JADWAL MISA Misa Harian: Senin s/d Jumat 06.00 wib 20 September 2015 Tahun VI – No.38 Pemimpin yang Melayani Seorang pemimpin adalah seseorang yang mau menjadi pelayan Hari Sabtu : 17.00 wib Hari Minggu : 06.30 - 09.00 - 17.00 wib Misa Jumat Pertama : 06.00 - 12.00 - 19.30 wib Adorasi Ekaristi : Setiap hari Senin 15.00 s/d 22.00 di Kapel ditutup pukul 22.00 dengan ibadat penutup (completorium) PENYELIDIKAN KANONIK (dengan perjanjian) Hari Senin, 17.00 – 18.30 wib Romo A.S. Gunawan, Pr. Hari Kamis, 17.00 – 18.30 wib Romo Anton Baur, Pr. PELAYANAN MISA REQUIEM DI GEREJA Dapat diselenggarakan pada hari Senin hingga Jumat. Hubungi Sekretariat Paroki. Website: www.parokisanmare.or.id Facebook Group: SanMaRe Kontribusi artikel, pengumuman, iklan: [email protected] Di salah satu blog di internet, dikisahkan tentang Paus Fransiskus yang konon membuatkan sandwich isi selai untuk seorang Swiss Guard yang bertugas menjaga keamanan di depan apartemennya di Casa Santa Marta. Keluar dari pintu, Paus melihat sang Swiss Guard [mungkin bagi kita, istilahnya satpam] berdiri berjaga. Lalu Paus bertanya: “Apakah kamu telah berjaga semalaman? “Ya”, jawab si petugas. “Berdiri?” tanya Paus. “Yang Mulia, itu tugasku sejak aku bergantian jaga dengan temanku.” “Kamu tidak capek?” “Itu tugas saya Yang Mulia; saya harus berjaga demi keamanan Anda.” Paus memandangnya dengan kasih, dan kembali ke kamarnya. Setelah semenit ia kembali dan membawa sebuah kursi: “Paling tidak, duduklah dan beristirahatlah.” Sang petugas menjawab, “Bapa Suci, maafkanlah saya, tapi saya tidak dapat! Peraturannya tidak memperbolehkan itu.” “Peraturan?” “Perintah dari kapten saya, Yang Mulia.” “O, begitu? Baiklah. Saya Paus dan saya memerintahkan kamu untuk duduk.” -1- Terbelah antara peraturan dan Paus, sang petugas akhirnya memilih kursi itu. Paus kembali ke apartemennya. Setelah beberapa menit, Paus keluar lagi menemui sang Swiss Guard yang masih duduk di kursi. Paus membawa “panino con marmellata” (setangkap roti selai) yang telah dibuatnya. Sebelum sang petugas mengucapkan apapun, Paus tersenyum dan berkata kepadanya, “Dengan berjamjam berdiri sambil berjaga, mestinya kamu sedikit lapar.” Sang Swiss Guard tak punya waktu untuk menolak, sebab Paus langsung berkata: “Selamat makan, saudaraku.” Terharu hatiku membacanya. Dengan pembawaannya yang khas, Paus Fransiskus memberikan contoh kepada kita, bagaimana menjadi seorang pemimpin yang melayani. Ini adalah salah satu pesan bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini. Setelah Yesus dimuliakan di atas gunung, Yesus memberitahukan kepada murid-murid-Nya tentang apa yang akan dihadapi-Nya. Yaitu bahwa Ia akan dianiaya dan dibunuh, namun tiga hari setelahnya, Ia akan bangkit (lih. Mrk 9:31). Ini adalah nubuat Yesus yang sangat jelas akan sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya, yang menggenapi nubuat para nabi. Salah satunya adalah nubuat yang tertulis dalam Kitab Kebijaksanaan yang dibacakan sebagai Bacaan Pertama Minggu ini. Kitab Kebijaksanaan adalah salah satu kitab dalam kitab-kitab Deuterokanonika; yang di dalamnya memuat perikop yang sangat jelas menggambarkan Kristus (lih. Keb 2:10-20). Oleh karena itu, para rabi Yahudi tidak memasukkan kitab Kebijaksanaan dalam kanon kitab suci mereka, sebab mereka sampai sekarang menolak Kristus dan tidak percaya kepada-Nya. Kembali kepada nubuat Yesus tentang kematian dan