyataan dengan harapan. Sekalipun konflik intrapersonal tidak dapat dilepaskan dengan aktivitas suatu organisasi, namun seringkali dalam pengelolaan organisasi konflik intrapersonal menjadi bagian tugas psikolog yang secara khusus menangani masalah kepribadian, dan tidak menjadi bagian yang mendapatkan perhatian khusus dalam penanganan masalah konflik.Interpersonal conflict merupakan jenis konflik yang melibatkan lebih dari satu individu (antar individu) dapat bersifat vertikal atau horizontal. Bercovitch STIE Putra Perdana Indonesia (tanpa tahun) mengatakan bahwa Interpersonal conflict terjadi dalam interaksi manusiapada suatu organisasi yang bersumber dari dua hal yaitu, pertamaperbedaan kepribadian, sikap, nilai-nilai dan kebutuhan antar individu, dan kedua adanya ketidapuasan terhadap peran yang diperoleh atau diberikan oleh organisasi. Intergroup conflict atau dalam istilah Bercovitch disebut dengan Interdepartmental conflict disebabkan oleh faktor-faktor struktural. Jika duasubunit dalam suatu sistemorganisasitelah dibedakantujuan dansecara fungsionalnamun memiliki ketergantungan satu sama lain maka interdependensi tersebut selalu membawa dua kemungkinan konsekuensi yaitu kerja sama atau STIE Putra Perdana Indonesia sebaliknya konflik. Organizational conflict Ramzan Mughal &Maria Khan (2013) tidak memberikan penjelasan yang rinci mengenai kosnep Organizational conflict, namun dapat dijelaskan bahwa Organizational conflictadalah konflik-konflik yang terjadi di dalam suatu organisasi dan memiliki dampak terhadap berbagai indikator kemajuan dan perkembangan organisasi dapat bersifat vertikal maupun horizontal. Organizational conflictyang besar dapat merupakan akumulasi dari interpersonal conflict dan intergroup conflict. (3) Teori tentang faktor-faktor penyebab konflik STIE Putra Perdana Indonesia Mohd Fazil (2010) melalui suatu penelitian menjelaskan faktor penyebab intrapersonal conflict dan interpersonal conflict. Intrapersonal conflict berhubungan dengan faktor-faktor seperti usia dan self-efficacy, faktor InoVasi Volume 9: April 2014 Page 384 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 14 STIE Putra Perdana Indonesia lingkungan kerja, kejelasan peran dan dukungan atasan, keluarga dan teman, aktualisasi harapan dan kenyataan yang berbeda, kebingungan dalam menetapkan pilihan dari berbagai alternatif yang tersedia, kondisi keuangan pribadi dan sebagainya merupakan faktor yang menyebabkan. Selanjutnya interpersonal conflictkondisi konflik yang difokuskan pada perbedaan pendapat antara individu atau kelompok yang terlibat tentang apa tugas-tugas yang perlu.Barki and Hartwick (2004, dalam M. Fazil, 2010) adanya unsur-unsur emotion, interference, dan disagreement dalam interpersonal conflict.Emosi STIE Putra Perdana Indonesia negatif termasuk konflik afektif, ini menunjukkan tidak kompatibelnya pribadi dalam proses sosial organisasi. Interferensi termasuk konflik yang mengacu pada kegiatan yang tidak sesuai di mana satu orang mengganggu, menghalangi atau membuat perilaku kurang afektif. Disagreement atau ketidaksepakatan dalam diagram meliputi konflik kognitif dan konflik tugas yang mengacu pada perbedaan pendapat tentang pekerjaan yang harus dilakukan. Barki dan Hartwick (2004) sebagaimana dikutip M.Fazil (2010)menggambarkan proses interpersonal conflictsebagai berikut: STIE Putra Perdana Indonesia Negative emotion Disagreement Interference Gb 2. Venn Diagram of Interpersonal Conflict's Properties, dikutip Barki dan Hartwick (2004,dalam M. Fazil, 2010) Bercovitch (tanpa tahun) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan STIE Putra Perdana Indonesia konflik meliputi faktor personal dan peran. Faktor personal merupakan kenyataan bahwa setiap individu berbeda-beda, konflik dapat terjadi jika atribut mereka tidak menyatu bersama-sama dalam cara yang terkoordinasi. Interaksi antara individu dengan sikap, nilai-nilai dan kebutuhan yang berbeda dapat InoVasi Volume 9: April 2014 Page 385 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 14 STIE Putra Perdana Indonesia menghasilkan perilaku konflik. Sedangkan faktor peran dikatakan bahwa dalam prakteknya, lengkap, bagaimanapun, dan spesifikasiperancenderungambigudan dalaminteraksi orangseringmerasa tidak mereka puas denganorang denganperan atauposisi lain, tidak beberapa mereka, atau merekamungkin merasa bahwaaspirasi merekauntuk posisiyang