kebangkitan-Nya. Saat mendengar perkatan Yesus itu, para murid tidak mengerti, namun mereka segan menanyakannya kepada-Nya. Mungkin mereka masih belum memahami tentang apa yang Yesus bicarakan, tetapi mungkin juga, karena mereka sedang sibuk membicarakan hal lain. Rupanya mereka sedang membicarakan tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Yesus yang mampu membaca kedalaman pikiran hati setiap manusia, mengetahui apa yang ada dalam pikiran para murid-Nya saat itu. Sejumlah dari mereka mungkin masih terbayang-bayang pengalaman melihat Yesus yang dimuliakan di atas gunung, lalu menghubungkan kemuliaan tersebut dengan kejayaan kerajaan-Nya di bumi. Dengan demikian, mereka seolah-olah ingin berlomba menjadi yang terdekat dengan Yesus atau menjadi pemimpin bagi sesama rasul lainnya. Namun Yesus memberi persyaratannya: bahwa siapa yang mau menjadi pemimpin harus mau menjadi pelayan bagi semuanya (lih. Mrk 9:35). Walau mungkin pada saat itu perkataan ini belum dipahami sepenuhnya oleh para murid, namun setelah Yesus wafat, bangkit, naik ke Surga dan mengutus Roh KudusNya, perkataan ini jelas tertanam di hati para rasul. Ini nampak juga dari tulisan Rasul Petrus (1Ptr 5:1-3) dan Rasul Paulus (1Kor 9:19-; 2Kor 4:5). Paus sebagai penerus Rasul Petrus, juga melestarikan ajaran Yesus ini, dengan mengambilnya sebagai salah satu gelarnya, yaitu “Pelayan dari semua pelayan Tuhan,” Servus servorum Dei. Di Tahun Syukur—tema yang diangkat di Keuskupan Agung Jakarta tahun 2015—di saat banyak diadakan banyak program kepemimpinan dan Leadership di paroki-paroki, kita diingatkan untuk kembali ke satu prinsip dasar bagi seorang pemimpin sejati menurut Injil, yaitu seorang pemimpin adalah seseorang yang mau menjadi pelayan. Yesus mengajarkannya demikian, dan telah melaksanakannya sendiri, sebagaimana kita lihat selama hidup-Nya di dunia sampai wafat-Nya di kayu salib. Kini mari kita memeriksa batin kita, terutama jika kita memegang suatu peran kepemimpinan di keluarga, lingkungan, paroki, maupun masyarakat. Sudahkah kita menjadi pemimpin yang rendah hati dan mau memperhatikan kesejahteraan mereka yang kita pimpin? Sudahkah kita mau melayani mereka? Mari belajar dari Paus Fransiskus, yang tidak canggung dan bahkan dengan sukacita, melayani petugas satpam dan menganggapnya sebagai saudaranya sendiri. Adakah saudara/saudari kita hari ini, yang mungkin perlu kita bawakan kursi dan kita buatkan roti? Sumber: Katolisitas.org -2- umat bertanya gembala menjawab Diasuh oleh Romo Anton Baur, Pr Pertanyaan silakan dikirimkan ke: [email protected] Ketika membaca satu buku, saya membaca adanya empat simbol tentang empat Injil. Bagaimana memahaminya ya Romo? Terimakasih atas pertanyaanya. Memang, dalam tradisi Gereja, khususnya sejak abad ke-4, ada simbol-simbol yang membantu kita memahami keempat Injil. Injil Matius dilambangkan dengan Manusia bersayap. Injil Markus dilambangkan dengan Singa. Injil Lukas dilambangkan dengan Sapi. Dan, Injil Yohanes dilambangkan dengan Rajawali. Secara sederhana, Matius digambarkan sebagai manusia karena dimulai dengan silsilah Yesus sebagai manusia (Mat 1:17). Markus sebagai singa karena dimulai dengan “suara di padang gurun” (Mrk 1:3). Lukas sebagai sapi, karena dimulai dengan Zakharia, yang (sementara) tidak bisa berbicara (Luk 1:20). Dan, Yohanes sebagai rajawali, karena injil ini dimulai dengan pengatar yang berteologi tinggi (Yoh 1:1-18). Dari