lebih tinggi, kondisi yang dapat menimbulkan frustrasi dan pada gilirannya dapat menimbulkan konflik. STIE Putra Perdana Indonesia Sejalan dengan pandanganBercovitch, pandangan Hoetopo et.all (2010)menyebutkan bahwadalam setiap organisasi, ada banyak penyebab dari konflik, namun konflik dalam individu biasanya muncul ketika seseorang memiliki ketidakpastian tentang apa tugas diharapkan untuk dilakukan. Selanjutnya, jikatugas individu yang bekerja didalam suatu kelompok ada ketidakjelasan akan menyebabkan lebih banyak konflik. Konflik antar individu dapat timbul akibat dari tekanan atau ketidajelasan peran. Konflik antara individu dan kelompok timbul jika tujuan tidakditentukan bagi individu didalam kelompok. Selain itu, Hotepo menyebutkan dari berbagai referensi konflik organisasi disebabkan banyak faktor dengan berbagai dampak yang timbul, setidaknya secara umum ada enam sumber utama: STIE Putra Perdana Indonesia Pertama, perselisihan antarpribadi yang muncul ketika seseorang mengalami stres individu; Kedua, masalah yang dihasilkan dari konflik peran, suatu kondisi yang terjadi ketika ada tekanan atas peran seseorang dalam organisasi; Ketiga, kekuatan perjuangan individu dan kelompok yang menonjolkan tujuantujuan egoistik masing-masing; Keempat, kesalahpahaman dan perbedaan pendapat dari perbedaan-perbedaan yang ada. Konflik timbul karena orang-orang mendekati masalah umum dari orientasi yang sangat berbeda satu sama lain; Kelima, ketidakseimbangan persyaratan saling ketergantungan dan STIE Putra Perdana Indonesia kerjasama,terjadi kesalahan komunikasi dan kerusakan dalam proses interaksi, yang pada gilirannya jika sampai kondisi kritis dapat menimbulkan konflik yang lebih intensif; InoVasi Volume 9: April 2014 Page 386 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 14 STIE Putra Perdana Indonesia Keenam, adanya tekanan eksternal dari kekuatan-kekuatan luar organisasi yang berpengaruh terhadap kondisi internal. Kemampuan internal untuk beradaptasi sebagai sistem dengan tidak menimbulkan goncangan merupakan faktor yang dapat mengurangi konflik. Pandangan yang lebih komprehensif disebutkan oleh Jerald Greenberg dan Robert A. Baron (1993) bahwa faktor-faktor penyebab konflik secara umum akibat adanya ketidakseimbangan sumberdaya. Ringkasnya pandangan tersebut digambarkan sebagai berikut: STIE Putra Perdana Indonesia Ketergantungan dalam unit kerja Kompetisi sumber daya Kerancuan dan ketidakjelasan tanggung jawab Perbedaan kewenangan atau kekuasaan Perbedaanperbedaan Konflik Sistem penghargaan kompetitif STIE Putra Perdana Indonesia Gb3.Sumber konflik, diadaptasi dari Jerald Greenberg dan Robert A. Baron (1993) Berbagai perspektif teori yang dikemukakan di atas menjelaskan bahwa konflik organisasi memiliki dimensi yang cukup luas, mulai dari konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik intergroup dan konflik organisasi itu sendiri yang tidak hanya berdampak terhadap individu dan kelompok, melainkan juga berdampak terhadap organisasi secara keseluruhan, baik konflik yang bersifat horizontal maupun vertikal. Sekalipun disebutkan bahwa konflik memiliki fungsi yang positif (konflik fungsional), namun dalam praktik organisasi akibat negatif dari konflik (konflik disfungsional) jauh lebih penting untuk dilakukan kajian, karena dampak negatif konflik menimbulkan banyak masalah dalam pengelolaan dan masa depanorganisasi. Pembahasan: Implikasi penelitian ke depan STIE Putra Perdana Indonesia Studi tentang konflik organisasi sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti asing di berbagai negara. Namun demikian, studi konflik organisasi di Indonesia semakin dirasakan penting karena tingginya potensi konflik dalam pengelolaan InoVasi Volume 9: April 2014 Page 387 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 14 STIE Putra Perdana Indonesia organisasi, terutama perusahaan bisnis yang beroperasi saat ini. Kebebasan berorganisasi di Indonesia membawa implikasi lahirnya begitu banyak organisasi serikat pekerja yang ada. Diakui atau tidak, serikat pekerja berpotensi mempengaruhi konflik vertikal antara pekerja dan pengusaha, selain itu konflik horizontal juga masih banyak mewarnai pengelolaan organisasi saat ini. Implikasi teoritis mengenai konflik organisasi dalam perspektif penelitian kausal, dapat dikelampokkan dalam penelitian-penelitian yang bertujuan mengetahui faktor penyebab konflik, penelitian-penelitian yang bertujuan mengetahui dampak konflik STIE Putra Perdana Indonesia dan penelitian yang sekaligus bertujuan mengetahui sebab-akibat konflik organisasi. Titis Setyawardani dan Noermijati (2012) melakukan penelitian dengan paradigma kualitatif terhadap salah satu perusahaan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) di Indonesia, penelitian ini menemukan bahwa setiap konflik yang terjadi selalu diawalidengan pemicu konflik yang berasal dari berbagaimacam permasalahan. Konflik terjadi ketika pencetuskonflik membentuk sudut pandang yangberbeda-beda pada individu sehingga terjadi perbedaanpemahaman. Konflik yang terjadi dalam sebuahperusahaan sangat kompleks. Beragam pemicu konflikmuncul dan membentuk berbagai macam konflikmulai dari konflik pada level individu, level kelompok,hingga level organisasi. Konflik yang terbentuk STIE Putra Perdana Indonesia menghasilkandampak yang negatif yaitu terjadinya tunroverkaryawan yang tinggi, conflict of interest yangtinggi, dan stress kerja yang tinggi.Titi Setyawardani menggambarkan kerangka berpikir dalam penelitian tersebut sebagai berikut: STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 9: April 2014 Page 388 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 14 STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia Sumber : Titis Setyawardani, Noremijati (2012) Penelitian lain dilakukan oleh Mahmood Ghorbani dan Nazanin (2011)tujuandari penelitian ini adalahuntuk mengeksplorasi hubunganantarabudaya organisasidan gayamanajemen konflikdi pusat-pusatpendidikan tinggi diBojnourd, Iran. Temuanmenunjukkan bahwabudaya organisasiumum yang memiliki STIE Putra Perdana Indonesia dimensihirarkis, rasional, ideologi danbudayapartisipatif berhubungan dengan gayamanajemen konflikdengan dimensi persaingan, kompromi, kerjasama, konsensus dan upaya menghindari konflik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara budaya organisasi rasional dengan gaya kepemimpinan yang berdimensi persaingan dan kerja sama, ada hubungan antara budaya organisasi hirarkis dan gaya manajemen konflik yang berdimensi persaingan, sedangkan budaya organisasi partisipatif dan ideologis tidak berhubungan dengan manajemen berbasis dimensi konflik manapun. Kerangka penelitian yang dikembangkan Mahmood Ghorbani dan Nazanin, dapat dilihat sebagai berikut: STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 9: April 2014 Page 389 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 14 STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia Sumber : Mahmood Ghorbani dan Nazanin (2011) Kedua penelitian di atas memberikan gambaran luasnya faktor-faktor yang mendorong konflik serta akibat atau dampak yang ditimbulkannya. Oleh karena itu, dalam perspektif ilmu manajemenp potensi penelitian mengenai konflik organisasi dapat dilihat dalam gambar diagram berikut ini: Penyebab Konflik Jenis Konflik dalam Organisasi Budaya organisasi Konflik Organisasi Kepemimpinan Konflik vertikal Dampak Konflik Kinerja organisasi dan karyawan STIE Putra Perdana Indonesia Komunikasi organisasi Konflik horizontal Kesejahteraan karyawan Konflik intrapersonal Sistem rekruitmen dan pengembangan karier Kepuasan karyawan Persaingan Konflik interpersonal Komitmen organisasi dan karyawan Loyalitas karyawan Konflik intergroup Tingkat turn-over (mobilitas tenaga kerja) Daya saing organisasi Keaktifan karyawan dalam serikat pekerja Gb 3. Potensi penelitian dalam studi konflik organisasi STIE Putra Perdana Indonesia Penelitian yang lebih komprehensif dapat dilakukan dengan membangun model dan kerangka berpikir yang luas. Penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan banyak variabel sebab dan akibat. Melalui model tersebut, dapat disusun rekomendasi manajerial yang dapat InoVasi Volume 9: April 2014 digunakan dalam melakukan Page 390 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 14 STIE Putra Perdana Indonesia penanganan konflik. Jika setiap sub-penyebab konflik, jenis-jenis konflik dan subakibat konflik pada gambar di atas merupakan variabel-variabel penelitian maka penelitian akan semakin luas dengan menderivasi variabel dalam dimensi-dimensi yang lebih spesifik. Dalam hal ini, para peneliti dapat membangun modifikasi model dan fokus permasalahan sesuai dengan kajian teoritis serta minat masing-masing. Simpulan Konflik organisasi mempunyai kompleksitas masalah yang luas, baik