gambaran manusia dalam Injl Matius, kita bisa mengenali tekanan Matius tentang Yesus sebagai utusan Allah yang menyampaikan Sabda Sukacita Allah dan memberitakan Injil Kerajaan Allah (Mat 4:23). Dalam gambaran singa Injil Markus, kita melihat daya kekuatan Allah yang ada dalam Yesus. Kekuatan itu tersembunyi di dalam diri Yesus karena demi cinta-Nya kepada kita. Dalam gambaran sapi di injil Lukas, kita bisa pahami sapi sebagai ternak yang lunak dan halus. Simbol ini menyiratkan Lukas yang menampilkan Yesus yang memberikan perhatian kepada orang kecil dan lemah, bahkan dalam setiap peristiwa dan perkara kecil. Di sini, tampak tekanan Yesus yang murah hati dan lemah lembut. Dalam injil Yohanes dengan gambaran rajawali, Yohanes ingin menampilkan keallahan Yesus. Dai terbang sampai ke laingit tertinggi untuk memperlihatkan siapakah Yesus sesungguhnya. Yesus sungguh-sungguh ditampilkan sebagai anak Allah yang penuh kebijaksanaan, dan penuh kemuliaan. -3- Semoga jawaban ini membantu kita untuk semakin mencintai Kitab Suci, secara istimewa di Bulan Kitab Suci Nasional ini. * I N SP I R A SI K E L UA R G A KIRIMKAN ARTIKEL ANDA KE: [email protected] ....ketika bosan menyapa.......... Suamiku berprofesi sebagai insinyur mesin, aku mencintainya karena sifatnya yang tegar, dan perasaan hangat dan nyaman saat aku bersandar di bahunya yg bidang. Tiga tahun berhubungan, dan sekarang sudah dua tahun kami menikah, aku harus mengakui, aku mulai lelah dgn semua ini. Alasan-alasanku mencintainya, sekarang telah berubah menjadi penyebab kelelahanku. Aku perempuan yg sangat sentimental, dan sangat, sangat sensitif tentang hubungan cinta dan perasaanku. Aku sangat mendambakan momen-momen romantis dalam hidupku. Suamiku, adalah org yg sangat berlawanan sifatnya dgnku, dan ketidakmampuannya membuat momen romantis dalam pernikahan kami telah meruntuhkan perasaan cintaku kepadanya. Suatu hari, akhirnya aku memutuskan utk menyatakan keputusanku kepadanya. Aku ingin bercerai. “Kenapa?” tanyanya, kaget. “Aku lelah. Gak semua hal di dunia ini harus ada alasannya kan?!” Jawabku. Suamiku hanya diam semalaman, sepertinya ia tenggelam dalam pikirannya, dan merokok sepanjang malam. Perasaan kecewaku hanya bertambah besar melihatnya seperti itu. Disana terlihat laki-laki yg bahkan tidak dapat mengekspresikan kekecewaannya, apa lagi yg aku harapkan dari dia? Akhirnya suamiku bertanya kepadaku. “Apa yg bisa aku lakukan utk mengubah pikiranmu?” Sepertinya yg orang-orang bilang itu benar, susah untuk mengubah kepribadian seseorang, dan kurasa, aku telah kehilangan kepercayaan dan cintaku kepadanya. Aku melihat dalam ke matanya, dan perlahan kujawab: “Aku punya pertanyaan, kalau kamu bisa menjawabnya, dan meyakinkanku, aku mungkin mengubah pikiranku. Seandainya ada bunga yg terletak di tepi jurang, dan mengambilnya bisa membahayakan nyawamu, maukah kamu mengambilnya untukku?” “Akan aku jawab besok” Jawabnya, singkat. Harapanku hancur mendengar jawabannya. Keesokan harinya aku terbangun, dan dia sudah tdk ada. Kutemukan sepucuk surat dengan tulisan tangannya yg jelek, di bawah segelas susu di meja makan dekat pintu depan. Aku baca perlahan kata-katanya. “Sayangku, aku tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi biarkan aku menjelaskan alasanku..” Baru kalimat pertama, tapi kekecewaanku semakin bertambah padanya. Kulanjutkan membaca. -4- “... Ketika kamu menggunakan komputer, kamu selalu bermasalah dengan programprogramnya, kemudian kamu menangis di depan monitor. Aku harus menjaga jariku, jadi aku bisa tetap membantumu memperbaiki programnya. Kamu selalu lupa membawa kunci pintu kalau keluar rumah, jadi aku harus menjaga kakiku utk berlari pulang agar kamu bisa segera masuk ke dalam rumah. Kamu suka jalan-jalan, tapi kamu selalu tersasar di tempat yg baru, jadi aku harus menjaga mataku agar bisa memberitahu jalan yg benar. Kamu selalu keram setiap bulan saat “teman baikmu” datang, jadi aku harus menjaga tanganku utk mengelus perutmu dan meredakan rasa keram itu...” “Kamu selalu suka utk tetap di rumah, dan aku khawatir kamu tdk memiliki teman. Jadi aku harus menjaga mulutku, agar bisa terus menceritakan cerita-cerita lucu utk menghilangkan kebosananmu. Kau selalu suka menatap komputer, dan itu buruk utk matamu. Jadi Aku harus menjaga mataku, agar kalau kita tua nanti, aku bisa membantu memotong kukumu, dan membantumu menyibak ubanmu yg mengganggu, jadi aku bisa memegang tanganmu, sambil memandang pantai berdua. Jadi kamu bisa menikmati sinar matahari, dan pasir yg indah... Jadi aku bisa menceritakan kepadamu warna dari bunga-bunga, seperti rona wajahmu saat kamu masih muda... Jadi, sayangku, kecuali aku yakin ada orang lain yg mencintaimu lebih dari aku... Aku tidak bisa memetik bunga itu, dan mati...” Air mataku mengalir membasahi suratnya, dan merusak tinta di tulisannya sepanjang aku membaca... “... Sekarang kamu sudah selesai membaca jawabanku. Kalau kamu puas dgn jawabanku, tolong buka pintu depan, krn aku sedang berdiri menunggumu sambil membawa roti dan susu segar kesukaanmu...” Aku bergegas menarik pintu, dan melihat wajahnya yg penasaran, memeluk erat botol susu dan roti dgn tangannya. Sekarang aku sangat yakin, tidak ada org yg bisa mencintaiku sebesar cintanya kepadaku, dan aku memilih utk tetap bersamanya, meninggalkan bunga-bunga yg aku inginkan di belakang... Begitulah hidup. Ketika seseorang dikelilingi oleh cinta, lama-lama perasaan bahagia itu pudar, dan dia tidak merasakan cinta sesungguhnya karena tertutup oleh kebosanan. Cinta hadir dalam berbagai bentuk, bahkan dalam bentuk yg sangat kecil dan tidak terasa. Bisa jadi, cinta hadir dalam bentuk yang sangat membosankan. Bunga-bunga dan momen romantis hanya hal yang bisa dilihat dari kekuatan cinta. Namun di balik itu semua, ada cinta yg sebenarnya.. Pandangi wajah pasanganmu jika kau mulai merasa bosan. Pikirkan hal-hal yg membuatmu jatuh cinta kepadanya dulu… Sumber: Gulalives Apakah kita mengucapkan “Terima Kasih” kepada Tuhan setiap hari? Paus Fransiskus melalui akun twitter @Pontivex 10.sept. 2015 -5- OLAHRAGA PERSAHABATAN ANTAR 9 GEREJA SE-BINTARO Dalam rangka perayaan HUT Gereja Santa Maria Regina Bintaro Jaya yang ke-5 (Lustrum I), diadakan PERTANDINGAN OLAHRAGA 9 GEREJA SE-BINTARO (Gereja Santa Maria Regina Bintaro Jaya, Gereja St Matius Penginjil Pondok Aren, Gereja St Nicodemus Ciputat, Gereja Reformed Injili Indonesia, Gereja Kristen Indonesia Bintaro, Gereja Kristen Oikumene Bintaro, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Imanuel Bintaro, GBI HOS Bintaro, GPdI Sejahtera). JENIS PERTANDINGAN JADWAL WAKTU TEMPAT BULUTANGKIS Sabtu, 3,10,17, 24 dan 31 Oktober 2015 15.00 – 21.00 ANS HALL Jl. Kalimantan no.1 Villa Bintaro Indah, Jombang Ciputat Minggu, 11 Oktober 2015 13.00 – selesai Aula Gereja Santa Maria Regina Rabu, 14 Oktober 