ditinjau dari aspek penyebab maupun akibat yang ditimbulkannya. Oleh karena itu, penelitian atau kajian yang berhubungan dengan konflik organisasi masih sangat diperlukan di Indonesia dewasa ini. Penelitian mengenai konflik organisasi merupakan penelitian yang dapat bersifat interdisipliner suatu penelitian lintas keilmuan, melalui pendekatan interdisipliner maka pemahaman terhadap konflik organisasi akan lebih luas dan komprehensif sehingga solusi-solusi yang ditawarkan dalam penanganan konflik juga diharapkan dapat lebih baik. STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 9: April 2014 Page 391 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 14 STIE Putra Perdana Indonesia Daftar pustaka Bercovitch, Jacob. Tanpa tahun. Conflict and Conflict Management in Organizations: a Framework for Analysis.Jacob Bercovitch is Lecturer in Political Science at the University ofCanterbury. Carsten K. W. De Dreu and Bianca Beersma. 2005. Conflict in organizations: Beyond effectiveness and performance University of Amsterdam, The Netherlands. European journal of work and organizational psychology 14 (2), 105–117. Choi, Younyoung. 2013. The Influence of Conflict Management Culture on Job Satisfaction. Hanyang Cyber University. Social Behavior and Personality, 2013, 41(4),687-692. © Society for Personality Research. http://dx.doi.org/10.2224/sbp.2013.41.4.687. STIE Putra Perdana Indonesia Ghorbania, Mahmood and Nazanin Homaye Razavi. 2011. The study of The Relationship Between Organizational Culture and Conflict Management. Department of Management, Bojnourd Branch, Islamic Azad University, Bojnourd, Iran Department of Educational Management, Bojnourd Branch, Islamic Azad University, Bojnourd, Iran. Middle-East Journal of Scientific Research 10 (6): 711-717, 2011 ISSN 1990-9233. © IDOSI Publications, 2011. Graham R Massey & Philip L Dawes. 2004. Functional and dysfunctional conflict in the context of marketing and sales. Working Paper Series. Number WP009/04ISSN Number 1363-6839. STIE Putra Perdana Indonesia Greenberg, Jerald dan Robert A. Baron.1993. Behavior in Organizations. Boston: Allyn and Bacon. Hotepo, M. Et.all. 2010. Empirical Study of the Effect of Conflict on Organizational Performance in Nigeria. Department of Business Administration and Management Technology; Department of Accounting and Finance;Lagos State University, P.M.B. 0001, LASU Post Office Ojo, Lagos, Nigeria. Business and Economics Journal, Volume 2010: BEJ-15. Jaffee, David. 2008. Conflict at Work Throughout The History of Organizations. University of North Florida. 4567 St Johns Bluff Road South, Jacksonville, FL 32224 [email protected]. In Carsten K.W. De Dreu and Michele J. Gelfand, eds., The Psychology of Conflict and Conflict Management in Organizations. New York: Lawrence Erlbaum Associates. Juanita.2002. Memenajemeni Konflik dalam Suatu Organisasi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan Universitas Sumatera Utara. Digitized by USU digital library. STIE Putra Perdana Indonesia Rahim, Afzalur. 2002. Toward a Theory of Managing Organizational Conlict. The International Journal of Conflict Management. Vol 13. No.3.pp 206-235. InoVasi Volume 9: April 2014 Page 392 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 14 STIE Putra Perdana Indonesia Ramzan Mughal, Muhammad dan Maria Khan. 2013.Impact of Conflict and Conflict Management on Organizational Performance. Assistant Registrar, Board of Advanced Studies and Research, University of Karachi, Pakistan. Central of Research Insight, International Journal of Modern Business Issues of Global Market (IJMBIGM) ISSN No. 2310-2527 PP 01-19 © all rights reserved to IJMBIGM. Shobri,Mohammed danNordiyana. 2010. The Relationship between conflicts at the workplace and employee's job outcomes. Prepared for: Universiti Teknologi Mara (UITM)Faculty of Office Management and Technology. STIE Putra Perdana Indonesia Titis Setyawardani dan Noermijati. 2012. Proses Terjadinya Konflik dalam Organisasi (Studi Kasus pada BUMD PT.X).Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 10. Nomor : 4. Desember 2012. JURNAL APNLamIKaA OSIr aMnAgNAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 4 | DESEMBER 2012JURNAL APNLamIKaA OSIr aMnAgNAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 4 | DESEMBER 2012 STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 9: April 2014 Page 393