2015 10.00 - 16.00 Minggu, 4, 11, 18 Oktober 2015 12.00 - 17.00 TENIS MEJA FUTSAL -6- Aula Gereja Santa Maria Regina MANGUNI FUTSAL Bintaro Sektor 3 (sebelah RM Padang Sederhana) JADWAL LITURGI MINGGU BIASA XXVI, 27 September MINGGU BIASA XXVII, 4 Oktober Sabtu, 26 September, pukul 17.00 Sabtu, 3 Oktober, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Yakobus Lektor: Anastasia Agnes / Theresia Priscylla Koor dan Tatib: St. Andreas Lektor: Theresia Michelle Alessandra Cicilia Nina Bacaan: Bil. 11:25-29; Mzm. 19:8,10,12-13,14;Ul:9; Yak. 5:1-6; Mrk. 9:38-43,45,47-48 Saran Lagu: PS 328, 366, 367, 368, 369, 381, 697, 853, 960 Bacaan: Kej. 2:18-24; Mzm. 128:1-2,3,4-5,6;Ul:lih,5; Ibr. 2:9-11; Mrk. 10:2-16 Saran Lagu: PS 616, 617, 619, 662, 663, 664, 846, 957 / Putra/i Altar: Catherine Inez Maharani P., Caroline Susan Mahadewi Gadis Amara, Agata Anjani Cita Permata Kusuma, Maria Fransiska Chelsea Novelia Prodigma Gunawan, Seraphine Archangela Girlani Oktafandi, Kevin Bagas K., Irenne Yudia Hagaina Tarigan, Shannon Wijaya, Yohanes Purba Sangga Becik, Theresia Avilla Revabelle Maharani Prodiakon: Franciscus Xaverius Andri, Probel Gultom, Johanes Sumardi, Cynthia Catharina, Prima Widi Hatmi, Ronald C. Sampayan, Thomas Erwin Kurniawan, Yohanes Budi Purwanto Putra/i Altar: Albertus Alexander Goenawan, Benigno Areli Siswoko, Benedicto Siswoko, YM Jonathan Glenn Paskalis, Theodorus Albert Winata, Christopher Satrio Binatoro, Euginea Puspa Pitaloka, Maria Natania Pangastuti, Claudia Michelle Ivane, Stefani Nathania Sanchia Prodiakon: Didi Hartanto, Veronika Kani, Rudyanto Gunawan, Dwi Respati, F. A. Soedjarno, Donanta Octaviardi, Noegroho Tjiptorahardjo, Joachim Sulistyo Minggu, 27 September, pukul 06.30 Minggu, 4 Oktober, pukul 06.30 Koor dan Tatib: St. Damian Lektor: Angelina Wardhani E / Cecilia Andria Permata Sari Koor dan Tatib: Sta. Ursula Lektor: Maria.A Witjaksono / Anggia Kandhi Putra/i Altar: Santos Ferdinand Tambunan, Thomas Lasmono Wibowo, Aurelia Yashodara Nareswari, Bernadette Claudia Kartikasari Sutandi, Paulus Winton Fernandes Tambunan, Maria Ajeng Cipta Wening, Michael Rama Aviandri Santoso, Katarina Sari Kusuma Dewi Mursito, Margaretha Velicia, Gabriel Nathaniel Orion Prodiakon Yustinus T. Mudjihardjo, Agustinus Darmawan, Metty Suprapti, Antonius E. Nelwan, Agung Wahyu Wibowo, Felicianus Purnawan Solihin Minggu, 27 September, pukul 09.00 Koor dan Tatib: WILAYAH 1 Lektor: Benedicta Gita Adinda / Jacinta Dewi iswanto Putra/i Altar: Patricia Dias Riandari, Jonathan Mark, Maria Kiara Anindita, Josephine Marie Yohana, Andreas Widiatmoko Prabowo, Ignatius Prayogo, Laurentius Melvin Pratama, Alleandra Luwina Nugroho, Fransciscus Xaverio Anggara Nugroho, Clara LourdessaOryza Emmanuella Prodiakon: Fransiskus P. Narendra, Heribertus Putra/i Altar: Catherine Inez Maharani P., Caroline Susan Mahadewi Gadis Amara, Agata Anjani Cita Permata Kusuma, Maria Fransiska Chelsea Novelia Prodigma Gunawan, Seraphine Archangela Girlani Oktafandi, Kevin Bagas K., Irenne Yudia Hagaina Tarigan, Shannon Wijaya, Yohanes Purba Sangga Becik, Theresia Avilla Revabelle Maharani Prodiakon Kamilus Arifin, Maria Yoke Edna, Petrus Lazarus Mardjono, Yoseph Martahan Sitorus, Albertus Sugianto Supriadi Minggu, 4 Oktober, pukul 09.00 Koor dan Tatib: Sta. Helena Lektor: Kineta / Helena Hennywati Halim Putra/i Altar: Joety Johannes Aaron Bongku, Maria Ajeng Cipta Wening, Margaretha Velicia, Graciella Antonius Putri, Robertus Darren Radyan, Gabriel Nathaniel Orion, Michael David Christopher, Michael Rama Aviandri Santoso, Elisabeth Novadiana Kurniasavitri T., Aurelia Anindita Herputri Prodiakon: George Pangemanan, Ferry Kodrat, Gunawan Gunarso, Didik Wiryawan AP, Gregorius -7- Darno, Agus Munandar, Esther Meinelsa Manurung, Rinto Setiono, Royandi Ernestus DP, Gunawan Wibowo, Yohanes Soeryanto Santoso, Agustinus Fadjar AS, Bambang Tedjo Nugroho, Haryono Widarta, Daniel Bala Batti, Lily Irene Tantra, Hartawan Makmur, Heru Santosa, Georgino Godong, Temmy Royani, Paul August Liqui, Soetojo Dharmadi, Tjhong Vincentius, Yohannes Pudjiastoto, Gatot Kusumo Atmojo Minggu, 27 September, pukul 17.00 Suyanto Utomo, Joannes Suharno, Lucas Hanifa Natahusada, Yadi Djuhandi, Ping Julianto Widjaja, Willem Dagi, Yuliana Yelly, Agnes A. Sayan Rampisela, Wahid Gunawan, Saras Damai Susetyo, Irwan Wijaya, Agustono Widjaja, Helfina M. Tisnakusuma, Columbanus Marianto, Probel Gultom, Johanes Sumardi, Cynthia Catharina, Prima Widi Hatmi Koor dan Tatib: WILAYAH 6 Lektor: Chresentia Flavia D / Miche Koor dan Tatib: St. Markus Lektor: Maria Agustine Tri Mardikowati / Ista Anindita Putra/i Altar: Christina Simamora, Maria Carmelita Ome Leba, Alexander Andi, Christopher Rizal, Gregorius Rio Alfrian, Nicholas Yabes Condi, Giacinta Maretha Prita Pradita, Fransiska Wahyuni Novita Kristiyani Br.M, Estherania N, Maria Carolina Itu Leba Prodiakon: Bayu Rajasa, Arden Andreas Barus, Fifi Amaliawaty, Florentina Ratna Supeni H., Grace Theresia Supit, I. Y. Supriyanto, Saly Listiyadhi, Ingewati Kusuma, Heru Yuniriyanto, Yosep Yendi Minggu, 4 Oktober, pukul 17.00 Putra/i Altar: Gabriel randall W, Alleandra Luwina Nugroho, Fransciscus Xaverio Anggara Nugroho, Jonathan Mark, Josephine Marie Yohana, Maria Kiara Anindita, Fransisca Mariana Rasendrya Z., Ignatius Prayogo, Andreas Widiatmoko Prabowo, Patricia Dias Riandari Prodiakon: Ronald C. Sampayan, Thomas Erwin Kurniawan, Yohanes Budi Purwanto, Yustinus T. Mudjihardjo, Agustinus Darmawan, Metty Suprapti, Antonius E. Nelwan, Agung Wahyu Wibowo, Felicianus Purnawan Solihin, Fransiskus P. Narendra PENGUMUMAN 1. Misa HUT perkawinan bulan September akan diadakan pada hari Sabtu tanggal 26 September 2015 pukul 17.00. Pendaftaran bisa melalui Sekretariat paroki. 2. Akan saling menerimakan Sakramen Pernikahan Pengumuman ke II : • Ancilla Winda Ardianti dari Lingk. St. Gregorius dengan Odilo Christian Audi Buwono dari Lingk. St. Yakobus Barangsiapa mengetahui adanya halangan untuk perkawinan tersebut, wajib memberitahu Pastor Kepala Paroki. Dibutuhkan: Tenaga Administrasi Sekolah / Tata Usaha (untuk ditempatkan di sekolah Katolik di Bintaro) Syarat: Min. Lulus SMA, bisa naik motor, menguasai Komputer dengan baik, menguasai Administrasi Keuangan, usia max. 30 th, beragama Katolik, jujur dan bertanggung jawab, sehat jasmani & rohani. Lamaran dibawa langsung ke Yayasan Abdi Siswa Jln. Patra Tomang Raya No.1 Duri Kepa, Jakarta Barat Kode Pos 11510. Email: [email protected] Dibutuhkan: Marketing Head for TBI GadSerp/BSD. Max 35 years old, exp sales & marketing, promotion, & digital marketing. Apply to our email : [email protected] IKLAN BARIS – Wahana bagi umat yang ingin mengiklankan informasi lowongan pekerjaan atau mencari pekerjaan. Materi iklan diserahkan ke sekretariat paroki setiap hari kerja atau email ke: [email protected] -8-